laporan praktek klinis dokter keluarga - dermatitis prima

12
Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga KASUS : DERMATITIS ALERGI PADA PASIEN WANITA USIA 25 TAHUN Kasus ini diajukan dalam rangka praktek klinis dokter sekaligus sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan koasistensi Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat (K3M) di Fakultas Kedokteran UGM Diajukan Kepada Yth: 1. dr. Heru Prasanto, SpPD-KGH (Dosen Pembimbing Fakultas) 2. dr. Retno Purwati Rahayu (Dosen Pembimbing Lapangan) Disusun Oleh: Prima Surya Gusprita 06/194526/KU/11779

Upload: alfonso-hasudungan-silalahi

Post on 30-Dec-2014

52 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga - Dermatitis PRIMA

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga - Dermatitis PRIMA

Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga

KASUS : DERMATITIS ALERGI PADA PASIEN WANITA USIA 25 TAHUN

Kasus ini diajukan dalam rangka praktek klinis dokter sekaligus sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan koasistensi Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat (K3M) di

Fakultas Kedokteran UGM

Diajukan Kepada Yth:1. dr. Heru Prasanto, SpPD-KGH (Dosen Pembimbing Fakultas)

2. dr. Retno Purwati Rahayu (Dosen Pembimbing Lapangan)

Disusun Oleh:Prima Surya Gusprita06/194526/KU/11779

KULIAH KERJA KESEHATAN MASYARAKAT (K3M)FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA

FEBRUARI-MARET 2011

Page 2: Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga - Dermatitis PRIMA

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga

KASUS: DERMATITIS ALERGI PADA PASIEN WANITA USIA 25 TAHUN

Kasus ini diajukan dalam rangka praktek klinis dokter sekaligus sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan koasistensi Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat (K3M) di

Fakultas Kedokteran UGM

Disusun Oleh:Prima Surya Gusprita06/194526/KU/11779

Laporan Praktek Klinis Periode 17 Februari – 24 Maret 2011Telah diperiksa dan disetujui tanggal........................

Dosen Pembimbing Fakultas

dr. Heru Prasanto, SpPD-KGHNIP:

Dosen Pembimbing Lapangan

dr. Retno Purwati RahayuNIP: 197502272003122003

Page 3: Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga - Dermatitis PRIMA

BAGIAN IANAMNESIS

A. Hasil Anamnesis1. Identitas Pasien

Nama : Ny.FUmur : 25 tahunAlamat : RT 07/RW 04, Desa Jeruklegi Kulon, Kecamatan

Jeruklegi, Kabupaten CilacapPekerjaan : IRTPendidikan : SDAgama : IslamSuku Bangsa : JawaStatus perkawinan : KawinTanggal Pengkajian : 7 Maret 2011

2. Keluhan Utama

Pasien mengeluh kulit gatal-gatal.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan kulit gatal-gatal. Pasien mengaku saat pagi hari kulit gatal kemerahan dan bentol-bentol. Keluhan dirasakan sekitar 1 minggu, terutama saat malam hari hingga pagi hari. Saat siang hari keluhan berkurang. Tidak ada demam, namun sedikit merasa panas pada kulit yang gatal. Tidak ada pusing, mual, maupun keluhan lain.

Pasien mengaku 2 hari sebelum datang ke puskesmas minum CTM karena tidak tahan lagi menahan rasa gatal.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Sewaktu kecil pasien pernah mengalami keluhan serupa, namun sudah lama tidak pernah kambuh. Pasien tidak tahu apakah dirinya alergi terhadap suatu alergen dari makanan atau obat karena pasien tidak pernah melakukan tes alergi.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat anggota keluarga lain mengalami keadaan serupa (-).Riwayat alergi terhadap dingin (+).Riwayat alergi terhadap makanan dan obat disangkal.Riwayat hipertensi disangkal.Riwayat diabetes mellitus disangkal.

Page 4: Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga - Dermatitis PRIMA

6. Riwayat Kebiasaan Individu

Pasien tidak pernah keluar rumah saat malam atau pagi hari. Makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Pasien juga tidak sering mengkonsumsi obat-obatan bila masih bisa menahan sakit.

