laporan tutorial kelompok 7

32
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 LEGAL DAN ETIK KEPERAWATAN KRITIS BLOG KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II KELOMPOK TUTORIAL 7 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013

Upload: umnia-ennja-nyanya-najikh

Post on 24-Apr-2015

382 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

laporan materi gawat darurat

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutorial Kelompok 7

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 1

LEGAL DAN ETIK KEPERAWATAN KRITIS

BLOG KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II

KELOMPOK TUTORIAL 7

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2013

Page 2: Laporan Tutorial Kelompok 7

STEP 1

1. Legal : sesuatu yang di sahkan

2. Etik : cara seseorang menerapkan norma dalam kehidupan atau suatu kesepakatan atas

sistem.

STEP 2

1. Dilema etik apa yang ada di skenario?

2. Keputusan seperti apa yang seharusnya timkes buat?

3. Bagaimana pandangan islam tentang permintaan keluarga?

4. Bagaimana prinsip pengambilan keputusan?

5. Siapa yang berhak menentukan keputusan etik?

6. Apa fungsi etik?

7. Bagaimana langkah-langkah penyelesaian masalah?

8. Apa saja peran perawat?

9. Apa perbedaan legal dan etik?

10. Apakah permintaan keluarga tersebut melanggar kode etik?

11. Apa saja prinsip etik yang berkaitan dengan sekenario?

12. Apa saja undang-undang yang mengatur etik?

13. Sebutkan macam-macam prinsip etik?

STEP 3

1. Dilema antara autonomi dan malefisence

2. Sesuai dengan permintaan keluarga atau mencari alternatif lain yang lebih baik

3. Sunah, boleh dan berdasarkan asas darurat

4. Untuk menyelamatkan pasien dari kematian, sebagai bentuk respek, tidak merugikan

pasien dan sebagai autonomi.

5. Tim kesehatan atau kesepakatan bersama

6. Sebagai pedoman perilaku, memberi nilai, dan sebagai kontrol.

7. Dengan musyawarah mufakat

a. Mengembangkan data dasar

b. Mengidentifikasi konflik

c. Membuat tindakan alternatif

Page 3: Laporan Tutorial Kelompok 7

d. Menentukan siapa yang terlibat dan pengambil keputusan

e. Mengidentifikasi kewajiban perawat

f. Membuat keputusan

8. Advokat dan fasilitator

9. Legal itu sesuatu yang sudah di sahkan, pasti, berhubungan dengan pengadilan, apabila

salah dihukum, kalau etik merupakan tolak ukur terhadapsesuatu untuk disahkan atau

tidak, bukan untuk hukum, dari masyarakat atau organisasi, dan tidak bisa dihukum.

10. Antara tidak, iya dan tergantung

11. Autonomi dan justice

12. UU no 32 tahun 1992 tentang kesehatan dan PP no 32 tahun 1996 tentang tenaga

kesehatan.

13. Justice (adil), veracity (jujur), beneficence (tanggung jawab), confidentiality

(kerahasiaan). Nonmalevicence (tidak merugikan), videlity (ketaatan),dan autonomi

(hak).

STEP 4

1. Dilema karena pasien memiliki hak dalam menentukan perawatan yang ada, disisi lain

timkes melanggar etik yaitu nonmalevisence yang apabila dilanggar akan merugikan

klien.

2. Boleh dilakukan karena mempertimbangkan dari sisi kenyamanan dan penderitaan

pasien, keuangan keluarga dan faktor-faktor lain, selain itu apabila sesuatu tersebut dalam

keadaan darurat maka diperbolehkan.

3. Respek dengan menghormati apa yang menjadi keputusan dan yang disampaikan oleh

keluarga klien.

4. Keputusan bersama setelah didiskusikan

5. Fungsi etik merupakan tuntutan profesi yang berkaitan dengan melanggar atau tidaknya

dalam menjalankan tugas profesi.

6. Advokat bertugas untuk melindungi pasien dan hak pasien serta melindungi dari

terjadinya mal praktek. Sedangkan fasilitator memfasilitasi pembukaan link atau jalur-

jalur support yang bermanfaat untuk klien dan keluarga.

