universitas indonesia reliability centered …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-s42242-aulia...

142
UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA POMPA SKRIPSI AULIA WINANDI 0806454651 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM SARJANA DEPOK JULI 2012 Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Upload: vuongthuy

Post on 24-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

UNIVERSITAS INDONESIA

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA POMPA

SKRIPSI

AULIA WINANDI

0806454651

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM SARJANA

DEPOK

JULI 2012

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

i

UNIVERSITAS INDONESIA

RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE PADA POMPA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana teknik

AULIA WINANDI

0806454651

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM SARJANA

DEPOK

JULI 2012

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Proposal skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber yang

saya kutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : AULIA WINANDI

NPM : 0806454651

Tanda Tangan :

Tanggal : 16 Juli 2012

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Aulia Winandi

NPM : 0806454651

Program Studi : Teknik Mesin

Judul Skripsi : Reliability Centered Maintenance pada Pompa

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Ir. Warjito M.Sc., Ph.D (………………..)

Penguji : Ir. Imansyah Ibnu Hakim M.Eng (………………..)

Penguji : Dr. Ir. Gatot Prayogo M.Eng (………………..)

Penguji : Yudan Whulanza S.T. , M.Sc., Ph.D. (………………..)

Ditetapkan di : Depok

Tanggal :

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmatnya

sehingga penulis berkesempatan untuk menyelesaikan penelitian berjudul

“Reliabilty Centered Maintenance pada Pompa”. Terima kasih juga saya ucapkan

kepada :

1. Ir. Warjito M.Sc., Ph.D pembimbing skripsi yang memberikan banyak

masukan, nasehat dan kesempatan untuk melihat dunia industri secara

nyata.

2. Prof. Ir. Yulianto Sulistyo Nugroho, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing

akademis yang telah sangat berjasa dalam memberi masukan, nasehat,

dan arahan terbaik dalam proses perkuliahan.

3. Bapak Yudan, Bapak Jos, dan Bapak Wahyu Nirbito di Departemen

Teknik Mesin yang telah bekerja sama dalam memberi arahan

pengolahan data skripsi.

4. Ayah, Ibu dan Mas Krisna yang tanpa lelah dan batas terus

memberikan doa dan semangat kepada penulis untuk melanjutkan studi

ini.

5. Teman-teman seperjuangan di kampus baik dalam hal formal dan non-

formal, Aditya yang menjadi partner skripsi.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan YME berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini :

Nama : Aulia Winandi

NPM : 0806454651

Program Studi : Teknik Mesin

Departemen : Teknik Mesin

Fakultas : Teknik

Jenis karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : RELIABILITY CENTERED

MAINTENANCE PADA POMPA

beserta perangkat yang ada (jika dieprlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia /

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 16 Juli 2012

Yang menyatakan

(Aulia Winandi)

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

vi Universitas Indonesia

ABSTRAK

Nama : Aulia Winandi

Program Studi : Teknik Mesin

Judul : Reliability Centered Maintenance pada Pompa

Pemeliharaan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menjaga keandalan,

ketersediaan dan sifat mampu rawat peralatan atau mesin. Program pemeliharaan

yang efektif dan efisien akan mendukung peningkatan produktifitas sistem

produksi. Namun seringkali program pemeliharaan mengabaikan kebutuhan

aktual dari peralatan atau mesin. Untuk mendapatkan program pemeliharaan yang

efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan mesin diperlukan studi

kebutuhan pemeliharaan berdasarkan kehandalan, Reliability Centered

Maintenance (RCM) adalah suatu analisis sistematik berdasarkan resiko (risk)

