pemanfaatan minyak jelantah menggunakan metode …

56
PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE OIL TEMPERING TERHADAP KETAHANAN KAYU KAPUK (Ceiba pentandra) dan KAYU GMELINA (Gmelina arborea) MUH BASRI 10595 0190 10 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODEOIL TEMPERING TERHADAP KETAHANAN KAYU KAPUK

(Ceiba pentandra) dan KAYU GMELINA (Gmelina arborea)

MUH BASRI10595 0190 10

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 2: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODEOIL TEMPERING TERHADAP KETAHANAN KAYU KAPUK

(Ceiba pentandra) dan KAYU GMELINA (Gmelina arborea)

OLEH :

MUH BASRI10595 0190 10

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memproleh Gelar Sarjana KehutananStrata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI KEHUTANANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2014

Page 3: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …
Page 4: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …
Page 5: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSIDAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi :

PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE

OIL TEMPERING TERHADAP KETAHANAN KAYU KAPUK

(Ceiba pentandra) dan KAYU GMELINA (Gmelina arborea).

Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun

kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Makassar, 2014

Muh. Basri10595 0190 10

Page 6: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

Hak Cipta Milik Unismuh Makassar, Tahun 2014

@Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh

Makassar

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar

Page 7: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

ABSTRAK

MUH BASRI, 2014. Pemanfaatan Minyak Jelantah Dengan MenggunakanMetode Oil Tempering Tehadap Ketahanan kayu Kapuk (Ceiba pentandra) danGmelina (Gmelina arborea), dibawah bimbingan Hikmah dan Husnah Latifah,

Pada umumnya jenis-jenis kayu yang berasal dari hutan relative memilikikeawetan kayu yang rendah. Kayu-kayu yang digunakan oleh masyarakat sebagaibahan bangunan, sangat rentan terhadap serangan rayap tanah. Penelitian inibertujuan mengetahui pengaruh perlakuan oil tempering yang memanfaatkanminyak jelantah terhadap sifat ketahan kayu dari hutan rakyat serta mengetahuipengaruh jenis minyak dengan menggunakan metode oil tempering. Penelitian inimenggunakan metode oil tempering yang akan meningkatkan ketahanan kayudari serangan rayap terhadap kualitas kayu dari hutan.

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian UniversitasMuhammadiyah Makassar ,selama 2 (dua) bulan dimulai pada bulan Juni sampaidengan juli 2014. Sampel uji kayu berukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm. Pengujiansecara laboratorium menggunakan standar Modified Wood Block Test (MWBT-Test). Sebagai pembanding dilakukan juga pengujian terhadap sampel uji tanpapenggorengan (kontrol). Total sampel uji yang dibuat untuk seluruh perlakuanadalah 18 sampel uji.

Variabel pengamatan adalah: kehilangan berat dan mortalitas rayap.Analisis data menggunakan rancangan faktorial dengan rancangan dasar RALyang terdiri atas 2 faktor.Untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktorperlakuan terhadap keawetan kayu yang meliputi kehilangan berat dan mortalitasrayap maka dilakukan analisis ragam menggunakan software spss 17.0. Jikaperlakuan berpengaruh terhadap respon maka dilakukan uji lanjut menggunakanuji Tukey untuk mengetahui perbedaan di antara perlakuan.

Hasil penelitian menunjukkan Perlakuan oil tempering dengan memanfaatkanminyak jelantah memberikan pengaruh yang nyata pada mortalitas rayap pada contoh ujikayu Gmelina sedangkan pada contoh uji kayu Kapuk memberikan pengaruh yang sangatnyata. Nilai pengurangan berat terendah terdapat pada contoh uji kayu Kapukdengan perlakuan minyak goreng curah sedangkan nilai pengurangan berattertinggi terdapat pada contoh uji kayu Gmelina dengan perlakuan minyak gorengjelantah.

Page 8: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

RIWAYAT HIDUP PENULIS

MUH BASRI, lahir di Barobbo pada tanggal 7

september 1989. Merupakan anak pertama dari pasangan

Suhapid dan Kumalasari. Pendidikan SDN 28 BAROBBO

lulus tahun 2002, selanjutnya di MTS NEGERI MODEL

Tahun 2005 dan melanjutkan sekolah ke SMAN 1 POLUT

TAKALAR Tahun 2008 kemudian penulis melanjutkan

studi di UNISMUH Makassar Jurusan Kehutanan.

Pengalaman Organisasi pada Semester 3 yaitu anggota IPASS ( Ikatan

pemerhati Seni Dan Satra ) . Kemudian menjadi pengurKehutanan, penulis harus

menyusun sebuah Skripsi yang di beri judul “pemanfaatan miyak jelanta

menggunakan metode oil tempering terhadap ketahanan kayu kapuk ( ceiba

pentandra) dan gmelina ( Gmelina arborea)”. Semoga dalam penyususnan Skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan semua pihak yang terlibat dalam

penyusunannya.

Page 9: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

KATA PENGANTAR

Bismiilaahii Rahmaanii Raahiim

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

atas berkat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Salam dan salawat semoga selalu tercurah kepada Rasulullah

Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam, keluarga, sahabat dan umatnya yang

istiqamah hingga akhir zaman.

Banyak hal yang penulis alami selama penyusunan proposal penelitian ini,

baik yang mengguratkan senyum dan tawa, mendongkrak semangat kerja,

maupun kesulitan-kesulitan baik teknis maupun psikologis. Waktulah yang

menempatkan setiap momen menjadi kenangan dan setiap yang dikenang pantas

untuk dikenang. Dengan rampungnya penyusunan proposal penelitian ini yang

berjudul” pemanfatan minyak jelantah menggunakan metode oil tempering

terhadap ketahanan kayu kapuk (Ceiba pentandra) dan Gmelina (Gmelina

arborea).

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih dan

penghargaan yang setulus-tulusnya kepada:

1. Ibunda Husnah Latifah ,S.Hut.,M.Si sebagai ketua Program Studi Kehutanan

sekaligus sebagai pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan

bimbingan mulai dari awal penyusunan sampai selesai.

2. Hikmah, S.Hut.,M.Si selaku pembimbing I yang selalu menyempatkan waktu

dan pikiran memberikan bimbingan serta mengarahkan penulis.

3. Bapak Ir.H.Saleh Mollah,MM selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 10: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

4. Seluruh staf Dosen Kehutanan yang telah berjasa memberikan ilmunya selama

menempuh pendidikan.

5. Rekan-rekan kehutahan angkatan 2009 buat Hariyanto Hafid S.Hut,

Syamsumarlin S.Hut, A.Qamaru Zaman S,Hut Fahri Ahmad, S.Hut, Ilham

S.Hut, Sudarman dan teman-teman kehutanan 2010 buat Nurjannah, S.Hut

Hendra Kurniawan, S.Hut ,Abd Djalil, S.Hut dan teman-teman KKP Gel II

serta teman –teman kehutanan 2009 dan 2010 yang tidak sempat penulis

sebutkan satu-persatu yang dengan ketulusan dan rasa simpati serta

keterbukaan turut membantu hingga terselesainya tulisan ini. Satu rasa kompak

selalu

Mengiringi rasa syukur dan rasa sukacita yang dalam penulis

mempersembahkan tulisan ini terkhusus untuk kedua Orang Tuaku tercinta

Ibunda Kumalasari dg Jinne dan juga untuk ayahanda tercinta Suhapid J yang

selalu bercucuran air mata mendoakan serta mencurahkan segenap kasih sayang,

perhatian dan dukungan terhadap penulis. Beserta seluruh keluarga besar penulis

yang tak hentinya memberikan semangat seiring dengan Do’a serta perhatian dan

dukungan moril maupun material untuk mencapai kesuksesan.