7. Melanggar etik.

Page 4: Laporan Tutorial Kelompok 7

STEP 7

A. IRK

1. Tujuan etika keperawatan

“… Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,

orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil

dan hamba sahaya mu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang sombong

dan membangga-banggakan diri.” (QS An Nisa:36)

2. Landasan dan prinsip etika keperawatan Islam

“oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukuman) bagi Bani Israil bahwa: barang siapa

yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh orang lain) , atau

bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan akan dia telah membunuh

manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seseorang manusia,

maka seolah olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan

sesungguhnya telah dating kepada mereka rasul rasul kami dengan (membawa)

keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu

sungguh sungguhh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.” (QS Al

Maidah 32)

3. Non malficience

“Jangan lah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan jangan lah kamu

membuat kejahatan dimuka bumi dengan membuat kerusakan.” (QS Al Huud 85)

4. Veracity

“hai orang orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu

menegakkan kebenaran” (QS Al Maidah: 8)

5. Fidelity

“dan orang orang yang memegang amanat-amanat dan janjinya” (QS AL Mu’minun: 8)

6. Confidentiality

Page 5: Laporan Tutorial Kelompok 7

“wahai orang orang yang beriman jangan lah kamu menghianati” (QS AL Anfal: 27)

B. Definisi Etik dan Prinsip Etik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995)  Etika adalah Nilai mengenai benar

dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika adalah Ilmu tentang apa yang

baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Menurut Maryani & Ludigdo (2001)

“Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia,

baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok

atau segolongan masyarakat atau profess.”

Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaan,

perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus Webster, etik adalah suatu ilmu yang

mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Dan pengertian di atas, etika

adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di

dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan

tingkah laku yang benar, yaitu; baik dan buruk, kewajiban dan tanggung jawab.

Moral, istilah ini berasal dari bahasa Latin yang berarti adat dan kebiasaan.

Pengertian moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar

perilaku” dan “nilai-nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masya-

rakat di mana is tinggal. Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang,

serta menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu

bentuk perbuatan yang nyata.

Ketiga istilah di atas—etika, moral, dan etiket—sulit untuk dibedakan, hanya dapat

dilihat bahwa etika lebih menitik-beratkan pada aturan-aturan, prinsip-prinsip yang

melandasi perilaku yang mendasar dan mendekati aturan-aturan, hukum, dan undang-undang

yang membedakan benar atau salah secara moralitas. Etik merupakan prinsip yang

menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam hubungan dengan orang lain. Etik juga

merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta ditekankan pada

penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang. Secara umum, terminologi etik dan

moral adalah sama. Etik memiliki terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah etik

mengarahkan terminologinya untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau

Page 6: Laporan Tutorial Kelompok 7

dilema tertentu. Moral mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan

sekelompok orang atau kelompok tertentu.

Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup,

sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku

profesional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan

untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya

dilakukan seseorang terhadap orang lain.

Prinsip-Prinsip Etik

1. Otonomi (Autonomy)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis

dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki

kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang

harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap

seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara

rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut

pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai

hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

2. Berbuat baik (Beneficience)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan

pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan

peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan

kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

3. Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain

yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan

dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,

standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan

kesehatan.

Page 7: Laporan Tutorial Kelompok 7

4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

5. Kejujuran (Veracity)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh

pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan

untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan

kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi

akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan

materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu

yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun

demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran

seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya

hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi,

mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya.

Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

6. Menepati janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya

terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta

menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk

mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan

perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat

adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan

meminimalkan penderitaan.

7. Karahasiaan (Confidentiality)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga

privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya

boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh

Page 8: Laporan Tutorial Kelompok 7

informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi

tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang

klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.

8. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional

dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

C. Aspek Legal

Aspek legal dalam keperawatan kritis : sah untuk melakukan pelayanan dan askep

kritis sesuai dengan rambu-rambu profesi keperawatan. Perawat ICU mempunyai hak dan

kekuasaan untuk melakukan tindakan sesuai standar yang berlaku. Aspek legal dalam praktek

keperawatan : melindungi pasien dan perawat.

