laporan praktek kerja profesi apoteker …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-pr-aulia...

123
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER APOTEK KIMIA FARMA NO. 7 JL. IR. H. JUANDA NO. 30, BOGOR LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER AULIA FARKHANI, S.Farm 1206312870 ANGKATAN LXXVI FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JUNI 2013 Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Upload: dinhhanh

Post on 08-Feb-2018

257 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

APOTEK KIMIA FARMA NO. 7

JL. IR. H. JUANDA NO. 30, BOGOR

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

AULIA FARKHANI, S.Farm

1206312870

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 2: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

APOTEK KIMIA FARMA NO. 7

JL. IR. H. JUANDA NO. 30, BOGOR

TUGAS UMUM PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 7

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

AULIA FARKHANI, S.Farm

1206312870

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 3: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktek kerja profesi apoteker ini diajukan oleh:

Nama : Aulia Farkhani, S.Farm

NPM : 1206312870

Program studi : Profesi Apoteker

Judul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma

No. 7 Jl. Ir. H. Juanda No.30 Periode 3 – 30 April 2013

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Apoteker pada Program

Studi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Drs. Medy Hidayat, Apt. ( )

Pembimbing II : Dra. Azizahwati, MS., Apt. ( )

Penguji I : ................................................................ ( )

Penguji II : ................................................................ ( )

Penguji III : ................................................................ ( )

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 2 Juli 2013

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 4: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir pada Praktek

Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma No. 7,Jl. Ir. H. Juanda

No.30, Periode 3–30 April 2013.Pelaksanaan PKPA di Apotek menjadi sangat

penting bagi mahasiswa Profesi Apoteker agar dapat mempelajari dan

memahami berbagai peran apoteker di apotek.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

kelulusan pada Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UI. Penulis

menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa

perkuliahan hingga penyusunan laporan ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk

menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S, Selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Indonesia.

2. Dr. Harmita, Apt, selaku Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi

Universitas Indonesiayang telah memberikan dukungan dan motivasi selama

penulis menempuh pendidikan di Farmasi UI.

3. Drs. Medy Hidayat, Apt. selaku Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma

No.7 dan pembimbing penulis atas saran dan ilmu pengetahuan yang

diberikan selama pelaksanaan hingga penyusunan laporan Praktek Kerja

Profesi Apoteker.

4. Dra. Azizahwati, MS., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan selama Praktek Kerja Profesi Apoteker berlangsung

hingga penyusunan laporan akhir.

5. Ibu Fitri dan Ibu Tuti, selaku Supervisor Apotek Kimia Farma No.7 atas

saran dan ilmu pengetahuan yang diberikan selama pelaksanaan Praktek

Kerja Profesi Apoteker.

6. Mba Rere dan Mba Lily, selaku Apoteker Pendamping Apotek Kimia Farma

No.7 atas saran dan ilmu pengetahuan yang diberikan selama pelaksanaan

Praktek Kerja Profesi Apoteker

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 5: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

v

7. Seluruh karyawan di Apotek Kimia Farma No.7, yangtidak dapat disebutkan

satu persatu atas pengarahan, ilmu pengetahuan, dan dukungan selama

pelaksanaan hingga penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker.

8. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi UI yang telah banyak memberikan bekal ilmu, berbagi pengalaman,

dan pengetahuan kepada penulis selama masa studi di Fakultas Farmasi.

9. Ibu, ayah, dan adik-adik penulis, atas cinta dan dukungan yang tiada habis-

habisnya serta do’a yang teriring selama ini

10. Seluruh teman-teman Apoteker UI angkatan 76,kalian semua yang telah

berbagi suka, duka dan kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan laporan ini

masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca yang bersifat membangun dan dapat memacu penulis untuk

berkarya lebih baik dimasa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya, dan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan bagi

semua pihak.

Penulis,

2013

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 6: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Aulia Farkhani, S.Farm

NPM : 1206312870

Program Studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis karya : Laporan Praktek Kerja

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan

kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive

Royalty Free Right) atas laporan praktek kerja saya yang berjudul :

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 7

Jl. Ir. H. Juanda No.30 Periode 3 – 30 April 2013

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/

format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,

dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Depok

Pada tanggal: 2 Juli 2013

Yang menyatakan

(Aulia Farkhani)

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 7: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

vii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2. Tujuan ....................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN UMUM......................................................................... 3

2.1. Definisi Apotek ........................................................................ 3

2.2. Landasan Hukum Apotek ......................................................... 3

2.3. Tugas dan Fungsi Apotek ......................................................... 4

2.4. Tata Cara Pemberian Izin Apotek ............................................ 4

2.5. Persyaratan Apotek ................................................................... 6

2.6. Tenaga Kerja Apotek ................................................................ 7

2.7. Apoteker Pengelola Apotek ...................................................... 8

2.8. Pengalihan Tanggung Jawab Apoteker .................................... 10

2.9. Pencabutan Surat Izin Apotek .................................................. 11

2.10. Sediaan Farmasi........................................................................ 12

2.10.1. Obat Bebas ................................................................. 12

2.10.2. Obat Bebas Terbatas ................................................... 13

2.10.3. Obat Keras Daftar G ................................................... 14

2.10.4. Narkotika .................................................................... 14

2.10.5. Psikotropika ................................................................ 15

2.11. Pelayanan Kefarmasian di Apotek ........................................... 16

2.11.1. Pelayanan Resep ......................................................... 16

2.11.2. Pemberian Informasi Obat ......................................... 17

2.11.3. Konseling ................................................................... 17

2.11.4. Pemantauan Penggunaan Obat ................................... 17

2.11.5. Promosi dan Edukasi .................................................. 18

2.11.6. Pelayanan Residensial (Home care) ........................... 18

2.12. Pengelolaan Narkotika.............................................................. 18

2.12.1. Pengadaan/ Pemesanan Narkotika ............................. 18

2.12.2. Penyimpanan Narkotika ............................................. 19

2.12.3. Pelayanan/ Penyerahan Narkotika .............................. 19

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 8: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

viii

2.12.4. Pemusnahan Narkotika ............................................... 20

2.12.5. Pencatatan dan Pelaporan Narkotika .......................... 21

2.13. Pengelolaan Psikotropika ......................................................... 21

2.13.1. Pemesanan Psikotropika ............................................. 21

2.13.2. Penyimpanan Psikotropika ......................................... 22

2.13.3. Penyerahan Psikotropika ............................................ 22

2.13.4. Pemusnahan Psikotropika .......................................... 22

2.13.5. Pelaporan Psikotropika ............................................... 22

2.14. Pengadaan Persediaan Apotek .................................................. 22

2.15. Pengendalian Persediaan Apotek ............................................. 24

2.15.1. Konsumsi rata-rata ..................................................... 24

2.15.2. Lead Time ................................................................... 24

2.15.3. Buffer Stock (Safety Stock) ......................................... 25

2.15.4. Persediaan Maksimum ............................................... 25

2.15.5. Persediaan Minimum .................................................. 25

2.15.6. Perputaran Sediaan (Inventory Turnover) .................. 25

2.15.7. Jumlah Pesanan (Economic Order Quantity/

Economic Lot Size) ..................................................... 26

2.15.8. Re Order Point (ROP/ Titik Pemesanan) ................... 27

2.15.9. Penentuan Prioritas Pengadaan .................................. 27

2.15.10. Analisa VEN-ABC ..................................................... 29

2.16. Strategi Pemasaran Apotek ....................................................... 29

2.16.1. Attention ..................................................................... 29

2.16.2. Interest ........................................................................ 30

2.16.3. Desire ......................................................................... 30

2.16.4. Action ......................................................................... 30

BAB 3. TINJAUAN UMUM......................................................................... 31

3.1. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. .............................................. 31

3.1.1. Sejarah Singkat ........................................................... 31

3.1.2. Visi dan Misi .............................................................. 32

3.1.2.1. Visi ............................................................... 32

3.1.2.2. Misi .............................................................. 32

3.1.3. Struktur Organisasi ..................................................... 32

3.2. PT. Kimia Farma Apotek ......................................................... 32

3.2.1. Visi dan Misi .............................................................. 32

3.2.1.1. Visi ............................................................... 32

3.2.1.2. Misi .............................................................. 32

3.2.2. Struktur Organisasi ..................................................... 33

BAB 4. PELAKSANAAN DAN PENGAMATAN ..................................... 35

4.1. Business Manager (BM) Wilayah Bogor. ................................ 35

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 9: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

ix

4.1.1. Manajer Bisnis ............................................................ 35

4.1.2. Bagian Pengadaan ...................................................... 36

4.1.3. Bagian Keuangan ....................................................... 37

4.1.3.1. Bagian Administrasi/ Ketatausahaan ........... 37

4.1.3.2. Administrasi Hutang Dagang ....................... 38

4.1.3.3. Administrasi Piutang Dagang ...................... 38

4.1.3.4. Administrasi Pajak ....................................... 39

4.1.3.5. Administrasi Inkaso ..................................... 39

4.1.3.6. Administrasi Kas Bank ................................ 39

4.1.3.7. Administrasi Umum ..................................... 40

4.2. Apotek Kimia Farma No.7 Bogor ............................................ 40

4.2.1. Lokasi Apotek ............................................................ 40

4.2.2. Tata Ruang Apotek .................................................... 40

4.2.3. Struktur Organisasi ..................................................... 42

4.2.4. Tugas dan Fungsi Tenaga Kerja Apotek ................... 43

4.2.4.1. Apoteker Pengelola Apotek ......................... 43

4.2.4.2. Apoteker Pendamping .................................. 43

4.2.4.3. Asisten Apoteker (AA) ................................ 43

4.2.4.4. Juru Resep .................................................... 44

4.2.5. Kegiatan Apotek ......................................................... 44

4.2.5.1. Kegiatan Teknis Kefarmasian ...................... 44

4.2.5.2. Kegiatan Non Teknis Kefarmasian .............. 48

4.2.6. Pengelolaan Narkotika ............................................... 49

4.2.7. Pengelolaan Psikotropika ........................................... 51

BAB 5. PEMBAHASAN ............................................................................... 52

5.1. Lokasi dan Tata Ruang Apotek. ............................................... 52

5.2. Personalia ................................................................................. 55

5.3. Kegiatan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Apotek .............. 56

5.3.1. Kegiatan Perencanaan dan Pengadaan ....................... 56

5.3.2. Kegiatan Penerimaan .................................................. 58

5.3.3. Kegiatan Penyimpanan ............................................... 58

5.3.4. Kegiatan Pelayanan Apotek ....................................... 60

5.4. Kegiatan Pengarsipan dan Pelaporan ....................................... 63

5.5. Kegiatan Administrasi dan Keuangan ...................................... 63

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 65

6.1. Kesimpulan ............................................................................... 65

6.2. Saran ......................................................................................... 65

DAFTAR ACUAN .......................................................................................... 66

LAMPIRAN

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 10: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

x

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1. Penandaan obat bebas ............................................................... 13

Gambar 2.2. Berbagai label peringatan ......................................................... 13

Gambar 2.3. Penandaan obat bebas terbatas ................................................. 13

Gambar 2.4. Penandaan obat keras ............................................................... 14

Gambar 2.5. Penandaan obat narkotika ......................................................... 14

Gambar 2.6. Diagram Model Pengendalian Persediaan (Quick, 1997) ........ 27

Gambar 2.7. Matriks analisa VEN-ABC ....................................................... 29

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 11: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Contoh formulir APT-1 ............................................................ 68

Lampiran 2. Contoh formulir APT-2 ............................................................ 70

Lampiran 3. Contoh formulir APT-3 ............................................................ 71

Lampiran 4. Contoh formulir APT-4 ............................................................ 77

Lampiran 5. Contoh formulir APT-5 ............................................................ 78

Lampiran 6. Contoh formulir APT-6 ............................................................ 81

Lampiran 7. Contoh formulir APT-7 ............................................................ 82

Lampiran 8. Surat pesanan barang ................................................................ 83

Lampiran 9. Form droppingbarang dari gudang (DCs) ke apotek ................ 84

Lampiran 10. Formulir serah terima barang DC ............................................. 85

Lampiran 11. Bon permintaan barang apotek ................................................. 86

Lampiran 12. Kartu/buku stok obat ................................................................ 87

Lampiran 13. Alur pelayanan resep ................................................................ 88

Lampiran 14. Salinan/copy resep .................................................................... 89

Lampiran 15. Etiket obat ................................................................................. 90

Lampiran 16. Label obat ................................................................................. 91

Lampiran 17. Kemasan obat ........................................................................... 91

Lampiran 18. LIPH ......................................................................................... 92

Lampiran 19. Surat pemesanan narkotika dan psikotropika ........................... 93

Lampiran 20. SIPNAP .................................................................................... 94

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 12: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

1Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009, Pemerintah menyatakan bahwa

Pekerjaan Kefarmasian adalah berbagai kegiatan, meliputi pengendalian mutu

sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau

penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Salah

satu sarana pelaksanaan pekerjaan kefarmasian adalah di apotek.

Apotek merupakan salah satu saranapenunjang kesehatan, turut berperan

dalam mewujudkan upaya kesehatan yangdilaksanakan oleh pemerintah sebagai

sarana distribusi obat dan perbekalanfarmasi yang aman, bermutu, berkhasiat serta

terjangkau harganya olehmasyarakat luas. Apotek juga berperan sebagai sarana

pemberianinformasi obat kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya

sehingga keduapihak tersebut mendapatkan pengetahuan yang benar tentang obat

danturutmeningkatkan penggunaan obat yang rasional (Departemen Kesehatan RI,

2004).

Apoteker berperan dalam pelaksanaan tugas profesional pelayanan

kefarmasian di apotek. Selain sebagai tempat dilakukannya tugas professional,

apotek juga merupakan suatu tempat bisnis. Oleh karena itu, apoteker juga

berperan dalam hal manajerial dan retailer, sehingga apotek mampu berjalan

dengan baik dan memperoleh keuntungan.

Dalam menjalankan perannya di apotek, apoteker dituntut untuk bekerja

secara profesional. Dalam hal ini, apoteker harus memahami pengelolaan

perbekalan farmasi apotek, manajemen apotek serta pelayanan kefarmasian

dengan patient-oriented. Mengingat akan pentingnya hal tersebut dan upaya

untuk meningkatkan kompetensi apoteker di apotek, maka Program

ProfesiApoteker Fakultas FarmasiUI bekerja sama dengan Apotek KimiaFarma

dalam menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker dari tanggal 4 – 30

April 2012. Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diharapkan dapatmeningkatkan

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 13: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

2

Universitas Indonesia

pemahaman calon apoteker mengenai peranan, kegiatan manajerialserta pelayanan

kefarmasian di apotek dengan mengikuti kegiatan yang ada diapotek.

1.2. Tujuan

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PT Kimia Farma

Apotekbertujuan agar mahasiswa:

a. Mengetahui gambaran umum kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek.

b. Mengetahui peran dan fungsi apoteker di apotek, terutama dalam aspek

profesional yang mencakup ilmu kefarmasian dan pelayanan kefarmasian.

c. Mengetahui peran dan fungsi apoteker di apotek terutama dalam aspek

managerial yang mencakup pengelolaan sumber daya manusia kesehatan,

pengelolaan perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan, pengelolaan

administrasi keuangan apotek.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 14: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

3Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1. Definisi Apotek

Pengertian apotek berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian

di Apotekadalah tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran

sediaanfarmasi, serta perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Yang

dimaksud dengan sediaan farmasiadalah obat, bahan obat, obat tradisional dan

kosmetika, sedangkan perbekalankesehatan adalah semua bahan selain obat dan

peralatan yang diperlukan untukmenyelenggarakan upaya kesehatan.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun

2009tentang Pekerjaan Kefarmasian Pasal 1, apotek adalah sarana

pelayanankefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.

Pekerjaankefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan

farmasi,pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat atau

penyaluranobat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

informasiobat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.

Pelayanankefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung

jawab kepadapasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan tujuan untuk

meningkatkanmutu kehidupan pasien. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat,

obat tradisionaldan kosmetika.

2.2. Landasan Hukum Apotek

Landasan hukum apotek diatur dalam:

a. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

b. Keputusan Pemertintah Kesehatan RI No. 1027/MENKES/SK/X/2004 tentang

c. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

d. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/MENKES/SK/X/2003

tentangperubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan

RINo.922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian

Izin Apotek.

e. Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 15: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

4

Universitas Indonesia

f. Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

g. Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/X/1993

tentangKententuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.

h. Undang-Undang Kesehatan RI No.39 tahun 2009 tentang Kesehatan.

i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin

KerjaTenaga Kefarmasian.

j. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang perubahan atas PP

No.26Tahun 1965 tentang Apotek.

2.3. Tugas dan Fungsi Apotek

Tugas dan fungsiapotek berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun

1980 adalah sebagai berikut:

a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkansumpah

jabatan.

b. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan

bentuk,pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.

c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat

yangdiperlukan masyarakat secara luas dan merata.

2.4. Tata Cara Pemberian Izin Apotek

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 992/MENKES/SK/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata

Cara Pemberian Izin Apotik pasal 7, tata cara pemberian izin apotek adalah

sebagai berikut:

a. Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-1

(Lampiran 1).

b. Dengan menggunakan Formulir APT-2 (Lampiran 2) Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima

permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk

melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek melakukan kegiatan.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 16: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

5

Universitas Indonesia

c. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-

lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan setempat

dengan menggunakan contoh Formulir APT-3 (Lampiran 3).

d. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) tidak

dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap

melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat

dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi dengan menggunakan contoh

Formulir Model APT-4 (Lampiran 4).

e. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan hasil

pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (3) atau pernyataan ayat (4) Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat Izin Apotek

dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-5 (Lampiran 5).

f. Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau

Kepala Balai POM dimaksud ayat (3) masih belum memenuhi syarat, Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari

kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh

FormulirModel APT-6 (Lampiran 6).

g. Terhadap surat penundaan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), Apoteker

diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi

selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal Surat

Penundaan.

Beberapa ketentuan lain yang terkait:

a. Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi persyaratan

atau lokasi yang tidak sesuai dengan permohonan, maka Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 (dua

belas) hari kerja wajib mengeluarkan Surat Penolakan disertai denganalasan-

alasannya dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-7 (Lampiran 7).

b. Bila Apoteker menggunakan sarana milik pihak lain dalam pendirian apotek,

dengan mengadakan kerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek, makaharus

memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 17: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

6

Universitas Indonesia

1) Penggunaan sarana apotek yang dimaksud, wajib didasarkan atas

perjanjiankerja sama antara Apoteker dan pemilik sarana.

2) Pemilik sarana yang dimaksud harus memenuhi persyaratan tidak pernah

terlibat dalam pelanggaran peraturan perudang-undangan di bidang

obatsebagaimana dinyatakan dalam surat pernyataan yang bersangkutan.

2.5. Persyaratan Apotek

Persyaratan apotek berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI

No.922/MENKES/PER/X/1993 pasal 6 yaitu :

a. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama

dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan

tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lain yang

merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

b. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan

pelayanan komoditi lain di luar sediaan farmasi.

c. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lain di luar sediaan

farmasi.

Sebuah apotek yang akan didirikan harus memenuhi sejumlah persyaratan

yaitu:

a. Persyaratan Bangunan dan Kelengkapannya

1) Bangunan apotek

Bangunan memiliki alamat apotek serta terdiri dari ruang peracikan dan

penyerahan obat, ruang administrasi dan ruang kerja apoteker, serta toilet

(WC).

2) Kelengkapan Bangunan Apotek

Bangunan apotek perlu dilengkapi dengan sumber air, sumber penerangan,

alat pemadam, ventilasi, sanitasi, papan nama APA, serta billboard nama

apotek.

b. Persyaratan Perlengkapan Kerja

Perlengkapan kerja di apotek meliputi:

1) Alat pengolahan atau peracikan, seperti batang pengaduk, cawan penguap,

corong, gelas ukur, kompor/ pemanas, labu erlenmeyer,mortir–alu,

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 18: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

7

Universitas Indonesia

penangas air, panci, spatel logam, spatel tanduk, spatel gelas, spatel

porselen, termometer skala 100ºC, serta timbangan mg atau g dan anak

timbangan (ditera).

