mk-rifdia aulia rahma.pdf

27
UNIVERSITAS INDONESIA STRATEGI MARKETING PUBLIC RELATIONS: PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL OLEH MAJALAH CITA CINTA Makalah Non Seminar Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Rifdia Aulia Rahma 1206205326 Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Depok Desember 2015 Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Upload: truonghanh

Post on 31-Dec-2016

261 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

UNIVERSITAS INDONESIA

STRATEGI MARKETING PUBLIC RELATIONS:

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL OLEH MAJALAH CITA CINTA

Makalah Non Seminar

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial

Rifdia Aulia Rahma

1206205326

Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Depok

Desember 2015

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 2: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 3: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 4: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 5: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

Strategi Marketing Public Relations: Pemanfaatan Media Sosial oleh

Majalah Cita Cinta

Rifdia Aulia Rahma

Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Perkembangan media digital yang pesat membuat industri media cetak kian tergerus, begitu

juga di Indonesia. Para pegiatnya dituntut untuk memikirkan cara agar mampu

mempertahankan eksistensi dalam berbisnis. Untuk menghadapinya, berbagai perusahaan

media cetak di Indonesia kini mulai melakukan ekspansi ke dunia maya dengan

menambahkan platform baru seperti website, blog, dan media sosial terhadap mereknya. Pada

praktiknya, media sosial dimaksimalkan tak hanya untuk menyampaikan informasi,

karakteristiknya yang interaktif juga digunakan untuk membangun hubungan yang baik dan

menguntungkan dengan para pembaca dan pengikutnya. Makalah ini membahas bagaimana

media sosial dapat dimanfaatkan oleh perusahaan media cetak sebagai bentuk strategi

Marketing Public Relations. Pada Majalah Cita Cinta (CC), penulis mencoba melihat

bagaimana masing-masing media sosial yang dimiliki oleh CC dapat dimanfaatkan, tak hanya

untuk mempromosikan brand-nya tetapi juga untuk mencapai tujuan-tujuan MPR, utamanya

dalam membangun kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap CC.

Kata kunci: media sosial; marketing public relations; media cetak; majalah

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 6: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

Abstract

The rapid development of digital media makes printed media industry increasingly eroded, as

well as in Indonesia. The workers required to find a way to be able to maintain the existence

in business. To deal with it, a variety of printed media company in Indonesia are now

beginning to expand into the virtual world by adding new platforms such as websites, blogs,

and social media to brand. In practice, social media is maximized not only to convey

information, its interactive characteristics are also used to build a good and beneficial

relationship with the readers and followers. This journal discusses how social media can be

used by printed media companies as a form of Marketing and Public Relations strategy.

Towards Majalah Cita Cinta (CC), the author will explain how each social media owned by

Majalah Cita Cinta can be used, not only to promote its brand, but also to achieve its MPR

objectives, particularly in building public awareness and knowledge.

Keywords: social media; marketing public relations; printed media; magazine

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 7: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

1

Universitas Indonesia

PENDAHULUAN

Perkembangan Industri Media Cetak dan Digital

Perkembangan media elektronik dan digital yang begitu meroket membuat bisnis

printed media kian tergerus dikalahkan oleh situs berita online dan jejaring sosial. Menurut

inma.org, industri media digital di Amerika Serikat diperkirakan telah berhasil meraup

keuntungan sebesar US$400 milyar pada tahun 2014, sementara pendapatan industri media

cetak diprediksi menurun sekitar 16% pada surat kabar atau koran (data tahun 2010) dan

2,7% pada majalah (data tahun 2009)1. Apalagi dalam lima tahun ke depan, pergerakan

industri media di seluruh dunia akan banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan teknologi digital

dalam berbagai segmen. E&M Outlook juga memprediksi industri digital akan tumbuh secara

signifikan melebihi nondigital selama beberapa periode dengan biaya belanja yang

diproyeksikan sebesar 12,1% CAGR2. Bandingkan dengan biaya blenaja nondigital yang

hanya 2,6% CAGR3. Dengan munculnya perkiraan segmen berbasis digital akan mampu

melebihi pertumbuhan nondigital, banyak yang bertanya tentang bagaimana industri media

cetak seperti koran dan majalah dapat menjaga kiprahya.

Di Indonesia sendiri, arus digitalisasi juga telah merambah berbagai aspek kehidupan

masyarakat terutama dalam hal mengakses informasi, didukung oleh pernyataan Sekretaris

Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Suwarjono yang menyatakan saat ini

sebanyak 23% dari 260 juta jiwa penduduk Indonesia telah menjadi pembaca setia beragam

media online dan akan terus berkembang4. Survei yang dilakukan oleh Nielsen Media

Research menyebutkan selama lima tahun (2005 – 2009) keuntungan media cetak di

Indonesia mengalami kemerosotan dari 28% menjadi 18%5. Minat masyarakat terhadap

media cetak juga turun akibat iklan yang lebih banyak dimuat ketimbang berita. Hal tersebut

secara tidak langsung menurunkan performa kuantitas dan kualitas berita yang menjadi

1 http://www.inma.org/article/index.cfm/41038-the-state-of-print-media-during-the-digital-age, diakses 10

Desember 2015. 2 Ibid 3 Ibid 4 http://www.kompasiana.com/moh.faiz/peran-perkembangan-media-cetak-di-era-perkembangan-teknologi-

komunikasi_5528c2086ea834512f8b45ce, diakses 27 Oktober 2015. 5

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Nasib+Media+Cetak+Di+tengah+Era+Digital&&nomorurut_artikel=4

22, diakses 20 November 2015.

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 8: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

2

Universitas Indonesia

komoditi utama sebuah produk media cetak6. Padahal, iklan pada media cetak merupakan

sumber dana terpenting yang berfungsi mengganti biaya kertas dan percetakan.

Di antara ragam media digital yang berkembang pesat, media sosial berhasil menjadi

rujukan utama masyarakat Indonesia dalam mengakses informasi. Laporan agensi social

marketing, We Are Social, menyebutkan Facebook masih menjadi media sosial yang paling

banyak digunakan di Indonesia, utamanya dalam memenuhi kebutuhan akan informasi dan

hiburan7. Dalam event Tren Social Media 2015, narasumber Dimas Novriandi membeberkan

fakta bahwa saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan penetrasi pengguna

internet terbesar di dunia sebanyak 93,4% pengguna8. Menurut informasi yang dilansir dari

data Global Web Index, hampir semua jenis media sosial dimiliki oleh pengguna internet

Indonesia. Berbagai penelitian lokal dan internasional pun bersimpulan bahwa efisiensi yang

mencakup kecepatan dan kepraktisan merupakan alasan utama mengapa masyarakat banyak

berpaling pada media online dan sosial9.