Perawat mendapatkan ijin praktek / lisensi merupakan menyaring profesi agar dpt

mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan. Sedangkan ijin dari segi hukum yaitu

perawat yang berhak melakukan pelayanan dan asuhan keperawatan setelah mereka

mendapatkan ijin praktek

D. Fungsi Etik

Fungsi kode etik keperawatan

• Dasar dalam mengatur hubungan antara perawat, pasien, tenaga kesehatan lain,

masyarakat dan profesi keperawatan.

• Dasar dalam menilai tindakan keperawatan

• Membantu masyarakat untuk mengetahui pedoman dalam melaksanakan praktek

keperawatan.

• Menjadi dasar dalam membuat kurikulum pendidikan keperawatan

( Kozier & Erb, 1989 )

E. Dilema Etik

Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang

memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan

sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah. Untuk membuat keputusan

Page 9: Laporan Tutorial Kelompok 7

yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional

tatapi pada prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik.

F. Kerangka Pemecahan Masalah

1. Pengembangan data dasar

a. Orang yang terlibat : pasien, keluarga pasien, dokter, dan perawat

b. Tindakan yang diusulkan : tidak menuruti keinginan pasien untuk memberikan

penambahan dosis morphin.

c. Maksud dari tindakan tersebut : agar tidak membahayakan diri pasien

d. Konsekuensi tindakan : pasien dan keluarganya menyalahkan perawat dan apabila

keluarga pasien kecewa terhadap pelayanan di bangsal mereka bisa menuntut ke

rumah sakit.

2. Mengidentifikasi konflik

Mengidentifikasi kemungkinan konflik apa saja yang mungkin terjadi.

3. Membuat tindakan alternative

4. Siapa yang mengambil keputusan

5. Membuat keputusan masalah

1. Mengembangkan data dasar :

• Orang yang terlibat : pasien, keluarga pasien, dokter, dan perawat

• Tindakan yang diusulkan : tidak menuruti keinginan pasien untuk memberikan penambahan

dosis morphin.

• Maksud dari tindakan tersebut : agar tidak membahayakan diri pasien

• Konsekuensi tindakan : pasien dan keluarganya menyalahkan perawat dan apabila keluarga

pasien kecewa terhadap pelayanan di bangsal mereka bisa menuntut ke rumah sakit.

2. Mengidentifikasi konflik

• Penderitaan pasien Ca Mamae dgn metastase mengeluh nyeri yang tidak berkurang dengan

dosis morphin yang telah ditetapkan. pasien meminta penambahan dosis pemberian untuk

mengurangi keluhan nyerinya. Keluarga mendukung keinginan pasien agar terbebas dari

keluhan nyeri.

• Konflik yang terjadi adalah :

– Penambahan dosis morphin dapat mempercepat kematian pasien.

Page 10: Laporan Tutorial Kelompok 7

– Tidak memenuhi keinginan pasien terkait dengan pelanggaran hak pasien.

3. Tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan konsekuensi tindakan

tersebut

1. Tidak menuruti keinginan pasien tentang penambahan dosis obat pengurang nyeri.

Konsekuensi :

1) Tidak mempercepat kematian pasien

2) Keluhan nyeri pada pasien akan tetap berlangsung

3) Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri

4) Keluarga dan pasien cemas dengan situasi tersebut

2. Tidak menuruti keinginan pasien, dan perawat membantu untuk manajemen nyeri.

Konsekuensi :

1) Tidak mempercepat kematian pasien

2) pasien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya (meningkatkan ambang

nyeri)

3) Keinginan pasien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhi

3. Menuruti keinginan pasien untuk menambah dosis morphin apabila diperlukan. Artinya

penambahan diberikan kadang-kadang pada saat tertentu misalnya pada malam hari agar

pasien bisa tidur cukup.

Konsekuensi :

1) Risiko mempercepat kematian pasien tetap ada

2) pasien pada saat tertentu bisa merasakan terbebas dari nyeri sehingga ia dapat cukup

beristirahat.

3) Hak pasien sebagian dapat terpenuhi.

4) Kecemasan pada pasien dan keluarganya dapat sedikit dikurangi.

