tutorial d blok 19 neva.docx

14
Neva Arsita/ 04121001026 PDU Reg 2012/ L8 2. a. Bagaimana mekanisme kerja kalpanak? Kalpanak krim: Mekanisme kerja mikonazol (kandungan dalam kalpanak krim) ini belum diketahui secara pasti. Mikonazol masuk ke dalam sel jamur dan menyebabkan kerusakan dinding sel, sehingga permeabilitas terhadap berbagai zat intrasel meningkat. Mungkin pula terjadi gangguan sintesis asam nukleat atau penimbunan peroksida dalam sel jamur yang akan menyebabkan kerusakan. Obat yang sudah menembus lapisan tanduk kulit akan menetap disana selama 4 hari. Kalpanak Cair: Iodine bebas adalah senyawa kimia yang bersifat fungiside (membunuh jamur) dan antiseptik kuman. Asam salisilat berfungsi mengelupaskan lapisan tanduk (keratolitik) sehingga obat dapat mudah menembus jaringan kulit. Asam benzoat berfungsi membuat jamur tidak berkembang (fungistatik). Kombinasi asam benzoat dan iodine berefek sinergis untuk membunuh jamur. 3. A. Mengapa kalpanak tidak manjur lagi?

Upload: nicholas-scott

Post on 11-Dec-2015

244 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tutorial

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial d blok 19 neva.docx

Neva Arsita/ 04121001026

PDU Reg 2012/ L8

2. a. Bagaimana mekanisme kerja kalpanak?

Kalpanak krim:

Mekanisme kerja mikonazol (kandungan dalam kalpanak krim) ini belum diketahui secara pasti.

Mikonazol masuk ke dalam sel jamur dan menyebabkan kerusakan dinding sel, sehingga

permeabilitas terhadap berbagai zat intrasel meningkat. Mungkin pula terjadi gangguan sintesis

asam nukleat atau penimbunan peroksida dalam sel jamur yang akan menyebabkan kerusakan.

Obat yang sudah menembus lapisan tanduk kulit akan menetap disana selama 4 hari.

Kalpanak Cair:

Iodine bebas adalah senyawa kimia yang bersifat fungiside (membunuh jamur) dan antiseptik

kuman. Asam salisilat berfungsi mengelupaskan lapisan tanduk (keratolitik) sehingga obat dapat

mudah menembus jaringan kulit. Asam benzoat berfungsi membuat jamur tidak berkembang

(fungistatik). Kombinasi asam benzoat dan iodine berefek sinergis untuk membunuh jamur.

3. A. Mengapa kalpanak tidak manjur lagi?

Mikonazol (kandungan kalpanak krim) merupakan antijamur yang lemah untuk infeksi

dermatofit dan mukokutan, sehingga pada kasus dengan lesi yang luas dan sering terjadi

rekuren, kalpanak tidak manjur lagi. Oleh karena itu, solusinya ialah dengan pemberian obat

topical yang terpelihara atau pemberian obat 1 tablet/ bulan ketoconazole, itrakonazole, atau

fluconazole.

b. Apa saja kandungan kalpanak cair?

Page 2: Tutorial d blok 19 neva.docx

Kalpanak Cair

Asam salisilat 4%

Asam benzoate 4%

Iodine bebas 0,5%

Asam Salisilat berfungsi sebagai keratolitik yang dapat meningkatkan absorbsi obat atau zat aktif

di kulit.

Asam Benzoat berfungsi untuk menghambat aktivitas jamur (fungistatik).

Iodine bebas bersifat fungiside yang dapat membunuh jamur dan kombinasinya dengan asam

benzoat akan memperkuat efek anti jamur.

Kalpanak Krim

Miconazole nitrate 2%

ANATOMI DAN HISTOLOGI KULIT

Page 3: Tutorial d blok 19 neva.docx
Page 4: Tutorial d blok 19 neva.docx

Kulit adalah organ tunggal terberat di tubuh dengan berat sekitar 15% dari berat badan total

dengan luas permukaan sekitar 1,2 - 2,3 m2 pada orang dewasa. Kulit terdiri atas lapisan

epidermis yang berasal dari ektoderm permukaan dan lapisan dermis yang berasal dari

mesoderm. Berdasarkan ketebalan epidermis kulit dapat dibedakan menjadi kulit tebal dan kulit

tipis. Turunan epidermis meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat.

EPIDERMIS

Epidermis terdiri dari 5 lapisan dan tidak mempunyai pemubuluh darah maupun limpa sehingga

semua nutrisi dan oksigen di dapat dari pembuluh kapiler pada lapisan dermis yang berdifusi

melalui cairan jaringan serta membran basal untuk mencapai epidermis.

