ulyatinnew 120831072854-phpapp01

38
BAB 1 KAS A.PENGERTIAN KAS Kas adalah merupakan elemen terpenting bagi setiap perusahaan dan bukanlah hal yang mengherankan bila kas menjadi sumber penyelewengan atau penyalagunaan bagi pegawai perusaan. Agar kas perusahaan aman dan terlindungi dari hal-hal yang merugikan perusahaan, mana perlu dirancang suatu sistem pengawasan intern yang baik terhadap penerimaan dan pengeluaran Pengertian kas di dalam akuntansi tidak hanya menyangkut pengertian kas seperti dalam kehidupan sehari-hari. Istilah kas dalam akuntansi selain meliputi uang tunai, juga menyangkut rekening giro yang di buka perusahaan atau lebih di kenal dengan istilah kas di bank. Oleh sebab itu pembahasan kas dalam bab ini tidak akan terlepas dengan masalah-masalah yang bersangkutan dengan rekening giro perusahaan yang ada di bank PENGAWASAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS Pengertian kas mencakup uang giral dan uang chartal serta setiap item di mana bank mau menerimanya sebagai setoran. Dengan demikian, kas akan terdiri atas uang logam,uang kertas,wesel bank, cek dan rekening giro. Sedangkan cek mundur dan kas bon pegawai adalah merupakan elemen piutang dan bukan merupakan elemen kas, demikian juga dengan perangko dan materai adalah merupakan elemen persekot biaya Kas merupakan alat pembayaran dan hampir seluruh transaksi perusahaan akan menyangkut masalah pertukaran atau berakhir dengan kas, oleh sebab itu di perlukan pengawasan yang ketat terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Masalah yang di hadapi setiap pimpinan perusahaan sehubungan dengan kas adalah masalah: 1. penentuan saldo kas yang cukup setiap saat untuk menjaga likuiditas perusahaan 2. perlindungan yang cukup terhadap kas untuk mencegah pencurian, dan penyalahgunaan kas.

Upload: like-eka-setia-wijaya

Post on 02-Dec-2014

972 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

BAB 1

KAS

A.PENGERTIAN KAS

Kas adalah merupakan elemen terpenting bagi setiap perusahaan dan bukanlah hal yang mengherankan bila kas menjadi sumber penyelewengan atau penyalagunaan bagi pegawai perusaan. Agar kas perusahaan aman dan terlindungi dari hal-hal yang merugikan perusahaan, mana perlu dirancang suatu sistem pengawasan intern yang baik terhadap penerimaan dan pengeluaran

Pengertian kas di dalam akuntansi tidak hanya menyangkut pengertian kas seperti dalam kehidupan sehari-hari. Istilah kas dalam akuntansi selain meliputi uang tunai, juga menyangkut rekening giro yang di buka perusahaan atau lebih di kenal dengan istilah kas di bank. Oleh sebab itu pembahasan kas dalam bab ini tidak akan terlepas dengan masalah-masalah yang bersangkutan dengan rekening giro perusahaan yang ada di bank

PENGAWASAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

Pengertian kas mencakup uang giral dan uang chartal serta setiap item di mana bank mau menerimanya sebagai setoran. Dengan demikian, kas akan terdiri atas uang logam,uang kertas,wesel bank, cek dan rekening giro. Sedangkan cek mundur dan kas bon pegawai adalah merupakan elemen piutang dan bukan merupakan elemen kas, demikian juga dengan perangko dan materai adalah merupakan elemen persekot biaya

Kas merupakan alat pembayaran dan hampir seluruh transaksi perusahaan akan menyangkut masalah pertukaran atau berakhir dengan kas, oleh sebab itu di perlukan pengawasan yang ketat terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.

Masalah yang di hadapi setiap pimpinan perusahaan sehubungan dengan kas adalah masalah:

1. penentuan saldo kas yang cukup setiap saat untuk menjaga likuiditas perusahaan

2. perlindungan yang cukup terhadap kas untuk mencegah pencurian, dan penyalahgunaan kas.

KAS DAN BANK

Sistem pengendalian inter

Salah satu tugas pimpinan perusahaan adalah melindungi aktiva perusahaan dari perusahaan, pencurian dan penyalahgunaan. Bila perusahaan semakin besar dan semakin kompleks, maka peranan pembukuan dan akuntansi menjadi semakin penting untuk mengawasi penerimaan kas, mencegah pengeluaran kas yang tidak sah, dan mencegah kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Untuk itu pegawai harus di seleksi dan dilatih dengan baik, tugas-wewenang, dan tanggung jawabnya harus di tentukan dengan jelas. Organisasi harus di rancang sedemikian rupa sehingga tidak terdapat seorang pegawai menangani suatu transaksi secara lengkap. Suatu kesalahan, apakah di sengaja atau tidak akan mudah di ketahui atau di temukan bila suatu transaksi di tangani oleh lebih dari satu orang dengan demikian sedapat mungkn pekerjaan seorang pegawai yang mencatat aktiva di cek secara otomatis oleh pegawai yang lain.

Page 2: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

KAS KECIL

Untuk pengeluaran-pengeluaran tertentu seperti pembelian perangko dan materai, bahan habis pakai, ongkos taksi, dan sumbangan PMI biasanya tidak praktis di lakukan dengan cek. Pengeluaran-pengeluaran seperti ini biasanya di lakukan melalui dana kusus yang di sebut dengan kas kecil. Dana ini, biasanya pengurusanya di serahkan kepada pegawai khusus, dan stiap pengeluaran yang di lakukan melalui kas kecil harus di dukung dengan bukti pengeluaran atau kwitansi yang menjelaskan tujuan pengeluaran, tanggal dan jumlahnya.

Untuk membentuk kas kecil, sebuah cek di tarik dari rekening giro dan di uangkan di bank. Pada saat pembentukan kas kecil ini akan di buat jurnal sebagai berikut:

Kas kecil Rp x x x

Kas/bank Rp x x x

Kas ini, kemudian disimpan di kotak penyimpanan uang beserta dengan bukti pengeluaran atau kwitansi pembayaran yang di lakukan dari kas kecil ini. Bila jumlah kas kecil hampir habis atau pada setiap akhir bulan, maka pegawai yang diserahi tanggung jawab kas kecil akan meminta penggantian dana dengan cara menyerahkan bukti pengeluaran atau kwitansi sebagai penukarnya. Misalkan dana kecil kas tersebut digunakan untuk pembayaran-pembayaran sebagai berikut:

Pembelian perangko dan materai Rp x x x

Pembayaran telepon dan telegram Rp x x x

Biaya angkut pengantaran barang Rp x x x

Biaya angkut pembelian barang Rp x x x

Pada saat dana kas kecil ini diganti akan dibuat jurnal sebagai berikut:

Biaya perangko dan materai Rp x x x

Biaya telepon dan perangko Rp x x x

Biaya penjualan Rp x x x

Biaya angkut pembelian Rp x x x

Kas Rp x x x

Rekening kas kecil dalam buku besar jumlahnya tetap sebesar jumlah aslinya. Jumlah ini tidak akan berubah kecuali kalau besarnya dana kas kecil di naikkan atau di turunkan. Metode seperti ini di sebut dengan metode dana tetap atau sistem imprest.

REKENING BANK

Kartu tanda tangan

Pada saat perusahaan membuka rekening giro, perusaahaan diberi nomer rekening giro, dan bank akan meminta pada perusahaan untuk menandatanghani kartu tanda tangan dari pegawai

Page 3: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

perusahaan yang berwenang menandatangani cek perusahaan. Kartu ini akan digunakan oleh bank keontetikan tanda tangan dalam cek, ketika cek tersebut diserahkan kepada bank untuk diuangkan.

Bukti setoran

Bukti setoran (deposit slip) berfungsi sebagai bukti bahwa nasabah telah menyetorkan sejumlah uang kepada bank.

Cek

Cek adalah perintah tertulis dari nasabah giro bank kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada si pembawa cek atau orang yang namanya tertulis pada cek tersebut. Dengan demikian ada tiga pihak yang terlibat dalam cek ini:

1. penarik cek yaitu pihak yang menandatangani.

2. pihak yang tertarik, yaitu bank darimana cek tersebut ditarik.

3. penerima, yaitu pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran.

