laprak fisdas 1 subhan aristiadi

Upload: subhan-aristiadi

Post on 10-Jul-2015

166 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASARPengukuran Dasar Pada Benda Padat

Disusun OlehNAMA NPM HARI/TANGGAL JAM ASISTEN : SUBHAN ARISTIADI R. : 240210110021 : 29 SEPTEMBER 2011 : 15.00 17.00 : TIWI

LABORATORIUM FISIKA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJAJARAN JATINANGOR 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keterbatasan keterampilan pengamat dalam melakukan pengukuran adanya nilai skala terkecil yang ditimbulkan oleh keterbatasan alat ukur, ketidakpastian dalam bersistem yang menyebabkan hasil pengukuran agak menyimpang dari harga yang benar serta ketidakpastian acak menjadi alasan utama suatu pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian (teori asas pengukuran). Sebenarnya besaran dalam fisika yang diperoleh memilimi hasil yang tidak akurat disebabkan factor-faktor tersebut dan tidak dipungkiri jika hasil pengukuran tidak mungkin kita ketahui secara tepat melalui eksperimen. 1.2 TUJUAN a. b. c. Mempelajari penggunaan alat ukur dasar. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti dan hasil pengukuran atau perhitungan Menghitung besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ketelitian adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar x0.Kepekaan adalah ukuran minimal yang masih dapat dikenal oleh instrumen/alat ukur.Ketepatan (akurasi) adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama. Dengan memberikan suatu nilai tertentu pada besaran fisis, ketepatan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan perbedaan hasil-hasil pengukuran pada pengukuran berulang. AKURASI / KETELITIAN HASIL PENGUKURAN Pengukuran yang akurat merupakan bagian penting dari fisika, walaupun demikian tidak ada pengukuran yang benar-benar tepat. Ada ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang berbeda. Di antara yang paling penting, selain kesalahan, adalah keterbatasan ketepatan setiap alat pengukur dan ketidakmampuan membaca sebuah alat ukur di luar batas bagian terkecil yang ditunjukkan. Misalnya anda memakai sebuah penggaris centimeter untuk mengukur lebar sebuah papan, hasilnya dapat dipastikan akurat sampai 0,1 cm, yaitu bagian terkecil pada penggaris tersebut. Alasannya, adalah sulit untuk memastikan suatu nilai di antara garis pembagi terkecil tersebut, dan penggaris itu sendiri mungkin tidak dibuat atau dikalibrasi sampai ketepatan yang lebih baik dari ini. Ketidakpastian juga disebabkan karena kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, adanya gerak Brown pada molekul udara, fluktuasi tegangan jaringan listrik dan bising elektronik.

BAB II METODE PRAKTIKUM 3.1 ALAT

3.1.1 Jangka Sorong Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang, tebal, kedalaman lubang, dan diameter luar maupun diameter dalam suatu benda dengan batas ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong mempunyai dua rahang, yaitu rahang tetap dan rahang sorong. Pada rahang tetap dilengkapi dengan skala utama, sedangkan pada rahang sorong terdapat skala nonius atau skala vernier. Skala nonius mempunyai panjang 9 mm yang terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat ketelitian 0,1 mm. Hasil pengukuran menggunakan jangka sorong berdasarkan angka pada skala utama ditambah angka pada skala nonius yang dihitung dari 0 sampai dengan garis skala yang berhimpit dengan garis skala utama.

3.1.2 Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup memiliki skala utama micrometer sekrup pada selubung kecil dan skala nonius pada selubung luar yang berputar maju dan

mundur. 1 putaran lengkap skala maju/mundur 0,5 mm karena selubung luar terdiri dari 50 skala maka 1 skala selubung luat = 0,5 mm/50 = 0,01 mm sebagai skala terkecilnya. Jadi ketelitian atau ketidakpastian micrometer sekrup adalah ( x 0,01 mm) = 0,005 atau 0,0005 cm 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut: Mikrometer Luar, digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan blok-blok dan batang-batang. Mikrometer Dalam, digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda. Mikrometer kedalaman, digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot. Mikrometer sekrup umumnya digunakan untuk mengukur ketebalan suatu Benda. Misalnya tebal kertas. Selain mengukur ketebalan kertas, micrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda keci, dengan ketelitian ampai 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup punya 2 skala yaitu skala utama dan skala nonius. Skala nonius ditunjukkan oleh selubung luarnya. Bila selubung berputar satu kali, maju atau mundur akan memiliki nilai 0,5 mm. Skala pada selubung dibagi menjadi 50 bagian yang sama besar, sehingga tiap bagian skala pada selubung luar yang tergeser sama dengan 1/50 x 0,50 mm = 0,01 mm atau 0,001 cm. Oleh karena itu batas ketelitian micrometer sekrup adalah 0,001 cm.

3.2 .

BAHAN

Plat tipis yang berbentuk : 1. Persegi 2. Persegi panjang 3. Lingkaran 3.3. PROSEDUR a) Mengukur panjang dan lebar lempengan tipis persegi dengan jangka sorong sebanyak sepuluh kali pada tempat yang berlainan. b) Mengukur tebal lempengan tipis persegi dengan micrometer sekrup sebanyak sepuluh kali pada tempat yang berlainan. c) Menimbang massa lempengan tipis persegi tersebut. d) Lalu mencatat hasil pengamatan dari poin a, b, c dalam bentuk tabel. e) Kemudian mengulangi langkah a sampai d, untuk lempengan tipis persegi panjang dan lempengan tipis lingkaran. f) Selanjutnya menghitung dimensi, menghitung P, L, T, rata-rata P, L, T P2, L2, T2, P, L, T, V, V, p, dan p dari hasil pengamatan yang telah dilakukan. 3.3.1. Jangka Sorong 3.3.1.1 . Mengukur Diameter Luar

Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut. Geserlah rahang geser jangka sorong ke kanan sehingga benda yang diukur dapat masuk di antara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap). Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang. Geserlah rahang geser ke kiri sedemikian rupa sehingga benda yang diukur

terjepit oleh kedua rahang. Catatlah hasil pengukuran anda. 3.3.1.2. Mengukur Diameter Luar

Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut. Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit ke kanan. Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut. Geserlah rahang geser ke kanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur. Catatlah hasil pengukuran anda, 3.3.1.3. Mengukur Kedalaman

Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut. Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya. Geserlah rahang geser ke bawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung. Catatlah hasil pengukuran anda. Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut. Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat di depan titik nol skala nonius. Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan:

HASIL = Skala Utama + (skala nonius yg berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yg berimpit x 0,01 cm) Karena Dx = 0,005 cm (tiga decimal) maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, anda tidak pernah menaksir angka terakhir (decimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk decimal ke-3, sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai: Panjang L = xo Dx 3.3.2. Mikrometer Sekrup Cara penggunaan micrometer sekrup Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka Buka rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga benda dapat masuk ke rahang Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat. Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan terdengar bunyi klik.

Persegi Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

p(cm) 12,05 12,06 12,05 12,08 12,07 12,07 12,09 12,08 12,09 12,08

l(cm) 12,03 12,03 12,09 12,08 12,07 12,07 12,06 12,06 12,05 12,04

t(cm) 0,063 cm 0,064 cm 0,14 cm 0,063 cm 0,061 cm 0,063 cm 0,064 cm 0,063 cm 0,064 cm 0,063 cm

Massa 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66