lap.praktikum 1 analisa kualitatif kation anionnew

31
ANALISA KUALITATIF KATION DAN ANION I. TUJUAN a. Untuk dapat mengidentifikasi kation golongan I,II,III,IV,dan V. b. Untuk dapat mengidentifikasi anion. c. Untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadipada kation golongan I,II,II,IV,dan V. d. Untuk mengetahui reaksi-reaksiyang terjadi pada anion. e. Untuk membedakan warna-warna yang terjadi pada kation golongan I,II,III,IV,dan V. f. Untuk membedakan warna-warna yang terjadi pada anion saat direaksikan dengan beberapa reaksi. II. TEORI Untuk tujuan analisis kualitatif, kation-kation diklasifikasikan menjadi lima golongan berdasarkan sifat- sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia (pereaksi). Reagensia yang umum dipakai untuk penggolongan kation adalah asam klorida, hydrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Penggolongan ini berdasarkan terbentuknya endapan atau tidak bila kation-kation direaksikan dengan reagensia tersebut. Jadi klasifikasi kation yang paling umum adalah dengan terbentuknya endapan

Upload: budi-astawan

Post on 17-Dec-2015

70 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

biokimia

TRANSCRIPT

ANALISA KUALITATIF KATION DAN ANION

I. TUJUANa. Untuk dapat mengidentifikasi kation golongan I,II,III,IV,dan V.

b. Untuk dapat mengidentifikasi anion.

c. Untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadipada kation golongan I,II,II,IV,dan V.

d. Untuk mengetahui reaksi-reaksiyang terjadi pada anion.

e. Untuk membedakan warna-warna yang terjadi pada kation golongan I,II,III,IV,dan V.

f. Untuk membedakan warna-warna yang terjadi pada anion saat direaksikan dengan beberapa reaksi.

II. TEORI

Untuk tujuan analisis kualitatif, kation-kation diklasifikasikan menjadi lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia (pereaksi). Reagensia yang umum dipakai untuk penggolongan kation adalah asam klorida, hydrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Penggolongan ini berdasarkan terbentuknya endapan atau tidak bila kation-kation direaksikan dengan reagensia tersebut. Jadi klasifikasi kation yang paling umum adalah dengan terbentuknya endapan yang berdasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut.

Golongan kation dan cirri-ciri khasnya adalah sebagai berikut:

Kation Golongan I

Kation ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.Kation golongan I antara lain: timbel, merkurium (I/raksa) dan perak.

Kation Golongan II

Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam.Kation golongan II antara lain: Merkurium (II),tembaga,bismuth,cadmium,arsenic(III/IV),stibium(III/V), timah(II,III,IV)

Kation Golongan III

Kation golongan III tidak bereaksi dangan asam klorida encer maupun dengan hidrogen sulfida, tetapi kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal.Kation golongan III antara lain: kobalt(II), nikel(II), besi (II&III), kromium(III), aluminium, zink, dan mangan.

Kation Golongan IV

Kation golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I,II, dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation golongan IV antara lain: kalsium,stronsium,dan barium.

Kation Golongan V

Kation golongan V tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia sebelumnya. Kation

golongan V antara lain: magnesium,natrium,kalium,ammonium ,litium, dan hydrogen.

Analisa anion tidaklah seperti sistematika penggolongan kation. Anion-anion dapat dipisahkan menjadi golongan golongan sederhana berdasarkan pada kelarutan garam peraknya,garam kalsium atau bariumnya dan garam sinknya. Untuk penggolonganlebih spesifik didasarkan pada:

Terbentuknya gas bila direaksikan dengan asam kloridaencer atau asam sulfat encer, misalnya : karbonat,bikarbonat(hydrogen karbonat), sulfite,dan sianat.

Terbentuknya gas bila direaksikan dengan asam sulfat pekat, misalnya : semuua anion diatas (a), fluorida, heksafluorisilikat, klorida, bromide, odide, nitrat, klorat (BAHAYA), perklorat, permanganat (BAHAYA), bromat, borat, heksanionoferat(II), heksanionoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat dan sitrat.

Terbentuknya endapan misalnya: sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoate, dan suksinat.

Terjadinya oksidasi dan reduksi dalam larutan, misalnya : manganat, permanganant, kromat, dan dikromat.

