laporan tugas akhir kompor dengan bahan bakar minyak jelantah

55
PERENCANAAN KOMPOR DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK JELANTAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Persyaratan Mata Kuliah Tugas Akhir Program Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin Oleh: KHARIMUL AZIZ NIM. 3200702043 PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2010

Upload: kharimul-aziz

Post on 21-Jun-2015

2.440 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

PERENCANAAN KOMPOR DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK JELANTAH

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Persyaratan Mata Kuliah Tugas Akhir Program Pendidikan

Diploma III Pada Jurusan Teknik Mesin

Oleh:

KHARIMUL AZIZ NIM. 3200702043

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2010

Page 2: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

LEMBAR PENGESAHAN Laporan Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan sebagai syarat untuk mata kuliah

tugas akhir pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Negeri Pontianak.

Pontianak, 27 Juli 2010 Dosen Pembimbing

Rusadi, ST

NIP. 19700718 199303 1 001

Mengetahui : Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak

Hendro Cahyono, ST NIP. 19670918 199103 1 002

Page 3: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR

Yang bertanda tangan dibawah ini dosen Pembimbing Tugas Akhir Jurusan Teknik

Mesin Politeknik Negeri Pontianak, mennyatakan bahwa Tugas Akhir dari:

Nama : Kharimul Aziz

NIP : 3200702043

Judul : Perencanaan Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak

Jelantah

Telah diperiksa dan dinyatakan selesai serta siap untuk diajukan dalam seminar.

Pontianak, 24 Juli 2010 Dosen Pembimbing,

Rusadi, ST NIP. 19720715 199903 1 001

Page 4: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

LEMBAR PERNYATAAN PELAKSANAAN SEMINAR

Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan Tim Penguji Jurusan Teknik

Mesin pada tanggal 27 Juli 2010 dan dinyatakan memenuhi persyaratan untuk mata

kuliah Tugas Akhir.

Tim Penguji:

Ketua

Rusadi, ST

NIP. 19720715 199903 1 001

Penguji I Penguji II

M. Taufik Ibrahim, SST Topan Prihantoro, ST NIP. 19561112 198911 1 001 NIP. 19680120 99303 1 001

Page 5: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah
Page 6: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

ABSTRAK Penggunaan minyak jelantah sebagai bahan bakar penganti (minyak tanah)

berdampak positif, karena jika minyak jelantah dibuang di sembarang tempat bisa

mencemari lingkungan, sebaliknya jika terus dipakai berulang-ulang untuk

menggoreng, bahan gorengan yang dimakan manusia itu bisa menimbulkan penyakit

kanker. Namun limbah minyak goreng (waste of vegetable oil), memiliki potensi

sebagai alternatif energi bahan bakar nabati yang ramah lingkungan. Perancangan

kompor dengan bahan bakar minyak jelantah ini diharapkan dapat mengurangi

pencemaran lingkungan disamping dapat menjadi bahan nakar alternetif selain minyak

tanah yang semakin mahal dan LPG yang harganya akan naik selain seringnya meledak.

Prinsip kerja kompor ini yaitu dengan pemanasan terlebih dahulu sebelum dibakar.

Bahan bakar yang berada di tabung bertekanan yang keluar melewati bahan bakar akan

dipanasi selama 5 menit di pipa pemanasan. Setelah 5 menit, minyak jelantah keluar

melewati spuyer semawar dan disulut api spiritus yang sebelumnya digunakan sebagai

pemanasan. Selama pemanasan, kompor minyak jelantah ini memerlukan spiritus

sebanyak 0,0196 l.

Kata kunci : minyak jelantah, kompor, semawar, pemanasan awal.

Page 7: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Dengan segala kerendahan hati penyusun mengucapkan puji syukur

Alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga

penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini tanpa kendala yang berarti.

Dalam proses penyusunan tugas akhir ini, penyusun mendapatkan masukan

yang menunjang dari berbagai pihak, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan

dengan baik. Untuk itu tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dari penyusun yang telah memberikan dorongan do’a serta moril dan materiil

semenjak didalam kandungan sampai dengan detik ini.

2. Bapak Hendro Cahyono, ST selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri

Pontianak.

3. Bapak Rusadi, ST selaku pembimbing yang telah memberikan dorongan dan

bantuan pemikiran sehingga memungkinkan terselesaikannya tugas akhir ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membantu memberikan referensi terutama Bu Rina

yang selalu membantu memberikan masukan dan solusi.

5. Adik dari penyusun, Tofa, Ambar, serta Mbah dan keluarga yang telah memberikan

dorongan moril maupun materiil.

6. Reni Marantika, As My special girl friend. Juga expecially Mardalini yang selalu

membantu penyusun baik moril.

7. Teman–teman angkatan 2007 yang telah memberikan dorongan moril.

8. Dan semua teman-teman yang telah memberikan dukungan terutama Ikhlas yang

telah memberikan tempat untuk mencari bahan diinternet.

Mengingat keterbatasan wawasan dan pengetahuan serta daya analisis dari

penyusun sehingga banyak kekurangan dalam penyajiannya, disamping adanya

beberapa keterbatasan sehingga tidak memungkinkan untuk memberikan penjelasan

secara terperinci, namun hal yang esensial telah diusahakan untuk diungkapkan secara

sederhana.

Besar harapan kami semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penyusun

sendiri, bagi pembaca pada umumnya serta mahasiswa teknik mesin pada khususnya.

Semoga Allah S.W.T selalu menundukkan hati dan pikiran kita atas segala pengetahuan

yang kita miliki, Amien.

Page 8: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb.

Pontianak, Juli 2010

Penyusun

(Kharimul Aziz)

Page 9: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR................................................ ............ iii HALAMAN PENYATAAN PELAKSANAAN SEMINAR..................... ............ iv

ABSTRAK................................................................................................................ v KATA PENGANTAR............................................................................................ vi

DAFTAR ISI............................................................................................................ viii DAFTAR SIMBOL................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xii DAFTAR TABEL................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah........................................ 3

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1. Tujuan Umum........................................................................ 3

1.3.2. Tujuan Khusus....................................................................... 3

1.3.3. Manfaat....................................................................... ........... 3

1.4 Metode Pemecahan Masalah............................................................. 4

1.5 Sistematika Penulisan........................................................................ 4

BAB II DASAR TEORI

2.1. Pengenalan Alat Dan Komponen...................................................... 6

2.2. Proses Pembakaran.................…………...………............................ 8

2.3. Bahan Bakar...................................................................................... 8

2.4. Pengertian Panas dan Temperatur..................................................... 10

2.5. Proses Perpindahan Panas

2.5.1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi………………………. 11

2.5.2. Perpindahan Kalor Secara Konveksi..................................... 12

2.5.3. Perpindahan Kalor Secara Radiasi........................................ 13

2.6. Konsep Dasar Pehitungan

2.6.1. Perhitungan Perencanaan Pemanasan Awal.......................... 14

2.6.2. Perhitungan Perencanaan Panjang Pipa................................. 14

Page 10: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

2.6.3. Perhitungan Perencanaan Jumlah Lilitan Pemanasan........... 15

2.6.4. Perhitungan Volume Pemakaian Spiritus Untuk

Pemanasan Awal............................... .................................. 16

2.7. Alat dan Bahan yang Digunakan

2.7.1. Alat yang Digunakan............................................................ 16

2.7.2. Bahan yang Digunakan........................................................ 16

BAB III GAMBAR RANCANGAN

3.1. Gambar Rancangan Alat.................................................................. 17

3.2. Prinsip Kerja Alat............................................................................ 18

BAB IV PERHITUNGAN PERENCANAAN

4.1. Flow Chart Perencanaan Kompor Dengan Bahan Bakar

Minyak Jelantah………................................................................... 19

