laporan praktikum 1 dan 2.docx

37
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM PERCOBAAN I : MENGUKUR POTENSIAL AIR UMBI KENTANG SABTU, 26 FEBRUARI 2013 Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 1

Upload: evi-dwi-a

Post on 17-Feb-2015

291 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN I MENGUKUR POTENSIAL AIR UMBI KENTANG

SABTU 26 FEBRUARI 2013

I TOPIK

Mengukur potensial air umbi kentang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 1

II TUJUAN

Menghitung Potensial Air (PA) umbi kentang

III LANDASAN TEORI

Dalam fisiologi tumbuhan potensial kimia air atau potensial air (PA)

merupakan konsep yang sangat penting Ralph O Slatyer (Australia) dan Sterling A

Taylor (Utah State University) pada tahun 1960 mengusulkan bahwa potensial air

digunakan sebagai dasar untuk sifat air dalam sistem tumbuhan-tanah-udara

Potensial air merupakan sesuatu yang sama dengan potensial kimia air dalam suatu

sistem dibandingkan dengan potensial kimia air murni pada tekanan atmosfir dan

suhu yang sama Mereka menganggap bahwa PA air murni dinyatakan sebagai (0)

nol (merupakan konvensi) dengan satuan dapat berupa tekanan (atm bar) atau

satuan energi Difusi air melintasi membran semipermeabel dinamakan osmosis

Molekul air dapat berdifusi secara bebas melintasi membran dari larutan dengan

gradien konsentrasi larutan rendah ke larutan dengan gradien konsentrasi larutan

tinggi (Ismail 2006)

Status energi bebas air adalah suatu pernyataan Potensial air suatu ukuran

daya yang menyebabkan air bergerak kedalam suatu sistem seperti jaringan

tumbuhan jaringan tumbuhan tanah atau atmosfir atau suatu bagian dari bagian

lain dalam suatu sistem (Ismail 2009)

Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian

system Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial

kimia air murni (juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu

serta ketinggian yang sama potensial murni ditentukan sama dengan nol Faktor-

faktor penghasil gradient yaitu konsentrasi atau aktifitas suhu tekanan efek

larutan terhadap potensial kimia pelarut matriks Mengukur metode air dengan

metode volume jaringan metode chordate metode tekanan uap (Salisbury dan

ross 1995)

Hubungan antar potensial air adalah dengan melibatkan peristiwa osmose

karena osmose merupakan peristiwa difusi dimana antara 2 tempat tersedianya

difusi dipisahkan oleh membrane atau selaput Maka dapat diartikan bahwa

dinding sel atau membrane protoplasma adalah merupakan membrane pembatas

antara zat yang berdifusi karena pada umumnya sel tumbuh-tumbuhan tinggi

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 2

mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses fitokimia dalam tumbuh-

tumbuhan adalah merupakan proses osmose (Heddy 1987)

Pada fisiologi tanaman adalah hal biasa untuk menunjukkan energi bebas

yang di kandung di dalam air dalam bentuk potensial air ( ) Definisi dari potensialψ

air adalah energi per unit volume air potensial air berbanding lurus dengan

suhunya (Fitter Ah dan Hay RKM 1981)

Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oelah 4 macam

komponen potensial yaitu gravitasi matriks osmotic dan tekanan Potensial

gravitasi bergantung pada air didalam daerah gravitasi potensial matriks

bergantung pada kekuatan mengikat air saat penyerapan Potensial osmotic

bergantung pada hidrostatik atau tekanan angina dalam air (Deragon 2005)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Alat pengebor gabus 1 set

1 Gelas kimia 5 buah

2 Pisau silet 1 buah

3 Cutter 2 buah

4 Penggaris 3 buah

5 Kertas Aluminium secukupnya

6 Kertas Millimeter Block 1 lembar

7 Alat Tulis secukupnya

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Umbi Kentang 2 buah

2 Larutan Sukrosa 02 M 30 ml

3 Larutan Sukrosa 04 M 30 ml

4 Larutan Sukrosa 06 M 30 ml

5 Larutan Sukrosa 08 M 30 ml

6 Larutan Sukrosa 10 M 30 ml

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 3

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

V PROSEDUR KERJA

CARA KERJA

1 Membuat silinder umbi dengan menggunakan alat pengebor gabus

2 Memotong silinder umbi sama panjang yaitu 3 cm

3 Mengisi masing-masing gelas kimia yang sudah diberi label berdasarkan

konsentrasi larutasn sukrosa yang akan dimasukkan dengan 30 ml

larutan sukrosa sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan

4 Memasukkan 3 potongan umbi pada masing-masing gelas kimia secara

cepat untuk mengurangi terjadinya penguapan dan menutup rapat-rapat

dengan kertas aluminium

5 Membiarkan silinder umbi selama 90 menit

6 Setelah 90 menit kami melakukan pengukuran panjang silinder umbi

pada masing-masing konsentrasi larutan

7 Kemudian merata-rata panjang silinder tiap konsentrasi larutan sukrosa

8 Membuat grafik dari data yang tadi dengan molarlitas sebagai sumbu X

dan rata-rata panjang sebagai sumbu Y

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 4

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 5

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 6

VI HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

satuan panjang silinder cm

Grafik Hubungan Molaritas Larutan Sukrosa (X)

Dengan Rata-Rata Panjang Silinder (Y)

VII PEMBAHASAN

Struktur dinding sel dan membran sel berbeda Membran memungkinkan

molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut dinding sel primer biasanya

sangat permeable terhadap keduanya Memang membran sel tumbuhan

memungkinkan berlangsungnya osmosis tapi dinding sel yang tegar itulah yang

menimbulkan tekanan Sel hewan tidak mempunyai dinding sehingga bila timbul

tekanan didalamnya sel tersebut sering pecah seperti yang terjadi saat sel darah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 7

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Pj M

merah dimasukkan dalam air Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan

tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury 1995)

Air mempunyai sejumlah sifat yang unik atau tidak lazim sehingga

memungkinkan terlaksananya banyak peranan khusus dalam biosfer Pada suhu

rendah air berbentuk padat pada suhu normal air berbentuk cair sedang pada suhu

tinggi air dalam wujud gas Keberadaan air dalam sel tumbuhan menyebabkan

terjadinya difusi ataupun osmosis ketika terjadi ketidaksetimbangan zat-zat terlarut

dalam ruang-ruang sel tumbuhan (Kimball 1983)

Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air yang

menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi Sejumlah

besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit

dibawah kondisi yang sama Energi bebas suatu zat per unit jumlah terutama per berat

gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia Potensial kimia zat terlarut

kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya Zat terlarut yang berdifusi

cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju

daerah yang potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja 1996)

Gambar proses OSIMOSIS

Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan

secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan Semakin rendah

potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan maka semakin besar kemampuan

tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah Sebaliknya semakin tinggi potensial

air semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang

mempunyai kandungan air lebih rendah (Basahona 2011)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 8

Huruf yunani psi ( ) digunakan untuk menyatakan potensial air dari suatuΨ

sistem apakah ssstem itu berupa sampel tanah tempat tumbuhan atau berupa suatu

larutan Potensial air dinyatakan dalam bar Pada umumnya nilai potensial air dalam

tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar sehingga mempunyai nilai

yang negative Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan

mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan Dalam sel tumbuhan ada

tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya yaitu matriks sel larutan dalam

vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Hal ini menyebabkan potensial air

dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks

potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona 2011)

Potensial kimia air atau biasanya dinyatakan sebagai potensial air PA ( psi)ψ

penting untuk diketahui agar dapat dimengerti pergerakan air di dalam sistem

tumbuhan tanah dan udara Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar atm

seperti satuan tekanan Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah Jadi

difusi termasuk osmosis terjadi sebagai akibat adanya gradient dalam energi bebas

dari partikel-partikel yang berdifusi (Ismail 2011)

Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air suatu

ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem seperti jaringan

tumbuhan tanah atau atmosfir atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu

sistem Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk

diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah tanaman dan atmosfir

(Ismail2011)

Silinder umbi kentang yang direndam dengan konsentrasi larutan sukrosa 02

M 04 M 06 M 08 M dan 10 M ditutup dengan kertas aluminium agar tidak

mengalami penguapan Silinder umbi kentang didiamkan selama 90 menit dan

kemudian dilakukan pengukuran panjang silinder umbi kentang Dari percobaan ini

pada larutan sukrosa 02 M terjadi pertambahan panjang silinder umbi kentang

dengan rata-rata ketiga umbi kentang dalam 02 M adalah 32 cm Pada larutan

sukrosa 04 M terjadi pertambahan panjang silinder dengan rata-rata 313 cm

Pertambahan panjang silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 06 M yaitu 31 cm

Sedangkan pada larutan 0 8 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata 32

dan pada larutan 10 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata sebesar

296cm

Sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu bagaimana mekanisme

kerja larutan sukrosa disini Larutan sukrosa adalah larutan yang sifatnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 9

hipertonik atau rendah sehingga jika sel dimasukkan dalam larutan ini maka sel akan

kehilangan air dan menjadi mengkerut Larutan sukrosa merupakan larutan yang

sering digunakan dalam mengestimasi potensial air Sampel yang dimasukkan dalam

seri larutan akan kehilanganmenyerap air secara osmosis Jika densitas larutan tidak

berubah berarti Potensial Air sampel yang di uji sama dengan larutan sukrosa

tersebut

Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua silinder umbi kentang yang

direndam dalam larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M mengalami

rata-rata pengurangan panjang setelah adanya proses osmosis

Pada percobaan ini pengurangan panjang silinder kentang dikarenakan

terjadinya perpindahan air secara osmosis ke luar sel dari sel-sel kentang yang

bersifat hipotonis keluar menuju larutan sukrosa yang bersifat hipertonis

Perpindahan terjadi karena sel kentang hipotonis terhadap larutan gula yang

hipertonis sebagian molekul dari larutan sukrosa berpindah ke dalam silinder umbi

kentang selama direndam dalam larutan sukrosa Pertambahan rata-rata panjang

silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M

terjadi karena air bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap sel umbi kentang

Akibat perbedaan konsentrasi tersebut molekul air dari larutan sukrosa berpindah

ke silinder umbi kentang Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka

pertambahan silinder umbi kentang semakin besar pula Pertambahan panjang

silinder umbi kentang diakibatkan perpindahan air dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

Pergerakan air dari sel kentang menuju larutan sukrosa menunjukkan bahwa

konsentrasi air dalam sel kentang lebih tinggi dari larutan sukrosa Dengan demikian

larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M disebut larutan hipertonis

(larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain) Sehingga

terjadi perpindahan molekul air dari sel kentang yang hipotonis ke dalam larutan

sukrosa yang hipertonis Hal ini berarti telah sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 10