Sel-sel epidermis

a. Keratinosit

Sel terbanyak dengan jumlah mencapai 85%-95% pada epidermis. Berasal dari ektoderm

permukaan. Sel berbentuk gepeng ini memiliki sitoplasma yang dipenuhi oleh skleroprotein

birefringen, yakni keratin. Keratin ini mengandung sedikitnya 6 macam polipeptida dengan berat

molekul 40kDa sampai 70 kDa. Sel basal mengandung berat molekul yang lebih rendah. Proses

keratinisasi berlangsung selama 2-3 minggu yang dimulai dari proses proliferasi, diferensiasi,

kematian sel dan pengelupasan. Pada tahap akhir diferensiasi diikuti penebalan membran sel,

kehilangan inti dan organel lain di dalam sel. Selama proses keratinisasi berlangsung enzim

hidrolitik lisosom berperan pada penghancuran organel sitoplasma.

b. Melanosit

Warna kulit ditentukan oleh berbagai faktor penting seperti kandungan melanin dan karoten,

jumlah pembuluh darah dalam dermis, dan warna darah yang mengalir di dalamnya. Eumelanin

adalah pigmen coklat tua yang dihasilkan oleh melanosit. Sel ini berjumlah 7%-10% dan berasal

Page 5: Tutorial d blok 19 neva.docx

dari neuroektoderm. Melanosit memiliki badan sel yang bulat dengan cabang dendritik yang

panjang dan tipis. Hemidesmosom mengikat melanosit ke lamina basalis.

Melanosit paling banyak terdapat pada kulit muka dan genitalia eksterna. Jumlah melanosit tiap

individu hampir sama, hanya jumlah produksi melanin berbeda. Sintesis melanin berlangsung di

dalam melanosit dengan tirosinase berperan penting. Tirosin mula-mula diubah menjadi 3,4-

dihidroksifenilalanin (dopa) dan kemudian menjadi dopaquinon yang kemudian bertransformasi

dan dikonversi menjadi melanin. Dalam melanosit, melanin berkumpul dalam vesikel yang

disebut premelanosom. Vesikel kemudian matang menjadi melanosom yang disebarkan melalui

cabang sitoplasma melanosit ke keratinosit di sekitarnya terutama yang berada di stratum basale.

Setelah granula melanin bermigrasi di dalam juluran sitoplasma, granula melanin akan

berkumpul di daerah supranuklear sehingga inti sel terlindungi dari radiasi matahari yang

merusak. Menggelapnya kulit karena sinar uv adalah hasil proses dua tahap yakni reaksi

fisikokimia menghitamkan melanin dan melepaskannya dengan cepat ke keratinosit. Pada tahap

kedua kecepatan sintesis melanin menjadi meningkat dan mengakibatkan peningkatan jumlah

pigmen.

c. Sel langerhans

Merupakan sel dendritik yang berbentuk bintang, ditemukan terutama di antara keratinosit dalam

lapisan atas stratum spinosum. Sel ini mempunyai reseptor penanda imunologis yang mirip

makrofag. Sel ini mengikat antigen asing di permukaannya dan merupakan sel pembawa antigen

yang menyebabkan limfosit T dapat bereaksi terhadap antigen yang dibawanya. Sel ini berasal

dari sekelompok sel prekursor dalam sumsum tulang.

d. Sel Merkel

Sel ini memiliki jumlah paling sedikit dan berasal dari krista neuralis. Sel ini terdapat pada

lapisan basal kulit tebal, terutama banyak ditemukan di ujung jari, folikel rambut dan mukosa

mulut. Sel ini memiliki peranan sebagai mekanoreseptor.

Lapisan epidermis kulit

1. Stratum korneum

Page 6: Tutorial d blok 19 neva.docx

Lapisan kulit yang terluar dan terdiri dari beberapa sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan

protoplasmanya telah berubah menjadi keratin. Selama proses keratinisasi berlangsung enzim-

enzim hidrolitik lisosom berperan dalam penghancuran sitoplasma.

2. Stratum lusidum

Stratum lusidum ini terdiri atas lapisan tipis sel epidermis eosinofilik yang sangat gepeng. Sel-sel

gepeng tanpa inti ini memiliki protoplasma yang telah berubah menjadi protein yang disebut

eleidin. Desmosom masih tampak di antara sel-sel yang bersebelahan

3. Stratum granulosum

Stratum granulosum ini terdiri atas 3-5 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan

granul basofilik kasar yang disebut granul keratohialin. Protein granul ini kaya akan histidin

berfosfor selain protein yang mengandung sistin. Struktur khas lainnya adalah granul lamela,

yakni suatu struktur lonjong yang mengandung cakram berlamel yang dibentuk oleh lapisan lipid

ganda. Granula lamela ini mengeluarkan suatu materi ke dalam ruang antar sel di stratum

granulosum. Materi ini berfungsi sebagai sawar terhadap materi asing dan menyediakan suatu

efek pelindung bagi kulit.

