laporan sementara cuka apel
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM TEKNIK BIOPROSES
IDENTITAS PRAKTIKAN :
Nama : Feni Alvionita
NIM : 03101003089
Kelompok : I / Jumat (10.00-12.00)
I. JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Cuka Apel
II. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui cara pembuatan asam cuka dari buah apel dengan proses
fermentasi.
2. Mengetahui kandungan yang terdapat dari cuka apel.
3. Mengetahui manfaat dan kegunaan dari cuka apel.
III. DASAR TEORI
3.1. Cuka
Ada berbagai jenis cuka, tergantung pada apa cairan etanol telah
difermentasi masuk sebagai contoh, Cuka sari apel terbuat dari apel harus yang
merupakan apel baru ditekan dengan berbagai komponen padat dan dijual
unfiltered. Dalam proses pengawetan cuka sering digunakan untuk acar dan
paprika. Ada satu bahan alami yang dapat dipakai yaitu cuka, yang berguna untuk
menghilangkan bau dan pembunuh bakteri.
Metabolisme bakteri Acetobacter aceti yang bersifat aerobic mempunyai
fungsi yang penting, karena mempunyai kemampuan untuk mengoksidasi alkohol
dan karbohidrat lainnya menjadi asam asetat. Mekanisme fermentasi pada
pembuatan asam asetat dibagi menjadi dua, yaitu fermentasi alkohol dan
fermentasi asam asetat atau permentasi non alkohol. Pada fermentasi alkohol
mula-mula gula yang terdapat pada bahan baku diubah oleh khamir atau bakteri
menjadi alkohol dan karbon dioksida atau CO2 yang berlangsung secara anaerob
(tanpa membutuhkan oksigen atau sedikit membutuhkan oksigen) dan dipengaruhi
oleh suhu, pH dan konsentrasi inokulum (Hidayat dkk, 1999).
Fermentasi substrat padat semacam ini telah dipraktekkan sejak lama dan
pemakaiannya sebenarnya jauh mendahului praktek fermentasi cair selam
beberapa ribu tahun. Contoh-contohnya yang khusus adalah fermentasi yang
dilakukan oleh masyarakat timur seperti dalam pembuatan kecap, tempe dan keju
yang dimatangkan dengan ragi, pertanian jamur dan pembuatan kompos dari
limbah organik hasil tanaman (Harris dan Karmas, 1975).
Cuka adalah suatu kondimen yang dibuat dari berbagai bahan yang bergula
atau berpati melalui fermentasi alkohol yang diikuti dengan fermentasi asetat.
Produk ini merupakan suatu larutan asam asetat dalam air yang mengandung cita
rasa, zat warna dan substansi yang terekstrak, asam buah, ester-ester, garam
organik dari buah. Cuka dapat dihasilkan dari buah yaitu seperti misalnya apel.
Cuka mengandung paling sedikit 4 gram asam asetat per 100 ml (Desrosier,
1988).
Semua cuka mengandung asam asetat yang telah diproduksi dari
etanol. Mereka dapat dibuat dari fermentasi buah dan jus dan dari hidrolisat
gandum dan sulingan fermentasi. Mungkin setiap berbagai buah telah pada satu
waktu atau yang lain telah dibuat menjadi cuka, baik secara komersial. Akhirnya
mereka menambahkan garam panggang sedikit untuk mencegah cacing dan hewan
lain dengan yang columella mungkin berarti larva dan dewasa buah Drosophilia
terbang, tungau cuka, dan belut cuka anguillula aceti (Ayres, et al., 1980).
Cuka adalah cairan serbaguna yang dihasilkan dari fermentasi etanol. Bahan
utama cuka adalah asam asetat, yang memiliki rasa asam. Sementara mungkin ada
penambahan jenis lain asam seperti asam tartarat dan asam sitrat, pH khas cuka
berkisar mana saja dari 2 sampai 3,5, meskipun jenis biasanya ukuran 2,4. Dalam
prosedur persiapan makanan itu adalah produk multi purpose sebagai
bahan dan bumbu.