III. ALAT ALAT

a. Tabung Reaksi

b. Rak

c. Beker gelas

d. Batang pengaduk

e. Pipet ukur

f. Karet hisap

g. Cawan porselen

h. Corong

i. Kertas saring

IV. REAGENSIA

a. HCI

b. NH4OH

c. KI

d. NaOH

e. K2CrO4f. NH3

g. KCN

h. K4Fe(CN)6

i. K3FeCN6j. Na2CO3k. H2SO4l. Na2SO4

m. K2C2O4

n. Na2HPO4

o. Asam pikrat

p. Asam perklorat

q. Nessler

r. Zink Uranil Asetat

s. AgNO3t. Amylum

u. KMnO4

v. FeCl3

w. CuSO4

x. MgCl3

y. Amonium molibdat

z. FeSO4 segar

V. PROSEDUR

Sebelum melakukan penggolongan kation, zat harus dilarutkan terlebih dahulu dalam pelarut dalam pelarut yang sesuai.Untuk mengetahui pelarut yang sesuai dapat dicoba beberapa pelarut seperti:air, HCl encer (2N), HNO3 pekat dan air raja yang merupakan campuran HCL pekat dengan perbandingan (3:1). Melarutkan mula-mula dalam keadaan dingin, kemudian dipanaskan. Untuk semua yang larut dalam pelarut asam-asam pekat,kelebihan asam dihilangkandengan mengisatkan dalam lemari asam.

Apabila ternyata zat tersebut tidak larut dalam semua jenis pelarut di atas,maka zat tersebut di lebur dengan campuran Na2CO3 dan K2CO3dengan perbandingan (1:1). Hasil leburan ditambahkan air secukupnya,kemudian disaring. Endapan dilarutkan dalam HCL encer (2N) dan digunakan untuk analisis kation serta filtratnya digunakan untuk analisis anion.

VI. CARA KERJA

a. Pipet mL masing-masing larutan untuk identifikasi kation dan anion.

b. Dimasukan dalam tabung reaksi.

c. Dengan menggunakan pipet tetes, pipet reagensia yang akan digunakan untuk identifikasi kation dan anion.

d. Diteteskan reagensia ( 5 tetes) sedikit demi sedikit ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi larutan yang akan diidentifikasi sambil digoyang secara perlahan.

e. Amati perubahan yang terjadi pada larutan tersebut.

f. Catat perubahan yang terjadi.

g. Buat persamaan reaksi yang terjadi.

VII. HASIL PENGAMATAN

IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN I

No PengerjaanPengamatanReaksi

IIdentifikasi Pb2+

1.aPb2++ HClBening, tidak ada endapanPb2+ + 2 HCl PbCl2+ 2 H+

1.b1.a dididihkanBening, tidak ada endapanPb2+ + 2 HCl PbCl2 + 2 H+

1.c1.b didinginkan+ NH4OHEndapan PutihPb2+ +2 NH4OH Pb(OH)2 putih + 2 NH4+

2Pb2++KIEndapan kuning pekatPb2+ + 2 KI PbI2 + kuning + 2K+

3.aPb2++ NaOHEndapan putihPb2+ + 2 NaOH Pb(OH)2 putih + 2 Na+

3.b3.a+ NH4OH berlebihEndapan putihPb2+ + 2 NH4OH Pb(OH)2 putih + 2 NH4+

4Pb2++K2CrO4Endapan kuningPb2+ + K2CrO4 PbCrO4+ kuning + 2 K+

5Pb2++NH3Bening, tidak ada endapanPb2+ + 2NH3 + 2H2O Pb(OH)2 + 2NH4+

IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN II

NoPengerjaanPengamatanReaksi

IIdentifikasi Cu2+

1.aCu2++NH4OHBiru tua, tidak ada endapanCU2+ + 2NH4 OH CU (OH)2 lart.biru + 2NH4+

1.b1.a+NH4OH berlebihLarutan biru tua pekat, tidak ada endapanCU2++2NH4 OH CU (OH)2 lart.biru tua pekat + 2NH4+