4.2. Perhitungan Perencanaan Pemanasan Awal.................................... 21

4.3. Perhitungan Perencanaan Panjang Pipa Pemanasan........................ 22

4.4. Perhitungan Perencanaan Jumlah Lilitan Pipa Pemanasan.............. 22

4.5. Perhitungan Pemakaian Spiritus Untuk Pemanasan Awal............... 23

4.6. Perhitungan Pemakaian Minyak Jelantah Selama 1 Jam................. 23

4.7. Perhitungan Biaya Perencanaan....................................................... 24

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan...................................................................................... 26

5.2. Saran................................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... xv

LAMPIRAN

Page 11: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

DAFTAR SIMBOL Simbol Arti Satuan

q = laju aliran kalor (W)

k = konduktifitas termal bahan (W/m².°C)

A = luas penampang (m²)

dT/dx = gradient suhu terhadap penampang tersebut,

yaitu laju perubahan suhu T terhadap jarak dalam

arah aliran panas x.

푞 = Laju perpindahan kalor secara konveksi (W)

ℎ = koefisien perpindahan kalor konveksi (W/m².°C)

△ T = Beda antara suhu permukaan Tw dan suhu

fluida T~ (°C)

Q = Laju Aliran Panas (watt)

ε = Emisitas

σ = Konstanta Stefan Boltzman = 0,173 x 10

T dan T = Suhu Absolut Benda (R)

q = Panas Yang Digunakan Untuk Menaikkan Temperatur (J)

m = Berat Minyak Jelantah (kg)

Cp = Panas Spesifik Minyak Jelantah (J/kg.ºC)

푇 = Suhu Pembakaran (ºC)

푇 = Suhu Awal Jelantah (ºC)

푄 = Laju Aliran Volumetrik (m³/dtk)

푣 = Kecepatan Aliran Fluida (m/dtk)

푚̇ = Aliran Massa (kg/dtk)

푄 = Perpindahan Panas Yang Terjadi (Watt)

푡 = Waktu Yang Diperlukan Selama Pembakaran (s)

푈 = Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh (W/m².ºC)

ℎ = Koefisien Konveksi Dinding Bagian Dalam (W/m².ºC)

ℎ = Koefisien Konveksi Dinding Bagian Luar (W/m².ºC)

푟 = Jari–Jari Dalam Pipa (m)

푟 = Jari-Jari Luar Pipa (m)

N = Jumlah Lilitan

L = Panjang Pipa Rencana Yang Akan Digunakan Untuk

Lilitan (m)

Page 12: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

D = Diameter Lilitan (m)

H = Tinggi Lilitan (m)

푚 = Massa Spiritus (kg)

퐻 = High Heat Value ( kJ/kg)

푉 = Volume (m³)

휌 = Massa Jenis (kg/m³)

Page 13: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

DAFTAR GAMBAR Gambar Hal.

2.1 Tabung Bahan Bakar................................................................................ 6

2.2 Semawar................................................................................................... 7

2.3 Rangka/ Dudukan Kompor...................................................................... 7

2.4 Segitiga Api............................................................................................. 8

2.4 Perpindahan Kalor Secara Konduksi Pada Suatu Plat............................. 12

2.3 Perpindahan kalor secara konveksi pada suatu plat................................. 12

2.4 Perpindahan kalor secara radiasi.............................................................. 14

3.1 Gambar Rancangan Alat.......................................................................... 17

3.2 Gambar Penampang Tabung.................................................................... 18

Page 14: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 4.1 Biaya Bahan Baku dan Material............................................................ 24

Tabel 4.2 Biaya Penyewaan Alat........................................................................... 24

Tabel 4.3 Biaya Upah Pekerja................................................................................ 24

Tabel 4.4 Total Biaya Keseluruhan........................................................................ 25

Page 15: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel Konduktivitas Termal Berbagai Material

Lampiran 2. Tabel Kapasitas Panas Spesifik

Lampiran 3. Lower and Higher Heating Values of Hydrogen and Fuels

Lampiran 4. Spesifikasi Ethanol Atau Spiritus

Lampiran 5. Common Row Velocities in Commercial Practice

Lampiran 6. Orde Besaran Perpindahan Panas Konveksi

Page 16: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kompor telah digunakan untuk memasak semenjak dulu. Di Eropa, sejarah

mengenai kompor dimulai abad ke-18. Sebelumnya, masyarakat Eropa memasak

menggunakan tungku. Pada abad pertengahan, tungku dibuat lebih tinggi sehingga

orang tidak harus berjongkok saat memasak. Kemudian, kompor mulai dikembangkan

sampai akhirnya tidak dipergunakan sejak tahun 1753, karena banyak menghasilkan

banyak asap dan berbahaya. Lalu, pada tahun 1922 muncul kompor gas yang disebut

AGA Cooker temuan Gustaf Dalen yang berkebangsaan Swedia dan masih popler

sampai saat ini. ( Kompas, 2010)

Kompor yang masih mudah kita temui dan dipakai masyarakat adalah kompor

minyak tanah. Namun, seiring berjalannya waktu minyak tanah semakin langka dan

mahal karena persediaan minyak bumi semakin menipis, apalagi dengan adanya

program konversi energi dari minyak tanah ke LPG (Liquid Petroleum Gas) yang saat

ini sedang dilakukan pemeritah. Oleh karena itu, harus adanya bahan bakar alternatif

sebagai pengganti minyak tanah disamping LPG. Salah satu bahan bakar alternatif yang

dapat digunakan untuk bahan bakar kompor adalah minyak jelantah.

Menurut BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi), menggunakan

minyak bakar yang berasal dari minyak jelantah lebih bermanfaat dari berbagai sisi.

Penggunaan minyak jelantah sebagai bahan bakar penganti (minyak tanah) berdampak

positif, karena jika minyak jelantah dibuang di sembarang tempat bisa mencemari

lingkungan, sebaliknya jika terus dipakai berulang-ulang untuk menggoreng, bahan

gorengan yang dimakan manusia itu bisa menimbulkan penyakit kanker. Namun limbah

minyak goreng (waste of vegetable oil), memiliki potensi sebagai alternatif energi bahan

bakar nabati yang ramah lingkungan dan mampu menurunkan 100 persen emisi gas

buangan sulfur dan CO2 serta CO sampai dengan 50 persen.

Penggunaan minyak jelantah sisa penggorengan ini mampu mengurangi

terjadinya pencemaran air, tanah dan udara, karena masyarakat tidak lagi membuang

minyak jelantah itu ke dalam tanah ataupun saluran pembuangan. Limbah yang

terbuang ke pipa pembuangan dapat menyumbat pipa pembuangan karena pada suhu

rendah minyak maupun lemak akan membeku dan mengganggu jalannya air pada

Page 17: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

saluran pembuangan. Minyak ataupun lemak yang mencemari perairan juga dapat

mengganggu ekosistem perairan karena dapat menghalangi masuknya sinar matahari

yang sangat dibutuhkan oleh biota perairan dan tidak dapat terurai oleh tanah ataupun

air.

Minyak goreng yang telah digunakan, akan mengalami beberapa reaksi yang

menurunkan mutunya. Pada suhu pemanasan sampai terbentuk akrolein. Akrolein

adalah sejenis aldehida yang dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Minyak

yang telah digunakan untuk menggoreng akan mengalami peruraian molekul-molekul,

sehingga titik asapnya turun. Bila minyak digunakan berulang kali, semakin cepat

terbentuk akrolein. Yang membuat batuk orang yang memakan hasil gorengannya.