7. Anamnesis Sistem1. General : Badan demam dan lemas (-)2. Sistem Saraf Pusat : Kepala pusing (-)3. Sistem Kardiovaskuler : Riwayat sakit jantung seperti jantung sering berdebar-

debar, nyeri dada, kebiruan pada kulit (-)4. Sistem Respirasi : Batuk dan sesak nafas (-).5. Sistem Gastrointestinal : Diare (-), nyeri pada perut (-), mual (-), muntah (-).6. Sistem Urogenital : Kelainan pada BAK disangkal7. Sistem Muskuloskeletal : Masalah otot, sendi dan tulang disangkal8. Sistem Integumentum : Perubahan warna kulit menjadi kemerahan dan bentol-

bentol (+).

8. Resume anamnesis

Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan gatal sejak 1 minggu yang lalu. Tidak ada keluhan lain selain rasa gatal dan sensasi panas pada kulit. Warna kulit menjadi kemerahan dan muncul bentol-bentol. Tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa.

9. Pembahasan anmnesis

Dari hasil anamnesis, diketahui tujuan pasien datang ke puskesmas adalah untuk mengatasi rasa gatal pada kulitnya yang sering muncul pada malam dan pagi hari dalam 1 minggu terakhir. Faktor resiko gatal perlu ditanyakan untuk menentukan penyebab, diagnosis, dan terapi untuk mengatasinya. Pada anamnesis, diketahui bahwa pasien pernah dikatakan alergi dingin oleh dokter. Riwayat alergi terhadap dingin mendukung kondisi pasien sehingga mengalami gatal-gatal tersebut.

BAGIAN IIPEMERIKSAAN FISIK

A. Pemeriksaan Fisika) Kesan Umum : baik, kesadaran Compos Mentis

b) Tanda UtamaTD : 120/70 mmHg Nadi : 84 x/menit, isi dan tegangan cukupRR : 20x/menit Suhu : afebris

Status GiziKlinis : Edema : tidak tampakKurus (+)Antropometris : BB : 48 kg TB: 157 cm (1,57 m)IMT = 19,5

Page 5: Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga - Dermatitis PRIMA

Kesimpulan status gizi : BB normal Kulit : edema (-), rash/petekie (+), varises (-) Kelenjar Limfe : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe regional Otot : tidak terdapat hipertrofi Tulang : tidak ada kelainan Sendi : bengkak (-), keterbatasan gerak(-), krepitasi (-).

c) Pemeriksaan Khususa. Leher : JVP tidak meningkat, limfonodi leher tidak terabab. Thoraks : inspeksi : simetris, tidak ada ketinggalan gerak, tidak tampak

retraksi dinding dada / suprasternal: palpasi : IC pada SIC V LMCS: perkusi : konfigurasi jantung normal, paru sonor: auskultasi : S1-2 tunggal, bising (-), vesikuler normal

c. Abdomen : auskultasi : peristaltik (+) normal: inspeksi : supel, turgor normal: palpasi : NT (-): perkusi : timpani

d. Hati/ Limpa : tidak terabae. Ginjal : tidak terabaf. Urogenital : tidak ada kelainan

g. Ekstremitas : oedem

−Ι−−Ι− , akral hangat (+)

h. Kepala : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)i. Hidung : tidak ada kelainanj. Telinga : tidak ada kelainank. Mulut : tidak ada kelainanl. Pharynx : tidak ada kelainanm. Gigi : tidak ada kelainan

B. Pembahasan Pemeriksaan Fisik Dari pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien baik dengan status gizi berat bada

berlebih (overweight). Batas normal status gizi yang baik adalah IMT=18,5-24,9 tapi pada pasien ini IMT = 25,8 dan pasien juga berbadan agak gemuk. Dari vital sign semua data dalam batas normal. Tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi masih dalam batas normal. Pada keadaan alergi yang berat, dapat menyebabkan keadaan hipotensi yang perlu mendapatkan pengawasan khusus karena dapat mengancam jiwa.

