laporan sgd 3_keperawatan transkultural

9
LAPORAN SGD 3 PERAWATAN TRANSKUTURAL Rizka Rahmaharyanti G1D010007 Complementary Nursing Therapy Block (Commuter) Semester VI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Upload: rizka-rahmaharyanti

Post on 24-Apr-2015

22 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN SGD 3_keperawatan Transkultural

LAPORAN SGD 3

PERAWATAN TRANSKUTURAL

Rizka Rahmaharyanti

G1D010007

Complementary Nursing Therapy Block (Commuter)

Semester VI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU - ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

PURWOKERTO

2013

Page 2: LAPORAN SGD 3_keperawatan Transkultural

Kesadaran masyarakat akan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan semakin tinggi

hingga saat ini. Hal tersebut dikarenakan masyarakat sudah memiiki wawasan dan pengertian

lebih tentang bagaimana seharusnya pelayanan kesehatan yang mereka dapatkan di seluruh

fasilitas kesehatan. Adanya harapan dari masyarakat mengenai sistem pelayanan kesehatan

yang baik, membuat tenaga kesehatan harus berbenah diri untuk memberikan pelayanan

kesehatan yang baik pula.

Perawat, salah satu petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dengan

mendampingi pasien selama 24 jam setiap harinya tentu memilki peran yang tidak sedikit

dalam membangun citra petugas pelayanan kesehatan dalam konteks ini. Pemberian

pelayanan kesehatan tentunya didasari oleh beberapa teori yang berbeda-beda di tiap profesi

kesehatan, termasuk perawat. Pada middle range theory terdapat Transcultural Nursing

Theory yang di cetuskan oleh Leininger.

Transcultural Nursing adalah suatu area keilmuan budaya pada proses belajar dan

praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantra budaya

manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan

keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger &

McFarland, 2002). Sebuah teori tentu memiliki pedoman atau prinsip, konsep dan teori di

dalamnya serta proses yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, penyediaan dan evaluasi.

1. Prinsip

Prinsip dalam teori keperawatan transkultural terdiri dari tiga hal, yaitu :

a. Cultural care preservation/maintenance,

b. Cultural care accomodation/negotiation

c. Cultural carerepartening/rekonstruction (Andrew & Boyle, 1995).

2. Konsep

a. Karakteristik budaya dapat digambarkan sebagai berikut :

- budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua

budaya yang sama persis,

- budaya bersifat stabil, tetapi juga dinamis karena budaya tersebut diturunkan

kepada generasi brikutnya sehingga mengalami perubahan,

- budaya diisi dan ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari

(Leininger & McFarland, 2002).

b. Nilai budaya adalah keinginan atau tindakan individu yang dipertahankan pada

suatu waktu tertentu, malanlasi tidakan dan keputusan.

Page 3: LAPORAN SGD 3_keperawatan Transkultural

c. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawaan merupakan benuk yang optimal dari

pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan

keperawatan yang dibutuhkan serta kepercayaan dan tindakan hingga kepekaan

terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin

kembali lagi (Leininger & McFarland, 2002).

d. Etnosentris : persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa

budayanya adalah yang terbaik dari budaya - budaya yang lain.

e. - Etnis : manusia dari ras tertentu yang digolongkan menurut ciri - ciri dan

kebiasaan yang lazim

- Etnik : kumpulan kondisi tertentu yang dimilki oleh kelompok tertentu

(kelompok etnik)

- Kelompok etnik : sekumpulan individu yang mempunyai budaya dan sosial

yang unik serta menurunkannya ke generasi selanjutnya.

f. Ras : Pengklasifikasian manusia berdasarkan karakteristik fisik pigmentasi,

bentuk tubuh, bentuk wajah, bulu pada tubuh dan bentuk kepala. Terdapat 3 ras,

yakni kaukasoid, Negroid dan Mongoloid.

g. Etnografi : Ilmu yang mempelajari budaya.

h. Care : kejadian yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan

perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk

memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi

dan kualitas kehidupan manusia.

i. Caring : tindakan langsung yang diarahkan untuk tujuan care.

j. Cultural Care : berhuungan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,

kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk membimbing, mendukung

dan memberi kesempatan pada individu dalam menjalankan kehidupan hingga

kematian.

k. Cultural impotition : berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk

memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai di atas budaya orang lain karena

percaya bahwa idenya lebih tinggi dari kelompok lain.

3. Proses Keperawatan

a. Pengkajian

Terdapat 7 komponen pengkajian pada “Sunrise Model” keperawatan

trankultural, yaitu faktor teknologi, agama dan falsafah hidup, sosial dan

keterkaitan keluarga, nilai-nilai budaya dan gaya hidup, faktor kebijakan dan

Page 4: LAPORAN SGD 3_keperawatan Transkultural

peraturan yang berlaku, ekonomi dan pendidikan klien (Giger & Davidhizar,

1995).