2) Wadah berupa pot/ botol, kertas perkamen, klip dan kantong plastik serta

etiket (putih dan biru).

3) Tempat penyimpanan: lemari/ rak obat, lemari narkotika, lemari

psikotropika, kulkas dan lemari bahan berbahaya.

c. Persyaratan Perlengkapan Administrasi

Perlengkapan administrasi seperti blanko surat pemesanan, faktur penjualan,

nota penjualan, salinan resep, serta blanko laporan narkotika dan

psikotropika;buku catatan pembelian dan catatan penjualan, catatan narkotika

dan psikotropika, catatan racun dan bahan berbahaya, serta kartu stok obat.

d. Persyaratan Kelengkapan Buku Pedoman

1) Buku standar yang wajib: Farmakope edisi IV 1995 dan kumpulan

peraturan/ UU.

2) Buku lainnya: IMMS, ISO, Farmakologi dan Terapi.

e. Persyaratan Tenaga Kerja

1) Daftar tenaga farmasi: nama APA,nama apoteker pendamping dan nama

asisten apoteker.

2) Daftar tenaga non-farmasi: Petugas administrasi, petugas juru resep dan

keamanan.

2.6. Tenaga Kerja Apotek

Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan operasional apotek terdiri dari :

a. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yaitu apoteker yang telah diberi Surat Izin

Apotek (SIA).

b. Apoteker Pendamping, yaitu apoteker yang bekerja di apotek di samping

Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan/atau menggantikan pada jam-jam

tertentu pada hari buka apotek.

c. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-

undangan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker

di bawah pengwasan apoteker.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 19: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

8

Universitas Indonesia

Tenaga lainnya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan di apotek terdiri

dari :

a. Juru resep adalah petugas yang membantu pekerjaan Asisten Apoteker.

b. Kasir adalah petugas yang bertugas menerima uang dan mencatat pemasukan

serta pengeluaran uang.

c. Pegawai tata usaha adalah petugas yang melaksanakan administrasi apotek

dan membuat laporan pembelian, penjualan, penyimpanan dan

keuanganapotek.

2.7. Apoteker Pengelola Apotek

Kepmenkes RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 menjelaskan apoteker

adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah

jabatanApoteker, mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker.

APA adalah apoteker yang telah diberi SIA. Dalam mengajukan berkas

permohonan SIA, ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi seorang apoteker

untuk kemudian menjadi APA:

a. Fotokopi SIPA.

b. Fotokopi KTP.

c. Surat pernyataan APA, tentang tidak bekerja di perusahaan farmasi lain atau

APA di apotek lain.

d. Surat izin dari atasan langsung (untuk pegawai negeri dan ABRI).

e. Fotokopi ijazah apoteker yang telah dilegalisir.

f. Surat pernyataan kesanggupan menjadi APA.

Setiap Tenaga Kefarmasian yang melaksanakanPekerjaan Kefarmasian di

Indonesia wajib memilikisurat izin sesuai tempat Tenaga Kefarmasianbekerja.

Surat izin bagi apoteker yang melakukan PekerjaanKefarmasian di Apotek,

puskesmas atauinstalasi farmasi rumah sakit (IFRS) disebut SIPA. Seorang

apoteker yang telah memiliki SIPA dapat melaksanakan praktikdi 1 (satu) Apotik,

atau puskesmas atau IFRS.SIPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas

pelayanankefarmasian atau SIKA hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat

fasilitaskefarmasian.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 20: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

9

Universitas Indonesia

SIPAdikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat

pekerjaankefarmasian dilakukan. SIPA dapat dibatalkan demi hukum apabila

pekerjaankefarmasian dilakukan pada tempat yang tidak sesuai dengan yang

tercantumdalam surat izin. Untuk mendapatkan SIPA, Apoteker harus memiliki

(PeraturanPemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 55) :

a. Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA).

b. Tempat atau ada tempat untuk melakukan pekerjaan kefarmasian atau fasilitas

kesehatan yang memiliki izin.

c. Rekomendasi dari organisasi profesi.

Surat Tanda Registrasi (STRA) merupakan bukti tertulis yang diberikanoleh

Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. STRA berlaku 5 (lima)tahun dan

dapat diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun selama masihmemenuhi

persyaratan. Untuk memperoleh STRA, Apoteker harus memenuhipersyaratan

(Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Pasal 40):

a. Memiliki ijazah Apoteker.

b. Memiliki sertifikat kompetensi profesi.

c. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji Apoteker.

d. Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yangmemiliki

surat izin praktik.

e. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etikaprofesi.

APA memegang peranan penting dalam perkembangan apotek, berikut

beberapa fungsi APA dalam beberapa aspek:

a. Fungsi Pengabdian Profesi

1) Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dalam proses penggunaan

produk farmasi.

2) Memilih bentuk sediaan yang digunakan.

3) Memilih dan menjamin penyediaan produk.

4) Menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi untuk penggunaan

masyarakat.

5) Memonitor kepatuhan penggunaan produk.

6) Memonitor interaksi dan efek samping.

7) Mengontrol bagian peracikan.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 21: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

10

Universitas Indonesia

8) Menyelenggarakan informasi tentang obat.

9) Mengontrol pelayanan resep yang telah diserahkan kepada pasien.

b. Fungsi Administratif

1) Memimpin, mengatur dan mengawasi pekerjaan karyawan .

2) Membuat laporan dan surat-menyurat.

3) Mengawasi penggunaan dan pemeliharaan aktiva apotek.

c. Fungsi Kewirausahaan

1) Merencanakan dan mengatur kebutuhan barang.

2) Mengatur dan mengawasi penjualan.

3) Menentukan kebijakan harga.

4) Meningkatkan permintaan.

5) Memupuk hubungan baik dengan pelanggan.

6) Mencari pelanggan baru.

7) Mengadakan efisiensi dalam segala bidang.

2.8. Pengalihan Tanggung Jawab Apoteker

Pengalihan tanggung jawab apoteker diatur dalam Keputusan

MenteriKesehatan RI No. 1332/MenKes/SK/X/2002 (Pasal 19 dan 24) yaitu :

a. Apabila Apoteker Pengelola Apotek (APA) berhalangan melakukan tugasnya

pada jam buka apotek, APA harus menunjuk apoteker pendamping.

b. Apabila APA dan Apoteker pendamping karena hal-hal tertentu berhalangan

melakukan tugasnya, APA menunjuk apoteker pengganti. Apoteker pengganti

adalah apoteker yang menggantikan APA selama APA tersebut tidak berada di

tempat lebih dari 3 (tiga) bulan secara terus-menerus, telah memiliki SIPA dan

tidak bertindak sebagai APA di apotek lain.

c. Apabila APA meninggal dunia, dalam jangka waktu dua kali dua puluh empat

jam, ahli waris APA wajib melaporkan kejadian tersebut secara tertulis kepada

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

d. Apabila pada apotek tersebut tidak terdapat apoteker pendamping, pelaporan

oleh ahli waris wajib disertai penyerahan resep, narkotika, psikotropika, obat

keras, dan kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 22: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

11

Universitas Indonesia

e. Pada penyerahan resep, narkotika, psikotropika dan obat keras serta kunci

tersebut, dibuat berita acara serah terima dengan Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota setempat.

f. Penunjukkan Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti harus dilaporkan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada

Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat.

g. Apabila APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 (dua) tahun secara

terus-menerus, SIA atas nama Apoteker bersangkutan dicabut.

2.9. Pencabutan Surat Izin Apotek

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1332/Menkes/SK/X/2002

tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, Kepala Suku

DinasKesehatan Kota/Kabupaten dapat mencabut SIA apabila:

a. Apoteker tidak lagi memenuhi kewajibannya untuk menyediakan,menyimpan

dan menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya

terjamin.

b. APA berhalangan melakukan tugasnya lebih dari duatahun secara terus

menerus.

c. Terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang tentang Narkotika, Undang-

Undang Obat Keras, dan Undang-Undang tentang Kesehatan.

d. SIPA APA dicabut.

e. PSA terbukti terlibat dalam pelanggaran perundang-undangan di bidang obat.

f. Apotek tidak dapat lagi memenuhi persyaratan mengenai kesiapan

tempatpendirian apotek, serta kelengkapan sediaan farmasi dan perbekalan

lainnya baik merupakan milik sendiri atau pihak lain.

Pelaksanaan pencabutan surat izin apotek dilaksanakan setelahdikeluarkan:

a. Peringatan secara tertulis kepada APA sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut

dengan tenggang waktu masing-masing 2 (dua) bulan dengan

menggunakancontoh Formulir Model APT-12.

b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 (enam) bulan

sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan Apotek

denganmenggunakan Formulir Model APT-13.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 23: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

12

Universitas Indonesia

Pembekuan Izin Apotek sebagaimana dimaksud dalam huruf (b) di

atas,dapat dicairkan kembali apabila apotek telah membuktikan memenuhi

seluruhpersyaratan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan ini dengan

menggunakancontoh Formulir Model APT-14. Pencairan Izin Apotek yang

dimaksud dilakukansetelah menerima laporan pemeriksaan dari Tim Pemeriksaan

Dinas KesehatanKabupaten/Kota setempat.

Apabila Surat Izin Apotek dicabut, Apoteker Pengelola Apotek

atauApoteker Pengganti wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai

peraturanperundang-undangan yang berlaku. Pengamanan yang dimaksud wajib

mengikutitata cara sebagai berikut:

a. Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat

kerastertentu, dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.

b. Narkotika, psikotropika dan resep harus dimasukkan dalam tempat

yangtertutup dan terkunci.

Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada

KepalaWilayah Kantor Kementeriaan Kesehatan atau petugas yang diberi

wewenangolehnya, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi

yangdimaksud dalam huruf (a).

2.10. Sediaan Farmasi

Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan

kosmetik.Untuk menjaga keamanan penggunaan obat oleh masyarakat, maka

pemerintahmenggolongkan obat menjadi obat bebas, obat bebas terbatas, obat

keras, sertanarkotik dan psikotropik.

2.10.1. Obat bebas (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor: 2380/A/SK/VI/83)

Obat bebas adalah obat tanpa peringatan, yang dapat diperoleh tanpa

resepdokter. Tanda khusus yang terdapat pada obat bebas adalah lingkaran

bulatberwarna hijau dengan garis tepi hitam (Gambar 2.1).

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 24: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

13

Universitas Indonesia

Gambar 2.1. Penandaan obat bebas

2.10.2. Obat bebas terbatas (Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor : 2380/A/SK/VI/83)

Obat bebas terbatas adalah obat dengan peringatan (Gambar 2.2), yang

dapat diperoleh tanpa resep dokter. Tanda khusus yang terdapat obat bebas

terbatas adalah lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi hitam (Gambar

2.3).

P. No. 1

Awas! Obat Keras

Bacalah aturan memakainya

P. No. 2

Awas! Obat Keras

Hanya untuk kumur Jangan Ditelan

P. No. 3

Awas! Obat Keras

Hanya untuk bagian

luar badan

P. No. 4

Awas! Obat Keras

Hanya untuk dibakar

P. No. 5

Awas! Obat Keras

Tidak boleh ditelan

P. No. 6

Awas! Obat Keras

Obat Wasir

Jangan ditelan

Gambar 2.2. Berbagai label peringatan

Gambar 2.3. Penandaan obat bebas terbatas

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 25: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

14

Universitas Indonesia

2.10.3. Obat keras daftar G (Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor: 2396/A/SK/VII/86)

Obat keras adalah obat yang dapat diperoleh dengan resep dokter.

Tandapada obat keras berupa lingkaran bulat berwarna bulat merah dengan garis

tepihitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi (Gambar 2.4) dan harus

mencantumkankalimat ―Harus dengan resep dokter‖.

Gambar 2.4.Penandaan obat keras

2.10.4. Narkotika (Undang-undang nomor 35 Tahun 2009)

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan

atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan

rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika hanya dapat

digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Obat narkotika ditandai dengan palang medali

berwarna merah(Gambar 2.5)

Gambar 2.5. Penandaan obat narkotika

Narkotika dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,

serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Narkotika Golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan

kesehatan dan diproduksi dan/atau digunakan dalam proses produksi, kecuali

dalam jumlah yang sangat terbatas untuk kepentingan pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Narkotika Golongan I dapat digunakan untuk

kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 26: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

15

Universitas Indonesia

reagensia diagnostik, serta reagensia laboratorium setelah mendapatkan

persetujuan Menteri atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan. Contohnya antara lain: tanaman Papaver somniferum L. (kecuali

bijinya), tanaman koka, tanaman ganja, desmorfina, heroina, katinona,

MDMA.

b. Narkotika Golongan II adalah narkotika berkhasiat pengobatan digunakan

sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi

mengakibatkan ketergantungan. Contohnya antara lain: difenoksilat,

fentanil,metadona,morfin, petidina.

c. Narkotika Golongan IIIadalah narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak

digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.

Contohnya antara lain: kodeina,etilmorfina,dihidrokodeina danbuprenorfina.

2.10.5. Psikotropika

Menurut Undang-undang nomor 5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat

atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat

psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan

perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika digolongkan

menjadi empat golongan.

a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta

mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Psikotropika golongan I dilarang diproduksi dan/atau digunakan dalam proses

produksi. Contohnya psilosibin, dan lisergida.

b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan, contohnya

amfetamin, deksamfetamin, metamfetamin, dan sekobarbital.

c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 27: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

16

Universitas Indonesia

mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contohnya amobarbital, pentazosin, pentobarbital, dan siklobarbital.

d. Psikotropika golongan IV adal ah psikotropika yang berkhasiat pengobat-an

dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma

ketergantungan, contohnya alobarbital, alprazolam, barbital, diazepam, dan

fenobarbital.

2.11. Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek,Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical care) adalah bentuk pelayanan

dantanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian

untukmeningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan kefarmasian pada saat ini

telahbergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada

pelayanankefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian

yang semulahanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi, sekarang

menjadipelayanan yang komprehensif dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas

hidupdari pasien. Pelayanan kefarmasian di dalam Keputusan Menteri Kesehatan

RINomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, terdiri dari pelayanan resep,

pemberianinformasi obat, konseling, pemantauan penggunaan obat, promosi dan

edukasi,serta Pelayanan Residensial (Home Care).

2.11.1 Pelayanan Resep

a. Skrining resep

Apoteker melakukan skrining resep meliputi persyaratan administratif

(nama,SIP dan alamat dokter, tanggal penulisan resep, tanda tangan/paraf

dokter penulis resep, nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan

pasien), kesesuaian farmasetik (bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,

inkompatibilitas, cara dan lama pemberian), pertimbangan klinis (adanya

alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian dosis, durasi, jumlah obat).

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 28: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

17

Universitas Indonesia

b. Penyiapan obat

Penyiapan obat terdiri dari peracikan, penulisan etiket, pengemasan, serta

penyerahan obat. Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang,

mencampur, mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalam

melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan

memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.

Penulisan etiket harus jelas dan dapat dibaca. Obat hendaknya dikemas dengan

rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya. Sebelum obat

diserahkan pada pasien, harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap

kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker

disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.

2.11.2 Pemberian Informasi Obat

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan

mudahdimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obat

padapasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat, cara

penyimpananobat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan

minuman yang harusdihindari selama terapi.

2.11.3 Konseling

Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sistematikantara

apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah

yangberkaitan dengan obat dan pengobatan. Apoteker harus memberikan

konseling,mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan

lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien atau yang

bersangkutanterhindar dari bahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah

sediaan farmasiatau perbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit

tertentu sepertikardiovaskular, diabetes, TBC, asthma, dan penyakit kronis

lainnya, apotekerharus memberikan konseling secara berkelanjutan.

2.11.4 Pemantauan Penggunaan Obat

Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus

melaksanakanpemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu

sepertikardiovaskuler, diabetes , TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 29: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

18

Universitas Indonesia

Pemantauandilakukan terhadap khasiat obat serta efek samping yang mungkin

dapatterjadi.

2.11.5 Promosi dan Edukasi

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus

berpartisipasisecara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu

diseminasiinformasi, antara lain dengan penyebaran leaflet / brosur, poster, dan

penyuluhan.

2.11.6 Pelayanan Residensial (Home Care)

Pelayanan residensial (Home care) adalah pelayanan apoteker sebagai

caregiver dalam pelayanan kefarmasian di rumah-rumah khususnya untuk

kelompoklansia dan pasien dengan pengobatan terapi kronis lainnya. Apoteker

sebagai caregiver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang

bersifatkunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien

denganpengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas ini apoteker harus

membuatcatatan berupa catatan pengobatan (medication record).

2.12. Pengelolaan Narkotika

Narkotika hanya dapat bertujuan untuk kepentingan pelayanan

kesehatandan/atau pengembangan ilmu pengetahuan. Menurut Undang-undang

Nomor 22tahun 1997 tentang Narkotika, pengaturan narkotika bertujuan untuk

menjaminketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan

dan/atauperkembangan ilmu pengetahuan, mencegah terjadinya

penyalahgunaannarkotika, serta memberantas peredaran gelap narkotika.

Apotek merupakan salah satu sarana kesehatan yang dapat

melakukanpenyerahan narkotika. Apotek dapat menyerahkan narkotika kepada

rumah sakit,puskesmas, apotek lainnya, balai pengobatan, dokter dan pasien.

Apotek hanyadapat menyerahkan narkotika kepada pasien berdasarkan resep

dokter.Pengelolaan narkotika di apotek meliputi pemesanan,

penyimpanan,pelayanan/penyerahan, pemusnahan, pencatatan dan pelaporan serta

dokumentasi.

2.12.1. Pengadaan/Pemesanan Narkotika

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 30: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

19

Universitas Indonesia

Apoteker hanya dapat memesan narkotika melalui Pedagang BesarFarmasi

(PBF) yang telah ditunjuk khusus oleh Menteri, yaitu PT. Kimia Farmadengan

tujuan untuk memudahkan pengawasan peredaran narkotika. Pemesanannarkotika

dilakukan dengan membuat surat pesanan narkotika asli yangditandatangani oleh

Apoteker Penanggungjawab Apotek di Apotek yangdilengkapi dengan nama,

nomor Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) di apotek,tanggal dan nomor surat,

alamat lengkap dan stempel apotek. Satu surat pesananhanya untuk satu jenis

narkotika.

2.12.2. Penyimpanan Narkotika (Departemen Kesehatan, 1978)

Berdasarkan Permenkes Nomor 28/MENKES/PER/V/1978

tentangpenyimpanan narkotika, apotek harus memiliki tempat khusus untuk

penyimpanannarkotika yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.

b. Harus mempunyai kunci yang kuat.

c. Dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berlainan; bagian pertama

dipergunakan untuk menyimpan morfina, petidina, dan garam-garamnya serta

persediaan narkotika; bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan narkotika

lainnya yang dipakai sehari-hari.

d. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari 40 x 80 x

100 cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau lantai.

e. Lemari harus dikunci dengan baik.

f. Lemari khusus tidak boleh dipergunakan untuk menyimpan barang lain selain

narkotika.

g. Anak kunci lemari khusus harus dikuasai oleh penanggung jawab atau pegawai

lain yang dikuasakan.

h. Lemari khusus harus ditaruh di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh

umum.

2.12.3. Pelayanan/ penyerahan Narkotika

Menurut Undang-undang nomor 35 tahun 2009 pasal 43, Apotek

hanyadapat melakukan penyerahan narkotika kepada rumah sakit, pusat

kesehatanmasyarakat, apotek lainnya, balai pengobatan, dokter, dan pasien.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 31: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

20

Universitas Indonesia

Apotek hanyadapat menyerahkan narkotika kepada pasien berdasarkan resep dari

dokter.

Apotek dilarang mengulangi menyerahkan narkotika atas dasar resep yang

samadari seorang dokter atau atas dasar salinan resep dokter (Undang-Undang

Nomor9 tahun 1976 Pasal 7). Pada resep narkotika yang baru dilayani sebagian,

apotekboleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut hanya boleh

dilayani diapotek yang menyimpan resep asli.

