laporan sementara dasar

26
LAPORAN SEMENTARA DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENALAN SERANGGA HAMA GUDANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO P ENGENALAN SERANGGA HAMA Hama Gudang PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO 2011 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penyimpanan merupakan tahap pasca panen yang penting. Pada tahap ini akan mengalami perubahan kualitas dan kuantitas yang dipengaruhi oleh fasilitas penyimpanan serta hama gudang. Hama adalah organisme yang berbentuk hewan yang mengganggu atau merusak tanaman, hewan atau benda yang kita miliki secara ekonomis salah satunya adalah hama [email protected]

Upload: roni-alieasay

Post on 05-Dec-2014

34 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Sementara Dasar

LAPORAN SEMENTARA DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENALAN SERANGGA HAMA GUDANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO

PENGENALAN SERANGGA HAMAHama Gudang

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIJURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS TADULAKO

2011

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses penyimpanan merupakan tahap pasca panen yang penting. Pada tahap ini akan

mengalami perubahan kualitas dan kuantitas yang dipengaruhi oleh fasilitas penyimpanan serta

hama gudang. Hama adalah organisme yang berbentuk hewan yang mengganggu atau merusak

tanaman, hewan atau benda yang kita miliki secara ekonomis salah satunya adalah hama

[email protected]

Hama gudang mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hama-hama yang

menyerang dilapangan, hal ini sangat berkaitan dengan ruang lingkup hidupnya yang terbatas

yang tentunya memberikan pengaruh faktor luar yang terbatas pula. Walaupun hama gudang

(produk dalam simpanan) ini hidupnya dalam ruang lingkup yang terbatas, karena ternyata tidak

Page 2: Laporan Sementara Dasar

sedikit pula Janis dan spesiesnya, yang masing-masing memiliki sifat sendiri, klasifikasi atau

penggolongan hama yang menyerang produk dalam gudang untuk lebih mengenalnya dan lebih

mudah mempelajarinya telah dilakukan oleh para ahli taxonomi.

Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan ialah pengaturan individu dalam

kelompok, penyusunan kelompok dalam suatu sistem, data individu dan kelompok menentukan

hama itu dalam sistem tersebut. Letak hama hama dalam sistem sudah memperlihatkan

sifatnya. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari golongan Coleoptera,

misalnyaTribolium castaneum, Sitophilus oryzae, Callocobruchus sp. , dll.

Produk pasca penen merupakan bagian tanaman yang dipanen dengan berbagai tujuan

terutama untuk memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi petani maupun konsumen. Produk

dalam simpanan ini tidak terlepas dari masalah organisme pengganggu tumbuhan terutama dari

golongan serangga hama. Hama yang menyerang komoditas simpanan (hama gudang)

mempunyai sifat khusus yang berlainan dengan hama yang menyerang tanaman ketika di

lapang. Menyerang produk yang baru saja dipanen melainkan juga produk industri hasil

pertanian. Produk tanaman yangdisimpan dalam gudang yang sering terserang hama tidak hanya

terbatas Hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya pada produk bebijian saja melainkan

produk yang berupa dedaunan (teh, kumis kucing, dan lain sebagainya) dan kekayuan atau kulit

kayu misalnya kayumanis, kulit kina, dan lainnya (Wagianto, 2008).

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul III tentang Pengenalan Hama

Gudang yaitu untuk mengetahui jenis-jenis hama yang menyerang tempat-tempat penyimpanan

hasil-hasil pertanian serta cara pengendaliannya dan gejala serangannya.

Kegunaan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul III tentang Pengenalan

Hama Gudang untuk membedakan ciri morfologi dan kehilangan berat serta mengetahui cara

pengendalian Hama Gudang.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Page 3: Laporan Sementara Dasar

2.1 Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)

2.1.1 Ciri morfologi

Ukuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang

relative kecil dibandingkan dengan hama gudang lainnya. Warna tubuh Kumbang Kacang Hijau

(Callosobruchus chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna kekuning-

kuningan. Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala (Caput) agak meruncing,

pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak

kekuningan. Ukuran tubuh sekitar 5-6 mm. Imago betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur

diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5

hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat

pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan. Lama stadia larva adalah

4-6 hari. Produk yang diserang akan tampak berlubang (Borror, 2009).