Adapun cara melakukan pengkajian terhadap klien yang memiliki kultur

budaya yang berbeda ialah dengan tidak menyalahi prinsip-prinsip berikut :Tidak

menggunakan asumsi, tidak membuat streotip yang memancing konflik, menerima

dan memahami metode komunikasi, menghargai perbedaan individual,

menghargai kebutuhan personal dari tiap individu, tidak membedakan keyakinan

klien dan menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi.

b. Perencanaan dan penyediaan perawatan

Perencanaan dan penyediaan perawatan pada keperawatan transkultural

didasari oleh 3 prinsip (Andrew & Boyle, 1995) :

- Cultural care preservation/maintenance, yaitu mempertahankan budaya yang

dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan.

Mengdentifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat

Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan klien

Mendiskusikan kesenjangan budaya yang diiliki klien dan perawat.

- Cultural care accomodation/negotiation, yaitu mengakomodasi budaya klien

bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan.

Menggunakan bahasa yang mudah dpahami klien

Melibatkan keluarga dalam perencanaan perawatan

Melakukan negosiasi apabila konflik tidak terselesaikan, dengan

kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan

standar etik.

- Cultural carerepartening/rekonstruction, yaitu merubah budaya klien bila

budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.

Menberikan informasi kepada klien tentang sistem pelayanan kesehatan

Memberi kesempatan klien untuk memahami informasi yang diberikan

Menentukan tingkat perbedaan klien melihat dirinya dari budaya

kelompok

Menggunakan pihak ketiga bila diperlukan.

c. Evaluasi

Tolak ukur pada tahap evaluasi ini ialah keberhasilan klien tentang

mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien

Page 5: LAPORAN SGD 3_keperawatan Transkultural

yang tidak sesuai dengan kesehatan dan beradaptasi dengan budaya baru yang

mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien.

4. Pegaruh Budaya

Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang

dipelajari dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil

keputusan. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa budaya memiliki peran penting

dalam proses berfikir dan mengambil keputusan oleh tiap indiviu karena nilai –

nilainya sudah tertanam dan menjadi suatu keharusan unuk dipatuhi. Proses

penyampaian nilai – nilai budaya yang secara turun – temurun juga mengambil andil

dalam kuatnya pengaruh budaya tersebut (Gunawijaya, 2010).

Pengaruh budaya terhadap diri individu terdapat di seluruh aspek kehidupan,

termasuk kesehatan, sehingga akan berdampak pula pada pengambilan keputusan

dalam perawatan yang akan diambil serta penyelesaian masalah kesehatan yang

dialami individu tersebut. Budaya sudah menjadi sugesti dimana larangan – larangan

yang dimuat didalamnya dipercaya secara penuh oleh individu yang memiliki budaya

tersebut sehingga akan sulit ditentang, terutama budaya yang tidak menguntungkan

atau bertentangan dengan kesehatan.

Teori keperawatan transkultural di era globalisasi dengan harapan masyarakat yang

semakin meningkat ini terus dikembangkan untuk mengahasilkan pelayanan kesehatan yang

baik dan berkualitas. Budaya yang tertanam sebagai sugesti di dalam diri setiap individu

harus diseleksi, terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Hal tersebut dikarenakan

apabila budaya yang pegang klien ternyata bertentangan dengan kesehatan tentu akan

merugikan klien dan menghambat proses perawatan serta penyembuhan klien yang sakit.

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang memiliki interaksi lebih banyak ke pasien, memiliki

peran yang lebih pula dalam menyeleksi budaya tersebut. Terdapat 3 prinsip dalam

keperawatan transkultural yakni mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya

klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien

kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien

bertentangan dengan kesehatan.

Page 6: LAPORAN SGD 3_keperawatan Transkultural

Referensi :

Andrew, M., & Boyle, J. S. (1995). Transcultural cocepts in nursing care (2nd ed.).

Philadelphia: JB Lippincot Company.

Giger, J. J., & Davidhizar, R. E. (1995). Transcultural nursing : assessment and intervention

(2nd ed.). Missouri: Mosby Year Book Inc.

Gunawijaya, J. (2010). Kuliah umum tentang budaya dan persfektif transkulturak dalam

keperawatan. Mata ajar KDK II 2010 Semester Genap. Jakarta: FIK-UI.

Leininger, M., & McFarland, M. R. (2002). Transcultural nursing : concepts, theories,

research and practice (3rd ed.). USA: Mc-Graw Hill Company.