2.12.4. Pemusnahan Narkotika

Tujuan dilakukannya pemusnahan narkotika adalah untuk

menghapuspertanggungjawaban apoteker terhadap pengelolaan narkotika,

menjaminnarkotika yang sudah tidak memenuhi persyaratan dikelola sesuai

dengan standaryang berlaku, dan mencegah penyalahgunaan bahan narkotika serta

mengurangiresiko terjadinya penggunaan obat yang substandar (Departemen

Kesehatan RI,2008).

Berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 1997 tentang NarkotikaPasal

60, pemusnahan narkotika dilakukan dalam hal diproduksi tanpa

memenuhistandar dan persyaratan yang berlaku dan/atau tidak dapat digunakan

dalamproses produksi, kadaluarsa, tidak memenuhi syarat untuk digunakan

padapelayanan kesehatan dan/atau berkaitan untuk pengembangan ilmu

pengetahuan atau berkaitan dengan tindak pidana. Pemusnahan yang dilakukan

oleh apotek dengan membuat berita acarapemusnahan narkotika dan dilaporkan

kepada pihka-pihak yang terkait.Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik IndonesiaNo.28/MENKES/PER/I/1978 Tentang Penyimpanan

Narkotika dan Undang-Undang nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika, berita

acara pemusnahanmemuat:

a. Keterangan tempat, hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan.

b. Nama pemegang izin khusus, apoteker pimpinan apotek dan dokter pemilik

narkotika.

c. Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi dari perusahaan atau

badan tersebut.

d. Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.

e. Cara pemusnahan.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 32: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

21

Universitas Indonesia

f. Tanda tangan penanggung jawab apotek/ pemegang izin khusus, dokter pemilik

narkotika dan saksi-saksi.

Berita acara pemusnahan tersebut dikirimkan kepada dibuat rangkap

empatuntuk ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Kepala

DinasKesehatan Propinsi, Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan, dan

satudisimpan sebagai arsip di apotek.

2.12.5. Pencatatan dan Pelaporan Narkotika

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang

Narkotika,apotek wajib membuat, menyampaikan, dan menyimpan laporan

berkalamengenai pemasukan dan/atau pengeluaran narkotika yang berada

dalampenguasaannya. Pelaporan penggunaan narkotika telah dikembangkan

dalambentuk perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan Narkotika

danPsikotropika (SIPNAP) sejak tahun 2006 oleh Kementerian Kesehatan.

SistemPelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) adalah sistem yang

mengaturpelaporan penggunaan Narkotika dan Psikotropika dari Unit Layanan

(Puskesmas,Rumah Sakit dan Apotek) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

denganmenggunakan pelaporan elektronik selanjutnya Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kotamelaporkan ke tingkat yang lebih tinggi (Dinkes Provinsi dan

Ditjen Binfar danAlkes) melalui mekanisme pelaporan online yang menggunakan

fasilitas internet.

2.13. Pengelolaan Psikotropika

Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1997 psikotropika adalah zat

atauobat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat

psikoaktifmelalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan

perubahankhas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika hanya dapat

digunakanuntuk kepentingan pelayanan kesehatan dan atau ilmu

pengetahuan.Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah untuk

menjaminketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan

ilmupengetahuan, mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika,

sertamemberantas peredaran gelap psikotropika.

2.13.1. Pemesanan Psikotropika

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 33: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

22

Universitas Indonesia

Pemesanan psikotropika dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan

Psikotropika yang ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor SIK,

SIA, dan stempel apotek (Lampiran 19). Surat pesanan tersebut dibuat rangkap

tiga dan setiap surat dapat digunakan untuk memesan beberapa jenis psikotropika.

2.13.2. Penyimpanan Psikotropika

Penyimpanan psikotropika belum diatur di dalam perundang-undangan atau

peraturan lainnya. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika maka

sebaiknya obat golongan psikotropika disimpan pada rak atau lemari khusus.

2.13.3. Penyerahan Psikotropika

Penyerahan psikotropika oleh apotek hanya dapat dilakukan kepada apotek

lain, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter dan pasien. Penyerahan

psikotropika oleh apotek dilaksanakan berdasarkan resep dokter.

2.13.4. Pemusnahan Psikotropika

Pada Undang-undang No. 5 tahun 1997 pasal 53disebutkan bahwa

pemusnahan psikotropika dilaksanakan dalam hal berhubungan dengan tindak

pidana, diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku

dan/atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi psikotropika, kadaluwarsa,

dan tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan/atau

untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Setiap pemusnahan psikotropika, wajib

dibuatkan berita acara.

2.13.5. Pelaporan Psikotropika

Apotek berkewajiban menyusun dan mengirimkan laporan bulananmelalui

perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan Narkotika danPsikotropika

(SIPNAP). Mekanisme pelaporan psikotropika sama denganpelaporan narkotika.

2.14. Pengadaan Persediaan Apotek

Pengadaan persediaan farmasi merupakan kegiatan untuk

memenuhikebutuhan perbekalan farmasi berdasarkan fungsi perencanaan dan

penganggaran.Tujuan pengadaan adalah memperoleh barang atau jasa yang

dibutuhkan dalamjumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 34: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

23

Universitas Indonesia

dipertanggungjawabkandalam waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien

menurut tata cara danketentuan yang berlaku (Quick, 1997). Pengadaan harus

memenuhi beberapasyarat, yaitu (Seto, Yunita&Lily, 2004) :

a. Doematig, artinya sesuai tujuan/sesuai rencana. Pengadaan harus sesuai

kebutuhan yang sudah direncanakam sebelumnya.

b. Rechtmatig, artinya sesuai hak/sesuai kemampuan.

c. Wetmatig, artinya sistem/cara pengadaannya harus sesuai dengan ketentuan-

ketentuanyang berlaku.

Secara umum, jenis pengadaan berdasarkan waktu terdiri dari (Quick,

1997):

a. Annual purchasing, yaitu pemesanan dilakukan satu kali dalam satu tahun.

b. Scheduled purchasing, yaitu pemesanan dilakukan secara periodik dalam

waktu tertentu misalnya mingguan, bulanan, dan sebagainya.

c. Perpetual purchasing, yaitu pemesanan dilakukan setiap kali tingkat

persediaan rendah.

d. Kombinasi antara annual purchasing, scheduled purchasing, dan perpetual

purchasing. Pengadaan dengan pemesanan yang bervariasi waktunya seperti

cara ini dapat diterapkan tergantung dari jenis obat yang dipesan. Misalnya,

obat impor dari suatu negara dimana devaluasi mata uang menjadi masalah

utama, atau obat berharga murah yang jarang digunakan cukup dipesan sekali

dalam setahun saja. Obat yang relatif slow moving tetapi digunakan secara

reguler dapat dipesan secara periodik setiap tahun (scheduled purchasing), dan

obat-obatan yang banyak diminati dan obat-obatan yang harganya sangat

mahal maka pemesanan dilakukan secara perpetual purchasing.

Setelah menentukan jenis pengadaan yang akan diterapkan

berdasarkanfrekuensi dan waktu pemesanan, maka pengadaan barang di apotek

dapatdilakukan dengan berbagai cara, yaitu (Seto, Yunita&Lily, 2004) :

a. Pembelian kontan

Dalam pembelian kontan, pihak apotek langsung membayar harga obat yang

dibeli dari distributor. Biasanya dilakukan oleh apotek yang baru dibuka karena

untuk melakukan pembayaran kredit apotek harus menunjukkan

kemampuannya dalam menjual.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 35: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

24

Universitas Indonesia

b. Pembelian kredit

Pembelian kredit adalah pembelian yang pembayarannya dilakukan pada waktu

jatuh tempo yang telah ditetapkan, misal 30 hari setelah obat diterima apotek.

c. Pembelian konsinyasi (titipan obat)

Pembelian konsinyasi adalah titipan barang dari pemilik kepada apotek,

dimana apotek bertindak sebagai agen komisioner yang menerima komisi bila

barang tersebut terjual. Bila barang tersebut tidak terjual sampai batas waktu

kadaluarsa atau waktu yang telah disepakati maka barang tersebut dapat

dikembalikan pada pemiliknya.

2.15. Pengendalian Persediaan Apotek

Pengendalian persediaan merupakan hal sangat penting bagi sebuah

apotek.Pengendalian persediaan berhubungan dengan aktivitas dalam pengaturan

persediaan obat di apotek untuk menjamin kelancaran pelayanan pasien secara

efektif dan efisien. Selain itu, pengendalian persediaan obat yang tepat memliki

pengaruh kuat dan langsung terhadap perolehan kembali atas investasi apotek.

Parameter- parameter yang digunakan dalam pengendalian persediaan adalah

konsumsi rata-rata, lead time, safety stock, persediaan minimum, persediaan

maksimum, dan perputaran persediaan.

2.15.1 Konsumsi rata-rata

Konsumsi rata-rata sering juga disebut permintaan (demand). Permintaan

yang diharapkan pada pemesanan selanjutnya merupakan variabel kunci yang

menentukan berapa banyak stok barang yang harus dipanen. Walaupun banyaknya

permintaan dapat diprediksi, barang dapat menjadi stok mati dapat terjadi apabila

salah memperkirakan lead time barang tersebut.

2.15.2 Lead Time

Lead time merupakan waktu tenggang yang dibutuhan mulai dari

pemesanan sampai dengan penerimaan barang di gudang dari suplier yang telah

ditentukan. Lead time ini berbeda-beda untuk setiap suplier. Faktor-faktor yang

dapat berpengaruh pada lead time adalah jarak antara suplier dengan apotek,

jumlah pesanan, dan kondisi suplier (Quick, 1997).

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 36: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

25

Universitas Indonesia

2.15.3 Buffer stock (Safety stock)

Merupakan persediaan yang dicadangkan untuk kebutuhan selama

menunggu barang datang untuk mengantisipasi keterlambatan barang pesanan

atau untuk menghadapi suatu keadaan tertentu yang diakibatkan karena perubahan

pada permintaan misalnya karena adanya permintaan barang yang meningkat

secara tiba-tiba (karena adanya wabah penyakit). Buffer stock dapat dihitung

dengan rumus:

SS= Safety stock

LT = Lead Time

CA = Konsumsi rata-rata

2.15.4. Persediaan maksimum

Merupakan jumlah persediaan terbesar yang telah tersedia. Jika kita telah

mencapai nilai persediaan maksimum ini maka kita tidak perlu lagi melakukan

pemesanan untuk menghindari terjadinyastok mati yang dapat menyebabkan

kerugian.

2.15.5. Persediaan minimum

Merupakan jumlah persediaan terendah yang masih tersedia. Apabila

penjualan telah mencapai nilai persediaan minimum ini,maka langsung dilakukan

pemesanan agar kontinuitas usaha dapat berlanjut. Jika barang yang tersedia

jumlahnya sudah kurang dari jumlah persediaan minimum maka dapat terjadi stok

kosong.

2.15.6. Perputaran persediaan (Inventory Turnover)

Perputaran persedian ini disebut juga Inventory Turnover (ITOR). ITOR

mengindikasikan efisiensi persediaan yang digunakan. Rasio ini mengukur

seberapa cepat barang dibeli, terjual, dan tergantikan. Dua kelebihan dari

peningkatan ITOR yaitu menurunkan investasi persediaan untuk aktivitas di

apotek dan mempercepat pengembalian investasi. Jika suatu barang memiliki

angka perputaran persediaan yang besar maka barang tersebut dikategorikan

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 37: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

26

Universitas Indonesia

sebagai barang fast moving. Sebaliknya, jika angka perputaran persediaan suatu

barang terbilang kecil maka barang tersebut termasuk slow moving. Rumus untuk

menghitung perputaran persediaan yaitu:

Nilai ITOR tidak boleh terlalu tinggi atau rendah. Nilai ITOR yang paling

ideal yaitu 12. Nilai ITOR ini menunjukan bahwa pada setiap bulan terjadi

pertukaran barang. Nilai ITOR yang terlalu tinggi menunjukan bahwa terlalu

sering terjadi kehabisan stok. Nilai ITOR = 30 mungkin dapat diterima bila apotek

dapat memesan dan menerima barang dengan cepat dari suplier dan tidak ada

keluhan kekurangan barang. Nilai ITOR yang terlalu rendah menunjukan bahwa

terlalu sering terjadi kehabisan stok.

2.15.7. Jumlah pesanan (Economic Order Quantity / Economic Lot Size)

Untuk menghitung banyaknya persediaan yang harus ada dalam apotik pada

waktu tertentu atau besarnya persediaan yang harus di bangun. Di apotek, jumlah

persediaan yang harus ada adalah persediaan untuk jangka waktu tertentu dan

disesuaikan dengan kebijakan pada pola kebutuhan. Persediaan dirancang agar

setiap saat harus tersedia dan sekaligus untuk mengantisipasi permintaan yang

tidak menentu, kemampuan suplier yang terbatas, waktu tenggang pesanan yang

tidak menentu, ongkos kirim mahal dan sebagainya. Faktor yang dipertimbangkan

untuk membangun persediaan erat hubungannya dengan biaya dan resiko

penyimpanan, biaya pemesanan dan biaya pemeliharaan. Merancang persediaan

dapat dilakukan dengan perhitungan jumlah pesanan yang ekonomisatau dikenal

dengan rumus Economic Order Quality (EOQ) :

R = Jumlah kebutuhan dalam setahun

P = Harga barang/ unit

S = Biaya memesan tiap kali pemesanan

I = % Harga persediaan rata-rata

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 38: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

27

Universitas Indonesia

2.15.8. Re Order Point (ROP / Titik pemesanan)

Merupakan suatu titik dimana harus diadakan pemesanan kembali

sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerimaan barang yang dipesan

adalah tepat waktu, dimana persediaan di atas persediaan pengaman sama denga

nol. Pada keadaan khusus (CITO), dapat dilakukan pemesanan langsung tanpa

harus menunggu hari pembelian yang telah ditentukan bersama antar apotek dan

suplier. Rumus perhitungan ROP:

ROP = Reorder point

SS = Safety stock

LT = Lead time

Gambar 2.6.Diagram Model Pengendalian Persediaan (Quick, 1997)

2.15.9. Penentuan Prioritas Pengadaan

Penyusunan prioritas dapat dilakukan dengan menggunakan metode sebagai

berikut:

a. Analisis VEN(Vital, Esensial, Non-esensial)

Analisis VEN adalah suatu cara untuk mengelompokkan obat berdasarkan nilai

kepentingan dan vitalitas obat terhadap pelayanan kesehatan untuk melayani

permintaan untuk pengobatan. Semua jenis obat dalam daftar obat dapat

dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu:

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 39: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

28

Universitas Indonesia

1) V (Vital)

Kelompok obat yang berpotensi untuk menyelamatkan kehidupan (life

saving drugs) atauuntuk mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar.

Pengadaan obat golongan ini diprioritaskan. Contoh: obat diabetes dan

hipertensi.

2) E (Esensial)

Kelompok obat yang efektif untuk obat-obat yang banyak diminta untuk

digunakan dalam tindakan atau pengobatan penyakit terbanyak di

masyarakat. Biasanya, obat golongan ini adalah obat yang fast-moving.

3) N (Non esensial)

Kelompok obat yang digunakan untuk obat-obat pelengkap yang sifatnya

tidak esensial, tidak digunakan untuk penyelamatan hidup maupun

pengobatan penyakit terbanyak. Contoh obat yang termasuk jenis obat non-

essensial adalah vitamin, suplemen dan lain-lain.

b. Analisis PARETO (ABC)

Disusun berdasarkan penggolongan persediaan yang mempunyai nilai harga

yang paling tinggi. Pareto membagi persediaan berdasarkan atas nilai rupiah

(volume persediaan yang dibutuhkan dalam satu periode dikalikan harga per

unit). Kriteria kelas dalam klasifikasi ABC:

1) Kelas A : persediaan yang memiliki volume rupiah yang tinggi. Kelas ini

mewakili sekitar 75-80 % dari total nilai penjualan, meskipun jumlahnya

hanya sekitar 10-20 % dari seluruh item. Kelas ini memiliki dampak biaya

yang tinggi. Pengendalian khusus dilakukan secara intensif.

2) Kelas B : persediaan yang memiliki volume rupiah yang menengah. Kelas

ini mewakili sekitar 10-20 % dari total nilai persediaan, meskipun

jumlahnya hanya sekitar 15-20 % dari seluruh item. Pengendalian khusus

dilakukan secara moderat.

3) Kelas C : persediaan yang memiliki volume rupiah yang rendah. Kelas ini

mewakili sekitar 60-80 % dari total nilai persediaan, tapi mewakili 5-10 %

dari total penjualan. Pengendalian khusus dilakukan secara sederhana.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 40: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

29

Universitas Indonesia

2.15.10. Analisa VEN-ABC

Mengkategorikan barang berdasarkan volume dan nilai penggunaannya

selama periode waktu tertentu. Digunakan untuk menetapkan prioritas untuk

pengadaan obat di mana anggaran yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan.

Analisis VEN-ABC mengkombinasikan analisis PARETO dan VEN dalam suatu

matriks sehingga analisa menjadi lebih tajam. Matrik dapat dibuat sebagai berikut:

V E N

A VA EA NA

B VB EB NB

C VC EC NC

Gambar 2.7. Matriks analisa VEN-ABC

Matriks tersebut dapat dijadikan dasar dalam menetapkan prioritas untuk

menyesuaikan anggaran atau perhatian dalam pengelolaan persediaan. Semua obat

vital dan esensial dalam kelompok A, B, dan C harus tersedia. Tetapi kuantitasnya

disesuaikan dengan kebutuhan konsumen apotek. Untuk obat nonesensial dalam

kelompok A tidak diprioritaskan, sedangkan kelompok B dan C pengadaannya

disesuaikan dengan kebutuhan (Quick, 1997).

2.16. Strategi Pemasaran Apotek

Strategi pemasaran yang umumnya dilakukan oleh apotek adalah analisis

AIDA (Attention, Interest, Desire, Action). Analisis AIDA merupakan suatu

rangkaian proses dimulai dari menarik perhatian calon pembeli hingga pembeli

memutuskan untuk membeli di apotek.

2.16.1 Attention

Strategi ini merupakan upaya apotek untuk dapat menarik perhatian

pengunjung/konsumen, yang dapat dilakukan dengan:

a. Membuat desain eksterior apotek semenarik mungkin, seperti membuat papan

nama yang besar dan memasang neon box agar mudah terlihat oleh orang yang

lewat.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 41: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

30

Universitas Indonesia

b. Mendesain bangunan agar terlihat menarik dan juga memperhatikan kondisi

ekonomi di lingkungan tempat pendirian apotek. Misalnya, jika apotek berada

di lingkungan daerah menengah ke atas, maka desainnya dapat dibuat lebih

mewah agar tampak meyakinkan pengunjung di lingkungan tersebut bahwa

obat yang dijual lengkap dan berkualiatas. Namun sebaliknya, apabila apotek

didirikan di lingkungan menengah ke bawah, maka desain yang dipilih tidak

perlu mewah agar tidak membuat pengunjung merasa enggan atau ragu untuk

datang karena memiliki sugesti obat yang dijual di apotek tersebut mahal.

c. Menggunakan kaca transparan pada sisi depan apotek agar desain interior

apotek dapat terlihat dari luar.

2.16.2 Interest

Strategi ini bertujuan untuk menimbulkan keinginan pengunjung untuk

masuk ke dalam apotek, yang dapat dilakukan dengan cara menyusun obat fast

moving yang dipajang di ruang tunggu agar dapat menarik pembeli sehingga dapat

langsung terlihat oleh pengunjung saat memasuki apotek. Selain itu, obat dapat

disusun dengan menarik yaitu dengan memperhatikan warna kemasan dan disusun

berdasarkan efek farmakologis. Ruang tunggu juga dapat dibuat nyaman dan

bersih sehingga meningkatkan interest..

2.16.3 Desire

Langkah selanjutnya setelah pengunjung masuk ke dalam apotek adalah

menimbulkan keinginan mereka untuk membeli obat. Upaya yang dapat dilakukan

adalah melayani pengunjung dengan ramah, cepat tanggap dengan keinginan

pelanggan, meningkatkan kelengkapan obat, dan m emberikan harga yang

bersaing.