PjM

Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial

air yang rendah disebut dengan osmosis Dan osmosis yang terjadi adalah osmosis

keluar sel yang menyebabkan sel kentang mengalami kekurangan air kemudian

mengkerut Peristiwa mengkerutnya sel kentang inilah yang mempbuat bertambah

pendeknya silinder kentang yang kami amati Ato dengan kata lain silinder kentang

kami mengalami penyusutan akibat kekurangan air melalui peristiwa osmosis

Berkurangnya panjang dari silinder umbi kentang atau penyusutan dari umbi

kentang dapat dilihat dengan sangat jelas pada grafik yang kami buat berikut

Dalam proses osmosis pada larutan hipertonik sebagian besar molekul air

terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut) sehingga hanya sedikit molekul air yang

bebas dan bisa melewati membran Sedangkan pada larutan hipotonik memiliki lebih

banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut) sehingga lebih

banyak molekul air yang melewati membran Oleh sebab itu dalam osmosis aliran

molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonis

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Bertambah pendek atau menyustnya silinder umbi kentang terjadi karena adanya

proses osmosis keluar sel dari sel kentang yang berifat hipotonik menuju larutan

sukrosa yang hipertonis

2 Memendeknya silinder umbi kentang ini dikarenakan adanya perpindahan molekul

air dari potensial air (PA) tinggi ke potensial air (PA) rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 11

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 2: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

II TUJUAN

Menghitung Potensial Air (PA) umbi kentang

III LANDASAN TEORI

Dalam fisiologi tumbuhan potensial kimia air atau potensial air (PA)

merupakan konsep yang sangat penting Ralph O Slatyer (Australia) dan Sterling A

Taylor (Utah State University) pada tahun 1960 mengusulkan bahwa potensial air

digunakan sebagai dasar untuk sifat air dalam sistem tumbuhan-tanah-udara

Potensial air merupakan sesuatu yang sama dengan potensial kimia air dalam suatu

sistem dibandingkan dengan potensial kimia air murni pada tekanan atmosfir dan

suhu yang sama Mereka menganggap bahwa PA air murni dinyatakan sebagai (0)

nol (merupakan konvensi) dengan satuan dapat berupa tekanan (atm bar) atau

satuan energi Difusi air melintasi membran semipermeabel dinamakan osmosis

Molekul air dapat berdifusi secara bebas melintasi membran dari larutan dengan

gradien konsentrasi larutan rendah ke larutan dengan gradien konsentrasi larutan

tinggi (Ismail 2006)

Status energi bebas air adalah suatu pernyataan Potensial air suatu ukuran

daya yang menyebabkan air bergerak kedalam suatu sistem seperti jaringan

tumbuhan jaringan tumbuhan tanah atau atmosfir atau suatu bagian dari bagian

lain dalam suatu sistem (Ismail 2009)

Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian

system Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial

kimia air murni (juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu

serta ketinggian yang sama potensial murni ditentukan sama dengan nol Faktor-

faktor penghasil gradient yaitu konsentrasi atau aktifitas suhu tekanan efek

larutan terhadap potensial kimia pelarut matriks Mengukur metode air dengan

metode volume jaringan metode chordate metode tekanan uap (Salisbury dan

ross 1995)

Hubungan antar potensial air adalah dengan melibatkan peristiwa osmose

karena osmose merupakan peristiwa difusi dimana antara 2 tempat tersedianya

difusi dipisahkan oleh membrane atau selaput Maka dapat diartikan bahwa

dinding sel atau membrane protoplasma adalah merupakan membrane pembatas

antara zat yang berdifusi karena pada umumnya sel tumbuh-tumbuhan tinggi

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 2

mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses fitokimia dalam tumbuh-

tumbuhan adalah merupakan proses osmose (Heddy 1987)

Pada fisiologi tanaman adalah hal biasa untuk menunjukkan energi bebas

yang di kandung di dalam air dalam bentuk potensial air ( ) Definisi dari potensialψ

air adalah energi per unit volume air potensial air berbanding lurus dengan

suhunya (Fitter Ah dan Hay RKM 1981)

Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oelah 4 macam

komponen potensial yaitu gravitasi matriks osmotic dan tekanan Potensial

gravitasi bergantung pada air didalam daerah gravitasi potensial matriks

bergantung pada kekuatan mengikat air saat penyerapan Potensial osmotic

bergantung pada hidrostatik atau tekanan angina dalam air (Deragon 2005)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Alat pengebor gabus 1 set

1 Gelas kimia 5 buah

2 Pisau silet 1 buah

3 Cutter 2 buah

4 Penggaris 3 buah

5 Kertas Aluminium secukupnya

6 Kertas Millimeter Block 1 lembar

7 Alat Tulis secukupnya

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Umbi Kentang 2 buah

2 Larutan Sukrosa 02 M 30 ml

3 Larutan Sukrosa 04 M 30 ml

4 Larutan Sukrosa 06 M 30 ml

5 Larutan Sukrosa 08 M 30 ml

6 Larutan Sukrosa 10 M 30 ml

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 3

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

V PROSEDUR KERJA

CARA KERJA

1 Membuat silinder umbi dengan menggunakan alat pengebor gabus

2 Memotong silinder umbi sama panjang yaitu 3 cm

3 Mengisi masing-masing gelas kimia yang sudah diberi label berdasarkan

konsentrasi larutasn sukrosa yang akan dimasukkan dengan 30 ml

larutan sukrosa sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan

4 Memasukkan 3 potongan umbi pada masing-masing gelas kimia secara

cepat untuk mengurangi terjadinya penguapan dan menutup rapat-rapat

dengan kertas aluminium

5 Membiarkan silinder umbi selama 90 menit

6 Setelah 90 menit kami melakukan pengukuran panjang silinder umbi

pada masing-masing konsentrasi larutan

7 Kemudian merata-rata panjang silinder tiap konsentrasi larutan sukrosa

8 Membuat grafik dari data yang tadi dengan molarlitas sebagai sumbu X

dan rata-rata panjang sebagai sumbu Y

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 4

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 5

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 6

VI HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

satuan panjang silinder cm

Grafik Hubungan Molaritas Larutan Sukrosa (X)

Dengan Rata-Rata Panjang Silinder (Y)

VII PEMBAHASAN

Struktur dinding sel dan membran sel berbeda Membran memungkinkan

molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut dinding sel primer biasanya

sangat permeable terhadap keduanya Memang membran sel tumbuhan

memungkinkan berlangsungnya osmosis tapi dinding sel yang tegar itulah yang

menimbulkan tekanan Sel hewan tidak mempunyai dinding sehingga bila timbul

tekanan didalamnya sel tersebut sering pecah seperti yang terjadi saat sel darah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 7

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Pj M

merah dimasukkan dalam air Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan

tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury 1995)

Air mempunyai sejumlah sifat yang unik atau tidak lazim sehingga

memungkinkan terlaksananya banyak peranan khusus dalam biosfer Pada suhu

rendah air berbentuk padat pada suhu normal air berbentuk cair sedang pada suhu

tinggi air dalam wujud gas Keberadaan air dalam sel tumbuhan menyebabkan

terjadinya difusi ataupun osmosis ketika terjadi ketidaksetimbangan zat-zat terlarut

dalam ruang-ruang sel tumbuhan (Kimball 1983)

Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air yang

menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi Sejumlah

besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit

dibawah kondisi yang sama Energi bebas suatu zat per unit jumlah terutama per berat

gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia Potensial kimia zat terlarut

kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya Zat terlarut yang berdifusi

cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju

daerah yang potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja 1996)

Gambar proses OSIMOSIS

Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan

secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan Semakin rendah

potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan maka semakin besar kemampuan

tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah Sebaliknya semakin tinggi potensial

air semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang

mempunyai kandungan air lebih rendah (Basahona 2011)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 8

Huruf yunani psi ( ) digunakan untuk menyatakan potensial air dari suatuΨ

sistem apakah ssstem itu berupa sampel tanah tempat tumbuhan atau berupa suatu

larutan Potensial air dinyatakan dalam bar Pada umumnya nilai potensial air dalam

tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar sehingga mempunyai nilai

yang negative Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan

mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan Dalam sel tumbuhan ada

tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya yaitu matriks sel larutan dalam

vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Hal ini menyebabkan potensial air

dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks

potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona 2011)

Potensial kimia air atau biasanya dinyatakan sebagai potensial air PA ( psi)ψ

penting untuk diketahui agar dapat dimengerti pergerakan air di dalam sistem

tumbuhan tanah dan udara Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar atm

seperti satuan tekanan Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah Jadi

difusi termasuk osmosis terjadi sebagai akibat adanya gradient dalam energi bebas

dari partikel-partikel yang berdifusi (Ismail 2011)

Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air suatu

ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem seperti jaringan

tumbuhan tanah atau atmosfir atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu

sistem Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk

diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah tanaman dan atmosfir

(Ismail2011)

Silinder umbi kentang yang direndam dengan konsentrasi larutan sukrosa 02

M 04 M 06 M 08 M dan 10 M ditutup dengan kertas aluminium agar tidak

mengalami penguapan Silinder umbi kentang didiamkan selama 90 menit dan

kemudian dilakukan pengukuran panjang silinder umbi kentang Dari percobaan ini

pada larutan sukrosa 02 M terjadi pertambahan panjang silinder umbi kentang

dengan rata-rata ketiga umbi kentang dalam 02 M adalah 32 cm Pada larutan

sukrosa 04 M terjadi pertambahan panjang silinder dengan rata-rata 313 cm

Pertambahan panjang silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 06 M yaitu 31 cm

Sedangkan pada larutan 0 8 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata 32

dan pada larutan 10 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata sebesar

296cm

Sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu bagaimana mekanisme

kerja larutan sukrosa disini Larutan sukrosa adalah larutan yang sifatnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 9

hipertonik atau rendah sehingga jika sel dimasukkan dalam larutan ini maka sel akan

kehilangan air dan menjadi mengkerut Larutan sukrosa merupakan larutan yang

sering digunakan dalam mengestimasi potensial air Sampel yang dimasukkan dalam

seri larutan akan kehilanganmenyerap air secara osmosis Jika densitas larutan tidak

berubah berarti Potensial Air sampel yang di uji sama dengan larutan sukrosa

tersebut

Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua silinder umbi kentang yang

direndam dalam larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M mengalami

rata-rata pengurangan panjang setelah adanya proses osmosis

Pada percobaan ini pengurangan panjang silinder kentang dikarenakan

terjadinya perpindahan air secara osmosis ke luar sel dari sel-sel kentang yang

bersifat hipotonis keluar menuju larutan sukrosa yang bersifat hipertonis

Perpindahan terjadi karena sel kentang hipotonis terhadap larutan gula yang

hipertonis sebagian molekul dari larutan sukrosa berpindah ke dalam silinder umbi

kentang selama direndam dalam larutan sukrosa Pertambahan rata-rata panjang

silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M

terjadi karena air bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap sel umbi kentang

Akibat perbedaan konsentrasi tersebut molekul air dari larutan sukrosa berpindah

ke silinder umbi kentang Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka

pertambahan silinder umbi kentang semakin besar pula Pertambahan panjang

silinder umbi kentang diakibatkan perpindahan air dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

Pergerakan air dari sel kentang menuju larutan sukrosa menunjukkan bahwa

konsentrasi air dalam sel kentang lebih tinggi dari larutan sukrosa Dengan demikian

larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M disebut larutan hipertonis

(larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain) Sehingga

terjadi perpindahan molekul air dari sel kentang yang hipotonis ke dalam larutan

sukrosa yang hipertonis Hal ini berarti telah sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 10

