laporan praktikum perkwan_topik2.doc

32
I. TOPIK Mengamati berbagai tipe telur II. TUJUAN Mengamati telur ayam/aves Mengamati blastodis pada aves Mengamati berbagai tahapan embrio pada aves Mengamati telur semut/serangga III. DASAR TEORI Pembelahan atau cleavage atau juga disebut segmentasi terjadi setelah pembuahan, yaitu disaat masuknya sperma kedalam telur. Zigot membelah berulang kali, pembelahan mitosis yang berlangsung secara berulang-ulang ini disebut cleavage. Proses pembelahan ini diaktifasi oleh enzim “mitosis promoting factor” (MPF). Bidang yang ditempuh oleh arah pembelahan ini disebut bidang pembelahan, ada 4 macam bidang pembelahan: 1.Ekuator 2.Longitudinal 3.Meridian 4.Vertical Terbentuk bermacam pembelahan dipengaruhi oleh faktor banyak/sedikitnya kuning telur di sitoplasma, pembelahan lebih mudah dan cepat jika didalam sitoplasma terdapat lebih sedikit kuning telur. Macam pembelahan itu terbagi atas: - Pembelahan Holoblastik (merata) yang dibagi atas: a. Holoblastik equal (sempurna) dimana sel membelah menjadi 2 sama besar dan berakhir menjadi blastomere yang terdiri dari 32 sel, contoh: bintang laut, katak (anura). Tahap pembelahan: pertama, pembelahan lewat bidang meridian, kemudian dilnjut bidang meridian juga tapi tegak lurus pada bidang pembelahan pertama,

Upload: misnawati

Post on 01-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan perkwan

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

I. TOPIK

Mengamati berbagai tipe telur

II. TUJUAN

Mengamati telur ayam/aves

Mengamati blastodis pada aves

Mengamati berbagai tahapan embrio pada aves

Mengamati telur semut/serangga

III. DASAR TEORI

Pembelahan atau cleavage atau juga disebut segmentasi terjadi setelah pembuahan, yaitu

disaat masuknya sperma kedalam telur. Zigot membelah berulang kali, pembelahan mitosis

yang berlangsung secara berulang-ulang ini disebut cleavage. Proses pembelahan ini

diaktifasi oleh enzim “mitosis promoting factor” (MPF). Bidang yang ditempuh oleh arah

pembelahan ini disebut bidang pembelahan, ada 4 macam bidang pembelahan:

1.Ekuator

2.Longitudinal

3.Meridian

4.Vertical

Terbentuk bermacam pembelahan dipengaruhi oleh faktor banyak/sedikitnya kuning telur

di sitoplasma, pembelahan lebih mudah dan cepat jika didalam sitoplasma terdapat lebih

sedikit kuning telur.

Macam pembelahan itu terbagi atas:

- Pembelahan Holoblastik (merata) yang dibagi atas:

a. Holoblastik equal (sempurna) dimana sel membelah menjadi 2 sama besar dan

berakhir menjadi blastomere yang terdiri dari 32 sel, contoh: bintang laut, katak

(anura). Tahap pembelahan: pertama, pembelahan lewat bidang meridian,

kemudian dilnjut bidang meridian juga tapi tegak lurus pada bidang pembelahan

pertama, terbentuk 4 sel sama besar. Ketiga, lewat bidang latitudal dan

terbentuklah 8 sel, 4 sel bagian atas mikromer dan 4 sel bagian bawah makromer.

Keempat, lewat bidang meridian dan terbentuk 16 sel. Kelima, lewat bidang

latitudal (atas dan bawah), serentak dan terbentuk 32 sel. Keenam, lewat bidang

meridian sehingga terbentuk 64 sel. Pembelahan tujuh dan delapan sukarr diikuti.

Diakhir pembelahan kedelapan gumpalan sel membesar dan terdiri dari 70 sel,

berbentuk seperti buah pir, disebut morula yang bagian dalamnya tak berongga.

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

b. Holoblastik unequal (tidak sempurna) yang terjadi secara cepat pada kutub animal

dan secara lambat pada kutub vegetal (membentuk makromer dan mikromer),

contoh: mamalia (kelinci, babi, kera, manusia). Tahap pembelahan: pertama,

lewat bidang latitudinal yang membagi sel menjadi 2 bagian (atas/kutub animal

lebih kecil). Kedua, lewat bidang meridian namun hanya terjadi pada mikromer

(kutub vegetal), terbentuklah tingkat 3 sel. Kemudian dilanjut terbentuk tingkat 4

sel, lalu tingkat 5 sel sampai tingkat 8 sel. Pembelahan berikutnya sukar diikuti

dan tidak serentak. Akhirnya terbentuk blastomer yang terdiri dari 60-70 sel,

berupa gumpalan tak berongga(masif) yang disebut morula.