Akhirnya penulis berharap kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi

pembaca terkhusus buat jurusan kehutanan fakultas pertanian. Semoga ALLAH

SWT meridhoi setiap amal kita dunia dan akhirat, amin

Makassar, Agustus 2014

Penulis

Page 11: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

HALAMAN KOMISI PENGUJI .................................................................... iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI ........................................................ iv

HAK CIPTA .................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI.................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peningkatan Kualitas Kayu ............................................................. 4

2.2.Deteriorasi Kayu Oleh Rayap ........................................................... 4

2.3.Rayap Tanah ..................................................................................... 6

2.4.Kayu Gamelina (Gmelina arborea).................................................. 7

2.5.Kayu Kapuk (Ceiba pentandra) ....................................................... 8

2.6. Oil Tempering .................................................................................. 10

Page 12: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

2.7. Minyak Jelantah............................................................................... 11

2.7 Kerangka pikir .................................................................................. 12

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu dan Penelitian .................................................... 14

3.2 Bahan dan Alat ............................................................................... 14

3.3 Metode Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 15

3.5 Analisis Data..................................................................................... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mortalitas Rayap Tanah.................................................................... 18

4.2 Pengurangan Berat............................................................................ 22

VI. PENUTUP ................................................................................................. 25

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 25

5.2 Saran ................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 26

LAMPIRAN..................................................................................................... 28

Page 13: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rerata Nilai Mortalitas Rayap Tanah ........................................................ 18

2. Analisis Sidik Ragam Mortalitas Rayap Tanah Contoh Uji Gmelina ....... 19

3. Analisis Sidik Ragam Mortalitas Rayap Tanah Contoh Uji Kapuk........... 19

4. Hasil Uji Tukey Pada Taraf 0,05................................................................ 20

5. Nilai Pengurangan Berat Contoh Uji ......................................................... 22

6. Analisis Sidik Ragam Pengurangan Berat Contoh Uji Gmelina ............... 23

7. Hasil Uji Tukey Pada Taraf 0,05 ............................................................... 24

8. Analisis Sidik Ragam Pengurangan Berat Contoh Uji Kapuk .................. 24

Page 14: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian Pemanfaatan Minyak JelantahMenggunakan Metode Oil Tempering terhadap Ketahanan Kayu............. 13

2. Rata-rata Jumlah Rayap Yang Mati Tiap Minggu........................................... 21

3. Histogram Nilai Pengurangan Berat Contoh Uji ...................................... 23

Page 15: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Mentah Jumlah Rayap yang Mati Perminggu .................................. 28

2. Nilai Mortalitas Rayap Tanah .................................................................... 29

3. Nilai Pengurangan Berat Contoh Uji ......................................................... 30

4. Hasil Analisis Ragam ................................................................................ 31

5. Hasil Perhitungan uji Tukey (Mortalitas rayap pada kayu kapuk) .......... 36

6. Hasil Perhitungan uji Tukey (pengurangan berat contoh uji gmelina) ..... 36

7. Dokumentasi Hasil Penelitian ................................................................... 37

Page 16: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kayu merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan tersedia

dalam berbagai macam spesies di negara tropis seperti Indonesia. Kayu sebagai

bahan bangunan mempunyai kelebihan dibanding bahan bangunan lain seperti

beton, baja dan lain-lain. Untuk itu diperlukan pengembangan teknologi

pengolahan kayu sehingga dapat dijadikan andalan sebagai bahan bangunan

alternatif yang aman dan ekonomis.

Kayu digunakan sebagai bahan bangunan atas pertimbangan tampilan

maupun kekuatan. Aspek kekuatan, kayu cukup kuat dan kaku walaupun

bahan kayu tidak sepadat bahan baja atau beton. Kayu mudah dikerjakan dengan

alat relatif sederhana dan dapat didaur ulang dan juga ramah lingkungan karena

berasal dari bahan alami. Produk kayu gergajian sering mengalami cacat baik

yang disebabkan proses tumbuh maupun kesalahan akibat olah dari produk kayu.

Kayu dapat membusuk karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk

karena serangan hama dan kayu lebih mudah terbakar jika tersulut api.

Selain mudah terserang hama, kayu juga mudah di serang rayap. Rayap

mudah menyerang kayu yang ketahanannya rendah. Ketahanan kayu tersebut

disebabkan oleh adanya suatu zat didalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan

sebagai unsur racun bagi perusak – perusak kayu. Apabila zat ekstraktif tersebut

rendah, maka rayap dengan mudah akan menyerang kayu. Kayu-kayu yang

berkualitas rendah biasanya rentan terserang rayap. Salah satu jenis kayu yang

berkualitas rendah adalah kayu gmelina dan kapuk (kelas awet IV – V), sehingga

Page 17: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

2

banyak digunakan sebagai konstruksi ringan, kerajinan tangan, papan peti kemas,

perabot rumah tangga, kotak cerutu, veneer, kayu lapis, korek api, alat musik,

pulp.

Rayap merupakan serangga yang hidup dalam kelompok sosial dengan

sistem kasta yang berkembang sempurna. Serangga ini termasuk dalam Ordo

Isoptera (Bhs Yunani, "iso" berarti sama dan "ptera" berarti sayap). Nama ini

mengacu pada kasta reproduksi dimana mereka memiliki sepasang sayap dengan

bentuk dan ukuran antara sayap depan dan sayap belakang yang sama. Di alam

bebas rayap berperan penting sebagai penjaga keseimbangan alam dengan cara

menghancurkan kayu dan mengembalikannya sebagai "hara" ke dalam tanah.

Namun di pemukiman rayap menjadi hama yang sangat merugikan karena dapat

merusak bahan-bahan yang mengandung selulosa yang merupakan sumber

makanan bagi rayap, seperti : kayu, kertas, kain, dll sehingga rayap sering

ditemukan menyerang kusen-kusen, furniture, gypsum, parquet, dan wallpaper.

oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian, Salah satu metode perbaikan

kualitas kayu yang relatif murah dan ramah lingkungan adalah dengan

menggunakan oil tempering.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa perlakuan oil tempering

dapat meningkatkan kayu durian (Daud, 2009). dan memperbaiki kayu yang

terserang blue stain (Agussalim, 2009). Namun penelitian ini pada dasarnya

menggunakan minyak curah pada perlakuan oil tempering. Oleh karena itu perlu

dilakukan pengembangan penelitian dengan memanfaatkan minyak jelantah

dengan menggunakan metode oil tempering. Pengembangan pemanfaaatan

Page 18: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

3

minyak jelantah dengan menggunakan metode oil tempering diharapkan dapat

meningkatkan kualitas kayu.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh perlakuan oil tempering yang memanfaatkan minyak

jelantah terhadap sifat ketahanan kayu.

