laporan titrasi konduktometri

32
Laporan Titrasi Konduktometri KONDUKTOMETRI A.TUJUAN PERCOBAAN Menjelaskan prinsip konduktometri Melakukan titrasi konduktometri Mencari hantaran (konduktivitas) dari beberapa konsentrasi larutan B.PERINCIAN KERJA Kalibrasi konduktometri Titrasi asam-basa Hubungan antara konduktivitas dengan konsentrasi C. ALAT YANG DIGUNAKAN Konduktometer 660 dan Dosimat 665 Elektroda immersion cell dengan K= 0,79 cm-1 Resisten thermometer Pt-100 Gelas kimia 50 ml, 100 ml, 250 ml Pipet seukuran 10 ml, 1 ml Labu takar 50 ml, 500 ml Labu semprot dan Bola isap D. BAHAN YANG DIGUNAKAN KCl ( khusus untuk immersion cell ) NaOH 1N HCl 1N Aquadest dan Es

Upload: iqbal-febri-ramadhan

Post on 02-Jan-2016

1.743 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Laporan Titrasi Konduktometri

KONDUKTOMETRI

ATUJUAN PERCOBAAN

Menjelaskan prinsip konduktometri

Melakukan titrasi konduktometri

Mencari hantaran (konduktivitas) dari beberapa konsentrasi larutan

BPERINCIAN KERJA

Kalibrasi konduktometri

Titrasi asam-basa

Hubungan antara konduktivitas dengan konsentrasi

C ALAT YANG DIGUNAKAN

Konduktometer 660 dan Dosimat 665

Elektroda immersion cell dengan K= 079 cm-1

Resisten thermometer Pt-100

Gelas kimia 50 ml 100 ml 250 ml

Pipet seukuran 10 ml 1 ml

Labu takar 50 ml 500 ml

Labu semprot dan Bola isap

D BAHAN YANG DIGUNAKAN

KCl ( khusus untuk immersion cell )

NaOH 1N

HCl 1N

Aquadest dan Es

E DASAR TEORI

Titrasi konduktometri merupakan salah satu dari sekian banyak macam-macam titrasi Didalam titrasi konduktometri ini tidak terlalu berbeda jauh dari titrasi-titrasi yang lainya yang membedakan biasanya hanya terdapat bagaimana cara untuk mengetahui titik ekivalen dari larutan itu Kalau kita menggunakan titrasi volumetri yang biasa kita praktikan sebelumnya titik ekivalen diketahui ketika terjadi perubahan warna zat itu akan mengalami peruban warna bila zat itu dalam keadaan setimbang Untuk mempermudah kita untuk melihat zat itu sudah mencapai ekivalen maka digunakan indikator Tetapi banyak sekali para praktikan yang merasa kesulitan untuk menentukan dengan tepat titik ekivalen dengan menggunkan titrasi volumetri ini Titrasi konduktometri ini lebih mudah jika dibandingkan dengan titrasi lainya walaupun ada kelemahan tetapi juga ada kelebihanya Titik ekivalen dapat kita ketahui dari daya hantar dari larutan yang kita ukur jika daya hantar sudah konstan berarti titrasi sudah mencapai ekivalen Titrasi ini juga tidak perlu menggunakan indikator untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dalam bab selanjutnya

Konduktometri merupakan prosedur titrasi sedangkan konduktansi bukanlah prosedur titrasi Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen Tetapan sel harus diketahui Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur tetap tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi

Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion2 yang ada dan konsentrasi ion2 tersebut Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek2 antar ionik untuk elektrolit2 kuat dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah (Bassett J dkk 1994)

Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan larutan ditaruh dalam sebuah sel yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat misal suatu larutan kalium klorida standar Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya diukur (Bassett J dkk 1994)

Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas maka harus dikalikan faktor 1000 nilai da=S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel (Khopkar 2003) Metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual potensiometri ataupun amperometri (Bassett J dkk 1994)

Hipotesis

1 Karena titrasi konduktometri lebih efisien dan lebeh efeketif dalam pengguanaan zat selain itu juga kita tidak perlu menggunakan indikator untuk mengethaui titik ekivalen dari titrasi

2 Karena titik ekivalen dapat diketahui dari daya hantar larutan yang terukur pada konduktometer yaitu dengan konstannya nilai daya hantar

3 Karena didalam titrasi konduktometer ini yang berperan penting yaitu konsentrasi dari suatu larutan

Konduktometri merupakan salah satu cara elektroanalisa yang mengukur konduktivitas larutan dengan elektroda khusus Konduktivitas berbanding terbalik terbalik tahanan listrik dalam larutan yaitu semakin besar tahanan listrik semakin kecil konduktivitas

Konduktivitas mempunyai siemens per cm konduktivitas larutan kimia lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut apabila terdapat beda tegangan listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pebawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Besarnya arus yang mengalir ditentukan oleh parameter-parameter sebagai berikut

Beda tegangan antara kedua elektroda

Konsentrasi ion-ion

Sifat ion seperti besarnya muatan derajat disosiasi besarnya ion kompleksasi dengan molekul lain dan sebagainya

Suhu larutan

Luas permukaan masing-masing elektroda

Jarak antara katoda dan anoda

Semakin besar arus makin besar pula konduktivitas K Luas permukaan elektroda dan jarak antara katoda dan anoda merupakan parameter yang tetap karena parameter-parameter tersebut bergantung pada rancangan elektroda Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas ( cell constant Kcm )

Pada permukaan elektroda dapat terjadi tegangan lebih ( over voltage ) yang tidak sebanding lagi dengan arus dan konsentrasi ion Untuk mencegah tegangan lebih tersebut perbukaan elektroda dilapis dengan lapisan platinum yang halus dan aktif Pelapisan elektroda dengan platinum disebut ldquoplatinizingrdquo

Parameter harus dipertahankan tetap sama selama pengukuran konduktivitas adalah suhu larutan Sebaiknya digunakan wadah titrasi yang dindingnya berlapis dua sehingga dalam dinding tersebut dapat dialirkan air pada suhu tertentu dari thermostat

Perubahan konduktivitas terhadap suhu berbeda-beda untuk setiap senyawa Setiap senyawa mempunyai koefisien suhu Hubungan antara konduktivitas K pada suhu 20 oC dengan konduktivitas K pada suhu noC dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut

Untuk menghitung koefisien suhu digunakan rumus

Koefisien suhu bergantung pula pada konsentrasi zat Koefisien suhu dapat ditentukan sendiri dengan mengukur konduktivitas pada suhu 20 oC dan pada suhu yang lain ( misalnya 30 degC )

Konduktometer metrohm mengukur konduktivitas dengan arus AC ( alternative current ) untuk mencegah terjadinya polarisasi lektrida Oleh karena itu frekuensi dari arus tersebut perlu diatur sesuai dengan konduktivitas sampel Terdapat dua pilihan frekuensi sebagai berikut

Tombol FREQ tidak ditekan Frekuensi 2000 Hertz ( 2 kHz ) Frekuensi tinggi dipakai untuk cuplikan yang mempunyai konduktivitas yang tinggi ( lebih dari 100 μScm ) selain itu untuk titrasi konduktometri

Tombol FREQ ditekan Frekuensi 300 Hertz ( 300 Hz ) untuk konduktivitas dibawah 1 mScm

Jenis elektroda konduktometri ( measurung cell ) harus dipilih sesuai dengan konduktivitas dari cuplikan Elekttroda yang mempunyai tetapan rendah sesuai untuk pengukuran konduktivitas yang rendah sebaliknya elektroda dengan tetapan tinggi sesuai untuk konduktivitas yang tinggi

Suhu dikompensasikan secara otomatis dengan sensor Pt-100 atau oleh operatornya dengan menekan tombol TEMP lalu mengatur suhu cuplikan serta koefisien suhu cuplikan Daerah pengukuran (measuring range) diatur oleh alat secara otomatis kecuali bila tombol RANGE ditekan

Apabila kita ingin membaca harga yang konduktivitas secara teliti tetapi harga konduktivitas sering berubah sehingga keluar dari daerah yang telah diatur maka kita menaikkan harga konduktivitas tersebut hingga berada dipertengahan daerah pengukuran

Titrasi Konduktometri

Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan kadar ion dengan syarat ion tersebut terlibat dalam reaksi kimia sehingga terjadi penggantian satu jenis ion dengan yang lain yang berarti terjadi perubahan konduktivitas Misalnya titrasi HCl dengan NaOH berdasarkan persamaan sebagai berikut

H+ + Cl- + OH- + Na+ H2O + Cl- + Na+

Sebelum ditambah NaOH didalam larutan terdapat ion Hnotnot+ dan Cl- yang masing-masing mempunyai harga konduktivitas molar ( 25 degC ) sebesar 3498 cm2mol dan 763 cm2mol Pada penambahan NaOH terjadi reaksi antara H+ dengan OH- membentuk H2O sehingga jumlah H+ didalam larutan berkurang sedangkan jumlah NaOH bertambah Na+ mempunyai harga konduktivitas molar 501 S cm-1mol yang jauh lebih kecil dari H+ sehingga harga konduktivitas total dari larutan turun Pada titik akhir titrasi H+ dalam larutan telah bereaksi seluruhnya dengan OH- sehingga penambahan NaOH lebih lanjut akan menaikkan harga konduktivitas total larutan karena terdapat OH- dengan konduktivitas molar 1983 S cm-1mol

Titik akhir dapat ditentukan dalam grafik titrasi sebagai berikut

Titrasi konduktometri sangat sesuai untuk asam atau basa lemah karena penggunaan potensiograph titroprocessor dengan elektroda kaca menghasilkan titik akhir yang kurang jelas Namun titrasi konduktometri tidak dapat dilakukan dalam cuplikan yang mengandung konsentrasi ion lain yang tinggi karena titik akhir menjadi kurang tajam Titrasi konduktometri sangat berguna untuk melakukan titrasi pengendapan Keuntungan titrasi konduktometri adalah grafik titrasi seluruhnya digunakan untuk menentukan titik akhir sedangkan pada kurva titrasi potensiometri titik akhir ditentukan dari bentuk grafik dekat titik akhir saja Kepekaan cara konduktometri jauh lebih baik Titrasi konduktometri masih memberi titik akhir yang jelas untuk asam atau basa lemah dalam konsentrasi encer sedangkan dengan potensiometri titik akhir tidak jelas lagi

Pemeliharaan Elektroda

Elektroda yang kering sebelum dipakai direndam sebentar dalam etanol lalu dibilas dengan air Sehabis dipakai elektroda dibilas lagi dengan air lalu disimpan lagi dalam air Elektroda yang akan disimpan untuk jangka waktu yang panjang harus dikeringkan lalu disimpan kering Sekali-sekali elektroda perlu dilapis ulang dengan platinum (platinizing) sesuai dingin procedure dalam manual

Secara berkala dan sehabis setiap kali platinizing elektroda perlu dikalibrasi ulang dengan larutan kalibrasi yang telah disediakan oleh metrohm lasimnya dengan larutan kalibrasi KCl Tetapan elektroda distel pada 10 x 1 di konduktometer lalu koefisien suhu 20 untuk KCl 1 molliter Tetapan elektroda dihitung dengan rumus

Hal-hal berikut harus selalu diingat-ingat ketika melakukan titrasi

1 Penyesuaian pH Untuk banyak titrasi EDTA pH larutan sangatt menentukan sekali seringkali harus dicapai batas-batas dari 1 satuan pH dan sering batas-batas dari 05 satuan pH harus dicapai agar suatu titrasi yang sukses dapat dilakukan Untuk mencapai batas-batas kontrol yang begitu sempit perlu digunakan sebuah pH-meter sewaktu menyesuaikan nilai pH larutan dan bahkan untuk kasus di mana batas pH adalah sedemikian sehingga kertas uji pH boleh digunakan untuk mengontrol penyesuain pH hanyalah kertas dari jenis dengan jangkau yang sempit boleh digunakan

2 Pemekatan ion logam yang akan dititrasiKebanyakan titrasi berhasil dengan baik dengan 025 mmol ion logam yang bersangkutan dalam volume 50-150 cm3 larutan Jika konsentrasi ion logam itu terlalu tinggi maka titik akhir mungkin akan sangat sulit untuk dibedakan dan jika kita mengalami kesulitan dengan titik akhir maka sebaiknya mulailah lagi dengan satu porsi larutan uji yang lebih sedikit dan encerkan ini sampai 100-150 cm3 sebelum menambahkan medium pembufer dan indikator lalu diulangi titrasi itu

3 Banyaknya indicator Penambahan indicator yang terlalu banyak merupakan kesalahan yang harus kita hindarkan Dalam banyak kasus warna yang ditimbulakan oleh indicator sanagt sekali bertambah kuat selama jalannya titrasi dan labih jauh banayak indicator memperlihatkan dikroisme yaitu terjadi suatu perubahan warna peralihan pada satu dua tetes sebelum tiik akhir yang sebenarnya

4 Pencapaian titik-akhir Dalam banyak titrasi EDTA perubahan warna disekitar titik akhir mungkin lambat Dalam banyak hal-hal demikian sebaiknya titran ditambahkan dengan hati-hati sambil larutan terus menerus diaduk dianjurkan untuk memakai pengaduk magnetic Sering titik akhir yang lebih tajam dapat dicapai jika larutan diapnaskan samapi sekitar kira-kira 40OC Titrasi dengan CDTA selalu lebih lambat dalam daerah titik akhir divbanding dengan titrasi EDTA padanan

5 Deteksi perubahan warna Dengan semua indicator ion logam yang digunakan pada titrasi kompleksometri deteksi titik akhir dan titrasi bergantung pada pengenalan suatu perubahan warna yang tertentu bagi banyak pengamat ini dapat merupakan tugas yang sulit dsan bagi yang menderita buta warna bolehlah dikata mustahil Kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi dengan menggantikan mata dengan suatu fotosel yang jauh lebih peka dan meniadakan unsurt manusiawi Untuk melakukan operasi yang dituntut perlu tersedia sebuah kolorimeter atau spektrofotometer dalam mana kompartemen kuvetnya adaalh cukup besar untuk memuat bejana titrasi (labu Erlenmeyer atau piala berbentuk tinggi) Spektrofotometer Unicam SP 500 merupakan contoh dari instrumen yang sesuai untuk tujuan ini dan sejumlah fototitrator tersedia secara komersial

6 Metode lain untuk mendeeksi titik akhir Disamping deteksi secara visualdan secara spektrofotometri dari titik akhir dalam titrasi EDTA denagn bantuan indicator ion logam metode berikut ini juga tersedia untuk deteksi titik akhir

a Titrasi potensiometer dengan memakai sebuah electrode merkurium

b Titrasi potensiometer dengan memakai sebuah electrode ion selektif yang berespons terhadap ion yang sedang dititrasi

c Titrasi potensiometri dengan memekai sebuah system electrode platinum mengkilat kalomel jenuh ini dapat dipakai bila reaksi melibatkan dua keadaan oksidasi berlainan (dari) suatu logam tertentu

d Dengan titarasi titrasi konduktometri

e Dengan titrasi amperometri

f Dengan titrasi entalpimetri

Aplikasi Titrasi Konduktometri

Dasar Analisis Tablet Aspirin dengan Metode Titrasi Konduktometri

Menurut hukum Ohm I = ER di mana I = arus dalam ampere E = tegangan dalam volt R = tahanan dalam ohm Hukum di atas berlaku bila difusi dan reaksi elektroda tidak terjadi Konduktansi sendiri didefinisikan sebagai kebalikan dari tahanan sehingga I = EL Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah mho Hantaran L suatu larutan berbanding lurus pada luas permukaan elektroda a konsentrasi ion persatuan volume larutan Ci pada hantaran ekivalen ionik S1 tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda d sehingga

L = ad x S Ci S1

Tanda S menyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap konduktansi bersifat aditif Karena a dan d dalam satuan cm maka konsentrasi C tentunya dalam ml Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas maka harus dikalikan faktor 1000 nilai da = S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan larutan ditaruh dalam sebuah sel yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat misal suatu larutan kalium klorida standar Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya diukur Pengaliran arus melalui larutan suatu elektrolit dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam komposisi larutan di dekat sekali dengan lektrode-elektrode begitulah potensial-potensial dapat timbul pada elektrode-elektrode dengan akibat terbawanya sesatan-sesatan serius dalam pengukuran-pengukuran konduktivitas kecuali kalau efek-efek polarisasi demikian dapat dikurangi sampai proporsi yang terabaikan

Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan suatu elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion berada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah

Penambahan suatu elektrolit kepada suatu larutan elektrolit lain pada kondisi-kondisi yang tak menghasilkan perubahan volume yang berarti akan mempengaruhi konduktans (hantaran) larutan tergantung apakah ada tidaknya terjadi reaksi-reaksi ionik Jika tak terjadi reaksi ionik seperti pada penambahan satu garam sederhana kepada garam sederhana lain (misal kalium klorida kepada natrium nitrat) konduktans hanya akan naik semata-mata Jika terjadi reaksi ionik konduktans dapat naik atau turn begitulah pada penambahan suatu basa kepada suatu asam kuat hantaran turun disebabkan oleh penggantian ion hidrogen yang konduktivitasnya tinggi oleh kation lain yang

konduktivitasnya lebih rendah Ini adalah prinsip yang mendasari titrasi-titrasi konduktometri yaitu substitusi ion-ion dengan suatu konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas yang lain

Biasanya konduktometri merupakan prosedur titrasi sedangkan konduktansi bukanlah prosedur titrasi Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen Tetapan sel harus diketahui Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur tetap tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi Hendaknya diperhatikan pentingnya pengendalian temperatur dalam pengukuran-pengukuran konduktans Sementara penggunaan termostat tidaklah sangat penting dalam titrasi konduktometri kekonstanan dalam temperatur dituntut tetapi biasanya kita hanya perlu menaruh sel konduktivitas itu dalam bejana besar penuh air pada temperatur laboratorium Penambahan relatif (dari) konduktivitas larutan selama reaksi dan pada penambahan reagensia dengan berlebih sangat menentukan ketepatan titrasi pada kondisi optimum kira-kira 05 persen Elektrolit asing dalam jumlah besar yang tak ambil bagian dalam reaksi tak boleh ada karena zat-zat ini mempunyai efek yang besar sekali pada ketepatan Akibatnya metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual potensiometri ataupun amperometri

Asam salisilat adalah golongan khusus dari asam hidroksi Penggunaan utama dari asam salisilat adalah dalam pembuatan aspirin Reaksi dengan anhidrida asetat mengubah gugus hidroksil fenolik dari asam salisilat menjadi ester asetil yaitu aspirin

Kelebihan titrasi konduktometer

a titrasi tidak menggunakan indikator karena pada titik keivalen sudah dapat ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut

b Dapat digunkan untuk titrasi yang berwarna

c Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapatan

d Lebih praktis

e Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit

f Untuk persen kesalahanya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi volumetri

kekurangan titrasi konduktometer

a Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja

b Sangat dipengaruhi temperatur

c Dapat ditunjukka dengan tidak langsung

d Peralatan cukup mahal

e Jika tidak hati ndash hati maka akan cepat rusak

f Tidak bisa digunakan pada larutan yang sangat asam atau basa karena akan meleleh

F PROSEDUR PERCOBAAN

Kalibrasi Konduktometri

Memasang sel konduktivitas dengan konstanta sel tertentu pada socket warna hitam (A1 dan B2) dan resistan thermometer Pt-100 pada socket warna merah (A3 dan B4)

Memasukkan harga konstanta sel pada konduktometer Untuk sel dengan konstanta 079 cm-1 maka kita memasukkan angka 79 kemudian menekan tombol (x 01) yang ada pada deretan diatasnya sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 079 cm-1 ( 79 x 01 = 079)

Memasukkan temperatur larutan pada ldquotemprdquo dan menekan tombol ldquotemprdquo Kemudian memilih (set) temperatur pengukuran (00helliphellip999ordmC) yaitu 150ordmC Kita tidak menggunakan Pt-100 maka kita menekan tombol ldquotemprdquo karena kita menggunakan titrasi manual dan bukan otomatis

Mengatur koefisien temperatur pada harga (10hellip39) sesuai dengan tabel dibawah ini untuk zat yang tidak tercantum dalam tabel ini memasukkan harga 20 Karena kita menggunakan KCl dengan koefisien suhu 195 maka kita membulatkannya senilai 20

Tabel koefisien temperatur dari beberapa zat

Zat 1 M ( 18ordmC ) Koefisien Suhu ( α )

HNO3

KNO3

NH3 H2O

NH4Cl

KCl

NaCl 147

205

238

198

195

217

Menggunakan frekuensi pengukuran 2 kHz Tombol tidak ditekan ke bawah

Menggunakan range pengukuran pada ldquoautordquo Tombol tidak ditekan kebawah

Mencelupkan sel konduktometer ke dalam larutan KCl dengan konsentrasi tertentu yaitu 01 N sebanyak 50 ml

Mengatur (mengkondisikan) larutan KCl pada salah satu temperatur sesuai tabel dibawah ini

Tabel konduktivitas larutan KCl 01M untuk kalibrasi

Suhu ( ordmC ) Konduktivitas KCl 01M ( mS cm )

0

10

15

20

25 715

973

1048

1167

1288

Dengan melihat tabel konduktivitas diatas maka memutar tombol ldquocoarsrdquo sampai angka pada display menunjukkan sama dengan nilai konduktivitas yang ada pada tabel diatas

Untuk pengaturan yang lebih halus memutar tombol ldquofinerdquo lalu menekan tombol ldquostand byrdquo

Kalibrasi telah selesai dan jangan memutar kembali tombol ldquocoarsrdquo dan ldquofinerdquo

Jika harga pada table diatas tidak dapat tercapai maka tetapan sel dihitung dari persamaan

Nilai Kh (hasil perhitungan) dikalikan dengan tetapan yang tertera pada cell dan nilai tersebut dimasukkan kedalam konduktometer

Mencari Hantaran (Konduktivitas = G) Dari beberapa Konsentrasi Larutan Asam Atau Basa

Membuat larutan asam atau basa yaitu larutan HCl dan larutan NaOH dengan konsentrasi sebagai berikut 1M 05M 01M 005M dan 001M kedalam labu takar 50 ml dan menambahkan aquadest sampai tanda batas labu

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan 1M dan mengaduknya dengan magnetic stirrer

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Menekan tombol ldquostand byrdquo

Mengangkat sel konduktometer dari larutan 1M dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

Melakukan hal yang sama untuk konsentrasi larutan 05M 01M 005M dan 001M

Membuat grafik hubungan antara konsentrasi vs konduktivitas

Titrasi Larutan HCl dengan NaOH

Memipet larutan sampel HCl 01M sebanyak 20 ml dan memasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan HCl 01M dan menambahkan aquadest hingga sel tercelup kemudian mengaduknya dengan magnetic stirrer

Memasukkan ujung mikroburet (HCl adalah larutan asam karena itu larutan peniternya adalah larutan basa yaitu NaOH) ke dalam gelas kimia yang berisi larutan sampel HCl01M

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display (volume penitar = 0 ml)

Menekan tombol ldquostand byrdquo setiap selesai pembacaan pada display

Mengalirkan penitar dengan menekan tombol ldquoGordquo pada dosimat sampai volume tertentu atau yang diinginkan

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Melakukan dua point diatas sampai melewati titik akhir (konduktivitas makin besar) lalu menekan tombol ldquostand byrdquo Bila titrasi melewati titik ekuivalen maka volume penitar yang ditambahkan diperkecil

Mengangkat sel konduktometer dari dalam larutan dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

GDATA PENGAMATAN

Kalibrasi konduktometer

Elektroda yang digunakan 077 cm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC pada tabel = 1167 mScm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC yang terukur = 1009 mScm

Hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi

NO Konsentrasi

HCl (M) Konduktivitas Larutan

1

2

3

4

5 1

05

01

005

001 1999

1526

332

1743

361

Sampel HCL xN 10 ml

Titrasi HCl dengan NaOH 01 M untuk penentuan konduktivitas

NO Volume NaOH ( ml ) Konduktivitas

( mScm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

Titrasi konduktometri merupakan salah satu dari sekian banyak macam-macam titrasi Didalam titrasi konduktometri ini tidak terlalu berbeda jauh dari titrasi-titrasi yang lainya yang membedakan biasanya hanya terdapat bagaimana cara untuk mengetahui titik ekivalen dari larutan itu Kalau kita menggunakan titrasi volumetri yang biasa kita praktikan sebelumnya titik ekivalen diketahui ketika terjadi perubahan warna zat itu akan mengalami peruban warna bila zat itu dalam keadaan setimbang Untuk mempermudah kita untuk melihat zat itu sudah mencapai ekivalen maka digunakan indikator Tetapi banyak sekali para praktikan yang merasa kesulitan untuk menentukan dengan tepat titik ekivalen dengan menggunkan titrasi volumetri ini Titrasi konduktometri ini lebih mudah jika dibandingkan dengan titrasi lainya walaupun ada kelemahan tetapi juga ada kelebihanya Titik ekivalen dapat kita ketahui dari daya hantar dari larutan yang kita ukur jika daya hantar sudah konstan berarti titrasi sudah mencapai ekivalen Titrasi ini juga tidak perlu menggunakan indikator untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dalam bab selanjutnya

Konduktometri merupakan prosedur titrasi sedangkan konduktansi bukanlah prosedur titrasi Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen Tetapan sel harus diketahui Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur tetap tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi

Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion2 yang ada dan konsentrasi ion2 tersebut Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek2 antar ionik untuk elektrolit2 kuat dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah (Bassett J dkk 1994)

Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan larutan ditaruh dalam sebuah sel yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat misal suatu larutan kalium klorida standar Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya diukur (Bassett J dkk 1994)

Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas maka harus dikalikan faktor 1000 nilai da=S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel (Khopkar 2003) Metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual potensiometri ataupun amperometri (Bassett J dkk 1994)

Hipotesis

1 Karena titrasi konduktometri lebih efisien dan lebeh efeketif dalam pengguanaan zat selain itu juga kita tidak perlu menggunakan indikator untuk mengethaui titik ekivalen dari titrasi

2 Karena titik ekivalen dapat diketahui dari daya hantar larutan yang terukur pada konduktometer yaitu dengan konstannya nilai daya hantar

3 Karena didalam titrasi konduktometer ini yang berperan penting yaitu konsentrasi dari suatu larutan

Konduktometri merupakan salah satu cara elektroanalisa yang mengukur konduktivitas larutan dengan elektroda khusus Konduktivitas berbanding terbalik terbalik tahanan listrik dalam larutan yaitu semakin besar tahanan listrik semakin kecil konduktivitas

Konduktivitas mempunyai siemens per cm konduktivitas larutan kimia lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut apabila terdapat beda tegangan listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pebawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Besarnya arus yang mengalir ditentukan oleh parameter-parameter sebagai berikut

Beda tegangan antara kedua elektroda

Konsentrasi ion-ion

Sifat ion seperti besarnya muatan derajat disosiasi besarnya ion kompleksasi dengan molekul lain dan sebagainya

Suhu larutan

Luas permukaan masing-masing elektroda

Jarak antara katoda dan anoda

Semakin besar arus makin besar pula konduktivitas K Luas permukaan elektroda dan jarak antara katoda dan anoda merupakan parameter yang tetap karena parameter-parameter tersebut bergantung pada rancangan elektroda Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas ( cell constant Kcm )

Pada permukaan elektroda dapat terjadi tegangan lebih ( over voltage ) yang tidak sebanding lagi dengan arus dan konsentrasi ion Untuk mencegah tegangan lebih tersebut perbukaan elektroda dilapis dengan lapisan platinum yang halus dan aktif Pelapisan elektroda dengan platinum disebut ldquoplatinizingrdquo

Parameter harus dipertahankan tetap sama selama pengukuran konduktivitas adalah suhu larutan Sebaiknya digunakan wadah titrasi yang dindingnya berlapis dua sehingga dalam dinding tersebut dapat dialirkan air pada suhu tertentu dari thermostat

Perubahan konduktivitas terhadap suhu berbeda-beda untuk setiap senyawa Setiap senyawa mempunyai koefisien suhu Hubungan antara konduktivitas K pada suhu 20 oC dengan konduktivitas K pada suhu noC dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut

Untuk menghitung koefisien suhu digunakan rumus

Koefisien suhu bergantung pula pada konsentrasi zat Koefisien suhu dapat ditentukan sendiri dengan mengukur konduktivitas pada suhu 20 oC dan pada suhu yang lain ( misalnya 30 degC )

Konduktometer metrohm mengukur konduktivitas dengan arus AC ( alternative current ) untuk mencegah terjadinya polarisasi lektrida Oleh karena itu frekuensi dari arus tersebut perlu diatur sesuai dengan konduktivitas sampel Terdapat dua pilihan frekuensi sebagai berikut

Tombol FREQ tidak ditekan Frekuensi 2000 Hertz ( 2 kHz ) Frekuensi tinggi dipakai untuk cuplikan yang mempunyai konduktivitas yang tinggi ( lebih dari 100 μScm ) selain itu untuk titrasi konduktometri

Tombol FREQ ditekan Frekuensi 300 Hertz ( 300 Hz ) untuk konduktivitas dibawah 1 mScm

Jenis elektroda konduktometri ( measurung cell ) harus dipilih sesuai dengan konduktivitas dari cuplikan Elekttroda yang mempunyai tetapan rendah sesuai untuk pengukuran konduktivitas yang rendah sebaliknya elektroda dengan tetapan tinggi sesuai untuk konduktivitas yang tinggi

Suhu dikompensasikan secara otomatis dengan sensor Pt-100 atau oleh operatornya dengan menekan tombol TEMP lalu mengatur suhu cuplikan serta koefisien suhu cuplikan Daerah pengukuran (measuring range) diatur oleh alat secara otomatis kecuali bila tombol RANGE ditekan

Apabila kita ingin membaca harga yang konduktivitas secara teliti tetapi harga konduktivitas sering berubah sehingga keluar dari daerah yang telah diatur maka kita menaikkan harga konduktivitas tersebut hingga berada dipertengahan daerah pengukuran

Titrasi Konduktometri

Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan kadar ion dengan syarat ion tersebut terlibat dalam reaksi kimia sehingga terjadi penggantian satu jenis ion dengan yang lain yang berarti terjadi perubahan konduktivitas Misalnya titrasi HCl dengan NaOH berdasarkan persamaan sebagai berikut

H+ + Cl- + OH- + Na+ H2O + Cl- + Na+

Sebelum ditambah NaOH didalam larutan terdapat ion Hnotnot+ dan Cl- yang masing-masing mempunyai harga konduktivitas molar ( 25 degC ) sebesar 3498 cm2mol dan 763 cm2mol Pada penambahan NaOH terjadi reaksi antara H+ dengan OH- membentuk H2O sehingga jumlah H+ didalam larutan berkurang sedangkan jumlah NaOH bertambah Na+ mempunyai harga konduktivitas molar 501 S cm-1mol yang jauh lebih kecil dari H+ sehingga harga konduktivitas total dari larutan turun Pada titik akhir titrasi H+ dalam larutan telah bereaksi seluruhnya dengan OH- sehingga penambahan NaOH lebih lanjut akan menaikkan harga konduktivitas total larutan karena terdapat OH- dengan konduktivitas molar 1983 S cm-1mol

Titik akhir dapat ditentukan dalam grafik titrasi sebagai berikut

Titrasi konduktometri sangat sesuai untuk asam atau basa lemah karena penggunaan potensiograph titroprocessor dengan elektroda kaca menghasilkan titik akhir yang kurang jelas Namun titrasi konduktometri tidak dapat dilakukan dalam cuplikan yang mengandung konsentrasi ion lain yang tinggi karena titik akhir menjadi kurang tajam Titrasi konduktometri sangat berguna untuk melakukan titrasi pengendapan Keuntungan titrasi konduktometri adalah grafik titrasi seluruhnya digunakan untuk menentukan titik akhir sedangkan pada kurva titrasi potensiometri titik akhir ditentukan dari bentuk grafik dekat titik akhir saja Kepekaan cara konduktometri jauh lebih baik Titrasi konduktometri masih memberi titik akhir yang jelas untuk asam atau basa lemah dalam konsentrasi encer sedangkan dengan potensiometri titik akhir tidak jelas lagi

Pemeliharaan Elektroda

Elektroda yang kering sebelum dipakai direndam sebentar dalam etanol lalu dibilas dengan air Sehabis dipakai elektroda dibilas lagi dengan air lalu disimpan lagi dalam air Elektroda yang akan disimpan untuk jangka waktu yang panjang harus dikeringkan lalu disimpan kering Sekali-sekali elektroda perlu dilapis ulang dengan platinum (platinizing) sesuai dingin procedure dalam manual

Secara berkala dan sehabis setiap kali platinizing elektroda perlu dikalibrasi ulang dengan larutan kalibrasi yang telah disediakan oleh metrohm lasimnya dengan larutan kalibrasi KCl Tetapan elektroda distel pada 10 x 1 di konduktometer lalu koefisien suhu 20 untuk KCl 1 molliter Tetapan elektroda dihitung dengan rumus