Jelantah juga mudah mengalami reaksi oksidasi sehingga jika disimpan cepat berbau

tengik.

Selain itu, jelantah juga disukai jamur aflatoksin sebagai tempat berkembang

biak. Jamur ini menghasilkan racun aflatoksin yang menyebabkan berbagai penyakit,

terutama hati/liver. Jelantah merupakan limbah dan bila ditinjau dari komposisi

kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik-

penyebab kanker. Jadi, jelas bahwa pemakaian minyak jelantah dapat merusak

kesehatan manusia. Menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat

mengurangi kecerdasan generasi berikutnya.

Selanjutnya, proses dehidrasi (hilangnya air dari minyak) akan meningkatkan

kekentalan minyak dan pembentukan radikal bebas (molekul yang mudah bereaksi

dengan unsur lain). Proses ini menghasilkan zat yang bersifat toksik (berefek racun)

bagi manusia. Pada dosis 2,5% dalam makanan, zat ini dapat mengakibatkan keracunan

yang akut pada tikus setelah tujuh hari masa percobaan.

Jadi, penggunaan minyak jelantah secara berulang berbahaya bagi kesehatan.

Proses tersebut dapat membentuk radikal bebas dan senyawa toksik yang bersifat racun.

Pada minyak goreng merah, seperti minyak kelapa sawit, kandungan karoten pada

minyak tersebut menurun setelah penggorengan pertama. Dan hampir semuanya hilang

pada penggorengan keempat. Minyak jelantah sebaiknya tidak digunakan lagi bila

warnanya berubah menjadi gelap, sangat kental, berbau tengik, dan berbusa. (Lampung

Post, Minggu, 23 November 2008)

Page 18: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Dalam Tugas Akhir ini, penulis merencanakan kompor dengan bahan bakar

minyak jelantah sebagai pengganti kompor minyak tanah yang selama ini dipakai

masyarakat disamping kompor gas. Kompor ini menggunakan prinsip tekanan untuk

menginjeksikan bahan bakar agar dapat terbakar dengan sempurna.

1.2. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis hadapi dalam penulisan tugas akhir ini

adalah bagaimana membuat kompor bahan bakar minyak jelantah sesuai dengan

perencanaan.

Agar alat yang direncanakan tidak terlalu luas dan umum, sehingga akan

menimbulkan kesulitan diluar kemampuan penulis, maka dalam pembuatan tugas akhir

menitik beratkan pada efisiensi bahan bakar dan kualitas api yang dihasilkan.

1.3. Tujuan dan Manfaat

1.3.1. Tujuan Umum

Adapun pembuatan kompor bahan bakar minyak jelantah ini bertujuan

memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak.

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mewujudkan suatu pembuatan kompor yang efektif dan efisien.

2. Dapat memasyarakatkan teknologi tepat guna khususnya kompor dengan bahan

bakar minyak jelantah.

3. Dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

1.3.3. Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah:

Dengan adanya alat ini diharapkan dapat dimanfaatkannya bahan bakar

alternatif dari minyak jelantah yang efektif dan efisien.

Diharapkan masyarakat dapat menggunaan teknologi kompor ini sehingga

dapat menggerakkan perekonomian masyarakat.

Dapat mengurangi polusi akibat penggunaan minyak tanah maupun

mengurangi limbah minyak jelantah.

Page 19: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

1.4. Metode Pemecahan Masalah

Metode yang digunakan dalam pembuatan Proyek Tugas Akhir ini adalah sebagai

berikut :

Studi Literatur

Metode literatur digunakan untuk memperoleh informasi, dasar teori yang

diperoleh dari buku, internet, maupun majalah sebagai studi pustaka yang akan

mendukung pembuatan proyek akhir, serta analisa dan perhitungan data yang

diperoleh.

Wawancara dan Diskusi

Metode wawancara dilakukan untuk menambah masukan serta tambahan

pengetahuan dari dosen pembimbing dan pihak lain yang berpengalaman

dalam bidang ini agar lebih terarah. Serta diskusi dengan rekan-rekan

mahasiswa guna mendapatkan masukan sekaligus koreksi dan pembanding.

Studi Lapangan (Observasi)

Metode studi lapangan digunakan untuk memperoleh informasi dan data-data

dari hasil pengamatan yang dapat mendukung dalam pembuatan proyek tugas

akhir, antara lain survei ke tempat usaha pecel lele dan nasi goreng.

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistemika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR

HALAMAN PENYATAAN PELAKSANAAN SEMINAR

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

Page 20: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.4 Metode Pemecahan Masalah

1.5 Sisematika Penulisan

BAB VI DASAR TEORI

2.8. Pengenalan Alat Dan Komponen

2.9. Proses Pembakaran

2.10. Bahan Bakar

2.11. Pengertian Panas dan Temperatur

2.12. Proses Perpindahan Panas

2.13. Konsep Dasar Pehitungan

2.14. Alat dan Bahan yang Digunakan

BAB VII GAMBAR RANCANGAN

3.3. Gambar Rancangan Alat

3.4. Prinsip Kerja Alat

BAB VIII PERHITUNGAN PERENCANAAN

4.8. Flow Chart Perencanaan Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

4.9. Perhitungan Perencanaan Pemanasan Awal

4.10. Perhitungan Perencanaan Panjang Pipa Pemanasan

4.11. Perhitungan Perencanaan Jumlah Lilitan Pipa Pemanasan

4.12. Perhitungan Pemakaian Spiritus Untuk Pemanasan Awal

4.13. Perhitungan Pemakaian Minyak Jelantah Selama 1 Jam

4.14. Perhitungan Biaya Perencanaan

BAB IX PENUTUP

5.3. Kesimpulan

5.4. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

BAB II DASAR TEORI

2.1. Pengenalan Alat dan Komponen

Kompor dengan bahan bakar minyak jelantah ini terdiri dari beberapa bagian

pokok antara lain: tabung bahan bakar, pipa bahan bakar, semawar, dudukan semawar.

1. Tabung Bahan bakar

Tabung bahan bakar digunakan sebagai penampung minyak jelantah sementara

sebelun dialirkan melalui pipa dan digunakan untuk pembakaran. Tabung ini

menggunakan mekanisme tekanan udara yang dimampatkan. Tekanan tabung

yang diijikan berkisar antara 0,1 – 0,4 mPa.

Gambar 2.1 Tabung Bahan Bakar

Keterangan :

1. Keran Bahan Bakar

2. Manometer

3. Lubang Pentil Angin

4. Body Tabung Bahan Bakar

5. Tutup Saluran Masuk Bahan Bakar

2. Pipa Bahan Bakar

pipa bahan bakar disini digunakan sebagai penyalur bahan bakar dari tabung

bahan bakar ke semawar. Disamping itu pipa bahan bakar juga digunakan sebagai

tempat pemanasan minyak jelantah yang akan digunakan untuk proses

1

2

34

4

5

Page 22: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

pembakaran. Pipa disini menggunakan bahan tembaga karena faktor penghantar

panas yang baik.

3. Semawar/ Burner

Semawar disini digunakan sebagai burner atau tempat pembakaran yaitu

tempat keluarnya bahan bakar minyak jelantah yang telah dipanaskan pada

pemanasan awal. Semawar ini dililiti pipa tembaga yang berfungsi untuk

pemanasan awal.

Gambar 2.2 Semawar

4. Rangka/ Dudukan Semawar

Dudukan semawar ini digunakan sebagai tempat dudukan untuk semawar agar

posisinya bisa pas untuk memasak juga sebagai dudukan alat memasak seperti

panci, kuali, dan lain-lain.