Saat cek dikeluarkan untuk membayar utang, jumlah tersebut akan dikredit pada rekening kas pada saat tanggal pengeluaran, biarpun cek tersebut baru diuangkan penerima beberapa hari kemudian.

Catatan pengeluaran cek

Pada saat cek ditulis harus dibuatsebuah catatan yang merinci pengeluaran cek tersebut, catatan ini dapat dikerjakan di bonggol cek darimana cek tersebut harus dipisahkan atau dapat berbentuk buku cek khusus yang disimpan bersama-sama formulir cek. Kedua bentuk catatan ini harus juga menyediakan informasi tentang jumlah setoran dan saldo bank yang ada. Perusahaan dapat membuat voucher dari setiap cek yang dikeluarkan dan menggunakannya untuk mencatat transaksi tersebut dalam jurnal pengeluaran kas.

REKENING KORAN

Bila perusahaan mempunyai rekening giro dalam suatu bank, umumnya ia setiap akhir bulan akan menerima rekening koran (yang kadang-kadang disertai dengan nota debit dan nota kredit bank). Isi dari rekening koran berupa daftar:

1. Saldo awal bulan2. Setoran selama satu bulan3. Jumlah cek yang dibayar selama satu bulan.4. Pendebitan dan pengkreditan yang dilakukan bank5. Saldo akhir

Rekening koran ini, sebetulnya merupakan buku pembantu nasabah yang ada di bank yang digunakan untuk mencatat notasi “simpanan” uang nasabah. Oleh sebab itu, rekening koran ini, biasanya dibuat paling tidak rangkap dua dimana yang aasli dikirimkan kepada nasabah (perusahaan) sedangkan tembusannya menjadi arsip di bank.

REKONSILIASI BANK

Page 4: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Rekening ini dalam buku besar merupakan kebalikan dari rekenning nasabah yang ada didalam buku yang diselenggarakan bank, artinya kalau rekening kas di bank bersaldo debit maka rekening nasabah di bank akan mempunyai saldo yang sama hanya saja letaknya disebelah kredit dan sebaliknya.

Contoh, misalnya PT. Anda membuka rekening giro di bank nusantara dengan menyetor sebesar Rp 1.000.000,00 transaksi ini akan dicatat dalam buku perusahaan dan buku bank nusantara sebagai berikut:

Buku PT Anda Bank nusantara

Kas di bank nasabah PT Anda

Kas kas

Dari uraian diatas, tampak bahwa jumlah saldo kedua rekening tersebut yaitu rekening kas di bank, dan rekening nasabah dalam buku bank harus selalu sama dalam setiap saat. Akan tetapi dalam kenyataannya jumlahnya tidak selalu sama hal ini disebabkan:

1. adanya beda tanggal

a. Adanya cek yang masih beredarb. Nota debit atau nota kredit yang belum dicatat perusahaanc. Setoran yang masih dalam prosesd. Uang tunai atau cek yang masih belum di setorkan ke bank

2.kesalahan pencatatan dapat terjadi karena:

a.perusaan salah mencatat cek yang telah dikeluarkan

b.perusahaan salah mencatat jumlah setoran

c.bank salah mencatat pengeluaran cek atau jumlah setoran

d.bank salahmenhitung jumlah nota debet atau nota kreditnya

rekonsiliasi bank dapat dibagi menjadi dua bagian:

1. bagian pertama dimulai dengan saldo menurut laporan bank dan diakhiri dengan saldo setelah disesuaikan

5.000.000,00 2.000.000,00 2.000.000,00 5.000.000,00

5.000.000,00 5.000.000,00 2.000.000,00

Page 5: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

2. bagian kedua dimulai dengan saldo menurut catatan nasabah dan diakhiri dengan saldo setelah penyesuaian.

PERUSAHAAN ‘’X’’LAPORAN REKONSILIASI BANKPER TANGGAL

Saldo bank menurut laporan bank............................................Rp x x xTambah:setoran yang belum dicata bank Rp x x x Kesalahan bank x x x x x x Rp x x xKurang:pengurangan nasabah yang belum dicatat bankRp x x x Kesalahan bank................................................... x x x x x xSaldo disesuaikan............................................................ Rp x x x Saldo bank menurut catatan perusahaan...................................Rp x x xTambah:tambah yang belum dicatat perusahaan.........Rp x x x Kesalahan nasabah....................................... x x x x x x Rp x x xKurang:pengurangan bank yang belum dicatat Perusahaan.........................................................Rp x x x Kesalahan nasabah............................................ x x x x x xSaldo disesuaikan............................................................ Rp x x x

Agar dapat diperoleh pengawasan yang maksimum, laporan rekonsiliasi bank sebaiknya di kerjakan oleh karyawan bank yang tidak menangani atau mencatat transaksi bank.

Prosedur untuk menemukan pos-pos yang perlu di rekonsiliasi guna membuat laporan rekonsiliasi bank dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

1. bandingkan setiap setoran dalam laporan bank dengan setoran yang belum di catat pada laporan rekonsilisiasi periode sebelumnya dan dengan bukti setoran atau catatan setoran lainnya.

2. bandingkan daftar cek menurut laporan bank dengan cek yang masih beredar seperti tampak dalam laporan rekonsiliasi periode sebelumnya dan dengan daftar cek seperti tampak dalam jurnal pengeluaran kas.

3. telusuri atau usut memo kredit bank ke jurnal penerimaan kas.

4. telusuri atau usut memo debet bank ke jurnal pengeluaran kas.

Page 6: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

5. kesalahan yang di temukan selama proses perbandingan tersebut di atas di catat secara terpisah dan di rekonsiliasi secara tersendiri.

Seluruh penambahan dan pengurangan pada saldo perbuku perusahaan harus di catat dalam pembukuan melalui jurnal penyesuaian, agar saldo kas perusahaan dapat menunjukan jumlah yang benar.

SELISIH KAS

Perhitungan kas pada setiap mesin kas yang dipegang kasir mungkin berbeda dengan jumlah yang tertulis pada mesin tersebut. Jika catatan tidak mengungkapkan hal ini maka akan terjadi kesalahan administrasi.dalam hal demikian dianggap bahwa perbedaan tersebut diakibadkan karena kesalahan dalam pengembalian.

Contoh:

Alat baca dalam mesin kas menujukkan jumlah penjualan hari itu sebesar Rp 750.000,00 tetapi penghitungan kas mununjukkan jumlah sebesar Rp 751.000,00. Jurnal untuk mencatat penjualan tunai tersebut adalah sebagai berikut:

Kas..............................Rp 751.000,00 Penjualan.................................Rp 750.500,00 Selisih kas.................................Rp 500,00

Jika jumlah menurut alat baca kas menunjukkan Rp 750.000,00 dan jumlah uang kas yang ada sebesar Rp 749.000,00 maka jumlah jurnalnya adalah sebagai berikut:

Kas...........................Rp 749.000,00Selisiah kas...............Rp 1.000,00 Penjualan.................Rp 750.500,00

Selisih kas akan di sajikan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya umum bila bersaldo debet, dan sebagai pendapatan lain-lain bila bersaldo kredit.

DANA KAS UNTUK PENGEMBALIAN

Pada pedagang eceran atau jenis perusahaan lain yang menerima kas langsung dari pelanggannya atau pembelinya biasanya harus menyediakan uang tunai untuk di pakai sebagai dana pengembalian atau penukaran. Pada saat ini dana di bentuk akan di buat jurnal dengan mendebet rekening kas dan mengkredit rekening kas di bank. Selama dana ini tidak di tambah atau di kurangi, rekening kas tidak perlu di debet atau di kredit.

SISTEM PENGAWASAN PENGELUARAN KAS

Sistem akuntansi harus di rancang tidak hanya dengan maksud untuk mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan, tetapi juga dengan tujuan atau agar dapat menyediakan informasi bagi manajemen dan menetapkan sistem pengendalian intern yang dapat melindungi aktiva dari pemborosan, kerugian dan penyalahgunaan.

Elemen-elemen pokok yang harus ada dalam sistem voucher adalah sebagai berikut:

Page 7: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

1. setiap kewajiban perusahaan yang terjadi harus di catat dalam suatu dokumen yang di sebut dengan voucher. Voucher adalah otorisasi tertulis untuk mengeluarkan cek.

