laporan praktikum 7.docx

26
FISIOLOGI HEWAN Laporan Praktikum 7 Percobaan Darah I Angela Utami Pratiwi 153112620120067 Program Studi S1 Biologi Jurusan Biologi Medik

Upload: nurul-mentari

Post on 31-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

FISIOLOGI HEWAN

Laporan Praktikum 7

Percobaan Darah I

Angela Utami Pratiwi

153112620120067

Program Studi S1 Biologi

Jurusan Biologi Medik

Universitas Nasional

2015

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

LATIHAN 7

PERCOBAAN DARAH I

A. Tujuan

Mahasiswa dapat :

• Menghitung jumlah sel darah merah (sel eritrosit)

• Menghitung jumlah sel darah putiu (sel leukosit)

• Menentukan kadar hemoglobin (Hb)

• Menetukan golongan darah

B. Dasar teori

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua mahluk hidup

(kecuali tumbuhan) yang berfungsi mengirimkan hasil metabolisme yang

dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia dan juga

sebagai pertahanan terhadap virus dan bakteri. Komposisi darah terdiri

dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45 % bagian dari darah.

Bagian 55 % yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk

medium cair yang disebut plasma darah.

Korpuskula terdiri dari: Sel darah merah/eritrosit (sekitar 99 %);

eritrosit tidak mempunyai nucleus sel ataupun organel, eritrosit

mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah

juga berperan penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan

eritrosit menderita penyakit anemia.

Sel darah putih atau leukosit (0,2 %); leukosit bertanggung jawab

terhadap sistem imun dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda

yang dianggap asing dan berbahaya, misalnya virus dan bakteri. Leukosit

bersifat ameboid atau tidak memiliki bentuk tetap. Orang yang kelebihan

leukosit menderita leukemia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit

menderita penyakit leukopenia.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

Keping-keping darah atau trombosit (0,6-1,0 %): tombosit

bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Plasma darah pada

dasarnya adalah larutan air yang mengandung :

• Albumin

• Bahan pembeku

• Imunoglobin (antibody)

• Hormon

• Berbagai jenis protein

• Bebagai jenis garam.

Secara fisiologi, kepentingan darah yang utama untuk mengangkut

bahan makanan dan gas pernafasan, dari bagian permukaan hewan ke

berbagai sel yang melaksanakan metabolisme didalam tubuhnya. Fungsi

lain peredaran darah untuk mengangkut hormon dan bahan lain, serta

berperan dalam pengaturan suhu tubuh. Fungsi darah yang berhubungan

dengan sistem perlindungan, berperan dalam reaksi imunitas. Secara

keseluruhan darah juga harus mampu melaksanakan pencegahan agar

tidak terjadi kehilangan sejumlah volume darah karena luka atau sebab

lain sehingga harus ada mekanisme pembekuan darah.

Terdapat 5 sel utama darah putih (white blood cell) atau leukosit

yaitu monosit,netrofil, basofil, eosinofil, dan limfosit. Fungsinya secara

kolektif adalah untuk melawan dan memerangi infeksi dengan berbagai

cara sebagai contoh monosit dan netrofil adalah fagosit, yang menelan

dan mencerna bakteri dan serpihan sel-sel mati dari tubuh kita sendiri.

Limposit akan ter-spesialisasi menjadi sel B dan sel T yang menghasilkan

respon kekebalan melawan zat-zat asing. Sel darah putih menghabiskan

sebagian besar waktunya diluar sistem sirkulasi berpatroli dalam cairan

interstisial dan sistem limpatik. Dimana sebagian besar pertempuran

terhadap kuman pathogen dilakukan. Secara normal satu milliliter kubik

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

darah manusia mempunyai sekitar 5000 sampai 10000 leukosit. Jumlah

ini akan meningkat sementara waktu ketika tubuh sedang perang

melawan suatu infeksi.