PjM

Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial

air yang rendah disebut dengan osmosis Dan osmosis yang terjadi adalah osmosis

keluar sel yang menyebabkan sel kentang mengalami kekurangan air kemudian

mengkerut Peristiwa mengkerutnya sel kentang inilah yang mempbuat bertambah

pendeknya silinder kentang yang kami amati Ato dengan kata lain silinder kentang

kami mengalami penyusutan akibat kekurangan air melalui peristiwa osmosis

Berkurangnya panjang dari silinder umbi kentang atau penyusutan dari umbi

kentang dapat dilihat dengan sangat jelas pada grafik yang kami buat berikut

Dalam proses osmosis pada larutan hipertonik sebagian besar molekul air

terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut) sehingga hanya sedikit molekul air yang

bebas dan bisa melewati membran Sedangkan pada larutan hipotonik memiliki lebih

banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut) sehingga lebih

banyak molekul air yang melewati membran Oleh sebab itu dalam osmosis aliran

molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonis

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Bertambah pendek atau menyustnya silinder umbi kentang terjadi karena adanya

proses osmosis keluar sel dari sel kentang yang berifat hipotonik menuju larutan

sukrosa yang hipertonis

2 Memendeknya silinder umbi kentang ini dikarenakan adanya perpindahan molekul

air dari potensial air (PA) tinggi ke potensial air (PA) rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 11

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 3: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses fitokimia dalam tumbuh-

tumbuhan adalah merupakan proses osmose (Heddy 1987)

Pada fisiologi tanaman adalah hal biasa untuk menunjukkan energi bebas

yang di kandung di dalam air dalam bentuk potensial air ( ) Definisi dari potensialψ

air adalah energi per unit volume air potensial air berbanding lurus dengan

suhunya (Fitter Ah dan Hay RKM 1981)

Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oelah 4 macam

komponen potensial yaitu gravitasi matriks osmotic dan tekanan Potensial

gravitasi bergantung pada air didalam daerah gravitasi potensial matriks

bergantung pada kekuatan mengikat air saat penyerapan Potensial osmotic

bergantung pada hidrostatik atau tekanan angina dalam air (Deragon 2005)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Alat pengebor gabus 1 set

1 Gelas kimia 5 buah

2 Pisau silet 1 buah

3 Cutter 2 buah

4 Penggaris 3 buah

5 Kertas Aluminium secukupnya

6 Kertas Millimeter Block 1 lembar

7 Alat Tulis secukupnya

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Umbi Kentang 2 buah

2 Larutan Sukrosa 02 M 30 ml

3 Larutan Sukrosa 04 M 30 ml

4 Larutan Sukrosa 06 M 30 ml

5 Larutan Sukrosa 08 M 30 ml

6 Larutan Sukrosa 10 M 30 ml

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 3

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

V PROSEDUR KERJA

CARA KERJA

1 Membuat silinder umbi dengan menggunakan alat pengebor gabus

2 Memotong silinder umbi sama panjang yaitu 3 cm

3 Mengisi masing-masing gelas kimia yang sudah diberi label berdasarkan

konsentrasi larutasn sukrosa yang akan dimasukkan dengan 30 ml

larutan sukrosa sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan

4 Memasukkan 3 potongan umbi pada masing-masing gelas kimia secara

cepat untuk mengurangi terjadinya penguapan dan menutup rapat-rapat

dengan kertas aluminium

5 Membiarkan silinder umbi selama 90 menit

6 Setelah 90 menit kami melakukan pengukuran panjang silinder umbi

pada masing-masing konsentrasi larutan

7 Kemudian merata-rata panjang silinder tiap konsentrasi larutan sukrosa

8 Membuat grafik dari data yang tadi dengan molarlitas sebagai sumbu X

dan rata-rata panjang sebagai sumbu Y

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 4

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 5

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 6

VI HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

satuan panjang silinder cm

Grafik Hubungan Molaritas Larutan Sukrosa (X)

Dengan Rata-Rata Panjang Silinder (Y)

VII PEMBAHASAN

Struktur dinding sel dan membran sel berbeda Membran memungkinkan

molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut dinding sel primer biasanya

sangat permeable terhadap keduanya Memang membran sel tumbuhan

memungkinkan berlangsungnya osmosis tapi dinding sel yang tegar itulah yang

menimbulkan tekanan Sel hewan tidak mempunyai dinding sehingga bila timbul

tekanan didalamnya sel tersebut sering pecah seperti yang terjadi saat sel darah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 7

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Pj M

merah dimasukkan dalam air Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan

tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury 1995)

Air mempunyai sejumlah sifat yang unik atau tidak lazim sehingga

memungkinkan terlaksananya banyak peranan khusus dalam biosfer Pada suhu

rendah air berbentuk padat pada suhu normal air berbentuk cair sedang pada suhu

tinggi air dalam wujud gas Keberadaan air dalam sel tumbuhan menyebabkan

terjadinya difusi ataupun osmosis ketika terjadi ketidaksetimbangan zat-zat terlarut

dalam ruang-ruang sel tumbuhan (Kimball 1983)

Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air yang

menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi Sejumlah

besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit

dibawah kondisi yang sama Energi bebas suatu zat per unit jumlah terutama per berat

gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia Potensial kimia zat terlarut

kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya Zat terlarut yang berdifusi

cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju

daerah yang potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja 1996)

Gambar proses OSIMOSIS

Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan

secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan Semakin rendah

potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan maka semakin besar kemampuan

tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah Sebaliknya semakin tinggi potensial

air semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang

mempunyai kandungan air lebih rendah (Basahona 2011)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 8

Huruf yunani psi ( ) digunakan untuk menyatakan potensial air dari suatuΨ

sistem apakah ssstem itu berupa sampel tanah tempat tumbuhan atau berupa suatu

larutan Potensial air dinyatakan dalam bar Pada umumnya nilai potensial air dalam

tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar sehingga mempunyai nilai

yang negative Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan

mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan Dalam sel tumbuhan ada

tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya yaitu matriks sel larutan dalam

vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Hal ini menyebabkan potensial air

dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks

potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona 2011)

Potensial kimia air atau biasanya dinyatakan sebagai potensial air PA ( psi)ψ

penting untuk diketahui agar dapat dimengerti pergerakan air di dalam sistem

tumbuhan tanah dan udara Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar atm

seperti satuan tekanan Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah Jadi

difusi termasuk osmosis terjadi sebagai akibat adanya gradient dalam energi bebas

dari partikel-partikel yang berdifusi (Ismail 2011)

Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air suatu

ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem seperti jaringan

tumbuhan tanah atau atmosfir atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu

sistem Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk

diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah tanaman dan atmosfir

(Ismail2011)

Silinder umbi kentang yang direndam dengan konsentrasi larutan sukrosa 02

M 04 M 06 M 08 M dan 10 M ditutup dengan kertas aluminium agar tidak

mengalami penguapan Silinder umbi kentang didiamkan selama 90 menit dan

kemudian dilakukan pengukuran panjang silinder umbi kentang Dari percobaan ini

pada larutan sukrosa 02 M terjadi pertambahan panjang silinder umbi kentang

dengan rata-rata ketiga umbi kentang dalam 02 M adalah 32 cm Pada larutan

sukrosa 04 M terjadi pertambahan panjang silinder dengan rata-rata 313 cm

Pertambahan panjang silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 06 M yaitu 31 cm

Sedangkan pada larutan 0 8 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata 32

dan pada larutan 10 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata sebesar

296cm

Sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu bagaimana mekanisme

kerja larutan sukrosa disini Larutan sukrosa adalah larutan yang sifatnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 9

hipertonik atau rendah sehingga jika sel dimasukkan dalam larutan ini maka sel akan

kehilangan air dan menjadi mengkerut Larutan sukrosa merupakan larutan yang

sering digunakan dalam mengestimasi potensial air Sampel yang dimasukkan dalam

seri larutan akan kehilanganmenyerap air secara osmosis Jika densitas larutan tidak

berubah berarti Potensial Air sampel yang di uji sama dengan larutan sukrosa

tersebut

Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua silinder umbi kentang yang

direndam dalam larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M mengalami

rata-rata pengurangan panjang setelah adanya proses osmosis

Pada percobaan ini pengurangan panjang silinder kentang dikarenakan

terjadinya perpindahan air secara osmosis ke luar sel dari sel-sel kentang yang

bersifat hipotonis keluar menuju larutan sukrosa yang bersifat hipertonis

Perpindahan terjadi karena sel kentang hipotonis terhadap larutan gula yang

hipertonis sebagian molekul dari larutan sukrosa berpindah ke dalam silinder umbi

kentang selama direndam dalam larutan sukrosa Pertambahan rata-rata panjang

silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M

terjadi karena air bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap sel umbi kentang

Akibat perbedaan konsentrasi tersebut molekul air dari larutan sukrosa berpindah

ke silinder umbi kentang Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka

pertambahan silinder umbi kentang semakin besar pula Pertambahan panjang

silinder umbi kentang diakibatkan perpindahan air dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

Pergerakan air dari sel kentang menuju larutan sukrosa menunjukkan bahwa

konsentrasi air dalam sel kentang lebih tinggi dari larutan sukrosa Dengan demikian

larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M disebut larutan hipertonis

(larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain) Sehingga

terjadi perpindahan molekul air dari sel kentang yang hipotonis ke dalam larutan

sukrosa yang hipertonis Hal ini berarti telah sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 10

PjM

Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial

air yang rendah disebut dengan osmosis Dan osmosis yang terjadi adalah osmosis

keluar sel yang menyebabkan sel kentang mengalami kekurangan air kemudian

mengkerut Peristiwa mengkerutnya sel kentang inilah yang mempbuat bertambah

pendeknya silinder kentang yang kami amati Ato dengan kata lain silinder kentang

kami mengalami penyusutan akibat kekurangan air melalui peristiwa osmosis

Berkurangnya panjang dari silinder umbi kentang atau penyusutan dari umbi

kentang dapat dilihat dengan sangat jelas pada grafik yang kami buat berikut

Dalam proses osmosis pada larutan hipertonik sebagian besar molekul air

terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut) sehingga hanya sedikit molekul air yang

bebas dan bisa melewati membran Sedangkan pada larutan hipotonik memiliki lebih

banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut) sehingga lebih

banyak molekul air yang melewati membran Oleh sebab itu dalam osmosis aliran

molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonis

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Bertambah pendek atau menyustnya silinder umbi kentang terjadi karena adanya

proses osmosis keluar sel dari sel kentang yang berifat hipotonik menuju larutan

sukrosa yang hipertonis

2 Memendeknya silinder umbi kentang ini dikarenakan adanya perpindahan molekul

air dari potensial air (PA) tinggi ke potensial air (PA) rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 11

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 4: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

V PROSEDUR KERJA

CARA KERJA

1 Membuat silinder umbi dengan menggunakan alat pengebor gabus

2 Memotong silinder umbi sama panjang yaitu 3 cm

3 Mengisi masing-masing gelas kimia yang sudah diberi label berdasarkan

konsentrasi larutasn sukrosa yang akan dimasukkan dengan 30 ml

larutan sukrosa sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan

4 Memasukkan 3 potongan umbi pada masing-masing gelas kimia secara

cepat untuk mengurangi terjadinya penguapan dan menutup rapat-rapat

dengan kertas aluminium

5 Membiarkan silinder umbi selama 90 menit

6 Setelah 90 menit kami melakukan pengukuran panjang silinder umbi

pada masing-masing konsentrasi larutan

7 Kemudian merata-rata panjang silinder tiap konsentrasi larutan sukrosa

8 Membuat grafik dari data yang tadi dengan molarlitas sebagai sumbu X

dan rata-rata panjang sebagai sumbu Y

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 4

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 5

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 6

VI HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

satuan panjang silinder cm

Grafik Hubungan Molaritas Larutan Sukrosa (X)