2. dalam sistem voucher ini di gunakan jurnal khusu yang di sebut voucher register guna mencatat seluruh voucher yang ada.

3. pada saat voucher di bayar di perlukan jurnal khusus yang lain untuk seluruh cek yang di keluarkan. Jurnal khusus ini disebut check register yang mengganti peranan jurnal pengeluaran kas.

4. pada sistem voucher, buku pembantu utang peranannya di ganti oleh arsip voucher yang belum di bayar.

KEBAIKAN SISTEM VOUCHER

Jika sistem voucher bisa berfungsi dengan baik, maka seluruh faktor yang di setujui untuk di bayar beserta dokumen pendukungnya seperti bukti penerimaan barang dan pesanan pembelian jumlahnya telah di verifikasi. Dengan demikian kemungkinan terjadinya kesalahan atau kecurangan bisa di kurangi. Pencatatan seluruh voucher dalam suatu jurnal khusus ( voucher register ) kemungknan aktiva, utang, dan biaya dapat di catat dan distribusikan secara tepat.

POTONGAN PEMBELIAN

Pembelian barang dagang di catat sebesar harga fakturnya, dan potongan tunai yang di peroleh di kredit pada rekening potongan pembelian pada saat di bayar. Sebagai contoh bila harga vaktur pembelian barang dagangan sebesar Rp.100.000,00 dengan syarat 2/10, n/30, maka transaksi tersebut mula-mula di catat Rp.100.000,00. Bila pembayaran dilakukan dalam periode diskon,maka potongan pembelian sebesar Rp 2.000,00 sehingga harga pokok barang dagangan tersebut tidak dibayar dalam periode potongan, maka harga pokok barang dagangan tersebut tetap sebesar Rp 100.000,00 perlKUn potongan pembelian ini di dasarkan pada anggapan bahwa saat pembayaran akan mempengaruhi harga pokok barang dagangan.

Keberatan pokok pencatatan pembelian sebesar harga fakturnya dan pengakuan potongan pembelian pada saat pembayaran adalah bahwa cara ini tidak dapat digunakan untuk mengukur besarnya diskon ( potongan ) yang tidak diambil. Mnajemen yang efisien dari suatu perusahaan harus selalu menyediakan kas yang cukup untuk membayar seluruh faktur dalam masa potongan, dan memandang kegagalan untuk mengambil diskon sebagai ketidakefisienan. Untuk mengukur besarnya ketidakefisienan ini, faktor pembelian harus di catat sebesar jumlah bersihnya, dengan anggapan seluruh potongan akan di ambil. Setiap potongan yang tidak di ambil kemudian akan di catat dalam rekening biaya yang di beri nama kerugian potongan. Contoh misalnya, faktur sebesar Rp.100.000,00 akan di catat sebagai berikut:

Pembelian......................................Rp 98.ooo,00 Utang voucher/ utang usaha......... Rp 98.000,00

Jika faktur pembelian tersebut di bayar sesudah periode potongan, maka pembayaran tersebut akan di catat dengan jurnal sebagai berikut:

Page 8: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Utang voucher/utang usaha.................... Rp 98.000,00Kerugian piutang...................................... Rp 2.000,00 Kas di bank................................. Rp 100.000,00

Keputusan untuk mempergunakan masa potongan akan tergantung pada perbandingan antara besarnya bunga di bank dengan besarnya diskon sebagai contoh, bila syarat pembelian 2/10, n/30, dan harga faktur Rp 100.000,00 berarti kreditur memberi pinjaman sebesar Rp 98.000,00 dengan bunga Rp 2.000,00 untuk selama 20 hari (30-10). Dengan kata lain bunga dari kreditur selama setahun sama dengan:

2.000 x 360 = 36,7%

98.000 20

DANA KAS KHUSUS

Dana kas juga dapat di bentuk untuk memenuhi tujuan-tujuan khusus perusahaan. Sebagai contoh, uang muka perjalanan dapat di perlakukan sebagaimana dengan perlakuan terhadap kas kecil, dana uang muka perjalanan di bentuk untuk sejumlah tertentu, untuk kemudian sesudah di terima laporan penggunaannya, dana tersebut di ganti. Sejumlah kas di kirim atau di setorkan bank lokal di mana cabang tersebut berada, dan perwakilan cabang gtersebut di beri wewenang untuk menarik cek guna membayar biaya sewa, gaji dan biaya-biaya lain. Setiap bulan kantor cabang harus mengirimkan faktur, kwitansi, laporan bank, rekonsiliasi bank dan dokumen-dokumen yang lain ke kantor pusat.

( buku dasar-dasar akuntansi 2)

Drs. Sugiarto, M.Acc. Ak, dasar-dasar akuntansi 2, BPFE-yogyakarta, september 1987.

Page 9: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

BAB 2

PIUTANG DAGANG

PENGERTIAN PIUTANG DAGANG

Piutang dagang atau disebut juga piutang usaha merupakan piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan barang dagangan dan jasa secara kredit. Piutang dagang biasanya diberikan penjual kepada pembeli barang dagangan atau jasa atas dasar kepercayaan, tanpa disertai dengan janji tertulis secara formal.

Selain piutang dagang, ada pula piutang yang timbul bukan dari penjualan barang dagangan dan jasa, misalnya piutang kepada karyawaan, piutang kepada pemegang saham, piutang dividen,dan sebagainya.

KERUGIAN PIUTANG

Penjualan barang dagangan dan jasa secara kredit dimaksudkan untuk memperbesar volume penjualan barang daganga dan jasa. Akan tetapi maksud tersebut di ats bukan tidak menimbulkan risiko yang berupa tidak tertagihnya piutang yang diberikan kepada pembeli barang dagangan dan jasa.

Jika debitur perusahaan mengalami pailit atau kesulitan keuangan, maka perusahaan sebagai kreditur akan menanggung kerugian karena tidak tertagihnya piutang perusahaan. Kerugian piutang tersebut tentu saja akan mengurangi laba perusahaan.

METODE PENCATATAN KERUGIAN PIUTANG

Metode yang dipergunakan dalam mencatat kerugian piutang ada 2 macam yaitu:

1. metode penghapusan langsung

Pencatatan kerugian piutang dilakukan jika ada kepastian bahwa debitur perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya kepada perusahaan.

Dalam mencatat kerugian piutang, perusahaan mendebit rekening KERUGIAN PIUTANG dan mengkredit rekening PIUTANG DAGANG sebesar jumlah piutang dagang yang tidak tertagih.

Sebagai contoh,misalnya pada tanggal 1 april 2000 PT DIASWATI menjual barang dagangan secara kredit kepada CV KENCANA sebesar Rp 100.000,00 dengan syarat pembayaran 2/10 , n/30. Pada tanggal 1 mei 2000 CV KENCANA karena pailit di nyatakan tidak mampu membayar kewajiban keuangannya.

Jurnal yang dibuat oleh PT DIASWATI adalah ssebagai berikut:

-pada saat timbulnya piutang ( tanggal 1 april 2000)

Piutang dagang Rp 100.000,00

Penjualan Rp 100.000,00

Page 10: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

-pada saat mencetak kerugian piutang (tanggal 1 mei 2000)

Kerugian piutang Rp 100.000,00

Piutang dagang Rp 100.000,00

2. metode cadangan

Berbeda dengan metode penghabisan langsung yang mencatat kerugian piutang pada saat ada kepastian tidak tertagihnya piutang. Menurut metode cadangan, pencatatan kerugian piutang di lakukan pada akhir periode akuntansi, meskipun piutang tersebut belum pasti tidak tertagih. Dengan menggunakan metode ini, maka di perlukan penaksiran terhadap jumlah piutang yang di perkirakan tidak tertagih pada akhir periode. Kerugian piutang di cadangkan meskipun piutang yang tidak tertagih belum di ketahui secara pasti.

Jurnal yang di buat perusahaan untuk menaksir kerugian piutang atau mencadangkan kerugian piutang pada akhir periode adalah sebagai berikut:

Kerugian piutang Rp x x x x

Cadangan kerugian piutang Rp x x x x

Rekening kerugian piutang akan dilaoprkan dalam laporan laba-rugi sebagai elemen dari biaya usaha. Sedangkan rekening cadangan kerugian piutang akan dilaporkan sebagai rekening pengurang dari pos piutang dagang.