2. Apakah metode oil tempering yang memanfaatkan minyak jelantah dapat

meningkatkan sifat ketahanan kayu.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui pengaruh perlakuan oil tempering yang memanfaatkan minyak

jelantah terhadap sifat ketahan kayu.

2. Mengetahui pengaruh jenis minyak dengan menggunakan metode oil

tempering.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yaitu dapat mengetahui seberapa besar

ketahanan kayu dengan memanfaatkan minyak jelantah menggunakan metode oil

tempering dan mampu memberikan informasi terkait dengan penelitian yang

dilakukan kepada mahasiswa.

Page 19: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peningkatan Kualitas Kayu

Menurut Muslich dan Krisdianto (2006) bahwa peningkatan kualitas kayu

dapat dilakukan dalam tiga aspek, yaitu pemilihan bibit, perawatan tanaman dan

perlakuan kayu. Khusus pada aspek ketiga, yaitu perlakuan kayu rakyat setelah

dipanen, dalam perlakuan kayu untuk meningkatkan mutu, berbagai perlakuan

telah dikembangkan seperti pengawetan, pengeringan dan peningkatan berat jenis

(densifikasi). Setiap perlakuan tidak selalu cocok untuk berbagai jenis kayu,

sehingga diperlukan data yang akurat mengenai sifat dan karakteristik kayunya.

Salah satu cara untuk meningkatkan mutu terutama sifat fisis dan mekanis

kayu berkualitas rendah tersebut adalah dengan cara penggorengan.

Penggorengan kayu pada suhu sekitar 100-200 oC telah terbukti dapat

meningkatkan berat kayu, MOE, stabilitas dimensi dan kekerasan kayu. Pada

kisaran suhu tersebut, hemiselulosa akan terdegradasi dan terjadi penataan ulang

struktur amorf dari selulosa yang dapat menyebabkan derajat kristalinitas kayu

meningkat (Hill 2006). Forest Products Society (2002) juga melaporkan bahwa

penggorengan kayu pada suhu 180-200 oC selama 2-4 jam juga telah terbukti

meningkatkan keawetan alami kayu.

2.2. Deteriorasi Kayu Oleh Rayap

Rayap adalah serangga pemakan selulosa yang termasuk ke dalam ordo

Isoptera, tubuhnya berukiran kecil sampai sedang, hidup dalam kelompok sosial

dengan sistem kasta. Dalam setiap koloni rayap umumnya terdapat tiga kasta

yaitu kasta pekerja, kasta prajurit,dan kasta reproduktif (Borror et al, 1992).

Page 20: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

5

Rayap merupakan salah satu serangga perusak yang ganas terhadap

konstruksi kayu bangunan, termasuk isinya yang mengandung selulosa seperti

dokumen-dokumen, karpet, kain, wall-paper, bahan kabel dan barang berharga

lainnya, sehingga menimbulkan kerusakan dan kerugian yang tidak sedikit bahkan

dapat membahayakan penghuni atau pemakai gedung (Kirmanto, 2001).

Kirmanto (2001), lebih lanjut menambahkan pengalaman menunjukkan

bahwa rayap merupakan serangga perusak kayu dan bangunan, yang paling

mengganggu dihampir semua daerah di Indonesia. Dari 200 jenis rayap yang ada

di Indonesia, menurut para ahli, paling tidak terdapat 8 jenis yang telah dikenal

sebagai perusak kayu dan bangunan. Dari sejumlah jenis rayap tersebut, beberapa

diantaranya seperti rayap tanah dan rayap kayu kering diketahui mempunyai daya

perusak yang tinggi.Secara taksonomi rayap termasuk ke dalam ordo Isoptera

yang berasal dari bahasa Yunani, iso yang berarti sama dan ptera berarti sayap.

Nama ini mengacu pada kasta reproduktifnya yang memiliki sepasang rayap

depan dan belakang dengan bentuk dan ukuran yang sama (Nandika et al, 2003).

Rayap perusak kayu dan bangunan gedung umumnya terdiri dari rayap

tanah (subterranean termites) dan rayap kayu kering (drywood termites). Rayap

tanah adalah golongan rayap yang bersarang di dalam tanah dan membangun

liang-liang kembara yang menghubungkan sarang dengan benda yang

diserangnya. Golongan rayap ini selalu membutuhkan kelembaban yang tinggi

dalam kehidupannya. Sementara itu, rayap kayu kering bersarang di dalam kayu

dan tidak memerlukan hubungan langsung dengan tanah. Golongan rayap ini

mampu hidup pada kayu-kayu yang kadar airnya rendah (Nandika, 2002).

Page 21: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

6

2.3. Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren)

Menurut Nandika et al (2002) C.curvignathus Holmgren digolongkan

dalam famili Rhinotermitinae. Adapun ciri-ciri morfologinya adalah kepala

berwarna kuning, antena, lambrum, dan pronotum kuning pucat. Bentuk kepala

bulat ukuran panjang sedikit lebih besar daripada lebarnya, memiliki fontanel

yang lebar. Antena terdiri dari 15 segmen; segmen kedua dan segmen keempat

sama panjangnya.Mandibel berbentuk seperti arit dan melengkung diujungnya;

batas antara sebelah dalam dari mandible kanan sama sekali rata. Panjang kepala

dengan mandible 2,46-2,66 mm, panjang kepala tanpa mandible 1,56-1,68 mm.

Lebar kepala 1,40-1,44 mm dengan lebar pronotum 1,00-1,03 mm dan panjangnya

0,56 mm. Panjang badan 5,56 mm. Bagian abdomen ditutupi dengan rambut

yang meyerupai duri. Abdomen berwarna putih kekuning-kuningan

Sistematika rayap C.curvignathus menurut Tarumingkeng (1971) adalah sebagai

berikut :

Klas : Insecta

Ordo : Isoptera

Famili : Rhinotermitidae

Subfamili : Coptotermitidae

Genus : Coptotermes

Spesies : Coptotermes curvignathus

Penyebaran flagelata pada saluran pencernaan rayap Coptotermes

curvignathus yang paling banyak adalah pada usus belakang disusul tengah dan

yang paling sedikit usus depan. Tingginya kelimpahan populasi pada rayap

Page 22: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

7

C.curvignathus sangat menarik jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa rayap

tersebut merupakan jenis rayap perusak kayu yang paling ganas di Indonesia.

Daya rusaknya yang sangat tinggi tersebut rupanya didukung oleh daya cerna

selulosa yang juga tinggi sehubungan dengan tingginya populasi flagelatanya.

Sejalan dengan itu, aktifitas enzim selulosa pada usus belakang mencapai 1,6

a/detik dan pada usus tengah mencapai 0,k7 a/detik. Perbedaan ini selaras dengan

perbedaan kelimpahan populasi flagelatanya (Nandika dan Adijuwana, 1995).