Sel darah merah (red blood cell ) atau eritrosit (erythrocyte) sejauh

ini merupakan sel darah yang paling banyak jumlahnya jauh melebihi yang

lain. Setiap milliliter kubik darah mengandung 5 sampai 6 juta sel darah

merah, dan terdapat sekitar 25 triliun jenis sel ini didalam keseluruhan 5

liter darah dalam tubuh. Sebuah eritrosit manusia berbentuk cakram

bikonkaf. Bagian tengahnya lebih tipis dibandingkan bagian tepinya,

eritrosit mamalia tidak mengandung nucleus(inti) semua sel darah merah

merah tidak memiliki mitokondria dan menghasilkan ATP secara eksklusif

melalui metabolisme anaerobic. Fungsi utama eritrosit adalah membawa

oksigen, ukuran eritrosit yang kecil (berdiameter sekitar 12 µm ) juga

sesuai dengan fungsinya supaya dapat diangkut oksigen harus segera

berdisfusi melalui membran plasma sel darah merah. Semakin kecil sel

darah merah semakin besar pula luas permukaan membran plasma dalam

suatu volume darah. Bentuk bikonkaf juga menambah luas

permukaannya. (Campbell Reece Mitchael. 2004. Hal 54).

Keping darah (patelet) atau trombosit adalah fragmen-fragmen sel

dalam diameter 2 sampai 3 µm. Keping darah tidak mempunyai nucleus

dan bermula sebagai fragmen sitoplamatik yang memisah dari sel besar

dari sunsum tulang. Keping darah kemudian memasuki darah yang

berfungsi proses penting dalam penggumpalan,

Unsur-unsur seluler darah (eritrosit,leukosit dan trombosit) akan

menjadi rusak dan digantikan secara konstan sepanjang hidup seseorang.

Eritrosit, leukosit dan trombosit berkembang dari sumber yang sama, satu

populasi tunggal sel yang disebut sel induk pluri protein (pluri protein stem

cell) dalam sumsum merah tulang. Khususnya tulang rusuk, tulang

punggung, tulang dada dan pelvis. (Pluri protein berarti sel-sel ini

mempunyai potensi berdeferensiasi menjadi setiap jenis sel yang

menghasilkan trombosit). Sel induk yang berpluri protein itu muncul pada

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

tahap awal perkembangan embrio dan populasinya kemudian

memperbaharui diri sendiri menjadi darah dan unsur seluler.

Produksi sel darah merah dikontrol oleh mekanisme umpan balik

negative yang sensitive terhadap jumlah oksigen yang mencapai jaringan

melalui darah. Jika jaringan itu tidak menerima oksigen yang mecukupi,

ginjal akan mengubah sejenis protein plasma menjadi hormon yang

disebut ertitroprotein yang merangsang produksi eritrosit dalam sum-sum

tulang. Jika darah mengirimkan lebih banyak oksigen dibanding dengan

yang dapat digunakan oleh jaringan. Konsentrasi protein akan berkurang

dan produksi eritrosit berkurang, dan berproduksi eritrosit akan lambat.

(Campbell Reece Mitchael. 2004. Hal 55)

Sel darah putih dapat dihitung dengan menggunakan pipet sel

darah putih (untuk melakukan pengenceran) dan hemositometer (kaca

dengan kamar-kamar penghitung yang dikenal luasnya untuk

penghitungan). Untuk melakukan penghitungan sel darah putih dan merah

secara langsung, maka perlu dilarutkan sejumlah darah yang diketahhui

volumenya ke dalam suatu larutan yang berfita antikogulasi yang juga

diketahui volumenya. Dengan cara ini diketahui besarnya pengenceran

darah yang dihitung. Darah yang sudah diencerkan ditempatkan pada

hemasitometer. Sel darah kemudian dihitung dengan dibawah mikroskop.

Larutan untuk pengencaran sel darah merah dan putih berbeda.

Prinsipnya larutan itu isotonis dengan sel darah yang dihitung (Soedjono

dkk, 2000).

Hemositometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk

penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis

sel serta partikel mikroskopis lainnya. Hemositometer diciptakan oleh

Louis-Charles Malassez dan terdiri slide kaca tebal dengan lekukan

persegi panjang yang menciptakan ruang. Ruangan ini diukir dengan

menggunakan laser-tergores grid dari garis tegak lurus. Perangkat ini

disusun dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis yang

diketahui, dan kedalaman ruang juga dikenal. Oleh karena itu mungkin

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

untuk menghitung jumlah sel-sel atau partikel dalam volume tertentu

cairan, dan dengan demikian menghitung konsentrasi dalam cairan sel-sel

secara keseluruhan (Dharmadi, 2010).