4. Stratum spinosum

Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal. Protoplasmanya

jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak di tengah-tengah. Sel-sel spinosum

saling terikat erat melalui spina sitoplasma yang berisi filamen dan desmosom sehingga memberi

corak berduri pada permukaan sel ini. Berkas keratin tersebut disebut tonofilamen. Filamen ini

penting untuk mempertahankan kohesi antar sel dan melawan efek abrasi. Epidermis di daerah-

daerah yang terkena gesekan secara terus menerus memiliki stratum spinosum yang tebal dengan

lebih banyak tonofilamen dan desmosom.

5. Stratum basale

Stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo-

epidermal. Sel-sel basal ini berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel

yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar dan sel

Page 7: Tutorial d blok 19 neva.docx

pembentuk melanin yang berwarna muda, inti gelap, dan memiliki butir pigmen. Sejumlah besar

desmosom saling mengikat sel-sel pada lapisan ini pada permukaan lateral dan atas sedangkan

hemidesmosom membantu mengikat sel ini pada lamina basalis.

Epidermis manusia diperbaharui setiap 15-30 hari bergantung pada usia, bagian tubuh dan faktor

lain. Semua sel dalam stratum basale mengandung filamen keratin intermediet. Sewaktu sel

berpindah ke atas, jumlah filamen juga bertambah sehingga mencapai setengah jumlah protein

total begitu sel berada di stratum korneum.

DERMIS

Dermis berasal dari lapisan mesoderm embrional. Terdiri dari jaringan penyambung dengan

beberapa lapisan serat kolagen dan serat elatis. Epidermis dilekatkan pada dermis melalui lamina

basal dan ikatan ini diperkuat oleh adanya tonjolan-tonjolan dermis ke epidermis yang disebut

papila. Epidermis dipermukaan tonjolan dermis ini membentuk rigi (pematang) dengan alur

diantaranya. Pola rigi dan alur ini yang terbentuk pada bulan ketiga dan keempat kehidupan

janin, gambarannya khas pada tiap individu. Gambaran khas pada telapak tangan, kaki, dan

jemari ini disebut sidik jari. Dermis bagian permukaan yang membentuk papila atau tonjolan ke

epidermis, lapisan ini disebut stratum papilare. Stratum pailare tersusun lebih longgar ditandai

oleh banyak papila dermis yang berjumlah 50-250 per mm2. Jumlah papila terbanyak dan lebih

dalam pada daerah yang menerima tekan dan gesekan paling besar misalkan pada telapak kaki.

Sebagian besar papila mengandung pembuluh kapiler yang memberi nutrisi pada epitel

diatasnya. Papila laminnya mengandung badan akhir saraf sensorik untuk reseptor perabaan yang

disebut badan meissner.

Lapisan dermis dibawah strtum papilare disebut stratum retikulare. Lapisan ini lebih padat, tebal

dan dalam. Terdiri atas berkas-berkas kolagen kasar tersusun rapat. Rongga-rongga diantara

berkas serat terisi jaringan lemak, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea serta folikel rambut.

Serat otot polos juga ditemukan pada tempat-tenpat tertentu seperti m.arector pili yang

menempel pada folikel rambut membentuk lapisan tipis pada scrotum, prepusium, dan puting

payudara. Otot ini turut berperan dalam ekspresi fasial. Lapisan retikular dibagian yang lebih

dalam menyatu dengan hipodermis atau fasia superfisialis dibawahnya yang terdiri atas jaringan

ikat longgar yang banyak mengandung jaringan lemak. Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit.

Page 8: Tutorial d blok 19 neva.docx

Merupakan sel-sel jaringan ikat seperti fibroblas, fibrosit, sel lemak, sedikit makrofag dan sel

mast. Pada daerah yang berpigmen ditemukan melanosit.

Turunan Kulit

Kelenjar Sebasea

Kelenjar ini mensekresikan subtansi berminyak yang disebut sebum. Satu atau beberapa kelenjar

sebasea bermuara dan mencurahkan sekretnya ke folikel rambut bagian atas. Kelenjar ini

bertambah jumlahnya pada daerah muka, dahi, dan kulit kepala. Sebum berperan melembabkan

dan membuat kedap air rambut dan permukaan kulit. Pada tempat peralihan kulit misalkan di

daerah bibir, kelopak mata, glans penis, labia minora dan puting payudara ditemukan kelenjar

sebasea yang tak bermuara ke folikel rambut dan mencurahkan sekretnya langsung ke

permukaan tubuh. Kelenjar sebasea merupakan contoh kelenjar holokrin karena produk

sekresinya dilepaskan bersama sisa sel mati. Sebum tidak memiliki andil dalam mencegah

kehilangan air.

