lap.praktikum 8 besi

24
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN PERCOBAAN VIII BESI OLEH : NAMA : MUHAMMAD SADIQUL IMAN NIM : H1E108059 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : HAFIZH AS’AD ASAD A. PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

Upload: muhammad-sadiqul-iman

Post on 27-Jun-2015

301 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lap.praktikum 8 Besi

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERCOBAAN VIII

BESI

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD SADIQUL IMAN

NIM : H1E108059

KELOMPOK : V (LIMA)

ASISTEN : HAFIZH AS’AD ASAD A.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

NOVEMBER, 2010

Page 2: Lap.praktikum 8 Besi

PERCOBAAN VIII

BESI

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar besi pada

suatu sampel air.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak

digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan

yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom

26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi (Wikipedia, 2010).

Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam

penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya: kelimpahan besi di

kulit bumi cukup besar, pengolahannya relatif mudah dan murah, dan besi

mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi

(Wikipedia, 2010).

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi

menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai

barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi

dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless

steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.

Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya

Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi (Wikipedia, 2010).

Reaksi oksidasi ion ferro menjadi ion ferri ditunjukkan dalam

persamaan di bawah ini :

Fe2+ → Fe3+ + e-

Pada pH sekitar 7,5 – 7,7 ion ferri mengalami oksidasi dan berikatan

dengan hidroksida membentuk Fe(OH)3 yang bersifat tidak larut dan

mengendap di dasar perairan, membentuk warna kemerahan pada substrat

dasar. Oleh karena itu, besi hanya ditemukan pada perairan yang berada dalam

kondisi anaerob dan suasana asam (Effendi, 2003).

Page 3: Lap.praktikum 8 Besi

Fenomena serupa terjadi pada badan sungai yang menerima aliran air

pertambangan. Sebagai tanda terjadinya pemulihan (recovery) kualitas air,

pada bagian hilir sungai, dasar perairan berwarna kemerahan karena terjadinya

Fe(OH)3 sebagai konsekuensi dari meningkatnya pH dan terjadinya proses

oksidasi besi (Effendi, 2003).

Pada perairan alami, besi berikatan dengan anion membentuk senyawa

FeCl2, Fe(HCO3) dan Fe(SO4). Pada perairan yang diperuntukkan bagi

keperluan domestik, pengendapan ion ferri dapat mengakibatkan warna

kemerahan pada porselin, bak mandi, pipa air dan pakaian. Kelarutan besi

meningkat dengan menurunnya pH (Effendi, 2003).

Sumber besi di alam adalah pyrite (FeS2), hematite (Fe2O3), magnetic

(Fe3O4), limonite [FeO(OH)], geothite (HFeO2) dan ochre [Fe(OH)3]. Senyawa

besi pada umumnya bersifat sukar larut dan cukup banyak terdapat di dalam

tanah. Kadang-kadang besi juga terdapat sebagai senyawa siderite (FeCO3)

yang bersifat mudah larut dalam air (Effendi, 2003).

Air tanah dalam biasanya memiliki karbondioksida dengan jumlah

yang relatif banyak, dicirikan dengan rendahnya pH, dan biasanya disertai

dengan kadar oksigen terlarut yang rendah atau bahkan terbentuk suasana

anaerob. Pada kondisi ini, sejumlah ferri karbonat akan larut sehingga terjadi

peningkatan kadar besi ferro (Fe2+) di perairan (Effendi, 2003).

Rasa pada air sumur dapat disebabkan oleh derajat keasaman (pH)

yang rendah sehingga dapat melarutkan besi, sedangkan bau disebabkan oleh

kadar sulfida yang tinggi. Bau dan warna pada air minum dapat mengurangi

selera konsumen, sedangkan warna yang mungkin disebabkan oleh tingginya

kadar besi dapat meninggalkan noda pada pakaian, wadah penampungan air

dan dinding kamar mandi (Sutapa, 2000).

Adanya unsur-unsur besi dalam air diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan tubuh akan unsur tersebut. Zat besi merupakan suatu unsur yang

penting dan berguna untuk metabolisme tubuh. Untuk keperluan ini, tubuh

membutuhkan 7 – 35 mg unsur tersebut perhari, yang tidak hanya diperoleh

dari air. Konsentrasi unsur ini dalam air yang melebihi ± 2 mg/l akan

menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna

Page 4: Lap.praktikum 8 Besi

putih. Adanya unsur ini dapat pula menimbulkan bau dan warna pada air

minum, dan warna koloid pada air (Sutrisno, 2006).