untuk menciptakan metode pemeliharaan yang akurat, fokus dan optimal dengan

tujuan mencapai keandalan optimal dari aset. Studi RCM telah dilakukan pada

mesin-mesin rotari, khususnya pompa, di industri pengolah minyak dan gas. Studi

dilakukan dengan mengikuti tujuh langkah RCM, termasuk didalamnya adalah

penentuan lingkup studi, Failure Mode and Effect Analysis, Logic Tree Analysis

dan penetapan strategi pemeliharaan. Analisis resiko berdasarkan pada matrik

resiko yang disusun melalui konsensus semua pemangku kepentingan. Matrik

resiko meliputi bidang-bidang kejadian (occurrence), deteksi (detection), serta

tingkat resiko (severity) pada aspek ekonomi (economy) kesehatan dan

keselamatan (health & safety), lingkungan (environment.) Selanjutnya

berdasarkan matrik resiko ini dihitung Risk Priority Number (RPN). Berdasarkan

nilai RPN dan Logic Tree Analysis, disusunlah strategi pemeliharaan untuk setiap

jenis failure mode. Seluruh proses studi RCM dibantu dengan menggunakan

database Microsoft Access™ yang dibuat khusus untuk keperluan ini. Hasil studi

menunjukkan bahwa nilai Risk Priority Number (RPN) untuk semua peralatan

berkisar antara 72 s/d 900. Studi RCM juga telah berhasil menetapkan strategi

pemeliharaan yang sesuai untuk setiap failure mode yang selanjutnya dijadikan

dasar penyusunan program pemeliharaan yang baru.

Kata Kunci: Pemeliharaan, pompa, RCM, FMEA, resiko, startegi pemeliharaan

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

vii Universitas Indonesia

ABSTRACT

Name : Aulia Winandi

Study Program : Mechanical Engineering

Title : Reliability Centered Maintenance study for Pumps

Maintenance is a process done to sustain reliability, availability and

maintainability of assets. Improvement in productivity of a production system is

supported by an effective and efficient maintenance program. Oftentimes, the

current maintenance program overlooks the actual needs of the equipment or

machinery. A study based on reliability needs of the equipment or machinery is

needed to create an effective, efficient and fit maintenance program. Reliability

Centered Maintenance is a risk based analysis to create a maintenance program

that is accurate, focused, and optimized to achieve the optimal reliability of the

asset. The RCM study has been conducted on rotating equipment, particularly

pumps, used in the oil and gas refinery industry. The study conducted follows the

7 step RCM method, which included in the steps are the selection of the scope, the

Failure Mode and Effect Analysis, the Logic Tree Analysis and maintenance

strategy selection. The Risk analysis conducted is based on a Risk matrix which

was created under a consensus of all stakeholders. The parameters in the Risk

matrix are occurrence, detection, and severity for the economy, health & safety

and environment. Using the Risk matrix the Risk Priority Number (RPN) is

obtained. Using the RPN and Logic Tree Analysis the appropriate maintenance

strategy is selected. A Microsoft Access™ database also was developed and used

to aid the study. The results show that the RPN for the equipment range from 72

upto 900. The RCM study also has succeeded in determining the maintenance

strategies appropriate for each failure mode; which will be used as a starting point

to develop the new maintenance program.

Keywords : Maintenance, pump, RCM, FMEA, risk, maintenance strategy

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

viii Universitas Indonesia

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ………………………..…...ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………iii

KATA PENGANTAR ………………………………………………….…iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. v

ABSTRAK …………………………………………………………………….vi

ABSTRACT …………………………………………………………………....vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….……...viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………xi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………xiii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………..1