Dengan Rata-Rata Panjang Silinder (Y)

VII PEMBAHASAN

Struktur dinding sel dan membran sel berbeda Membran memungkinkan

molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut dinding sel primer biasanya

sangat permeable terhadap keduanya Memang membran sel tumbuhan

memungkinkan berlangsungnya osmosis tapi dinding sel yang tegar itulah yang

menimbulkan tekanan Sel hewan tidak mempunyai dinding sehingga bila timbul

tekanan didalamnya sel tersebut sering pecah seperti yang terjadi saat sel darah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 7

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Pj M

merah dimasukkan dalam air Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan

tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury 1995)

Air mempunyai sejumlah sifat yang unik atau tidak lazim sehingga

memungkinkan terlaksananya banyak peranan khusus dalam biosfer Pada suhu

rendah air berbentuk padat pada suhu normal air berbentuk cair sedang pada suhu

tinggi air dalam wujud gas Keberadaan air dalam sel tumbuhan menyebabkan

terjadinya difusi ataupun osmosis ketika terjadi ketidaksetimbangan zat-zat terlarut

dalam ruang-ruang sel tumbuhan (Kimball 1983)

Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air yang

menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi Sejumlah

besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit

dibawah kondisi yang sama Energi bebas suatu zat per unit jumlah terutama per berat

gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia Potensial kimia zat terlarut

kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya Zat terlarut yang berdifusi

cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju

daerah yang potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja 1996)

Gambar proses OSIMOSIS

Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan

secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan Semakin rendah

potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan maka semakin besar kemampuan

tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah Sebaliknya semakin tinggi potensial

air semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang

mempunyai kandungan air lebih rendah (Basahona 2011)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 8

Huruf yunani psi ( ) digunakan untuk menyatakan potensial air dari suatuΨ

sistem apakah ssstem itu berupa sampel tanah tempat tumbuhan atau berupa suatu

larutan Potensial air dinyatakan dalam bar Pada umumnya nilai potensial air dalam

tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar sehingga mempunyai nilai

yang negative Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan

mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan Dalam sel tumbuhan ada

tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya yaitu matriks sel larutan dalam

vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Hal ini menyebabkan potensial air

dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks

potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona 2011)

Potensial kimia air atau biasanya dinyatakan sebagai potensial air PA ( psi)ψ

penting untuk diketahui agar dapat dimengerti pergerakan air di dalam sistem

tumbuhan tanah dan udara Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar atm

seperti satuan tekanan Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah Jadi

difusi termasuk osmosis terjadi sebagai akibat adanya gradient dalam energi bebas

dari partikel-partikel yang berdifusi (Ismail 2011)

Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air suatu

ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem seperti jaringan

tumbuhan tanah atau atmosfir atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu

sistem Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk

diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah tanaman dan atmosfir

(Ismail2011)

Silinder umbi kentang yang direndam dengan konsentrasi larutan sukrosa 02

M 04 M 06 M 08 M dan 10 M ditutup dengan kertas aluminium agar tidak

mengalami penguapan Silinder umbi kentang didiamkan selama 90 menit dan

kemudian dilakukan pengukuran panjang silinder umbi kentang Dari percobaan ini

pada larutan sukrosa 02 M terjadi pertambahan panjang silinder umbi kentang

dengan rata-rata ketiga umbi kentang dalam 02 M adalah 32 cm Pada larutan

sukrosa 04 M terjadi pertambahan panjang silinder dengan rata-rata 313 cm

Pertambahan panjang silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 06 M yaitu 31 cm

Sedangkan pada larutan 0 8 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata 32

dan pada larutan 10 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata sebesar

296cm

Sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu bagaimana mekanisme

kerja larutan sukrosa disini Larutan sukrosa adalah larutan yang sifatnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 9

hipertonik atau rendah sehingga jika sel dimasukkan dalam larutan ini maka sel akan

kehilangan air dan menjadi mengkerut Larutan sukrosa merupakan larutan yang

sering digunakan dalam mengestimasi potensial air Sampel yang dimasukkan dalam

seri larutan akan kehilanganmenyerap air secara osmosis Jika densitas larutan tidak

berubah berarti Potensial Air sampel yang di uji sama dengan larutan sukrosa

tersebut

Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua silinder umbi kentang yang

direndam dalam larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M mengalami

rata-rata pengurangan panjang setelah adanya proses osmosis

Pada percobaan ini pengurangan panjang silinder kentang dikarenakan

terjadinya perpindahan air secara osmosis ke luar sel dari sel-sel kentang yang

bersifat hipotonis keluar menuju larutan sukrosa yang bersifat hipertonis

Perpindahan terjadi karena sel kentang hipotonis terhadap larutan gula yang

hipertonis sebagian molekul dari larutan sukrosa berpindah ke dalam silinder umbi

kentang selama direndam dalam larutan sukrosa Pertambahan rata-rata panjang

silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M

terjadi karena air bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap sel umbi kentang

Akibat perbedaan konsentrasi tersebut molekul air dari larutan sukrosa berpindah

ke silinder umbi kentang Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka

pertambahan silinder umbi kentang semakin besar pula Pertambahan panjang

silinder umbi kentang diakibatkan perpindahan air dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

Pergerakan air dari sel kentang menuju larutan sukrosa menunjukkan bahwa

konsentrasi air dalam sel kentang lebih tinggi dari larutan sukrosa Dengan demikian

larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M disebut larutan hipertonis

(larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain) Sehingga

terjadi perpindahan molekul air dari sel kentang yang hipotonis ke dalam larutan

sukrosa yang hipertonis Hal ini berarti telah sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 10

PjM

Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial

air yang rendah disebut dengan osmosis Dan osmosis yang terjadi adalah osmosis

keluar sel yang menyebabkan sel kentang mengalami kekurangan air kemudian

mengkerut Peristiwa mengkerutnya sel kentang inilah yang mempbuat bertambah

pendeknya silinder kentang yang kami amati Ato dengan kata lain silinder kentang

kami mengalami penyusutan akibat kekurangan air melalui peristiwa osmosis

Berkurangnya panjang dari silinder umbi kentang atau penyusutan dari umbi

kentang dapat dilihat dengan sangat jelas pada grafik yang kami buat berikut

Dalam proses osmosis pada larutan hipertonik sebagian besar molekul air

terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut) sehingga hanya sedikit molekul air yang

bebas dan bisa melewati membran Sedangkan pada larutan hipotonik memiliki lebih

banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut) sehingga lebih

banyak molekul air yang melewati membran Oleh sebab itu dalam osmosis aliran

molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonis

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Bertambah pendek atau menyustnya silinder umbi kentang terjadi karena adanya

proses osmosis keluar sel dari sel kentang yang berifat hipotonik menuju larutan

sukrosa yang hipertonis

2 Memendeknya silinder umbi kentang ini dikarenakan adanya perpindahan molekul

air dari potensial air (PA) tinggi ke potensial air (PA) rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 11

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 5: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 5

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 6

VI HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

satuan panjang silinder cm

Grafik Hubungan Molaritas Larutan Sukrosa (X)

Dengan Rata-Rata Panjang Silinder (Y)

VII PEMBAHASAN

Struktur dinding sel dan membran sel berbeda Membran memungkinkan

molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut dinding sel primer biasanya

sangat permeable terhadap keduanya Memang membran sel tumbuhan

memungkinkan berlangsungnya osmosis tapi dinding sel yang tegar itulah yang

menimbulkan tekanan Sel hewan tidak mempunyai dinding sehingga bila timbul

tekanan didalamnya sel tersebut sering pecah seperti yang terjadi saat sel darah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 7

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Pj M

merah dimasukkan dalam air Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan

tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury 1995)

Air mempunyai sejumlah sifat yang unik atau tidak lazim sehingga

memungkinkan terlaksananya banyak peranan khusus dalam biosfer Pada suhu

rendah air berbentuk padat pada suhu normal air berbentuk cair sedang pada suhu

tinggi air dalam wujud gas Keberadaan air dalam sel tumbuhan menyebabkan

terjadinya difusi ataupun osmosis ketika terjadi ketidaksetimbangan zat-zat terlarut

dalam ruang-ruang sel tumbuhan (Kimball 1983)

Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air yang

menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi Sejumlah

besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit

dibawah kondisi yang sama Energi bebas suatu zat per unit jumlah terutama per berat

gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia Potensial kimia zat terlarut

kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya Zat terlarut yang berdifusi

cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju

daerah yang potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja 1996)

Gambar proses OSIMOSIS

Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan

secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan Semakin rendah

potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan maka semakin besar kemampuan

tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah Sebaliknya semakin tinggi potensial

air semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang

mempunyai kandungan air lebih rendah (Basahona 2011)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 8

Huruf yunani psi ( ) digunakan untuk menyatakan potensial air dari suatuΨ

sistem apakah ssstem itu berupa sampel tanah tempat tumbuhan atau berupa suatu

larutan Potensial air dinyatakan dalam bar Pada umumnya nilai potensial air dalam

tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar sehingga mempunyai nilai

yang negative Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan

mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan Dalam sel tumbuhan ada

tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya yaitu matriks sel larutan dalam

vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Hal ini menyebabkan potensial air

dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks

potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona 2011)

Potensial kimia air atau biasanya dinyatakan sebagai potensial air PA ( psi)ψ

penting untuk diketahui agar dapat dimengerti pergerakan air di dalam sistem

tumbuhan tanah dan udara Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar atm

seperti satuan tekanan Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah Jadi

difusi termasuk osmosis terjadi sebagai akibat adanya gradient dalam energi bebas

dari partikel-partikel yang berdifusi (Ismail 2011)

Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air suatu

ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem seperti jaringan

tumbuhan tanah atau atmosfir atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu

sistem Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk

diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah tanaman dan atmosfir

(Ismail2011)

Silinder umbi kentang yang direndam dengan konsentrasi larutan sukrosa 02

M 04 M 06 M 08 M dan 10 M ditutup dengan kertas aluminium agar tidak

mengalami penguapan Silinder umbi kentang didiamkan selama 90 menit dan

kemudian dilakukan pengukuran panjang silinder umbi kentang Dari percobaan ini

pada larutan sukrosa 02 M terjadi pertambahan panjang silinder umbi kentang

dengan rata-rata ketiga umbi kentang dalam 02 M adalah 32 cm Pada larutan

sukrosa 04 M terjadi pertambahan panjang silinder dengan rata-rata 313 cm

Pertambahan panjang silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 06 M yaitu 31 cm

Sedangkan pada larutan 0 8 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata 32

dan pada larutan 10 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata sebesar

296cm

Sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu bagaimana mekanisme

kerja larutan sukrosa disini Larutan sukrosa adalah larutan yang sifatnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 9

hipertonik atau rendah sehingga jika sel dimasukkan dalam larutan ini maka sel akan

kehilangan air dan menjadi mengkerut Larutan sukrosa merupakan larutan yang

sering digunakan dalam mengestimasi potensial air Sampel yang dimasukkan dalam

seri larutan akan kehilanganmenyerap air secara osmosis Jika densitas larutan tidak

berubah berarti Potensial Air sampel yang di uji sama dengan larutan sukrosa

tersebut

Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua silinder umbi kentang yang

direndam dalam larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M mengalami

rata-rata pengurangan panjang setelah adanya proses osmosis

Pada percobaan ini pengurangan panjang silinder kentang dikarenakan

terjadinya perpindahan air secara osmosis ke luar sel dari sel-sel kentang yang

bersifat hipotonis keluar menuju larutan sukrosa yang bersifat hipertonis

Perpindahan terjadi karena sel kentang hipotonis terhadap larutan gula yang

hipertonis sebagian molekul dari larutan sukrosa berpindah ke dalam silinder umbi

kentang selama direndam dalam larutan sukrosa Pertambahan rata-rata panjang

silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M

terjadi karena air bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap sel umbi kentang