Jika piutang yang telah dicadangkan tidak tertagih tersebut benar-benar tidak tertagih, maka jurnal yang dibuat perusahaan untuk mencatat piutang yang tidak tertagih adalah sebagai berikut:

Cadangan kerugian piutang Rp x x x x

Piutang dagang Rp x x x x

Sebagai contoh, misalnya pada tanggal 31 desember 2000 kerugian piutang PT DIASWATI di taksir Sebesar Rp 60.000,00 pada tanggal 5 januari 2001, piutang dagang sebesar Rp 20.000,00 benar-benar tak tertagih

Jurnal yang dibuat oleh PT DIASWATI adalah sebagai berikut:

31 des 2000 kerugian piutang Rp 60.000,00

Cadangan kerugian piutang Rp 60.000,00

5 jan 2000 cadangan kerugian piutang Rp 20.000,00

Piutang dagang Rp 20.000,00

CARA MENAKSIR BESARNYA KERUGIAN PIUTANG

Besarnya kerugian piutang dapat ditaksir dengan menggunakan 3 macam cara sebagai berikut:

1. presentasi dari hasil penjualan bersih

Page 11: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Berdasarkan cara ini, besarnya kerugian piutang di tentukan dengan mengalihkan sejumlah presentasi tertentu dengan hasil penjualan bersih. Sedangkan yang di maksud dengan hasil penjualan bersih di sini adalah total penjualan bersih atau dapat pula berarti penjualan kredit bersih. Mengingat piutang timbul dari penjualan kredit, maka taksiran kerugian piutang kiranya lebih tepat di hitung dari penjualan kredit bersih dari pada di hitung dari total penjualan bersih. Sebagai contoh, PT DIASWATI menggunakan metode cadangan dalam mencatat kerugian piutang-piutang. Pada tanggal 31 desember 2000 kerugian piutang di taksir sebesar 3% dari penjualan kredit bersih atau 1% dari total penjualan bersih, data mengenai hasil penjualan tahun 2000 adalah sebagai berikut:

Total penjualan bersih Rp 20.000.000,00

( penjualan tunai sebesar Rp 12.500.000,00)

Jika kerugian piutang dihitung dari total penjualan bersih

1% X Rp 20.000.000,00 = Rp 200.000,00

Jika kerugian piutang dihitung dari penjualan kredit bersih

3% X( Rp 20.000.000,00 – Rp 12.500.000,00) = Rp 225. 000,00

Dengan menggunakan perhitungan presentasi dari penjualan kredit bersih, maka jurnal untuk menaksir besarnya kerugian piutang tahun 2000 adalah sebagai berikut:

Kerugian piutang Rp225.000,00

Cadangan kerugian piutang Rp225.000,00

2. persentase dari saldo piutang dagang

Cara ini menggunakan pendekatan neraca yaitu menaksir besarnya kerugian piutang berdasarkan persentase tertentu dari saldo piutang dagang pada akhir tahun yang bersangkutan.

Misalnya saldo piutang dagang pe 31 desember 2000 adalah sebesar Rp4.000.000,00. Kerugian piutang di taksir sebesar 5% dari saldo piutang dagang.

Jumlah kerugian piutang tahun 2000 adalah sebesar:

5% x Rp4000.000,00 = Rp200.000,00

Besarnya presentase kerugian piutang dari saldo piutang dapat di hitung berdasarkan pengalaman-pengalaman yang terjadi di masa lalu, yaitu dengan cara membandingkan jumlah piutang yang tidak tertagih dalam tahun yang bersangkutan dengan saldo piutang dagang pada akhir periode yang bersangkutan.

3. analisis umur piutang

Kerugian piutang dapat pula ditaksir dengan cara menganalisis umur dari saldo piutang debitur-debitur perusahaan. Umur piutang masing-masing debitur di golong-golongkan, baik yang belum jatuh tempo maupun yang telah jatuh tempo.bagi piutang debitur yang telah jatuh tempo, semakin lama jaraknya dengan saat jatuh temponya maka semakin besar pula kemunkinan tidak tertagihnya.

Page 12: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Dengan demikian dalam menaksir besarnya kerugian piutang, masing-masing kelompok umur piutang ditentukan besarnya persentase kerugian, di mana semakin lama umur piutang dari saat jatuh tempo semakin besar pula persentase kerugiannya.

PENGHAPUSAN PIUTANG DENGAN METODE CADANGAN

Dalam metode penghapusan langsung, kerugian piutang diakui pada saat piutang benar-benar tidak tertagih, sedangkan dalam metode cadangan kerugian dicatat pada akhir periode akhir akuntansi,dalam hal terjadi suatu piutang dinyatakan tidak tertagih,maka jurnal yang dibuat dengan menggunakan metode cadangan ini adalah sebagai berikut:

Cadangan kerugian piutang Rp x x x x x

Piutang dagang Rp x x x x x

PENERIMAAN KEMBALI PIUTANG YANG TELAH DIHAPUS

Ada kemungkinan piutang yang semula telah dihapus karena dinyatakan tidak tertagih, pada saat berikutnya ternyata dapat diterima kembali. Jurnal yang dibuat untuk mencatat penerimaan kembali piutang yang telah dihapus adalah sebagai berikut:

Metode cadangan

Piutang dagang Rp x x x x x

Cadangan kerugian piutang Rp x x x x x

(jurnal untuk menimbulkan kembali piutang dagang yang telah dihapus)

Kas Rp x x x x x

Piutang dagang Rp x x x x x

(jurnal untuk mencatat penerimaan uang dari piutang dagang yang telah dihapus)

Jurnal penerimaan kembali piutang yang telah dihapus tersebut dapat digabung manjadi satu jurnal, sebagai berikut:

KasRp x x x x x x

Cadangan kerugian piutang Rp x x x x x x

Metode penghapusan langsung

Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus dapat terjadi:

a. dalam periode yang sama dengan periode piutang tersebut dihapus.

b. dalam periode setelah periode piutang tersebut dihapus.

Page 13: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Dalam hal ini, jurnal yang dibuat dengan menggunakan metode penghapusan langsung adalah sebagai berikut:

- jika periode penerimaan kembali sama dengan periode penghapusan piutang:

Piutang dagang Rp x x x x x

Kerugian piutang Rp x x x x x

Kas Rp x x x x x

Piutang dagang Rp x x x x x

Atau

Kas Rp x x x x x

Kerugian piutang Rp x x x x x

- jika periode penerimaan kembali setelah periode penghapusan:

Piutang dagang Rp x x x x x

Penerimaan kembali piutang Rp x x x x x

Kas Rp x x x x x

Piutang dagang Rp x x x x x

Atau

Kas Rp x x x x x

Penerimaan kembali piutang Rp x x x x x

Rekening penerimaan kembali piutang merupakan rekening nominal yang dilaporkan dalam laporan laba-rugi sebagai penghasilan diluar usaha. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pencatatan piutang dagang sebagai mana dibahas dimuka, berikut ini diberikan contoh dengan menggunakan metode penghapusan langsung dan metode cadangan.

PENYAJIAN PIUTANG DAGANG DALAM NERACA

Penyajian pos piutang dagang di dalam neraca dipisahkan dengan pos-pos piutang yang lain. demikian juga pos piutang karyawan dipisahkan dengan pos piutang kepada pemegang saham.

Berikut ini diberikan contoh penyajian pos piutang dagang dalam neraca suatu perusahaan:

Page 14: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

PT DIASWATI

NERACA

31 desember 2000

Aktiva pasiva

Aktiva lancarKas Rp x x x x xSurat-surat berharga Rp x x x x x Piutang dagang Rp x x x xCad.kerug.piutang( Rp x x x x) Rp x x x x x

Pada contoh di atas nampak bahwa pos cadangan kerugian piutang merupakan rekening pengurang bagi pos piutang dagang.

Menurut :

(akuntansi keuangan dasar 2)

Prof.Drs.Mardiasmo, akt

Page 15: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

BAB 3

PERSEDIAAN

Pengertian persediaan barang dagangan adalah elemen yang sangat penting dalam menentukan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang eceran, maupun perusahaan dagang partai besar. Persediaan berpengaruh terhadap neraca maupun laporan laba rugi. Dalam neraca sebuah perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur, persediaan sering kali merupakan bagian yang sangat besar dari keseluruhan aktiva lancar yang di miliki perusahaan.