3.2. Cuka Apel
Cuka apel adalah cairan hasil fermentasi buah apel segar. Mengandung
pektin, jenis serat larut air yang dapat mengikat kelebihan kolesterol dan logam
berat dalam saluran usus dan membuangnya ke luar. Sebagai info, konon orang
Mesir zaman dahulu memanfaatkan cuka apel untuk mengatasi masalah berat
badan. Cuka apel juga sudah digunakan sejak ratusan tahun untuk mengurangi
nyeri pada artritis, mengobati sakit tenggorokan, jerawat dan gangguan kulit
lainnya, hipertensi, rambut berketombe, kulit terbakar matahari, peningkatan
kadar kolesterol. Produk cuka apel organik sudah dibuktikan aman dan efektif,
termasuk digunakan untuk anak-anak.
Cuka apel tidak membuat perut kita asam, karena bukan makanan
pembentuk asam. Cuka apel mengandung zat-zat pembentuk basa, sehingga baik
untuk membantu menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Keseimbangan yang
dibutuhkan tubuh kita adalah 80 persen basa dan 20 persen asam. Asam dalam
keseimbangan asam-basa tidak ada kaitannya dengan rasa asam pada makanan.
Asam pada keseimbangan asam-basa adalah nilai keasaman kimiawi suatu
zat/larutan, dinyatakan sebagai pH. Sedangkan rasa asam pada makanan adalah
jumlah isi/volume suatu zat dalam makanan yang membawa rasa asam. Ukuran
yang digunakan adalah persentase isi atau persentase volume.
Makanan yang rasanya asam tidak selalu memiliki pH asam. Selain cuka
apel, buah-buahan seperti jeruk, nanas, mangga, bahkan jeruk nipis dan jeruk
lemon termasuk makanan pembentuk basa. Sebaliknya, makanan ber-pH asam
tidak selalu rasanya asam. Daging yang dapat meningkatkan keasaman darah,
rasanya sama sekali tidak asam.
Faktor yang menentukan makanan termasuk pembentuk asam atau basa
bukan rasa atau baunya, tetapi jenis kandungan mineralnya, kadar proteinnya, dan
kadar airnya. Keasaman dalam darah yang terlalu tinggi dapat menimbulkan
kondisi yang disebut asidosis. Asidosis menyebabkan gangguan metabolisme,
diikuti terjadinya pengentalan atau penggumpalan darah, salah gizi (malnutrisi),
dan munculnya penyakit-penyakit degeneratif termasuk obesitas (kegemukan).
Cuka apel telah digunakan selama ribuan tahun untuk mengobati berbagai
keluhan penyakit. Hipprocates, bapak kedokteran modern, merekomendasikan
penggunaan cuka apel yang dicampur dengan madu untuk mengobati demam dan
flu pada tahun 400 SM. Sejak itu, cuka apel terus digunakan untuk mengobati
berbagai penyakit termasuk nyeri. Cuka apel juga digunakan oleh tentara Romawi
dan para pendekar samurai Jepang sebagai ramuan untuk kesehatan, kekuatan, dan
vitalitas.
Cuka apel juga digunakan pada perang saudara Amerika sebagai antiseptik
untuk membersihkan luka tentara dan terus digunakan untuk tujuan yang sama
pada Perang Dunia I. Untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang seutuhnya
pilihlah cuka sari apel organik yang tidak disaring. Warnanya tidak jernih, tapi
mengandung bintik-bintik kecokelatan di dalamnya. Jika melihat ke dalamnya,
Anda akan melihat substansi seperti sarang laba-laba kecil mengapung di
dalamnya. Ini artinya, cuka sari apel berkualitas baik yang kaya nutrisi dan zat-zat
yang baik bagi kesehatan.
Pembeli kadang-kadang tertipu dengan penampilan cuka sari apel alami
yang tidak menarik. Bayangkan saja, jika dihadapkan pada cuka yang terlihat
kotor dengan benda-benda mengapung di dalamnya. Mungkin Anda tidak akan
tertarik membelinya. Alasan ini juga yang membuat industri mendestilasi cuka
sari apel tersebut.
Cuka organik diuapkan untuk mendapatkan cuka yang berkilau.
Kebanyakan cuka yang dijual di pasaran adalah jenis ini. Tahukah bahwa, proses
pemanasan ini merusak hampir semua nutrisi-nutrisi sehat dalam cuka. Destilasi
ini hanya membuat penampilan cuka jadi lebih menarik. Jika sudah tahu
rahasianya, pastinya bisa memilih dengan lebih bijaksana.