Akibat perbedaan konsentrasi tersebut molekul air dari larutan sukrosa berpindah

ke silinder umbi kentang Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka

pertambahan silinder umbi kentang semakin besar pula Pertambahan panjang

silinder umbi kentang diakibatkan perpindahan air dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

Pergerakan air dari sel kentang menuju larutan sukrosa menunjukkan bahwa

konsentrasi air dalam sel kentang lebih tinggi dari larutan sukrosa Dengan demikian

larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M disebut larutan hipertonis

(larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain) Sehingga

terjadi perpindahan molekul air dari sel kentang yang hipotonis ke dalam larutan

sukrosa yang hipertonis Hal ini berarti telah sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 10

PjM

Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial

air yang rendah disebut dengan osmosis Dan osmosis yang terjadi adalah osmosis

keluar sel yang menyebabkan sel kentang mengalami kekurangan air kemudian

mengkerut Peristiwa mengkerutnya sel kentang inilah yang mempbuat bertambah

pendeknya silinder kentang yang kami amati Ato dengan kata lain silinder kentang

kami mengalami penyusutan akibat kekurangan air melalui peristiwa osmosis

Berkurangnya panjang dari silinder umbi kentang atau penyusutan dari umbi

kentang dapat dilihat dengan sangat jelas pada grafik yang kami buat berikut

Dalam proses osmosis pada larutan hipertonik sebagian besar molekul air

terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut) sehingga hanya sedikit molekul air yang

bebas dan bisa melewati membran Sedangkan pada larutan hipotonik memiliki lebih

banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut) sehingga lebih

banyak molekul air yang melewati membran Oleh sebab itu dalam osmosis aliran

molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonis

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Bertambah pendek atau menyustnya silinder umbi kentang terjadi karena adanya

proses osmosis keluar sel dari sel kentang yang berifat hipotonik menuju larutan

sukrosa yang hipertonis

2 Memendeknya silinder umbi kentang ini dikarenakan adanya perpindahan molekul

air dari potensial air (PA) tinggi ke potensial air (PA) rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 11

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 6: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 6

VI HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

satuan panjang silinder cm

Grafik Hubungan Molaritas Larutan Sukrosa (X)

Dengan Rata-Rata Panjang Silinder (Y)

VII PEMBAHASAN

Struktur dinding sel dan membran sel berbeda Membran memungkinkan

molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut dinding sel primer biasanya

sangat permeable terhadap keduanya Memang membran sel tumbuhan

memungkinkan berlangsungnya osmosis tapi dinding sel yang tegar itulah yang

menimbulkan tekanan Sel hewan tidak mempunyai dinding sehingga bila timbul

tekanan didalamnya sel tersebut sering pecah seperti yang terjadi saat sel darah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 7

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Pj M

merah dimasukkan dalam air Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan

tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury 1995)

Air mempunyai sejumlah sifat yang unik atau tidak lazim sehingga

memungkinkan terlaksananya banyak peranan khusus dalam biosfer Pada suhu

rendah air berbentuk padat pada suhu normal air berbentuk cair sedang pada suhu

tinggi air dalam wujud gas Keberadaan air dalam sel tumbuhan menyebabkan

terjadinya difusi ataupun osmosis ketika terjadi ketidaksetimbangan zat-zat terlarut

dalam ruang-ruang sel tumbuhan (Kimball 1983)

Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air yang

menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi Sejumlah

besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit

dibawah kondisi yang sama Energi bebas suatu zat per unit jumlah terutama per berat

gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia Potensial kimia zat terlarut

kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya Zat terlarut yang berdifusi

cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju

daerah yang potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja 1996)

Gambar proses OSIMOSIS

Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan

secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan Semakin rendah

potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan maka semakin besar kemampuan

tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah Sebaliknya semakin tinggi potensial

air semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang

mempunyai kandungan air lebih rendah (Basahona 2011)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 8

Huruf yunani psi ( ) digunakan untuk menyatakan potensial air dari suatuΨ

sistem apakah ssstem itu berupa sampel tanah tempat tumbuhan atau berupa suatu

larutan Potensial air dinyatakan dalam bar Pada umumnya nilai potensial air dalam

tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar sehingga mempunyai nilai

yang negative Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan

mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan Dalam sel tumbuhan ada

tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya yaitu matriks sel larutan dalam

vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Hal ini menyebabkan potensial air

dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks

potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona 2011)

Potensial kimia air atau biasanya dinyatakan sebagai potensial air PA ( psi)ψ

penting untuk diketahui agar dapat dimengerti pergerakan air di dalam sistem

tumbuhan tanah dan udara Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar atm

seperti satuan tekanan Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah Jadi

difusi termasuk osmosis terjadi sebagai akibat adanya gradient dalam energi bebas

dari partikel-partikel yang berdifusi (Ismail 2011)

Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air suatu

ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem seperti jaringan

tumbuhan tanah atau atmosfir atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu

sistem Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk

diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah tanaman dan atmosfir

(Ismail2011)

Silinder umbi kentang yang direndam dengan konsentrasi larutan sukrosa 02

M 04 M 06 M 08 M dan 10 M ditutup dengan kertas aluminium agar tidak

mengalami penguapan Silinder umbi kentang didiamkan selama 90 menit dan

kemudian dilakukan pengukuran panjang silinder umbi kentang Dari percobaan ini

pada larutan sukrosa 02 M terjadi pertambahan panjang silinder umbi kentang

dengan rata-rata ketiga umbi kentang dalam 02 M adalah 32 cm Pada larutan

sukrosa 04 M terjadi pertambahan panjang silinder dengan rata-rata 313 cm

Pertambahan panjang silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 06 M yaitu 31 cm

Sedangkan pada larutan 0 8 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata 32

dan pada larutan 10 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata sebesar

296cm

Sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu bagaimana mekanisme

kerja larutan sukrosa disini Larutan sukrosa adalah larutan yang sifatnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 9

hipertonik atau rendah sehingga jika sel dimasukkan dalam larutan ini maka sel akan

kehilangan air dan menjadi mengkerut Larutan sukrosa merupakan larutan yang

sering digunakan dalam mengestimasi potensial air Sampel yang dimasukkan dalam

seri larutan akan kehilanganmenyerap air secara osmosis Jika densitas larutan tidak

berubah berarti Potensial Air sampel yang di uji sama dengan larutan sukrosa

tersebut

Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua silinder umbi kentang yang

direndam dalam larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M mengalami

rata-rata pengurangan panjang setelah adanya proses osmosis

Pada percobaan ini pengurangan panjang silinder kentang dikarenakan

terjadinya perpindahan air secara osmosis ke luar sel dari sel-sel kentang yang

bersifat hipotonis keluar menuju larutan sukrosa yang bersifat hipertonis

Perpindahan terjadi karena sel kentang hipotonis terhadap larutan gula yang

hipertonis sebagian molekul dari larutan sukrosa berpindah ke dalam silinder umbi

kentang selama direndam dalam larutan sukrosa Pertambahan rata-rata panjang

silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M

terjadi karena air bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap sel umbi kentang

Akibat perbedaan konsentrasi tersebut molekul air dari larutan sukrosa berpindah

ke silinder umbi kentang Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka

pertambahan silinder umbi kentang semakin besar pula Pertambahan panjang

silinder umbi kentang diakibatkan perpindahan air dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

Pergerakan air dari sel kentang menuju larutan sukrosa menunjukkan bahwa

konsentrasi air dalam sel kentang lebih tinggi dari larutan sukrosa Dengan demikian

larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M disebut larutan hipertonis

(larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain) Sehingga

terjadi perpindahan molekul air dari sel kentang yang hipotonis ke dalam larutan

sukrosa yang hipertonis Hal ini berarti telah sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 10

PjM

Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial

air yang rendah disebut dengan osmosis Dan osmosis yang terjadi adalah osmosis

keluar sel yang menyebabkan sel kentang mengalami kekurangan air kemudian

mengkerut Peristiwa mengkerutnya sel kentang inilah yang mempbuat bertambah

pendeknya silinder kentang yang kami amati Ato dengan kata lain silinder kentang

kami mengalami penyusutan akibat kekurangan air melalui peristiwa osmosis

Berkurangnya panjang dari silinder umbi kentang atau penyusutan dari umbi

kentang dapat dilihat dengan sangat jelas pada grafik yang kami buat berikut

Dalam proses osmosis pada larutan hipertonik sebagian besar molekul air

terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut) sehingga hanya sedikit molekul air yang

bebas dan bisa melewati membran Sedangkan pada larutan hipotonik memiliki lebih

banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut) sehingga lebih

banyak molekul air yang melewati membran Oleh sebab itu dalam osmosis aliran

molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonis

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Bertambah pendek atau menyustnya silinder umbi kentang terjadi karena adanya

proses osmosis keluar sel dari sel kentang yang berifat hipotonik menuju larutan

sukrosa yang hipertonis

2 Memendeknya silinder umbi kentang ini dikarenakan adanya perpindahan molekul

air dari potensial air (PA) tinggi ke potensial air (PA) rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 11

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 7: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

VI HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

satuan panjang silinder cm

Grafik Hubungan Molaritas Larutan Sukrosa (X)

Dengan Rata-Rata Panjang Silinder (Y)

VII PEMBAHASAN

Struktur dinding sel dan membran sel berbeda Membran memungkinkan

molekul air melintas lebih cepat daripada unsur terlarut dinding sel primer biasanya

sangat permeable terhadap keduanya Memang membran sel tumbuhan

memungkinkan berlangsungnya osmosis tapi dinding sel yang tegar itulah yang

menimbulkan tekanan Sel hewan tidak mempunyai dinding sehingga bila timbul

tekanan didalamnya sel tersebut sering pecah seperti yang terjadi saat sel darah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 7

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Pj M

merah dimasukkan dalam air Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan

tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury 1995)

Air mempunyai sejumlah sifat yang unik atau tidak lazim sehingga

memungkinkan terlaksananya banyak peranan khusus dalam biosfer Pada suhu

rendah air berbentuk padat pada suhu normal air berbentuk cair sedang pada suhu

tinggi air dalam wujud gas Keberadaan air dalam sel tumbuhan menyebabkan

terjadinya difusi ataupun osmosis ketika terjadi ketidaksetimbangan zat-zat terlarut

dalam ruang-ruang sel tumbuhan (Kimball 1983)

Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air yang

menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi Sejumlah

besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit

dibawah kondisi yang sama Energi bebas suatu zat per unit jumlah terutama per berat

gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia Potensial kimia zat terlarut

kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya Zat terlarut yang berdifusi

cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju

daerah yang potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja 1996)

Gambar proses OSIMOSIS

Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan

secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan Semakin rendah

potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan maka semakin besar kemampuan

tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah Sebaliknya semakin tinggi potensial

air semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang

mempunyai kandungan air lebih rendah (Basahona 2011)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 8