Penentuan kwantitas persediaan

Tujuan penentuan kwantitas persediaan ialah untuk menetapkan jumlah unit persediaan yang di miliki perusahaan pada tangga neraca yaitu:

1. melakukan perhitungan fisik atas barang yang ada di gudang.

Perhitungan fisik persediaan meliputi pekerjaan menghitung, menimbang, atau mengukur tiap-tiap jenis barang yang berada dalam persediaan.

2. menentukan pemilikan atas barang dalam perjalanan.

Barang di sebut dalam perjalanan apabila barang tersebut pada tanggal neraca berada di tangan pihak pengangkut, seperti perusahaan kereta api, perusahaan angkutan dengan truk, atau angkutan udara. Hak kepemilikan di tentukan oleh syarat penjualan yang di sepakati oleh pihak penjual dan pembeli. Apabila syarat yang di gunakan FOB SHIPPING POINT, maka pemilikan atas barang akan berpindah ke tangan pembeli pada saat pihak pengangkut menerima barang dari tangan penjual sebaliknya apabila syarat penjualan yang di gunakan FOB DESTINATION, maka hak milik atas barang akan tetap berada di tangan penjual sampai barang di serahkan ke tangan pembeli oleh perusahaan pengangkut.

Harga perolehan persediaan

Sebagaimana di atur dalam prinsip akuntansi, dasar utama akuntansi untuk persediaan adalah harga perolehan. Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang di perlukan untuk mendapat barang dan menempatkannya dalam kondisi yang siap untuk di jual. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga perolehan persediaan, nama rekeningnya, dan pengaruhnya terhadap harga perolehan persediaan nampak dalam tabel berikut:

faktor Nama rekening Pengaruh terhadap harga perolehan

Harga fakturBiaya angkutPotongan tunai pembelianRetur dan potongan pembelian

PembelianBiaya angkut pembelianPotongan tunai pembelianRetur dan potongan pembelian

MenambahMenambahMengurangimengurangi

Harga perolehan persediaan bisa di pandang sebagai kumpulan harga perolehan yang terdiri dari dua elemen yaitu:

Page 16: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

1. harga perolehan persediaan awal

2. harga perolehan yang di beli selama periode yang bersangkutan

Metode penetapan harga perolehan atas dasar aliran fisik sesungguhnya

Penetapan harga perolehan persediaan adalah pekerjann yang rumit karena barang yang berada dalam persediaan mungkin berasal dari pembelian yang berbeda debgab harga perolehan yang berbeda pula. Salah satu jawabannya adalah dengan menggunakan metode identifikasi khusus yang berarti mengikuti aliran fisik yang sesungguhnya terjadi. Metode identifikasi khusus adalah metode yang ideal, karena persediaan akhir dan harga pokok penjualan dapat di tentukan harga perolehannya sesuai dengan harga perolehan sesungguhnya.

Metode harga perolehan atas dasar aliran anggapan

Dalam akuntansi lazim di gunakan metode penentuan harga perolehan yang di dasarkan pada aliran anggapan yaitu:

1. first-in, first-out (FIFO)

Metode FIFO menganggap bahwa barang yang lebih dahuku di beli, akan di jual lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan yang lebih dalu di beli, di anggap akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu juga. Pengalokasian harga perolehan barang tersedia di jual pada PT pinatubo dengan metode FIFO adalah sebagai berikut:

Harga perolehan persediaan yang tersedia untuk di jualTgl keterangan Unit Hp/unit Total hp1/115/424/827/11

Pers. AwalPembelian PembelianPembelianjumlah

1002003004001.000

10,0011,0012,0013,00

Rp 1.000,00Rp 2.200,00Rp 3.600,00Rp5.200,00Rp 12.000,00

Langkah 1Tgl unit hp/unit total hp27/11 400 13 Rp 5.20024/8 50 12 Rp 600Jumlah 450 Rp 5.800

Langkah 2Tersedia dijual Rp 12.000Persediaan akhir Rp 5.800Harga pokok Penjualan Rp 6.200

maka 550 unit barang yangtelah dijual akan mempunyai harga perolehan sebagai berikut:

Page 17: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

tanggal unit Hp/unit Total hp1/115/424/8jumlah

100200250550

Rp 10,00Rp 11,00Rp 12,00

Rp 1.000,00Rp 2.200,00Rp 3.000,00Rp 6.200,00

Last-in firs-out(LIFO)

Metode LIFO didasarkan pada anggapan bahwa barang yang dibeli lebih akhir akan dijual atau di keluarkan lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang dibeli lebih akhir akan dialokasikan lebih dahulu sebagai harga pokok penjualan.

Pengalokasian harga perolehan barang tersedia untuk dijual pada Ptmahameru, seandainya perusahaan tersebut menggunakan sistem persediaan periodik dengan metode LIFO akan nampak sebagai berikut:

Harga peerolehan persediaan yang tersedia untuk dijualtgl keterangan unit Hp/unit Total hp1/115/424/827/11

Pers.awalPembelianPembelianPembelianjumlah

1002003004001.000

Rp 10,00Rp 11,00Rp 12,00Rp 13,00

Rp 1.000,00Rp 2.200,00Rp 3.600,00Rp 5.200,00Rp 12.000,00

Langkah 1Persediaan akhirTgl unit hp/unit total akhir1/1 100 10 Rp 1.00015/4 200 11 Rp 2.20024/8 150 12 Rp 1.800Jumlah 450 Rp 5.800

Langkah 2Harga pokok penjualanTersedia dijual Rp 12.000Persediaan akhir ( RP 5.800)HPP Rp 6.200

Separti halnya pada metode FIFO, kita dapat menguji kebenaran penetuan harga pokok penjualan dengan cara sebagai berikut:

tanggal unit Hp/unit Total hp27/1124/8jumlah

400150550

Rp 13,00Rp 12,00

Rp 5.200,00Rp 1.800,00Rp 7.000,00

Metode rata-rata

Page 18: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Metode rata-rata didasarkan pada angkatan bahwa barang atersedia untuk di jual adalah homogen. Pada metode ini, pengalokasian harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual dilakukan atas dasar harga perolehan rata-rata tertimbang. Pengalokasian barang tersedia dijual pada PT Pisanatubo seandainya perusahaan tersebut menggunakan metode rata-rata adalah sebagai berikut:

Rp 10,00 + Rp 11,00 + Rp 12,00 +13,00 / 4 = Rp 11,50

Metode rata-rata sederhana mempunyai dua kelemahan pokok, yakni:

1. tidak memperhitungkan jumlah unit yng dibeli

2. bisa dipengaruhi oleh harga beli perunit yang estrim tinggi atau estrim rendah.

Pengaruh metode harga perolehan terhadap laporan keuangan

Semua metode yang telah diuraikan diatas dapat diterima umum karena semuanya didasarkan pada harga perolehan. Perusahaan bebas untuk memilih salah satu diantaranya yang dianggap paling cocok untuk perusahaan yang berssangkutan. Perusahaan yang satu menganggap metode FIFO paling cocok untuknya, sedang perusahaan lain memilih LIFO. Tidak sedikit juga perusahaan yang memilih metode rata-rata.

Pemilihan metode harga perolehan

Alasan yang mendasari pemilihan suatu metode bisa bermacam-macam, tetapi pada umumnya meliputi 3 fakfor berikut:

1. pengaruh terhadap neraca

Keuntungan pemakaian metode fifo akan terasa pada masa inflasi, karena pemakaian fifo pada masa seperti itu akan menghasilkan nilai persediaan yang lebih mencerminkan harga yang berlaku pada tanggal neraca. Akibat yang sebaliknya akan terjadi jika metode lifo digunakan pada masa inflasi.

2. pengaruh terhadap laporan laba rugi

Perbedaan setiap rupiah dalam persediaan akhir akan mengakibatkan yang sama jumlahnya dalam laba bersih sebelum pajak. Tingkat laba bersih yang lebih tinggi bagi menejemen mungkin merupakan hal yang menguntungkan karena pihak luar akan memberikan penilaian yang positif terhadap perusahaan.