Pada keempat ekstremitas didapatkan akral hangat, nadi kuat dan perfusi jaringan baik yang menunjukkan tidak adanya komplikasi pada pembuluh darah perifer. Pada pemeriksaan leher, thorax, abdomen, dan lainnya masih dalam batas normal. Tidak ada tanda-tanda komplikasi yang serius dari dermatitis alergi.

BAGIAN IIIPEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Hasil Pemeriksaan PenunjangTidak dilakukan pemeriksaan penunjang di Puskesmas.

Page 6: Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga - Dermatitis PRIMA

B. Pembahasan Pemeriksaan PenunjangPada pasien dermatitis alergi, pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain

adalah dengan tes alergi untuk mengetahui secara pasti alergen apa yang membuat pasien gatal.

BAGIAN IVDIAGNOSIS

A. Diagnosis

DD : dermatitis kontak iritan, eczema

Diagnosis : dermatitis kontak alergi

B. Pembahasan Diagnosis

Definisi Dermatitis kontak alergi reaksi kekebalan tubuh yang terjadi pada seseorang yang

terlalu sensitif terhadap bahan tertentu yang terjadi 24-36 jam setelah terjadi kontak dengan alergen tersebut. Biasanya ruam terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas tegas.

Klasifikasi.Dermatitis kontak alergi dapat dibedakan menjadi:1. Akut

Tampak eritema berbatas tegas dan edema, vesikel, dan papul. Pada reaksi yang berat dapat terjadi adanya bulla, eksudat, dan krusta.

2. SubakutTerbentuk plak dari eritema yang kadang berhubungan dengan adanya papul.

3. Kronik Adanya plak lichenification (penebalan epidermis dengan pola rhomboid), terdapat papul, excoriasi, eritema, dan pigmentasi.

EtiologiPenyebab dari dermatitis kontak alergi biasanya merupakan substansi dengan bera

molekul rendah sehingga dapat penetrasi melalui kulit. Alergen yang biasa menjadi penyebab dermatitis kontak alergi adalah bahan kimia yang mengandung nikel yang banyak terdapat pada jam tangan, perhiasan logam, resleting, dan lain-lain.

Patofisiologi.a. Fase sensitisasi: antigen yang menempel pada kulit akan penetrasi ke stratum

korneum dan ditangkap oleh sel Langerhan pada lapisan basal. Sel ini akan bermigrasi ke nodus limfe regional dan dipresentasikan pada limfosit T. Gabungan ini akan memasuki aliran darah dan disirkulasikan kembali ke epidermis.

b. Fase elsitasi: fase ini terjadi pada pasien yang telah mengalami sensitisasi dengan paparan alergen kembali. Sel Langerhan akan membawa antigen untuk berinteraksi kembali dengan limfosit T spesifik yang bersirkulasi di kulit.

Page 7: Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga - Dermatitis PRIMA

Interaksi ini akan menghasilkan cytokine-induce activastion dan proliferasi dari antigen-limfosit T spesifik dan pelepasan mediator inflamasi. Dermatitis kontak alergi berkembang setelah 12-36 jam setelah paparan antigen dan akan menetap untuk 3-4 minggu.

Gejala–gejala klinisGejala klinis yang muncul dapat dilihat seperti pada klasifikasi penyakit ini.

1. Dermatitis ringanDikarakteristikkan oleh adanya gatal dan eritema yang terlokalisasi, kemudian diikuti

terbentuknya vesikel dan bulla yang biasanya membentuk pola linier. Secara klinis, pasien mengalami reaksi di bawah tubuh dan lengan yang kurang terlindungi.

2. Dermatitis sedangSeperti pada dermatitis ringan ditambah gejala bengkak eritema di seluruh tubuh.

3. Dermatitis beratDitandai adanya respon yang meluas pada tubuh dan bengkak pada ekstremitas dan

wajah.

