tutorial kelompok 2 skenario 2
DESCRIPTION
Semoga bisa membantu :)TRANSCRIPT
1
LAPORAN TUTORIAL 2
Kelompok 2
Sherly Anggelina (G1A114063)
Fatimah Cheisya L (G1A114064)
Intan Karnina Putri (G1A114065)
Paska Anastasia G (G1A114066)
Calvindo Dwinanda (G1A114067)
Rahayu Oktaliani (G1A114068)
Ai Rusmayanti (G1A114069)
Shinta Laksmi S (G1A114070)
Mentari Ginting (G1A114071)
Khairunnisa Sarabayan Pazka (G1A114072)
Pembimbing:
Dr. Putri Sari Wulandari
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JAMBI
2014/2015
2
Skenario 2
Susno dan Duaji sedang mengamati foto-foto Duaji semenjak bayi hingga sekarang.
Susno bertanya-tanya bagaimana seseorang bisa bertambah tinggi dan bertambah besar?
Duaji bilang hal ini merupakan salah satu pengaruh dari hormon pertumbuhan (Growth
Hormone) yang dihasilkan hipofisis anterior. Selain hormon pertumbuhan, masih banyak
hormon-hormon lain yang mempengaruhi proses pertumbuhan. Salah satu foto mengingatkan
mereka saat dikejar anjing tetangga. Hal ini membuat Susno bertanya, hormon apa yang
berperan dalam respon saat mereka dikejar anjing, sehingga mereka merasakan respon “fight
or flight” saat menghadapi stresor.
3
Klarifikasi Istilah
1. Bayi : Seorang makhluk hidup yang belum lama lahir
2. Hormon : zat kimia yang dihasilkan di dalam tubuh oleh organ,
sel-sel organ, atau sel yang tersebar, yang memiliki efek pengaturan spesifik
terhadap aktivitas satu atau beberapa organ.1
3. Growth Hormone : Molekul protein kecil yang terdiri dari 191 asam
amino yang dihubungkan dengan rantai tunggal dan mempunyai berat molekul
22.005
4. Hipofisis Anterior : Merupakan salah satu bagian dari master gland yang
terdiri dari jaringan epitel kelenjar.
5. Respon : Kegiatan atau gerakan yang disebabkan oleh adanya
pemberian rangsangan.2
6. Stresor : Stimulus atau peristiwa yang menimbulkan respon
stres pada organisme.
7. Fight or Flight : Reaksi fisiologis terhadap ancaman di mana sistem
saraf otonom memobilisasi organisme untuk menyerang (fight) atau melarikan diri
dari musuh.
8. Pertumbuhan : Proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel
(tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan
pembesaran dari tiap-tiap sel.
4
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana anatomi dan histologi dari sistem endokrin?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan?
3. Apa saja hormon yang dihasilkan dari hipofisis anterior dan posterior beserta
fungsinya?
4. Bagaimana mekanisme kerja Growth Hormone beserta fungsinya?
5. Bagaimana efek dari kelebihan dan kekurangan Growth Hormone?
6. Hormon apa yang bekerja saat seseorang dikejar anjing?
7. Bagaimana mekanisme respon “fight or flight”?
8. Bagaimana mekanisme dan respon pada stress?
9. Hormon apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan?
10. Apa saja faktor yang menghambat dan merangsang sekresi growth hormone?
11. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing hormon sampai ke organ target?
5
Analisis Masalah
1. Bagaimana anatomi dan histologi dari sistem endokrin?
a. Anatomi
1. Gland Hipofise
• Terletak pada dasar otak besar.
• Menghasilkan bermacam-macam hormone yang mengatur kegiatan
kelenjar lainnya.
• Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland.
• Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior,
bagian tengah, dan bagian posterior.
2. Gland Thyroid
• Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.
• Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin.
• Hormon tiroksin berfungsi untuk mempengaruhi metabolisme sel tubuh
dan pengaturan.
3. Gland Parathyroid
• Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid.
• Kelenjar ini menghasilkan parathormon.
• Parathormon berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah.
4. Gland Tymus
• Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.
• Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.
6
• Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon
pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
• Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.
5. Gland Adrenal
• Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal.
• Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian,
yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).
6. Gland Pancreas
• Menghasilkan hormon insulin.
• Hormon insulin berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.
• Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak
menjadiglikogen untuk disimpan.
• Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes.
7. Gland Kelamin
• Ovarium menghasilkan hormon :
• Estrogen, berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita.
• Progesteron, berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur
yangsudah dibuahi.
• Testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon
androgen:
Testosteron, berfungsi menghasilkan sperma dan sebagai cirri seks sekunder
7
b. Histologi
1. Hipofisis
Gambar 1. Glandula Hypofisis
- Hipofisis anterior terdiri dari deretan sel yang tidak beraturan dengan
sinusoid di antara nya. Bentuk sel bundar, inti bundar, kromatin padat. Terdiri dari
3 macam sel :
• 1. sel a,sel asidofil dengan sitoplasma merah,inti biru,bentuk sel polygonal
• 2. sel b,sel basofil dengan sitoplasma biru,berada di antara sel a
• 3. sel kromofob,sel yang sitoplasma pucat,terletak di antara sel a dan sel b
- hipofisis intermedia terletak diantara pars anterior dan pars
nervosa,merupakan sisa kantong rathke.
- Hipofisis posterior kelihatan pucat karena terdiri atas saraf tidak
bermielin,terlihat badan herring, ditemukan pituisit yang merupakan sel
penyokong didalam pars nervosa hipofisis.
2. Kelenjar suprarenal
8
• terdapat simpai fibrosa
• terdiri dari korteks dan medulla
• didalam korteks terdapat 3 zona, yaitu:
a. zona glomerulosa
b. zona fasikulata
c. zona retikularis
• didalam medulla terdapat sel kromafin bentuk polygonal,terdapaat sel
ganglion,vena medularis
3. kelenjar tiroid
• banyak folikel yang besarnya tidak seragam
• didalam folikel terdaat substansi koloid
• folikel dibatasi epitel kubis tinggi
• terdapat sel parafolikular
4. kelenjar paratiroid
Gambar 2. Glandula Parathyroid
9
• terdapat kelompok sel principal, sel kecil inti besar
• terdapat kelompok sel oksifil, sel besar inti kecil
5. pancreas (pulau-pulau langerhans)
Gambar 3. Insulae Langerhans Pankreas
• bentuk sel bulat atau polygonal
• sel lebih kecil dan lebih pucal dari sel asinus
• sel A, sekresi glucagon
• sel B, sekresi insulin
• sel D, sekresi somatostatin3
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan?
10
1. Faktor Genetik (Keturunan)
Faktor ini merupakan faktor utama yang dimiliki oleh seorang manusia
dalam awal pertumbuhannya. Faktor ini sangat berpengaruh dalam proses
pertumbuhannya dari bayi sampai dewasa. Biasanya factor genetic ini susah
untuk diubah, karena sudah terbentuk dan melekat pada si manusia sejak
mereka lahir. Dan sekalipun bisa diubah itu memerlukan waktu yang cukup
lama untuk mengubahnya. Contoh factor-faktor genetic manusia ; postur
tubuh, warna rambut, warna kulit, sifat, tempramen dan lain-lain.
2. Faktor Asupan
Faktor ini juga mempengaruhi dalam proses pertumbuhan manusia.
Dengan pemberian asupan seperti makanan,vitamin,buah-buahah,sayuran, dan
lain-lain secara teratur dalam proses pertumbuhannya maka akan terbentuklah
manusia yang sehat, baik sehat fisik dan sehat psikis. Asupan juga
berpengaruh dengan cara berfikir, pertumbuhan badan, dan lain-lain.
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan cara pembelajaran para manusia dalam
pembangunan karakter secara alamiah dengan kata lain proses belajarnya
secara otomatis. Maka dengan itu lingkungan berpengaruh dalam
pembangunan sifat dan karakter mereka. Apabila factor gen dan asupan
mereka telah terpenuhi dengan baik tetapi ia bergaul dan hidup dilingkungan
yang salah (tidak baik) maka akan menghasilkan manusia yang tidak baik
pula.
Sedangkan faktor pertumbuhan organisme pada manusia, diantaranya yaitu:
11
1. Faktor sebelum lahir
Misalnya peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena
virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh
bakteri virus dan lain-lain
2. Faktor ketika lahir
Antara lain : pendaran pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh
tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan.
3. Faktor sesudah lahir
Antara lain: pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam
terluka, kepala terpukul atau mengalami serangan sinar matahari.