3. pengaruh pajak

Meskipin jumlah rupiah persediaan dan laba bersih selama masa inflasi pada metode fifo lebih besar dibandingkan dengan metode lifo, namun dewasa ini banyak perusahaan berpindah ke metode lifo karena perhitungan laba bersih dengan metode lifo akan menghasilkan pajak penghasilan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan metode fifo maupun metode rata-rata.

Sistem persediaan perpetual

Perusahaan-perusahaan yang menjual barang dagangan yang mahal harganya,sepreti mobil, mebel, dan peralatan rumah tangga, biasanya mengunakan sistem persediaan perpetual.

Page 19: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Pencatatan pada sistem persediaan perpetual

Untuk memberikan gambaran mengena cara pemakaian sistem persediaan perpetual dan sekaligus membedakannya dengan sistem persediaan periodik,sebagai contoh transaksi pembelian dan penjualan solar panel, PT agung selama bulan juni 1992 berikut ini:

Persediaan,pembelian dan penjualan solar panelJuni 1 persediaan awal (4 unit) Rp 12.000,00 1 s/d 30 pembelian secara kredit ( 12 unit @ Rp 3.000,00) Rp 36.000,00 1 s/d 30 penjualan secara kredit ( 7 unit @ Rp 5.000,00 ) Rp 35.000,00 Harga pokok penjualan ( 7 unit @ Rp 3.000,00 ) Rp 21.000,00 30 persediaan akhir ( 9 unit @ Rp 3.000,00 ) Rp 27.000,00

jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi di atas adalah sebagai berikut:

Sistem perpetual sistem periodik Persediaan awal, 1 juniRekaning persediaan menunjukkan rekaning persediaan menunjukkan barang yang adaBarang yang ada dalam persediaan dalam persediaan sebesar Rp 12.000,00Sebesar Rp 12.000,00 Ayat jurnal untuk mencatat pembelianPersediaan 36.000 pembelian 36.000 Utang dagang 36.000 utang dagang 36.000 Ayat jurnal untuk mencatat penjualan Piutang dagang 35.000 piutang dagang 35.000 Penjualan 35.000 penjualan 35.000Harga pokok penjualan 21.000 Perrsediaan 21.000 Jurnal penyesuaian untuk akhir periodeTidak diperlukan jurnal penyesuaian. HPP 12.000Rekening persediaan menunjukkan persediaan 12.000Saldo yang ada pada akhir periode HPP 36.000Yaitu Rp 27.000 pembelian 36.000( Rp 12.000 + Rp 36.000 – Rp 21.000 ) persediaan 27.000 HPP 27.000

Dalam sistem persediaan perpetual, pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebit rekening persediaan sebesar harga perolehannya.dalam sistem ini rekening pembelian tidak digunakan. Apabila terjadi penjualan barang dagangan, maka perusahaan membuat dua ayat jurnal. Jurnal yang pertama dibuat untuk mencatat penjualan baranag dagangan sebesar harga jualnya ( sistem periodik), sedangkan jurnal yang kedua dibuat untuk mencatat harga pokok penjualan dan pengurangan persediaan sebesar harga perolehannya.

Penetapan harga perolehan pada sistem perpetual

Metode penentuan harga perolehan persediaan yang telah diterangkan dimuka untuk sistem periodik, berlaku pula untuk metode perpetual. Jika perusahaan menggunakan metode identifikasi khusus, penerapannya dalam sistem perpetual persis sama seperti sistem periodik.sebagaimana terlihat dalam ayat jurnal yang dibuat pada sistem pepetual di atas, penentuan harga pokok penjualan dilakukan pada saat penjualan terjadi, sehingga harga perolehan persediaan dapat diketahui pada saat itu juga.

Page 20: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Firs-in, firs-out (FIFO)

Dalam metode FIFO, barang yang dibeli lebih awal dianggap akan dijual lebih awl pula. Oleh karena itu, harga perolehan barang yang dibelli lebih awal akan dibebankan lebihdahulu ebagai harga pokok penjualan. Persediaan menurut metode FIFO dengan sistem persediaan perpetual adalah sebagai berikut:

Perpetual- FIFO

tanggal pembelian penjualan saldo

¾10/4

26/4

29/4

Unit hp total4.000 Rp8,00 Rp32.00012000 Rp8,80 Rp105.600

4.000 Rp8,30 Rp33.200

Unit hp total

4.000 Rp8,00 }Rp67.2004.000 Rp8,00

Unit hp total4.000 Rp8,00 Rp32.0004.000 Rp8,00 12000 Rp8,00 } Rp 137.600

8.000 Rp8,80 Rp 70.4008.000 Rp8,80 4.000 Rp8,30 }Rp103.600

Persediaan akhir pada situasi di atas adalah Rp 103.600,00 dan harga pokok penjualan adalah Rp 67.200,00 {(4.000 x Rp 8,00) + ( 4.000 x Rp 8,80)}.

Last-in, fist-out (LIFO)

Pada metode LIFO dengan sistem persediaan perpetual dianggap bahwa baranng yang dibeli lebih akhir akan dijual lebih dahulu. Oleh karena itu harga perolehan barang-barang yang dibeli lebih akhir akan dialokasikan menjadi harga pokok penjualan lebih dahulu. Apabila kita menggunakan PT cendana di atas, maka persediaan yang ditetapkan denagn metode LIFO-perpetual akan nampak sebagai berikut:

Perpetual-LIFO

tanggal

pembelian penjualan saldo

¾10/4

26/4

29/4

Unit hp total4.000 Rp8,00 Rp32.00012000 Rp8,80 Rp105.600

4.000 Rp8,30 Rp33.200

Unit hp total

8.000 Rp8,80 Rp70.400

Unit hp total4.000 Rp8,00 Rp 32.0004.000 Rp8,00 12000 Rp8,80 }Rp137.6004.000 Rp8,004.000 Rp8,80 }Rp67.2004.000 Rp8,004.000 Rp8,80 }Rp100.4004.000 Rp8,30

Persediaan akhir pada situasi di atas adalah Rp100.400,00 dan harga pokok penjualan Rp70.400,00. Hasil perhitungan harga perolehan persediaan menurut LIFO-periodik, biasanya berbeda bila dibandingakan dengan LIFO-perpetual karena dalam sistem periodik, harga perolehan paling akhir pada periode yang bersangkutan akan dialokasikan lebih dahulu sebagai harga pokok penjualan, sedangkan dalam sistem perpetual pengalokasian sebagai harga pokok penjualan tidak menunggu

Page 21: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

sampai akhir periode.apabila kita gunakan data di atas dengan metode LIFO-periodik, maka penentuan persediaan akhir menjadi sebagai berikut:

Persediaan awal..................... 0 unit

Pembelian selama bulan juni.......... 20.000 unit

Tersedia dijual......................... 20.000 unit

Penjualan selama bulan juni.......... 8.000 unit

Persediaan akhir...................... 12.000 unit

Harga perolehan akhir sebanyak 12.000 unit tersebut ditetapkan dengan mengambil harta perolehan dari barang-barang yanng dibeli lebih awal yaitu:

Dari pembelian ¾ : 4.000 unit x Rp 8,00 = Rp 32.000,00

Dari pembelian 10/4: 8.000 unit x Rp 8,80 = Rp 70.400,00

Jumlah 12.000 unit =Rp 102.400,00

Dengan demikian antara LIFO-periodik dengan LIFO-perpetual terdapat perbedaan sebesar Rp2.000,00 (Rp102.400,00 – Rp 100.400,00).