Untuk mengatasinya, salah satu perusahaan akuntan terbesar di dunia,

PricewaterhouseCoopers, menyarankan industri media cetak agar melibatkan lanskap digital

sebagai komplementer usahanya. Caranya adalah dengan menjaga keseimbangan antara

permintaan pembaca terhadap pelayanan digital sambil bersama-sama melakukan penawaran

tradisional —dalam artian memasarkan produk koran atau majalah— seperti yang sudah

dilakukan sejak dahulu, sehingga sumber daya pendapatan dan konsumen tetap terjaga.

Menurut Jerry Brown, seorang praktisi media dan hiburan di PricewaterhouseCoopers

Canada, transformasi digital menawarkan kreativitas yang terbatas dalam upaya mendekati

konsumen perusahaan media, terutama melalui media baru seperti website, blog, dan situs-

situs jejaring sosial. Di antara ketiga platform tersebut, Jerry berpendapat bahwa media sosial

bersifat unik dikarenakan karakteristiknya yang interaktif sehingga mampu mendorong

partisipasi khalayak.

6 http://www.kompasiana.com/nitaaubatuwael/media-cetak-di-indonesia-kritis-atau-

eksis_551030e1813311d638bc6108, diakses 10 Desember 2015.

7 https://id.techinasia.com/laporan-pengguna-website-mobile-media-sosial-indonesia/, diakses 13 Desember

2015, 00.08. 8 http://tekno.liputan6.com/read/2164377/pengguna-internet-indonesia-kuasai-media-sosial-di-2015, diakses 12

Desember 2015, 23.59. 9 Ibid

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 9: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

3

Universitas Indonesia

Penggunaan Media Sosial dalam Berbisnis

Kini media sosial telah menjadi idola bagi banyak perusahaan maupun organisasi.

Kemampuannya dalam mengumpulkan dan menggerakkan massa secara online dimanfaatkan

sebagai bagian dari strategi Marketing Public Relations (MPR), utamanya dalam

mempromosikan brand mereka. Studi yang dilakukan oleh perusahaan PR Burson-Marsteller

menunjukkan 86% dari 100 perusahaan besar dalam 500 daftar Fortune menggunakan paling

tidak satu dari beberapa situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, atau blog,

sementara 28%-nya menggunakan keempat-empatnya. Studi tersebut juga menyimpulkan

65% perusahaan di AS memilih Twitter sebagai platform utama dalam berpromosi,

menjadikannya sebagai situs jejaring sosial paling populer di kalangan perusahaan bisnis

(Burson-Marsteller, 2010)10.

Dan Shaver (2007) dalam penelitiannya menyatakan konsumen dapat dipengaruhi

oleh media sosial. Sebagai contoh, riset yang dilakukan oleh SocialMediaToday

menyebutkan sebagian besar responden setuju bahwa materi yang di-post oleh teman-teman

mereka di media sosial dapat mempengaruhi mereka untuk turut berpartisipasi dalam

kegiatan yang ada pada posting-an tersebut. Artinya, media sosial memiliki efek yang kuat

dalam membangun atensi, menggerakkan aksi konsumen, serta menjadikan dirinya sebagai

source bagi orang lain11. Oleh sebab itu, dalam rangka menarik perhatian terhadap

produknya, sebuah perusahaan perlu membangun presensi media sosial yang kuat.

Menurut Preetam (2011), loyalitas dan komitmen terhadap sebuah brand dapat diraih

dengan cara mengintegrasikan penggunaan media sosial oleh perusahaan. Apalagi saat ini

sudah banyak web analytical packages—baik yang gratis maupun berbayar—yang bisa

dimanfaatkan oleh perusahaan untuk melacak inisiatif pemasaran online dan respon

konsumen. Dengan begitu, media sosial dapat membantu mempertajam visibilitas sebuah

brand dan membangun engagement di kalangan konsumen. Implikasinya, menurut Social

Media Marketing Industry Report, 64% penggiat marketing menghabiskan waktu 5 jam per

minggu untuk menangani media sosial dan 39%-nya menghabiskan waktu 10 jam per

minggu. Hal itu menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan yang secara aktif terlibat

dalam media sosial12.

10 Data hanya merefleksikan penggunaan media sosial di Amerika.

11 http://www.socialmediatoday.com/marketing/sarah-snow/2015-10-21/small-business-media-plan-what-else-

do-you-need-beyond-social-media, diakses 27 Oktober 2015. 12 Ibid

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 10: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

4

Universitas Indonesia

Sementara itu di Indonesia, pemanfaatan media sosial dalam berbisnis telah menjadi

tren yang berkembang pesat sejak tahun 2012. Para pegiat bisnis berramai-ramai membuat

akun di berbagai situs jejaring sosial, mulai dari Twitter, Facebook, Instagram, hingga instant

messaging seperti Line dan WhatsApp, untuk meraih atensi dan partisipasi konsumen. Tak

hanya dilakukan oleh perusahaan atau organisasi multinasional, strategi pemanfaatan media

sosial juga dilakukan oleh para pegiat bisnis e-commerce dan UKM (Usaha Kecil

Menengah). Kondisi itulah yang kini coba dimanfaatkan oleh industri media cetak di

Indonesia dalam menghadapi era sekarang.

Sebagai contoh, untuk menjaga stabilitas dan eksistensinya, Harian Kompas sebagai

media konvensional tersohor di Indonesia melakukan ekspansi ke media digital dengan

meluncurkan Kompas.com, SCOOP untuk pengguna Android dan iOS, Kompas Editor’s

Choice untuk pengguna iPad, dan Blackberry Playbook untuk pengguna Blackberry. Tak

ketinggalan koran elektronik bertajuk Kompas Reader 1.0 yang bisa diunduh secara gratis

untuk desktop dan laptop. Untuk mengarahkan dan menjaga para pembaca agar tetap in-touch

dengan beragam informasi pilihan dan fasilitas yang telah disediakan, Koran Kompas

mengandalkan situs jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook. Nantinya, notifikasi dari

tiap-tiap situslah yang akan menuntun para pembaca setia dan masyarakat agar terus

mengakses dan mengkonsumsi berita Koran Kompas, sehingga tingkat readership dan

kepercayaan terhadap brand dapat dipertahankan.

Langkah yang sama turut diambil oleh Cita Cinta (CC), majalah lifestyle milik

perusahaan Keluarga Alisjahbana, Femina Group, yang juga merupakan salah satu raksasa

media di Indonesia. Sejak awal berdirinya pada tahun 2001, majalah yang terbit dua

mingguan ini telah menjadi referensi gaya hidup wanita Indonesia berusia 20 – 30 tahun.

Revolusi bentuk pun pernah mewarnai perjalanannya; dari yang awalnya terbit sebagai

tabloid, pada tahun 2005, berubah menjadi majalah yang lebih handy dengan ukuran 14 cm x

21 cm. Karena majalah memiliki target pembaca yang lebih niche, upaya untuk

mempertahankan eksistensi, terutama dalam menggaet pembaca baru dan memelihara

pembaca setia, menjadi lebih sulit. Menyadari hal itu, CC memutuskan untuk melakukan

strategi ‘jemput bola’ dengan memanfaatkan platform digital.