2.1.2 Sistematika

Klasifikasi Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) yaitu Kingdom Animalia, Filum

Arthropoda, Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Bruchidae, Genus Callosobruchus, Spesies

(Callosobruchus chinensis) (Pustekom, 2005).

2.1.3 Gejala serangan

Gejala serangan Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak lubang pada biji-biji

kacang hijau yang mengakibatkan lama-kelaman biji tersebut menjadi retak. Intensitas serangan

akibat hama dalam produk simpanan termasuk dalam kategori sedang, walaupun beberapa hama

dapat menyebabkan kerugian yang nyata secara ekonomi. Intensitas serangan pada komoditas

kopi, kacang hijau, kacang tanah, kacang tolo, dan beras adalah 0,3 %, 0,13 %, 0,19 %, 0,29 %,

dan 0,34 %. Intensitas serangan paling kecil terdapat pada komoditas kacang hijau dan intensitas

tertinggi ada pada komoditas beras (Indonesia, 2001).

Page 4: Laporan Sementara Dasar

2.1.4 Pengendalian

Pengendalian dapat dilakukan dengan melakukan fumigasi dan menggunakan musuh alami hama

ini (Anisopteromalus calandrae dan semut hitam) (Nayneienay, 2008).

2.2 Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)

2.2.1 Ciri morfologi

Kumbang kopra (Necrobia rufipes) memilki ciri morfologi terdiri dari antena, caput, mata

majemuk, abdomen, thoraks, tungkai depan, tungkai belakang dan sepasang sayap. Ukuran tubuh

dewasa yaitu sekitar 4-5 mm. Permukaan atas tubuh berwarna hijau kebiru-biruan metalik dan

mengkilap. Bagian permukaan bawah perut berwarna biru gelap. Kaki mereka coklat kemerah-

merahan terang atau oranye. Antena berwarna coklat kemerah-merahan dengan ujung berwarna

coklat tua atau hitam ( Rentikol, 2007).

2.2.2 Sistematika

Klasifikasi Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda,

Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Claridae, Genus Necrobia, Spesies (Necrobia rufipes)

( Wagianto, 2008).

2.2.3 Gejala serangan

Gejala serangan Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) yaitu melubangi biji-biji kopra dan

membuat kopra menjadi busuk dan mengeluarkan bau yang tidak sedap (Darmadi,

2008)[email protected]

2.2.4 Pengendalian

Pengendalian Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) untuk penyimpanan dapat dilakukan dengan

pengasapan (fumigasi), atau dengan membersihkan (sanitasi) pada gudang tempat penyimpanan,

sedangkan cara pengendalian untuk tanaman yang sedang dalam proses pertumbuhan biasanya

Page 5: Laporan Sementara Dasar

dilakukan dengan menggunakan predator, prasit, pathogen sebagai musuh alami.Ada pula yang

menggunakan cara mekanis dengan mematikan menggunakan tangan atau alat, menghalau

dengan tirai (menggunakan tanaman sebagai tirai atau menggunakan plastik) (Naynienay, 2008).

2.3 Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)

2.3.1 Ciri morfologi

Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah

menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan pada sayap bagian depan, 2

bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang

dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada

jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm. larva kumbang tidak

berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan

agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa (Naynienay, 2008).

Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400

butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang

gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut

dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung

selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi

tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian

pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar

28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup ham ini

tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan di ruang simpan, dan jenis produk yang

diserang (Naynienay, 2008).

2.3.2 Sistematika

Page 6: Laporan Sementara Dasar

Klasifikasi Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda,

Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Curculionidae, Genus Sitophilus, Spesies (Sitophilus

oryzae) (Anonim, 2008 ).

