laporan tutorial modul 1 blok 9

21
Daftar Pustaka Foster, T. D. 1997. Buku Ajar ORTODONTI. Edisi III. Jakarta : EGC Dixon, Andrew Derart. 1993. Anatomi Untuk Kedokteran gigi . Jakarta : Hipokrates Putz, R dan Pabst, R. 2000. Sobotta . Edisi 21. Jakarta : EGC

Upload: dini-chairani-prima

Post on 23-Oct-2015

254 views

Category:

Documents


42 download

DESCRIPTION

oklusi

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

Daftar Pustaka

Foster, T. D. 1997. Buku Ajar ORTODONTI. Edisi III. Jakarta : EGC

Dixon, Andrew Derart. 1993. Anatomi Untuk Kedokteran gigi. Jakarta : Hipokrates

Putz, R dan Pabst, R. 2000. Sobotta . Edisi 21. Jakarta : EGC

Page 2: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

Modul 1

Oklusi

Skenario 1

Ada Kontak Gigi…Ya!!

Mahasiswa FKG semester awal melakukan pratikum lapangan ke tempat

praktek drg. Mely. Mereka tertarik melihat banyak terdapat gambar model gigi dan

rahang serta poster tentang gigi geligi dan penyakit di rangga mulut. Beberapa

mahasiswa sangat tertarik pada model gigi dan rahang yang dapat dibuka-tutup sesuai

pergerakan rahang manusia

Drg. Mely menjelaskan pada mereka bahwa untuk mendalami hal itu perlu

mempelajari tentang anatomi rahang manusia terlebih dahulu. Maksila dan mandibula

manusia dapat buka tutup sesuai dengan oklusinya. Oklusi sendiri terdapat dalam

bentuk normal dan abnormal. Saat oklusi dapat ditentukan adanya overbite, overjet

dan free way space.

Drg. Mely juga menjelaskan ada kondisi saat kita menutup rahang atau dalam

keadaan istirahat yang disebut oklusi sentrik dan realsi sentrik. Walaupun masih agak

bingung, para mahasiswa semakin tertarik mendalami ilmu kedokteran gigi.

Bagaimana saudara menjelaskan kebingungan para mahasiswa tersebut ?

Langkah 1 : mengklarifikasi terminology yang tidak diketahui dan

medefenisikan hal – hal yang dapat menimbulkan kesalahan

interpretasi

Overbite

overlap antara incisivus atas dengan inscisivus bawah dalam bidang

vertical

Oklusi

cara bagaimana gigi atas dan bawah berkontak satu sama lain baik saat

istirahat maupun mengunyah, oklusi merujuk pada bagaimana gigi saling

bersentuhan dan apakah selaras atau tidak.

Page 3: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

Oklusi normal

suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang yang sama

dan rahang yang berlawanan, apabila gigi geligi dikontakkan dan condylus

berada dalam fossa glenoidale

Overjet

jarak horizontal antara insisal edge incisivus rahang atas terhadap bidan

labial gigi incisive pertama rahang bawah

Free way space

celah yang terdapat antara rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan

istirahat

Oklusi sentrik

hubungan kontak maksimal dari gigi rahang atas dan rahang bawah waktu

rahang bawah dalam keadaan relasi sentris

Relasi sentrik

hubungan rahang bawah dangan rahang atas pada mana kepala sendi atau

condyle berada dalam keadaan paling dorsal dalam cekungan sendi atau

glenoid fossa tanpa mengurangi kebebasan untuk bergerak ke lateral.

Langkah 2 : menentukan masalah

1) Bagaimana bentuk anatomi rahang manusia ?

2) Apa saja klasifikasi dari oklusi ?

3) Apa perbedaan oklusi sentrik dan relasi sentrik ?

4) Apa saja faktor penyebab overbite dan overjet ?

5) Apa faktor yang mempengaruhi oklusi ?

6) Apa saja kriteria dari oklusi normal ?

7) Apa penyebab oklusi abnormal ?

Langkah 3 : menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan

prior knowledge

1) Bagaimana bentuk anatomi rahang manusia ?

Fungi rahang adalah untuk tempat memasukkan makanan. Rahang

manusia terdiri atas dua yaitu rahang atas (os maxilla) dan rahang bawah (os

mandibular )

a Rahang atas (os maxilla)

Page 4: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

tulang yang membentuk sebagian dari wajah, merupaka atap cavum

oris dan membentuk dasar orbita.

- Juga alveolaris

- Sutura palatomaxilaris

- Sutura palatine mediana

- Proc. Palatinus

- Proc. Alveolaris

- Foramen palatinum majus

- Proc. Pyramidalis

- Choana

- Lamina horizontalis

- Foramina palatine minora

- Sulcus palatinus major

- Gigi-gigi molar

- Gigi-gigi premolar

- Gigi caninus

- Gigi inscisivus

b Rahang bawah

terletak dari rangka wajah sebelah bawah. Terdapat bagian yang

menonjol disebut dagu. Terdapat corpus dan ramus mandibular

2) Apa saja klasifikasi dari oklusi ?