Adapun pola pembelahan Holoblastis yaitu radial holoblastis, spiral holoblastis,

bilateral holoblastis, rotasional holoblastis.

- Pembelahan Meroblastik (tidak merata), yaitu: pembelahan hanya pada sebagian

zigot. Terdapat pada telur tipe megalecital. Tipe pembelahan Meroblastis yaitu:

meroblastis diskoidal (pembelahan terjadi diujung telur yang tidak terdapat

deutoplasma, ex: pada jenis telolecital) dan superficial (telur membelah pada

permukaan telur, ex: pada jenis centrolecital/kupu-kupu). Pembelahan meroblastik

hanya terjadi pada inti dan sitoplasma bebas yolk . Contoh: ayam. Tahap pembelahan:

pertama, lewat bidang meridian, terjadi 5 jam setelah pembuahan. Kedua, lewat

bidang meridian juga yang tegak lurus pada bidang pembelahan pertama. Ketiga,

lewat bidang vertical, melintang bidang meridian pembelahan pertama. Keempat,

lewat bidang vertical, melintang bidang pembelahan meridian kedua. Terbentuk 8 sel

ditengah dan 12 sel di pinggir. Pada saat ini telur mencapai uterus, dan sudah dilapisi

albumen dan shell.

- Pembelahan Perantara holo-meroblastik, yaitu: pembelahan yang tak seluruhnya

mencapai ujung daerah kutub vegetal.

Menurut Adnan (2006), berdasarkan jumlah dan letak yolk atau cadangan makanannya tipe

telur dibedakan menjadi 4 jenis yaitu: 

1. Isolesithal

Gambar 1. Tipe Telur Isolesital

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

Sumber: studentreader.com

Tipe telur ini disebut juga Homolesital. Tipe telur ini, penyebaran yolk atau cadangan

makanannya tersebar merata diseluruh ovum dan jumlahnya sedikit dengan nukleus atau

intiselnya berada ditengah. Jadi inti selnya dikelilingi oleh cadangan makanannya. Tipe

telur ini terdapat pada Amphioxus, Echinodermata, Mollusca, Annelida dan Mamalia.

2. Telolesithal/Mesolesital

 

Gambar 2. Mesolesital

Sumber: studentreader.com

Tipe telur dengan letak dari yolk dan inti sel berada di dua kutub yang berlawanan

dengan jumlah yolk yang sedikit. Kutub dengan konsentrasi yolk disebut kutub vegetatif

sedangkan kutub dengan inti sel disebut kutub animalia. Jenis telur ini terdapat pada

Amphibia, Lamprey dan Lungfish. 

3. Telo-ekstrimlesithal (Megalesithal)

 

Gambar 3. Megalesithal

Sumber: www.uoguelph.ca

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

Yolk banyak sekali yang tersebar hampir semua bagian telur, sehingga inti sel berada

terdesak dibagian ujung/atas dari ovum dan sitoplasmanya sedikit. Kutub vegetatifnya

besar sedangkan kutub animalnya sangat kecil. Tipe telur ini terdapat pada Reptilia dan

Aves. 

4. Centrolesithal

Gambar 4. Centrolesital

Sumber: studentreader.com

Merupakan tipe telur dengan yolk dan inti sel berada di tengah-tengah telur. Tipe telur ini

terdapat pada Insecta.