4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat

• Pada kasus di atas dokter adalah yang membuat keputusan, karena dokterlah yang secara

legal dapat memberikan ijin penambahan dosis

• Perlu didiskusikan dengan pasien dan keluarganya mengenai efek samping penambahan

dosis

• Perawat membantu pasien dan keluarga pasien dalam membuat keputusan bagi dirinya.

Page 11: Laporan Tutorial Kelompok 7

• Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat langsung dalam askep yg dpt

mengobservasi mengenai respon nyeri, kontrol emosi dan mekanisme koping pasien,

mengajarkan manajemen nyeri, sistem dukungan dari keluarga, dan lain-lain.

5. Mendefinisikan kewajiban perawat

– Memfasilitasi pasien dalam manajemen nyeri

– Membantu proses adaptasi pasien terhadap nyeri / meningkatkan ambang nyeri

– Mengoptimalkan sistem dukungan

– Membantu pasien untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap masalah

yang sedang dihadapi

– Membantu pasien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai

dengan keyakinannya

6. Membuat keputusan

• Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi masing2

terhadap pasien.

• Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yg paling paling tepat untuk

pasien.

• Namun upaya alternatif tindakan lain perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen

nyeri (relaksasi, pengalihan perhatian, atau meditasi) dan kemudian dievaluasi

efektifitasnya.

• Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak efektif mk

keputusan yg sdh ditetapkan antara petugas kesehatan dan pasien/ keluarganya akan

dilaksanakan.

G. Menentukan Keputusan Etik

1. Identifikasi masalah

2. Mengumpulkan fakta yang relefan

3. Analisa situasi

4. Analisa alternative lain

5. Implementasi

6. Evaluasi

Page 12: Laporan Tutorial Kelompok 7

H. Hak dan Kewajiban Pasien

1. Hak pasien :

a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku

di rumah sakit.

b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.

c. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar

profesi kedokteran / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi .

d. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan dengan standar profesi keperawatan

e. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan

sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.

f. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan

pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.

g. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit

tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter

yang merawat.

h. Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-

data medisnya.

i. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :

1) penyakit yang diderita tindakan medik apa yang hendak dilakukan

2) kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tsb sebut dan tindakan untuk

mengatasinya

3) alternatif terapi lainnya

4) prognosanva.

5) perkiraan biaya pengobatan

j. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh

dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya

k. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan

mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah

memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.

l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

Page 13: Laporan Tutorial Kelompok 7

m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama

hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

n. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di

rumah sakit

o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan perlakuan rumah

sakit terhadap dirinya.

p. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.

2. Kewajiban pasien

a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib

rumah skait

b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam

pengobatannya.

c. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang

penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.

d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas

jasa pelayanan rumah sakit/dokter

e. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah

disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

Hak Individu yang akan meninggal:

1. Hak diperlakukan sebagaimana manusia hidup sampai ajal tiba

2. Hak untuk mempertahankan harapananya, tidak peduli apapun perubahan yang terjadi

3. Hak untuk mengekspresikan perasaan dan emosinya sehubungan dengan kematian yang

sedang dihadapinya sesuai dengan kepercayaannya.

4. Hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan perawatannya

5. hak untuk memperoleh perhatian dalam pengobatan dan perawatan secara

berkesinambunagn walaupun tujuan penyembuhannya harus diubah menjadi tujuan

memberikan rasa nyama.

6. Hak untuk tidak meninggal dalam kesendirian

7. Hal untuk bebas dari rasa sakit

8. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaannya secara jujur

Page 14: Laporan Tutorial Kelompok 7

9. Hak untuk memperoleh bantuan dari perawat atau medis untuk keluarga yang ditinggal

agar dapat menerima kematiannya

10. Hak untuk meninggal dalam keadaan damai dan bermartabat

11. Hak untuk tetap dalam kepercayaan atau agamanya dan tidak diambil keputusan yang

bertentang dengan kepercayaan yang dianutnya

12. Hak untuk memperdalam dan meningkatkan kepercayaannya, apapun artinya bagi orang

lain

13. Hak untuk mengharapkan bahwa kesucian raga manusia akan dihormati setelah yang

bersangkutan meninggal.