2.aCu2++NaOHBiru muda ada sedikit endapan biruCu2++2NaOHCu(OH)2biru+2Na+

2.b2.a dipanaskanEndapan hijauCu2++2NaOHCu(OH)2hijau+2Na+

3.aCu2++KIOrange, ada endapanCu2++2KICuI2orange+2K+

3.b3.a+berlebihOrange,ada endapan putihCu2++2KICuI2putih +2K+

4.aCu2++ KCNBening kebiru-biruan, sedikit endapanCu2+ + 2KCN Cu(CN)2 + 2K+

4.b4.a+KCN berlebihBiru muda dan ada endapanCuCN + 3CN - [Cu(CN)4]3-

5Cu2++ K4Fe(CN)6Endapan coklat- kemerahan2Cu2++ [Fe(CN)6]4 Cu2[Fe(CN)6] coklat-kemerahan

IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN III

NoPengerjaanPengamatanReaksi

IIdentifikasi ion Fe2+

1.aFe2++ NaOHKuning, ada Endapan kuningFe2+ + 2NaOH Fe(OH)2kuning+ 2Na+

1.b1.a+ NaOH berlebihKuning, ada Endapan kuningFe2+ + 2NaOH Fe(OH)2kuning + 2Na+

2.aFe2++ NH4OHBening, ada endapan kuningFe2++2NH4OH Fe(OH)2kuning + 2NH4+

2.b2.a+NH4OH berlebihBiru Tua pekat, ada endapanFe2+ + 2NH4OH Fe(OH)2 biru tua + 2NH4+

3Fe2++K4Fe(CN)6Hijau, tidak ada endapanFe2+ + 4K+ + [Fe(CN)6]4-K2Fe[Fe(CN)6] lart.hijau + 2K+

4Fe2++K3Fe(CN)6Hijau, tidak ada endapanFe2++3K++[Fe(CN)6]4- K2Fe[Fe(CN)6] + K+

5.aFe2++KCNLarutan kuning, tidak ada endapanFe2+

5.b5.a+ KCN berlebihLarutan kuning, ada sedikit endapanFe(CN)2 + 2KCN Fe(CN)2 + 2K+

6Fe2++ Na2CO3Endapan kuning orangeFe2++Na2CO3Fe(CO3)2kuning orange+Na+

IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV

NoPengerjaanPengamatanReaksi

IIdentifikasi ion Ca2+

1Ca2++ NaOHEndapan putihCa2++2NaOHCa(OH)2putih+2Na+

2Ca2++H2SO4Larutan bening, ada sedikit endapanCa2++H2SO4CaSO4+2H+

3Ca2++Na2SO4Larutan bening, tidak ada endapanCa2++Na2SO4CaSO4+2Na+

4Ca2++Na2CO3Endapan putihCa2++Na2CO3CaCO3putih+2Na+

5Ca2++K2C2O4--

6Ca2++K2CrO4Larutan kuning, tidak ada endapanCa2++K2CrO4CaCrO4lart.kuning+2K+

7Ca2++Na2HPO4--

IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN VNo PengerjaanPengamatanReaksi

IIdentifikasi ion K+

1.aK++NaOHLarutan bening,tidak ada endapanK++NaOHKOH + Na+

1.b1.a dipanaskanLarutan bening,tidak ada endapanK++NaOHKOH + Na+

2K++ Asam pikratLarutan kuning

3K++ Asam PerkloratBening, tidak ada endapanK+ + ClO4- KClO4

4K++ NesslerLarutan bening,kekuninganK+ + [HgI4]2- K2[HgI4] lart.bening kekuningan

5K++Na2CO3Larutan beningK++Na2CO3 KCO3 + 2Na+

6K++Zink Uranil AsetatLarutan bening(KZn(UO2)3(CH3COO)9.9H2O)

IDENTIFIKASI ANION

NoPengerjaanPengamatanReaksi

IIdentifikasi ion Cl-

1Cl-+AgNO3Bening, tidak ada endapanCl-+AgNO3AgCl+NO3-

2Cl-+H2SO4+AmylumMenghasilkan gas, suhu naik2Cl- + H2SO4 H2+2Cl- + SO42-

3Cl-+ H2SO4+KMnO4Larutan merah mudaCl-+ H2SO4+KMnO4

4Cl-+FeCl3Larutan bening,tidak ada endapanCl-+FeCl3

5Cl-+CuSO4--

6Cl-+BaCl2Larutan bening,tidak ada endapanCl-+BaCl2

7Cl-+HClLarutan bening,tidak ada endapanCl-+HCl

8Cl-+MgCl3--

9Cl-+Amonium MolibdatLarutan bening,tidak ada endapan

10Cl-+FeSO4 segar+ H2SO4--

VIII. PEMBAHASAN

Analisis Kualitatif

Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.

