laporan_spektrofotometri

35
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I Judul :Penentuan Tetapan Pengionan Secara Spektrofotometri. Disusun oleh: Nama :Alpius Suriadi NIM :H13112020 Dosen : Berlian Sitorus S.Si., M.Si / Intan SyahbanuS.Si., M.si Nama asisten : Sefunny dan Eka Supriatin Hari/Tanggal :Jumat, 24 Oktober 2013 Kelompok : 6 (Enam) Anggota : 1. Ayu fitri 2. Erika juniar sianipar 3. Hesti asparingga 4. Indri puspa ningrum 5. Muhardi 6. Nurhayatun nafsiah 7. Rudi gunawan

Upload: ureung

Post on 29-Sep-2015

31 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

analisa spektrometri

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA I

Judul :Penentuan Tetapan Pengionan Secara Spektrofotometri.Disusun oleh:Nama :Alpius SuriadiNIM:H13112020Dosen: Berlian Sitorus S.Si., M.Si / Intan SyahbanuS.Si., M.siNama asisten: Sefunny dan Eka SupriatinHari/Tanggal:Jumat, 24 Oktober 2013Kelompok: 6 (Enam)Anggota: 1. Ayu fitri 2. Erika juniar sianipar 3. Hesti asparingga 4. Indri puspa ningrum 5. Muhardi 6. Nurhayatun nafsiah 7. Rudi gunawan

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK2013/2014ABSTRAKPENENTUAN TETAPAN PENGIONAN SECARA SPEKTROFOMETRIPenentuan Tetapan Pengionan Secara Spektrofotometri adalah suatu metode analisis kimia dengan mengukur panjang gelombang dan mengukur besar nilai absorbansi (serapan) berdasarkan tingkatan konsentrasi larutan yang uji dengan cara spektrofotometri. Tujuan dilakukan percobaan ini yaitu untuk menentukan tetapan pengionan pada metil merah dengan cara melakukan variasi konsentrasi pada larutan asam (HCl) dan basa (NaOH) yang telah di tambah dengan metil merah. Larutan dimasukan dalam kuvet selanjutnya di analisis dengan cara spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer dan dicari hubungan antara panjang gelombakang dengan besar adsorbansinya dan juga konsentrasi dari larutan tersebut. Variasi konsentrasi akan mempengaruhi tingkat absorbansinya. Setelah dianalisis dari data yang diperoleh dibuat grafik hubungan antara konsetrasi dan absorbansi dan kemudian akan diperoleh tetapan pengionan sebesar (Ka = 4,66x10-3)Kata kunci : spektrofotometri, absorbansi, metil merah dan pengionan.ABSTRACTDETERMINATION IONIZATION CONSTANTS SPECTROPHOTOMETRICALLYIn Spectrophotometric determination of ionization constants is a chemical analysis method to measure the wavelength and measuring the value of the absorbance (absorption) by level of concentration of the test solution by spectrophotometry. The purpose of this experiment is to determine the ionization constant of methyl red by way of variation of the concentration of the acid solution (HCl) and base (NaOH) which has been added with methyl red. Included in the solution in the cuvette subsequent analysis by spectrophotometry using a spectrophotometer and the relationship between long-sought gelombakang with big adsorbansinya and also the concentration of the solution. Variations in the concentration will affect the absorbance. After analysis of the data obtained graphed the relationship between concentration and absorbance, and then will be obtained by ionization constant(Ka=4.66x10-3)

Key words: spectrophotometry, absorbance, methyl red and ionization.

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampakpada makin meningkatnya pengetahuan serta kemampuan manusia. Betapatidak setiap manusia lebih dituntut dam diarahkan kearah lmu pengetahuan disegala bidang. Tidak ketinggalan pula ilmu kimia yang identik dengan ilmu mikropun tidak luput dari sorotan perkembangan iptek. Salah satu dari bentuk kemajuan ini adalah alat yang disebut denganSpektrometri Serapan Atom (SSA).Analisis Spektroskopi didasarkan pada interaksi radiasi dengan spesies kimia. Berprinsip pada penggunaan cahaya/tenaga magnet atau listrik untuk mempengaruhi senyawa kimia sehingga menimbulkan tanggapan. Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi umumnya digunakan dalamkimia fisikdankimia analisisuntuk mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam spektrum disebutspektrometer.Spektrofotometer UV-VIS adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer sesuai dengan namanya merupakan alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum Aplikasi dari percobaan ini adalah oksida logam transisi, misalnya Fe2O3 digunakan sebagai semikonduktor fotokatalis, sehingga dapat mempercepat reaksi oksidasi yang diinduksi oleh cahaya.dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar tampak yang sinambung dan monokromatis.