Huruf yunani psi ( ) digunakan untuk menyatakan potensial air dari suatuΨ

sistem apakah ssstem itu berupa sampel tanah tempat tumbuhan atau berupa suatu

larutan Potensial air dinyatakan dalam bar Pada umumnya nilai potensial air dalam

tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar sehingga mempunyai nilai

yang negative Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan

mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan Dalam sel tumbuhan ada

tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya yaitu matriks sel larutan dalam

vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Hal ini menyebabkan potensial air

dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks

potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona 2011)

Potensial kimia air atau biasanya dinyatakan sebagai potensial air PA ( psi)ψ

penting untuk diketahui agar dapat dimengerti pergerakan air di dalam sistem

tumbuhan tanah dan udara Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar atm

seperti satuan tekanan Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah Jadi

difusi termasuk osmosis terjadi sebagai akibat adanya gradient dalam energi bebas

dari partikel-partikel yang berdifusi (Ismail 2011)

Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air suatu

ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem seperti jaringan

tumbuhan tanah atau atmosfir atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu

sistem Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk

diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah tanaman dan atmosfir

(Ismail2011)

Silinder umbi kentang yang direndam dengan konsentrasi larutan sukrosa 02

M 04 M 06 M 08 M dan 10 M ditutup dengan kertas aluminium agar tidak

mengalami penguapan Silinder umbi kentang didiamkan selama 90 menit dan

kemudian dilakukan pengukuran panjang silinder umbi kentang Dari percobaan ini

pada larutan sukrosa 02 M terjadi pertambahan panjang silinder umbi kentang

dengan rata-rata ketiga umbi kentang dalam 02 M adalah 32 cm Pada larutan

sukrosa 04 M terjadi pertambahan panjang silinder dengan rata-rata 313 cm

Pertambahan panjang silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 06 M yaitu 31 cm

Sedangkan pada larutan 0 8 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata 32

dan pada larutan 10 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata sebesar

296cm

Sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu bagaimana mekanisme

kerja larutan sukrosa disini Larutan sukrosa adalah larutan yang sifatnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 9

hipertonik atau rendah sehingga jika sel dimasukkan dalam larutan ini maka sel akan

kehilangan air dan menjadi mengkerut Larutan sukrosa merupakan larutan yang

sering digunakan dalam mengestimasi potensial air Sampel yang dimasukkan dalam

seri larutan akan kehilanganmenyerap air secara osmosis Jika densitas larutan tidak

berubah berarti Potensial Air sampel yang di uji sama dengan larutan sukrosa

tersebut

Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua silinder umbi kentang yang

direndam dalam larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M mengalami

rata-rata pengurangan panjang setelah adanya proses osmosis

Pada percobaan ini pengurangan panjang silinder kentang dikarenakan

terjadinya perpindahan air secara osmosis ke luar sel dari sel-sel kentang yang

bersifat hipotonis keluar menuju larutan sukrosa yang bersifat hipertonis

Perpindahan terjadi karena sel kentang hipotonis terhadap larutan gula yang

hipertonis sebagian molekul dari larutan sukrosa berpindah ke dalam silinder umbi

kentang selama direndam dalam larutan sukrosa Pertambahan rata-rata panjang

silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M

terjadi karena air bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap sel umbi kentang

Akibat perbedaan konsentrasi tersebut molekul air dari larutan sukrosa berpindah

ke silinder umbi kentang Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka

pertambahan silinder umbi kentang semakin besar pula Pertambahan panjang

silinder umbi kentang diakibatkan perpindahan air dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

Pergerakan air dari sel kentang menuju larutan sukrosa menunjukkan bahwa

konsentrasi air dalam sel kentang lebih tinggi dari larutan sukrosa Dengan demikian

larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M disebut larutan hipertonis

(larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain) Sehingga

terjadi perpindahan molekul air dari sel kentang yang hipotonis ke dalam larutan

sukrosa yang hipertonis Hal ini berarti telah sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 10

PjM

Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial

air yang rendah disebut dengan osmosis Dan osmosis yang terjadi adalah osmosis

keluar sel yang menyebabkan sel kentang mengalami kekurangan air kemudian

mengkerut Peristiwa mengkerutnya sel kentang inilah yang mempbuat bertambah

pendeknya silinder kentang yang kami amati Ato dengan kata lain silinder kentang

kami mengalami penyusutan akibat kekurangan air melalui peristiwa osmosis

Berkurangnya panjang dari silinder umbi kentang atau penyusutan dari umbi

kentang dapat dilihat dengan sangat jelas pada grafik yang kami buat berikut

Dalam proses osmosis pada larutan hipertonik sebagian besar molekul air

terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut) sehingga hanya sedikit molekul air yang

bebas dan bisa melewati membran Sedangkan pada larutan hipotonik memiliki lebih

banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut) sehingga lebih

banyak molekul air yang melewati membran Oleh sebab itu dalam osmosis aliran

molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonis

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Bertambah pendek atau menyustnya silinder umbi kentang terjadi karena adanya

proses osmosis keluar sel dari sel kentang yang berifat hipotonik menuju larutan

sukrosa yang hipertonis

2 Memendeknya silinder umbi kentang ini dikarenakan adanya perpindahan molekul

air dari potensial air (PA) tinggi ke potensial air (PA) rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 11

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 8: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

merah dimasukkan dalam air Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan

tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury 1995)

Air mempunyai sejumlah sifat yang unik atau tidak lazim sehingga

memungkinkan terlaksananya banyak peranan khusus dalam biosfer Pada suhu

rendah air berbentuk padat pada suhu normal air berbentuk cair sedang pada suhu

tinggi air dalam wujud gas Keberadaan air dalam sel tumbuhan menyebabkan

terjadinya difusi ataupun osmosis ketika terjadi ketidaksetimbangan zat-zat terlarut

dalam ruang-ruang sel tumbuhan (Kimball 1983)

Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air yang

menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi Sejumlah

besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit

dibawah kondisi yang sama Energi bebas suatu zat per unit jumlah terutama per berat

gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia Potensial kimia zat terlarut

kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya Zat terlarut yang berdifusi

cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju

daerah yang potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja 1996)

Gambar proses OSIMOSIS

Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan

secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan Semakin rendah

potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan maka semakin besar kemampuan

tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah Sebaliknya semakin tinggi potensial

air semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada sel yang

mempunyai kandungan air lebih rendah (Basahona 2011)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 8

Huruf yunani psi ( ) digunakan untuk menyatakan potensial air dari suatuΨ

sistem apakah ssstem itu berupa sampel tanah tempat tumbuhan atau berupa suatu

larutan Potensial air dinyatakan dalam bar Pada umumnya nilai potensial air dalam

tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar sehingga mempunyai nilai

yang negative Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan

mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan Dalam sel tumbuhan ada

tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya yaitu matriks sel larutan dalam

vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Hal ini menyebabkan potensial air

dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks

potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona 2011)

Potensial kimia air atau biasanya dinyatakan sebagai potensial air PA ( psi)ψ

penting untuk diketahui agar dapat dimengerti pergerakan air di dalam sistem

tumbuhan tanah dan udara Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar atm

seperti satuan tekanan Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah Jadi

difusi termasuk osmosis terjadi sebagai akibat adanya gradient dalam energi bebas

dari partikel-partikel yang berdifusi (Ismail 2011)

Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air suatu

ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem seperti jaringan

tumbuhan tanah atau atmosfir atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu

sistem Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk

diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah tanaman dan atmosfir

(Ismail2011)

Silinder umbi kentang yang direndam dengan konsentrasi larutan sukrosa 02

M 04 M 06 M 08 M dan 10 M ditutup dengan kertas aluminium agar tidak

mengalami penguapan Silinder umbi kentang didiamkan selama 90 menit dan

kemudian dilakukan pengukuran panjang silinder umbi kentang Dari percobaan ini

pada larutan sukrosa 02 M terjadi pertambahan panjang silinder umbi kentang

dengan rata-rata ketiga umbi kentang dalam 02 M adalah 32 cm Pada larutan

sukrosa 04 M terjadi pertambahan panjang silinder dengan rata-rata 313 cm

Pertambahan panjang silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 06 M yaitu 31 cm

Sedangkan pada larutan 0 8 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata 32

dan pada larutan 10 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata sebesar

296cm

Sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu bagaimana mekanisme

kerja larutan sukrosa disini Larutan sukrosa adalah larutan yang sifatnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 9

hipertonik atau rendah sehingga jika sel dimasukkan dalam larutan ini maka sel akan

kehilangan air dan menjadi mengkerut Larutan sukrosa merupakan larutan yang

sering digunakan dalam mengestimasi potensial air Sampel yang dimasukkan dalam

seri larutan akan kehilanganmenyerap air secara osmosis Jika densitas larutan tidak

berubah berarti Potensial Air sampel yang di uji sama dengan larutan sukrosa

tersebut

Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua silinder umbi kentang yang

direndam dalam larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M mengalami

rata-rata pengurangan panjang setelah adanya proses osmosis

Pada percobaan ini pengurangan panjang silinder kentang dikarenakan

terjadinya perpindahan air secara osmosis ke luar sel dari sel-sel kentang yang

bersifat hipotonis keluar menuju larutan sukrosa yang bersifat hipertonis

Perpindahan terjadi karena sel kentang hipotonis terhadap larutan gula yang

hipertonis sebagian molekul dari larutan sukrosa berpindah ke dalam silinder umbi

kentang selama direndam dalam larutan sukrosa Pertambahan rata-rata panjang

silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M

terjadi karena air bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap sel umbi kentang

Akibat perbedaan konsentrasi tersebut molekul air dari larutan sukrosa berpindah

ke silinder umbi kentang Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka

pertambahan silinder umbi kentang semakin besar pula Pertambahan panjang

silinder umbi kentang diakibatkan perpindahan air dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

Pergerakan air dari sel kentang menuju larutan sukrosa menunjukkan bahwa

konsentrasi air dalam sel kentang lebih tinggi dari larutan sukrosa Dengan demikian

larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M disebut larutan hipertonis

(larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain) Sehingga

terjadi perpindahan molekul air dari sel kentang yang hipotonis ke dalam larutan

sukrosa yang hipertonis Hal ini berarti telah sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 10

PjM

Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial

air yang rendah disebut dengan osmosis Dan osmosis yang terjadi adalah osmosis

keluar sel yang menyebabkan sel kentang mengalami kekurangan air kemudian

mengkerut Peristiwa mengkerutnya sel kentang inilah yang mempbuat bertambah

pendeknya silinder kentang yang kami amati Ato dengan kata lain silinder kentang

kami mengalami penyusutan akibat kekurangan air melalui peristiwa osmosis

Berkurangnya panjang dari silinder umbi kentang atau penyusutan dari umbi

kentang dapat dilihat dengan sangat jelas pada grafik yang kami buat berikut

Dalam proses osmosis pada larutan hipertonik sebagian besar molekul air

terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut) sehingga hanya sedikit molekul air yang

bebas dan bisa melewati membran Sedangkan pada larutan hipotonik memiliki lebih

banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut) sehingga lebih

banyak molekul air yang melewati membran Oleh sebab itu dalam osmosis aliran

molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonis

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Bertambah pendek atau menyustnya silinder umbi kentang terjadi karena adanya

proses osmosis keluar sel dari sel kentang yang berifat hipotonik menuju larutan

sukrosa yang hipertonis

2 Memendeknya silinder umbi kentang ini dikarenakan adanya perpindahan molekul

air dari potensial air (PA) tinggi ke potensial air (PA) rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 11

