laporan praktikum ibm

21
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BAHAN MAKANAN ACARA I SUMBER KARBOHIDRAT Disusun oleh : Nama : Irlan Awalia Sabrini NIM : 12/329204/KU/14976 Kelompok : 4 Shift : 1 Tanggal : 11 Maret 2013 Asisten : Leyna Chunaifa, S. Gz

Upload: amber-brennan

Post on 15-Dec-2014

558 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

serealia beras dan produk olahannya

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Ibm

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU BAHAN MAKANAN

ACARA I

SUMBER KARBOHIDRAT

Disusun oleh :

Nama : Irlan Awalia Sabrini

NIM : 12/329204/KU/14976

Kelompok : 4

Shift : 1

Tanggal : 11 Maret 2013

Asisten : Leyna Chunaifa, S. Gz

Asisten Instruktur : Sekarrini Widyastuti

Page 2: Laporan Praktikum Ibm

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Acara : Sereali, Tepung, Umbi – Umbian.

B. Hari/tanggal : Senin/11 Maret 2013

C. Tujuan :

1. Serealia :

a. Mengetahui kriteria mutu secara fisik beras dan jagung, serta mengethui proses

pengolahan serealia yang benar.

b. Mengenal produk olahan serealia dan mengetahui nilai gizi yang terkandung di

dalamnya.

2. Tepung : Menyebutkan jenis tepung dan pati berdasarkan bahan dasar sifat fisik,

serta pengaruh sifat granula pati dan tepung terhadap pemanasan (sifat gel).

3. Umbi – umbian :

a. Mengetahui sifat fisik berbagai macam umbi – umbian.

b. Mengetahui kriteria mutu umbi – umbian.

c. Mengetahui macam pengolahan dan jenis produk olahan umbi.

d. Mengetahui sifat fisik produk olahan umbi.

Page 3: Laporan Praktikum Ibm

BAB II

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Alat:

1. Serealia :

a. Timbangan (1 buah)

b. Termometer (1 buah)

c. Bunsen (1 buah)

d. Stopwatch (1 buah)

e. Mangkok (1 buah)

f. Sendok (1 buah)

2. Tepung :

a. Beaker glass (1 buah)

b. Pengaduk (1 buah)

c. Gelas ukur (1 buah)

d. Jangka sorong (1 buah)

e. Kompor (1 buah)

3. Umbi – umbian :

a. Kompor (1 buah)

b. Panci (1 buah)

c. Gelas takar (1 buah)

d. Neraca analitik (1 buah)

e. Pisau (1 buah)

f. Telenan (1 buah)

Bahan:

1. Serealia : Produk Olahan Serealia :

a. Beras ketan hitam (10 gram) a. Choco Crunch (1 bungkus)

b. Oat meal (1 bungkus) b. Bihun jagung (1 bungkus)

c. Air (200 ml)

2. Tepung :

a. Maizena (secukupnya)

b. Tepung ketan hitam (secukupnya)

3. Umbi – umbian : Produk Olahan Umbi:

Umbi cilembu (1 buah) Stick Talas (1 bungkus)

Page 4: Laporan Praktikum Ibm

B. Cara Kerja

1. Serealia

1.1 Pengamatan Sifat Fisik Serealia

Beras Ketan Hitam, Oat Meal

1.2 Pemasakan

Beras Ketan Hitam, Oat Meal

1.3 Pengamatan Produk Olahan

Bihun Jagung, Choco Crunch

2. Tepung

2.1 Pengamatan sifat fisik tepung dan pati

Tepung Maizena, Tepung Ketan Hitam

Mengamati warna, bau, kekilpan serealia

Menimbang bahan – bahan tersebut sebanyak 10 gram

Mencatat waktunya dan membandingkan

Memanaskannya dengan api kecil (bahan dimasukkan dulu sebelumnya

Memasukkan bahan – bahan tersebut dalam wajan (ditempat yang terpisah)