1.2 Tujuan PercobaanMenentukan tetapan pengionan indikator metil merah secara spektrofotometri 1.3 Prinsip PercobaanPenentuan tetapan pengionan indikator metil merah secara spektrofotometri dilakukan dengan mengubah suasana larutan HCl dan NaOH, dengan menambahkan larutan standar dan di ukur absorbansinya. Pada larutan HCl metil merah berupa I, disingkat HMR yang berwarna merah dan mempunyai dua bentuk resonansi. Ketika ditambahkan laruta NaOH , sebuah proton akan hilang dan terjadi II, anion MR yang berwarna kuning. Keadaan kesetimbangan antara kedua metil merah yang berlainan warna : I II Bentuk asam HMR(merah) Bentuk basa MR- (kuning)Reaksi pengionan metil merah : HMR H+ + MR-

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 SpektrofotometriSpektrofotometri adalah suatu metode analisa kimia yang pada dasarnya merupakan perbandingan intensitas warna suatu larutan dengan larutan standar. Metode ini juga merupakan bagian dari analisa fotometri. Disamping itu, dikenal juga tetapan metode analisa kalorimetri yang lain, diantaranya adalah analisa turbidimetri, nefolometri dan fluoresensi (sudjadi,1985)Analisa kalorimetri adalah variasi nama suatu sistem dengan berubahnya konsentrasi suatu komponen warna itu biasanya disebabkan oleh pembentukan suatu senyawa berwarna dengan ditambahkannya reagensia yang tepat atau warna kemudian dapat dikembangkan dengan yang diperoleh, dengan menangani kuantitor yang diketahui dari zat itu dengan cara yang sama (Basset, dkk, 1994).2.2 Hukum Lambert-BeerHukum labert-beer menyatakan bahwa fraksi penyerapan sinar tidak tergantung dari intensitas sumber cahaya. Hukum beer menyatakan bahwa penyerapan sebanding dengan jumlah molekul yang menyerap. Hukum Lambert-Beer, dapat diketahui hubungannya antara trasmitasi, tebal cuplikan/media, dan konsentrasi. Hubugan ini dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ( Triyati, 1985).Log = k . c. B = A . keteranga; Io = intensitas sianar awal; I = intensitas sinar yang diteruskan K = terapan karateristik dan terlarut; C= konsetrasi; b = tebal sel; A= serapan.2.3 Spektrum pancar Spektrum pancar zat dapat dihasilkan dengan cara memberikan energi pada sampel materi, baik dengan energi termal maupun dengan bentuk energi lainnya. Apabila padatan dipanaskan padatan akan memancarkan berbagai panjang gelombang dalam rentang yang lebar pita kurang dari 1m. Proses ini memerlukan penggunaan instrumen yang lebih rumit. Metode ini memiliki keuntungan tersendiri, yaitu dapat memberikan cara lebih kecil (basset, dkk, 1994).Absorpsi energi direkam sebagai absorban. Adsorpsi pada suatu panjang gelombang tertentu didefinisikan sebagai (keenan, 1990). A = log Io/I. Dimana A adalah absorpsi, Io merupakan intensitas cahaya rujukan dan I adalah intensitas berkas cahaya.2.4 Tetapan pengionan metil merah Metil merah ditemukan sebagai zwitter ion dalam air. Senyawa ini berupa I dalam suasana asam disingkat HMR. HMR pada kondisi ini berwarna merah dan mempunyai dua bentuk resonansi (Basset, 1994). Apabila keduanya ditambahkan basa, sebuah ion akan hilang, anion MR- yang berwarna kuning yang ditunjukan dengan reaksi sebagai berikut (keenan, 1990). HMR H+ + MR- (Merah) (Kuning)2.5 Zwitter Ion Zwitter ion adalah senyawa yang memiliki sekaligus