2.16.4 Action

Setelah melalui beberapa tahap diatas, akhirnya pengunjung apotek

tersebut memutuskan mengambil sikap untuk menjadi pembeli obat di apotek.

Pada tahap ini pembeli akan merasakan sendiri pelayanan yang diberikan apotek.

Pelayanan yang dapat diberikan antara lain dengan menunjukkan kecepatan

pelayanan dan pemberian informasi yang diperlukan.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 42: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

31Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN UMUM

3.1. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk

3.1.1. Sejarah Singkat

Cikal-bakal Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di

Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama

perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co.

Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa

awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan

peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara

Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971,

bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama

perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).

Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah

statusnya menjadi perusahaan publik—PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam

penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut,

Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya

(sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia).

Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi

perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian

diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa,

khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2003

didirikan 2 anak perusahaan yaitu PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma

Trading and Distribution agar dapat mengelola perusahaan lebih terarah dan

berkembang dengan cepat. PT. Kimia Farma Apotek saat ini, memiliki 36 unit

Bisnis (Business Manager – BM) dan 412 Apotek yang tersebar diseluruh

Indonesia, sedangkan PT. Kimia Farma Trading and Distribution memiliki 40

cabang PBF (Pedagang Besar Farmasi).

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 43: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

32

Universitas Indonesia

3.1.2. Visi dan Misi

3.1.2.1. Visi

Menjadi korporasi bidang kesehatan terintegrasi dan mampu menghasilkan

pertumbuhan nilai yang berkesinambungan melalui konfigurasi dan

koordinasi bisnis yang sinergis

3.1.2.2. Misi

Menghasilkan pertumbuhan nilai korporasi melalui usaha di bidang-bidang:

a. Industri kimia dan farmasi dengan basis penelitian dan pengembangan produk

yang inovatif.

b. Perdagangan dan jaringan distribusi.

c. Pelayanan kesehatan yang berbasis jaringan retail farmasi dan jaringan

pelayanan kesehatan lainnya.

d. Pengelolaan aset-aset yang dikaitkan dengan pengembangan usaha perusahaan.

3.2. PT. Kimia Farma Apotek

PT. Kimia Farma Apotek merupakan anak perusahaan dari PT Kimia Farma

(Persero) Tbk, yang bergerak di bidang retail farmasi. PT. Kimia Farma Apotek

didirikan pada 4 Januari 2003, hingga sekarang PT. Kimia Farma Apotek

membawahi Apotek Kimia Farma dan wilayah usahanya terbagi menjadi 36 Unit

Bisnis dan 412 unit apotek yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tiap-tiap

Unit Bisnis (Business Manager/BM) membawahi apotek pelayanan yang berada

di wilayah usahanya.

3.2.1. Visi dan Misi

3.2.1.1. Visi

Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan yang terkemuka dan

mampu memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia.

3.2.1.2. Misi

a. Jaringan layangan kesehatan yang terintegrasi meliputi jaringan apotek, klinik

laboratorium klinik dan layanan kesehatan lainnya.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 44: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

33

Universitas Indonesia

b. Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk prinsipal.

c. Pengambangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya (Fee-

Based Income).

3.2.2. Struktur Organisasi

Sesuai dengan SK. Dir Kimia Farma Apotek No. KEP 023./ DIR-

KFA/VI/2005, tanggal 22 Juni 2005, PT. Kimia Farma Apotek dipimpin oleh

seorang direktur (Direktur Utama). Direktur Utama membawahi 3 direktur

(Direktur Operasional, Direktur Keuangan, dan Direktur Pengembangan. Direktur

Operasional dan pengembangan sendiri membawahi: Manager Evaluasi

Operasional,Manager Pengembangan Pasar, Manager Pelayanan dan Logistik, dan

Manager Bisnis. Direktur SDM dan Umum membawahi Manager SDM, dan

Manager Umum. Direktur Keuangan membawahi Manager Keuangan, Manager

Teknologi Informasi, dan Manager Akuntansi dan Perpajakan.

Organisasi Kimia Farma Apotek terdiri dari Bisnis Manager (BM) dan

Apotek Pelayanan. Bisnis Manager membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang

berada dalam suatu wilayah. Bisnis Manager bertugas menangani pengadaan,

penyimpanan barang dan administrasi apotek pelayanan yang berada di

bawahnya. Sedangkan apotek pelayanan hanya melaksanakan fungsi pelayanan.

Dengan adanya konsep BM diharapkan pengelolaan aset dan keuangan dari

apotek dalam satu area menjadi lebih efektif dan efisien, demikian juga

kemudahan dalam pengambilan keputusan-keputusan yang menyangkut antisipasi

dan penyelesaian masalah.

Secara umum, keuntungan yang diperoleh melalui konsep BM adalah:

a. Koordinasi modal kerja menjadi lebih mudah.

b. Apotek pelayanan akan lebih fokus pada kualitas pelayanan, sehingga mutu

pelayanan akan meningkat yang diharapkan akan berdampak pada peningkatan

penjualan.

c. Merasionalkan jumlah SDM terutama tenaga administrasi yang diharapkan

berimbas pada efisiensi biaya administrasi.

d. Meningkatkan bargaining dengan pemasok untuk memperoleh sumber barang

dagangan yang lebih murah, dengan maksud agar dapat memperbesar range

margin atau HPP rendah.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 45: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

34

Universitas Indonesia

PT.Kimia Farma Apotek membawahi 36 wilayah Unit Bisnis yang

mengelola sebanyak 412 Apotek yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk

wilayah Jabotabek dibagi menjadi tujuh Unit Bisnis, yaitu:

a. Bisnis Manager Jaya I, membawahi wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat

dengan BM (Bisinis Manajer) di Apotek Kimia Farma No. 42, Kebayoran

Baru.

b. Bisnis Manager Jaya II, membawahi wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur,

Jakarta Utara, dengan BM di Apotek Kimia Farma No.48, di Matraman.

c. Bisnis Manager Bogor, membawahi wilayah Bogor dan Depok, dengan BM di

Apotek Kimia Farma No.7, Bogor.

d. Bisnis Manager Tangerang membawahi wilayah Provinsi Banten dengan BM

di Apotek Kimia Farma No. 78, Tangerang.

e. Bisnis Manager Rumah Sakit di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

f. Bisnis Manager Bekasi, membawahi wilayah bekasi dan sekitarnya.

g. Bisnis Manager Sukabumi, membawahi wilayah Sukabumi dan Cianjur.

Bisnis Manager secara struktur organisasi langsung membawahi para

manager apotek pelayanan dan membawahi supervisor akuntasi dan keuangan

serta supervisor inventory. Masing-masing dari bagian tersebut terdiri dari fungsi-

fungsiyang menjalankan perannya masing-masing.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 46: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

35Universitas Indonesia

BAB 4

TINJAUAN KHUSUS

4.1. Business Manager (BM) Wilayah Bogor

Business Manager (BM) wilayah Bogor membawahi 20 apotek pelayanan

yang tersebar di wilayah Bogor, Depok, Sukabumi, dan Cianjur. BM wilayah

Bogor bertempat di Apotek Kimia Farma No.7, Jl. Ir. H. Juanda No.30, Bogor.

BM bertanggung jawab terhadap kegiatan pengadaan dan administrasi dari

apotek-apotek pelayanan yang berada di bawah pengelolaannya. Struktur

organisasi Bisnis Manajer terdiri dari seorang Manajer Bisnis yang langsung

membawahi para Manager Apotek Pelayanan (MAP) dan membawahi supervisor

akuntasi dan keuangan serta supervisor inventory. Masing-masing dari bagian

tersebut memiliki fungsi dan peranan masing-masing.

4.1.1. Manajer Bisnis

Tugas dari seorang manajer bisnis adalah mengarahkan, mengelola, dan

mengawasi kegiatan operasional beberapa apotek pelayanan di wilayahnya baik

dari sisi penjualan dan pelayanan, untuk memastikan pencapaian target

operasional yang telah ditentukan baik dari segi penjualan, keuntungan, dan

lainnya. Adapun tanggung jawab utama dari manajer bisnis adalah:

a. Merencanakan, mengelola, mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan bisnis

dan operasional unit bisnis sesuai dengan kebijakan yang digariskan PT. Kimia

Farma Apotek.

b. Merencanakan dan menyusun rencana kerja serta anggaran perusahaan unit

bisnisnya.

c. Mengendalikan dan mengawasi penggunaan anggaran operasional.

d. Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan menganalisis

pengembangan usaha di daerahnya berkoordinasi dengan manajer pelayanan

dan pengembangan usaha.

e. Mengevaluasi dan meningkatkan standar pelayanan yang ada di unitnya.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 47: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

36

Universitas Indonesia

4.1.2. Bagian Pengadaan

Bagian Pengadaan dipimpin oleh Inventory Supervisoryang bertanggung

jawab langsung pada ManajerBisnis. Dalam melaksanakan tugasnya, bagian

pembelian haruslah merencanakan semua perbekalan farmasi yang akan dibeli

secara cermat dan sesuai dengan kebutuhan apotek-apotek pelayanan yang berada

di bawah pengelolaannya.

Tanggung jawab utama bagi Inventory Supervisor adalah:

a. Melaksanakan pengecekan dan validasi BPBA (Bon Permintaan Barang

Apotek) dari apotek pelayanan untuk memastikan pemesanan barang/obat-

obatan kepada distributor/PBF (Pedagang Besar Farmasi) yang dibutuhkan

apotek pelayanan sesuai dengan rencana dan ketentuan serta prosedur yang

berlaku.

b. Membuat perencanaan dan pengadaan barang untuk seluruh unit bisnis apotek

berdasarkan pareto penjualan apotek.

c. Melakukan pemeriksaan terhadap ketersediaan barang di gudang, sebelum

dilakukan pemesanan barang kepada distributor untuk memastikan ketepatan

dalam pemenuhan ketersediaan barang.

d. Membuat SPB (Surat Pesanan Barang) sebagai bukti pemesanan barang/obat-

obatan kepada distributor/PBF dan permintaan pengiriman barang/obat-obatan

secara langsung dari distributor/PBF kepada apotek pelayanan, untuk

memastikan bahwa distributor/PBF memberikan dan mengirimkan

barang/obat-obatan yang sesuai dengan pesanan kepada apotek pelayanan.

e. Melakukan pemesanan barang/obat-obatan sekaligus melakukan negosiasi

diskon harga (waktu kegiatan dan waktu pembayaran) dan bonus dengan

distributor/PBF untuk mendapatkan harga yang kompetitif.

f. Melakukan verifikasi faktur dan BPBA dari seluruh apotek pelayanan.

g. Memberikan faktur untuk verifikasi lebih lanjut terhadap barang yang sudah

dicek kepada administrasi pembelian/hutang dagang, memastikan pengarsipan

faktur dan memperlancar proses pembayaran hutang kepada distributor/PBF.

h. Melaksanakan rekapitulasi koreksi harga dan penambahan barang/obat-obatan.

i. Melaksanakan pemilihan distributor/PBF.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 48: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

37

Universitas Indonesia

4.1.3. Bagian Keuangan

Bagian keuangan dijalankan oleh Supervisor Keuangan dan Akuntansi

(petugas kasir besar) yang bertanggung jawab kepada Manajer Bisnis. Tugas kasir

besar adalah:

a. Menyiapkan uang sebagai modal awal untuk diserahkan ke kasir apotek.

b. Menerima setoran penjualan tunai berdasarkan bukti setoran kasir dari apotek

pelayanan.

c. Menerima hasil penagihanpiutang dagang berupa uang tunai, cek atau giro dari

bagian penagihan.

d. Mengeluarkan uang untuk keperluan rutin dengan sepengetahuan/perintah unit

BM seperti: uang transpor, gaji pegawai, pembayaran hutang dagang yang

telah jatuh tempo, dan lain-lain.

e. Membuat laporan mingguan saldo kas/bank.

Tanggung jawab kasir besar adalah:

a. Menerima dan mengeluarkan uang (surat berharga) sesuai dengan bukti-bukti

dokumen yang sah dan disetujui oleh APA.

b. Menjaga dan memelihara keamanan dari risiko kehilangan dan kerusakan uang

(surat berharga).

c. Bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan.

4.1.3.1. Bagian Administrasi/Ketatausahaan

Fungsi bagian administrasi/ketatausahaan adalah sebagai pelaksana

pembuatan laporan akuntansi keuangan dan sebagai pengawas kesesuaian proses

pelaksanaan pengumpulan data, pencatatan, penyajian laporan dan pengarsipan

data dari seluruh fungsi kegiatan yang ada di apotek terhadap sistem yang berlaku

di apotek. Bagian ini dipimpin oleh seorang Supervisor administrasi dan keuangan

yang bertanggung jawab kepada ManajerBisnis. Supervisor administrasi dan

keuangan bertugas mengkoordinir semua kegiatan administrasi di apotek yang ada

dibawahnya, meliputi administrasi hutang dagang, administrasi piutang dagang,

administrasi kas bank, administrasi pajak, administrasi inkaso dan administrasi

umum.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 49: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

38

Universitas Indonesia

4.1.3.2. Administrasi Hutang Dagang

Bagian ini melaksanakan semua kegiatan administrasi pembelian barang

diapotek, yaitu:

a. Mencatat seluruh faktur pembelian di kartu hutang masing-masing distributor

sebagai hutang dagang.

b. Menerima kontrabon dari distributor (faktur asli, pajak dan surat pesanan) dan

membuat tanda terima faktur untuk distributor seminggu sebelum jatuh tempo

pembayaran.

c. Mencocokkan salinan faktur dengan yang asli dan menyimpannya sampai jatuh

tempo.

d. Menyerahkan struk hutang dagang ke bagian keuangan untuk dibuatkan bukti

pengeluaran kas.

e. Melengkapi berkas-berkas seperti faktur asli, salinan faktur, SP barang dan

bukti pengeluaran kas untuk diserahkan ke kasir besar.

f. Membuat laporan hutang dagang.

g. Membuat laporan saldo mutasi hutang dagang.

4.1.3.3. Administrasi Piutang Dagang

Bagian ini melaksanakan semua kegiatan administrasi penjualan kredit

diapotek, kegiatannya meliputi:

a. Mengumpulkan faktur-faktur resep kredit setiap hari disertai faktur penjualan,

copy resep, dan kuitansi dan mengelompokkannya berdasarkan masingmasing

debitur.

b. Membuat rekap tagihan perbulan untuk masing-masing debitur.

c. Membuat kuitansi penagihan perbulan untuk masing-masing debitur (dibuat 5

rangkap yaitu 1 untuk bagian administrasi inkaso, 1 lembar untuk bagian

administrasi piutang dagang dan 3 lembar untuk ditagihkan kepada debitur).

d. Mencocokkan resep/faktur penjualan kredit dengan data yang ada di

komputer.Mencatat piutang dagang dalam kartu piutang dagang.

e. Membuat laporan piutang dagang setiap bulan.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 50: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

39

Universitas Indonesia

4.1.3.4. Administrasi Pajak

Bagian administrasi pajak bertugas untuk mengurus seluruh administrasi

pajak yang ada di BM wilayah Bogor, meliputi:

a. Membuat laporan pajak setiap bulan untuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

b. Membuat laporan pajak setiap bulan untuk PPH pasal 21.

c. Membuat laporan pajak setiap bulan untuk PPH pasal 22.

d. Membuat laporan pajak setiap bulan untuk PPH pasal 23.

4.1.3.5. Administrasi Inkaso

Kegiatan bagian administrasi inkaso meliputi :

a. Bertanggung jawab menyimpan dan menerbitkan alat-alat tagih (dibuat oleh

bagian administrasi piutang dagang) yang terdiri dari rekap tagihan, kuitansi

penagihan, dan bukti fotokopi resep kredit.

b. Setiap bulan, menerbitkan tagihan ke masing-masing debitur, kemudian dibuat

tanda terima kuitansi dari debitur.

c. Tanda terima kuitansi kemudian disimpan di map tunggu sampai jatuh tempo

pelunasan piutang tiba.

d. Setelah jatuh tempo, tanda terima kuitansi ditagihkan ke debitur oleh bagian

penagihan untuk dilunasi oleh debitur, hasil pelunasan diserahkan ke bagian

kasir besar.

e. Setelah dilunasi, bagian administrasi inkaso akan menerbitkan nota inkaso

sebagai bukti pelunasan piutang.

f. Setiap bulan dilakukan stok kuitansi untuk melihat apakah terdapat debitur

yang belum melunasi piutangnya.

4.1.3.6. Administrasi Kas Bank

Bagian ini bertugas untuk mencatat seluruh penerimaan dan pengeluaran

melalui kas atau bank. Kegiatannya adalah membuat laporan saldo kas/bank

berdasarkan dokumen penjualan tunai dan penerimaan piutang, pembayaran

hutang dan dokumen biaya variabel dan biaya tetap.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 51: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

40

Universitas Indonesia

4.1.3.7. Administrasi Umum

Administrasi terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian umum dan bagian

sumber daya manusia/kepegawaian. Setiap bagian tersebut mempunyai tugas

tersendiri, adapun tugas dari bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tugas bagian umum :

1) Menyiapkan bahan-bahan rapat.

2) Melakukan kegiatan surat menyurat.

3) Bertanggung jawab terhadap seluruh barang inventaris perusahaan.

b. Tugas bagian SDM/kepegawaian :

1) Membuat daftar gaji pegawai, IP (Iuran Pensiun), ISP (Iuran Sosial

Pensiun), dan Iuran Jamsostek.

2) Mengajukan kenaikan pangkat dan membuat surat usulan kenaikan pangkat

bagi pegawai.

c. Tugas Bagian Teknologi Informasi (IT) bertanggung jawab atas kelancaran

sistem yang digunakan di BM wilayah Bogor baik software maupun hardware.

4.2. Apotek Kimia Farma No. 7 Bogor

4.2.1. Lokasi Apotek

Apotek Kimia Farma No.7 terletak dikawasan yang sangat strategis yaitu

berada di tepi jalan besar dua arah dengan halaman yang luas, mudah diakses,

dapat dilewati oleh mobil pribadi, kendaraan umum, dekat dengan kebun raya

Bogor dan disekitarnya merupakan daerah perkantoran.

4.2.2. Tata Ruang Apotek

Bangunan apotek terdiri dari 4 lantai, dimana lantai basement digunakan

untuk tempat laboratorium klinik dan optik, serta di tempat terpisah juga

digunakan sebagai gudang sementara berisi rak obat dan lemari pendingin untuk

meletakkan obat. Lantai 1 digunakan untuk kegiatan apotek pelayanan resep

umum, lantai 2 digunakan untuk kegiatan apotek pelayanan resep asuransi

kesehatan (askes) dan sebagai tempat beberapa praktek dokter, sedangkan lantai 3

digunakan untuk kegiatan Business Manager (BM) untuk wilayah Bogor.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 52: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

41

Universitas Indonesia

Ruang di Apotek KF No.7 diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan

dalam pelaksanaan aktivitas pelayanan apotek, memberikan suasana nyaman bagi

pasien dan pegawai apotek. Adapun pembagian ruang atau tempat yang terdapat

di dalam apotek antara lain :

a. Ruang tunggu

Dalam ruang ini tersedia tempat duduk dengan jumlah yang memadai,

tempat sampah, ventilasi udara dan cahaya yang cukup serta dilengkapi dengan

pendingin ruangan, pengharum ruangan otomatis, dan televisi sehingga dapat

memberikan kenyamanan bagi pasien yang menunggu.

b. Tempat penyerahan resep

Tempat ini berupa counter yang tingginya kurang lebih 1 meter untuk

kegiatan penyerahan resep dan pengambilan obat. Terdapat 3 counter yang

dapat melayani penyerahan resep dan pembelian obat dan barang-barang

swalayan dengan 1 counter diantaranya terpisah dibagian swalayan farmasi.