4. Faktor psikologis
Misalnya bayi yang ditinggal ibu, ayah atau kedua orangtuanya. Sebab
lain ialah dibesarkan didalam institusional sehingga kurang mendapat
perawatan jasmaniah dan cinta kasih. Anak-anak tersebut kemungkinan besar
mengalami kehampaan jiwa, sehingga mengakibatkan kelambatan
pertumbuhan fungsi jasmani dan rohani terutama perkembangan inteligensi
dan emosi.
3. Apa saja hormon yang dihasilkan dari hipofisis anterior dan posterior beserta
fungsinya?
1. Hipofisis Anterior
a. Hormone pertumbuhan (growth hormone) : untuk meningkatkan
pertumbuhan system di seluruh tubuh, berpengaruh pada proses
pembentukan protein, prmbrlah diferensiasi sel.
12
b. Adenokortikotropin: untuk mengatur sekresi hormone adrenokortiko
dan mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan lemak.
c. Tiroid : mengatur sekresi tiroksin dan triiodotironin mengatur
kecepatan sebagian besar reaksi kimia dalam tubuh.
d. Plrolaktin : meningkatkan pertumbuhan kelenjar payudara dan
berperan dalam proses produksi asi.
e. Dua jenis hormone gonadotropin :
FSH dan LH : untuk pembentukan ovarium dan testis untuk aktifasi
hormonal reproduksi4
2. Hipofisis Posterior
Gambar 4. Hormon-hormon Hipofisis Posterior
4. Bagaimana mekanisme kerja Growth Hormone beserta fungsinya?
Hipothalamus
Hipophyse posterior
ADH
peningkatan reabsorbsi
ginjal
penurunan dieuretik
Oksitosin
sel mioepitel mammary
milk letdown
13
Gambar 5. Mekanisme Growth Hormone
Growth Hormone (GH) atau disebut juga dengan somatotropin.
Merupakan hormon yang merangsang pertumbuhan dan replikasi sel dengan
cara meningkatkan laju sintesis protein. Sel-sel otot rangka dan sel-sel
kartilago sangat sensitif terhadap GH. Rangsangan pertumbuhan GH
melibatkan 2 mekanisme. Mekanisme utama secara tidak langsung
dimana sel-sel hati menanggapi kehadiran GH dengan mensintesis dan
melepaskan somatomedin atau insulin-like growth factor (IGFs).
Somatomedin bekerja pada serabut-serabut otot rangka, sel-sel kartilago dan
sel-sel target lainnya dengan meningkatkan laju ambilan asam amino untuk
sintesis protein. Kedua, merupakan aksi secara langsung dari GH yang lebih
selektif melalui beberapa cara sebagai berikut :
14
1). Pada sel-sel epitel dan jaringan ikat GH merangsang pembelahan
sel-sel batang dan diferensiasi sel-sel anak
2). Pada jaringan lemak GH merangsang pemecahan trigliserida
kemudian melepaskannya sebagai asam lemak ke dalam sirkulasi darah yang
akan digunakan oleh sel untuk membentuk ATP. Proses yang dikenal dengan
glukosa-sparing effect.
3). Di hati GH merangsang pemecahan glikogen menjadi gluikosa
yang dilepaskan ke sirkulasi darah. Peningkatan glukosa darah oleh karena
GH disebiut dengan diabetogenik effect5
Growth Hormone berperan meningkatkan ukuran dan volume dari
otak, rambut, otot dan organ-organ di dalam tubuh. HG bertanggung jawab
atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah
manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan
tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi
yang prima. Pada orang dewasa GH berperan terutama untuk menjaga volume
dan kekuatan yang cukup dari kulit, otot-otot, dan tulang. Selain itu GH juga
berperan meningkatkan fungsi, perbaikan dan memelihara kesehatan dari otot,
jantung, paru-paru, hati, ginjal, persendian, persarafan tubuh, dan otak.6
5. Bagaimana efek dari kelebihan dan kekurangan Growth Hormone?
1. Kekurangan Hormon Pertumbuhan
Kekurangan hormon pertumbuhan dapat disebabkan oleh defek pada hipofisis
anterior (hiposekresi) atau pun sekunder yaitu disfungsi hipotalamus (defisiensi
GHRH). Akibat dari kekurangan hormon ini pada masa anak-anak yaitu cebol
(dwarfism). Gambaran utamanya yaitu perawakan yang pendek karena retardasi
15
pertumbuhan tulang. Gambaran penunjang antara lain: gangguan pertumbuhan otot
akibat penurunan sintesis protein otot, mobilisasi lemak sub kutis yang minim.