gugus bersifat asam dan basa contonya metil merah. Pada PH netral zwitter ion akan bermutan positif (kation) maupun bermuatan negatif (anion). Biasanya ion mudah larut dalam air karena bermuatan (air adalah pelarut polar dan sukar larut dalam pelarut non polar) (sastrohamidjojo, 2001).Zwitter ion merupakan molekul yang memiliki dua muatan (positif dan negatif) sekaligus pada protein gugus hidroksilnya cendrung membentuk ion negatif, sedangkan pada gugus aminanya akan membentuk ion positif (Sudjadi, 1985).3.3 Analisa bahan3.3.1 Akuades (H2O)Akuades merupakan larutan tidak berwarna, titik didih 1000c, titik leleh 00. Akuades merupakan pelarut yang sangat baik, konstanta dielektriknya paling tinggi, netral, komposisi kalornya lebih tinggi dibandingkan cairan lain. Temperatur stabil pada titik beku, serta melarutakan banyak elektrolit dan daerah kestabilan redoksnya sangat luas (kusuma, 1983).3.3.2 Asam asetat ( CH3COOH)Asam asetat merupakan asam lemah yang tidak berwarna, berbau merangsang dan dapat menimbulkan luka bakar pada kulit. Asam asetat sebagian besar gas CH3COOH gampang larut dalam air. Asam asetat memiliki titik beku 16,60C dan titik didih -118,10C (Arsyad, 2001).3.3.3 Asam klorida (HCl)Asam klorida memiliki titik leleh -114,8 0C, titik didih -850C, berat jenis 7,05 gr/cm3, dan berat gas uap 1,268, HCl adalah gas tidak berwarna, berbau merangsang, berbahaya bila kontak mata dan kulit atau terhirup. Larutan asam banyak di gunakan dalam laboratorium, industri logam sebagai pelarut dan penetralisasi (Rivai, 1994).3.3.4 Etanol (C2H5OH)Etanol adalah senyawa dengan formula (C2H5OH). Etanol berwujud cair, tidak berwarna, larut dicampir dalam air, eter, kloroform dan aseton. Etanol digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut organik, produk yang komersial mengandung sekitar 95,96% etanol (Basri, 2003).3.3.5 Metil merah (C15H15N3O2)Metil merah merupakan senyawa organik berupa serbuk merah gelap digunakan sebagai indikator asam basa. Metil merah akan mengalami perubahan warna pada rentang PH 4 6,0. Metil merah menpunyai kisaran PH < 4,4 berwarna merah dan pada PH > 6 berwarna kuning (Arsyad, 2001).3.3.6 Natrium asetat (CH3COONa)Natrium asetat merupakan senyawa dengan rumus formula (CH3COONa). Natrium asetat adalah senyawa kristalin tanpa warna, terdapat dalam bentuk hidrat atau terhidrat . Larut dalam air dan etuksi etuna. Asam asetat digunakan dalam buffer untuk mengendalikan PH (Daintith, 1994).3.3.7 Natrium hidroksida (NaOH)Natrium hidroksida berbentuk padat, berwarna putih, bersifat lembab dan secara spontan menyerap CO2 dari udara bebas. NaOH larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Larutan natrium hidroksida sangat korosif terhadap tubuh dan membahayakan mata (Daintith, 1994).

BAB IIIMETODOLOGI3.1 AlatAlat-alat yang di gunakan dalam percobaan ini adalah ball pipet, botol sampel 250 ml,corong kaca, erlenmeyer 50 ml, kertas saring, labu ukur 100 ml, pipet ukur 5 ml, 10 ml, pipet volume 10 ml, 25 ml dan spektrofotometri (spectronic-20).3.2 BahanBahan-bahan yang di gunakan dalam percobaan ini antara lain; akuades (H2O), asam asetat (CH3COOH), asam klorida (HCl), etanol (C2H5OH), metil merah (C15H15N3O2), natrium asetat (CH3COONa) dan natrium hidroksida (NaOH).

3.3 Prosedur kerja3.3.1 Pembuatan larutan baku metil merah

METIL MERAH KRISTALDiambil sebanyak 0,5 gramEtanol 95% sebanyak 300 mLDiencerkan AkuadesDitepatkan hingga 500 mL

LARUTAN BAKU METIL MERAH

3.3.2 Pembuatan larutan standar metil merah

ETANOL 50 mL

Dimasukan kedalam labu ukur 100 mL Larutan persediaan sebanyak 10 mLAkuades

LARUTAN STANDARDitepatkan kedalam labu ukur 100 Ml

3.3.3 Pembuatan spektrum absorbansi HMR- dan MR+

LARUTAN STANDAR

Dipipet sebanyak 5 mLHCl 0,1 M, 0,05 M, 0,025 M dan 0,0125 M sebanyak 10 mLDitepatkan hingga tanda batas

HMR

LARUTAN STANDAR

Dipipet sebanyak 10 mL NaOH 0,04 M, 0,023 M, O,013 M dan 0,005 M sebanyak 25 mL

MR Ditepatkan hingga tanda batas

Ditepatkan dengan akuades Ditambah 5 ml indikator metil merah Diambil 10 ml dan dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml HCl dengan berbagai variasi konsentrasi 0,1 M; 0,05 M: 0,025M; 0,0125 M Proseedur kerja HCl + HMR

Hasil

Hasil

Ditepatkan dengan akuades Ditambah 10 ml indikator metil merahDiambil 25 ml dan dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml NaOH dengan berbagi variasi konsentrasi 0,04 M; 0,02 M; 0,01 M; 0,005 M Prosedur kerja NaOH + HMR

Prosedur kerja CH3COOH + HMR + CH3COONa

CH3COOH dengan berbagai konsentrasi 0,1 M; 0,05 M; 0,01 M

Diambil 50 ml dan dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml

Ditambah 25 ml CH3COONa 0,04 M

Ditambah 5 ml indikator metil merah

Ditepatkan dengan akuades

Hasil Hasil

LARUTAN ASAM - BASA

Ditentukan absorbansinya pada panjang gelombang 4005500 nM Digunakan akuades sebagai pembanding Dibuat kurva A terhadap Dipilih 1 dan 2 yang sesuai untuk menganalisi campuran

MR bentuk asam dan basa3.3.4 Pengujian Hukum Lambert - Beer

METIL MERAH ASAM DAN BASADiencerkan dengan 0,1 N HCl dan 0,1 N HCl dan 0,1 N NaOH(Pengenceran 2x, 4x, 8x)Ditentukan harga indeks absorbansinya pada 1 dan 2

HASILDiamati nilai 1 dan 2

LARUTAN STANDAR METIL MERAH3.3.5 Penentuan Tetapan Kesetimbangan ionisasi

Dipipet sebanyak 5 mLDitambahkan larutan CH3COOH 0,04 M sebanyak 25 mL H2ODitepatkan hingga tanda batasDibagi menjadi 3 larutan

LARUTAN 3LARUTAN 1LARUTAN 2

HASILHASILHASIL CH3COOH 0,01 M CH3COOH 0,05 M CH3COOH 0,1 M

3.4 Rangkaian Alat

Gambar 3.4.1 spektrofotometri

6. Tombol untuk scaning7. Tombol untuk mencetak8. pengatur panjang gelombang9. pengatur transmitan/absorbansi10. Tombol power/ pengator nol11. pengatur filterKeterangan gambar: 1. Tempat kuvet2. Display digital3. mode indikator4. Mode pilihan 5. Tombol pengurangan

Keterangan gambar:Gambar bagian dalam spektrofotometer, tempat meletakan kuvet yang akan di tembak dengan sinar kromatis untuk mengukur panjang gelombang dan besarnya nilai absorbansi larutan yang di teliti.

