prosiding dies natalis 57 fakultas kedokteran gigi...

12
Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Upload: nguyenque

Post on 17-May-2018

273 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi ...media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170210151459_4974.pdf · RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN ... untuk

Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Padjadjaran

Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Padjadjaran

Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Padjadjaran

Page 2: Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi ...media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170210151459_4974.pdf · RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN ... untuk

iii

PENCEGAHAN DAN TATALAKSANA MUKOSITIS ORAL AKIBAT

EFEK SAMPING RADIOTERAPI

Rita Wardhani, Agam Ferry, Tenny Setiani Dewi

220-229

TATALAKSANA LESI ORAL PADA ANAK LAKI-LAKI USIA 9

TAHUN

Fatima Siti Maulidya Bachrudin, Aisyah Putri Rezeki, Wahyu Hidayat,

Prima Andisetyanto, Yuliawati Zenab, Indah Suasani Wahyuni

230-239

PERAWATAN ORAL LICHEN PLANUS PADA PASIEN DENGAN

DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI

Wahyu Hidayat, Nanan Nur’aeny, Indah Suasani Wahyuni

240-244

TATALAKSANA INFEKSI HERPES ZOSTER OROFASIAL

DISERTAI BELL’S PALSY DAN OTITIS MEDIA SUPURATIF

KRONIS

Ummi Pratiwi, Riani Setiadhi

245-254

MANIFESTASI DAN TATA LAKSANA LESI MULUT

TERKAIT DIABETES MELLITUS

Nanan Nur’aeny, Wahyu Hidayat, Indah Suasani Wahyuni

255-264

PERLEKATAN KEMBALI FRAGMEN FRAKTUR GIGI ANTERIOR

SECARA ADHESIF (ADHESIVE REATTACHMENT)

Zuleika, Irmaleny Satifil

265-275

RESTORASI KOMPOSIT DIREK GIGI MOLAR PERTAMA BAWAH

KANAN MENGGUNAKAN STAMP TECHNIQUE DENGAN CLEAR

MATRIX

Erawita Agradaria Sapuherni, Rahmi Alma Farah Adang

276-283

PENATALAKSANAAN KASUS LESI ABFRAKSI PADA GIGI

ANTERIOR

Nana Nurjanah, Milly Armilia

284-288

REPOSISI GIGI INSISIVUS ATAS KANAN AKIBAT TRAUMA

PADA PASIEN USIA 14 TAHUN

Wening Prabandari, Irmaleny Satifil

289-296

RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN

SALURAN AKAR PADA GIGI MOLAR KEDUA RAHANG BAWAH

Yully Dhamayanti, Hendra Dian Adhita Dharsono

297-303

RESTORASI KLAS I KOMPOSIT DIREK PADA GIGI MOLAR

KEDUA BAWAH DENGAN MENGGUNAKAN MICROBRUSH

STAMP TECHNIQUE

Sally Yumanta, Hendra Dian Adhita Dharsono

304-308

PENYEMBUHAN LESI PERIAPIKAL YANG MELUAS PADA GIGI

GERAHAM BAWAH KANAN DENGAN PERAWATAN SALURAN

AKAR KONVENSIONAL

Mirza Aryanto

309-314

Page 3: Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi ...media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170210151459_4974.pdf · RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN ... untuk

Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 230

TATALAKSANA LESI ORAL PADA ANAK LAKI-LAKI USIA 9 TAHUN

Fatima Siti Maulidya Bachrudin*, Aisyah Putri Rezeki*, Wahyu Hidayat**,

Prima Andisetyanto***, Yuliawati Zenab****, dan Indah Suasani Wahyuni** *Mahasiswa PPDG Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran,

**Staf Pengajar Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Padjadjaran, ***Staf Pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedoteran Gigi

Universitas Padjadjaran, ****Staf Pengajar Departemen Orthodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Padjadjaran.

ABSTRAK

Anak-anak sering menderita gangguan atau kelainan pada rongga mulut karena

masalah gizi ataupun trauma. Lesi oral yang biasa ditemukan adalah ulserasi.

