lap.praktikum 1 bekerja di ruang praktik mikrobiologi
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM LINGKUNGAN
BEKERJA DI RUANG PRAKTIK MIKROBIOLOGI
OLEH :
NAMA : MUHAMMAD SADIQUL IMAN
NIM : H1E108059
KELOMPOK : 5 (LIMA)
ASISTEN : NOOR HARIYATI
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
Oktober, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi ialah ilmu yang mempelajari jasad hidup yang terlalu kecil,
sulit diamati dengan mata telanjang tanpa bantuan alat perbesaran (mikroskop).
Jasad yang sangat kecil ukurannya disebut mikrobia. Jasad hidup yang tergolong
mikrobia adalah bakteri, khamir, jamur benang (mold), ganggang biru, protozoa,
virus, mycoplasma, jasad pleuropneumonia yang disingkat PPO
(pleuropneumonia organism) dan jasad yang menyerupai pleuropneumonia
(pleuropneumonia like organism) disingkat PPLO (Suharni et al, 2008).
Mikrobiologi meliputi berbagai disiplin ilmu seperti bakteriologi,
imunologi, virologi, mikologi, dan parasitologi. Ilmu-ilmu ini telah berkembang
dengan pesatnya dari tahun ke tahun, sehingga merupakan disiplin-disiplin yang
terpisah dan berdiri sendiri-sendiri (Staf Pengajar Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 1993).
Orang yang berjasa dalam penemuan dunia jasad renik yaitu Anthony van
Leeuwenhoek (1632-1723), merupakan mahasiswa Ilmu Pengetahuan Alam
berkebangsaan Belanda. Leeuwenhoek melakukan pengamatan dengan cara
mengasah lensa dan membuat mikroskop. Dalam hidupnya Leeuwenhoek
membuat lebih dari 250 mikroskop yang masing-masing terdiri atas lensa tunggal
dengan pembesaran 200-300 kali. Walaupun pembesaran lensa terbilang kecil,
akan tetapi berkat Leeuwenhoek saat ini peneliti sangat terbantu dalam mengamati
mikroorganisme (Lim, 1998).
Salah satu hal yang menunjang dalam pembelajaran mikrobiologi adalah
laboratorium. Laboratorium digunakan untuk percobaan yang dilakukan agar
lebih memahami lebih dalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan jasad renik.
Bekerja di laboratorium selalu memungkinkan terjadinya suatu kecelakaan. Satu-
satunya jalan untuk menghindari kecelakaan tersebut adalah dengan bekerja
secara cermat dan hati-hati (Day & Underwood, 1999).
Praktikum mikrobiologi tentunya akan menggunakan peralatan yang ada
di ruang praktikum mikrobiologi yang khusus maupun yang sudah umum
digunakan. Setiap alat punya fungsi, bentuk, cara penyimpanan, serta perawatan
yang berbeda-beda, sehingga untuk memudahkan dalam melakukan sesuatu di
kemudian hari dan praktikan mengetahui kegunaan dari tiap alat dan cara
penggunaan yang benar maka terlebih dahulu di adakan pengenalan alat yang ada
di laboratorium ini (Hendaryono, 1994).
Peralatan yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi meliputi
tabung reaksi, gelas ukur, cawan petri, pipet, buret, jarum ose, oven, incubator,
autoclave, bunsen, neraca analitik, waterbath, spectronic 20 D, colony counter,
hot plate, refrigator incubator, vortex mixer, dan sebagainya. Peralatan-peralatan
tersebut diatas merupakan sebagian kecil dari peralatan yang terdapat di
laboratorium mikrobiologi yang fungsi dan cara penggunaannya harus diketahui
oleh praktikan (Subroto, 2000).
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop
cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan
benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm. Autoclave adalah alat untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi
menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya
15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 1210C (2500F). Jadi tekanan yang
bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds
per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 1210C
(Tim Penyusun Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto, 2008).
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada
suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur
waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah
10-700C. Adapula alat yang dinamakan Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic
stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu
mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet
Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu
menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600
rpm dan dapat dipanaskan sampai 4250C (Tim Penyusun Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto,
2008).
Colony counter alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni
yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar.
Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna
untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan
petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset. Mikropipet adalah
alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari
1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang
dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1μl
sampai 20 μl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia
satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 μl. dalam
penggunaannya, mukropipet memerlukan tip (Tim Penyusun Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto,
2008).
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.
Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai
penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan
yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml,
sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml
(Tim Penyusun Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto, 2008).