1.2 Perumusan Masalah ……………………………………………………..7

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………..7

1.4 Kegunaan Penelitian ……………………………………………………..8

1.5 Metodologi Penelitian ……………………………………………………..8

1.6 Sistematika Penulisan ……………………………………………………..9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………10

2.1Reliability Centered Maintenance ……………………………………………10

2.2 RCM Seven Questions ……………………………………………………13

2.2.1 Penentuan Sistem ……………………………………………………13

2.2.2 Batasan Sistem ……………………………………………………14

2.2.3 Definisi Fungsi Sistem ……………………………………………14

2.2.4 Definisi Kegagalan Fungsi ……………………………………………16

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

ix Universitas Indonesia

2.2.5 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ……………………………16

2.2.6 Penentuan Penyebab Kegagalan ……………………………………17

2.2.7 Pemilihan Tindak Pemeliharaan yang Sesuai ……………………………19

2.3 Pompa dan Pemeliharaan Pompa ……………………………………………24

2.4 Pembatasan Sistem Pompa Menurut OREDA-2002 ……………………26

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………30

3.1 Penentuan Sistem ……………………………………………………………30

3.2 Batasan Sistem ……………………………………………………………30

3.3 Definisi Fungsi Sistem ……………………………………………………31

3.4 Definisi Kegagalan Fungsi ……………………………………………31

3.5 Failure Mode and Effect Analysis ……………………………………31

3.6 Penentuan Penyebab Kegagalan ……………………………………………34

3.7 Pemilihan Tindak Pemeliharaan yang Sesuai ……………………………35

3.8 Peralatan Pendukung Proses Tinjauan ……………………………………37

BAB IV PEMBAHASAN ……………………………………………………40

4.1 Rekoleksi Data ……………………………………………………………40

4.2 Proses RCM ……………………………………………………………41

4.2.1 Penentuan Sistem ……………………………………………………41

4.2.2 Penentuan Batasan Sistem ……………………………………………42

4.2.3 Definisi Fungsi Sistem ……………………………………………43

4.2.4 Definisi Kegagalan Fungsi ……………………………………………43

4.2.5 Failure Mode and Effect Analysis ……………………………………47

4.2.6 Penentuan Penyebab Kegagalan ……………………………………55

4.2.6.1 Mechanical Seal ……………………………………………………55

4.2.6.2 Kegagalan Bearing ……………………………………………59

4.2.6.3 Kegagalan Coupling ……………………………………………61

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

x Universitas Indonesia

4.2.7 Pemilihan Tindak Pemeliharaan yang Sesuai ……………………………63

4.3 Database ……………………………………………………………………66

4.3.1 Pembuatan Database ……………………………………………………66

4.3.2 Penggunaan Database ……………………………………………………69

BAB V KESIMPULAN dan SARAN ……………………………………75

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………75

5.2 Saran ……………………………………………………………………77

DAFTAR REFERENSI ……………………………………………………78

LAMPIRAN ………………………………………………………....…………81

Lampiran 1 Data SAP 2007-2009

Lampiran 2 Database Hierarchy Report

Lampiran 3 Database FMEA Report

Lampiran 4 RCM Analysis Sheet Form

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

xi Universitas Indonesia

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Dependability tree..………….…….…………………………….…..4