Rambut

Rambut merupakann bangunan berzat tanduk yang diproduksi oleh folikel rambut yang

merupakan pertumbuhan epitel permukaan kedalam lapisan dermis dibawahnya. Pertumbuhan

rambut berlangsung dalam bagian pangkal folikel yang menggelembung dan disebut bulbus pili,

yang terdiri atas sel-sel epitelial yang aktif membelah dan mengitari suatu papila jaringan ikat

yang banyak mengandung pembuluh darah, dan saraf yang penting bagi kelangsungan hidup

folikel rambut. Papila dermis dalam bulbus pili ini disebut papila pili. Batang rambut dibentuk

oleh sel folikel yang paling dalam yang membatasi papila yang disebut sel matriks. Sel-sel

folikel rambut merupakan lanjutan dari startum basal dan spinosum epidermis kulit. Pada

permulaan perkembangan semua sel pada folikel aktif bermitosis akan tetapi seltelah folikel

terdiferensiassi sempurna hanya tinggal sel-sel matriks yang aktif bermitosis dan menghasilkan

berbagai bagian rambut yaitu, medula, korteks, dan kutikula rambut. Pigmen melanin ditemukan

terjepit diantara dan di dalam sel tersebut sehingga mewarnai rambut. M. arector pili melekat ke

sarung folikel dan berinsersi di daerah papila dermis pada epidermis. Kontraksi ini menyebabkan

rambut menegak dan menarik ke dalam daerah tempat insersinya pada papila sehingga terjadi

Page 9: Tutorial d blok 19 neva.docx

keadaan yang tampak pada kulit yang merinding. Muskulus arektor pili dipersarafi oleh sistem

saraf simpatis dan penegakan rambut terjadi apabila kedinginan atau ketakutan.

Kelenjar Keringat

Kelenjar keringat ini merupakan kelenjar merokrin dimana vesikel/gelembung sekret di bawa ke

permukaan sel kemudian membran vesikel menyatu dengan membran sel dan sekret dicurahkan

ke lumen kelenjar tanpa kehilangan bagian dari sitoplasma sel. Terdapat dua jenis sel pada

sekresi kelenjar keringat yaitu sel gelap dan sel bening. Sel gelap memiliki granula sekretoris dan

sel bening sebaliknya. Kelenjar keringat berperan dalam termoregulator. Bila tubuh perlu

melepaskan panas, aliran darah kulit dan sekresi keringat meningkat. Kelenjar merokrin

dipersarafi oleh serabut koligernik sistem saraf simpatis.

Kelenjar apokrin adalah sejenis kelenjar keringat yang berbeda ditemukan pada kulit bagian

ketiak, areola, dan anus. Kelenjar ini bersekresi secara apokrin dimana sekret yang dikeluarkan

lebih kental dan dicurahkan ke dalam folikel rambut. Kelenjar apokrin dipersarafi oleh serabut

adrenergik sistem saraf simpatis, dan perkembangannya dipengaruhi secara hormonal, dan

karenanya kelenjar ini baru mulai aktif setelah puberitas. Kelenjar ini menghasilkan sekret yang

pada awalnya tidak berbau namun akan terdapat bau yang khas bila terdekomposisi oleh bakteri.

Kuku

Kuku berasal dari sel yang sama pada epidermis, mempunyai matriks yang aktif bermitosis

menghasilkan dasar kuku, yang merupakan lanjutan stratum germinatif kulit. Bagian pangkal

kuku diliputi suatu lipatan kulit yang disebut eponikium atau kutikula. Lempeng kuku tumbuh

dari dasar kuku sebagai suatu lempeng zat tanduk.

Dasar kuku merupakan lanjutan stratum germinatif, terdiri atas sel-sel basal di atas membran

basal dan dua atau tiga lapisan spinosum. Di bagian proksimal kuku terdapat daerah putih yang

berbentuk bulan , disebut lunula. Stratum korneum yang mengeras di bawah ujung bebas kuku

disebut hiponikium.

Pertumbuhan kuku bersifat kontinu dan bisa digunakan sebagai indikator kesehatan seseorang

seperti, adanya lekukan dan kekeruhan sering ditemukan pada infeksi kuku.Kuku yang tipis,

mudah sobek, konkaf atau kuku sendok, menandakan adanya penyakit seperti anemia kronik,

Page 10: Tutorial d blok 19 neva.docx

sifilis dan demam rematik. Kuku yang kering dan rapuh menunjukan defisiensi vitamin atau

keadaan hipotiroid.

DAFTAR PUSTAKA

Junqueria, Luiz Carlos,Carneiro, Jose. 2007. Histologi Dasar Teks dan Atlas. Edisi 10. Cetakan

1. Jakarta : EGC

Djuanda, Adhi, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi VI, cetakan 2. Jakarta: FKUI.

Gunawan, Sulistya, dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi Edisi V.Jakarta: FKUI.