Adanya teknik dasar tertentu yang harus dipelajari oleh para peneliti
mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Teknik ini digunakan dalam
memelihara bakteri, mengisolasinya dalam biakan murni, mengamatinya dan
mengidentifikasikan organisme (Volk & Wheeler, 1993).
Setiap laboratorium harus menetapkan prosedur yang memadai untuk
membersihkan peralatan gelas dan non gelas yang digunakan dalam berbagai
macam pengujian. Untuk penentuan elemen kelumit (trace element), prosedur
khusus untuk membersihkan peralatan laboratorium harus tersedia. Apabila
metodologi pengujian tertentu mensyaratkan prosedur membersihkan secara
spesifik, maka prosedur tersebut harus diikuti. Proses membersihkan dapat
memerlukan beberapa langkah, dan bila memungkinkan, proses membersihkan
harus dilakukan segera setelah peralatan digunakan (Volk & Wheeler, 1993).
Personil laboratorium harus diberi instruksi tentang pembuangan bahan
berbahaya dan pembersihan bahan korosif sebelum peralatan tersebut dibersihkan.
Peralatan cuci manual atau otomatis harus menggunakan deterjen yang sesuai
dengan kegunaannya. Peralatan harus dikeringkan dan disimpan dalam kondisi
yang tidak memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh debu atau bahan lain
(Volk & Wheeler, 1993).
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa prinsip-prinsip
berpraktikum, alat/bahan, serta cara penggunaan dan pemeliharaan yang baik.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 10.30-13.00 WITA, hari selasa 5
Oktober 2010. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Lab. Dasar Fakultas
MIPA UNLAM, Banjarbaru.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah incubator, freezer,
sentrifuge, neraca analitik, autoclave, waterbath, shaker, efendorf, tabung reaksi,
erlenmeyer, gelas piala, pipet volumeter, spectronic 20D, mikroskop, colony
counter, jarum ose, vortex mixer, laminar flow dan hot plate.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini tidak ada, karena praktikum
ini hanya menjelaskan tentang fungsi alat-alat dan cara penggunaanya.
2.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah :
1. Diamati alat-alat laboratorium yang telah disediakan.
2. Difoto alat-alat yang terdapat di dalam laboratorium.
3. Dicatat nama alat beserta fungsinya.
4. Diberikan keterangan pada gambar alat yang telah difoto.
5. Diketahui cara penggunaan dan pemeliharaan yang baik terhadap alat-alat
tersebut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Peralatan Praktikum
No Nama Alat Gambar Fungsi/Keterangan
1. Gelas Ukur Untuk mengukur larutan
yang akan digunakan.
2. Erlenmeyer Untuk mencampur larutan
pada saat pembuatan
media.
3. Gelas Beker Untuk mengukur larutan.
4. Jarum Ose Untuk memindahkan
mikrobia (inokulasi).
5. Cawan Petri Untuk tempat meletakkan
media dan mikrobia.
No Nama Alat Gambar Fungsi/Keterangan
6. Tip Pipet Untuk mengambil bakteri
yang berukuran 0,01
mikro.
7. Tube Untuk tempat menyimpan
bakteri.
8. Spatula &
Sendok
Untuk mengambil media
dalam bentuk bubuk.
9. Inkubator Untuk menginkubasi
mikrobia.
10. Destilator Untuk membuat aquades.
11. Waterbath Untuk mencairkan media
yang sudah beku ataupun
suhu tertentu.
12. Colony Counter Untuk menghitung jumlah
koloni mikroba dengan
satuan Cfu/ml.
No Nama Alat Gambar Fungsi/Keterangan
13. Mikroskop
Elektron
Untuk memperbesar
bayangan dari objek
pengamatan.
14. Spectronic 20D/
Spectrofotometrik
Untuk menghitung jumlah
mikroba berdasarkan
tingkat kekeruhan.
15. Shaker Untuk menghomogenkan
suatu larutan.
16 Tabung Reaksi Untuk meletakkan media
bakteri selain cawan petri.
17. Batang Pengaduk Untuk mengaduk suatu
larutan.
18. Pipet Volumetrik Untuk mengambil suatu
larutan ataupun bakteri.
No Nama Alat Gambar Fungsi/Keterangan
19. Spreader Untuk menyebarkan
bakteri yang berada pada
cawan petri.
20. Sentrifuge Untuk memisahkan larutan
dengan endapan.
21. Autoclave Untuk sterilisasi
pemanasan basah.
22. Freezer Untuk menyimpan media
maupun bakteri dengan
suhu mencapai titik beku
air.
23. Neraca Analitik Untuk menimbang bahan
secara akurat.
No Nama Alat Gambar Fungsi/Keterangan
24. Oven Untuk sterilisasi
pemanasan kering.
