laporan tahunan sekretariat direktorat …sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/laporan tahunan setdit...

124
KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

Upload: vanhanh

Post on 07-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN PERTANIAN-RIDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGANSEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL

TANAMAN PANGANTAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN-RIDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGANSEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

KEMENTERIAN PERTANIAN-RIDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGANSEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERALJl. AUP No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520Kotak Pos 7264, 7301/JKSPMTelepon : (021) 7806819Faksimile : (021) 78844209Email : [email protected]

: [email protected] : http://tanamanpangan.deptan.go.id

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Laporan Tahunan 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat karunia-Nya Laporan Tahunan Sekretariat

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 dapat

diselesaikan.

Laporan tahunan ini merupakan gambaran pelaksanaan

kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

tahun 2016. Materi pokok yang disajikan mencakup 3 M

(Man, Money, Material) sesuai tupoksi Sekretariat Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan meliputi kegiatan bidang perencanaan, bidang umum,

bidang keuangan dan perlengkapan serta bidang data, evaluasi dan

layanan rekomendasi.

Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi pelaksanaan kegiatan,

hasil-hasil yang dicapai, permasalahan yang dihadapi serta sebagai bahan

koordinasi dan tindaklanjut tugas-tugas lingkup Sekretariat Direktorat

Jenderal dengan Unit Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan maupun antar Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.

Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan

laporan ini, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Februari 2017

Sekretaris Direktorat Jenderal,

Dr. Ir. Maman Suherman, M.M NIP 196009081987031003

i

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Laporan Tahunan 2016

RINGKASAN

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan salah

satu Unit Kerja Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri dari:

Bagian Perencanaan; Bagian Keuangan dan Perlengkapan; Bagian

Umum; BagianEvaluasi dan Layanan Rekomendasi; dan Kelompok

Jabatan Fungsional.

2. Perencanaan dan penyusunan anggaran tahun 2017yang sesuai

dengan tujuan dan sasaran hasil restrukturisasi program kegiatan dan

sistem penganggaran khusus lingkup Ditjen Tanaman Pangan

mengacu pada buku pokok-pokok kebijakan, Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 238/PMK.02/2015, Kumpulan Peraturan Menteri

Keuangan terkait standar biaya, dan Standar Biaya Masukan TA. 2017.

3. Penyusunan RAPBN 2017 juga mengacu pada ketentuan-ketentuan

yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara dan berpedoman kepada Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2017-2019, Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) Tahun 2017, serta Kerangka Ekonomi Makro dan

Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2017.

4. Pagu sementara Ditjen Tanaman Pangan TA. 2017 sebesar Rp6,9

triliun yang dialokasikan pada kegiatan: a) Pengelolaan Produksi

Tanaman Aneka Kacang dan Umbi sebesar Rp1,2 triliun, b)

Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia sebesar Rp4,3 triliun, c)

Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan sebesar

Rp196 miliar, d) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari

Gangguan OPT dan DPI sebesar Rp213,6 miliar, e) Dukungan

Manajemen dan Teknis Lainnya pada Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan sebesar Rp240 miliar, f) Pengembangan Metode Pengujian

Mutu Benih Benih dan Penerapan Sistim Mutu Laboratorium Pengujian

Benih Rp17,6 miliar, g) Pengembangan Peramalan Serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan OPT sebesar Rp25 miliar, dan h)

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan sebesar Rp788

miliar

5. Rancangan Kerja Pemerintah Tahun 2017 memiliki tema “Memacu

Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi Untuk Meningkatkan

Kesempatan Kerja Serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan

Antar Wilayah”. Hal-hal yang menjadi isu strategis dalam Rencana

iii

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2016

Kerja Pemerintah tahun 2017 antara lain: a) pemenuhan pencapaian

target RPJMN 2015-2019, b) melanjutkan direktif Presiden (sesuai

sidang kabinet), dan c) menangani isu terkini yaitu kedaulatan pangan

pada dimensi pembangunan sektor unggulan.

6. Rambu-rambu umum kegiatan dan anggaran Kementerian Pertanian

tahun 2016 yang perlu diperhatikan salah satunya adalah: a)

memperhatikan kebutuhan anggaran untuk memenuhi kegiatan yang

bersifat multi-years dan memperhatikan kegiatan yang harus

dilaksanakan sesuai amanat Undang-undang, b) melakukan refocusing

dan efisiensi anggaran ke arah kegiatan yang berdampak pada

pertumbuhan ekonomi nasional dan lokal, pengurangan pengangguran

dan pengentasan kemiskinan, c) Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

harus sejalan dengan prioritas pembangunan dan Tupoksi Eselon-I

guna mencapai sasaran pada Renstra Kementerian Pertanian, d) RKA

agar disusun secara cermat, dilengkapi TOR dan RAB, sehingga

membantu memperbaiki penyerapan anggaran dan meminimalisir revisi

DIPA/POK, dan e) efisiensi dalam alokasi anggaran pos belanja barang

(perjalanan dan rapat-rapat), dan tingkatkan belanja modal dan bansos,

termasuk untuk belanja infrastruktur.

7. Komponen input yang dibatasi dalam APBN Kementerian Pertanian

Tahun 2017 antara lain: a) penyelenggaraan rapat, rapat dinas,

seminar, pertemuan, lokakarya, peresmian kantor/proyek dan

sejenisnya, dibatasi pada hal-hal yang sangat penting dan dilakukan

sesederhana mungkin, b) pemasangan telepon baru, kecuali untuk

satker yang belum ada sama sekali, c) pembangunan gedung baru

yang sifatnya tidak langsung menunjang untuk pelaksanaan tupoksi

(antara lain mess, wisma, rumah dinas/rumah jabatan, gedung

pertemuan), kecuali untuk gedung yang bersifat pelayanan umum dan

gedung/bangunan khusus (antara lain : laboratorium, gudang), dan d)

pengadaan kendaraan bermotor, kecuali: (a) kendaraan fungsional

(seperti ambulan untuk rumah sakit; kendaraan roda dua untuk

petugas lapangan); (b) pengadaan kendaraan bermotor untuk satker

baru yang sudah ada ketetapan Meneg-PAN dan RB dilakukan secara

bertahap sesuai dana yang tersedia; (c) penggantian kendaraan

operasional yang benar-benar rusak berat sehingga secara teknis

tidak dapat dimanfaatkan lagi; (d) penggantian kendaraan yang rusak

berat yang secara ekonomis memerlukan biaya pemeliharaan yang

besar untuk selanjutnya harus dihapuskan dari daftar inventaris dan

tidak diperbolehkan dialokasikan biaya pemeliharaannya (didukung

oleh berita acara penghapusan); (e) kendaraan roda 4 dan atau roda 6

v

iv

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Laporan Tahunan 2016

untuk keperluan antar jemput pegawai dapat dialokasikan secara

sangat selektif.

8. Kerjasama Internasional, yang meliputi: kerjasama di bidang politik,

sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi,

berpedoman pada politik luar negeri masing-masing. Fungsi kerjasama

internasional: a) memperlancar hubungan ekonomi baik dalam bentuk

pertukaran hasil produksi dan faktor-faktor produksi serta

memperlancar sistem pembayaran antar negara, b) menciptakan

kerjasama secara timbal balik antar negara melalui perjanjian ataupun

melalui badan/organisasi internasional.Dengan adanya kerjasama

dengan pihak-pihak terkait baik dalam dan luar negeri, maka

diperlukan suatu koordinasi agar pengelolaan kerjasama tersebut

sesuai dengan prosedur dan dapat dilakukan monitoring serta evaluasi

atas kerjasama tersebut.

9. Program kegiatan utama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada

tahun 2016 dalam peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai

diantaranya: teknologi tanam jajar lewogo, teknologi hazton, desa

pertanian organik, pengembangan padi hibrida, desa mandiri benih,

perbaikan jaringan irigasi, percetakan sawah baru, traktor, benih

bersubsidi. Kegiatan baru alokasi APBN-P 2016 yang terkait dengan

Ditjen Tanaman Pangan adalah; 1) kegiatan pengembangan jagung di

lahan khusus, 2) pengembangan mina padi dan 3) pengembangan

padi dengan teknologi salibu.

10. Kementerian Pertanian selaku koordinator Tim Pokja PUG lingkup

Kementerian Pertanian berupaya untuk menggali peluang-peluang

yang sudah ada di Kementerian Pertanian terkait program/kegiatan

serta fasilitas yang dapat mengungkit penilaian ini. Salah satu yang

dapat diangkat kembali adalah website PUG yang sudah dibangun

sejak tahun 2014 dan saat ini kondisinya sedang mati suri.Kementan

dinilai dapat mendokumentasikan dan menginformasikankegiatan

terkait gender dan perlindungan anak sampai pada tingkat pelaksana

kegiatan (petani). Walaupun kegiatan PUG tidak berdampak langsung

kepada produksi dan bukan menjadi kegiatan prioritas, namun tetap

konsisten dilakukan.

11. Realisasi PNBP bulan tahun 2016pusat sebesar Rp1,41 miliar

(133,80%) dari target yang ditetapkan Kementerian Pertanian sebesar

Rp1,05 miliar, dan daerah sebesar Rp11,98 miliar (228,885)dari target

yang ditetapkan Kementerian Pertanian sebesar Rp5,23 miliar.

12. Penyelesaian kerugian Negara lingkup Ditjen Tanaman Pangan tahun

2016 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015, dari Rp20,385

v

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2016

miliar menjadi Rp18,831 miliar. Penyelesaian sisa kerugian negara

tahun 2016 sampai dengan akhir Desember 2016 sebesar Rp5,414

miliar.

13. Realisasi anggaran subsidi benih sampai dengan Desember 2016

mencapai Rp419.124.423.972,54, atau 51,82% dari pagu kontrak

Rp808.904.600.000,00.

14. Hasil dari pendataan aset BMN terdapat mutasi tambah dan kurang

barang inventaris s.d 31 November 2016 yaitu terdiri dari Peralatan

dan Mesin sebanyak 22.001 unit dengan nilai Rp303.016.442.879,

sedangkan Aset tetap lainnya sebanyak 467 unit dengan nilai

Rp129.749.875, dan aset tetap yang tidak digunakan 783 unit dengan

nilai Rp2.059.328.526.

15. Proses pemberian penghargaan tingkat nasional dilakukan secara

berjenjang dengan melalui beberapa tahapan penilaian, yaitu penilaian

tingkat provinsi dan penilaian tingkat nasional. Dari hasil verifikasi

lapangan ditetapkan 6 kelompoktani penggerak/pemrakarsa/pelopor di

bidang pembangunan pertanian berprestasi tingkat nasional,

12kelompoktani (4 kelompktani komoditi padi, 4 kelompoktani

komoditas jagung dan 4 kelompoktani kedelai), dan 4 Mantri Tani

berprestasi.

16. Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016

adalah sebanyak 764 orang. Pegawai tersebut tersebar di Sekretariat

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 261 orang terdiri dari 167 orang

pusat dan 94 orang diperbantukan, Direktorat Perbenihan Tanaman

Pangan 56 orang, Direktorat Serealia 61 orang, Direktorat Aneka

Kacang dan Umbi 54 orang, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

66 orang, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan 72 orang, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu

Tumbuhan (BBPOPT) 93 orang, Balai Besar Pengujian dan

Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortukultura

(BBPPMBTPH) 62 orang, dan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman

(BPMPT) 38 orang.

17. E-Kinerja diterapkan karena melihat Daftar Penilai Pelaksanaan

Pekerjaan (DP3) belum mampu menyajikan penilaian pegawai secara

obyektif, terukur, transparan dan adil. E-Kinerja secara terukur

diharapkan mampu memberikan motivasi kerja pegawai sehingga

pegawai lebih produktif dan proaktif. E-Kinerja dimaksudkan/dijadikan

alat ukur yang obyektif dan transparan bagi pegawai, pejabat penilai

Dan Tim Penilai Kerja Pegawai dalam pengambilan keputusan.

Pembayaran tunjngan kinerja yang semula berdasarkan atas kehadiran

vii

vi

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Laporan Tahunan 2016

pegawai, kedepan akan dibayarkan berdasarkan capaian kinerja

pegawai.

18. Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai

Negeri Sipil, maka semua pejabat struktural dari Eselon I-IV dituntut

memahami secara teknis bagaimana menerapkan ketentuan

penyelesaian pelanggaran disiplin terhadap setiap pelanggaran PNS

yang menjadi bawahannya. Dalam ketentuan PP No 53 tahun 2010

jelas tertulis bahwa atasan langsung mempunyai kewajiban untuk

menindak PNS yang menjadi stafnya apabila melanggar disiplin

pegawai dan akan menerima sanksi yang sama dengan stafnya apabila

atasan langsung tidak bersedia memberikan sanksi kepada stafnya

yang melanggar aturan membuat surat panggilan pemeriksaan,

membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP), membuat surat keputusan

pemberian sanksi dan sebagaimana agar PP Nomor 53 Tahun 2010.

19. Nilai konversi IPNBK Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016

adalah 89,12 kualifikasi kualitas budaya kerja A (sangat baik),

sedangkan pada tahun 2015 88,04 dengan demikian naik 1.08.IPNBK

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Nilai yang paling rendah pada

tahun 2016 terletak pada komitmen. Pada tahun 2015 nilai yang

terendah juga terdapat pada komitmen namun pada tahun 2016

terdapat dengan konversi dari 86,36 menjadi 87,27 naik 0,91.

20. Hari Pangan Sedunia (HPS) dilaksanakan tanggal 28 s.d 30Oktober

2016 di Boyolali Jawa Tengah, pada kesempatan tersebut Presiden

menyampaikan sangat lemah sengitnya kompetisi antara negara, ada

tiga hal yang kedepannya akan diperebutkan oleh semua negara, yaitu

pangan, energi dan sumber daya air, sehingga mulai sekarang kita

harus bisa mengantisipasi, menyiapkan dan melakukan perencanaan

terkait tiga hal tersebut diatas. Dalam rangka mendukung kegiatan Hari

Pangan Sedunia, Indonesia berpartisipasi melaksanakan peringatan

HPS melalui Kementerian Pertanian sebagai penyelenggara. Kegiatan

HPD diawali dengan Upaya Khusus Kementerian Pertanian dalam

pencapaian swasembada pangan khususnya padi dan jagung yang

telah memperoleh hasil yang menggembirakan dan akan dilanjutkan

dengan Upaya Khusus menuju swasembada daging sapi dengan

adanya Upsus SIWAB (Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting).

21. Pada Temu Koordinasi Kehumasan disampaikan bahwa Humas harus

mampu menjalankan kewenangan agenda setting atau counter berita

informasi yang keluar dari media konvensional dengan konten tidak

berimbang dimasyarakat dan harus berdialog dan bertukar informasi

dengan pemangku kepentingan untuk mendapatkan umpan balik dan

masukan secara maksimal.

ix

vii

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2016

22. Mendampingi Kunjungan Kerja Komisi IVDPRRI ini dilaksanakan di

Provinsi Lampung, diawali dialog dengan para petani ubikayu yang

pada saat ini merasakan sangat dirugikan dengan harga jual ubi kayu

yang sangat rendah. Dari hasil dialog tersebut antara lain, Anggota

Komisi IV DPR-RI, sepakat akan membawa persoalan harga ubikayu ini

dalam rapat kerja DPR-RI dalam waktu dekat, sehingga petani ubikayu

akan mendapat keuntungan yang lebih baik, mengingat urusan harga

ini berkaitan dengan beberapa lembaga/instansi terkait.Lokasi

kunjungan berikutnya, Komisi IV DPR RI bersama Direktur Jenderal

Tanaman Pangan adalah mengunjungi kelompok P3A Tirto Makmur di

Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, dimana di lokasi ini telah

dibangun Jaringan Irigasi Tersier (JIT), sepanjang 585 m2, sehingga

saat ini para petani di Desa Rejomulyo ini telah melaksanakan

pertanaman 3 kali dalam setahun (IP-3), dengan varietas yang ditanam

adalah Ciherang dan hasil produktivitas nya sebesar 7,6 ton/ha.

23. Dalam upaya meningkatkan keamanan dan ketertiban dilingkungan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan antara lain; pengamanan fisik,

kesiagaan, kewaspadaan, keterampilan perlu terus dibina dan

dikembangkan melalui peningkatkan kemampuan dan keterlampilan

petugas satuan pengamanan. Salah satu upaya adalah meningkatan

pengetahuan dan keterampilan para petugas satuan pengamananyang

mengarah kepada peningkatan: a) pengetahuan dan wawasan dibidang

keamanan; b) sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi

kepada keamanan dan ketertiban instansi maupun masyarakat; c)

profesionalisme dan ketrampilan personil satuan pengaman; d)

kepedulian terhadap masyarakat dilingkungan instasi; e) Efisiensi,

efektifitas, dan kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan

semangat dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja dan

organisasinya.

24. NTP sektor pertanian secara nasional pada Desember 2016 sebesar

101,49 naik 0,18% dibandingkan NTP November 2016 sebesar 101,31.

Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,53%, lebih besar dibandingkan

kenaikan Ib sebesar 0,36%. Sementara NTP subsektor tanaman

pangan (NTPP) pada periode yang sama juga mengalami kenaikan

sebesar 0,01%, dari 98,17 pada November 2016 menjadi 98,18 pada

Desember 2016. Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,40%, lebih besar

dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,39%.

25. Fluktuasi rata-rata harga kebutuhan pokok antar triwulan tahun 2016

cukup bervariasi, terendah Rp7,5 ribu pada komoditi minyak goreng

curah dan tertinggi Rp113,9 ribu pada komoditi daging sapi. Fluktuasi

viii

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Laporan Tahunan 2016

rata-rata harga pokok pada komoditas tanaman pangan kedelai lokal

Rp16,04 ribu, beras medium Rp14,16 ribu.

26. Produksi tanaman pangan tahun 2016 (Prakiraan 2016) padi mencapai

79.141.352 juta ton GKG, jagung 23.164.915 juta ton pipilan kering,

kedelai 885.575 ribu ton biji kering, kacang tanah 560.940 ribu ton biji

kering, kacang hijau 279.132 ribu ton biji kering, ubikayu 20.637.495

juta ton umbi basah dan ubijalar 2.083.654 juta ton umbi basah.

Dibandingkan tahun 2015, produksi padi naik 4,97%, jagung naik

18,11%, kedelai turun 8,06%, kacang tanah turun 7,35%, kacang hijau

naik 2,83%, ubikayu naik 5,43%, dan ubijalar naik 5,55%. Sedangkan

jika dibandingkan dengan sasaran produksi tahun 2016, padi mencapai

98,57%%, jagung 96,52%, kedelai 80,51%, kacang tanah 83,10%,

kacang hijau 104,54%, ubikayu 85,80% dan ubijalar 85,26%.

Peningkatan produksi padi,jagung, dan kacang hijau tahun 2016

(Prakiraan 2016) dibandingkan tahun 2015 (ATAP) didukung oleh

meningkatnya produktivitas dan luas panen tahun 2016. Sedangkan

menurunnya produksi Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu dan Ubijalar

Tahun 2016 (Prakiraan 2016) sebagian besar disebabkan oleh

menurunnya luas panen.

27. Aplikasi SMART/SIMONEV dari Kementerian Keuangan memudahkan

K/L dalam melakukan monitoring capaian kinerja atas pelaksanaan

RKA-K/L tahun anggaran berjalan setiap saat dan melaporkan

kondisi/keadaan (progress/kendala) yang dihadapi oleh KPA atas

pelaksanaan kegiatan RKA-K/L kepada atasan langsungnya (kantor

pusat) secara on line setiap saat.

28. Hasil Rapat Koordinasi Evaluasi Anggaran dan Kegiatan Pembangunan

Tanaman Pangan Tahun 2016 antara lain: Realisasi serapan anggaran

APBN Ditjen Tanaman Pangan posisi 28 Oktober 2016 sebesar

Rp4,167 triliun atau 54,78% dari pagu anggaran Rp7,607triliun,

sementara realisasi fisik secara umum belum mencapai target sesuai

dengan yang diharapkan, dan relatif lebih rendah dari serapan

anggarannya. Faktor-faktor penyebab rendahnya serapan anggaran

antara lain adanya perubahan jenis belanja sosial transfer uang

menjadi belanja pemerintah/kontraktual yang sebagian besar belum

memiliki e-katalog, adanya revisi APBN (revisi penghematan jilid I dan

II), kurangnya kualitas, kapasitas dan jumlah SDM pelaksana program

dan kegiatan terutama di kabupaten/kota.

29. Langkah-langkah percepatan anggaran dan pelaksanaan fisik kegatan

2 bulan kedepan antara lain melalui: 1) menyusun kembali jadwal

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan revisi anggaran; 2) Satker daerah

ix

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2016

harus lebih intensif melakukan koordinasi dan komunikasi dengan

KPPN setempat; 3) menyusun rencana kerja dan langkah-langkah

percepatan, serta target waktu penyelesaian setiap tahapan yang

diuraikan secara rinci per kegiatan; 4) untuk Bantuan Pemerintah

berupa transfer barang agar segera diselesaikan proses tagihannya,

dengan mencermati dokumen tagihan secara lengkap dan teliti; dan 9)

meningkatkan monitoring dan evaluasi realisasi keuangan (SPM/SP2D)

dan fisik (harian, mingguan, bulanan).

30. Selama tahun 2016 telah dilaksanakan Rapat Pimpinan Kementerian

Pertanian sebanyak 10 kali Rapim B Ditjen Tanaman Pangan

sebanyak 10 kali, Rapat Kerja (Raker) Mentan sebanyak 8 kali,

dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR

sebanyak 8 kali.

31. Realisasi anggaran APBN Sektoral Ditjen Tanaman Pangan (Pusat dan

Daerah) sampai dengan bulan Desember 2016 mencapai Rp4,721

triliun (62,06%) dari pagu anggaran berdasarkan DIPA revisi sebesar

Rp7,607 triliun. Sedangkan serapan anggaran Sekretariat Ditjen

Tanaman Pangan sebesar Rp78.279.505.566 (85,13%) dari pagu

anggaran Rp91.955.041.000, realisasi per bagian yaitu: 1) Bagian

Perencanaan realisasi Rp6.427.524.805 (86,52%) dari pagu anggaran

Rp7.429.012.000, 2) Bagian Keuangan dan Perlengkapan realisasi

Rp46.956.880.236, (87,59%) dari pagu anggaran Rp53.610.754.000, 3)

Bagian Umum realisasi Rp19.993.158.103, (81,22%) dari pagu

anggaran Rp24.617.318.000, dan 4) Bagian Evaluasi dan Layanan

Rekomendasi Rp4.901.942.422, (77,83%) dari pagu anggaran

Rp6.297.957.000.

32. Realisasi anggaran APBN Sektoral Ditjen Tanaman Pangan (Pusat)

sampai dengan bulan Desember 2016 mencapai Rp186,092 miliar

(28,63%) dari pagu anggaran berdasarkan DIPA revisi sebesar

Rp454,675miliar.

33. Beberapa permasalahan yang ditemui baik dalam dalam pelaksanaan

anggaran dan kegiatan tahun 2016, baik dari segi administrasi maupun

teknik, yang telah dilakukan tindaklanjut, serta saran perbaikan

kedepan.

x

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Laporan Tahunan 2016

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

RINGKASAN .................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN PERENCANAAN .............. 5

BAB III. PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN KEUANGAN

DAN PERLENGKAPAN ................................................................ 35

BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN UMUM ............................. 39

BAB V. PELAKSANAAN BAGIAN EVALUASI DAN PELAPORAN .......... 67

BAB VI. REALISASI ANGGARAN DITJEN TP TAHUN 2016 ................... 97

BAB VII. PERMASALAHAN DAN TINDAKL LANJUT ..............................101

BAB VIII. PENUTUP ...................................................................................103

LAMPIRAN

xi

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Laporan Tahunan 2016

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Kinerja Utama Ditjen TP ............................................... 15

Tabel 2. Indikator Kinerja Utama ............................................................... 16

Tabel 3. Pagu Indikatif Kementerian Pertanian Tahun 2017 ................... 16

Tabel 4. Alokasi Anggaran Ditjen TP Sesuai Hasil Trilateral Meeting

Tahun 2017 .................................................................................. 21

Tabel 5. Rincian PAgu Per Kegiatan Tahun 2017 ..................................... 24

Tabel 6. Realisasi SPM dan Realisasi SP2D ............................................ 36

Tabel 7. Tagihan Yang Telah Diverifikasi Tahun 2016 ............................. 36

Tabel 8. Kerugian Negara Lingkup Ditjen TP Tahun 2016 ....................... 37

Tabel 9. Perkembangan Realisasi Subsidi Benih Tahun 2016 ................. 37

Tabel 10. Daftar Barang Mutasi Tambah dan Kurang Barang Inventaris

Tahun 2016 .................................................................................. 38

Tabel 11. Laporan SIMAK BMN Tahun 2016 .............................................. 38

Tabel 12. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Golongan

Tahun 2016 .................................................................................. 42

Tabel 13. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Pendidikan .................. 43

Tabel 14. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 44

Tabel 15. Daftar Pendidikan Dan LAtihan Pimpinan III dan IV ................... 50

Tabel 16. Hasil IKM Lingkup Kementerian Pertanian .................................. 51

Tabel 17. Hasil Ekspose Eselon I Lingkup Kementan ................................. 53

Tabel 18. Mutasi Pegawai Ditjen TP Mengurangi Bezeting Tahun 2016 ... 54

Tabel 19. Jumlah Pegawai Ditjen TP Pensiun BUP,

Pensiun Dini, dan Meninggal ....................................................... 55

Tabel 20. Nilai Tukar Petani (NTP) Sektor Pertanian dan

Subsektor Tanaman Pangan Tahun 2016 .................................. 67

Tabel 21. Rata-rata Harga Kebutuhan Pokok Tahun 2016 ......................... 68

Tabel 22. Target Luas Tanam Padi, Jagung, Kedelai, Cabai,

Bawang Merah Dan SIWAB Tahun 2017 .................................... 75

Tabel 23. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Kewenangan

Bulan Desember Tahun 2016 ...................................................... 97

Tabel 24. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja

Bulan Desember Tahun 2016 ...................................................... 97

xiii

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Laporan Tahunan 2016

Tabel 25. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Berdasarkan

Kegiatan Utama Bulan Desember 2016 ...................................... 98

Tabel 26. Realisasi Anggaran Berdasarkan Per Provinsi

Bulan Desember 2016 ................................................................. 98

Tabel 27. Realisasi Anggaran Satker Ditjen TP (Pusat) Berdasarkan

Unit Kerja Eselon II Tahun 2016 .................................................. 99

xiv

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan .................................. EP

Laporan Tahunan 2016

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal TP .............. 4

xv

1

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

PENDAHULUAN

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan salah satu

Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian, yang mempunyai tugas pokok memberikan

pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Direktorat Jenderal

menyelenggarakan fungsi: 1).koordinasi, dan penyusunan rencana dan

program, anggaran, dan kerjasama di bidang tanaman pangan; 2)

pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; 3) evaluasi dan

penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan

kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-

undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik;

4) evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang tanaman

pangan; dan 5) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan.

Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri dari: Bagian Perencanaan; Bagian

Keuangan dan Perlengkapan; Bagian Umum; Bagian Evaluasi dan

Pelaporan; dan Kelompok Jabatan Fungsional.

A. Bagian Perencanaan

Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

koordinasi, dan penyusunan rencana, program dan anggaran, serta

kerja sama di bidang tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugas,

Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan bahan

koordinasi, dan penyusunan rencana dan program di bidang tanaman

pangan; (2) penyiapan bahan koordinasi, dan penyusunan anggaran di

bidang tanaman pangan; dan (3) penyiapan penyusunan kerjasama di

bidang tanaman pangan.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Bagian Perencanaan

terdiri dari:

1. Subbagian Program, mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan koordinasi, dan penyusunan rencana dan program di bidang

tanaman pangan.

I

2

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2. Subbagian Anggaran, mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan koordinasi, dan penyusunan anggaran di bidang tanaman

pangan.

3. Subbagian Kerja Sama, mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan penyusunan kerja sama di bidang tanaman pangan.

B. Bagian Keuangan dan Perlengkapan

Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan

urusan keuangan dan perlengkapan. Dalam melaksanakan tugas

tersebut Bagian Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan

fungsi: (1) pelaksanaan urusan perbendaharaan, Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP), penyiapan pengujian dan penerbitan Surat

Perintah Membayar (SPM); (2) pelaksanaan urusan akuntansi dan

verifikasi keuangan serta tindak lanjut hasil pengawasan; dan (3)

pelaksanaan urusan perlengkapan.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Bagian Keuangan dan

Perlengkapan terdiri dari:

1. Subbagian Perbendaharaan, mempunyai tugas melakukan urusan

perbendaharaan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan

penyiapan bahan pengujian dan penerbitan Surat Perintah

Membayar (SPM).

2. Subbagian Akuntansi, Verifikasi, dan Tindak Lanjut Hasil

Pengawasan,mempunyai tugas melakukan urusan akuntansi dan

verifikasi keuangan serta tindak lanjut hasil pengawasan.

3. Subbagian Perlengkapan,mempunyai tugas melakukan urusan

perlengkapan.

C. Bagian Umum

Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan

penyusunan organisasi, tatalaksana, reformasi birokrasi, urusan

kepegawaian, penyusunan rancangan peraturan perundang-

undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik,

serta urusan tata usaha dan rumah tangga.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Umum

menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan evaluasi dan penyusunan

organisasi, tata laksana dan reformasi birokrasi, serta pelaksanaan

urusan kepegawaian; (2) penyiapan penyusunan rancangan peraturan

perundang-undangan, litigasi hukum, pelaksanaan hubungan

masyarakat dan informasi publik, serta urusan perpustakaan; dan (3)

pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

3

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Bagian Umum terdiri

dari:

1. Subbagian Organisasi dan Kepegawaian,mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan organisasi,

tatalaksana dan reformasi birokrasi serta pelaksanaan urusan

kepegawaian.

2. Subbagian Hukum dan Hubungan Masyarakatmempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan

perundang-undangan, litigasi hukum, dan pelaksanaan hubungan

masyarakat, serta informasi publik dan urusan perpustakaan.

3. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga,mempunyai tugas

melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.

D. Bagian Evaluasi Dan Layanan Rekomendasi

Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi mempunyai tugas

melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan

kegiatan, serta pemberian layanan rekomendasi di bidang tanaman

pangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Evaluasi dan Pelaporan

menyelenggarakan fungsi: (1) pengumpulan, pengolahan dan

penyajian data dan informasi di bidang tanaman pangan; (2)

pelaksanaan analisis, penyiapan pemantauan dan evaluasi serta

laporan pelaksanaan program dan kegiatan di bidang tanaman

pangan; dan (3) pemberian layanan rekomendasi di bidang tanaman

pangan.

Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi Pelaporan terdiri dari:

1. Subbagian Data dan Informasi, mempunyai tugas melakukan

pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi di

bidang tanaman pangan.

2. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan,mempunyai tugas melakukan

analisis, penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi serta laporan

pelaksanaan program dan kegiatan di bidang tanaman pangan.

3. Subbagian Layanan Rekomendasi,mempunyai tugas

melakukan pemberian layanan rekomendasi di bidang tanaman

pangan.

E. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas dan fungsi

melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang Jabatan Fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

4

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

berlaku. Tugas dan fungsi Kelompok Jabatan Fungsional secara rinci

adalah sebagai berikut:

a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas beberapa Jabatan

Fungsional yang mendukung pelaksanaan tugas kesekretariatan

yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang

keahliannya;

b. Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh

seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Sekretaris

Direktorat Jenderal;

c. Jumlah tenaga fungsional yang mendukung pelaksanaan tugas

kesekretariatan yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai

dengan bidang keahliannya ditentukan berdasarkan kebutuhan dan

beban kerja;

d. Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional yang mendukung

pelaksanaan tugas kesekretariatan yang terbagi dalam berbagai

kelompok sesuai dengan bidang keahliannya diatur berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki posisi

strategis sebagai jembatan antara Eselon II lingkup Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dan instansi terkait lainnya dalam mewujudkan visi

dan misi pembangunan tanaman pangan.

Gambar 1. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal TP

5

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN PERENCANAAN

1. Pedoman Anggaran

Dalam rangka penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian

Lembaga (RKA-K/L) lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA

2017 yang efektif dan efisien sesuai anggaran berbasis kinerja, maka

untuk mempertajam pencapaian tujuan dan sasaran yang ingin dicapai

secara bertahap dilakukan penyempurnaan.Penyempurnaan dimaksud

tidak lepas dari dua hal, yaitu penyempurnaan menyangkut manajemen

program kegiatan dan penyempurnaan manajemen penyusunan

dokumen anggaran dalam bentuk aplikasi RKA-K/L DIPA.

Salah satu program prioritas pembangunan Kementerian Pertanian

yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran

pembangunan tanaman pangan di atas adalah Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan.

Terkait dengan uraian di atas dan dalam rangka penyusunan dokumen

anggaran yang efektif dan efisien diperlukan adanya Data Pendukung

Penyusunan Anggaran yang sesuai hasil restrukturisasi program dan

kegiatan Kementerian/Lembaga pada tahun anggaran 2017.