- Oklusi fungsional

gerakan fungsional dari mandibula sehingga menyebabkan kontak

dari gigi geligi

- Oklusi normal

suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang

yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi geligi

dikontakkan dan condylus berada dalam fossa glenoidale

Oklusi normal dapat dikelompokkan menjadi dua :

I. Oklusi statik

II. Oklusi dinamik

Page 5: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

3) Apa perbedaan oklusi sentrik dan relasi sentrik ?

- Relasi sentrik hubungan tulang dengan tulang

- Oklusi sentrik hubungan gigi geligi rahang atas dengan rahang

bawah

4) Apa saja faktor penyebab overbite dan overjet ?

Overjet:

a Ketidaksesusian geraham

b Ketidaksesuaian tulang atas dan bawah yaitu karena overdevelop atau

rahang terlalu kebelakang

c Gigi seri atas flare

d Karena menghisap ibu jari atau karena dorongan lidah

Overbite :

Karena jumlah erupsi gigi depan tidak profersional

5) Apa saja faktor yang mempengaruhi oklusi ?

- Variasi genetik

- Perkembangan gigi geligi secara acak

- Adanya gigi geligi yang supernumerary

- Otot – otot dan jaringan sekitar rongga mulut

- Kebiasaan

- Trauma

- Sistem neuromuscular

6) Apa saja kriteria oklusi normal ?

Susunan gigi dalam lengkung teratur dengan baik

Kontak proksimal dan marginal ridge baik

Kurva spee yang ideal

Hubungan serasi antara gigi geligi rahang atas dan rahang bawah

Hubungan yang baik antara gigi geligi, otot, sendi tmj

7) Apa penyebab oklusi abnormal ?

Karena herediter

Page 6: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

Perkembangan abnormal yang tidak diketahui penyebabnya

Trauma

Kebiasaan (kebiasaan menghisap jempol atau jari )

Kehilangan gigi posterior yang tidak cepat diatasi

Langkah 4 : membuat skema atau diagram dari komponen – komponen

permasalahan dan mencari korelasi dan interaksi antar masing –

masing komponen untuk membuat solusi secara terintegrasi

Mahasiswa FKG

Praktek lapangan

Tempat Drg. Mely

Model gigi dan rahang

Oklusi

Anatomi dan fisiologi rahang klasifikasi oklusi

Langkah 5 : memformulasikan tujuan pembelajaran

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan anatomi dan fisiologi rahang

2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi oklusi

Langkah 6 : mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet dan lain- lain

Page 7: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

Langkah 7 : sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan anatomi dan fisiologi rahang

Rahang atas (maxilla)

Merupakan dasar rongga mata, atap rongga hidung dan dinding lateral

dari rongga hidung.

Foramen dan tanda – tanda lainnya dari maksila adalah canalis

alveolaris maxilla, canalis incisivus, palatinus, nasolacrimalis, foramen intra

orbitalis serta sinus maxilaris.

Corpus dari tiap maxilla secara garis besar berbentuk piramid yaitu

facies anterior, facies posterior, nasalis dan orbitalis. Corpus mempunyai sinus

maxilaris yang besar berhubungan di medial dengan cavum nasi.

Pada maxilla terdapat palatum dimana bagian dari palatum adalah

- Foramen insisivum

sejajar dengan akar gigi I1 atau antara dua insisiv, terkadang dekat

alveolar crest

- Lamina horizontalis

ikut berperan membentuk bagian belakang palatum durum

- Lamina prependicularis

membentuk permukaan dalam dari dinding samping cavum nasi

Page 8: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9
Page 9: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

Rahang Bawah (mandibular)merupakan tulang kraniofasial yang sangat mobil dan sangat penting. Terlibat

dalam proses vital seperti pengunyahan, pemeliharaan jalan udara, berbicara dan

ekspresi wajah. Pada mandibular terdapat :

a Corpus

Melengkung seperti tapal kuda, tepi atasnya proc. Alveolaris tempat

melekatnya gigi – gigi bawah. Terdapat juga foramen mentale dan di

permukaan dalamnya foramen lingual

b Ramus

Kedua sisi membentuk lempeng tulang vertical dengan permukaan luar dan

dalam, tepi posterior anterior dan dua procesus pada bagian posterior yaitu

proc. Coronoid adalah daerah perlekatan m.temporalis dan proc. Condylaris

bersendi dengan os.temporalis pada TMJ. Permukaan dalam ramus bagian

tengahnya terdapat foramen mandibular. Pada bagian belakang dibawah

foramen mandibular terdapat permukaan dalam ramus kasar daerah ini

dikenal dengan angulus mandibula

Page 10: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

Temporo mandibular joint (TMJ)