IV. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

No.Nama Alat Jumlah

1. Mikroskop 1 Buah

2. Piring kecil 4 Buah

3. Loupe 1 Buah

4. Kaca objek dan kaca penutup 1 Buah

2. Bahan

No. Nama Bahan Jumlah

1. Telur ayam ras 1 Butir

2. Telur bebek 1 Butir

3. Telur puyuh 1 Butir

4. Telur Semut 1 Butir

5. Preparat embrio ayam 1 Buah

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

V. PROSEDUR KERJA

1. Memecahkan sebutir telur ayam, telur bebek, dan telur puyuh

2. Meletakkannya ke dalam piring kecil

3. Mengamati selaput-selaput telurnya dan letak yolk serta blastodis yang telah terlihat

4. Menggambar bentuk selaput telur dan letak yolk serta blastodis yang telah terlihat

5. Menggambar bentuk calon embrio ayam umur 33 hari yang terlihat pada tayangan gambar

hasil pengamatan dibawah mikroskop

Pengamatan telur semut

1. Membuat preparat telur semut

2. Mengamati preparat telur semut dibawah mikroskop dengan perbesaran 40 x 10

3. Menggambar hasil pengamatan yang telah di dapat

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

VI. HASIL PENGAMATAN

No. Bentuk telur ayam

1. Gambar Hasil Pengamatan

2. Gambar Pembanding Saat Praktikum

3. Gambar Pembanding Dari Internet

Sumber : http://farm1.staticflickr.com/175/389891146_e9ee743402.jpg

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

No. Bentuk calon embrio ayam

1. Gambar Hasil Pengamatan

2. Gambar Pembanding Saat Praktikum

3. Gambar Pembanding Dari Internet

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

No. Bentuk telur bebek

1. Gambar Hasil Pengamatan

2. Gambar Pembanding Saat Praktikum

3. Gambar Pembanding Dari Internet

Sumber : http://p.img.com/A1_Sb8vCcAEXfwu.jpg:large

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

No. Bentuk telur puyuh

1. Gambar Hasil Pengamatan

2. Gambar Pembanding Saat Praktikum

3. Gambar Pembanding Dari Internet

Sumber : http://p.twimg.com/A1_Sb8vCcAEXfwu.jpg:large

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

No. Bentuk telur semut

1. Gambar Hasil Pengamatan

2. Gambar Pembanding Saat Praktikum

3. Gambar Pembanding Dari Internet

Sumber : http://p.cont.com/A1_Sb8vCcAEXfwu.jpg:large

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

VII. PEMBAHASAN

Telur Ayam

Telur ayam Telur pada ayam tersusun atas membrane sel luar, membrane sel dalam,

albumen, blastodisk dan rongga udara. Membrane sel luar atau kulit telur tersusun atas

CaCO3. Cangkang banyak memiliki pori-pori yang diisi oleh protein organic. Albumen

sebagian besar berada dalam keadaan cair bagian yang lebih padat dari putih telur

membentuk benang yang disebut dengan kalaza. Kalaza berfungsi untuk memelihara sel

telur agar tetap berada di pusat putih telur. Blastodisk ini merupakan lapisan yang berada di

dalam kuning telur. Sedangkan rongga udara merupakan rongga yang berfungsi sebagai

tempat berlangsungnya pertukaran udara.

Yolk pada telur ayam tidak seragam. Dikenal ada dua tipe yolk; yaitu yolk putih dan

yolk kuning. Akumulasi yolk putih pada bagian tengah yolk ini membentuk daerah flask

yang disebut latebra. Yang merentang ke arah blastoderm dan melebar di bagian bawahnya

menjai suatu massa yang disebut nucleus of pander.

Tipe Pembelahan Telur Aves

Aves mempunyai tipe telur Megalesital. Pada tipe telur ini tipe pembelahan yang

terjadi adalah Meroblastik. Tipe pembelahan Meroblastik pada Aves disebut juga tipe

Partial karena sebelum satu pembelahan selesai pembelahan tahap selanjutnya sudah

terjadi. Tipe pembelahan Meroblastik berada pada bagian kecil kutub animal, pada

Aves tepatnya berada pada germinal disc. Disebut disc karena pembelahan yang

dilakukan hanya pada bagain inti sel yang berada pada kutub animal dan jika dilihat

dari bagian sisi atas pada saat pembelahan atau hasil Morulanya berbentuk seperti

piringan (disc) atau disebut juga simetri Discoidal.

A. Morula

Gambar 1. Pembelahan 1 dan 2

Sumber: php.med.unsw.edu.au

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

Pembelahan pertama dengan arah meridian atau vertikal dan menghasilkan 2 sel

yang simetris (Gambar 1A). Pada pembelahan kedua terjadi pada bidang pembelahan

meridian lagi dan menjadi 4 sel yang simetris (Gambar 2B).

Gambar 2. Pembelahan 3 dan 4

Sumber: php.med.unsw.edu.au

Pembelahan ketiga terjadi 2 garis pembelahan meridian tetapi pembehalan yang

dihasilkan tidak simetris. Jumlah sel pada tahap pembelahan ke-3 ini ada 8 sel

(Gambar 2C). Pembelahan ke-4 terjadi pada garis pembelahan equator atau horizontal

dengan kesimetrisan yang asimetris dan menjadi 16 sel (Gambar 2D).

Gambar 3. Pembelahan 5 dan Pekembangan Selanjutnya

Sumber: php.med.unsw.edu.au

Pembelahan ke-3 terjadi pada 4 bidang pembelahan meridian atau vertikal yang

asimetris, sehingga menghasilkan 32 sel. Pembelahan selanjutnya tidak dapat diikuti.