25. Laminar Flow Untuk tempat proses isolasi
mikroba.
26. Vortex Mixer Untuk menghomogenkan
suatu larutan.
27. Bunsen &
Spritus
Untuk alat pembakaran
jarum ose sebelum
digunakan.
28. Magnetic Stir Untuk membantu dalam
menghomogenkan suatu
larutan.
29. Hot Plate Untuk memanaskan, dalam
pembuatan media serta
menghomogenkan larutan.
3.2 Pembahasan
Bahan gelas banyak dipakai dalam laboratorium mikrobiologi,
dikarenakan adanya beberapa keunggulan maupun kelemahan peralatan yang
terbuat dari bahan baku gelas. Keunggulannya adalah bahan baku gelas tahan
terhadap reaksi kimia, bahan baku gelas tahan terhadap perubahan temperatur
yang mendadak misalnya dalam proses sterilisasi menggunakan autoclave, bahan
baku gelas memiliki koefisien muai yang kecil serta bahan baku gelas memiliki
daya tembus cahaya yang besar. Sedangkan kelemahannya ialah bahan baku gelas
mudah pecah terhadap tekanan mekanik, bahan baku gelas mudah tumbuh jamur
sehingga mengganggu daya tembus cahaya dan bahan baku gelas mudah tergores.
Selain itu, alat gelas umum digunakan dalam praktikum mikrobiologi
dikarenakan sangat memudahkan dalam pengukuran suatu larutan, larutan yang
dituangkan dalam alat gelas akan membentuk miniskus, sehingga keakuratan
pengukuran lebih teliti.
Sterilisasi yang umum digunakan dalam praktikum mikrobiologi adalah
sterilisasi dengan cara pemanasan. Pemanasan sendiri ada dua, meliputi
pemanasan kering dan pemanasan basah. Pemanasan kering biasanya
menggunakan alat yang disebut oven. Oven yaitu lemari pengering dengan
dinding ganda, dilengkapi dengan termometer dan lubang tempat keluar
masuknya udara, dipanaskan dari bawah dengan gas atau listrik. Yang biasanya
disterilisasi menggunakan pemanasan kering adalah alat-alat dari gelas (gelas
kimia, gelas ukur, pipet ukur, erlenmeyer, botol-botol, corong), bahan obat yang
tahan pemanasan tinggi (minyak lemak, vaselin). Cara penggunaannya adalah
dengan menggunakan suatu siklus oven modern yang dilengkapi udara yang
dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam bejana
sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15o , jika alat sterilisasi beroperasi pada
suhu tidak kurang dari 250o .
Sedangkan pada pemanasan basah, alat yang digunakan biasanya disebut
autoclave yaitu suatu panci logam yang kuat dengan tutup yang berat,
mempunyai lubang tempat mengeluarkan uap air beserta krannya, termometer,
pengatur tekanan udara, klep pengaman. Yang biasanya disterilisasi dengan
metode ini adalah alat pembalut, kertas saring, alat gelas ( buret, labu ukur ) dan
banyak obat-obat tertentu. Penggunaannya sendiri adalah autoclave dipanaskan,
ventilasi dibuka untuk membiarkan udara keluar. Pengusiran udara pada autoclave
berdinding dua, uap air masuk dari bagian atas dan udara keluar dari bagian
bawah yang dapat ditunjukkan pada gelembung yang keluar dari ujung pipa karet
dalam air. Setelah udara bersih, alat/bahan yang akan disterilkan dimasukkan
sebelum air mendidih, tutup autoclave dan dikunci, ventilasi ditutup dan suhu
serta tekanan akan naik sesuai dengan yang dikehendaki serta mengatur klep
pengaman supaya tekanan stabil. Setelah sterilisasi selesai, autoclave dibiarkan
dingin hingga tekanannya sama dengan tekanan atmosfir. Cara sterilisasi ini lebih
efektif dibanding dengan pemanasan basah yang lain, karena suhunya lebih tinggi.
Proses menghomogenkan suatu larutan, penggunaan hot plate dan
magnetic stir menjadi peralatan penting yang sering digunakan, sebab ketika
panas yang dihasilkan oleh hot plate maka akan memberikan suatu gerakan
berputar oleh magnetic stir, dimana magnetic stir tersebut akan mengaduk larutan
tersebut secara otomatis sehingga memudahkan dalam proses menghomogenkan
suatu larutan.