Tentang Media Sosial Majalah Cita Cinta

Pada tahun 2008, CC mengepakkan sayap ke dunia online dengan merilis website

www.citacinta.com (sekarang www.citacinta.co.id). Berbagai macam berita yang dihadirkan

dalam situs tersebut terbagi ke dalam sejumlah kanal yang secara konsep mirip dengan rubrik

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 11: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

5

Universitas Indonesia

pada Cita Cinta seperti Karier & Uang, Kita & Si Dia, Cantik & Gaya, Selebriti, Seks &

Kesehatan, Gaya Hidup, dan Tentang Cowok. Pada majalah, kanal atau rubrik

diklasifikasikan ke dalam tiga ‘bendera’ besar yaitu Cerdas, Ceria, dan Cantik. Selain

menyajikan beragam berita dengan topik menarik, website CC juga menyediakan fasilitas

Subscribe untuk para pembaca yang ingin mendaftarkan diri sebagai subscriber dan

menerima e-newsletter setiap kali CC meng-update berita. Begitu pula dengan penawaran

dan kuis baik yang diselenggarakan oleh CC maupun media Femina Group lainnya —

mencakup Femina, Gadis, Ayah Bunda, Parenting, Dewi, Cleo, Men’s Health Indonesia,

Women’s Health Indonesia, Reader’s Digest, Pesona, Bestlife, dan situs online Jakarta

Fashion Week— semua dimuat pada halaman muka atau tertentu website agar menarik

perhatian pengunjung.

Gambar 1. Cita Cinta terbitan tahun 2009 (kiri) dan 2015 (kanan).

Bersamaan dengan dirilisnya official website CC, lahir akun Facebook dan Twitter

Cita Cinta yang diberi nama Cita Cinta – Majalah Dwi Mingguan Wanita pada FB dan

@citacintamagz pada Twitter. Kehadiran keduanya mendapat respon positif dari masyarakat

sehingga mampu mendulang ribuan likers dan followers pada tahun pertama berdiri.

Menjelang tahun 2012, CC mulai memiliki saingan dengan munculnya beberapa majalah

bersegmentasi sama seperti Cleo dan Joy. Hal tersebut mendorong CC untuk segera mengatur

ulang strategi agar tidak kehilangan kepercayaan para pembacanya. Apalagi salah satu

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 12: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

6

Universitas Indonesia

kompetitornya, majalah franchise dari Australia Cleo, memiliki presensi online yang kuat

dengan 300.000+ pengunjung setiap bulannya13. Akhirnya di tahun yang sama, muncullah

beberapa platform baru seperti akun Instagram @citacintamagz, laman khusus Cita Cinta

Magz pada situs video sharing Youtube, dan official account Line CITACINTAmagz pada

tahun 2013.

Melalui beberapa akun di media sosial di atas, CC melakukan kegiatan yang bertujuan

untuk membangun hubungan positif dengan pembaca maupun pengikutnya, misalnya dengan

memberikan tautan menuju artikel di website CC dan URL untuk video di Youtube,

menyajikan update seputar peristiwa atau sosok dan memberikan kesempatan bagi pembaca

untuk memberikan kesan, serta mengadakan polling dan kuis. CC juga rutin melemparkan

tagar (#) dengan tema tertentu untuk dibahas bersama para pengikutnya. Dengan ‘merawat’

konsumen melalui media sosial, CC yakin dapat meraih tujuan-tujuan besarnya, tak hanya

berkaitan dengan pendapatan dan eksistensi perusahan, tapi juga menyangkut visi MPR-nya:

membangun hubungan dengan para pembaca melalui dialog dua arah, menciptakan kesadaran

dan pengetahuan produk baik majalah maupun online, membentuk persepsi, menjaga

kredibilitas produk, dan mengkomunikasikan pesan tentang produk kepada para pembaca

tanpa ‘terlihat’ sebagai promosi.

PEMBAHASAN

Tinjauan Teoritis

Henry mendefinisikan MPR sebagai “a comprehensive, all-encompassing public

awareness and information program or campaign directed to mass or specialised audiences

to influence sales or use of a company’s products or services.”14 Sedangkan Harris dan

Whalen (2006, h. 7) mengemukakan MPR sebagai “penggunaan strategi dan PR untuk

mencapai tujuan pemasaran”. Mengacu pada Kotler (2003), MPR memainkan peran yang

signifikan dalam proses peluncuran produk baru, bahkan dalam mereposisi produk yang

sudah ada: dapat membangun ketertarikan terhadap kategori produk, mempengaruhi target

khalayak yang spesifik, mempertahankan produk yang mengalami permasalahan publik, dan

membangun citra perusahan dengan cara yang sesuai dengan produk atau jasanya. Kitchen

dan Papasolomou (1997) menekankan efektivitas MPR dalam memenangkan kepercayaan

13 Cleo Magazine Overview. Bauer Media. http://www.bauer-media.com.au, diakses 20 November 2015.

14 Henry, R. 1995. Marketing Public Relations: The Hows that Make it Work. Ames, IA: Iowa State University

Press, hal. 3.

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 13: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

7

Universitas Indonesia

konsumen, merayakan momen spesial, dan mensponsori event atau program tertentu.

Menurut Giannini, MPR berpotensi untuk meningkatkan visibilitas suatu produk maupun

organisasi, menginformasikan berbagai macam isu terkait organisasi kepada stakeholder,

mempengaruhi opini publik, serta mendorong percobaan sekaligus meningkatkan

penggunaan produk15.

Secara garis besar, MPR memiliki tiga keunggulan. Pertama, memberikan

kredibilitas terhadap pesan karena konsumen mengenal MPR sebagai berita atau opini yang

dapat dipercaya (Giannini, 2010). Hal tersebut memperkuat usaha komunikasi marketing

yang terintegrasi (dikenal dengan istilah Integrated Marketing Communication atau IMC)

melalui hubungan yang bersifat trust-based. Kedua, naiknya biaya dan ketidakefektifan

periklanan massa (Kitchen, 2010; Kotler, 2003), meningkatnya marketplace yang semakin

kompetitif dan tekanan yang tinggi terhadap resistensi konsumen, homogenitas produk dan

jasa, serta clutter (Harris & Whalen, 2006) mendorong lahirnya sebuah lingkungan yang

kondusif bagi MPR untuk berkembang. Ketiga, MPR mampu melengkapi promosi penjualan.

MPR menggunakan publicity stunts dan event marketing untuk menciptakan “buzz” selama

aktivitas penjualan berlangsung. Hasilnya, kombinasi dari keduanya tidak hanya bekontribusi

terhadap promosi penjualan produk atau jasa, tetapi juga menghasilkan lebih banyak value

untuk perusahaan.