Definisi dari analisis kualitatif adalah pemeriksaaan kimiawi tentang jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran beberapa zat (Ir. C.Poliling.1982)

Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.

Klasifikasi Kation

Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. (Vogel, 1990)

Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat. Pada percobaan analisis kualitatif kation ini digunakan beberapa reagensia antara lain : Asam Klorida, Amonium Hidroksida, Kalium Iodida dan Natrium Hidroksida. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak.1) Kation Golongan I

Identifikasi Ion Pb2+

Timbal adalah logam yang berwarna abu abu kebiruan, dengan rapatan yang tinggi (11,8 g ml-1 pada suhu kamar).

Reaksi reaksi dari ion Timbel :

1. Pb2+ direaksikan dengan dengan asam klorida encer : tidak terjadi endapan dengan larutan tidak berwarna (bening) Timbal Klorida.Reaksi : Pb2+ + 2 HCl PbCl2 + 2 H+Namun, menurut teori bahwa, jika Pb2+ direaksikan dengan asam klorida menghasilkan endapan putih.

Reaksi : Pb2+ + 2 HCl PbCl2putih + 2 H+2. Pb2+ yang direaksikan dengan Asam Klorida encer didihkan tidak terjadi perubahan, larutan tetap tidak berwarna (bening)Reaksi : Pb2+ + 2 HCl PbCl2 + 2 H+Pb2+ yang direaksikan dengan Asam Klorida encer didihkan membentuk larutan agak kekuningan Timbal Klorida.Reaksi : Pb2+ + 2 HCl PbCl2 lart.kuning + 2 H+

3. Pb2+ yang direaksikan dengan Asam Klorida encer yang telah dididihkan kemudian didinginkan dan direaksikan dengan Amonium Hidroksida (NH4OH), menghasilkan endapan putih Timbal (II) hidroksida.Reaksi : Pb2+ +2 NH4OH Pb(OH)2 putih + 2 NH4+4. Pb2+ yang direaksikan dengan dengan Kalium Iodida membentuk endapan kuning pekat Timbal Iodida.

Reaksi : Pb2+ + 2 KI PbI2 + kuning + 2K+

5. Pb2+ yang direaksikan dengan Natrium Hidroksida membentuk endapan putih Timbal Hidroksida.

Reaksi : Pb2+ + 2 NaOH Pb(OH)2 putih + 2 Na+6. Pb2+ yang direaksikan dengan Amonium Hidroksida berlebih membentuk endapan putih Timbal Dihidroksida.

Reaksi : Pb2+ + 2 NH4OH Pb(OH)2 putih + 2 NH4+

7. Pb2+ yang direaksikan dengan Kalium Kromium Tetraoksida (K2CrO4) membentuk endapan kuning Timbal Kromium Tetraoksida (PbCrO4)Reaksi : Pb2+ + K2CrO4 PbCrO4+ kuning + 2 K+8. Pb2+ yang direaksikan dengan NH3, tidak bereksi dan larutan tidak berwarna.Reaksi : Pb2+ + NH3 + 2H2O Pb(OH)2 + NH4 + H+

Kation Golongan pertama, membentuk klorida klorida yang tak larut. Namun timbel klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbel tak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan. Namun akan membentuk Endapan putih bila direaksikan dengan Natrium Hidroksida dan Amonium Hidroksida berlebih, serta membentuk endapan kuning apabila direaksikan dengan Kaliun Iodida dan Kalium Kromium Tetraoksida.Timbal(Pb) merupakan kation golongan I karena dapat membentuk endapan dengan kasam klorida encer,yaitu endapan putih.Timbal sedikit larut dalam dalam air,dan karena itu timbal tak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan, sehingga dalam pratikum sulit untuk melihat endapan timbal tersebut.2) Kation Golongan II

