laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli

9
LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI ACARA VI KEAWANAN Oleh Nama : Ferli Dian Saputra NPM : E1J012108 Prodi : Agroekoteknologi Coass : 1. Depi Aprianto 2. Sari Yulia Kartika LABORATORIUM AGROKLIMAT FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014

Upload: ferli-dian-saputra

Post on 21-Jul-2015

189 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

ACARA VI

KEAWANAN

Oleh

Nama : Ferli Dian Saputra

NPM : E1J012108

Prodi : Agroekoteknologi

Coass : 1. Depi Aprianto

2. Sari Yulia Kartika

LABORATORIUM AGROKLIMAT

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2014

Page 2: Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Awan adalah kumpulan titik-titik air dan atau es yang melayang- layang

di atmosfer sebagai hasil proses kondensasi yang terdapat pada ketinggian

tertentu yang disebabkan karena naiknya udara secara vertikal karena proses

pendinginan udara secara adiabatik di atmosfer. Awan bersifat mengabsors i

dan merefleksikan radisi surya dan radiasi dari bumi dapat memanaskan atau

mendinginkan suhu udara. Bentuk awan dengan kharateristiknya juga

mencerminkan potensi hujan disuatu daerah di permukaan bumi. Dalam proses

pembentukan awan tidak terlepas dari proses kondensasi yaitu perubahan dari

uap air menjadi butir-butir atau es, dan kondensasi ini terjadi karena

pendinginan udara. Jika udara mengalami pendinginan maka kapasitasnya

untuk menampung uap air menurun dan paada suatu titik penurunan suhu

udara ini menyebabkan udara kenyang atau jenuh (RH = 100%). Suhu pada

saat kenyang disebut suhu titik embun.

Jika suhu udara turun hingga di bawah titik embun maka udara tidak

mampu menampung uap air keluar sebagai titik air dan atau es.Jadi

pengembunan sangat ditentukan oleh RH dan suhu. Jika RH tinggi diperlukan

sedikit penurunan suhu hingga terjadi penurunan suhu hingga terjadi

pengembunan, sebaliknya RH rendah diperlukan banyak penurunan suhu

udara untuk terjadinya pengembunan.

2. Tujuan

Mengetahui berbagi macam bentuk awan.

Memberikan pengertian tentang kemungkinan terjadinya hujan dengan melihat

kondisi cuaca beberapa waktu sebelumnya.

Page 3: Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi

titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua

cara:

Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena

air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik

tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap

itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang

tak terhingga banyaknya.

Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin

lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.

Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi

semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan

daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik -

titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.

Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan

menguap dan hilanglah awan itu. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu

berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti

menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan

yang tidak membawa hujan. http://www.wikimediafoundation.org/

1. Bentuk – bentuk Awan

Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan

ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lap is

dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat disebut

cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan Indonesia: stratus,

sirus, dan kumulus).

Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan

stratus menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah

rendah tengah, awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian

3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendah

Page 4: Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli

disebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya

guruh dan petir.

Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana

terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau

bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping keping

terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar seperti

asap. mailto:[email protected]

2. Jenis – jenis Awan

a) Stratus

Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan

menghasilkan hujan gerimis salju.

b) Kumulus

Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya

berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan

hujan

c) Stratokumulus

Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya

bergelombang dan tidak membawa hujan

d) Kumulonimbus

Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa

badai.

e) Nimbosratus

Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah

bergerigi serta membawa hujan atau salju.

f) Altostratus

Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung

hujan.

g) Altokumulus

Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau

melingkar seperti makaroni.

h) Sirus

Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-gar is

i) Sirostratus

Page 5: Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli

Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutup i

langit

j) Sirokumulus

Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil.

i. Ketinggian Awan

Berikut ini adalah ketinggian jenis awan utama yang diukur dari

bagian dasar :

Stratus, di bawah 450 m

Kumulus, Stratokumulus dan Kumulonimbus berada di ketinggian

450- 2000 m

Nimbostratus, 900 - 3000 m

Altostratus dan Altokumulus berada di ketinggian 2000 - 7000m

Sirus, Sirostratus dan Sirokumulus berada di ketinggian 5000 –

13.500

Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak

pegunungan Jaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan

selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu

diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah ini

dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-

sirus. http://id.wikipedia.org/wiki/awan

Page 6: Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli

BAB III

METODOLOGI

3.1 Bahan dan alat

Adapun bahan dan alat yang digunakan adalah:

Alat tulis dan kertas pengamatan.

Buku/ materi petunjuk klasifikasi awan.

3.2 Waktu dan tempat pengamatan

Pengamatan dilaukan pada 3 November 2014 jam 04:00 pm- 05:40 pm di

halaman laboratorium agroklimat Universitas Bengkulu.

3.3 Prosedur kerja

Mengamati keadaan awan pada saat jam praktikum berlangsung.

Melakukan pengamatan secara berkelompok.

Mencatat hasil pengamatan kelompok pada lembar pengamatan.

Page 7: Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Waktu Awan

16:00- 17:30 Simbol Kodefikasi Diskripsi Nama awan

6/8 Langit

tertutup awan

6/8 bagian

1. Alto komulus

2. Stratus

3. Nimbostratus

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada hari senin jam 04:00 pm-05:30 langit

tertutup awan sebesar 6/8 bagian langit, dengan tertutupnya langit ini berarti jumlah radiasi dan

lam penyinaran sang surya jadi berkurang, dan awan yang kami dapat simpulkan dari

pengamatan ada 3 jenis yaitu: alto komulus, stratus dan nimbostratus. Awan alto komulus

adalah awan yang berbentuk bulat dan berlapis yang berwarna putih sampai kecoklatan jenis

awan ini adalah awan sedang yang berada pada ketinggian 2000- 6000 meter dari permukaan

laut. Stratus adalah jenis awan yang berwarna abu-abu sampai kehitaman dan berbentuk seperti

kabut, awan ini adalah jenis awan sedang yang berada pada ketinggian 2000- 6000 meter dari

permukaan laut, awan jenis ini sering sekali menyebabkan hujan rintik- rintik atau sering

disebut dengan gerimis. Nimbo stratus adalah suatu jenis awan yang berbentuk tebal dan tidak

beraturan yang menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi.

Page 8: Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Langit pada saat pengamtan berawan dan terdapat 3 jenis awan.

Kemungkinan besar akan terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan rendah

karena langit di dominasi oleh awan yang menyebabkan hujan.

5.2 Saran

Sebaiknya semua praktikan mengamati langit pada saat itu bukan main-main.

Page 9: Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Materi kuliah klimatologi awan.

Http://perpustakaanonline.blogspot.com/2014/11/awan.html diakses 08/11/2014 at 08:00 pm.

Anonim. 2014. Materi kuliah keawanan. Http://www.wikimediafoundation.org/

Anonim. 2014. Pengertian awan. Http://organisasi.org/blog-gratis-bahasa- indonesia-untuk-

anda-ngeblog-yuk. Diakses pada 08/11/2014 at 08:20 pm.

Doni. 2014. Kalsifikasi awan. Http: mailto:[email protected]. Diakses pada 09:15 pm.

http://id.wikipedia.org/wiki/awan. Diakses pada 08/11/2014 at 08:45 pm

Nur Muin, S. 2013. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Faperta. Universitas Bengkulu.

Hal: 17-18.