Dalam upaya mempersiapkan bahan dan referensi untuk

merencanakan dan menyusun anggaran tahun 2017 sesuai dengan

tujuan dan sasaran hasil restrukturisasi program kegiatan dan sistem

penganggaran khusus lingkup Ditjen Tanaman Pangan, Sub Bagian

Anggaran menyiapkan dua buku pegangan, yang diperlukan untuk

perencanaan tingkat pusat maupun daerah sebagai bahan referensi

Penyusunan Dokumen Anggaran/RKA-KL DIPA Tahun 2017, yaitu:

a. Buku Pokok - Pokok Kebijakan Penganggaran

b. Buku Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.02/2015

tentang Tata Cara Pengajuan Persetujuan Kontrak Tahun Jamak

(Multi Years Contract) Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Kepada Menteri Keuangan

c. Buku Kumpulan Peraturan Menteri Keuangan terkait Standar Biaya,

seperti:

- PMK Nomor 71/PMK.02/2013

- PMK Nomor 51/PMK.02/2014

- PMK Nomor 195/PMK.02/2014

II

6

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

- PMK Nomor 10/PMK.02/2016

- PMK Nomor 13/PMK.02/2013

d. Buku Standar Biaya Masukan TA 2017 yang diterbitkan oleh

Direktorat Jenderal Anggaran

Pengadaan buku tersebut merupakan hasil koordinasi bersama

Kementerian Keuangan yang menerbitkan buku diatas.Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dalam hal ini hanya melaksanakan

penggandaan sesuai peruntukannya dan dilaksanakan oleh pihak

ketiga.

Secara ringkas buku pedoman tersebut diatas dapat diaplikasikan

sebagai referensi untuk menyusun dokumen anggaran, seperti

meningkatkan akun-akun yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan

norma penyusun anggaran berdasarkan program, fungsi, kegiatan,

sub kegiatan, komponen, sub komponen dan akun/belanja sesuai

dengan tantangan kegiatan. Selain itu juga dapat memberikan

gambaran terkait dengan pelaksanaan maupun pertanggung-

jawaban dan pelaksanaan kegiatannya.

2. Dokumen Perencanaan Anggaran

a. Bahan Nota Keuangan dan RAPBN

Proses penyusunan bahan nota keuangan dan rancangan APBN

merupakan proses yang secara periodik dilalui dan disusun oleh

semua Kementerian dan Lembaga sebagai bahan usulan

perencanaan kegiatan dan anggaran satu tahun kedepan.

Selanjutnya himpunan bahan-bahan nota keuangan dari

Kementerian/Lembaga tersebut disampaikan ke Kementerian

Keuangan sebagai salah satu bahan dalam sidang kabinet.

Bahan Nota Keuangan dan RAPBN juga merupakan salah satu

perwujudan pelaksanaan kewajiban yang diamantkan oleh

konstitusi, dimana setiap tahun Pemerintah menyusun dan

mengajukan Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (RUU APBN) beserta Nota Keuangannya

kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI). Hal tersebut

didasarkan pada ketentuan pasal 23 ayat (1) Undang-Undang

Dasar 1945 yang telah diubah menjadi pasal 23 ayat (1), ayat (2),

dan ayat (3) UUD 1945 Amendemen keempat yang berbunyi: “(1)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari

pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan

undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung

jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; (2) Rancangan

Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

7

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan

Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan

Daerah; (3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang

diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu”.

Penyusunan RAPBN 2017 mengacu pada ketentuan-ketentuan

yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara dan berpedoman kepada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2017–

2019, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017, serta

Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Tahun

2017, sebagaimana telah disepakati dalam pembicaraan

pendahuluan antara Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia (DPR RI). Proses dan mekanisme penyiapan,

penyusunan, dan pembahasan RAPBN Tahun Anggaran 2017, juga

dilakukan berdasarkan Undang Undang Nomor 27 Tahun 2009

tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

b. Dokumen Pemantapan Perencanaan

Perencanaan mempunyai andil yang cukup besar bahkan mencapai

50% terhadap keberhasilan suatu program/kegiatan. Perencanaan

yang kurang baik akan berdampak kurang baik pula terhadap

pencapaian keberhasilan program/kegiatan yang dilaksanakan.

Demikian juga sebaliknya, perencanaan yang dilakukan dengan

baik dan cermat akan membawa keberhasilan.

Untuk mengupayakan dan memfasilitasi agar proses perencanaan

berjalan dengan baik, khususnya di sub sektor tanaman pangan,

maka diperlukan adanya koordinasi diantara unit terkait di lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, terutama antara masing-

masing perencana di setiap unit Eselon II lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan. Hal tersebut mendesak sangat

diperlukan terlebih-lebih pembangunan saat ini berbasis

kinerja.Dimana didalamnya terdapat unsur penilaian terhadap

berhasil dan tidaknya pelaksanaan suatu program dan kegiatan.

Salah satu upaya untuk mempertajam dan menyamakan persepsi

antara perencana di lingkup Direktorat Jenederal Tanaman Pangan,

maka dibentuk Tim Perencana yang ditetapkan oleh Direktur

Jenderal Tanaman Pangan.

Tanaman pangan merupakan salah satu sub sektor pertanian dan

ekonomi yang sangat penting dan strategis, karena sub sektor

8

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

tanaman pangan merupakan salah satu sub sektor bagi

pemenuhan pangan bagi rakyat Indonesia, dan sekaligus sebagai

sumber pendapatan bagi bangsa Indonesia.Dalam konteks

tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki satu

program sebagai wilayah tanggung jawab tugas pokok dan fungsi,

yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu

Tanaman Pangan.

Dalam mengoptimalkan kinerja dan mendorong akuntabilitas kinerja

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman

Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada

Berkelanjutan dan sebagai tindak lanjut Rapat Kerja Nasional

Pembangunan Pertanian Tahun 2016, maka Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan melaksanakan Pertemuan Pemantapan

Perencanaan Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

2016 dengan Dinas Pertanian Provinsi seluruh Indonesia.

c. Rancangan Output Kegiatan Berbasis Kinerja

Sebagai ciri utama penganggaran berbasis kinerja adalah

keterkaitan antara pendanaan (input) dan hasil yang diharapkan

(outcome) sehingga dapat diketahui efektivitas dan efisiensi kinerja

sebuah Lembaga. Untuk itu, diperlukan dokumen penganggaran

sebagai sumber informasi yang mengukur efektivitas dan efisiensi

kinerja secara jelas dan terperinci.Hal tersebut dapat dicapai

melalui restrukturisasi program/kegiatan dan adanya pedoman yang

memberikan arahan penerapan konsep-konsep PBK secara

operasional dan sederhana dengan bahasa yang mudah dipahami.

Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

mengamanatkan Pemerintah untuk menyusun anggaran dengan

pendekatan anggaran terpadu (unified budget), kerangka

pengeluaran jangka menengah/KPJM (Medium Term Expenditure

Framework/MTEF) dan Penganggaran Berbasis Kinerja/PBK

(Perfomance Based Budgeting). Penyusunan anggaran ini

dilakukan dengan menyusun dokumen anggaran yang disebut

"Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L)".

Penganggaran berbasis kinerja merupakan penyusunan anggaran

yang dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara

pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk

efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Sesuai

Pasal 7 PP Nomor 21 tahun 2004 kementerian negara/lembaga

diharuskan menyusun anggaran dengan mengacu kepada indikator

kinerja, standar biaya dan evaluasi kinerja. lndikator kinerja

9

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

(performance indicators) dan sasaran (target) merupakan bagian

dari pengembangan sistem penganggaran berdasarkan kinerja.

Penerapan penganggaran berbasis kinerja akan mendukung

alokasi anggaran terhadap prioritas program dan kegiatan. Sistem

ini terutama berusaha untuk menghubungkan antara keluaran

(outputs) dengan hasil (outcomes) yang disertai dengan penekanan

terhadap efektifitas dan efisiensi terhadap anggaran yang

dialokasikan.

Secara lebih rinci maksud dan tujuan penganggaran berbasis

kinerja adalah:

- Mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (ouput) dan

dampak (outcome) atas alokasi belanja (input) yang ditetapkan;

- Disusun berdasarkan sasaran tertentu yang hendak dicapai

dalam satu tahun anggaran;

- Program dan kegiatan disusun berdasarkan renstra kementerian

negara/lembaga.

d. Dokumen POK (Petunjuk Operasional Kegiatan)

Sebagai ciri utama penganggaran berbasis kinerja adalah

keterkaitan antara pendanaan (input) dan hasil yang diharapkan

(outcome) sehingga dapat diketahui efektivitas dan efisiensi kinerja

sebuah Lembaga. Untuk itu, diperlukan dokumen penganggaran

sebagai sumber informasi yang mengukur efektivitas dan efisiensi

kinerja secara jelas dan terperinci.Hal tersebut dapat dicapai

melalui restrukturisasi program/kegiatan dan adanya pedoman yang

memberikan arahan penerapan konsep-konsep Penganggaran

Berbasis Kinerja (PBK) secara operasional dan sederhana dengan

bahasa yang mudah dipahami.

Secara siklus perencanaan, setiap tahun disusun dokumen-

dokumen anggaran diantaranya Petunjuk Operasional Kegiatan

(POK).

e. Penyusunan Bahan Usulan Kegiatan dan Anggaran Ditjen TP

Penyusunan rencana kerja lingkup Ditjen Tanaman Pangan

dilakukan secara bottom-up yaitu berjenjang dari tingkat bawah ke

jenjang yang lebih tinggi. Anggaran kinerja disusun untuk mencapai

prestasi kerja/kinerja tertentu yang telah ditetapkan dan dapat

diukur pencapaiannya sesuai dengan tingkat keluaran dan hasil

yang diharapkan. Mekanisme pengelolaan dana dilakukan melalui

pola dekonsentrasi dan pola tugas pembantuan. Dana

dekonsentrasi dikhususkan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat

10

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

non fisik, misalnya: pembinaan, pelatihan, bimbingan, monev

sedangkan dana tugas pembantuan merupakan kegiatan-kegiatan

bersifat fisik atau menunjang dalam proses pelaksanaan kegiatan

fisik. Dana tugas pembantuan tersebut sebagian besar dialokasikan

ke kabupaten dan kota. Dalam rangka menyiapkan bahan usulan

anggaran sebagai bahan penyusunan RKAKL, SP-RKAKL, DIPA

dan POK akan dipersiapkan melalui kegiatan “penyusunan bahan

usulan anggaran”.

f. Dokumen Revisi Anggaran

Perencanaan pembangunan tanaman pangan merupakan satu

kesatuan dalam perencanaan pembangunan sektor pertanian dan

merupakan bagian dari keseluruhan perencanaan pembangunan

nasional.Perencanaan pembangunan nasional disusun secara

sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap

terhadapperubahan.Pembangunan tanaman pangan dilaksanakan

dengan menggabungkan kebijakan pusat (top down policy) dan

perencanaan daerah (bottom up planning), sehingga sinergitas

kebijakan, program dan kegiatan di tingkat pusat dan daerah

terlaksana dengan baik.Proses penyusunan rencana kerja dan

anggaran kinerja dilakukan melalui mekanisme perencanaan

partisipatif di tingkat lapangan dengan melibatkan seluruh

masyarakat dan stakeholder melalui forum musyawarah

perencanaan pembangunan pertanian secara berjenjang mulai dari

lokasi, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, regional dan nasional.

Sehubungan dengan hal di atas, proses penyusunan RKA-K/L

2016, Ditjen Tanaman Pangan melakukan koordinasi perencanaan

yang melibatkan unsur pusat (Unit Eselon-I terkait lingkup Deptan

dan Unit Eselon-II lingkup Ditjen Tanaman Pangan dan UPT Pusat)

dan daerah (Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan),

UPTD-BPSBTPH (Balai Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura) dan UPTD-BPTPH (Balai

Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura).

Kegiatan yang sudah disusun dalam dokumen anggaran dengan

baik dalam pelaksanaannya ada beberapa yang mengalami

penyesuaian sesuai dengan perubahan kebijakan, kondisi

keperluan mendesak, ataupun keperluan lainnya sesuai unit kerja

masing-masing di pusat dan daerah. Dengan demikian sebagai

konsekuensi logisnya akan terjadi perubahan dokumen anggaran

(RKA-KL/ DIPA/POK). Perubahan tersebut dapat dilakukan melalui

11

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

tahapan revisi baik di pusat maupun di daerah, sesuai dengan

koridor dan kewenangan masing-masing.

Untuk itu dalam rangka menyusun perubahan-perubahan dokumen

anggaran TA 2016 dialokasikan kegiatan penyusunan dokumen

revisi anggaran.

3. Rapat Koordinasi Pagu Anggaran

Penyusunan anggaran dalam dokumen Rencana Kerja dan Anggaran

Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L) merupakan bagian dari

penyusunan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara

(APBN).Penyusunan APBN tersebut meliputi penyusunan dokumen

RKA-K/L termasuk Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum

Negara (RDP-Bendahara Umum Negara). RKA-K/L adalah dokumen

rencana keuangan tahunan K/L yang disusun menurut Bagian

Anggaran Kementerian/Lembaga.

Penganggaran sebagai suatu system mengatur kedua proses

penyusunan dokumen anggaran tersebut, terutama berkenaan dengan

proses penyiapan penganggaran (budget preparation) yang mengatur 3

(tiga) materi pokok, yaitu: pendekatan penyusunan anggaran, klasifikasi

anggaran dan proses penganggaran.

Pendekatan yang digunakan dalam penganggaran terdiri dari

pendekatan: penganggaran terpadu, penganggaran berbasis kinerja

(PBK) dan kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM). Klasifikasi

anggaran yang digunakan dalam penganggaran meliputi klasifikasi:

organisasi, fungsi, dan jenis belanja (ekonomi). Proses penganggaran

merupakan uraian mengenai proses dan mekanisme penganggarannya

dimulai dari Pagu Anggaran sampai dengan penetapan Pagu Alokasi

anggaran K/L yang bersifat final.

Rapat koordinasi penyusunan Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) TA 2016 Pagu Anggaran 2017

merupakan tindaklanjut dari penyusunan anggaran terpadu yang

dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan

penganggaran khususnya di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan. Integrasi atau keterpaduan proses penyusunan RKA-K/L

dimaksudkan agar menghasilkan dokumen RKA-K/L yang berkualitas

dan akuntabel.

Penyusunan RKA-K/L Direktotrat Jenderal Tanaman Pangan TA 2017

(Pagu Sementara) dalam pelaksanaan program dan kegiatan tanaman

pangan TA 2017 khususnya antara pusat dengan daerah sesuai

dengan arah kebijaksanaan dan program yang telah ditetapkan serta

12

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

merumuskan langkah-langkah kebijaksanaan dalam upaya

meningkatkan pengembangan tanaman pangan.

Struktur kegiatan dan anggaran lingkup Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan dirumuskan ke dalam 8 kegiatan, yaitu:

a. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

sebesar Rp1,2 triliun

b. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia sebesar Rp4,3 triliun

c. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

sebesar Rp196 miliar

d. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT

dan DPI sebesar Rp213,6 miliar

e. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan sebesar Rp240 miliar

f. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih Benih dan

Penerapan Sistim Mutu Laboratorium Pengujian Benih Rp17,6

miliar

g. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu

Tumbuhan OPT sebesar Rp25 miliar, dan

h. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan sebesarRp788

miliar

4. Rakor Alokasi Anggaran

Menteri Keuangan meminta kepada seluruh K/L untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan anggaran tahun 2017,

dengan menekankan beberapa hal yang harus dibatasi dalam

pelaksanaan APBN 2017 yaitu kegiatan pejalanan dinas, pembentukan

tim yang mensyaratkan honor, pelaksanaan rapat dinas, rapat kerja,

seminar, pengadaan kendaraan dinas dan pembangunangedungbaru.

Dalam rangka penyusunan RKA-K/L tahun 2017 diharapkan dapat

mengurangi tanda bintang atau blokir pada dokumen DIPA dan RKA-

K/L. Dari hasil evaluasi selama ini penyebab bintang itu adalah

masalah-masalah administratif yaitu: TOR dan RAB yang belum

lengkap, yang sebenarnya bisa diselesaikan sebelum dilakukannya

pembahasan dengan komisi terkait di DPR, pembahasan dan

penelaahan dengan Kementerian Keuangan dan juga Bappenas.

Kemudian Interaksi K/L dengan komisi terkait di DPR juga diperlukan,

diupayakan setelah dilakukan pembahasan dengan Komisi di DPR agar

langsung mendapatkan persetujuan.

13

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Pemerintah Pusat memfasilitasi rencana pembangunan pertanian

daerah yang sejalan dengan kebijakan nasional berdasarkan

pertimbangan kesesuaian rencana daerah dengan: (1) tata ruang

pengembangan ekonomi dan penggunaan sumberdaya alam, aspek

lingkungan dan peningkatan kapasitas, (2) pencapaian daya saing

nasional atas dasar keunggulan komparatif wilayah dan komoditas,

potensi sumberdaya, pusat-pusat pertumbuhan, potensi pasar, potensi

komoditas secara nasional, (3) pemberdayaan wilayah tertinggal,

pengentasan kemiskinan dan pemerataan, dan (4) kebijakan nasional,

ketahanan pangan, kebijakan perdagangan internasional, kebijakan

makro, dan pembangunan sarana prasarana dalam lingkup nasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu ada mekanisme

perencanaan pembangunan pertanian tanaman pangan yang dibangun

dalam kerangka mempertemukan arah dan kebijakan nasional (top-

down policy) dengan perencanaan dari daerah (bottom-up planning).

Untuk penyusunan program dan kegiatan TA 2017, pemerintah Pusat

melakukan pertemuan koordinasi penyusunan program dan kegiatan

pembangunan pertanian tanaman pangan guna mensosialisasikan

kebijakan nasional dan membangun komitmen Pemerintah Daerah

Provinsi dan Kabupaten/Kota. Selanjutnya juga melaksanakan

pertemuan koordinasi penyusunan program dan kegiatan

pembangunan pertanian tanaman pangan guna mensosialisasikan

kebijakan nasional dan membangun komitmen Pemerintah Daerah

Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk penyusunan program dan kegiatan

TA 2017.

Dalam upaya memaksimalkan pencapaian tujuan dan sasaran

pembangunan tanaman pangan, koordinasi yang lebih intensif

senantiasa dilakukan antarkomponen terkait di pusat dan daerah

lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Salah satu kegiatan koordinasi yang setiap tahun anggaran

dilaksanakan yaitu melalui Rapat Koordinasi Penyusunan RKA-K/L.

Keluaran yang dihasilkan pada pertemuan koordinasi ini adalah

dokumen RKA-K/L Alokasi Anggaran.

5. Indikator Kinerja Utama Tahun 2015-2019

a. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tugas: menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

di bidang peningkatan produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman

pangan lainnya.

Fungsi:

14

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

- Perumusan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan,

penyelenggaraan budi daya, peningkatan pascapanen,

pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai,

dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit

dan perlindungan tanaman pangan;

- Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan,

penyelenggaraan budi daya, peningkatan pascapanen,

pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai,

dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit

dan perlindungan tanaman pangan

- Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya,

peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil

produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya,

serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman

pangan

- Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan

perbenihan, penyelenggaraan budi daya, peningkatan

pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi,

jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta

pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan

- Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyediaan

perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan

pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi,

jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta

pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan

- Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

- Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

15

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

NO Sasaran Sumber Data

-Tercapainya Produktivitas Padi (ku/ha)

-Tercapainya Produktivitas Jagung (ku/ha)

-Tercapainya Produktivitas Kedelai (ku/ha)

-Tercapainya Produktivitas Ubi Jalar (ku/ha)

-Terlaksananya penggunaan benih unggul

bersertifikat untuk padi (%)

-Terlaksananya penggunaan benih unggul

bersertifikat untuk jagung (%)

-Terlaksananya penggunaan benih unggul

bersertifikat untuk kedelai (%)

-Terlaksananya luas areal tanaman Padi aman dari

gangguan OPT dan terkena DPI (%)

-Terlaksananya luas areal tanaman jagung aman

dari gangguan OPT dan terkena DPI (%)

-Terlaksananya luas areal tanaman kedelai aman

dari gangguan OPT dan terkena DPI (%)

-Terlaksananya luas areal tanaman ubi kayu aman

dari gangguan OPT dan terkena DPI (%)

Terlaksananya luas areal tanaman ubi jalar aman

dari gangguan OPT dan terkena DPI (%)

Terlaksananya luas areal tanaman kacang tanah

aman dari gangguan OPT dan terkena DPI (%)

Terlaksananya luas areal tanaman kacang hijau

aman dari gangguan OPT dan terkena DPI (%)

Dinas Pertanian

Prov/Kab/Kota,

BPS, BPSBTPH,

Laboratorium

Swasta, Instansi

lainnya

2. Terwujudnya Peningkatan Produksi

Tanaman Pangan mendukung

peyediaan bahan baku bioindustri

dan bioenergi berkelanjutan

-Tercapainya Produktivitas Ubi Kayu (ku/ha)

Terwujudnya Peningkatan Produksi

dan daya saing tanaman pangan

1.

Indikator Kinerja Utama

Tabel 1.Indikator Kinerja Utama Ditjen TP

b. Sekretariat Ditjen TP

Tugas: memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada

seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan.

Fungsi:

a. Bidang tanaman pangan

b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan

c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana,

pengelolaan urusan kepegawaian, penyusunan rancangan

peraturan perundang-undangan, dan pelaksanaan hubungan

masyarakat serta informasi publik

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta pemberian

layanan rekomendasi di bidang tanaman pangan, dan

16

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

No Sasaran Sumber Data

Jumlah Dokumen layanan dukungan manajemen

Eselon I

Jumlah Dokumen layanan internal (Overhead)

Jumlah Dokumen layanan perkantoran

Terselenggaranya pelayanan

administrasi dan pelayanan teknis

lainnya secara profesional dan

berintegrasi di lingkungan

Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan

1.

Indikator Kinerja Utama

Dinas Pertanian

Prov/Kab/Kota,

BPS, BPSBTPH,

Laboratorium

Swasta, Instansi

lainnya

Rupiah PLN RMP PLN HLN PNBP BLU Jumlah1)

1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian443.216 0 0 1.000 2.857 0 447.073

2 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas

Aparatur Kementerian Pertanian53.790 0 0 0 0 0 53.790

3 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu

Hasil Tanaman Pangan7.303.515 0 0 0 630 0 7.304.146

4 Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah

Hortikultura

1.211.176 0 0 0 0 0 1.211.176

5 Program Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan

Berkelanjutan

1.325.626 0 0 0 846 0 1.326.472

6 Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan

Agribisnis Peternakan Rakyat1.982.024 0 0 0 13.274 29.734 2.025.033

7 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana

dan Sarana Pertanian

6.537.354 9.000 2.000 0 0 0 6.548.354

8 Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian

Bio-Industri Berkelanjutan1.225.638 213.000 49.000 0 17.390 0 1.505.028

9 Program Peningkatan Penyuluhan, Pendidikan dan

Pelatihan Pertanian

1.189.287 152.588 0 0 4.507 0 1.346.381

10 Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan

Pangan Masyarakat

557.785 82.977 24.840 1.380 0 0 666.982

11 Program Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan

Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati455.886 0 0 0 56.886 0 512.772

12 Program Pendidikan Menengah Pertanian 50.200 0 0 0 0 0 50.200

22.335.497 457.565 75.840 2.380 96.391 29.734 22.997.406Jumlah

ProgramSumber Pendanaan (Rp Juta)

No

e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan.

Tabel 2. Indikator Kinerja Utama

6. Rancangan Kerja Kementerian Pertanian Tahun 2017

Rancangan Kerja Pemerintah Tahun 2017 memiliki tema “Memacu

Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi Untuk Meningkatkan

Kesempatan KerjaSertaMengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan

Antar Wilayah”. Hal-hal yang menjadi isu strategis dalam Rencana

Kerja Pemerintah tahun 2017 antara lain:

a. Pemenuhan pencapaian target RPJMN 2015-2019

b. Melanjutkan direktif Presiden (sesuai sidang kabinet)

c. Menangani isu terkini yaitu kedaulatan pangan pada dimensi

pembangunansektor unggulan.

Melalui Surat Bersama antara Menkeu dan Kepala Bappenas, Pagu

Indikatif Kementerian Pertanian Tahun 2017 sebesar Rp22,34 triliun

dimana pagu indikatif Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

sebesar Rp7,98 triliun.

Tabel 3.Pagu Indikatif Kementerian Pertanian Tahun 2017

17

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Dalam menuyusun rencana kerja Kementerian Pertanian perlu

dilakukan refocusing baik dari sisi anggaran, program, kegiatan,

komoditas, wilayah dan satker. Beberapa hal yang menjadi prioritas

dalam penyusuan Rencana Kerja Kementerian Pertanian yaitu:

a. Alokasi Anggaran 2017, terdiri dari:

- Program Prioritas dan Nawa Cita Presiden Republik Indonesia

- Komoditas Strategis

- Lokus Wilayah andalan

- Pembangunan/Pengembangan (kawasan)

b. Penyusunan Program, terdiri dari:

- Pencapaian Swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai

- Pembangunan pertanian di wilayah daerah perbatasan

- Pembangunan Pertanian di wilayah daerah tertinggal.

c. Fokus Komoditas

Komoditas Strategis Padi, Jagung, Kedelai, Sapi/Kerbau, Tebu,

Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih.

d. Fokus Wilayah

- Wilayah program/kegiatan sesuai dengan wilayah

pengembangan kawasan andalan

- Tidak dialokasikan tersebar hampir merata di Kabupaten/Kota

- Wilayah kegiatan berupa kawasan atau non kawasan

- Skalanya memadai dengan target sasaran nasional/regional

e. Refocusing Kegiatan

- Kegiatan di wilayah bukan refleksi kegiatan-kegiatan unit

organisasi di Pusat, tetapi didasarkan atas kebutuhan lapangan

sesuai target/sasaran nasional yang ditetapkan

- Tidak semua kegiatan direktorat hadir di wilayah/ sebagai satker,

tetapi tergantung “need assessment” lapangan.

- Regulasi harus diperkuat, tidak hanya bertumpu pada instrumen

bantuan.

- Pembangunan tidak dirancang tergantung pada APBN, tetapi

APBN hanya sebagai “trigger” Replikasi Nasional, harus

dirancang dengan melibatkan investasi masyarakat (swasta,

petani) dan APBD.

18

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

f. Refocusing Satker

- Tidak setiap Eselon I memiliki satker di setiap Dinas

Provinsi/Kabupaten.

- Jumlah Satker dikurangi sesuai dengan fokus program, fokus

komoditas, fokus wilayah.

- Satker 2017 yang telah sesuai dengan rambu-rambu 2016

dipertahankan agar ada keberlanjutan.

- Satker UPTD agar di integrasikan antar eselon I terkait.

- Adanya komponen pendukung/ terkait di integrasikan pada

Satker yang ada/yang programnya dominan.

g. Beberapa rambu-rambu umum kegiatan dan anggaran Kementerian

Pertanian tahun 2016 yang perlu diperhatikan antara lain:

- Memperhatikan kebutuhan anggaran untuk memenuhi kegiatan

yang bersifat multi-years dan memperhatikan kegiatan yang

harus dilaksanakan sesuai amanat Undang-undang.

- Melakukan refocusing dan efisiensi anggaran ke arah kegiatan

yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional dan lokal,

pengurangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan.

- Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) harus sejalan dengan

prioritas pembangunan dan Tupoksi Eselon-I guna mencapai

sasaran pada Renstra Kementerian Pertanian.

- RKA agar disusun secara cermat, dilengkapi TOR dan RAB,

sehingga membantu memperbaiki penyerapan anggaran dan

meminimalisir revisi DIPA/POK.

- Penyelesaian RKA harus tepat waktu dan disiplin anggaran.

- Efisiensi dalam alokasi anggaran pos belanja barang (perjalanan

dan rapat-rapat), dan tingkatkan belanja modal dan bansos,

termasuk untuk belanja infrastruktur.

- Memberikan presentase/porsi anggaran untuk kegiatan di daerah

yang lebih besar dibandingkan dengan alokasi daerah.

- Untuk belanja pegawai, memperhitungkan: (a) kenaikan gaji

pokok dan pensiun 10%; (b) kenaikan uang makan PNS; (c)

pengangkatan CPNS mengacu pada prinsip zero growth (hanya

untuk mengganti pegawai yang pensiun); dan (d) penuntasan

Reformasi Birokrasi.

- Untuk PNBP agar: (a) memperbaiki pemungutan dan penyetoran

PNBP; (b) optimalisasi sumber-sumber PNBP dan besaran tarif;

19

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

(c) peningkatan pemasukan PNBP dan pemanfaatan yang lebih

seimbang.

- Kegiatan PHLN agar: (a) membiayai kegiatan produktif

mendorong ekonomi dan kesejahteraan petani; (b) penarikan LN

tepat waktu dan mempertimbangkan kesiapan dan dana; (c)

meningkatkan ketertiban dan ketaan dalam alokasi, pemanfaatan

dan pelaporan hibah dan (d) harus mempertimbangkan

penyediaan dana pendampingnya.

- Pada pos belanja subsidi pertanian (benih dan pupuk) diarahkan

untuk meningkatkan produktivitas mendukung kedaulatan

pangan, dengan memperhatikan prinsip-prinsip alokasi yang

tepat sasaran, sistem penyaluran pola tertutup dengan RDKK,

menggunakan basis data yang tepat dan valid, dan penyaluran

yang lebih akuntabel.

h. Beberapa komponen input yang dibatasi dalam APBN Kementerian

Pertanian Tahun 2017 antara lain:

- Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan,

lokakarya, peresmian kantor/proyek dan sejenisnya, dibatasi

pada hal-hal yang sangat penting dan dilakukan sesederhana

mungkin.

- Pemasangan telepon baru, kecuali untuk satker yang belum ada

sama sekali.

- Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung

menunjang untuk pelaksanaan tupoksi (antara lain mess, wisma,

rumah dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan), kecuali untuk

gedung yang bersifat pelayanan umum dan gedung/bangunan

khusus (antara lain : laboratorium, gudang).

- Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali: (a) kendaraan

fungsional (seperti ambulan untuk rumah sakit; kendaraan roda

dua untuk petugas lapangan); (b) pengadaan kendaraan

bermotor untuk satker baru yang sudah ada ketetapan

Meneg-PAN dan RB dilakukan secara bertahap sesuai dana

yang tersedia; (c) penggantian kendaraan operasional yang

benar-benar rusak berat sehingga secara teknis tidak dapat

dimanfaatkan lagi; (d) penggantian kendaraan yang rusak berat

yang secara ekonomis memerlukan biaya pemeliharaan yang

besar untuk selanjutnya harus dihapuskan dari daftar inventaris

dan tidak diperbolehkan dialokasikan biaya pemeliharaannya

(didukung oleh berita acara penghapusan); (e) kendaraan roda 4

20

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

dan atau roda 6 untuk keperluan antar jemput pegawai dapat

dialokasikan secara sangat selektif.

7. Rapat Trilateral Meeting

Pembahasan penetapan pagu indikatif Kementerian Pertanian Tahun

2017. Berdasarkan Surat Bersama (SB) Menteri Perencanaan

Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan

tentang Pagu Indikatif dan RKP Tahun 2017 menetapkan Pagu Indikatif

Kementerian Pertanian Tahun 2017 sebesar Rp22,337 miliar.

Sesuai dengan fokus utama Kementerian Pertanian dalam pencapaian

Swasembada Padi Jagung dan Kedelai, maka Pagu indikatif Ditjen

Tanaman Pangan tahun 2017 dialokasikan sebesar Rp7,119 miliar.

Hasil kesepakatan Trilateral Meeting telah mengalokasikan pagu

indikatif sampai dengan tingkat indikator kegiatan, namun pada rapat

pembahasan dengan Biro Perencanaan disepakati bahwa setiap

Eselon I dapat melakukan penyesuaian atas rancangan alokasi

Bappenas.