Dalam lingkup personal selling, MPR bekerja secara lebih mendasar. Penyebutan

media dan komunikasi word-of-mouth terjadi melalui pembentukan kesadaran akan sebuah

produk beserta penggunannya di kalangan konsumen. Saat hal itu tercapai, para pekerja sales

dapat mendekati pelanggan potensial dan membantu mereka dalam menentukan keputusan

membeli. Dengan kata lain, MPR mendukung aktivitas penjualan dengan menginformasi

khalayak dan membangun hubungan yang menguntungkan. Di sinilah peran PR yang

sesungguhnya: MPR menggunakan tools PR untuk mencapai tujuan pemasaran. Di waktu

yang bersamaan, kedua konsep tersebut perlu berintegrasi untuk mencapai tujuan yang lebih

besar yaitu tujuan organisasi.

Menurut Giannini (2010, h. 52), MPR memiliki beberapa elemen penting yang

harus dipatuhi agar keinginan perusahaan maupun organisasi di bidang MPR dapat tercapai.

Proses menciptakan kampanye atau upaya individu yang sukses meliputi:

15 Giannini, G.T., Jr. 2010. Marketing Public Relations: A Marketer’s Approach to Public Relations and Social

Media, 1st ed. New Jersey: Pearson Education Limited.

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 14: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

8

Universitas Indonesia

1. Menentukan tujuan yang dikehendaki dari kampanye atau upaya individu

tertentu. Proses ini disebut dengan Tahap Objectives.

2. Memeriksa, menguji, dan memutuskan konsumen yang ingin dipengaruhi untuk

mencapai tujuan. Proses ini disebut dengan Tahap Target Market Selection atau

Penentuan Khalayak Sasaran.

3. Menentukan media, kelompok, dan individu yang dapat dimanfaatkan untuk

merangkul khalayak sasaran secara efektif. Proses ini disebut dengan Tahap

Connectors.

4. Mengkomunikasikan alasan yang kuat kepada khalayak sasaran agar melakukan

pertukaran dengan perusahaan atau organisasi, serta memberi alasan kepada

connector (penghubung) untuk menyampaikan informasi tersebut kepada

konsumen dengan mengandalkan lingkup pengaruhnya. Proses ini disebut dengan

Tahap Message.

5. Mengukur jumlah atau tingkat aktivitas yang diadakan oleh connector dan

mengeluarkan hasil tentang sikap khalayak sasaran terkait tujuan perusahaan atau

organisasi. Proses ini disebut dengan Tahap Measure.

Pemanfaatan fan page Facebook oleh Dunkin’ Donuts merupakan salah satu contoh

pemasar menggunakan social networking dengan baik. Kehadiran lebih dari 175.000 fans

(pada Oktober 2008) merupakan bukti dari adanya suatu komunitas baru akibat laman

tersebut. Mayoritas dari mereka berpartisipasi secara aktif pada fan page Facebook dengan

mengirimkan komentar pada wall, mengadakan dan memoderasi sebuah diskusi online,

bergabung dalam polling, serta mengunggah foto mereka beserta teman-teman sedang

menikmati produk dan pelayanan Dunkin’ Donuts. Sebagai tambahan konten yang diisi oleh

para fans-nya, laman tersebut juga menyediakan update dari perusahaan terkair produk,

kalender event, serta foto dan video yang dibuat oleh perusahaan. Menurut David Tryder,

Manajer Dunkin’ Donuts, social networking telah memberikan cara baru bagi Dunkin’

Donuts untuk mengikat konsumen sekaligus memberikan kesempatan untuk berkomunikasi

tak hanya dengan para loyalis Dunkin’ Donuts tapi juga mereka yang belum familiar dengan

merek tersebut.

Strategi Media Sosial Majalah Cita Cinta

Hingga penghujung tahun 2015, CC tercatat memiliki empat akun media sosial aktif

yaitu Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube, dan satu akun media sosial nonaktif yaitu

Google+ (tidak akan dibahas dalam makalah ini). Sebagai sarana promosi lainnya, CC juga

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 15: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

9

Universitas Indonesia

memanfaatkan instant messaging Line untuk menjaga para pembaca agar tetap terkoneksi

dengan update CC. Namun makalah ini tidak akan membahas strategi media sosial Line

karena platform tersebut tidak termasuk kategori media sosial. Menurut Lazworld, media

sosial merupakan kategori situs yang mengandalkan partisipasi pengguna dan konten yang

bersifat user-generated, mencakup beberapa contoh seperti situs jejaring sosial LinkedIn,

Facebook, dan MySpace, situs bookmarking Del.icio.us, situs berita Digg dan Simpy, dan

situs-situs lainnya yang berpusat pada interaksi para penggunanya16.

Dikaji dari ilmu marketing, keempat situs jejaring sosial aktif CC dioperasikan

dengan mengacu pada konsep strategi ‘jemput bola’ atau pull strategy. Strategi tersebut

meliputi motivasi terhadap konsumen untuk mencari tahu tentang sebuah brand melalui

proses yang aktif. Dengan kata lain, “getting the customer to come to you”17. CC

mempraktikkannya lewat iklan dan promosi media massa, pengelolaan hubungan dengan

konsumen, dan penciptaan word-of-mouth18. Keseluruhannya mengandalkan percakapan

dengan para pembaca, pengikut, dan pengunjung media sosial CC. Partisipasi mereka

diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan akan produk CC sehingga

permintaan terhadap majalah dan media online tetap terjaga. Jadi selain untuk meraih gol

yang bersifat MPR, strategi ini juga dilakukan untuk mencapai tujuan besar Femina Group

sebagai perusahaan yang menaungi Cita Cinta yaitu menciptakan demand. Hal tersebut

penting untuk menjaga CC —lebih luas lagi, media-media milik Femina Group— agar tetap

eksis di industri media cetak.

Dalam bagian ini akan dibahas strategi media sosial CC dengan mengacu pada

elemen proses MPR oleh Giannini. Yang pertama berkaitan dengan Objectives atau tujuan

perusahaan. Dalam menentukan tujuan yang konsisten dengan visi dan misi jangka

panjangnya, CC menekankan pada pengaruh terhadap tiga tipe sikap konsumen: action-

oriented, information-oriented, dan sikap. Pada action-oriented, pemanfaatan media sosial

oleh CC dilakukan agar para pembaca, pengikut, dan pengunjung masing-masing situs

jejaring sosial bersedia membeli majalah CC, berlangganan, dan mengunjungi website. Pada

action-oriented, CC ingin agar konsumennya memiliki evaluasi keseluruhan terhadap CC,

terutama perasaan yang bersifat positif seperti menyukai atau mencintai. Pada information-

oriented, konsumen diharapkan menjadi aware terhadap aspek-aspek yang diberikan oleh CC

16 https://econsultancy.com/blog/3527-what-is-social-media-here-are-34-definitions, diakses 25 November

2015. 17 http://marketing-made-simple.com/articles/push-pull-strategy.htm, diakses 25 November 2015. 18 Ibid

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 16: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

10

Universitas Indonesia

sebagai sebuah produk, misalkan konten CC yang sangat mencerminkan wanita lokal masa

kini atau desainnya yang minimalis namun chic. Pada praktiknya, CC lebih banyak menyoroti

tujuan action-oriented dimana hasilnya mampu memberikan sumbangsih pada pendapatan

perusahaan dan permintaan terhadap Majalah Cita Cinta.