Pertumbuhan anak tidak sesuai dengan rentang umur yang tepat, contohnya: ketika
berumur 10 tahun, mempunyai tinggi badan yang seharusnya dimiliki oleh anak
berumur 5 tahun.
Selain itu dikenal tipe kelainan lain yaitu cebol laron (laron dwarfism).7 Pada
kelainan ini, gambaran yang tampak pada penderita sama dengan penderita dengan
defisiensi hormon pertumbuhan. Tetapi, pada penderita cebol laron ini, kadar hormon
pertumbuhan dalam darahnya adekuat seperti orang normal. Cebol laron seperti yang
telah dibahas diatas disebabkan karena sensitivitas reseptor hormon pertumbuhan
menurusn sehingga efek dari hormon tersebut tidak tercapai secara optimal.Selain itu,
cebol laron ini memiliki jenis lain dimana disebabkan oleh defisiensi somatomedin.
Dwarfism berkaitan dengan pubertas dimana mempengaruhi sekresi hormon
gonadotropin. Apabila defisiensi hormon pertumbuhan sangat parah, penderita bisa
mengalami kegagalan untuk pubertas. Akan tetapi, konsentrasi hormon pertumbuhan
berada di bawah kadar fisiologis mengalami keterlambatan pubertas. Kekurangan
hormon pertumbuhan pada dewasa (setelah lempeng epifisis menutup) mengalami
beberapa gangguan seperti: penurunan kekuatan otot serta penurunan kepadatan
tulang.8
2. Kelebihan Hormon Pertumbuhan
Hipersekresi hormon pertumbuhan paling sering disebabkan oleh tumor pada
somatotrof. Jika terjadi pada masa anak-anak, gejala utama adalah tinggi yang sangat
mencolok (lebih dari 2 meter yaitu gigantisme). Tinggi yang bertambah sangat
signifikan ini tanpa mengganggu proporsi tubuh. Kelebihan hormon ini juga
16
mengakibatkan otot yang membesar dan jaringan-jaringan lain ikut tumbuh besar
melebihi kapasitas saat normal. Oleh karena itu terapi yang diberikan pada penderita
gigantisme ini adalah pengangkatan tumor pada somatotrof (utama) dan pemberian
somatostatin (tambahan).
6. Bagaimana mekanisme dan respon fight or flight?
Gambar 6. Mekanisme Fight or Flight
7. Hormon apa yang bekerja saat seseorang dikejar anjing?
Kelenjar ini berbentuk bola, atau topi yang menempel pada bagian atas
ginjal. Padasetiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis dan dibagi atas dua
bagian, yaitu bagianluar (korteks) dan bagian tengah (medula).
17
Gambar 7. Stimulus Epinephrine dan Norepinephrine
Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan
medula adrenalmelalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal
hormonal. Medulla adrenalmemperantarai respons jangka pendek terhadap
stress dengan cara mensekresikanhormon katekolamin yaitu efinefrin dan
norefinefrin. Korteks adrenal mengontrolrespon yang berlangsung lebih lama
dengan cara mensekresikan hormone steroid.9
8. Bagaimana mekanisme dan respon stress?
Stres adalah respons nonspesifik generalitas tubuh terhadap setiap
faktor yang mengalahkan, atau mengancam untuk mengalahkan kemampuan
kompensasi tubuh untuk mempertahankan homeostasis. Agen penginduksi
respons secara tepatdisebut stresor, sementara stres meujuk pada keadaan yang
ditimbulkan oleh stresor.
Kumpulan respons yang umum terhadap segala rangsangan yang
merugikan disebut sindrom adaptasi umum. Ketika tubuh mengenali adanya
stresor, timbul respons saraf dan hormon yang melakukan tindakan-tindakan
defensive untuk menghadapi keadaan darurat. Hasilnya adalah keadaan siaga
dan mobilisasi sumber daya biokimiawi.