Hal-hal berikut harus selalu diingat-ingat ketika melakukan titrasi

1 Penyesuaian pH Untuk banyak titrasi EDTA pH larutan sangatt menentukan sekali seringkali harus dicapai batas-batas dari 1 satuan pH dan sering batas-batas dari 05 satuan pH harus dicapai agar suatu titrasi yang sukses dapat dilakukan Untuk mencapai batas-batas kontrol yang begitu sempit perlu digunakan sebuah pH-meter sewaktu menyesuaikan nilai pH larutan dan bahkan untuk kasus di mana batas pH adalah sedemikian sehingga kertas uji pH boleh digunakan untuk mengontrol penyesuain pH hanyalah kertas dari jenis dengan jangkau yang sempit boleh digunakan

2 Pemekatan ion logam yang akan dititrasiKebanyakan titrasi berhasil dengan baik dengan 025 mmol ion logam yang bersangkutan dalam volume 50-150 cm3 larutan Jika konsentrasi ion logam itu terlalu tinggi maka titik akhir mungkin akan sangat sulit untuk dibedakan dan jika kita mengalami kesulitan dengan titik akhir maka sebaiknya mulailah lagi dengan satu porsi larutan uji yang lebih sedikit dan encerkan ini sampai 100-150 cm3 sebelum menambahkan medium pembufer dan indikator lalu diulangi titrasi itu

3 Banyaknya indicator Penambahan indicator yang terlalu banyak merupakan kesalahan yang harus kita hindarkan Dalam banyak kasus warna yang ditimbulakan oleh indicator sanagt sekali bertambah kuat selama jalannya titrasi dan labih jauh banayak indicator memperlihatkan dikroisme yaitu terjadi suatu perubahan warna peralihan pada satu dua tetes sebelum tiik akhir yang sebenarnya

4 Pencapaian titik-akhir Dalam banyak titrasi EDTA perubahan warna disekitar titik akhir mungkin lambat Dalam banyak hal-hal demikian sebaiknya titran ditambahkan dengan hati-hati sambil larutan terus menerus diaduk dianjurkan untuk memakai pengaduk magnetic Sering titik akhir yang lebih tajam dapat dicapai jika larutan diapnaskan samapi sekitar kira-kira 40OC Titrasi dengan CDTA selalu lebih lambat dalam daerah titik akhir divbanding dengan titrasi EDTA padanan

5 Deteksi perubahan warna Dengan semua indicator ion logam yang digunakan pada titrasi kompleksometri deteksi titik akhir dan titrasi bergantung pada pengenalan suatu perubahan warna yang tertentu bagi banyak pengamat ini dapat merupakan tugas yang sulit dsan bagi yang menderita buta warna bolehlah dikata mustahil Kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi dengan menggantikan mata dengan suatu fotosel yang jauh lebih peka dan meniadakan unsurt manusiawi Untuk melakukan operasi yang dituntut perlu tersedia sebuah kolorimeter atau spektrofotometer dalam mana kompartemen kuvetnya adaalh cukup besar untuk memuat bejana titrasi (labu Erlenmeyer atau piala berbentuk tinggi) Spektrofotometer Unicam SP 500 merupakan contoh dari instrumen yang sesuai untuk tujuan ini dan sejumlah fototitrator tersedia secara komersial

6 Metode lain untuk mendeeksi titik akhir Disamping deteksi secara visualdan secara spektrofotometri dari titik akhir dalam titrasi EDTA denagn bantuan indicator ion logam metode berikut ini juga tersedia untuk deteksi titik akhir

a Titrasi potensiometer dengan memakai sebuah electrode merkurium

b Titrasi potensiometer dengan memakai sebuah electrode ion selektif yang berespons terhadap ion yang sedang dititrasi

c Titrasi potensiometri dengan memekai sebuah system electrode platinum mengkilat kalomel jenuh ini dapat dipakai bila reaksi melibatkan dua keadaan oksidasi berlainan (dari) suatu logam tertentu

d Dengan titarasi titrasi konduktometri

e Dengan titrasi amperometri

f Dengan titrasi entalpimetri

Aplikasi Titrasi Konduktometri

Dasar Analisis Tablet Aspirin dengan Metode Titrasi Konduktometri

Menurut hukum Ohm I = ER di mana I = arus dalam ampere E = tegangan dalam volt R = tahanan dalam ohm Hukum di atas berlaku bila difusi dan reaksi elektroda tidak terjadi Konduktansi sendiri didefinisikan sebagai kebalikan dari tahanan sehingga I = EL Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah mho Hantaran L suatu larutan berbanding lurus pada luas permukaan elektroda a konsentrasi ion persatuan volume larutan Ci pada hantaran ekivalen ionik S1 tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda d sehingga

L = ad x S Ci S1

Tanda S menyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap konduktansi bersifat aditif Karena a dan d dalam satuan cm maka konsentrasi C tentunya dalam ml Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas maka harus dikalikan faktor 1000 nilai da = S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan larutan ditaruh dalam sebuah sel yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat misal suatu larutan kalium klorida standar Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya diukur Pengaliran arus melalui larutan suatu elektrolit dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam komposisi larutan di dekat sekali dengan lektrode-elektrode begitulah potensial-potensial dapat timbul pada elektrode-elektrode dengan akibat terbawanya sesatan-sesatan serius dalam pengukuran-pengukuran konduktivitas kecuali kalau efek-efek polarisasi demikian dapat dikurangi sampai proporsi yang terabaikan

Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan suatu elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion berada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah

Penambahan suatu elektrolit kepada suatu larutan elektrolit lain pada kondisi-kondisi yang tak menghasilkan perubahan volume yang berarti akan mempengaruhi konduktans (hantaran) larutan tergantung apakah ada tidaknya terjadi reaksi-reaksi ionik Jika tak terjadi reaksi ionik seperti pada penambahan satu garam sederhana kepada garam sederhana lain (misal kalium klorida kepada natrium nitrat) konduktans hanya akan naik semata-mata Jika terjadi reaksi ionik konduktans dapat naik atau turn begitulah pada penambahan suatu basa kepada suatu asam kuat hantaran turun disebabkan oleh penggantian ion hidrogen yang konduktivitasnya tinggi oleh kation lain yang

konduktivitasnya lebih rendah Ini adalah prinsip yang mendasari titrasi-titrasi konduktometri yaitu substitusi ion-ion dengan suatu konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas yang lain

Biasanya konduktometri merupakan prosedur titrasi sedangkan konduktansi bukanlah prosedur titrasi Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen Tetapan sel harus diketahui Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur tetap tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi Hendaknya diperhatikan pentingnya pengendalian temperatur dalam pengukuran-pengukuran konduktans Sementara penggunaan termostat tidaklah sangat penting dalam titrasi konduktometri kekonstanan dalam temperatur dituntut tetapi biasanya kita hanya perlu menaruh sel konduktivitas itu dalam bejana besar penuh air pada temperatur laboratorium Penambahan relatif (dari) konduktivitas larutan selama reaksi dan pada penambahan reagensia dengan berlebih sangat menentukan ketepatan titrasi pada kondisi optimum kira-kira 05 persen Elektrolit asing dalam jumlah besar yang tak ambil bagian dalam reaksi tak boleh ada karena zat-zat ini mempunyai efek yang besar sekali pada ketepatan Akibatnya metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual potensiometri ataupun amperometri

Asam salisilat adalah golongan khusus dari asam hidroksi Penggunaan utama dari asam salisilat adalah dalam pembuatan aspirin Reaksi dengan anhidrida asetat mengubah gugus hidroksil fenolik dari asam salisilat menjadi ester asetil yaitu aspirin

Kelebihan titrasi konduktometer

a titrasi tidak menggunakan indikator karena pada titik keivalen sudah dapat ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut

b Dapat digunkan untuk titrasi yang berwarna

c Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapatan

d Lebih praktis

e Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit

f Untuk persen kesalahanya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi volumetri

kekurangan titrasi konduktometer

a Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja

b Sangat dipengaruhi temperatur

c Dapat ditunjukka dengan tidak langsung

d Peralatan cukup mahal

e Jika tidak hati ndash hati maka akan cepat rusak

f Tidak bisa digunakan pada larutan yang sangat asam atau basa karena akan meleleh

F PROSEDUR PERCOBAAN

Kalibrasi Konduktometri

Memasang sel konduktivitas dengan konstanta sel tertentu pada socket warna hitam (A1 dan B2) dan resistan thermometer Pt-100 pada socket warna merah (A3 dan B4)

Memasukkan harga konstanta sel pada konduktometer Untuk sel dengan konstanta 079 cm-1 maka kita memasukkan angka 79 kemudian menekan tombol (x 01) yang ada pada deretan diatasnya sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 079 cm-1 ( 79 x 01 = 079)

Memasukkan temperatur larutan pada ldquotemprdquo dan menekan tombol ldquotemprdquo Kemudian memilih (set) temperatur pengukuran (00helliphellip999ordmC) yaitu 150ordmC Kita tidak menggunakan Pt-100 maka kita menekan tombol ldquotemprdquo karena kita menggunakan titrasi manual dan bukan otomatis

Mengatur koefisien temperatur pada harga (10hellip39) sesuai dengan tabel dibawah ini untuk zat yang tidak tercantum dalam tabel ini memasukkan harga 20 Karena kita menggunakan KCl dengan koefisien suhu 195 maka kita membulatkannya senilai 20

Tabel koefisien temperatur dari beberapa zat

Zat 1 M ( 18ordmC ) Koefisien Suhu ( α )

HNO3

KNO3

NH3 H2O

NH4Cl

KCl

NaCl 147

205

238

198

195

217

Menggunakan frekuensi pengukuran 2 kHz Tombol tidak ditekan ke bawah

Menggunakan range pengukuran pada ldquoautordquo Tombol tidak ditekan kebawah

Mencelupkan sel konduktometer ke dalam larutan KCl dengan konsentrasi tertentu yaitu 01 N sebanyak 50 ml

Mengatur (mengkondisikan) larutan KCl pada salah satu temperatur sesuai tabel dibawah ini

Tabel konduktivitas larutan KCl 01M untuk kalibrasi

Suhu ( ordmC ) Konduktivitas KCl 01M ( mS cm )

0

10

15

20

25 715

973

1048

1167

1288

Dengan melihat tabel konduktivitas diatas maka memutar tombol ldquocoarsrdquo sampai angka pada display menunjukkan sama dengan nilai konduktivitas yang ada pada tabel diatas

Untuk pengaturan yang lebih halus memutar tombol ldquofinerdquo lalu menekan tombol ldquostand byrdquo

Kalibrasi telah selesai dan jangan memutar kembali tombol ldquocoarsrdquo dan ldquofinerdquo

Jika harga pada table diatas tidak dapat tercapai maka tetapan sel dihitung dari persamaan

Nilai Kh (hasil perhitungan) dikalikan dengan tetapan yang tertera pada cell dan nilai tersebut dimasukkan kedalam konduktometer

Mencari Hantaran (Konduktivitas = G) Dari beberapa Konsentrasi Larutan Asam Atau Basa

Membuat larutan asam atau basa yaitu larutan HCl dan larutan NaOH dengan konsentrasi sebagai berikut 1M 05M 01M 005M dan 001M kedalam labu takar 50 ml dan menambahkan aquadest sampai tanda batas labu

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan 1M dan mengaduknya dengan magnetic stirrer

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Menekan tombol ldquostand byrdquo

Mengangkat sel konduktometer dari larutan 1M dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

Melakukan hal yang sama untuk konsentrasi larutan 05M 01M 005M dan 001M

Membuat grafik hubungan antara konsentrasi vs konduktivitas

Titrasi Larutan HCl dengan NaOH

Memipet larutan sampel HCl 01M sebanyak 20 ml dan memasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan HCl 01M dan menambahkan aquadest hingga sel tercelup kemudian mengaduknya dengan magnetic stirrer

Memasukkan ujung mikroburet (HCl adalah larutan asam karena itu larutan peniternya adalah larutan basa yaitu NaOH) ke dalam gelas kimia yang berisi larutan sampel HCl01M

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display (volume penitar = 0 ml)

Menekan tombol ldquostand byrdquo setiap selesai pembacaan pada display

Mengalirkan penitar dengan menekan tombol ldquoGordquo pada dosimat sampai volume tertentu atau yang diinginkan

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Melakukan dua point diatas sampai melewati titik akhir (konduktivitas makin besar) lalu menekan tombol ldquostand byrdquo Bila titrasi melewati titik ekuivalen maka volume penitar yang ditambahkan diperkecil

Mengangkat sel konduktometer dari dalam larutan dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

GDATA PENGAMATAN

Kalibrasi konduktometer

Elektroda yang digunakan 077 cm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC pada tabel = 1167 mScm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC yang terukur = 1009 mScm

Hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi

NO Konsentrasi

HCl (M) Konduktivitas Larutan

1

2

3

4

5 1

05

01

005

001 1999

1526

332

1743

361

Sampel HCL xN 10 ml

Titrasi HCl dengan NaOH 01 M untuk penentuan konduktivitas

NO Volume NaOH ( ml ) Konduktivitas

( mScm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

Konduktivitas mempunyai siemens per cm konduktivitas larutan kimia lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut apabila terdapat beda tegangan listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pebawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Besarnya arus yang mengalir ditentukan oleh parameter-parameter sebagai berikut

Beda tegangan antara kedua elektroda

Konsentrasi ion-ion

Sifat ion seperti besarnya muatan derajat disosiasi besarnya ion kompleksasi dengan molekul lain dan sebagainya

Suhu larutan

Luas permukaan masing-masing elektroda

Jarak antara katoda dan anoda

Semakin besar arus makin besar pula konduktivitas K Luas permukaan elektroda dan jarak antara katoda dan anoda merupakan parameter yang tetap karena parameter-parameter tersebut bergantung pada rancangan elektroda Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas ( cell constant Kcm )

Pada permukaan elektroda dapat terjadi tegangan lebih ( over voltage ) yang tidak sebanding lagi dengan arus dan konsentrasi ion Untuk mencegah tegangan lebih tersebut perbukaan elektroda dilapis dengan lapisan platinum yang halus dan aktif Pelapisan elektroda dengan platinum disebut ldquoplatinizingrdquo

Parameter harus dipertahankan tetap sama selama pengukuran konduktivitas adalah suhu larutan Sebaiknya digunakan wadah titrasi yang dindingnya berlapis dua sehingga dalam dinding tersebut dapat dialirkan air pada suhu tertentu dari thermostat

Perubahan konduktivitas terhadap suhu berbeda-beda untuk setiap senyawa Setiap senyawa mempunyai koefisien suhu Hubungan antara konduktivitas K pada suhu 20 oC dengan konduktivitas K pada suhu noC dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut

Untuk menghitung koefisien suhu digunakan rumus

Koefisien suhu bergantung pula pada konsentrasi zat Koefisien suhu dapat ditentukan sendiri dengan mengukur konduktivitas pada suhu 20 oC dan pada suhu yang lain ( misalnya 30 degC )

Konduktometer metrohm mengukur konduktivitas dengan arus AC ( alternative current ) untuk mencegah terjadinya polarisasi lektrida Oleh karena itu frekuensi dari arus tersebut perlu diatur sesuai dengan konduktivitas sampel Terdapat dua pilihan frekuensi sebagai berikut

Tombol FREQ tidak ditekan Frekuensi 2000 Hertz ( 2 kHz ) Frekuensi tinggi dipakai untuk cuplikan yang mempunyai konduktivitas yang tinggi ( lebih dari 100 μScm ) selain itu untuk titrasi konduktometri

Tombol FREQ ditekan Frekuensi 300 Hertz ( 300 Hz ) untuk konduktivitas dibawah 1 mScm

Jenis elektroda konduktometri ( measurung cell ) harus dipilih sesuai dengan konduktivitas dari cuplikan Elekttroda yang mempunyai tetapan rendah sesuai untuk pengukuran konduktivitas yang rendah sebaliknya elektroda dengan tetapan tinggi sesuai untuk konduktivitas yang tinggi

Suhu dikompensasikan secara otomatis dengan sensor Pt-100 atau oleh operatornya dengan menekan tombol TEMP lalu mengatur suhu cuplikan serta koefisien suhu cuplikan Daerah pengukuran (measuring range) diatur oleh alat secara otomatis kecuali bila tombol RANGE ditekan

Apabila kita ingin membaca harga yang konduktivitas secara teliti tetapi harga konduktivitas sering berubah sehingga keluar dari daerah yang telah diatur maka kita menaikkan harga konduktivitas tersebut hingga berada dipertengahan daerah pengukuran

Titrasi Konduktometri

Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan kadar ion dengan syarat ion tersebut terlibat dalam reaksi kimia sehingga terjadi penggantian satu jenis ion dengan yang lain yang berarti terjadi perubahan konduktivitas Misalnya titrasi HCl dengan NaOH berdasarkan persamaan sebagai berikut