Pembelahan selanjutnya tak teratur, ada yang melalui bidang vertikal maupun

horizontal dan ada juga yang sebelum selesai satu pembelahan terjadi pembelahan

berikutnya. Dari pembelahan awal sampai dengan pembelahan berikut-berikutnya

jika germinal disc belum membentuk celah dengan yolk, maka tahap tersebut disebut

dengan tahap Morula.

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

Gambar 4. Morulasi Aves

Sumber: www.devbio.biology.gatech.edu

B. Blastula

Sementara sel-sel Morula mengalami pembelahan terus menerus, terbentuklah

rongga ataupun celah dibawah germinal disc yang memisahkan dengan yolk. Rongga

ini makin lama, makim membesar dan berisi cairan. Embrio yang sudah memiliki

ronnga ini disebut dengan Blastula. Jenis Blastula juga bermacam-macam, tergantung

tipe telurnya tadi. Tipe Blastula yang dihasilkan pada tahap akhir pembelahan Aves

adalah Discoblastula.

Gambar 5. Discoblastic

Sumber: www.devbio.biology.gatech.edu 

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

Discoblastula atau disebut juga sebagai blastula gepeng adalah blastula bentuk

cakram. Pada Blastula aves, pembagian blastula terbagi menjadi 2 bagian jika dilihat

dari atas, yaitu area opaca dan area pelucida.

1. Area Opaca merupakan bagian tengah yang terang dan merupakan bagian dimana sel-

selnya terpisah dari yolk di bawah.

2. Area pelucida merupakan bagian pinggir yang agak gelap atau kental, dan merupakan

daerah yang sel-selnya berhubungan dengan yolk dibawah. 

Ada juga pembagain daerah utama dari Discoblastula ini menjadi Epiblast dan

Hypoblast. Epiblast bagian blastomere yang terletak sebelah atas atau daerah kutub

animal, sedangkan Hipoblast merupakan bagian blastomere yang terletak disebelah

bawah atau daerah kutub vegetatif. Epiblast merupakan bakal dari ektoderm, mesoderm

dan notochord, sedangkan hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah

ke daerah rongga blastoceol. 

Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal jadi anterior embryo lapisan

epiblast. Bakal ektoderm saraf berupa sabit terletak di poeterior ectoderm epidermis.

Bakal notochord dan prechorda di posterior ectoderm saraf, sedangkan bakal mesoderm

di bagain paling bawah atau bagian posterior lapiran epiblast. Dibawah rongga

hypoblast ada rongga disebut rongga archenteron.

Gambar 6. Epiblast dan Hypoblast

Sumber: www.expertsmind.com

C. Gastrula

Berasal dari kata gaster (lambung), karena pada tahap ini dibentuk bakal saluran

pencernaan. Pada tahap ini terjadi dinaminasi daerah-daearh bakal pembentuk alat

pada blastula, diatur dan dideretkan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh. Ciri

utama dari gastrulasi Aves adalah adanya daerah unsur primitif (primitive streak).

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

Daerah ini mula-mula tampak sebagai suatu penebalan pada bagian tengah dari

area pelucida bagian posterior yang disebabkan karena adanya migrasi sel-sel dari

daerah posteriolateral ke bagian tengah area pelucida. Bagian penebalan menyempit,

bergerak ke anterior dan mengerut membentuk suatu parit yang disebut daerah unsur

primitif. Lekukannya disebut lekukan primitif dan berperan sebagai blastoporus. Pada

ujung anterior terjadi penebalan disebut nodus Hensen (Hensen node). Bagian tengah

nodus Hensen berbentuk sebagai suatu sumur dan melalui tepinya akan dilalui oleh

sel-sel  yang masuk ke rongga blastula. 

Gambar 7. Tahapan Gastrulasi 

Sumber: www.devbio.biology.gatech.edu 

Gastrulasi pada Aves dilaksanakan oleh sel-sel yang bergerak secara sendiri-

sendiri serta terkoordinasi, dari luar masuk ke dalam embrio, bukan melalui gerakan sel

bersama dalam bentuk suatu lempengan. Gastrulasi pada Aves tidak membentuk

archentron sejati. Setelah endoderm dibentuk, yang menjadi archentron adalah rongga

subgerminal yang bagian atasnya dibatasi oleh endoderm, sedang dasarnya adalah yolk.