18
Respons saraf utama terhadap rangsangan stress adalah pengaktifan
sistem saraf simpatis generalisata. Peningkatan curah jantung dan ventilasi
serta pengalihan aliran darah dari bagian yang aktivitasnya ditekan dan
mengalami vasokontriksi, misalnya saluran cerna dan ginjal, ke otot rangka
dan jantung yang lebih aktif, yang mempersiapkan tubuh melakukan respons
lawan atau lari. Secara bersamaan, sistem simpatis mengaktifkan penguatan
hormon dalam bentuk pengeluaran besar-besaran epinefrin dari medula
adrenal. Epinefrin memperkuat respons simpatis dan mencapai tempat-tempat
yang tidak disarafi oleh sistem saraf simpatis untuk melakukan fungsi lain,
misalnya mobilisasi simpanan karbohidrat dan lemak.10
Gambar 8. Efek Stresor pada tubuh
9. Hormon apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan?
a. Growth Hormone. Hormone ini merangsang aktivitas osteoblas dan
proliferasi tulang rawan epifisis sehingga terbentuk ruang untuk pembentukan
tulang lebih banyak. GH dapat mendorong pemanjangan tulang panjang
selama lempeng epifisis tetap berupa tulang rawan atau terbuka. Pada akhir
masa remaja, di bawah pengaruh hormone seks lempeng ini mengalami
Stresor Tubuh
Respons spesifik khas untuk jenis stresor
Respons umum nonspesifik apapun jenis stresornya =
respons stres
19
penulangan sempurna, atau menutup, sehingga tulang tidak dapat lagi
memanjang meskipun terdapat GH. Karena itu, setelah lempeng tertutup, yang
bersangkutan tidaklagi bertambah tinggi.
b. Hormone Tiroid. Hormone ini memiliki peran permisif pada pertumbuhun
tulang; efek GH baru beru bermanifestasi secara penuh jika terdapat hormone
tiroid dalam jumlah memadai. Akibatnya, pertumbuhan anak dengan
hipotiroid akan terganggu tetapi hipersekresi hormone tiroid tidak
menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan.
c. Insulin. Defisiensi insulin sering menghambat pertumbuhan, dan
hiperinsulinisme sering memicu pertumbuhan yang berlebihan. Karena insulin
dapat mendorong sintesis protein maka efeknya dalam meningkatkan
pertumbuhan seyogianya tidak mengejutkan. Namun, efek ini dapat timbul
dari mekanisme di luar efek langsung insulin pada sintesis protein.
d. Androgen. Hormone ini berperan penting dalam lonjakan pertumbuhan pada
masa pubertas. Hormone ini merangang pertumbuhan linier, meningkatkan
berat, dan menambha massa otot. Androgen paling poten, testosterone testis,
menyebabkan pria membentuk otot yang lebih besar daripada wanita. Efek
androgen dalam mendorong pertumbuhan bergantung pada keberadaan GH.
Androgen hamper sama sekali tidak berefek pada pertumbuhan tubuh jika
tidak terdapat GH, tetapi keberadaan GH akan secara sinergistis meningkatkan
pertumbuhan linier. Meskipun merangsang pertumbuhan namun androgen
20
akhirnya menghentikan pertumbuhan lebih lanjut karena menyebabkan
penutupan lempeng epifisis.
e. Estrogen. Hormone ini dalam dosis besar dapat menghambat proliferasi
kondrosit sementara lempeng epifisis masih terbuka.11
10. Apa saja faktor yang menghambat dan merangsang sekresi growth hormone?
Merangsang Sekresi Growth Hormone
1. Penurunan glukosa darah
2. Penurunan asam lemak bebas dalam darah
3. Kelaparan atau puasa, defisiensi protein
4. Trauma, stres, rasa tegang
5. Olahraga
6. Testosteron, estrogen
7. Tidur lelap (stadium II dan IV)
8. Hormon pelepas hormon pertumbuhan
Menghambat Sekresi Growth Hormone
1. Peningkatan glukosa drah
2. Peningkatan asam lemak bebas dalam darah
3. Proses penuaan
4. Obesitas
5. Hormon penghambat hormon e pertumbuhan (somatostatin)
6. Hormon pertumbuhan (eksogen)
7. Somatomedin (faktor pertumbuhan seperti insulin)14
11. Bagaimana mekanisme kerja masing-masing hormone sampai ke organ target ?
21
Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan
jaringan adiposa, serangkaian proses fosforilasi yang berawal dari daerah
kinase teraktivasi tersebut akan merangsang protein-protein intraselular,
termasuk Glukosa Transporte 4 untuk berpindah ke permukaan sel. Jika proses
ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan mempermudah
transport zat-zat gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.