H+ + Cl- + OH- + Na+ H2O + Cl- + Na+

Sebelum ditambah NaOH didalam larutan terdapat ion Hnotnot+ dan Cl- yang masing-masing mempunyai harga konduktivitas molar ( 25 degC ) sebesar 3498 cm2mol dan 763 cm2mol Pada penambahan NaOH terjadi reaksi antara H+ dengan OH- membentuk H2O sehingga jumlah H+ didalam larutan berkurang sedangkan jumlah NaOH bertambah Na+ mempunyai harga konduktivitas molar 501 S cm-1mol yang jauh lebih kecil dari H+ sehingga harga konduktivitas total dari larutan turun Pada titik akhir titrasi H+ dalam larutan telah bereaksi seluruhnya dengan OH- sehingga penambahan NaOH lebih lanjut akan menaikkan harga konduktivitas total larutan karena terdapat OH- dengan konduktivitas molar 1983 S cm-1mol

Titik akhir dapat ditentukan dalam grafik titrasi sebagai berikut

Titrasi konduktometri sangat sesuai untuk asam atau basa lemah karena penggunaan potensiograph titroprocessor dengan elektroda kaca menghasilkan titik akhir yang kurang jelas Namun titrasi konduktometri tidak dapat dilakukan dalam cuplikan yang mengandung konsentrasi ion lain yang tinggi karena titik akhir menjadi kurang tajam Titrasi konduktometri sangat berguna untuk melakukan titrasi pengendapan Keuntungan titrasi konduktometri adalah grafik titrasi seluruhnya digunakan untuk menentukan titik akhir sedangkan pada kurva titrasi potensiometri titik akhir ditentukan dari bentuk grafik dekat titik akhir saja Kepekaan cara konduktometri jauh lebih baik Titrasi konduktometri masih memberi titik akhir yang jelas untuk asam atau basa lemah dalam konsentrasi encer sedangkan dengan potensiometri titik akhir tidak jelas lagi

Pemeliharaan Elektroda

Elektroda yang kering sebelum dipakai direndam sebentar dalam etanol lalu dibilas dengan air Sehabis dipakai elektroda dibilas lagi dengan air lalu disimpan lagi dalam air Elektroda yang akan disimpan untuk jangka waktu yang panjang harus dikeringkan lalu disimpan kering Sekali-sekali elektroda perlu dilapis ulang dengan platinum (platinizing) sesuai dingin procedure dalam manual

Secara berkala dan sehabis setiap kali platinizing elektroda perlu dikalibrasi ulang dengan larutan kalibrasi yang telah disediakan oleh metrohm lasimnya dengan larutan kalibrasi KCl Tetapan elektroda distel pada 10 x 1 di konduktometer lalu koefisien suhu 20 untuk KCl 1 molliter Tetapan elektroda dihitung dengan rumus

Hal-hal berikut harus selalu diingat-ingat ketika melakukan titrasi

1 Penyesuaian pH Untuk banyak titrasi EDTA pH larutan sangatt menentukan sekali seringkali harus dicapai batas-batas dari 1 satuan pH dan sering batas-batas dari 05 satuan pH harus dicapai agar suatu titrasi yang sukses dapat dilakukan Untuk mencapai batas-batas kontrol yang begitu sempit perlu digunakan sebuah pH-meter sewaktu menyesuaikan nilai pH larutan dan bahkan untuk kasus di mana batas pH adalah sedemikian sehingga kertas uji pH boleh digunakan untuk mengontrol penyesuain pH hanyalah kertas dari jenis dengan jangkau yang sempit boleh digunakan

2 Pemekatan ion logam yang akan dititrasiKebanyakan titrasi berhasil dengan baik dengan 025 mmol ion logam yang bersangkutan dalam volume 50-150 cm3 larutan Jika konsentrasi ion logam itu terlalu tinggi maka titik akhir mungkin akan sangat sulit untuk dibedakan dan jika kita mengalami kesulitan dengan titik akhir maka sebaiknya mulailah lagi dengan satu porsi larutan uji yang lebih sedikit dan encerkan ini sampai 100-150 cm3 sebelum menambahkan medium pembufer dan indikator lalu diulangi titrasi itu

3 Banyaknya indicator Penambahan indicator yang terlalu banyak merupakan kesalahan yang harus kita hindarkan Dalam banyak kasus warna yang ditimbulakan oleh indicator sanagt sekali bertambah kuat selama jalannya titrasi dan labih jauh banayak indicator memperlihatkan dikroisme yaitu terjadi suatu perubahan warna peralihan pada satu dua tetes sebelum tiik akhir yang sebenarnya

4 Pencapaian titik-akhir Dalam banyak titrasi EDTA perubahan warna disekitar titik akhir mungkin lambat Dalam banyak hal-hal demikian sebaiknya titran ditambahkan dengan hati-hati sambil larutan terus menerus diaduk dianjurkan untuk memakai pengaduk magnetic Sering titik akhir yang lebih tajam dapat dicapai jika larutan diapnaskan samapi sekitar kira-kira 40OC Titrasi dengan CDTA selalu lebih lambat dalam daerah titik akhir divbanding dengan titrasi EDTA padanan

5 Deteksi perubahan warna Dengan semua indicator ion logam yang digunakan pada titrasi kompleksometri deteksi titik akhir dan titrasi bergantung pada pengenalan suatu perubahan warna yang tertentu bagi banyak pengamat ini dapat merupakan tugas yang sulit dsan bagi yang menderita buta warna bolehlah dikata mustahil Kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi dengan menggantikan mata dengan suatu fotosel yang jauh lebih peka dan meniadakan unsurt manusiawi Untuk melakukan operasi yang dituntut perlu tersedia sebuah kolorimeter atau spektrofotometer dalam mana kompartemen kuvetnya adaalh cukup besar untuk memuat bejana titrasi (labu Erlenmeyer atau piala berbentuk tinggi) Spektrofotometer Unicam SP 500 merupakan contoh dari instrumen yang sesuai untuk tujuan ini dan sejumlah fototitrator tersedia secara komersial

6 Metode lain untuk mendeeksi titik akhir Disamping deteksi secara visualdan secara spektrofotometri dari titik akhir dalam titrasi EDTA denagn bantuan indicator ion logam metode berikut ini juga tersedia untuk deteksi titik akhir

a Titrasi potensiometer dengan memakai sebuah electrode merkurium

b Titrasi potensiometer dengan memakai sebuah electrode ion selektif yang berespons terhadap ion yang sedang dititrasi

c Titrasi potensiometri dengan memekai sebuah system electrode platinum mengkilat kalomel jenuh ini dapat dipakai bila reaksi melibatkan dua keadaan oksidasi berlainan (dari) suatu logam tertentu

d Dengan titarasi titrasi konduktometri

e Dengan titrasi amperometri

f Dengan titrasi entalpimetri

Aplikasi Titrasi Konduktometri

Dasar Analisis Tablet Aspirin dengan Metode Titrasi Konduktometri

Menurut hukum Ohm I = ER di mana I = arus dalam ampere E = tegangan dalam volt R = tahanan dalam ohm Hukum di atas berlaku bila difusi dan reaksi elektroda tidak terjadi Konduktansi sendiri didefinisikan sebagai kebalikan dari tahanan sehingga I = EL Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah mho Hantaran L suatu larutan berbanding lurus pada luas permukaan elektroda a konsentrasi ion persatuan volume larutan Ci pada hantaran ekivalen ionik S1 tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda d sehingga

L = ad x S Ci S1

Tanda S menyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap konduktansi bersifat aditif Karena a dan d dalam satuan cm maka konsentrasi C tentunya dalam ml Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas maka harus dikalikan faktor 1000 nilai da = S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan larutan ditaruh dalam sebuah sel yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat misal suatu larutan kalium klorida standar Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya diukur Pengaliran arus melalui larutan suatu elektrolit dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam komposisi larutan di dekat sekali dengan lektrode-elektrode begitulah potensial-potensial dapat timbul pada elektrode-elektrode dengan akibat terbawanya sesatan-sesatan serius dalam pengukuran-pengukuran konduktivitas kecuali kalau efek-efek polarisasi demikian dapat dikurangi sampai proporsi yang terabaikan

Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan suatu elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion berada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah

Penambahan suatu elektrolit kepada suatu larutan elektrolit lain pada kondisi-kondisi yang tak menghasilkan perubahan volume yang berarti akan mempengaruhi konduktans (hantaran) larutan tergantung apakah ada tidaknya terjadi reaksi-reaksi ionik Jika tak terjadi reaksi ionik seperti pada penambahan satu garam sederhana kepada garam sederhana lain (misal kalium klorida kepada natrium nitrat) konduktans hanya akan naik semata-mata Jika terjadi reaksi ionik konduktans dapat naik atau turn begitulah pada penambahan suatu basa kepada suatu asam kuat hantaran turun disebabkan oleh penggantian ion hidrogen yang konduktivitasnya tinggi oleh kation lain yang

konduktivitasnya lebih rendah Ini adalah prinsip yang mendasari titrasi-titrasi konduktometri yaitu substitusi ion-ion dengan suatu konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas yang lain

Biasanya konduktometri merupakan prosedur titrasi sedangkan konduktansi bukanlah prosedur titrasi Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen Tetapan sel harus diketahui Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur tetap tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi Hendaknya diperhatikan pentingnya pengendalian temperatur dalam pengukuran-pengukuran konduktans Sementara penggunaan termostat tidaklah sangat penting dalam titrasi konduktometri kekonstanan dalam temperatur dituntut tetapi biasanya kita hanya perlu menaruh sel konduktivitas itu dalam bejana besar penuh air pada temperatur laboratorium Penambahan relatif (dari) konduktivitas larutan selama reaksi dan pada penambahan reagensia dengan berlebih sangat menentukan ketepatan titrasi pada kondisi optimum kira-kira 05 persen Elektrolit asing dalam jumlah besar yang tak ambil bagian dalam reaksi tak boleh ada karena zat-zat ini mempunyai efek yang besar sekali pada ketepatan Akibatnya metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual potensiometri ataupun amperometri

Asam salisilat adalah golongan khusus dari asam hidroksi Penggunaan utama dari asam salisilat adalah dalam pembuatan aspirin Reaksi dengan anhidrida asetat mengubah gugus hidroksil fenolik dari asam salisilat menjadi ester asetil yaitu aspirin

Kelebihan titrasi konduktometer

a titrasi tidak menggunakan indikator karena pada titik keivalen sudah dapat ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut

b Dapat digunkan untuk titrasi yang berwarna

c Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapatan

d Lebih praktis

e Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit

f Untuk persen kesalahanya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi volumetri

kekurangan titrasi konduktometer

a Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja

b Sangat dipengaruhi temperatur

c Dapat ditunjukka dengan tidak langsung

d Peralatan cukup mahal

e Jika tidak hati ndash hati maka akan cepat rusak

f Tidak bisa digunakan pada larutan yang sangat asam atau basa karena akan meleleh

F PROSEDUR PERCOBAAN

Kalibrasi Konduktometri

Memasang sel konduktivitas dengan konstanta sel tertentu pada socket warna hitam (A1 dan B2) dan resistan thermometer Pt-100 pada socket warna merah (A3 dan B4)

Memasukkan harga konstanta sel pada konduktometer Untuk sel dengan konstanta 079 cm-1 maka kita memasukkan angka 79 kemudian menekan tombol (x 01) yang ada pada deretan diatasnya sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 079 cm-1 ( 79 x 01 = 079)

Memasukkan temperatur larutan pada ldquotemprdquo dan menekan tombol ldquotemprdquo Kemudian memilih (set) temperatur pengukuran (00helliphellip999ordmC) yaitu 150ordmC Kita tidak menggunakan Pt-100 maka kita menekan tombol ldquotemprdquo karena kita menggunakan titrasi manual dan bukan otomatis

Mengatur koefisien temperatur pada harga (10hellip39) sesuai dengan tabel dibawah ini untuk zat yang tidak tercantum dalam tabel ini memasukkan harga 20 Karena kita menggunakan KCl dengan koefisien suhu 195 maka kita membulatkannya senilai 20

Tabel koefisien temperatur dari beberapa zat

Zat 1 M ( 18ordmC ) Koefisien Suhu ( α )

HNO3

KNO3

NH3 H2O

NH4Cl

KCl

NaCl 147

205

238

198

195

217

Menggunakan frekuensi pengukuran 2 kHz Tombol tidak ditekan ke bawah

Menggunakan range pengukuran pada ldquoautordquo Tombol tidak ditekan kebawah

Mencelupkan sel konduktometer ke dalam larutan KCl dengan konsentrasi tertentu yaitu 01 N sebanyak 50 ml

Mengatur (mengkondisikan) larutan KCl pada salah satu temperatur sesuai tabel dibawah ini

Tabel konduktivitas larutan KCl 01M untuk kalibrasi

Suhu ( ordmC ) Konduktivitas KCl 01M ( mS cm )

0

10

15

20

25 715

973

1048

1167

1288

Dengan melihat tabel konduktivitas diatas maka memutar tombol ldquocoarsrdquo sampai angka pada display menunjukkan sama dengan nilai konduktivitas yang ada pada tabel diatas

Untuk pengaturan yang lebih halus memutar tombol ldquofinerdquo lalu menekan tombol ldquostand byrdquo

Kalibrasi telah selesai dan jangan memutar kembali tombol ldquocoarsrdquo dan ldquofinerdquo

Jika harga pada table diatas tidak dapat tercapai maka tetapan sel dihitung dari persamaan

Nilai Kh (hasil perhitungan) dikalikan dengan tetapan yang tertera pada cell dan nilai tersebut dimasukkan kedalam konduktometer

Mencari Hantaran (Konduktivitas = G) Dari beberapa Konsentrasi Larutan Asam Atau Basa

Membuat larutan asam atau basa yaitu larutan HCl dan larutan NaOH dengan konsentrasi sebagai berikut 1M 05M 01M 005M dan 001M kedalam labu takar 50 ml dan menambahkan aquadest sampai tanda batas labu

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan 1M dan mengaduknya dengan magnetic stirrer

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Menekan tombol ldquostand byrdquo

Mengangkat sel konduktometer dari larutan 1M dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

Melakukan hal yang sama untuk konsentrasi larutan 05M 01M 005M dan 001M

Membuat grafik hubungan antara konsentrasi vs konduktivitas

Titrasi Larutan HCl dengan NaOH

Memipet larutan sampel HCl 01M sebanyak 20 ml dan memasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan HCl 01M dan menambahkan aquadest hingga sel tercelup kemudian mengaduknya dengan magnetic stirrer

Memasukkan ujung mikroburet (HCl adalah larutan asam karena itu larutan peniternya adalah larutan basa yaitu NaOH) ke dalam gelas kimia yang berisi larutan sampel HCl01M

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display (volume penitar = 0 ml)

Menekan tombol ldquostand byrdquo setiap selesai pembacaan pada display

Mengalirkan penitar dengan menekan tombol ldquoGordquo pada dosimat sampai volume tertentu atau yang diinginkan

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Melakukan dua point diatas sampai melewati titik akhir (konduktivitas makin besar) lalu menekan tombol ldquostand byrdquo Bila titrasi melewati titik ekuivalen maka volume penitar yang ditambahkan diperkecil

Mengangkat sel konduktometer dari dalam larutan dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

GDATA PENGAMATAN

Kalibrasi konduktometer

Elektroda yang digunakan 077 cm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC pada tabel = 1167 mScm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC yang terukur = 1009 mScm

Hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi

NO Konsentrasi

HCl (M) Konduktivitas Larutan

1

2

3

4

5 1

05

01

005

001 1999

1526

332

1743

361

Sampel HCL xN 10 ml

Titrasi HCl dengan NaOH 01 M untuk penentuan konduktivitas

NO Volume NaOH ( ml ) Konduktivitas

( mScm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

Tombol FREQ ditekan Frekuensi 300 Hertz ( 300 Hz ) untuk konduktivitas dibawah 1 mScm

Jenis elektroda konduktometri ( measurung cell ) harus dipilih sesuai dengan konduktivitas dari cuplikan Elekttroda yang mempunyai tetapan rendah sesuai untuk pengukuran konduktivitas yang rendah sebaliknya elektroda dengan tetapan tinggi sesuai untuk konduktivitas yang tinggi

Suhu dikompensasikan secara otomatis dengan sensor Pt-100 atau oleh operatornya dengan menekan tombol TEMP lalu mengatur suhu cuplikan serta koefisien suhu cuplikan Daerah pengukuran (measuring range) diatur oleh alat secara otomatis kecuali bila tombol RANGE ditekan

Apabila kita ingin membaca harga yang konduktivitas secara teliti tetapi harga konduktivitas sering berubah sehingga keluar dari daerah yang telah diatur maka kita menaikkan harga konduktivitas tersebut hingga berada dipertengahan daerah pengukuran

