proposal papsa

22
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang mutlak bagi setiap makhluk hidup. Kebersihan air adalah syarat mutlak bagi kesehatan. Air yang sehat adalah air yang bebas dari mikroba berbahaya. Air yang tidak sehat jika digunakan dalam kehidupan sehari- hari manusia akan membahayakan. Oleh karena itu, penjernihan air sangat dibutuhkan untuk menjadikan air lebih sehat. Persyaratan kualitas air bersih dibuat atas pertimbangan karena saringan air itu sangat luas maka tak mustahil dalam peredarannya oada sampel di tempat-tempat yang membahayakan jika digunakan oleh manusia/organisme lain. Persyaratan standar kualitas air bersih meliputi penjernihan biologis, fisis dan kimiawi. I.2 Tujuan Praktikum 1. Mampu menghitung jumlah koloni dalam air sampel. 2. Mampu membandingkan radius perkembangan mikroba dengan desinfektan. I.3 Manfaat Praktikum 1. Mahasiswa mampu menghitung jumlah koloni dalam air sampel. 2. Mahasiswa mampu membandingkan radius perkembangan mikroba dengan desinfektan.

Upload: yulia-rachmawati

Post on 09-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mikro Undip

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan yang mutlak bagi setiap makhluk hidup. Kebersihan air adalah syarat mutlak bagi kesehatan. Air yang sehat adalah air yang bebas dari mikroba berbahaya. Air yang tidak sehat jika digunakan dalam kehidupan sehari-hari manusia akan membahayakan. Oleh karena itu, penjernihan air sangat dibutuhkan untuk menjadikan air lebih sehat.

Persyaratan kualitas air bersih dibuat atas pertimbangan karena saringan air itu sangat luas maka tak mustahil dalam peredarannya oada sampel di tempat-tempat yang membahayakan jika digunakan oleh manusia/organisme lain. Persyaratan standar kualitas air bersih meliputi penjernihan biologis, fisis dan kimiawi.I.2 Tujuan Praktikum

1. Mampu menghitung jumlah koloni dalam air sampel.2. Mampu membandingkan radius perkembangan mikroba dengan desinfektan.I.3 Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa mampu menghitung jumlah koloni dalam air sampel.

2. Mahasiswa mampu membandingkan radius perkembangan mikroba dengan desinfektan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Mikroorganisme AirAir tenang mengandung zat-zat organik maupun zat-zat anorganik dan oleh karena itu merupakan tempat yang baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme-mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mengandung zat-zat organik.

Sel-sel yang mati merupakan bahan organik yang heterotrop. Temperatur turut menentukan populasi dalam air. Temperatur sekitar 30oC atau lebih sedikit baik bagi kehidupan bakteri patogen yang berasal dari hewan-hewan maupun manusia. Sinar matahari terutama sinar ultaviolet memang bisa mematikan bakteri tetapi daya tembus ultraviolet ke dalam air tidak seberapa. Air yang mengalir deras dan bergolak karena menerjang karena menerjang batu-batuan karang baik bagi kehidupan bakteri, air sumur dalam hal ini tergantung pada lingkunganya. Pada umumnya lebih bersih daripada air permukaan, karena air yang merembes ke dalam tanah itu telah tersaring oleh lapisan tanah yang dilewatinyaII.2 Persyaratan Standarisasi Kualitas AirAir memiliki jaringan aliran yang luas, maka air di suatu tempat baik yang mengalir maupun yang menerapkan pada permukaan tanah tersebut disebut Badan Air, air yang termasuk kualifikasi badan air ialah waduk, saluran air, rawa-rawa dan lain-lain.