Dalam jumlah kecil, unsur ini diperlukan tubuh untuk pembentukan

sel-sel darah merah. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka ditetapkan

standar konsentrasi maksimum besi dalam air minum oleh DepKes RI sebesar

0,1 – 1,0 mg/l. Dengan dipenuhinya standar tersebut oleh air minum,

diharapkan beberapa hal yang tidak diinginkan tersebut di atas tidak dapat

terjadi (Sutrisno, 2006).

Pengukuran besi pada sampel air dapat menggunakan alat Atomic

Absorption Spectrofotometer (AAS) yang disebut juga Spektroskopi Serapan

Atom (SSA). Absorbsi atom adalah spektroskopi atom yang pertama kali

dapat diandalkan untuk menganalisa adanya logam dalam sampel yang berasal

dari lingkungan (Bagus, 2008).

1. Prinsip dasar AAS

Dalam AAS kita mengukur serapan (absorbsi) yang dialami oleh

seberkas sinar yang melalui kumpulan atom-atom. Serapan akan

bertambah dengan bertambahnya jumlah atom yang menyerap sinar

tersebut. Sinar tersebut bersifat monokromatis dan mempunyai panjang

gelombang (λ) tertentu. Suatu atom unsur X hanya bisa menyerap sinar

yang panjang gelombangnya sesuai dengan unsur X tersebut. Artinya, sifat

menyerap sinar ini merupakan sifat yang khas (spesifik) bagi unsur X

tersebut. Misal : atom Cu menyerap sinar dengan λ = 589,0 nm sedangkan

atom Pb menyerap sinar dengan λ = 217,0 nm. Dengan menyerap sinar

yang khas, atom tersebut tereksitasi (elektron terluar dari atomnya

tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi) (Bagus, 2008).

Hubungan antara serapan yang dialami oleh sinar dengan

konsentrasi analit dalam larutan standar bisa dipergunakan untuk

menganalisa larutan sampel yang tidak diketahui, yaitu dengan mengukur

serapan yang diakibatkan oleh larutan sampel tersebut terhadap sinar yang

sama. Biasanya terdapat hubungan yang linier antara serapan (A) dengan

konsentrasi (c) dalam larutan yang diukur dan koefisien absorbansi (a)

(Bagus, 2008).

Page 5: Lap.praktikum 8 Besi

A = a . b . c

Dari hukum Lambert-Beer / Bouguer-Beer, ”Bila cahaya

monokromatis dilewatkan pada media transparan maka berkurangnya

intensitas cahaya yang ditransmisikan sebanding dengan ketebalan (b)

dan konsentrasi larutan” (Bagus, 2008).

Cara sederhana untuk menemukan konsentrasi unsur logam dalam

cuplikan adalah dengan dengan membandingkan nilai absorbans (Ax) dari

cuplikan dengan absorbansi zat standar yang dikerahui konsentrasinya.

Ax = CxCx= Ax . Cx

As As = Cs

Dimana :

Ax = absorban sampel

As = absorban standar

Cx = konsentrasi sampel

Cs = konsentrasi standar (Bagus, 2008).

2. Komponen – komponen Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

a. Lampu katoda berongga (Hollow Cathode Lamp)

Lampu katoda berongga terdiri atas tabung gelas yang diisi dengan

gas argon (Ar) atau neon (Ne) bertekanan rendah (4-10 torr) dan di

dalamnya dipasang sebuah katoda berongga dan anoda. Rongga katoda

berlapis logam murni dari unsur obyek analisis. Misalnya : untuk

pengukuran Fe diperlukan lapisan logam Fe. Batang anoda terbuat dari

logam wolfram / tungsten (W) (Bagus, 2008).

b. Ruang pengkabutan (Spray Chamber)

Merupakan bagian di bawah burner dimana larutan contoh diubah

menjadi aerosol. Dinding dalam dari spray chamber ini dibuat dari plastik /

teflon. Dalam ruangan ini dipasang peralatan yang terdiri atas :

Nebulizer glass bead atau impact bead (untuk memecahkan larutan

menjadi partikel butir yang halus)

Flow spoiler (berupa baling-baling berputar, untuk mengemburkan

butir / partikel larutan yang kasar)

Inlet dari fuel gas dan drain port (lubang pembuangan) (Bagus, 2008).