Elemen berikutnya adalah menentukan khalayak sasaran. Dalam MPR, konsumen

didefinisikan sebagai pengguna utama dari sebuah produk. CC pun menentukan khalayak

sasarannya dengan pertimbangan sebagai berikut: (1) wanita Indonesia dengan usia 20 – 30

tahun (identifiable); (2) tinggal di kota-kota besar sehingga mudah untuk dijangkau

(accessible), (3) berperan aktif dalam pekerjaan yang dilakukan sehingga mampu

merepresentasikan bidang profesi tertentu, hal tersebut penting untuk meraih economic sense

(substansial); dan (4) ‘berbeda’ dengan segmen dari majalah-majalah wanita lainnya, calon

khalayak sasaran CC haruslah para wanita pekerja yang meskipun mempunyai gaya hidup

modern tapi tetap berjati diri dan berperilaku ‘lokal’.

Dari segi Connectors, CC banyak memanfaatkan tokoh-tokoh terkenal di Indonesia

untuk menyampaikan pesannya, terutama selebritis lokal. Hal yang paling sering dilakukan

oleh CC adalah meminta para selebritis yang ditampilkan di majalah untuk mempromosikan

artikel tentang dirinya. Selain itu juga mengajak mereka untuk memberitahukan informasi

seputar event yang diselenggarakan bekerjasama dengan CC dan selebriti tersebut. Terakhir,

CC turut membuka kesempatan bagi perusahaan lain yang ingin bekerjasama dalam

kampanye tertentu. Bisa dengan men-take-over media sosial CC selama beberapa saat atau

meminta redaksi untuk mengirimkan sejumlah konten terkait event yang sedang

diselenggarakan. Agar tak kehilangan atensi para pengikutnya, CC sangat selektif dalam

memilih partner untuk bekerjasama. Menurut Pemimpin Redaksi Zornia Harisantoso,

perusahaan atau merek tersebut harus mampu merepresentasikan minat dan tren perempuan

masa kini. Dengan kata lain, harus hype. Sebagai contoh, CC bekerja sama dengan merek

kosmetik halal Khalisa mengadakan kompetisi selfie dengan tema outfit warna-warna lipbalm

Khalisa. Kerjasama yang ditawarkan oleh pihak Khalisa kepada CC diterima karena saat ini

Khalisa sedang banyak dipakai oleh beauty blogger di Indonesia.

Terkait pesan atau Message, CC menjadikan konten sebagai ‘senjata’ utama dalam

berpromosi. Menurut CC, konten yang menarik dengan tingkat kedekatan yang tinggi paling

mampu menarik perhatian para pembaca untuk terlibat langsung dalam percakapan di media

sosial, sehingga perlu diramu pesan-pesan terintegrasi untuk masing-masing jenis media

sosial. Untuk mempermudah, CC menjadikan website-nya sebagai key content dari

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 17: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

11

Universitas Indonesia

keseluruhan media sosial. Alhasil seluruh update yang muncul di Facebook, Twitter,

Instagram, dan Youtube akan selalu bertautan dengan berita dan video yang sudah

dipublikasikan terlebih dahulu di website. Tapi bisa juga berbeda; beberapa situs jejaring

sosial dapat bertautan satu sama lain untuk menginformasikan hal yang bersifat khusus,

misalkan melalui update yang muncul di Facebook dan Twitter, pembaca bisa mengklik URL

yang berisi video tentang wawancara dengan artis Kencan19 di Youtube. Intinya, konten pada

seluruh kanal digital CC akan selalu mengacu pada apa yang dimuat di website dan seluruh

media sosial akan saling terintegrasi.

Dalam menghadapi kompetitor seperti Cleo dan Joy, CC tidak ambil pusing. Status

Cleo dan Joy sebagai majalah berlisensi justru membuat CC percaya diri melenggang sebagai

majalah wanita yang “lokal banget”. Bukan berarti harus bermuatan sangat Indonesia, tapi

majalah dan media online CC selalu berusaha menempatkan diri pada keseharian

pembacanya, khususnya dalam menginterpretasikan wanita modern Indonesia. Daripada

membahas sesuatu yang bersifat high-class seperti pada kebanyakan majalah berlisensi, sejak

pertama kali terbit, CC lebih suka membahas tema-tema yang bersahaja seperti kebiasaan

menabung, persiapan karir dan sekolah lanjutan sejak dini, gaya hidup sehat, serta tren

fashion lokal. Hingga kini, tema-tema seperti itu masih dipertahankan sebagai headline

favorit CC baik di majalah maupun media online. Tren juga menunjukkan bahwa pembaca

CC lebih menyukai berita tentang selebriti lokal daripada Hollywood dan Korea. Tandanya,

CC telah memiliki positioning yang berbeda dibandingkan dua kompetitornya tadi.

Karena masing-masing media sosial memiliki karakterisik tersendiri, CC menerapkan

taktik yang berbeda-beda dalam memaksimalkan Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube

sebagai sarana promosinya, terutama dari segi penyampaian konten. Treatment yang

diberikan terhadap masing-masing situs meliputi bentuk dan isi pesan, aktivitas rutin tertentu,

serta penjadwalan (lihat Tabel 1).

Melalui fitur-fitur interaktif yang ada pada masing-masing media sosial, CC dapat

secara langsung berinteraksi dengan pembaca, pengikut, maupun pengunjungnya. Pada

Facebook, Instagram, dan Youtube fitur comment dan likes memungkinkan konsumen untuk

menciptakan percakapan antarsesama pengikut sekaligus membuktikan bahwa mereka

berpartisipasi secara aktif. Pada Twitter, fitur mention, reply, dan favorite juga mampu

membuat interaksi antara admin CC dan khalayak luas berlangsung secara terus menerus.

Ketika CC mengirimkan sebuah tweet, pengikutnya dapat langsung membalas atau me-

19 Nama salah satu rubrik di Majalah Cita Cinta.

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 18: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

12

Universitas Indonesia

retweet sehingga jangkauannya meluas. Apalagi jika tweet tersebut dicetuskan oleh selebritis

dan memuat tagar tertentu, kesempatan untuk disimak dan ditanggapi oleh khalayak

nonpengikut menjadi lebih besar sehingga dapat menambah jumlah pengikut. Baru-baru ini,

Twitter baru saja mengeluarkan fitur baru berupa polling, seperti menulis tweet biasa tapi

dengan options. CC pun memanfaatkannya sebagai sarana polling pembaca agar lebih

interaktif. Semakin banyak interaksi, semakin banyak pula orang yang sadar dan menjadi

tahu tentang produk CC. Hal itu juga dapat menumbuhkan kepercayaan dan memicu obrolan

(word-of-mouth) secara offline.