Titrasi Konduktometri

Titrasi konduktometri dapat dilakukan untuk menentukan kadar ion dengan syarat ion tersebut terlibat dalam reaksi kimia sehingga terjadi penggantian satu jenis ion dengan yang lain yang berarti terjadi perubahan konduktivitas Misalnya titrasi HCl dengan NaOH berdasarkan persamaan sebagai berikut

H+ + Cl- + OH- + Na+ H2O + Cl- + Na+

Sebelum ditambah NaOH didalam larutan terdapat ion Hnotnot+ dan Cl- yang masing-masing mempunyai harga konduktivitas molar ( 25 degC ) sebesar 3498 cm2mol dan 763 cm2mol Pada penambahan NaOH terjadi reaksi antara H+ dengan OH- membentuk H2O sehingga jumlah H+ didalam larutan berkurang sedangkan jumlah NaOH bertambah Na+ mempunyai harga konduktivitas molar 501 S cm-1mol yang jauh lebih kecil dari H+ sehingga harga konduktivitas total dari larutan turun Pada titik akhir titrasi H+ dalam larutan telah bereaksi seluruhnya dengan OH- sehingga penambahan NaOH lebih lanjut akan menaikkan harga konduktivitas total larutan karena terdapat OH- dengan konduktivitas molar 1983 S cm-1mol

Titik akhir dapat ditentukan dalam grafik titrasi sebagai berikut

Titrasi konduktometri sangat sesuai untuk asam atau basa lemah karena penggunaan potensiograph titroprocessor dengan elektroda kaca menghasilkan titik akhir yang kurang jelas Namun titrasi konduktometri tidak dapat dilakukan dalam cuplikan yang mengandung konsentrasi ion lain yang tinggi karena titik akhir menjadi kurang tajam Titrasi konduktometri sangat berguna untuk melakukan titrasi pengendapan Keuntungan titrasi konduktometri adalah grafik titrasi seluruhnya digunakan untuk menentukan titik akhir sedangkan pada kurva titrasi potensiometri titik akhir ditentukan dari bentuk grafik dekat titik akhir saja Kepekaan cara konduktometri jauh lebih baik Titrasi konduktometri masih memberi titik akhir yang jelas untuk asam atau basa lemah dalam konsentrasi encer sedangkan dengan potensiometri titik akhir tidak jelas lagi

Pemeliharaan Elektroda

Elektroda yang kering sebelum dipakai direndam sebentar dalam etanol lalu dibilas dengan air Sehabis dipakai elektroda dibilas lagi dengan air lalu disimpan lagi dalam air Elektroda yang akan disimpan untuk jangka waktu yang panjang harus dikeringkan lalu disimpan kering Sekali-sekali elektroda perlu dilapis ulang dengan platinum (platinizing) sesuai dingin procedure dalam manual

Secara berkala dan sehabis setiap kali platinizing elektroda perlu dikalibrasi ulang dengan larutan kalibrasi yang telah disediakan oleh metrohm lasimnya dengan larutan kalibrasi KCl Tetapan elektroda distel pada 10 x 1 di konduktometer lalu koefisien suhu 20 untuk KCl 1 molliter Tetapan elektroda dihitung dengan rumus

Hal-hal berikut harus selalu diingat-ingat ketika melakukan titrasi

1 Penyesuaian pH Untuk banyak titrasi EDTA pH larutan sangatt menentukan sekali seringkali harus dicapai batas-batas dari 1 satuan pH dan sering batas-batas dari 05 satuan pH harus dicapai agar suatu titrasi yang sukses dapat dilakukan Untuk mencapai batas-batas kontrol yang begitu sempit perlu digunakan sebuah pH-meter sewaktu menyesuaikan nilai pH larutan dan bahkan untuk kasus di mana batas pH adalah sedemikian sehingga kertas uji pH boleh digunakan untuk mengontrol penyesuain pH hanyalah kertas dari jenis dengan jangkau yang sempit boleh digunakan

2 Pemekatan ion logam yang akan dititrasiKebanyakan titrasi berhasil dengan baik dengan 025 mmol ion logam yang bersangkutan dalam volume 50-150 cm3 larutan Jika konsentrasi ion logam itu terlalu tinggi maka titik akhir mungkin akan sangat sulit untuk dibedakan dan jika kita mengalami kesulitan dengan titik akhir maka sebaiknya mulailah lagi dengan satu porsi larutan uji yang lebih sedikit dan encerkan ini sampai 100-150 cm3 sebelum menambahkan medium pembufer dan indikator lalu diulangi titrasi itu

3 Banyaknya indicator Penambahan indicator yang terlalu banyak merupakan kesalahan yang harus kita hindarkan Dalam banyak kasus warna yang ditimbulakan oleh indicator sanagt sekali bertambah kuat selama jalannya titrasi dan labih jauh banayak indicator memperlihatkan dikroisme yaitu terjadi suatu perubahan warna peralihan pada satu dua tetes sebelum tiik akhir yang sebenarnya

4 Pencapaian titik-akhir Dalam banyak titrasi EDTA perubahan warna disekitar titik akhir mungkin lambat Dalam banyak hal-hal demikian sebaiknya titran ditambahkan dengan hati-hati sambil larutan terus menerus diaduk dianjurkan untuk memakai pengaduk magnetic Sering titik akhir yang lebih tajam dapat dicapai jika larutan diapnaskan samapi sekitar kira-kira 40OC Titrasi dengan CDTA selalu lebih lambat dalam daerah titik akhir divbanding dengan titrasi EDTA padanan

5 Deteksi perubahan warna Dengan semua indicator ion logam yang digunakan pada titrasi kompleksometri deteksi titik akhir dan titrasi bergantung pada pengenalan suatu perubahan warna yang tertentu bagi banyak pengamat ini dapat merupakan tugas yang sulit dsan bagi yang menderita buta warna bolehlah dikata mustahil Kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi dengan menggantikan mata dengan suatu fotosel yang jauh lebih peka dan meniadakan unsurt manusiawi Untuk melakukan operasi yang dituntut perlu tersedia sebuah kolorimeter atau spektrofotometer dalam mana kompartemen kuvetnya adaalh cukup besar untuk memuat bejana titrasi (labu Erlenmeyer atau piala berbentuk tinggi) Spektrofotometer Unicam SP 500 merupakan contoh dari instrumen yang sesuai untuk tujuan ini dan sejumlah fototitrator tersedia secara komersial

6 Metode lain untuk mendeeksi titik akhir Disamping deteksi secara visualdan secara spektrofotometri dari titik akhir dalam titrasi EDTA denagn bantuan indicator ion logam metode berikut ini juga tersedia untuk deteksi titik akhir

a Titrasi potensiometer dengan memakai sebuah electrode merkurium

b Titrasi potensiometer dengan memakai sebuah electrode ion selektif yang berespons terhadap ion yang sedang dititrasi

c Titrasi potensiometri dengan memekai sebuah system electrode platinum mengkilat kalomel jenuh ini dapat dipakai bila reaksi melibatkan dua keadaan oksidasi berlainan (dari) suatu logam tertentu

d Dengan titarasi titrasi konduktometri

e Dengan titrasi amperometri

f Dengan titrasi entalpimetri

Aplikasi Titrasi Konduktometri

Dasar Analisis Tablet Aspirin dengan Metode Titrasi Konduktometri

Menurut hukum Ohm I = ER di mana I = arus dalam ampere E = tegangan dalam volt R = tahanan dalam ohm Hukum di atas berlaku bila difusi dan reaksi elektroda tidak terjadi Konduktansi sendiri didefinisikan sebagai kebalikan dari tahanan sehingga I = EL Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah mho Hantaran L suatu larutan berbanding lurus pada luas permukaan elektroda a konsentrasi ion persatuan volume larutan Ci pada hantaran ekivalen ionik S1 tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda d sehingga

L = ad x S Ci S1

Tanda S menyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap konduktansi bersifat aditif Karena a dan d dalam satuan cm maka konsentrasi C tentunya dalam ml Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas maka harus dikalikan faktor 1000 nilai da = S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan larutan ditaruh dalam sebuah sel yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat misal suatu larutan kalium klorida standar Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya diukur Pengaliran arus melalui larutan suatu elektrolit dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam komposisi larutan di dekat sekali dengan lektrode-elektrode begitulah potensial-potensial dapat timbul pada elektrode-elektrode dengan akibat terbawanya sesatan-sesatan serius dalam pengukuran-pengukuran konduktivitas kecuali kalau efek-efek polarisasi demikian dapat dikurangi sampai proporsi yang terabaikan

Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan suatu elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion berada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah

Penambahan suatu elektrolit kepada suatu larutan elektrolit lain pada kondisi-kondisi yang tak menghasilkan perubahan volume yang berarti akan mempengaruhi konduktans (hantaran) larutan tergantung apakah ada tidaknya terjadi reaksi-reaksi ionik Jika tak terjadi reaksi ionik seperti pada penambahan satu garam sederhana kepada garam sederhana lain (misal kalium klorida kepada natrium nitrat) konduktans hanya akan naik semata-mata Jika terjadi reaksi ionik konduktans dapat naik atau turn begitulah pada penambahan suatu basa kepada suatu asam kuat hantaran turun disebabkan oleh penggantian ion hidrogen yang konduktivitasnya tinggi oleh kation lain yang

konduktivitasnya lebih rendah Ini adalah prinsip yang mendasari titrasi-titrasi konduktometri yaitu substitusi ion-ion dengan suatu konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas yang lain

Biasanya konduktometri merupakan prosedur titrasi sedangkan konduktansi bukanlah prosedur titrasi Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen Tetapan sel harus diketahui Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur tetap tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi Hendaknya diperhatikan pentingnya pengendalian temperatur dalam pengukuran-pengukuran konduktans Sementara penggunaan termostat tidaklah sangat penting dalam titrasi konduktometri kekonstanan dalam temperatur dituntut tetapi biasanya kita hanya perlu menaruh sel konduktivitas itu dalam bejana besar penuh air pada temperatur laboratorium Penambahan relatif (dari) konduktivitas larutan selama reaksi dan pada penambahan reagensia dengan berlebih sangat menentukan ketepatan titrasi pada kondisi optimum kira-kira 05 persen Elektrolit asing dalam jumlah besar yang tak ambil bagian dalam reaksi tak boleh ada karena zat-zat ini mempunyai efek yang besar sekali pada ketepatan Akibatnya metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual potensiometri ataupun amperometri

Asam salisilat adalah golongan khusus dari asam hidroksi Penggunaan utama dari asam salisilat adalah dalam pembuatan aspirin Reaksi dengan anhidrida asetat mengubah gugus hidroksil fenolik dari asam salisilat menjadi ester asetil yaitu aspirin

Kelebihan titrasi konduktometer

a titrasi tidak menggunakan indikator karena pada titik keivalen sudah dapat ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut

b Dapat digunkan untuk titrasi yang berwarna

c Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapatan

d Lebih praktis

e Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit

f Untuk persen kesalahanya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi volumetri

kekurangan titrasi konduktometer

a Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja

b Sangat dipengaruhi temperatur

c Dapat ditunjukka dengan tidak langsung

d Peralatan cukup mahal

e Jika tidak hati ndash hati maka akan cepat rusak

f Tidak bisa digunakan pada larutan yang sangat asam atau basa karena akan meleleh

F PROSEDUR PERCOBAAN

Kalibrasi Konduktometri

Memasang sel konduktivitas dengan konstanta sel tertentu pada socket warna hitam (A1 dan B2) dan resistan thermometer Pt-100 pada socket warna merah (A3 dan B4)

Memasukkan harga konstanta sel pada konduktometer Untuk sel dengan konstanta 079 cm-1 maka kita memasukkan angka 79 kemudian menekan tombol (x 01) yang ada pada deretan diatasnya sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 079 cm-1 ( 79 x 01 = 079)

Memasukkan temperatur larutan pada ldquotemprdquo dan menekan tombol ldquotemprdquo Kemudian memilih (set) temperatur pengukuran (00helliphellip999ordmC) yaitu 150ordmC Kita tidak menggunakan Pt-100 maka kita menekan tombol ldquotemprdquo karena kita menggunakan titrasi manual dan bukan otomatis

Mengatur koefisien temperatur pada harga (10hellip39) sesuai dengan tabel dibawah ini untuk zat yang tidak tercantum dalam tabel ini memasukkan harga 20 Karena kita menggunakan KCl dengan koefisien suhu 195 maka kita membulatkannya senilai 20

Tabel koefisien temperatur dari beberapa zat

Zat 1 M ( 18ordmC ) Koefisien Suhu ( α )

HNO3

KNO3

NH3 H2O

NH4Cl

KCl

NaCl 147

205

238

198

195

217

Menggunakan frekuensi pengukuran 2 kHz Tombol tidak ditekan ke bawah

Menggunakan range pengukuran pada ldquoautordquo Tombol tidak ditekan kebawah

Mencelupkan sel konduktometer ke dalam larutan KCl dengan konsentrasi tertentu yaitu 01 N sebanyak 50 ml

Mengatur (mengkondisikan) larutan KCl pada salah satu temperatur sesuai tabel dibawah ini

Tabel konduktivitas larutan KCl 01M untuk kalibrasi

Suhu ( ordmC ) Konduktivitas KCl 01M ( mS cm )

0

10

15

20

25 715

973

1048

1167

1288

Dengan melihat tabel konduktivitas diatas maka memutar tombol ldquocoarsrdquo sampai angka pada display menunjukkan sama dengan nilai konduktivitas yang ada pada tabel diatas

Untuk pengaturan yang lebih halus memutar tombol ldquofinerdquo lalu menekan tombol ldquostand byrdquo

Kalibrasi telah selesai dan jangan memutar kembali tombol ldquocoarsrdquo dan ldquofinerdquo

Jika harga pada table diatas tidak dapat tercapai maka tetapan sel dihitung dari persamaan

Nilai Kh (hasil perhitungan) dikalikan dengan tetapan yang tertera pada cell dan nilai tersebut dimasukkan kedalam konduktometer

Mencari Hantaran (Konduktivitas = G) Dari beberapa Konsentrasi Larutan Asam Atau Basa

Membuat larutan asam atau basa yaitu larutan HCl dan larutan NaOH dengan konsentrasi sebagai berikut 1M 05M 01M 005M dan 001M kedalam labu takar 50 ml dan menambahkan aquadest sampai tanda batas labu

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan 1M dan mengaduknya dengan magnetic stirrer

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Menekan tombol ldquostand byrdquo

Mengangkat sel konduktometer dari larutan 1M dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

Melakukan hal yang sama untuk konsentrasi larutan 05M 01M 005M dan 001M

Membuat grafik hubungan antara konsentrasi vs konduktivitas

Titrasi Larutan HCl dengan NaOH

Memipet larutan sampel HCl 01M sebanyak 20 ml dan memasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan HCl 01M dan menambahkan aquadest hingga sel tercelup kemudian mengaduknya dengan magnetic stirrer

Memasukkan ujung mikroburet (HCl adalah larutan asam karena itu larutan peniternya adalah larutan basa yaitu NaOH) ke dalam gelas kimia yang berisi larutan sampel HCl01M

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display (volume penitar = 0 ml)

Menekan tombol ldquostand byrdquo setiap selesai pembacaan pada display

Mengalirkan penitar dengan menekan tombol ldquoGordquo pada dosimat sampai volume tertentu atau yang diinginkan

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Melakukan dua point diatas sampai melewati titik akhir (konduktivitas makin besar) lalu menekan tombol ldquostand byrdquo Bila titrasi melewati titik ekuivalen maka volume penitar yang ditambahkan diperkecil

Mengangkat sel konduktometer dari dalam larutan dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

GDATA PENGAMATAN

Kalibrasi konduktometer

Elektroda yang digunakan 077 cm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC pada tabel = 1167 mScm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC yang terukur = 1009 mScm

Hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi

NO Konsentrasi

HCl (M) Konduktivitas Larutan

1

2

3

4

5 1

05

01

005

001 1999

1526

332

1743

361

Sampel HCL xN 10 ml

Titrasi HCl dengan NaOH 01 M untuk penentuan konduktivitas

NO Volume NaOH ( ml ) Konduktivitas

( mScm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

Secara berkala dan sehabis setiap kali platinizing elektroda perlu dikalibrasi ulang dengan larutan kalibrasi yang telah disediakan oleh metrohm lasimnya dengan larutan kalibrasi KCl Tetapan elektroda distel pada 10 x 1 di konduktometer lalu koefisien suhu 20 untuk KCl 1 molliter Tetapan elektroda dihitung dengan rumus

