hasil pengamatan cuka apel

12
1 VI. Hasil Pengamatan Adapun data hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum pembuatan cuka apel adalah sebagai berikut : Tabel Proses Pembuatan Cuka Apel Kegiatan Kondisi Hasil pengamatan Perebusan irisan apel Hingga suhu mendidih Aroma apel mulai tercium Penambahan gula pasir Suhu hot plate dikecilkan Larutan berbau menyengat Penambahan ragi Suhu kamar Ragi mengendap di dasar botol Lampiran Hasil Pengamatan Gambar 1. Cuka Apel sebelum di fermentasi Keterangan: 1. Sari apel dengan ragi 3 gram

Upload: fadhil-khalid

Post on 21-Nov-2015

55 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

2

VI. Hasil PengamatanAdapun data hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum pembuatan cuka apel adalah sebagai berikut :Tabel Proses Pembuatan Cuka ApelKegiatanKondisiHasil pengamatan

Perebusan irisan apelHingga suhu mendidihAroma apel mulai tercium

Penambahan gula pasirSuhu hot plate dikecilkanLarutan berbau menyengat

Penambahan ragiSuhu kamarRagi mengendap di dasar botol

Lampiran Hasil Pengamatan

Gambar 1. Cuka Apel sebelum di fermentasiKeterangan:1. Sari apel dengan ragi 3 gram2. Sari apel dengan ragi 6 gram

Gambar 2. Cuka Apel yang sudah di fermentasi selama 3 hariKeterangan:3. Cuka apel dengan ragi 3 gram4. Cuka apel dengan ragi 6 gram

VII. PembahasanCuka apel merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari buah apel melalui proses fermentasi. Untuk membuat cuka apel, maka dapat digunakan bantuan dari mikroorganisme Saccharomyces cerevisiea ataupun Zyymomonas mobilis.Proses dari pembutan cuka apel terdiri dari beberapa tahapan. Secara tradisional pembutan dari cuka apel ini membutuhkan waktu yang cukup lama, hingga beberapa minggu. Pada saat ini terdapat juga proses pembuatan cuka apel secara modern yang waktu pembuatannya relatif singkat bila dibandingkan dengan metoda tradisional. Pembuatan secara modern inilah yang dilakukan dengan menggunakan ragi agar proses fermentasi dapat berjalan dengan lebih cepat.Sebelum digunakan untuk pembuatan cuka apel, apel terlebih dahulu dibersihkan dengan tujuan agar tidak ada zat pengotor atau mikroorganisme yang menempel di kulit apel tersebut yang mungkin dapat terbawa dan menjadi kontaminan dalam pembuatan cuka apel. Setelah dicuci cuka apel kemudian diiris tipis-tipis tanpa dikupas. Apel yang akan dibuat menjadi cuka sebaiknya tidak dikupas karena menurut rekomendasi dari pakar kesehatan dr. D. C. Jarvis, menyatakan bahwa apel lebih baik dikonsumsi tanpa dikupas karena ada kandungan zat pada kulit apel yang naik untuk kesehatan manusia.Setelah dilakukan pengirisan, tahapan selanjutnya adalah pemanasan apel tersebut di dalam air sampai mendidih. Proses ini bertuhuan untuk mengambil sari atau kandungan buaah apel. Dengan melakukan pemanasan, larutan yang berisi irisan apel ini akan menghasilkan aroma yang khas yang mengindikasikan bahwa sari buah apel tersebut telah keluar dan bercampur dengan air.Setelah dilakukan pemanasan, larutan ditambahkan dengan gula pasir (fruktosa) agar proses fermentasi dapat berjalan lebih efektif pada saat penambahan mikroba. Penambahan gula juga dapat memberikan rasa manis pada cuka apel yang dibuat.Sebelum larutan sari apel ini dimasukkan ke dalam botol, semua peralatan yang digunakan termasuk botol harus steril dan bebas dari kontaminasi mikroba. Hal ini perlu dilakukan karena kontaminasi pengotor fisik dan mikroorganisme dapat mempengaruhi kualitas dari cuka apel yang diperoleh. Untuk mensterilkan alat-alat yang digunakan, maka dapat dilakukan dengan memakai autoklaf. Autoklaf merupakan alat untuk sterilisasi basah, diaman sterilisasi dilakukakan dengan menggunakan uap panas yang dihasilkan pada temperatur 1210C dan tekanan 15 psi.Dalam pembuatan cuka apel ini, mikroba yang digunakan adalah ragi yang mengandung Saccharomyces cerevisiae. Adapun pemilihan ragi ini disebabkan karena ragi ini mudah diperoleh di pasaran, dan dengan harga yang cukup terjangkau. Jika digunakan biakan dari Saccharomyces cerevisiae, maka akan membutuhkan biaya yang cukup besar, yang tentu saja dapat mempengaruhi nilai ekonomis dari cuka apel yang dibuat. Lagipula., ragi tersebut juga sudah memiliki mikroba yang cukup untuk pembuatan cuka apel.Larutan kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam botol lalu ditambahkan ragi. Peyaringan bertujuan untuk memisahakan larutan dengan residu buah apel yang telah diambil sarinya. Perlu diperhatikan bahwa sebelum dilakukan penambahan ragi, larutan harus didinginkan terlebih dahulu. Pendinginan dapat dilakukan dengan menggunakan air es. Hal ini disebabkan karena jika ragi ditambahkan langsung ke dalam larutan dalam keadaan panas, maka dikhawatirkan ragi tersebut dapat rusak dan Saccharomyces cerevisiae di dalamnya mati. Seperti yang telah kita ketahui, ragi dapat rusak pada saat kondisi panas yang terlalu tinggi.Agar proses fermentasi dapat berlangsung, maka botol ditutup dengan penutup gabus. Hal ini disebabkan karena fermentasi berlangsung dalam keadaan anaerob, sehingga sebisa mungkin tidak ada oksigen yang masuk ke dalam botol selama proses fermentasi berlangsung. Setekah dibiarkan terfermentasi selama 6 hari, maka dapat diamati bahwa cuka apel mulai terbentuk. Hal ini dapat diamati dengan melihat larutan yang cukup jernih yang berada pada bagian atas larutan. Dapat dilihat juga, pada bagian bawah botol ragi tersebut sudah mengendap. Aroma khas alkohol cuka bisa tercium, dimana aroma ini dihasilkan karena adanya proses fermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae.VIII. Kesimpulan dan Saran8.1 KesimpulanDari percobaan pembuatan cuka apel yang telah dilakukan maka diperoleh :1. Cuka apel dapat dibuat melalui proses fermentasi dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae yang terdapat dalam ragi.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan cuka apel adalah : lama fermentasi, jumlah ragi yang ditambahkan, steril atau tidaknya bahan dan peralatan yang digunakan, serta banyaknya bahan baku apel yang digunakan.3. Mikroorganisme yang digunakan untuk pembuatan cuka apel adalah Saccharomyces cerevisiae. Selain itu juga dapat digunakan Zymomonas mobilis.4. Pada fermentasi ini, prosesnya berlangsung secara anaerob sehingga harus dikondisikan bebas dari udara dan digunakan penutup gabus pada botol.8.2 Saran1. Kuantitas cuka yang dihasilkan sebanding dengan banyaknya apel yang digunakan, sehingga untuk membuat cuka apel yang bagus dengan jumlah yang banyak, sebaiknya dipersiapkan apel dengan jumlah yang banyak pula.2. Sebelum ditambahkan ragi, larutan sari apel harus didinginkan terlebih dahulu agar tidak merusak ragi tersebut.3. Peralatan harus disterilisasi terlebih dahulu agar bebas dari kontaminasi.