Gelas Objek Kamar Hitung Daerah dari hemositometer terdiri dari

beberapa, besar, 1 x 1 mm (1 mm 2) kuadrat. Ini dibagi dalam 3 cara; 0,25

x 0,25 mm (0,0625mm 2), 0,25 x 0,20 mm (0,05 mm 2) dan 0,20 x 0,20

mm (0,04 mm 2 ). Pusat, 0,20 x 0,20 mm ditandai, 1 x 1 mm persegi

dibagi lagi menjadi 0,05 x 0,05 mm (0,0025 mm 2) kuadrat.

Ukuran sel-struktur yang akan dihitung adalah yang terletak di

antara tengah-tengah tiga baris di bagian atas dan kanan atas kuadrat

dan dari tiga baris di bagian bawah dan kiri.

Pemilihan metode tergantung pada konsentrasi sel – ketepatan

prosedur tergantung pada jumlah sel dihitung. Ketika sel konsentrasi

rendah, orang harus menghitung lebih grid (Dharmadi, 2010).

Pipet Thomma adalah jenis pipet yang digunakan untuk

pengenceran sel darah. Ia tidak mengukur menipiskan darah atau cairan

dalam jumlah tertentu (misalnya, dalam mililiter),melainkan dalam hal

bagian dari volume total volume pipet. Yang pipet terdiri dari sebuah

batang yang ditandai dengan 2 divisi. Tanda pertama menunjukkan unit

0,5, dan yang kedua menunjukkan tanda 1,0 unit. Di atas batang adalah

bagian membulat seperti pipet volume untuk pencampuran yang berisi

manik-manik kecil. Alat ini membantu dalam pencampuran darah dan

pengenceran. Di atas bagian membulat terdapat tanda berukir (11,0 di sel

putih pipet dan 101,0 pada sel merah pipet). Sel merah pipet volume 101

unit. Batang setiap pipet berisi 1 unit volume dan bola berisi bagian

sisanya (Dharmadi, 2010).

Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-

butiran darah merah. Dalam keadaannormal 100 ml darah mengandung

15 gram hemoglobin yang mampu mengangkut 0.03 gram oksigen.

Terdapat beberapa cara bagi mengukur kandungan hemoglobin dalam

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

darah: cara Sahli, Kertas Talquis, Hb meter dimodifikasi, CuSO4 dengan

BJ 1, 016 dan sebagainya. Setiap cara tersebut memiliki ketelitian yang

berbeda. Kadar Hb umumnya dinyatakan dalam gram/ml darah. Pada pria

jumlah rata-rata Hb = 15,4 gram/100 ml dan pada wanita 13,8 gram/100ml

(gram persen).

Kadar normal adalah :

1. Baru lahir : 17-22 g/dl

2. Usia seminggu : 15-20 g/dl

3. Usia sebulan : 11-15 g/dl

4. Anak-anak: 11-13 g/dl

5. Laki-laki dewasa: 14-18 g/dl

6. Wanita dewasa: 12-16 g/dl

7. Laki-lakiseparuh usia: 12.4-14.9 g/dl

8. Wanita separuh usia: 11.7-13.8 g/dl

Kadar hemoglobin yang rendah merupakan satu keadaan yang

dikenali sebagai anemik. Terdapat beberapa sebab berlakunya anemia.

Sebab utama biasanya kehilangan darah (kecederaan teruk,

pembedahan, pendarahan kanser kolon), kekurangan vitamin (besi,

vitaminB12, folate), masalah sum-sum tulang (penggantian sum-sum

tulang oleh barah, pemendaman oleh rawatan dadah chemotherapy,

kegagalan buah pinggang (ginjal)),dan hemoglobin tidak normal (anemia

sel sabit). Kadar hemoglobin yang tinggi pula terdapat dikalangan mereka

yang tinggal di kawasan tanah tinggi dan perokok. Pendehidratan

menghasilkan kadar hemoglobin tinggi palsu yang hilang apabila

kandungan air bertambah. Sebab lain adalah penyakit paru-paru, masalah

sum-sum yang dikenali sebagai polycythemia rubra vera dan

penyalahgunaan hormon erythropoietin (Epogen).

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

Struktur Hemoglobin

Pada pusat molekul terdiri dari cincin heterosiklik yang dikenal dengan

porfirin yang menahan satu atom besi, atom besi ini merupakan situs/lokal

ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut heme. Nama

hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin, globin sebagai

istilah generik untuk protein globular. Ada beberapa protein mengandung

heme dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan banyak dipelajari.

Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4

submit protein), yangterdiri dari dari masing-masing dua sub unit alfa dan

Β yang terikat secara non kovalen. Subunitnya mirip secara struktural dan

berukuran hampir sama. Tiap sub unit memiliki berat molekul kurang lebih

16.000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi 64.000

Dalton. Tiap sub unit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga

secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul

oksigen.

Fungsi Hemoglobin

Hemoglobin berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian

hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil,

oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein

pembawa oksigennya terlarut secara bebas.Hemoglobin merupakan

protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-

hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna

biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae.

Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda,

biru,atau kuning oranye). Hemoglobin adalah suatu zat yang memberikan

warna merah sel darah merah. Hemoglobin terdiri dari 4 molekul zat besi

(heme), 2 molekul rantai globin α dan 2 molekul rantai globin β. Rantai

globin α dan β adalah protein yang produksinya disandi oleh genglobin α

dan β. (Tri Rahardja. 2006)

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

Faktor-Faktor Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin

adalah :

1. Kecukupan Besi dalam Tubuh Menurut Parakkasi, besi

dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan

menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan

kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien

essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar

oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam

udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim

pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi

berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan

mioglobin dalam sel otot. Kandungan ± 0,004 % berat tubuh (60-70%)

terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagai ferritin di dalam hati,

hemosiderin di dalam limpa dan sumsum tulang. Kurang lebih 4% besi di

dalam tubuh berada sebagai mioglobin dan senyawa-senyawa besi

sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan flavoprotein. Walaupun

jumlahnya sangat kecil namun mempunyai peranan yang sangat penting.

Mioglobin ikut dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel membran

masuk kedalam sel-sel otot. Sitokrom, flavoprotein, dan senyawa-

senyawa mitokondria yang mengandung besi lainnya, memegang peranan

penting dalam proses oksidasi menghasilkan Adenosin Tri Phosphat

(ATP) yang merupakan molekul berenergi tinggi. Sehingga apabila tubuh

mengalami anemia gizi besi maka terjadi penurunan kemampuan bekerja.

Pada anak sekolah berdampak pada peningkatan absen sekolah dan

penurunan prestasi belajar. Menurut Kartono J dan Soekatri M,

Kecukupan besi yang direkomendasikan adalah jumlah minimum besi

yang berasal dari makanan yang dapat menyediakan cukup besi untuk

setiap individu yang sehat pada 95% populasi, sehingga dapat terhindar

kemungkinan anemia kekurangan besi.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

2. Metabolisme Besi dalam TubuhBesi yang terdapat di dalam

tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram.Besi tersebut

berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g),

myoglobin (150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (>

200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional

yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan

cadangan. Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan

nonhem adalah bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55

mg/kgberat badan.Sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan untuk

fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan. Ferritin

dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya terdapat

dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh

terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan

dan pengeluaran

C. Alat, Bahan, Cara Kerja

Hemositometer Neubauer atau merk lainnya yang terdiri atas :

1. Bilik hitung dan kaca penutupnya

2. Pipet thoma (pengencer eritrosit) dengan tanda didalamnya

terdapat butiran berwarna merah dan skala pada pipet tersebut adalah :

0,5 – 101.

3. Pipet leuco (pengencer leukosit) dengan tanda didalamnya terdapat

butiran berwarna putih dan skala pada pipet ini : 0,5 – 11. Kedua pipet

tersebut dilengkapi karet penghisap (aspirator).

4. Mikroskop cahaya dengan obyektif 10X dan 45X; okuler 10X.

5. Larutan pengencer yang digunakan adalah larutan hayem untuk

eritrosit dan larutan turk untuk leukosit.

6. Alat pengambil darah : lanset/jarum suntik biasa

7. Alkohol 70%, kertas atau kain penyerap halus/keertas tissue/kapas.

8. Cawan kecil atau gelas arloji untuk tempat larutan pengencer.

9. Alat penghitung (counter)

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

Cara kerja:

1. Menghitung jumlah eritrosit/sel darah merah

Prinsip hitung sel darah merah : sel darah merah dalam larutan hayem

akan tetap stabil bentuknya, sedangkan protein plasma akan

mengalami denaturasi.

a. Hisap darah vena/perifer dengan pipet thoma sampai angka 0,5

lalu diencerkan dengan larutan hayem sampai angka 101, jangan

sampai ada gelembung udara.

b. Kocok selama 5 – 30 detik dan diamkan pada suhu kamar.

c. Siapkan bilik hitung dengan hati – hati bersihkan dengan kain yang

bersih dan halus, juga siapkan mikroskop.