Mekanisme Kerja
Hormon T3 dan T4 berikatan dengan reseptor spesifiknya dengan
afinitas yang tinggi di nukleus sasaran. Di sitoplasma hormon ini berikatan
pada tempat dengan afinitas yang reseptor spesifiknya. Kompleks hornon
reseptor berikatan pada suatu regio spesifik DNA, menginduksi atau merepresi
sintesis protein dengan meningkatkan atau menurunkan transkripsi gen. Dari
transkripsi gen-gen ini timbul perubahan dari tingkat transkripsi mRNA
mereka. Perubahan tingkat mRNA ini mengubah tingkatan dari produk
protein dari gen ini. Protein kemudian memperantarai respon hormon Thyroid.
Hormon Thyroid dikenal sebagai medulator tumbuh kembang yang penting
pada usia balita.15
22
Mekanisme aldosteron
1.Aldosteron berdifusi ke interior sel epitel tubular
2.di sitoplama sel tubular, aldosterone bergabung dengan protein reseptor
sitoplasma yang spesifik
3.reseptor aldosterone berdifusi ke nucleus, merangsang RNA membentuk
RNA messenger
4.RNA messenger berdifusi kembali ke dalam sitoplasma yang berhubungan
dengan ribosom yang menyebabkan terbentuknya protein
Regulation of PTH secretion
Sekresi hormon paratiroid dikendalikan terutama oleh serum [Ca2 +]
melalui umpan balik negatif. Reseptor kalsium penginderaan terletak di sel-sel
paratiroid diaktifkan bila [Ca2 +] rendah. Reseptor G-protein coupled kalsium
(CaR) rasa kalsium ekstraseluler dan dapat ditemukan pada permukaan sel-sel
pada berbagai didistribusikan di otak, jantung, kulit, perut, sel C, dan jaringan
lain. Dalam kelenjar paratiroid, sensasi konsentrasi tinggi hasil kalsium
ekstraseluler dalam aktivasi Gq G-protein ditambah kaskade melalui aksi
fosfolipase C. Ini menghidrolisis fosfatidilinositol 4,5-bifosfat (PIP2) untuk
membebaskan utusan intraseluler IP3 dan diasilgliserol (DAG ). Pada
akhirnya, kedua utusan menghasilkan pelepasan kalsium dari toko intraseluler
dan fluks berikutnya kalsium ekstraseluler ke dalam ruang sitoplasma.
Pengaruh sinyal ini hasil kalsium ekstraseluler tinggi dalam konsentrasi
kalsium intraseluler yang menghambat sekresi PTH preformed dari butiran
penyimpanan di kelenjar paratiroid. Berbeda dengan mekanisme yang sel
23
sekretori yang paling digunakan, kalsium menghambat vesikel fusi dan
pelepasan PTH. Dalam parathyroids, magnesium melayani peran ini dalam
stimulus-sekresi kopling. Hypomagnesia dapat mengakibatkan kelumpuhan
sekresi PTH dan menyebabkan bentuk hipoparatiroidisme yang reversibel.
Hypermagnesemia juga menghasilkan penghambatan sekresi PTH
Glukagon umumnya mengangkat jumlah glukosa dalam darah dengan
mempromosikan glukoneogenesis dan glycogenolysis.Glucose disimpan
dalam phati dalam bentuk glikogen, yang merupakan pati seperti rantai
polimer yang terdiri dari molekul glukosa. Sel-sel hati (hepatosit) memiliki
reseptor glukagon. Ketika glukagon berikatan dengan reseptor glukagon, sel-
sel hati mengubah glikogen menjadi polimer molekul glukosa individu, dan
melepaskan mereka ke dalam aliran darah, dalam proses yang dikenal sebagai
glycogenolysis.As toko-toko ini menjadi habis, glukagon kemudian
mendorong hati dan ginjal untuk mensintesis tambahan glukosa oleh
glukoneogenesis. Glukagon mematikan glikolisis di hati, menyebabkan
intermediet glikolitik untuk shuttled ke glukoneogenesis.