Daftar Pustaka

Haryadi, E. 2011. Berbagai Manfaat dari Cuka Apel. http://www.deherba.com/tahukah-anda-berbagai-manfaat-dari-cuka-apel.html. [diakses pada 21 April 2013]Firly, Dermawan. 2012. Efek Samping dari Cuka Apel untuk Kesehatan. http://www.sluhat.com/resiko-kesehatan/5-efek-samping-dari-cuka-apel-untuk-kesehatan. [diakses pada 21 April 2013]Sinurat, Eriska. 2010. Manfaat Cuka Apel. http://cukaapel.wordpress.com/manfaat-cuka-apel/. [diakses pada 21 April 2013]Cannon, S. 2009. Cara Membuat Cuka Apel. http://groups.yahoo.com/group/gumuk_kids/message/488. [diakses pada 21 April 2013]Sari, Rubi Indah. 2012. Manfaat Khasiat Buah Apel. http://kemonbaca.blogspot.com/2012/02/manfaat-khasiat-buah-apel.html. [diakses pada 21 April 2013]Patria, Anabel. 2011. Fermentasi Cuka Apel. http://stamina1001.blogspot.com/2011/08/fermentasi-cuka-apel.html. [diakses pada 21 April 2013]Safitri, Agita. 2012. Pembuatan Cuka Apel. http://agitas.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-pembuatan-cuka-apel_23.html. [diakses pada 21 April 2013]

10.1. Lampiran Gambar AlatNo.Nama AlatGambar

1.Erlenmeyer

2.Batang Pengaduk

3.Saringan

4.Corong Pemisah

5.Beker gelas

6.Botol Kaca

7.Hot Plate

8.Pisau

9.Tutup Gabus