Rata-rata bergerak

Metoade penentuan harga perolehan rata-rata pad sistem persediaan periodik seperti telah di uraikan di atas, di sebut rata-rata tertimbang yang perhitungannya dilakukan setiap akhir periode.pada sistem perpetual, harga perolehan rata-rata tidak dilakukan pada akhir periode, melainkan pada setiap terjadi transaksi pembelian. Oleh karena itu metode rata-rata pada sistem perpetual disebut metode rata-rata bergerak. Penerapan harga rata-rata bergerak pada PT cendana akan nampak sebagai berikut:

Rata-rata bergerak

tgl pembelian Penjualan saldo

¾10/426/429/4

Unit hp total 4.000 Rp8,00 Rp 32.00012000 Rp8,80 Rp105.600

4.000 Rp8,30 Rp 33.200

Unit hp total

8.000 Rp8,60 Rp68.800

Unit hp total4.000 Rp8,00 Rp 32.00016000 Rp8,60 Rp137.6008.000 Rp8,60 Rp 68.80012000 Rp8,50 Rp102.000

Seperti terlihat di atas, harga rata-rata yang baru selalu dihitung setiap terjadi transaksi pembelian. Psda tanggal 10 april, setelah dibeli 12.000 unit dengan harga Rp105.600,00, maka harga perolahan barang tersedia dijual menjadi Rp 137.600,00(Rp32.000,00 + Rp 105.600,00) dengan jumlah unit tersedia ddijual menjadi 16.000 unit. Harga rata-rata per unit setelah transaksi pembelian ini adalah Rp 137.600,00 dibagi 16.000 sama dengan Rp 8,60. Harga rata-rata per unit tidak berubah jika terjadi transaksi penjualan.

Penyampangan dari harga perolehan

Page 22: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Barang yang dibeli oleh perusahaan untuk dijual kembali, biasanya tidak segera terjual. Antara saat pembelian dan saat penjualan terdapat saat menunggu yang lamanya tergantung pada kecepatan perputaran atau laku tidaknya barang yang bersangkutan. Pengukuran kerugian akan tergantung kepada apakah kerugian disebabkan oleh :

1. rusak atau ketinggalan jaman

Kerugian yang diakibatkan oleh kerusakan atau menjadi ketinggalan jaman di ukur dengan selisih antara harga perolehan dengan taksiran nilai bersih yang bisa direalisasi. Nilai bersih yang bisa direalisasi adalah taksiran harga jual di kurangi dengan taksiran biaya yang diperlukan untuk menjual barang tersebut. Sebagai contoh, misalkan sebuah toko barang-barang elejktronik mempunyai 4 buah pesawatntelevisi yang rusak bagian lurnya tergores ketika masih berada di gudang. Harga perolehan barang tersebut adalah Rp 250.000,00 dan biasanya dijual dengan harga eceran sebesar Rp 400.000,00 pada tanggal neraca barang tersebut akan laku dijual dengan harga Rp 230.000,00 dan diperlukan biaya perbaikan Rp 20.000,00 ditambah komisi untuk pegawai bagian penjualan sebesar 10%. Nilai bersih yang bisa direalisasi untuk setiap pesawat televisi adalah:

Taksiran harga jual................................. Rp230.000,00Kurangi: biaya penjualan: - reparasi............... Rp 20.000,00 - k0omisi 10%....... Rp23.000,00 Rp 43.000,00Nilai bersih yang bisa direalisasi...................... Rp187.000,00

Dengan dekian perusahaan akan menderita kerugian sebesar Rp 63.000,00 (Rp250.000,00 – Rp 187.000,00) untuk tiap buah televisi,atau kerugian seluruhnya menjadi Rp 252.000,00 (4 x Rp 63.000,00).jurnal yang harus dibuat untuk mencatat kerugian ini adalah sebagai berikut:

Kerugian penurunan nilai persediaan...........252.000

Persediaan................................................... 252.000

2. penurunan harga

Kemampuan barang untuk menghasilkan pendapatan akan berkurang apabila harga jual barang menurun. Dalam situasi demikian, perusahaan dapat menggunakan metode harga terendah diantara harga perilehan dan harga pasar.sebagai contoh, misalkan sebuah perusahaan alat-alat elektronika menjual pesawat televisi yang harga perolehannya Rp300.000,00 dengan harga Rp500.000,00 pada tanggal neraca, harga pengganti pesawat televisi tersebut turun terastis 20% sehingga menjadi Rp240.000,00 {Rp300.000,00 – (20% x Rp300.000,00)}. Dalam metode harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar, perusahaan harus mengakui kerugian akibat penurunan dalam kemampuan menghasilkan pendapatan sebesar Rp60.000,00 (Rp300.000,00 – Rp240.000,00) untuk setiap pesawat televisi pada tahun ini. Seandainya perusahaan tersebut pada akhir tahun memiliki 10 buah pesawat televisi dalam persediaannya, maka jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:

Des 31 kerugian penurunan nilai persediaan.....Rp600.000,00

Persediaan................................ Rp600.000,00

Page 23: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Namun tidak jarang perusahaan mencantumkan harga perolehan barang dalam tanda kurung sebagai berikut:

Neraca (sebagian)Aktiva lancar Kas Rp x x x Piutang dagang x x x Persediaan (dengan harga trendah di antara Harga perolehan dan harga pasar; harga Perolehan Rp300.000,00) Rp240.000,00 Jumlah aktiva Rp x x x x x x

Penaksiran persediaan

1.metode laba kotor

Laba kotor umumnya digunakan apbila perusahaan menyusun laporan keungan secara bulanan, dengan tidak melakukan perhitungan fisik persediaan.

2. metode harga eceran

Perusahaan dagang yang menjual barang-barang secara eceran, pada umumnya memiliki barang dagangan yang banyak sekali jenisnya. Pada toko-toko super market seperti: matahari atau hero, jenis barang dagangannnya bisa mencapai ribuan macam.

Kesalahan penentuan persediaan

Kesalahan penentuan persediaan kadang-kadang terjadi pada perhitungan fisik persediaan atau pada penentuan harga-harga perolehan.apabila terjadi kesalahan dalam penentuan persediaan, maka kesalahan tersebut akan berpengaruh terhadap laporan laba-rugi maupun neraca.

Pengaruh kesalahan terhadap laporan laba-rugi

Sebagaimana diketahui, persediaan awal dan persediaan akhir dilaporkan dalam laporan laba-rugi, dan persediaan akhir suatu periode secara otomatis akan menjadi persediaan awal [eriode berikutnya. Total laba bersih kedua tahun tersebut, dan neraca pada akhir tahun kedua,tidak akan keliru karena kesalahan akan salingnmengimbangisatu dengan lainnya. Pengaruh tresebut nampak dibawah ini (di anggzp terjadi kesalahan terlalu kecil Rp3.000,00 pada persediaan akhir tahun 1990, dan tidak dikoreksi pada tahun 1991.

Page 24: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Ringkasan laporan laba-rugi 1990 1991 Salah benar salah benarPenjualan Rp80.000 Rp80.000 Rp90.000 Rp90.000Pers.awal Rp20.000 Rp20.000 Rp12.000 Rp15.000Pembelian 40.000 40.000 68.000 68.000TersediaDijual 60.000 60.000 80.000 83.000Pers.akhir 12.000 15.000 23.000 23.000Harga pokokPenjualan 48.000 45.000 57.000 60.000Laba kotor 32.000 35.000 33.000 30.000Biaya operasi 10.000 10.000 20.000 20.000Laba bersih Rp22.000 Rp25.000 Rp13.000 Rp10.000 (Rp3.000) laba bersih terlalu rendah Rp3.000 laba bersih terlalu Tinggi Total laba bersih selama dua tahun menjadi benar

Dalam contoh di atas, laba bersih pada tahun 1990 terlalu rendah Rp3.000,00 dan pada tahun 1991 terlalu tinggi Rp3.000,00. Dengan menggunakan saldo persediaan yang salah, total laba bersih selama dua tahun tersebut adalah Rp35.000,00(Rp22.000,00 + Rp13.000,00). Demikian pula apabila digunakan saldo persediaan yang benar akan diperoleh total laba bersih yang sama yaitu Rp35.000,00(Rp25.000,00 + Rp10.000,00). Dengan demikian modal pada akhir Thun 1991 menunjukkan saldo yang benar.

Pengaruh terhadap neraca

Pengaruh persediaan akhir terhadap neraca dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan dasar akuntansi, yaitu: aktiva=kewajiban + modal.

Penyajian dalam laporan keuangan

Persediaan dilaporkan dalam neraca pada kelompok aktiva lancar setelah piutang dagang, sedangkan harga pokok penjualan dilaporkan dalam laporan laba-rugi sebagai pengurang atas penjualan. Selain itu persediaan harus di ungkapkan dengan jelas dengan neraca atau dalam catatan atas laporan keuangan yang meliputi:

1.klasifikasi persediaan

2.dasar akuntansi yang digunakan (harga perolehan terendah dantara harga perolehan dan harga pasar)

3.metode harga perolehan yang digunakan ((FIFO,LIFO,atau rata-rata).