Identifikasi Ion Cu2+

1. Cu2+ yang direaksikan dengan Amonium Hidroksida larutan biru tua dan tidak ada endapan. Setelah ditambahakan Amonium Hidroksida berlebih, tidak terjadi endapan, hanya warna larutan menjadi lebih pekat.Reaksi : CU2+ + 2NH4 OH CU (OH)2 lart.biru + 2NH4+Namun, menurut teori pada buku menyatakan Cu2+ yang direaksikan dengan Amonium Hidroksida membentuk endapan agak kebiruan Tembaga (II) Hidroksida.Reaksi : CU2+ + 2NH4 OH CU (OH)2 biru + 2NH4+

Dan Cu2+ yang direksikan dengan ammonium Hidroksida berlebih, tidak terjadi perubahan dan tetap membentuk endapan kebiruan Tembaga (II) HidroksidaReaksi : CU2+ + 2NH4 OH CU (OH)2 biru + 2NH4+2. Cu2+ yang direaksikann dengan Natrium Hidroksida membentuk endapan putih kebiruan Tembaga (II) HidroksidaReaksi : Cu2++2NaOHCu(OH)2biru+ 2Na+

3. Cu2+ yang direaksikan dengan Natrium Hidroksida kemudian dipanaskan, terjadi perubahan yaitu, terbentuknya endapan hijau.Reaksi : Cu2++2NaOHCu(OH)2hijau+2Na+Namun, menurut teori pada buku bahwa Cu2+ yang direaksikan dengan Natrium Hidroksida kemudian dipanaskan tidak terjadi perubahan, dan tetap membentuk endapan putih kebiruan Tembaga (II) Hidroksida.Reaksi : Cu2++2NaOHCu(OH)2biru+ 2Na+

4. Cu2+ yang direaksikan dengan Kalium Iodida, mengendapkan tembaga (I) iodida yang putih, tetapi larutannya berwarna orange kecoklatan karena terbentuknya ion-ion tri-iodida. Kemudian, setelah ditambahkan reagensia berlebih, endapan yang muncul semakin jelas, yaitu endapan putih tembaga(I)iodida.Reaksi : Cu2++2KICuI2putih+2K+5. Cu2+ yang direaksikan dengan Kalium Sianida (SANGAT BERACUN) yang ditambahkan sedikit sekali, mula-mula membentuk endapan kuning Tembaga (II) Sianida.Reaksi : Cu2+ + 2KCN Cu(CN)2 + 2K+Endapan dengan cepat terurai menjadi Tembaga (I) sianida putih dan sianogen (GAS YANG SANGAT BERACUN)

Reaksi : 2Cu(CN)2 2Cu(CN) + (CN)2

Dalam reagensia berlebihan, endapan terlarut dan kompleks tetrasianokuprat(I) yang tak berwarna terbentuk

Reaksi : CuCN + 3CN - [Cu(CN)4]3-

6. Cu2+ yang direaksikan dengan Kalium heksasianoferat (II) membentuk endapan coklat-kemerahan, yaitu tembaga heksasianoferat (II) dalam suasana netral atau asamReaksi : 2Cu2+ + [Fe(CN)6]4 Cu2[Fe(CN)6]

Kompleks ini begitu stabil (yaitu, konsentrasi ion Tembaga (I) begitu rendah) sehingga hydrogen sulfida tak dapat mengendapkan tembaga(I) sulfide dari larutan ini.Tembaga(Cu) merupakan kation golongan II karena tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam keadaan asam.3) Kation Golongan III

Identifikasi Ion Fe2+

1. Fe2+ direaksikan dengan Natrium Hidroksida membentuk endapan kuning dengan larutannya berwarna kuning.Dan apabila ditambahkan dengan reagensia berlebih, tidak ada perubahan reaksi dan tetap terdapat endapan kuning.Reaksi : Fe2+ + 2NaOH Fe(OH)2kuning+ 2Na+Namun, secara teori bahwa apabila Fe2+ direaksikan dengan Natrium Hidroksida membentuk endapan hijau kotor, yaitu Besi (II) HidroksidaReaksi : Fe2+ + 2NaOH Fe(OH)2hijau kotor + 2Na+

Begitu juga Fe2+ direaksikan dengan Natrium Hidroksida berlebih, tidak terjadi perubahan, dan tetap terdapat endapan hijau kotor.Reaksi : Fe2+ + 2NaOH Fe(OH)2hijau kotor + 2Na+