Persendian dari condylus mandibular dengan fossa glenoidalis dari tulang

temporal. TMJ merupakan sendi yang bertanggung jawab terhadap pergerakkan

membuka dan menutup rahang, mengunyah, dan berbicara. Terlatak dibawah depan

telinga. Susunan anatomi normal dari TMJ ini dibentuk oleh bagian – bagian :

1 Fossa glenoidali atau fossa mandibularis

Dari tulang temporal bagian anterior berhubungan dengan eminesia artikularis,

merupakan artikularis dari fossa glenoidalis. Bagian posterior fossa glenoidalis

merupakan dataran tympani dari tulang temporal.

2 Procesus kondiloideus

Merupakan tulang yang berbentuk elips

3 Ligamen

Fungsi dari ligament yang membentuk TMJ : sebagai alat untuk

menghubungkan tulang temporal dengan procesus kondiloideus dari tulang

mandibula serta membatasi gerak mandibula mebuka, menutup mulut, dan

pergerakan kesamping. Ligamen yang menyusun TMJ adalah ligamen

temporo mandibular, ligamen spheno mandibula, dan ligamen menstylo

mandibula

4 Rongga synovial

Page 11: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

Berfungsi menghasilkan cairan pelumas yang berguna untuk pergerakkan

sendi

5 Diskus artikularis

Merupaka tulang fibro kartilago di dalam persendian TMJ yang terletak

diantara procesus kondiloideus dan foss glenoidalis

Page 12: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

Otot – otot sekitar mulut

1. M. orbicuralis oris

menutup mulut, pergerakkan bibir, hidung, pipi dan dagu

2. M.buccinator

untuk menutup mulut

3. M. levator labii sup ala nasi dan m. levator labii

menarik bibir atas kerah cranial dan depan

4. M. zygomaticus mayor /minor dan m.levator anguli oris

mengangkat sudut mulut saat tertawa

5. M. risorius dan m. depressor anguli oris

menrik sudut mulut kebawah dan lateral

6. M. mentalis dan m. depressor labii inferior

menarik bibir bawah kearah caudalis

otot- otot pengunyahan

1. M. temporalis

elevasi dan retraksi mandibular

2. M.masseter

menutup rahang bawah

3. M. pterigoideus medial dan leteral

membuka mandibular

2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi oklusi

a Oklusi ideal

keadaan berokulsinya semua gigi, kecuali incisivus central bawah

dan m3 atas,beroklusinya dengan dua gigi di lengkung antagonisnya

dan didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami keausan.

gigi dapat mengalami atrisi, akibat fungsi pengunyahan sehingga

bentuk gigi ideal jarang ditemui.

b Oklusi normal

suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang

yang sama dan rahang berlawanan, apabila gigi dikontakkan, condylus

berada dalam fossa glenoidale.

Page 13: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

Oklusi gigi secara normal dikelompokkan menjadi dua jenis :

Oklusi statik

Hubungan gigi geligi rahang atas dan rahang bawah dalam

keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi geligi

dalam keadaan tidak berfungsi (statik)

hubungan anterior :

jarak gigit (overjet) : jarak horizontal antara insisal edge gigi

incisivus rahang atas terhadap bidang labial gigi incisivus

rahang bawah

tinggi gigit (overbite) : jarak vertical antara insisal edge rahang

bawah sampai insisal edge rahang atas

Oklusi dinamik

Hubungan antara gigi rahang atas dan rahang bawah saat

seseorang melakukan gerakan mandibula kearah lateral,

ataupun kearah anterior dan posterior

Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

a. Intercupal contact postion (ICP)

kontak maksimal gigi geligi dengan antagonisnya

b Returded contact position (RCP)

Page 14: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

kontak maksimal gigi geligi pada saat mandibula lebih ke posterior

dari ICP, namun rahang bawah masih mampu bergerak secara terbatas

ke lateral

c Protursif contact position (PCP)

kontak gigi geligi anterior pada saat rahang bawah digerakkan ke

anterior

d Working side contact position (WSCP)

kontak gigi geligi pada saat rahang bawah ke lateral

Page 15: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9

LAPORAN TUTORIAL

MODUL 1 BLOK 9 “OKLUSI”

KELOMPOK 1

TUTOR: drg. Nelvi Yohana

NAMA ANGGOTA:

Cytha Nilam Chairani

Dian Novita Zalerti

Dini Chairani Prima

Fitrah Azmy

Giovanna Viola Niusli

Melani Puspita Sari

Muhammad Riduan

Nadia Sri Devi

Nike Pratami Aprila

Risa Widia

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

` 2013

Page 16: Laporan Tutorial Modul 1 Blok 9