Gambar 2.1 Enam kurva pola kegagalan .….……………………..…………20

Gambar 2.2 P-F interval ……………………………………………………20

Gambar 2.3 Flowchart Proses Task Selection ……………………………21

Gambar 2.4 Flowchart Penentuan Default Actions ……………………………23

Gambar 2.5 Flowchart Tujuh Langkah RCM ……………………………………24

Gambar 2.6 Batasan sistem pompa ……….………….………………….…….26

Gambar 3.1 Flowchart Decision diagram RCM II ……………………………36

Gambar 3.1 Hierarchy tree input…………….…….…………………….……….39

Gambar 3.2 Form input FMEA ……………………..……………………..…….40

Gambar 4.1 Batasan sistem pompa CD3-P-001/00………………………………43

Gambar 4.2 FORM 1 Seleksi Sistem. ……………………………………………45

Gambar 4.3 FORM 2 Definisi Batasan Sistem ……………………………46

Gambar 4.4 FORM 3 Detail Batasan Sistem ……………………………...…….47

Gambar 4.5 FORM 4 Diagram Blok Fungsi ……………………………...…….48

Gambar 4.6 FORM 5 Failure mode and Effect Analysis ………………...…56

Gambar 4.7 Shaft seal dengan dua permukaan axial……………………….…... 57

Gambar 4.8 Shaft seal dengan rotating seal ring dan stationary seat (kanan)…. 57

Gambar 4.9 Komponen-komponen shaft seal …………………………………....58

Gambar 4.10 Susunan double mechanical seal, tandem (kiri) dan back to back

(kanan)…………………………………...…………………….…..59

Gambar 4.11 Single seal with aircooled top……………...……….…..………... 59

Gambar 4.12 FORM 6 Logic Tree Analysis ……………………………………65

Gambar 4.13 Menu Utama ………………………………………………..…..69

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

xii

xii

Gambar 4.14 Menu Hierarchy Input ……………………………………………70

Gambar 4.15 Hierarchy Input Form ……………………………………………70

Gambar 4.16 Navigasi Tag No ……………………………………………71

Gambar 4.17 Hierarchy tree report ……………………………………………71

Gambar 4.18 FMEA input ……………………………………………………72

Gambar 4.19 Failure Mode and Effect Analysis ……………………………72

Gambar 4.20 Seleksi bentuk kegagalan ……………………………………73

Gambar 4.21Pengisian parameter RPN ……………………………………74

Gambar 4.22 Tampilan RPN maks dan task master ……………………………74

Gambar 4.23 Report FMEA ……………………………………………………75

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

xiii Universitas Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hubungan antara reliability, maintainability, availability……………..4

Tabel 2.1 Maintainable items pompa menurut OREDA ………………………..27

Tabel 2.2 Failure modes pompa……………………………………………...….27

Tabel 2.3 list tingkat kekritisan kegagalan menurut OREDA………………...…29

Tabel 3.1 Economic Parameter ……………………………………………….…33

Tabel 3.2 health&safety Parameter ……………………………..……… ….......34

Tabel 3.3 Environment Parameter………………………………………..…......34

Tabel 3.4 task selection berdasarkan RPN……………………………………....35

Tabel 3.5 Penjelasan Task ……………………………………………………37

Tabel 4.1 Contoh data kegagalan dari SAP plant P……………………..……….49

Tabel 4.2 Penetapan failure mode……………………………………………….50

Tabel 4.3 RPN pompa 001, 019 dan 039………………………………..………51

Tabel 4.4 Task selection ……………………………………………………54

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

1 Universitas Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses maintenance (pemeliharaan) merupakan kegiatan yang harus

dilakukan dalam kehidupan. Kegiatan pemeliharaan merupakan usaha untuk

menjaga agar suatu benda/hal dapat terus memberikan nilai fungsi yang optimal

selama masa kerjanya. Proses mempertahan fungsi menjadi sangat penting dalam

dunia industri. Suatu industri mengoperasikan berbagai macam peralatan untuk

dapat menghasilkan produk dengan efisien. Dapat dikatakan, kebanyakan

peralatan ini memiliki biaya awal (starting cost) tinggi. Namun biaya tersebut

tertutupi dengan estimasi break-even. Estimasi ini mengkalkulasi jumlah waktu

(atau jam kerja) yang harus dipenuhi oleh peralatan guna menutupi biaya awal.

Setelah biaya awal terbayar, peralatan tersebut menghasilkan keuntungan (profit).

Oleh karena itu, dalam dunia industri penting untuk menjaga fungsi peralatan

tetap optimal baik selama masa break-even dan setelah masa break-even. Proses

tersebut dilakukan dengan pemeliharaan.

Reliability, availability, maintainability sebagai tujuan utama dilakukan

proses pemeliharaan. Menurut McGraw-Hill Concise Encyclopedia of

Engineering [9] “Reliability adalah kemungkinan suatu sistem akan melaksanakan

fungsi/kinerja dengan memuaskan; di dalam lingkungan kerja dan kondisi operasi

tertentu.” Reliability berurusan dengan pengurangan dari frekuensi terjadinya

kegagalan terhadap interval waktu tertentu. Reliability merupakan pengukuran

probabilitas akan failure free operation pada suatu interval waktu. Diekspresikan:

R(t) = exp(-t/MTBF) = exp(-λt)…(1)

*λ adalah constant failure rate dan MTBF adalah mean time between failure.

Keuntungan dari periode lama tanpa kegagalan akan meningkatkan kapasitas

produksi. Di saat yang bersamaan, sedikitnya kegagalan juga menjadi

penghematan biaya karena berkurangnya penggunaan sumber daya serta waktu

kerja untuk pemeliharaan. Peningkatan reliability terjadi dengan penambahan

biaya kapital, namun dengan harapan bahwa akan terjadi pengurangai downtime

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

2

Universitas Indonesia

serta biaya maintenance yang lebih rendah, sehingga biaya-biaya awal akan

tertutupi dari peningkatan pemasukan karena peningkatan reliability.