2.4. Gmelina (Gmelina arborea Roxb.)

Tanaman ini memiliki nama botanis Gmelina arborea Roxb. Nama lain

gmelina antara lain jati putih, yemane, gumhar dan yemani. Tanaman ini

menyebar alami di Pakistan bagian selatan hingga Sri Lanka, Burma, Asia

Tenggara, Afrika dan Brazil. Gmelina arborea termasuk dalam family

Verbenaceae (Soerianegara dan Lemmens 1994). Ciri umum gmelina yaitu warna

kayu teras berwarna putih atau putih kekuning-kuningan dan warna kayu

gubalnya putih kadang kehijau-hijauan. Perbedaan warna antara kayu teras dan

kayu gubal tidak terlihat dengan jelas. Memiliki corak polos dengan tekstur agak

kasar sampai kasar. Arah seratnya lurus sampai berpadu. Kayu ini permukaannya

sedikit mengkilap, memiliki kesan raba yang licin dan tingkat kekerasannya agak

lunak.

Ciri anatomi yang dimiliki oleh kayu ini yaitu memiliki pori atau sel

pembuluh yang tersebar baur, sebagian besar berganda radial yang terdiri dari 2-4

pori dan memiliki bidang perforasi sederhana. Diameter pori agak kecil sampai

besar. Frekuensi porinya jarang sampai agak jarang dan banyak ditemui tilosis.

Page 23: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

8

Parenkimnya biasanya berbentuk paratrakeal berbentuk selubung, sebagian

cenderung berbentuk sayap dan jarang yang konfluen. Jari-jarinya sempit sampai

agak lebar, letaknya jarang dan memiliki ukuran jari-jari agak pendek. Gmelina

arborea memiliki berat jenis antara 0,42 – 0,61. Kayu ini termasuk kelas awet III

(II-IV). Biasanya digunakan sebagai bahan konstruksi ringan, kayu pertukangan,

pembungkus, barang kerajinan, perabot rumah tangga, vinir hias, lantai, alat

musik, korek api, badan kereta dan kapal atau perahu dan sebagai bahan pulp

(Mandang dan Pandit 1997).

2.5. Kapuk (Ceiba pentandra L)

Klasifikasi ilmiah tumbuhan randu (Ceiba pentandra L.) berdasarkan

taksonominya (Lanting dan Palaypoyan, 2002):

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Subdivisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae

Genus : Ceiba

Spesies : Ceiba pentandra L.

Randu atau kapuk (Ceiba pentandra L.) merupakan pohon tropis yang

banyak ditanam di Asia. Kapuk merupakan pohon yang menggugurkan bunga

dengan tinggi pohon 8-30 m dan dapat memiliki batang pohon yang cukup besar

hingga mencapai diameter 3 m. Pada batangnya terdapat duri-duri tempel besar

Page 24: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

9

yang berbentuk kerucut. Daunnya bertangkai panjang dan berbilang 5-9. Bunga

terkumpul di ketiak daun yang sudah rontok (dekat ujung ranting). Kelopak

berbentuk lonceng, berlekuk pendek dengan tinggi 1-2 cm. Daun mahkota bulat

telur terbalik dan memanjang dengan panjang 2,5-4 cm. Benang sari jumlahnya 5,

bersatu menjadi bentuk tabung pendek, serta memiliki kepala sari berbelok-belok.

Bakal buah beruang 5 dengan bakal biji yang cukup banyak.

Pohon kapuk memiliki buah yang bentuknya memanjang dengan panjang

7,5-15 cm, menggantung, berkulit keras dan berwarna hijau jika masih muda serta

berwarna coklat jika telah tua. Dalam buahnya terdapat biji yang dikelilingi bulu-

bulu halus, serat kekuning-kuningan yang merupakan campuran dari lignin dan

sellulosa. Bentuk bijinya bulat, kecil-kecil, dan berwarna hitam (Setiadi, 1983).

Tumbuhan randu atau kapuk merupakan salah satu tanaman yang

dimanfaatkan dibidang pengobatan antara lain : minyak dari biji untuk obat kudis

dan membantu pertumbuhan rambut, sari daun yang masih muda dipergunakan

untuk membantu pertumbuhan rambut dengan cara digosokkan pada kulit kepala

kemudian dipijit-pijit. Infus daun digunakan untuk batuk, radang selaput lendir

pada hidung, suara serak, usus dan uretritis. Daun muda diberikan untuk

mengobati gonore. Kulit digunakan sebagai obat untuk mengatasi muntah,

diuretik, demam dan diare. Hal ini juga diterapkan pada pengobatan luka dan jari

bengkak. Infus dari kulit kayu digunakan sebagai obat kumur. Rebusan bunga

digunakan untuk mengatasi sembelit (Lanting dan Palaypayon, 2002).

Page 25: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

10

2.6. Oil Tempering

Oil tempering yaitu contoh uji kayu yang dikeringkan dengan melakukan

penggorengan secara bertahap yaitu berturut-turut 60° C, 80° C dan 100°C

masing-masing selama 24 jam agar contoh uji kayu tidak mengalami kerusakan

akibat perubahan suhu yang ekstrim.

Daud M dan Coto Z, (2009) melaporkan bahwa penggorengan kayu pada

suhu sekitar 180-200° C menyebabkan zat ekstraktif yang mudah menguap dalam

kayu mengalami penguapan sehingga bagian kayu yang kosong akan diisi oleh

minyak goreng dengan demikan berat kayu akan bertambah, akibatnya kerapatan

kayu pun meningkat. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis pemotongan

dan bagian kayu berpengaruh tidak nyata terhadap kerapatan kayu sedangkan

lama penggorengan berpengaruh nyata. Berdasarkan hasil uji tukey menunjukkan

bahwa penggorengan kayu selama satu jam telah mampu meningkatkan kerapatan

kayu secara signifikan. Menurut Daud M dan Coto Z,(2009) bahwa kerapatan

kayu sangat berhubungan erat dengan sifat fisis dan mekanis kayu terutama

kekuatan kayu, sehingga dengan bertambahnya kerapatan kayu maka bertambah

pula kemampuan kayu untuk menahan beban.

Kekerasan kayu rata-rata terendah terdapat pada contoh uji yang yang

dipotong radial bagian gubal tanpa penggorengan (kontrol) 278.00 kgf sedangkan

kekerasan tertinggi terdapat pada contoh uji yang dipotong radial bagian teras

pada penggorengan selama 2 jam yaitu 464.67 kgf. Hasil analisis ragam

menunjukkan bahwa pada penggorengan kayu, cara pemotongan dan bagian kayu

berpengaruh tidak nyata terhadap kekerasan kayu tetapi kekerasan ini sangat

Page 26: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

11

dipengaruhi oleh lama penggorengan. Semakin lama penggorengan semakin

tinggi pula kekerasan kayu. Semakin tinggi waktu penggorengan menyebabkan

semakin tinggi pula jumlah minyak yang mampu mengisi rongga-rongga sel kayu

sehingga menyebabkan kemampuan kayu untuk menahan tekanan yang diberikan

semakin tinggi, selain itu juga dapat memperlambat waktu kayu untuk retak atau

pecah ketika diberi tekanan.