2.3.3 Gejala serangan

Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau

tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk

berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian. Hama

(Sitophilus oryzae) bersifat polifag, selain merusak butiranberas, juga merusak simpanan jagung,

padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan hama ini, butir beras

menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan

menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti

tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan

air liur hama (Naynienay, 2008).

2.3.4 Pengendalian

Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae (parasit larva), semut merah

dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Penagendalian hama

ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari,

diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan

pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang

disimpan (Naynienay, 2008).

2.4 Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)

2.4.1 Ciri morfologi

Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) memiliki panjang 2,5-4,5 mm, berwarna

coklat, moncong sempit dan panjang, mempunyai antena, larvanya putih dan gemuk dan tidak

berkaki. Kadang larvanya berkembang dalam satu butir jagung. Kumbang muda berwarna coklat

Page 7: Laporan Sementara Dasar

agak kemerahan, yang tua berwarna hitam. Terdapat bercak kuning agak kemerah-merahan pada

sayap bagian depan. Pada sayap kiri dan kanan terdapat dua bercak. Panjang tubuh kumbang

dewasa sekitar 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya (Naynienay, 2008).

2.4.2 Sistematika

Klasifikasi Kumbang Jagung (Sitophilus oryzae) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda,

Kelas Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Curculionidae, Genus Sitophilus, Spesies (Sitophilus

zeamays) (Udha, 2008).

2.4.3 Gejala serangan

Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) menyerang pada tanaman jagung yang mengakibatkan

butir-butir jagung menjadi lubang. Ukuran lubang yang diakibatkan lebih besar dari pada gejala

serangan pada beras, jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk, sehingga kualitas

jagung menurun karena bercampur dengan air liur hama (Anonim, 2008).

2.4.4 Pengendalian

Cara pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara pengeringan bahan yang sempurnah,

melakukan pengamasan yang baik, pemberian tablet khusus misalnya phastoksin. Kemudian

melakukan fumigasi yang tentunya akan menimbulkan resiko yang sangat besar (Anonim, 2005).

2.5 Kumbang Tepung (Tribolium sp)

2.5.1 Ciri morfologi

Kumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, panjang tubuhnya ± 4

mm. Telur berwarna putih agak merah dengan panjang ± 1,5 mm. larva berwarna cokelat muda

dengan panjang ± 5-6 mm. Pupa berwarna putih kekuningan dengan panjang ± 3,5

mm. Kumbang betina mampu bertelur hingga 450 butir sepanjang siklus hidupnya. Telur

diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang merupakan pecahan kecil

(remah). Larva bergerak aktif karena memiliki 3 pasang kaki thorixal. Larva akan mengalami

Page 8: Laporan Sementara Dasar

pergantian kulit sebanyak 6-11 kali, tidak jarang pula pergantian kulit ini hanya terjadi sebanyak

6-7 kali, ukuran larva dewasa dapat mencapai 8-11 mm.

Menjelang terbentuknya pupa, larva kumbang akan muncul di permukaan material, tetapi setelah

menjadi imago akan kembali masuk ke dalam material. Seklus hidup dari kumbang ± 35-42 hari

(Wagianto, 2008).

2.5.2 Sistematika

Klasifikasi Kumbang Tepung (Tribolium sp) yaitu Kingdom Animalia, Filum Arthropoda, Kelas

Insecta, Ordo Coleoptera, Famili Tenebrionidae, Genus Tribolium, Spesies

(Tribolium sp.) (Rioardi, 2009).

2.5.3 Gejala serangan

Hama ini juga disebut hama bubuk beras, bubuk Tribolium bukan hama yang khusus menyerang

beras atau tepungnya. Pada kenyataannya, dimana pada komoditas beras ditemukan hama

(Sitophilus oryzae), pasti akan ditemukan juga hama bubuk ini. Hama (Tribolium) hanya

memakan sisa komoditas yang telah terserang hama (Sitophilus oryzae) sebelumnya yang

berbentuk tepung (hama sekunder). Hama ini tidak hanya ditemukan dalam komoditas beras,

tetapi juga terdapat pada gaplek, dedak, beaktul yang ada di toko maupun di rumah (Anonim,

2008).