Rancangan anggaran Ditjen Tanaman Pangan menurut hasil Trilateral

Meeting sebesar Rp7,19 miliar yang dialokasikan untuk delapan

kegiatan yang diutamakan untuk pengelolaan budidaya padi, jagung

dan kedelai. Secara rinci alokasi anggaran Ditjen Tanaman Pangan

sesuai usulan Bappenas dapat dilihat pada tabel berikut:

21

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Anggaran

(Rp)

Anggaran

(Rp)

1761Pengelolaan Produksi Tanaman

Aneka Kacang dan Umbi 2.479.017.500 1.864.797.500

1 Luas budidaya kedelai 700.000 Ha 2.132.500.000 700.000 Ha 1.550.000.000

- Intensif ikasi 400.000 Ha 1.120.000.000 400.000 Ha 800.000.000

- Ekstensif ikasi 300.000 Ha 1.012.500.000 300.000 Ha 750.000.000

2 Luas budidaya Ubi Kayu 25.000 Ha 160.750.000 25.000 Ha 160.750.000

3 Luas budidaya Ubi Jalar 2.500 Ha 12.325.000 2.500 Ha 12.325.000

4 Luas budidaya Talas 1.000 Ha 13.725.000 500 Ha 6.862.500

5 Luas budidaya Kacang Tanah 5.000 Ha 24.312.500 2.500 Ha 12.157.500

6 Luas budidaya Kacang Hijau 5.000 Ha 24.312.500 2.500 Ha 12.156.250

7 Luas budidaya Kacang Koro 200 Ha 1.092.500 100 Ha 546.250

8 Pembinaan dan Pengaw alan 1 Paket 110.000.000 1 Paket 110.000.000

1762Pengelolaan Produksi Tanaman

Serealia 5.022.144.100 3.859.125.500

1 Luas budidaya padi Jajar Legow o 4.600.000 Ha 3.332.600.000 4.600.000 Ha 2.278.350.000

- Padi Inbrida 3.750.000 Ha 1.335.000.000 4.350.000 Ha 1.548.600.000

- Padi Hibrida 700.000 Ha 1.330.700.000 150.000 Ha 285.150.000

- Padi Hazton 150.000 Ha 666.900.000 100.000 Ha 444.600.000

2 Luas budidaya jagung hibrida 1.500.000 Ha 1.276.500.000 1.500.000 Ha 1.125.000.000

3 Luas penanaman padi organik 4.000 Ha 80.130.000 4.000 Ha 80.130.000

4 Luas budidaya gandum 750 Ha 1.894.500 750 Ha 1.894.500

5 Luas budidaya sorghum 1.000 Ha 251.000 1.000 Ha 251.000

6 Pembinaan dan Pengaw alan 1 Paket 330.768.600 1 Paket 373.500.000

1763Pengelolaan Sistem Penyediaan

Benih Tanaman Pangan 196.082.000 196.082.000

1Luas penanaman untuk perbanyakan

benih sumber Tanaman Pangan32 Balai 18.069.000 32 Balai 18.069.000

2Jumlah Balai Benih yang melakukan

pengaw asan dan sertif ikasi32 Balai 63.405.000 32 Balai 63.405.000

3Jumlah pendampingan dan penguatan

desa mandiri benih 31 Provinsi 22.493.000 31 Provinsi 22.493.000

4 Jumlah Desa Mandiri Benih 200 Desa 42.000.000 200 Desa 42.000.000

5 Pembinaan dan Pengaw alan 1 Paket 50.115.000 1 Paket 50.115.000

1764Penguatan Perlindungan Tanaman

Pangan dari Gangguan OPT dan DPI 205.368.254 205.368.254

1 Luas penerapan PHT 16.750 Ha 30.082.400 16.750 Ha 30.082.400

2 Luas Penerapan DPI 350 Ha 1.709.450 350 Ha 1.709.450

3 Gerakan Pengendalian OPT 756 Kali 20.775.000 756 Kali 20.775.000

4 Sarana Penanggulangan OPT/DPI 1 Paket 21.150.000 1 Paket 21.150.000

5 Pembinaan dan Pengaw alan 1 Paket 131.651.404 1 Paket 131.651.404

5885Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan843.000.000 702.022.633

1 Jumlah Sarana pascapanen padi 5.054 Unit 680.676.000 4.150 Unit 558.926.150

2 Jumlah Sarana pascapanen jagung 2.001 Unit 56.814.000 1.500 Unit 42.589.500

3 Jumlah Sarana pascapanen kedelai 300 Unit 8.472.000 250 Unit 7.060.000

4Jumlah unit pengolahan hasil tanaman

pangan 140 Unit 10.250.000 140 Unit 10.250.000

5Jumlah Fasilitasi Sertif ikasi Pertanian

Organik Tanaman Pangan 75 Sertif ikat 6.570.000 75 Sertif ikat 6.570.000

6 Jumlah informasi harga pasar 276 Unit 4.968.000 276 Unit 4.968.000

7 Pembinaan dan Pengaw alan 1 Paket 75.250.000 1 Paket 71.658.983

1766

Dukungan Manajemen dan Teknis

Lainnya pada Ditjen Tanaman

Pangan

253.000.000 250.555.599

1 Dokumen Manajemen Tanaman Pangan 4 Dokumen 250.000.000 4 Dokumen 247.555.599

2Dukungan sarana produksi dan alsintan

kaw asan perbatasan dan tertinggal 30 Unit 3.000.000 30 Unit 3.000.000

1767

Pengembangan Metode Pengujian

Mutu Benih dan Penerapan Sistem

Mutu Laboratorium Pengujian

Benih

16.604.350 16.604.350

1 Jumlah Metode Pengujian Mutu Benih 10 Metode 5.550.000 10 Metode 5.550.000

2 Pembinaan dan Pengaw alan 1 Paket 11.054.350 1 Paket 11.054.350

1768

Pengembangan Peramalan

Serangan Organisme Pengganggu

Tumbuhan

25.083.253 25.083.253

1Jumlah Teknologi Pengamatan,

Peramalan dan Pengendalian OPT 15 Model 13.148.263 15 Model 13.148.263

2 Pembinaan dan Pengaw alan 1 Paket 11.934.990 1 Paket 11.934.990

9.040.299.457 7.119.639.089

Perubahan Sesuai Trilateral

Meeting (4 Mei 2016)

Volume

Jumlah

Usulan Eselon II

(31 Maret 2016)

Volume

Kode Uraian Kegiatan/IKK

Tabel 4. Alokasi Anggaran Ditjen TP Sesuai Hasil Trilateral Meeting

Tahun 2017

22

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

8. Rapat Penyusunan Rencana Kerja Ditjen Tanaman Pangan

Sebagai tindak lanjut Rapat Pembahasan Trilateral Meeting maka

Ditjen Tanaman Pangan melakukan penyesuaian atas Rencana Kinerja

(Renja) yang telah diusulkan oleh Bappenas.Rapat penyusunan renja

tersebut melibatkan seluruh Koordinator Perencanaan lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

a. Beberapa hal penting yang didiskusikan dalam pembahasan

penyesuaian Renja Ditjen Tanaman Pangan adalah sebagai

berikut:

- Arahan Biro Perencanaan:

Anggaran sebesar Rp7,119 triliun agar diamankan untuk

padi, jagung, dan kedelai

Bappenas kurang cermat membagi SEB, sehingga harus

melakukan refocusing antar Eselon II di masing-masing

Eselon I.

- Arahan Kepala Bagian Perencanaan:

Kabag Perencanaan mendukung alokasi anggaran untuk

pangan alternatif (gandum, sorgum, ubikayu, ubijalar,

kacang tanah, dan kacang hijau). Hal tersebut dikarenakan

adanya struktur organisasi tersebut di Ditjen Tanaman

Pangan, sehingga tidak mungkin untuk dihilangkan. Namun,

alokasi tersebut hanya untuk melakukan pembinaan secara

umum saja.

Target Budidaya Padi, Jagung, dan Kedelai sudah dikunci

oleh Bappenas, sehingga tidak dapat diturunkan tapi boleh

dinaikan.

- Direktorat Aneka Kacang dan Umbi

Target budidaya intensifikasi kedelai seluas 400.000 ha

Target perluasan areal tanam kedelai sebesar 300.000 ha.

PAT merupakan perluasan areal, dimana masih kurang

tenaga kerja dan belum ada traktor dalam paket PAT (perlu

komitmen bersama)

Untuk komoditas ubikayu 25.000 ha, ubijalar 2.500 ha,

kacang tanah 2.500 ha, kacang hijau 2.500 ha, talas 500 ha,

kacang koro 100 ha sesuai dengan potensi daerah masing-

masing.

23

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

- Direktorat Serealia

Target budiaya padi sebesar 4.600.000 ha, target budidaya

jagung sebesar 1.500.000 ha, budidaya padi organik 4.000 ha,

budidaya gandum 750 ha dan budidaya sorghum 1.000 ha.

- Direktorat Perbenihan

Anggaran untuk pemberdayaan penangkaran benih ditahun

2017 tidak dialokasikan dan desa seribu desa mandiri benih 200

Desa.

- Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan

PPHT seluas 16.750 ha dan PPDPI seluas 350 ha.

- Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Panganmengalokasikan sarana pascapanen padi 4.150 unit,

sarana pascapanen jagung 1.500 unit, sarana pascapanen

kedelai 250 unit, UPH 140 unit, sertifikat pertanian organik 75

sertifikat dan informasi harga sebanyak 276 unit.

- Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

mengalokasikan 30 unit dukungan sarana produksi dan alsintan

perbatasan dan tertinggal

- Balai Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan

Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih

Balai Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan

Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih

mengalokasikan 10 metode pengujian mutu benih

- Balai Pengembangan Peramalan Serangan Organisme

Pengganggu Tumbuhan

Balai Pengembangan Peramalan Serangan Organisme

Pengganggu Tumbuhan mengalokasikan 15 model teknologi

pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT

Melihat realitas tersebut, secara indikatif konsekuensi dari perubahan

jumlah output akan berdampakpada perubahan produksi yaitu:

a. Produksi padi tercapai sekitar 76,266 juta ton gabah kering giling

b. Produksi jagung tercapai sekitar 21,354 juta ton pipilan kering

c. Produksi kedelai tercapai sekitar 2,76 juta ton biji kering

d. Produksi ubi kayu tercapai sekitar 27,072 juta ton

24

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

RupiahPHLN+

PDN

PNBP+

BLUSBSN Jumlah 2018 2019 2020

1761 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 1.864.797,50 - - - 1.864.797,50 1.958.037,50 2.055.939,50 2.158.736,90

1762 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 3.859.125,50 - - - 3.859.125,50 4.052.081,80 4.254.685,90 4.467.420,20

1763 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 196.082,00 - - - 196.082,00 205.886,10 216.180,40 226.989,40

1764

Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan

OPT dan DPI 204.737,90 - 630,30 - 205.368,20 240.074,60 274.370,90 313.864,80

1766

Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen

Tanaman Pangan 250.555,60 - - - 250.555,60 117.033,20 121.479,10 126.111,00

1767

Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan

Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih 16.604,40 - - - 16.604,40 17.758,00 18.870,00 20.050,00

1768

Pengembangan Peramalan Serangan Organisme

Pengganggu Tumbuhan 25.083,30 - - - 25.083,30 24.006,00 26.037,00 26.163,00

5885 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 702.022,60 - - - 702.022,60 802.300,00 836.064,00 870.068,00

7.119.008,80 - 630,30 - 7.119.639,10 7.417.177,20 7.803.626,80 8.209.403,30

KegiatanKode

Indikasi Pendanaan Tahun 2017 Prakiraan Kebutuhan(Juta)

Jumlah

e. Produksi ubi jalar tercapai sekitar 2,7 juta ton

f. Produksi kacang tanah tercapai sekitar 755.750 ton

g. Produksi kacang hijau tercapai sekitar 300.350 ton.

9. Alokasi Pagu Indikatif Ditjen Tanaman Pangan TA. 2017

a. Rincian Pagu

Alokasi Pagu Indikatif Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

2017 sebesar Rp7.119.639.100.000, terdiri dari Rupiah Murni

sebesar Rp7.119.008.800.000, PNBP sebesar Rp630,3 juta.

Tabel 5. Rincian Pagu Per Kegiatan Tahun 2017

b. Rekapitulasi Daftar Kegiatan

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman

Pangan mempunyai 8 (delapan) kegiatan utama.

- Kegiatan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi

Kegiatan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi tahun

2017 sebesar Rp.1.296.900.000.000,- dengan output utama : a)

penerapan budidaya Kedelai seluas 700.000 Ha, b) penerapan

budidaya aneka kacang dan umbi 33.100 Ha, g) pembinaan,

pengawalan, pendampingan dan monev.

- Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia tahun 2017

sebesar Rp3.859.125.500.000, dengan output utama: a)

penerapan budidaya padi seluas 4.604.000 ha, b) penerapan

budidaya jagung seluas 1.500.000 ha dan serealia lainnya

seluas 1.750 ha, c) pembinaan, pengawalan, pendampingan

dan monev.

25

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

- Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman

Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman

tahun 2016 sebesar Rp196.082.000.000, dengan output utama :

a) dokumen-dokumen bidang perbenihan sebanyak 34 provinsi,

b) perbanyakan benih sumber tanaman pangan sebanyak 545

ha, c) terlaksananya pembangunan desa mandiri benih

sebanyak 200 desa d) terlaksanaya pengawasan dan sertifikasi

benih seluas 86.860 ha dan e) penguatan desa madiri benih

1.132 desa.

- Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari

Gangguan OPT dan DPI

Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari

Gangguan OPT dan DPI tahun 2017 sebesar

Rp205.368.200.000,- dengan output utama a) pengujian mutu

produk sebanyak 2.350 sertifikat, b) penguatan perlindungan

dari gangguan OPT dan DPI sebanyak 34 provinsi, c) PPPHT

sebanyak 16.750 ha, d) PPDPI sebanyak 350 ha, e) pembinaan,

pengawalan, pendampingan dan monev.

- Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

Kegiatan penanganan pascapanen tahun 2017 sebesar

Rp702.023.000.000.000,- dengan output utama: a) sarana

pascapanen tanaman pangan sebayak 7.420 unit, b) unit

pengolahan hasil sebanyak 140 unit, c) pengembangan

standarisasi mutu sebanyak 75 unit, d) pengembangan pasa

dan investasi sebanyak 278 unit.

- Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

Kegiatan dukungan manajemen dan teknis lainnya tahun 2017

sebesar Rp250.555.600.000, dengan output utama yaitu: a)

sarana produksi serta alsintan di daerah perbatasan sebanyak

18 unit, b) sarana produksi serta alsintan di daerah tertinggal

sebanyak 12 unit gaji dan c) layanan kantor, ULP, dukungan

manajemen teknis lainnya.

- Kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih

Kegiatan pengembangan metode pengujian benih tahun 2017

sebesar Rp16.604.000.000, dengan output utama: a) metode

pengujian mutu benih sebanyak 10 metode, dan b) dukungan

pembinaan kegiatan.

26

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

- Kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan OPT

Kegiatan pengembangan peramalan serangan OPT tahun 2016

sebesar Rp15.332.300.000, dengan output utama: a) Model

Pengamatan Peramalan dan Pengendalian OPT Pangan

sebanyak 12 unit, b) penerapan dan pengembangan peramalan

OPT sebanyak 24 provinsi dan c) dukungan pembinaaan

kegiatan OPT.

10. Fasilitasi Kegiatan Kerjasama dalam dan Luar Negeri

Kerjasama internasional dan peran Indonesia di dunia internasional

merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena Indonesia

merupakan bagian dari dunia internasional. Kerja sama internasional

adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dengan

negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan

untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional,

yang meliputi: kerjasama di bidang politik, sosial, pertahanan

keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar

negeri masing-masing. Fungsi kerjasama internasional:

(1) memperlancar hubungan ekonomi baik dalam bentuk pertukaran

hasil produksi dan faktor-faktor produksi serta memperlancar sistem

pembayaran antar negara, (2) menciptakan kerjasama secara timbal

balik antar negara melalui perjanjian ataupun melalui badan/organisasi

internasional.Dengan adanya kerjasama dengan pihak-pihak terkait

baik dalam dan luar negeri, maka diperlukan suatu koordinasi agar

pengelolaan kerjasama tersebut sesuai dengan prosedur dan dapat

dilakukan monitoring serta evaluasi atas kerjasama tersebut.

Guna kelancaran pelaksanaan kegiatan kerjasama di Kementerian

Pertanian khususnya Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, maka

diupayakan untuk memfasilitasi kegiatan kerjasama dalam dan luar

negeri tersebut.Di samping itu pula turut berperan serta dalam upaya

persamaan pemahaman pengetahuan tentang kerjasama yang

dilaksanakan.

11. CF-SKR

Dana CF-SKR merupakan dana hasil pemanfaatan dana hibah

program SKR, digunakan untuk membiayai kegiatan ekonomi dan

pembangunan sosial, termasuk membantu petani kecil dan kurang

mampu dalam meningkatkan produksi pangan. Kegiatan CF SKR

sudah dimulai sejak tahun 2004 dan akan berakhir tahun 2017.

Kegiatan CF-SKR tahun 2016 adalah kegiatan terakhir untuk

pelaksanaan yang sifatnya teknis, sedangkan tahun 2017 hanya ada

27

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

dana untuk Sekretariat SKR guna membuat laporan dan merapikan

adminsitrasi kegiatan dana CF SKR sejak ada (tahun 2002 – 2016).

Kegiatan CF SKR TA 2016 ada 3 kegiatan teknis dan Sekretariat SKR,

yaitu:

Improvement production of peanut and sweet potato = Ditjen

Tanaman Pangan

Sustainable horticulture development in the highland area = Ditjen

Hortikultura

Farmer empowerment through apprenticeship activities in farmer

agricultural rural training center and establishment of agribusiness

laboratory for young farmers under the framework program of CF –

SKR = Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.

Ditjen Tanaman Pangan mendapatkan alokasi anggaran Rp4,5miliar

dari CF SKR yang merupakan usulan dari Direktorat Aneka Kacang

dan Umbi, nomor registrasi : 71113301. Proposal telah beberapa kali

mengalami revisi, yang disesuaikan dengan perkembangan yang ada,

yaitu:

Proposalnya berjudul “Peningkatan produksi kacang tanah, ubikayu

dan ubijalar” alokasi anggaran Rp4.499.860.000,- lokasi kegiatan di

8 provinsi dan 18 kabupaten, dengan total luasan 1.850 ha dan

melibatkan sekitar 1.850 petani.

Sesuai surat terakhir per akhir Desember 2015, proposal berjudul :

Peningkatan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar, alokasi Rp.4,5

miliar dengan lokasi pada 5 provinsi dan 14 kabupaten seluas 1.050

ha.

Lokasi kegiatan : Banten (Kab. Pandeglelang : ubijalar), Jawa Barat

(Kab. Tasik, Garut, Cianjur : kacang tanah dan Kab. Ciamis, Kuningan

dan Sukabumi : ubijalar), Jawa Tengah (kab. Jepara : kacang tanah

dan Kab. Pati : kacang tanah & ubijalar dan Kab. Karang Anyar untuk

ubijalar), Jawa Timur (Kab. Blitar, Magetan dan Tulung Agung :

ubijalar) dan Bali untuk kacang tanah di Kab. Karangasem.

Perkembangan pertengahan Januari 2016, telah disampaikan usulan

rencana penarikan hibah luar negeri (hibah terencana dan pencairan

melalui KPPN) dan rupiah murni pendamping. Rencana penarikan

anggaran akan dimulai Februari bertahap sampai Desember 2016 dan

proporsional sesuai dengan kegiatan yang akan dikerjakan. Sampai

akhir Januari 2016, kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat

Aneka Kacang dan Umbi adalah : pembuatan pedoman teknis dan

CPCL, rapat persiapan.

28

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Hasil diskusi dimintakan bahwa nama Tim Pokja dapat berjumlah 2

(dua) orang dari masing-masing Eselon I, melibatkan sekretariat dan

direktorat teknis pelaksana kegiatan. Hal ini untuk lebih memudahkan

dan memperlancar kegiatan dan koordinasi.Dari Ditjen Tanaman

Pangan, mengusulkan dari Sekretariat Ditjen TP dan Direktorat Aneka

Kacang dan Umbi, sebagai pelaksana teknis kegiatan CF SKR 2016.

12. PertemuanStakeholders Meeting on Project Idea Formulation –Organic

Village Development with Gender Approach

Pertemuan Stakeholders Meeting on Project Idea Formulation –

Organic Village Development with Gender Approachini diinisiasi oleh

FAO untuk menggali informasi mengenai pertanian organik yang

dilakukan oleh Kementerian Pertanian, terkait dengan berakhirnya

proyek Strengthening and Revitalization of Integrated Pest

Management Implementation and Pesticides Management System in

Indonesia (TCP/INS/3403) yang dilaksanakan oleh Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan.

Penjelasan mengenai pertanian organik yang diberikan oleh Badan

Ketahanan Pangan dan Kepala Bagian Penyusunan Kebijakan

Program dan Wilayah, Biro Perencanaan menguatkan keyakinan

bahwa lahan yang digunakan pada proyek TCP/INS/3403 dapat

dikategorikan sebagai lahan pertanian organik.

Organic Village Development with Gender Approach merupakan salah

satu action plan untuk kegiatan Landscape IPM Project. FAO berharap

proyek ini dapat dilaksanakan sebagai kelanjutan proyek

TCP/INS/3403 dan kemudian diintegrasikan dengan mainstreaming

gender. Penerapan mainstreaming gender ini merupakan mandat yang

diberikan oleh FAO kepada seluruh country office sesuai dengan hasil

sidang FAO ke-154 di kantor pusat FAO di Roma, Italia.

Atas saran Bpk. Prayudi, maka diputuskan bahwa Proyek Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan menjadi focal point Proyek Organic

Village Development with Gender Approach.TCP Facility adalah dana

yang akan digunakan untuk menyusun project document dalam

mendukung pelaksanaan proyek. Project document tersebut akan

dikerjakan oleh konsultan yang ditunjuk oleh FAO. Setelah project

document disetujui, maka proyek dapat diajukan ketahapan

selanjutnya untuk menjadi Technical Cooperation Program (TCP).

Penjabaran proyek lebih lengkap akan dijelaskan dalam project

document.

Apabila diperlukan, focal point gender Kementerian Pertanian siap

memberikan dukungan kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

29

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

bersama dengan Badan Ketahanan Pangan sebagai Koordinator Desa

Organik.

13. Kegiatan Penyusunan Booklet

Kegiatan kerjasama luar negeri bidang pertanian selain untuk

memperkuat, meningkatkan dan mengembangkan pertanian juga bisa

dimanfaatkan untuk mendukung diplomasi Indonesia di forum

internasional melalui pemberian bantuan berupa pengiriman tenaga

ahli, pelatihan/magang petani, serta alat mesin pertanian.Kegiatan

kerjasama luar negeri bidang pertanian diharapkan memberikan

manfaat yang positif bagi pengembangan pertanian di Indonesia

khususnya masyarakat petani sekaligus promosi bagi produk

pertanian, alat mesin pertanian dan tenaga ahli Indonesia.Indonesia

memposisikan diri sebagai negara yang sejajar dengan Negara mitra

sehingga tidak lagi hanya sebagai Negara penerima bantuan

saja.Kegiatan kerjasama dalam negeri berupa kerjasama dengan

Kementerian/Lembaga, Universitas dan stakeholder lainnya.

Untuk memfasilitasi dan memperlancar kegiatan kerjasama dalam dan

luar negeri Ditjen Tanaman Pangan menyusun booklet yang berfungsi

untuk menginformasikan program dan kegiatan Ditjen Tanaman

Pangan. Diharapkan dengan adanya booklet ini dapat meningkatkan

kerjasama bidang pertanian khususnya tanaman pangan dalam

mendukung mewujudkan program tahun 2015-2019.

Tujuan diselenggarakan pertemuan penyusunan booklet adalah untuk

memfasilitasi kerjasama dalam dan luar negeri yang bertujuan untuk :

a. Memberikan informasi secara singkat, jelas &up date (terkini).

b. Menyebarluaskan program dan kegiatan di Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan.

14. Pertemuan Koordinasi Kerjasama Bidang Tanaman Pangan

Program kegiatan utama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada

tahun 2016 dalam peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai

diantaranya: teknologi tanam jajar lewogo, teknologi hazton, desa

pertanian organik, pengembangan padi hibrida, desa mandiri benih,

perbaikan jaringan irigasi, percetakan sawah baru, traktor, benih

bersubsidi. Kegiatan baru alokasi APBN-P 2016 yang terkait dengan

Ditjen Tanaman Pangan adalah; 1) kegiatan pengembangan jagung di

lahan khusus, 2) pengembangan mina padi dan 3) pengembangan

padi dengan teknologi salibu.

Sehubungan beragamnya program kegiatan yang baru, diperlukan

persamaan persepsi dan informasi untuk memahami dan memahami

30

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

kegiatan dimaksud bagi staf perencanaan lingkup Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan. Pada kesempatan ini, dihadirkan narasumber yang

akan menjelaskan tentang kegiatan mina padi, desa organik dan desa

mandiri benih yang dilakukan oleh Ditjen Tanaman Pangan. Selain

juga dihadirkan juga pembelajaran kegiatan mina padi yang dilakukan

oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan/KKP. Ditjen TP mempunyai

Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

KKP, tentang kerja sama pengelolaan minapadi yang ditandatangani 7

Maret 2013 dan berlaku 3 tahun.

Oleh karena itu pertemuan koordinasi kerjasama bidang tanaman

pangan ini bertujuan yaitu:

1) Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan unit kerja eselon II

lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan instansi terkait

dalam rangka meningkatkan kerjasama dibidang tanaman pangan,

2) Melakukan pembekalan pengetahuan tentang program kegiatan

pokok dan kerjasama yang ada di Ditjen Tanaman Pangan

3) Kunjungan lapang kegiatan strategis tanaman pangan.

Adapun sasaran Pertemuan Koordinasi Kerjasama Bidang Tanaman

Pangan, adalah sinergisitas unit kerja Eselon II lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dan instansi terkait dalam rangka

meningkatkan kerjasama dibidang tanaman pangan.

Selain pertemuan, diadakan kunjungan lapang pada pertemuan

koordinasi ini yaitu:

1) Kegiatan percontohan kegiatan minapadi, yang merupakan binaan

dan percontohan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan/KKP

dengan FAO/Food Agriculture Organization Kelompok tani Mina

Makmur di Dusun Kandangan, Kecamatan Seyegan, Kabupaten

Sleman, DIY.

Melihat perkembangan dan kegiatan minapadi yang telah dilakukan

oleh KKP dan FAO, dan diskusi langsung dengan ketua dan

anggota kelompoktani pelaksana kegiatan. Saat tinjauan di

lapangan, kondisi ikan belum optimal untuk dipanen dan

direncanakan akan panen September 2016, sedangkan pertananan

padi sedang tumbuh bulir padi.

2) Lokasi Pembibitan dan Penampungan Ikan untuk Program

Minapadi Kelompok Pembudidaya ikan “Minamurakabi, Cibuk

Kidul, Margoluwih” di Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman,

DIY.

31

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Terdapat banyak petak/kolam ikan untuk pembibitan dan pasca

panen dari lokasi minapadi sebelum dipasarkan.Kelompok tani ini

yang menyiapkan kebutuhan benih ikan dan menyalurkan hasil

panen dari kegiatan minapadi yang dilakukan anggota kelompok

tani. Kondisi ini membuat harga beli benih ikan dapat ditekan dan

harga jual hasil panen ikan dapat lebih tinggi, yang menguntungkan

petani

3) Pengolahan dan Industri Hasil PerikananKelompok tani UKM

keripik belut „CitraRasa‟ di Desa Kraci II Margoluwih, Kec. Seyegan,

Kabupaten Sleman, DIY

Pengolahan UKM ini mengolah beragam hasil ikan dari kegiatan

minapadi yang ada disekitar desa dan memasarkannya, Kelompok

ini merupakan binaan dari Kem.Koordinator Usaha Mikro Kecil dan

Menengah/UMKM, dan telah beberapa kali mendapatkan pelatihan

untuk pengolahan dan pengemasan hasil olehan, dll.

Beberapa hasil usaha dari kelompok tani : keripik belut, beragam

abon ikan, sambal kering ikan, nugget ikan, dan keripik lainnya

(keripik bayam, kenikir, dll).

4) Kelompok Tani Desa Mandiri Benih

Kelompok tani di Dusun Watupecah, Desa Sumberrejo, Kecamatan

Tempel, Kabupaten Sleman, DIY

Kelompoktani ini telah mempunyai gudang penyimpanan benih dan

lantai jemur, dan peralatan, motor/kendaraan penganggut, alat

timbanagn, alat pengemasan dan karung platik, dan perlengkapan

lainnya dengan kondisi tarawat dengan baik.

5) Desa Pertanian Organik

Kelompok Tani Rukun, di Padasan, Pakembinangun, Pakem,

Kabupaten Sleman, DIY. Kelompok tani Rukun berdiri sejak 2001,

mengkhususkan untuk kegiatan padi organik varietas unggul lokal,

yaitu : Sembada Hitam, Sembada Merah dan Mentik Susu. Luas

areal garapan :seluas 19,1 ha dan luasan untuk organik seluas 9,95

ha. Tahun 2010 kelompok tani ini mengajukan sertifikasi organik

oleh Dinas Pertanian DIY dan tahun 2011 mendapatkan sertifikat

organik dari Persada dengan no.SNI 6729/2013.Tahun 2015 juga

mendapatkan sertifikasi organik dengan SNI no. 019/LSPO-007-

IDN/2610/2015.

Standar sistem pertanian organik : pupuk dari sintetik ke organik,

blok area/pembatas lahan organik, pembuatan bio-pestisida, dan

purifikasi air irigasi.

32

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Rencana kelompok tani Rukun dimasa mendatang : menjadikan

Dusun Padasan menjadi pusat pertanian organik, membangun

pusat pelatihan organik dan agrowisata produk organik,

memperluas areal pertanian organik, memperluas jaringan

pemasaran produk organic, perbaikan labeling produk organik,

meningkatkan kapasitas produksi pupuk organic, dan beternak

kambing.

15. Pengarusutamaan Gender

Tahun 2016 KPPPA akan melaksanakan penilaian untuk APE,

menindaklanjuti hal ini Biro Perencanaan-Sekretariat Jenderal,

Kementerian Pertanian selaku koordinator Tim Pokja PUG lingkup

Kementerian Pertanian berupaya untuk menggali peluang-peluang

yang sudah ada di Kementerian Pertanian terkait program/kegiatan

serta fasilitas yang dapat mengungkit penilaian ini. Salah satu yang

dapat di angkat kembali adalah website PUG yang sudah dibangun

sejak tahun 2014 dan saat ini kondisinya sedang mati suri. Beberapa

informasi terkait rapat, yaitu:

a. Tanggal 22 Desember 2016 bertepatan dengan Hari Ibu, di istana

wakil presiden RI telah diberikan penghargaan Anugerah Parahita

Ekapraya Tahun 2016 Tingkat Mentor kepada Kementerian

Pertanian. Ada 4 K/L yang mendapatkan anugerah tersebut, yaitu

:Bappenas, Kem. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,

Kem.Keuangan dan Kementan. Penghargaan diberikan langsung

oleh Wakil Presiden RI kepada Staf Ahli Menteri Bidang

Infrastruktur Pertanian (Dr.Ani Andayani). Tahun 2016 anugerah

Parahita diberikan kepada 12 KL, 17 Pemda provinsi dan 84

Pemda Kabupaten/kota, yang dinilai berhasil dalam melaksanakan

berbagai inovasi inspirasi tentang pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak secara berkesinambungan melalui integrasi isu

gender (perempuan dan pemenuhan hak anak).

b. Pemberian penghargaan APE ini diinisiasi oleh Kementerian

Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak/KPPA yang

telah dilakukan sejak tahun 2004 dan dinilai setiap 2 tahun, dengan

4 kategori : pratama, madya, utama dan mentor. Kementerian

Pertanian telah mendapatkan penghargaan APE sejak tahun 2012

yaitu APE Pratama, 2014 APE Madya dan tahun 2016 APE

Mentor (naik 2 tingkat). Sambutan dari KPPA, Kementan dinilai

dapat mendokumentasikan dan menginformasikan kegiatan

terkait gender dan perlindungan anak sampai pada tingkat

pelaksana kegiatan (petani). Walaupun kegiatan PUG tidak

33

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

berdampak langsung kepada produksi dan bukan menjadi kegiatan

prioritas, namun tetap konsisten dilakukan.

c. Konsekuensi penghargaan APE tingkat Mentor untuk Kementan,

akan dijadikan acuan bagi seluruh provinsi/kabupaten di Indonesia,

sehingga diperlukan upaya lebih baik dan terencana untuk

mempertahankan dan meningkatkan kualitasnya. Beberapa usulan

kegiatan untuk memperbaiki kegiatan terkait gender, adalah:

- Memperkuat dokumentasi kegiatan terkait gender (foto, laporan

kegiatan, informasi kegiatan, film)

- Dibuat format laporan gender yang seragam untuk setiap

eselon I, dan dikumpulir oleh koordinator (Biro Perencanaan),

dibuat dalam bentuk CD, Website perlu diaktifkan kembali, dll

sehingga mempermudah jika diperlukan oleh pihak luar dan

tertib arsip.

- Memperkuat jejaring informasi dengan pihak daerah (Pemda,

Dinas, Universitas, PSW) guna mempermudah sharing dan

menambah informasi.

- Dibuatkan buku seriterkait PUG di Kementan – bahan awal bisa

didapatkan dari tulisan Success Story setiap eselon I yang telah

dibuat tahun 2016.

- Dibuatkan bahan tayangan dari Sekretariat PUG yang berisikan

kegiatan gender di Kementan dan perkembangannya, untuk

mempermudah bagi anggotaTim yang diminta mewakili

Kementan.

d. Masing-masing eselon I diingatkan untuk dapat melengkapi berkas

terkait kegiatan PUG, diantaranya:

- Penyiapkan 6 prasyarat dari kegiatan responsif gender (GAP,

GBS, TOR, Penandaaan di RKA-KL, PedomanTeknis, dan

kustioner)

- Membuat kajian MDS-untuk mempermudah melihat

perkembangan data PUG dan mempermudah analisa.

- SK Tim Kementan dan Ditjen (Eselon I)

34

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

35

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

PELAKSANAAN KEGIATAN

BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

1. Pengelolaan Gaji TA. 2016, menyiapkan laporan pajak penghasilan

pribadi PPh 21 pegawai TA. 2016, melakukan pembayaran tunjangan

kompensasi kerja, uang makan, uang lembur, honor tenaga kontrak,

kekurangan dan susulan gaji, tunjangan kematian (uang duka, gaji

terusan) Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2. Pengelolaan Perbendaharaan

a. SK Penetapan Pejabat dan Staf Pengelola Keuangan Satker Pusat,

UPT Pusat, dan Satker Daerah Pengelola Dana Tugas Pembantuan

Tahun Anggaran 2016

b. Pengelolaan Keuangan Satker Tahun Anggaran 2016

- Menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) sebanyak

1.648 SPP yang meliputi: SPP UP/TUP 7 SPP, SPP GUP 84

SPP, Nihil 1131 SPP dan SPP LS 1.444 SPP

- Melakukan pemeriksaan/verifikasi pembebanan anggaran dan

kegiatan sebanyak 21.229 tagihan baik tunai maupun LS

c. Pengelolaan dan Penatausahaan PNBP Tahun Anggaran 2016

- Realisasi PNBP Satker Ditjen TP (Pusat) sebesar Rp1,408

miliar(133,80%), terdiri dari fungsional Rp875 juta dan umum

Rp532juta dari target yang ditetapkan oleh Kementerian

Keuangan sebesar Rp1,051 miliar.