2. Fe2+ direaksikan dengan Amonium Hidroksida membentuk endapan kuning, yaitu Besi (II) HidroksidaReaksi : Fe2+ + 2NH4OH Fe(OH)2 kuning + 2NH4+

Fe2+ direaksikan dengan Amonium Hidroksida berlebih, tidak terjadi perubahan dan tetap terdapat endapan kuning, yaitu Besi (II) Hidroksida.Reaksi : Fe2+ + 2NH4OH Fe(OH)2 kuning + 2NH4+

3. Fe2+ direaksikan dengan Kalium Heksasianoferat (II) menghasilkan larutan berwarna hijau dan tidak ditemukannya endapan.Reaksi : Fe2+ + 4K+ + [Fe(CN)6]4-K2Fe[Fe(CN)6] lart.hijau + 2K+Namun secara teori bahwa Fe2+ yang direaksikan dengan Kalium Heksasianoferat (II) menghasilkan endapan biru muda kalium besi (II) heksasianoferat.Reaksi : Fe2+ + 4K+ + [Fe(CN)6]4-K2Fe[Fe(CN)6] biru + 2K+4. Fe2+ direaksikan dengan Kalium Heksasianoferat (III) menghasilkan larutan berwarna hijau, dan tidak ada endapan.Reaksi : Fe2++3K++[Fe(CN)6]4- K2Fe[Fe(CN)6] lart.hijau + K+Namun secara teori bahwa Fe2+ direaksikan dengan Kalium Heksasianoferat (III) menghasilkan endapan biru tua Reaksi : Fe2++3K++Fe(CN)6K2Fe[Fe(CN)6]biru tua + K+5. Fe2+ direaksikan dengan Kalium sianida (RACUN) menghasilkanlarutan berwarna kuning,dan tidak ada endapan.Reaksi : Fe2+ QUOTE

+ 2KCN Fe(CN)2lart.Kuning + 2K+Secara teori Fe2+ direaksikan dengan Kalium sianida (RACUN) menghasilkan endapan coklat kekuningan yaitu Besi (II) sianida.Reaksi : + 2KCN Fe(CN)2coklat kekuningan + 2K+

6. Fe2+ direaksikan dengan Kalium sianida berlebih, menghasilkan larutan berwarna kuning dan ada sedikit endapanReaksi : Fe(CN)2 + 2KCN K2Fe(CN)4

7. Fe2+ direaksikan dengan Na2CO3 menghasilkan endapan kuning orangeReaksi : Fe2++ Na2CO3Fe(CO3)2kuning orange+Na+

Besi merupakan kation golongan III karena tidak bereaksi dengan asam sulfide encer maupun dengan hydrogen sulfida,tetapi membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral(amoniakal).4) Kation Golongan IV

Identifikasi Ion Ca2+

1. Ca2+ direaksikan dengan Natrium Hidroksida menghasilkan endapan putih, yaitu Kalsium Hidroksida.Reaksi : Ca2++ 2NaOHCa(OH)2putih +2Na+

2. Ca2+ direaksikan dengan Asam sulfat, larutan bening dan terdapat sedikit endapanReaksi : Ca2++H2SO4CaSO4+2H+3. Ca2+ direaksikan dengan Natrium Sulfat, tidak bereaksi dan larutan tidak berwarna dan tidak ada endapan.Reaksi : Ca2++Na2SO4Ca SO4+2Na+4. Ca2+ direaksikan dengan Na2CO3 menghasilkan endapan putih yaitu CaCO3Reaksi : Ca2++Na2CO3CaCO3putih+2Na+5. Ca2+ direaksikan dengan K2CrO4 membentuk larutan berwarna kuning CaCrO4Reaksi : Ca2++K2CrO4CaCrO4lart.kuning+2K+Kalsium(Ca) merupakan kation golongan IV karena tidak bereaksi dengan reagensia golongan I,II,dan III,tetapi membentuk endapan dengan ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam.Kalsium adalah logam perak yang agak lunak.5) Kation Golongan VIdentifikasi Ion K+1. K+ direaksikan dengan Natrium hidroksida tidak menghasilkan endapan, dan larutan tidak berwarna. Setelah dipanaskan juga tidak mengalami reaksi. Tetap tidak menghasilkan endapan dam larutan tidak berwarna (bening)Reaksi : K++NaOHKOH + Na+2. K+ direaksikan dengan Asam Pikrat menghasilkan larutan berwarna kuning, dan tidak menghasilkan endapan.3. K+ direaksikan dengan asam perklorat tidak terjadi reaksi, larutan tetap bening.

