laporan resmi kimia khairul aripin

Upload: annisa-kusuma-wardani

Post on 10-Jul-2015

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR STPK

DISUSUN OLEH : NAMA NIM JURUSAN FAKULTAS ACARA : : : : : KHAIRUL ARIPIN 09/13235/STPK TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN TEKNOLOGI PERTANIAN PENGENALAN ALAT-ALAT DAN PENGGUNAANYA CO. ASS : SUKARNO

INSTITUT PERTANIAN STIPER JOGJAKARTA 2009

I.

ACARA I

: PENGENALAN ALAT-ALAT DAN

PENGGUNAANYA

II.

TUJUAN

: Mengenalkan

beberapa macam alat sebagai

yang Perrcobaan ini pendahuluan bagi berikutnya.

sederhana penggunaanya. percobaan

III. DASAR TEORI Gas NH3 adalah gas yang mempunyai bau. Gas ini dapat dengan dibuat larutan dengan NaOH mereaksikan dan amonium dalam klorida tabung

dipanaskan

reaksi. Adanya gas ini dapat diketahui dengan cara membau. Cara membau langsung dengan hidung jangan sekali-kali dilakukan untuk gas yang berbahaya. Cara membau yang realatif aman adalah dengan mengipasngipaskan tangan diatas mulut tabung dan hidung kita jarank relatif jauh berusaha membau gas yang keluar. kertas lakmus (ada dua macam warna, biru dan merah) digunakan sebagai indikator/petunjuk, apakah senyawa tersebut bersifat asam atau basa dengan melihat

perubahan warnanya.

Untuk membuat larutan standard kadang dilakukan dengan mengencerkan larutan yang sudah tersedia.

Misalnya membuat larutan standard HCL 0,1 M dari larutan HCL 0,2 M. Tentukan dahulu berapa banyak larutan berapa standard banyak yang akan awal dibuat yang dan dihitung diencerkan

larutan

harus

dari persamaann :

V1.M1 Ket :V1

= V2.M2 atau V1 = = volume larutan awal yang

dipakai/diperlukan M1 V2 = = Molaritas awal Volume larutan standarrd yang akan

dibuat Titrasi adalah suatu cara analisis yang sering dilaksanakan Larutan yang dalam larutan analisis kuantitatif. disebut

diketahui

konsentrasinya

larutan standard, biasanya dimasukkan dalam buret sebagai penitrasi (titran). Larutan yang akan dalam yang

ditentukan erlenmeyer

konsentrasinya dan disebut juga

ditempatkan sebagai zat

dititrasi.

Titrasi

dilakukan

dengan

cara

membuka

kran buret pelan-pelan. Titik akhir titrasi terjadi pada saat terjadi perubahan warna. Perubahan warna dapat dilihat dengan menggunakan zat pennunjuk yang disebut indikator. Pada saat itulah jumlah mol dari titran setara dengan jumlah asam mol dari basa zat yang

dititrasi. (valensi

Untuk satu)

titrasi seperti

monobasis NaOH

titrasiHCL

dengan

persamaan pengenceran diatas dapat digunkan untuk perhitungan molaritas dari zat yang dititrasi. Pada pengencerna HCL, pengenceran dilakukan

dengan jalan menambahkan pelarut kedalam zat yang akan diencerakan. Ini adalah cara pengenceran yang lazim reaski pekat, berbeda dialakukan. eksotermis maka Untuk pada zat-zat yang menunjukkan H2SO4

pengenceran dilakukan

seperti dengan

pengenceran

sedikit

yaitu

dengan jalan menuangkan H2SO4 pekat

sedkit demi sedikit kedalam pelarut (air). a.Penyaringan Menyaring adalah cara untuk memisahkan suatu endapan dari suatu larutan. Dalam percobaan ini akan disaring PbSO4, yang dibuat dengan mereaksikan H2SO4 dengan Pb asetat.