Gambar 1. Bilik Hitung Improved neubauer

d. Amati bilik hitung di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x

(obyektif 10x dan okuler 10x) maka akan terlihat gambar kotak – kotak

seperti contoh gambar.

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

e. Kemudian hitung jumlah sel darah merah pada 5 kotak R kecil yang

terletak dibagian tengah bilik hitung, masing-masing kotak kecil ini

terdiri atas 16 kotak dengan ukuran yaitu : 1/20 mm x 1/20 mm = 1/400

mm2 luasnya, dan dalamnya 1/10 mm sehingga jumlah isi ruangan

yang dihitung eritrositnya adalah : 5 x 16 x 1/400 x 1/10 mm3 =1/50 mm3

(F -> bilik hitung) -> jadi jumlah sel eritrosit adalah : 5R x F x P

R = jumlah sel darah merah yang dihitung (5

kotak)

F = Factor bilik hitung

P = pengenceran pipet

Perhitungan :

Volume ruangan bilik hitung yang digunakan 5 kotak R kamar hitung

Improved Neubauer -> 5 x 16 x 1/50 mm3. Bila jumlah sel eritrosit yang

dihitung = R, maka

1/50 mm3 -> R butir

1 mm3 -> R x 50 butir

Faktor koreksi pengenceran

Darah 0,5 ditambah larutan pengencer sampai 101 dikurangi 1 bagian

yang tidak ikut dicampur (dibuang), sehingga pengencerannya 200x

jadi : jumlah butir darah merah per mm3 darah adalah :

200 x 50 x R = R x 104 butir.

2. Menghitung jumlah sel darah putih

Prinsip hitung jumlah sel darah putih : sel darah putih menyerap warna

biru violet, sedangkan sel darah merahnya hancur oleh asam cuka 2%

yang ada pada reagen turk, membentuk hematin asam. Kemudian sel

tertinggal (sel darah putih) dihitung dengan menggunakan bilik hitung.

a. Hisap darah vena/perifer dengan pipet leuco sampai angka 0,5

selanjutnya lanjutkan dengan menghisap reagen turk untuk

mengencerkan, sampai angka 11; hindari jangan sampai ada

gelembung udara.

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

b. Kocok selama 15 – 30 detik dan diamkan pada suhu kamar.

c. Siapkan bilik hitung dan gelas penutupnya.

d. Setelah sampai waktunya, buang larutan yang di ujung pipet 3 – 4

tetes lalu diisikan ke dalam bilik hitung, lalu periksa dengan mikroskop

cahaya dengan pembesaran 10x dan 40x.

Jumlah sel darah putih yang dihitung adalah : 4W x F x P

W = Banyaknya sel yang dihitung

F = Faktor bilik hitung

P = pengenceran pipet leuco

Cara menghitung :

Untuk menghitung sel darah putih digunakan 4 kotak yang terletak di

keempat sudut bilik hitung (yang masing-masing terdiri atas 16 bujur

sangkar, pada gambar diberi tanda huruf W). satu kotak mempunyai

luas 1 mm2 dan dalamnya1/10 mm -> jadi ruangan untuk menghitung

jumlah leukosit seluruhnya mempunyai isi = (4 x 1 x 1/10 mm3 = 4/10

mm3) bila jumlah leukosit di dalam ruangan tersebut = W butir maka 1

mm3 10/4 x W.

Faktor pengenceran :

Darah 0,5 ditambah larutan pengencer sampai angka 11 dikurangi 1

bagian yang tidak ikut tercampur; dibuang sehingga pengencerannya

20 kali; jadi jumlah leukosit dalam 1 mm3 darah = 20 x 10/4 x W butir =

50 x W butir.