Masing-masing counter tersebut dilengkapi komputer sehingga petugas dapat

langsung terhubung dengan sistem yang berisi harga, stok, dan lokasi

penyimpanan serta dapat menyimpan data tentang pasien dan penjualan obat.

c. Swalayan farmasi

Ruangan ini berada di sebelah kanan dari pintu masuk apotek dan mudah

terlihat dari ruang tunggu pasien. Barang yang dijual di swalayan farmasi

adalah obat bebas, obat bebas terbatas, jamu/obat herbal, produk suplemen,

produk susu, minyak angin, kosmetik, alat kesehatan, roti, dan lain-lain.

d. Tempat peracikan obat

Ruangan ini terletak di bagian samping tempat penyerahan resep. Di

ruangan ini dilakukan peracikan obat-obat yang dilayani berdasarkan resep

dokter. Ruangan ini dilengkapi fasilitas untuk peracikan seperti timbangan,

blender, lumpang dan alu, gelas ukur, sealing equipment, bahan baku dan alat-

alat untuk meracik lainnya.

e. Tempat penyiapan obat non racikan

Tempat penyiapan obat non racikan berada di sebelah tempat penyerahan

resep. Pada meja tersebut terdapat perlengkapan penyiapan obat seperti etiket,

plastik pengemas, solasi, copy resep, kuitansi, stempel, dan lain-lain.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 53: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

42

Universitas Indonesia

f. Tempat penyimpanan obat

Obat disimpan di rak-rak yang berisi kotak-kotak obat. Rak obat

dipisahkan berdasarkan efek farmakologis obat dan bentuk sediaan serta

disusun secara alfabetis. Terdapat rak khusus untuk obat yang dikategorikan

pareto menurut apotek. Untuk penyimpanan sediaan farmasi yang termolabil,

telah disediakan lemari pendingin. Selain itu, terdapat lemari kaca terkunci

yang berisi lemari khusus yang terkunci untuk menyimpan narkotika dan

psikotropika yang kuncinya hanya dipegang oleh Apoteker atau Supervisor.

g. Tempat administrasi

Tempat administrasi berupa meja kerja yang terdapat komputer yang

terhubung dengan sistem informasi apotek. Kegiatan administrasi yang

dilakukan diantaranya pembuatan Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA),

Surat Pesanan khusus untuk narkotika dan psikotropika, rekapitulasi resep

kredit, dan perhitungan keuangan kasir.

h. Tempat penyerahan dan informasi obat

Apotek ini pun telah dilengkapi patient care sebaigai tempat penyerahan

dan informasi obat kepada pasien. Tempat ini berupa meja yang dilengkapi

dengan kursi untuk tempat duduk pasien. Fasilitas tersebut disediakan untuk

mempermudah penyampaian informasi obat dan konseling.

i. Sarana penunjang

Apotek memiliki berbagai sarana penunjang seperti tempat parkir yang

luas, toilet, masjid yang cukup besar, ruang praktek untuk 13 dokter spesialis,

optik, laboratorium klinik, dan beberapa mesin Anjungan Tunai Mandiri

(ATM).

4.2.3. Struktur Organisasi

Apotek dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA)yang

merangkap sebagai Bisnis Manager (BM) yang bertanggung jawab

terhadapkeseluruhan kegiatan apotek serta membawahi secara langsung Manager

ApotekPelayanan yang terdapat di wilayah BM. Terdapat pelaksana-pelaksana

yang masing-masingmemiliki tanggung jawab lain selain menyiapkan obat dan

memberikan obatkepada pasien, seperti Asisten Apoteker (AA) yang bertanggung

jawab mengurusipenjualan resep kredit dengan perusahaan atau instansi. Masing-

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 54: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

43

Universitas Indonesia

masingAsisten Apoteker (AA) juga bertanggung jawab pada rak-rak obat

tertentumengenai kerapihan, kebersihan dan kelengkapan persediaan obat.

4.2.4. Tugas dan Fungsi Tenaga Kerja Apotek

4.2.4.1. Apoteker Pengelola Apotek

Pimpinan Apotek adalah seorang APA yang telah memiliki Surat Izin

Praktik Apoteker (SIPA) dan SuratIzin Apotek. APA bertindak sebagai manajer

apotek pelayanan yang memilikikemampuan untuk merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin, dan mengawasi jalannya apotek.

4.2.4.2. Apoteker Pendamping

Apoteker Pendamping yaitu apoteker yang bekerja di apotek di samping

APA dan/atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek.

Apotek mempunyai dua orang Apoteker Pendamping yangmelaksanakan

pekerjaan kefarmasiannya sesuai dengan jadwal yang telahditetapkan.

4.2.4.3. Asisten Apoteker (AA)

AA bertanggung jawab langsung kepada Manager ApotekPelayanan. Tugas

AA adalah sebagai berikut:

a. Pengaturan, pengontrolan dan penyusunan penyimpanan obat dan perbekalan

farmasi lainnya sesuai dengan bentuk dan jenis barang yang disusun secara

alfabetis.

b. Penerimaan resep dan pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan resep sesuai

dengan peraturan kefarmasian.

c. Pemeriksaan ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya berdasarkan

resep yang diterima.

d. Pemberian harga pada setiap resep dokter yang masuk.

e. Pelayanan dan peracikan obat sesuai dengan resep dokter, antara lain

penghitungan dosis obat untuk racikan, penimbangan bahan, peracikan,

pengemasan obat dan pemberian etiket.

f. Pembuatan kuitansi atau salinan resep untuk obat yang hanya diambil sebagian

atau bila diperlukan pasien.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 55: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

44

Universitas Indonesia

g. Pemeriksaan kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien meliputi

bentuk sediaan, jumlah obat, nama, nomor resep dan cara pemakaian.

h. Pemeriksaan akhir terhadap hasil penyiapan obat.

i. Penyerahan obat dan perbekalan farmasi kepada pasien dan pemberian

penjelasan tentang penggunaan obat/ informasi lain yang dibutuhkan.

j. Pencatatan masuk dan keluarnya obat pada kartu stok barang.

k. Pelayanan informasi mengenai cara pemakaian obat melalui penyerahan obat

dari AA kepada pelanggan.

l. Pembuatan faktur penjualan resep, resep kredit dari instansi yang telah

disepakati.

m. Pencatatan atau penghitungan harga resep-resep kredit dari instansi sesuai

dengan perjanjian yang disepakati.

n. Turut berpartisipasi dalam pelaksanaan pemeliharaan sanitasi/kebersihan di

ruang peracikan.

4.2.4.4. Juru Resep

Juru resep bertugas membantu AA dalam penyiapan obatdan perbekalan

farmasi lainnya di bawah pengawasan AA. Tugas juru resep adalah:

a. Penyiapan obat, pengerjaan obat-obatanracikan yang telah disiapkan oleh AA

sesuai dengansediaan yang diminta.

b. Penyiapan obat-obat racikan standar di bawah pengawasan AA.

c. Penjagaan kebersihan ruangan apotek.

4.2.5. Kegiatan Apotek

Kegiatan utama yang dilakukan apotek Kimia Farma No.7 meliputikegiatan

teknis kefarmasian maupun kegiatan non teknis kefarmasian.

4.2.5.1. KegiatanTeknisKefarmasian

Kegiatan teknis kefarmasian yang dilakukan di apotek meliputi

pengadaan,penyimpanan, peracikan, penjualan obat dan perbekalan farmasi

lainnya sertapengelolaan narkotika dan psikotropika.

a. Pengadaan barang

Pengadaan barang di apotek dilakukan melalui BM dengan sistem

Distribution Center (DCs) melalui sistem online. Dengansistem DC ini kita

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 56: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

45

Universitas Indonesia

dapat mengetahui kebutuhan tiap-tiap apotek pelayanan yangberada dalam satu

wilayah BM, sehingga pengiriman barangberdasarkan kebutuhan masing-

masing apotek.Supervisor pengadaan melakukan pemesanan barang kepada

PedagangBesar Farmasi (PBF) yang resmi dengan menerbitkan Surat Pesanan

Barang/ SPB(Lampiran 8). Barang yang dipesan akan dikirim ke gudang pusat

dan selanjutnyaakan didistribusikan ke masing-masing apotek beserta dokumen

droping(Lampiran 9) dan formulir serah terima barang DCs (Lampiran 10)

melalui jasaekpedisi.Apotek pelayanan dapat melakukan permintaan mendesak

(by pass) jikaobat atau perbekalan farmasi lainnya dibutuhkan segera tetapi

tidak adapersediaan, permintaan dilakukan menggunakan Bon Pemesanan

BarangApotek/BPBA (Lampiran 11) yang ditujukan kepada PBF. Khusus

untukpengadaan narkotika dan psikotropika, pengadaan dilakukan oleh

masing-masingapotek pelayanan melalui Surat Pesanan (SP) khusus Narkotika

dan Psikotropikadan diantar langsung ke apotek pelayanan.

Pembelian obat dan perbekalan farmasi lainnya tidak saja berasal dari

PBFKimia Farma tetapi juga dari PBF atau distributor resmi/berizin lainnya.

Adapun dasar pemilihan PBF atau distributor adalah sebagai berikut:

1) Ketersediaan barang

2) Kualitas barang yang dikirim dapat dipertanggungjawabkan

3) Besarnya potongan harga (diskon) yang diberikan

4) Kecepatan pengiriman barang yang tepat waktu

5) Cara pembayaran.

b. Penyimpanan barang

Apotek memiliki ruang/tempat penyimpanan sediaanfarmasi dan

perbekalan kesehatan lainnya pada sarana swalayan farmasi danruang

peracikan. Swalayan farmasi menyediakan tempat untuk mendisplai obatbebas

dan obat bebas terbatas serta informasi bagi pasien berupa

brosur/leaflet.Didalam ruang peracikan, sediaan farmasi dan perbekalan

kesehatan lainnyadisimpan didalam rak-rak/lemari yang memudahkan

pengisian danpengeluaran barang. Di tempat ini terdapat serangkaian kegiatan

yang meliputi:penerimaan, pengawasan, pengendalian persediaan, dan

pengeluaran obat.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 57: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

46

Universitas Indonesia

Penyimpanan sediaan farmasi disusun berdasarkan kelas terapi

(sifatfarmakologis),keamanan, bentuk sediaan, suhu stabilitas, dan disusun

secaraalfabetis. Lemari penyimpanan sediaan farmasi di ruang peracikan terdiri

dari:

1) Lemari penyimpanan obat ethical/prescription drugs berdasarkan kelas

terapi dan obat yang sering diresepkan dokter.

2) Lemari penyimpanan obat narkotika yang terkunci

3) Lemari penyimpanan obat psikotropika yang terkunci

4) Lemari penyimpanan obat-obat mahal yang terkunci

5) Lemari penyimpanan bahan baku obat

6) Lemari penyimpanan sediaan sirup atau suspensi

7) Lemari penyimpanan sediaan obat tetes/drops dan lotion

8) Lemari penyimpanan sediaan salep dan tetes mata

9) Lemari penyimpanan sediaan injeksi dan infus

10) Lemari pendingin untuk penyimpanan obat yang termolabil seperti:

suppositoria, serum, vaksin, insulin dan tetes mata tertentu.

Setiap AA bertanggung jawab terhadap lemaripenyimpanan obat yang

telah ditetapkan, meliputi kerapihan, kebersihan, dankelengkapan/stok obat

yang ada di lemarinya. Setiap pemasukan dan penggunaan obat/ barang harus

selalu diinput kedalam komputer dan dicatat pada kartu stok (Lampiran 12),

meliputi tanggal pengisian/pengambilan, nomor dokumen, jumlahbarang yang

diisi/diambil,sisabarang dan paraf petugas yang

melakukanpengisian/pengambilan barang. Kartu stok harus selalu diisi dengan

lengkap danrapih serta diletakkan di masing-masing kotak obat/barang.

c. Penjualan

Penjualan yang dilakukan oleh apotek meliputi penjualan tunaidan kredit

obat dengan resep dokter, serta pelayanan upaya pengobatan dirisendiri

(UPDS). Penjualan tunai obat dengan resep dilakukan terhadap pelangganyang

langsung datang ke apotek untuk menebus obat yang dibutuhkan dan

dibayarsecara tunai. Penjualan tunai obat dengan resep dokter mengikuti alur

sebagaiberikut (Lampiran 13):

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 58: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

47

Universitas Indonesia

1) AA pada bagian penerimaan resep menerima resep dari pasien, lalu

dilakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep tersebut.

2) Ada tidaknya obat pada persediaan akan diperiksa oleh AA. Bila obat yang

dibutuhkan tersedia, kemudian dilakukan pemberian harga dan

pemberitahuan kepada pasien.

3) Setelah disetujui oleh pasien, segera dilakukan pembayaran atas obat dan

dibuatkan struk pembayaran obat tersebut yang disatukan dengan resep

aslinya. Pasien menerima struk pembayaran dan diminta untuk menunggu.

Informasi pasien akan dicatat di Catatan Pengobatan Pasien/ Patient

Medication Records. Bila obat hanya diambil sebagian maka petugas

membuat salinan resep/Copy resep(Lampiran 14) untuk pengambilan

sisanya. Bagi pasien yang memerlukan kuitansi dapat pula dibuatkan

kuitansi dan salinan resep di belakang kuitansi tersebut.

4) Obat disiapkan.

5) Setelah obat selesai disiapkan maka obat diberi etiket (Lampiran 15) dan

label (Lampiran 16) bila perlu dan dikemas dengan kemasan (Lampiran 17).

6) Pemeriksaan kembali dilakukan sebelum obat diberikan yang meliputi

nomor resep, nama pasien, kebenaran obat, jumlah dan etiketnya, serta

dilakukan juga pemeriksaan salinan resep sesuai resep aslinya serta

kebenaran kuitansi.

7) Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resep yang disertai

dengan informasi tentang cara pemakaian obat dan informasi lain yang

diperlukan pasien. Konseling dapat dilakukan bersamaan pada saat

pemberian informasi obat atas permintaan pasien.

8) Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan tanggal resep

dan disimpan sekurang-kurangnya tiga tahun.

Penjualan dengan cara kredit obat dengan resep dokter adalah

penjualanobat dengan resep berdasarkan perjanjian kerjasama yang telah

disepakati olehsuatu perusahaan/instansi dengan apotek yang pembayarannya

dilakukan secarakredit melalui penagihan kepada perusahaan secara berkala.

Prosedur pelayananresep kredit pada dasarnya sama dengan pelayanan resep

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 59: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

48

Universitas Indonesia

tunai, hanya saja padapelayanan resep kredit terdapat beberapa perbedaan

seperti:

1) Setelah resep dokter diterima dan diperiksa kelengkapannya maka dilakukan

penetapan harga namun tidak dilakukan pembayaran oleh pasien tetapi

langsung dikerjakan oleh petugas apotek.

2) Harga resep kredit ditetapkan berdasarkan perjanjian kerjasama oleh

instansi/perusahaan dengan Apotek Kimia Farma, sehingga harganya

berbeda dengan pembelian resep tunai.

3) Penomoran resep dokter yang dibeli secara kredit dibedakan dengan resep

yang dibeli secara tunai.

4) Resep disusun dan disimpan terpisah dari resep yang dibeli secara tunai

kemudian dikumpulkan dan dijumlahkan nilai rupiahnya berdasarkan

masing-masing instansi atau perusahaan untuk dilakukan penagihan pada

saat jatuh tempo pembayaran yang telah disepakati bersama.

Pelayanan UPDS adalah penjualan obatbebas atau perbekalan farmasi

yang dapat dibeli tanpa resep dari dokter sepertiOTC (over the counter) baik

obat bebas dan obat bebas terbatas. Pelayanan UPDSmengikuti alur sebagai

berikut:

1) Permintaan barang dari pasien diterima oleh petugas dan ketersediaan obat

langsung diinformasikan.

2) Setelah disetujui oleh pembeli, langsung dilakukan pembayaran oleh

pembeli .

3) Bagian kasir melakukan penerimaan uang pembayaran dan pembuatan bukti

penyerahannotapenjualan bebas.

4) Barang beserta bukti pembayaran penjualan bebas diserahkan kepada

pasien.

4.2.5.2. Kegiatan Non Teknis Kefarmasian

Kegiatan non-teknis kefarmasian yang dilakukan oleh Apotek KimiaFarma

No.7 berupa administrasi harian dalam bentuk pembuatan Laporan

IkhtisarPenerimaan Harian (LIPH) (Lampiran 18) baik tunai maupun kredit,

sertamemasukkan data resep tunai dan resep kredit.Kegiatan pencatatan dilakukan

oleh bagian administrasi dan keuangan diBisnis Manajer, meliputi

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 60: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

49

Universitas Indonesia

kegiatanadministrasi dan keuangan. Kegiatan administrasi ditangani oleh

beberapa stafadiministrasi dan keuangan yang bertanggung jawab kepada

supervisoradministrasi dan keuangan, sedangkan kegiatan keuangan ditangani

oleh KasirBesar. Supervisor administrasi dan keuangan serta Kasir Besar

bertanggung jawablangsung kepada pimpinan apotek BM.

4.2.6. Pengelolaan Narkotik

Pengelolaan narkotika diatur secara khusus mulai dari pengadaan

sampaipemusnahan untuk menghindari terjadinya kemungkinan penyalahgunaan

obattersebut. Pelaksanaan pengelolaan narkotika di Apotek Kimia Farma

No.7meliputi:

a. Pemesanan narkotika

Pemesanan sediaan narkotika dilakukan secara tertulis sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Surat pesanan khusus narkotika (Lampiran19) yang

sudah ditandatangani oleh APA dikirim ke DCs. Pemesanan dilakukan ke PBF

KF selaku distributor tunggal dengan membuat surat pesanan khusus narkotika

model N.9 yang dibuat rangkap empat, yang masing-masing diserahkan kepada

PBF yang bersangkutan (SP asli dan 2 Lembar copy SP), dan satu lembar

sebagai arsip di apotek. Setiap lembar SP hanya berlaku untuk satu item

narkotika.

b. Penerimaan narkotika

Penerimaan narkotika dari PBF harus diterima oleh APA. APA akan

menandatangani faktur tersebut setelah melihat kesesuaian dengan surat

pesanan. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis dan

jumlah narkotika yang dipesan.

c. Penyimpanan narkotika

Obat-obat yang termasuk golongan narkotika di Apotek Kimia Farma

No.7 disimpan dalam lemari khusus yang terkunci. Kunci lemari tersebut

dipegang oleh senior supervisor.

d. Pelayanan narkotika

Apotek Kimia Farma No.7 hanya melayani resep narkotika dari resep asli

atau salinan resep yang dibuat oleh Apotek Kimia Farma No.7 sendiri yang

belum diambil sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 61: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

50

Universitas Indonesia

pembelian obat narkotika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh

apotek lain. Resep yang berisi narkotika dipisahkan dan digarisbawahi dengan

tinta merah serta mencantumkan alamat atau no telepon pasien.

e. Pelaporan narkotika

Pelaporan penggunaan narkotika di Apotek Kimia Farma No.7 dibuat

setiap bulan melalui program SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan

Psikotropika) Kemenkes RI (Lampiran 20) yang meliputi laporan penggunaan

sediaan jadi narkotika dan laporan khusus penggunaan morphine, pethidin, dan

derivatnya. Laporan dibuat rangkap lima dan ditandatangani oleh APA dengan

mencantumkan nama jelas, alamat apotek, dan stempel apotek yang kemudian

dikirimkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dengan tembusan

kepada Kepala Balai Besar POM Propinsi Jawa Barat, Unit Logistik Sentral

PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Unit Pelayanan Penanggung Jawab Narkotika,

Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, dan Arsip apotek.

f. Pemusnahan narkotika.

Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut :

a. APA membuat dan menandatangani surat permohonan untuk pemusnahan

narkotika yang berisi antara lain jenis dan jumlah narkotika yang rusak dan

atau tidak memenuhi syarat.

b. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke Balai

POM Jawa Barat. Balai POM akan menetapkan waktu dan tempat

pemusnahan.

c. Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari APA, AA, Petugas

Balai POM, dan Kepala Kantor Dinkes Kota Bogor.

d. Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, dibuat Berita Acara

Pemusnahan yang berisi: hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya

pemusnahan; Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan; Cara

pemusnahan; Petugas yang melakukan pemusnahan; nama dan tanda tangan

APA. Berita acara tersebut dikirimkan kepada Badan Pengawas Obat dan

Makanan (POM), Kepala dinas kesehatan Propinsi, dan Arsip apotek.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 62: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

51

Universitas Indonesia

4.2.7. Pengelolaan Psikotropika

Pengelolaan psikotropika di Apotek Kimia Farma No.7 meliputi :

a. Pemesanan Psikotropika

Pemesanan obat psikotropika dilakukan dengan menggunakan Surat

Pesanan Psikotropika (Lampiran 19) yang boleh berisi lebih dari satu jenis

psikotropika. Surat pemesanan dibuat rangkap 2, yang masing-masing

diserahkan ke PBF yang bersangkutan (asli ) dan 1 lembar sebagai arsip di

apotek.

b. Penyimpanan Psikotropika

Penyimpanan obat psikotropika dilakukan di lemari khusus yang terpisah

dari sediaan yang lain, terkunci, dan anak kunci dikuasakan kepada AA

penanggung jawab psikotropik.

c. Pelayanan Psikotropika

Apotek KF No.7 hanya melayani resep psikotropika dari resep dokter.

Pengulangan resep atau kopi resep yang berisi psikotropika dapat dilayani

dengan memeriksa terlebih dahulu kelengkapan serta kerasionalan resep oleh

apoteker.

d. Pelaporan Psikotropika (Lampiran 20)

Prosedur pelaporan penggunaan psikotropika sama dengan pelaporan

penggunaan narkotika melalui program SIPNAP Kemenkes RI.

e. Pemusnahan Psikotropika

Tata cara pemusnahan psikotropika sama dengan tata cara pemusnahan

narkotika. Dalam pelaksanaannya pemusnahan Psikotropika dapat dilakukan

bersamaan dengan pemusnahan narkotika.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 63: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

52Universitas Indonesia

BAB 5

PEMBAHASAN

Apotek Kimia Farma No.7 Bogor berada satu gedung dengan Bisnis

Manager wilayah Bogor sehingga lebih memudahkan dalan urusan operasional.

Apoteker Pengelola Apotek (APA) sekaligus menjabat sebagai Manajer Bisnis

(BM) untuk wilayah Bogor. Oleh karena itu, APA dibantu oleh Manager Apotek

Pelayanan (MAP) yang bertugas mengelola seluruh kegiatan di apotek meliputi

operasinal apotek dan SDM, memastikan pencapain target penjualan, laba, dan

pembiayaan biaya operasional sesuai yang telah ditetapkan.

Selain menjadi sarana dalam melakukan pelayanan kefarmasian, Apotek

juga berupakan unit bisnis retail yang melakukan pengelolaan perbekalan farmasi

dan menjalankan standar pelayanan farmasi. Oleh karena itu, diperlukan sistem

manajerial yang baik agar bisnis berjalan dengan lancar. Namun, pengelolaan

apotek juga tidak lepas dari pelayanan farmasi yang berorientasi kepada pasien

(patient oriented). Konsep pengelolaan bisnis dan pelayanan farmasi ini harus

berjalan beriringan agar apotek dapat mendatangkan keuntungan dan

menyediakan pelayanan farmasi yang memuaskan bagi pelanggan.

5.1. Lokasi dan Tata ruang Apotek

Lokasi Apotek Kimia Farma No. 7 berada di Jalan H. Juanda No. 30, Bogor

yang letaknya sangat strategis. Apotek ini terletak di pusat kota Bogor yang

terdapat penduduk yang cukup padat dan beroperasi selama 24 jam dan 7 hari

dalam seminggu tidak terkecuali di hari besar. Hal ini dilakukan dalam upaya

untuk menunjukkan dedikasi yang besar dalam memberikan pelayanan yang

optimal kepada pelanggan. Apotek ini ditunjang dengan sarana dan prasarana

yang baik serta terdapat tempat praktek dokter yang cukup memadai, pelayanan

fisioterapi, laboratorium klinik, dan optik untuk melayani kebutuhan pengobatan

pelanggan dengan harapan masyarakat menaruh kepercayaan yang tinggi.

Penataan apotek sendiri sangat baik karena terdiri dari 4 lantai dan ruangan

yang cukup luas dalam melakukan kegiatan kefarmasian dan Kegiatan di Unit

Bisnis. Bangunan apotek ini memilki ciri khusus yaitu adanya logo Kimia Farma

apotek di depan apotek yang berdampingan dengan papan nama bertuliskan

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 64: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

53

Universitas Indonesia

praktek dokter. Keberadaan logo Kimia Farma ini membuat apotek mudah

dikenali sehingga dapat menarik pelanggan, terutama yang telah mengenal

reputasi Kimia Farma. Bagian depan apotek berupa kaca tembus pandang

sehingga dapat terlihat dari luar. Namun, yang perlu diperhatikan adalah kaca

tembus pandang yang langsung menyinari bagian swalayan farmasi tempat

mendisplay obat OTC sehingga cahaya dan panas matahari dapat masuk ke area

swalayan dan mempengaruhi suhu ruangan. Oleh karena itu, penting untuk

mengatur pencahayaan di swalayan farmasi.

Tata ruang apotek terdiri dari ruang tunggu, swalayan, tempat penerimaan

resep dan kasir, ruang penyimpanan obat, ruang peracikan,ruang apoteker, dan

ruang administrasi. Ruang tunggu apotek dirasa cukupnyaman karena dilengkapi

dengan pendingin ruangan, adanya televisi, dandisediakan koran. Apotek juga

telah dilengkapi dengan sarana penunjang sepertitoilet dan musholla yang dapat

digunakan oleh pelanggan apotek.

Penataan swalayan farmasi sudah baik dan tertata rapi. Swalayan farmasi di

apotek sudah cukup lengkap, penataan obat dan barang diletakkan berdasarkan

jenisnya seperti baby and child care, paper product, milk and nutrition, oral care,

haircare, medicine, danvitamin.Akan tetapi, beberapa kali pelanggan merasa

kesulitan dalam memperoleh informasi terkait harga barang-barang swalayan

karena tidak dicantumkan. Oleh karena itu, perlu adanya penambahan label harga

di masing masing kotak barang atau obat yang di display di swalayan.

Di ruang racik, obat-obat dipisahkan berdasarkan bentuk sediaan dandisusun

di rak penyimpanan menurut efek farmakologisnya. Semua obat sediaanpadat dan

cair yang tidak memerlukan kondisi penyimpanan khusus diletakkan ditempat

yang tidak terkena cahaya matahari langsung. Obat-obat yang memerlukankondisi

penyimpanan khusus seperti suppositoria disimpan dalam lemaripendingin. Setiap

obat diletakkan dalam kotak disertai label nama obat,kekuatannya (jika obat

tersebut tersedia dalam dua kekuatan atau lebih) dan logokimia farma.

Penyimpanan dua (2) macam obat dalam satu kotak atau dua (2) obatsejenis

dengan kekuatan yang berbeda memiliki kelemahan, dimana dapat terjadisalah

pengambilan obat sehingga dapat merugikan pasien dan juga apotek. Hal yang

harus diperhatikan adalah beberapa posisi lemari obat yang tidak ergonomis,

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 65: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

54

Universitas Indonesia

sehingga agak menyulitkan pengambilan obat yang dilakukan oleh personil yang

bekerja. Selain itu, penyimpanan obat di kotak obat dilakukan dengan

mengeluarkannya dari dus aslinya. Penyimpanan seperti ini memang akan

memperindah penyimpanan karena obat terlihat rapih. Namun ada hal yang harus

diperhatikan terkait hal ini, yakni terkait bagaimana pengelolaan obat yang

kadaluarsa, khususnya obat yang harusnya dapat dikembalikan kepada distributor

dengan dus aslinya.

Untuk memudahkan penelusuran, kotak-kotak disusun berdasarkan

abjadnama obat. Setiap kotak penyimpanan obat dilengkapi dengan kartu stok.

Obat-obatjuga dikelompokkan lagi menjadi obat generik, injeksi, obat Askes,

tetesmata, tetes telinga, salep, krim, sirup, emulsi dan drops. Penyusunan

obatberdasarkan efek farmakologis dinilai baik sebab memudahkan asisten

apotekerdan tenaga kefarmasian lainnya untuk mengetahui obat-obat yang

termasuk kedalam efek farmakologis tertentu. Seperti, mengetahui obat-obat apa

saja yangmemiliki efek farmakologis pada kardiovaskular. Selain itu, juga

memudahkantenaga kefarmasian untuk menginformasikan kepada pasien tentang

obat tersebut.Alangkah baiknya jika untuk obat generik juga disusun berdasarkan

efekfarmakologisnya.

Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika disimpan terpisah dari obat-

obat lain di dalam lemari khusus yang terdapat pada dinding di apotek. Lemari

khusus tersebut dilengkapi dengan kunci dan dipegang oleh asisten apoteker

penanggung jawab narkotika dan psikotropika. Penyimpanan narkotika belum

memenuhi ketentuan yang berlaku karena lemari narkotika belum sepenuhnya

dikunci setiap selesai digunakan. Hal tersebut disebabkan oleh salah satu faktor

yaitu adanya kesulitan petugas untuk mengunci dan menutup lemari saat harus

menyiapkan resep ketika pasien ramai dan karena letak lemari berada jauh dari

jangkauan petugas sehingga butuh waktu untuk mengambil obat tersebut. Selain

itu, lemari narkotika yang sudah ada masih menerapkan sistem satu pintu

sehingga hanya ada satu kunci yang ada di lemari narkotika. Hal lain yang

sebaiknya dilakukan adalah, selain menggunakan kartu stok dalam pencatatan

pemasukan dan pengeluaran obat, minimal adapula catatan harian seperti yang

disarankan oleh BPOM untuk mempermudah penelusuran dengan lebih baik.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 66: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

55

Universitas Indonesia

Daerah pelayanan resep juga terbagi menjadi dua yaitu untuk resep umum

berada di lantai satu dan untuk resep pasien Akses berada di lantai dua. Tempat

penerimaan resep, kasir (pembayaran), dan penyerahan obatberada pada satu

tempat yang hanya dibatasi oleh meja setinggi dada orangdewasa Hal ini

menguntungkan sehingga tidak terjadi penumpukan pasien di ruang tunggu

apabila Apotek dalam keadaan sangat ramai, khususnya pada malam hari. Pada

resep umum, terdapat dua orang kasir yang dibedakan menjadi kasir untuk OTC

dankasir untuk melayani resep. Pembagian ini ditujukan untuk efektifitas

dalampelayanan, namun dalam pelaksanaannya belum maksimal karena pasien

masihkurang paham mengenai alur pembayaran. Hal ini disebabkan karena

kurangjelasnya petunjuk mengenai kasir untuk OTC dan kasir untuk pelayanan

resep.

5.2. Personalia

MAP Apotek Kimia Farma No.7 dibantu oleh Petugas Teknis Kefarmasian

dan Juru resep. Selain itu, terdapat 2 apoteker pendamping yang khusus berperan

dalam tugas pelayanan kepada pasien. Apotek menggunakan sistem kerja 3 shift.

Masing masing shift selama 7 jam kerja. Apoteker pendamping dibagi menjadi 2

shift yang juga bekerja selama 7 jam.

Akan tetapi, dalam pelaksanaannya, dalam pembagian shift tersebut,

terdapat beberapa kali jadwal apoteker pendamping yang tidak terpenuhi sehingga

ada masa dimana tidak ada apoteker pendamping melakukan kegiatan penyerahan

obat, PIO, serta konseling. Oleh karena itu, tugas tersebut digantikan oleh

beberapa asisten apoteker yang sudah senior.

Dalam melaksanakan sistem pengelolaan apotek, petugas AA merangkap

sebagai petugas kasir dan administrasi. Setiap AA mendapatkan tanggung jawab

dalam menjalankan tugas administrasi seperti laporan narkotika, laporan

psikotropika, laporan barang rusak dan kadaluarsa, laporan penjualan bebas, dan

rekapitulasi tagihan resep kredit ke beberapa instansi. Pelayanan kasir sudah

sudah cukup ramah dalam melayani pelanggan. Akan tetapi, terdapat beberapa

kali disaat kasir meninggalkan tempat sehingga pelanggan-pelanggan yang akan

membeli obat harus menunggu beberapa saat didepan kasir dan tidak langsung

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 67: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

56

Universitas Indonesia

dilayani. Hal ini dapat berdampak pada kepuasan pelanggan sehingga AA dapat

lebih profesional lagi dalam menjalankan tugasnya saat mendapatkan tugas

menjadi kasir di apotek atau mencari pengganti sementara apabila ingin

meninggalkan tempat kasir.

Selain petugas apotek, terdapat beberapa Sales Promotion Girl (SPG) yang

ditugaskan di apotek. SPG membantumeningkatkan penjualan produk dan

membantu petugas apotek dalam menyusun produk-produk di area swalayan

farmasi serta mengambilkan produk-produk yang ditempatkan di area swalayan

farmasi. Hal ini sangat membantu petugas apoteker untuk memberikan pelayanan

yang cepat.

5.3. Kegiatan Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Apotek

Kegiatan pengeloaan perbekalan farmasi di Apotek kimia Farma No. 7

meliputi kegiatan perencanaan, penerimaan, penyimpanan, dan pelayanan obat

dan perbekalan farmasi kepada pelanggan.

5.3.1. Kegiatan Perencanaan & Pengadaan

Pengadaan merupakan suatu proses kegiatan yang bertujuan agar tersedia

sediaan farmasi dengan jumlah dan jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan

pelayanan (Mashuda, Ali, 2011). Pengadaan yang efektif harus menjamin

ketersediaan dalam jenis dan jumlah yang tepat dengan harga yang ekonomis dan

memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan. Oleh karena itu,

kegiatan pengadaan barang di Apotek Kimia Farma dilakukan secara terpusat oleh

bagian pembelian Distribution Centers (DCs) di Bisnis Manajer (BM). Selain itu

juga bertujuan agar Apotek Pelayanan berkonsentrasi terhadap pelayanan farmasi

di masyarakat.

Sistem DCs ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain pembelian

barang lebih ekonomis karena dilakukan dalam jumlah besar sehingga potongan

harga yang diperoleh lebih besar. Selain itu juga dapat menghemat faktur

pembelian dan kemungkinan memperoleh potongan harga harga dari PBF cukup

besar karena pembelian dalam jumlah yang besar.

Dasar perencanaan pengadaan sistem ini dibuat berdasarkan stock level

seluruh apotek pelayanan berdasarkan rata-rata penjualan per hari yang diperoleh

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 68: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

57

Universitas Indonesia

dari data sales histories minimal 1 bulan dari masing-masing apotek. Dengan

sistem informasi manajemen yang terintegrasi maka dapat diketahui stock level

mulai dari pareto A hingga C, buffer stock, serta lead time untuk masing-masing

apotek. Dengan demikian perencanaan persediaan dapat ditentukan dengan cepat.

Selain itu, administrasi pemesanan/pembelian sediaan farmasi dan perbekalan

kesehatan lainnya lebih efisien.

Efisiensi modal kerja meningkat terutama untuk Apotek pelayanan Kimia

Farma. Distribution centers (DCs) menjalankan fungsi QR Delivery system (Quick

Response Delivery System) yaitu sistem monitoring dan pengisian persediaan di

apotek (Reorder Point of Purchase) untuk mengurangi lead time, sehingga apotek

dapat mengurangi cost inventory investment dan diharapkan dapat memperbaiki

tingkat pelayanan apotek kepada konsumen.

Namun, terdapat kendala dari sistem DC ini dimana terkadang terjadi

ketidakcocokan antara data persediaan di komputer dengan stok fisik barang. Hal

ini dapat menyebabkan pelayanan obat di apotek menjadi lebih lama karena

masalah kekosongan persediaan karena memerlukan waktu untuk pengambilan

barang CITO langsung ke gudang. Penyebab lain yang juga menyebabkan

kekosongan/kelebihan persediaan, yaitu perencanaan persediaan yang tidak akurat

dan kurangnya disiplin dari petugas dalam menjaga stok obat dilemari

penyimpanan (penyimpanan yang tidak rapi, tercecer ditempat lain, atau

persediaan rusak atau hilang).

Perencanaan yang baik dapat mencegah kekosongan maupun kelebihan

persediaan. Oleh karena itu, jumlah stok barang di komputer (sistem informasi

manajemen) diharapkan dapat sama dengan stok fisiknya. Keberhasilan fungsi

pengadaan suatu apotek akan menentukan keberhasilan apotek secara keseluruhan

karena fungsi pengadaan yang baik dapat menjamin persediaan barang di apotek.

Indikator keberhasilan dari fungsi pengadaan adalah Harga Pokok Penjualan

(HPP) yang rendah dan jumlah resep yang ditolak sangat kecil. Untuk obat dalam

golongan narkotika dan psikotropika, pengadaan dilakukan dengan cara

melakukan pemesanan langsung ke PBF dengan lembar Surat Pemesanan (SP)

khusus. SP Narkotika dan SP psikotropika yang telah dibuat harus dibuat dengan

mencantumkan nama dan SIPA Apoteker Pengelola Apotek (APA). Untuk

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 69: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

58

Universitas Indonesia

pemesanan narkotika, pemesanan dilakukan ke PBF Kimia Farma selaku

distributor tunggal.

5.3.2. Kegiatan Penerimaan

Penerimaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya yang telah

diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian baik melalui pembelian langsung,

tender atau konsinyasi dari PBF/distributor ke gudang DCs. Petugas DCs

melakukan verifikasi penerimaan/penolakan dengan memeriksa kesesuaian

jenis,spesifikasi, jumlah, mutu, expired date, waktu penyerahan dan harga yang

tertera dalam kontrak/pesanan.

Pendistribusian barang dari gudang DCs ke apotek pelayanan dilakukan 2

kali dalam seminggu. Untuk Apotek Kimia Farma No.7 sendiri, dropping

dilakukan pada hari senin dan hari kamis. Penerimaan barang dilakukan oleh AA

dengan memeriksa kesesuaian antara barang yang diterima dengan form dropping

barang apotek dari DCs. Apabila ditemukan ketidaksesuaian, maka petugas

apotek dapat langsung mengkonfirmasikan kepada petugas DC.

5.3.3. Kegiatan Penyimpanan

Sistem gudang apotek tidak diterapkan oleh apotek karena untuk

meminimalisasi penyimpanan barang dalam jumlah besar dengan tujuan

mengurangi cost inventory investment dan meminimalisir kehilangan atau

kerusakan barang karena kadaluarsa. Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan

lainnya yang diterima diletakkan pada tempat yang sesuai. Penyimpanan

barangbarang di apotek dilakukan di dua area, yaitu area apotek dan area

swalayan farmasi.

Pada area apotek, obat disimpan dalam rak-rak obat dan di setiap barisnya

obat dimasukkan ke dalam kotak obat. Penyimpanan obat di apotek sudah sesuai

dengan program GPP (Good Pharmacy Practice), yaitu penyimpanan dilakukan

berdasarkan kelas terapi yang dikombinasi dengan bentuk sediaan dan alfabetis.

Hal ini baik dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan penyerahan obat dan juga

memudahkan apoteker untuk memberikan alternatif obat pengganti yang

mengandung zat aktif yang sama.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 70: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

59

Universitas Indonesia

Selain itu, penyimpanan sediaan farmasi harus sesuai dengan kondisi yang

dipersyaratkan masing-masing produk, misalnya: pada kondisi khusus dalam

lemari pendingin (2-8°C) untuk produk supossitoria, vaksin, dan serum; dan

penyimpanan obat tertentu seperti narkotika, psikotropika, OKT, dan obat mahal

yang dilketakkan di lemari yang terkunci dan hanya dapat diakses oleh AA yang

diberi kuasa untuk memegang kunci.