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 9: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

Huruf yunani psi ( ) digunakan untuk menyatakan potensial air dari suatuΨ

sistem apakah ssstem itu berupa sampel tanah tempat tumbuhan atau berupa suatu

larutan Potensial air dinyatakan dalam bar Pada umumnya nilai potensial air dalam

tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar sehingga mempunyai nilai

yang negative Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan

mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel tumbuhan Dalam sel tumbuhan ada

tiga faktor yang menetukan nilai potensial airnya yaitu matriks sel larutan dalam

vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Hal ini menyebabkan potensial air

dalam sel tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks

potensial osmotik dan potensial tekanan (Basahona 2011)

Potensial kimia air atau biasanya dinyatakan sebagai potensial air PA ( psi)ψ

penting untuk diketahui agar dapat dimengerti pergerakan air di dalam sistem

tumbuhan tanah dan udara Potensial air biasanya dinyatakan dalam satuan bar atm

seperti satuan tekanan Air akan bergerak dari PA tinggi ke PA yang lebih rendah Jadi

difusi termasuk osmosis terjadi sebagai akibat adanya gradient dalam energi bebas

dari partikel-partikel yang berdifusi (Ismail 2011)

Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air suatu

ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem seperti jaringan

tumbuhan tanah atau atmosfir atau dari suatu bagian ke bagian lain dalam suatu

sistem Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling bermanfaat untuk

diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah tanaman dan atmosfir

(Ismail2011)

Silinder umbi kentang yang direndam dengan konsentrasi larutan sukrosa 02

M 04 M 06 M 08 M dan 10 M ditutup dengan kertas aluminium agar tidak

mengalami penguapan Silinder umbi kentang didiamkan selama 90 menit dan

kemudian dilakukan pengukuran panjang silinder umbi kentang Dari percobaan ini

pada larutan sukrosa 02 M terjadi pertambahan panjang silinder umbi kentang

dengan rata-rata ketiga umbi kentang dalam 02 M adalah 32 cm Pada larutan

sukrosa 04 M terjadi pertambahan panjang silinder dengan rata-rata 313 cm

Pertambahan panjang silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 06 M yaitu 31 cm

Sedangkan pada larutan 0 8 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata 32

dan pada larutan 10 M mengalami pertambahan panjang silinder rata-rata sebesar

296cm

Sebelumnya kita harus mengenal terlebih dahulu bagaimana mekanisme

kerja larutan sukrosa disini Larutan sukrosa adalah larutan yang sifatnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 9

hipertonik atau rendah sehingga jika sel dimasukkan dalam larutan ini maka sel akan

kehilangan air dan menjadi mengkerut Larutan sukrosa merupakan larutan yang

sering digunakan dalam mengestimasi potensial air Sampel yang dimasukkan dalam

seri larutan akan kehilanganmenyerap air secara osmosis Jika densitas larutan tidak

berubah berarti Potensial Air sampel yang di uji sama dengan larutan sukrosa

tersebut

Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua silinder umbi kentang yang

direndam dalam larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M mengalami

rata-rata pengurangan panjang setelah adanya proses osmosis

Pada percobaan ini pengurangan panjang silinder kentang dikarenakan

terjadinya perpindahan air secara osmosis ke luar sel dari sel-sel kentang yang

bersifat hipotonis keluar menuju larutan sukrosa yang bersifat hipertonis

Perpindahan terjadi karena sel kentang hipotonis terhadap larutan gula yang

hipertonis sebagian molekul dari larutan sukrosa berpindah ke dalam silinder umbi

kentang selama direndam dalam larutan sukrosa Pertambahan rata-rata panjang

silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M

terjadi karena air bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap sel umbi kentang

Akibat perbedaan konsentrasi tersebut molekul air dari larutan sukrosa berpindah

ke silinder umbi kentang Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka

pertambahan silinder umbi kentang semakin besar pula Pertambahan panjang

silinder umbi kentang diakibatkan perpindahan air dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

Pergerakan air dari sel kentang menuju larutan sukrosa menunjukkan bahwa

konsentrasi air dalam sel kentang lebih tinggi dari larutan sukrosa Dengan demikian

larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M disebut larutan hipertonis

(larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain) Sehingga

terjadi perpindahan molekul air dari sel kentang yang hipotonis ke dalam larutan

sukrosa yang hipertonis Hal ini berarti telah sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 10

PjM

Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial

air yang rendah disebut dengan osmosis Dan osmosis yang terjadi adalah osmosis

keluar sel yang menyebabkan sel kentang mengalami kekurangan air kemudian

mengkerut Peristiwa mengkerutnya sel kentang inilah yang mempbuat bertambah

pendeknya silinder kentang yang kami amati Ato dengan kata lain silinder kentang

kami mengalami penyusutan akibat kekurangan air melalui peristiwa osmosis

Berkurangnya panjang dari silinder umbi kentang atau penyusutan dari umbi

kentang dapat dilihat dengan sangat jelas pada grafik yang kami buat berikut

Dalam proses osmosis pada larutan hipertonik sebagian besar molekul air

terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut) sehingga hanya sedikit molekul air yang

bebas dan bisa melewati membran Sedangkan pada larutan hipotonik memiliki lebih

banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut) sehingga lebih

banyak molekul air yang melewati membran Oleh sebab itu dalam osmosis aliran

molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonis

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Bertambah pendek atau menyustnya silinder umbi kentang terjadi karena adanya

proses osmosis keluar sel dari sel kentang yang berifat hipotonik menuju larutan

sukrosa yang hipertonis

2 Memendeknya silinder umbi kentang ini dikarenakan adanya perpindahan molekul

air dari potensial air (PA) tinggi ke potensial air (PA) rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 11

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 10: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

hipertonik atau rendah sehingga jika sel dimasukkan dalam larutan ini maka sel akan

kehilangan air dan menjadi mengkerut Larutan sukrosa merupakan larutan yang

sering digunakan dalam mengestimasi potensial air Sampel yang dimasukkan dalam

seri larutan akan kehilanganmenyerap air secara osmosis Jika densitas larutan tidak

berubah berarti Potensial Air sampel yang di uji sama dengan larutan sukrosa

tersebut

Hasil percobaan menunjukkan bahwa semua silinder umbi kentang yang

direndam dalam larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M mengalami

rata-rata pengurangan panjang setelah adanya proses osmosis

Pada percobaan ini pengurangan panjang silinder kentang dikarenakan

terjadinya perpindahan air secara osmosis ke luar sel dari sel-sel kentang yang

bersifat hipotonis keluar menuju larutan sukrosa yang bersifat hipertonis

Perpindahan terjadi karena sel kentang hipotonis terhadap larutan gula yang

hipertonis sebagian molekul dari larutan sukrosa berpindah ke dalam silinder umbi

kentang selama direndam dalam larutan sukrosa Pertambahan rata-rata panjang

silinder umbi kentang pada larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M

terjadi karena air bersifat hipotonis maupun hipertonis terhadap sel umbi kentang

Akibat perbedaan konsentrasi tersebut molekul air dari larutan sukrosa berpindah

ke silinder umbi kentang Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka

pertambahan silinder umbi kentang semakin besar pula Pertambahan panjang

silinder umbi kentang diakibatkan perpindahan air dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi

02M 04M 06M 08M 10M

1 33 32 31 34 29

2 32 31 32 33 3

3 31 31 33 34 3

Rata-rata 32 313 31 32 296

Pergerakan air dari sel kentang menuju larutan sukrosa menunjukkan bahwa

konsentrasi air dalam sel kentang lebih tinggi dari larutan sukrosa Dengan demikian

larutan sukrosa 02 M 04 M 06 M 08 M dan 10 M disebut larutan hipertonis

(larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain) Sehingga

terjadi perpindahan molekul air dari sel kentang yang hipotonis ke dalam larutan

sukrosa yang hipertonis Hal ini berarti telah sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa air bergerak dari potensial air tinggi ke potensial air yang rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 10

PjM

Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial

air yang rendah disebut dengan osmosis Dan osmosis yang terjadi adalah osmosis

keluar sel yang menyebabkan sel kentang mengalami kekurangan air kemudian

mengkerut Peristiwa mengkerutnya sel kentang inilah yang mempbuat bertambah

pendeknya silinder kentang yang kami amati Ato dengan kata lain silinder kentang

kami mengalami penyusutan akibat kekurangan air melalui peristiwa osmosis

Berkurangnya panjang dari silinder umbi kentang atau penyusutan dari umbi

kentang dapat dilihat dengan sangat jelas pada grafik yang kami buat berikut

Dalam proses osmosis pada larutan hipertonik sebagian besar molekul air

terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut) sehingga hanya sedikit molekul air yang

bebas dan bisa melewati membran Sedangkan pada larutan hipotonik memiliki lebih

banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut) sehingga lebih

banyak molekul air yang melewati membran Oleh sebab itu dalam osmosis aliran

molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonis

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Bertambah pendek atau menyustnya silinder umbi kentang terjadi karena adanya

proses osmosis keluar sel dari sel kentang yang berifat hipotonik menuju larutan

sukrosa yang hipertonis

2 Memendeknya silinder umbi kentang ini dikarenakan adanya perpindahan molekul

air dari potensial air (PA) tinggi ke potensial air (PA) rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 11

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 11: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi kepotensial

air yang rendah disebut dengan osmosis Dan osmosis yang terjadi adalah osmosis

keluar sel yang menyebabkan sel kentang mengalami kekurangan air kemudian

mengkerut Peristiwa mengkerutnya sel kentang inilah yang mempbuat bertambah

pendeknya silinder kentang yang kami amati Ato dengan kata lain silinder kentang

kami mengalami penyusutan akibat kekurangan air melalui peristiwa osmosis

Berkurangnya panjang dari silinder umbi kentang atau penyusutan dari umbi

kentang dapat dilihat dengan sangat jelas pada grafik yang kami buat berikut

Dalam proses osmosis pada larutan hipertonik sebagian besar molekul air

terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut) sehingga hanya sedikit molekul air yang

bebas dan bisa melewati membran Sedangkan pada larutan hipotonik memiliki lebih

banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut) sehingga lebih

banyak molekul air yang melewati membran Oleh sebab itu dalam osmosis aliran

molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonis

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Bertambah pendek atau menyustnya silinder umbi kentang terjadi karena adanya

proses osmosis keluar sel dari sel kentang yang berifat hipotonik menuju larutan

sukrosa yang hipertonis

2 Memendeknya silinder umbi kentang ini dikarenakan adanya perpindahan molekul

air dari potensial air (PA) tinggi ke potensial air (PA) rendah

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 11

02 M 04 M 06 M 08 M 10 M28

285

29

295

3

305

31

315

32

325

32

31331

32

296

Grafik Potensial Air Umbi Kentang

Rata-Rata Panjang Silinder Umbi Kentang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 12: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 12

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 13: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

IX DAFTAR PUSTAKA

Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II

Penerbit Erlangga Jakarta

Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta

Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO

httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal

03 Maret 2012 pukul 1700 WIB

Sasmitamihardja Dardjat dan Arbayah Siregar 1996 Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi

ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 13

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 14: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PERCOBAAN II MENGUKUR POTENSIAL OSMOTIK (PO) SEL

DENGAN CARA PLASMOLISIS

SABTU 26 FEBRUARI 2013

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 14

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 15: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

I TOPIK

Mengukur potensial osmotik (PO) sel dengan cara plasmolisis

II TUJUAN

Mengukur potensial osmotik (PO) cairan sel dengan cara plasmolisis

III LANDASAN TEORI

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross 1992)

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar

ke dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya

artinya sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula

diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara

dinding dengan protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di

tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak

akan mengalami plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang

protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang

tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar

daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury 1995)

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap

menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 15

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 16: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

sel = 0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan

potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross 1992)

IV ALAT DAN BAHAN

a Alat

NO ALAT JUMLAH

1 Mikroskop 1 set

2 Tabung reaksi 6 buah

3 Pisau silet 1 buah

4 Cutter 2 buah

5 Kaca benda dan penutup 3 pasang

GAMBAR ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

b Bahan

No BAHAN JUMLAH

1 Daun Rhoeo discolor secukupnya

2 Larutan Sukrosa 024 M secukupnya

3 Larutan Sukrosa 022 M secukupnya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 16

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 17: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

4 Larutan Sukrosa 020 M secukupnya

5 Larutan Sukrosa 018 M secukupnya

6 Larutan Sukrosa 016 M secukupnya

7 Larutan Sukrosa 014 M secukupnya

V CARA KERJA

CARA KERJA

1 Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

larutan sukrosa hingga 13 tabung sesuai konsentrasi yang telah disiapkan

2 Menyayat lapisan epidermis bawah daun Rhoeo discolor yang masih

berwarna ungu dan memeriksanya di bawah mikroskop apakah sayatan

sudah cukup baik untuk digunakan

3 Memasukkan 3 sayatan pada masing-masing tabung yang sudah diisi larutan

sukrosa

4 Merendam sayatan tersebut selama 30 menit

5 Menentukan konsentrasi sukrosa yang 50 dari jumlah sel epidermis

mengalami plasmolisis

6 Menghitung potensial osmotik dengan menganggap bahwa larutan yang

menyebabkan 50 sel mengalami plasmolisis mempunyai potensial osmotik

yang sama dengan cairan sel

DOKUMENTASI

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 17

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 18: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

VI HASIL PENGAMATAN

Gambar hasil pengamatan yang difoto dari pengamatan melalui mikroskop

SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN SUKROSA

Larutan Sukrosa 024 M Perbesaran 10 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 18

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 19: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

Larutan Sukrosa 022 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 020 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 19

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 20: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

Larutan Sukrosa 018 M

Perbesaran 4 X 10

Larutan Sukrosa 016 M

Perbesaran 4 X 10

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 20

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 21: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

Larutan Sukrosa 014 M

Perbesaran 10 X 10

Dari gambar hasil plasmolisis tersebut maka data yang kami peroleh

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Nilai Potensial Osmotik

a Larutan Sukrosa 024 M dan suhu ruangan

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 21

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 22: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

Dketahui M = 024 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 024 x 300 = 59076hellip asymp 59

273

b Larutan Sukrosa 022 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 022 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 2 x 300 = 5415hellip asymp 54

273

c Larutan Sukrosa 020 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 020 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 02 0 x 300 = 4430hellip asymp 49

273

d Larutan Sukrosa 018 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 018 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 22

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 23: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 018 x 300 = 3938hellip asymp 44

273

e Larutan Sukrosa 016 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 016 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 16 4 x 300 = 3938hellip asymp 39

273

f Larutan Sukrosa 014 M dan suhu ruangan

Dketahui M = 014 M

T = 270 C (suhu ruangan) = (27 + 273 ) = 300 K

Ditanya Potensial Osmotik (PO)

Jawab

PO = 224 MT

273

PO = 224 x 0 1 4 x 300 = 3446hellip asymp 34

273

VII PEMBAHASAN

Dalam proses osmosis disamping komponen potensial air (PA) dan potensial

tekanan (PT) komponen lain yang penting adalah potensial osmotic (PO) Potensial

osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam

satuan konsentrasi satuan tekanan atau satuan energi

Potensial osmosis merupakan kemampuan sel untuk mampu melakukan

peristiwa osmosis Dapat dikatakan juga bahwa potensial osmosis mampu

menggambarkan tentang perbandingan pelarut dan zat terlarutnya Semakin besar

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 23

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 24: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

potensial air tersebut maka peristiwa osmosis akan mudah terjadi Cairan sukrosa

memiliki potensial osmosis yang lebih rendah dibandingkan dengan air murni

Sedangkan Incipient Plasmolisis adalah suatu keadaan dimana setengah sel dari

jumlah seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-

tanda plasmolisis Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplasma agar

tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat

lepasnya protoplasma dari dinding sel Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut

plasmolisis insipien Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh

jumlahnya selnya mengalami plasmolisis Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel =

0 potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial

osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and

Ross 1992)

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan terlihat pada

mikroskop pada sayatan pertama sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam

larutan sukrosa 024 M mengalami plasmolisis sel yang paling banyak Semakin

rendah konsentrasi larutan sukrosa jumlah sel yang mengalami plasmolisis pun

semakin sedikit Hal ini menyatakan bahwa keadaan dimana setengah sel dari jumlah

seluruh sel yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa menunjukkan tanda-tanda

plasmolisis

Seperti pada percobaan pada praktikum pertama telah dijelaskan bahwa

larutan sukrosa bersifat hipertonis sedangan sel-sel Rhoeo discolor bersifat hipotonik

Hal ini membuat pelarut yang ada di dalam sel berosmosis keluar sel menuju larutan

sukrosa hingga akhirnya sel mengkerut dan terlepas dari memban sel Peristiwa ini

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 24

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 25: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

yang dinamakan plasmolisis Jika pada percobaan pertama yang terlihat dari secara

tampak mata kita adalah penyusutan panjang dari silinder umbi kentang disini

melalui mikroskop kita dapat melihat kondisi dari selnya langsung yaitu sel daun

Rhoeo discolor dimana protoplasma sel menyusut atau mengkerut akibat kehilangan

akhir hingga akhirnya protoplasma terlepas dari dinding sel Inilah Plasmolisis yang

terjadi pada tumbuhan

Osmosis merupakan peristiwa perpindahan air dari daerah yang konsentrasi

airnya tinggi ke daerah yang konsentrasi airnya rendah melalui membran

semipermeabel Membran semipermeabel yaitu membran yang hanya mengizinkan

lalunya air dan menghambat lalunya zat terlarut Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air yang menggambarkan kemampuan molekul air

untuk melakukan difusi

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi

rendah Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis

Makin besar terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya

Menurut Kimball (1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan

desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan

konsentrasi

Menurut Tjitrosomo (1987) jika sel dimasukan ke dalam larutan gula maka

arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan

nilainya didalam sel Jika potensial larutan lebih tinggi air akan bergerak dari luar ke

dalam sel bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya artinya

sel akan kehilangan air Apabila kehilangan air itu cukup besar maka ada

kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak

dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel Membran dan

sitoplasma akan terlepas dari dinding sel keadaan ini dinamakan plasmolisis Sel

daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang

mengalami plasmolisis

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui

dari proses plasmolisis Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan

oleh sel-sel yang terplasmolisis Apabila ruang bening diantara dinding dengan

protoplas diisi udara maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 25

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 26: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

berwarna kebiru-biruan Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami

plasmolisis Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang

menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel Benang-benang tersebut dikenal

dengan sebutan plasmolema dimana diameternya lebih besar daripada molekul

tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury 1995)

Berdasarkan hasil percobaan menentukan nilai PO cairan sel dengan

menggunakan rumus berikut

Padi percobaan yang kami lakukan kami memperoleh data sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor sebelum direndam

Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

02

4

0 plusmn 75

02

2

0 plusmn 60

02

0

0 plusmn 55

01

8

0 plusmn 40

01

6

0 plusmn 25

01

4

0 plusmn 20

Maka dapat diketahui

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 26

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 27: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Dan data dari nilai Potensial Osmotik dari semua Rhoeo discolor yang direndam dari

seri larutan sukrosa adalah sebagai berikut

M Plasmolisis pasa daun Rhoeo

discolor setelah direndam

Potensial

Osmosis (PO)

02

4

plusmn 75 59

02

2

plusmn 60 54

02

0

plusmn 55 49

01

8

plusmn 40 44

01

6

plusmn 25 39

01

4

plusmn 20 34

Dari data tersebut terlihat bahwa semakin tinggi molalitas maka akan

semakin besar plasmolisis yang terjadi dan potensial osmosis pun bernilai semakin

besar Dapat dikatakan bahwa ketiganya berbanding lurus

Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis

(solut) dan potensial turgor (tekanan) Dengan adanya potensial osmosis cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 27

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 28: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

air murni cenderung memasuki sel Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan

jika potensial turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis

Nilai potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain tekanan suhu adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya

matrik sel larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel Nilai

potensial osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar

Suhu berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka

nilai potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi partikel-

partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya semakin rendah

(Meyer and Anderson 1952)

Larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50

berplasmolisis dan 50 tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien

Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan Nilai

potensial osmosis sel dapat diketahui dengan menghitung nilai potensial osmosis

larutan sukrosa yang isotonik terhadap cairan sel Menurut Salisbury dan Ross

(1992) potensial air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan

larutan tersebut sama dengan nol maka potensial air suatu larutan air pada tekanan

atmosfer bernilai negatif

VIII KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan 2 hal yaitu

1 Semakin besar molaritas pada larutan sukrosa yang merupakan media dimana

irisan dari sayatan Rhoeo discolor direndam semakin besar pula plasmolisis

yang terjadi

2 Larutan sukrosa 020 022 dan 024 menghasilkan lebih dari 50 jumlah sel

epidermis yang mengalami plasmolisis yang berarti larutan sukrosa tersebut

dapat dianggap mempunyai Potensial Osmotik sama dengan cairan sel

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 28

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 29: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

IX DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2012 Penetapan Potensial Osmotik Jaringan Sel

httpjummencaricablogsfisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03

Maret 2013 pukul 1900 WIB

Campbell Neil A 2003 BIOLOGI Edisi Kelima Jilid II Erlangga Jakarta

Dwidjoseputro D 1986 Pengantar Fisiologi Tumbuhan PT Gramedia Jakarta

Muliana 2012 Laporan Fisiologi Tumbuhan httpnaturelovers-biomuliLaporan-fisologi-

tumbuhan diakses pada tanggal 03 Maret 2013 pukul 1900 WIB

Salisbury FB Cleon WR 1995 Fisiologi Tumbuhan jilid 1 Penerbit ITB Bandung

Sunariyati Siti 2013 Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya

Palangka Raya

Sunariyati Siti 2013 Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan Universitas Palangka Raya Palangka

Raya

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 29

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB
Page 30: Laporan Praktikum 1 dan 2.docx

Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan 30

  • Campbell Neil A Jane B Reece dan Lawrence G Mitchel 2010 Biologi Edisi ke 8 jilid II Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kimball John W 1983 Biologi Penerbit Erlangga Jakarta
  • Kuspriyadani Ratih 2011 Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan PO httpratihkuspriyadiblokum-fisiologi-tumbuhanhtml diakses pada tanggal 03 Maret 2012 pukul 1700 WIB