Glukagon juga mengatur tingkat produksi glukosa melalui lipolisis. Glukagon
memiliki efek minimal pada lipolisis pada manusia.
Produksi glukagon tampaknya tergantung pada sistem saraf pusat melalui jalur
belum didefinisikan. Pada hewan invertebrata, eyestalk penghapusan telah
dilaporkan mempengaruhi produksi glukagon. Excising eyestalk di lobster
muda menghasilkan glukagon-diinduksi hiperglikemia.8
24
25
Learning Issue
TOPIK WHAT I
KNOW
WHAT I
HAVE IT
PROVE
WHAT I
DONT KNOW
HOW WILL I
LEARN
Growth
Hormone
Berfungsi untuk
pertumbuhan
Bagaimana
mekanisme kerja
growth
hormone?
Buku, E-Book
Fight or flight Reaksi fisiologis
terhadap
ancaman
Bagaimana
mekanisme
respon fight and
flight?
Buku, E-Book
Stress Banyak pikiran Bagaimana
mekanisme saat
timbul stress?
Buku, E-Book
Hormon Sebagian besar
dibentuk di
hipofisis
anterior dan
posterior
Hormon apa saja
yang
mempengaruhi
pertumbuhan?
Buku, E-Book
26
Mind Mapping
27
Sintesis
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai
saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan
hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan,
antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta
koordinasi tubuh.
Gambar 9. Major hormon pada manusia
28
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara
kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan
cara kerja antara kedua sistem tersebut.
Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja
melalui transmisi kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem
saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam
waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna
dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga
beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun
hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali
sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan
memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan
yang sempurna.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa
kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel
lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe
hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.
Sel-sel Penyusun Organ Endokrin
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada
hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga
29
disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat
menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti
yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-
benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf.
Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke
dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan
yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata. Hewan
invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta,
Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar ensokrin dapat berupa sel tunggal
atau berupa organ multisel.
Hormon yang dihasilkan sistem endokrin
KELENJAR
ENDOKRIN
HORMON SEL TARGET FUNGSI
HORMON
Hipofisis
posterior
Vasopresin Tubulus ren Meningkatkan
reabsorbsi air
Oksitosin Uterus Meningkatkan
kontraktilitas
Hipofisis anterior TSH Sel folikel tiroid Merangsang Tiroksin
dan Triiodotironin
ACTH Zona fasikla dan
zona retikula korteks
adrenal
Merangsang sekresi
kortisol
FSH Folikel ovarium Mendorong
pertumbuhan dan
perkembangan
folikel
Prolaktin Kelenjar mammae Mendorong
perkembangan
payudara
Sel folikel tiroid Tiroksin dan
triiodotironin
Sebagian besar sel Meningkatkan laju
metabolisme
- Zona Aldosteron Tubulus ren Meningkatkan
30
glomerulosa reabsorbsi natrium
dan kalsium
- Zona
fasikulosa dan
retikularis
Kortisol Sebagian besar sel Meningkatkan
glukosa darah
dengan
mengorbankan
simpanan protein
dann lemak
Medulla adrenal Epinefrin dan
norepinefrin
Reseptor simpatis di
seluruh tubuh
Memperkuat sistem
saraf simpatis dalam
adaptasi terhadap
stress dan pengaturan
tekanan darah
Pancreas
endokrin
Insulin Sebagian sel Mmendorong
penyimpanan nutrien
oleh sel
Somatostatin Sistem pencernaan Menghambat
pencernaan dan
penyerapan nutrien
Glandula
paratiroid
Parahormon Tulang, ren,
intestinum
Meningkatkan
konsentrasi kalsium
plasma
- Ovarium Estrogen Organ seks wanita Mendorong
perkembangan
folikel, berperan
dalam karakterisktik
seks sekunder
Progesterone Uterus Mempersiapkan
rahim untuk
kehamilan
- Testis Testosterone Organ seks pria Merangsang
produksi sperma
Glandula pineal Melatonin Hipofisis anterior Menghambat
gonadotropin
Gastr Gastrin Kelenjar eksokrin
otot polos
Kontrol motilitas dan
sekresi untuk
memudahkan sistem
digestive
Hepar Somatromedin Tulang Mendorong
pertumbuhan
Kulit Vitamin D Usus halus Meningkatkan
penyerapan kalsium
dan fosfat dari
makanan
Jantung Peptida natriuretik
atrium
Tubulus ren Menghambat
reabsorbsi natrium
31
Sifat Hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang
umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut:
1. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif
(disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai
yang panjang daripada bentuk aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan
sebagian hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel
sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya
esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam
samapai beberapa hari.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam
mekanismenya.
