laporan restorasi resin komposit klas iv tam.docx

19
LAPORAN KASUS PANUM III MODUL RESTORASI Oleh : TRI UTAMI J530155019 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

Upload: triutammi-lovegod

Post on 14-Sep-2015

133 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS PANUM IIIMODUL RESTORASI

Oleh :TRI UTAMIJ530155019

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2015

Trauma adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis yang disebabkan oleh tindakan-tindakan fisik dengan terputusnya kontinuitas normal suatu struktur. Trauma dengan kata lain disebut injury atau wound, dapat diartikan sebagai suatu kejadian tidak terduga atau suatu penyebab sakit, karena kontak keras suatu benda. Trauma gigi adalah kerusakan yang mengenai jaringan keras gigi dan atau periodontal karena sebab mekanis atau kontak yang keras dengan suatu benda yang tidak terduga sebelumnya pada gigi anterior baik rahang atas maupun rahang bawah.Jenis-jenis trauma ada beberapa macam yaitu gigi goyah (luksasi), gigi lepas (avulsi), gigi patah (fraktur) dan gigi berpindah tempat (dislokasi).1. Gigi goyah (luksasi)Etiologi : a. Kehilangan jaringan tulang pendukungnya, periodontal poket, pelebaran ligamen periodontal, kerusakan tulang angular akibat radang atau penyakit periodontal yang lanjut.b. Abses pada ujung saluran akar (karena gigi berlubang)c. Penyakit sistemikd. TraumaDerajat kegoyahan gigi :Derajat 1 : sedikit lebih besar dari normalDerajat 2 : 1mmDerajat 3 : >1mm2. Gigi Lepas (Avulsi)Pergeseran gigi secara menyeluruh dan keluar dari soketnya3. Gigi berpindah tempat (dislokasi)Perpindahan gigi tanpa atau disertai luksasi.4. Gigi patah atau frakturKlasifikasi menurut Ellis dan DaveyMenurut banyaknya struktur gigi yang terlibat, trauma gigi dibagi menjadi :Klas I : Fraktur mahkota sederhana yang melibatkan emailKlas II : Fraktur mahkota yang lebuh luas yang telah melibatkan jaringan dentintetapi belum melibatkan pulpaKlas III: Fraktur mahkota gigiyang melibatkan jaringan dentin dan menyebabkanpulpa terbukaKlas IV: Trauma pada gigi yang menyebabkan gigi menjadi nonvital dengan atautanpa kehilangan struktur mahkotaKlas V: Trauma pada gigi yang menyebabkan gigi avulsiKlas VI: Fraktur dengan atau tanpa kehilangan gigi atau avulsi.Klas VII: Perubahan posisi atau displacement gigiKlas VIII: Kerusakan gigi akibat trauma atau benturan pada gigi yangmenyebabkan fraktur mahkota yang besar tetapi gigi tetap padatempatnya akar tidak mengalami perubahan.Klas IX: Kerusakan pada gigi desidui akibat trauma di gigi anterior

Trauma yang terjadi pada gigi anterior akan menyebabkan terganggunya estetika sehingga dapat mengurangi rasa percaya diri pada individu, terutama pasien dengan diagnosis Fraktur Ellis Klas II. Oleh karena itu, diperlukan bahan tumpatan yang bukan hanya kuat tetapi juga dilihat dari estetiknya terlihat baik. Resin komposit merupakan salah satu jenis bahan tumpatan yang paling populer karena memiliki keunggulan dalam bidang estetik dan merupakan bahan tumpatan yang sewarna dengan gigi. Dewasa ini, bahan restorasi resin komposit secara umum telah menjadi pilihan para dokter gigi untuk merestorasi lesi karies dan fraktur pada gigi anterior, sesuai dengan kualitas estetik dan kemampuan bahan tersebut untuk berikatan dengan stuktur gigi. Resin komposit berkembang sebagai bahan restorasi karena kelebihannya, antara lain: sifat estetik yang baik, penghantar panas yang rendah, relatif mudah dimanipulasi, tahan lama untuk gigi anterior dan tidak larut dalam cairan mulut.Sudut pandang estetik resin komposit masih dan akan tetap merupakan loncatan besar dalam kemampuannya sebagai bahan restorasi estetik sewarna gigi yang bisa digunakan untuk merestorasi gigi pasien dan dibentuk langsung dalam mulut pasien oleh dokter gigi. Sampai saat ini belum ada restorasi lain yang memiliki penampilan yang alami dan dapat dibuat semirip mungkin dengan gigi asli yang dapat dibentuk langsung di dalam mulut selain dengan restorasi resin komposit.