Sel-sel yang pertama bermigrasi melalui daerah unsur primitif adalah sel yang akan

menjadi endoderm. Sel-sel ini bergerak ke anterior, bergabung dengan hipoblas dan

akhirnya menggantikan hipoblast pada bagian anterior dari embrio. Sel berikutnya yang

masuk melalui nodus Hensen juga bergerak ke anterior, tetapi tidak bergerak sejauh

bakal endoderm. Sel-sel ini tetap berada di antara epiblast dan endoderm untuk

membentuk mesoderm kepala dan notochord. Sel-sel yang masuk ini semua bergerak

ke anterior, mendorong epiblast bagian tengah ke atas sehingga akhirnya terbentuk

lipatan kepala. 

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

Sementara itu, makin banyak sel-sel bermigrasi masuk melalui daerah unsur

primitif yang setelah masuk kedalam rongga blastula mereka memisahkan diri menjadi

dua arah, satu masuk lebih dalam dan bergabung dengan hipoblast serta mendorong

hipoblast ke tepi. Sel-sel ini akan membentuk semua organ-organ endodermal dan

sebagian besar selaput ekstra-embrio. Kelompok kedua menyebar membentuk suatu

lembaran yang terbentang diantara epiblast dan hipoblas. Lembaran ini yang

membentuk bagian mesoderm dari embrio dan selaput ekstra-embrio.

 Gambar 8. Tiga Dimensis Gastrulasi

Sumber: photobucket.com

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

Sementara pembentukan mesoderm berlangsung, daerah unsur primitif mulai

memendek sehingga nodus Hensen berpindah letak dari di tengah area pelusida menjadi

berada di bagian posterior. Dengan perkataan lain, nodus Hensen bergerak ke posterior

dan notokord posterior terbentuk. Akhirnya nodus bergeser mencapai posisinya yang

paling posterior dan membentuk daerah anal. Pada tahap ini epiblast seluruhnya terdiri

atas bakal sel-sel ektoderm yang berepiboli hingga mengelilingi yolk. Gastrulasi telah

selesai dengan dibentuknya eksoderm, digantinya hipoblas dengan endoderm dan

terletaknya mesoderm di antara kedua lapisan ini.

Calon embrio ayam

Embrio ayam streak primitiva

Pada saat streak primitive, akan tumbuh somit-somit yang nantinya akan menjadi

tulang belakang. Streak primitive merupakan daerah lengkukan yang pinggirnya

bertanggal pada daerah median blastodiscus. Daerah ini terbentuk karena adanya

pertumbuhan cepat. Embrio nantinya akan berkembang anterior dari garis ini. Primitive

streak mulai terbentuk di daerah posterior. Lalu, sel-sel dalam primitive streak itu

sendiri memperbanyak diri, kemudian hampir separuh area pellucida yang terdiri dari

bakal prechorda notochord dan mesoderm berkonvergensi ke primitive streak lalu

berinvolusi antara hipotalamus dan epiblast

Terdapat dua area, yaitu :

a. Area pellucida (bagian tengah di atas blastocoels)

b. Area Opara (bagian yang di bawahnya terdapat yolk)

Terdapat epiblast (bagian luar) yang akan berkembang menjadi embrio yang

terdapat hipoblast (bagian bawah) selaput ekstraembrional untuk melindungi dan

member makanan bagi embrio.

Ciri khas terbentuknya garis primitive (primitive streak), yaitu penebalan yang

mula-mula bagian tengah dari area pellucida terjadi karena migrasi sel-sel dari bagian

lateral dari epiblast posterior menuju tengah penyebaran menyempit garis

primitive dari posterior ke anterior sepanjang 60-70% area pellucida sumber

anterior posterior embrio nantinya. Terbentuknya lekuk primitive fungsinya bibit

blastoporus, yaitu tempat terjadinya involusi dari sel ke dalam blastocoels.

Embrio ayam 3 somit

Pembentukan lipatan kepala diikuti pembentukan usus depan. Dan terdapat 3 somit

untuk setiap sisi kiri dan kanan. Somit pertama terbentuk pada 21 jam setelah inkubasi.

Setelah 21 jam inkubasi berbentuk satu pasang somit dan lateral notochord lalu

terbentuk somit-somit berikutnya.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

Somit-somit posterior dan yang pertama terbentuk setiap jam. Sedangkan lipatan

kepala akan diikuti oleh terbentuknya usus depan. Somit yang terbentuk berjumlah 3

pasang. Somit-somit tersebar terletak pada lateral notochord. Sistem saraf terbentuk

melalui lekuk neural. Pada jam ke 35 akan terbentuk jantung nodus hensen telah

berkembang system syaraf yang masih berupa lekukan neural anterior dari lipatan

kepala terlihat daerah bening dimana tidak ada penyebaran sel bakal mesoderm. Daerah

inilah yang dengan proamnion lipatan kepala akan diikuti pembentukan usus depan.