Menuang 200 ml

Memasak dan menyajikannya

Mengamati sifat organoleptiknya

Mengamati nilai gizinya

Mengamati warna (bandingkan dengan BaSO4), bau, dan tekstur

Page 5: Laporan Praktikum Ibm

2.2 Literatur granula tepung

3. Umbi – umbian

3.1 Pengamatan Berat Dapat Dimakan (BDD)

Ubi Cilembu

BAB III

3.2 Pengamatan mutu umbi – umbian

Ubi Cilembu

3.3 Pemasakan

Ubi Cilembu

Membersihkan dan menimbang berat awal

Mengupas dan membuang bagian yang rusak

Menimbang berat sesudah di kupas

Menghitung persen berat dapat dimakan (%BDD)

Mengamati tekstur, kekompkan, warna, bau, dan kerusakan

Membersihkan dari tanah yang menutupi kulit

Mengupas dan memotong kubus 2 x 2 x 2 cm

Mencuci

Memasukkan ke dalaam panci bersama 300 ml air

X

Page 6: Laporan Praktikum Ibm

3.4 Pengamatan nilai gizi dan sifat organoleptik

Keripik kentang, keripik ubi ungu, stik talas, dan keripik singkong

Mengamati sifat organoleptik (warna, tekstur, bau, rasa)

Merebus umbi – umbian dan mengamati warna, bau, dan tekstur

Mencatat waktu hingga umbi lunak

Mengamati sifat organoleptik (warna, bau, rasa, dan tekstur) produk olahan

Mengamati dan mencatat nilai gizi

X

Page 7: Laporan Praktikum Ibm

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Serealia

Tabel 1.1 Pengamatan Sifat Fisik Serealia

Jenis Serealia Warna Bau Kekilapan

Beras ketan hitam Hitam kecoklatan Sedikit wangi ++

Oat meal Putih gading Wangi +

Keterangan :

Kekilapan

+ tidak mengkilap + + + mengkilap

+ + agak mengkilap + + + + sangat mengkilap

Tabel 1.2 Pemasakan Serealia

Jenis Beras Waktu Pemasakan

Beras ketan hitam 00 : 31 : 18

Oat meal

Tabel 1.3 Pengamatan Produk Olahan Serealia

Nama Produk Warna Aroma Rasa Tekstur

Choco crunch Coklat tua Wangi coklat Coklat Keras

Bihun Putih gading Sedikit apek Tidak berasa Keras

2. Tepung

2.1 Tabel Pengamatan Sifat Fisik Tepung

No. Jenis Tepung Warna Bau Tekstur

1. Maizena Putih bersih sama dengan

BaSO4

Netral, tidak

wangi

+ (dan keset)

2. Ketan Hitam Abu – abu kecoklatan Wangi + + +

Keterngan :

Tekstur

+ + + + sangat kasar

+ + + kasar

+ + agak kasar

+ tidak kasar atau halus

Page 8: Laporan Praktikum Ibm

3. Umbi – umbian

3.1 Tabel Pengamatan Berat Dapat Dimakan (BDD) Umbi – umbian

Jenis

Umbi

Berat (gram)% BDD

Sebelum Dikupas Sesudah Dikupas

Cilembu 159 gram 138 gram 86,79 %

Berat Sesudah Dikupas 138% BDD = x 100 % = X 100 % = 86, 79 %

Berat Sebelum Dikupas 159

3.2 Tabel Pengamatan Tahapan Mutu Umbi – umbian

Jenis Umbi Tekstur Kekompakan Warna Kerusaan Bau

Cilembu + + + + + + Coklat

Kekuningan

Tidak Ada Harum

Manis

3.3 Tabel Pengamatan Pemasakan Umbi - umbian

Jenis UmbiWaktu Pemasakan

(Lunak)Warna Tekstur Bau Rasa

Cilembu ± 7 menit Kuning + Harum(berkurang

dibandingan saat

mentah

Manis

Keterangan :

Tekstur Kekompakan

+ Lunak Tidak Padat

+ + Agak Keras Agak Padat

+ + + Keras Padat

+ + + + Sangat Keras Sangat Padat

3.4 Pengamatan Produk Olahan Umbi – umbian

Bahan Warna Tekstur Bau Rasa

Stick Talas Kuning + + Sedap Gurih, asin

Keterangan Nilai Gizi :

a. Oatmeal

Jumlah Sajian per Kemasan 1Energi Total per Sajian 140 kkal energi dari lemak 25 kkalLemak Total 39 g % AKGLemak Jenuh 0,59 5 %