Gambar 2.3 Rangka/ Dudukan Kompor

Page 23: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

2.2. Proses Pembakaran

Pembakaran adalah suatu urutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan

suatu oksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam

bentuk pendar atau api.

Gambar 2.4 Segitiga Api

Ada 3 unsur utama pada proses pembakaran yaitu :

Bahan Bakar :

Setiap bahan yang mudah terbakar ( padat, gas, dan cair ) yang umumnya

mengandung zat hidrokarbon.

Oksigen :

Diperlukan Suplai oksigen yang cukup ( udara atau zat oxydant ).

Panas :

Panas dapat di akibatkan oleh gesekan, akibat sinar matahari, dan tenaga listrik. Jika

temperature meningkat akan sampai pada fase penyalaan.

2.3. Bahan Bakar

Bahan bakar adalah bahan–bahan yang di gunakan dalam proses pembakaran.

Tanpa adanya bahan bakar tersebut pembakaran tidak akan mungkin dapat berlangsung.

Banyak sekali jenis bahan bakar yang kita kenal dalam kehidupan kita sehari–hari.

Penggolongan ini dapat dibagi berdasar dari asalnya bahan bakar dapat di bagi menjadi

tiga golongan, yaitu: (1) bahan bakar nabati, (2) bahan bakar mineral, dan (3) bahan

bakar fosil. Apabila dilihat dari bentuknya, maka bahan bakar di bagi menjadi tiga

bentuk, yaitu: (1) bahan bakar padat, (2) bahan bakar cair, dan (3) bahan bakar gas.

Namun demikian hingga saat ini bahan bakar yang paling sering di pakai adalah bahan

bakar mineral cair. Hal ini dilakukan karena banyaknya keuntungan–keuntungan yang

di perolah dengan menggunakan bahan bakar dengan jenis mineral tersebut.

Bahan bakar minyak adalah bahan bakar mineral cair yang diperoleh dari hasil

tambang pengeboran sumur – sumur minyak, dan hasil kasar yang diperoleh di sebut

Page 24: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

dengan minyak mentah atau crude oil. Hasil dari pengolahan minyak mentah ini akan

menghasilkan bermacam bahan bakar yang memiliki kualitas yang berbeda-beda.

Minyak dalam hal ini merupakan bahan bakar yang diIndonesia pemakaianya telah lama

kita pergunakan dalam kehidupan sehari–hari. Sebelumnya, lebih banyak di gunakan

orang dengan istilah minyak tanah, yang artinya minyak yang di hasilkan dari dalam

tanah.

Macam–macam bahan bakar minyak :

1. Bensin

Bensin berasal dari kata benzana, yang sebenarnya mempunyai sifat beracun

dan merupakan persenyawaan dari hidrokarbon tak jenuh, artinya dapat bereaksi

dengan mudah terhadap unsur–unsur lain. Bentuk ikatan adalah rangkap, dan

senyawa molekulnya di sebut alkina. Bahan bakar jenis ini biasa disebut dengan

kata lain gasoline. Bensin pada dasarnya adalah persenyawaan jenuh dari hidro

karbon, dan merupakan komposisi isooctane dengan normal-heptana.Serta

senyawa molekulnya tergolong dalam kelompok senyawa hidrokarbon alkana.

Kualitas bensin dinyatakan dengan angka oktan, atau octane number.Angka oktan

adalah prosentase volume isooctane di dalam campuran antara isooctane dengan

normal heptana yang menghasilkan intensitas knocking atau daya ketokan dalam

proses pembakaran ledakan dari bahan bakar yang sama dengan bensin yang

bersangkutan.

2. Minyak Tanah

Minyak tanah merupakan campuran kompleks antara beratus- ratus macam

hidro karbon dalam minyak tanah terdapat karbon tak jenuh, tetapi hasil kracking

yaitu penyulingan pada suhu dan tekanan yang tinggi terjadi pula senyawa hidro

karbon yang tidak jenuh. Adapun terjadinya minyak tanah ini berdasarkan

pertimbangan geologis maupun dasar pertimbangan kimia yang telah di ketahui,

menyatakan bahwa minyak tanah terjadi dari sisa – sisa hewan dan tumbuhan. Hal

ini nampak dalam beberapa fraksi minyak tanah mempunyai kegiatan optik dan

terdapatmya porpirin yang ada hubunganya dengan khlorofil maupun hemin.

Sehingga dapat di simpulkan bahwa sisa–sisa tumbuhan mengandung khlorofil,

sedang sisa–sisa hewan mengandung haemoglobin.

Page 25: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

3. Minyak Solar

Minyak solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi

mentah, bahan bakar ini mempunyai warna kuning cokelat yang jernih. Minyak

solar ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar pada semua jenis motor Diesel

dan juga sebagai bahan bakar untuk pembakaran langsung di dalam dapur–dapur

kecil yang menghendaki hasil pembakaran yang bersih. Minyak ini sering di sebut

juga sebagai gas oil, ADO, HSD, atau Dieseline. Pada temperatur biasa, artinya

pada suhu kamar tidak menguap, dan titik nyalanya jauh lebih tinggi dari pada

bahan bakar bensin. Kualitas solar dinyatakan dengan angka setane atau cetane

number (CN). Bilangan setane yaitu besar prosentase volume normal cetane

dalam campuranya dengan methylnapthalene yang menghasilkan karakteristik

pembakaran yang sama dengan solar yang bersangkutan.

4. Minyak Diesel

Minyak Diesel adalah bahan bakar minyak jenis penyulingan kotor yang

mengandung fraksi–fraksi berat atau campuran dari jenis destilase dengan fraksi

yang berat (residual fuel oil) dan berwarna hitam dan gelap, tetapi tetap cair pada

suhu rendah. Minyak Diesel ini banyak di gunakan sebagai bahan bakar mesin

Diesel yang berputar sedang atau lambat dan juga sebagai bahan bakar untuk

pembakaran langsung dalam dapur–dapur industri. Bagi kehidupan sehari-hari

minyak ini sering disebut sebagai MDF (Medium Diesel Fuel).

5. Minyak Bakar

Minyak bakar adalah bahan bakar yang bukan berasal dari hasilpenyulingan,

tetapi jenis residu. Minyak ini mempunyai tingkat kekentalan yangtinggi dan juga

titik tuang (pour point) yang lebih tinggi dari pada minyak Diesel,serta berwarna

hitam gelap. Bahan bakar jenis ini banyak di pergunakan sebagaibahan bakar pada

sistem pembakaran langsung dalam dapur–dapur industri yangbesar. Pembakaran

langsung yang di maksud adalah pada sistem eksternalcombustion engine atau

mesin pembakaran luar, misalnya: pada mesin uap, dapur-dapurbaja, dan lain

sebagainya. Minyak ini di sebut juga sebagai MFO (Medium Fuel Oil).

2.4. Pengertian Panas dan Temperatur

Dalam mempelajari tentang permasalahan perpindahan panas, kita sering

membuat kesalahan atau tidak dapat membedakan dalam menggunakan istilah panas

Page 26: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

(heat) dan Temperatur (suhu). Sebenarnya terdapat perbedaan yang mencolok diantara

keduanya.

Temperatur adalah sebuah ukuran dari jumlah energi yang terkandung didalam

molekul sebuah subtansi. Temperatur adalah ukuran relatif seberapa panas atau dingin

suatu zat dan dapat digunakan untuk memprediksi arah perpindahan panas(heat

transfer). Simbol dari temperatur adalah T dan skala yang dipakai untuk mengukur

temperatur adalah Fahrenheit (F), Reamur (R), Celcius (C) dan Kelvin (K).