Dalam perhitungan reliability seperti pada rumusan diatas, failure rate dapat

dianggap konstan, namun dalam perhitungan lebih lanjut failure rate dapat tidak

konstan sesuai dengan pertimbangan failure mode, antara lain infant mortality

(pengurangan failure rate seiring dengan waktu), chance failure (failure rate

constant) atau wear out (peningkatan failure rate seiring dengan waktu).

Menurut McGraw-Hill Concise Encyclopedia of Engineering[9]

“Maintainability adalah kemungkinan bahwa proses pemeliharaan akan menjaga,

atau mengembalikan, fungsi/kinerja dari sistem dalam kurun waktu tertentu.”

Maintainability membandingkan durasi (waktu) untuk pengerjaan suatu proses

pemeliharaan terhadap suatu datum. Datum yang dipergunakan adalah proses

pemeliharaan tersebut oleh seorang teknisi dengan skill level tertentu, mengikuti

prosedur dan menggunakan sumber daya tertentu, pada tiap tingkat perawatan.

Keluaran dari maintainability adalah mean time to repair (MTTR) serta batas

durasi maksimum untuk suatu pekerjaan pemeliharaan. Secara kuanititatif,

diekspresikan sebagai:

M(t) = 1- exp(-t/MTTR) = 1 - exp(-μt)…(2)

dimana μ adalah constant maintenance rate dan MTTR adalah mean time to

repair. Beberapa faktor yang mempengaruhi maintainability adalah 1) active

repair time (fungsi dari desain, pelatihan, dan skill dari teknisi pemeliharaan), 2)

logistic time (waktu yang hilang untuk proses supply), serta 3) administrative time

(fungsi dari struktur operasi dari organisasi yang bersangkutan).

Menurut McGraw-Hill Concise Encyclopedia of Engineering[9]

“Availability adalah kemungkinan bahwa kinerja sistem memuaskan, dan hal ini

bergantung pada reliability dan maintainability.” Availability berhubungan

dengan durasi up-time untuk suatu proses dan merupakan suatu pengukuran akan

seberapa sering sistem “sehat”. Umumnya dirumuskan sebagai (up-time/up-

time+downtime). Apabila up-time merupakan kondisi sehat, maka down-time

sebagai kebalikan dari up-time; kondisi dimana sistem tidak sehat/berjalan dengan

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

3

Universitas Indonesia

sesuai. Mengutip dari referensi “Availability, Reliability, Maintainability, and

Capability”[7], Availability berurusan dengan tiga perkara utama (Davidson

1988) untuk 1) Memperpanjang waktu menuju failure, 2) mengurangi downtime

akibat perbaikan atau perawatan berkala, dan 3) melaksanakan poin 1 dan 2

dengan cara yang efektif. Akibat peningkatan availability, pemasukan meningkat

karena peralatan dapat bekerja lebih lama.

Mengutip dari referensi “Availability, Reliability, Maintainability, and

Capability”[7] juga, tiga istilah availability yang umum (Ireson 1996),

Inherent availability, dirasakan oleh pekerja pemeliharaan adalah

Ai = MTBF/(MTBF + MTTR)

*MTBF=Mean Time Between Failure

*MTTR=Mean Time to Repair

Achieved availability, dirasakan oleh departemen pemeliharaan, adalah

Aa = MTBM/(MTBM + MAMT)

*MTBM=Mean Time Between Maintenance

*MAMT=Mean Active Maintenance Time

Operational availability, dirasakan oleh user, adalah

Ao = MTBM/(MTBM + MDT)

*MDT=Mean Down Time

Untuk mendapatkan hasil pengukuruan yang kuantitatif, harus ditentukan nilai

terendah dari operational availability. Nilai terendah ini menjadi batas, yang mana

apabila operational availability dari sistem/proses turun dibawah nilai tersebut,

dikatakan terjadi kegagalan (failure) fungsi. Umumnya, satu metode untuk

menentukan nilai tersebut adalah dengan menetapkan pada berapa persen dari

availability, sistem mulai membawa kerugian finansial dalam pengoperasiannya.