Page 6: Lap.praktikum 8 Besi

c. Pembakar (Burner)

Merupakan alat dimana campuran gas (bahan bakar dan oksida)

dinyalakan. Dalam nyala yang bersuhu tinggi itulah terjadi pembentukan

atom-atom analit yang akan diukur. Alat ini terbuat dari logam yang tahan

panas dan tahan korosi. Desain burner harus dapat mencegah masuknya

nyala ke dalam spray chamber. Hal ini disebut ”blow back” dan amat

berbahaya. Burner untuk nyala udara asetilen (suhu 2000 – 22000C)

berlainan dengan untuk nyala nitrous oksida-asetilen (suhu 2900 –

30000C). Burner harus selalu bersih untuk menjamin kepekaan yang tinggi

dan kedapatulangan (repeatability) yang baik (Bagus, 2008).

d. Monokromator & Slit (Peralatan optik)

Fungsi : untuk mengisolir sebuah resonansi dari sekian banyak

spektrum yang dihasilkan oleh lampu katoda berongga (Bagus, 2008).

e. Detektor

Detektor yang biasa digunakan dalam AAS ialah jenis photomultiplier

tube, yang jauh lebih peka daripada phototube biasa dan responnya juga

sangat cepat (10-9 det). Fungsinya untuk mengubah energi radiasi yng

jatuh pada detektor menjadi sinyal elektrik / perubahan panas.

f. Lain-lain

Pembuangan gas dan udara kotor (exhaust dust)

Pipa saluran gas (Bagus, 2008).

3. Cara kerja AAS

Cara kerja AAS adalah suatu teknik analisis unsur yang didasarkan

pada absorbsi sinar oleh atom bebas. Atom menyerap sinar pada panjang

gelombang tertentu yang mempunyai energi untuk mengubah tingkat

elektron suatu atom. Dengan absorbsi berarti atom memperoleh lebih

banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya

ke tingkat eksitasi. Walaupun sampel yang mengandung logam yang akan

dianalisis tidak menghasilkan warna atau kadarnya sangat kecil sekalipun,

masih dapat terbaca oleh AAS. Jadi tingkat ketelitian AAS lebih tinggi

dibandingkan spektrofotometer (Tim Pengajar SMK 3 Kimia Madiun,

2009).

Page 7: Lap.praktikum 8 Besi

Tabel 1. Perbandingan Antara Spektrofotometer Dengan AAS

No. Parameter AAS Spektrofotometer

1.

Pereaksi /

Reagent yang

digunakan

Lebih sedikit, pereaksi

digunakan hanya pada

preparasi awal saja, yaitu

K2Cr2O7 dan asam kuat

konsentrasi rendah

Lebih banyak, karena

masing-masing

parameter

menggunakan peraksi

yang berbeda

2.Mekanisme

Analisis

Lebih cepat dan mudah

dalam pengerjaan

Jauh lebih lama dan

rumit dalam pengerjaan

3.Harga / cost

Analisis

Lebih murah karena

sedikitnya pereaksi yang

digunakan walaupun

banyak parameter yang

akan dianalisis

Lebih mahal karena

banyaknya pereaksi

yang digunakan untuk

semua paramater

4.Preparasi

awal

Lebih mudah dan hanya

melakukan sekali

preparasi untuk semua

parameter analisis

Lebih rumit dan

preparasi untuk masing-

masing parameter

berbeda

5.

Mekanisme

alat / panjang

gelombang

Tidak mengatur panjang

gelombang, hanya

mengganti lampu katoda

sesuai dengan parameter

analisa

Masing-masing

parameter harus

dilakukan pengesetan

panjang gelombang

terlebih dahulu

6.Volume

sampel

Lebih sedikit karena sekali

preparasi hanya berjumlah

+ 50 mL

Lebih banyak karena

masing-masing

parameter volume

sampelnya berbeda

(Sumber : Tim Pengajar SMK 3 Kimia Madiun, 2009).

Page 8: Lap.praktikum 8 Besi

III.ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet volumetri,

botol film, atomic absorption spectrofotometri (AAS).

B. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan Fe 10

ppm, akuades dan sampel air (air gambut, sungai martapura, dan sungai

cempaka).

IV. PROSEDUR KERJA

A. Pengenceran Fe

1. Mengambil larutan Fe 10 ppm sebanyak 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, dan 10

ml dan memasukkan ke dalam 5 buah botol film.