Reaksi : K+ + ClO4- KClO4Namun secara teori K+ direaksikan dengan asam perklorat menghasilkan endapan atau kristalin putih Kalium perklorat.Reaksi : K+ + ClO4- KClO4putih

4. K+ direaksikan dengan reagensia Nessler menghasilkan larutan bening kekuningan Kalium tetraiodomerkurat (II)

Reaksi : K+ + [HgI4]2- K2[HgI4] lart.bening kekuningan5. K+ direaksikan dengan Natrium karbon trioksida, tidak terjadi reaksi, larutan tetap tidak berwarna (bening)

Reaksi : K++Na2CO3 KCO3 + 2Na+6. K+ direaksikan dengan Zink Uranil Asetat menghasilkan Kalium zink uranil asetat (KZn(UO2)3(CH3COO)9.9H2O), namun larutan tetap bening ( tidak ada reaksi )Kalium merupanan kation golongan ke V karena tidak bereaksi dengan reagensia reagensia sebelumnya. Namun, menghasilkam endapan putih saan bereaksi dengan Asam perklorat.Klasifikasi AnionKemungkinan adanya Anion dapat diperkirakan dengan mengetahui kepastian kation apa saja yang terdapat dalam larutan sampel pada percobaan terdahulu yaitu Percobaan Analisis Kation. Pengujian antara reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara untuk mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam larutan sampel. Hal tersebut dikarenakan asam sulfat yang merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah keluar dari senyawanya. Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat akan keluar dan terurai menjadi air dan gas karbondioksida dengan bantuan asam sulfat yang mendesak asam karbonat.

Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai garam dalam air dan pelarut yang lain, jenis anion yang terdapat dalam larutan bisa diperkirakan. Misalnya garam sulfida tidak larut dalam asam, garam karbonat tidak larut dalam sulfida. Untuk mendeteksi anion tidak diperlukan metode sistematik seperti pada kation. Anion dapat dipisahkan dalam golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun, ini hanya dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada metode ini. (Vogel, 1985) Proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam (A) proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap, dan (B) proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. (Vogel, 1985) Identifikasi Ion Cl-1. Cl- direaksikan dengan Perak nitrat tidak terjadi reaksi, larutan tidak berwarna dan tidak ada endapan.Reaksi : Cl-+AgNO3AgCl+NO3-Namun secara teori Cl- direaksikan dengan Perak nitrat menghasilkan endapan putih yaitu Perak kloridaReaksi : Cl-+AgNO3AgClputih+NO3-2. Cl- direaksikan dengan Asam sulfat dan ditambahkan Amylum menghasilkan gas dan sedikit endapan putih.Reaksi pembentukan Gas : 2Cl- + H2SO4 HCl + HSO42-3. Cl- direaksikan dengan Asam sulfat dan KMnO4 menghasilkan larutan merah mudaReaksi : Cl-+ H2SO4+KMnO44. Cl- direaksikan dengan Perak (II) Klorida tidak mengalami perubahan, larutan tidak berwarna dan tidak ada endapan.Reaksi :5. Cl- direaksikan dengan Barium klorida, tidak mengalami perubahan, larutan tidak berwarna dan tidak terdapat endapan.Reaksi :

6. Cl- direaksikan dengan Amonium Molibdat, tidak mengalami perubahan, larutan tidak berwarna dan tidak terdapat endapanReaksi :

Klorida merupakan anion karena terbentuk gas bila direaksikan dengan asam sulfat pekat.

Klorida itu terurai banyak dalam keadaan dingin,penguraian sempurna pada pemanasan yang disertai pelepasan HCl.Produk ini menghasilkan asap putih,yang terdiri dari butiran halus asam klorida dan pembentukkan kabut putih ammonium klorida.