Pada 2 jam inkubasi terbentuk 1 pasang sudut lateral notocohrd.

Embrio ayam 5 somit

Terdapat 5 buah somit pada setiap sisi kanan dan kiri. Embrio dengan 5 somit

terbentuk pada 25 jam inkubasi. Terbentuk jantung, yaitu dari mesoderm spanchis pada

porta usus depan. Mesoderm spanchis lainnya akan terbentuk pulau-pulau darah.

Somit-somit nantinya akan berkembang menjadi otot-otot penting di dalam tubuh. Pada

jantan, porta usus 5 buah somit dengan penebalan yang disebut vesicular optic. Darah

dan pembuluh darah yang tumbuh dari pulau-pulau darah telah mengalami

pertumbuhan (area opaco verculosa). Sedangkan yang berasal dari mesoderm

berdifferensiasi menjadi berbagai jenis dan jaringan mesenchim.

Embrio ayam 11 somit

Terbentuk penebalan disebut vesikula optik pada lateral proenchenpalon.

Merupakan masa pengeraman ayam selama 33 jam. Pada fase ini telah terbentuk 11

pasang somit. Telah ada perubahan yang disebut vesicula optica. Bagian posterior

dinding neural masih berupa keping jantung sudah membelok ke kanan yang sudah

terbentuk satu pasang aorta dan vena viteline.

Vesicula optica sebagai bakal mata. Somit sudah terbentuk memanjang pada

samping chorda dorsalis. Pada kepala bakal otak terbentuk mesencephalon dan

prosenchepalon strio primitive masih terlihat saluran syaraf masih berupa canal-canal.

Sistem syaraf sudah mulai berdifferensiasi dan lateral proenchepalon menunjukkan

penebalan yang disebut vesicular optica. Sedangkan bagian posterior bumbung neural

masih berupa keeping yang disebut chordalis. Porta usus bagian depan sudah lebih ke

posterior. Bagian posterior dinding neural masih berupa keeping disebut sinus

chombodorsalis.

Embrio ayam 30 jam

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

Terbentuk somit dan somit-somit berikutnya akan terbentuk posterior dan yang

pertama dalam setiap jam. Porta usus depan sudah lebih ke posterior. Terjadi proses

pembentukan jantung yang membelok ke kanan di daerah ventral anterior intestinal

portal. Bagian jantung terdiri dari :

a. Ectocardium c. Endocardium

b. Mesocardium d. Myocardium

Pada daerah ini, coelom disebut daerah pericardium yang merupakan lapisan

pembungkus jantung. Sistem syaraf sudah terlihat mulai berdifferensiasi dari lateral

procenchepalon terlihat penebalan yang disebut vesicular optica. Posterior bumbunf

neural masih berupa shikus rhoboideus.

Pembentukan jantung dimulai dari pelipatan median sepanjang kapiler

subintestinal di ventral foregul yang diikuti splanchis mesoderm membentuk lapisan

epymiocardium di rentang gembungan yang ikut merapat ke dalam.

Embrio ayam 48 jam

Terdapat tunas ekor berupa tonjolan ekor disebut falltoid, terdapat perubahan yang

sangat cepat, yaitu terbentuknya torsi. Pada somit 1 terbentuk pharynx archus duschu

chorda dorsalis dan selaput embrio. Chorda dorsalis dan foregut ada pada somit ke 2.

Perkembangan somit 3 ditemukan anterior intestinalis portae sudah terbentuk lipatan

ekor dan 4 archus brachialis.

Otak sudah mulai terbentuk pada daerah bawah mata. Terdapat tonjolan di sekitar

daerah mata yang disebut vesicular optica. Jadi, spinal coral telah menempati daerah

dorsal. Somit-somit telah berkembang lebih banyak dan hamper sempurna. Tonjolan

tunas ekor berada di atas yolk. Yolk disebut juga dengan jaringan ekstraembrional telah

terbentuk celah yang disebut rubc phallic spare.

Pada seri 1 terbentuk pharynk arcus ascusticus, aorta dorsalis dan selaput embrio.

Canalis neuralis, chorda dorsalis, somit berada pada seri III.

Embrio ayam 72 jam

Sudah terdapat bakal jantung, bakal telinga, dan mata. Terdapat tunas ekor dan

tunas kaki. Terdapat proenchepalon dan mesenchepalon. Terdapat hemisphere otak.