2.5.4 Pengendalian

Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan oleh hama ini dapat

dilakukan dengan melakukan penjemuran terhadap komoditas simpanan pada waktu tertentu

dengan pengeringan yang sempurna. Selain itu juga dapat dilakukan fumigasi terhadap produk

pasca penen dengan menggunakan fumigan yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia

( Wagianto, 2008).

III. METODE PRAKTEK

3.1 Tempat dan Waktu

Page 9: Laporan Sementara Dasar

Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul III tentang Pengenalan Hama Gudang

dilaksanakan di Laboratorium Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas

Tadulako, Palu dan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 28 Oktober 2009 pukul 14.00 WITA

sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul III

tentang Pengenalan Hama Gudang yaitu stoples yang dicet hitam, kain kasa hitam, karet gelang,

cawan petri, lup, pinset dan alat tulis menulis serta buku gambar.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 10 ekor Kumbang Beras

(Sitophilus oryzae), 10 ekor Kumbang Tepung (Tribolium sp.), 10 ekor Kumbang Jagung

(Sitophilus zeamays), 10 ekor Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis L.), 10 ekor

Kumbang Kopra (Necrobia rufipes), 100gr beras (Oryza sativa), 100gr jagung (Zea mays), 100gr

tepung, 100gr kopra, 100gr kacang hijau (Vigna angularis) dan alkohol 70%.

3.3 Cara Kerja

Tiga hari sebelum melakukan pengamatan, pertama yang dilakukan adalah menimbang bahan-

bahan yang dibawah, setiap bahan ditimbang seberat 100gr. Setelah melakukan penimbangan

kemudian masukan bahan dan 10 ekor serangga hama gudang ke dalam stoples yang sudah dicat

hitam. Setelah itu ditutup dengan kain kasa berwarnah hitam, agar tidak lepas kainya diikat

dengan karet gelang. Tiga hari kemudian semua bahan yang dimasukan kedalam toples

menimbang kembali untuk mengetahui penyusutan bahan dan dilakukan penimbangan sebanyak

empat kali pengamatan. Saat praktikum bahan hama gudang yang dibawah keluarkan dari stoples

kemudian mengamati struktur morfologinya serta menggambarnya di buku gambar.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Page 10: Laporan Sementara Dasar

Dalam Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Modul III tentang Pengenalan Hama

Gudang didapatkan hasil sebagai berikut :

4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Kehilangan Berat Bahan Simpanan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Kehilangan Berat pada Kacang Hijau (Vigna angularis)

No Hari/Tanggal Berat Awal Berat Akhir Susut

1. Senin, 19 Oktober 2009 100gr 100gr 0%

2. Kamis, 22 Oktober 2009 100gr 100gr 0%

3. Senin, 26 Oktober 2009 100gr 100gr 0%

4. Rabu, 28 Oktober 2009 100gr 100gr 0%

Grafik 1. Kehilangan Berat Bahan Simpanan pada Kacang Hijau (Vigna angularis).

Table 2. Hasil Pengamatan Kehilangan Berat pada [email protected] (Cocos nucifera)

Grafik 2. Kehilangan Berat Bahan Simpanan pada pada Kopra (Cocos nucifera)

Tabel 3. Hasil Pengamatan Kehilangan Berat pada Beras (Oryza sativa)

Grafik 3. Kehilangan Berat Bahan Simpanan pada pada Beras (Oryza sativa).

Tabel 4. Hasil Pengamatan Kehilangan Berat pada Jagung (Zea mays)

Tabel 5. Hasil Pengamatan Kehilangan Berat pada Tepung

No Hari/Tanggal Berat Awal Berat Akhir Susut

1. Senin, 19 Oktober 2009 100gr 100gr 0%

2. Kamis, 22 Oktober 2009 100gr 100gr 0%

3. Senin, 26 Oktober 2009 100gr 100gr 0%

4. Rabu, 28 Oktober 2009 100gr 100gr 0%

Grafik 5. Kehilangan Berat Bahan Simpanan pada Tepung.