Cara penyimpanan yang sesuai juga harus diperhatikan selain

memperhatikan suhu penyimpanan. Berdasarkan cara penyimpanan yang tertera

pada brosur, produk nebulizer harus tetap disimpan di dalam wadah aluminium

dan hanya bertahan selama 3 bulan semenjak kemasan aluminium dibuka. Akan

tetapi, terdapat sediaan cair untuk nebulizer yang dipisahkan dari wadah

aluminium. Hal ini dapat berpengaruh apabila sediaan yang sudah 3 bulan tidak

terjual dan tidak dapat digunakan kembali. Selain itu, terdapat beberapa sediaan

yang disimpan di tempat yang tidak sesuai. Sediaan tetes mata seperti Cendo

Gentamicyn®

dan Cendo Fenikol®

memiliki suhu penyimpanan 2-8oC yang

artinya harus disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu diantara 2-8oC.

Namun, kedua sediaan tersebut disimpan bersama dengan sediaan tetes mata lain

di rak penyimpanan obat.

Penyimpanan obat sebaiknya menerapkan prinsip First In First Out

(FIFO)dan First Expired First Out (FEFO) serta didukung dengan catatan

penyimpanan yang untuk mengontrol sediaan farmasi baik secara manual maupun

komputerisasi (Departemen Kesehatan RI, 2008). Prinsip FIFO dan FEFO masih

kurang mendapat perhatian dari petugas apotek sehingga masih banyak ditemukan

obat-obat yang kadaluarsa. Setiap petugas apotek yang diberi tanggung jawab

untuk mengontrol stok obat yang ada di lemari penyimpanan sebaiknya lebih

dapat mengoptimalisasi kerjanya agar dapat mencegah ketidaksesuaian stok dan

kadaluarsa obat.

Upaya yang telah dilakukan dalam mengelola expire date obat dengan

memberi label warna yang menunjukkan tahun daluarsa obat pada setiap kotak

obat. Namun, hal tersebut tidak cukup dilakukan hanya satu kali, melainkan harus

dilakukan secara berkala. Buku/kartu stok barang digunakan sebagai catatan

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 71: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

60

Universitas Indonesia

manual untuk mengetahui waktu, sumber, jumlah, dan petugas yang melakukan

pemasukan/pengeluaran obat.

Pencatatan kartu stok juga sebaiknya diisi dengan rapi, lengkap, dan benar.

Hal ini penting untuk menjaga agar stok obat terkontrol dengan baik serta sesuai

antara jumlah fisik obat dengan jumlah pada kartu stok. Namun, hal ini sering

dilupakan terutama pada jam-jam sibuk apotek. Oleh karena itu, pada saat stock

opname dilakukan, banyak ditemukan ketidakcocokan antara jumlah fisik barang

dan jumlah pada kartu stok. Catatan komputerisasi menjadi sangat penting untuk

pengecekan dalam mengontrol persediaan. Oleh karena itu, setiap petugas lebih

dapat menjalankan standar operasional kegiatan lebih baik lagi.

5.3.4. Kegiatan Pelayanan Apotek

Kegiatan pelayanan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 7 adalah

melakukan pelayanan resep dokter, penjualanobat bebas dan bebas terbatas/OTC

(Over the Counter) dan perbekalan farmasilainnya yang dikenal sebagai

pelayanan HV (Hand Verkoop), serta penjualan obatOWA (Obat Wajib Apotek)

yang dikenal sebagai pelayanan UPDS (UpayaPengobatan Diri Sendiri).

a. Pelayanan resep

Dalam melakukan pelayanan resep, pertama kali yang harus dilakukan

oleh petugas ketika menerima resep adalah mengecek kelengkapan resep

tersebut. Petugas kasir sangat berperan dalam penerimaan pertama kali resep

dari pasien karena sebagai kasir harus memiliki kecermatan danketelitian, serta

kemampuan yang baik dalam membaca resep. Hal ini untukmencegah

terjadinya kesalahan dalam dispensing dan pemberian harga.

Apoteker memiliki peranan dalam melakukan skrining resep mulai dari

memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi, kesesuaian farmasetik,

danpertimbangan klinis. Setelah semua pengecekan dilakukan, dilakukan

kegiatan dispensing oleh petugas yang berbeda. Petugas yang berbeda

diharapkan terjadi beberapa kali pengecekan dari awal resep diterima sampai

obatakan diserahkan kepada pasien. Hal ini dimaksud untuk menghindari

kesalahan dalam dispensing obat.

Dalam melakukan kegiatan disensing obat, salah satu hal yang sebaiknya

diterapkan saatperacikan adalah penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 72: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

61

Universitas Indonesia

petugas yangmeracik obat baik kapsul, puyer, salep, atau sediaan lainnya. APD

yang dapatdigunakan adalah tutup kepala, sarung tangan, masker dan jas lab.

Perlengkapanseperti jas lab, masker dan sarung tangan sebenarnya sudah

tersedia di apotek, namun terkadang ada petugas yang tidak menggunakan

APD secara lengkap. Hal ini sebaiknyadilakukanuntuk mencegah terjadinya

kontaminasi produk obat dari lingkungan dan jugamelindungi petugas dari

paparan obat.

Langkah selanjutnya setelah dispensing obat adalah pembuatan etiket

obat. Etiket obat harus mencantumkan nama obat,jumlah obat, dan tanggal

kadaluarsa disamping aturan pakai obat. Hal ini sesuai dengan GPP dan

bertujuan untuk menjamin keamanan pasien dalam menggunakan obat. Dalam

penulisan etiket, terkadang dokter tidak menulis waktu pemakaian obat

(sebelum/sesudah makan, pagi/siang/sore/malam), sehingga apoteker tidak

mencantumkannya dalam etiket. Namun, sebaiknya apoteker dapat mengetahui

dan memberikan informasi waktu pemakaian obat yang lebih efektif dan

menuliskannya di etiket. Sebaiknya dibuat daftar waktu pemakaian obat atau

penggunaan obat secara khusus, sehingga mempermudah apoteker dalam

mencari hal tersebut. Untuk pemakaian obat antibiotik, apotek telah

menyediakan stiker khusus yang berisi perhatian untuk meminum habis obat

antibiotik tersebut serta peringatan untuk sirup kering antibitotik

penggunaannya masksimal 7 hari setelah pelarutan.

Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai dengan

pemberianinformasi obat. Sebelum obat diserahkan, petugas melakukan

pemeriksaan akhiruntuk memastikan kesesuaian antara penulisan etiket dengan

resep. Pengecekan dilakukan oleh apoteker yang menyerahkan obat.

PelayananInformasi Obat (PIO) diberikan oleh apoteker kepada pasien pada

saatpenyerahan obat. Informasi obat yang diberikan meliputi nama obat dan

indikasi, cara pakai, aturan pakai, waktu minum obat, dan informasi

pentinglainnya seperti yang tertera pada label untuk antibiotik, yaitu obat

harusdihabiskan, dan lain-lain. Konseling diberikan pada pasien yang

membutuhkankonseling terkait dengan pengobatan yang diberikan oleh dokter

atau karenapermintaan pasien sendiri.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 73: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

62

Universitas Indonesia

Pengawasan dalam penyiapan obat dilakukan dengan dilakukan

denganmengisi kolom EATRPS pada lembar struk resep. EATRPS adalah

singkatan dariEtiket, Ambil, Timbang, Racik, Periksa, dan Serah. Setiap

petugas yangmelaksanakan masing-masing pekerjaan tersebut menandatangani

ataumemberikan paraf pada kolom yang tersedia. Hal ini untuk memudahkan

dalam monitoring kerja petugas dan untuk menghindari kesalahan dalam

melakukan penyiapan obat.

b. Pelayanan non-resep

Dalam pelayanan non resep, baik obat OTC dan UPDS, pelayanan

yangdiberikan berupa rekomendasi obat yang tepat untuk pasien. Konsep

yangdijalankan adalah konsep WWHAM (Who, What, How, Action, Medicine).

Konsep tersebut dilakukan untuk menentukan terapi yang tepat harus

dipastikan obat yangakan dibeli untuk siapa, gejala apa yang dirasakan dan

sudah berapa lamaberlangsung, pengobatan apa yang sudah diberikan untuk

mengobati penyakit,dan obat-obat lain yang sedang dikonsumsi.

Dalam pelayanan UPDS, apotek menjual obat-obat yang telah

diizinkanoleh pemerintah untuk digunakan pasien tanpa resep dokter, yaitu

obat yang telahmasuk dalam DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek. Dalam

proses pelayanan,petugas akan menanyakan pasien mengenai tujuan

penggunaan obat yang akandibeli dan apakah pasien telah serring

menggunakan obat tersebut . Apabila pasienbelum pernah mendapatkan obat

sebelumnya, dan obat tersebut tidak terdapat didaftar OWA, pasien akan

merekomendasikan untuk memeriksakan diri ke dokterterlebih dahulu.

5.4. Kegiatan Pengarsipan dan Pelaporan

Pengelolaan resep di apotek sudah berjalan baik.Resep asli dikumpulkan

berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuainomor resep kecuali resep

dengan pembayaran kredit. Resep yang berisi narkotikadan psikotropika

dipisahkan dan nama narkotika digarisbawahi dengan tintamerah. Resep dibendel

sesuai dengan kelompoknya. Bendel resep ditulisketerangan kelompok resep

(umum atau narkotika & psikotropika), tanggal, bulan,dan tahun yang mudah

dibaca dan disimpan ditempat yang telah ditentukan.Penyimpanan bendel resep

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 74: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

63

Universitas Indonesia

yang dilakukan secara berurutan dan teraturdimaksudkan untuk memudahkan

petugas jika sewaktu-waktu diperlukanpenelusuran resep.

Resep narkotika dan psikotropika disimpan terpisah untuk

memudahkanpenyususnan laporan ke Dinas Kesehatan wilayah setempat.

Penyimpanandisatukan bersama dengan arsip laporan bulanan narkotika dan

psikotropika.Semua resep disimpan selama 3 tahun sebelum dimusnahkan.

Pelaporanpenggunaan narkotika dan psikotropika dilakukan sebulan sekali

denganmenyerahkan Laporan Penggunaan Sediaan jadi Narkotika dan

LaporanPenggunaan Sediaan Jadi Psikotropika ke Kepala Dinas Kesehatan Bogor

danarsip untuk apotek. Penyusunan laporan dilakukan oleh asisten apoteker

yangdiberikan tanggung jawab oleh APA. Sedangkan laporan untuk barang rusak

dankadaluarsa dilakukan 3 bulan sekali. Pada laporan tersebut dirinci nama obat,

jumlah, tanggal kadaluarsa.

5.5. Kegiatan Administrasi dan Keuangan

Untuk mempermudah pengelolaan kegiatan administrasi dan keuangan di

apotek, dipakailah Sistem Informasi Manajemen dan Keuangan Apotek (SIMKA)

untuk seluruh Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia. Dengan adanya

SIMKAmaka kegiatan yang berhubungan dengan administrasi apotek dapat

dilakukandengan cepat dan terkontrol.

Fungsi keuangan dalam masing-masing apotek sendiri, diselenggarakan

oleh kasir besaryang bertanggung jawab langsung kepada Bisnis Manajer. Apotek

berada di lokasi yang sama dengan BM sehingga arus uang menjadi lebihmudah

dan cepat. Petugas kasir kecil (kasir di apotek) dapat menyetorkan uang hasil

penjualansetiap shift-nya dengan menyertakan bukti setoran kasir.

Bukti setoran kasir akan dicocokkan terlebih dahulu jumlahnya

denganLaporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH) oleh supervisor peracikan

sebelumdiserahkan kepada kasir besar. Jumlah fisik uang dengan jumlah

penjualan yangada di LIPH harus sama, jika terjadi ketidakcocokan maka harus

dicaripenyebabnya apakah ada transaksi yang belum dientri atau ada penyebab

lainnya. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan uang, kasir

kecil tidak bisa membuka LIPH. LIPH hanya dapat dibuka oleh petugas-

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 75: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

64

Universitas Indonesia

petugastertentu seperti supervisor dan petugas administrasi kas bank sehingga

mekanismepengontrolan uang dapat dilakukan dengan baik untuk mencegah

kehilangan uang.Secara umumfungsi keuangan di apotek ini telah berjalan dengan

baik sesuai dengan standarprosedur operasional yang ditetapkan.

Apotek juga melakukan kerjasama dengan universitas dalam menyediakan

apoteknya menjadi tempat kerjapraktek dengan tujuan meningkatkan keahlian

calon apoteker dalam pelayanan kefarmasian terutama di apotek.Dalam

pelaksanaannya, sebaiknya siswa dan mahasiswa diberi sedikit bekal

ilmumengenai kegiatan apotek dan peraturan dalam pelayanan obat kepada

mahasiswasebelum memulai praktek kerja, sehingga pelaksanaannya, mahasiswa

lebih mengerti mengerti mengenai standar prosedur operasional di apotek serta

dapat menghindari kesalahan-kesalahan karena tidak mengetahui

bagaimanaperaturan atau prosedur kerja yang benar. Hal ini dapat dilakukan

dengan adanyaperhatian yang lebih dari seluruh pegawai terhadap siswa dan

mahasiswa yangsedang melakukan kerja praktek di apotek mengenai pekerjaan

yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 76: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

65Universitas Indonesia

BAB 6

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

a. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Apotek Kimia Farma No.7

Bogor meliputipelayanan resep dokter, pelayanan swamedikasi/ usaha

penyembuhan diri sendiri (UPDS),pelayanan swalayan farmasi, manajemen

perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan.

b. Peran dan fungsi apoteker dalam aspek profesional adalah mengelola dan

melakukan kegiatan operasionalpelayanan kefarmasian di apotek, memberikan

pelayanan informasi obat,memberikan konseling mengenai pengobatan kepada

pasien.

c. Peran dan fungsi apoteker dalamaspek manajerial adalah melakukan

pengawasan seluruh aspek pelayanan kefarmasian, pengelolaan perbekalan

farmasi danperbekalan kesehatan dimulai dari pengadaan, penerimaan,

penyimpanan,pengelolaan dan penyaluran sediaan farmasi di apotek. Selain itu,

melakukan pengelolaan dan administrasi mengenai keuangan apotek.

6.2. Saran

a. Pembekalan terhadap mahasiswa program profesi apoteker sebaiknya

dilakukan lebih banyak, sehingga mahasiswa menjadi lebih paham mengenai

pengelolaan apotek, terutama di apotek tempat dilakukan praktek kerja.

b. Pemberian materi tambahan mengenai aspek manajerial dan standar prosedur

operasional di Apotek Kimia Farma No.7 Bogor, sehingga mahasiswa dapat

mengetahui batasan pekerjaan dan untuk menghindari kesalahan yang mungkin

terjadi.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 77: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

66Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Departemen Kesehatan RI. (1980). Apotek. Dalam Peraturan Menteri

KesehatanNomor 25 Tahun 1980. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2004). Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek.Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor1027/Menkes/Sk/IX/2004. Jakarta: Ditjen Bina Kefarmasian dan

AlatKesehatan Depkes RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Bebas Terbatas. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas

danKlinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. (2008). Petunjuk Teknis Pelaksanaan

StandarPelayanan Kefarmasian di Apotek. Dalam Keputusan Menteri

KesehatanRepublik Indonesia Nomor 1027/Menkes/Sk/IX/2004. Jakarta:

Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depkes RI.

Menteri Kesehatan RI. (1978). Peraturan Menteri

KesehatanNo.28/Menkes/Per/I/1978 tentang Penyimpanan Narkotika.

Jakarta.

Menteri Kesehatan RI. (1990). Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor347/MenKes/SK/VII/1990 Tentang Obat Wajib Apotek. Jakarta

Menteri Kesehatan RI. (1993). Peraturan Menteri Kesehatan No. 922 Tahun 1993

Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek. Jakarta.

Menteri Kesehatan RI. (2002). Keputusan Menteri

KesehatanNo.1322/Menkes/SK/X/2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan

MenteriKesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 Tentang Ketentuan

dan TataCara Pemberian Izin Apotek. Jakarta.

Menteri Kesehatan RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 889/MENKES/PER/V/2011 tentangRegistrasi, Izin Praktik, dan Izin

Kerja Tenaga Kefarmasian. Jakarta.

Presiden RI. (1997). Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentangPsikotropika.

Jakarta

Presiden RI. (2009). Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 Tentang

Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta

Presiden RI. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009

Tentang Narkotika. Jakarta.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 78: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

67

Universitas Indonesia

Presiden RI. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 2009

tentang Kesehatan. Jakarta.

Quick, J. (1997). Managing Drug Supply, The selection, Procurement,

Distribution, and Use of Pharmaceuticals, 2nd

ed. Revised and

Expanded.Kumarian Press.

Umar, M. (2011). Manajemen Apotek Farmasi. Jakarta: Wira Putra Kencana.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 79: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

68

Lampiran1. Contoh Formulir APT-1

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 80: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

69

Universitas Indonesia

Contoh Formulir APT-1 (lanjutan)

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 81: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

70

Universitas Indonesia

Lampiran 2. Contoh Formulir APT-2

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 82: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

71

Universitas Indonesia

Lampiran 3. Contoh Formulir APT-3

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 83: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

72

Universitas Indonesia

Contoh Formulir APT-3 (lanjutan)

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 84: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

73

Universitas Indonesia

Contoh Formulir APT-3 (lanjutan)

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 85: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

74

Universitas Indonesia

Contoh Formulir APT-3 (lanjutan)

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 86: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

75

Universitas Indonesia

Contoh Formulir APT-3 (lanjutan)

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 87: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

76

Universitas Indonesia

Contoh Formulir APT-3 (lanjutan)

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 88: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

77

Universitas Indonesia

Lampiran 4. Contoh Formulir APT-4

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 89: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

78

Universitas Indonesia

Lampiran 5. Contoh Formulir APT-5

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 90: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

79

Universitas Indonesia

Contoh Formulir APT-5 (lanjutan)

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 91: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

80

Universitas Indonesia

Contoh Formulir APT-5 (lanjutan)

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 92: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

81

Universitas Indonesia

Lampiran 6. Contoh Formulir APT-6

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 93: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

82

Universitas Indonesia

Lampiran 7.Contoh Formulir APT-7

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 94: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

83

Universitas Indonesia

Lampiran 8. Surat Pesanan Barang

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 95: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

84

Universitas Indonesia

Lampiran9. Form dropping barang dari gudang (DCs) ke apotek

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 96: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

85

Universitas Indonesia

Lampiran 10. Formulir serah terima barang DC

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 97: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

86

Universitas Indonesia

Lampiran 11. Bon permintaan barang apotek

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 98: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

87

Universitas Indonesia

Lampiran 12. Kartu/buku stok obat

a. Buku Stok

SediaanTablet/Salep/Krim/Loti

on/Gel/ Tetes/Drop

Halaman Cover

Halaman isi buku/kartu stok

b. Kartu Stok Sediaan Sirup

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 99: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

88

Universitas Indonesia

Bagian Peracikan

Obat Jadi Obat Racikan

Lampiran 13.Alur pelayanan resep

Penerimaan Resep

Resep Kredit

Pemeriksaan Kelengkapan adm

Pemberian Harga

Pemberian No.urut

Resep Tunai

Pemeriksaan Kelengkapan adm

Pemberian Harga

Pasien membayar di kasir dan diberi struk

Pemberian Etiket

Pemeriksaan Kesesuaian Obat

Penyerahan Obat

Obat diterima oleh pasien Resep disimpan oleh petugas

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 100: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

89

Universitas Indonesia

Lampiran 14.Salinan/copyresep

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 101: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

90

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 102: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

91

Universitas Indonesia

Lampiran 15. Etiket Obat

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 103: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

92

Universitas Indonesia

Lampiran 16.Label Obat

Lampiran 17.Kemasan Obat

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 104: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

93

Universitas Indonesia

Lampiran 18.LIPH

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 105: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

94

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 106: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

95

Universitas Indonesia

Lampiran19.Surat Pemesanan Narkotika dan Psikotropika

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 107: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

96

Universitas Indonesia

Lampiran 20. SIPNAP

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 108: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

UNIVERSITAS INDONESIA

POSTER EDUKASI DEMAM PADA ANAK

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI APOTEK KIMIA FARMA NO.7

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

AULIA FARKHANI, S.Farm

1206312870

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 109: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

ii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang........................................................................ 2

1.2. Tujuan ..................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 3

2.1. Poster ...................................................................................... 3

2.2. Demam ................................................................................... 4

BAB 3. METODOLOGI PENGKAJIAN ................................................. 7

3.1. Waktu dan Tempat ................................................................ 7

3.2. Metode Pengkajian ................................................................. 7

BAB 4. PEMBAHASAN ............................................................................. 8

4.1. Kondisi demam ....................................................................... 8

4.2. Penanganan demam ................................................................ 9

BAB 5. PENUTUP ....................................................................................... 12

5.1. Kesimpulan ............................................................................... 12

5.2. Saran ......................................................................................... 12

DAFTAR ACUAN ........................................................................................ 13

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 110: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

iii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1. Bagan algoritma demam pada anak ........................................ 6

Gambar 4.1. Poster edukasi demam pada anak ........................................... 11

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 111: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demam merupakan tanda adanya kenaikan titik patokan di hipotalamus

akibat infeksi atau adanya ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran

panas. Sebaliknya tidak semua anak yang terkena infeksi akan menunjukkan

gejala demam, semakin muda umurnya, semakin tidak jelas gambaran klinisnya

(Ismoedijanto, 2000). Demam menjadi suatu masalah kesehatan yang sering

terjadi pada masyarakat, khususnya pada anak-anak. Beberapa hal yang perlu

diketahui orangtua mengenai demam adalah demam bukanlah suatu penyakit

utama, kondisi ini merupakan reaksi tubuh alamiah terhadap suatu penyakit.