Panas (Heat) adalah energi yang berpindah. Panas dapat berpindah melalui media

padat dan cair melalui konduksi, melalui cair dengan konveksi dan melalui ruang

hampa dengan radiasi. Simbol dari panas adalah Q. Unit utama untuk mengukur panas

biasanya digunakan Kalori untuk SI system (Internasional System of Units) dan British

Thermal Unit (BTU) pada English system unit.

2.5. Proses Perpindahan Panas

Dari ilmu termodinamika, energi bisa berpindah dengan adanya interaksi antara

sistem dengan lingkungannya. Interaksi ini disebut dengan kerja dan panas. Tetapi

termodinamika hanya bisa meramalkan akhir dari proses, tetapi tidak memberikan

informasi seperti apa selama proses atau berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan proses. Dalam ilmu perpindahan panas itu semua dapat diketahui.

Perpindahan panas terdiri dari 2 suku kata yaitu perpindahan dan panas.

Perpindahan merupakan suatu bentuk perubahan dalam hal ini berpindah dari suatu

posisi ke posisi yang lain (tidak hilang). Perpindahan selalu disebabkan oleh sesuatu

misalnya akibat di dorong oleh suatu gaya atau lainnya. Posisi bisa dari posisi a ke

posisi b, bisa dari posisi tinggi ke posisi rendah dan sebagainya. Dalam aliran panas ini

perpindahan ini disebabkan oleh adanya perbedaan temperatur. Sedangkan posisi

dalam hal ini temperatur tinggi ke temperatur rendah.

Panas sendiri didefinisikan sebagai salah satu bentuk energi. Sehingga kalau

digabung 2 suku kata tersebut, maka perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai

perpindahan energi sebagai akibat dari perbedaan temperatur yang arah

perpindahannya dari temperatur tinggi ke temperatur lebih rendah.

Macam-macam proses perpindahan kalor, yaitu :

2.5.1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi.

Perpindahan kalor secara konduksi adalah proses perpindahan kalor

dimana kalor mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu

Page 27: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium

yang berlainan yang bersinggungan secara langsung.

Gambar 2.5 Perpindahan kalor secara konduksi pada suatu plat

Secara umum laju aliran kalor secara konduksi dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

푞푘 = −푘퐴 .........................................................................(Lit. 4 Hal. 2)

2.5.2. Perpindahan Kalor Secara Konveksi

Perpindahan kalor secara konveksi adalah proses tansport energi dengan

kerja gabungan dari konduksi kalor, penyimpanan energi dan gerakan

mencampur. Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi

antara permukaan benda padat dan cair atau gas. Perpindahan kalor secara

konveksi dari suatu permukaan yang suhunya diatas suhu fluida disekitarnya

berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama,kalor akan mengalir dengan cara

konduksi dari permukaan ke partikelpartikelfluida yang berbatasan. Energi yang

berpindah dengan carademikian akan menaikkan suhu dan energi dalam partikel-

partikel fluidatersebut. Kedua, partikel-partikel tersebut akan bergerak ke daerah

suhuyang lebih rendah dimana partikel tersebut akan bercampur denganpartikel-

partikel fluida lainnya.

Page 28: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Gambar 2.6 Perpindahan kalor secara konveksi pada suatu plat

Perpindahan kalor secara konveksi dapat dikelompokkan menurut gerakan

alirannya, yaitu konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced

convection). Apabila gerakan fluida tersebut terjadi sebagai akibat dari perbedaan

densitas (kerapatan) yang disebabkan oleh gradient suhu maka disebut konveksi

bebas atau konveksi alamiah (natural convection). Bila gerakan fluida tersebut

disebabkan oleh penggunaan alat dari luar, seperti pompa atau kipas, maka

prosesnya disebut konveksi paksa.

Laju perpindahan kalor antara suatu permukaan plat dan suatu fluida dapat

dihitung dengan hubungan :

푞 = ℎ .퐴.△ 푇 ................................................................(Lit. 4 Hal. 12)

2.5.3. Perpindahan Kalor Secara Radiasi

Perpindahan panas radiasi adalah perpindahan panas yang melibatkan

gelombang elektro magnetik dalam proses perpindahannya di antara dua buah

benda yang mempunyai temperature yang berbeda. Semua benda mempunyai

kemampuan untuk memancarkan energy dengan menggunakan gelombang elektro

magnetic. Semua benda yang mempunyai temperature diatas temperature absolute

bisa terjadi perpindahan panas bentuk ini. Radiasi tidak memerlukan media seperti

udara atau logam dalam perpindahan panasnya.

Intensitas flux dari perpindahan panas ini sangat tergantung kepada

temperatur benda atau material dan sifat permukaan dari benda tersebut. Contoh

perpindahan panas ini yang sering kita alami sehari-hari misalnya kita akan terasa

panas apabila kita duduk didepan nyala api, walaupun kita tidak menyentuh api

Page 29: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

tersebut. Contoh lainnya kita akan merasa panas jika berjalan dibawah terik

matahari pada siang hari padahal kita tidak bersentuhan langsung dengan sumber

panasnya yaitu matahari. Banyak contoh lainnya dalam kehidupan sehari-hari

yang melibatkan perpindahan panas ini.

Berikut ini gambar ilustrasi perpindahan panas radiasi.

Gambar 2.7 Perpindahan kalor secara radiasi

Rumus :

푄 = 퐴 . 휀 .휎 (푇 − 푇 ) ........................................................(Lit. 4 Hal. 16)

2.6. Konsep Dasar Perhitungan

2.5.1. Perhitungan Perencanaan Pemanasan Awal

Untuk menghitung panas yang direncanakan untuk menaikkan temperatur

minyak jelantah sehingga mencapai temperatur pembakaran yaitu:

푞 = 푚 .퐶푝 . 푇 − 푇 .....................................................( Lit. 1 Hal. 45)

Untuk mencari massa minyak jelantah (m) pada pipa yang digunakan pada

saat pemanasan harus diketahui dulu debit aliran dengan rumus :

푄 = 퐴 .푣 .......................................................................(Lit. 8 Hal. 5)

Maka dapat dicari massa minyak jelantah yaitu :

푚̇ = 휌 .푄 .....................................................................(Lit. 8 Hal. 5)

Perpindahan panas yang terjadi pada saat pemanasan yaitu :

Page 30: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

푄 = 푞푡

2.5.2. Perhitungan Perencanaan Panjang Pipa

푄 = 푈 . 퐴 . 푇 − 푇 .....................................................( Lit. 1 Hal. 4 )

Koefisien perpindahan kalor menyeluruh dapat dicari dengan rumus :

푈 =

( / ).

...........................................(Lit. 4 Hal.526)

Dengan adanya rumus perpindahan panas diatas maka panjang pipa

pemanas dapat dicari dengan diameter pipa diasumsikan :

푄 = 푈 .퐴 . 푇 − 푇

= 푈 . 푇 − 푇 .퐴

= 푞 . 퐴

Maka :

퐴 =

휋 . 푑 . 푙 =

Maka :

푙 = . .

2.5.3. Perhitungan Perencanaan Jumlah Lilitan Pemanasan

Setelah diketahui panjang pipa pemanasan minimal yang direncanakan,

untuk merencanakan jumlah lilitan pada pipa pemanasan yang dibuat berbentuk

spiral harus dibuat lebih panjang dari panjang pemanasan minimal tersebut,

dengan alasan membuat api dari spiritus lebih mengumpul pada satu ruang

sehingga didapat pemanasan yang lebih efektif. Jika panjang pipa yang akan

digunakan untuk lilitan (L) direncanakan lebih panjang dari panjang pipa

pemanasan minimal, maka jumlah lilitan pipa pemanasan dapat dihitung dengan

rumus :

푁 = .