Page 9: Laporan Praktikum Ibm

Lemaak Tidak Jenuh 1,59 3 %Lemak Tidak Jenuh Ganda 19Asam Lemak Trans 0Kolesterol 0 mg 0 %Protein 5 g 9 %Karbohidrat Total 24 g 8 %Serat Pangan 4 g 15 %Serat Pangan Larut 1 gSerat Pangan Tidak Larut 2 gNatrium/Sodium 30 mg 1 %Kalium/Potasium 120 mg 3 %Zat Besi 8 %Magnesium 10 %

c. Bihun jagung

b. Choco crunch

Taaran Saji 1 Sachet (30 gram)

Jumlah Sajian per emasan : 3

Jumlah per Sajian

Energi Total 110 kkal

Energi dari Lemak 10 kkal

% AKG

Lemak Total 1,5 g 2 %

Protein 2 g 3 %

Karbohidrat 24 g 8 %

Serat Pangan 1 g 5 %

Gula 11 g

Natrium 55 mg 2 %

Vitamin B1 (Tiamin) 35 %

Vitamin B2 (Riboflavin) 35 %

Vitamin B3 (Niasin) 30 %

Vitamin B5 (Asam Pantotenat) 20 %

Vitamin B6 (Piridoksin) 35 %

Vitamin B9 (Asam Folat) 10 %

Vitamin B12 10 %

Vitamin C 15 %

Kalsium 8 %

Besi 15 %

Bihun per 100 gram di dalam TKPI

Air 12 g

Energi 348 kkal

Protein 4,7 g

Lemak 0,1 g

Karbohidrat 82,1 g

Serat -

Abu 0,2 g

Kalsium 6 mg

Fosfor 35 mg

Besi 1,8 g

Natrium 12 mg

Kalium 5 mg

Tembaga -

Seng -

Retinol 0 mg

β-Karoten 0

Karoten 0

Tiamin 0

Ribovlavin -

Niasin -

Vitamin C 0

Page 10: Laporan Praktikum Ibm

B. Pembahasan

3.1 Serealia

Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati

(sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian

aleuron), mineral, dan air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat yaitu

amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang. Dan amilopektin, pati dengan

struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket. Perbandingan komposisi kedua

golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi

(lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh

amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan

amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak

berlekatan) dan keras. Secara biologi biji padi yang terdiri dari aleuron, lapis terluar

yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit, endosperma, tempat

sebagian besar pati dan protein beras berada, dan embrio, yang merupakan calon

tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik

kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras.

Dalam praktikum acara serealia, dilakukan tiga pengamatan yaitu :

1. Pengamatan Sifat Fisik Serealia

Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui kriteria mutu serealia dari sifat

fisiknya yang meliputi warna, bau, dan kekilapan. Yang dilakukan pada sampel

beras ketan hitam dan oat meal. Dengan cara mengamati warna dan kekilapan,

serta membau sampel. Dimana pada praktikum ini di dapatkan hasil pengamatan

ketan hitam yang berwarna hitam kecoklatan, berbau sedikit wangi dan agak

mengkilat. Dan pada oat meal di dapatkan hasil warna putih gading, berbau

wangi dan tidak mengkilap.

Beras hitam beda dengan ketan hitam. Beras dan ketan sebenarnya masih

satu spesies, artinya merupakan makhluk hidup yang sama, tetapi berbeda

varietas atau ras, sehingga memungkinkan persilangan di antara keduanya.

Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam. Beberapa jenis beras

mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi' atau

'Rajalele'). Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang

memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek

rekayasa genetika beras.