Berikut

ini

akan

dibicarakan

alat

sederhana

yang akan digunakan, antara lain : 1) Tabung reaksi dari gelas, dapat dipanaskan. Dapat

Terbuat

digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit. 2) Penjepit dari kayu atau kawat, digunakan untuk

Terbuat

memegang tabung reaksi pada pemanasan. 3) Pengaduk gelas untuk mengaduk suatu campuran atau

Digunkan

larutan zat-zat kimi pada waktu melakukan reaksireaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan. 4) Corong terbuat pada dari gelas, digunakan cairan untuk kedalam :

Biasanya menolong suatu

waktu yang

memasukkan

tempat

sempit

mulutnya,

sepertu

botol, labu ukur, buret dan sebagainya.

5)

Pipa bengkok

Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengalirkan gas kedalam suatu tempat tertutup atau kedalam larutan. 6) Gelas arloji dari gelas. Digunakan untuk yempat

Terbuat

menimbang zat yang berbentuk kristal. 7) Gelas ukur

Digunakan untuk mengukur volume zat kimaia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala dan terdiri dari bermacam ukuran. Jangan digunakan untuk

mengukur larutan/pelarut panas. 8) Gelas piala dinamakan juga gelas beker. Alat ini

Biasanya

buka n alat pengukur (walaupun volume kira-kira). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga

untuk memanaskan larutan-larutan zat kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut, atau memekatkan. 9) Erlenmeyer

Alat

ini

juga

bukan yang

pengukur.

Digunakan

untuk

tempat

dari

zat

dititrasi.

Kadang-kadang

boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan. 10) Pipet a.Pipet gondok Dibagian yangg tengah dari pipet ini ada sebagian runcing.

membesar

(gondok).

Ujungnya

Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu secara tepat. Alat ini lebih tepat

dari gelas ukur. Ukurannya juga bermacam-macam.

b.Pipet ukur Berbeda dengan pipet gondok, pipet ini semua bagiannya larutan sama. dengan Digunakan volume untuk mengambil Mempunyai

tertentu.

ukuran berbeda, dan mempunyai skala. c.Pipet pasteur (pipet tetes) Digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah yang kecil.

11) Labu ukur Terbuat dari gelas, dengan bagian bawah

menggembung, dasar rata dan leher kecil dengan satu garis tanda. Untuk mengukur sejumlah volume tertentu cairan dengan tepat. 12) Buret Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dan Zat kran. yang dalam sedikit

Digunakan digunakan buret, dan

untuk untuk

melakukan menitrasi

titrasi.

ditempatkan demi

dikeluarkan

sedikit

melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala.

IV. a. -

ALAT DAN BAHAN Alat : Tabung reaksi Erlenmayer : 1 : 2

-

Gelas ukur Pipet ukur Labu ukur Gelas piala Buret Penjepit Corong Kertas lakmus Kertas penyaring Pengaduk Timbangan Lampu bensen Statif Wall pipet Bahan : NaOH Aquades

: 1 : 2 : 1 : 1 : 1 : 1 : 2 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1 : 1

-

b.-

: 25 gr : 500 ml dan 10 ml

-

NaCl H2SO4 Indikator PP PbSO4

: 10 ml : 3 ml : 8 tetes : 5 ml

V.

CARA KERJA

1.Secara teoritis a.Pembuatan dan pengenalan suatu gas serta

pengenalan kertas lakmus-

Mengambil

sedikit

larutan

NH4Cl

dan

memasukkan

kedalam

tabung

reaksi,

kemudian

menambahkan sedikit larutan NaOH-

secukupnya

Memegang tabung reaksi dengan penjepit, lalu dengan menggoyang-goyangkannya. Mulut

dipanaskan

tabung harus sedikit dicondongkan. Carilah tempat yang kosong biar aman-

Menjaga larutan pada saat mendidih agar zat

dalam tabung tidak sampai keluar dari mulut tabung (lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar).