Demam merupakan pertanda tubuh sedang melawan infeksi karena suhu yang

tinggi tersebut memperlambat pertumbuhan bakteri ataupun virus.

Kondisi demam yang terjadi pada anak menimbulkan sikap yang berbeda

dari orangtua. Beberapa orangtua melakukan tindakan yang berlebihan dalam

mengatasi demam pada anak, padahal tindakan tersebut sering merugikan anak

dibanding efek demam itu sendiri. Namun, beberapa orangtua lain yang bersikap

sebaliknya yakni meremehkan. Sikap inipun kurang bijaksana, karena bila demam

disebabkan karena penyakit berbahaya, disertai gangguan yang mengancam jiwa

atau membuat penyakitnya lebih berat bila terlambat penanganannya.

Terkait dengan kedua kondisi tersebut, maka perlu dilakukan edukasi

mengenai kondisi demam yang sering terjadi pada anak-anak, bagaimana kondisi

demam yang harus diwaspadai seperti bila hingga terjadi kejang, dan bagaimana

penanganan yang dapat dilakukan orangtua dirumah dalam mengatasi masalah

demam pada anak-anaknya. Apoteker di apotek sebaiknya juga turut berkontribusi

dalam pemberian edukasi kepada masyarakat sebagai salah satu bentuk

tanggungjawab profesi dalam pelayanan, disamping dapat menjadi bentuk

promosi apotek itu sendiri. Dan salah satu media yang dapat digunakan dalam

menyampaikan informasi atau edukasi kepada masyarakat adalah poster. Selain

lebih ekonomis, media poster juga memberi keleluasaan dalam pemberian

informasi. Informasi yang diberikan dapat cukup lengkap dan pembaca dapat

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 112: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

2

Universitas Indonesia

mengatur tempo dalam membaca informasi yang tertuang, mengulangnya, dan

menanyakan pada orang lain bila kurang mengerti.

1.2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan poster edukasi demam pada anak adalah:

a. Memberikan edukasi pada orangtua mengetahui kondisi demam yang terjadi

pada anak-anak.

b. Memberikan edukasi pada orangtua terhadap kondisi kejang demam yang

mungkin terjadi pada anak ketika demam.

c. Memberikan edukasi pada orangtua mengenai penanganan yang dapat

dilakukan ketika anak demam hingga kejang demam.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 113: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Poster

Poster merupakan suatu karya seni atau desain grafis yang memuat

komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya

dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari

perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-

warna kontras dan kuat. Poster bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda,

dan dekorasi.

Tipe poster yang baik adalah:

a. Berhasil menyampaikan informasi secara cepat

b. Ide dan isi yang menarik perhatian

c. Mempengaruhi, membentuk opini/ pandangan

d. Menggunakan warna-warna mencolok

e. Menerapkan prinsip simplicity

Beberapa tips membuat membuat poster yang baik adalah sebagai berikut:

a. Balance atau keseimbangan

Umumnya, keseimbangan bisa dicapai secara simetris. Namun, garis-garis

imajiner, baik vertikal atau horizontal dapat digunakan untuk mencapai

keseimbangan, walaupun tidak simetris.

b. Movement atau alur pembacaan

Alur pembacaan harus diatur secara sistematis untuk mengarahkan mata

pembaca dalam menelusuri informasi, satu bagian ke bagian lain pada poster.

c. Emphasis atau penekanan

Prinsip ini yang terpenting dalam mendesain poster. Penekanan bisa dicap

dengan membuat slogan/ judul, atau ilustrasi/photo jauh lebih menonjol dari

elemen desain lain berdasarkan urutan prioritas. Penekanan bisa dicapai

dengan:

1) Perbandingan ukuran.

2) Latar belakang yang kontras dengan tulisan atau gambar.

3) Perbedaan warna yang mencolok.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 114: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

4

Universitas Indonesia

4) Memanfaatkan 'white space' atau bidang kosong.

5) Perbedaan jenis, ukuran dan warna huruf

d. Unity atau kesatuan.

Beberapa bagian dalam poster harus digabung atau dipisah sedemikian rupa

menjadi kelompok-kelompok informasi. Kesatuan dapat dicapai dengan:

1) Mendekatkan beberapa elemen desain, dibuat overlapping.

2) Menggunakan bidang kotak /lingkaran.

3) Memanfaatkan garis untuk pemisahan informasi

4) Perbedaan warna background specific appeal, penampilan/ kesan.

Poster dirancang untuk keperluan khusus berdasarkan suatu tema. Hal ini

untuk memberikan kesan suatu sentuhan yang sesuai dengan produk, acara atau

layanan.

2.2. Demam

Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus.

Dengan meningkatkan patokan tersebut maka hipotalamus mengirimkan sinyal

untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh merespon dengan menggigil dan

meningkatkan laju metabolisme basal (Corwin, 2009). Demam mengacu pada

peningkatan suhu tubuh akibat dari infeksi atau peradangan. Sebagai respon

terhadap invasi mikroba, sel-sel darah putih tertentu mengeluarkan suatu zat kimia

yang dikenal sebagai pirogen endogen, yang memiliki banyak efek untuk

melawan infeksi juga bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk

meningkatkan patokan termostat (Sherwood, 2001).

2.2.1. Klasifikasi demam pada anak (Ismoedijanto, 2000)

Demam dapat merupakan satu-satunya gejala yang ada pada pasien infeksi.

Panas dapat dibentuk secara berlebihan pada hipertiroid, intoksikasi aspirin atau

adanya gangguan pengeluaran panas, misalnya heatstroke. Klasifikasi dilakukan

berdasar pada tingkat kegawatan pasien, etiologi demam, dan umur5,6,8, 9 dan

10.

Klasifikasi berdasarkan umur pasien dibagi menjadi kelompok umur kurang

dari 2 bulan, 3-36 bulan dan lebih dari 36 bulan. Pasien berumur kurang dari 2

bulan, dengan atau tanpa tanda SBI (serious bacterial infection). Infeksi seringkali

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 115: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

5

Universitas Indonesia

terjadi tanpa disertai demam. Pasien demam harus dinilai apakah juga

menunjukkan gejala yang berat. Menurut Yale Acute Illness Observation Scale

atau Rochester Criteria, yang menilai adakah infeksi yang menyebabkan

kegawatan. Pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis) dapat merupakan

petunjuk untuk perlunya perawatan dan pemberian antibiotik empirik.

Klasifikasi berdasarkan lama demam pada anak, dibagi menjadi:

a. Demam kurang 7 hari (demam pendek) dengan tanda lokal yang jelas,

diagnosis etiologik dapat ditegakkan secara anamnestik, pemeriksaan fisis,

dengan atau tanpa bantuan laboratorium, misalnya tonsilitis akut.

b. Demam lebih dari 7 hari, tanpa tanda lokal, diagnosis etiologik tidak dapat

ditegakkan dengan amannesis, pemeriksaan fisis, namun dapat ditelusuri

dengan tes laboratorium, misalnya demam tifoid.

c. Demam yang tidak diketahui penyebabnya, sebagian terbesar adalah sindrom

virus.

Di samping klasifikasi tersebut di atas, masih ada klasifikasi lain yaitu

klasifikasi kombinasi yang menggunakan tanda kegawatan dan umur sebagai

entry, dilanjutkan dengan tanda klinis, lama demam dan daerah paparan sebagai

kriteria penyebab, seperti terlihat pada algoritma di bawah ini.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 116: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

6

Universitas Indonesia

DEMAM

Meningitis, sepsis, epiglotitis,

pneumonia, perikarditis, heat stroke

Tanda klinis kegawatan:

Toksik, gangguan sensorium, meningismus,

obstruksi jalan napas, ventilasi tidak adekuat,

gagal sirkulasi, ruam hemoragik, hiperporeksia

Imunokompromais

Sepsis Umur Pasien

Sepsis, Meningitis,

Infeksi bakteri

lokal

Panas tidak tinggi

dan/atau tampak

sehat

Infeksi lokal

atau penyakit

eksantern virus

Infeksi bakteri lokal,

sindrom virus, keracunan,

keganasan, penyakit

kolagen-vaskular, lain-lain

Infeksi

bakteri

lokal,

sindrom

virus, reaksi

imunisasi

Sepsis,

meningitis,

infeksi bakteri

lokal, sindrom

virus, reaksi

imunisasi,

keracunan

ISPA, otitis,

sinusitis, faringitis,

gastroenteritis,

infeksi saluran

kemih, artritis,

septik, osteomielitis,

varisela, rubeola

Tampak sehat

dan/ atau suhu

<39oC

Bakteremia, reaksi

imunisasi, keracunan,

keganasan, penyakit

kawasaki, neoplasma,

lain-lain

Sindrom

virus

Ya Tidak

Ya Tidak

TidakYa TidakYa

TidakYa

0-2bl 2-6bl 6-36bl >36bl

Gambar 2.1. Bagan algoritma demam pada anak

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 117: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

7 Universitas Indonesia

BAB 3

METODOLOGI PENGKAJIAN

3.1. Tempat dan Waktu Pengkajian

Pengkajian dilaksanakan di Apotek Kimia Farma No.7, Jalan Ir. H Juanda

No. 30 Bogor pada tanggal 3-30April 2013.

3.2. Metode Pengumpulan Data dan Pengkajian

Metode yang digunakan dalam pengkajian mengenai poster demam untuk

anak dilakukan dengan melakukan studi literatur (studi pustaka). Pustaka yang

digunakan dalam penyusunan kajian ini bersumber jurnal-jurnal ilmiah dan

berupa artikel-artikel lain dari buku maupun internet. Dari pustaka yang diperoleh

dan digunakan tersebut dilakukan pengkajian apa informasi yang harusdapat

diberikan secara sederhana kepada masyarakat terkait dengan masalah demam ini.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 118: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

8 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Demam merupakan masalah kesehatan yang seringkali terjadi di

masyarakat, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Meskipun keadaan

demam pada anak-anak seringkali terjadi dan semua anak sudah pasti pernah

mengalami kondisi demam, serta telah menjadi masalah sehari-hari. Hal tersebut

menyebabkan beberapa orang tua menganggap remeh masalah demam ini, namun

pada beberapa orangtua lain masalah demam ini disikapi dengan berlebihan

karena khawatir atau cemas dengan keadaan anak. Sikap yang harus dilakukan

pada kondisi demam adalah penanganan perlu dilakukan secara tepat dan tepat.

Hal yang perlu diketahui orangtua mengenai demam adalah demam

bukanlah penyakit utama, kondisi ini merupakan reaksi tubuh alamiah terhadap

suatu penyakit. Demam dapat menjadi suatu tanda tubuh bahwa sedang melawan

infeksi karena suhu yang tinggi tersebut memperlambat pertumbuhan bakteri

ataupun virus. Untuk memberikan informasi yang tepat mengenai kondisi demam

dan penanganan yang harus dilakukan, maka edukasi dilakukan dengan media

poster. Pada poster tersebut dijelaskan bagaimana sesungguhnya kondisi demam

dan penanganan yang dapat dilakukan, serta bagaimana demam yang harus

diwaspadai dan penanganannya terutama bila terjadi kejang.

4.1. Kondisi demam

Situasi dimana demam terjadi adalah ketika suhu tubuh berada diatas suhu

normal yang berkisar antara 36-37oC. Dengan demikian tingkatkan kewaspadaan

bila demam anak terjadi pada suhu > 37,5oC. Pada beberapa anak, demam dapat

menimbulkan kejang. Kejang demam atau juga dikenal dengan step terjadi pada

2-5% anak antara usia 6 bulan sampai 5 tahun. Sementara untuk kejang demam,

tidak ada patokan muncul di suhu berapa, karena tidak sama pada masing-masing

anak. Umummnya kejang deman terjadi pada kondisi panas tinggi sekitar 38,5oC

atau > 38oC tergantung toleransi anak terhadap kejang, tapi ada juga yang baru

mulai naik panas sudah kejang, ada pula yang tidak mengalami kejang demam.

Kejang demam merupakan hal yang menakutkan tapi biasanya tidak berbahaya.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 119: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

9

Universitas Indonesia

Umumnya, kejang yang terjadi dalam waktu singkat tidaklah berbahaya.

Namun, perlu diwaspadai bila kejang berlangsung lama (lebih dari 5 menit) dan

sering berulang. Karena, setiap kali kejang akan terjadi kerusakan sel-sel otak

akibat kekurangan oksigen dalam otak. Sehingga, semakin lama dan semakin

sering kejang terjadi, sel-sel otak yang rusak akan semakin banyak, dapat

menyebabkan gangguan perkembangan otak, bahkan kerusakan otak permanen.

4.2. Penanganan demam

Dalam poster ini juga dijelaskan apa yang harus dan dapat dilakukan orang

tua sewaktu anaknya demam maupun jika sampai terjadi kejang demam.

Penanganan yang dapat dilakukan ketika terjadi demam pada anak:

a. Istirahat atau tidur yang cukup sehingga proses metabolisme tubuh berlangsung

optimal.

b. Memberi pakaian atau selimut yang tidak tebal. Selimut dan pakaian tebal dan

tertutup justru akan meningkatkan suhu tubuh dan menghalangi penguapan.

c. Mengatur ventilasi ruangan agar baik. Aliran udara segar dapat membantu

proses pemulihan.

d. Mengompres dengan air hangat. Hindari kompres dengan air dingin atau

alkohol. Kompres air dingin justru dapat menyebabkan anak menggigil

kedinginan. Kompres alkohol berbahaya karena uap yang ditimbulkannya

terhirup anak dapat berdampak buruk.

e. Memberi asupan cairan lebih banyak sehingga cairan tubuh yang menguap

akibat suhu tinggi bisa cepat tergantikan.

f. Mengoleskan minyak telon/ kayu putih pada bagian yang sering kali dingin,

seperti daun telinga telapak tangan dan kaki. Hal ini dilakukan untuk

menyamakan suhu pada seluruh tubuh anak dan menghangatkannya, sehingga

mencegah anak mengigil.

g. Memberikan obat penurun panas seperti parasetamol. Parasetamol cukup aman

dibandingkan dengan obat penurun demam golongan lain, karena efek samping

ke saluran pencernaan minimal. Dapat diberikan secara oral maupun rektal.

Walau bila digunakan melebihi dosis yang dianjurkan dalam waktu lama dapat

menyebabkan kerusakan hati. Walaupun terdapat pilihan penurun panas lain

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 120: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

10

Universitas Indonesia

seperti ibuprofen dan aspirin, namun obat terpilih untuk anak tetap jatuh pada

paerasetamol. Ibuprofen dapat menurunkan demam dan meredakan nyeri serta

antiinflamasi rendah, namun efek sampingnya berupa mual, perut kembung

dan yang paling parah pendarahan di lambung. sedangkan aspirin atau asam

asetilsalisilat yang memiliki fungsi untuk menurunkan demam, meredakan

nyeri dan antiinflamasi, namun juga dapat menyebabkan mual dan pendarahan

lambung sehingga harus dikonsumsi sesudah makan. Selain itu, aspirin juga

tidak dianjurkan untuk anak-anak karena dapat menyebabkan sindrom Reye

(gangguan hati yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran).

Penanganan yang dapat dilakukan ketika anak mengalami kejang demam:

a. Rebahkan anak dilantai atau diatas matras lembut. Hal ini dilakukan untuk

menghindari resiko anak terjatuh saat kejang, terutama bila direbahkan di

ranjang yang sempit. Bila tersedia termometer di rumah dan memungkinkan,

dapat pula dilakukan pengukuran suhu tubuh.

b. Jika anak mulai muntah atau banyak air liur dimulut, miringkan tubuhnya

secara perlahan. Hal tersebut dilakukan agar anak tidak tersedak dan untuk

menghindari tersumbatnya jalan nafas.

c. Longgarkan pakaian anak terutama bagian leher dan dada untuk mencegah

anak terhambat jalan napasnya.

d. Jangan menahan gerak anak selama kejang.

e. Jangan menaruh benda apapun kedalam mulutnya selama kejang. Dahulu orang

biasa menempatkan batang kayu atau sendok di mulut anak untuk

mencegahnya menggigit lidah, tapi itu adalah gagasan yang buruk karena

berisiko merusak gigi dan cedera mulut lain. Bahkan minuman ataupun

makanan sebaiknya tidak diberikan segera setelah berhenti kejang, tunggu

beberapa saat setelah anak benar–benar sadar untuk menghindari anak

tersedak.

f. Jangan panik karena kejang akan berhenti dalam beberapa menit. Sikap panik

hanya akan membuat orang tua tidak tahu harus berbuat apa, yang mungkin

saja akan membuat penderitaan anak tambah parah. Yang harus dilakukan

hanyalah fokus untuk menurunkan demam anak.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 121: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

11

Universitas Indonesia

Bila kejang sudah berakhir, anak akan terjaga beberapa saat setelah kejang,

anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi beberapa detik/menit

kemudian anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa kelainan saraf. Selain itu,

harus diperhatikan juga berapa lama anak kejang, semakin lama anak kejang

semakin berbahaya dan mengancam jiwa. Dan perlu diwaspadai bila kejang sering

terjadi berulang. Bila hal itu terjadi maka segeraperiksakan anak ke dokter untuk

mencari tahu penyebab kejangnya, apa hanya karena demam atau ada faktor lain.

Gambar 4.1. Poster edukasi demam pada anak

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 122: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

12 Universitas Indonesia

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Poster edukasi mengenai demam pada anak dapat digunakan dan cukup

efektif dalam pemberian informasi kepada masyarakat terkait dengan kondisi

demam dan penanganan yang dapat dilakukan di rumah.

5.2. Saran

a. Poster yang telah dibuat sebaiknya dipublikasikan.

b. Penggunaan poster sebagai media dalam penyebaran informasi kesehatan

sebaiknya ditingkatkan agar masyarakat teredukasi dan memiliki wawasan

lebih baik.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013

Page 123: LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351157-PR-Aulia Farkhani.pdf · Form droppingbarang dari gudang ... pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

13 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Corwin, E.J. (2009). Patofisiologi: Buku Saku, Edisi 3. Alih bahasa, Nike B.

Subekti; Editor, Egi K. Yudha, et.al. Jakarta: EGC.

Irdawati. (2009). Kejang Demam dan Penatalaksanaanya. Berita Ilmu

Keperawatan, September 2(3): 143–146.

Ismoedijanto. (2000). Demam pada Anak. Sari Pediatri, Agustus 2(2) : 103–108.

Sherwood. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 2. Alih bahasa,

Brahm U. Pendit; Editor, Beatricia I.Santoso. Jakarta: EGC.

Deliana, M. (2002). Tata Laksana Kejang Demam pada Anak. Sari Pediatri,

September 4(2): 59–62.

Laporan praktek…., Aulia Farkhani, FF, 2013