Cuka apel (apple vinegar dan apple cider vinegar) diklaim selama puluhan
tahun mampu mengobati berbagai macam penyakit, antara lain mengencerkan
darah, mengobat arthritis, sampai menurunkan berat badan dan kadar kolesterol
dalam darah. Namun kebanyakan semua itu hanya faktor kepercayaan/sugesti,
karena tidak ada data ilmiah atau penelitian yang bisa membuktikan bahwa cuka
apel memiliki berbagai khasiat yang disebutkan. Malahan, konsumsi senyawa
asam asetat (asam cuka) tidak disarankan untuk berlebihan, karena bisa
mengganggu kesehatan lambung, apalagi bagi mereka yang memang memiliki
gangguan sistem pencernaan. Meski demikian, jika ingin tetap mengkonsumsi
cuka apel, disarankan untuk tidak berlebihan, maksimum 2 sendok makan sehari,
dan sebaiknya dicampur dengan sari buah atau madu untuk mengencerkannya,
agar tidak terlalu asam dan merusak lambung.
Ada 2 macam cuka apel menurut asal pembuatannya. Apple vinegar yang
terbuat dari fermentasi sari apel, dan apple cider vinegar yang terbuat dari sari
apel beralkohol (cider). Buat yang muslim, jenis apple cider vinegar tentu harus
dihindari karena tidak halal.
3.3 Kandungan dari Cuka Apel
Kebanyakan orang mengkonsumsi apel dalam bentuk buah segar. Ada juga
yang mengolahnya menjadi jus, ditambah sirop atau perasa tambahan lainnya.
Yang lain, ada yang mengolahnya menjadi cuka.
Beberapa kandungan nutrisi, vitamin dan mineral dalam cuka apel adalah
sebagai berikut:
1. Asam Amino
2. Kalium (potasium)
3. Magnesium
4. Kalsium
5. Vitamin & Beta karoten
6. Zat Asam
7. Enzim & pektin
Buah apel - komponen cuka apel - kaya serat dan mengandung potasium
(berfungsi menjaga keseimbangan tingkat potasium – sodium dalam tubuh). Cuka
apel mengandung banyak nutrisi menyehatkan, seperti beta karoten (sejenis
antioksidan penengkal kanker), boron (bekerja seperti estrogen untuk mencegah
hilangnya mineral dari tulang, membantu pendayagunaan vitamin D), kalsium
(menjaga tulang dan gigi tetap kuat dan sehat, membantu mengatur kerja jantung),
berbagai enzim (membantu pencernaan makanan), zat besi (memainkan peran di
dalam sistem kekebalan tubuh dan penting untuk kemampuan mengingat),
magabesa (penting untuk menjaga tingkat kolesterol), karbohidrat dan asam
amino (mencegah pikun). Cuka apel membantu menjaga keseimbangan asam atau
alkali dalam tubuh. Asam hidroklorit pada cuka apel dapat membantu pencernaan.
Rasa asam dari cuka apel membuatnya memiliki sifat membersihkan dan
dapat digunakan sebagai antiseptik. Cuka apel mengandung asam asetat yang
membantu menyingkirkan bakteri berbahaya dan jamur pada saluran pencernaan.
Hal ini membantu kerja pencernaan dan penyerapan nutrisi dari makanan oleh
usus. Cuka apel juga mengandung pektin, merupakan serat yang larut dalam air,
sehingga membantu menyerap air, lemak, racun, dan kolesterol dari saluran
pencernaan dan membuangnya keluar dari tubuh.
3.4. Manfaat dan Kegunaan Cuka Apel
Berikut merupakan manfaat dari cuka apel :
1. Menurunkan kegemukan
2. Meningkatkan berat badan
3. Terapi ginjal dan kandung kemih
4. Pencegah rambut rontok
5. Penyembuhan ambeien
6. Penyembuhan varises
7. Mencegah migrant
8. Perawatan gigi dan pelarut nikotin
9. Mengembalikan tubuh dari kelelahan kronis
10. Pencegah sakit tenggorokan dan amandel
11. Sebagai minuman sehat pengganti teh atau kopi
12. Mencegah keracunan makan atau alergi
13. Mengurangi gangguan asma
14. Menanggulangi kehilangan darah
15. Mencegah gangguan mata
Cuka apel banyak sekali kegunaannya. Cuka apel memiliki sifat pembersih
yang kuat dan membantu penyembuhan banyak penyakit. Cuka apel dapat
digunakan untuk membersihkan usus dan saluran pencernaan. Cuka apel juga
memiliki kemampuan menurunkan tekanan darah dan kolesterol, serta mampu
membuang lemak dan racun keluar dari tubuh. Penggunaan yang lain dari cuka
apel adalah untuk membersihkan kulit dan memerangi jerawat. Cuka apel
diketahui memiliki sifat antibakteri dan bisa mengurangi gejala dan tingkat
keparahan demam, flu, sinusitis, dan infeksi.