Mengangkat tabung dari atas api bila zat tabung sudah mulai naik atau hampir keluar

-

Mencium

bau

gas

dengan

cara

mengibaskan

tangan kemulut tabung reaksi dan mencatat hasil reaksi-

Mengamati perubahan warna yang terjadi pada

kertas lakmus b.Pengenceran dnegan labu ukur-

Mengambil

sejumlah

larutan

HCl

dengan

menggunkan pipet gondok-

Memasukkan HCl tersebut kedalam labu ukur dan

mengencerkan samapi garis tera c.Titrasi-

Mencuci buret dengan larutan pencuci kemudian

membilas dengan larutan standard yang NaOH 0,1 M-

Mengisi

buret

itu

dengan

larutan

standard

sampai skala nol-

Mengambil 20 ml HCl 0,1 M yang sudah dibuat

dengan pengenceran-

Memasukkan

larutan

HCl

kedalam

erlenmeyer

lalu menambah 3-4 tetes indikator fenoftalen (p.p)

-

Membuka keran buret lalu meneteskan pelan-

pelan titran kedalam erlenmeyer. Titrsi dihentikan ketika penambahan setetes NaOH memberikan warna merah muda-

Mencatat volume standard yang dipakai dengan

melihat batas cairan dalam buret itu-

Menghitung

beberapa

molaritas

larutan

yang

dititrasid. Penyaringan dengan H2SO4 pekat -

Mengambil 10 ml air suling dengan menggunakan

gelas ukur. Perhatikan bagian bawah dari meniskus air harus tepat menyinggung skala 10 ml. Dan

pandangan mata harus tepayt sejajar dengan tinggi meniskus air-

Menuangkan air suling tersebut kedalam tabung

reaksi-

Mengambil 3 ml H2SO4 pekat dengan gelas ukur,

pakailah cara pengukuran yang sama dengan diatas. Perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah

H2SO4 kedalam tabung reaksi e.Penyaringan

-

Mengambil

larutan

Pb

asetat

dalam

tabung

reaksi kemudian menambah H2SO4 hasil pengenceran diatas, kemudian mengamati endapan yang terjadi-

Mencatat warna dari endapan Mengambil kertas saring berbentuk lingkaran melipatnya menjadi lingkaran, lalu

dan

memasukkan kertas saring yang sudah dilipat pada corong dan membasahi sedikit dengan air suling

hingga melekat pada dinding gelasnya-

Memasang

corong

yang

berkertas

saring

itu

diatas

erlenmeyer

untuk

menampung

filrat

datau

cairan cucian-

Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam

corong yang berkertas saring tadi. Menuang larutan ini harus hati-hati dan sedikit demi sedikit, dan mengamati hasil penyaringan 2.Secara skematisa. Pembuatan dan pengenalan suatu gas dan pengenalan

kertas lakmus1)

Diambil

larutan dalam

NH4Cl

2

ml

dimasukkan

tabung

reaksi ditambah larutan NaOH 1 ml2)

Dipegang dengan penjepit, + digoyang-

dipanaskan goyangkan3)

Diamati

perubahan

panas

dan baunya b.Pengencerna dengan labu ukur1)

Diambil sejumlah larutan dengan menggunakan pipet

HCl

gondok2)

Dimaukkan labu

HCl

tersebut dan

kedalam

ukur

diencerkan sampai batas

c.Titrasi

1)

Dicuci

buret

dengan

larutan standard (NaOH 0,1 M)2)

Diisi

buret

dengan

larutan standard3)

Diambil 10 ml HCl 0,1 M dimasukkan dalam

dan

erlenmeyer + 5 tetes indikator fenoftalen (p.p) 4) NaOH 5) dan Diamati dicatat perubahan volume warna yang Dititrasi denga larutan

terpakaid. Pengenceran H2SO4 pekat 1)

Diambil 10 ml air suling

dengan menggunakan gelas ukur. Perhatikan meniskus meyinggung pandangan bagian air skala mata bawah dari tepat ml dan tepat

harus 10 harus

sejajar dengan tinggi meniskus air2)

Dituangkan

air

suling

tersebut kedalam tabung reaski3)