Terdapat selaput ekstraembrional. Somit 1 dan 2 hampir sama, hanya saja bedanya pada

mesenchepalon agak bergeser untuk menjadi farinx, linear, ventrikal, dienchepalon, dan

lien terbentuk pada seri 3. Pada somit 4 didapati amphalu mesentrico artery.

Notochord telah berkembang menjadi tulang belakang (vertebra), perut, celum, dan

ekor berbentuk pada seri ke 5. Terjadi parsi di daerah posterior terjadi invaginasi

(proectoderm) yang akan bertemu dengan bumbung endoderm menjadi dubur. Bakal

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

jantung telah hampir sempurna mesensentrica kiri. Pada stadium ini sudah mulai ada

kuantum kaki somit, kuantum lenyap dan ventrikel serta atrium.

Embrio ayam pada sistem reproduksinya setelah tumbuh vena yang terbagi menjadi

vena amphola mesentrica kanan dan amphola mesentica kiri. Pada daerah anterior

tumbuh menjadi invaginasi yang disebut stomedeum yang akan bertemu dengan

bumbung endoderm yang berkembang menjadi mulut di bagian ventrikel ketiga lapisan

benih ke meredian dari lateral bersatu.

Tipe Telur Semut

Sumber: studentreader.com

Merupakan tipe telur dengan yolk dan inti sel berada di tengah-tengah

telur. Tipe telur ini terdapat pada Insecta. Jenis telur yang memiliki deutoplasma

relative banyak dibandingkan dengan volume telur, tetapi terletak di bagian

tengah. Sitoplasma berada sebelah luar.

Lapisan sel pertama yang terbentuk adalah blastoderm, yang terdiri dari

lapis tunggal sel-sel, yaitu blastomer. Proses terbentuknya blastomer berbeda pada

satu jenis binatang dengan jenis yang lainnya, hal ini berhubungan dengan

banyaknya bahan kuning telur di dalam telur.  Namun pada sebagian besar

serangga, telurnya mempunyai bahan kuning telur yang banyak.  Pada

kebanyakan serangga nukleus yang berfungsi dengan sitoplasmanya, berperilaku

seperti individu sel dan membelah diri (cleavage) secara mitosis.  Nukleus-

nukleus baru yang terjadi bergerak ke daerah tepi telur dan membentuk

blastoderm. Selama proses itu berlangsung, tiap nukleus membentuk sel lengkap

dengan selaput selnya.

Pada waktu bersamaan terjadinya blastoderm, beberapa sel hasil

pembelahan berubah menjadi sel-sel lembaga (germ cells) (Gambar ..), yang

nantinya berkembang menjadi gamet atau sel-sel reproduktif pada tahap larva tua,

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

pupa atau dewasa.

Setelah pembentukan blastoderm selesai, sel-sel pada satu sisi telur

berubah bentuk menjadi kolumnar (columnar) (artinya seperti tiang besar)

sepanjang garis tengah-longitodinal telur, ke arah dua sisi dari garis ini sel-sel itu

secara berurutan kurang kolumnar, akhirnya bersatu dengan sel-sel blastoderm

yang tersisa, yang cenderung menjadi pipih (sequamous).  Daerah yang menebal

dari blastoderm terdiri dari sel-sel kolumnar itu adalah pita lembaga (germ band),

yang kemudian memanjang dan berkembang menjadi embrio.  Sel-sel lain ikut

dalam pembentukan selaput atau membran ekstraembrio.  Pada sebagian besar

serangga lipatan pada daerah di luar pita lembaga tumbuh ke arah atas pita

lembaga, nantinya bertemu sepanjang garis tengah longitudinal.  Lapis luar dan

dalam dari satu lipatan bersatu dengan lapis yang sama dan lipatan lainnya. 

Lipatan dalam membentuk amnion (amnion) di sekeliling embrio yang

berkembang dan lapis luar membentuk serosa yang mengelilingi kuning telur,

ammon dan embrio.  Pada beberapa serangga selaput ekstraembrio terbentuk dari

invaginasi (Apterigota) atau involusi embrio (Odonata, beberapa Orthoptera dan

Homoptera).