Secara keseluruhan, baik pada identifikasi kation dan anion, Setelah diperoleh data hasil pengamatan, ternyata ada beberapa perbedaan dari hasil pengamatan dengan teori. Perbedaan data hasil pengamatan dengan teori pada buku disebabkan oleh beberapa faktor. Kemungkinan karena reagensia yang digunakan sudah tidak steril atau sudah terkontaminasi oleh bahan lain. Kemungkinan lainnya berasal dari peralatan laboratotium yang tidak steril, dan penggunaan peralatan laboratotium seperti pipet tetes yang berulang dan belum dibilas dengan bersih.IX. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

a. Kation Golongan I

Kation membentuk endapan dengan asam klorida encer. Kation golongan I misalnya: Timbel (Pb2+)

Reaksi: Pb2++2HClPbCl2+2H+. Dalam reaksi tersebut terbentuk endapan putih yaitu timbel klorida (PbCl2)b. Kation Golongan II

Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan Hidrogen sulfide dalam suasana asam. Kation golongan II misalnya Tembaga (Cu2+)

Reaksi : Cu2++2NaOHCu(OH)2biru+ 2Na+. NaOH dalam larutan dingin : endapan biru Tembaga (II)

c. Kation Golongan III

Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer maupun dengan hydrogen sulfide, tetapi kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral atau amoniakal. Kation golongan III misalnya besi (Fe2+)

Reaksi : ++ 2NH4OH Fe(OH)2kuning orange+2NH4. Larutan ammonia : terjadi pengendapan besi(II) hidroksida.

d. Kation Golongan IV

Kation golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia golongan I,II dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat yaitu endapan ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation golongan IV misalnya kalsium (Ca2+)Reaksi : Ca2++Na2CO3CaCO3putih+2Na+

Larutan Na2CO3 : endapan putih pada Kalsium karbonat

e. Kation Golongan V

Kation golongan V tidak bereaksi dengan reagensia - reagensia sebelumnya. Namun Kalium bereaksi dengan asam perklorat, menghasilkan kristalin putih. Kation golongan V misalnya : Kalium (K+)

Reaksi : K+ + ClO4- KClO4putihf. Pada klorida terbentuk gas bila direaksikan dengan Asam sulfat pekat, hal tersebut menunjukkan bahwa klorida merupakan golongan anion.

Klorida itu terurai banyak dalam keadaan dingin. Penguraian sempurna pada pemanasan yang disertai pelepasan HCl. Produk ini menghasilkan asap putih, yang terdiri dari butiran halus asam klorida dan pembentukan kabut putih ammonium klorida.

Reaksi : 2Cl- + H2SO4 HCl + HSO42-

g. Perbedaan data hasil pengamatan dengan teori pada buku disebabkan oleh beberapa faktor. Kemungkinan karena reagensia yang digunakan sudah tidak steril atau sudah terkontaminasi oleh bahan lain. Kemungkinan lainnya berasal dari peralatan laboratotium yang tidak steril, dan penggunaan peralatan laboratotium seperti pipet tetes yang berulang dan belum dibilas dengan bersih.X. SARANDalam praktikum Kimia Analitik Materi I penggolongan Kation dan Anion, mahasiswa masih menemukan beberapa kesulitan dalam melakukan percobaan meskipun sudah membaca buku pedoman praktikum. Hal tersebut dikarenakan analisa yang sulit, terutama dalam penentuan analisis anion, yang menimbulkan reaksi pelepasan gas. Sarannya, hendaknya mahasiswa mendapatkan pendalaman materi serta pengarahan dan petunjuk dari pembimbing praktek, sehingga dapat mempermudah dalam melakukan praktikum dan dalam menyusun laporan praktikum.

XI. DAFTAR PUSTAKA

1. Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Edisi ke Lima Bag.I . PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta2. Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Edidi ke Lima Bag.II. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta3. Harjadi,W. 1993. Ilmu kimia analitik Dasar.Erlangga:Jakarta

Denpasar, 21 Oktober 2010

Mahasiswa,

( Putu Purwanthi )

Mengetahui,

Pembimbing 1Pembimbing 2

(Dra.Rahmawati B.Apt.)( Ni Made Marwati.SPd,ST,M.Si)LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK

ANALISA KUALITATIF KATION DAN ANION

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLOTEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2010

OLEH :

NAMA: PUTU PURWANTHI

NIM: PO7134010023

KELOMPOK 3