- Realisasi PNBP Satker Ditjen TP (Daerah) sebesar Rp11,982

miliar(228,88%), terdiri dari fungsional Rp4,759 miliar, dan

umum Rp7,223 miliar dari target yang ditetapkan oleh

Kementerian Keuangan sebesar Rp5,235 miliar. Hingga akhir

tahun 2016 sebanyak 59 satker.

3. Perkembangan Realisasi Keuangan Satker Pusat

Perkembangan penyerapan anggaran tahun 2016 untuk DIPA Satker

Pusat Ditjen Tanaman Pangan TA 2016 adalah sebesar

Rp186,092miliar (28,63%) dari pagu anggaran Rp694,98miliar.

a. Realisasi anggaran berdasarkan sumberdana dari pagu sebesar

Rp649.979.093.000, realisasi Rp186.626.426.238 (28,63%)

meliputi: 1) Rupiah Murni Rp648.703.036.000, realisasi

Rp185.180.579.667 (28,55%), 2) Dana PNBP

Rp627.475.000,realisasi Rp394.418.960(62,86%), 3)

III

36

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Pinjaman/Hibah Luar Negeri Rp648.582.000, realisasi

Rp517.291.300 (79,76%).

b. Realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja dari pagu sebesar

Rp649.979.093.000, realisasi Rp186.092.289.927(28,63%) meliputi:

1) Belanja Pegawai Rp40.035.099.000, realisasi Rp37.500.890.220

(93,67%), 2) Belanja Barang Jasa Rp604.051.121.000, realisasi

Rp143.754.499.133 (23,89%), 3) Belanja Modal Rp5.892.873.000,

realisasi Rp4.836.900.574 (80,19%).

c. Uang Persediaan Satker

Realisasi pembayaran uang persediaan Satker sebesar

Rp11.280.368.826, realisasi sudah 100%.

4. Pelaksanaan Verifikasi Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)

Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) kegiatan Satker Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dengan DIPA Nomor SP.DIPA-

018.03.1.238251/2016 tanggal 07 Desember 2015, Pejabat

Penandatangan Surat Perintah membayar (PPSPM) telah menerbitkan

SPM sampai dengan bulan Desember 2016 yaitu: SPM TU 1, SPM

GUP 27, SPP NIHIL 25, SPP LS 1.861.

Tabel 6.Realisasi SPM dan Realisasi SP2D

5. Verifikasi Terhadap Tagihan LS dan Non LS

Verifikasi terhadap tagihan yang akan ditandatangani oleh Pejabat

Pembuat Komitmen Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

dimana Pejabat Pembuat Komitmen mempunyai kewenangan untuk

menandatangani Surat Permintaan Pembayaran terhadap tagihan

langsung dari seluruh tagihan yang dilakukan oleh PPK lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Tabel 7. Tagihan Yang Telah Diverifikasi Tahun2016

No Uraian Jumlah SPM (Rp) SP2D (Rp)

1 UP 1 500.000.000 500.000.000

2 TU 6 56.270.368.826 56.270.368.826

3 GUP 84 6.440.138.952 6.440.138.952

4 NIHIL 113 49.953.296.000 49.953.296.000

5 LS 1.444 129.698.854.975 129.698.854.975

6 Pajak - 18.675.715.168 9.134.881.257

1.648 261.538.373.921 251.997.540.010 Jumlah

REKAPITULASI SPM DAN SP2D

No Uraian Jumlah Berkas

1 SPJ Langsung 1.530

2 SPJ Non Langsung 3.302

37

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

(Rp)

Sisa KN

s.d. Des 20151. KINERJA 13,216,058,587.44 3,642,446,328.17 16,858,504,915.61 4,195,823,544.71 12,662,681,370.90

a. Itjen 11,054,712,836.16 3,583,341,026.67 14,638,053,862.83 3,630,312,719.17 11,007,741,143.66

b. BPKP 2,161,345,751.28 59,105,301.50 2,220,451,052.78 565,510,825.54 1,654,940,227.24

2. BPK RI 6,652,351,801.03 154,417,750.00 6,806,769,551.03 1,154,417,750.00 5,652,351,801.03

3. Investigasi Itjen 516,365,417.55 63,400,000.00 579,765,417.55 63,400,000.00 516,365,417.55

20,384,775,806.02 3,860,264,078.17 24,245,039,884.19 5,413,641,294.71 18,831,398,589.48

Sisa KN s.d

Desember 2016

Tambahan KN Tahun 2016

(s.d Desember 2016)TemuanNo

Jumlah

Jumlah KN Tahun 2016

(s.d Desember 2016)

Tindak Lanjut KN Tahun

2016 (s.d Desember 2016)

6. Perkembangan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Realisasi Subsidi

Benih

- Penyelesaian Kerugian Negara Lingkup Ditjen Tanaman Pangan.

Pada tahun 2016 sisa Kerugian Negara lingkup Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015,

dari Rp20,385 miliar menjadi Rp18,831 miliar. Penyelesaian sisa

kerugian negara tahun 2016 sampai dengan akhir Desember

sebesar Rp5,414 miliar.

Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi kerugian

negara lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan antara lain:

melakukan penagihan langsung ke satker dinasatau pihak auditan,

memberikan surat teguran secara tertulis, mengajukan

penghapusan terhadap temuan yang telah diputuskan oleh

pengadilan, melakukan koordinasi dengan instansi terkait,

melakukan workshop percepatan penyelesaian tindaklanjut hasil

pemeriksaan.

Tabel 8 Kerugian Negara Lingkup Ditjen TP Tahun 2016

- Subsidi Benih

Realisasi subsidi benih s.d Desember 2016 sebesar Rp419,174

Miliar (51,82%) dari pagu kontrak Rp808,905 Miliar. Secara rinci

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 9. Perkembangan Realisasi Subsidi Benih Tahun 2016

38

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

7. Pengelolaan Aset

Hasil dari Pendataan Aset BMN terdapat Mutasi Tambah dan Kurang

barang Inventaris s.d 31Desember 2016 yaitu terdiri dari peralatan

dan mesin sebanyak 22.001 unit dengan nilai Rp303.016.442.879,

sedangkan aset tetap lainnya sebanyak 467 unit dengan nilai

Rp129.749.875, dan aset tetap yang tidak digunakan 783 unit dengan

nilai Rp2.059.328.526. Data aset 1 s.d 31Desember 2016 terdapat

sedikit perubahan dikarenakan data persediaan dan pengadaan belum

bisa diinput keseluruhan karena setiap Direktorat belum mengirimkan

datanya.

Tabel 10. Daftar Barang Mutasi Tambah dan Kurang Barang

InventarisTahun2016

8. Identifikasi Laporan SIMAK-BMN dan SAK

Tidak terdapat perbedaan pada Neraca antara laporan SIMAK-BMN

dan Laporan SAK tingkat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun

2016

Tabel 11. Laporan SIMAK BMN Tahun 2016

Kuantitas Nilai (Rp)

1 Tanah 314.254 177.581.614.563

2 Peralatan dan Mesin 22.001 303.016.442.876

3 Gedung dan Bangunan 35 25.668.694.930

4 Jaringan 10 430.524.000

5 Aset Tetap Lainnya 467 129.749.875

6 Aset Tetap Lain yg tdk digunakan 70 376.334.417

7 Software 29 425.348.700

6 Aset Tak berwujud lainnya 8 415.564.600

336.874 508.044.273.961 Jumlah

No Nama AkunSaldo per 31 Des' 2016

No. Uraian AkunSIMAK BMN

(Rp)

SAIBA

(Rp)

Selisih Absolut

(Rp)

1 Persediaan 1.183.823.811.184 777.608.333.582 406.215.477.602

2 Persediaan Blm Diregister 0 522.973.760.285 (522.973.760.285)

3 Tanah 204.284.390.044 204.351.078.044 (66.688.000)

4 Peralatan dan Mesin 545.293.659.019 524.548.324.169 20.745.334.850

5 Peralatan dan Mesin Blm Diregister 0 4.570.000 -4.570.000

6 Gedung dan Bangunan 116.988.077.484 111.727.079.484 5.260.998.000

7 Jalan, Irigasi dan Jaringan 24.748.693.846 24.240.753.846 507.940.000

8 Aset Tetap Lainnya 3.892.919.324 3.892.919.324 0

9 Konstruksi Dalam Pengerjaan 89.402.400 93.972.400 (4.570.000)

10 Akumulasi Penyusutan -454.886.549.710 -434.989.103.305 -19.897.446.405

11 Aset Tak Berwujud 1.274.529.816 1.274.529.816 0

12 Aset Lain-lain 4.536.277.409 4.566.327.409 (30.050.000)

13 Akumulasi Penyusutan/Amortisasi -3.554.955.952 -3.572.465.677 17.509.725

1.626.490.254.864 1.736.720.079.377 (110.229.824.513)Jumlah

39

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Dari tabel diatas permasalahan berupa selisih absolut nilai pada

aplikasi SAIBA dan SIMAK BMN sudah terselesaikan, hal tersebut

disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

Kendala pada aplikasi pada saat pengiriman file dari SIMAK ke

SAIBA

Pengumpulan backup aplikasi di tingkat wilayah belum dilakukan

verifikasi akhir sehingga backup yang direstore di tingkat Eselon I

selisih pada aplikasi

Permasalahan selama penyusunan adalah sebagai berikut:

Operator SIMAK-BMN tidak mengirimkan laporan kepada SAK

Operator SAK dan SIMAK-BMN tidak melakukan Rekonsiliasi Data

secara Rutin (setiap bulan)

Terjadinya salah pembebanan pada mata anggaran sehingga

terjadi DIPA minus

Laporan SAK yang masuk 100% sedangkan SIMAK-BMN yang

masuk 91%

Perbaikan pada aplikasi persediaan berupa realisasi persediaan 526

tetapi belum dilakukan e-rekon ulang sehingga muncul persediaan

belum diregister pada neraca Eselon I SAIBA.

40

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

41

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

PELAKSANAAN KEGIATAN

BAGIAN UMUM

1. Pemberian Penghargaan pada Kelompoktani dan Mantri Tani

Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016

Pemberian penghargaan ini diberikan kepada Kelompoktani yang

berhasil dalam mengelola usaha tani sub sektor tanaman pangan

khususnya komoditi padi, jagung dan kedelai, karena komoditas

tersebut merupakan komoditi yang sangat berpengaruh dalam upaya

mendukung program swasembada pangan dan Petugas/Mantri Tani

yang merupakan ujung tombak pengumpul data-data statistik pertanian

tanaman pangan.

Pemberian penghargaan kepada kelompoktani dan mantri tani tahun

2016 yang telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal

Tanaman Pangan Nomor 83/HK.310/C/10/2016 tentang Kelompoktani,

Mantri Tani, Petugas Perbenihan, Produsen/Penangkar Benih,

Petugas POPT, Petugas PPOPT-PHP, Laboratorium PHP,

Kelompoktani Pengembang Agens Hayati (PAH), dan Petania

Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Berprestasi

Tahun 2016 dan Pemberian penyerahan penghargaan ditetapkan

dengan SK Menteri Pertanian Nomor709/Kpts/KP.5901/10/2016

tentang Pemberian Penghargaan Kepada Penggerak/Pemrakarsa/

Pelopor Di Bidang Pembangunan Pertanian Berprestasi Tingkat

Nasional Tahun 2016.

Proses pemberian penghargaan tingkat nasional dilakukan secara

berjenjang dengan melalui beberapa tahapan penilaian, yaitu penilaian

tingkat provinsi dan penilaian tingkat nasional. Penilaian tingkat

provinsi dilakukan oleh Tim Penilai Provinsi yang melakukan penilaian

didaerahnya, yang kemudian mengusulkan 1 Kelompok Tani (padi,

jagung, kedelai) dan 1 Mantri Tani terbaik kepada tim penilai pusat

untuk dilakukan penilaian tingkat nasional. Tim penilai pusat yang

anggotanya berasal dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan akan

memverifikasi usulan dari provinsi. Tim Penilai Provinsi dan Pusat

dalam melakukan penilaian/verifikasi mengacu pada Buku Petunjuk

Pelaksanaan Penghargaan Kelompoktani/Mantri Tani Berprestasi

Bidang Tanaman Pangan Tingkat Nasinal yang diterbitkan dari tim

pusat. Dari hasil verifikasi lapangan ditetapkan 6 kelompoktani

penggerak/pemrakarsa/pelopor di bidang pembangunan pertanian

berprestasi tingkat nasional, 12kelompoktani (4 kelompktani komoditas

IV

42

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

IB IC ID Gol I IIA IIB IIC IID Gol II IIIA IIIB IIIC IIID Gol III IVA IVB IVC IVD IVE Gol IV Jml

1 Ditjen TP - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 1

2 Setditjen TP 1 1 2 4 16 23 43 14 96 27 72 26 25 150 3 4 1 2 1 11 261

- Pusat - - - 8 6 14 14 42 16 58 16 25 115 2 4 1 2 1 10 167

- Diperbantukan (Daerah) 1 1 2 4 8 17 29 - 54 11 14 10 - 35 1 - - - - 1 94

3 Dit. Perbenihan TP - - - - 3 2 2 - 7 7 18 3 9 37 6 5 1 - - 12 56

4 Dit. Serealia - - - - 3 3 3 4 13 3 14 5 16 38 6 4 - - - 10 61

5 Dit. Aneka Kacang dan Umbi - - - - 2 2 1 2 7 7 15 6 12 40 3 4 - - - 7 54

6 Dit. Perlindungan TP - - - - 1 3 3 5 12 7 19 12 9 47 2 3 2 - - 7 66

7 Dit. PPHTP - - - - 2 3 4 3 12 12 23 4 13 52 5 2 1 - - 8 72

8 BBPOPT Jatisari - - - - 5 7 7 11 30 14 26 11 8 59 3 1 - - - 4 93

9 BBPPMBTPH Cimanggis - - - - - 3 7 3 13 5 17 10 12 44 2 1 2 - - 5 62

10 BPMPT - - - - - - 4 1 5 5 10 10 7 32 1 - - - - 1 38

1 1 2 4 32 46 74 43 195 87 214 87 111 499 31 24 7 2 2 66 764 Jumlah

No Unit Kerja

Golongan

padi, 4 kelompoktani komoditas jagung dan 4 kelompoktani kedelai),

dan 4 Mantri Tani berprestasi.

Pemberian Penghargaan kepada Kelompoktani dan Mantri Tani

Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016 diserahkan bersamaan

waktunya dengan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 di

Boyolali Jawa Tengah.

2. Pembinaan Sumber Daya Manusia

a. Keadaan Pegawai Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tahun 2016

- Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun

2016berdasarkan golongansebanyak 764 orang, untuk

golongan I sebanyak 4 orang, golongan II sebanyak 195 orang,

golongan III sebanyak 499 orang, dan golongan IV 66 orang.

Secara rinci dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 12. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Golongan

Tahun 2016

Pegawai tersebut tersebar di Sekretariat Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan 261 orang terdiri dari 167 orang pusat dan 94

orang diperbantukan, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan

56 orang, Direktorat Serealia 61 orang, Direktorat Aneka

Kacang dan Umbi 54 orang, Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan 66 orang, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan 72 orang, Balai Besar Peramalan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) 93 orang, Balai Besar

Pengujian dan Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan

dan Hortukultura (BBPPMBTPH) 62 orang, dan Balai Pengujian

Mutu Produk Tanaman (BPMPT) 38 orang.

43

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

- Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai yang ada di masing-

masing unit kerja Eselon II, maka dapat digambarkan klasifikasi

tingkat pendidikan melalui dari tingkat SD s.d S3 seperti terlihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 13. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Pendidikan

Bila dilihat dalam tabel tingkat pendidikan yang paling banyak

adalah pegawai yang berpendidikan sarjana 315 orang dan urutan

kedua adalah SLTA sebanyak 224 orang serta urutan ketiga adalah

S2 sebanyak 118 orang.Apabila dibandingkan dengan tahun 2015

pegawai yang berpendidikan S1 317 orang dan urutan kedua

adalah SLTA sebanyak 254 orang serta urutan ketiga adalah S2

sebanyak 112 orang, Diploma/Sarjana Muda sebanyak 52 orang,

SLTP sebanyak 15 orang, SD sebanyak 16 orang sedangkan pada

tahun 2015 sebanyak 112 orang.

- Jumlah Pegawai Ditjen Tanaman Pangan Berdasarkan Jenis

Kelamin

Dari jumlah PNS sebanyak 764 orang yang ada di Ditjen Tanaman

Pangan, pegawai laki-laki masih menduduki urutan paling tinggi

yaitu sebanyak 437 orang (57,20%), sedangkan perempuan

sebanyak 327 orang (42.80%).

S3 S2 S1 D4 SM D3 D2 D1 SLTA SLTP SD Jml

1 Ditjen TP 1 - - - - - - - - - 1

2 Setditjen TP 2 30 91 - - 11 - - 110 10 7 261

- Pusat 2 28 58 - - 11 - - 57 6 6 168

- Diperbantukan (DPK) - 2 33 - - - - - 53 4 1 93

3 Dit. Perbenihan TP 1 13 26 - - 2 - - 12 - 2 56

4 Dit. Serealia 1 15 24 - - 3 - - 14 2 2 61

5 Dit. Aneka Kacang dan Umbi 1 11 25 - 2 1 - - 12 1 1 54

6 Dit. Perlindungan TP 1 13 34 - - 3 - - 14 1 - 66

7 Dit. PPHTP - 18 33 - - 7 - - 13 - 1 72

8 BBPOPT Jatisari - 2 34 1 - 10 - - 45 1 - 93

9 BBPPMBTPH Cimanggis - 12 27 - - 5 - - 18 - - 62

10 BPMPT - 4 21 - - 7 - - 6 - - 38

7 118 315 1 2 49 - - 244 15 13 764 Jumlah

No Unit Kerja

Pendidikan

44

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 14. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Jenis Kelamin

Dilihat dari data yang ini menunjukkan bahwa pegawai laki-laki

masih mendominan di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, akan

tetapi perbedaan jumlah pegawai laki-laki dan perempuan tidak

terlalu jauh. Jika melihat pada tahun 2015 terdapat sedikit

pergeseran jumlah laki-laki dan perempuan. Pada tahun 2015

pegawai laki-laki jumlah 439 orang (56,72%) dan jumlah pegawai

perempuan 335 orang (43,28%). Bila dibandingkan tahun 2016

jumlah laki-laki berkurang 2 orang dan perempuan berkurang 8

orang.

b. Sosialisasi Penerapan E-Kinerja

Perkembangan perapan E-Kinerja lingkup Ditjen Tanaman Pangan,

dapat laporkan hasil sebagai berikut:

- Terdapat 3 modul utama dalam pembangunan aplikasi E-Kinerja

yaitu modul pegawai, modul pejabat penilain dan modul atasan

pejabat penilai (banding). Pada setiap modulnya terdapat menu

Data Kepegawaian dan Prestasi Kerja. Mekanisme Penilaian

Kinerja adalah sebagai berikut:

Awal tahun pegawai melakukan entry data sasaran kerja

masing-masing, termasuk di dalamnya yaitu kuantitas

output, kualitas, waktu dan biaya bagi pejabat struktural.

Kemudian atasan langsung akan mengoreksi dan

menyepakati sasaran dimaksud.

Laki-Laki Perempuan

1 Ditjen TP 1 - 1

2 Setditjen TP 171 90 261

- PUSAT 112 55 167

- Diperbantukan (DPK) 59 35 94

3 Dit. Perbenihan TP 29 27 56

4 Dit. Serealia 40 21 61

5 Dit. Aneka Kacang dan Umbi 29 25 54

6 Dit. Perlindungan TP 29 37 66

7 Dit. PPHTP 37 35 72

8 BBPOPT Jatisari 65 28 93

9 BBPPMBTPH Cimanggis 25 37 62

10 BPMPT 11 27 38

437 327 764

57,20 42,80 100,00 %

No Unit KerjaJenis Kelamin

Jumlah

Jumlah

45

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Selanjutnya setiap awal bulan setiap pegawai melakukan

penaksiran sendiri atas capaian kinerjanya (self appraisal).

Hasil self appraisal dikirim ke pejabat penilai untuk dikoreksi

dan ditetapkan.

- Aplikasi E-Kinerja terkait dengan Tugas Jabatan, Tugas

Tambahan dan Kreatifitas hingga hasil capaian kinerjanya

setiap bulan, ada 3 indikator kinerja pada aplikasi yaitu 0-60

(merah), 61-90 (kuning), dan > 90 (Hijau).

- E-Kinerja diterapkan karena melihat Daftar Penilai Pelaksanaan

Pekerjaan (DP3) belum mampu menyajikan penilaiam pegawai

secara obyektif, terukur, transparan dan adil. E-Kinerja secara

terukur diharapkan mampu memberikan motivasi kerja pegawai

sehingga pegawai lebih produktif dan proaktif. E-Kinerja

dimaksudkan/dijadikan alat ukur yang obyektif dan transparan

bagi pegawai, pejabat penilai dan tim penilai kerja pegawai

dalam pengambilan keputusan. Pembayaran tunjngan kinerja

yang semula berdasarkan atas kehadiran pegawai, kedepan

akan dibayarkan berdasarkn capaian kinerja pegawai.

- Dasar Hukum

UU ASN No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

(pasal 75, 76 dan 77).

PP No 10 Tahun 1979 tentang Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan (DP3) PNS.

PP No 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.

Permentan RB No 63 Tahun 2011 tentang Pedoman

Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri.

Perka BKN No 1 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Prestasi Kerja.

Permentan 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pertanian.

- Aplikasi E-Kinerja dibangun berbasis web sehingga aplikasi ini

nantinya bias diakses oleh setiap pegawai kapan saja dan

dimana saja. Aplikasi E-Kinerja dibangun dengan tujuan: 1).

diharapkan akan menjadi sebuah instrument pengukuran kinerja

yang obyektif dan transparan bagi pegawai pejabat penilai,

penerapan 2). penerapan aplikasi ini juga diharapkan dapat

menjadi alat pengendali kinerja pegawai yang lebih efektif dan

efisien 3). hasil pengukuran kinerja setiap bulannya akan

46

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

menjadi dasar dalam pembayaran tunjangan kinerja bagi

pegawai Kementerian Pertanian.

- Selanjutnya kegiatan sosialisasi ini melakukan simulasi aplikasi

E-Kinerja.

c. Penilaian Daftar Usul Penilai Angka Kredit (DUPAK) Pengawas

Benih Tanaman (PBT) Periode Kenaikan Pangkat Oktober

Dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan pembinaan karir

Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman serta sebagai

pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2010 tentang Jabatan

Fungsional Pengawas Benih Tanaman dan Angka Kreditnya.

Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman adalah salah satu

jabatan dalam Rumpun Ilmu Hayat Pertanian yang mempunyai

ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk

melakukan kegiatan pengawasan benih tanaman yang terdiri dari

penilaian kultivar, sertifikasi, pengujian mutu benih, pengawasan

peredaran benih dan penerapan sistem mutu. Para Pengawas

Benih Tanaman yang telah melaksanakan tugasnyatersebut

menuangkan kegiatan dan hasil karyanya dalam bentuk bukti fisik

yang tersusun berupa Daftar Usul Penilaian Angka Kredit (DUPAK)

untuk usulan kenaikkan pangkat Pejabat Fungsional bersangkutan.

Sesuai Peraturan Menteri Negara Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 09 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Pertanian

Nomor : 09/Permentan/OT.140/2/2012 tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman Dan

Angka Kreditnya, Instansi Pembina Pejabat Fungsional Pengawas

Benih adalah Kementerian Pertanian. PBT diwajibkan untuk

menyampaikan DUPAK kepada Instansi Pembina minimal satu kali

dalam satu tahun untuk dilakukan penilaian.Hasil penilaian tersebut

digunakan sebagai dasar kenaikkan pangkat yang bersangkutan.

Penilaian DUPAK dilaksanakan dua kali dalam satu tahun yaitu

periode April dan Oktober 2016, untuk periode Oktober 2016 jumlah

DUPAK yang akan dinilai 123 orang. Dengan jumlah tersebut, maka

perlu dilaksanakan penilaian satu atap, agar penerbitan SK

Kenaikkan Pangkat sesuai dengan periode yang ditentukan.

Pejabat Fungsional yang mengajukan DUPAK dari unit kerja pusat

maupun daerah berjumlah 123 orang dengan rincian:

- PBT Kementerian (Gol II – III/d) : 8 orang

- PBT Pusat (Gol IV/a –IV/c) : 97 orang

47

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Permasalahan antara lain:

- Berkas kepegawaian yang dilampirkan untuk penilaian DUPAK

tidak lengkap, HAPAK/PAK yang dilampirkan tidak runut

sehingga menghambat untuk membuat konsep daftar hasil

penilaian DUPAK

- Pejabat Fungsional PBT yang berada di pangkat puncak masih

ada yang tidak mengirimkan DUPAK untuk angka kredit

pemeliharaan setiap tahun sehingga ada pejabat fungsional

PBT yang diberhentikan

- Pejabat Fungsional PBT tergantung pada angka kredit dari

tugas pokok, belum banyak menyentuh pengembangan profesi

sehingga kesulitan dalam memenuhi angka kredit untuk naik

pangkat berikutnya

- Pejabat Fungsional PBT belum memenuhi kaidah-kaidah

penulisan Karya Tulis Ilmiah yang dipersyaratkan

- Usulan DUPAK Calon PBT maupun PBT yang diajukan tidak

sesuai dengan bukti fisik yang ada, masih ada daftar butir

kegiatan yang tidak diisi sesuai dengan Bukti Fisik.

Saran dan upaya pemecahan masalah yaitu:

Perlu dilakukan sosialisasi lebih intensif mengenai pelaksanaan

jabatan fungsional Pengawas Benih Tanaman, dari Penyusunan

DUPAK sampai dengan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

d. Penyelesaian Kasus Pelanggaran Disiplin PNS Lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan

Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010

tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, maka semua pejabat

struktural dari Eselon I - IV dituntut memahami secara teknis

bagaimana menerapkan ketentuan penyelesaian pelanggaran

disiplin terhadap setiap pelanggaran PNS yang menjadi

bawahannya. Selama ini sering kali terjadi salah pemahaman

seolah-olah penindakan pelanggaran disiplin PNS merupakan

tanggung jawab kepegawaian ataupun yang membidangi

kepegawaian sehingga atasan langsung merasa tidak bertanggung

jawab terhadap pelanggaran disiplin pegawai terhadap stafnya yang

melanggar.Dalam ketentuan PP Nomor 53 tahun 2010 jelas tertulis

bahwa atasan langsung mempunyai kewajiban untuk menindak

PNS yang menjadi stafnya apabila melanggar disiplin pegawai dan

akan menerima sanksi yang sama dengan stafnya apabila atasan

48

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

langsung tidak bersedia memberikan sanksi kepada stafnya yang

melanggar aturan.

Berkaitan dengan hal tersebut, setiap atasan langsung harus

melakukan penerapan disiplin pegawai yang meliputi pemahanman

terhadap PP 53 Tahun 2010 dengan benar, membuat surat

panggilan pemeriksaan, membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP),

membuat surat keputusan pemberian sanksi dan sebagaimana agar

PP Nomor 53 Tahun 2010 dapat dilaksanakan dengan sebaik-

baiknya. Untuk itu kegiatan ini diharapkan menjadi agen penerapan

PP Nomor 53 Tahun 2010 di unit kerja masing-masing.

Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan disiplin pegawai

antara lain:

- Masih kurangnya penerapan teknis pelaksanaan hukuman

disiplin pegawai yang berakibat pada kesulitan dalam penerapan

hukuman disiplin didalam pengawasan pelanggaran disiplin yang

dilakukan dan juga dalam prosedur pelaksanaan izin perkawinan

dan perseraian PNS

- Masih adanya keengganan para pejabat struktural atasan

langsung untuk menjatuhkan sanksi kepada staf yang melanggar

karena merasa kasihan dan merasa tiak terlalu penting untuk

dilakukan

- Adanya kesulitan pengelola kepegawaian didalam membuat

tahapan hukuman disiplin PNS dan pembuatan izin perceraian

dikarenakan belum paham benar tentang tata cara pembuatan

BAP bagi yang terkena hukuman disiplin dan Berita Acara

Merukunkan bagi yang ingin melakukan proses perceraian

Untuk itu diperlukan pemahaman pelaksanaan PP Nomor 53 Tahun

2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil serta PP Nomor 10

Tahun 1983 jo PP Nomor 45 Tahun 1990 tentang izin perkawinan

dan perceraian

e. Kegiatan Pengembangan Karakter SDM

Kegiatan pengembangan karakter SDM pertanian sudah menjadi

agenda rutin Subbagian Organisasi dan Kepegawaian, hal ini

dilakukan dalam rangka peningkatan kreatifitas, kebersamaan,

kepercayaan diri serta motivasi pegawai dalam bekerja di

lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Kegiatan

Pengembangan Karakter ini antara lain bertujuan: a) mempererat

tali persaudaraan dan rasa kekeluargaan atau kebersamaan antar

sesama pegawai termasuk antar pimpinan dan bawahan, b)

meningkatkan daya kreatifitas, motivasi kerja yang dapat

49

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

mendukung visi dan misi Kementerian Pertanian, c) meningkatkan

kekompakan diantara para pegawai sehingga dapat semangat

bekerja, d) dapat mengembangkan diri dan tim dalam kerjasama

dalam bekerja, e) dapat merencanakan kegiatan strategis secara

bersama-sama dalam satu tim, f) dapat meningkatkan

kesepahaman diantara peserta yang dapat meningkatkan rasa

toleransi dan kebersamaan

Kegiatan ini merupakan tahun kelima dan yang mengikuti kegiatan

pengembangan karakter adalah perwakilan pegawai setiap unit

kerja Eselon II termasuk UPT lingkup Ditjen. Tahun 2016 kegiatan

Pengembangan Karakter SDM dilaksanakan pada tanggal 26s.d 28

Mei 2016 di Kamojang Resort dan Spa Garut, Jawa Barat, adapun

jumlah peserta sebanyak 142 orang.

Pelaksanaan kegiatan ini dipandu oleh Tim Outbond dari Hotel

Kamojang Resort dan SPA Garut, Jawa Barat, dan siraman rohani

dari Pondok Pesantren Darut Tauhid.Metode pelaksanaan kegiatan

melalui permainan dan pemberian motivasi.

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan permainan-permainan

dalam mengembangkan karakter tersebut adalah:

- Meningkatkan kepercayaan diri

- Menumbuhkan rasa keberanian dan kesiapan mengambil resiko

- Menumbuhkan prinsip siap menang dan sipa kalah di dalam

suatu kompetisi

- Meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan

- Membangkitkan kepekaan dan saling pengertian antar

kelompok

- Menumbuhkan motivasi dan berperan aktif peserta

- Menciptakan kebersamaan antar peserta disuatu kelompok

- Melatih setiap peserta untuk mengembangkan jiwa

kepemimpinan

- Membuat peserta mampu menganalisis masalah serta

menempatkan sumber daya

- Manusiasesuai dengan potensi dan teknik yang dimilikinya

f. Pendidikan dan Latihan Pimpinan (DIKLATPIM)

Diklat kepemimpinan yang selanjutnya disebut DIKLATPIM

dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompentensi

kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang

jabatan struktural.Diklat kepemimpinan yang selanjutnya disebut

50

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

DIKLATPIM dilaksanakan untuk mencapai persyaratan

kompentensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai

dengan jenjang jabatan struktural.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengikuti DIKLATPIM 2016

untuk Pejabat Eselon III dan IV. DIKLATPIM III DAN IV

dilaksanakan pada bulan Maret s.d. Agustus 2016 di BBPPSDMP

Ciawi Bogor.