Persyaratan kualitas air adalah atas pertimbangan bahwa karena jaringan air itu sedemikian luas, maka tak mustahil dalam peredarannya pasti sampai ditempat- tempat yang membahayakan penggunaannya oleh manusia (maupun organisme). Lebih-lebih bila digunakan sebagai air minum, maka mutlaklah bila persyaratan kualitas air minum dipakai. Persyaratan standar air minum adalah sebagai berikut :1. Persyaratan BiologisDitentukan baik oleh kehadiran mikroorganisme yang patogen maupun juga yang non patogen. Patogen lebih memperoleh perhatian terhadap penilaian persyaratan biologis. Sekalipun sebaiknya mikroorganisme dan patogen secara relatif tidak berbahaya lagi baik kesehatan, namun karena golongan ini sering dalam jumlah berlebihan dapat mempengaruhi rasa, bau, estetis, dan lain-lain2. Persyaratan Fisis

Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut: Jernih atau tidak keruhAir yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.

Tidak berwarna Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.

Rasanya tawar Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik. Tidak berbau Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air. Temperaturnya normal Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro organisme.

Tidak mengandung zat padatan Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air

3. Persyaratan Kimia

pH (derajat keasaman) Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.

Kesadahan Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahannonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Besi Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Aluminium Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.

Sulfat Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Nitrat dan nitrit Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuhII.3 Sifat KoloniSifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan medium adalah:1. Besar kecilnya kolini

Ada koloni yang hanya berupa suatu titik, ada pula yang melebar sampai menutup permukaan medium2. Bentuk

Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada yang tepinya rata, ada yang tepinya tidak rata3. Kenaikan permukaan

Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang permukaannya tidak rata4. Wajah permukaan

Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang permukaannya suram5. Warna

Kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau kekuningan. Akan tetapi ada juga yang kemerahan, coklat, jingga, biru, hijau, dan ungu6. Kepekatan

Ada koloni yang lunak seperti lendir, seperti mentega, ada yang keras dan keringBila ditinjau dari medium padat dan cair maka sifat koloni sebagai berikut :

1. Dalam medium padat

Disini dibicarakan sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk permukaan dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur, serupa akar, serupa kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, mencembung, timbul membukit, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, berombak, berbelah, bergerigi, berbenang-benang atau keriting2. Dalam medium cair

Medium cair itu pada dasarnya dapat diperoleh dengan tak mencampurkan agar-agar atau gelatin kepadanya. Di dalam medium cair, bakteri akan ketahuan sikapnya terhadap udara. Demikian pula sifat-sifat koloninya akan kelihatan berbeda-beda. Pada permukaan medium dapat memperlihatkan adanya serabut cicin, langit-langit atau selaput

II.4 Faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme1. Temperatur

Daya tahan terhadap temperatur tidak sama bagi tiap-tiap spesies. Ada spesies yang mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit di dalam cairan medium pada suhu 60oC. sebaliknya bakteri jenis lain membentuk spora seperti genus Bacillus dan genus Clostridium itu tetap hidup setelah dipanasi dengan uap 100oC atau lebih selamat kira-kira setengah jam. Umumnya mikroorganisme hidup pada suhu 26oC2. Medium

Medium yang digunakan harus memiliki zat-zat yang dibutuhkan oleh mikroorganisme, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan lain-lain. Dalam praktikum ini medium yang digunakan adalah PDA (potato dextrose agar)3. Pengaruh sinar

Kebanyakan bakteri tidak dapat mengalami fotosintesa bahkan setiap radiasi dapat membahayakannya. Sinar tampak tidak berbahaya tetapi sinar ultraviolet, sinar x, dan sinar radiasi yang gelombangnya lebih pendek dari sinar tampak sangat berbahaya bahkan dapat mematikan bakteri4. Pengaruh mekanik

Tekanan udara dapat mempengaruhi kehidupan bakteri. Untuk menghentikan bakteri dibutuhkan tekanan 600 atm, dan untuk mematikan bakteri dibutuhkan tekanan 6000 atm5. Faktor kimia

Penggunaan bahan kimia kemungkinan dapat membunuh bakteri seperti desinfektan-desinfektan germisida dan bakterisida. Zat-zat juga tanpa merusak bakteri. Biasanya kerusakan-kerusakan akibat proses oksidasi, koagulasi, depresi, dan ketegangan permukaan