Sayangnya, pesan yang disampaikan di satu media sosial seringkali berulang atau

dipublikasikan kembali di media sosial yang lain. Contohnya di Facebook dan Twitter,

konten yang disampaikan seringkali sama sehingga konsumen yang mengikuti kedua media

sosial tersebut tidak mendapatkan sesuatu yang ‘baru’. Hal tersebut terjadi akibat kurangnya

anggota atau redaktur yang bertanggung jawab atas aktivitas online CC. Sejauh ini, seluruh

kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan website dan media sosial di CC hanya

dilakukan oleh satu orang yang bertindak sebagai Penanggung Jawab Online. Hal ini

membuat kreativitas menjadi terbatas dan masing-masing media sosial tidak dapat

tereksplorasi dengan baik. Menurut Max Weber, birokrasi hendaknya memiliki karakteristik

sebagai berikut: pembagian kerja, hierarki wewenang, program rasional, sistem prosedur, dan

sistem aturan hak-kewajiban20. Dalam hal ini, bagian Online CC semestinya memiliki

struktur keanggotaan yang baik dengan job description yang jelas, sehingga masing-masing

anggota dapat terarahkan dan bekerja secara maksimal. Dengan kata lain, dibentuk sebuah

Divisi Online.

Dengan menambah jumlah anggota atau redaktur Online dan melakukan spesialisasi

pekerjaan, masing-masing anggota akan dikerahkan untuk ‘mengenali’ seluruh media sosial

dengan baik sehingga dapat ditemukan cara-cara menyampaikan pesan yang kreatif,

konsisten, dan kohesif dengan image merek sesuai dengan karakteristik keempat media sosial

CC. Selain itu, CC juga harus menentukan rentang kendali atau jumlah anggota yang dapat

diarahkan oleh Penanggung Jawab secara efektif dan efisien21. Memang tidak ada salahnya

menjaring orang sebanyak-banyaknya untuk bekerja dalam suatu kelompok, tapi terkadang,

kelebihan jumlah anggota justru membuat pekerjaan semakin terhambat. Oleh karena itu,

20 Muslamat, Sarkiah. Teori Organisasi. https://www.academia.edu/6976066/TEORI_ORGANISASI, diakses

11 Desember 2015.

21 https://teorionline.wordpress.com/2010/02/07/teori-struktur-organisasi/, diakses 11 Desember 2015.

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 19: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

13

Universitas Indonesia

Penanggung Jawab harus mampu memperkirakan berapa jumlah anggota yang dibutuhkan

untuk masing-masing jobdesc dan memilih orang-orang dengan keahlian tertentu yang

sekiranya dapat membantu mewujudkan tujuan Divisi Online dan redaksi CC secara

keseluruhan.

Dalam beberapa bulan terakhir, CC saja berganti CMS atau Content Management

System yang menyebabkan pengerjaan website harus dimulai dari awal lagi. Meski tidak

seratus persen karena artikel-artikel lama tetap bertahan, tapi beberapa aspek penting seperti

konten, desain, dan template harus dikerjakan dengan mengacu pada mekanisme CMS yang

baru sehingga memberikan tampilan yang berbeda. Hal tersebut tentu membutuhkan banyak

tenaga untuk mengendalikan serentetan perintilan seperti membuat desain baru yang selaras,

memastikan artikel telah diunggah dengan baik, dan memberitahukannya kepada masyarakat

luas. Perubahan domain juga menyebabkan CC harus mensosialisasikan “.com menjadi

.co.id” di seluruh media sosial dan dalam waktu yang tak sebentar. Jika hanya dilakukan oleh

satu orang, hampir dipastikan seluruh pekerjaan tidak akan mampu ditangani dengan rapih.

Perlu dilakukan pemaksimalan anggota agar masing-masing tugas bisa mendapatkan

‘perlakuan’ yang baik. Dengan mempersatukan tim, pengelolaan CMS menjadi lebih mudah

dan sosialisasi tentang perubahan pun dapat berjalan tanpa hambatan, sehingga mampu

mengembalikan Web traffic CC ke angka yang diinginkan.

Dari segi kreativitas konten, CC juga masih belum bisa menyajikan sesuatu yang

bersifat sangat menarik sehingga peran media sosial CC sebagai wadah atau tempat

berkumpul komunitas pecintanya menjadi kurang maksimal. Pesan yang disampaikan pun

terkadang membosankan. Giannini dalam bukunya memberikan sebuah petunjuk, dalam

memanfaatkan media sosial sebagai strategi MPR, sebuah perusahaan hendaknya mencari

‘pengait’ yang dapat membuat pesan terdengar oleh khalayak sasaran (“find the hook that

will make your message resonate with the target audience”. Sejauh ini, konten-konten yang

disajikan masih bersifat parsial; terpisah-pisah untuk masing-masing media sosial dan tidak

memiliki ‘pengait’ yang kuat untuk menarik perhatian konsumen, bisa mencakup sesuatu

yang unik atau identik dengan sebuah merek. Sebagai contoh, ketiga terjadi pergantian CMS,

CC dapat menarik perhatian para pembaca, pengikut, dan pengunjung media sosialnya

dengan mengadakan kampanye bertagar, misalkan #BrandNewCC atau #CCNewLook.

Tagar-tagar tersebut kemudian disebarkan secara serentak melalui Facebook, Twitter,

Instagram, dan Youtube dalam pesan-pesan yang beragam. Dari situ, masyarakat dapat

memperoleh informasi seputar apa itu #BrandNewCC atau #CCNewLook dan berinisiatif

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 20: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

14

Universitas Indonesia

untuk mengunjungi website CC. Redaksi juga bisa mengundang partisipasi masyarakat yang

telah berkunjung ke website untuk memberikan komentar seputar tampilan terbarunya di

Facebook atau Twitter. Bisa juga disisipi dengan kuis berhadiah sehingga konsumen semakin

termotivasi. Dengan begitu, tak hanya Web traffic saja yang meningkat; konsumen juga dapat

ter-engage dengan baik. Hook juga dapat diciptakan melalui video podcast, video yang

memuat obrolan tertentu dengan selebritis Cover Story atau Kencan, atau pertanyaan yang

rutin dilemparkan di seluruh media sosial untuk menciptakan sebuah forum. Sedangkan untuk

memperkuat komunitas dan word-of-mouth terhadap CC, bagian Online harus bisa

menciptakan pesan yang, menurut Giannini, ‘fun and intriguing’ dengan memperbanyak

kerjasama dengan selebritis dan mengkombinasikan teknologi penyampaian termasuk Web,

e-mail, SMS, dan obrolan secara langsung, contohnya pada saat event.