Tabel 15.Daftar Pendidikan dan Latihan Pimpinan III dan IV

3. Ekspose Hasil Survey Kepuasan Masyarakat Tahun 2016

Rapat Ekspose Hasil Survey Kepuasan Masyarakat Tahun 2016,

dilaksanakan tanggal 5 Desember 2016 di Puslitbang Perkebunan

Cimanggu Bogor, dengan hasil rapat sebagai berikut:

a. Tahun 2016 pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

78/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pengukuran

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Kementerian

Pertanian.

b. Metode yang digunakan adalah survei dengan menggunakan

kuesioner yang berdasarkan Permentan No 78 tahun 2013, sebagai

alat bantu pengumpulan data. Pengisian kuesioner tersebut dua

periode Januari s.d Juni dan Juli s.d. November 2016 pada saat

No Nama Gol Jabatan Waktu Tempat

Ir. Mustaghfirin

196209011989031000

2 Ir. Mutiara, M.M 26 April s.d 6 Agustus 2016

196111011992032001

3 Richenly Nanlohy, S.P, M.Si

196908222000032006

IV/a Kasi Pengembangan

Kedelai Dit. AKABI

3 s.d. 17 Maret 2016, tanggal 28

Maret s.d. 19 April 2016, dan

tanggal 20 s.d. 25 Juni 2016

Komplek Bumi

4 Memed Jamhari, S.P.

196605151992031002

III/c Kasi Informasi dan

Dokumentasi BBPOPT

3 s.d. 17 Maret 2016, tanggal 28

Maret s.d. 19 April 2016, dan

tanggal 20 s.d. 25 Juni 2016

Komplek Bumi

5 Ir. Muhammad Lindu Basyah,

M.M. 196204131991031001

IV/a Analis Program/Kegiatan

Pembangunan Pertanian

Direktorat Serealia

16 s.d. 31 Maret 2016, tanggal 11

April s.d. 3 Mei 2016, tanggal 18

s.d. 23 Juli 2016

Komplek Surya

6 Rika Batra, S.P, M.Si

197508282003122001

III/c Kepala Subbagian

Evaluasi dan Pelaporan

Setditjen TP

16 s.d. 31 Maret 2016, tanggal 11

April s.d. 3 Mei 2016, tanggal 18

s.d. 23 Juli 2016

Komplek Surya

7 Tukiman, S.TP, M.Si

197612182005011001

III/c Kasubag Keuangan dan

Perlengkapan,

BBPPMBTPH

28 April s.d. 14 Mei 2016, tanggal

23 Mei s.d. 14 Juni 2016, tanggal

15 s.d. 20 Agustus 2016

Komplek Bumi

8 Suw arman, SP

196807201989021000

Komplek Bumi

Diklatpim Tk. III

1 IV/a Kabid Program dan

Evaluasi BBPOPT

1 s.d. 11 Maret 2016, tanggal 21

Maret s.d. 12 April 2016, tanggal

13 s.d. 17 Juni 2016

Komplek Surya

IV/b Kasubdit Kelembagaan

POPT

Komplek Surya

Diklatpim Tk. IV

III/d Kasi Program, Bidang

Program dan Evaluasi

BBPOPT

28 April s.d. 14 Mei 2016, tanggal

23 Mei s.d. 14 Juni 2016, tanggal

15 s.d. 20 Agustus 2016

51

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

N O Unit KerjaN ilai

IKM

Ko nversi

N ilai

Kualitas

IKM Keterangan

1 Ditjen Tanaman Pangan 3.35 83.64Sangat

B aik3 UPT/UKPP

2 Ditjen Perkebunan 3.36 83.92Sangat

B aik4 UPT/UKPP

3 Biro Hukum dan Informasi Publik 3.27 81.72Sangat

B aik1 UPT/UKPP

4 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan 3.3 82.5Sangat

B aik23 UPT/UKPP

5 Badan Karantina Pertanian 3.35 83.88Sangat

B aik52 UPT/UKPP

6 Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok UPT Karantina

7Balai Besar Pengembangan Pengujian M utu Benih Tanaman

Pangan dan Hortikultura3.23 80.68 Baik UPT Ditjen TP

8 Balai Pengujian M utu dan Sertifikasi Produk Hewan UPT Ditjen PKH

9Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan

Pertanian2.94 73.51 Baik 1 UPT/UKPP

10 Badan Litbang Pertanian 3.21 80.3 Baik 65 UPT/UKPP

11 Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian 3.19 79.64 Baik

UPT Badan Penelitian

dan Pengembangan

Pertanian

12Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

Pertanian3.22 80.59 Baik

UPT Badan Penelitian

dan Pengembangan

Pertanian

13 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 3.27 81.69 Sangat Baik 19 UPT/UKPP

14 Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 3.27 81.72 Sangat BaikUPT Badan Karantina

Pertanian

Tidak hadir

Tidak hadir

pelanggan menyerahkan sampel untuk diuji atau mengambil jasa

layanan.

Tabel 16.Hasil IKM Lingkup Kementerian Pertanian

c. Nilai IKM Kementan tahun 2016 adalah 3,26 (konversi nilai 81,40)

dengan kualitas IKM A (Sangat Baik). Untuk tahun 2015 adalah

3,20 (konversi nilai 80,08) dengan kualitas IKM B (Baik) terdapat

peningkatan nilai IKM.

d. IKM UPT lingkup Ditjen TP Tahun 2015 adalah 3,31 dengan

konversi IKM 82.86 dengan Mutu Pelayanan A. Dengan demikian

dapat disampaikan IKM lingkup Ditjen TP naik 0,04 dan nilai

konversi 0,78. Nilai yang terendah pada unsur “Kecepatan

Pelayanan. Adapun solusi yang akan dilakukan adalah

penambahan SDM, penambahan alat pengujian dan

pengembangan keterampilan.

e. Nilai IKM harus dimasukkan di web masing-masing UPT maupun

Eselon I pembinanya karena merupakan salah satu unsur

penunjang Reformasi Birokrasi.

4. Indeks Nilai-Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara (IPNBK)

Rapat Ekspose Pengukuran Indeks Nilai-Nilai Dasar Budaya Kerja

dapat dilaporkan hasil sebagai berikut:

a. Tahun 2016 pengukuran Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya

Kerja Aparatur Negara (IPNBK) menggunakan Peraturan Menteri

52

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Pertanian Nomor 32/Permentan/OT.070/6/2015 tentang Pedoman

Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Budaya Kerja Di Lingkungan

Kementerian Pertanian, sedangkan tahun 2014 menggunakan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 69/Permentan/OT.140/6/2013

tentang Pedoman Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Budaya

Kerja di lingkungan Kementerian Pertanian

b. Maksud dan tujuan IPNBK

Maksud: sebagai acuan setiap pimpinan unit kerja dalam

melakukan monitoring dan evaluasi penerapan nilai dasar

budaya kerja pada unit kerja yang dipimpinnya, dengan

demikian dapat diketahui penerapan nilai budaya kerja pada

setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Pertanian

Tujuan: untuk memperoleh data dan informasi yang akurat

tentang hasil penerapan nilai budaya kerja pegawai di unit kerja

masing-masing, sebagai bahan kebijakan pimpinan dalam

pengambilan keputusanuntuk memperbaiki dan menggerakkan

peningkatan budaya kerja pegawai di lingkungan Kementerian

Pertanian.

c. Tahap pelaksanaan pengukuran IPNBK lingkup Kementerian

Pertanian yaitu:

Setiap unit kerja Eselon I menyebarkan kuesioner IPNBK

dilingkungan unit kerjanya

Penarikan kembali kuesioner yang telah diisi masing-masing

oleh unit kerja Eselon I

Pengolahan data IPNBK oleh masing-masing unit kerja Eselon I.

Eskpose hasil pengolahan

Hasil dari ekspose setiap Eselon I lingkup Kementerian

Pertanian tersebut kemudian direkap menjadi IPNBK

Kementerian Pertanian, secara rinci dapat dilihat pada table

berikut ini.

53

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

No Unit Kerja

Nilai

Konversi

IPNBK

Kualifikasi Kualitas

Budaya Kerja

1 Setjen Kementan 87,36 A (Sangat Baik)

2 Itjen Kementan 89,71 A (Sangat Baik)

3 Ditjen PSP 87,45 A (Sangat Baik)

4 Ditjen TP 89,12 A (Sangat Baik)

5 Ditjen Horti 88,36 A (Sangat Baik)

6 Ditjen Perkebunan 87,90 A (Sangat Baik)

7 Ditjen PKH 90,84 A (Sangat Baik)

8 Badan Litbangtan 88,67 A (Sangat Baik)

9 Badan PPSDMP 89,12 A (Sangat Baik)

10 Badan Ketahanan Pangan 87,86 A (Sangat Baik)

11 Badan Karantina Pertanian 88,55 A (Sangat Baik)

Tabel 17. Hasil Ekspose Eselon I Lingkup Kementan

d. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai

nilai IPNBK tertinggi yaitu nilai konversi 90,84, dan yang

mempunyai nilai IPNBK terendah adalah Badan Ketahanan Pangan

dengan nilai konversi nilai 87,86 namun demikian semuanya

mempunyai kualifikasi kualitas budaya kerja A (Sangat Baik).

e. Nilai konversi IPNBK Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

2016 adalah 89,12 kualifikasi kualitas budaya kerja A (sangat

baik), sedangkan pada tahun 2015 88,04 dengan demikian naik

1.08.

f. IPNBK Ditjen TP Nilai yang paling rendah pada tahun 2016 terletak

pada komitmen. Pada tahun 2015 nilai yang terendah juga terdapat

pada komitmen namun pada tahun 2016 terdapat dengan konversi

dari 86.36 menjadi 87.27 naik 0.91.

Nilai IPNBK adalah merupakan salah satu data dukung pelaksanaan

Reformasi Birokrasi, nilai yang diperoleh dari setiap unit kerja Eselon I

mempunyai klasifikasi budaya kerja A (sangat baik) hal ini harus sejalan

sebanding dari perolehan nilai.

5. Mutasi Pegawai Yang Mengurangi dan Menambah Bezeting

a. Pengangkatan CPNS dan PNS Masuk ke Ditjen Tanaman Pangan

Pada tahun 2016 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang

mutasisebanyak 13 orang PNS.Daftar nama Pegawai Ditjen TP

yang pindah antar instansi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

54

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 18. Mutasi Pegawai Ditjen TP Mengurangi Bezeting

Tahun 2016

b. Pensiun Pegawai

Pada tahun 2016 jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan yang memasuki masa purna bakti berkurang, hal ini

dikarenakan ada perpanjangan batas usia pensiun sesuai UU

Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi

58 tahun, sehingga yang memasuki usia 56 tahun pada tahun 2015

banyak yang melanjutkan kembali, namun ada beberapa orang

yang tidak melanjutkan, beberapa orang mengajukan pensiun dini,

dan meninggal dunia. Jumlah Pegawai Ditjen Tanaman Pangan

tahun 2016yang telah pensiun BUP, pensiun dini, meninggal dunia

sebanyak 24 orang.

TMT

Baru Masuk

Ir.Laurensius Sihaloho,MBA

Dr. Drs. Sarw o Edhi, S.P M.M

Ir. Nani Mokodongan, M.M

Alfisa Visnu F

M. Adityo Pradana, S.H

Tyas Mila Z, S.P

Rein Suadamara, S.P, MEng III/c BKP 26/05/2016

Wiji Astutingingsih, S.P, M.M III/d PVT, Setjen 2/4/2016

9 Nitam Kasim III/a BPTP Gorontalo 2/3/2016

10 Non Botutihe, S.P III/b BPTP Gorontalo 5/1/2016

11 Lukman II/b BPTP Aceh 20/04/2016

12 Sofyan, S.P III/b Badan Litbang 24/11/2016

No Nama Pegaw ai/ NIP GolUnit Kerja

27/10/2016

2 IV/b Ditjen Horti 20/04/2016

1 IV/d Itjen Kementan

1/5/2016

5 III/a Pemda Prov. Jateng 1/1/2016

4 IV/b Pemda Prov. Gorontalo

7

9/9/2016

6 III/b Pemda Prov. Jateng 1/4/2016

6 III/a Pemda Prov. Jateng

8

55

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

No Nama Gol Unit Kerja TMT Ket

1 Ir. Kasw anda, MS IV/b Setditjen TP 1/12/2016 Pensiun

195811081984031000

2 Dra. Yulianti Sri Hastuti IV/a Setditjen TP 1/8/2016 Pensiun

195807061984032000

3 Siti Nurjanah Na,S.SOS,M.Si IV/a Setditjen TP 1/6/2016 Pensiun

195805101981032000

4 Yanti Dharma III/b Setditjen TP 1/6/2016 Pensiun

195805311980032000

5 Endang Susw aty III/b Setditjen TP 1/10/2016 Pensiun

195809231982022000

6 Slamet Sariman II/a Setditjen TP 1/5/2016 Pensiun

195804131982021000

7 Joice Delianti, S.E,M.M III/c Setditjen TP 1/3/2016 Meninggal dunia

197806142001122000

8 Sudirman III/c Setditjen TP 9/9/2016 Meninggal dunia

195905121995031000

9 Sundari III/a Setditjen TP 1/11/2016 Meninggal dunia

196409042000032000

10 Ir. Wasitohadi IV/a Dit. Serealia 1/10/2016 Pensiun

19580917198703 002

11 Eddy Surachman III/b Dit. Serealia 1/3/2016 Meninggal dunia

198010182007011000

12 Ir. Donna Purba III/d Dit. AKABI 1/7/2016 Pensiun

195806131986032000

13 Suhaemi I/d Dit. AKABI 1/6/2016 Pensiun

195805011997031000

14 Sukarni II/a Dit. AKABI 1/12/2016  Pensiun

195812021998032000

15 Sunardi II/b Dit. AKABI 1/12/2016 Meninggal dunia

196805042007011000

16 Ir. Feroza Sulvia, M.Si IV/a Dit. Perbenihan TP 1/4/2016 Pensiun

196502111992112000

17 Harini III/b Dit. Perbenihan TP 1/8/2016 Pensiun

195807271982022000

18 Ir. Bambang Jaya, M.ENG IV/b Dit. PPHTP 1/6/2016 Pensiun

195805041985031000

19 Dian Handayani, M.Si IV/a Dit. PPHTP 1/5/2016 Meninggal dunia

19650814198903200

20 Suparmo III/b Dit. PPHTP 1/4/2016 Meninggal dunia

195909181988031000

21 Sigit Subali III/b Dit.Perlindungan TP 1/8/2016 Pensiun

19580714198202 1 001

22 Sri Lestari III/b Dit. Perlindungan TP 1/9/2016 Pensiun

195808041985032000

23 Ir. Sarsito Wahono GS, M.M IV/c BBPOPT 1/6/2016 Pensiun

195605021982021000

24 Dra. Tantri Yulianti IV/a BPMPT 1/8/2016 Pensiun

195807061985032000

Tabel 19. Jumlah Pegawai Ditjen TP Pensiun BUP, Pensiun Dini,

dan Meninggal

56

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

6. Kehadiran Pegawai lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan dan lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Dengan adanya tunjangan kinerja daftar kehadiran pegawai menjadi

sangat penting, dikarenakan ada kaitannya pemotongan tunjangan

kinerja bagi pegawai yang tidak masuk, terlambat masuk kerja atau

terlambat berdasarkan Permentan Nomor 45/Permentan/OT.140/

4/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja

bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Pertanian. Kehadiran

Pegawai lingkup ditjen Tanaman Pangan sudah menggunakan mesin

handkey. Daftar rekapitulasi kehadiran pegawai lingkup Sekretariat

Ditjen Tanaman Pangan dan lingkup Ditjen Tanaman Pangan tahun

2016 dapat dilihat pada lampiran.

7. Melakukan Pembuatan SK sebanyak 183 SK lingkup Ditjen TP

8. Kegiatan Evaluasi Implementasi Perundang-Undangan dan

Keterbukaan Informasi Publik

Kegiatan Evaluasi Implementasi Perundang-Undangan dan

Keterbukaan Informasi Publik, dengan hasil sebagai berikut:

a. Sekretaris Direktorat Jenderal

Dalam paparan tentang mekanisme pembentukan peraturan

perundang-undangan beliau menekankan bahwa sebagai birokrat

jangan asal mengeluarkan keputusan/regulasi.Selain itu beliau juga

menekankan pentingnya memahami tentang teori kewenangan.

b. Biro Humas dan Informasi Publik

Dalam paparan materi tentang keterbukaan informasi publik

mendukung UPSUS beliau menekankan bahwa Kementan telah

mengaplikasikan UU KIP dengan maksimal, dimana kementan telah

memiliki sebuah Aplikasi Silayan/Simforta untuk mendukung KIP di

Kementan.

c. LK3I

Memberikan pemahaman tentang sengketa informasi, dimana kita

diajak memahami tentang dasar hukum/legal standing di dalam

sengketa informasi publik dimana UU KIP tidak berdiri sendiri.

d. BKPM

Presiden Jokowi memberikan arahan bahwa pilar ekonomi salah

satunya adalah investasi.Dimana salah satu hal menonjol dari

investasi di bidang tanaman pangan di dominasi oleh penanaman

modal asing.

57

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Di samping itu dijelaskan tentang jenis-jenis usaha terbuka dan

tertutup di bidang tanaman pangan.

e. LKPP

Dalam pemaparannya, memaparkan bahwa KIP dalam PBJ adalah

hal positif.Namun tidak semua kesalahan

dituduhkankepadapanitia.Pengadaan harus berbasis pada

kebutuhan.

f. KPK

- Perbaikan sistem pengadaan belum mengakomodir terjadinya

transaksional pengadaan. Selain itu potensi konflik kepentingan

(Conflict of Interest) yang sangat tinggi akan berkorelasi positif

dengan potensi korupsi.

- KPK melakukan upaya pencegahan korupsi pada PBJ dengan

mendorong hal-hal berikut ini, antara lain:

Independensi kelembagaan dan SDM pelaksana pengadaan

barang dan jasa

Optimalisasi whistleblowing system

Optimalisasi vendor management system

Standarisasi kualitas barang/jasa dan harga

Optimalisasi peran Inspektorat Pengawasan sejak

perencanaan program dan anggaran hingga evaluasi/audit

kemanfaatan barang/jasa

- Upaya pencegahan korupsi pada perizinan dapat dilakukan

dengan cara:

Keterbukaan Informasi

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam rangka

menciptakan pelayanan yang transparan, cepat dan adil

bagi pengguna layanan

Melakukan upaya yang lebih serius dalam menghilangkan

pemberian/penerimaan Gratifikasi dalam perizinan

9. Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-XXXV Tahun 2016

Berpartisipasi pada Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-XXXVI

tahun 2016 pada tanggal 28 s.d 30 Oktober tahun 2016 di Komplek

Pemerintahan Kab. Boyolali Jawa Tengah. Dalam sambutannya

Presiden menyampaikan sangat lemah sengitnya kompetisi anytra

negara. Ada tiga hal yang kedepannya akan diperebutkan oleh semua

negara, yaitu pangan, energi dan sumber daya air, sehingga mulai

sekarang kita harus bisa mengantisipasi, menyiapkan dan melakukan

58

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

perencanaan terkait tiga hal tersebut diatas. Dalam rangka mendukung

kegiatan Hari Pangan Sedunia, Indonesia berpartisipasi melaksanakan

peringatan HPS melalui Kementerian Pertanian sebagai

penyelenggara. Kegiatan HPD diawali dengan Upaya Khusus

Kementerian Pertanian dalam pencapaian swasembada pangan

khususnya padi dan jagung yang telah memperoleh hasil yang

menggembirakan dan akan dilanjutkan dengan Upaya Khusus menuju

swasembada daging sapi dengan adanya Upsus SIWAB (Upaya

Khusus Sapi Induk Wajib Bunting). Pada Hari Pangan Sedunia (HPS)

ke-36 tahun 2016 ini masyarakat diajak dan diperlihatkan hasil atau

capaian program pembangunan pertanian.Serta mensyukuri capaian

khususnya selama 2 tahun pemerintahan Kabinet Kerja.Dimana fokus

kabinet kerja pada sektor pertanian yaitu mewujudkan kedaulatan

pangan dan mensejahterakan petani.

10. Konferensi Pers Realisasi Musim Tanam Padi, Jagung dan Kedelai

Dalam jumpa pers tersebut Dirjen Tanaman memaparkan

perkembangan realisasi musim tanam 2014/2015 sampai dengan

Februari tahun 2016. Padi seluas 6.868.192 ha atau lebih rendah

417,734 ha dibanding musim tanam 2013/2014, jagung seluas

2.149.094 ha atau lebih rendah 25.415 ha dibanding musim tanam

2013/2014 dan kedelai seluas 183.846 ha atau lebih rendah 42.306 ha

dibanding musim tanam 2013/2014. Hasil juga menyampaikan data

angka sementara produksi padi, jagung, dan kedelai 2016.

Kementan menetapkan sasaran produksi padi sebesar 76.226.000 ton,

naik dari tahun 2015 sebesar 75.361.248 ton. Perkiraan produksi

tersebut didasarkan pada luas area tanam di tahun ini sebesar

14.314.742 ha, naik dari tahun lalu 14.115.475 ha.

Adapun sasaran produksi jagung tahun ini mencapai 24 juta ton pipilan

kering. Target produksi itu ditopang dengan luas panen sebesar 4,56

juta ha dan peningkatan produktivitas 51,4 kg/ha. Dibandingkan

realisasi produksi jagung tahun 2015 lalu sebesar 19,6 juta ton pipilan

kering, artinya pemerintah menargetkan kenaikan produksi sebesar

4,38 juta ton pipilan kering atau sebesar 22,38%.

Untuk komoditas kedelai, target kenaikan produksi tahun 2016 ini

mencapai 55,75% atau sebesar 536.901 ton. Untuk luas panen

ditaksir meningkat dari 613.885 ha menjadi 953.213 ha. Adapun

produktivitas diperkirakan meningkat sebesar 1,57 kg/ha dari 1,56

kg/ha.

Menyangkut alokasi subsidi benih tahun 2015, untuk padi hibrida seluas

3.940,000 ha (166.500 ton) , untuk padi hibrida seluas 100.000 ha

59

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

(1.500ton) untuk jagung hibrida seluas 100.000 ha (1.500 ton) dan

kedelai seluas 300.000 ha (15.000 ton).

Sedangkan data untuk serangan OPT utama, kekeringan, dan

kebanjiran pada lahan padi, jagung, dan kedelai dapat disampaikan

pada tanaman padi 2015 sampai dengan Februari 2015. Untuk

serangan OPT Utama yang terkena seluas 34.287 ha (1,38%) dan yang

puso seluas 44 ha (0,002%) dari luas tanam.

Untuk tanaman jagung dan kedelai yang terkena serangan masing-

masing seluas 2.146 ha atau 0,49% (jagung), 705 ha atau 0,12%

(kedelai) dan yang puso seluas 2 ha atau 0,0005% (jagung). Untuk

kondisi yang terkena banjir dapat disampaikan di pertanaman padi yang

terkena seluas 46.653 ha (1,87%), pusonya 9.126 ha (0,37 ha),

tanaman jagung seluas 777 ha (0,18%), puso 51 ha (0,01%) dan

kedelai seluas 119 ha (0,02%) pusonya 57 ha (0,01%).

Direktur Pengadaan Bulog (Wahyu) menyampaikan bahwa untuk tahun

2016, kita ditargetkan sesuai RKAP untuk bisa menyerap hingga sekitar

4 juta ton beras mulai bulan Maret, April, dan Mei 2016.

Pada waktu panen raya yang diperkirakan akan jatuh hingga tiga bulan

tersebut, dinilai sebagai waktu di mana harga beras lebih murah dari

biasanya atau setara dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Tahun ini Bulog ditargetkan melakukan pengadaan beras hingga 4 juta

ton yang diantaranya 3,2 juta ton untuk pelayanan publik (PSO) dan

800.000 ton beras komersil, pengadaan Gabah Kering Panen (GKP)

minimal sebesar 1,25 juta ton.

Terkait dengan waktu yang bersamaan dengan musim hujan saat ini,

Bulog memiliki strategi agar bisa melakukan pengadaan gabah dengan

volume besar melalui kerjasama dengan beberapa pihak, antara lain

dengan sejumlah BUMN yang memiliki mesin pengering berkapasitas

1.500 ton per hari.

Lalu ada pihak swasta yang memiliki fasilitas pengeringan berkapasitas

750 ton per hari, serta BUMD di Indramayu dan Sulawesi Selatan yang

memiliki fasilitas serupa dengan kapasitas 500 ton per hari. Total

adanya 2.750 ton kapasitas pengering yang dimiliki per hari saat ini.

Idealnya, Bulog harus memiliki mesin pengering dengan kapasitas

pengeringan 5.000 ton per hari.

11. Panen Jagung Hibrida BIMA 20-URI

Panen jagung hibrida dilaksanakan di areal penangkaran benih

kelompoktani sinar harapan di Labuhan Toposo Donggala Sulawesi

Tengah. Pada panen jagung ini Dirjen Tanaman Pangan memberikan

60

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

apreasiasi atas penangkaran benih ini dan diharapkan mampu

memenuhi kebutuhan benih jagung khususnya di Sulteng. Hal ini

sangat penting dalam mendukung upaya pemerintah untuk

mewujudkan “zero impor jagung”. Masyarakat Sulteng agar terus

berkontribusi dalam peningkatan produksi jagung ini.

Gubernur Sulteng, berkomitmen untuk menjadikan Sulteng sebagai

sentra benih jagung hibrida BIMA 20-URI. Sehingga ketersediaan benih

jagung di Sulteng dapat terpenuhi. Gubernur Sulteng juga berkomitmen

untuk meningkatkan luas areal tanam jagung yang akan disepakati

dalam waktu dekat dengan Bupati/Walikota se-Propinsi Sulawesi

Tengah.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Donggala juga menyatakan

komitmennya peningkatan produksi jagung. Semua masyarakat

Labuan Toposo tanam jagung, termasuk Kepala Desa.Bupati bersama

masyarakat di 16 kecamatan dan 158 desa mendukung penuh upaya

pemerintah untuk tidak impor jagung.

Acara panen tersebut dilanjutkan dengan melakukan gerakan tanam

jagung komposit di Kelompok Tani Sinar Harapan di Labuhan Toposo

Donggala.Penanaman dilakukan pada areal seluas 50 ha. Kemudian

dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara BULOG dengan

rangka pembelian jagung apabila harga di bawah HPP dengan syarat

kadar air maksimal 15% dan tidak berjamur. Penandatanganan MoU

tersebut disaksikan bersama oleh Dirjen Tanaman Pangan, Gubernur

Sulteng dan Bupati

12. Gerakan Tanam dan Panen JagungDalam Rangka Kedaulatan Pangan

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didampingi Gubernur Sulawesi

Utara Olly Dondokambey, Kasdam VII/Wirabuana Brigjen TNI

Supartodi dan Bupati Minahasa Utara Vonnie Aneke Panambunan

melakukan Gerakan Tanam dan Panen Jagung bersama Kementerian

Pertanian RI, TNI AD dan Pememerintah Provinsi Sulut dalam rangka

Kedaulatan Pangan di Minahasa Utara pada tanggal 26 Agustus 2016.

Panen Jagung dilaksanakan di lahan seluas 400 ha dan penanaman

jagung hibrida secara simbolis di lahan seluas 15.000 ha, di Desa

Tontalete, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara. Hadir pada

acara tersebut Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulut, Kapolres

Kabupaten Minahasa Utara, Danrem 131/Stg, Kasiter Rem

131/Stg, Paban Ster Mabes TNI AD, Dandim 1310/Btg, Babinsa

pendamping, KTNA Kabupaten Minahasa Utara

serta masyarakat/kelompoktani.

61

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Agenda ini merupakan salah satu wujud aktualisasi nyata dari

komitment kita bersama untuk terus memaajukan sektor pertanian dan

peternakan di bumi nyiur melambai ini sebagaimana yang telah

dituangkan dalam visi dan misi pembangunan daerah tahun 2016-2021

serta sejalan dengan program oprasi daerah selesaikan kemiskinan.

Dalam sambutanya Menteri Pertanian menyampaikan bahagia melihat

panen sudah meningkat, untuk panen jagung tahun lalu hanya 5.000 ha

sedangkan untuk tahun ini sampai dengan hari ini sudah mncapai 9.000

ha dan saya minta di akhir tahun mencapai 20.000 ha. Lebih lanjut

Mentan mengatakan bahwa tahun depan pemerintah akan menambah

bantuan 100.000 ha untuk Sulawesi Utara tetapi dengan syarat

produksi tahun ini meningkat” ujarnya. Disela-sela sambutanya Mentan

melakukan dialog dengan para petani, keluhan dari Ketua KTNA

Kabupaten Minahasa Utara yang mengatakan bahwa sulitnya

mendapat pupuk beberapa bulan ini, menanggapi hal tersebut, Mentan

meminta distributor pupuk di Sulawesi Utara untuk selalu menyedikan

pupuk untuk petani, “apabila ada distributor yang tidak mendistribusikan

pupuk kepada petani, izin distribusinya dicabut “tegasnya. Mentan juga

menyampaikan pesan Bapak Presiden kepada seluruh masyarakat dan

Petani bahwa Presiden memerintahkan agar Pemerintah harus

berpihak dan memnatu rakyat kecil, kita harus bantu mereka, dia

adalah saudara kita, jangan biarkan mereka menangis sendirian, kita

harus hadir ditengah mereka.

Sementara itu ditempat yang sama dalam sambutanya Bupati

Minahasa Utara menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting dan

strategis mengingat Kabupaten Minahasa Utara sedang giat-giatnya

melaksanakan pembangunan khususnya di sektor pertanian sebagai

implementasi visi pembangunan daerah yaitu Minahasa Utara menjadi

kabupaten agribisnis, pariwisata dan industri secara berkelanjutan di

tahun 2021.

Pada kesempatan itu pula Mentan menyerahkan bantuan secara

simbolis kepada para Petani yaitu : Motor Roda Tiga 28 unit, Traktor

Roda Dua 150 unit, Pompa Air 36 unit, Rice Transplanter 16 unit,

Combine Harvester Kecil 237 unit, Combine Hervester Sedang 90 unit,

Power Trhreser 30 unit, Cornsheler 480 unit, mengakhiri kunjungannya

di Provinsi Sulawesi Utara. Menteri Pertanian memimpin Rapat

KoordinasiPangan Mentan mempertanyakan kesanggupan dan

kesiapan para Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota terkait Luas Tambah

Tanam di masing-masing Kab/Kota selain itu Mentan mengatakan

petani jangan takut hasil produksi tidak terserap karena pihaknya sudah

62

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

bekerja sama dengan swasta yang berjanji menyerap 8 juta ton jagung

rakyat.

13. Gerakan Tanam Padi MT 2016/2017

Menteri Pertanian melakukan gerakan tanaman padi MT 2016/2017 di

laksanakan tanggal 17 Oktober 2016 dihamparan seluas 450 ha

dengan Kelompoktani Pendekar Desa Sukadame Kec. Pagelaran, Kab.

Pandeglang Banten.

Menteri Pertanian dalam kegiatan ini didampingi oleh Gubernur Banten,

Bupati Pandeglang, Danrem 06/04, Wakapolda, Anggota DPRD

Kab.Pandeglang, Direktur Serealia dan Sekretaris Ditjen Tanaman

Pangan beserta seluruh jajaran SKPD Provinsi Banten dan Kabupaten

Pandeglang.

Pencanangan Gerakan Tanam Padi Musim Tanam ini dilakukan

dihamparan seluas 450 ha dengan menggunakan benih varietas

ciherang dan IPB.

Menteri Pertanian mengucapkan terima kasih kepada seluruh peta

yang ada di negeri ini karena produksi kita meningkat menjadi 2 juta

ton, dan itu adalah hasil dari kerja keras kita semua.

Mentan juga menbandingkan negara Singapura yang luas negaranya

sangat kecil dibanding Banten, dan saat negara Singapura bisa maju

karena mereka bekerja lebih lama daripada penduduk di negeri ini.

Mentan juga mengingatkan para wartawan untuk tidak berhenti

memberitakan kemajuan yang telah dicapai seperti harga beras tahun

ini Rp7.400/kg sedangkan tahun lalu di tanggal yang sama masih

Rp9.000/kg, tahun lalu kita impor bawang dan sekarang tidak, impor

jagung turun 60% dan masih banyak yang lainnya.

Dalam dialognya dengan beberapa petani, Menteri Pertanian

memberikan bantuan tambahan kepada petani langsung berupa

combaine harvester, traktor dan alat pengolah kompos untuk menjadi

pupuk organik

Disamping bantuan-bantuan lainnya disampaikan juga oleh para petani

bahwa kurang baiknya irigasi serta jalan yang masih banyak kerusakan

itu masih menjadi kendala besar yang berefek harga gabah masih

dibawah HPP.

14. Percepatan Musim Tanam Padi dan Bantuan Alsintan

Menteri Pertanian dan Ketua MPR RI melakukan kunjungan kerja di

Desa Baktirasa, Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan pada

tanggal 30 Desember 2016. Kunjungan ini dalam rangka percepatan

musim tanam padi. Dalam kunjungan ini juga dilaksanakan penyerahan

63

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

bantuan alat mesin pertanian(alsintan) untuk petani di Lampung

Selatan dengan bantuan ini berupa handtraktor roda dua sebanyak 27

unit, traktor roda 4 sebanyak 2 unit, rice transplanter 5 unit dan hand

sprayer 265 unit.

Mentan mengatakan bantuan yang diserahkan tersebut merupakan

upaya Kementerian Pertanian untuk mendorong gerakan percepatan

tanam musim rending di wilayah Provinsi Lampung, khususnya di

Kabupaten Lampung Selatan. Dengan harapan dapat meningkatkan

produktivitas padi sawah, terutama Kabupaten Lampung Selatan

merupakan salah satu lumbung padi nasional. “bantuan yang kami

berikan ini merupakan salah satu upaya peningkatan produktivitas padi

untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Untuk itu Mentan

mendorong terus percepatan tanam. Pada kesempatan itu juga

Mentan, Ketua MPR RI, Bupati Lampung Selatan dan Kasdam

Sriwijaya, Anggota DPD RI melakukan tanam padi menggunakan alat

Rice Transpalter. Dengan alat itu petani bisa menanam padi 1 ha hanya

dalam waktu 2-3jam saja, sehingga lebih efektif dan murah ongkos

produksi. Terakhir Mentan berpesan agar penggunaan alat haruslah

diimbangi dengan pemeliharaanya sehingga alat tersebut dapat terus

digunakan sehingga percepatan tanam bisa lebih optimal.