Hubungan antara availability, reliability dan maintainability ditampilkan pada

tabel 1.1. Ketiga hal terserbut dalam suatu sistem menghasilkan dependability

dari peralatan/proses. Dependabilty adalah kondisi dimana suatu sistem memiliki

keandalan (dalam bahasa inggris, reliable). Dependability terdiri dari 3 hal utama,

yaitu attributes (atribut), means (cara) dan threats (ancaman).

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

4

Universitas Indonesia

Tabel 1.1 Hubungan antara reliability, maintainability, availability, sumber: weibull.com

Gambar 1.1 Dependability tree [8]

Dapat dilihat bahwa dari aspek attributes, dependability berhubungan erat dengan

reliability, maintainability, availability. Hal ini karena dari banyak aspek yang

mempengaruhi, aspek yang bersifat kuanititatif dari pengukuran langsung antara

lain reliability dan availability. Aspek lainnya umumnya bersifat lebih subjektif.

Threats adalah aspek-aspek yang dapat mempengaruhi sistem, dan

menurunkan nilai dependability. Antara lain threats dibagi menjadi tiga bagian

utama, yaitu errors, faults, dan failures. Errors adalah kondisi ketidaksesuaian

antara perilaku (kerja) yang diharapkan terhadap perilaku (kerja) aktual dari

sistem. Faults adalah cacat bawaan dari sistem, dan umumnya bersifat tak aktif

hingga terjadi aktivasi. Faults dikatakan sebagai penyebab teoritis dari error,

karena error terjadi saat sistem mengalami aktivasi fault. Failure adalah kejadian

saat sistem menunjukkan perilaku yang berkebalikan dengan perilaku yang

seharusnya. Failures tercatat pada tingkat sistem boundary. Failures pada

dasarnya adalah error yang mengalami propagasi sampai tingkat sistem sehingga

error tersebut dapat diamati. Faults, errors dan failures selalu terjadi menurut

suatu mekanisme, yang dinamakan fault-error-failure chain. Fault-error-failure

chain yang terlalu banyak pada suatu sistem menjadi penyebab turunnya

ketergantungan dari sistem tersebut, oleh karena itu penting agar fault-error-

failure chain dikurangi. Metode-metode untuk mendapatkan dependability

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

5

Universitas Indonesia

dinamakan means (cara) di dalam tree yang tercantum sebelumnya. Means secara

garis besar antara lain 1) fault prevention, 2) fault removal, 3) fault forecasting,

dan 4) fault tolerance. Fault prevention adalah proses pencegahan agar fault tidak

tertanam dalam sistem. Hal ini dicapai dengan metodologi pengembangan dan

implementasi teknik yang baik. Fault removal dibagi menjadi dua, yaitu

penghilangan saat pengembangan dan penghilangan saat penggunaan. Fault dapat

dihilangkan dengan memastikan bahwa fault tersebut terdeteksi dan dihilangkan

sebelum sistem diproduksi, lalu saat pengoperasian fault yang timbul dicatat

untuk kemudian dapat dihilangkan saat pemeliharaan. Fault forecasting

memperkirakan fault yang mungkin timbul dan menghilangkan fault tersebut.

Fault tolerance menambahkan suatu mekanisme agar sistem dapat tetap memberi

kinerja meskipun adanya fault, walaupun kinerja pada tingkat yang lebih rendah.

Dependability penting dalam industri manapun, terutama bagi industri

proses seperti kilang gas alam karena proses pengolahan gas agar efisien waktu

dan biaya harus dilakukan secara kontinyu selama 24 jam, terkadang sampai 356

hari dalam setahun. Kejadian apapun yang menyebabkan kegiatan pengolahan

tidak optimal bahkan sampai terhenti akan membawa kerugian dalam skala yang

cukup signifikan bagi industri tersebut, bahkan bagi industri yang mengoperasikan

lebih dari satu lini produksi.