Pada waktu pembentukan ammnion dan serosa, terjadi juga proses gastrulasi,

yang dimulai dengan invaginasi (melekuk ke dalam) bagian bawah (venter) pita

lembaga.  Nantinya invaginasi itu mendatar ke arah keluar dan pinggir-pinggir

luarnya bertemu dan bersatu membentuk pita longitudinal dari sel-sel (lapis dalam

atau mesentoderm) yang dikelilingi oleh lapis luar, disebut ektoderm.  Tipe lain

pembentukan lapisan dalam ialah mengendapnya pita longitudinal bawah ke

dalam kuning telur, yang kemudian tertumbuhi oleh sel-sel pita lembaga yang

tertinggal.  Tipe yang lain lagi, lapisan dalam itu berkembang dari proliferasi pita

lembaga.  Kemudian lapisan dalam berkembang menjadi dua pita longitudinal

lateral (mesoderm) dan untingan tengah (median strands) dengan massa sel pada

ujung anterior dan posterior.  Untingan tengah bagian massa sel di kedua

ujungnya akan menjadi endorm.

Pada tahap perkembangan ini -yaitu mulai adanya mesoderm dan endorm -

terjadi alur-alur melintang sehingga embrio terbagi-bagi menjadi satu seri ruas-

ruas, 20 jumlahnya.  Segmentasi atau peruasan ini adalah proses bertahap

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

(gradual), mulai dari bagian depan dan berlanjut ke belakang.  Pada saat yang

sama terjadi juga evaginasi ektoderm, yang membentuk berbagai embelan

(appendages) tubuh.  Apabila segementasi embrio itu telah sempurna dan semua

dasar-awal (rudiments) dari embelan telah terbentuk, bagian-bagian embrio yang

akan membentuk ketiga tagmata tubuh serangga sudah dapat terlihat.  Setelah

pembentukan tiga lapis lembaga (germ layers) (endorm, mesoderm, ektoderm),

masing-masing berkembang lebih lanjut yang nantinya membentuk berbagai

jaringan dan organ-organ.  Proses ini disebut organogenesis.

VIII. KESIMPULAN

Berdasaran hasil pengamatan yang kami lakukan dalam praktikum, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Telur ayam terdiri atas cangkang, membran cangkang, kalaza, membran vitellin,

albumin, yolk, blastodisk, rongga udara, membran cangkang dalam dan luar

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

2. Aves mempunyai tipe telur Megalesital. Pada tipe telur ini tipe pembelahan yang

terjadi adalah Meroblastik

3. Tahap-tahap perkembangan embrio ayam :

a. Embrio ayam streak primitive

- Terdapat garis primitive yang dikelilingi oleh lipatan primitive

- Primitiva streak terbagi menjadi beberapa bagian : Primitiva grove, Primitiva fold,

dan Primitiva knot

b. Embrio ayam 3 somit

- Terbentuk somit yang berjumlah lateral pada lateral notochord

- Somit pertama terbentuk pada 21 jam inkubasi

c. Embrio ayam 5 somit

- Terbentuk 5 pasang somit pada bagian sisi notochord

- Terjadi penebalan yang disebut vesicular optica

- Terjadi setelah pengeraman 32 jam

d. Embrio ayam 11 somit

- Terjadi 11 pasang somit

- Terjadi setelah pengeraman ayam 33 jam

- Pada kepala bakal otak terbentuk mesenchepalon dan proenchepalon

e. Embrio ayam 30 somit

- Terbentuk jantung dan terbagi menjadi 3 bagian : mesocardialis, endocardialis, dan

entocardialis

- Posterior bumbung neural masih berupa keeping yang disebut sinus chemboideus.

f. Embrio ayam 48 jam

- Sudah terbentuk tunas ekor

- Sudah terbentuk lipatan ekor dan 4 archus branchialis

- Ada perubahan yang sangat jelas, yaitu terjadinya torsi

g. Embrio ayam 72 jam

- Terdapat bakal jantung, bakal telinga, mata, dan hemisphere otak

- Terdapat selaput ekstraembrional

4. Tipe telur semut merupakan tipe telur centrolechital dengan yolk dan inti sel berada di

tengah-tengah telur.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Tipe-tipe telur.

http://edukasi.net/tipe-tipe-telur.com

Diakses pada tanggal 10 November 2013

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

Bresnick. 2003. Inti Sari Biologi. Jakarta

Campbell, N.A. 1974. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Kimball, John W. 1994. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi, Bandung: Tarsito.

X. KRITIK DAN SARAN

Diharapkan agar penyediaan alat-alat yang akan digunakan dalam melakukan

praktikum dipercepat agar tidak mengurangi waktu yang ada. Dan diharapkan

kepada setiap praktikan pada saat melakukan praktikum agar betul-betul mampu

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM PERKWAN_TOPIK2.doc

mengamati dan mengidentifikasi dengan baik semua bahan yang dipraktikumkan

sehingga tujuan dari kegiatan praktikum dapat tercapai dengan baik.