2.7. Minyak Jelantah

Minyak jelantah ( waste cooking oil) adalah minyak limbah yang bisa

berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak

sayur, minyak samin dan sebagainya, minyak ini merupakan minyak bekas

pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya, dapat digunakan kembali untuk

keperluaran kuliner akan tetapi bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak

jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi

selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang

berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker,

dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Untuk

itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat

dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan,

kegunaan lain dari minyak jelantahadalah bahan bakar biodisel

Berdasarkan pandangan dari Safriadi dari Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT), minyak jelantah dapat dimanfaatkan sebagai bahan

bakar alternatif untuk kompor yang ramah lingkungan, karena termasuk dalam

kelompok sumber energi nabati. Limbah minyak goreng berpotensi menjadi

Page 27: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

12

alternatif bahan bakar nabati yang ramah lingkungan dan mampu menurunkan

100% emisi gas buangan sulfur dan CO2 serta CO sampai 50%. Di kalangan

orang tua jaman dulu pun, ada sebagian orang yang menggunakan lampu dengan

minyak jelantah ini.

2.8. Kerangka Pikir

Kayu Gmelina dan kapuk merupakan sampel uji kayu yang digunakan

untuk melakukan penelitian. Kayu Gmelina dan kapuk akan di uji ketahanan

kualitas kayunya dengan pemanfaatan minyak jelantah metode oil tempering

yang dilakukan dengan dua perlakuan yaitu dengan melakukan uji coba kontrol

(tanpa minyak jelantah) dan uji coba menggunakan minyak jelantah. Kemudian

dilihat ketahanan kayu Gmelina, dan kapuk pada dua perlakuan Untuk

mengetahui pengaruh masing-masing faktor perlakuan terhadap ketahanan kayu

yang meliputi kehilangan berat.

Page 28: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

13

KERANGKA PIKIR

Gambar 1.Kerangka Pikir Penelitian Pemanfaatan Minyak JelantahMenggunakan Metode Oil Tempering terhadap KetahananKayu

Kayu Dari Hutan Rakyat

Oil Temprering

Minyak curah Minyak Jelantah

Pengujian KetahananKayu

Uji Rayap Tanah

Page 29: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

14

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini direncanakan dilakukan selama 2 (dua)

bulan dimulai pada bulan April sampai dengan Juni 2014.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Sampel uji kayu komersil yang diperoleh dari hutan rakyat dalam bentuk

sampel dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm. Adapun sampel uji kayu yang

digunakan pada penelitian ini adalah jenis kayu Kapuk dan Gmelina. Jumlah

perlakuan ada 3 yaitu kontrol, penggorengan minyak curah, dan

penggorengan minyak jelantah. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali

ulangan sehingga total sampel uji kayu yaitu 18 sampel.

A. Untuk kayu Gmelina (Gmelina arborea)

1. Kontrol (GC1 )

2. Penggorengan minyak curah (GC3)

3. Penggorengan minyak jelantah (GJ3)

B. Untuk kayu Kapuk (Ceiba petandra)

1. Kontrol (KC1)

2. Penggorengan minyak curah (KC3)

3. Penggorengan minyak jelantah (KC3)

Page 30: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

15

2. Minyak jelantah dan minyak curah

3. Organisme perusak kayu untuk pengujian digunakan rayap tanah

Cryptotermes cycocephalus Light yang diperoleh dari Bissoloro (hutan

pendidikan Unismuh).

4. Alkohol

5. NaOH

6. H2SO4

7. Aquades

Alat yang digunakan antara lain kalipper dengan ketelitian 0.01 mm,

timbangan digital dengan ketelitian 0.1 g, oven, ruang/kotak kedap udara berisi

larutan H2SO4 (Asam Sulfat) teknis pekat,toples, dan higrometer.

3.3. Metode Pelaksanaan Penelitian

3.3.1 Persiapan Contoh Uji

Sampel uji kayu ukuran 2 cm x 2 cm x 2 cm dikeringkan secara

bertahap yaitu berturut-turut 60°C, 80°C dan 100°C masing-masing selama 24

jam agar sampel uji tidak mengalami kerusakan akibat perubahan suhu yang

ekstrim. Pada suhu 100°C sampel uji ditimbang untuk memperoleh data berat

kering tanur sebelum perlakuan (BKTa). Selanjutnya sampel uji digoreng dengan

menggunakan minyak goreng jelantah yang telah dijernihkan selama 2 jam pada

suhu 200 oC. Sebagai pembanding dilakukan juga pengujian terhadap sampel uji

tanpa penggorengan (kontrol). Total sampel uji yang dibuat untuk seluruh

perlakuan adalah 18 sampel uji.

Page 31: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

16

Sampel uji dari setiap perlakuan kemudian dikeringkan kembali dalam oven

100°C untuk mendapatkan data berat kering tanur perlakuan (BKTp). Setelah itu,

contoh ujii dikeringudarakan selama kurang lebih satu minggu (untuk

mendapatkan data berat kering udara), dan kemudian dimasukkan ke dalam ruang

kaca kedap udara hingga RH mencapai 58% selama kurang lebih 2 minggu.

3.3.2 Pengujian Secara Laboratorium (Laboratory-Test)

Pengujian secara laboratorium menggunakan standard Modified Wood

Block Test (MWBT-Test). Sampel dimasukkan kedalam toples yang diisi 30 gr

pasir dan 6 ml aquades. Rayap tanah sebanyak 50 rayap dimasukkan ke dalam

toples yang telah diisi dengan sampel kemudian ditutup dengan aluminium foil.

Pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui keberhasilan pengumpanan.

Kehilangan berat dan mortalitas dihitung setelah 21 pengumpanan.

Kehilangan berat dihitung dengan rumus :

Kehngan Berat = %1000

10 xW

WW

dengan, Wo = berat sampel sebelum diumpankan ke rayap (g)

W1 = berat sampel setelah diumpankan ke rayap (g)

Mortalitas rayap dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Mortalitas = %1000

10 xM

MM

dengan, M0 = jumlah rayap total sebelum pengujian

M1 = jumlah rayap total setelah pengujian

Page 32: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

17

Kain kasa

Tofles

Contoh uji

Rayap

Gambar 2. Kotak Pengujian Ketahanan Contoh Uji Terhadap Rayap tanah

3.4. Analisa Data

Hasil pengamatan dan pengujian-pengujian yang telah dilakukan,

selanjutnya data-data yang diperoleh dari pengujian tersebut diolah dengan

menggunakan model Rancangan Percobaan Faktorial dengan pola Rancangan

Acak Lengkap (RAL)

Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Untuk mengetahui

pengaruh masing-masing faktor perlakuan terhadap ketahanan kayu terhadap

serangan rayap tanah, meliputi kehilangan berat dan mortalitas maka dilakukan

analisis ragam menggunakan software spss 17.0. Jika perlakuan berpengaruh

terhadap respon maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji Tukey untuk

mengetahui perbedaan di antara perlakuan.

Page 33: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

18

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Mortalitas Rayap Tanah

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada contoh uji selama 21 hari

diketahui bahwa rata-rata mortalitas rayap tanah berkisar antara 0,22 % sampai

6,89 %. Nilai rata-rata mortalitas rayap tanah disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rerata Nilai Mortalitas Rayap Tanah

NO CONTOH UJI MORTALITAS RAYAP (%)

1 GC1 0,22

2 GC3 4,67

3 GJ3 0,67

4 KC1` 1,11

5 KC3 6,89

6 KJ3 4

Persentase mortalitas rayap tanah terbesar terdapat pada contoh uji KC3

(contoh uji kayu kapuk yang digoreng dengan menggunakan minyak curah) yaitu

6,89 %. Persentase mortalitas rayap tanah terendah terdapat pada contoh uji GC1

(contoh uji kontrol) yaitu 0,22 %.