Hal-hal berikut harus selalu diingat-ingat ketika melakukan titrasi

1 Penyesuaian pH Untuk banyak titrasi EDTA pH larutan sangatt menentukan sekali seringkali harus dicapai batas-batas dari 1 satuan pH dan sering batas-batas dari 05 satuan pH harus dicapai agar suatu titrasi yang sukses dapat dilakukan Untuk mencapai batas-batas kontrol yang begitu sempit perlu digunakan sebuah pH-meter sewaktu menyesuaikan nilai pH larutan dan bahkan untuk kasus di mana batas pH adalah sedemikian sehingga kertas uji pH boleh digunakan untuk mengontrol penyesuain pH hanyalah kertas dari jenis dengan jangkau yang sempit boleh digunakan

2 Pemekatan ion logam yang akan dititrasiKebanyakan titrasi berhasil dengan baik dengan 025 mmol ion logam yang bersangkutan dalam volume 50-150 cm3 larutan Jika konsentrasi ion logam itu terlalu tinggi maka titik akhir mungkin akan sangat sulit untuk dibedakan dan jika kita mengalami kesulitan dengan titik akhir maka sebaiknya mulailah lagi dengan satu porsi larutan uji yang lebih sedikit dan encerkan ini sampai 100-150 cm3 sebelum menambahkan medium pembufer dan indikator lalu diulangi titrasi itu

3 Banyaknya indicator Penambahan indicator yang terlalu banyak merupakan kesalahan yang harus kita hindarkan Dalam banyak kasus warna yang ditimbulakan oleh indicator sanagt sekali bertambah kuat selama jalannya titrasi dan labih jauh banayak indicator memperlihatkan dikroisme yaitu terjadi suatu perubahan warna peralihan pada satu dua tetes sebelum tiik akhir yang sebenarnya

4 Pencapaian titik-akhir Dalam banyak titrasi EDTA perubahan warna disekitar titik akhir mungkin lambat Dalam banyak hal-hal demikian sebaiknya titran ditambahkan dengan hati-hati sambil larutan terus menerus diaduk dianjurkan untuk memakai pengaduk magnetic Sering titik akhir yang lebih tajam dapat dicapai jika larutan diapnaskan samapi sekitar kira-kira 40OC Titrasi dengan CDTA selalu lebih lambat dalam daerah titik akhir divbanding dengan titrasi EDTA padanan

5 Deteksi perubahan warna Dengan semua indicator ion logam yang digunakan pada titrasi kompleksometri deteksi titik akhir dan titrasi bergantung pada pengenalan suatu perubahan warna yang tertentu bagi banyak pengamat ini dapat merupakan tugas yang sulit dsan bagi yang menderita buta warna bolehlah dikata mustahil Kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi dengan menggantikan mata dengan suatu fotosel yang jauh lebih peka dan meniadakan unsurt manusiawi Untuk melakukan operasi yang dituntut perlu tersedia sebuah kolorimeter atau spektrofotometer dalam mana kompartemen kuvetnya adaalh cukup besar untuk memuat bejana titrasi (labu Erlenmeyer atau piala berbentuk tinggi) Spektrofotometer Unicam SP 500 merupakan contoh dari instrumen yang sesuai untuk tujuan ini dan sejumlah fototitrator tersedia secara komersial

6 Metode lain untuk mendeeksi titik akhir Disamping deteksi secara visualdan secara spektrofotometri dari titik akhir dalam titrasi EDTA denagn bantuan indicator ion logam metode berikut ini juga tersedia untuk deteksi titik akhir

a Titrasi potensiometer dengan memakai sebuah electrode merkurium

b Titrasi potensiometer dengan memakai sebuah electrode ion selektif yang berespons terhadap ion yang sedang dititrasi

c Titrasi potensiometri dengan memekai sebuah system electrode platinum mengkilat kalomel jenuh ini dapat dipakai bila reaksi melibatkan dua keadaan oksidasi berlainan (dari) suatu logam tertentu

d Dengan titarasi titrasi konduktometri

e Dengan titrasi amperometri

f Dengan titrasi entalpimetri

Aplikasi Titrasi Konduktometri

Dasar Analisis Tablet Aspirin dengan Metode Titrasi Konduktometri

Menurut hukum Ohm I = ER di mana I = arus dalam ampere E = tegangan dalam volt R = tahanan dalam ohm Hukum di atas berlaku bila difusi dan reaksi elektroda tidak terjadi Konduktansi sendiri didefinisikan sebagai kebalikan dari tahanan sehingga I = EL Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah mho Hantaran L suatu larutan berbanding lurus pada luas permukaan elektroda a konsentrasi ion persatuan volume larutan Ci pada hantaran ekivalen ionik S1 tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda d sehingga

L = ad x S Ci S1

Tanda S menyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap konduktansi bersifat aditif Karena a dan d dalam satuan cm maka konsentrasi C tentunya dalam ml Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas maka harus dikalikan faktor 1000 nilai da = S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan larutan ditaruh dalam sebuah sel yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat misal suatu larutan kalium klorida standar Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya diukur Pengaliran arus melalui larutan suatu elektrolit dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam komposisi larutan di dekat sekali dengan lektrode-elektrode begitulah potensial-potensial dapat timbul pada elektrode-elektrode dengan akibat terbawanya sesatan-sesatan serius dalam pengukuran-pengukuran konduktivitas kecuali kalau efek-efek polarisasi demikian dapat dikurangi sampai proporsi yang terabaikan

Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan suatu elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion berada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah

Penambahan suatu elektrolit kepada suatu larutan elektrolit lain pada kondisi-kondisi yang tak menghasilkan perubahan volume yang berarti akan mempengaruhi konduktans (hantaran) larutan tergantung apakah ada tidaknya terjadi reaksi-reaksi ionik Jika tak terjadi reaksi ionik seperti pada penambahan satu garam sederhana kepada garam sederhana lain (misal kalium klorida kepada natrium nitrat) konduktans hanya akan naik semata-mata Jika terjadi reaksi ionik konduktans dapat naik atau turn begitulah pada penambahan suatu basa kepada suatu asam kuat hantaran turun disebabkan oleh penggantian ion hidrogen yang konduktivitasnya tinggi oleh kation lain yang

konduktivitasnya lebih rendah Ini adalah prinsip yang mendasari titrasi-titrasi konduktometri yaitu substitusi ion-ion dengan suatu konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas yang lain

Biasanya konduktometri merupakan prosedur titrasi sedangkan konduktansi bukanlah prosedur titrasi Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen Tetapan sel harus diketahui Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur tetap tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi Hendaknya diperhatikan pentingnya pengendalian temperatur dalam pengukuran-pengukuran konduktans Sementara penggunaan termostat tidaklah sangat penting dalam titrasi konduktometri kekonstanan dalam temperatur dituntut tetapi biasanya kita hanya perlu menaruh sel konduktivitas itu dalam bejana besar penuh air pada temperatur laboratorium Penambahan relatif (dari) konduktivitas larutan selama reaksi dan pada penambahan reagensia dengan berlebih sangat menentukan ketepatan titrasi pada kondisi optimum kira-kira 05 persen Elektrolit asing dalam jumlah besar yang tak ambil bagian dalam reaksi tak boleh ada karena zat-zat ini mempunyai efek yang besar sekali pada ketepatan Akibatnya metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual potensiometri ataupun amperometri

Asam salisilat adalah golongan khusus dari asam hidroksi Penggunaan utama dari asam salisilat adalah dalam pembuatan aspirin Reaksi dengan anhidrida asetat mengubah gugus hidroksil fenolik dari asam salisilat menjadi ester asetil yaitu aspirin

Kelebihan titrasi konduktometer

a titrasi tidak menggunakan indikator karena pada titik keivalen sudah dapat ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut

b Dapat digunkan untuk titrasi yang berwarna

c Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapatan

d Lebih praktis

e Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit

f Untuk persen kesalahanya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi volumetri

kekurangan titrasi konduktometer

a Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja

b Sangat dipengaruhi temperatur

c Dapat ditunjukka dengan tidak langsung

d Peralatan cukup mahal

e Jika tidak hati ndash hati maka akan cepat rusak

f Tidak bisa digunakan pada larutan yang sangat asam atau basa karena akan meleleh

F PROSEDUR PERCOBAAN

Kalibrasi Konduktometri

Memasang sel konduktivitas dengan konstanta sel tertentu pada socket warna hitam (A1 dan B2) dan resistan thermometer Pt-100 pada socket warna merah (A3 dan B4)

Memasukkan harga konstanta sel pada konduktometer Untuk sel dengan konstanta 079 cm-1 maka kita memasukkan angka 79 kemudian menekan tombol (x 01) yang ada pada deretan diatasnya sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 079 cm-1 ( 79 x 01 = 079)

Memasukkan temperatur larutan pada ldquotemprdquo dan menekan tombol ldquotemprdquo Kemudian memilih (set) temperatur pengukuran (00helliphellip999ordmC) yaitu 150ordmC Kita tidak menggunakan Pt-100 maka kita menekan tombol ldquotemprdquo karena kita menggunakan titrasi manual dan bukan otomatis

Mengatur koefisien temperatur pada harga (10hellip39) sesuai dengan tabel dibawah ini untuk zat yang tidak tercantum dalam tabel ini memasukkan harga 20 Karena kita menggunakan KCl dengan koefisien suhu 195 maka kita membulatkannya senilai 20

Tabel koefisien temperatur dari beberapa zat

Zat 1 M ( 18ordmC ) Koefisien Suhu ( α )

HNO3

KNO3

NH3 H2O

NH4Cl

KCl

NaCl 147

205

238

198

195

217

Menggunakan frekuensi pengukuran 2 kHz Tombol tidak ditekan ke bawah

Menggunakan range pengukuran pada ldquoautordquo Tombol tidak ditekan kebawah

Mencelupkan sel konduktometer ke dalam larutan KCl dengan konsentrasi tertentu yaitu 01 N sebanyak 50 ml

Mengatur (mengkondisikan) larutan KCl pada salah satu temperatur sesuai tabel dibawah ini

Tabel konduktivitas larutan KCl 01M untuk kalibrasi

Suhu ( ordmC ) Konduktivitas KCl 01M ( mS cm )

0

10

15

20

25 715

973

1048

1167

1288

Dengan melihat tabel konduktivitas diatas maka memutar tombol ldquocoarsrdquo sampai angka pada display menunjukkan sama dengan nilai konduktivitas yang ada pada tabel diatas

Untuk pengaturan yang lebih halus memutar tombol ldquofinerdquo lalu menekan tombol ldquostand byrdquo

Kalibrasi telah selesai dan jangan memutar kembali tombol ldquocoarsrdquo dan ldquofinerdquo

Jika harga pada table diatas tidak dapat tercapai maka tetapan sel dihitung dari persamaan

Nilai Kh (hasil perhitungan) dikalikan dengan tetapan yang tertera pada cell dan nilai tersebut dimasukkan kedalam konduktometer

Mencari Hantaran (Konduktivitas = G) Dari beberapa Konsentrasi Larutan Asam Atau Basa

Membuat larutan asam atau basa yaitu larutan HCl dan larutan NaOH dengan konsentrasi sebagai berikut 1M 05M 01M 005M dan 001M kedalam labu takar 50 ml dan menambahkan aquadest sampai tanda batas labu

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan 1M dan mengaduknya dengan magnetic stirrer

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Menekan tombol ldquostand byrdquo

Mengangkat sel konduktometer dari larutan 1M dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

Melakukan hal yang sama untuk konsentrasi larutan 05M 01M 005M dan 001M

Membuat grafik hubungan antara konsentrasi vs konduktivitas

Titrasi Larutan HCl dengan NaOH

Memipet larutan sampel HCl 01M sebanyak 20 ml dan memasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan HCl 01M dan menambahkan aquadest hingga sel tercelup kemudian mengaduknya dengan magnetic stirrer

Memasukkan ujung mikroburet (HCl adalah larutan asam karena itu larutan peniternya adalah larutan basa yaitu NaOH) ke dalam gelas kimia yang berisi larutan sampel HCl01M

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display (volume penitar = 0 ml)

Menekan tombol ldquostand byrdquo setiap selesai pembacaan pada display

Mengalirkan penitar dengan menekan tombol ldquoGordquo pada dosimat sampai volume tertentu atau yang diinginkan

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Melakukan dua point diatas sampai melewati titik akhir (konduktivitas makin besar) lalu menekan tombol ldquostand byrdquo Bila titrasi melewati titik ekuivalen maka volume penitar yang ditambahkan diperkecil

Mengangkat sel konduktometer dari dalam larutan dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

GDATA PENGAMATAN

Kalibrasi konduktometer

Elektroda yang digunakan 077 cm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC pada tabel = 1167 mScm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC yang terukur = 1009 mScm

Hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi

NO Konsentrasi

HCl (M) Konduktivitas Larutan

1

2

3

4

5 1

05

01

005

001 1999

1526

332

1743

361

Sampel HCL xN 10 ml

Titrasi HCl dengan NaOH 01 M untuk penentuan konduktivitas

NO Volume NaOH ( ml ) Konduktivitas

( mScm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

c Titrasi potensiometri dengan memekai sebuah system electrode platinum mengkilat kalomel jenuh ini dapat dipakai bila reaksi melibatkan dua keadaan oksidasi berlainan (dari) suatu logam tertentu

d Dengan titarasi titrasi konduktometri

e Dengan titrasi amperometri

f Dengan titrasi entalpimetri

Aplikasi Titrasi Konduktometri

Dasar Analisis Tablet Aspirin dengan Metode Titrasi Konduktometri

Menurut hukum Ohm I = ER di mana I = arus dalam ampere E = tegangan dalam volt R = tahanan dalam ohm Hukum di atas berlaku bila difusi dan reaksi elektroda tidak terjadi Konduktansi sendiri didefinisikan sebagai kebalikan dari tahanan sehingga I = EL Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah mho Hantaran L suatu larutan berbanding lurus pada luas permukaan elektroda a konsentrasi ion persatuan volume larutan Ci pada hantaran ekivalen ionik S1 tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda d sehingga

L = ad x S Ci S1

Tanda S menyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap konduktansi bersifat aditif Karena a dan d dalam satuan cm maka konsentrasi C tentunya dalam ml Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas maka harus dikalikan faktor 1000 nilai da = S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan larutan ditaruh dalam sebuah sel yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat misal suatu larutan kalium klorida standar Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya diukur Pengaliran arus melalui larutan suatu elektrolit dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam komposisi larutan di dekat sekali dengan lektrode-elektrode begitulah potensial-potensial dapat timbul pada elektrode-elektrode dengan akibat terbawanya sesatan-sesatan serius dalam pengukuran-pengukuran konduktivitas kecuali kalau efek-efek polarisasi demikian dapat dikurangi sampai proporsi yang terabaikan

Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan suatu elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion berada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah

Penambahan suatu elektrolit kepada suatu larutan elektrolit lain pada kondisi-kondisi yang tak menghasilkan perubahan volume yang berarti akan mempengaruhi konduktans (hantaran) larutan tergantung apakah ada tidaknya terjadi reaksi-reaksi ionik Jika tak terjadi reaksi ionik seperti pada penambahan satu garam sederhana kepada garam sederhana lain (misal kalium klorida kepada natrium nitrat) konduktans hanya akan naik semata-mata Jika terjadi reaksi ionik konduktans dapat naik atau turn begitulah pada penambahan suatu basa kepada suatu asam kuat hantaran turun disebabkan oleh penggantian ion hidrogen yang konduktivitasnya tinggi oleh kation lain yang

konduktivitasnya lebih rendah Ini adalah prinsip yang mendasari titrasi-titrasi konduktometri yaitu substitusi ion-ion dengan suatu konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas yang lain

Biasanya konduktometri merupakan prosedur titrasi sedangkan konduktansi bukanlah prosedur titrasi Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen Tetapan sel harus diketahui Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur tetap tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi Hendaknya diperhatikan pentingnya pengendalian temperatur dalam pengukuran-pengukuran konduktans Sementara penggunaan termostat tidaklah sangat penting dalam titrasi konduktometri kekonstanan dalam temperatur dituntut tetapi biasanya kita hanya perlu menaruh sel konduktivitas itu dalam bejana besar penuh air pada temperatur laboratorium Penambahan relatif (dari) konduktivitas larutan selama reaksi dan pada penambahan reagensia dengan berlebih sangat menentukan ketepatan titrasi pada kondisi optimum kira-kira 05 persen Elektrolit asing dalam jumlah besar yang tak ambil bagian dalam reaksi tak boleh ada karena zat-zat ini mempunyai efek yang besar sekali pada ketepatan Akibatnya metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual potensiometri ataupun amperometri

Asam salisilat adalah golongan khusus dari asam hidroksi Penggunaan utama dari asam salisilat adalah dalam pembuatan aspirin Reaksi dengan anhidrida asetat mengubah gugus hidroksil fenolik dari asam salisilat menjadi ester asetil yaitu aspirin