II.5 Perhitungan Jumlah Koloni1. Perhitungan Dengan SPCStandart Plate Count (SPC) digunakan untuk menemukan kepadatan bakteri heterotrof dan fakultatif aerobe. Dalam percobaan ini pengukuran secara empiris karena bakteri dapat membentuk koloni rantai kelompok. Dasar SPC adalah membuat suatu seri pengenceran bahan dengan kelipatan 10. Setelah inkubasi, dilihat jumlah koloni tiap periode dapat digunakan coloni encounter yang dilengkapi dengan register.Perhitungan dan pencatatan koloni pada plate dilakukan sesegera mungkin setelah periode inisampai selesai. Bila perhitungan ditunda, plate harus disimpan pada suhu 5-10C dan tidak boleh lebih dari 21 jam2. Perhitungan ManualPerhitungan koloni secara manual dilakukan dengan menghitung jumlah koloni terbanyak dan tersedikit. Sampel diencerkan hingga 2x pengenceran, setelah waktu inkubasi, jumlah koloni dihitung secara manual(dihitung biasa) jumlah koloni terbanyak dan tersedikit, kemudian dicari rata-ratanya. Jumlah koloni dalam petridish = rata-rata jumlah koloni x luas petridish x fp

Keterangan: luas petridish = 63,585 cm2 fp = 102II.6 DesinfektanDesinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, dapat juga untukmembunuh/ menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Betadinemerupakan antiseptikyang tersedia bebas yang digunakan sebagai Desinfektan sebelum & setelah operasi, mencegah timbulnya infeksi pada luka, pengobatan pada infeksi kulit, irigasi pada pleuritis & osteomielitis, kompres luka bernanah, betadine merupakan mikrobisida topikal kuat berspektrum luas yang mengandung 10%povidon-iodin.II.7 PDA (potato dextrose agar)PDA merupakan medium yang dibuat dengan menggunakan bahan alami yang direbus dan bahan sintetik dari kandungan glukosa sehingga PDA termasuk medium semi alamiah. PDA ini termasuk medium dengan konsistensi padat karena dicampur dengan agar. Medium ini termasuk medium umum yang dapat digunakan untuk menumbuhkan semua mikroba. PDA dapat digunakan untuk menumbuhkan jamur dan kapang. PDA (Potato Dextrose Agar). Bahan alami media ini adalah kentang dan bahan kimianya adalah gula dan agar-agar. Sumber nutrisi untuk menunjang pertumbuhan bakteri dalam media PDA adalah kentang (ekstrak), agar-agar dan gula.

Media PDA yang dapat digunakan untuk menangkap dan menumbuhkan bakteri harus memenuhi kebutuhan nutrisi dan kondisi lingkungan yang dibutuhkan bakteri tersebut. Selain itu, media PDA yang digunakan tidak boleh terkontaminasi oleh mikroorganisme lainnya seperti bakteri. Media yang terkontaminasi biasanya disebabkan oleh kesalahan pada saat pensterilan di dalam autoklaf sehingga terdapat mikroorganisme lain seperti bakteri dalam media yang dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan bakteri yang diinginkan. Pembuatan media harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada dan teliti agar media tersebut tidak terkontaminasi.

BAB III METODE PERCOBAANIII.1. Bahan dan Alat yang Digunakan

III.1.1. Bahan :

a. Air PDAM kelurahan Srondol Kulonb. Aqudestc. PDA

d. Desinfektan (Betadine)III.1.2. Alat :

a) Beaker Glass b) Petri dishc) Tabung reaksid) Erlenmeyer e) Pipetf) Pengaduk

g) Kompor listrikh) Koloni counterIII.1.2 Gambar Alat

Gambar 3.1 Alat-alat percobaan III.2 Variabel Operasi

1. Konsentrasi desinfektanBasis 10ml. Konsentrasi 10%, 50%, 80%2. Air PDAM kelurahan Srondol KulonIII.3 Cara Kerja Langkah langkah pendahuluan