Yang terakhir adalah pengukuran atau Measurement. Dalam bukunya, Giannini

menjelaskan pemasar perlu mengukur efektivitas usaha MPR-nya baik terhadap khalayak

sasaran maupun penghubung. Komponen-komponennya dapat berupa penjualan, keuntungan,

perubahan pada market share, penetrasi pasar, dan brand awareness. Dengan mengamati

perilaku penghubungnya, sebuah perusahaan dapat mengukur keefektifan komponen tertentu

terutama dengan penghubung yang signifikan. Selain itu, media monitoring juga bisa

dilakukan untuk menentukan apakah pesan yang disampaikan telah diterima dengan baik oleh

khalayak sasaran. Dari situ, dapat diperoleh gagasan tentang ‘warna’ dan konteks yang sering

mereka gunakan untuk menyebarkan pesan.

Dalam hal ini, CC belum mempunyai mekanisme pengukuran yang jelas terkait

dengan pemanfaatan media sosialnya. Pengukuran hanya dilakukan pada akhir bulan dengan

menghitung jumlah comment, likes, reply, dan retweet secara keseluruhan pada seluruh media

sosial CC tanpa menspesifikasikannya ke dalam kategori tertentu, misalkan Quotes dengan

tema apa yang paling banyak mendapatkan likes, obrolan bertagar apa yang paling banyak

menciptakan percakapan, atau video apa yang paling banyak mendapatkan komentar. Waktu

pengukuran juga tidak tetap; tidak selalu dilakukan pada tanggal tertentu di akhir bulan. Bisa

saja molor hingga memasuki bulan berikutnya. Hal tersebut membuat Divisi Online stagnan

dalam menjalankan aktivitas Web dan media sosial CC karena belum mengetahui tren

terbaru. Alhasil, pemanfaatan media sosial pada bulan berikutnya hanya mengikuti pola yang

sudah ada sebelumnya tanpa menyajikan sesuatu yang segar.

Sebaiknya, CC terlebih dahulu menentukan komponen MPR apa yang ingin diteliti

sehingga mereka memiliki bahan evaluasi yang dapat dijadikan acuan untuk menjalankan

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 21: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

15

Universitas Indonesia

strategi pemanfaatan media sosial selanjutnya. Jika ingin mengukur brand awareness, CC

harus selalu memantau tingkat partisipasi para pembaca, pengikut, dan pengunjung media

sosialnya. Caranya, salah satu anggota Divisi Online CC diwajibkan menghitung jumlah

percakapan yang muncul di masing-masing media sosial sekaligus mengamati materi

publikasi terpopuler. Dia juga harus melakukan pengecekan dari sisi penghubung, apakah

partner-nya sudah bekerjasama dengan baik sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.

Sementara untuk mengukur keberhasilan strategi MPR terhadap penjualan, CC dapat

mengkorelasikan hasil pengukuran brand awareness dengan tingkat penjualan majalah di

pasaran melalui survei. Selanjutnya, CC menentukan timeframe untuk masing-masing

kegiatan MPR sehingga waktu untuk melaksanakan pengukuran menjadi jelas. Sebagai

contoh, jika sebuah kampanye tagar direncanakan berjalan selama 6 bulan, maka pengukuran

harus langsung dilakukan pada akhir bulan keenam.

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 22: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

16

Universitas Indonesia

Tabel 1. Taktik untuk Masing-Masing Media Sosial CC.

Media Sosial Bentuk dan Isi Pesan Aktivitas Rutin Tertentu Penjadwalan

Facebook Kekuatan kata-kata atau kalimat;

informasi yang disajikan harus memuat

foto, blurb atau eye catcher, dan kalimat

informatif.

Menggunakan bahasa Indonesia karena

pengikutnya lebih beragam (tak hanya

terdiri dari wanita berusia 20 – 30 tahun,

tapi juga ibu-ibu berusia >35 tahun.

Quotes berbahasa Indonesia, terutama

yang membahas relationship.

Menampilkan kembali berita-

berita pilihan terpopuler atau

yang paling banyak dibaca

lewat tagar #CCMOSTREAD.

Live chat dengan artis yang

menjadi Cover Story lewat

tagar #CCLiveChat beberapa

hari setelah edisi baru terbit.

Kuis dan polling

Mempublikasikan quotes pada

pukul 07.00 sebagai ucapan

selamat pagi dan 21.00 sebagai

penutup.

Mempublikasikan artikel pada

pukul 08.00, 10.00, 13.00

(waktu posting wajib), 14.00,

16.00, 17.00, dan jam pulang

kantor 18.00 atau 19.00.

Twitter Kekuatan kata-kata atau kalimat;

informasi yang disajikan harus mampu

menarik dalam 140 karakter, terdiri dari

baris informasi dan persuasi.

Quotes berbahasa Inggris karena

pengikut Twitter lebih menyukai bahasa

yang universal dan catchy.

Liputan langsung dari redaksi

CC (live report).

#CCLiveChat

#CCQUIZ

Polling

Sama seperti FB, bedanya Quotes

ditutup pada pukul 22.00.

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 23: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

17

Universitas Indonesia

Instagram Kekuatan gambar; foto yang diunggah

harus jelas, indah, serta memiliki nilai

berita.

Memasukkan unsur 5W+1H pada caption

foto agar pengikut dan pengunjung

Instagram mampu memahami informasi

secara lebih jelas.

Memperbanyak foto-foto selebritis lokal

karena selalu mendapatkan likes

terbanyak.

Mengunggah video berisi cuplikan event,

wawancara, atau pemotretan.

Kuis

Penggunaan tagar di setiap

publikasi foto seperti

#celebrity, #beauty,

#filmindonesia, #culinary, dan

#kpop.

Fleksibel, materi foto atau video

yang tersedia bisa langsung

diunggah meski sudah lewat

tengah malam.

YouTube Kekuatan video; tayangan yang dimuat

harus berdasarkan tata pengambilan

gambar yang baik.

Membagi link video Youtube ke seluruh

media sosial CC dengan menggunakan

judul menarik, misalnya: “Mau tahu tip

cinta out-of-the-box dari si A? Klik…

(URL video)”.

Mengunggah video behind-the-

scene, wawancara dan tip artis,

dan live concert/music/showcase.

Direncanakan wajib posting

setiap hari Senin dan Kamis.

Video live

report/music/showcase

diunggah maksimal H+1 acara

untuk menjaga antusiasme

pengunjung.

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 24: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

18

Universitas Indonesia

PENUTUP

Simpulan

Dari studi yang dilakukan terhadap pemanfaatan media sosial sebagai strategi MPR

Majalah Cita Cinta, dapat disimpulkan bahwa:

1) Pemanfataan media sosial yang dilakukan oleh CC sudah cukup baik, meliputi

pengintegrasian konten dengan menjadikan isi website CC sebagai key content media

sosial, konsisten menyajikan pesan sesuai dengan image yang ingin diciptakan sebagai

majalah wanita Indonesia yang ‘lokal banget’, dan mengaktivasi media sosial sesuai

dengan keunggulan dan karakteristik masing-masing.