Namun pada praktikum tersebut beras ketan hitam hanya sedikit wangi, hal

tersebut bisa terjadi akibat suhu yang tinggi dan kondisi penyimpanan yang

kurang baik, kadar air yang tinggi dan derajat penggilingan. Derajat penyosohan

Page 11: Laporan Praktikum Ibm

yang rendah menyebabkan semakin cepat terbentuknya bau tidak enak. Karena

proses penyosohan berjalan baik bila rendemen beras yang dihasilkan sama

atau lebih dari 65% dan derajat sosoh sama atau lebih dari 95%. Ada 3 jenis

preferensi konsumen terhadap beras sosoh, yaitu beras bening, beras putih dan

beras mengkilap. Pembuatan beras dengan penampakan bening menggunakan

alat penyosoh tipe friksi, untuk beras putih menggunakan alat penyosoh tipe

abrasive dan untuk beras megkilap menggunakan alat penyosoh sistem

pengkabutan (www.agribisnis.deptan.go.id). Tinggi-rendahnya tingkat

penyosohan menentukan tingkat kehilangan zat-zat gizi. Proses penggilingan

dan penyosohan yang baik akan menghasilkan butiran beras utuh (beras kepala)

yang maksimal dan beras patah yang minimal. Proses penyosohan beras pecah

kulit menghasilkan beras giling, dedak dan bekatul.

Ketan hitam, meskipun berwarna gelap, ternyata tidaklah memiliki khasiat

seperti beras hitam. Pigmen warna antosianin adalah salah satu zat yang

dominan pada warna tumbuhan. Makin banyak kandungannya, makin gelap

warnanya. Antosianin merupakan salah satu jenis antioksidan, zat yang mampu

mencegah kanker, sehingga makin gelap warnanya, makin baik untuk mencegah

kanker, tetapi beras hitam mungkin pengecualian, walaupun sama gelapnya,

terdapat beberapa zat lain yang jauh lebih berkhasiat.

2. Pemasakan Serealia

Praktikum ini berfungsi untuk mengamati berapa lama waktu pemasakan

pada serealia dengan sampel beras ketan hitam dan oat meal. Dengan cara

menimbang bahan sebanyak 10 gram, masukkan bahan kedalam wajan, dan

tambahkan air 200ml, lalu panaskan dengan api kecil, serta mencatat waktu

yang dibutuhkan untuk memasak hingga matang. Dari proses pemasakan

tersebut di dapatkan hasil untuk memasak beras ketan hitam di butuhkan waktu

31 menit 18 detik. Sedangkan untuk memasak oat meal tidak di ketahui karena

terjadi kesalah praktikan saat melakukan praktikum, yaitu pemasakan yang

dilakukan dalam menambahkan 200ml air pada saat airnya telah dididihkan,

sehingga air yang di gunakan kurang dari 200 ml, karena telah menguap saat

dididihkan.

3. Pengamatan Produk Olahan Serealia

Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui berbagai macam produk

olahan serealia dan mengetahui sifat organoleptiknya serta kandungan zat

gizinya dengan sampel yang terdiri dari choco crunch dan bihun jagung. Pada

Page 12: Laporan Praktikum Ibm

pengamatan sifat organoleptik choco crunch, berwarna coklat tua, beraroma

coklat dan bertekstur keras. Untuk sampel choco crunch tidak dilakukan

pemasakan karena sampel tersebut dapat langsung dikonsumsi. Sedangkan

pada bihun jagung berwarna putih gading, beraroma sedikit apek, tidak berasa,

bertekstur keras saat belum dimasak dan bertekstur lunak saat sesudah

dimasak. Untuk kandungan gizi pada bihun jagung tidak diketahui karena pada

saat praktikum bihun jagung sudah tidak dalam kemasan aslinya. Sedangkan

nilai gizi pada choco crunch yang mengandung 110 kkal, lemak total 1,5 gram,

protein 2 graam, dan karbohidrat 24 gram dalam takaran saji 30 gram. Dan bila

dibandingkan dengan nilai gizi tepung gandum menurut TKPI (2008) sebagai

bahan dasar pembuatannya memiliki energi sebesar 333 kkal, protein 9 gram,

lemak 1,0 gram, karbohidrat 77,2 gram (per 100 gram). Dengan demikian

kandungan nilai gizi dalam choco crunch tidak jauh berbeda.

3.2 Tepung dan Pati

Dalam acara praktikum tepung dan pati dilakukan pengamatan fisik

warna, bau, tekstur pada tepung maizena dan tepung ketan hitam dan kemudian

dibandingkan dengan BaSO4. Dari hasil praktikum di dapatkan hasil bahwa

tepung maizena berwarna putih bersih seperti BaSO4, tidak wangi (netral), dan

tekstur yang halus dengan sedikit kesat. Sedangkan pada tepung ketan hitam

berwarna abu – abu kecoklatan, berbau wangi, dan bertekstur kasar.