Pada contoh uji kayu Gmelina baik perlakuan yang digoreng dengan minyak

curah maupun yang digoreng dengan minyak jelantah, nilai rata-rata mortalitas rayap

Page 34: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

19

tanah lebih rendah dibanding contoh uji kayu Kapuk. Walaupun kisaran nilai rata-

rata mortalitasnya tidak jauh berbeda.

Hasil analisis sidik ragam untuk mortalitas rayap tanah untuk contoh uji kayu

Gmelina dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis Sidik Ragam Mortalitas Rayap Tanah Contoh Uji Gmelina

SumberKeragaman DB JK KT Fhitung Ftabel

5% 1%Perlakuan 2 35,95 17,98 5,43 5,14 10,92Galat 6 19,85 3,31

Pada Tabel 2, hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan

penggorengan dengan menggunakan minyak curah dan jelantah memberikan

pengaruh pada mortalitas rayap tanah pada contoh uji kayu Gmelina. Hasil analisis

sidik ragam diketahui bahwa penggorengan memberikan pengaruh yang nyata pada

mortalitas rayap tanah.

Hasil analisis sidik ragam mortalitas rayap tanah pada contoh uji kayu Kapuk

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Analisis Sidik Ragam Mortalitas Rayap Tanah Contoh Uji Kapuk

SumberKeragaman DB JK KT Fhitung Ftabel

5% 1%Perlakuan 2 50,07 25,04 17,47 5,14 10,92Galat 6 8,6 1,43

Pada Tabel 3, hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan

penggorengan dengan menggunakan minyak curah dan jelantah memberikan

Page 35: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

20

pengaruh pada mortalitas rayap tanah pada contoh uji kayu Kapuk. Hasil analisis

sidik ragam diketahui bahwa jenis minyak yang digunakan pada penggorengan

memberikan pengaruh yang sangat nyata pada mortalitas rayap tanah.

Hasil uji lanjut dengan menggunakan uji tukey menunjukkan bahwa

perlakuan control dan penggorengan minyak jelantah tidak berbeda, tetapi berbeda

dengan perlakuan dengan minyak curah. Hal ini dapat dilihat pada table.

Tabel 4. Hasil Uji Tukey Pada Taraf 0,05

No Perlakuan Rata-rata

1

2

3

KJ1

KJ3

KC3

1,11a

4,00a

6,89b

Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda pada taraf uji 0,05

Rayap kayu kering (Crytotermes cycocephalus Light) termasuk dalam

golongan rayap tingkat rendah. Makanan utama dari golongan rayap ini adalah

semua tanaman yang mengandung selulosa. Pada pengujian secara laboratoris, rayap

dihadapkan pada satu pilihan makanan atau keadaan tunggal (terpaksa). Rayap mau

tidak mau memakan bahan yang diberikan tanpa ada pilihan makanan lainnya. Hal

ini berakibat rayap kesulitan memperoleh makanan karena contoh uji P yang

diumpankan adalah kayu yang telah digoreng dengan menggunakan minyak sehingga

pemenuhan kebutuhan makanan tidak terpenuhi. Rayap berusaha memperoleh

makanannya secara mekanis dengan jalan menyerang dan menggigit untuk

Page 36: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

21

mendapatkan serbuk kayu. Hal ini dapat dilihat dengan adanya bekas-bekas gigitan

pada contoh uji yang telah diumpankan.

Adapun rata-rata nilai mortalitas rayap tanah tiap minggu disajikan pada

Gambar 2.

Gambar 2. Rata-rata Jumlah Rayap Yang Mati Tiap Minggu

Pada Gambar 2, terlihat rata-rata jumlah rayap yang mati tertinggi tercapai

pada interval minggu ketiga. Sebagai pembanding, diumpankan pula contoh uji

kontrol. Pada Gambar 2 terlihat pula bahwa kontrol (baik itu pada contoh uji kontrol

Gmelina = GC1 maupun pada contoh uji kontrol Kapuk = KC1) yang dijadikan

sebagai pembanding, memiliki nilai yang terendah. Rayap tidak mengalami kesulitan

untuk mendapatkan makanan pada contoh uji kayu yang diumpankan.

Rata-rata jumlah rayap yang mati perminggu yang tertinggi terdapat pada

contoh uji KC3 (contoh uji kayu kapuk yang digoreng dengan minyak curah). Pada

0

1

2

3

4

5

6

7

GC1 GC3 GJ3 KC1 KC3 KJ3

JUM

LAH

RAYA

P M

ATI P

ER M

INGG

U

CONTOH UJI KAYU

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Page 37: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

22

kondisi ini rayap dipaksa makan yang ada karena tidak ada pilihan lain sementara

contoh uji yang tersedia bisa saja tidak disukai rayap. Contoh uji kayu yang telah

digoreng, rongga-rongga kayu telah terisi minyak yang kurang disukai oleh rayap.

5.2. Pengurangan Berat

Rata-rata pengurangan berat contoh uji Gmelina setelah 21 hari pengumpanan

terhadap rayap tanah disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Pengurangan Berat Contoh Uji

NO CONTOH UJI PENGURANGAN BERAT (%)

1 GC1 2,49

2 GC3 0,92

3 GJ3 3,98

4 KC1 2,23

5 KC3 0,7

6 KJ3 0,82

Nilai pengurangan berat rata-rata contoh uji berkisar antara 0,70 % hingga

3,98 %. Tabel 5 terlihat bahwa pengurangan berat terendah terdapat pada contoh uji

KC3 (contoh uji Kapuk dengan menggunakan minyak goreng curah yaitu 0,70 %.

Pengurangan berat terbesar terjadi pada contoh uji GJ3 (contoh uji Gmelina dengan

menggunakan minyak goreng jelantah) yaitu 3,98 %. Nilai pengurangan berat pada

semua contoh uji kisarannya tidak jauh berbeda. Penggorengan pada contoh uji telah

menjadi penghalang bagi rayap untuk memanfaatkan selulosa.

Page 38: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

23

Pada contoh uji kontrol nilai pengurangan beratnya relatif tinggi yaitu 2,49

% untuk contoh uji Gmelina dan 2,23 % untuk contoh uji Kapuk. Hal ini disebabkan

pada kayu solid, rayap sangat mudah untuk mendapatkan makanannya yaitu selulosa.

Rendahnya nilai pengurangan berat pada semua contoh uji menunjukkan bahwa

ketahanan contoh uji yang digoreng terhadap serangan rayap tanah lebih tinggi

dibanding kayu solid, tetapi pengecualian untuk contoh uji GJ3 (contoh uji yang

digoreng dengan menggunakan minyak jelantah). Pada contoh uji GJ3 minyak yang

digunakan untuk menggoreng adalah minyak bekas yang digunakan untuk

menggoreng makanan yang kemungkinan masih ada sisa-sisa makanan yang terdapat

pada minyak tersebut. Kondisi ini disukai oleh rayap.