Diambil 3 ml H2SO4 pekat gelas ukur, sama pakailah dengan

dengan

pengukuran diatas4)

yang

Dituangkan

H2SO4

pekat

ini kedalam tabung reaksi yang berisi air suling tadi

melalui dinding tabung.5)

Diperhatikan

perubahan

panas sebelum dan sesudah H2SO4 dituang kedalam tabung reaksi e.Penyaringan1)

Diambil 5 ml larutan Pb

asetat dan ditambahkan 10 ml H2SO4 encer 2) Diamati warna endapan

3)

Dimasukkan kertas saring

pada erlenmeyer, basahi dengan sedikit air 4) Disaring dan diamati

warnanya

PENGENALAN ALAT Tabung reaksi Fungsinya : untuk mereaksikan zat kimia dalam jumlah sedikit

Penjepit Fungsinya : untuk memegang tabung reaksi pada saat pemanasan

Pengaduk Fungsinya : untuk mengaduk campuran atau larutan zat kimia pada saat melakukanreaksi kimia

Corong Fungsinya waktu kedalam mulut : untuk menolong pada cairan sempit

memasukkan tempat yang

Gelas Arloji Fungsinya : untuk menimbann zat

berupa kristal

Gelas ukur

Fungsinya : untuk mengukur volume sat kimia dalam bentuk cair

Gelas piala Fungsinya : untuk mngukur volume

zat kimia dalam bentuk cair

Pipet tetes Fungsinya : untuk mengambil larutan dalam jumlah yang kecil

Labu ukur Fungsinya : untuk mengukur sejumlah volume tertentu cairan dengan tepat

Sprayer Fungsinya : digunakan untuk tempat cairan kimia

Pipa bengkok Fungsinya : Digunakan untuk

mengalirkan gas kedalam suatu tempat larutan tertutup atau kedalam

Statif Fungsinya : digunakan buret untuk dalam

penyangga

melakukan titrasi

Lampu Benzene Fungsinya : sebagai pembakar dalam reaksi kimia

Rak Tabung Reaksi Fungsinya : untuk menyimpan alat

praktikum

Erlennmeyer Fungsinya : sebagai tempat dai zat yang dititrasi dan untuk

memanaskan larutan

Pipet Gondok

Fungsinya : untuk mengambil larutan pada tepat volume tertentu secara

Pipet Ukur Fungsinya : untuk mengambil

larutan pada volume tertentu Buret Fungsinya : untuk melakukan titrasi

VI.

HASIL PENGAMATAN

a.Pembuatan dan pengenalan suatu gas serta pengenalan kertas lakmus Reaksi NH4Cl + NaOH NH4OH + H20 Kertas Lakmus Merah menjadi biru Keterangan Basa

b. V1 20 ml

Pengenceran dengan labu ukur V2 100 ml

Perhitungan pengenceran : Diket : V1 = 20 ml HCL

V2 = 100 ml aquades M1 = 0,1 M Ditanya : M2 = ...? Jawab : M1.V1 = M2.V2 M2 =

= = 0,02 M

c.Titrasi Volume Yang Reaksi HCl + NaOH NaCl + H2O Terpakai 24 ml larutan NaOH Perubahan Bening menjadi merah muda

d. Pengenceran H2SO4

Pengenceran H2SO4 pekat

Perubahan Larutan menjadi panas dan berbau menyengat

e.Penyaringan

Perlakuan Penyaringan

Setelah Reaksi Terjadi endapan PbSO4

VII. PEMBAHASAN Dalam beberapa pokok kegiatan pembahasan maupun pengamatan ini dapat mengetahui beberapa pengenalan

alat praktikum sangat diperlukan karena apabila kita tidak mengenal alat yang akan digunakan, maka didalam melakukan praktikum maupun pengamatan nanti kita bisa mengalami kesulitan ataupun kesalahan-kesalahan yang

akan berakibat fatal atau tidak berjalan dengan baik. Selain itu juga akan memperlambat proses kerja yang seharusnya bisa dilakukan dalam waktu yang singkat . (Anonim).