Kelebihan titrasi konduktometer

a titrasi tidak menggunakan indikator karena pada titik keivalen sudah dapat ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut

b Dapat digunkan untuk titrasi yang berwarna

c Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapatan

d Lebih praktis

e Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit

f Untuk persen kesalahanya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi volumetri

kekurangan titrasi konduktometer

a Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja

b Sangat dipengaruhi temperatur

c Dapat ditunjukka dengan tidak langsung

d Peralatan cukup mahal

e Jika tidak hati ndash hati maka akan cepat rusak

f Tidak bisa digunakan pada larutan yang sangat asam atau basa karena akan meleleh

F PROSEDUR PERCOBAAN

Kalibrasi Konduktometri

Memasang sel konduktivitas dengan konstanta sel tertentu pada socket warna hitam (A1 dan B2) dan resistan thermometer Pt-100 pada socket warna merah (A3 dan B4)

Memasukkan harga konstanta sel pada konduktometer Untuk sel dengan konstanta 079 cm-1 maka kita memasukkan angka 79 kemudian menekan tombol (x 01) yang ada pada deretan diatasnya sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 079 cm-1 ( 79 x 01 = 079)

Memasukkan temperatur larutan pada ldquotemprdquo dan menekan tombol ldquotemprdquo Kemudian memilih (set) temperatur pengukuran (00helliphellip999ordmC) yaitu 150ordmC Kita tidak menggunakan Pt-100 maka kita menekan tombol ldquotemprdquo karena kita menggunakan titrasi manual dan bukan otomatis

Mengatur koefisien temperatur pada harga (10hellip39) sesuai dengan tabel dibawah ini untuk zat yang tidak tercantum dalam tabel ini memasukkan harga 20 Karena kita menggunakan KCl dengan koefisien suhu 195 maka kita membulatkannya senilai 20

Tabel koefisien temperatur dari beberapa zat

Zat 1 M ( 18ordmC ) Koefisien Suhu ( α )

HNO3

KNO3

NH3 H2O

NH4Cl

KCl

NaCl 147

205

238

198

195

217

Menggunakan frekuensi pengukuran 2 kHz Tombol tidak ditekan ke bawah

Menggunakan range pengukuran pada ldquoautordquo Tombol tidak ditekan kebawah

Mencelupkan sel konduktometer ke dalam larutan KCl dengan konsentrasi tertentu yaitu 01 N sebanyak 50 ml

Mengatur (mengkondisikan) larutan KCl pada salah satu temperatur sesuai tabel dibawah ini

Tabel konduktivitas larutan KCl 01M untuk kalibrasi

Suhu ( ordmC ) Konduktivitas KCl 01M ( mS cm )

0

10

15

20

25 715

973

1048

1167

1288

Dengan melihat tabel konduktivitas diatas maka memutar tombol ldquocoarsrdquo sampai angka pada display menunjukkan sama dengan nilai konduktivitas yang ada pada tabel diatas

Untuk pengaturan yang lebih halus memutar tombol ldquofinerdquo lalu menekan tombol ldquostand byrdquo

Kalibrasi telah selesai dan jangan memutar kembali tombol ldquocoarsrdquo dan ldquofinerdquo

Jika harga pada table diatas tidak dapat tercapai maka tetapan sel dihitung dari persamaan

Nilai Kh (hasil perhitungan) dikalikan dengan tetapan yang tertera pada cell dan nilai tersebut dimasukkan kedalam konduktometer

Mencari Hantaran (Konduktivitas = G) Dari beberapa Konsentrasi Larutan Asam Atau Basa

Membuat larutan asam atau basa yaitu larutan HCl dan larutan NaOH dengan konsentrasi sebagai berikut 1M 05M 01M 005M dan 001M kedalam labu takar 50 ml dan menambahkan aquadest sampai tanda batas labu

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan 1M dan mengaduknya dengan magnetic stirrer

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Menekan tombol ldquostand byrdquo

Mengangkat sel konduktometer dari larutan 1M dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

Melakukan hal yang sama untuk konsentrasi larutan 05M 01M 005M dan 001M

Membuat grafik hubungan antara konsentrasi vs konduktivitas

Titrasi Larutan HCl dengan NaOH

Memipet larutan sampel HCl 01M sebanyak 20 ml dan memasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan HCl 01M dan menambahkan aquadest hingga sel tercelup kemudian mengaduknya dengan magnetic stirrer

Memasukkan ujung mikroburet (HCl adalah larutan asam karena itu larutan peniternya adalah larutan basa yaitu NaOH) ke dalam gelas kimia yang berisi larutan sampel HCl01M

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display (volume penitar = 0 ml)

Menekan tombol ldquostand byrdquo setiap selesai pembacaan pada display

Mengalirkan penitar dengan menekan tombol ldquoGordquo pada dosimat sampai volume tertentu atau yang diinginkan

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Melakukan dua point diatas sampai melewati titik akhir (konduktivitas makin besar) lalu menekan tombol ldquostand byrdquo Bila titrasi melewati titik ekuivalen maka volume penitar yang ditambahkan diperkecil

Mengangkat sel konduktometer dari dalam larutan dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

GDATA PENGAMATAN

Kalibrasi konduktometer

Elektroda yang digunakan 077 cm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC pada tabel = 1167 mScm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC yang terukur = 1009 mScm

Hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi

NO Konsentrasi

HCl (M) Konduktivitas Larutan

1

2

3

4

5 1

05

01

005

001 1999

1526

332

1743

361

Sampel HCL xN 10 ml

Titrasi HCl dengan NaOH 01 M untuk penentuan konduktivitas

NO Volume NaOH ( ml ) Konduktivitas

( mScm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

konduktivitasnya lebih rendah Ini adalah prinsip yang mendasari titrasi-titrasi konduktometri yaitu substitusi ion-ion dengan suatu konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas yang lain

Biasanya konduktometri merupakan prosedur titrasi sedangkan konduktansi bukanlah prosedur titrasi Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen Tetapan sel harus diketahui Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur tetap tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi Hendaknya diperhatikan pentingnya pengendalian temperatur dalam pengukuran-pengukuran konduktans Sementara penggunaan termostat tidaklah sangat penting dalam titrasi konduktometri kekonstanan dalam temperatur dituntut tetapi biasanya kita hanya perlu menaruh sel konduktivitas itu dalam bejana besar penuh air pada temperatur laboratorium Penambahan relatif (dari) konduktivitas larutan selama reaksi dan pada penambahan reagensia dengan berlebih sangat menentukan ketepatan titrasi pada kondisi optimum kira-kira 05 persen Elektrolit asing dalam jumlah besar yang tak ambil bagian dalam reaksi tak boleh ada karena zat-zat ini mempunyai efek yang besar sekali pada ketepatan Akibatnya metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas ketimbang prosedur-prosedur visual potensiometri ataupun amperometri

Asam salisilat adalah golongan khusus dari asam hidroksi Penggunaan utama dari asam salisilat adalah dalam pembuatan aspirin Reaksi dengan anhidrida asetat mengubah gugus hidroksil fenolik dari asam salisilat menjadi ester asetil yaitu aspirin

Kelebihan titrasi konduktometer

a titrasi tidak menggunakan indikator karena pada titik keivalen sudah dapat ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut

b Dapat digunkan untuk titrasi yang berwarna

c Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapatan

d Lebih praktis

e Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit

f Untuk persen kesalahanya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi volumetri

kekurangan titrasi konduktometer

a Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja

b Sangat dipengaruhi temperatur

c Dapat ditunjukka dengan tidak langsung

d Peralatan cukup mahal

e Jika tidak hati ndash hati maka akan cepat rusak

f Tidak bisa digunakan pada larutan yang sangat asam atau basa karena akan meleleh

F PROSEDUR PERCOBAAN

Kalibrasi Konduktometri

Memasang sel konduktivitas dengan konstanta sel tertentu pada socket warna hitam (A1 dan B2) dan resistan thermometer Pt-100 pada socket warna merah (A3 dan B4)

Memasukkan harga konstanta sel pada konduktometer Untuk sel dengan konstanta 079 cm-1 maka kita memasukkan angka 79 kemudian menekan tombol (x 01) yang ada pada deretan diatasnya sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 079 cm-1 ( 79 x 01 = 079)

Memasukkan temperatur larutan pada ldquotemprdquo dan menekan tombol ldquotemprdquo Kemudian memilih (set) temperatur pengukuran (00helliphellip999ordmC) yaitu 150ordmC Kita tidak menggunakan Pt-100 maka kita menekan tombol ldquotemprdquo karena kita menggunakan titrasi manual dan bukan otomatis

Mengatur koefisien temperatur pada harga (10hellip39) sesuai dengan tabel dibawah ini untuk zat yang tidak tercantum dalam tabel ini memasukkan harga 20 Karena kita menggunakan KCl dengan koefisien suhu 195 maka kita membulatkannya senilai 20

Tabel koefisien temperatur dari beberapa zat

Zat 1 M ( 18ordmC ) Koefisien Suhu ( α )

HNO3

KNO3

NH3 H2O

NH4Cl

KCl

NaCl 147

205

238

198

195

217

Menggunakan frekuensi pengukuran 2 kHz Tombol tidak ditekan ke bawah

Menggunakan range pengukuran pada ldquoautordquo Tombol tidak ditekan kebawah

Mencelupkan sel konduktometer ke dalam larutan KCl dengan konsentrasi tertentu yaitu 01 N sebanyak 50 ml

Mengatur (mengkondisikan) larutan KCl pada salah satu temperatur sesuai tabel dibawah ini

Tabel konduktivitas larutan KCl 01M untuk kalibrasi

Suhu ( ordmC ) Konduktivitas KCl 01M ( mS cm )

0

10

15

20

25 715

973

1048

1167

1288

Dengan melihat tabel konduktivitas diatas maka memutar tombol ldquocoarsrdquo sampai angka pada display menunjukkan sama dengan nilai konduktivitas yang ada pada tabel diatas

Untuk pengaturan yang lebih halus memutar tombol ldquofinerdquo lalu menekan tombol ldquostand byrdquo

Kalibrasi telah selesai dan jangan memutar kembali tombol ldquocoarsrdquo dan ldquofinerdquo

Jika harga pada table diatas tidak dapat tercapai maka tetapan sel dihitung dari persamaan

Nilai Kh (hasil perhitungan) dikalikan dengan tetapan yang tertera pada cell dan nilai tersebut dimasukkan kedalam konduktometer

Mencari Hantaran (Konduktivitas = G) Dari beberapa Konsentrasi Larutan Asam Atau Basa

Membuat larutan asam atau basa yaitu larutan HCl dan larutan NaOH dengan konsentrasi sebagai berikut 1M 05M 01M 005M dan 001M kedalam labu takar 50 ml dan menambahkan aquadest sampai tanda batas labu

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan 1M dan mengaduknya dengan magnetic stirrer

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Menekan tombol ldquostand byrdquo

Mengangkat sel konduktometer dari larutan 1M dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

Melakukan hal yang sama untuk konsentrasi larutan 05M 01M 005M dan 001M

Membuat grafik hubungan antara konsentrasi vs konduktivitas

Titrasi Larutan HCl dengan NaOH

Memipet larutan sampel HCl 01M sebanyak 20 ml dan memasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan HCl 01M dan menambahkan aquadest hingga sel tercelup kemudian mengaduknya dengan magnetic stirrer

Memasukkan ujung mikroburet (HCl adalah larutan asam karena itu larutan peniternya adalah larutan basa yaitu NaOH) ke dalam gelas kimia yang berisi larutan sampel HCl01M

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display (volume penitar = 0 ml)

Menekan tombol ldquostand byrdquo setiap selesai pembacaan pada display

Mengalirkan penitar dengan menekan tombol ldquoGordquo pada dosimat sampai volume tertentu atau yang diinginkan

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Melakukan dua point diatas sampai melewati titik akhir (konduktivitas makin besar) lalu menekan tombol ldquostand byrdquo Bila titrasi melewati titik ekuivalen maka volume penitar yang ditambahkan diperkecil

Mengangkat sel konduktometer dari dalam larutan dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

GDATA PENGAMATAN

Kalibrasi konduktometer

Elektroda yang digunakan 077 cm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC pada tabel = 1167 mScm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC yang terukur = 1009 mScm

Hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi

NO Konsentrasi

HCl (M) Konduktivitas Larutan

1

2

3

4

5 1

05

01

005

001 1999

1526

332

1743

361

Sampel HCL xN 10 ml

Titrasi HCl dengan NaOH 01 M untuk penentuan konduktivitas

NO Volume NaOH ( ml ) Konduktivitas

( mScm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

F PROSEDUR PERCOBAAN

Kalibrasi Konduktometri

Memasang sel konduktivitas dengan konstanta sel tertentu pada socket warna hitam (A1 dan B2) dan resistan thermometer Pt-100 pada socket warna merah (A3 dan B4)

Memasukkan harga konstanta sel pada konduktometer Untuk sel dengan konstanta 079 cm-1 maka kita memasukkan angka 79 kemudian menekan tombol (x 01) yang ada pada deretan diatasnya sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 079 cm-1 ( 79 x 01 = 079)

Memasukkan temperatur larutan pada ldquotemprdquo dan menekan tombol ldquotemprdquo Kemudian memilih (set) temperatur pengukuran (00helliphellip999ordmC) yaitu 150ordmC Kita tidak menggunakan Pt-100 maka kita menekan tombol ldquotemprdquo karena kita menggunakan titrasi manual dan bukan otomatis

Mengatur koefisien temperatur pada harga (10hellip39) sesuai dengan tabel dibawah ini untuk zat yang tidak tercantum dalam tabel ini memasukkan harga 20 Karena kita menggunakan KCl dengan koefisien suhu 195 maka kita membulatkannya senilai 20

Tabel koefisien temperatur dari beberapa zat

Zat 1 M ( 18ordmC ) Koefisien Suhu ( α )

HNO3

KNO3

NH3 H2O

NH4Cl

KCl

NaCl 147

205

238

198

195

217

Menggunakan frekuensi pengukuran 2 kHz Tombol tidak ditekan ke bawah

Menggunakan range pengukuran pada ldquoautordquo Tombol tidak ditekan kebawah

Mencelupkan sel konduktometer ke dalam larutan KCl dengan konsentrasi tertentu yaitu 01 N sebanyak 50 ml

Mengatur (mengkondisikan) larutan KCl pada salah satu temperatur sesuai tabel dibawah ini

Tabel konduktivitas larutan KCl 01M untuk kalibrasi

Suhu ( ordmC ) Konduktivitas KCl 01M ( mS cm )

0

10

15

20

25 715

973

1048

1167

1288

Dengan melihat tabel konduktivitas diatas maka memutar tombol ldquocoarsrdquo sampai angka pada display menunjukkan sama dengan nilai konduktivitas yang ada pada tabel diatas

Untuk pengaturan yang lebih halus memutar tombol ldquofinerdquo lalu menekan tombol ldquostand byrdquo

Kalibrasi telah selesai dan jangan memutar kembali tombol ldquocoarsrdquo dan ldquofinerdquo

Jika harga pada table diatas tidak dapat tercapai maka tetapan sel dihitung dari persamaan

Nilai Kh (hasil perhitungan) dikalikan dengan tetapan yang tertera pada cell dan nilai tersebut dimasukkan kedalam konduktometer

Mencari Hantaran (Konduktivitas = G) Dari beberapa Konsentrasi Larutan Asam Atau Basa

Membuat larutan asam atau basa yaitu larutan HCl dan larutan NaOH dengan konsentrasi sebagai berikut 1M 05M 01M 005M dan 001M kedalam labu takar 50 ml dan menambahkan aquadest sampai tanda batas labu

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan 1M dan mengaduknya dengan magnetic stirrer

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Menekan tombol ldquostand byrdquo

Mengangkat sel konduktometer dari larutan 1M dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

Melakukan hal yang sama untuk konsentrasi larutan 05M 01M 005M dan 001M

Membuat grafik hubungan antara konsentrasi vs konduktivitas

Titrasi Larutan HCl dengan NaOH

Memipet larutan sampel HCl 01M sebanyak 20 ml dan memasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan HCl 01M dan menambahkan aquadest hingga sel tercelup kemudian mengaduknya dengan magnetic stirrer

Memasukkan ujung mikroburet (HCl adalah larutan asam karena itu larutan peniternya adalah larutan basa yaitu NaOH) ke dalam gelas kimia yang berisi larutan sampel HCl01M

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display (volume penitar = 0 ml)

Menekan tombol ldquostand byrdquo setiap selesai pembacaan pada display

Mengalirkan penitar dengan menekan tombol ldquoGordquo pada dosimat sampai volume tertentu atau yang diinginkan

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Melakukan dua point diatas sampai melewati titik akhir (konduktivitas makin besar) lalu menekan tombol ldquostand byrdquo Bila titrasi melewati titik ekuivalen maka volume penitar yang ditambahkan diperkecil