Teknik mengisi bilik hitung :

Larutan yang ada pada pipet bagian ujung yang tidak ikut terkocok

dibuang 3 – 4 tetes, masukkan dengan hati – hati setetes cairan ke

dalam bilik hitung dengan cara menempelkan ujung pipet pada tempat

pertemuan antara dasar bilik hitung dengan kaca penutup. Biarkan

butir-butir darah yang ada di bilik hitung mengendap, lalu hitung jumlah

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

butir-butir darah putih (leukosit) dengan menggunakan teknik yang

berikut ini :

Semua butir darah yang terletak didalam kotak yang telah di tentukan

dihitung jumlahnya. Bila ada butir darah yang terletak pada garis tepi

bujur sangkar, maka yang dimasukkan dalam perhitungan adalah yang

terletak pada dua buah garis/sisi yang membentuk sebuah sudut.

3. Menentukan kadar hemoglobin darah (Hb)

Kadar hemoglobin pada manusia dapat ditentukan dengan beberapa

cara yaitu : cara Sahli, Kertas Talquis, Hb meter dimodifikasi, CuSO4

dengan BJ 1, 016 dan sebagainya. Setiap cara tersebut memiliki

ketelitian yang berbeda. Kadar Hb umumnya dinyatakan dalam gram/ml

darah. Pada pria jumlah rata-rata Hb = 15,4 gram/100 ml dan pada

wanita 13,8 gram/100ml (gram persen).

a. Menentukan kadar Hb dengan cara Sahli :

Cara ini didasarkan pada perubahan Hb dengan HCl 0,1N menjadi

hematin asam yang berwarna tengguli. Campuran ini diencerkan

dengan akuades sampai warnanya sama dengan warna standard yang

ada pada tabung Sahli.

• Tabung Hemoglobinometer Sahli diisi dengan HCl 0,1N sampai

angka 2

• Siapkan darah perifer, hisap dengan pipet Sahli sampai angka 20,

kemudia masukkan ke dalam larutan HCl 0,1N pada tabung

Hemoglobinometer Sahli yang telah disiapkan, bilas dengan pipet 2 – 3

kali hingga pipet bersih dari darah.

• Kocok tabung sampai homogen, lalu berdirikan di tengah tabung

Sahli

• Perlahan-lahan encerkan isi tabung dengan akuades sampai

warnanya sama dengan warna standard pada tabung Sahli.

• Hasilnya dibaca dengan melihat batas meniscus cairan.

• Skala pada tabung Sahli menunjukkan kadar Hb dengan gram/dl

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

b. Cara Talquist :

Cara ini biasa digunakan di BKIA, metodenya berdasarkan pada

perbedaan warna yang terserap kertas saring atau kertas Talquist yang

dibandingkan dengan macam-macam warna standard yang tertera

pada buku Talquist. Pembacaan kadar Hb dinyatakan dalam angka

Talquist. Pada cara ini darah yang keluar dari jari dihisap dengan kertas

saring/kertas Talquist dan segera setelah kering disesuaikan dengan

warna standard pada buku Talquist.

c. Menentukan kadar Hb dengan larutan CuSO4 :

Metode ini sering digunakan untuk memeriksa kadar Hb secara massal;

misalnya pada survey lapangan penderita anemia.

Caranya adalah :

• Siapkan larutan CuSO4 dengan BJ 1,016 dalam beker gelas

• Tusuk ujung jari dengan lancet secara legeartis.

• Hisap darah tersebut dengan pipet Pasteur secukupnya

• Teteskan ke dalam larutan CuSO4 dan biarkan selama 15 detik,

kemudian baca.

• Bila tetesan darah tenggelam maka kadar Hb lebih dari 12,5

gram/dl. Bila darah melayang maka kadar Hb sama/kurang lebih 12,5

gram/dl dan bila tetesan darah mengapung pada permukaan larutan

maka kadar Hb kurang dari 12,5 gram/dl.

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

D. Lembar Data Latihan 7

Nama : Angela Utami Pratiwi

NPM : 153112620120067

Nama OP : Monica Clarissa

1. Hasil hitung jumlah sel darah putih

Perhitungan : Didapat:

W1 = 22 W3 = 28

W2 = 20 W4 = 26

W total = 96

Jadi, nilai hitung leukosit OP adalah :

96 x 50 = 4800 sel/mm3 darah

Kesimpulan : Jumlah sel darah putih OP normal.