Kesalahan-kesalahan tersebut dapat diartikan akan terjadinya kerusakan alat-alat praktikum seperti alatalat yang terbuat dari kaca, dan didalam praktikanpun terjadi keracunan zat kimia yang bisa mengakibatkan

kematian, terjadinya kesalahan fisik seperti tumpahnya zat-zat kimia dan mengenai tubuh praktikan apabila kita sebelum melakukan praktikum tanpa adanya persiapan

terlebih dahulu.(Anonim). Pada pengenalan semua alat praktikum kita juga

dapat mengetahui cara pemakaian dan fungsi-fungsi dari alat tersebut, terutama pada proses reaksi kimia.

(Anonim). Reaksi terbentuknya beberapa zat kimia zat-zat yang adalah baru suatu dan proses dimana dari

terbentuknya dengan

dapat

direaksikan

zat-zat

pereaksi yang ditandai dengan suatu perubahan warna, timbulnya gas dan terbentuknya endapan pada suatu

pereaksinya.(Haryadi, 1993). Titrasi adalah suatu cara untuk dapat mengentahui dalam perubhan reaksi yang ditandai dengan perubahan warna. Supaya perubahan warna tersebut dapat terlihat dengan jelas maka digunakan indikator fenolftalen

(p.p).(Respati, 1987).

Pada ketika

pengamatan terjadi

titrasi

akan

segera pada

dihentikan yang

perubahan

warna

larutan

ditambah indikator fenolftalen(p.p) tersebut. Kepekatan juga yang dapt berpengaruh Titik oleh banyaknya adalah larutan titik volume dimana

dipakai.

equivalent

warna zat telah berubah, apabiladalam penitrasian itu terjadi tidak maka praktikan harus menghentikannya, yang agar

mengalami

perunahan

kepekatan

tinggi.

(Respati, 1987).

VIII.KESIMPULAN Dari hasil kegitan praktikum baik dalam pengamtan, perhitungan serta pembahasan dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut : 1.Dalam mengenal praktikum. kesalahan melakukan dan kegiatan praktikum, jenis tidak kita dapat

memahami

berbagai agar atau

alat-alat terjadi yang

Ini dalam

diharapkan penggunaan

kesalahan

terjadi didalam proses praktikum.

2. Larutan yang bersifat basa dapat membirukan kertas

lakmus 3.Penambahan titrasi indikator untuk fenolftalen menandakan (p.p) batas pada

bertujuan

titrasi

yang terjadi ditandai dengan perubahan warna dari warna bening menjadi warna merah muda. 4.Pada proses titrasi, semakin banyak indikator

fenolftalen (p.p) yang digunakan akan semakin cepat terjadi perubahan warna. 5.Pada konsentrasi HCl yang diketahui, semakin

tinggi konsentrasi HCl yang diketahui semakin lama terjadi perubahan warna. Hal ini disebabkan jika

indikator fenolftalen (p.p) bercampur dengan larutan HCl sulit mengalami perubahan warna.6. Pengenceran

H2SO4 pekat dilakukan berbeda dengan yang lazim dilakukan, yaitu dengan

pengenceran

menuangkan H2SO4 pakai sedikit demi sedikit kedalam pelarut (air)7. H2SO4 direaksikan

dengan

PbSO4

menimbulkan

panas

dan bau menyengat

8. Setelah

PbSO4

mengendap

dikertas

saring

larutan

menjadi normal (tidak panas)

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009.Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Institut Pertanian Stiper, jogjakarta.9 Hal

Haryadi, w.1993. Ilmu Kimia Dasar Analitik. Gramedia. Jakarta. 20 Hal

Respati, 1987. Buku Kimia Organik Perguruan Universitas Gajah Mada. Jogjakarta

Tinggi.

Mengetahui Co. Ass

Jogjakarta, 20 oktober 2009 Praktikan

(Sukarno)

(Khairul aripin)