4.1.2 Morfologi Hama Gudang

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka dapat diketahui morfologi sebagai berikut :

Page 11: Laporan Sementara Dasar

Keterangan :1. Caput2. Antena3. Alat Mulut4. Mata Majemuk5. Toraks6. Tungkai Depan7. Tungkai Tengah8. Tungkai Belakang9. Abdomen10. Sayap

Gambar 35. Morfologi Kumbang Kacang Hijau (Callocobruchus chinensis).Keterangan :Lubang Pada Kacang Hijau(Vigna angularis)

Gambar 36. Gejala Serangan Kumbang Kacang Hijau (Callocobruchus chinensis).

Keterangan :1. Caput2. Antena3. Alat Mulut4. Mata Majemuk5. Toraks6. Tungkai Depan7. Tungkai Tengah8. Tungkai Belakang9. Abdomen

10. Sayap

Gambar 37. Morfologi Kumbang Kopra (Necrobia rufipes).

Page 12: Laporan Sementara Dasar

Keterangan :Lubang Pada Kopra(Cocos nucifera) akibat serangan Kumbang Kopra(Necrobia rufipes)

Gambar 38. Gejala Serangan Kumbang Kopra (Necrobia rufipes).

Keterangan :1. Caput2. Antena3. Alat Mulut4. Mata Majemuk5. Toraks6. Tungkai Depan7. Tungkai Tengah8. Tungkai Belakang9. Abdomen

10. Sayap

Gambar 39. Morfologi Kumbang Beras (Sitophilus oryzae).Keterangan :Lubang Pada beras akibat serangan Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)

Gambar 40. Gejala Serangan Kumbang Beras (Sitophilus oryzae).

Keterangan :1. Caput2. Antena3. Alat Mulut4. Mata Majemuk5. Toraks6. Tungkai Depan7. Tungkai Tengah

Page 13: Laporan Sementara Dasar

8. Tungkai Belakang9. Abdomen

10. Sayap

Gambar 41. Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays).

Keterangan :

Lubang Pada butir jagung (Zea mays)

Gambar 42. Gejala Serangan Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays).

Keterangan :1. Caput2. Antena3. Alat Mulut4. Mata Majemuk5. Toraks6. Tungkai Depan7. Tungkai Tengah8. Tungkai Belakang9. Abdomen

10. Sayap

Gambar 43. Morfologi Kumbang Tepung (Tribolium sp.).

4.2 Pembahasan

Pengamatan pertama yaitu pengukuran kehilangan berat bahan simpanan pada biji kacang hijau

(Vigna angularis), tiga hari sebelum pengamatan kehilangan berat bahan simpanan pada biji

kacang hijau (Vigna angularis), dilakukan penimbangan awal pada bahan simpanan biji kacang

hijau (Vigna angularis), yang mana berat awal semua bahan simpanan adalah sebanyak

100gr. Pada penimbangan pertama yang dilakukan pada hari Senin, 19 Oktober 2009, berat pada

biji kacang hijau (Vigna angularis) yaitu seberat 100gr. Belum menunjukan adanya penurunan

berat yang berarti persentase penyusutan bahan adalah 0%. Pada penimbangan berat bahan

Page 14: Laporan Sementara Dasar

simpanan yang kedua yang dilakukan pada hari Kamis, 22 Oktober 2009, diperoleh hasil bahwa

tidak terjadi penyusutan berat bahan yaitu berat bahan masih sama dengan berat bahan awal.Pada

pengamatan ketiga yang [email protected] empat hari setelah pengamatan kedua

yaitu pada hari Senin, 26 Oktober 2009, dari hasil penimbangan tidak terjadi penyusutun berat

bahan simpanan pada biji kacang hijau (Vigna angularis) yaitu beratnya masih sama dengan

berat awal seberat 100gr. Pada penimbangan terakhir yang dilakukan sebelum praktikum

berikutnya yaitu pada hari Rabu, 28 Oktober 2009 juga diperoleh hasil yang sama yaitu berat

bahan simpanan pada biji kacang hijau (Vigna angularis) yaitu seberat 100gr dan persentase

penyusutannya adalah 0%.