Inkubator adalah peralatan yang digunakan untuk menginkubasi mikrobia
selama waktu, suhu tertentu dan suhu yang dipertahankan tetap, sedangkan untuk
kepentingan tertentu seperti media cair yang memerlukan kondisi homogen
selama masa inkubasi dipergunakan alat yang disebut shaker. Vortex mixer
merupakan peralatan yang sangat berperan dalam rangkaian pengenceran, alat ini
digunakan dalam proses penghomogenan sampel atau larutan dan neraca analitik
merupakan alat untuk menimbang bahan secara teliti.
Waterbath merupakan peralatan yang berisi air yang bisa
mempertahankan suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang sudah
ditentukan. Laminar flow menyerupai lemari kaca dimana pada alat ini biasanya
digunakan proses isolasi mikrobia, karena alat ini dilengkapi dengan blower, sinar
UV serta lampu penerang. Freezer merupakan alat yang biasanya digunakan
untuk tempat penyimpanan bahan ataupun media yang berisi mikroba, yang mana
tujuannya untuk proses pembiakan, alat ini berbentuk seperti lemari pendingin
dengan suhu mencapai titik beku air. Colony counter adalah suatu alat hitung yang
digunakan untuk memudahkan praktikan dalam menghitung jumlah mikroba pada
media yang ditempatkan pada cawan petri.
Peralatan gelas misalnya tabung reaksi digunakan sebagai tempat
meletakkan media miring, selain itu bisa juga digunakan cawan petri sebagai
tempat meletakkan media untuk perkembang biakan mikroba yang kita tanam.
Gelas beker dan gelas ukur memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai tempat untuk
mengukur suatu larutan dengan akurat. Penggunaan erlenmeyer dimaksudkan agar
suatu zat terlarut dapat bercampur dengan pelarutnya.
Selama proses praktikum berlangsung, kehati-hatian dalam bekerja
menjadi prioritas yang paling utama, hal ini disebabkan karena pada laboratorium
mikrobiologi banyak terdapat alat-alat yang terbuat dari bahan gelas dan mudah
pecah, selain itu banyak juga terdapat mikroba-mikroba yang sedang dibiakkan
dan ditakutkan apabila mikroba tersebut merupakan mikroba yang pathogen
sehingga dapat membahayakan praktikan. Serta yang tidak kalah pentingnya
adalah banyaknya bahan-bahan kimia yang bersifat korosif dan bisa
membahayakan praktikan dalam melalukan percobaan. Untuk itu dalam proses
praktikum selain dituntut untuk berhati-hati, sebaiknya juga tidak berbicara
ataupun bercanda serta memiliki konsentrasi yang tinggi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan praktikum Bekerja di Ruang Praktik Mikrobiologi adalah
pada praktikum ini kita mengetahui alat-alat dengan fungsinya masing-masing
sesuai dengan tujuan penggunaannya. Adapun alat-alat yang ada di laboratorium
tersebut antara lain: alat gelas yang meliputi, gelas ukur, erlenmeyer, gelas beker,
cawan petri, tabung reaksi, batang pengaduk, pipet volumeter, spreader dan
bunsen. Sedangkan untuk alat listrik meliputi, inkubator, destilator, waterbath,
colony counter, mikroskop elektron, spectronik 20D/spectrofotometrik, shaker,
sentrifuge, autoclave, freezer, neraca analitik, oven, laminar flow, vortex mixer,
hot plate dan magnetic stir. Serta peralatan lainnya yang meliputi, jarum ose, tip
pipet, tube, spatula & sendok.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi harus
melewati proses sterilisasi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya
kontaminasi yang nantinya akan mengganggu proses identifikasi mikroba. Untuk
memudahkan pembersihan dan proses sterilisasi, maka peralatan gelas banyak
digunakan.
4.2 Saran
Saran praktikan untuk praktikum kali ini adalah sebaiknya dalam proses
jalannya praktikum, praktikan harus benar-benar memperhatikan penjelasan yang
diberikan oleh asisten, agar alat-alat yang berada pada laboratorium mikrobiologi
dapat digunakan dan dipelihara dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A. Jr. & A.L. Underwood. 1999. Kimia Analisa Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.
Hendaryono, D.P.S. & A. Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius, Yogyakarta.
Lim, D. 1998. Microbiology. WCB McGraw-Hill, Missouri.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara, Jakarta.
Subroto, J. 2000. Alat-Alat Laboratorium. CV Aneka, Solo.
Suharni, Theresia Tri, Sri Juni Nastiti, & A. Endang Sutariningsih Soetarto. 2008. Mikrobiologi Umum. Penerbit Universitas Atmajaya Yogyakarta, Yogyakarta.
Tim Penyusun Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar.http://www.freewebs.com/mikrodas/PETUNJUK%20PRAKTIKUM.pdf.Diakses tanggal 1 Oktober 2010
Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.