Tinggi lilitan pemanasan harus dihitung untuk menyesuaikan dengan

dimensi burner/semawar. Tinggi lilitan dapat dihitung dengan rumus :

퐻 = 푁 . 푑

Page 31: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

2.5.4. Perhitungan Volume Pemakaian Spiritus Untuk Pemanasan Awal

Untuk menghitung volume spiritus yang digunakan untuk pemanasan awal

(preheating) digunakan rumus :

푚 =

Maka, untuk menghitung volume digunakan rumus :

푚 =

휌 . 푣 =

Maka :

푉 = .

2.7. Alat Dan Bahan Yang Digunakan

2.6.1. Alat Yang Digunakan

Adapun alat yang digunakan dalam membuat kompor dengan bahan bakar

minyak jelantah ini adalah sebagai berikut :

1. Mesin Gerinda Tangan.

2. Mesin Las Asetilin

3. Mesin Las Listrik

4. Gergaji Besi

5. Mistar Baja

6. Vernier Caliper

7. Palu Besi

8. Palu Terak

9. Ragum

2.6.2. Bahan Yang Digunakan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam membuat kompor dengan

bahan bakar minyak jelantah ini adalah :

1. Tabung bahan bakar volume 5 liter.

2. Pipa tembaga dengan diameter luar 6,6 mm dan diameter dalam 4,5 mm

3. Besi pejal ST37 dengan diameter 7,5mm.

4. Burner/ kompor semawar model 750.

5. Elektroda secukupnya.

6. Kawat tembaga las secukupnya.

Page 32: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

BAB III

PERENCANAAN

2.8. Gambar Rancangan

Gambar 3.1 Gambar Rancangan Alat

Keterangan :

1. Rangka

2. Pipa Bahan Bakar

3. Penampung Spiritus

4. Pengarah Api

5. Semawar

6. Tabung Bakar Bakar

Page 33: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Gambar 3.2 Gambar Penampang Tabung

Keterangan:

1. Pipa Saluran Keluar Bahan Bakar

2. Keran Bahan Bakar

3. Pentil Pengisian Angin

4. Saluran Masuk Bahan Bakar

5. Bagian Dalam Tabung

2.9. Prinsip Kerja Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Prinsip kerja kompor ini adalah pada saat tabung bahan bakar telah diisi dengan

minyak jelantah dan diisi angin dengan cara dipompa, didalam tabung terjadi tekanan

yang memampatkan bahan bakar minyak jelantah. Udara yang bertekanan pada tabung

ini digunakan untuk mengeluarkan minyak jelantah untuk selanjutnya digunakan untuk

bahan bakar. Apabila keran bahan bakar diputar sedikit kearah kiri akan membuat

perbedaan tekanan pada tabung dan udara bebas, tekanan pada tabung akan lebih tinggi

dari udara luar, minyak jelantah akan keluar dari burner semawar melalui pipa bahan

bakar. Minyak jelantah yang keluar tadi dibakar dengan cara dipancing dengan spiritus

di tempat pengumpan pembakaran dan dibiarkan selama ±5 menit untuk pre heating

(pemanasan awal). Pre heating ini dilakukan untuk memanaskan bahan bakar minyak

jelantah yang melewati pipa pemanasan sehingga viskositasnya menurun dan panasnya

meningkat agar mudah terbakar. Apabila telah 5 menit dan semawar telah panas, keran

bahan bakar diputar kekiri lagi untuk mengeluarkan bahan bakar yang lebih banyak.

Dengan semakin banyaknya minyak jelantah yang keluar, api yang hidup akan semakin

besar.

1

2 3

4

5

Page 34: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

BAB IV

PERHITUNGAN PERENCANAAN

4.1. Flow Chart Perencanaan Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Start

Data Teknik : Bahan Bakar kompor

yaitu minyak jelantah (Cp, ρ, Flash Point, Suhu awal)

Bahan Bakar pemanasan awal yaitu spiritus/methanol (ρ, 퐻 )

Ukuran rencana pipa (푑 , 푑 , k, 푣 , 푣 , ℎ , ℎ )

Waktu pemanasan : 5 menit

Perhitungan : Perhitungan pemanasan awal (q)

Perhitungan panjang pipa pemanasan minimal ( l )

Perhitungan perencanaan lilitan pipa pemanasan (N) Perhitungan volume pemakaian spiritus untuk

pemanasan awal (푉 ) Perhitungan Biaya Perencanaan

A B

Page 35: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Tidak

Ya

Apakah hasil perhitungan sesuai dengan perencanaan dan fakta di lapangan?

A B

Gambar

Finish

Page 36: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

4.2. Perhitungan Perencanaan Pemanasan Awal

Untuk menghitung panas yang direncanakan untuk menaikkan temperatur minyak

jelantah sehingga mencapai temperatur pembakaran yaitu:

푞 = 푚 .퐶푝 . 푇 − 푇

Karena massa belum diketahui, diameter dalam diasumsikan 4,5 mm, kecepatan

aliran udara 0,5 m/s, maka massa dapat dicari dengan menghitung debit :

푄 = 퐴 . 푣

= .푑 . 푣

= . (4,5 푥 10 푚) . 0,5 푚/푠

= 7,948125 푥 10 푚 /푠

Dengan diketahui debit bahan bakar, dan massa jenis minyak jelantah yaitu 931,6

kg/m³, maka massa yaitu :

푚̇ = 휌 .푄

= 931,6 . 7,948125 푥 10 푚 /푠

= 7,40447325 푥 10 푘푔/푠

Jadi minyak jelantah mengalir sebanyak 7,40447325 푥 10 푘푔 selama 1 detik,

karena pemanasan awal tidak terjadi aliran, maka waktu diabaikan.

Dengan diketahui massa dengan kalor jenis minyak jelantah yaitu 2 kJ/kg ºC dan

titik nyala minyak jelantah yaitu 270 ºC dan suhu awal diasumsikan dengan 30 ºC maka

panas yang diperlukan yaitu :

푞 = 푚 .퐶푝 . 푇 − 푇

= 7,40447325 푥 10 푘푔 .2 °퐶 . ( 270 °퐶 . 30 °퐶)

= 3,55414716 푘퐽

Dengan waktu pemanasan diasumsikan sekitar 5 menit atau 300 detik,

makaperpindahan panas yang terjadi yaitu :

푄 =

= 3554,14716

= 11.8471572 푤푎푡푡

Page 37: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

4.3. Perhitungan Perencanaan Panjang Pipa Pemanasan

Untuk mencari panjang pipa pemanasan dapat dihitung dengan rumus :

푄 = 푈 . 퐴 . 푇 − 푇

Dengan asumsi kecepatan aliran fluida dalam pipa 0,5 m/s, aliran luar pipa1

m/dtk, bahan yang dipakai adalah pipa tembaga dengan koefisisien termal yaitu

385 푊/푚.℃ dengan pipa yang dipakai dengan diameter luar 6,6 mm, dan diameter

dalam 4,5 mm, maka koefisien perpindahan panas menyeluruh dapat dihitung dengan

rumus :

푈 = ( / )

.

= 1

114,5 푊/푚².℃ + ln(3,3푥10 푚 / 2,25푥10 푚)

2.휋. 385푊/푚².℃. + 122,2 푊/푚².℃

= 13,84495331 푊/푚².℃.