Hama Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) akan merusak biji yang telah

disimpan di dalam gudang penyimpanan. Intensitas serangan akibat hama dalam produk

simpanan termasuk dalam kategori sedang, walaupun beberapa hama dapat menyebabkan

kerugian yang nyata secara ekonomis (Wordpress, 2008).

Pengamatan kehilangan berat bahan simpanan pada Kopra, dimana pada pengamatan pertama

yang dilakukan pada hari Senin, 19 Oktober 2009 tidak mengalami penyusutan, berat bahan

simpanan masih sama dengan berat awal yaitu seberat 100gr. Berat bahan simpanan Kopra pada

pengamatan kedua tidak mengalami perubahan. Pengamatan tiga dan empat juga tidak

mengalami penyusutan berat yaitu persentase penyusutanya 0 %.

Hasil pengamatan kehilangan berat bahan simpanan pada beras (Oriza sativa), pada

penimbangan pertama pada hari Senin, 19 Oktober 2009 tidak mengalami penyusutan dan

penurunan berat. Panimbangan kedua dilakukan dan di peroleh hasil bahwa berat bahan

simpanan dan persentase penyusutan tidak mengalami perubahan, juga pada pengamatan ketiga

dan keempat.

Hasil pengamatan kehilangan berat bahan simpanan pada jagung (Zea mays) tidak mengalami

penurunan berat pada pengamatan pertama. Pada penimbangan kedua berat bahan simpanan pada

jagung (Zea mays) belum juga mengalami penyusutan, begitupun pada penimbangan ketiga dan

keempat.

Page 15: Laporan Sementara Dasar

Senin, 19 Oktober 2009 dilakukan penimbangan berat bahan simpanan pada tepung dan

diperoleh hasil yang sama dengan berat bahan simpanan yang terjadi pada bahan simpanan

lainnya. Pada tanggal 22 Oktober dilakukan lagi penimbangan dan hasilnya pun tidak mengalami

penyusutan, begitupun pada penimbangan ketiga dan keempat.

Pengamatan kehilangan berat bahan simpanan dari awal pengamatan sampai akhir pengamatan

tidak mengalami penyusutan, hal ini diakibatkan beberapa hal antara lain hama gudang yang di

simpan dalam stoples kemungkinan seluruhnya hama betina atau sebaliknya. Dapat juga terjadi

diakibatkan saat penimbangan semua hama gudang yang berada dalam stoples terbang dan tidak

ada yang tersisa. Dan tempat penyimpanan hama gudang ruangannya steril sehingga menekan

perkembang biakan hama gudang yang mengakibatkan hama gudang tersebut mati.

Pengamatan morfologi kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis), tampak terlihat caput,

antenna, toraks, tungkai depan, tungkai tengah dantungkai tungkai belakang. Caput kumbang

kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak bulat seperti caput semut hitam. Ukuran tubuh

kumbang kacang hijau sangat kecil, berbeda dengan ukuran tubuh hama gudang lainnya.

Ukuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative

kecil dibandingkan dengan hama gudang lainnya. Warna tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus

chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna kekuning-kuningan. Imago dari hama

ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap.

Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan. Ukuran tubuh sekitar 5-6 mm. Imago betina

dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan

dan akan menetas setelah 3-5 hari (Hartati, 2009).

Kumbang Kacang hijau (Callosobruchus chinensis) menyerang pada butir-butir kacang hijau yang gejala

serangannya tampak terlihat bekas-bekas lubang. Lubang uang ditimbulkan dalam satu butir biasanya

lebih dari satu lubang. Buti-butir yang terserang biasanya jika tersimpan lama maka akan retak.