Cuka apel yang dikonsumsi setiap pagi saat perut masih kosong dapat
meningkatkan energi, vitalitas, dan kesehatan secara umum. Rasa sakit akibat
penyakit kronis bisa berkurang bahkan hilang sama sekali. Dengan cuka apel,
kulit akan lebih bersih, pencernaan menjadi lebih lancar, kesehatan jantung,
kesehatan sistem saraf, sehingga taraf kesehatan secara keseluruhan akan
meningkat.
Khasiat cuka apel juga besar karena kandungan maltic acid (suatu
komponen alami dalam apel), membantu menstimulasi proses pencernaan. Karena
bahan ini dibuat lewat proses fermentasi, cuka apel juga kaya kalium, yaitu
mineral yang mampu menciptakan antiseptik dalam sel tubuh yang penuh lemak.
Hal ini menyebabkan ia dapat memperkuat metabolisme alami dan
mempercepat proses oksidasi. Meminum segelas air dicampur cuka apel dan
sedikit madu setiap hari dapat membantu menghancurkan dan melepaskan deposit
lemak yang menumpuk didalam tubuh. Sehingga, cuka apel sangat efektif untuk
diet.
Pembuatan cuka apel merupakan usaha sampingan pada industri
pengepakan apel dengan memanfaatkan apel-apel sisa sortiran. Cuka buah atau
cuka organik dapat digunakan sebagai cuka meja atau sebagai bahan untuk
membuat acar, saos tomat, saos cabai dan saos yang digunakan dalam
pengalengan ikan. Cuka dapat dibuat dari bahan makanan yang mengandung gula
atau pati dengan cara fermentasi alkohol, diikuti dengan fermentasi asam cuka.
Setiap buah yang mengandung gula lebih dari 9 % dapat dikonversi menjadi
cuka yang mengandung lebih dari 4 gram asam cuka per 100 ml larutan. Minuman
khas AS ini cocok diminum panas ataupun dingin. Dibuat dengan
memfermentasikan cairan dari jenis buah apel dalam dua tahap.
Cuka apel ini produk serbaguna, biasa dipakai untuk pengawetan makanan,
atau dipakai dalam resep dressing sampai dessert. Gula terlibat dalam pengawetan
dan pembuatan aneka ragam produk-produk makanan. Beberapa diantaranya yang
biasa dijumpai termasuk selai, jeli, marmalade, sari buah pekat, sirup buah-
buahan, buah-buahan bergula, umbi dan kulit, buah-buahan beku dalam sirup,
acar manis, chutney, susu kental manis, madu.
Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam konsentrasi yang
tinggi (paling sedikit 40 % padatan terlarut) sebagian dari air yang ada menjadi
tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air (aw) dari
bahan pangan berkurang.Walaupun demikian, pengaruh konsentrasi gula pada aw
bukan merupakan faktor satu-satunya yang mengendalikan pertumbuhan berbagai
mikroorganisme karena bahan-bahan dasar yang mengandung komponen yang
berbeda-beda tetapi dengan nilai aw yang sama dapat menunjukkan ketahanan
yang berbeda-beda terhadap kerusakan karena mikroorganisme.
Produk-produk panga berkadar gula yang tinggi cederung rusak oleh khamir
dan kapang, yaitu kelompok mikroorganisme yang relatif mudah dirusak oleh
panas (seperti dalam pasteurisasi) atau dihambat oleh hal-hal lain. Pada dasarnya
cuka apel adalah suatu zat dibuat dari senyawa-senyawa yang berada dalam buah
apel yang kemudian difermentasi oleh mikroba, dan beberapa jenis dari mikroba
yang bisa merubah sari buah apel menjadi cuka apel adalah Saccharomyces
cerevisiae dan Zymomonas mobilis. Yang dimaksud cuka dalam bahasa kimia
adalah sejenis asam asetat yang sering digunakan oleh para ibu-ibu untuk
memasak.