Perpindahan panas spesifik dicari dengan rumus :

푞 = 푈 . ( 푇 − 푇 )

= 13,84495331 푊/푚².℃ 푥 (270℃− 30℃)

= 3322,788795 푊/푚²

Dengan didapat nilai panas spesifik, maka panjang pipa pemanasan minimal

dicari dengan rumus :

푙 = . .

= 11.8471572 푤푎푡푡

, / ². .( , )

= 0,172043326 푚

4.4. Perhitungan Perencanaan Jumlah Lilitan Pipa Pemanasan (N)

Setelah diketahui panjang pipa pemanasan minimal yang direncanakan, untuk

merencanakan jumlah lilitan pada pipa pemanasan yang dibuat berbentuk spiral harus

dibuat lebih panjang dari panjang pemanasan minimal tersebut, dengan alasan membuat

api dari spiritus lebih mengumpul pada satu ruang sehingga didapat pemanasan yang

lebih efektif. Jika panjang pipa yang akan digunakan untuk lilitan (L) direncanakan 2m,

maka jumlah lilitan pipa pemanasan dapat dihitung dengan rumus :

Page 38: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

푁 = .

= . ,

= 8,4925

= 8 푙푖푙푖푡푎푛

Jadi, jumlah lilitan yang direncanakan adalah 8 lilitan, tinggi lilitan pipa

pemanasan dapat dihitung dengan rumus :

퐻 = 푁 . 푑

= 8 푥 ( 6,6 푥 10 푚)

= 0,0528 푚

4.5. Perhitungan Pemakaian Spiritus Untuk Pemanasan Awal

Pemakaian spiritus yang dibutuhkan dihitung dihitung dengan rumus dibawah,

dan diketahui High Heat Valuespiritus 22884 kJ/kg , massa jenis spiritus 0,7918 kg/m³:

푉 = .

= 3,55414716 푘퐽

/ . , / ³

= 1,961417234 푥 10 푚³

Page 39: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

4.6. Perhitungan Biaya Perencanaan

4.7.1. Biaya Bahan Baku dan Material

Perhitungan biaya perencanaan bahan dan material yang akan digunakan

padaalat ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Biaya Bahan Baku dan Material

No Nama Bahan Jumlah Harga Satuan Total

1 Semawar Model 750 1 set Rp 135.000,00 Rp 135.000,00

2 Pipa tembaga

diameter 6,6 mm 2 m Rp 15.000,00 Rp 30.000,00

3 Tabung bahan bakar

kapasitas 5 liter 1 set Rp 105.000,00 Rp 105.000,00

4 Besi ST37 diameter

7,5 mm 1 batang Rp 45.000,00 Rp 45.000,00

5 Elektroda Las 1 kotak Rp 135.000,00 Rp 135.000,00

Total Rp 450.000,00

4.7.2. Biaya Penyewaan Alat

Tabel 4.2 Biaya Penyewaan Alat

4.7.3. Biaya Upah Pekerja

Tabel 4.3 Biaya Upah Pekerja

No Jenis Biaya Biaya/ Hari Jumlah

Hari Jumlah Pekerja

Total Harga

1 Gaji Pekerja Rp 40.000,00 1 1 Rp 40.000,00 2 Makanan/Minuman Rp 8.000,00 1 1 Rp 8.000,00

Total Rp 48.000,00

No Nama Alat Jumlah

Jam Harga/ Jam Total

1 Mesin Las Listrik 3 Rp 6.000,00 Rp 18.000,00 2 Mesin Las Asetilin 3 Rp 6.000,00 Rp 18.000,00 3 Mesin Gerinda Tangan 2 Rp 4.000,00 Rp 8.000,00

Total Rp 44.000,00

Page 40: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

4.7.4. Total Biaya Keseluruhan

Tabel 4.4 Total Biaya Keseluruhan

No Jenis Biaya Total

1 Bahan Baku dan Material Rp 450.000,00

2 Biaya Penyewaan Alat Rp 48.000,00

3 Upah Pekerja Rp 44.000,00 Total Rp 542.000,00

Page 41: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Setelah merencanakan kompor dengan bahan bakar minyak jelantah, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Minyak jelantah dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk

kompor dengan cara dilakukan pemanasan terlebih dahulu sehingga mencapai

titik nyala yang diperlukan yaitu 270 ºC.

2. Selama 1 jam, minyak jelantah yang dipakai adalah 0,0286 푚³ dan spiritus

yang digunakan untuk pemanasan awal adalah 1,961417234 푥 10 푚³ atau 0,196

l. 3. Panjang pipa pemanasan minimal yaitu 0,172 m atau 17,2 cm, panjang pipa

pemanasan akan berpengaruh pada waktu pemanasan awal.

4. Biaya total yang diperlukan untuk membuat kompor minyak jelantah ini yaitu

Rp. 542.000,00.

5.2. Saran

Untuk pengembangan kompor dengan bahan bakar minyak jelantah, penulis

memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai minyak jelantah dan

pemrosesannya agar bisa lebih efisien dan kualitas api yang dihasilkan lebih

bagus.

2. Kedepannya diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai kompor ini

dengan bentuk kompor konvensional agar bisa lebih mudah diaplikasikan di

rumah tangga.

3. Untuk pemanasan yang lebih baik sebaiknya menggunakan pemanasan dari

listrik.

Page 42: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

DAFTAR PUSTAKA

1991, Doe Fundamentals Handbook Thermodynamics, Heat Transfer, And Fluid Flow,

Volume 2 from 3, U.S. Department of Energy Washington, D.C. 20585.

Bayu, Asep, 2007, Optimasi Komposisi Katalis Campuran 퐹푒 (푆표 ) . 푥퐻 푂 Dan

퐻 푆푂 Pekat Dalam Sintesis Metil Ester Melalui Reaksi Transesterifikasi Minyak

Goreng Bekas Dengan Metanol Sebagai Bahan Biodiesel, Skripsi Fakultas

Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta.

Bram, 2009, “ Teori Segitiga Api”, termuat di http://www.uklik.net/2009/12/16/teori-

segitiga-api/ diakses tanggal 29 Maret 2010 jam 13.30.

Holman, J.P, 1986, Heat Transfer, 6th edition, McGraw-Hill Book Company, New

York.

Hydrogen Analysis Resource Center, “Lower and Higher Heating Values of Hydrogen

and Fuels”, termuat di

http://hydrogen.pnl.gov/cocoon/morf/projects/hydrogen/datasheets/lower_and_hig

her_heating_values.xls diakses tanggal 22 Juli 2010 jam 13.16.

Iskandar & Irwansyah, 2005, Perencanaan Dan Pembuatan Alat Pembuat Asap Cair,

Tugas Akhir Teknik Mesin, Politeknik Negeri Pontianak, Pontianak.

Kominfo-Newsroom, 2009, “Minyak Jelantah Sebagai Salah Satu Bahan Bakar

Alternatif”, termuat di

http://www.bipnewsroom.info/?_link=loadnews.php&newsid=58463, diakses

tanggal 25 Maret 2010 jam 11.50.

Pope, J. Edward, 1997, Rules Of Thumb For Mechanical Engineers, Gulf Publishing.

Co, Texas.

Rusadi, S.T, 2009, Buku Ajar Teknik Pendingin Dan Perpindahan Panas, Politeknik

Negeri Pontianak, Pontianak.