2) Fitur-fitur interaktif yang tersaji di masing-masing media sosial terbukti membantu CC

dalam menciptakan dialog dengan para pembaca, pengikut, dan pengunjung keempat

situs jejaring sosialnya. Apalagi jika menggunakan tagar; fungsinya untuk mem-viral-

kan sebuah frasa di Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube berhasil mengundang

partisipasi konsumen untuk bergabung ke dalam sebuah online event atau forum dan

‘mengobrol’ secara langsung baik dengan admin CC maupun sesama pengikut. CC juga

selalu bekerjasama dengan penghubung yang biasanya merupakan selebritis untuk

membantu meningkatkan keterlibatan konsumen di media sosial.

3) Usaha dalam mencapai tujuan MPR CC terlihat dari pemenuhan kelima elemen yang

menurut Giannini wajib ada dalam sebuah program atau kampanye perusahaan.

Sayangnya dari segi pesan, CC kurang mampu menghasilkan sesuatu yang lebih

menarik akibat minimnya sumber daya manusia. Dari aspek Measurement, CC juga

tidak melakukan aktivitas pengukuran yang jelas dan rutin untuk melihat apakah

pemanfaatan media sosialnya sudah berjalan secara efektif atau belum.

Rekomendasi

Dalam memanfaatkan media sosial ke depannya, CC dapat melakukan beberapa

melakukan beberapa terobosan untuk mencapai tujuan-tujuan Marketing Public Relations-

nya. Di antaranya dengan:

1) Mengedukasi para pembaca, pengikut, dan pengunjung media sosial terkait mereknya

melalui pembahasan khusus tentang rubrik-rubrik atau kanal-kanal CC, mengundang

selebritis dalam diskusi online dengan tema seputar CC, dan melakukan tanya jawab

dengan para pengikut atau pengunjung di media sosial.

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 25: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

19

Universitas Indonesia

2) Membangun insight dan memberikan dukungan terhadap masyarakat, misalkan dengan

berpartisipasi dalam isu-isu sosial seperti #PrayforParis, #SaveOrangUtan,

#CancerAwareness, #RevolusiMental, maupun #DukungMusikIndonesia. Tak hanya

ikut mem-posting dan men-tweet artikel yang menyatakan dukungan terhadap isu

tersebut, tapi juga menyajikan bahasan dan obrolan dengan tokoh-tokoh masyarakat

untuk membangun keterlibatan masyarakat luas.

3) Untuk memperkuat engagement, CC dapat membentuk sebuah komunitas dunia maya

yang berisikan pembaca, pengikut, maupun pengunjung media sosialnya. Tak hanya

dilakukan secara online, kegiatannya juga akan melibatkan pertemuan tatap muka untuk

mempererat bonding CC dengan seluruh anggota maupun antaranggota. Melalui

komunitas tersebut, CC berkesempatan untuk memperluas jangkauan khalayak

sasarannya melalui pengadaan event, kerjasama dengan perusahaan atau organisasi lain,

dan pelaksanaan CSR. Dengan begitu, dalam melaksanakan strategi MPR-nya, CC

tidak perlu khawatir kelimpungan karena akan memperoleh bantuan yang kuat dari

komunitasnya.

4) Mewajibkan seluruh anggota redaksi untuk terlibat dalam aktivitas media sosial CC,

termasuk ikut posting di Facebook dan Instagram serta tweeting di Twitter. CC juga

dapat membuat special Web page yang berfungsi menampung seluruh public mentions

CC ke dalam satu laman komunitas sekaligus menyediakan akses menuju tutorial

Twitter. Usaha tersebut dapat membuat merek CC lebih mudah diketahui dan dipahami

serta untuk meng-engage konsumen lebih dalam lagi.

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 26: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

20

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Harris, T.L. & P.T Whalen. 2006. The Marketer’s Guide to Public Relations in the 21st

Century, 1st ed. Ohio: Thomson/South Western.

Henry, R. 1995. Marketing Public Relations: The Hows that Make it Work. Ames, IA: Iowa

State University Press.

Giannini, G.T., Jr. 2010. Marketing Public Relations: A Marketer’s Approach to Public

Relations and Social Media, 1st ed. New Jersey: Pearson Education Limited.

Kotler, P. 2003. Marketing Management, 11th ed. New Jersey: Prentice Hall.

Cleo Magazine Overview. Bauer Media. (http://www.bauer-media.com.au)

Journal of Costumer Behaviour. 2014. Vol. 13, No. 1, pp. 5 – 24.

Muslamat, Sarkiah. Teori Organisasi.

(https://www.academia.edu/6976066/TEORI_ORGANISASI)

Naveed, Noor-e-Hira. 2012. Role of Social Media on Public Relations, Brand Involvement,

and Brand Commitment. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business.

Vol. 3, No. 9. (http://www.ijcrb.webs.com)

Pradiptarini, Charity. 2011. Social Media Marketing: Measuring Its Effectiveness and

Identifying the Target Market. UW-L Journal of Undergraduate Research XIV.

www.citacinta.co.id

https://www.facebook.com/citacinta/?fref=ts

www.twitter.com/citacintamagz

www.instagram.com/citacintamagz

https://www.youtube.com/user/CITACINTAmagz

https://econsultancy.com/blog/3527-what-is-social-media-here-are-34-definitions

https://id.techinasia.com/laporan-pengguna-website-mobile-media-sosial-indonesia/

http://www.inma.org/article/index.cfm/41038-the-state-of-print-media-during-the-digital-age

http://www.kompasiana.com/moh.faiz/peran-perkembangan-media-cetak-di-era-

perkembangan-teknologi-komunikasi_5528c2086ea834512f8b45ce

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016

Page 27: MK-Rifdia Aulia Rahma.pdf

21

Universitas Indonesia

http://marketing-made-simple.com/articles/push-pull-strategy.htm

https://www.maxmanroe.com/mengapa-kontes-media-sosial-bisa-menjadi-sarana-promosi-

online-yang-efektif.html

http://www.socialmediatoday.com/marketing/sarah-snow/2015-10-21/small-business-media-

plan-what-else-do-you-need-beyond-social-media

http://tekno.liputan6.com/read/2164377/pengguna-internet-indonesia-kuasai-media-sosial-di-

2015

https://teorionline.wordpress.com/2010/02/07/teori-struktur-organisasi/

http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Nasib+Media+Cetak+Di+tengah+Era+Digital

&&nomorurut_artikel=422

Wawancara singkat dengan Pemimpin Redaksi Majalah Cita Cinta Zornia Devi Harisantoso,

Jumat, 6 November 2015.

Wawancara singkat dengan Penanggung Jawab Online Majalah Cita Cinta Meiranie

Nurtaeni, Minggu, 15 November 2015 dan Kamis, 26 November 2015.

Wawancara singkat dengan Mantan Penanggung Jawab Online Majalah Cita Cinta Novi

Nadya, Jumat, 20 November 2015.

Strategi marketing…, Rifdia Aulia Rahma, FISIP UI, 2016