Setelah melaksanakan dialog Mentan beserta rombongan menuju

lokasi pengemukkan sapi di PT Juang Jaya tidak jauh dari lokasi

tanam. Mentan berharap pihak perusahaan bisa membina para

peternak sapi lokal atau melakukan transfer khowledge terhadap

masyarakat sekitar sehingga masyarakat sekitar juga sudah bisa

mengembang biakan sapi sendiri.

Hari kedua kunjungan kerja Menteri pertanian melakukan panen raya

padi Gadu Model dan percepatan tanam padi di kota Metro bersama

Ketua MPR RI, Walikota Metro, Kasdam Sriwijaya, Setda Provinsi

Lampung. Mentan dan rombongan melihat para petani sudah bisa

menggunakan rice transplater dengan baik. Dalam waktu kurang dari 5

menit lahan yang disiapkan sudah tertanami semua.

Usai melakukan tanam Mentan dan Ketua MPR RI melakukan panen

padi menggunakan Combine Harvester. Dengan menggunakan

Combine Harvester Mentan berharap lahan yang sudah terpanen bisa

cepat diolah kembali sehingga lahan tersebut dapat lebih produktif.

Dalam sambutannya Mentan berharap dengan semua bantuan yang

diberikan Kementerian Pertanian dapat mendorong Swasembada

Pangan Nasional bahkan menuju Indonesia sebagai Lumbung Pangan

Dunia 2045.

64

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

15. Mendampingi Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI

Mendampingi Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI ini dilaksanakan di

Provinsi Lampung, diawali dialog dengan para petani ubi kayu yang

pada saat ini merasakan sangat dirugikan dengan harga jual ubi kayu

yang sangat rendah. Dari hasil dialog tersebut antara lain, Anggota

Komisi IV DPR RI, sepakat akan membawa persoalan harga ubi kayu

ini dalam Rapat Kerja DPR RI dalam waktu dekat, sehingga petani ubi

kayu akan mendapat keuntungan yang lebih baik, mengingat urusan

harga ini berkaitan dengan beberapa lembaga/instansi terkait.

Lokasi kunjungan berikutnya, Komisi IV DPR RI bersama Direktur

Jenderal Tanaman Pangan adalah mengunjungi kelompok P3A Tirto

Makmur di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, dimana di

lokasi ini telah dibangun Jaringan Irigasi Tersier (JIT), sepanjang 585

m2, sehingga saat ini para petani di Desa Rejomulyo ini telah

melaksanakan pertanaman 3 kali dalam setahun (IP-3), dengan

varietas yang ditanam adalah Ciherang dan hasil produktivitas nya

sebesar 7,6 ton/ha. Dalam dialog dengan para petani di lokasi ini,

Komisi IV DPR-RI meminta agar jaringan yang telah dibangun ini dijaga

dengan baik, sehingga akan memberikan manfaat bagi para

penggunanya. Selain itu, para petani meminta bantuan hand traktor

serta bantuan sapi untuk mengembangkan pupuk organik/kompos.

16. Peningkatan Tata Naskah Dinas dan Ketatausahaan

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, maka peran aparatur negara

sebagai abdi masyarakat begitu penting karena penilaian masyarakat

terhadap keberhasilan unit kerja adalah apabila unit kerja tersebut

memberikan pelayanan yang cepat, tepat, terbuka dan mudah

dilaksanakan.

Perangkat lunak yang digunakan sebagai pedoman dalam bekerja

adalah aturan norma, sistem dan prosedur dibidang administrasi. Untuk

mewujudkan administrasi yang tertib dan teratur perlu dilakukan dalam

peningkatan tata naskah dinas.

Peningkatan tata naskah dinas diperlukan guna menunjang kemudahan

dan kelancaran pemerintah di bidang administrasi, antara lain dalam

hal penggunaan blanko surat, blanko surat keputusan dan lain-lain.

Tata naskah dinas merupakan salah satu unsur sarana komunikasi,

penyediaan data kedinasan yang sangat mendukung dalam

melaksanaan tugas sehari-hari dan fungsi pada unit kerja. Pemerintah

selalu berusaha secara terus-menerus memperbaiki kinerja sesuai

dengan tuntutan masyarakat dan perubahan-perubahan yang harus

dilakukan dalam rangka reformasi birokrasi, Standar Operating

65

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Prosedur (SOP) merupakan salah satu syarat yang harus dibuat oleh

suatu unit organisasi sesuai dengan tupoksi masing-masing.

Peranan tata naskah dinas sangat menentukan dalam pertumbuhan

dan perkembangan suatu organisasi secara keseluruhan. Segenap

rangkaian mencatat, menghimpun, mengolah, mengagandakan,

mengirim dan menyimpan bahan keterangan dalam setiap kerja sama

yang diatur dari sekelompok kerja manusia untuk mencapai tujuan

tertentu.

Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan

Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Bahasa yang digunakan di

dalam naskah harus, jelas, tepat, dan menguraikan maksud, tujuan,

serta isi naskah. Untuk itu, perlu diperhatikan pemakaian kata dan

kalimat dalam susunan yang baik dan benar, sesuai dengan kaidah tata

bahasa yang berlaku, yaitu Tata Bahasa Baku Indonesia dan Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Ejaan yang digunakan didalam naskah

adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang ditetapkan dengan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2009 tentang Ejaam

Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

birokrasi Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas

Instansi Pemerintah, sebagai acuan pengolahan Tata Naskah Dinas

setiap unit kerja yang ada dilingkungan Kementerian Pertanian.

Dengan demikian, diharapkan akan dapat menciptakan kelancaran

komunikasi tulis, keseragaman, kerapihan, dan ketertiban dalam

penyusunan format Naskah Dinas yang efektif dan efisien dilingkungan

Kementerian Pertanian.

Tujuan

c. Menciptakan kelancaran komunikasi tertulis yang berhasil guna dan

berdaya guna dalam penyelenggaraan pemerintah umum dan

pembangunan;

d. Memberikan pelayanan yang menjangkau keseluruhan bagian di

lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan berfungsi

sebagai pusat informasi kantor dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat yang memerlukan;

e. Mendukung pelaksanaan tugas sebagai aparatur pemerintah dan

melayani masyarakat;

Sasaran

a. Tercapainya kesamaan pengertian, bahasa dan penafsiran

penyelenggaraan tata naskah dinas seluruh instansi pemerintah

66

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Pusat dan Daerah dan keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas

dengan unsur lainnya dalam lingkup administrasi umum.

b. Adanya efisiensi, efektifitas dan ketertiban dalam penyelenggaraan

tata usaha/administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan.

c. Terwujudnya sistem penataan arsip, pengaturan dan penyimpanan

arsip secara logis dan sistematis menggunakan nomor, huruf atau

kombinasi nomor dan huruf sebagai identitas arsip.

17. Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tahun 2016

Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tahun 2016,

dilaksanakan pada tanggal 5 s.d 7 September 2016 di Hotel Resort

Prima Cipayung Bogor. Hasil pelatihan sebagai berikut:

a. Dalam rangka memberikan pelayanan yang maksimal kepada

pimpinan, meliputi pelayanan sarana dan fasilitas perkantoran

kepada pimpinan, dalam pelaksanaan tugas bidang ketatausahaan

khususnya petugas-petugas yang membidangi teknisi listrik/mesin,

laboratorium, perawat, pemeliharaan bangunan dan pemeliharaan

telepon yang dalam pelaksanaan tugasnya sangat riskan dan

mengandung resiko dibandingkan pekerjaan lainnya. Pelatihan ini

dilaksanakan dilingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

untuk memperlancar pelaksanaan tugas sehari-hari. Oleh karena itu

diperlukan adanya bimbingan/pelatihan kepada petugas tersebut

melalui bimbingan teori dan praktek sehingga dapat meningkatkan

keselamatan, keamanan dan kenyamanan dalam melaksanakan

pekerjaan sehingga menghasilkan pekerjaan yang memuaskan dan

terjamin keselamatan bagi petugas yang melaksanakannya.

b. Tujuan terwujudnya sistem/tatacara pelayanan yang baik dan

benar, memberikan pelayanan standar kepada pimpinan, dan

adanya penilaian positif atas pelayanan yang dilakukan.

c. Sasaran: Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya pelayanan

kepada pimpinan secara maksmimal dan tersedianya petugas

tehnisi kelistrikan/mesin, laboratorium dan perawat yang memiliki

keterampilan dan kemampuan yang handal.

d. Keluaran yang dihasilkan: meningkatnkan kemampuan dan

keterampilan petugas teknis kelistrikan dan mesin, perawat,

laboratorium dalam memberika pelayanan kepada pimpinan dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari, dalam pelaksanaan pekerjaan dapat

dijamin keselamatan, aman dan nyaman, resiko kecelakaan dalam

pelaksanaan pekerjaan semakin kecil.

67

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Tanaman Tanaman Tanaman

Pangan Pangan Pangan

1 Januari 102,55 103,94 125,31 129,39 122,20 124,49

2 Februari 102,23 103,31 125,08 128,80 122,35 124,67

3 Maret 101,32 100,69 124,81 126,60 123,18 125,73

4 April 101,22 98,68 124,18 123,61 122,68 125,26

5 Mei 101,55 98,66 124,70 123,74 122,80 125,42

6 Juni 101,47 98,74 125,18 124,46 123,37 126,05

7 Juli 101,39 98,21 125,78 124,57 124,06 126,85

8 Agustus 101,56 98,12 126,16 124,59 124,22 126,98

9 September 102,02 98,53 127,07 125,49 124,56 127,36

10 Oktober 101,71 98,57 126,79 125,64 124,66 127,47

11 Nopember 101,31 98,17 127,13 126,07 125,49 128,42

12 Desember 101,49 98,18 127,81 126,58 125,94 128,92

101,65 99,48 125,83 125,80 123,79 126,47 Rata-rata

No. Uraian

Pertanian

Nilai Tukar Petani (NTP)

Pertanian Pertanian

Indeks Harga

Diterima Petani (IT)

Indeks Harga

Dibayar Petani (IB)

PELAKSANAAN KEGIATAN

EVALUASI DAN PELAPORAN

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat

tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga

menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa

yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP,

secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

NTP belum dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya atas

kesejahteraan petani, tetapi sampai saat ini NTP masih merupakan

salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan petani. NTP

dihitung dengan cara membandingkan antara indeks harga yang

diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang

dinyatakan dalam persen. Data NTP menggunakan tahun dasar

2007=100, dan mulai November 2013 terjadi penggantian tahun dasar

menjadi 2012=100.

Tabel 20. Nilai Tukar Petani (NTP) Sektor Pertanian dan Subsektor

Tanaman Pangan Tahun 2016

Sumber: BPS (diolah)

NTP sektor pertanian secara nasional pada Desember 2016 sebesar

101,49 naik 0,18% dibandingkan NTP November 2016 sebesar 101,31.

Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,53%, lebih besar dibandingkan

kenaikan Ib sebesar 0,36%. Sementara NTP subsektor tanaman

pangan (NTPP) pada periode yang sama juga mengalami kenaikan

sebesar 0,01%, dari 98,17 pada November 2016 menjadi 98,18 pada

Desember 2016. Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,40%, lebih besar

dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,39%.

V

68

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2. Harga Kebutuhan Pokok

Fluktuasi rata-rata harga kebutuhan pokok antar triwulan tahun 2016

cukup bervariasi, terendah Rp7,5 ribu pada komoditi minyak goreng

curah dan tertinggi Rp113,9 ribu pada komoditi daging sapi. Fluktuasi

rata-rata harga pokok pada komoditas tanaman pangan kedelai lokal

Rp16,04 ribu, beras medium Rp14,16 ribu.

Tabel 21. Rata-Rata Harga Kebutuhan Pokok Tahun 2016 (Rp000)

Rata-rata harga kebutuhan pokok tertinggi terjadi pada triwulan IV,

sedangkan terendah terjadi pada triwulan II. Kenaikan rata-rata harga

pada triwulan IV terjadi karena meningkatnya permintaan menjelang

hari raya natal dan tahun baru pada bulan Desember.Komoditas

dengan kenaikan tertinggi rata-rata harga pada triwulan IV, antara lain:

Cabe merah keriting, daging sapi, dan cabe merah biasa

3. Penyusunan Angka Sementara 2015 dan Angka Prognosa 2016

Rapat Koordinasi Penyusunan Angka Sementara 2015 dan Angka

Prognosa 2016, dengan hasil sebagai berikut:

a. Data produksi tanaman pangan meliputi tujuh komoditas utama

yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu

dan ubi jalar, yang setiap tahun dipublikasikan oleh Pemerintah

(BPS) berupa Angka Ramalan (ARAM), Angka Sementara (ASEM)

dan Angka Tetap (ATAP). Data tersebut selain berfungsi sebagai

bahan evaluasi kinerja pembangunan, juga sebagai bahan

masukan untuk penyusunan kebijakan pembangunan

b. Dalam rangka pengelolaan data produksi tanaman pangan secara

baik, diselenggarakan forum pembahasan data produksi tanaman

pangan secara bersama-sama antara jajaran Kementerian

69

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Pertanian dan Badan Pusat Statistik. Forum pembahasan data

produksi tanaman pangan sangat penting dalam menghasilkan data

yang berkualitas dan akuntabel, sekaligus untuk menjalin

komunikasi sehingga tercipta pemahaman yang sama terhadap

data yang dihasilkan

c. Membahas dan menyusun Angka Sementara (ASEM) Tahun 2015

dan Angka Prognosa Tahun 2016 Produksi Tanaman Pangan,

meliputi luas panen, produktivitas dan produksi padi dan palawija

serta mengukur pencapaian produksi komoditas utama tanaman

pangan terhadap target produksi yang ingin dicapai, dan

pencapaian kinerja pembangunan tanaman pangan dibanding

tahun sebelumnya

d. Merumuskan permasalahan yang dihadapi oleh setiap provinsi

beserta upaya pemecahannya dalam pencapaian dan peningkatan

produksi tanaman pangan

e. Produksi tahun 2015 (Pra ASEM) padi 75,34 juta ton gabah kering

giling (GKG), jagung 19,61juta ton pipilan kering, kedelai 960.680

ton biji kering, kacang tanah 604.965ton biji kering, kacang hijau

270.378 ton biji kering, ubikayu 21,74juta ton umbi basah, dan

ubijalar 2,26juta ton umbi basah

f. Produksi tahun 2015 (Pra ASEM) apabila dibandingkan dengan

produksi tahun 2014 (ATAP), padi naik 4,49 juta ton GKG (6,35%),

jagung naik597.063ton pipilan kering (3,14%), kedelai naik5.683 ton

biji kering (0,60%), kacang tanah turun33.931ton biji kering (5,31%),

kacang hijau naik 25.789ton biji kering (10,54%), ubi kayu

turun1,69juta ton umbi basah (7,23%), ubi jalar turun 123.904ton

umbi basah (5,20%)

g. Prakiraan produksi tahun 2016 (Pra Angka Prognosa 2016) padi

75,11 juta ton GKG, jagung 20,86juta ton pipilan kering, kedelai

971.785 ton biji kering, kacang tanah 593.340ton biji kering, kacang

hijau 255.379 ton biji kering, ubikayu 22,68juta ton umbi basah, dan

ubijalar 2,23juta ton umbi basah

h. Provinsi yang mengalami peningkatan produksi padi Pra ASEM

2015 terhadap ATAP 2014 meliputi 22 provinsi dan 12 provinsi

menurun. Provinsi dengan peningkatan terbesar terjadi di 7

provinsi, yaitu: Jawa Tengah (1,65 juta ton), Jawa Timur (757.918

ton), Sumatera Selatan (577.487 ton), Aceh (510.984 ton),

Sumatera Utara (408.348 ton), Lampung (321.831 ton), NTB

(300.755 ton)

70

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

i. Produksi Jagung Pra ASEM 2015 terhadap ATAP 2014 mengalami

kenaikan di 17 provinsi (Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Jateng,

Jatim, Banten, NTB, NTT, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulsel, Sultra,

dan Maluku), dan 17 provinsi lainnya mengalami penurunan

j. Provinsi yang mengalami kenaikan produksi kedelai Pra ASEM

2015 terhadap ATAP 2014 sebanyak 13 provinsi (Sumut, Sumsel,

Jateng, Banten, NTB, NTT, Kalsel, Kaltim, Kaltara, Sulsel, Sultra,

Sulbar, Maluku, dan Papua Barat) sedangkan 19 provinsi

mengalami penurunan

k. Evaluasi kegiatan statistik pertanian (SP) dan survei ubinan, antara

lain:

Realisasi pemasukan dokumen SP Padi mencapai 98,78% dari

target, dan realisasi pemasukan dokumen SP Palawija mencapai

97,52% dari target

Pelaksanaan ubinan bersama padi di 28 Provinsi sebesar

53,52%. Provinsi yang telah melaksanakan ubinan bersama

diatas 70%, meliputi: Bali 95%, Sumsel 82%, Sulteng 78%, dan

Jambi 73%

Pada periode tahun 2012-2014, rata-rata pemasukan dokumen

SP Alsintan hanya 54,54%

Data luas tanaman pangan yang dibudiyakan di lahan hutan

sangat dibutuhkan oleh pembuat kebijakan. Namun, data

tersebut tidak tersedia dalam SIMTP. Oleh karena itu, Dinas

Pertanian diminta melaporkan rekapitulasi luas tanaman pangan

yang dibudidayakan di lahan kehutanan.

l. Pedoman pengumpulan data tanaman pangan mengalami

beberapa perubahan pada tahun 2016 sesuai program pemerintah.

Untuk itu, diperlukan sosialisasi dan atau refreshing pedum baru

tersebut.

m. Pengadaan alat ubinan tahun 2015 menggunakan spesifikasi

terbaru tidak dapat dilakukan secara optimal karena kendala teknis,

antara lain: Pengadaan tidak bisa dilakukan melalui e-katalog

karena tidak memenuhi persyaratan jumlah penyedia jasa,

komunikasi antara Dinas dan BPS Provinsi dirasa masih kurang,

serta keterlambatan proses pengadaan di sejumlah provinsi

sehingga pengadaan batal dilaksanakan.

n. Data luas tanam bulan Januari 2016 hasil Pokja UPSUS melalui

SMS center agar dilaporkan dan dikoordinasikan kepada BPS

dalam penyusunan data SP bulan Januari 2016, serta dilaporkan

71

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

sesegera mungkin paling lambat tanggal 5 Februari 2016 secara

lengkap dari seluruh kecamatan.

o. Hasil Survey Konversi Gabah Kering Panen (GKP) ke Gabah

Kering Giling (GKG), dan GKG ke beras yang dilakukan oleh

Kementan dan BPS-RI tahun 2012 akan diterapkan pada bulan Juli

2016.

p. Berkaiatan dengan upaya perbaikan kualitas data, pada bulan Juli

2016 BPS-RI akan merilis data SP-Padi yang dikoreksi dan hasil

backcasting produksi padi.

q. Beberapa provinsi menyatakan akan melakukan perbaikan data Pra

ASEM 2015, Padi: Jambi, NTT, Sumut, dan Sulteng; Jagung: Sulut

dan NTT; Kedelai: NTT, Kaltara, Sulsel, dan Sulteng.

r. Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota agar

mensosialisasikan seluruh program dan kegiatan UPSUS

peningkatan padi, jagung dan kedelai kepada BPS provinsi,

kabupaten/kota dan kecamatan dan bersinergi dalam melakukan

pengawalan program, dan pendataan luas panen dan berkoordinasi

aktif dengan BPS dalam melakukan ubinan bersama.

4. Penyusunan Buku Angka Prakiraan Produksi Tanaman Pangan Tahun

2016

Penyusunan Buku Angka Prakiraan Produksi Tanaman Pangan Tahun

2016 bertujuan untuk mempublikasikan angka Prakiraan Produksi

Tanaman Pangan Tahun 2016.Prakiraan produksi tanaman pangan

sebelumnya dikeluarkan oleh Badan Pusat Statisik (BPS) secara

regular yaitu Angka Ramalan I (ARAM I), Angka Ramalan II (ARAM II)

dan Angka Sementara (ASEM), mulai tahun 2016 BPS tidak

menerbitkan lagi.Namun mengingat Angka Ramalan Statistik Produksi

Tanaman Pangan sangat penting untuk menyusun kebijakan, maka

perlu disusun buku Produksi Tanaman Pangan 2016. Selain prakiraan

angka produksi tujuh komoditas tanaman pangan (padi, jagung,

kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar), juga

disusun angka luas panen dan produktivitas yang disajikan menurut

provinsi secara series dari tahun 2012-2016, maupun rekapitulasi

secara nasional yang dirinci berdasarkan sub round.

Data yang tersaji pada buku tersebut secara nasional sebagai berikut:

produksi padi sebanyak 79,14 juta ton, gabah kering giling (GKG)

tahun 2016 atau mengalami kenaikan sebanyak 3,74 juta ton (4,97%)

dibanding tahun 2015; produksi jagung sebanyak 23,16 juta ton pipilan

kering tahun 2016, mengalami kenaikan sebanyak 3,55 juta ton

(18,11%) di banding tahun 2015; produksi kedelai tahun 2016 sebanyak

72

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

885,58 biji kering mengalami penurunan sebanyak 77,61 ribu ton

(8,06%) dibanding tahun 2015; produksi kacang tanah sebanyak

560,94 ribu ton biji kering tahun 2016, mengalami penurunan sebanyak

44,51 ribu ton (7,35%) dibanding tahun 2015; produksi kacang hijau

sebanyak 279,13 ribu ton biji kering tahun 2016 mengalami

peningkatan sebanyak 7,67 ribu ton (2,63%) dibanding tahun 2015;

produksi ubi kayu sebanyak 20,64 juta ton umbi basah tahun 2016,

mengalami penurunan sebanyak 1,16 juta ton (5,34%) dibanding tahun

2015 dan produksi ubi jalar sebanyak 2,08 juta ton umbi basah tahun

2016, mengalami penurunan sebanyak 213,98 ribu ton (9,31%)

dibanding tahun 2015.

Angka prakiraan tersebut merupakan hasil pembahasan pada Rakor

Penyusunan Prakiraan Produksi Tanaman Pangan Tahun 2016 yang

diselenggarakan pada tanggal 5 s.d 7 Oktober 2016 di Hotel Santika

Premier DI Yogyakarta, yang dibuka oleh Direktur Jenderal Tanaman

Pangan yang dihadiri oleh para penanggungjawab kegiatan UPSUS

Provinsi lingkup Kementerian Pertanian, Kepala Bidang Produksi

Tanaman Pangan atau Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan

se-Indonesia dan Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi se-

Indonesia.

5. Rapat Koordinasi Nasional Penyusunan Angka Ramalan II 2016

Produksi Tanaman Pangan

Rapat Koordinasi Nasional Penyusunan Angka Ramalan II 2016

Produksi Tanaman Pangan dilaksanakan pada tanggal 5 s.d 7 Oktober

2016, di Hotel Santika, Yogyakarta.

Pokok-pokok rumusan dan kesimpulan rapat koordinasi sebagai

berikut:

a. Prakiraan produksi tahun 2016 (Pra ARAM II 2016) padi 79,14 juta

ton GKG, jagung 23,16juta ton pipilan kering, kedelai 885.575 ton

biji kering, kacang tanah 560.940ton biji kering, kacang hijau

279.132 ton biji kering, ubikayu 20,64juta ton umbi basah, dan

ubijalar 2,08juta ton umbi basah.

Dibandingkan dengan produksi tahun 2015 (ATAP), padi

naik3,74juta ton (4,97%), jagung naik 3,55 juta ton (18,11%),

kacang hijau naik 7.669ton (2,83%), sedangkan kedelai turun77.608

ton (8,06%), kacang tanah turun 44.509 ton (7,35%), ubi kayu turun

1,16 jutaton (5,34%), ubi jalar turun 213.980ton (9,31%).

b. Provinsi yang mengalami kenaikan produksi padi Pra ARAM II 2016

terhadap ATAP 2015 meliputi 21 provinsi dan 13 provinsi menurun.

73

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Provinsi dengan kenaikan tertinggi: Sumatera Selatan (926.538

ton), Jawa Barat (776.369 ton), Sulawesi Selatan (419.605 ton),

Lampung (405.162 ton), dan Jawa Timur (385.983 ton). Provinsi

dengan penurunan terbesar: NTB (315.572 ton), NTT (94.590 ton),

Kalimantan Timur (79.889 ton), Jawa Tengah (58.958 ton), dan

Kalimantan Tengah (48.107 ton).

c. Provinsi yang mengalami kenaikan produksi jagung Pra ARAM II

2016 terhadap ATAP 2015 meliputi 30 provinsi dan 3 provinsi

menurun. Provinsi dengan kenaikan tertinggi: Jawa Barat (574.679

ton), Sulawesi Selatan (421.970 ton), Jawa Tengah (347.717 ton),

Sumatera Selatan (335.880 ton), dan NTB (289.639 ton). Provinsi

yang mengalami penurunan: NTT (21.046 ton), Maluku Utara (3.164

ton), dan Papua (1.266 ton).

d. Provinsi yang mengalami kenaikan produksi kedelai Pra ARAM II

2016 terhadap ATAP 2015 meliputi 16 provinsi dan 17 provinsi

menurun. Provinsi dengan kenaikan tertinggi: Kalimantan Selatan

(11.975 ton), Sulawesi Utara (10.698 ton), Sumatera Selatan (8.498

ton), Sulawesi Tenggara (3.557 ton), dan Sulawesi Tangah (2.712

ton). Provinsi dengan penurunan terbesar: Jawa Timur (46.877 ton),

Aceh (24.404 ton), Jawa Tengah (19.103 ton), NTB (14.099 ton),

Jawa Barat (7.030 ton).

e. Faktor pendukung peningkatan produksi padiPra ARAMII 2016

terhadap ATAP 2015 adalah peningkatan luas panen seluas

919.098 ha (6,51%).

Faktor pendukung peningkatan produksi jagung Pra ARAM II 2016

terhadap ATAP 2015 adalah peningkatan luas panen seluas

597.143 hektar (15,77%) dan peningkatan produktivitas sebesar

1,05 ku/ha (2,03%).

Faktor penyebab penurunan produksi kedelaiPra ARAM II 2016

terhadap ATAP 2015 adalah penurunan luas panen seluas 26.064

ha (4,24%) dan penurunan produktivitas sebesar 0,62 ku/ha

(3,98%).

Peningkatan luas panen pada komoditas padi dan jagung, didukung

oleh peningkatan luas tanam karena adanya kegiatan UPSUS

tahun 2016.

Penurunan luas panen kedelai disebabkan oleh: kondisi iklim La-

Nina yang tidak kondusif, berkurangnya minat petani, harga yang

tidak kompetitif, dan berkurangnya kegiatan peningkatan produksi

karena penghematan anggaran.

74

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

f. Upaya perbaikan kualitas data produksi padi yang telah dan akan

dilakukan antara lain: (1) data luas tanam/luas panen menggunakan

metode Kerangka Sampel Area (KSA), mengkaji kemungkinan

penggunaan data citra satelit, dan survei luas panen dan luas lahan

tanaman pangan; (2) data produktivitas, antara lain: penerapan

angka konversi GKP ke GKG hasil survei tahun 2012 yang akan

disertai backcasting 10 tahun, melakukan kajian bersama tata cara

ubinan padi Jarwo sebelum diterapkan; (3) penyempurnaan

metodologi survei ubinan.

6. Rapat Koordinasi Data Pangan

Rapat Koordinasi Data Pangan dilaksanakan tanggal 3 November 2016

di RR.Anggota IV BPK-RI.Dengan hasil sebagai berikut:

a. BPK RI melakukan pemeriksaan kinerja atas prosedur perhitungan

produksi padi pada Kementerian Pertanian dan BPS. Pemeriksaan

tersebut diarahkan untuk memberikan penilaian atas kehandalan

Metodologi dan Data yang dihasilkan, salah satu hasil pemeriksaan

mengindikasikan bahwa data luas lahan dan produksi tidak akurat.

Hal tersebut akan berdampak terhadap penyediaan/pengalokasian

anggaran yang kurang efisien

b. Ketidak akuratan data tersebut antara lain disebabkan terjadinya

konflik kepentingan di daerah, sehingga solusi utamanya adalah

pelimpahan tugas perhitungan produksi dari Kementan kepada

BPS agar lebih indefenden (satu data) selaras dengan arahan

Presiden

c. Perlu disusun Peraturan Pemerintah baru untuk merevisi Instruksi

Bersama Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Kepala BPS

Nomor SK 47/DPP/XI/1972 tanggal 20 November 1972 tentang

pelaksanaan Kerjasama Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian

Data Antara BPS dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

7. Rapat Penetapan Target Luas Tambah Tanam Harian Tahun 2017

Rapat Penetapan Target Luas Tambah Tanam Harian Tahun 2017,

dilasanakan tanggal 3 November 2016 di Pusdatin, Setjen, Kementan.

Pokok-pokok pembahasan adalah sebagai berikut:

a. Target luas tanam padi, jagung, kedelai, cabai, dan bawang merah

Tahun 2017:

Target luas tanam padi harian tahun 2017 (Jan-Des 2017) seluas

52.493 ha

Target luas tanam jagung harian tahun 2017 (Jan-Des 2017)

seluas 15.745 ha

75

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Target luas tanam kedelai harian tahun 2017 (Jan-Des 2017)

seluas 2.096 ha

Target luas tanam cabai harian tahun 2017 (Jan-Des 2017)

seluas 940 ha

Target luas tanam bawang merah harian tahun 2017 (Jan-Des

2017) seluas 410 ha

b. Perhitungan target program SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting)

2017: Target SIWAB harian tahun 2017 (Jan-Des 2017) seluas 410

ha

c. Perhitungan target tanam harian berdasarkan target bulanan yang

dirata-ratakan per hari.

d. Target tanam padi tahun 2017 (Jan-Des 2017) meningkat 20%

dibandingkan realisasi tahun 2016 (Jan-Des 2016).

e. Target luas tanam bulanan tebu tahun 2017 sedang diselesaikan

oleh Ditjen Perkebunan

Tabel 22. Target Luas Tanam Padi, Jagung, Kedelai, Cabai, Bawang

Merah Dan SIWAB Tahun 2017

Keterangan:

- Target tanam harian tertinggi untuk komodias padi terjadi pada bulan Desember 2017, seluas

98.577 ha

- Target tanam harian tertinggi untuk komodias jagung terjadi pada bulan Desember 2017,

seluas 45.693 ha.

76

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

8. Workshop Aplikasi SIMONEV Program Kegiatan APBN Ditjen Tanaman

Pangan Tahun 2016

Workshop Aplikasi SIMONEV Program Kegiatan APBN Ditjen Tanaman

Pangan Tahun 2016, dengan rumusan sebagai berikut:

a. Pembangunan monev kinerja penganggaran memiliki

fungsiAkuntabilitas (membuktikan dan mempertanggungjawabkan

kepada masyarakat atas penggunaan anggaran yang dikelola

kementerian/lembaga bersangkutan),dan peningkatan Kualitas

(mempelajari faktor-faktor yang menjadi pendukung atau kendala

atas pelaksanaan RKA-K/L sebelumnya bagi upaya peningkatan

kinerja di tahun-tahun berikutnya).

b. Aplikasi SMART/SIMONEV memiliki beberapa manfaat, antara lain:

Memudahkan K/L dalam melakukan monitoring capaian kinerja

atas pelaksanaan RKA-K/L tahun anggaran berjalan setiap saat

dan melaporkan kondisi/keadaan (progress/kendala) yang

dihadapi oleh KPA atas pelaksanaan kegiatan RKA-K/L kepada

atasan langsungnya (kantor pusat ) secara on line setiap saat

Meningkatkan kinerja K/L dalam pengelola anggaran yang lebih

baik, karena evaluasi kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L tahun

anggaran sebelumnya merupakan umpan balik (feedback) untuk

meningkatan kualitas perencanaan tahun anggaran yang akan

datang (quality of spending) menjadi lebih baik

Bahan pertimbangan penerapan sistem ganjaran dan sanksi

dalam penetapan pagu anggaran Kementerian/Lembaga.

c. Peserta yang mewakili satker yang hadir akan berkomitmen untuk

mengisi Simonev yang telah terintegrasi dengan aplikasi PMK

249/2011.Dalam mengisi realisasi fisik kegiatan, Pejabat/Petugas

Monev berkoordinasi dengan pelaksana teknis kegiatan.

d. Untuk mengisi progres kegiatan utama pembangunan tanaman

pada aplikasi menggunakan pedoman pengukuran realisasi fisik

sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan. Untuk kegiatan layanan

perkantoran yang dilaksanakan selama satu tahun (12 bulan)

menggunakan rumus (1/12 x 100%) per bulan sedangkan untuk

kegiatan diluar itu menggunakan rumus realisasi dibagi dengan

pagu anggaran.

e. Berdasarkan informasi dari Ditjen Anggaran, aplikasi SMART masih

dapat diakses untuk memperbaiki pengisian output 2015.