Gambar 3. Histogram Nilai Pengurangan Berat Contoh Uji

0

1

2

3

4

GC1 GC3 GJ3 KC1 KC3 KJ3PEN

GURA

NGA

N B

ERAT

(%)

CONTOH UJI

PENGURANGAN BERAT (%)

Page 39: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

24

Pada Gambar 3 terlihat jelas pada nilai pengurangan berat yang tertinggi

terdapat contoh uji GJ3 3,98 % yaitu , setelah itu pada GC1 (contoh uji kontrol pada

kayu Gmelina).

Tabel 6. Analisis Sidik Ragam Pengurangan Berat Contoh Uji Gmelina

SumberKeragaman DB JK KT Fhitung Ftabel

5% 1%Perlakuan 2 14,04 7,02 15,32 5,14 10,92Galat 6 2,75 0,46

Tabel 6 terlihat hasil analisis sidik ragam terlihat bahwa jenis perlakuan

berpengaruh sangat nyata terhadap kehilangan berat umpan setelah 21 hari pengujian

secara laboratoris.

Hasil Uji lanjut dengan menggunakan uji tukey menunjukkan bahwa

perlakuan kontrol dengan penggorengan minyak jelantah tidak berbeda tetapi

berbeda dengan perlakuan dengan minyak curah. Hal ini dapat dilihat pada tabel.

Tabel 7. Hasil Uji Tukey Pada Taraf 0,05

No Perlakuan Rata-rata

1

2

3

GC3

GC1

GC3

0,92 a

2,49 a

3,98 b

Table 7 terlihat hasil kontrol minyak curah tidak berbeda tetapi berbeda

perlakuan dengan minyak jelanta

Page 40: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

25

Analisis sidik ragam untuk contoh contoh uji Kapuk dapat dilihat pada

Tabel 8.

Tabel 8. Analisis Sidik Ragam Pengurangan Berat Contoh Uji Kapuk

Sumber Keragaman DB JK KT Fhitung Ftabel5% 1%

Perlakuan 2 4,43 2,22 4,00 5,14 10,92Galat 6 3,32 0,55

Tabel 8 terlihat hasil analisis sidik ragam bahwa jenis perlakuan tidak

berpengaruh terhadap kehilangan berat umpan setelah 21 hari pengujian secara

laboratoris.

Page 41: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

26

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pemanfaatan minyak jelantah menggunakan

metode oil tempering terhadap ketahanan serangan rayap dapat disimpulkan :

1. Perlakuan oil tempering dengan memanfaatkan minyak jelantah memberikan

pengaruh yang nyata pada mortalitas rayap pada contoh uji kayu Gmelina

sedangkan pada contoh uji kayu Kapuk memberikan pengaruh yang sangat nyata.

2. Nilai pengurangan berat terendah terdapat pada contoh uji kayu Kapuk dengan

perlakuan minyak goreng curah sedangkan nilai pengurangan berat tertinggi

terdapat pada contoh uji kayu Gmelina dengan perlakuan minyak goreng jelantah.

2.2. Saran

Penelitian selanjutnya disarankan agar contoh uji diumpankan ke jamur untuk

mengetahui ketahanan kayu yang diberi perlakuan oil tempering terhadap serangan

jamur

Page 42: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

27

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman dan N. Hadjib. 2006. Pemanfaatan Kayu Hutan Rakyat UntukKomponen Bangunan. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan. Bogor.hlm 130-148

Agussalim dan Z. Coto. 2009. Peningkatan Mutu Kayu Pinus yang TerserangBluestain. Seminar Nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (MAPEKI)XII. Bandung.

Bowyer JL, Shmulsky R, Haygreen JG. 2003. Forest Product and Wood Science : AnIntroduction. Iowa State Press. Ames, Iowa.

Borror DJ, CA Triplehon, NF Johson. 1992. Pengenalan Serangga edisi 6(terjemahan). UGM Press. Yogyakarta.

Daud, M dan Z. Coto. 2009. Peningkatan Sifat Fisis dan Mekanis Kayu Durian(Durio sp) dengan Penggorengan. Simposium Nasional Forum TeknologiHasil Hutan (FTHH). Bogor.

Mandang YI, Pandit IKN. 1997. Pedoman Identifikasi Kayu di Lapangan. Bogor :Yayasan PROSEA Indonesia.

Martawijaya A, Kartasujana I, Mandang YI, Kadir K dan Prawira SA. 1989. AtlasKayu Indonesia Jilid II. Departemen Kehutanan Badan Penelitian danPengembangan Kehutanan. Bogor

Martawijaya D dan H Adijuwana. 1995. Ekstraksi Enzim Selulase dari Rayap KayuKering Cryptotermes cynocephalus Light serta Rayap Tanah Coptotermescurvignathus Holmgren dan Macrotermes gilvus Hagen. Jurnal TeknologiHasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Vol VIII. No. I.

Mohammad Muslich dan Krisdianto (2006), Upaya Peningkatan Kualitas Kayu HutanRakyat Sebagai Bahan Baku Industri. PROSIDING Seminar Hasil LitbangHasil Hutan 2006 : 110-129

Nandika, D. dan Tambunan, B. 1989. Deteriorasi Kayu oleh Faktor Biologis.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal PendidikanTinggi. PAU Bioteknologi IPB. Bogor.

Page 43: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

28

Oey Djoen Seng. 1990. Berat Jenis dari Jenis-jenis Kayu Indonesia dan PengertianBeratnya Kayu Untuk Keperluan Praktek. Soewarsono P.H, penerjemah.Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Terjemahan dari :Specific Gravity of Indonesian Woods and Its Significance for Practical Use.

Pandit, Kurniawan D. 2008. Anatomi Kayu : Struktur Kayu, Kayu Sebagai BahanBaku dan Ciri Diagnostik Kayu Perdagangan Indonesia. Institut PertanianBogor. Bogor

Supriana, N. 1983. Perilaku Rayap Perusak Kayu. Prosiding Pencegahan danPenanggulangan Bahaya rayap pada Bangunan. Lembaga Penelitian HasilHutan Bogor.

Tarumingkeng CR. 1971. Biologi dan Pengenalan Rayap Perusak Kayu Indonesia.Laporan No. 138. LPHH. Bogor.