2. Hasil hitung jumlah sel darah merah

Perhitungan : Didapat:

R1 = 94 R4 = 80

R2 = 80 R5 = 75

R3 = 79 Rtotal = 408

Jadi, nilai hitung eritrosit OP adalah :

408 x 104 = 4.080.000 sel/mm3 darah

Kesimpulan : Jumlah sel darah merah OP normal.

3. Hasil hitung kadar Hb

Cara Talquist : 80%

Kesimpulan : Kadar Hb OP normal.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

E. Pembahasan

Darah terdiri dari beberapa elemen yakni bagian cair dan padat,

bagian padat sendiri terdiri dari eritrosit, leukosit,dan keping darah.Untuk

megetahui jumlah eritrosit dapat dilakukan penghitungan eritrosit dengan

menggunakan hemositometer. Agar leukosit tidak mengganggu dalam

proses penghitungan, maka dihancurkan dengan menambahkan larutan

Hayem.

Dengan pengenceran darah 200x menggunakan pipa thoma,

kemudian sel dihitung setiap 1ml darah. dibawah mikroskop dengan glass

neaubauer. Warna merah darah dikarenakan adanya hemoglobin yang

berada dalam cairan eritrosit, senyawa ini merupakan suatu protein yang

terdiri dari protoporfirin, globin, dan besi bervalensi 2 (Fe++ = Ferro).

Kadar hemoglobin dalam darah dapat diukur dengan beberapa

cara antara lain cara Sahli, kertas Talquist Adam ataupun metode

Sianmethemoglobin (spektrofotometri). Pada metode Sahli darah

ditambahkan senyawa HCl 0.1 N sehingga ertrosit akanhemolisis, dan

hemoglobin yang keluar ke plasma akan tereduksi oleh HCl membentuk

asam-hematin yang berwarna coklat. Kemudian dengan menambahkan

aquades hingga warna asam-hemati sama dengan warna standar, maka

diperolehlah kadar hb dam gr%. Metode Talquist adalah metode yang

ditujukan untuk menentukan kadar hb dilapangan, karena metode ini

praktis, efsien, tetapi keakuratan (presisi) yang rendah. Cara ini

berpedoman pada intensitas warna darah pada kertas talquist dengan

warna standar. Cara ini tidak disarankan untuk digunakan jika ingin

mendapat hasil yang akurat.

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh jumlah leukosit

setelah dihitung adalah 4800 sel/mm3. Hal ini sesuai dengan literature

yang menunjukkan bahwa jumlah leukosit normal pada mamalia adalah

rata-rata 4000-11.000 sel/mm3.

Dari perhitungan diperoleh jumlah eritrosit adalah 4.080.000

sel/mm3. Hasil yang diperoleh sesuai dengan kajian dari literatur, yaitu

pada keadaan normal jumlah eritrosit pada mamalia sekitar 5 juta-6 juta

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

sel/mm3. Jumlah eritrosit sangat bervariasi antara individu yang satu

dengan yang lainnya. Jumlah eritrosit diperbanyak apabila terjadi

perubahan atau pada waktu berada di daerah tinggi dengan tujuan

menormalkan pengangkutan O2 ke jaringan. Jumlah eritrosit dipengaruhi

oleh jenis kelamin, umur, kondisi tubuh, variasi harian, dan keadaan

stress. Hasil pemeriksaan Hb dengan metode Talquis di dapat hasil 80%.

F. Kesimpulan

a. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan pada tanggal 18

November 2015 terhadap hitung jumlah sel darah putih, hitung

jumlah sel darah merah dan pemeriksaan Hb, didapatkan hasil

yang normal.

Dalam melakukan perhitungan jumlah sel darah merah dan

putih banyak memungkinkan terjadinya kesalahan. Dimulai dari

proses pipetasi hingga proses pembacaan sel di bilik hitung. Maka

dari itu di butuhkan ketelitian yang lebih cermat. Dan pemeriksaan

kadar Hb dengan metode Talquis kurang efisien. Karena kadar Hb

hanya dapat ditentukan dalam persen, bukan angka yang pasti.

Paraf Dosen/Asisten :

Tanggal : 18 November 2015

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM 7.docx

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece Mitchael. 2004. Biologi. Jilid 3. Erlangga. Jakarta

Darmadi Goenarso, dkk. 2005. Fisiologi Hewan. UT. Jakarta

MedanRahardja, Tri. 2006. Histologi Dasar. Erlangga. Jakarta

Noortiningsih, dkk. 2014. Modul Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta