laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

18
LAPORAN PRAKTIKUM MATAKULIAH SANITASI LINGKUNGAN JUDUL IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI JENIS NYAMUK PADA 2 LOKASI BERBEDA SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS SANITASI LINGKUNGAN DISUSUN OLEH ACHMAD IWAN TANTOMI (2090610015) SITI ROKAYAH (2090610001)

Upload: shazhan828

Post on 14-Aug-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

LAPORAN PRAKTIKUMMATAKULIAH SANITASI LINGKUNGAN

JUDULIDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI JENIS NYAMUK PADA 2 LOKASI

BERBEDA SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS SANITASI LINGKUNGAN

DISUSUN OLEHACHMAD IWAN TANTOMI (2090610015)SITI ROKAYAH (2090610001)

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM MALANG2013

Page 2: laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jentik (atau jentik-jentik) adalah tahap larva dari nyamuk. Jentik hidup di

air dan memiliki perilaku mendekat atau "menggantung" pada permukaan air

untuk bernapas. Nama "jentik" berasal dari gerakannya ketika bergerak di air. Ia

dikenal pula dalam bahasa lokal sebagai (en)cuk atau uget-uget (Jw.). Jentik

menjadi sasaran dalam pengendalian populasi nyamuk yang berperan sebagai

vektor penyakit menular melalui nyamuk, seperti malaria dan demam berdarah

dengue. Di beberapa tempat, jentik-jentik juga dikumpulkan orang dan

dimanfaatkan sebagai pakan ikan hias.

Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk

Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia,

Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang

merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang

langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi jarang sekali

melebihi 15 mm. Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito",

berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti

lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania

Raya nyamuk dikenal sebagai gnats.

Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk

menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan

amfibi untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk

pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah,

yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap

darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda

dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap

darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah

menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik

nyamuk yang lain.

Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa,

dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu.

Laporan Praktikum Sanitasi Lingkungan | 1

Page 3: laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali

tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan

maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi

pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam

darah untuk berkembang.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diharapkan adalah mengidentifikasi dan

mengklasifikasikan jenis jentik yang diperoleh dari penangkapan di perairan

dengan lokasi berbeda.

1.3. Tujuan

Tujuan dalam praktikum ini adalah mengidentifikasi dan

mengklasifikasikan jenis jentik yang diperoleh dari penangkapan di perairan

dengan lokasi berbeda.

Laporan Praktikum Sanitasi Lingkungan | 2

Page 4: laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Daur Hidup Nyamuk

Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa

sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembap atau

kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan

menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi

sebagai sensor suhu dan kelembapan. Setelah tempat ditemukan, induk nyamuk

mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun

secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa spesies

nyamuk meletakkan telur-telurnya saling berdekatan membentuk suatu rakit yang

bisa terdiri dari 300 telur.

Selesai itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). Pada

periode ini, inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai

keluar dari telurnya semua dalam waktu yang hampir sama. Anak Nyamuk atau

ENCU Sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan. Larva nyamuk

akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali.

Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini

dinamakan "fase pupa". Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran

pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir

kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat

pernapasan. Nyamuk dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap

terbang dengan semua organnya seperti antenaa, belalai, kaki, dada, sayap, perut,

dan mata besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. lalu kepompong pupa

disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah

tingkat yang paling membahayakan.

Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga

hanya kakinya yang menyentuh permukaan air. Kecepatan ini sangatlah penting,

meskipun angin tipis dapat menyebabkan kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal

landas untuk penerbangan perdananya setelah istirahat sekitar setengah jam.

Laporan Praktikum Sanitasi Lingkungan | 3

Page 5: laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

Culex tarsalis bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari

pada 20 °C dan hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Sebagian spesies mempunyai

siklus hidup sependek empat hari atau hingga satu bulan. Larva nyamuk dikenal

sebagai jentik dan didapati di sembarang bekas berisi air. Jentik bernafas melalui

saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi

bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan

jentik memakan mikroorganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa bagi

jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomia hidup dalam keadaan

luar biasa. Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang dalam tumbuhan

epifit atau di dalam air tergenang dalam pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies

genus Deinocerites hidup di dalam sarang ketam sepanjang pesisir pantai.

2.2. Jenis Nyamuk

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus

dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga

merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya.

Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh

dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama

(primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran

dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah,

masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan

jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.

Terjadinya penularan virus Dengue tidak dapat dilepaskan dari keberadaan

vektornya, karena tanpa adanya vektor tidak akan terjadi penularan. Ada beberapa

vektor yang dapat menularkan virus Dengue tetapi yang dianggap vektor penting

dalam penularan virus ini adalah nyamuk Aedes aegypti walaupun di beberapa

negara lain Aedes albopictus cukup penting pula peranannya seperti hasil

penelitian yang pernah dilakukan di pulau Mahu Republik Seychelles (Metsellar,

1997).

Untuk daerah urban Aedes albopictus ini kurang penting peranannya

(Luft,1996). Selain kedua spesies ini masih ada beberapa spesies dari nyamuk

Aedes yang bisa bertindak sebagai vektor untuk virus Dengue seperti Aedes

rotumae, Aedes cooki dan lain-lain. Sub famili nyamuk Aedes ini adalah

Laporan Praktikum Sanitasi Lingkungan | 4

Page 6: laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

Culicinae, Famili Culicidae, sub Ordo Nematocera dan termasuk Ordo diptera

(WHO, 2004).

Bila nyamuk Aedes menghisap darah manusia yang sedang mengalami

viremia, maka nyamuk tersebut terinfeksi oleh virus Dengue dan sekali menjadi

nyamuk yang infektif maka akan infektif selamanya (Putman JL dan Scott TW.,

1996). Selain itu nyamuk betina yang terinfeksi dapat menularkan virus ini pada

generasi selanjutnya lewat ovariumnya tapi hal ini jarang terjadi dan tidak banyak

berperan dalam penularan pada manusia. Virus yang masuk dalam tubuh nyamuk

membutuhkan waktu 8-10 hari untuk menjadi nyamuk infektif bagi manusia dan

masa tersebut dikenal sebagai masa inkubasi eksternal (WHO, 1997).

Laporan Praktikum Sanitasi Lingkungan | 5

Page 7: laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan adalah 10 Desember 2012 pada pukul 06.00 WIB dan

17.00 WIB. Sedangkan tempat pelaksanaan adalah rumah kost praktikan di jalan

Tlogo Indah I/39 A Malang.

3.2. Alat dan Bahan

Jaring serangga, Toples dan gayung ukuran 1 liter dan bak mandi terisi air

penuh.

3.3. Prosedur Kerja

a. Dijaring nyamuk yang ada di atas perairan drainase atau buangan air limbah

Rumah Tangga pada waktu pagi dan sore.

b. Dijaring nyamuk yang ada di atas perairan bersih dan tergenang pada waktu

pagi dan sore.

c. Diidentifikasi dan diklassifikasikan jenis nyamuk yang ditemukan.

Laporan Praktikum Sanitasi Lingkungan | 6

Page 8: laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1 okasi pengamatan praktikum

Lokasi Praktikum Dokumentasi Lokasi Praktikum

Rumah Kost di lokasi jalan Tlogo Indah I/39 A

Tabel 2 hasil identifikasi nyamuk pada 2 lokasi berbeda

No Lokasi Praktikum Hasil Identifikasi Jenis Nyamuk

1 Sekitar drainase / tempat pembuangan limbah rumah tangga

Aedes albopictus

2 Sekitar bak kamar mandi yang jernih dan tenang

Aedes aegypti

Laporan Praktikum Sanitasi Lingkungan | 7

Page 9: laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

Tabel 3 Klasifikasi

Aedes aegypti Aedes albopictus

Regnum

Filum

Classis

Ordo

Familia

Genus

Spesies

:

:

:

:

:

:

:

Animalia

Arthropoda

Insecta

Diptera

Culicidae

Aedes

Aedes aegypti

Regnum

Filum

Classis

Ordo

Familia

Genus

Spesies

:

:

:

:

:

:

:

Animalia

Arthropoda

Insecta

Diptera

Culicidae

Aedes

Aedes albopictus

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum yang sudah dilakukan dapat ditemukan 2

spesies Nyamuk yang berbeda. Dua spesies tersebut ditemukan pada tempat yang

berbeda, yaitu di luar dan di dalam ruangan. Spesies yang ditemukan di luar

ruangan atau lebih tepat di sekitar drainase rumah tangga diduga adalah Aedes

albopictus. Sedangkan spesies yang ditemukan di dalam ruangan atau lebih tepat

di sekitar bak mandi rumah diduga adalah Aedes aegypti. Pendugaan tersebut

didasarkan pada habitat masing-masing spesies pada tempatnya.

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus

dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga

merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya.

Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh

dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama

(primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran

dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah,

masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan

jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.

Terjadinya penularan virus Dengue tidak dapat dilepaskan dari keberadaan

vektornya, karena tanpa adanya vektor tidak akan terjadi penularan. Ada beberapa

vektor yang dapat menularkan virus Dengue tetapi yang dianggap vektor penting

dalam penularan virus ini adalah nyamuk Aedes aegypti walaupun di beberapa

negara lain Aedes albopictus cukup penting pula peranannya seperti hasil

Laporan Praktikum Sanitasi Lingkungan | 8

Page 10: laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

penelitian yang pernah dilakukan di pulau Mahu Republik Seychelles (Metsellar,

1997).

Untuk daerah urban Aedes albopictus ini kurang penting peranannya

(Luft,1996). Selain kedua spesies ini masih ada beberapa spesies dari nyamuk

Aedes yang bisa bertindak sebagai vektor untuk virus Dengue seperti Aedes

rotumae, Aedes cooki dan lain-lain. Sub famili nyamuk Aedes ini adalah

Culicinae, Famili Culicidae, sub Ordo Nematocera dan termasuk Ordo diptera

(WHO, 2004).