Gambar 3.4.2 Bagian dalam spektrofotometerBAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil pengamatan4.1.1 Besar absorbansi HCl dan NaOH dengan rentang panjang gelombang 400- 600panjang gelombangA HClA NaOH

4000,1052,627

4050,1160,72

4100,1392,808

4150,1682,618

4200,211-

4250,2552,835

4300,322-

4350,407-

4400,5-

4450,629-

4500,777-

4550,953

4601,1452,828

4651,3652,792

4701,6162,55

4751,872,331

4802,1232,136

4852,4411,857

4902,7261,525

4952,8021,262

500-1,017

505-0,798

510-0,595

515-0,443

520-0,316

5252,70,232

530-0,158

535-0,11

540-0,083

545-0,061

5502,7810,043

5552,6320,04

5602,4890,023

5652,1820,034

5701,7650,021

5751,3110,018

5800,8970,012

5850,5950,016

5900,3820,017

5950,2430,014

6000,1470,004

4.2.1. HCl M HClA1 ( = 425 nm)A2 ( = 495 nm)

0,10,2512,955

0,050,2762,769

0,0250,2091,861

0,01250,2271,471

4.2.2. NaOH M NaOHA1 ( = 425 nm)A2 ( = 495 nm)

0,04-1,265

0,02-1,300

0,01-1,227

0,005-1,231

4.2.3. CH3COOH M NaOHA1 ( = 425 nm)A2 ( = 495 nm)

0,10,3431,217

0,050,2380,925

0,010,4941,058

4.2 PembahasanSpektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan mengguankan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detector Fototube. Dalam analisis cara spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200-380 nm), daerah Visible (380-700 nm), daerah Inframerah (700-3000 nm). Spektrofotometri juga merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap mana mata manusia peka, gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran cahaya dengan panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 mm Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet. Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu Dalam analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm.spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi dan panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau di absorbsi. Kelebihan spektrometer dibanding fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Absorbsi (serapan) atom adalah suatu proses penyerapan bagian sinar oleh atom-atom bebas pada panjang gelombang () tertentu dari atom itu sendiri sehingga konsentrasi suatu logam dapat ditentukan. Karena absorbansi sebanding dengan konsentrasi suatu analit, maka metode ini dapat digunakan untuk sistem pengukuran atau analisis kuantitatif.Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hokum Lambert-Beer, bila cahaya monokromatik (I0),melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitans adalah perbandingan intensitas cahaya yang di transmisikan ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io). Persyaratan hukum Lambert-Beer antara lain : Radiasi yang digunakan harus monokromatik, energi radiasi yang di absorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, sampel (larutan) yang mengabsorpsi harus homogeny, tidak terjadi flouresensi atau phosphoresensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan harus pekat (tidak encer).Syarat suatu zat atau senyawa yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar tampak adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut harus tampak berwarna, sehingga analisis yang didasarkan pada pembentukan larutan berwarna disebut juga metode kolorimetri. Jika tidak berwarna maka larutan tersebut harus dijadikan berwarna dengan cara memberi reagen tertentu yang spesifik. Dikatakan spesifik karena hanya bereaksi dengan spesi yang akan dianalisis. Reagen ini disebut reagen pembentuk warna (chromogenik reagent). Pembuatan larutan baku metil merah, 0,5 gram metil jingga kristal dilarutkan dalam 300 ml etanol 95% kemudian diencerkan hingga tepat 500 ml dengan aqua d.m. Digunakan etanol karena metil merah lebih larut dalam etanol dibandingkan ketika dilarutkan di dalam air sebab Senyawa etanol mengandong ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH). Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen ( yaitu ikatan anrata H dengan F, O dan N) bersifat polar. Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung molekulnya. Molekul yang geometrinya asimetris ( tidak simetris) akan mempunyai perbedaan kepolaran pada ujung2nya , shg bersifat polar. Barulah setelah itu diencerkan dengan akuades untuk ditepatkan dengan menggunakan labu ukur. Pembuatan larutan standar metil merah. Sebanyak 10 ml larutan persediaan ditambahkan kedalam 50 ml etanol 95% dalam labu takar 100 ml , diencerkan hingga 100 ml. Metil merah adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi asam-basa.Spektrum absorpsi bentuk asam, HMR ditentukan dalam larutan HCl yaitu dengan menambahkan 5 ml larutan standar dengan 10 ml 0,1M HCl dan ditepatkan hingga 100 ml dengan akuades. Tujuan dari penambahan HCl pada larutan standar karena HCl merupakan asam kuat yang terdisosiasi sempurna dalam air sehingga absorbansi [HMR] pada suasana asam dapat diketahui. Dilakukan variasi konsentrasi untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan absorbansi larutan serta keakuratan dalam mengambil data. Variasi konsentrasi yang dilakukan adalah dengan pengenceran bertingkat, yaitu dengancara menambahkan akuades sebanyak setengah dari volume air awal (V2) sehingga didapatkan konsentrasi sebesar setengah dari konsentrasi semula.Pengukuran absorbansi pada spektrofotometri menggunakan panjang gelombang maksimum karena pada panjang gelombang maksimum absorbansi yang dihasilkan juga maksimum sehingga intesitas cahaya yang diserap besar. Semakin bertambah kepolaran suatu pelarut maka puncak absorbansi yang dihasilkan akan berada pada panjang gelombang yang lebih pendek. Menyerap energi pada saat cahaya dilewatkan yang digunakan untuk mengeksitasi elektron dari atom.energi yang diserap dalam bentuk gelombang, semakin besar energi yang diserap maka panjang gelombang semakin kecil. Kemudian menguji dipenuhnya hukum lambert beer dan menentukan harga-harga indeks absorbansi molar HMR dan MR- pada 1 dan 2, mengamati absorbansi nya untuk berbagai kosentrasinya.Zwitter-ion adalah senyawa yang memiliki sekaligus gugus bersifat asam dan basa. Pada pH netral zwitter-ion akan bermuatan positif (kation) maupun bermuatan negatif(anion). Biasanya zwitter-ion mudah larut dalam air karena bermuatan (air adalah pelarutpolar) dan sukar larut dalam pelarut nonpolar. Karena perilakunya, zwitter-ionmerupakan larutan penyangga yang baik. Apabila terdapat ion hidrogen berlebih (larutanbersifat asam), zwitter-ion akan menangkapnya (berperan sebagai basa). Sebaliknya,apabila larutan bersifat basa, zwitter-ion akan melepas ion hidrogen ke dalam larutan. Akibatnya pH tidak mudah berubah. Zat dengan karakteristik ini dikenal sebagai zatamfoter. Salah satu contoh zwitter ion adalah metil merah. Metil merah ditemukan sebagai zwitter ion dalam air senyawa ini berupa I dalam suasana asam sisingkat HMR yang berwarna merah yang mempunyai dua bentuk resonansi. Apabila keduanya ditambahkan basa, sebuah ion akan hilang, anion MR- yang berwarna kuning yang ditujukan dengan reaksi sebagai berikutHMR H+ + MR-(merah) (kuning)