Gejala serangan Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) tampak lubang pada biji-biji

kacang hijau yang mengakibatkan lama-kelaman biji tersebut menjadi retak. Intensitas serangan

akibat hama dalam produk simpanan termasuk dalam kategori sedang, walaupun beberapa hama

Page 16: Laporan Sementara Dasar

dapat menyebabkan kerugian yang nyata secara ekonomi. Intensitas serangan pada komoditas

kopi, kacang hijau, kacang tanah, kacang tolo, dan beras adalah 0,3 %, 0,13 %, 0,19 %, 0,29

%,dan 0,34 %. Intensitas serangan paling kecil terdapat pada komoditas kacang hijau dan

intensitas tertinggi ada pada komoditas beras ( Wagianto, 2008).

Pengamatan morfologi kumbang kopra (Necrobia rufipes) terlihat bahwa kumbang kopra

(Necrobia rufipes) terdiri atas caput, antena, alat mulut, toraks dan abdomen. Pada torak terdapat

tiga pasang tungkai, yaitu tungkai depan, tungkai tengah dan tungkai belakang. Ukuran tubuh

kumbang kopra (Necrobia rufipes) lebih besar dari ukuran tubuh hama gudang lainnya.

Kumbang kopra (Necrobia rufipes) memilki cirri morfologi terdiri dari antena, caput, mata

majemuk, abdomen, thoraks, tungkai depan, tungkai belakang dan sepasang sayap. Ukuran tubuh

dewasa yaitu sekitar 4-5 mm. Permukaan atas tubuh berwarna hijau kebiru-biruan metalik dan

mengkilap. Bagian permukaan bawah perut berwarna biru gelap. Kaki mereka coklat kemerah-

merahan terang atau oranye. Antena berwarna coklat kemerah-merahan dengan ujung berwarna

coklat tua atau hitam ( Wagianto, 2008).

Gejala serangan kumbang kopra (Necrobia rufipes) tampak terlihat lubang-lubang pada

kopra. Lubang yang ditimbulkan biasanya lebih dari satu dan kopra yang diserang baunya jadi

busuk.

Gejala serangan Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) yaitu melubangi biji-biji kopra dan

membuat kopra menjadi busuk dan mengeluarkan bau yang tidak sedap (Hama sains, 2008).

Pengamatan morfologi Kumbang Beras (Sitophilus oryzae), struktur morfologinya terdiri atas

caput, toraks, dan abdomen.Pada caput terdapat sepasang antena, alat mulut dan juga terdapat

mata mejemuk. Bagian toraks terlihat tiga pasang tungkai yaitu tungkai belakang, tangah dan

tungkai depan. Warna tubuh Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) berwarnah merah agak

kecoklatan. Pada bagian sayap terdapat empat bercak-bercak berwarna kuning agak kemerahan

yang mana dua bercak pada sayap kiri dan dua bercak pada sayap kanan.

Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah

menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan pada sayap bagian depan, 2

Page 17: Laporan Sementara Dasar

bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang

dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada

jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm. Larva kumbang tidak

berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan

agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa (Naynienay, 2008).

Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400

butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang

gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut

dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung

selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi

tempat hidupnya.Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian

pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama ini

sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup hama ini

tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan di ruang simpan, dan jenis produk yang

diserang (Naynienay, 2008).

Gejala serangan Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) terlihat bahwa butir-butir beras yang

diserang terdapat lubang lubang-lubang kecil. Beras yang terserang mudah hancur, yang

mengakibatkan kualitas beras menjadi buruk.

(Sitophilus oryzae) dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau

tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk

berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian. Hama

(Sitophilus oryzae) bersifat polifag, selain merusak butiranberas, juga merusak simpanan jagung,

padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan hama ini, butir beras

menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan

menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti

tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan

air liur hama (Anonim, 2009).