1. Menyiapkan petridish dan tabung reaksi yang sudah disterilisasi

2. Mengencerkan contoh (2x faktor pengenceran): mengambil 10 ml contoh kemudian diencerkan 100 ml. Dan dari 100 ml itu diambil 10 ml lalu diencerkan lagi menjadi 100 ml

3. Menyiapkan media: mengambil 3,9 gr PDA kemudian masukkan ke dalam 80 ml aquadest kemudian dipanaskan hingga mendidih

4. Membagi media ke dalam petridish dan tabung reaksi secara merata Langkah langkah percobaan PA

1. Uji Koloni

Biarkan media dalam petridish sampai setengah padat kemudian taburi dengan contoh yang sudah diencerkan secara merata ke permukaan media menggunakan pipet tetes yang sudah disterilisasi Simpan dalam ruang inkubasi dengan cara dibalik peletakannya selama waktu inkubasi yang ditentukan. (biasanya 2 hari)

Menghitung jumlah koloni terbanyak dan tersedikit (dihitung biasa), kemudian dicari :

Rata-rata jumlah koloni = Jumlah koloni dalam petridish = rata-rata jumlah koloni x luas petridish x fp

Keterangan: luas petridish = 63,585 cm2

fp = 1022. Uji Desinfektan

Biarkan media dalam petridish memadat kemudian buat lubang kecil pada tengah- tengah media tersebut. Kemudian teteskan contoh desinfektan ke dalam lubang tersebut menggunakan pipet tetes.

Simpan dalam ruang inkubasi selama waktu yang ditentukan (biasanya 2 hari) Mencatat radius pertumbuhan diukur dari lubang yang dibuat (radius terjauh,terdekat, dan rata-rataBAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mikroba merupakan organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan seperti mikroskop. Saat ini beberapa materi telah memanfaatkan perkembangbiakan mikroba maka dari itu keberadaannya sangat dibutuhkan sebagai biokatalis. Tetapi disisi lain bakteri ada yang bersifat pathogen. Supaya mikroba tersebut tidak menggangu dalam proses industri maka perlu disterilkan. Mikroba yang menguntungkan dalam industri kimia pada saat ini sudah mulai dikembangkan dalam media piaraan, sehingga kebutuhan bakteri yang berkatalisator dapat terpenuhi.

I.2 Tujuan Praktikum

1. Menguasai teknik pemindahan bakteri dari satu wadah ke wadah lain secara aseptis.2. Memahami berbagai macam prosedur sterilisasi.

I.3 Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa mampu menguasai teknik pemindahan bakteri dari satu wadah ke wadah lain secara aseptis .

2. Mahasiswa mampu memahami berbagai macam prosedur sterilisasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sterilisasi

Metode Sterilisasi :1. Autoclave

Autoclave (uap bertekanan) dan penggunaan uap langsung (tindalisasi/ sterilisasi fraksi). Sterilisasi panas kering dapat dilakukan dengan oven (udara panas) dan pembakaran. Panas lembab sangat efektif meskipun pada suhu yang tidak begitu tinggi, karena uap air berkondensasi pada bahanbahan yang disterilkan, dilepaskan panas sebanyak 636 kalori per gram uap air pada suhu 121C. Panas ini mendenaturasikan atau mengkoagulasikan protein pada organisme hidup dan dengan demikian mematikannya. Dibandingkan dengan panas lembab, panas kering kurang efisien dan membutuhkan suhu lebih tinggi serta waktu lebih lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa kelembaban tidak ada panas laten. Untuk sterilisasi panas kering tanah, yang pernah dilakukan yaitu berupa sterilisasi fraksi dengan oven(Hadioetomo, 1985)2. Oven

Oven merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan menggunakan udara kering. Alat sterilisasi ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti Erlenmeyer, Petridisk (cawan petri), tabung reaksi dan gelas lainnya. Bahan-bahan seperti kapas, kain dan kertas juga dapat disterilkan dalam oven tetapi dalam temperatur tertentu, pada umumnya temperatur yang digunakan pada sterilisasi cara kering adalah sekitar 140-1700C selama paling sedikit 2 jam. Perlu diperhatikan bahwa lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah alat disterilkan dan ketahanan alat terhadap panas. Sterilisasi dengan oven tidak dapat digunakan untuk alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan (contoh : alat ukur) dan penutup karet atau plastik.(alatlabor,2015)