77

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

f. Keterlambatan menginput realisasi fisik untuk output berupa

dokumen laporan disebabkan petugas daerah belum memahami

bukti laporan yang dimaksud.

g. Kedepan sedang dirancang pengembangan SMART dengan

OMSPAN (Ditjen Perbendaharaan) dan diharapkan dapat

menjawab kebutuhan masyarakat dari apek implementasi, aspek

manfaat dan aspek konteks.

h. Tindak Lanjut dari pelaksanaan workshop SIMONEV tahun 2016

adalah sebagai berikut:

- Perlu dilakukan pelatihan atau sosialisasi lebih lanjut kepada

petugas Simonev tingkat kabupaten/kota terutama yang belum

pernah mengikuti workshop yang diadakan Ditjen Tanaman

Pangan atau Biro Perencanaan.

- Segera melakukan revisi output sesuai revisi DIPA/RKAKL

terbaru (revisi 2) terutama satker yang mengalam revisi baik

satker provinsi dan satker kab/kota karena terjadi perubahan

volume output dan anggaran.

- Serapan output mengacu kepada serapan anggaran

- Membangun sistem pelaporan kegiatan fisik di lapangan (dari

PPL/Kelompok Tani ke kecamatan/KCD/Koordinator Penyuluh

ke penanggungjawab kabupten/kota untuk satker mandiri

sampai ke penanggunngjawab provinsi)

- Untuk kegiatan yang DIPA nya di provinsi, pelaporan

pelaksanaan fisik di lapangan selain dilaporkan ke

penanggungjawab kabupaten juga dilaporkan ke

penanggungjawab provinsi. Berdasarkan data tersebut, maka

petugas SIMONEV baik di kabupaten satker mandiri dan di

dinas provinsi melakukan input data realisasi fisik ke dalam

aplikasi SMART/SIMONEV.

- Satker agar mempercepat pelaksanaan kegiatan fisik seperti

penetapan CPCL, kontrak dan sebagainya, karena hal ini akan

memacu peningkatan realisasi keuangan dan fisik.

9. Rapat Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Kementerian

Pertanian

Rapat Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Kementerian

Pertanian yang telah dilaksanakan pada hari Senin, 25 April di BBP2TP

Cimanggu, Bogor, dengan hasil sebagai berikut:

a. Biro Perencanaan akan segera mengagendakan untuk kembali

mengundang evaluator dari Kemenpan RB dalam membahas

78

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

rekomendasi dan strategi-stategi dalam peningkatan nilai

AKIPKementan

b. Selain mengundang Kemenpan RB, juga mengundang itjen dalam

upaya peningkatan nilai AKIP

c. Akan diadakan pertemuan lanjutan untuk finalisasi Perjanjian

Kinerja dan matriks pemantauan IKK

d. Bila ada perubahan pada PK yg merubah target capaian, maka

harus diadakan revisi

e. Perlunya komitmen dari pimpinan dalam menaikan nilai AKIP

f. Keberhasilan/kinerja Kementan diukur dari produksi bukan dari

berapa alsintan yg disalurkan dll

g. Jika sakip kita sdh dioptimalisasikan maka memudahkan dalam

penyusunan LAKIN sehingga diharapkan Draf LAKIN pertama

sudah siap di bulan Desember

h. BPPSDMP dimintakan informasi lebih detil mengenai kegiatan

pelatihan pelatihan yg dilakukan oleh BP3K, WKPP secara tematik

dimana mendapat dana dari BPPSDMP

i. Kegiatan TTI hakekatnya adalah untuk menekan stabilisasi

harga,dengan memotong mata rantai pemasaran sehingga

pendapatan petani meningkat

j. Nilai tukar petani : indikator eselon 1 yg menjadi IKK Kementan

k. Setiap Eselon I menginventarisir kegiatan-kegiatan apa saja yang

mendukung PK Eselon I dan dipantau triwulanan oleh Eselon I

terkait dan menjadi bagian nilai LAKIP dari Eselon I terkait dan

dikumpulkan ke setjen c.q Bagian Evaluasi dan Pelaporan Biro

Perencanaan Setjen Kementan paling lambat hari kamis, 28 April

2016

l. Semua Eselon I¸agar memantau IKKnya seperti analogkan dengan

pemantauan IKK Kementan dan nanti diupload di website SAKIP

Kementan

m. Merevisi PK kegiatan pengembangan cabe merah, kecil menjadi

aneka cabai. Karena pada PKKementan berbunyi cabai besar, cabe

kecil tetapi PK Ditjen Hortikultura berbunyi aneka cabai

n. Pihak Ditjenbun dimohon melihat RKA-K/L untuk mengetahui

berapa alokasi produksi kelapa sawit dalam mendukung kegiatan

bioindustri, dan mengawal agar PK Kementan tidak ada kegiatan

bioindustri

79

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

o. Setiap Eselon I harap melihat RKA-K/L dalam mendukung RB.

Porsi anggaran (pertemuan, rapat, konsinyasi) yang mendukung

kegiatan RB

p. PK perkebunan point kedua (rata-rata pertumbuhan produksi

Tanaman Perkebunan lainnya): dalam pelaporan capaian IKK harus

disertakan juga penjelasan komoditas

q. Setiap Eselon II lingkup setjen agar juga membuat kegiatan yg

mendukung IKK Eselon 2 terkait

r. PK Eselon 2 di Peternakan ada pembedaaan adanya indikator kerja

(output yang terdapat di RKA-K/L) dan indikator kinerja sesuai

arahan Bpk nanda (evaluator Kemenpan RB). Indikator kerja Ditjen

PKH masih mengalami perubahan

s. Awal bulan Mei target PK sudah masuk dalam website SAKIP

Kementan.

t. Akhir bulan Mei pantauan IKK Eselon I dan Eselon II sudah masuk

dalam Website SAKIP dalam bentuk laporan pantauan IKK

u. Merancang kembali pertemuan dengan Kemenpan RB (Bpk.

Nanda) harus menyesuaikan dengan den jadwal pimpinan (minimal

Eselon III)

v. Setiap Eselon 1 dimintakan data-data terkait SAKIP untuk diupload

ke website SAKIP Kementerian Pertanian.

10. Pelaksanaan Rapim A Kementan sebanyak 11 kali, Rapim B Ditjen

Tanaman Pangan sebanyak 10 kali, Rapat Kerja (Raker) Mentan

sebanyak 8 kali, dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV

DPR sebanyak 8 kali tahun 2016

a. Rapat Pimpinan (Rapim) Kemetan RI

- Rapat Pimpinan Senin, 22 Februari 2016 bertempat di Ruang

Pola Lantai II Kanpus Kementan-RI yang dipimpin oleh Menteri

Pertanian dengan agenda: 1) Evaluasi UPSUS Tambah Tanam

Padi s.d Februari 2016; 2) Serapan Anggaran 2016; 3)

Pelaksanaan Pengadaan Distribusi Alsintan; 4) Pelaksanaan

Pengadaaan Distribusi Benih; 5) Pelaksanaan Pengadaan Sapi

Indukan; 6) Pelaksanaan Program Toko Tani Indonesia; 7)

Arahan Menteri Pertanian.

- Rapat Pimpinan Kamis, 10 Maret 2016 bertempat di Ruang Pola

Lantai II Kanpus Kementan-RI yang dipimpin oleh Menteri

Pertanian dengan agenda: 1) Evaluasi UPSUS Tambah Tanam

Padi s.d Maret 2016; 2) Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan

Pengadaan Benih di Daerah TA. 2016; 3) Perkembangan

80

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Monitoring Pemberitaan Eselon I di Media Cetak dan Online; 4)

Laporan Kompilasi Kunker Menteri Pertanian; 5) Arahan Menteri

Pertanian.

- Rapat Pimpinan Senin, 11 April 2016 bertempat di Ruang Pola

Lantai II Kanpus Kementan-RI yang dipimpin oleh Menteri

Pertanian dengan agenda: 1) Laporan Realisasi Program

Serapan Gabah (SERGAP); 2) Laporan Serapan Anggaran

2016; 3) Arahan Menteri Pertanian.

- Rapat Pimpinan Selasa, 10 Mei 2016 bertempat di Ruang Pola

Lantai II Kanpus Kementan-RI yang dipimpin oleh Menteri

Pertanian dengan agenda: 1) Persiapan Pengamanan

Ketersediaan Pangan Hari-Hari Besar Keagamaan (Puasa,

Lebaran); 2) Prediksi Iklim dan Kalender Tanam 2016; 3)

Perkembangan Serapan Gabah (SERGAP); 4) Rencana

Pemotongan Anggaran (APBN-P) 2016; 5) Serapan Anggaran

2016; 7) Arahan Menteri Pertanian.

- Rapat Pimpinan Selasa, 12 Juli 2016 bertempat di Ruang Pola

Lantai II Kanpus Kementan-RI yang dipimpin oleh Menteri

Pertanian dengan agenda: 1) Evaluasi Perkembangan UPSUS

Pajale 2016; 2) Evaluasi Perkembangan Harga Pangan 2016; 3)

Laporan Serapan Anggaran 2016; 4) Arahan Menteri Pertanian.

- Rapat Pimpinan Senin, 1 Agustus 2016 bertempat di Ruang

Pola Lantai II Kanpus Kementan-RI yang dipimpin oleh Menteri

Pertanian dengan agenda: 1) Grand Design Pembangunan

Pertanian; 2) Perkembangan Luas Tambah Tanam Padi Juli; 3)

Laporan Serapan Anggaran 2016; 4) Arahan Menteri Pertanian.

- Rapat Pimpinan Senin, 15 Agustus 2016 bertempat di Ruang

Pola Lantai II Kanpus Kementan-RI yang dipimpin oleh Menteri

Pertanian dengan agenda: 1) Evaluasi Perkembangan UPSUS

Pajale 2016; 2) Ketersediaan dan Harga Pangan 2016; 3)

Laporan Serapan Anggaran 2016; 4) Arahan Menteri Pertanian.

- Rapat Pimpinan Jumat, 9 September 2016 bertempat di Ruang

Pola Lantai II Kanpus Kementan-RI yang dipimpin oleh Menteri

Pertanian dengan agenda: 1) Penajaman RKA-K/L Tahun 2017;

2) Serapan Anggaran dan Penghematan 2016; 3) Evaluasi

UPSUS Tambah Tanam s.d September 2016; 4) Lain-lain; 5)

Arahan Menteri Pertanian.

- Rapat Pimpinan Senin, 3 Oktober 2016 bertempat di Ruang

Pola Lantai II Kanpus Kementan-RI yang dipimpin oleh Menteri

81

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Pertanian dengan agenda: 1) Alokasi Insfrastruktur 2017; 2)

Evaluasi UPSUS Tambah Tanam Padi 2016; 3) Grand Design

Pembangunan Pertanian dan Roadmap Pengembangan

Komoditas 2016-2045; 4) Laporan Serapan Anggaran dan

Penghematan 2016; 5) Lain-lain; 6) Arahan Menteri Pertanian.

- Rapat Pimpinan Rabu, 16 November 2016 bertempat di Ruang

Pola Lantai II Kanpus Kementan-RI yang dipimpin oleh Menteri

Pertanian dengan agenda: 1) Laporan Kemajuan Luaa Tambah

Tanam UPSUS Pajale; 2) Persiapan dan Percepatan

Pengadaan 2017; 3) Laporan Kesiapan Pengembangan

Embung dengan Kemendes dan Pengembangan Alsintan

dengan Pola Agunan; 4) Serapan Anggaran 2016; 5) Situasi

Ketersediaan dan Harga Pangan; 6) Perkembangan Produksi

dan Harga Cabe, Bawang Merah; 7) Arahan Menteri Pertanian.

- Rapat Pimpinan Jumat, 9 Desember 2016 bertempat di Ruang

Pola Lantai II Kanpus Kementan-RI yang dipimpin oleh Menteri

Pertanian dengan agenda: 1) Laporan Tambah Tanam Padi; 2)

Laporan Pengembangan Jagung dan Kedelai; 3) Laporan

Perkembangan Bawang Merah dan Cabai; 4) Laporan

Percepatan Pengadaan 2017; 5) Laporan Realisasi Anggaran

2016; 6) Laporan Pelaksanaan Sapi Wajib Bunting (SIWAB); 7)

Arahan Menteri Pertanian.

b. Rapat Pimpinan (Rapim) Ditjen TP

- Rapat Pimpinan B Senin, 1 Januari 2016 RR. P2BN Ditjen TP

yang dipimpin oleh Direktur Jenderal TP dengan agenda: 1)

Refleksi/Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan TP

Tahun 2015; 2) Persiapan Pelaksanaan Program dan Kegiatan

TP Tahun 2016; 3) Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern

(SPI) Lingkup Ditjen TP; 4) Arahan Dirjen TP.

- Rapat Pimpinan B Senin, 1 Februari 2016 RR. P2BN Ditjen TP

yang dipimpin oleh Direktur Jenderal TP dengan agenda: 1)

Perkembangan Petunjuk Teknis Lingkup Ditjen TP; 2) Progres

Revisi DIPA 2016; 3) Arahan Dirjen TP.

- Rapat Pimpinan B Senin, 7 Maret 2016 RR. P2BN Ditjen TP

yang dipimpin oleh Direktur Jenderal TP dengan agenda: 1)

Serapan Anggaran dan Langkah Percepatan; 2) Progres

Pengadaan Benih di Pusat; 3) Laporan Hasil Kunjungan ke

Daerah Dalam Rangka Percepatan Pengadaan Benih di

Daerah; 4) Progres Pengadaan Alat Pascapanen di Pusat dan

Daerah; 5)Arahan Dirjen TP.

82

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

- Rapat Pimpinan B Senin, 4 April 2016 RR. P2BN Ditjen TP yang

dipimpin oleh Direktur Jenderal TP dengan agenda: 1) Progres

Pengadaan Benih di Pusat; 2) Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

Direktorat dan Balai Besar; 3) Serapan Anggaran dan Langkah

Percepatan; 4) Progres Revisi DIPA (Revisi Antar Program); 5)

Perencanaan Kas, Pertanggungjawaban Dana UP dan TUP; 6)

Arahan Dirjen TP.

- Rapat Pimpinan B Senin, 6 Juni 2016 RR. P2BN Ditjen TP yang

dipimpin oleh Direktur Jenderal TP dengan agenda: 1)

Perkembangan Pengadaan Bantuan Benih di Pusat; 2) Integrasi

Sawit-Jagung dan Salibu; 3) Serapan Anggaran dan

Penghematan Anggaran (APBN-P) 2016; 4) Arahan Dirjen TP.

- Rapat Pimpinan B Senin, 20 Juni 2016 RR. P2BN Ditjen TP

yang dipimpin oleh Direktur Jenderal TP dengan agenda: 1)

Serapan Anggaran dan Rancangan Penghematan Anggaran

(RAPBN-P) 2016; 2) Arahan Dirjen TP.

- Rapat Pimpinan B Senin, 20 Juni 2016 RR. P2BN Ditjen TP

yang dipimpin oleh Direktur Jenderal TP dengan agenda: 1)

Serapan Anggaran dan Rancangan Penghematan Anggaran

(RAPBN-P) 2016; 2) Arahan Dirjen TP.

- Rapat Pimpinan B Senin, 29 Agustus 2016 RR. P2BN Ditjen TP

yang dipimpin oleh Direktur Jenderal TP dengan agenda: 1)

Serapan Anggaran dan Rancangan Pemotongan Anggaran

(APBN-P) 2016 Jilid II; 2) Arahan Dirjen TP.

- Rapat Pimpinan B Senin, 7 November 2016 RR. P2BN Ditjen

TP yang dipimpin oleh Direktur Jenderal TP dengan agenda: 1)

Pelaksanaan Program dan Kegiatan 2016 dan Persiapan 2017;

2) Arahan Dirjen TP.

- Rapat Pimpinan B Senin, 21 November 2016 RR. P2BN Ditjen

TP yang dipimpin oleh Direktur Jenderal TP dengan agenda: 1)

Pelaksanaan Program dan Kegiatan 2016 dan Persiapan 2017;

2) Arahan Dirjen TP.

c. Rapat Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR RI

- Rapat Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR

RI Senin, 25 Januari 2016 di RR. Komisi IV DPR RI dengan

agenda: 1) Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI Semester I

Tahun 2015; 2) Evaluasi PElaksanaan APBN Tahun 2015; dan

3) Pemaparan DIPA Tahun 2016.

83

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

- Rapat Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR

RI Kamis, 14 April 2016 di RR. Komisi IV DPR RI dengan

agenda: 1) RUU Prioritas Tahun 2016; 2) Evaluasi Kinerja dan

Serapan APBN Triwulan I Tahun 2016; dan 3) Tindak Lanjut

Kunjungan Kerja Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang

2015-2016.

- Rapat Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR

RI Kamis, 8 Juni 2016 di RR. Komisi IV DPR RI dengan agenda:

1) Membahas RKA-K/L Berdasarkan RUU APBN-P Tahun 2016;

dan 2) Persiapan Ramadhan dan Idul Fitri Tahun 2016.

- Rapat Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR

RI Kamis, 13 Juni 2016 di RR. Komisi IV DPR RI dengan

agenda: 1) Membahas APBN-P Tahun 2016; dan 2) Rencana

Kerja Pemerintah Pada RAPBN Tahun 2017.

- Rapat Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR

RI Rabu, 22 Juni 2016 di RR. Komisi IV DPR RI dengan

agenda: Membahas APBN-P Tahun 2016.

- Rapat Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR

RI Kamis, 5 September 2016 di RR. Komisi IV DPR RI dengan

agenda: 1) Membahas RKA-K/L TA. 2017; 2) Pembahasan

Usulan Program-Program Yang Akan Didanai DAK Berdasarkan

Kriteria Teknis; dan 3) Isu-Isu Aktual.

- Rapat Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR

RI Rabu, 5 Oktober 2016 di RR. Komisi IV DPR RI dengan

agenda: Membahas RKA-K/L TA. 2017 Sesuai Hasil

Pembahasan di Badan Anggaran DPR RI

- Rapat Kerja (Raker) Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR

RI Senin, 24 Oktober 2016 di RR. Komisi IV DPR RI dengan

agenda: 1) Membahas RKA-K/L TA. 2017 Berdasarkan Hasil

Pembahasan di Badan Anggaran DPR RI; dan 2) Isu-Isu Aktual.

d. Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dirjen TP dengan Komisi IV DPR RI

- Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dirjen Tanaman Pangan dengan

Komisi IV DPR RI Selasa, 2 Februari 2016 di RR. Komisi IV

DPR RI dengan agenda: Gejolak Harga Pakan Ternak Unggas

Dalam Rangka Peningkatan KEsejahteraan Peternak.

- Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dirjen Tanaman Pangan dengan

Komisi IV DPR RI Senin, 18 April 2016 di RR. Komisi IV DPR RI

dengan agenda: 1) Penetapan Rencana Aksi Panitia Kerja

84

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Pupuk dan Pangan, 2) Masukan Panitia Kerja Pupuk dan

Pangan.

- Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dirjen Tanaman Pangan dengan

Komisi IV DPR RI Kamis, 26 Mei 2016 di RR. Komisi IV DPR RI

dengan agenda: Usulan Perubahan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman

- Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dirjen Tanaman Pangan dengan

Komisi IV DPR RI Kamis, 9 Juni 2016 di Hotel Horison Bekasi

agenda: 1) Pendalaman APBN Perubahan TA. 2016, 2)

Membahas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat

Tahun 2016 dan Rencana Tahun 2017, 3) Dan lain-lain.

- Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dirjen Tanaman Pangan dengan

Komisi IV DPR RI Kamis, 15 September 2016 di RR. Komisi IV

DPR RI dengan agenda: Recrutment THL Ditjen TP, Ditjen PSP,

Ditjen Perkebunan, Ditjen PKH, dan PPSDMN Pertanian untuk

dijadikan ASN

- Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dirjen Tanaman Pangan dengan

Komisi IV DPR RI Jumat, 23 September 2016 di Hotel Aston

Sentul Bogor dengan agenda: Rancangan Kegiatan APBN

Tahun 2017 Masing-masing Eselon I Lingkup Kementerian

Pertanian.

- Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dirjen Tanaman Pangan dengan

Komisi IV DPR RI Senin, 3 Oktober 2016 di Hotel Century City

Jakarta dengan agenda: Pendalaman Rancangan Kegiatan

APBN Tahun 2017 Masing-masing Eselon I Lingkup

Kementerian Pertanian.

- Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dirjen Tanaman Pangan dengan

Komisi IV DPR RI Kamis, 24 November 2016 di RR. Komisi IV

DPR RI dengan agenda: 1) Membahas Lebih Lanjut Mengenai

Program-program Yang Didanai oleh DAK Bidang Pertanian;

dan 2) Issu-issu Aktual Bidang Pertanian

11. Kegiatan Prioritas Dipantau Kantor Staf Presiden (KSP) Tahun 2016

Pada tahun 2015 Kantor Staf Presiden (KSP) memantau pelaksanaan

kegiatan yang berkaitan dengan NAWACITA dan janji Presiden pada

kampanye pemilihan Presiden tahun 2014.Kegiatan prioritas yang

dipantau dan menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun 2016yaitu: 1) Pilot Pemanfaatan Lahan Kering untuk

Tanaman Pangan di 8 Provinsi, 2) Pelaksanaan Bantuan Benih Padi.

85

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Laporan aksi kegiatan prioritas nasional yang dipantau Kantor Staf

Presiden (KSP) Tahun 2016 yaitu sebagai berikut:

a. Pilot Pemanfaatan Lahan Kering untuk Tanaman Pangan di 8

Provinsi

- B04: petunjuk teknis teknologi tanam jajar legowo tahun 2016

dengan capaian 100%

- B06: penetapan CPCL di 8 provinsi seluas 30.000 ha dengan

capaian penetapan CPCL seluas 42.222 ha (140,74%)

- B09:1) penetapan CPCL di 8 provinsi seluas 150.000 ha dengan

capaian penetapan CPCL 216.349 ha, 2) penyaluran benih padi

sebanyak 1.200 ton dengan capaian 3.542 ton, dan 3)

penanaman seluas 15.000 ha dengan capaian realisasi tanam

73.533 ha. Persentase capaian tersebut 309% dari target

- B12: 1) CPCL di 8 provinsi seluas 300.000 ha dengan capaian

penetapan CPCL 309.811 ha, 2) penyaluran benih padi

sebanyak 12.000 ton dengan capaian 9.130 ton 3) penanaman

seluas 300.000 ha dengan capaian 304.346 ha. Persentase

capaian diisi oleh KSP

b. Pelaksanaan Bantuan Benih Padi

- B04: petunjuk teknis teknologi tanam jajar legowo tahun 2016

dengan capaian 100%

- B06: penetapan CPCL di 3 provinsi dengan capaian penetapan

di 4 provinsi (133,33%)

- B09: 1) penetapan CPCL di 15 provinsi dengan capaian

penetapan CPCL di 15 provinsi, 2) penyaluran benih padi

sebanyak 20.250 ton dengan capaian 34.213 ton. Persentase

capaian tersebut 103% dari target

- B12: 1) CPCL di 31 porvinsi dengan capaian penetapan CPCL

di 30 provinsi, 2) penyaluran benih padi sebanyak 40.500 ton

dengan capaian 36.583 ton persentase capaian tersebut diisi

olek KSP.

12. Rapat Koordinasi Evaluasi Anggaran dan Kegiatan Pembangunan

Tanaman Pangan Tahun 2016

Rapat Koordinasi Evaluasi Anggaran dan Kegiatan Pembangunan

Tanaman Pangan Tahun 2016 dilaksanakan tanggal 26-28 Oktober

2016 di The 101 Hotel Bogor. Setelah memperhatikan arahan Dirjen

Tanaman Pangan (yang diwakili Sesditjen Tanaman Pangan),

pemaparan materi dari narasumber, workshop, dan diskusi diperoleh

pokok-pokok rumusan dan kesepakatan sebagai berikut:

86

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

a. Realisasi serapan anggaran APBN Ditjen Tanaman Pangan posisi

28 Oktober 2016 sebesar Rp.4,167 triliun atau 54,78% dari pagu

anggaran Rp.7,607 triliun dengan rincian: 1) Kegiatan Aneka

Kacang dan Umbi 61,35%, 2) Kegiatan Serealia 40,92%, 3)

Kegiatan Perbenihan 18,94%, 4) Kegiatan Perlindungan 64,23%, 5)

Kegiatan PPHTP 85,54%, 6) Kegiatan Manajemen 60,56%, 7)

Kegiatan Pengujian Mutu Benih TPH 76,07%, dan 8) Kegiatan

Peramalan OPT 73,73%.

b. Realisasi fisik kegiatan pada DIPA Ditjen TP 2016 secara umum

belum mencapai target sesuai dengan yang diharapkan, dan relatif

lebih rendah dari serapan anggarannya. Realisasi penerapan

budidaya: padi 1.197.096 ha (52,34%), jagung 878.745`ha

(47,24%), kedelai 276.927 ha (59,57%), ubikayu 3.452 ha (23,88%),

ubi jalar 2.114 ha (76,87%), dan kacang tanah 510 ha (92,73%),

Penerapan PHT (padi, jagung dan kedelai) seluas 13.955 ha

(95,75%), Penerapan Penerapan DPI padi seluas 280 ha (87,50%),

bantuan sarana pascapanen dan pengolahan hasil tanaman 24.856

unit (94,58%). Realisasi secara lengkap per provinsi, kami

sampaikan pada lampiran laporan ini

c. Faktor-faktor penyebab rendahnya serapan anggaran antara lain

adanya perubahan jenis belanja sosial transfer uang menjadi

belanja pemerintah/kontraktual yang sebagian besar belum memiliki

e-katalog, adanya revisi APBN (revisi penghematan jilid I dan II),

kurangnya kualitas, kapasitas dan jumlah SDM pelaksana program

dan kegiatan terutama di kabupaten/kota

d. Walaupun serapan anggaran dan realisasi fisik kegiatan APBN

masih relatif rendah, namun kinerja outcome lebih baik antara lain

tercermin dari prakiraan produksi tahun 2016 secara nasional untuk

padi dan jagung diprakirakan meningkat cukup signifikan dibanding

tahun 2015. Produksi padi tahun 2016 diprakirakan mencapai

79,141 juta ton GKG (naik 4,97%), produksi jagung 2016

diprakirakan mencapai 23,165 juta ton PK (naik 18,11%) dibanding

tahun 2015, sedangkan produksi kedelai tahun 2016 diprakirakan

mencapai 886 ribu ton BK (turun 8,06%) dari tahun 2015

e. Hubungan antara anggaran dan capaian produksi padi, jagung dan

kedelai sebagian besar provinsi menunjukan korelasi positif antara

serapan anggaran peningkatan produksi

f. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja 20 kementerian/lembaga yang

dilaksanakan oleh Bappenas, direkomendasikan langkah-langkah

antara lain: 1) Perbaikan Kualitas Data: Kelengkapan, Validitas,

87

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Relevansi, dan Ketepatan Waktu perlu ditingkatkan, 2) Sistem

evaluasi dan pelaporan, yaitu e-Monev yang telah dibangun perlu

diperkuat, 3) Peran unit kerja monitoring dan evaluasi dalam K/L

perlu diperkuat, 4) Perlu upaya penyelarasan antar penyerapan

anggaran, realisasi fisik, dan capaian indikator, 5) Perlu upaya

peningkatan akurasi penyusunan rencana biaya (unit cost) kegiatan

g. Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan dan anggaran secara

benar dan sesuai aturan perlu dibangun penguatan SPI di setiap

kegiatan terutama kegiatan prioritas. Titik kritis yang perlu

diperhatikan dalam pelaksanaan bantuan benih pusat antara lain:

penetapan CPCL, penyaluran bantuan benih, pemanfaatan

bantuan, dan penerimaan hasil pekerjaan, serta perlu peningkatan

pemahaman terhadap pedoman umum pelaksanaan bantuan benih

h. Seluruh unit kerja baik pusat maupun daerah selaku

penanggungjawab kegiatan pembangunan tanaman pangan

sepakat akan memperhatikan dan mencermati capaian kegiatan

fisik dan serapan anggaran tahun 2016, serta menindaklanjutihasil

evaluasi dan pengawalan pelaksanaan program kegiatan dan

anggaran Ditjen TP tahun 2016 yang dilakukan oleh Inspektorat

Jenderal Kementan dan Direktorat Evaluasi Pembangunan Sektoral

Bappenas

i. Langkah-langkah percepatan anggaran dan pelaksanaan fisik

kegatan 2 bulan kedepan antara lain melalui: 1) menyusun kembali

jadwal pelaksanaan kegiatan sesuai dengan revisi anggaran; 2)

Satker daerah harus lebih intensif melakukan koordinasi dan

komunikasi dengan KPPN setempat; 3) menyusun rencana kerja

dan langkah-langkah percepatan, serta target waktu penyelesaian

setiap tahapan yang diuraikan secara rinci per kegiatan; 4) untuk

Bantuan Pemerintah berupa transfer barang agar segera

diselesaikan proses tagihannya, dengan mencermati dokumen

tagihan secara lengkap dan teliti; dan 9) meningkatkan monitoring

dan evaluasi realisasi keuangan (SPM/SP2D) dan fisik (harian,

mingguan, bulanan)

j. Dalam mempersiapkan tunda bayar kegiatan 2016 ke tahun 2017,

perlu dilakukan langkah-langkah: 1) melakukan addendum kontrak

antara KPA/PPK dengan pihak penyedia barang dan disampaikan

ke KPPN setempat paling lambat tanggal 28 Oktober 2016, 2)

memastikan penyediaan anggaran pada DIPA RKA-K/L 2017

sebesar kegiatan yang ditunda bayar, 3) berkoordinasi secara terus

menerus dengan satker mandiri di masing-masing provinsi, KPPN,

88

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

dan pusat, 4) mempersiapkan dan menyelesaikan dokumen

pelaksanaan kegiatan dan tagihan pada akhir tahun 2016

k. Langkah-langkah percepatan persiapan pelaksanaan program

kegiatan tahun 2017 antara lain sebagai berikut: 1) menyegerakan

penetapan calon Pejabat Pengelola Keuangan di masing-masing

Satker; 2) mengupayakan pengurangan jumlah satker di daerah

sehingga alokasi anggaran dapat difokuskan untuk pelaksanaan

kegiatan prioritas yang berdampak langsung kepada masyarakat

petani; 3) menyelesaikan Pedoman/Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)

dan Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan TA 2017 paling lambat bulan

Desember 2016; 4) menyegerakan proses pelelangan/tender

pengadaan barang dan jasa, persiapan dapat dimulai pada bulan

November 2016 dan mengupayakan penandatanganan kontrak

pada bulan Januari tahun 2017; 5) mengubah pola kontraktual ke

transfer uang, 6) pendaftaran benih dan pestisida dalam e-katalog,

7) penyempurnaan nomenklatur MAK kegiatan dalam RKA-K/L atau

DIPA yang lebih fleksibel, seperti kegiatan pascapanen (5885)

yang ditempatkan di satker provinsi tidak dirinci di kabupaten, dan

8) menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran tahun

2017 secara cermat

l. Untuk menilai kinerja pelaksanaan program dan anggaran, masing-

masing satker agar melakukan evaluasi secara menyeluruh,

meliputi: relevansi, efektivitas, efisiensi, dampak dan keberlanjutan

dengan mengacu pada pedoman evaluasi kinerja yang dikeluarkan

oleh Bappenas tahun 2012 dan tahun 2013 (dapat diunduh pada

website Bappenas).

Hasil pertemuan ini agar ditindaklanjuti dalam rangka mendorong

percepatan pelaksanaan kegiatan dan anggaran 2016 dan menjadi

bahan masukan dalam perencanaan dan pelaksanaan pada tahun

2017.

13. Rapat Koordinasi SAKIP Kementerian Pertanian Tahun 2016

Rapat Koordinasi SAKIP Kementerian Pertanian Tahun 2016

dilaksanakan tanggal 30 November 2016 di Prime Park Hotel Bandung

dihadiri oleh perwakilan Eselon I lingkup Kementan.

a. Beberapa arahan yang disampaikan oleh Kepala Biro pada

pembukaan rakor antara lain sebagai berikut:

- SAKIP merupakan sistem yang terdiri dari komponen dan

merupakan satu kesatuan, yaitu: (1) perencanaan strategis, (2)

perjanjian kinerja, (3) pengukuran kinerja, (4) pengelolaan data

kinerja, (5) pelaporan kinerja dan (6) review dan evaluasi

89

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

kinerja. Keseluruhan komponen ini harus dijalankan secara

sinergis untuk mewujudkan SAKIP yang akuntabel

- Penerapan SAKIP di lingkungan Kementan telah dilaksanakan

sejak tahun 1999 dengan berbagai upaya untuk meningkatkan

kualitas SAKIP. Hasil revieu pelaksanaan SAKIP lingkup

Kementan oleh KemenPanRB menunjukkan peningkatan yang

cukup signifikan dari predikat C tahun 2009 menjadi BB pada

tahun 2015

- Walaupun menunjukkan trend yang positif, namun perlu

dilakukan upaya perbaikan sesuai dengan saran dan

rekomendasi dari KemenPanRB, sehingga hasil evaluasi

menjadi lebih baik dan dapat memenuhi permintaan Menteri

Pertanian yaitu kategori A.

b. Sebagai pedoman pengelolaan SAKIP di lingkungan Kementan,

telah ditetapkan Permentan No 50 tahun 2016 yang mengacu pada

PermenPanRB No 53 tahun 2014 tentang pedoman pengelolaan

SAKIP di Kementerian Pertanian. Permentan Nomor 50 Tahun

2016 memuat Ttahapan Pengelolaan SAKIP mulai dari

perencanaan kinerja (Renstra, Renja, IKU, PK, pengelolaan data

kinerja, pengukuran dan pelaporan kinerja, revieu laporan kinerja

dan evaluasi implementasi SAKIP serta koordinator atau

penanggung jawab masing-masing tahapan

c. Hasil evaluasi pelaksanaan SAKIP lingkup Kementan oleh

KemenPanRB, antara lain:

- Hanya satu unit Eselon I lingkup Kementan yang memiliki

indikator kinerja tujuan beserta target kinerja tujuan. Disamping

itu terdapat Renstra Eselon I yang tidak jelas hubungan antara

rumusan sasaran dengan indikator kinerjanya

- Terdapat renstra Eselon I yang tidak relevan antara rumusan

tujuan dan sasarannya, Selain itu rumusan tujuan yang terlalu

panjang tidak menggambarkan kondisi yang akan dicapai,

namun hanya kegiatan yang akan dilaksanakan

- Belum sama unit Eselon I menetapkan secara formal IKU yang

baru tahun 2010-2014. Disamping itu terdapat beberapa

indikator kinerja yang tidak relevan dengan rumusan sasaran.