Mengangkat sel konduktometer dari dalam larutan dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

GDATA PENGAMATAN

Kalibrasi konduktometer

Elektroda yang digunakan 077 cm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC pada tabel = 1167 mScm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC yang terukur = 1009 mScm

Hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi

NO Konsentrasi

HCl (M) Konduktivitas Larutan

1

2

3

4

5 1

05

01

005

001 1999

1526

332

1743

361

Sampel HCL xN 10 ml

Titrasi HCl dengan NaOH 01 M untuk penentuan konduktivitas

NO Volume NaOH ( ml ) Konduktivitas

( mScm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

Mencelupkan sel konduktometer ke dalam larutan KCl dengan konsentrasi tertentu yaitu 01 N sebanyak 50 ml

Mengatur (mengkondisikan) larutan KCl pada salah satu temperatur sesuai tabel dibawah ini

Tabel konduktivitas larutan KCl 01M untuk kalibrasi

Suhu ( ordmC ) Konduktivitas KCl 01M ( mS cm )

0

10

15

20

25 715

973

1048

1167

1288

Dengan melihat tabel konduktivitas diatas maka memutar tombol ldquocoarsrdquo sampai angka pada display menunjukkan sama dengan nilai konduktivitas yang ada pada tabel diatas

Untuk pengaturan yang lebih halus memutar tombol ldquofinerdquo lalu menekan tombol ldquostand byrdquo

Kalibrasi telah selesai dan jangan memutar kembali tombol ldquocoarsrdquo dan ldquofinerdquo

Jika harga pada table diatas tidak dapat tercapai maka tetapan sel dihitung dari persamaan

Nilai Kh (hasil perhitungan) dikalikan dengan tetapan yang tertera pada cell dan nilai tersebut dimasukkan kedalam konduktometer

Mencari Hantaran (Konduktivitas = G) Dari beberapa Konsentrasi Larutan Asam Atau Basa

Membuat larutan asam atau basa yaitu larutan HCl dan larutan NaOH dengan konsentrasi sebagai berikut 1M 05M 01M 005M dan 001M kedalam labu takar 50 ml dan menambahkan aquadest sampai tanda batas labu

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan 1M dan mengaduknya dengan magnetic stirrer

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Menekan tombol ldquostand byrdquo

Mengangkat sel konduktometer dari larutan 1M dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

Melakukan hal yang sama untuk konsentrasi larutan 05M 01M 005M dan 001M

Membuat grafik hubungan antara konsentrasi vs konduktivitas

Titrasi Larutan HCl dengan NaOH

Memipet larutan sampel HCl 01M sebanyak 20 ml dan memasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan HCl 01M dan menambahkan aquadest hingga sel tercelup kemudian mengaduknya dengan magnetic stirrer

Memasukkan ujung mikroburet (HCl adalah larutan asam karena itu larutan peniternya adalah larutan basa yaitu NaOH) ke dalam gelas kimia yang berisi larutan sampel HCl01M

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display (volume penitar = 0 ml)

Menekan tombol ldquostand byrdquo setiap selesai pembacaan pada display

Mengalirkan penitar dengan menekan tombol ldquoGordquo pada dosimat sampai volume tertentu atau yang diinginkan

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Melakukan dua point diatas sampai melewati titik akhir (konduktivitas makin besar) lalu menekan tombol ldquostand byrdquo Bila titrasi melewati titik ekuivalen maka volume penitar yang ditambahkan diperkecil

Mengangkat sel konduktometer dari dalam larutan dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

GDATA PENGAMATAN

Kalibrasi konduktometer

Elektroda yang digunakan 077 cm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC pada tabel = 1167 mScm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC yang terukur = 1009 mScm

Hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi

NO Konsentrasi

HCl (M) Konduktivitas Larutan

1

2

3

4

5 1

05

01

005

001 1999

1526

332

1743

361

Sampel HCL xN 10 ml

Titrasi HCl dengan NaOH 01 M untuk penentuan konduktivitas

NO Volume NaOH ( ml ) Konduktivitas

( mScm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

Mengangkat sel konduktometer dari larutan 1M dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

Melakukan hal yang sama untuk konsentrasi larutan 05M 01M 005M dan 001M

Membuat grafik hubungan antara konsentrasi vs konduktivitas

Titrasi Larutan HCl dengan NaOH

Memipet larutan sampel HCl 01M sebanyak 20 ml dan memasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml

Mencelupkan sel konduktometer kedalam larutan HCl 01M dan menambahkan aquadest hingga sel tercelup kemudian mengaduknya dengan magnetic stirrer

Memasukkan ujung mikroburet (HCl adalah larutan asam karena itu larutan peniternya adalah larutan basa yaitu NaOH) ke dalam gelas kimia yang berisi larutan sampel HCl01M

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display (volume penitar = 0 ml)

Menekan tombol ldquostand byrdquo setiap selesai pembacaan pada display

Mengalirkan penitar dengan menekan tombol ldquoGordquo pada dosimat sampai volume tertentu atau yang diinginkan

Menekan tombol ldquocondrdquo pada konduktometer dan mencatat nilai konduktivitas pada display

Melakukan dua point diatas sampai melewati titik akhir (konduktivitas makin besar) lalu menekan tombol ldquostand byrdquo Bila titrasi melewati titik ekuivalen maka volume penitar yang ditambahkan diperkecil

Mengangkat sel konduktometer dari dalam larutan dan membilasnya dengan aquadest lalu mengeringkannya dengan tissue

GDATA PENGAMATAN

Kalibrasi konduktometer

Elektroda yang digunakan 077 cm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC pada tabel = 1167 mScm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC yang terukur = 1009 mScm

Hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi

NO Konsentrasi

HCl (M) Konduktivitas Larutan

1

2

3

4

5 1

05

01

005

001 1999

1526

332

1743

361

Sampel HCL xN 10 ml

Titrasi HCl dengan NaOH 01 M untuk penentuan konduktivitas

NO Volume NaOH ( ml ) Konduktivitas

( mScm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

Kalibrasi konduktometer

Elektroda yang digunakan 077 cm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC pada tabel = 1167 mScm

Konduktivitas KCl 01M suhu 20oC yang terukur = 1009 mScm

Hubungan antara konduktivitas dan konsentrasi

NO Konsentrasi

HCl (M) Konduktivitas Larutan

1

2

3

4

5 1

05

01

005

001 1999

1526

332

1743

361

Sampel HCL xN 10 ml

Titrasi HCl dengan NaOH 01 M untuk penentuan konduktivitas

NO Volume NaOH ( ml ) Konduktivitas

( mScm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

14

15

16

17

18

19

20

21 211

184

1628

1466

1222

0919

0802

0644

0688

0764

0874

0885

1112

1230

1351

1474

1592

1710

1834

1934

208

219

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

H PERHITUNGAN

a Kalibrasi konduktometer

K = konstanta sel yang digunakan

K = 077 cm-1

K = 0891 cm-1

Artinya kita harus memasukkan angka 89 kemudian menekan tombol (x 01) sebagai factor pengali sehingga nilai konstanta sel menjadi 089 cm-1 (89 x 01 = 084)

b Pembuatan larutan

bull Pembuatan larutan NaOH 1M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 1M = V2 1M

V2 = 100 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 05M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 05M = V2 1M

V2 = 50 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 01M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 01M = V2 1M

V2 = 10 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 005M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

V1 N1 = V2 N2

100 mL 005M = V2 1M

V2 = 5 ml

bull Pembuatan larutan NaOH 001M

V1 N1 = V2 N2

100 mL 001M = V2 1M

V2 = 1 ml

c Penentuan konsentrasi NaOH pada titrasi konduktometri

Dik VHCl = 10 ml

NNaOH = 01M

VNaOH = 52 ml (end point pada grafik)

Dit NHCl helliphelliphellip

Penyelesaian

V1 N1 = V2 N2

VHCl NnotHCl = VNaOH NNaOH

10 ml NHCl = 52 ml 01 N

NHCl = 0052 N

I PEMBAHASAN

Didalam titrasi konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak kita dapatkan jika kita menggunkan dengan titrasi lainya misal tidak menggunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri ini kita hanya mengukur daya hantar larutan Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen dengan melihat adanya perubahan warna Walaupun demikian masih banyak kelemahan-kelamahan dalam titrasi konduktometri ini Karena kita tahu bahwa dalam titrasi konduktometri hanya terbatas untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja Sedangkan untuk larutan non elektrolit tidak dapat menggunakan titrasikonduktometri Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi juga akan berhubungan dengan adanya ion ndash ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

arus listrik dalam larutan Arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion-ion sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik

Dalam titrasi konduktometri ini juga sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantarnya Sehingga kita harus menjaga temperatur larutan agar berada dalam keadaan konstan sehingga kita dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan hanya berdasarkan perbedaan konsentrasi saja Jika temperatur berubah-ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar malah memiliki daya hantar yang kecil karena suhunya menurun Sehingga ion-ion dalam larutan tidak dapat begeraka dengan bebas

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan Konduktivitas suatu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya Pada percobaan ini sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralkan alat sehingga tidak dipengaruhi oleh pengukuran sebelumnya

Pada percobaan ini dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini merupakan penghantar listrik yang baik

Setiap proses titrasi (penambahan NaOH 1 mL) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listriksehingga ionnya dapat menyebar merata

Dari hasil percobaan dapat di lihat nilai konduktivitas dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH Hal ini dapat terjadi karena Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperature hanya bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut Bila larutan elektrolit diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pada per cm3 larutan untuk membawa arus Jika semua larutan itu ditaruh antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup seluruh larutan konduktans akan naik selagi larutan diencerkan Ini sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar ionic untuk elektrolit-elektrolit lemah

Perbandingan lurus ini juga dikarenakan konduktivitas larutan kimia yang lazimnya berkisar antara 01-2000 mili siemens per cm (mscm) Kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa

Sehingga semakin besar arus dan konsentrasi ion-ion didalam larutan maka semakin besar pula konduktivitasnya Oleh karena itu setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan konduktivitas (cell constant Kcm)

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa ldquoVolume HCl vs Konduktivitas Larutanrdquo bentuk grafiknya turun naik Dimana semakin mendekati titik ekivalen maka grafiknya menurun Namun jika melewati titik ekivalen maka grafiknya naik kembali Hal ini terjadi karena semakin banyak volume peniter yang digunakan maka konduktivitas larutan akan semakin menurun namun penambahan volume peniter secara terus menerus akan mengakibatkan konduktivitas larutan semakin naik karena volume peniter akan semakin jenuh di dalam larutan

Jika membandingkan konsentrasi yang didapatkan dari HCl yang dipakai sebagai peniter maka didapatkan konsentrasinya yaitu sebesar 0052 N konsentrasi ini berbeda dengan konsentrasiyang tertera pada label yaitu 01N ini berarti hasil yang didapatkan itu boleh dikatakan tidaksempurna Hal ini terjadi karena mungkin pada saat memipet dan pada saat pembuatan larutan terjadi kesalahan atau ketidaktelitian sehingga kkonsentrasi yang didapatkan berbeda

II KESIMPULAN

Konsentrasi HCl pada akhir titrasi adalah 0052N dan nilai konduktivitasnya sebesar 052 mS

Sedangkan nilai konduktivitas suatu zat berbanding lurus dengan konsentrasi yang dimiliki

III DAFTAR PUSTAKA

bull Buku Panduan Praktikum Analisis Instrumentasi Politeknik Negeri Ujung Pandang Tahun 2004 dari File PEDC Bandung

bull http www Laporan konduktometri Blogspotcom

bull Catatan KecilKONDUKTOMETRIhtm

bull Zona Trio EtenaKONDUKTOMETRIhtm

bull RehmaTitrasi Konduktometrihtm

httpnavanafaablogspotcom201210laporan-titrasi-konduktometrihtml

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

KONDUKTOMETRI

I TUJUAN

a Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan elektrolit

b Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara konduktometri

c Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar

II TEORI DASAR

Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d) Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar

Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R) sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l)

G = lR = k (A l)

dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh

V = 100 C

dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3) bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3 Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1)

V= l A

Dengan l sama dengan 1 cm

V = A = 100 C

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh

G = 1R = 1000kC

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm

^ = 1000kC

Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion

Pengukuran Daya Hantar Listrik

Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan

1 Sumber listrik

Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses faradai yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faradai Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC

2 Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar

3 Sel

Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

III PROSEDUR KERJA

31 Alat

middot Seperangkat alat konduktometer mengukur DHL dari larutan

middot Buret sebagai tempat zat baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

middot Labu ukur membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

middot Gelas piala wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

middot Pipet tetes untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

middot Pipet takar untuk memipet zat

32 Bahan

middot Asam sulfat (H2SO4) 01 N sebagai sampel

middot Natrium hidroksida (NaOH) 01N sebagai larutan penitar

middot Aquadest sebagai penetral konduktometer mengencerkan larutan dan membilas alat

33 Cara kerja

A Pengukuran Daya Hantar Listrik

1 Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan akuades

2 Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line Biarkan alat stabil selama lebih kurang 5 menit

3 Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat atur range selector sampai didapatkan posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator

4 Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi maksimum pengamatan bayangan pada system indicator

5 Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan nilai factor pada range yang terpilih

6 Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas tambahkan akuades sampai volumenya menjadi 50 mL

7 Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 01 N dengan tahapan penambahan pentiter tiap 05 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL dalam hal ini dibutuhkan minimal 5 data kenaikan sebelum titrasi dihentikan

8 Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi yakni

DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y V0

9 Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter Didapatkan dua pola garis percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada satu titik titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi

10 Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang diberikan

34 Skema kerja NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum

dengan konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx

IV HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx

Volume NaOH DHL (Sampel) DHL (Cx)

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

05 1878 142

1 1843 135

15 1729 125

2 1678 116

25 1621 109

3 1532 98

35 1451 91

4 139 82

45 1306 8

5 1229 67

55 1166 59

6 1078 51

65 1016 47

7 945 51

75 875 56

8 808 63

85 742 7

9 684 77

95 703

10 76

105 816

11 871

115 927

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

Konsentrasi asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

10 mL x N = 9 mL x 01

N = 09 10

Nassulfat = 009N

Kurva Titrasi Cx

Volume Asam sulfat

Vassulfat Nassulfat = VNaOH NNaOH

V x 009 = 65 mL x 01

V = 065 009

Vassulfat = 7222 mL

V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode konduktometri digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida sebagai pentitarnya Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke Erlenmeyer kemudian dititar dengan NaOH 01 N Volume NaOH pertama 05 N lalu ukur DHL asam sulfat tersebut Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 05 mL lalu ukur DHL begitu seterusnya Dengan catatan penambahan NaOH harus rangenya 05 mL sampai didapatkan titik akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun Data yang didapatkan harus dibuat dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya maka perlu dihitung dengan menggunakan rumus (VN)1 = (VN)2 Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 009 N Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya Volume asam sulfat yang digunakan untuk Cx adalah 7222 mL

VI KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

a Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL sedangkan titik ekivalen untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 65 mL

b Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 009 N

c Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode titrasi dan diukur dengan konduktometer

DAFTAR PUSTAKA

uuml Hafnimardiyanti dan Martalius2011Modul praktikum instrument analisis II ATIPPadang

uuml httpmasykuristafffkipunsacidfiles201001konduktometripdf diakses pada tanggal 14 Januari 2011

httpnuansa-harapanblogspotcom201112konduktometrihtml

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri

konduktometriKonduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah Voltmeter dan elektroda jauh lebih murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern (Basset 1994615) Gambar I3 Alat konduktometri (Sulaeman Suparto Eviati 2005) Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor(Basset 1994615) I=ER (1) Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I) (Basset 1994615) G = lR = k (A l) (2) Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm yang dimaksud dengan berat ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh (Basset 1994616) V=1000C (3) Dengan C adalah konsentasi (ekivalen per cm3) bilangan 1000 menunjukan 1 liter = 1000 cm3 Volume juga dapat dinyatakan sebagai kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1) (Basset 1994616) V=I A (4) Dengan I sama dengan 1 cm V=A=1000C (5) Subtitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh G=1R=1000kC (6) Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion (Basset 1994616) Dalam pengukuran daya hantar listrik diperlukan sumber listrik sel untuk meyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan Berikut adalah penjelasan hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran daya hantar listrik (Basset 1994617) 1) Sumber listrik Hantaran arus DC (Direct Current) melalui larutan merupakan proses Faraday yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda Sedangkan arus AC (Alternating Current) tidak memerlukan arus elektro kimia pada elektroda-elektrodanya Dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses Faraday Perubahan karena proses Faraday dapat merubah sifat listrik sel maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non Faraday atau arus AC 2) Tahanan jembatan Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya hantar 3) Sel Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda

httpfellyciagufitablogspotcom201210konduktometrihtml

  • konduktometri