Page 44: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

29

Lampiran 1. Data Mentah Jumlah Rayap yang Mati Perminggu

NO CONTOH UJI MINGGU I MINGGU II MINGGU III

1 GC11 0 0 8

2 GC12 0 0 2

3 GC13 0 2 1

Rata-rata 0 2 4

4 GC31 0 3 5

5 GC32 0 6 5

6 GC33 0 0 2

Rata-rata 0 3 4

7 GJ31 0 0 2

8 GJ32 0 1 0

9 GJ32 0 0 0

Rata-rata 0 1 1

10 KJ11 0 0 0

11 KJ12 0 1 0

12 KJ13 0 0 1

Rata-rata 0 1 1

13 KC31 0 1 7

14 KC32 0 5 6

15 KC33 0 5 7

Rata-rata 0 4 7

16 KJ31 0 3 1

17 KJ32 0 4 2

18 KJ33 0 3 5

Rata-rata 0 3 3

Page 45: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

30

Lampiran 2. Nilai Mortalitas Rayap Tanah

NOCONTOH

UJIJUMLAHRAYAP

JUMLAHRAYAPMATI

JUMLAHRAYAPAKHIR MORTALITAS

1 GC11 150 0 150 0,00

2 GC12 150 1 149 0,67

3 GC13 150 0 150 0,00

Rata-rata 0,22

4 GC31 150 8 142 5,33

5 GC32 150 11 139 7,33

6 GC33 150 2 148 1,33

Rata-rata 4,67

7 GJ31 150 2 148 1,33

8 GJ32 150 1 149 0,67

9 GJ32 150 0 150 0,00

Rata-rata 0,67

10 KJ11 150 1 149 0,67

11 KJ12 150 1 149 0,67

12 KJ13 150 3 147 2,00

Rata-rata 1,11

13 KC31 150 8 142 5,33

14 KC32 150 11 139 7,33

15 KC33 150 12 138 8,00

Rata-rata 6,89

16 KJ31 150 4 146 2,67

17 KJ32 150 6 144 4,00

18 KJ33 150 8 142 5,33

Rata-rata 4,00

Page 46: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

31

Lampiran 3. Nilai Pengurangan Berat Contoh Uji

NO CONTOH UJIBERAT

SEBELUM (gr)BERAT SETELAH

(gr)PENGURANGAN

BERAT

1 GC11 4,99 4,86 2,45

2 GC12 5,90 5,75 2,58

3 GC13 6,55 6,39 2,44

Rata-rata 2,49

4 GC31 10,55 10,51 0,33

5 GC32 9,02 8,94 0,90

6 GC33 11,66 11,48 1,54

Rata-rata 0,92

7 GJ31 10,26 9,97 2,83

8 GJ32 9,67 9,24 4,44

9 GJ32 10,52 10,03 4,67

Rata-rata 3,98

10 KJ11 5,80 5,59 3,64

11 KJ12 6,21 6,14 1,21

12 KJ13 5,74 5,64 1,84

Rata-rata 2,23

13 KC31 7,63 7,59 0,53

14 KC32 8,32 8,26 0,69

15 KC33 7,77 7,70 0,89

Rata-rata 0,70

16 KJ31 7,02 6,95 0,98

17 KJ32 6,62 6,58 0,64

18 KJ33 7,08 7,02 0,83

Rata-rata 0,82

Page 47: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

32

Lampiran 4. Hasil Analisis Ragam

1. RAL Mortalitas Rayap Terhadap Kayu Gmelina

db Total = Total banyaknya pengamatan – 1

= 9 – 1

= 8

db Perlakuan = Total banyaknya perlakuan – 1

= 3 – 1

= 2

db Galat = db Total – db Perlakuan

= 8 – 2

= 6

FK (Faktor Koreksi) =( )

Dimana : r = Ulangan = 3

t = Perlakuan = 3

FK =( , )

=,

= 30,86

JK Total = (0,00) + (0,67) + (0,00) + (5,33) + (7,33)+ (1,33) + (1,3) + (0,67) + (0,00) – FK

= 86,87 – 30,86 = 55,80

JK Perlakuan =( , ) ( , ) ( , )

– FK

Page 48: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

33

=, − 30,86

= 35,80

JK Galat = Jk total – JK perlakuan

= 55,80 – 35,80

= 19,85

2. RAL Mortalitas Rayap Terhadap Kayu Kapuk

db Total = Total banyaknya pengamatan – 1

= 6 – 1

= 5

db Perlakuan = Total banyaknya perlakuan – 1

= 3 – 1

= 2

db Galat = db Total – db Perlakuan

= 5 – 2

= 3

FK (Faktor Koreksi) =( )

Dimana : r = Ulangan = 3

t = Perlakuan = 3

Page 49: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

34

FK =( , )

= = 144

JK Total = (0,67) + (0,67) + (2,00) + (5,33) + (7,33)+ (8,0) + (2,67) + (4,0) + (5,3) – FK

= 202,67 – 144 = 58,67

JK Perlakuan =( , ) ( , ) ( , )

– FK

=, − 144

= 50,07

JK Galat = Jk total – JK perlakuan

= 58,67 – 50,07

= 8,60

3. RAL Pengurangan Berat (Kayu Gmelina)

db Total = Total banyaknya pengamatan – 1

= 6 – 1

= 5

db Perlakuan = Total banyaknya perlakuan – 1

= 3 – 1

= 2

db Galat = db Total – db Perlakuan

Page 50: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

35

= 5 – 2

= 3

FK (Faktor Koreksi) =( )

Dimana : r = Ulangan = 3

t = Perlakuan = 3

FK =( , )

=,

= 54,60

JK Total = (2,45) + (2,58) + (2,44) + (0,33) + (0,90)+ (1,54) + (2,83) + (4,44) + (4,67) – FK

= 71,40 – 54,60 = 16,79

JK Perlakuan =( , ) ( , ) ( , )

– FK

=, − 54,60

= 14,04

JK Galat = Jk total – JK perlakuan

= 16,79 – 14,04

= 2,75

4. Ral Pengurangan Berat (Kayu Kapuk)

db Total = Total banyaknya pengamatan – 1

= 6 – 1

Page 51: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

36

= 5

db Perlakuan = Total banyaknya perlakuan – 1

= 3 – 1

= 2

db Galat = db Total – db Perlakuan

= 5 – 2

= 3

FK (Faktor Koreksi) =( )

Dimana : r = Ulangan = 3

t = Perlakuan = 3

FK =( , )

=,

= 14,07

JK Total = (3,64) + (1,21) + (1,84) + (0,53) + (0,69)+ (0,89) + (0,98) + (0,64) + (0,83) – FK

= 21,73 – 14,07 = 7,66

JK Perlakuan =( , ) ( , ) ( , )

– FK

=, − 14,07

= 4,34

Page 52: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

37

JK Galat = Jk total – JK perlakuan

= 7,66 – 4,34

= 3,32

Page 53: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

38

Lampiran 5. Hasil Perhitungan uji Tukey (Mortalitas rayap pada kayu kapuk)

1. BNJ ᵡ = q ( p,v, x ) . √ )

Perlakuan = 3

Db Galat = 6

Nilai q = ( 3,6, 0,05 ) = 9,78

2. BNJ ᵡ = q ( 3,6, 0,05 ). √ ,= 4,76 √0,47= 3,28

Lampiran 6. Hasil Perhitungan uji Tukey (pengurangan berat contoh uji gmelina)

1. BNJ = q ( p,v, x ) . √ )

Perlakuan = 3

Db Galat = 6

Nilai q = ( 3,6, 0,05 ) = 9,78

2. BNJ = q ( 3,6, 0,05 ). √ .= 4,76 √0,15= 1,8

Page 54: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

39

Lampiran 6. Dokumentasi Hasil Penelitian

Gambar 1. Penggorengan dan pengukuran suhu

Gambar 2. Pengovenan Kayu

Page 55: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

40

Gambar 2. Menghitung RH

Page 56: PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN METODE …

41

Gambar 4. Rayap Tanah sebelum Diumpankan

Gambar 5.Kayu Yang Sudah Diumpankan