Menurut (buku dasar-dasar akuntansi 2)

Page 25: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Drs.Al. Haryono jusuf, M.B.A.,Akuntan,sekolah tinggi ilmu ekonomi yogyakarta,2005

BAB 4

SURAT BERHARGA

PENGERTIAN SURAT BERHARGA

Surat berhaga padaumumnya berupa saham dan obligasi dari perusahaan lain yang dibeli oleh perusahaan dengan maksud untuk dijual lagi.pembelian surat-surat berharga biasanya untuk memanfaatkan kas perusahaan yang untuk sementara tidak dipergunakan dalam operasi, sedangkan penjualan surat-surat berharga dilakukan pada saat harga jual lebih tinggi dari harga perolehannya.

AKUNTANSI UNTUK SURAT-SURAT BERHARGA

1.SAHAM

Saham adalah surat tanda pemilikan atas perusahaan yang menjual saham tersebut. Pemilik saham secara peiodik berhak atas bagian keuntungan yang disebut dengan dividen.

Pembelian surat-surat berharga dalam bentuk saham

Pada saat membeli surat-surat berharga secara tunai dalam bentuk saham, perusahaan mencatat transaksi tersebut dengan mendebit rekening SURAT-SURAT BERHARGA dan menkredit rekening KAS, sebesar harga perolehan dari surat berharga tersebut.

Sebagai contoh, misalnya PT DIASWATI pada tanggal 1 juni 2000 membeli 100 lembar saham PT ASTI yang mempunyai nilai nominal @ Rp100.000,00 dengan kurs 98%. Biaya provisi dan materai Rp50.000,00 jurnal yang dibuat PT DIASWATI pada saat pembelian surat berharga tersebut adalah sebagai berikut:

Surat-surat berharga Rp9.850.000,00

Kas Rp9.850.000,00

Harga kurs saham 98% x 100 lembar x Rp100.000,00 = Rp9.800.000,00

Biaya provisi dan materai = 50.000,00

Harga perolehan surat berharga Rp9.850.000,00

Jika selama pemilikan saham tersebut PT DIASWATI memperoleh dividen atas saham-saham yang dimilikinya, maka jurnal yang dibuat untuk mencatat penerimaan dividen adalah debit rekening KAS dan kredit rekening PENDAPATAN DIVIDEN sebersar jumlah dividen yang diterima.

Misalnya: pada tanggal 1 juli 2000 PT ASTI membagikan dividen sebesar 5% dari nilai nominal saham.

Jurnal yang dibuat PT DIASWATI pada saat menerima dividen adalah sebagai berikut:

Kas Rp500.000,00

Page 26: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Pendapatan dividen Rp500.000,00

Dividen = 5% x Rp10.000.000,00 = Rp 500.000,00

Penjualan surat-surat berharga dalam bentuk saham

Pada saat menjual surat-surat berharga dalam bentuk saham, perusahaan membuat jurnal dengan mendebit rekening KAS sebesar kas yang diterima perusahaan dari penjualan saham, mengkredit rekening SURAT-SURAT BERHARGA sebesar harga perolehan saham yang dijual

Sebagai contoh misalnya, PT DIASWATI menjual surat-surat berharga (saham) sebanyak 60 lembar dengan harga kurs 105%bpada tanggal 1 agustus 2000. Biaya provisi dan materai atas penjualan saham tersebut adalah Rp30.000,00 jurnal untuk mencatat penjualan surat-surat berharga tersebut adalah sebagai berikut:

Kas Rp6.270.000,00

Surat-surat berharga Rp5.910.000,00

Laba penjualan surat berharga Rp 360.000,00

Harga kurs saham 105% x 60 lembar x Rp100.000,00 = Rp6.300.000,00

Biaya penjualan (provisi & materai) = ( 30.000,00)

Harga jual = Rp6.270.000,00

Harga perolehan 60 lembar saham =( 5.910.000,00)

Laba penjualan surat-surat berharga = Rp360.000,00

Harga perolehan 100 lembar saham adalah Rp9.850.000,00 sehinggah harganperolehan 60 lembar saham adalah 60/100 x Rp9.850.000,00 = Rp5.910.000,00.

2.OBLIGASI

Obligasi adalah surat tanda pengakuan uang dari perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Pemilik obligasi mempunyai hak menerima bunga atas obligasi yang biasanya diterima setahun 2 kali.

Pembelian surat-surat berharga dalam bentuk obligasi

Pada saat pembelian obligasi, perusahaan menghitung bunga berjalan yang dalam jurnal tersebut di atas didebet dengan rekening PENDAPATAN BUNGA. Bunga berjalan obligasi dihitung sebagai berikut:

T x p x n / 1200

Sebagai contoh, pada tanggal 1 mei 2000 PT DIASWATI membeli 4 lembar obligasi PT PENUMPING nilai nominal @ Rp500.000,00 dengan kurs 97%. Biaya provisi dan materai Rp10.000,00 bunga obligasi 6% setahun dibayarkan setiap tanggal 1 maret dan 1 septamber.

Page 27: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Jurnal yang dibuat PT DIASWATI untuk mencatat pembelian obligasi tersebut adalah sebagai berikut:

Surat-surat berharga Rp1.950.000,00

Pendapatan bunga Rp 20.000,00

Kas Rp1.970.000,00

Harga kurs obligasi 97% x 4 x Rp 500.000,00 = Rp 1.940.000,00

Biaya provisi & materai = 10.000,00

Harga perolehan obligasi = Rp 1.950.000,00

Bunga berjalan:2/12x6/100xRp 2.000.000,00 =Rp 20.000,00

Jumlah kas yang dibayarkan =Rp1.970.000,00

Contoh tersebut di atas, maka jurnal yang di buat perusahaan pada tanggal 1 september 2000 adalah sebagai berikut:

Kas Rp60.000,00

Pendapatan bunga Rp60.000,00

Bunga obligasi 6/12 x 6/100 x Rp2.000.000,00 = Rp 60.000,00

Penjualan surat-surat berharga dalam bentuk obligasi

Pada saat menjual surat-surat berharga dalam bentuk obligasi. Perusahaan mencatat transaksi tersebut dengan mendebet rekening KAS sebesar uang yang di terima, mengkredit rekening SURAT-SURAT BERHARGA sebesar harga perolehan obligasi yang di jual dan mengkredit rekening PENDAPATAN BUNGA sebesar bunga berjalan pada saat penjualan. Sedangkan selisih antara harga jual dengan harga menjual 4 lembar obligasi 6% dari PT PENUMPING pada tanggal 1 desember 2000 dengan kurs 95%. Biaya provisi dan materai Rp 15.000,00

Jurnal yang di buat perusahaan untuk mencatat penjualan obligasi tersebut adalah sebagai berikut:

Kas Rp1.915.000,00

Rugi penjualan surat berharga Rp 65.000,00

Surat-surat berharga Rp1.950.000,00

Pendapatan bunga Rp 30.000,00

Page 28: Ulyatinnew 120831072854-phpapp01

Harga kurs obligasi 95% x 4 x Rp500.000,00 =Rp1.900.000,00

Biaya provisi dan materai = 15.000,00

Harga jual = Rp1.885.000,00

Bunga berjalan3/12x6/100xRp2.000.000,00 = 30.000,00

Jumlah kas yang diterima =Rp1.915.000,00

Harga jual obligasi =Rp1.885.000,00

Harga perolehan obligasi yang dijual = 1.950.000,00

Rugi penjualan surat berharga =Rp 65.000,00

PENYAJIAN SURAT-SURAT BERHARGA DI NERACA

Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa surat-surat berharga disajikan dalam neraca sebagai aktiva kelompok lancar. Penyajian tidak dipisahkan antara saham dan obligasi melainkan cukup dengan nama SURAT-SURAT BERHARGA.

Sedangakan masalah penilaian terhadap surat-surat berharga untuk menyajikan di neraca dapat menggunakan 2 macam yaitu:

1.harga perolehan

Surat-surat berharga disajikan pada neraca sebesar harga perolehannya.

2.harga perolehan atau harga pasar mana yang lebih rendah.

Surat-surat berharga disajikan pada neraca sebesar harga perolehan, atau harga pasarnya jaka harga perolehan lebih tinggi dari harga pasar.