Makalah ini disusun untuk memaparkan kasus lesi ulserasi pada anak laki-laki usia

9 tahun yang datang ke RSGM Unpad dengan keluhan terdapat sariawan pada lidah

karena tergigit dan luka pada sudut mulut. Pemeriksaan klinis ekstraoral, ditemukan

ulkus pada kedua sudut bibir yang dikelilingi eritem dan daerah deskuamasi serta

bibir pasien tampak kering. Pada pemeriksaan intraoral, ditemukan ulkus tunggal

dengan diameter 2 mm, berwarna putih, dangkal, dengan bentuk bulat iregular, dan

tepi kemerahan. Diagnosa untuk pasien ini adalah Angular Cheilitis dan Reccurent

Apthous Stomatitis (RAS). Terapi untuk pasien ini adalah pemberian antiseptik

untuk kompres sariawan, Vaseline album untuk oles bibir dan sirkum oral, serta

vitamin B12 dan Asam Folat. Dalam waktu 1 bulan, kondisi klinis pasien

menunjukkan ulserasi mengalami perbaikan dan penyembuhan. Lesi ulserasi pada

anak-anak memerlukan terapi komprehensif, baik secara lokal maupun sistemik,

sehingga tidak terjadi kekambuhan pada pasien.

Kata kunci: Angular cheilitis, RAS, ulserasi pada anak, obat penyakit mulut

topikal, terapi komprehensif.

ABSTRACT

Children often suffer from disorders or abnormalities in the oral cavity due to

nutritional problems or trauma. Oral lesions commonly found is ulceration. This

paper was prepared to present the case reports of ulcerated lesions in a 9 years old

boy, who came to the Dental Hospital of Unpad. The chief complaints were sores on

the tongue due to biting and on the corners of the mouth. Extra oral examination

found ulcers on the both corner of the lips surrounded by erithematous and

desquamation area as well as the patient’s lips looks dry. Intraoral examination

found a single white ulcer with a diameter of 2 mm, shallow, with irregular round

shape and erithematous edges. Diagnosis for these abnormalities were Angular

Cheilitis and Recurrent Apthous Stomatitis (RAS).Treatment for this patient was the

provision of topical antiseptic for the ulcers, topical application of Vaseline album

for lip and circum oral, as well as vitamin B12 and Folic Acid. Within one month,

the clinical condition of patients showed an improvement and healing ulceration.

Page 4: Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi ...media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170210151459_4974.pdf · RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN ... untuk

Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 231

The ulcerated lesion in children requires a comprehensive therapy, either locally or

systemically, so there will be no recurrence in patients.

Keywords: Angular cheilitis, RAS, pediatric ulceration, topical oral medicine,

comprehensive therapy.

PENDAHULUAN

Anak-anak sering menderita gangguan atau kelainan pada rongga mulut

karena masalah gizi ataupun trauma. Aktifitas anak - anak sehari- hari

memungkinkan terjadi trauma pada mukosa rongga mulut yang tidak disengaja

seperti karena terjatuh, terbentur gigi atau tergigit. Kebiasaan makan yang tidak

sehat seimbang atau kudapan mengandung zat pengawet dan kurangnya konsumsi

air minum juga sering ditemukan sehingga dapat menimbulkan gangguan pada

mukosa rongga mulut. Lesi oral yang biasa ditemukan adalah ulserasi, seperti

Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) dan Angular cheilitis.

SAR merupakan suatu kondisi peradangan mukosa rongga mulut dengan

karakteristik ulserasi ulang kambuh dan terdapat masa bebas ulkus selama beberapa

hari hingga minggu. SAR merupakan suatu kondisi yang sangat umum dengan

prevalensi sebesar 20% dari populasi dan prevalensi pada kelompok anak-anak

sebesar 5-10%. Etiologi SAR hingga saat ini masih tidak diketahui dengan pasti.1

Angular cheilitis adalah merupakan suatu keadaan inflamasi pada sudut

mulut yang ditandai dengan adanya fisur kemerahan, berkrusta, erosi dan dapat

disertai ulserasi. Angular cheilitis memiliki etiologi yang bervariasi, yaitu

disebabkan infeksi jamur Candida albicans, bakteri Staphylococcus dan

Streptococcus beta-hemolitik, berkurangnya dimensi vertikal karena kehilangan

gigi, trauma mekanis akibat dari cups yang tajam, kebiasaan menggigit bibir atau

pipi, gesekan dari peralatan ortodonti, serta karena kurangnya nutrisi seperti zat