REKAM MEDIS

Nama Lengkap : Gibran Galih P Alamat : Rejosari RT 03/15 Gilingan BanjarsariTempat/Tanggal lahir : Surakarta, 22-09-2003Jenis Kelamin : laki - lakiPekerjaan : SiswaAgama : Islam

Data Medik UmumGolongan Darah : BAlergi : ada alergi obat AmoxicilinPenyakit sistemik : Tidak memiliki riwayat penyakit sistemik

Keluhan Utama (CC) : Pasien datang dengan keluhan ingin memeriksakan gigi depan rahang atas yang patah.Riwayat Perjalan Penyakit (PI) :Gigi patah sejak kelas 4 SD, gigi patah akibat jatuh saat bermain, saat gigi patah tidak merasa sakit dan tidak berdarah saat gigi patah.Riwayat Kesehatan Umum (PMH) :Pasien belum pernah dirawat inap dirumah sakit Pasien memiliki alergi obat amoxicilinRiwayat Kesehatan Gigi :Pasien pernah ke dokter gigi untuk mencabutkan gigi susuPasien belum pernah sakit gigiPasien pernah jatuh sehingga menyebabkan gigi depan patahRiwayat Kesehatan Keluarga (FH) :Umum : Ayah tidak memiliki penyakit sistemik Ibu tidak memiliki penyakit sistemik Gigi : Ayah memiliki gigi sehat Ibu memiliki gigi sehatRiwayat Kehidupan Pribadi/Sosial :Pasien seorang siswa SD kelas 4, tinggal dirumah dengan lingkungangan yang sehat, ekonomi menengah bawah, rutin menyikat gigi 3x sehari, pengunyahan di dua sisi rahang

Kesan Umum Kesehatan Penderita :Jasmani : Sehat, tidak ada kelainan.Mental : Sehat (kooperatif dan komunikatif)

Vital Sign Tekanan Darah: 90/ 60 mmHg Nadi :70 x/menitPernafasan : 10 x/menitSuhu : 35, 9 CBerat Badan : 25 kgTinggi Badan : 145 cm

Pemeriksaan Ekstra Oral :Fasial NeuromuskularKelenjar LudahKelenjar LimfeTulang RahangTMJ

Deformitas TAKTAKTAKTAKTAKTAK

Nyeri TAKTAKTAKTAKTAKTAK

Tumor TAKTAKTAKTAKTAKTAK

Gangguan fungsi TAKTAKTAKTAKTAKTAK

Pemeriksaan Intra Oral :Mukosa Bibir : TAKMukosa Pipi : Terdapat garis putih setinggi oklusal sepanjang gigi m2-p1 sisi kanan dan kiriDasar Mulut : TAKLidah : terdapat dilatasi vena pada ventral lidah dan terdapat disisi lidah kanan-kiri, terdapat penapakan gigi di tepi lidah kanan dan kiri. d/ crenation tongueGingival : terdapat pigmentasi kecoklatan di tepi cekat gingival regio 7654321 1234567 54321 12345Orofaring : TAKOklusi : Normal biteTorus Palatinus : tidak adaTorus Mandibula : Tidak AdaPalatum : Sedang Supernumerary Teeth : Tidak AdaDiastema : Tidak AdaGigi Anomali : Tidak AdaGigi Tiruan : Tidak AdaOral Hygiene : 1 (Baik)

Pemeriksan Oral Hygiene Index Hasil Pemeriksaan Jaringan Lunak 2 dan 4 Terdapat garis putih setinggi oklusal sepanjang gigi m2-p1 sisi kanan dan kiri. d/ linea alba

7,8,9,10,11,12 : terdapat pigmentasi kecoklatan di tepi cekat gingival regio 7654321 1234567. d/rasis pigmentasi 54321 12345

28 dan 29 terdapat dilatasi vena pada ventral lidah dan terdapat disisi lidah kanan-kiri. d/ vericositas

33 dan 34 terdapat penapakan gigi di tepi lidah kanan dan kiri. d/ crenation tongue

Pemeriksaan Odontogram

Hasil pemeriksaan Odontogram :ElemenHsl. PemeriksaandiagnosisRencana perawatan

11Terdapat fraktur pada permukaan incisal.Sondasi (-)Perkusi (-)Palpasi (-)CE (+) linud/ fraktur eliis klas IIRestorasi RK klas IV

21Terdapat fraktur pada permukaan incisal.Sondasi (+)Perkusi (-)Palpasi (-)CE (+) linud/ fraktur eliis klas IIRestorasi RK klas IV

22Terdapat fraktur pada permukaan incisal.Sondasi (-)Perkusi (-)Palpasi (-)CE (+) linud/ fraktur eliis klas IIRestorasi RK klas IV

55Terdapat sisa akar gigi deciduid/ radixObservasi

42Terdapat fraktur pada permukaan incisal.Sondasi (-)Perkusi (-)Palpasi (-)CE (+) linud/ fraktur eliis klas IIRestorasi RK klas IV

Gambar pasien sebelum gigi 21 di beri tindakan

Alat dan BahanAlat : Bur tappered ujung bulat Bur flamed Bur pear shape Sonde Kaca mulut Syringe water Handpiece low speed Pinset Light cure Bur finishing ( alpin) Bur polishingBahan : Resin komposit shade A2 Etsa Bonding Matriks strip/pita selluloid Cotton pellet Suction Microbrush vaselin