Page 18: Laporan Sementara Dasar

Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamayz) [email protected] sama dengan

morfologi hama gudang lainnya. Alat mulut Kumbang Jagung (Sitophilus zeamayz) lebih

panjang dari alat mulut hama gudang lainnya. Bagian morfologi yang tampak secara umum

adalah caput, toraks, dan abdomen. Kumbang Jagung (Sitophilus zeamayz) berwarna coklat

kehitam-hitaman.

Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) memiliki panjang 2,5-4,5 mm, berwarna

coklat, moncong sempit dan panjang, mempunyai antena, larvanya putih dan gemuk dan tidak

berkaki. Kadang larvanya berkembang dalam satu butir jagung. Kumbang muda berwarna coklat

agak kemerahan, yang tua berwarna hitam. Terdapat bercak kuning agak kemerah-merahan pada

sayap bagian depan. Pada sayap kiri dan kanan terdapat dua bercak. Panjang tubuh kumbang

dewasa sekitar 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya (Naynienay, 2008).

Gejala serangan yang timbulkan yaitu butir-butir jagung terdapat lubang, sama gejala serangan

hama gudang lainnya, lubang yang ditimbulkan akibat gejala serangan lebih dari satu lubang dan

ukuran lubangnya lebih besar.

Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) menyerang pada tanaman jagung yang mengakibatkan

butir-butir jagung menjadi lubang. Ukuran lubang yang diakibatkan lebih besar dari pada gejala

serangan pada beras, jagung yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk, sehingga kualitas

jagung menurun karena bercampur dengan air liur hama (Yudhi, 2008).

Pengamatan morfologi Kumbang Tepung (Tribolium sp) terlihat bahwa Kumbang Tepung

(Tribolium sp) mempunyai caput, toraks, dan juga abdomen. Pada caput terdapat sepasang

antena, mata majemuk dan juga alat mulut. Pada bagian toraks terdapat tiga pasang tungkai, dan

pada bagian abdomen terdapat sepasang sayap. Warna tubuh Kumbang Tepung (Tribolium sp)

berwarna coklat kemerahan.

Kumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, panjang tubuhnya ± 4

mm. Telur berwarna putih agak merah dengan panjang ± 1,5 mm. larva berwarna cokelat muda

dengan panjang ± 5-6 mm. Pupa berwarna putih kekuningan dengan panjang ± 3,5

mm. Kumbang betina mampu bertelur hingga 450 butir sepanjang siklus hidupnya. Telur

Page 19: Laporan Sementara Dasar

diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang merupakan pecahan kecil

(remah). Larva bergerak aktif karena memiliki 3 pasang kaki thorakal. Larva akan mengalami

pergantian kulit sebanyak 6-11 kali, tidak jarang pula pergantian kulit ini hanya terjadi sebanyak

6-7 kali, ukuran larva dewasa dapat mencapai 8-11 mm. Menjelang terbentuknya pupa, larva

kumbang akan muncul di permukaan material, tetapi setelah menjadi imago akan kembali masuk

ke dalam material. Seklus hidup dari kumbang ± 35-42 hari ( Wagianto, 2008).

Gejala serangan Kumbang Tepung (Tribolium sp) mengakibatkan bahan penyimpanan tepung

menjadi kotor.

Gejala serangan yang ditimbulkan oleh kumbang ini yaitu bahan yang telah diserang warnanya

menjadi kotor, banyak kumbang yang merayap dipermukaan tempat penyimpanan, dan terdapat

kotoran serangga (Anonim, 2008).

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk

simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus

oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan

fumigasi terhadap produk yang disimpan (Naynienay, 2008).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Hama gudang adalah organisme yang mengganggu atau merusak bahan simpanan pertanian pasca panen.

2. Morfologi hama gudang terdiri dari Caput, Antena, Alat Mulut, Mata Majemuk, Toraks, Tungkai

Depan, Tungkai Tengah, Tungkai Belakang, Abdomen dan [email protected]

3. Pengendalian hama gudang untuk penyimpanan dapat dilakukan dengan pengasapan (fumigasi),

atau dengan membersihkan (sanitasi) pada gudang tempat [email protected]