besi, vitamin B12, dan asam folat. Angular Cheilitis terjadi 0,7-3,8% pada dewasa

dan 0,2-15,1% pada anak-anak, namun secara keseluruhan paling sering terjadi pada

dewasa berusia 30 – 60 tahun. 1-3

Tata laksana SAR dan Angular cheilitis memerlukan proses identifikasi dan

koreksi faktor-faktor predisposisi, sehingga dengan menanggulanginya diharapkan

dapat dicapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan. Perawatan baik secara lokal

pada lesi mukosa oral maupun secara sistemik untuk meningkatkan imunitas tubuh

diperlukan sebagai upaya terapi komprehensif.

Pada makalah ini akan dipaparkan dan dibahas mengenai tatalaksana kasus

lesi ulserasi pada anak laki-laki usia 9 tahun yang datang ke RSGM Unpad dengan

keluhan terdapat sariawan pada lidah karena tergigit dan luka pada sudut mulut.

Lesi ulserasi rongga mulut tersebut didiagnosis sebagai SAR dan Angular cheilitis.

LAPORAN KASUS

Seorang anak laki – laki usia 9 tahun datang ke klinik RSGM Unpad dengan

keluhan terdapat sariawan pada ujung lidah karena tergigit dan sudut bibir kiri dan

kanan, keluhan dirasa mengganggu dan menimbulkan rasa sakit sejak 1 minggu

terakhir. Pasien sering mengalami keadaan ini, kadang tanpa sebab muncul lesi dan

sembuh dengan sendirinya. Hasil pemeriksaan ekstra oral ditemukan bibir tampak

Page 5: Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi ...media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170210151459_4974.pdf · RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN ... untuk

Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 232

kering, terdapat ulkus minor dikelilingi daerah deskuamasi dan kemerahan pada

sudut bibir kiri dan kanan (Gambar 1).

Hasil pemeriksaan intra oral ditemukan kebersihan mulut sedang karena

tampak plak pada beberapa regio tanpa kalkulus serta gusi oedema pada regio

anterior rahang atas. Pada ujung lidah ditemukan sebuah ulcer, ukuran 2 mm,

bentuk bulat, tepi kemerahan dan tidak rata, kedalaman dangkal, dasar putih

(Gambar 2). Gigi 61 ditemukan dalam keadaan non vital dan terdapat karies pada

gigi 74. Diagnosa kerja adalah Reccurent Apthosa Stomatitis dengan diagnosis

banding Traumatic ulcer pada ujung lidah serta Angular cheilitis dengan diagnosis

banding Herpes labialis.

Pada kunjungan pertama ini pasien diberikan perawatan non farmakologi

berupa manajemen diet sehari – hari disarankan untuk mengkonsumsi buah serta

sayur secara teratur dan cukup minum air putih, instruksi membersihkan gigi dan

lidah sehari 2 kali, serta membersihkan mulut (bekas air liur) segera setiap bangun

tidur. Pengobatan farmakologi yang diberikan yaitu aplikasi topikal Chlorhexidine

Gluconate 0,2% sebagai antiseptik kompres pada luka sudut bibir dan topikal oles

Vaseline Album untuk melembabkan kondisi bibir dan sirkum oral. Sedangkan

Vitamin B12 1x50 mcg/ hari dan Asam Folat 1x400 mcg / hari selama 1 minggu

diberikan untuk mempercepat penyembuhan lesi ulserasi secara sistemik. Pasien

diminta kontrol setelah 1 minggu.

Gambar 1. Kelainan pada sudut bibir bilateral

Gambar 2. Ulcer pada ujung lidah

Pada kunjungan ke-dua pasien datang dengan keadaan sariawan di lidah dan

di sudut bibir masih ada dan masih terasa perih serta juga mengeluhkan muncul

sariawan baru di bibir bawah sejak 1 hari sebelumnya karena tertusuk sikat gigi, lesi

berupa ulser tunggal, ukuran diameter 1 mm, bentuk oval, tepi kemerahan dan tidak

Page 6: Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi ...media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170210151459_4974.pdf · RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN ... untuk

Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 233

rata, kedalaman dangkal, dasar putih ditemukan pada mukosa labial bawah (gambar

3). Hasil pemeriksaan intra oral juga mendapatkan lapisan pseudomembran

berwarna coklat pada permukaan dorsum lidah (gambar 4). Diagnosis kerja tetap

SAR dan Angular cheilitis serta terdapat kondisi Coated Tongue. Diduga pasien

kurang kooperatif dalam menjalani perawatan yang diberikan oleh operator,

sehingga pada kunjungan ini pasien dimotivasi ulang agar patuh menjalankan

instruksi sebelumnya dengan teratur. Aplikasi obat topikal dan vitamin sistemik

diberikan lagi, serta pasien diminta untuk kontrol 1 minggu.

Gambar 3. Ulcer pada mukosa labial inferior

Gambar 4. Coated tongue pada dorsum lidah

Pada kunjungan selanjutnya pasien datang tidak lagi mengeluhkan rasa sakit

pada sariawan ujung lidah dan bibir bawah serta pada sudut bibirnya. Pada

pemeriksaan ekstra oral sudut bibir tidak ditemukan ulkus minor, namun masih

terdapat daerah deskuamasi ringan (gambar 5), sedangkan pada pemeriksaan intra

oral terlihat daerah makula berwarna kemerahan pada bekas lesi ulserasi di ujung

lidah (gambar 6) dan mukosa labial bawah (gambar 7). Kondisi coated tongue sudah

tidak ditemukan pada kunjungan ini. Pasien mengaku sudah mengikuti instruksi

operator untuk pengobatannya, tapi masih belum suka mengkonsumsi sayur dan

buah. Perawatan selanjutnya adalah melanjutkan manajemen diet makanan sehat

seimbang dan cukup minum air putih, tetap membersihkan gigi dan lidah sehari dua

kali serta membersihkan mulut (bekas liur) segera setiap bangun tidur. Pengobatan

topikal kompres antiseptik dan oles vaselin album dilanjutkan sampai sembuh untuk

melembabkan daerah sudut bibir.

Page 7: Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi ...media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170210151459_4974.pdf · RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN ... untuk

Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 234

Gambar 6. Ulser pada ujung lidah (-), coated tongue (-)

Gambar 7. Ulser pada mukosa labial (-), makula eritema post SAR (+)

Gambar 5. Deskuamasi ringan tanpa ulserasi

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan klinis, didapatkan diagnosis

untuk pasien tersebut adalah Stomatitis Apthosa Rekuren (SAR), karena pasien

datang dengan keluhan terdapat sariawan pada ujung lidah akibat tergigit, serta pada

kunjungan kontrol pertama sariawan pada lidah belum sembuh dan muncul

sariawan baru pada bibir bawah depannya. Pasien mengatakan beberapa kali

mengalami keadaan seperti ini. Selain itu keluhan pasien pada keadaan sudut

bibirnya yang terasa perih dan nyeri bila membuka mulut didiagnosis sebagai

Angular cheilitis. Pasien tidak menyadari penyebab keadaan ini, namun dari hasil

anamnesis dikatakan bahwa pasien saat tidur mengeluarkan air ludah karena mulut

terbuka (mengiler), pasien juga jarang mengkonsumsi buah dan sayur.

SAR adalah suatu kelainan yang dikarakteristikkan dengan ulserasi berulang

pada mukosa oral pasien tanpa disertai gejala penyakit lainnya. Umumnya pasien

Page 8: Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi ...media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170210151459_4974.pdf · RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN ... untuk

Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 235

dengan riwayat SAR mengalami 2 hingga 6 lesi tiap episode dan mengalami

beberapa kali episode setiap tahun, atau dapat timbul setiap 3 hingga 4 minggu.3,4

Sedangkan Angular cheilitis adalah inflamasi yang ditandai dengan terbentuknya

fissure atau ulser disertai penebalan keratin di sekelilingnya berwarna putih keabuan

dan daerah eritem pada sudut bibir.3

Terdapat dua buah ulser pada pasien ini yang didiagnosis sebagai SAR, yaitu

pada ujung lidah berukuran 1 x 1 mm dan mukosa labial inferior berukuran 5 x 6

mm. Ulser tersebut berbentuk oval berwarna putih dengan margin ireguler, tepi

eritem, permukaan cekung, kedalaman dangkal dan dasar putih tidak rata. Ulserasi

SAR pada pasien ini termasuk dalam klasifikasi ulser minor. Ulser minor adalah

yang paling sering terjadi, sekitar 80% dari kasus SAR, dan sembuh tanpa

meninggalkan bekas luka.3 Ulser minor SAR merupakan bentuk yang paling umum

terjadi, berbentuk bulat, berukuran kecil, nyeri, berdiameter 3-6 mm atau kurang

dari 1 cm, dapat dilapisi membrane berwarna putih kekuningan, dan dikelilingi

daerah kemerahan yang tipis. Lesi dapat berjumlah satu atau banyak, sering terjadi

pada usia 10-40 tahun dan biasanya terjadi pada mukosa labial, bukal, dan dasar

mulut, tetapi jarang terjadi pada gingiva, palatum dan dorsum lidah. 1,3,5,6

Perbedaan gambaran klinis yang menunjukkan berbagai tipe SAR yaitu minor,

mayor dan herpetiform tampak pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan Gambaran Klinis SAR7

Kategori Aftosa Minor Aftosa Mayor Aftosa Herpetiform

Ukuran <0,5 cm >0,5 cm <0,5 cm

Bentuk Oval Oval dengan tepi tidak

beraturan

Oval

Jumlah 1-5 1-10 10-100

Lokasi Mukosa Nonkeratin Semua bagian rongga

mulut

Semua bagian rongga

mulut

Perawatan Kortikosteroid

Topikal, obat kumur

tetrasiklin

Kortikosteroid

topical/sistemik/intralesi,

immunosupresif

Kortikosteroid

topical/sistemik, obat

kumur tetrasiklin

Gambar

Faktor predisposisi SAR yaitu genetik, trauma, alergi, defisiensi nutisi, stres,

faktor sistemik dan faktor hormon.3 Pada pasien ini yang menjadi faktor

predisposisinya yaitu trauma dan diduga terdapat defisiensi hematologi akibat

asupan nutrisi yang tidak seimbang. Dari hasil anamnesa pasien mengaku pada

mulanya sariawan muncul karena tergigit atau karena terkena trauma sikat gigi,

sehingga pada gambaran klinis lesi ulser tampak tepi yang tidak rata. Pasien juga

menyadari jarang mengkonsumsi sayur dan buah yang banyak mengandung vitamin

B12 dan asam folat. Berdasarkan literatur, beberapa penelitian menunjukkan hasil

bahwa 10-20% pasien SAR mengalami defisiensi vitamin B12, asam folat dan zat

Page 9: Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi ...media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170210151459_4974.pdf · RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN ... untuk

Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 236

besi, sehingga jika defisiensi vitamin B12 asam folat dan zat besi ditanggulangi

dapat menyembuhkan ulser secara cepat.1,4

Diagnosis banding untuk SAR adalah traumatic ulcer. Traumatic ulcer

dibedakan dengan SAR berdasarkan frekuensi kekambuhannya, ulser SAR hilang

timbul dalam hitungan minggu ataupun bulan, sedangkan traumatic ulcer tidak

berulang. Berdasarkan gambaran klinisnya, ulser pada traumatic ulcer umumnya

datar atau sedikit cekung dengan bentuk bulat, oval, atau elips Sumber lain

menyatakan ulser pada traumatic ulcer berwarna putih kekuningan, dan biasanya

terdapat margin yang lebih tinggi yang terasa keras saat palpasi, terdapat

diskontinuitas epitel yang dangkal atau dalam dengan tingkat keratosis peripheral

yang bervariasi, dasar ulser berwarna putih kekuningan.4,7 Berdasarkan faktor

penyebabnya, traumatic ulcer biasa disebabkan oleh trauma lokal tanpa disertai

faktor pembawa lainnya dari pasien, sedangkan SAR biasa disebabkan oleh faktor

dari dalam tubuh pasien, baik hormon, genetik, gangguan imun, defisiensi nutrisi,

dll yang dapat dicetus juga oleh trauma lokal pada awalnya. Ulserasi pada traumatic

ulcer akan hilang jika faktor penyebab dihilangkan, sedangkan ulserasi pada SAR

akan kambuh pada suatu saat tanpa ada penyebab trauma. Berikut pada tabel 2

menunjukkan perbedaan SAR dan traumatic ulcer :

Tabel 2. Perbedan SAR dan Traumatic ulcer 7

Kategori SAR 2 Traumatic Ulcer 1

Lokasi Mukosa Tidak berkeratin Seluruh rongga mulut

Frekuensi Berulang rutin Tidak Berulang

Tepi lesi Rata, bentuk Oval Irreguler

Penyebab Faktor genetik, defisensi zat

besi, gangguan imun, trauma

Trauma lokal (fisik, kimia, termal)

Perawatan Kortikosteroid Topikal Antiseptik / kortikosteroid topikal

Gambaran

Klinis

Terapi yang diberikan kepada pasien untuk kasus SAR adalah pemberian

vitamin B12 dan asam folat ditujukan untuk membantu penyembuhan lesi ulserasi.

Berdasarkan beberapa sumber literatur obat-obatan yang biasa digunakan untuk

perawatan lesi SAR adalah :4,8’

1. Kortikosteroid.

Kortikosteroid tidak mempercepat penyembuhan dari ulser yang terjadi, namun

dapat mengurangi rasa sakit dari peradangan yang terjadi. Obat ini hanya diberikan

kepada mereka yang mengalami SAR dengan jarak 2-3 minggu sekali. Obat ini

perlu digunakan selama 2 bulan, lalu dihentikan selama satu bulan untuk menilai

apakah ada penyakit tanpa pengobatan.

2. Pasta Triamcinolone.

Merupakan kortikosteroid dalam sediaan gel yang dapat beradaptasi pada

mukosa yang lembab. Ketika diaplikasikan dengan benar, gel dapat beradaptasi

pada mukosa untuk satu atau beberapa jam, namun kesulitan yang mungkin timbul

Page 10: Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi ...media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170210151459_4974.pdf · RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN ... untuk

Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 237

adalah saat mengaplikasikan gel pada ulser kadang kurang menempel dengan baik

karena kondisi rongga mulut selalu dalam keadaan basah. Obat ini hanya berguna

pada pasien dengan ulser yang dapat mudah dijangkau dari bagian depan mulut dan

untuk pasien yang dapat mengikuti instruksi dengan baik.

3. Obat kumur Tetrasiklin.

Percobaan di Britain dan USA menunjukan bahwa obat kumur tetrasiklin dapat

mengurangi frekuensi ataupun keparahan dari ulkus secara signifikan. Untuk ulkus

herpetiform khususnya, tetrasiklin kapsul (250 mg) dapat dilarutkan dengan sedikit

air dikumur selama 2-3 menit, tiga kali sehari. Beberapa pasien menggunakan obat

kumur ini secara teratur selama 3 hari setiap minggu jika mereka memiliki ulser

yang berulang.

4. Larutan Chlorheksidin 0,2%

Larutan ini dapat juga digunakan sebagai obat kumur untuk SAR, digunakan

tiga kali sehari setelah makan dan dikumurkan selama satu menit. Obat ini terbukti

dapat mengurangi durasi dan ketidaknyamanan dari SAR.

5. Preparat Salisilat topikal.

Salisilat merupakan anti inflamasi dan dapat memberikan efek lokal. Preparat

salisilat kolin dalam bentuk gel dapat diaplikasikan pada ulkus.