-BaSO4

Tepung di buat dari jenis padi – padian dan umbi – umbian. Tepung tidak

larut air sehingga tepung akan mengendap di dalam air dan bila dipanaskan

sambil diaduk – aduk akan mengembang dan mengental. Proses ini disebut

gelantinisasi. Dengan kata lain gelatinisasi adalah perubahan yang terjadi pada

granula pada waktu mengalami pembengkakan yang luar biasa dan tidak dapat

kembali ke bentuk semula (Winarno, 2004). Gelatinisasi juga disebut sebagai

peristiwa koagulasi koloid dengan ikatan rantai polimer atau penyerapan zat

terlarut yang membentuk jaringan tiga dimensi yang tidak terputus sehingga

dapat mengakibatkan terperangkapnya air dan terhentinya aliran zat cair yang

ada di sekelilingnya kemudian mengalami proses pengorientasian partikel

(Meyer, 1973).

Pati adalah suatu polisakarida yang mengandung amilosa dan

amilopektin. Perbedaan amilosa dengan amilopektin yaitu amilosa merupakan

polisakarida berantai lurus bagian dari butir-butir pati yang terdiri atas molekul-

molekul glukosa -1,4-glikosidik . Amilosa merupakan bagian dari pati yang larut

Page 13: Laporan Praktikum Ibm

dalam air. Amilopektin merupakan polisakarida bercabang bagian dari pati, terdiri

atas molekul-molekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui ikatan 1,4-

glikosidik dengan percabangan melalui ikatan 1,6-glikosidik pada setiap 20-25

unit molekul glukosa. Amilopektin merupakan bagian dari pati yang tidak larut

dalam air. Jika pada hidrolisa amilum dengan menggunakan enzim

menghasilkan maltosa, sedangkan pada hidrolisa amilum dengan menggunakan

asam dapat langsung menghasilkan glukosa. Amilosa memberikan sifat keras

(pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket.

Faktor-faktor yang mempengaruhi gelatinisasi pati, viskositas, dan

karakteristik gel pati menurut adalah karakteristik granula pati

dimana amilosa akan membentuk gel yang tegar. Strukturnya yang linier

menyebabkan granula lebih mudah menyerap air dan gel amilosa cepat terjadi

pada konsentrasi yang rendah (5%). Sedangkan amilopektin akan membentuk

gel yang lembut dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi (30%) karena

struktur yang bercabang membuatnya sulit menyerap air. Faktor kedua adalah

suhu gelatinisasi yaitu kisaran suhu saat pengembangan seluruh granula pati.

Suhu gelatinisasi dipengaruhi oleh konsentrasi pati dan pH larutan. Konsentrasi

pati 20 % dan pH larutan 4-7 akan membentuk gel dengan viskositas yang baik.

Faktor lainnya adalah bahan-bahan lain yang ditambahkan seperti Gula, garam,

dan asam mempunyai kemampuan mengikat air, lemak membentuk kompleks

dengan amilosa sehingga gelatinisasi terhambat dan mengganggu

pengembangan granula pati, serta protein mempunyai kemampuan mengikat air.

Jagung mempunyai beragam jenis pati, mulai dari amilopektin rendah

sampai tinggi. Jagung dapat digolongkan menjadi empat jenis berdasarkan sifat

patinya, yaitu jenis normal mengandung 74-76% amilopektin dan 24-26%

amilosa, jenis waxy mengandung 99% amilopektin, jenis amilomaize

mengandung 20% amilopektin atau 40-70% amilosa, dan jagung manis

mengandung sejumlah sukrosa di samping pati.

Jagung normal mengandung 15,3-25,1% amilosa, jagung jenis waxy

hampirtidak beramilosa, jagung amilomize mengandung 42,6-67,8% amilosa,

jagung manis mengandung 22,8% amilosa. Amilosa memiliki 490 unit glukosa

per molekul dengan rantai lurus 1-4 a glukosida, sedangkan amilopektin memiliki

22 unit glukosa per molekul dengan ikatan rantai lurus 1-4 a glukosida dan rantai

cabang 1,6- a glukosida.