Bila nyamuk Aedes menghisap darah manusia yang sedang mengalami

viremia, maka nyamuk tersebut terinfeksi oleh virus Dengue dan sekali menjadi

nyamuk yang infektif maka akan infektif selamanya (Putman JL dan Scott TW.,

1996). Selain itu nyamuk betina yang terinfeksi dapat menularkan virus ini pada

generasi selanjutnya lewat ovariumnya tapi hal ini jarang terjadi dan tidak banyak

berperan dalam penularan pada manusia. Virus yang masuk dalam tubuh nyamuk

membutuhkan waktu 8-10 hari untuk menjadi nyamuk infektif bagi manusia dan

masa tersebut dikenal sebagai masa inkubasi eksternal (WHO, 1997).

Untuk genus Aedes ciri khasnya bentuk abdomen nyamuk betina yang

lancip ujungnya dan memiliki cerci yang lebih panjang dari cerci nyamuk lainnya.

Nyamuk dewasa mempunyai ciri pada tubuhnya yang berwarna hitam mempunyai

bercak-bercak putih keperakan atau putih kekuningan, dibagian dorsal dari thorak

terdapat bercak yang khas berupa 2 garis sejajar di bagian tengah dan 2 garis

lengkung di tepinya. Aedes albopictus tidak mempunyai garis melengkung pada

thoraknya. Larva Aedes mempunyai bentuk siphon yang tidak langsing dan hanya

memiliki satu pasang hair tuft serta pecten yang tumbuh tidak sempurna dan

posisi larva Aedes pada air biasanya membentuk sudut pada permukaan atas.

Nyamuk betina meletakkan telurnya di atas permukaan air dalam keadaan

menempel pada dinding tempat perindukannya. Telur Aedes aegypti mempunyai

dinding yang bergaris-garis dan membentuk bangunan menyerupai gambaran kain

kasa. Seekor nyamuk betina dapat meletakkan rata-rata sebanyak 100 butir telur

tiap kali bertelur. Pertumbuhan dari telur sampai menjadi dewasa memerlukan

waktu kira-kira 9 hari (Srisasi G et al., 2000).

BAB V

Laporan Praktikum Sanitasi Lingkungan | 9

Page 11: laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil praktikum dan pembahasan yang sudah dijelaskan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa adanya Nyamuk pada masing-

masing lokasi praktikum mengindikasikan sanitasi lingkungan kususnya drainase

rumah tangga kurang baik sehingga rawan di datangi serangga parasit seperti

nyamuk. Selain itu, adanya Nyamuk di sekitar lokasi praktikum berpotensi

memicu ragam penyakit yang disebabkan oleh vektor nyamuk tersebut seperti

DBD sehingga diperlukan penanganan serius terhadap sanitasi lingkungan

disekitar lokasi praktikum agar bisa menjamin kualitas kesehatan pada

penghuninya.

5.2. Saran

Saran yang diperlukan dalam laporan ini adalah topik dan kajian

praktikum yang jelas sehingga akan jelas dalam menentukan metode penelitian

yang akan digunakan.

Laporan Praktikum Sanitasi Lingkungan | 10

Page 12: laporanpraktikumslmateri2-130204045246-phpapp01

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2011. Pengendalian Nyamuk.

http://www.pc3news.com/index.php?cat=news&id=911&sub=2&view=news. Di

akses tanggal 4 Januari 2013.

Anonym. 2011. Pengendalian Nyamuk Dengan Pendekatan Secara Non Kimiawi

Lebih Diutamakan. http://masterhama.wordpress.com/2009/04/22/pengendalian-

nyamuk-dengan-pendekatan-secara-non-kimiawi-lebih-diutamakan/.

Di akses tanggal 4 Januari 2013.

Anonym. 2011. Vektor DBD. http://indonesiannursing.com/2008/05/vektor-dbd.

Di akses tanggal 4 Januari 2013.

Anonym. 2011. Program Penanggulangan DBD di Indonesia.

http://indonesiannursing.com/2008/05/program-penanggulangan-dbd-di-

indonesia/. Di akses tanggal 4 Januari 2013.

Anonym. 2011. Nyamuk Transgenic Harapan Baru  Penanggulangan DBD.   

http://majalahkesehatan.com/nyamuk-transgenik-harapan-baru-penanggulangan-

dbd. Di akses tanggal 23 maret 2012.

Anonym. 2011. Aedes aegypti.

 http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti. Di akses 4 Januari 2013

Anonym. 2011. Penyakit Demam Berdarah  Dengue.

http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-demam-berdarah-dengue-

dbd.html. Di akses tanggal 4 Januari 2013.

Anonym. 2011. Demam_berdarah dengue.

http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah. Di akses tanggal 4 Januari 2013.