2. Menambahkan akuades pada masing-masing botol hingga volumenya

20 ml.

3. Menganalisis dengan AAS.

B. Pengukuran Sampel

1. Mengambil 20 ml sampel air (air gambut, sungai martapura, dan

sungai cempaka).

2. Menganalisis dengan AAS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Hasil Pengamatan

a. Pengenceran Fe

Tabel 2. Hasil pengamatan pengenceran Fe

No. Percobaan Pengamatan

1.

2.

3.

Diambil larutan Fe 10 ppm sebanyak

2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, dan 10 ml dan

dimasukkan ke dalam 5 buah botol

film.

Ditambahkan akuades.

Dianalisis dengan AAS.

Hingga V = 20 ml

Nilai Absorbansi (A)

Page 9: Lap.praktikum 8 Besi

a. 0 ppm

b. 1 ppm

c. 2 ppm

d. 3 ppm

e. 4 ppm

f. 5 ppm

-0,002

0,018667

0,043333

0,072

0,099667

0,119667

b. Pengukuran Sampel

Tabel 3. Hasil pengamatan dari pengukuran sampel

No. Percobaan Pengamatan

1.

2.

20 ml sampel sungai martapura

diambil dan dimasukkan ke dalam

botol film. Begitu juga dengan sampel

air cempaka dan air gambut.

Dianalisis dengan AAS.

Sungai martapura

Air cempaka

Air gambut

Nilai Absorbansi (y)

y = 0,015833 mg/l

y = 0,012667 mg/l

y = 0,052 mg/l

2. Grafik

-0.002

0.018667

0.043333

0.072

0.099667

0.119667

y = 0.025x - 0.004R² = 0.997

-0.020

0.000

0.020

0.040

0.060

0.080

0.100

0.120

0.140

0 1 2 3 4 5 6

Pengukuran Fe Absorbansi

(A)

Persamaan Linier

Konsentrasi (C)

Abso

rban

si (A

)

Page 10: Lap.praktikum 8 Besi

3. Perhitungan

Perhitungan Kadar Fe dalam Sampel Air

berdasarkan kurva absorbansi yang ditunjukkan pada grafik di atas,

diperoleh persamaan :

y = 0,025x – 0,004

Dimana y = absorbansi besi

x = konsentrasi besi

a. Konsentrasi Fe pada Sampel Air Sungai Martapura

Diketahui : y = 0,015833 mg/l

Ditanya : konsentrasi besi (x) …?

Jawab :

y = 0,025x – 0,004

0, 015833 = 0,025x – 0,004

0,025x = 0, 015833 + 0,004

x = 0,019833 mg/l / 0,025 = 0,79332 mg/l

maka, nilai konsentrasi besi pada sampel sungai martapura adalah

0,79332 mg/l

b. Konsentrasi Fe pada Sampel Air Cempaka

Diketahui : y = 0,012667 mg/l

Ditanya : konsentrasi besi (x) …?

Jawab :

y1 = 0,025x – 0,004

0,012667 = 0,025x – 0,004

0,025x = 0,012667 + 0,004

x = 0,016667 mg/l / 0,025 = 0,66668 mg/l

maka, nilai konsentrasi besi pada sampel sungai martapura adalah

0,66668 mg/l

c. Konsentrasi Fe pada Sampel Air Gambut

Diketahui : y = 0,052 mg/l

Ditanya : konsentrasi besi (x) …?

Jawab :

Page 11: Lap.praktikum 8 Besi

y = 0,025x – 0,004

0,052 = 0,025x – 0,004

0,025x = 0,052 + 0,004

x = 0,056 mg/l / 0,025 = 2,24 mg/l

maka, nilai konsentrasi besi pada sampel sungai martapura adalah

2,24 mg/l

B. Pembahasan

1. Pengenceran Fe

Sampel yang digunakan pada perhitungan konsentrasi besi ini

berasal dari air sungai martapura, air cempaka dan air gambut. Dimana

perhitungan konsentrasi Fe (besi) pada praktikum ini menggunakan alat

yang disebut atomic absorption spectrofotometri (AAS). AAS menjadi

alat yang tepat untuk menganalisis konsentrasi Fe dalam sampel air.

Diantaranya disebabkan oleh kecepatan analisisnya, ketelitiannya sampai

tingkat runut serta tidak memerlukan pemisahan pendahuluan. Kelebihan

kedua adalah kemungkinannya untuk menentukan konsentrasi semua

unsur pada konsentrasi runut. Ketiga, sebelum pengukuran tidak selalu

memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan karena kemungkinan

penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan asalkan

katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan sampai

61 macam logam berat.