3.2 Umbi – Umbian

Dalam praktikum acara serealia, dilakukan 4 pengamatan yaitu :

Page 14: Laporan Praktikum Ibm

1. Pengamatan Berat Dapat Dimakan (BDD)

Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui % BDD (Berat Dapat

Dimakan). Pada sampel ubi cilembu, ditimbang untuk mendapatkan berat

awal. Lalu dibersihkan, dikupas dan membuang bagian umbi yang rusak.

Setelah itu ditimbang lagi untuk mendapatkan berat akhir, kemudian

perhitungan % BDD dapat dihitung dengan cara berat sesudah dikupas dibagi

berat sebelum dikupas dan dikali 100%. Dari hasil praktikum di dapatkan hasil

% BDD ubi cilembu adalah 86, 79 %.

2. Pengamatan Terhadap Mutu Umbi – Umbian

Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui mutu umbi dari sifat fisiknya

yang meliputi tekstur, kekompakan, warna, kerusakan, dan bau. Sampel yang

digunakan adalah ubi cilembu. Dari hasil praktikum didapatkan hasil saat ubi

cilembu dalam keadaan mentah teksturnya keras, padat, berwarna coklat

kekuningan, berbau harum manis, dan tidak ada kerusakan.

3. Pengamataan Pemasakan

Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui waktu pemasakan dan

perubahan yang terjadi pada umbi sesudah pemasakan, terhadap sifat

organoleptiknya. Dengan sampel ubi cilembu yang dipotong kubus dengan

ukuran 2x2x2 cm, lalu dicuci, dimasukkan ke dalam panci yang telah berisi

300 ml air dan direbus hingga lunak. Kemudian diamati warna, tekstur, bau,

berat, setelah direbus, kemudian mencatat waktu ketika umbi lunak. Dari hasil

pengamatan yang didapatkan data lama waktu pemasakannya ± 7 menit,

untuk warna kuning, tekstur lunak dengan bau harum, namun bau harumnya

berkurang dibanding saat mentah, dan rasanya maanis.

4. Pengamatan Produk Olahan

Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui berbagai macam produk

olahan umbi-umbian serta kandungan zat gizinya. Dengan sampel stik talas,

yang memiliki warna kuning, tekstur keras, berbau sedap dan rasa yang girih

serta asin.

Page 15: Laporan Praktikum Ibm

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Serealia

4.1.1 Mutu searealia dapat ditentukan dari pengamatan fisik sifat organoleptiknya, yaitu

warna, bau, dan tekstur. Serealia yang baik adalah serealia yang memiliki warna

yang putih untuk beras. Untuk beras ketam hitam dengan mutu yang baik adalah

yang berwarna gelap atau hitam kecoklatan. Sedangkan untuk pengolahan

serealia yang benar adalah menghasilkan butiran beras utuh (beras kepala) yang

maksimal dan beras patah yang minimal.

4.1.2 Produk olahan dasar serealia cukup banyak dan kandungan gizinya cukup

terpenuhi pada produk olahan tersebut dan tidak berbeda jauh dengan dasar

penyusunnya.

4.2 Tepung dan Pati

4.3 Umbi – Umbian

4.3.1 Mutu suatu jenis umbi dapat diamati dan diketahui dari tekstur, kekompakan,

warna, kerusakan, dan bau.

4.3.2 Ciri suatu jeis umbi yang baik dapat diketahui sebagai contoh umbi cilembu yang

baik bila setelah dimasak menjadi empuk dan kulitnya mudah terkelupas.

4.3.3 Produk olahan berbahan dasar umbi-umbian cukup banyak dan kandungan

gizinya cukup terpenuhi pada produk olahan tersebut dan tidak berbeda jauh

dengan bahan dasar penyusunnya.

Page 16: Laporan Praktikum Ibm

DAFTAR PUSTAKA

Pustaka dari buku maksimal 10 tahun yang lalu, jurnal 5 tahun yang lalu. Pustaka bukan dari

artikel lepas atau tulisan tanpa pengarang (anonim).