Prosedur Perawatan PEMERIKSAAN LENGKAPPasien dilakukan pemeriksaan subjektif dan objektif secara lengkap. Gigi yang akan dilakukan restorasi resin komposit klas IV adalah gigi 21 yang telah didiagnosis fraktur ellis klas II. PEMILIHAN WARNA GIGIPemilihan warna gigi pasien dilakukan dengan shade guide, yaitu dengan lampu gigi yang off shade guide didekatkan pada gigi pasien kemudian dilihat warna gigi mana yang sesuai. Pasien ini memiliki warna gigi shade A2 yang sesuai dengan warna gigi aslinya PERSIAPAN PASIENPasien diberi celemek pelindung agar terlindung dari kotoran kotoran sisa preparasi gigi. Gigi pasien yang akan dilakukan tumpatan di bersihkan (dikeringkan) dengan cotton pellet. PREPARASI Preparasi pembuatan bevel pada seluruh tepi email selebar 1-2 mm dari tepi fraktur dengan bur tappered ujung bulat. Preparasi dimulai dari sisi palatal terlebih dahulu baru kemudian ke sisi labial. Bevel yang dibuat ialah long bevel. Bevel ini diharapkan dapat menyamarkan warna tumpatan agar tidak terlihat garis batas antara tumpatan dan gigi asli. Untuk preparasi bagian palatal digunakan bur flamed tujuannya untuk lebih mendalamkan preparasi dan membuat preparasinya lebih menyudut. Pengecekan hasil preparasi adalah dengan sonde, yaitu dengan menggoreskan sonde pada preparasi, dirasakan apakah terdapat step atau tidak, jika tidak dapat dilanjutkan dengan menumpat gigi. ETSA Ulaskan bahan etsa ( Asam Phosphat 30 % - 50 % ) dalam bentuk gel/cairan dengan pinset dan cotton pelet pada permukaan email yang telah dipreparasi, jangan mengenai gusi. Biarkan selama 15 detik tanpa diganggu kontaknya dengan email. Bilas dengan air Gigi dikeringkan BONDINGAplikasi bonding pada seluruh permukaan yang telah dipreparasi dengan microbrush. Lakukan penyinaran dengan light cure selama 10 detik. APLIKASI PITA SELULOIDPita seluloid diaplikasikan pada interdental gigi yang akan dilakukan tumpatan. Pita seluloid ini fungsinya untuk menghindari bahan tumpatan kontak dengan gigi tetangganya dan dapat digunakan untuk membentuk tumpatan. APLIKASI TUMPATAN RESIN KOMPOSIT Resin komposit diambil dengan plastis instrument dimasukkan kedalam matriks sedikit demi sedikit dibagian palatal terlebih dahulu secara lapis demi selapis (teknik layering). Setiap lapisnya dilakukan penyinaran selama 20 detik. Insersikan resin komposit pada posisi yang tepat sampai diperoleh bentuk anatomi yang baik. Kelebihan massa komposit diusahakan keluar melalui lubang pada sudut insisal. Polimerisasi selama 20 detik, selama polimerisasi matriks dipegang dengan mantap dan stabil. Pegangan jari pada matriks dikendorkan ketika polimerisasi selesai. Matriks dilepas pada gigi 21 dengan menggunakan ujung sonde yang dimasuukkan diantara tepi matriks dan permukaan gigi. Apabila pembentukan matriks dan teknik insersinya memadai, maka setelah matriks dilepas akan diperoleh hasil yang bagus, bentuk anatomi dan persyaratan yang berhubungan dengan faal gigi terpenuhi FINISHING DAN POLISHING Finishing dilakukan dengan membuang kelebihan massa komposit di tepi-tepi matriks atau margin kavitas, jangan sampai merusak kontur restorasi yang telah terbentuk. Untuk mengecek bagian mana saja yang berlebihan tumpatan kompositnya, digunakan articulating paper. Articulating paper digigit dengan gigi yang direstorasi tersebut kemudian pasien diinstruksikan untuk melakukan gerakan pengunyahan, setelah itu dilihat pada gigi apakah ada sisa warna articulating paper pada gigi, warna itulah yang akan dibuang kelebihan-kelebihan massa kompositnya dengan bur finishing (bur alpine) agar terbentuk tumpatan yang nyaman bagi pasien saat mengunyah ataupun berbicara. Pengontrolan oklusi dengan meninstrusikan pasien meneguk air liur terus mengatupkan giginya. Tidak boleh terjadi traumatik oklusi. Diakhiri dengan penggunaan rubber silicon cups supaya diperoleh permukaan yang licin dan halus.

KESIMPULANRestorasi resin komposit klas IV dilakukan sebagai perawatan kasus fraktur ellis klas II. Restorasi resin komposit sendiri dipilih karena memiliki banyak keunggulan daripada bahan restorasi lainnya, salah satunya ialah warna nya yang menyerupai gigi asli terlebih gigi yang dilakukan tumpatan adalah gigi depan. Jadi, pemilihan restorasi resin komposit klas IV ini sudah benar dilakukan untuk perawatan fraktur ellis klas II.

HASIL TINDAKAN