6. Vitamin B12, asam Folat dan zat besi

Vitamin B12 merupakan salah satu nutrisi yang menjaga kesehatan jaringan

syaraf dan membantu pembentukan sel darah merah yang berperan dalam proses

penyembuhan jaringan. Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru-

paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari

jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru. Pengikatan oksigen dan karbon

dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen

yang disebut oksihemoglobin. Oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai

oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan. Proses ini

merupakan proses oksigenasi dan merupakan nutrisi penting dalam proses

penyembuhan ulser. Asam folat berfungsi bekerja sama dengan vitamin B12 dalam

pembentukan sel-sel darah merah dan membantu zat besi bekerja dengan baik

dalam tubuh. Zat besi juga berfungsi dalam pembentukan sel darah merah, zat besi

membawa oksigen ke seluruh tubuh pada hemoglobin. Sebuah penelitian

melaporkan bahwa perawatan SAR dengan vitamin B12 1000 mcg/hari selama 6

bulan menghasilkan kesembuhan pada 100% pasien, sedangkan perawatan SAR

dengan vitamin B12 500 mcg/hari hanya menghasilkan kesembuhan pada 30%

pasien.9,10

Diagnosis untuk pasien ini tidak hanya SAR, tetapi juga terdapat Angular

cheilitis. Angular cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada sudut mulut

yang ditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir, berwarna

kemerahan, mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan rasa kering pada

sudut mulut. Angular cheilitis terjadi karena multifaktor, baik faktor predisposisi

lokal maupun sistemik.9 Etiologi Angular cheilitis dapat berupa defisiensi nutrisi,

Page 11: Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi ...media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170210151459_4974.pdf · RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN ... untuk

Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 238

gangguan imun, infeksi jamur dan bakteri serta faktor mekanikal. Penyebab

Angular cheilitis yang menonjol pada anak-anak adalah defisiensi nutrisi, biasanya

disebabkan kurangnya asupan riboflavin, zat besi dan asam folat. Defisiensi

riboflavin menyebabkan berkurangnya kematangan jaringan kolagen, sehingga

mudah terjadi infeksi. Selain kurangnya riboflavin, defisiensi zat besi dalam plasma

darah akan menghambat penyembuhan lesi dan memudahkan terjadinya Angular

cheilitis. 11

Diagnosis banding untuk Angular cheilitis adalah Herpes labialis, seperti

tampak perbedaannya pada Tabel 3.

Tabel 3. Perbedaan Angular cheilitis dan Herpes labialis 9,11 Kategori Angular Cheilitis Herpes labialis

Lokasi Sudut mulut unilateral/ bilateral Tepi merah bibir

Etiologi Defisiensi nutrisi, gangguan imun,

infeksi bakteri, faktor mekanis.

Virus HSV Tipe 1

Perawatan Menghilangkan faktor lokal,

pemberian antijamur/antibakteri,

vitamin

Pemberian acyclovir

Gambaran

Klinis

Eritema, fissure, ulser,

deskuamasi, perdarahan

Prodormal parastesi, eritem,

vesikel, krusta

Pada Angular Cheilitis pasien ini diberikan topikal kompres Chlorhexidine

0,2% serta aplikasi topikal Vaseline album pada lesi di kedua sudut bibir.

Chlorhexidine adalah suatu antiseptik yang termasuk golongan bisbiguanide yang

umumnya digunakan dalam bentuk glukonatnya. Chlorhexidine digunakan sebagai

surgical scrub, mouth wash, neonatal bath, dan antiseptik kulit. Chlorhexidine

menyerang bakteri Gram postif dan negatif, bakteri ragi, jamur, protozoa, alga dan

virus.12 Pemberian Chlorhexidine berfungsi untuk mempercepat penyembuhan.