- Terdapat Eselon I yang tidak mengukur dan menjelaskan

capaian target dalam perjanjian kinerja dan analisis tidak

tercapainya target serta solusi sangat minim.

90

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

d. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan

yang ditetapkan. Indikator kinerja merupakan sesuatu yang akan

dihitung dan diukur serta digunakan untuk menilai tingkat kinerja.

e. Kriteria indikator kinerja yang baik adalah specific, measurable

(dapat diukur), achievable (dapat dicapai), relevant (sesuai),

timebound (berjangka waktu tertentu), dan trackable (dapat

dipantau atau dikumpulkan).

f. Indikator kinerja utama (Key Performance Indicator) mengacu pada

PERMENPAN Nomor PER/20/M.PAN/11/2008 tentang pedoman

umum penetapan indikator kinerja utama di lingkungan instansi

pemerintah. IKU adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan

sasaran strategis organisasi sehingga semua instansi pemerintah

diwajibkan menentapkan IKU.

g. IKU untuk tingkat kementerian/lembaga ditetapkan oleh

Menteri/Pimpinan Lembaga, tingkat Eselon I ditetapkan oleh Sekjen

lembaga tinggi, dan tingkat provinsi/kabupaten/kota ditetapkan oleh

Gubernur/Bupati/Walikota.

h. Kualitas IKU yang ditetapkan harus selaras antar tingkatan unit

organisasi. IKU pada tingkat kementerian/lembaga sekurang-

kurangnya menggunakan indikator hasil (outcome), demikiam juga

Eselon I juga menggunakan outcome. Sedangkan Eselon II/SKPD

sekurang-kurangnya menggunakan indikator keluaran (output).

i. Pimpinan instansi pemerintah harus melakukan pembinaan dalam

pengembangan dan penetapan kinerja utama di lingkungan masing-

masing.

j. Renstra wajib dilakukan reviu paling kurang satu kali dalam satu

tahun atau sesuai kebutuhan apabila terdapat perubahan kebijakan

dan penganggaran. Demikian juga dengan Renja, PK dan IKU.

Sementara IKU yang baik tidak ada perubahan, yang berubah

hanya volumenya. Dokumen revisi tersebut ditandatangani oleh

Kepala Unit Kerja dan disisipkan atau cetak ulang. Seluruh

dokumen wajib diunggah di WEB SAKIP KEMENTAN.

k. Pelaksanaan atas implementasi SAKIP oleh Inspektorat Jenderal

terdiri dari evaluasi implementasi SAKIP dan penilaian

penyimpulan. Evaluasi menyimpulkan hasil penilaian atas fakta

objektif dalam mengimplementasi perencanaan, pengukuran,

pelaporan, evaluasi dan capaian kinerja, sesuai dengan kriteria

masing-masing komponen yang ada dalam Lembaran Kerja

Evaluasi.

91

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

l. Workshop penyusunan lakin oleh konsultan Value Alignment

Advisory (VA2) disampaikan bahwa pelaporan kinerja (LAKIN)

merupakan salah satu tahapan dalam siklus manajemen kinerja.

LAKIN merupakan bentuk akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

dalam menjalankan tugas dan fungsinya atas penggunaan

anggaran.

m. Prinsip dalam menyusun LAKIN antara lainvaliditas dan reliabilitas

data, komitmen dan integritas tinggi, Integrasi dan koordinasi,

penggunaan metode dan tools dan kedalaman analisis

permasalahan.

n. Analisis capaian kinerja terdiri dari:

- Realisasi tahun berjalan terhadap target

- Realisasi tahun berjalan terhadap capaian tahun sebelumnya

- Realisasi tahun berjalan terhadap capaian beberapa tahun

sebelumnya

- Realisasi tahun berjalan terhadap target jangka menengah

Renstra

- Realisasi tahun berjalan terhadap standar nasional

- Analisis terhadap keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/

penurunan kinerja

- Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

- Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan/

kegagalan kinerja

o. Informasi yang harus ada dalam LAKIN

- Informasi capaian target kinerja.

- Tren capaian target kinerja beberapa tahun terakhir.

- Analisis akar permasalahan.

- Event analysis capaian kinerja dengan perlakukan khusus.

- Akuntabilitas keuangan (sebaiknya dihubungkan dengan

kinerja).

- Rekomendasi perbaikan kinerja Poin penting

Selanjutnya dilakukan latihan penyusunan LAKIN (lembaran kerja)

capaian kinerja dengan sampel UPT lingkup kementan.

14. Menyusun Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal TP 2016

Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan Tahun 2016 mengacu pada PERMENPAN RB No 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja,

92

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan kinerja merupakan bentuk dari pelaksanaan tugas yang

dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan

anggaran.Hal yang terpenting dalam laporan kinerja adalah pengukuran

kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai

hasil hanalisis terhadap pengukuran kinerja.Laporan Kinerja 2016 ini

menyajikan capaian kinerja yang telah dilaksanakan oleh Sekretariat

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berdasarkan Perjanjian Kinerja

yang telah disepakati dan ditetapkan di tahun 2016.Pemantauan

capaian kinerja ini dilakukan secara triwulan.

Sasaran Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah

“Terselenggaranya pelayanan administrasi dan pelayanan teknis

lainnya secara profesional dan berintegrasi di lingkungan Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan”.

Untuk mencapai sasaran strategis kegiatan Dukungan Manajemen dan

Teknis Lainnya, disusun Perjanjian Kinerja (PK) antara Direktur

Jenderal Tanaman Pangan dengan Sekretaris Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan.

Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

tahun 2016 mengalami revisi satu kali dari yang pertama ditetapkan

pada saat DIPA awal keluar pada bulan februari 2016. Revisi Perjanjian

Kinerja tersebut ditetapkan pada saat DIPA revisi VI bulan Desember

2016.Pada PK awal target dokumen manajamen tanaman pangan yang

ditetapkan sebanyak 20 jenis dokumen. Sedangkan indikator kinerja

yang ditetapkan di PK revisi adalah sebagai berikut:

1) Dokumen layanan dukungan manajemen Eselon I terdiri dari 74

dokumen.

2) Dokumen Layanan Perkantoran dengan target 12 bulan layanan.

Perjanjian Kinerja tersebut dilaksanakan oleh empat bagian Eselon III

yang ada di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

yaitu Bagian Perencanaan, Bagian Keuangan dan Perlengkapan,

Bagian Umum, dan Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi.

Capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

diperoleh dari hasil pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah

ditetapkan, dan keberhasilannya dipengaruhi oleh pelaksanaan

program dan kegiatan yang dikelola dengan baik dan ditunjang dengan

pelaksanaan kegiatan yang kondusif.

Untuk mengukur tingkat capaian kinerja tahun 2016 digunakan metode

scoring yang mengelompokkan capaian kedalam 4 kategori kinerja,

yaitu : (1) sangat berhasil (capaian >100%), (2) berhasil (capaian 80-

93

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

100%), (3) cukup berhasil (capaian 60 - <80%) dan (4) kurang berhasil

(capaian <60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan.

15. Workshop Layanan Rekomendasi

Workshop Layanan Rekomendasi dilaksanakan tanggal 2 s.d 4 Mei

2016 di Hotel Padjajaran Suites Bogor. Pokok-pokok hasil rumusan

workshop sebagai berikut:

a. Pengaturan impor jagung harus memperhatikan dan diharmoniskan

dengan produksi dalam negeri, masa panen dan tempat

pemasukan

b. Perlu dikembangkan layanan perizinan yang cepat, transparan, dan

applicable sesuai dengan kebijakan Presiden

c. Untuk mendukung proses layanan rekomendasi dan perizinan perlu

didukung sarana prasarana yang memadai antara lain pengadaan

sarana pengadaan perangkat yang memiliki tekonologi lebih

canggih, aplikasi yang applicable, SOP yang dapat diterapkan dan

mudah diaplikasikan

d. Melakukan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dengan

melakukan pelatihan dan diskusi

e. Meningkatkan koordinasi dengan BKPM, PPVTP dan koordinasi

agar aplikasi dapat terkoneksi langsung dengan INSW

f. Pelayanan terhadap publik harus disempurnakan dan diperbaiki,

dipercepat sesuai dengan target waktu yang ditetapkan presiden

g. Melakukan penyusunan SK Tim Rekomendasi Teknis Usaha

Ekspor Impor

h. Penunjukan LO Ditjen TP di BKPM sebanyak 2 orang

i. Penyusunan Sistem Pengembangan Aplikasi Online Terpadu

dengan INSW (Ekspor Impor)

j. Penyusunan Sistem Pengembangan Aplikasi Rekomendasi Teknis

Izin Usaha Bidang Tanaman Pangan

k. Sosialisasi Sistem Pengembangan Aplikasi Online Ekspor Impor

lingkup Ditjen TP dan pengguna (user).

16. Workshop Pengawalan Pengembangan Aplikasi Sistem Online

Workshop pengawalan pengembangan aplikasi sistem online

rekomendasi ekspor-impor tanaman pangan dilaksanakan tangal 2 s.d

4 Juni 2016 di Hotel Bumi Wiyata Depok, workshop ini adalah dalam

rangka merumuskan bentuk sistem aplikasi yang dapat digunakan

dengan cepat, sederhana dan transparan dalam rangka penerbitan

94

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

rekomendasi teknis ekspor impor bidang tanaman pangan, dengan

rumusan hasil dan upaya tindak lanjut sebagai berikut:

a. Berdasarkan pembahasan, kebutuhan aplikasi yang akan

dikembangkan harus memenuhi spesifikasi teknis sebagai berikut:

- Aplikasi dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP,

menggunakan database MySQL dan akan dipasang pada

server dengan sistem operasi CentOs yang tersedia di Pusat

Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin), sesuai dengan

spesifikasi yang tersedia di server Pusdatin

- Tersedia menu/dashboard untuk pemohon izin dan staf yang

terlibat proses perizinan di lingkup Ditjen Tanaman Pangan dan

PPVTPP dalam rangka melakukan proses perizinan dan melihat

status (tracking) perizinan

- Aplikasi menghasilkan keluaran berupa Surat Keputusan (SK)

yang dilengkapi QR-Code untuk otentifikasi dokumen dan

memberikan notifikasi kepada pemohon/staf melalui surat

elektronik

- Aplikasi Sistem Online Ekspor-Impor beras dan jagung Ditjen

Tanaman Pangan dapat diintegrasikan dengan portal Perizinan

Pertanian yang dikembangkan oleh Pusat Perlindungan

Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP)

- Aplikasi terkoneksi dengan portal Indonesia National Single

Windows (INSW) dalam rangka pengiriman dan penerimaan

data perizinan

b. Kontrak pengadaan penyempurnaan aplikasi segera diproses

c. Bisnis proses yang dalam proses pemberian rekomendasi teknis

harus disesuaikan dengan batas waktu yang ditentukan dalam

aturan

d. Dilakukan pembahasan lebih lanjut terkait fungsi Tim Terpadu

Jagung, apakah masih dalam bisnis proses dalam permohonan

rekomendasi teknis atau tidak.

17. Pertemuan Workshop Pengawalan Pengembangan Aplikasi Sistem

Online Rekomendasi Ekspor Impor Tanaman Pangan

Workshop pengawalan pengembangan aplikasi sistem online

rekomendasi ekspor-impor tanaman pangan dilaksanakan tangal 28 s.d

30 September 2016 di Hotel Bumi Wiyata Depok, workshop ini adalah

dalam rangka merumuskan bentuk sistem aplikasi yang dapat

digunakan dengan cepat, sederhana dan transparan dalam rangka

95

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

penerbitan rekomendasi teknis ekspor impor bidang tanaman pangan,

dengan rumusan hasil dan upaya tindak lanjut sebagai berikut:

a. Apakah nama portalnya sudah sesuai?

b. Perlunya dilakukan pelatihan sistem online untuk semua

staf/pejabat yang terlibat dalam pemberian Rekomendasi Ekspor

dan Impor Beras dan Rekomendasi Impor Jagung.

c. Sistem yang sudah ada perlu terus menerus dicoba sambil

menginventarisir beberapa permasalahan yang dihadapi dalam

sistem online tersebut

d. Perlu dibuat Jadwal tentative yang menjadi pegangan bagi semua

pihak untuk dapat mengakses sistem online tersebut

e. Perlunya sosilisasi online yang kontiniu kepada para pelaku usaha

sehingga pada waktu diterapkan semua pihak dapat mengerti dan

mengaksesnya dengan baik

f. Perlu pelatihan sistem online bagi para pelaku usaha sehingga para

pelaku usaha dapat mengerti dan mengakses sistem tersebut

g. Perlunya diberlakukan masa transisi/perubahan dari sistem manual

kepada sistem online, hal ini diperlukan untuk dapat

mensosialisasikan sistem baru lebih tepat sasaran kepada para

pelaku usaha atau importir. Masa transisi juga diperlukan untuk

menghindari penumpukan permohonan apabila sistem online sudah

diberlakukan.

18. Pelatihan Aplikasi Internal Layanan Rekomendasi Bidang Tanaman

Pangan

Pelatihan Aplikasi Pengguna Layanan Rekomendasi Bidang Tanaman

Pangan dilaksanakan tanggal 9 Desember 2016 di Laboratorium

Komputer Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Tujuan dari

pelatihan Aplikasi Internal Layanan Rekomendasi Bidang Tanaman

Pangan ini antara lain:

a. Meningkatkan kapasitas Petugas Aplikasidan Tim Rekomendasi

Teknis Ditjen Tanaman Pangan.

b. Memberikan gambaran secara mendetail tentang aplikasi yang

digunakan sehingga apabila ada kekurangan dokumen, petugas/tim

rekomendasi teknis dapat langsung mengembalikan/menolak

kepada pemohon melalui sistem online.

f. Pelatihan Aplikasi Pengguna Layanan Rekomendasi Bidang

Tanaman Pangan

Tujuan dari pelatihan Aplikasi Pengguna Layanan

RekomendasiBidang Tanaman Pangan adalah:

96

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

- Meningkatkan pemahaman dan aplikasi bagi pengguna yang

terkait dengan ekspor di bidang tanaman pangan.

- Menyamakan persepsi dalam penggunaan aplikasi terhadap

peraturan perundang-undangan yang terkait dengan ekspor di

bidang tanaman pangan.

- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait diluar

Kementerian Pertanian untuk mendukung program dan

kebijakan di bidang tanaman pangan.

g. Membuat buku Panduan Rekomendasi Teknis Izin Usaha Bidang

Tanaman Pangan. Buku panduan ini dibuat bertujuan untuk

memberikan informasi bagi masyarakat terutama calon

investor/penanam modal dalam negeri maupun asing untuk

menanamkan modalnya pada sektor pertanian khususnya di bidang

tanaman pangan.

Buku Panduan Rekomendasi Teknis Izin Usaha Bidang Tanaman

Pangan ini berisikan:

- Izin usaha berdasarkan jenis penanaman modal

- Jenis usaha tanaman pangan

- Persyaratan izin usaha

- Izin usaha perbenihan tanaman pangan

- Tata cara pemberian rekomendasi teknis

- Pembinaan dan pengawasan

97

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

REALISASI ANGGARAN DITJEN TANAMAN PANGAN

PUSAT DAN DAERAH TAHUN2016

Pagu APBN Sektoral (018) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun

anggaran 2016 pada program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan

Mutu Tanaman Pangan sebesar Rp7,607triliun, dengan realisasi

penyerapan bulan Desember 2016 mencapaiRp4,721 Triliun (62,06%) dari

pagu anggaran.

Realisasi anggaran berdasarkan jenis satker terbesar terdapat pada Satker

UPT Pusat (BBPPMBTPH Cimanggis dan BBPOPT Jatisari) 85,84%,

Satker Dana Dekonsentrasi (Provinsi) 65,88%, Tugas Pembantuan

(Kabupaten/Kota) 65,05%, dan realisasi terendah pada Satker Pusat

28,61%.

Tabel 23. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Kewenangan Bulan

Desember 2016

Realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja terbesar terdapat pada

belanja pegawai 94,04%, belanja modal 83,28%, dan realisasi terendah

pada belanja barang 61,83%.

Tabel 24. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Bulan Desember

2016

VI

Pagu

(Rp.000) (Rp.000) (%)

1 Pusat 649,979,093 185,984,318 28.61

2 UPT Pusat 28,362,343 24,345,680 85.84

3 Dekonsentrasi 458,703,570 302,192,367 65.88

4 Tugas Pembantuan 6,470,140,850 4,208,871,686 65.05

7,607,185,856 4,721,394,051 62.06

RealisasiNo. Kewenangan

Jumlah

Pagu

(Rp.000) (Rp.000) %

1 Pegaw ai 49.896.022 46.923.209 94,04

2 Barang 7.548.644.226 4.667.270.899 61,83

3 Modal 8.645.608 7.199.943 83,28

7.607.185.856 4.721.394.051 62,06 Jumlah

No. Jenis BelanjaRealisasi

98

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Pagu Revisi

(Rp. 000) (Rp. 000) (%)

1 Papua Barat 53,634,345 45,951,565 85.68

2 Lampung 365,524,775 301,887,354 82.59

3 DKI Jakarta 980,180 784,158 80.00

4 Papua 69,905,484 54,014,945 77.27

5 Maluku 76,499,302 59,058,016 77.20

6 Aceh 261,957,030 199,307,914 76.08

7 Kalimantan Tengah 112,633,123 84,789,122 75.28

8 Maluku Utara 79,713,801 59,029,606 74.05

9 J a m b i 106,824,617 78,657,593 73.63

10 Banten 117,669,193 86,030,785 73.11

11 Gorontalo 166,333,695 121,364,369 72.96

12 Jaw a Tengah 327,614,137 238,597,665 72.83

13 Jaw a Barat 486,007,867 343,623,263 70.70

14 Nusa Tenggara Barat 322,233,855 227,677,467 70.66

15 Sulaw esi Selatan 590,041,811 405,781,527 68.77

16 Sulaw esi Utara 321,594,784 216,232,445 67.24

17 Sulaw esi Tengah 204,721,716 134,012,602 65.46

18 Kalimantan Barat 300,940,040 195,046,207 64.81

19 Sumatera Selatan 470,741,571 297,994,824 63.30

20 DI Yogy akarta 20,745,347 12,952,893 62.44

No. ProvinsiRealisasi 2016 Pagu Revisi

(Rp. 000) (Rp. 000) (%)

21 Nusa Tenggara Timur 230,977,581 142,866,577 61.85

22 Sulaw esi Barat 190,611,681 115,814,796 60.76

23 Sumatera Utara 390,111,021 232,343,552 59.56

24 B a l i 51,808,044 29,728,450 57.38

25 Kep. Bangka Belitung 14,964,435 8,409,439 56.20

26 Sulaw esi Tenggara 152,156,272 85,126,671 55.95

27 Kalimantan Selatan 203,936,592 113,889,373 55.85

28 Jaw a Timur 838,866,410 444,655,294 53.01

29 Kepulauan Riau 832,404 438,328 52.66

30 Sumatera Barat 131,958,877 66,090,420 50.08

31 Kalimantan Utara 25,486,173 12,012,309 47.13

32 R i a u 79,089,751 34,816,404 44.02

33 Bengkulu 96,127,618 37,638,567 39.15

34 Kalimantan Timur 65,600,887 24,439,554 37.25

6,928,844,419 4,511,064,053 65.11

35 Pusat (Ditjen TP) 649,979,093 185,984,318 28.61

36 UPT Pusat 28,362,343 24,345,680 85.84

- BBPPMBTPH Cimanggis 10,000,000 8,861,420 88.61

- BBPOPT Jatisari 18,362,343 15,484,260 84.33

678,341,436 210,329,998 31.01

7,607,185,855 4,721,394,051 62.06Jumlah

No. ProvinsiRealisasi 2016

Jumlah Daerah

Jumlah Pusat

Realisasi anggaran kegiatan utama terbesar terdapat pada kegiatan yaitu:

1) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 89,48%,2)

Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih TPH-Cimanggis 88,61%, 3)

Pengembangan Peramalan OPT-Jatisari 84,33%, 4) Dukungan Manajemen

dan Teknis Lainnya 80,16%, 5) Penguatan Perlindungan TP dari

Gangguan OPT dan DPI 75,63%, 6) Pengelolaan Produksi Tanaman

Aneka Kacang dan Umbi 65,54%, 7) Pengelolaan Produksi Tanaman

Serealia 49,91%, dan realisasi terendah pada kegiatan 8) Pengelolaan

Sistem Penyediaan Benih TP 25,60%.

Tabel 25. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Berdasarkan Kegiatan

Utama Bulan Desember 2016

Pagu Anggaran

(Rp.000) (Rp.000) %

1 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 3,832,021,577 1,912,405,749 49.91

2 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 978,965,634 641,646,143 65.54

3 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 455,451,923 116,591,371 25.60

4 Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI 166,952,791 126,259,604 75.63

5 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 1,936,150,288 1,732,394,632 89.48

6 Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih 10,000,000 8,861,420 88.61

7 Pengembangan Peramalan OPT 18,362,343 15,484,260 84.33

8 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya 209,281,300 167,750,871 80.16

7,607,185,856 4,721,394,051 62.06

RealisasiNo. Kegiatan

Jumlah

Tabel 26. Realisasi Anggaran Berdasarkan Per Provinsi

Bulan Desember 2016

99

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Anggaran Blokir Realisasi Sisa Anggaran

(Rp000) (Rp000) (Rp000) (Rp000)

1 Produksi Aneka Kacang dan Umbi 29.475.215 8.984.546 18.912.789 64,17 1.577.880

2 Produksi Serealia 94.513.680 85.222.744 8.916.538 9,43 374.398

3 Sistem Penyediaan Benih TP 310.588.577 291.449.137 18.081.627 5,82 1.057.813

4 Penguatan Perlindungan TP dari Gangguan OPT dan DPI 17.889.048 3.366.935 14.262.568 79,73 259.545

5 Dukungan Manajemen dan Tejnis Lainnya pada Ditjen TP 91.955.041 7.943.964 78.279.506 85,13 5.731.571

6 Pengelolaan dan Pemasaran Hasil TP 105.557.532 57.707.601 47.639.263 45,13 210.668

649.979.093 454.674.927 186.092.290 28,63 9.211.876

No Kegiatan

Jumlah

%

1. Satker Ditjen TP (Pusat) pada tahun 2016 berdasarkan kegiatan Eselon

II mendapat anggaran sebesar Rp649.979.093.000 pada Satker Pusat.

Realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis

Lainnya tahun 2016 mencapai Rp186.092.289.927, (28,63%) dari pagu,

dan pagu anggaran yang diblokir sebesar Rp454.674.927.066, atau

(69,95%). Rincian anggaran dan realisasi perkegiatan sebagai berikut:

1) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi dengan

pagu sebesar Rp29.475.215.000,realisasi Rp18.912.788.705,

(64,17%), 2) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

Rp94.513.680.000, realisasi Rp8.916.537.762, (9,43%), 3) Pengelolaan

Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Rp310.588.577.000,

realisasi Rp18.081.627.098, (5,82%), 4) Penguatan Perlindungan

Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI sebesar

Rp17.889.048.000, realisasi Rp14.262.256.877, (79,73%), 5) Dukungan

Manajemen dan Teknis Lainnya Rp91.955.041.000, realisasi

Rp78.279.505.566 (85,13%), dan 6) Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tanaman Pangan Rp105.557.532.000, realisasi Rp47.639.262.919

(45,13%).

Tabel 27. Realisasi Anggaran Satker Ditjen TP (Pusat) Berdasarkan

Unit Kerja Eselon II Tahun 2016

2. Pada tahun 2016 Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan mendapat

alokasi anggaran sebesar Rp91.955.041.000. Realisasi anggaaran

Sedtitjen TP sebesar Rp78.279.505.566 (85,13%), realisasi per bagian

yaitu: 1) Bagian Perencanaan realisasi Rp6.427.524.805 (86,52%) dari

pagu anggaran Rp7.429.012.000, 2) Bagian Keuangan dan

Perlengkapan realisasi Rp46.956.880.236, (87,59%) dari pagu

anggaran Rp53.610.754.000, 3) Bagian Umum realisasi

Rp19.993.158.103, (81,22%) dari pagu anggaran Rp24.617.318.000,

dan 4) Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi Rp4.901.942.422,

(77,83%) dari pagu anggaran Rp6.297.957.000.

100

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

101

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

A. Permasalahan

1. Adanya perubahan kegiatan prioritas diluar perencanaan yang

telah ditetapkan semula, sehingga berpengaruh terhadap

penyelesaian dokumen revisi anggaran.

2. Pelimpahan Aset ex Ditjen PPHP, Aset Satker Inaktif, dan aset

hilang atau tidak diketahui keberadaannya.

3. Sulitnya mencari dokumen pendukung pada temuan TLHP yang

sudah lama dan belum diselesaikan.

4. Hutang pada pihak ketiga yaitu berupa pelaksanaan Tunda Bayar

dan Tunggakan.

5. Peraturan kepegawaian belum sepenuhnya diterapkan.

6. Tertundanya proses pelimpahan pegawai pusat ke daerah.

7. Hasil evaluasi pembangunan tanaman pangan belum digunakan

sebagai masukan dalam penyusunan perencanaan pada tahun

berikutnya.

8. Arus pelaporan yang kurang lancar dan tidak tepat waktu, sering

direvisi dan format yang tidak sama.

9. Peraturan terbaru yang mengatur terkait ekspor-impor beras

tertentu dan impor jagung belum disahkan oleh Menteri Pertanian.

10. Dokumentasi pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern tidak

memadai, terdapat kegiatan yang belum dilakukan evaluasi dan

belum dilakukan upaya tindaklanjut, terutama kegiatan terkait

kepegawaian (standar kompetensi, peta jabatan, dsb).

B. Upaya Tindak Lanjut

1. Ditjen Tanaman Pangan telah berupaya melakukan koordinasi ke

Kementerian Perencanaan/Bappenas melalui Sekretariat Jenderal

Kementerian Pertanian. Diantaranya terkait dengan perubahan

sasaran prioritas program padi dari 4 juta ha menjadi 1,38 juta ha

dan kedelai dari 500 ribu ha menjadi 210 ribu ha dan sampai

disusunnya perencanaan program dan kegiatan 2017 perubahan

rancangan program tersebut belum mendapat persetujuan dari

Bappenas.

VII

102

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2. Membentuk tim verifikator laporan keuangan/barang untuk

melakukan verifikasi laporan sesuai dengan daerah binaan.

3. Melaksanakan workshop tentang tindak lanjut hasil

pemeriksanaan yang belum ditindaklanjuti dan menelusuri

keberadaan dokumen pendukung.

4. Penyelesaian Persediaan Bantuan Pemerintah dalam bentuk

uang berpedoman pada surat Edaran Direktur Jenderal

Perbendaharaan Kemenkeu Nomor S-10743/PB/2016 tanggal 27

Desember 2016.

5. Perlu sosialisasi kembali PP 53 tahun 2010 tentang Disiplin

Pegawai.

6. Penyampaian surat ke daerah agar pelimpahan pegawai pusat ke

daerah segera diproses.

7. Melakukan koordinasi, komunikasi dan memberikan feed back

atas hasil capaian kegiatan tanaman pangan yang dilaporkan oleh

bagian teknis.

8. Mendorong bagian teknis untuk bisa memantau capaian kegiatan

strategis secara tepat waktu dengan data yang akurat.

9. Memantau revisi peraturan tentang ekspor-impor beras tertentu,

dan impor jagung agar segera terintegrasi dengan PPVTP dan

INSW.

10. Mendorong semua Eselon II untuk menindaklanjuti hasil

pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan.

103

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

PENUTUP

Laporan Tahunan Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun

2016 merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan

tugas fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan selama

tahun 2016.

Realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

mencapai Rp167,751 miliar 80,16% dari pagu Rp209,072 miliar. Realisasi

tersebut dirinci sebagai berikut: kantor pusat Rp78,185 miliar (85,03%),

dana dekonsentrasi Rp50,217 miliar (80,51%), dan dana tugas

pembantuan Rp39,348 miliar (71,61%).

Pagu kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Satker Kantor

Pusat mendapat alokasi anggaran sebesar Rp91.955.041.000, dengan

realisasi mencapai Rp78.279.505.566 (85,13%). Jika dirinci per bagian

yaitu: 1) Bagian Perencanaan realisasi Rp6.427.524.805 (86,52%), 2)

Bagian Keuangan dan Perlengkapan Rp46.956.880.236 (87,59%), 3)

Bagian Umum Rp19.993.158.103 (81,22%), dan 4) Bagian Evaluasi dan

Layanan Rekomendasi Rp4.901.942.422 (77,83%).

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun 2016 meliputi bidang kesekretariatan, meliputi perencanaan,

keuangan dan perlengkapan, umum, dan evaluasi serta layanan

rekomendasi. Kegiatan lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun 2016 telah dapat dilaksanakan dengana baik dan mencapai

target yang ditetapkan, terutama dalam menghasilkan dokumen dan

layanan perkantoran, meskipun mengalami self blocking. Semoga kinerja

ini dapat dipertahankan daan ditingkatkan lagi pada masa yang akan

datang.

VIII

104

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

105

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

LAMPIRAN

106

Laporan Tahunan 2016

EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

107

Laporan Tahunan 2016

Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ...................................EP

Lampiran 1. Rekapitulasi Cuti Pegawai Ditjen TP 2016

Lampiran 2. Rekapitulasi Kehadiran Pegawai Ditjen TP 2016

Tahunan Alasan

Penting Bersalin Besar Sakit

1 Januari 16 1 2 1 1 21

2 Februari 20 1 1 22

3 Maret 15 1 16

4 April 12 1 13

5 Mai 13 1 14

6 Juni 11 1 1 13

7 Juli 7 2 1 10

8 Agustus 1 1 2

9 September 38 3 1 42

10 Oktober 27 27

11 November 30 ` 1 31

12 Desember 73 1 74

263 9 9 1 3 285Jumlah

Cuti

No Bulan Jumlah

JUMLAH

PEGAWAI TL 0 TL 1 TL 2 PSW 0 PSW 1 PSW 2 A I C S DL TB DP

1 JANUARI 698 7.831 2.369 174 10.286 34 54 28 161 337 192 2.308 540 20

2 FEBRUARI 698 7.056 2.410 132 9.507 8 83 36 96 327 231 3.092 560 20

3 MARET 695 7.163 1.868 138 9.120 12 37 9 141 218 176 4.281 580 21

4 APRIL 687 6.510 1.879 127 8.351 39 58 11 98 140 178 4.883 580 21

5 MEI 685 5.952 1.673 151 7.707 2 65 19 104 198 132 4.891 560 20

6 JUNI 674 7.523 1.737 50 9.243 8 59 14 102 202 132 4.452 594 22

7 JULI 677 4.983 1.372 119 6.421 3 45 25 70 266 135 3.413 433 16

8 AGUSTUS 670 6.713 2.276 152 9.047 18 76 29 96 264 189 4.427 594 -

9 SEPTEMBER 668 6.957 2.089 142 6.996 9 35 24 145 462 225 3.373 611 -

10 OKTOBER 666 7.509 1.879 182 9.480 19 71 12 137 225 205 3.210 630 -

11 NOPEMBER 663 8.328 2.202 194 10.619 21 58 7 138 251 196 2.614 649 -

12 DESEMBER 661 6.125 1.908 131 8.052 21 66 8 114 681 112 3.541 600 -

82.650 23.662 1.692 104.829 194 707 222 1.402 3.571 2.103 44.485 6.931 140

50,76 14,53 1,04 64,38 0,12 0,43 0,14 0,86 2,19 1,29 27,32 4,26 0,09

Ket : MASUK KETERANGAN

TL (Keterlambatan) A : Alfa JAKARTA, JANUARI 2017

TL 0 = < 07.30 (datang tepat waktu) I : Izin

TL 1 = 07.31 s.d. 09.30 (1 s.d. 90 menit) C : Cuti SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL,

TL 2 = > 09.30 (> 90 menit) S : Sakit

DL : Dinas Luar

PSW (Pulang Sebelum Waktunya) TB : Tugas Belajar

PSW 0 = > 16.00 (pulang tepat waktu) DP : Diperbantukan

PSW 1 = 14.00 s.d. 15.59 (1 s.d. 90 menit) Dr. Ir. Maman Suherman, M.M.

PSW 2 = < 14.00 (> 90 menit) NIP 196009081987031003

JUMLAH

PERSENTASE

NO UNIT KERJAMASUK PULANG KETERANGAN