H. HAK DAN KEWAJIBAN PERAWAT DAN BIDAN DI RS

(SK Dirjen Yanmed No. YM 00.03.2.6.956 Th 1997)

1. Hak-hak perawat dan bidan :

a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan

profesinya.

b. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang

pendidikannya.

c. Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan

serta standar profesi dan kode etik profesi.

d. Mendapatkan informasi lengkap dari klien/pasien yang tidak puas terhadap

pelayanannya.

e. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang

keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus menerus.

f. Diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/pasien dan atau

keluarganya.

g. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan

tugasnya.

h. Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di rumah

sakit

Page 15: Laporan Tutorial Kelompok 7

i. Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh

klien/pasien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.

j. Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk melakukan

tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan, standar profesi dan kode

etik profesi.

k. Mendapatkan perhargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai

peraturan/ketentuan yang berlaku di rumah sakit.

l. Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang profesinya.

2. Kewajiban perawat dan bidan :

a. Mematuhi semua peraturan RS dengan hubungan hukum antara perawat dan bidan

dengan pihak RS.

b. Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit

c. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.

d. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan atau kebidanan sesuai dengan

standar profesi dan batas kewenangannya atau otonomi profesi.

e. Menghormati hak-hak klien atau pasien.

f. Merujuk klien atau pasien kepada perawat lain atau tenaga kesehatan lain yang

mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik.

g. Memberikan kesempatan kepada klien/pasien agar senantiasa dapat berhubungan

dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau

keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan.

h. Bekerjasama dengan tenaga medis/tenaga kesehatan lain yang terkait dalam

memberikan pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan kepada klien/pasien.

i. Memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan keperawatan atau kebidanan

kepada klien/pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.

j. Membuat dokumen asuhan keperawatan atau kebidanan secara akurat dan

berkesinambungan.

k. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan atau kebidanan sesuai standar profesi

keperawatan atau kebidanan dan kepuasan kklien/pasien.

l. Mengikuti IPTEK keperawatan atau kebidanan secara terus menerus.

Page 16: Laporan Tutorial Kelompok 7

m. Melakukan pertolongan darurat sebagai tugas perikemanusiaan sesuai dengan batas

kewenangannya.

n. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien/pasien bahkan juga

setelah klien/pasien tersebut meninggal, kecuali jika diminta keterangannya oleh yang

berwenang.

I. SE Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.YM.02.04.3.5.2504 Tahun 1997 tentang

Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan RS

1. Hak-hak rumah sakit :

a. Rumah sakit berhak membuat peraturan-peraturan yang berlaku di rumah sakitnya

sesuai dengan kondisi/keadaan yang ada di rumah sakit tersebut (hospital by laws)

b. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala peraturan

rumah sakit.

c. Rumah sakit berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala instruksi yang

diberikan dokter kepadanya.

d. Rumah sakit berhak memilih tenaga dokter yang akan bekerja di rumah sakit melalui

panitia kredensial.

e. Rumah sakit berhak menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi

(termasuk pasien, pihak ketiga, dan lain-lain).

f. Rumah sakit berhak mendapat perlindungan hukum.

2. Kewajiban rumah sakit :

a. Rumah sakit wajib mematuhi perundangan dan peraturan yang dikeluarkan oleh

Pemerintah.

b. Rumah sakit wajib memberikan pelayanan kepada pasien tanpa membedakan suku,

ras, agama, seks dan status sosial pasien

c. Rumah sakit wajib merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas

perawatan (duty of care).

d. Rumah sakit wajib menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan kelas

perawatan (quality of care)

Page 17: Laporan Tutorial Kelompok 7

e. Rumah sakit wajib memberikan pertolongan pengobatan di unit gawat darurat tanpa

meminta jaminan materi terlebih dahulu

f. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan peralatan umum yang dibutuhkan.

g. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan peralatan medik (medical

equipment)sesuai dengan standar yang berlaku.

h. Rumah sakit wajib menjaga agar semua sarana dan peralatan senantiasa dalam

keadaan siap pakai (ready for use).

i. Rumah sakit wajib merujuk pasien kepada rumah sakit lain apabila tidak memiliki

sarana , prasarana, peralatan dan tenaga yang diperlukan.

j. Rumah sakit wajib mengusahakan adanya sistem, sarana dan prasarana pencegahan

kecelakaan dan penanggulangan bencana

k. Rumah sakit wajib membuat standar dan prosedur tetap baik untuk pelayanan medik,

penunjang medik, non medik.

l. Khusus untuk RS Pendidikan, RS wajib memberikan informasi bahwa penderita

termasuk dalam proses/pelaksanaan pendidikan dokter/dokter spesialis.