Pemberian Vaseline album atau petroleum jelly, adalah sebagai agen pelembab

topikal yang membantu menjaga bibir tetap lembab, melindungi area dari iritan dan

mengurangi trauma pada daerah tersebut.13

Tindakan pencegahan timbulnya SAR dan Angular Cheilitis dapat dilakukan

diantaranya dengan menjaga kebersihan rongga mulut, menghindari stres serta

mengkonsumsi nutrisi yang sehat seimbang, terutama yang mengandung vitamin

B12, asam folat dan zat besi, serta cukup hidrasi,. Menjaga kebersihan rongga mulut

dapat juga dilakukan dengan berkumur-kumur menggunakan air garam hangat atau

obat kumur. Kontrol ke dokter gigi secara berkala diperlukan apabila terdapat

keluhan kembali atau untuk mencegah kekambuhan. Pengobatan farmakologi

biasanya bertujuan untuk mengurangi gejala yang dihadapi agar pasien dapat

mendapatkan kualitas hidup yang baik. 1,3,9,10

Pasien ini juga diinstruksikan untuk kembali kontrol hingga sembuh. Kontrol

dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah keluhan pasien sudah berkurang,

Page 12: Prosiding Dies Natalis 57 Fakultas Kedokteran Gigi ...media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170210151459_4974.pdf · RESTORASI ONLAY RESIN KOMPOSIT PASCA PERAWATAN ... untuk

Prosiding DIES 57 FKG UNPAD 239

apakah terjadi penyembuhan pada lesi dan apakah pasien melakukan instruksi

dengan tepat. Berdasarkan hasil akhir perawatan pada kasus ini membuktikan

bahwa diagnosis dan terapi yang diberikan tepat, namun tetap diperlukan terapi

komprehensif, baik secara lokal maupun sistemik dengan memperhatikan asupan

nutrisi dan pencegahan terhadap trauma atau faktor pencetus, sehingga tidak terjadi

kekambuhan lesi ulserasi pada pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Scully C., Welbury R. Oral and Maxillofacial Medicine: The Basis of

Diagnosis and Treatment. 2nd edition. USA: Elsevier. 2008: 259-264.

2. Park KK., Brodell RT., Helms SE.,Angular cheilitis, part 1: local etiologies.

dalam Cutis; Cutaneous Medicine For The Practitioner. 2011:87(6); 289-95.

PMID 21838086.

3. Greenberg MS., Glick M. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and Treatment.

10th edition. Hamilton: BC Decker Inc. 2008: 547-550.

4. Cawson RA., Odell EW. Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine. 7th

edition. Edinburg : Churchill Livingstone. 2002: 220-222.

5. Langlais, Robert P., Craig S., Miller. Color Atlas of Common Oral Disease.

Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. 2003: 34, 64-65.

6. Laskaris, George. Pocket Atlas of Oral Disease 2nd edition. New York:

Thieme. 2006: 23, 54-55.

7. Regezi, et al.Oral Pathology ‘Clinical Pathologic Correlations’ 5th edition,

Missouri: Saunders Elsevier. 2008: 579-580.

8. Ghom, Anil G., Savita AG. Textbook of Oral Medicine 3rd edition. New Delhi:

JP Medical Ltd. 2014: 191-202.

9. Field, A., Longman L. Tyldesley's Oral Medicine. 5th edition. Oxford

University Press. 2003: 111-112.

10. Qazi, Javed A., 2011, Vitamin B12 for the Treatment of Recurrent Aphthous

Stomatitis, JKCD 1(2): 87-90. Available online at

http://www.jkcd.org.pk/Issues/2011/June/JKCD-9.pdf (diakses 5 Mei 2016)

11. Faiz R., Angular Cheilitis-Overview And Symptoms Of Angular Cheilitis,

Available at: http://www.articlesbase.com/skin-carearticles/angular-cheilitis-

overview-and-sypmtoms-of-angular-cheilitis-285629.html> (diakses 2 Juli

2016)

12. Haveles, Elena. Delmar’s Dental Drug Reference, Delmar. Missouri: Mosby

Elsevier. 2000: 156-157.

13. Almazrooa, S, et al., 2013, Characterization and management of exfoliative

cheilitis: A single-center experience.

https://www.researchgate.net/publication/258633347 (diakses 10 Juli 2016)