Mekanisme Kerja Hormon
Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ
tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam
suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai
fungsi endokrin.
Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau β Langerhans Pankreas
yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar. Sekarang diakui
32
hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka dilepaskan tanpa melalui sirkulasi
dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin, digambarkan oleh kerja Steroid seks
dalam ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin pada sel α pulau Langerhans. Hormon
juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi Autokrin. Secara
khusus kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk onkogen yang
bertindak dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan meningkatkan
pertumbuhan kanker secara keseluruhan.
Konsentrasi hormon dalam cairan ekstrasel sangat rendah berkisar 10-15
–10-9
. Sel
target harus membedakan antara berbagai hormon dengan konsentrasi yang kecil, juga antar
hormon dengan molekul lain.Derjad pembeda dilakukan oleh molekul pengenal yang terikat
pada sel target disebut reseptor hormon. Reseptor Hormon adalah molekul pengenal spesifik
dari sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek biologiknya. Umumnya pengikatan
Hormon Reseptor ini bersifat reversibel dan nonkovalen. Reseptor hormon bisa terdapat pada
permukaan sel (membran plasma) atau pun intraselluler. Interaksi hormon dengan reseptor
permukaan sel akan memberikan sinyal pembentukan senyawa yang disebut sebagai second
messenger (hormon sendiri dianggap sebagai first messenger). Jika hormon sudah
berinteraksi dengan reseptor spesifiknya pada sel-sel target, maka peristiwa-peristiwa
komunikasi intraseluler dimulai. Hal ini dapat melibatkan reaksi modifikasi seperti fosforilasi
dan dapat mempunyai pengaruh pada ekspresi gen dan kadar ion. Peristiwa-peristiwa ini
hanya memerlukan dilepaskannya zat-zat pengatur.
33
Setiap reseptor hormon mempunyai sedikitnya dua daerah domain fungsional yaitu :
1. Domain pengenal akan mengikat hormon.
2. Regio sekunder menghasilkan (tranduksi) signal yang merangkaikan
pengaturan beberapa fungsi intrasel .
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat
kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.
Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya
1. Golongan Steroid→turunan dari kolestrerol
2. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
3. Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil
4. Thyroid,Katekolamin
5. Golongan Polipeptida/Protein
6. Insulin,Glukagon,GH,TSH
Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon
1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak
2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air
34
Berdasarkan lokasi reseptor hormon
1. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
2. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)
Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel:kelompok
Hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa
cAMP,cGMP,Ca2+, Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator intraseluler.
35
Daftar Pustaka
1. Berne, R.M., M.N. Levy. 1990. Principles of Physiology.Wolfe Publication, Ltd.
USA.
2. Campbell, N.A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2004. Biologi. 5th ed. Alih bahasa :
Wasmen Manalu. Penerbit Erlangga. Jakarta
3. Campbell, N.A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 1952. Biologi. 5th ed. Alih bahasa :
Wasmen Manalu. Jakarta, Penerbit Erlangga Hal : 146
4. Dorland. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC. Hal: 1013
5. Dorland. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC. Hal: 1895
6. Guyton, A.C. 1991. Fisiologi kedokteran. 5th ed. Alih bahasa A. Dharma dan P.
Lukmanto. Penerbit Buku Kedokteran jakarta
7. Guyton, Arthur C. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta:EGC;2008
8. Hall, Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC. Hal :
970
9. Hall, Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC. Hal :
972-941
10. Hall, Guyton. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta : EGC. Hal :
983-990
11. Junqueira, Luiz Carloz, Jose Karneiro. 2007. Histologi Dasar edisi 10. Jakarta : EGC.
Hal : 343-361
12. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia : dari sel ke sistem. Jakarta: EGC,2001.
13. Sherwood, Lauree. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. Hal :
743, 748
14. Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi II. Jakarta, Penerbit
EGC. Halaman 773-776.
15. Snell, Richard S. Anatomi Klinik. EGC. Jakarta, edisi 6: 2006. Hal : 814-856