Sanusi, Ahmad, 2008, “Oksigen dan Nyala Api”, termuat di

http://sanoesi.wordpress.com/2008/09/20/oksigen-dan-nyala-api/ diakses tanggal

29 Maret 2010 jam 13.16.

Supraptono, Drs. MPd, 2004, Paparan Kuliah Bahan Bakar Dan Pelumas, Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Page 43: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Tabel Kapasitas Panas Spesifik, termuat di

http://www2.ucdsb.on.ca/tiss/stretton/Database/Specific_Heat_Capacity_Table.ht

ml diakses tanggal 21 Juli 2010 jam 2.24 WIB.

Tambang News, 2010, “BPPT Presentasikan Kompor Minyak Jelantah”, termuat di

http://tambangnews.com/berita/utama/424-bppt-presentasikan-kompor-minyak-

jelantah.html, diakses tanggal 25 Maret 2010 jam 11.34.

UNEP,” Peralatan Termal: Bahan Bakar dan Pembakaran”, termuat di

http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20%20Fuel

s%20and%20combustion%20%28Bahasa%20Indonesia%29.pdf diakses tanggal 3

april 2010 jam 00,28

Universitas Indonesia, “Bahan Bakar dan Pembakaran”, termuat di

http://www.chemeng.ui.ac.id/~wulan/Materi/lecture%20notes/umum.PDF tanggal

1 april 2010 jam 10.34

Wikipedia Bahasa Indonesia, 2009, “Methanol” termuat di

http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol tanggal 21 Juli 2010 jam 12.49.

Wikipedia Bahasa Indonesia, “Minyak Jelantah”, termuat di

http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_jelantah diakses tanggal 24 Maret 2010 jam

13.00.

Yatiman, 2010, Analisis Perubahan Kelengkungan Paraboloid Pada Fluida Yang

Diputar, Skripsi Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Page 44: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Tabel Konduktivitas Termal Berbagai Material

Sumber : Literatur 4

Page 45: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Sumber : Literatur 12

Page 46: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Spesifikasi Ethanol Atau Spiritus

Fuels Lower Heating Value (LHV) [1] Higher Heating Value (HHV) [1] Density

Gaseous Fuels @ 32 F and 1 atm Btu/ft3 [2] Btu/lb

[3] MJ/kg

[4] Btu/ft3 [2] Btu/lb [3] MJ/kg [4]

grams/ft3

Natural gas 983 20.267 47,141 1089 22.453 52,225 22,0 Hydrogen 290 51.682 120,21 343 61.127 142,18 2,55 Still gas (in refineries) 1458 20.163 46,898 1.584 21.905 50,951 32,8

Liquid Fuels Btu/gal [2]

Btu/lb [3]

MJ/kg [4] Btu/gal [2] Btu/lb [3] MJ/kg

[4] grams/gal

Crude oil 129.670 18.352 42,686 138.350 19.580 45,543 3.205 Conventional gasoline 116.090 18.679 43,448 124.340 20.007 46,536 2.819 Reformulated or low-sulfur gasoline 113.602 18.211 42,358 121.848 19.533 45,433 2.830

CA reformulated gasoline 113.927 18.272 42,500 122.174 19.595 45,577 2.828 U.S. conventional diesel 128.450 18.397 42,791 137.380 19.676 45,766 3.167 Low-sulfur diesel 129.488 18.320 42,612 138.490 19.594 45,575 3.206 Petroleum naphtha 116.920 19.320 44,938 125.080 20.669 48,075 2.745 NG-based FT naphtha 111.520 19.081 44,383 119.740 20.488 47,654 2.651 Residual oil 140.353 16.968 39,466 150.110 18.147 42,210 3.752 Methanol 57.250 8.639 20,094 65.200 9.838 22,884 3.006 Ethanol 76.330 11.587 26,952 84.530 12.832 29,847 2.988 Butanol 99.837 14.775 34,366 108.458 16.051 37,334 3.065 Acetone 83.127 12.721 29,589 89.511 13.698 31,862 2.964 E-Diesel Additives 116.090 18.679 43,448 124.340 20.007 46,536 2.819 Liquefied petroleum gas (LPG) 84.950 20.038 46,607 91.410 21.561 50,152 1.923 Liquefied natural gas (LNG) 74.720 20.908 48,632 84.820 23.734 55,206 1.621 Dimethyl ether (DME) 68.930 12.417 28,882 75.610 13.620 31,681 2.518 Dimethoxy methane (DMM) 72.200 10.061 23,402 79.197 11.036 25,670 3.255 Methyl ester (biodiesel, BD) 119.550 16.134 37,528 127.960 17.269 40,168 3.361 Fischer-Tropsch diesel (FTD) 123.670 18.593 43,247 130.030 19.549 45,471 3.017 Renewable Diesel I (SuperCetane) 117.059 18.729 43,563 125.294 20.047 46,628 2.835

Renewable Diesel II (UOP-HDO) 122.887 18.908 43,979 130.817 20.128 46,817 2.948 Renewable Gasoline 115.983 18.590 43,239 124.230 19.911 46,314 2.830 Liquid Hydrogen 30.500 51.621 120,07 36.020 60.964 141,80 268 Methyl tertiary butyl ether (MTBE) 93.540 15.094 35,108 101.130 16.319 37,957 2.811 Ethyl tertiary butyl ether (ETBE) 96.720 15.613 36,315 104.530 16.873 39,247 2.810 Tertiary amyl methyl ether (TAME) 100.480 15.646 36,392 108.570 16.906 39,322 2.913

Butane 94.970 19.466 45,277 103.220 21.157 49,210 2.213 Isobutane 90.060 19.287 44,862 98.560 21.108 49,096 2.118 Isobutylene 95.720 19.271 44,824 103.010 20.739 48,238 2.253 Propane 84.250 19.904 46,296 91.420 21.597 50,235 1.920

Solid Fuels Btu/ton [2]

Btu/lb [5]

MJ/kg [4] Btu/ton [2] Btu/lb [5] MJ/kg

[4]

Coal (wet basis) [6] 19.546.300 9.773 22,732 20.608.570 10.304 23,968

Bituminous coal (wet basis) [7] 22.460.600 11.230 26,122 23.445.900 11.723 27,267

Coking coal (wet basis) 24.600.497 12.300 28,610 25.679.670 12.840 29,865

Farmed trees (dry basis) 16.811.000 8.406 19,551 17.703.170 8.852 20,589

Herbaceous biomass (dry basis) 14.797.555 7.399 17,209 15.582.870 7.791 18,123

Corn stover (dry basis) 14.075.990 7.038 16,370 14.974.460 7.487 17,415

Forest residue (dry basis) 13.243.490 6.622 15,402 14.164.160 7.082 16,473

Sugar cane bagasse 12.947.318 6.474 15,058 14.062.678 7.031 16,355

Petroleum coke 25.370.000 12.685 29,505 26.920.000 13.460 31,308

Sumber : Literatur 5

Lower and Higher Heating Values of Hydrogen and Fuels

Page 47: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Sumber : Literatur 15

Page 48: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Common Row Velocities in Commercial Practice

Sumber : Literatur 8

Page 49: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

Orde Besaran Perpindahan Panas Konveksi

Sumber : Literatur 6

Page 50: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah

LEMBAR ASISTENSI

PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

NAMA : KHARIMUL AZIZ

NIM : 3200702043

KONSENTRASI : PRODUKSI

No Hari/Tanggal

Materi Konsultasi Paraf

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Mengetahui : Dosen Pembimbing, Rusadi, ST NIP.19700718 199303 1 001

Page 51: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah
Page 52: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah
Page 53: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah
Page 54: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah
Page 55: Laporan Tugas Akhir Kompor Dengan Bahan Bakar Minyak Jelantah