3. Cara kimiawiBiasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol. Umumnya isopropil alkohol 70-90% adalah yang termurah namun merupakan antiseptik yang sangat efisien dan efektif. Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya disinfeksinya. Dengan atau iodium, isopropil tidak efektif terhadap spora. Solusi terbaik untuk membunuh spora adalah campuran formaldehid dengan alkohol, tetapi solusi ini terlalu toksik untuk dipakai sebagai antiseptik.

Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain yaitu halogen (senyawa klorin, iodium), alkohol,fenol,hidrogen feroksida,zat warna ungu kristal, derivat akridin, rosanalin, detergen, logam berat (hg,Ag,As,Zn), aldehida, dll4. Sinar UltravioletMerupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 100-400 mm dengan efek optimal pada 254nm. Sumber adalah lampu uap merkuri dengan daya tembus hanya 0,01-0,2 mm. ultraviolet digunakan untuk sterilisasi ruangan pada pengunaan aseptic (Ratna, 1985).II.2 Aspergilus niger

Aspergillus niger termasuk ke dalam jamur jenis kapang. Aspergillus niger mempunyai tubuh yang terdiri dari benang yang bercabang-cabang disebut hifa, kumpulannya disebut misselium, tidak mempunyai klorofil dan hidup heterotrof. Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih hitam. Kepala konidia berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki dinding yang halus, hialin juga memiliki warna coklat. Aspergillus niger dan spora-spora dibentuk dalam askus atau kotak spora (Raper dan Fanel, 1977).

Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 350C-370C (optimum), 60C-8 0C (minimum), 450C-470C (maksimum). Kisaran pH yang dibutuhkan 2,8-8,8 dengan kelembaban 80-90%. Habitat Aspergillus niger kosmopolit di daerah tropis dan subtropis, mudah didapatkan dan di isolasi dari udara, tanah dan air (Fardiaz, 1989).Aplikasi Aspergillus niger diantaranya : Produksi asam sitrat yang banyak digunakan sebagai pengawet dan peningkat citarasa. Produksi fructose corn syrup, dan pectinases digunakan dalam minuman buah-buahan Dalam industri bioteknologi dalam produksi isotop magnetis-varian yang berisi biologi macromolecules untuk analisis NMR Sebagai sumber energinya untuk bahan penunjang pertumbuhan atau Growth factorBAB III

METODE PERCOBAANIII.1. Bahan dan Alat yang Digunakan

III.1.1. Bahan :

a) Aspergilus Nigerb) Jeruk busukIII.1.2. Alat :

a) Tabung reaksib) Inokulum c) Beaker glass d) Pipet tetes

e) Gelas ukurf) Kompor listrik

g) Cawan petrih) MikroskopIII.1.2 Gambar Alat

Gambar 3.1 Alat-alat percobaanIII.2 Variabel Operasi

1. Aspergilus niger : tusuk, gores2. Tomat busuk

: tusuk, goresIII.3 Cara Kerja Langkah langkah percobaan PSA1. Biarkan media dalam tabung reaksi memadat (untuk media miring, sebelum memadat kedudukan tabung reaksi dibuat miring di bawah 45, kemudian dibiarkan sampai memadat).2. Menyiapkan kawat osse, bunsen, dan HCl.

3. Mensterilkan kawat osse: panaskan kawat osse menggunakan bunsen kemudian memasukkan ke larutan HCl kemudian panaskan kawat osse lagi.

4. Memindahkan mikroorganisme dari biakan murni yang tersedia menggunakan kawat osse yang sudah disterilisasi ke tabung media.

5. Simpan di dalam ruang inkubasi selama waktu inkubasi yang ditentukan. 6. Mengamati kenampakannya setelah waktu inkubasi.