Namun dalam hal ini cuka yang digunakan oleh ibu-ibu adalah merupakan
cuka campuran dengan komposisi 70% air cuka dan 30% adalah air. Proses
fermentasi adalah suatu proses pemecahan senyawa yang kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana secara anaerob. Fermentasi juga dapat digolongkan
menjadi dua yakni fermentasi alkoholis dan fermentasi non alkoholis. Contoh dari
fermentasi alkoholis adalah pembuatan tempe. Sedangkan contoh dari fermentasi
non alkoholis adalah termasuk pembuatan wine, bir, dan pembuatan cuka apel ini.
Bahan makanan yang difermentasi biasanya menghasilkan suatu produk
baru yang mudah dicerna, aroma yang baik serta rasa yang lebih sedap dengan
nilai jual yang ekonomis. Dalam mikrobiologi proses fermentasi ini dilakukan
oleh mikroba tertentu yang menghasilkan atau mempunyai enzim yang sesuai
dengan proses tersebut.
3.5. Fermentasi
Fermentasi berasal dari kata latin yaitu fervere yang berarti mendidih (to
boil), hal ini ternyata merupakan aktivitas khamir pada ekstrak buah-buahan atau
sekealia. Selama fermentasi dihasilkan CO2 sehingga kondisinya menjadi
anaerob.
Definisi fermentasi ini diperluas yaitu reaksi oksidasi reduksi menggunakan
sumber energi dan sumber karbon, nitrogen dan lain-lain untuk membentuk
senyawa yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi serta terakumulasi dalam
medium.
Adapun tahapan fermentasi adalah jenis mikrobia dan kultur stok, media,
preparasi inokulum, fermentasi, kontrol proses dan pengunduhan hasil serta
operasi fermentasi. Operasi fermentasi secara komersial dapat digolongkan
menjadi tiga golongan yaitu fermentasi non aseptis, semi aseptis dan aseptis.
Sebagai contoh fermentasi non aseptis yaitu produksi protein sel tunggal (PST)
dari hidrokarbon, fermentasi alkohol tergolong fermentasi semi aseptis dan
produksi antibiotik bersifat fermentasi aseptis.
Kebanyakan produk berasal dari substrat yang mengandung karbon.
Bermacam-macam produk antara yang dihasilkan dari glukosa dan dihasilkan
asam piruvat sebagai senyawa kunci, kemudian asam piruvat direduksi menjadi
asam laktat, asam butirat, asam propional, butanediol, etil alkohol dan sebagainya.
Produk yang dihasilkan tergantung ada dan tidaknya ensim mikrobia.
Sebagai contoh bakteri asam laktat tidak menghasilkan ensim piruvat
dekarboksilase, tetapi mereduksi piruvat menjadi asam laktat, sedang khamir
dapat menghasilkan piruvat dekarboksilase untuk mereduksi senyawa CO2
menjadi etanol.
Metabolisme glukosa dalam kondisi anaerob oleh mikrobia melalui
Embden-Meyerhaf-Parnas. Kemudian pseudomonas melalui reaksi Entner
Doudoroff mendegradasi menjadi etil alkohol. Leuconostoc mesenteraides melalui
fermentasi glukosa menjadi asam laktat. Banyak fermentasi lain yang dilakukan
oleh mikrobia sesuai sifat kharakteristik masing-masing. Misalnya saja pembuatan
tempe dan pembuatan cuka apel yang akan dilakukan ini.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan, yaitu:
1. Pisau
2. Kompor
3. Panci
4. Kain saring
5. Baskom
Bahan Yang Digunakan :
1. Apel ½ kg
2. Gula 125 gr
3. Air 1,5 liter
4. Yeast ( ragi )
V. PROSEDUR PERCOBAAN :
1. Apel dicuci bersih kemudian diiris tipis-tipis.
2. Rebus irisan apel tersebut dengan air sampai mendidih.
3. Kecilkan api kompor kemudian tambahkan gula biarkan selama 30 menit agar
aroma buah apel keluar.
4. Pisahkan sari apel dari buahnya, lalu setelah dingin sari apel dimasukkan ke
dalam botol.
5. Masukkan ragi / yeast ke dalam sari apel tersebut tutup dengan kain saring.
Fermentasi sari apel selama 1-2 minggu akan membentuk alkohol.