3. Tanggung jawab hukum / uraian tugas perawat dalam praktek

Dalam tatanan klinis pada dasarnya ada 2 jenis tindakan yang dilakukan oleh

perawat yaitu tindakan yang dilakukan berdasarkan pesanan dokter dan tindakan yang

dilakukan secara mandiri. Tindakan yang berdasarkan pesanan dokter tidak dapat

sepenuhnya secara hukum dibebankan kepada perawat sedangkan tindakan mandiri

sepenuhnya dapat dibebankan pada perawat.

a. Menjalankan pesanan dokter dalam hal medis

Becker (1983) mengemukakan 4 hal yang harus ditanyakan perawat untuk

melindungi mereka secara hukum :

1) Tanyakan setiap pesanan yang diberikan dokter

Page 18: Laporan Tutorial Kelompok 7

Jika pasien yang telah menerima injeksi im memberitahu perawat bahwa dokter

telah mengganti pesanan dari obat injeksi ke obat oral, maka perawat harus

memeriksa kembali pesanan sebelum meberikan obat.

2) Tanyakan setiap pesanan bila kondisi pasien telah berubah

Perawat bertanggung jawab untuk memberitahu dokter tentang setiap perubahan

kondisi pasien. Misalnya bila seorang pasien yang menerima infus intravena tiba-

tiba mengalami peningkatan kecepatan denyut nadi, nyeri dada dan batuk,

perawat harus segera memberitahu dokter dan menanyakan kelanjutan pengaturan

kecepatan tetesan infus.

3) Tanyakan dan catat pesanan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi.

Catat waktu/jam, tanggal, nama dokter, pesanan, keadaan yang harus

diberitahukan dokter, baca kembali pesanan kepada dokter dan cata bahwa dokter

telah menyepakati pesanannya seaktu diberikan.

4) Tanyakan pesanan, terutama bila perawat tidak pengalaman.

Hal ini memberikan tambahan tanggung jawab perawat dalam melatih diri

membuat keputusan sewaktu melaksanakannya. Bagi perawat yang merasa tidak

berpengalaman harus minta petunjuk baik dari perawat senior maupun dokter.

b. Melaksanakan intervensi keperawatan mandiri

1) Ketahui pembagian tugas mereka. Ini memudahkan perawat untuk berfungsi

sesuai dengan tugas dan tahu apa yang diharapkan dan tidak diharapkan.

2) Ikuti kebijaksanaan dan prosedur yang ditetapkan ditempat kerja

3) Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi utama.

4) Pastikan bahwa obat yang benar diberikan dengan dosis, waktu dan pasien yang

benar.

5) Lakukan setiap prosedur secara tepat.

6) Catat semua pengkajian dan perawatan yang diberikan dengan cepat dan akurat.

7) Catat semua kecelakaan yang mengenai pasien. Catatan segera memudahkan

untuk tetap melindungi kesejahteraan pasien, menganalisa mengapa kecelakaan

terjadi dan mencegah pengulangan kembali.

8) Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik dengan pasien.

Page 19: Laporan Tutorial Kelompok 7

9) Pertahankan kompetisi praktek keperawatan. Dengan tetap belajar, termasuk

mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan klinis perkembangan jaman.

10) Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat.

11) Sewaktu mendelegasikan tanggung jawa keperawatan, pastikan orang yang diberi

delegasi tugas mengetahui apa yang harus dikerjakan dan memiliki pengetahuan

dan ketrampilan yang dibutuhkan.

12) Selalu wapada saat melakukan intervensi keperawatan dan perhatikan secara

penuh setiap tugas yang dilaksanakan.

J. TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT PERAWAT

Tanggung jawab (responsibilitas) adalah eksekusi terhadap tugas-tugas

yangberhubungan dengan peran tertentu dari perawat. Pada saat memberikan obat perawat

bertanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan pasien akan obat tersebut, memberikannya

dengan aman dan benar dan mengevaluai respons pasien terhadap obat tersebut. Perawat

yang selalu bertanggung jawab dalam bertindak akan mendapatkan kepercayaan dari pasien

karena melaksanakan tugas berdasarkan kode etiknya.

Tanggung jawab / tugas perawat secara umum :

1. Menghargai martabat setiap pasien dan keluarganya.

2. Menghargai hak pasien untuk menolak pengobatan, prosedur atau obat-obatan tertentu

dan melaporkan penolakan tersebut kepada dokter dan orang-orang yang tepat ditempat

tersebut.

3. Menghargai setiap hak pasien dan keluarganya dalam hal kerahasiaan informasi

4. Apabila didelegasikan oleh dokter menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien dan memberi

informasi yang biasanya diberikan oleh dokter.

5. Mendengarkan pasien secara seksama dan melaporkan hal-hal penting kepada orang yang

tepat.

Tanggung gugat (akuntabilitas) ialah mempertanggungjawabkan prilaku dan hasil-

hasilnya yang termasuk dalam lingkup peran profesional seseorang sebagaimana tercermin

dalam laporan periodik secara tertulis tentang prilku tersebut dan hasil-hasilnya. Perawat

bertanggunggugat terhadap dirinya sendiri, pasien, profesi, sesama karyawan dan mayarakat.

Jika seorang perawat memberikan dosis obat yang salah kepada pasien, maka ia dapat

Page 20: Laporan Tutorial Kelompok 7

digugat oleh pasien yang menerima obat tersebut, dokter yang memberikan instruksi,

pembuat standar kerja dan masyarakat. Agar dapat bertanggung gugat perawat harus

bertindak berdasarkan kode etik profesinya. Akuntabilitas dilakukan untuk mengevaluasi

efektivitas perawat dalam melakukan praktek. Akuntabilitas bertujuan untuk :

1. Mengevaluasi praktisi-praktisi profesional baru dan mengkaji ulang praktisi-prakstisi

yang sudah ada.

2. Mempertahankan standar perawatan kesehatan

3. Memberikan fasilitas refleksi profesional, pemikiran etis dan pertumbuhan pribadi

sebagai bagian dari profeional perawatan kesehatan

4. Memberi dasar untukmebuat keputusan etis.

K. Peran Perawat Dalam Keperawatan Kritis

Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari :

1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan

Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar

manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan

keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

2. Sebagai advokat klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien & kelg dalam menginterpretasikan

berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan

atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam mempertahankan & melindungi

hak-hak pasien meliputi :

- Hak atas pelayanan sebaik-baiknya

- Hak atas informasi tentang penyakitnya

- Hak atas privacy

- Hak untuk menentukan nasibnya sendiri

- Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Sebagai educator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan

kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan

perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

Page 21: Laporan Tutorial Kelompok 7

4. Sebagai coordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi

pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat

terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Sebagai kolaborator

Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari

dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan

yang diperlukan.

Page 22: Laporan Tutorial Kelompok 7

Daftar Pustaka

Hadita. (2011, 12 oktober). Dilema etik. Artikel diakses 9 maret 2012, dari

http://hadita19.wordpress.com/2011/10/12/delima-etik/

Hadita. (2011, 12 oktober). Etika keperawatan. Artikel diakses 9 maret 2012, dari

http://hadita19.wordpress.com/2011/10/12/etika-keperawatan/

Hudak & gallo, 1997, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik, Volume 1, edisi VI, Egc, Jakarta

Lisa Carrol, 2007. Acute Medicine a Handbook for Nurse Practitioners, Jhon Willey & Sons, Ltd

Oman, Mc Lain & Scheetz. 2002. Panduan Belajar Keperawatan Emergency. Alih bahasa. Andry

Hartono. EGC. Jakarta

Sole, Klein & Moseley. 2009. Introduction to Critical Care Nursiing. Fifth edition. Saunders.

USA