CO2-Bentuk-bentuk asam, HMR (merah) dan bentuk basa MR- (kuning) dapat digambarkan sebagai berikut (CH3)2N N = N (CH3)2+N= = N N - N

CO2-Gambar 1. HMR merah (bentuk asam)

(CH3)2N N = N

Gambar 2. HMR kuning (bentuk basa)

Gambar 3 struktur metil merah.Dari tabel pengamatan dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi dan panjang gelombangnya maka nilai absorbansinya semakin besar. Hal ini berlaku pada semua jenis larutan baik basa maupun asam. Hal ini dapat dipahami bahwa semakin besar konsentrasinya maka akan semakin banyak partikel-partikel yang terdapat dalam larutan tersebut, sehingga sinar yang diserap juga akan semakin banyak.Dari tabel pengamatan juga dapat dicari hubungan antara absorbansi dan panjang gelombang. Dari data didapat bahwa semakin besar panjang gelombang yang digunakan maka akan semakin besar pula absorbansinya. Hal ini terjadi pada semua jenis larutan yang digunakan yaitu HCl, NaOH dan CH3COOH.

BAB VPENUTUP5.1KesimpulanSetelah melakukan percobaan dan berdasarkan data yang di peroleh maka dapat di simpulkan bahwa nilai adsorbansi akan meningkat ketika konsentrasi naik, ( pada panjang gelombang 425 dan saat M HCl 0,0125 absorbansinya 0,227 dan meningkat menjadi 0,251 pada konsetrasi 0,1M hal ini juga terjadi pada NaOH). Jika panjang gelombang naik dan pH yang semakin besar. Dari data yang di peroleh dibuat grafik dan dari grafik dihitung maka didapat nilai tetapan pengionan untuk metil merah sebesar (Ka = 4,66x10-3).5.2 SaranSetelah melakukan percobaan ini maka di sarankan untuk percobaan selanjutnya dapat menggunakan indikator lain lagi selain indikator metil merah, misalnya menggunakan metil orange dan metil biru. Selain itu untuk pelarutnya disarankan menggunakan akua d.m.

DAFTAR PUSTAKAArsyad, 2001, kamus kimia Inti dan Penjelasan ilmiah, Erlangga, Jakarta.Basset, J., R. C. Denney, G.H Jeffrey, J. Mendhom. 1994. Buku Ajar Vogel KimiaAnalisa Kuantitatif Anorganik. Jakarta : EGC.Basri, s, 2003, Kamus Lengkap Kimia , Erlangga, Jakarta.Daintith, 1994, oxford; Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta.Keenan, C.W, D.C, Kleinfelter dan J.H, Nood, 1984, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.Kusuma, S, 1983, Pengetahuan Bahan-Bahan, Erlangga, jakarta.Rivai, H, 1994, Asas Pemeriksaan Kimia, UI Press, Jakarta .Satrohamidjojo, 2001, Kimia Dasar, UGM, press, Yogyakarta.Triyati, Eti, 1985, Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak Serta Aplikasinya Dalam Oseonologi, Oseana, Volume X, Nomor 1 : 39 - 47, 1985.

POST TEST1. Sebutkan pengertian dari :a. Spektrofotometrib. Sprektofotometerc. Absorbansid. Transmisi2. Sebutkan bunyi hukum Lamber Beer dan rumusnya !3. Gambar dan jelaskan komponen spektrofotometer !4. Apa yang dimaksud dengan zwiter ion dan contohnya!5. Berapa berat NaoH yang diperlukan untuk membuat NaOH 1M dalam 100 ml, Ar Na =23, O=16, H= 1Jawab1. - Spektrofotometri yaitu metode atau cara pengukuran jauhnya sebuah pengabsorpsian energi oleh suatu sistem kimia sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur intensitas cahaya yang diserap oleh molekul Absorbansi adalah peneyerapan cahaya oleh suatu panjang gelombang tertentu Transmisi adalah cahaya yang tidak dapat diserap2. Bunyi hukum Lamber-Beer jika seberkas cahaya dilewatkan ke larutan maka akan ada sebagian cahaya yang akan diserap ada yang dilewatkan serta sebagian kecil yang dipantulkan. Dengan rumus -Log3. Zwiter ion adalah senyawa yang dapat bersifat asam atau basa dalam suatu larutan contohnya metil merah

4.

Keterangan gambar:1. tempat kuvet7. tombol untuk mencetak2. display digital8. pengatur panjang gelombang3. mode indikator 9. pengatur transmitan/absorbans (100%T/0 A)4. mode pilihan 10. tombol power/pengatur nol5. tombol pengurangan 11. pengatur filter6. tombol menaikkan

5 .

JAWABAN PERTANYAAN

1. Spektrofotometer sinar tampak menggunakan sumber sinar berupa cahaya tampak dengan panjang gelombang 380-750 nm

Spektrofotometer UV menggunakan sinar UV sebagai sumber energi atau cahayanya dengan panjang gelombang 190-380 nm

Spektrofotometer IR menggunakan inframerah sebagai sumber energi atau cahaya dengan panjang gelombang 25-1000 m.

2. Kromatogarfi, elektrokimia, 3. Jika suhu dinaikan maka proses endotermik akan menyerap panas dari lingkungan dan reaksi bergeser ke arah reaksi endotermik, jika suhu diturunkan maka proses eksotermik melepas panas ke lingkungan maka reaksi bergeser ke arah reaksi eksotermik