BAGIAN VTERAPI DAN MANAJEMEN

A. Terapi CTM 4 mg 2x1 (10 tablet)Dexamethason 0,5 mg 2x1 (10 tablet)Bedak salicyl 2%

B. Pembahasan TerapiSasaran terapi pada penderita dermatitis kontak alergi adalah:

1. Melindungi area yang terpapar selama fase akut ruam2. Mencegah gatal dan garukan yang berlebihan yang dapat memicu membukanya luka

sehingga terjadi infeksi sekunder3. Mencegah penyebaran dermatitis dengan cara menjaga akumulasi debris vesikel.

Terapi dermatitis kontak alergi (DKA) diberikan dalam bentuk farmakologis dan non farmakologi.

1. Terapi farmakologia. Kortikosteroid lokal: dapat mengatasi rasa gatal dan mengurangi inflamasi pada

dermatitis. Contoh: hydrocortison, betametason, prednison. Cara pemakaian dioleskan tipis pada tempat yang sakit 2-4x sehari. Pada pasien ini diberikan dexamethason oral. Dan untuk yang bersifat topikal diberikan bedak salicyl 2 %.

b. Antihistamin/antipruritus lokalAntihistamin/antipruritus dapat mendepresi reseptor sensorik di kulit sehingga memberikan efek analgetik topikal. Walaupun antihistamin dapat memblok reseptor histamin namun reseptor tersebut tidak berperan penting dalam respon hipersensitivitas diperlambat tipe IV.Pada pasien ini, antihistamin yang diberikan adalah chlorpeniramin (CTM).

Page 8: Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga - Dermatitis PRIMA

2. Terapi non farmakologia. Membersihkan bagian yang teriritasib. Mencegah terjadinya ruamPembahasan mengenai terapi non farmakologi akan dibahas lebih lanjut dalam bagian konseling.

BAGIAN VIKONSELING INDIVIDU DAN KELUARGA

A. Konseling dan Edukasi1) Pendidikan kesehatan tentang dermatitis (pengertian, penyebab, cara mengatasi/

mengurangi gejala, penggunaan obat, cara kerja obat, efek samping obat)2) Membersihkan bagian yang teriritasi (dengan mengompres kulit yang teriritasi

dengan air hangat atau lebih dingin.3) Mencegah terjadinya ruam dengan:

a. Menghindari substansi alergenb. Mencuci bagian yang terpapar secepat mungkin dengan sabunc. Menghindari air bekas cucian kulit yang teriritasid. Bersihkan pakaian yang terkena alergene. Bersihkan hewan peliharaan yang diketahui terpapar alergenf. Gunakan pakaian pelindung saat akan melakukan aktivitas yang beresiko

terkena alergen

B. Pembahasan Konseling Dan Edukasi

Konseling yang diberikan kepada pasien meliputi pemahaman mengenai penyakitnya sehingga pasien lebih mengenal penyakitnya dan memahami keadaan yang terjadi pada tubuhnya. Apabila pasien mengetahui komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi pada hipertensi tak terkontrol, maka kesadaran pasien untuk menjalani pengobatan akan meningkat.

Selain dengan terapi farmakologis, penderita diharapkan juga untuk menghindari faktor pencetus alergi.

DAFTAR PUSTAKA

Hall, John C. 2006. Sauer's Manual of Skin Diseases, 9th Edition. New York : Lippincott Williams & Wilkins

Habif, Thomas P. 2004. Clinical Dermatology 4th edition: A Color Guide to Diagnose and Therapy. USA: Mosby

Wolff, Klaus, Richard Allen Johnson, Dick Suurmond Johnson. 2007. Fitzpatrick’s: Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology.

Hunter, John, John Savin, Mark Dahl. 2003. Clinical Dermatology Third Edition. Edinburg: Blackwell Publishing

Page 9: Laporan Praktek Klinis Dokter Keluarga - Dermatitis PRIMA

Sumantri, Muhammad Agung, Hertanti Trias Febriani, Sriwahyuni T Musa. 2009. Dermatitis Kontak. www.pharma-c.blogspot.com