Fungsi larutan standar Fe adalah untuk membuat suatu grafik

kalibrasi. Grafik kalibrasi dibutuhkan oleh ASS untuk membandingkan

absorbansi yang terbaca dalam sampel sehingga didapatkan konsentrasi

suatu unsur yang dianalisa. Pembuatan larutan standar dapat disesuaikan

dengan perkiraan banyaknya kandungan unsur yang dianalisa dalam suatu

sampel. Berdasarkan hasil perbandingan antara nilai absorbansi dengan

konsentrasi larutan Fe pada alat AAS, maka diperoleh grafik perbandingan

antara nilai absorbansi dengan konsentrasi larutan Fe yang di dapat,

menunjukkan garis yang mendekati lurus (linier). Dimana nilai persamaan

garis tersebut adalah y = 0,025x – 0,004 dengan nilai R2 = 0,997. Dari

pengujian menggunakan AAS, di dapat data yang menunjukkan bahwa

Page 12: Lap.praktikum 8 Besi

larutan standar Fe konsentrasi 0 ppm nilai absorbansinya adalah -0,002,

konsentrasi 1 ppm nilai absorbansinya adalah 0,018667. Larutan standar

Fe dengan konsentrasi 2 ppm nilai absorbansinya adalah 0,043333.

Larutan standar Fe dengan konsentrasi 3 ppm nilai absorbansinya adalah

0,072. Larutan standar Fe dengan konsentrasi 4 ppm nilai absorbansinya

adalah 0,099667 sedangkan larutan standar Fe dengan konsentrasi 5 ppm

nilai absorbansinya adalah 0,119667.

2. Pengukuran Sampel

Hasil pengukuran nilai absorban sampel air dengan menggunakan

AAS di dapat bahwa untuk sampel air sungai martapura nilai

absorbansinya sebesar 0,015833 mg/l, sampel air cempaka sebesar

0,012667 mg/l dan sampel air gambut sebesar 0,052 mg/l. Yang mana data

tersebut merupakan hasil rata-rata dari nilai absorban yang di dapat dari

pengukuran alat AAS. Dengan mengetahui nilai absorbansi dari sampel air

yang digunakan dapat dihitung kandungan kadar Fe dari masing-masing

sampel air dengan menggunakan rumus perhitungan yang di dapat dari

persamaan grafik absorbansi larutan standar Fe, yaitu y = 0,025x – 0,004.

Hasil perhitungan di dapatkan bahwa untuk sampel air sungai

martapura, kandungan besi (Fe) yang terlarut di dalamnya adalah sebesar

0,79332 mg/l. Untuk sampel air cempaka sebesar 0,66668 mg/l. Dan

terakhir untuk sampel air gambut nilai konsentrasi besi pada sampel sungai

martapura adalah 2,24 mg/l. Hasil perhitungan sudah jelas menunjukkan

bahwa kadar besi dalam sampel air melebihi batas aman dari air minum

oleh DepKes RI sebesar 0,1 – 1,0 mg/l. Sehingga sangat tidak cocok untuk

dijadikan bahan baku air minum rumah tangga.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa sampel air

gambut memiliki kandungan Fe yang paling besar yaitu 2,24 mg/l

dibandingkan dengan sampel air lainnya. Sedangkan air cempaka memiliki

kandungan Fe yang paling sedikit yaitu sebesar 0,66668 mg/l. Terjadinya

perbedaan nilai konsentrasi atau kandungan Fe (besi) pada sampel air yang

digunakan kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya

Page 13: Lap.praktikum 8 Besi

topografi lahan yang berbeda serta aktivitas di lingkungan sekitar yang

dapat menyebabkan tinggi kadar Fe dalam air.

Berdasarkan fakta yang ada, air gambut memiliki nilai konsentrasi

Fe yang tinggi, karena air gambut merupakan air yang berada di daerah

gambut yang tersusun atas kandungan besi yang tinggi, yaitu pyrite (FeS2),

dan jika dilihat dari hasil perhitungan yang di dapat menunjukkan jumlah

kandungan besi yang paling tinggi dibandingkan air sungai martapura

maupun air cempaka. Ditambah lagi aktivitas warga sekitar yang dapat

mengakibatkan tingginya kadar besi pada perairan.

Namun jika bisa disimpulkan, semua sampel air tersebut tidak

layak untuk dikonsumsi sebagai bahan baku air minum rumah tangga.

Sebab jika kita lihat dari peraturan yang ada di Indonesia, yaitu

berdasarkan persyaratan kualitas air minum yang dibuat Permenkes

No.416/MENKES/PER/IX/1990, kadar besi maksimum yang

diperbolehkan juga sebesar 1,0 mg/l.

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan ini adalah :

1. Percobaan besi (Fe) ini menggunakan sampel air sungai martapura, air

cempaka dan air gambut.

2. Dalam melakukan pengukuran kadar besi dalam sampel air, digunakan alat

atomic absorption spectrofotometri (AAS).

3. Hasil pengukuran larutan standar Fe, konsentrasi 0 ppm sebesar -0,002,

konsentrasi 1 ppm adalah 0,018667. Larutan standar Fe konsentrasi 2 ppm

sebesar 0,043333. Larutan standar Fe konsentrasi 3 ppm sebesar 0,072.

Larutan standar Fe konsentrasi 4 ppm sebesar 0,099667 sedangkan larutan

standar Fe konsentrasi 5 ppm sebesar 0,119667.

4. Hasil pengukuran nilai absorban sampel air dengan alat AAS di dapat

bahwa sampel air sungai martapura nilai absorbansinya 0,015833 mg/l,

sampel air cempaka 0,012667 mg/l dan sampel air gambut 0,052 mg/l.

5. Nilai konsentrasi besi sampel sungai martapura sebesar 0,79332 mg/l,

sampel air cempaka sebesar 0,66668 mg/l dan sampel air gambut nilai

konsentrasi besi adalah 2,24 mg/l.

Page 14: Lap.praktikum 8 Besi

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Setiawan. 2008. Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS).http://webcache.googleusercontent.com/searchDiakses tanggal 28 November 2010.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

Sutapa, Ignasius D.A. 2000. Uji Korelasi Pengaruh Limbah Tapioka Terhadap Kualitas Air Sumur. Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan, Vol. 2, No. 1/Feb. 2000; 47-65.

Sutrisno, Totok. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta.

Tim Pengajar SMK 3 Kimia Madiun. 2009. Perbandingan Analisis menggunakan Spektrofotometer dan Atomic Absorbtion Spectrofotometer (AAS).http://smk3ae.wordpress.com/2009/03/29/perbandingan-analisis-menggunakan-spektrofotometer-dan-atomic-absorbtion-spectrofotometer-aas-2/Diakses tanggal 28 November 2010.

Wikipedia. 2010. Besi. http://id.wikipedia.org/wiki/BesiDiakses tanggal 28 November 2010.

Page 15: Lap.praktikum 8 Besi

PERTANYAAN

1. Jelaskan bagaimana besi dapat mencemari lingkungan?

2. Jelaskan karakteristik logam besi?

JAWABAN1. Sumber besi di alam adalah pyrite (FeS2), hematite (Fe2O3), magnetic (Fe3O4),

limonite [FeO(OH)], geothite (HFeO2) dan ochre [Fe(OH)3]. Senyawa besi

pada umumnya bersifat sukar larut dan cukup banyak terdapat di dalam tanah.

Kadang-kadang besi juga terdapat sebagai senyawa siderite (FeCO3) yang

bersifat mudah larut dalam air. Fenomena pencemaran besi terjadi pada badan

sungai yang menerima aliran air pertambangan besi yang tidak

mengedepankan aspek lingkungan, sehingga ketika hujan turun, besi akan

mengikuti aliran permukaan (runoff) hingga mencapai badan air penerima.

2. Karakteristik besi dalam berbagai wujud meliputi :

A. Besi Tuang, yaitu besi yang dihasilkan dari suhu tinggi. Sifat besi tuang

antara lain:

Mengandung 3%-6% karbon serta sejumlah kecil silicon, mangan ,

fosfor, dan belerang.

Sangat keras tetapi rapuh.

Tidak dapat ditempa

Titik leleh rendah.

B. Besi Baja

Mengandung 0.02%-1.5% karbon.

Keras tetapi dapat ditempa

Tahan korosi

C. Besi tempa

Sifat besi tempa, antara lain:

mengandung kurang dari 0.5% karbon.

kurang keras dan mudah ditempa.

Jenis besi ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produk

paku, kawat, besi beton, dan sebagainya.