Paradigma yang berlaku dalam dunia pemeliharaan adalah lebih baik

mencegah daripada mengobati. Preventive maintenance adalah inspeksi periodik

untuk mendeteksi kondisi yang mungkin menyebabkan kerusakan, produksi

terhenti, atau berkurangnya fungsi peralatan. Preventive maintenance adalah

deteksi dan penanganan dini kondisi abnormal mesin sebelum kondisi mesin

tersebut menyebabkan cacat atau kerugian yang lebih besar[1]. Preventive

maintenance termudah dilakukan dengan tiga cara paling umum, yaitu essential

care, fixed time maintenance, dan condition monitoring. Essential care

merupakan proses pemeliharaan dan perawatan kepada bagian-bagian terpenting

peralatan - bagian-bagian peralatan yang berhubungan langsung dengan fungsi

peralatan tersebut. Fixed time maintenance merupakan proses pemeliharaan

berkala peralatan. Termasuk dalam proses perawatan ini adalah penggantian suku

cadang, penyetelan ulang, dan lain sebagainya. Proses ini memakan biaya karena

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

6

Universitas Indonesia

membutuhkan suku cadang, personil, dan waktu shut down peralatan. Oleh karena

itu, pemeliharaan ini dilakukan dengan batasan waktu (time constrain) untuk

mendapatkan rasio terbaik antara kegiatan pemeliharaan dan produktivitas mesin.

Condition monitoring merupakan metode pemantauan kondisi peralatan untuk

memutuskan apakah peralatan bekerja normal atau tidak. Proses ini dilakukan

baik secara obyektif (mengumpulkan data dengan peralatan lainnya) maupun

subyektif (menggunakan panca indera pelaku pemeliharaan).

Sayangnya, 72% sampai dengan 92% kegagalan mesin/peralatan tidak

terjadi dalam suatu domain waktu[4]. Hal ini berarti bahwa proses fixed time

maintenance tidak efektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan metode

maintenance. Salah satu metode analisis yang dilakukan adalah Reliability

Centered Maintenance, atau biasa disebut RCM. RCM adalah suatu pendekatan

sistematik berdasarkan resiko (risk) untuk menciptakan metode pemeliharaan

yang akurat, fokus dan optimal dengan tujuan mencapai keandalan (reliability)

optimal fasilitas[1]. RCM merupakan suatu metode yang sifatnya continuous and

ongoing process. Artinya, proses ini dapat (bahkan sebaiknya) diulang untuk

mendapatkan tingkat keandalan yang lebih tinggi lagi dari fasilitas. RCM

merupakan metode yang sistematik karena memerlukan dilakukan beberapa

tahapan sebelum dilakukan analisis dari data yang diperoleh. Tahapan tersebut

antara lain adalah 7 questions, 7 step (metode penentuan batasan, fungsi,

peralatan, business goals, dsb), criticality assessment, Logic Tree Analysis, Root

Cause Failure Analysis, Failure mode and Effects Analysis, dan task selection.

Hasil dari RCM merupakan suatu metode pemeliharaan gabungan yang khusus

(custom made) bagi fasilitas tersebut.

Salah satu peralatan yang sangat umum dijumpai dalam industri manapun

merupakan rotating equipment. Rotating equipment merupakan peralatan yang

memindahkan cairan, padatan atau gas melalui suatu sistem penggerak

(turbin,motor,mesin), sistem yang digerakkan (kompresor, pompa), sistem

transmisi(gir, kopling, sambungan) dan peralatan penunjang (lube and seal

system, sistem pendinginan, buffer gas system)[5]. Contoh rotating equipment

antara lain pompa. Rotating equipment sangat umum di industri mana pun, karena

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

7

Universitas Indonesia

hampir semua industri melakukan proses perpindahan fluida, padatan, maupun gas

– baik itu termasuk proses produksi utama maupun itu sebagai penunjang proses

produksi. Rotating equipment merupakan salah satu zona dimana kejadian

kegagalan akan terjadi. Hal ini karena ada banyak komponen, baik stasioner

maupun bergerak, dan proses perpindahan energi. Selain itu, pada sistem ini

peralatan dan benda yang dikerjakan bersentuhan langsung. Rotating equipment

dipergunakan dalam berbagai ukuran dan kapasitas, dan masing-masing memiliki

aplikasinya tersendiri. Karena rotating equipment merupakan sistem yang sangat

work and condition dependent, proses pemeliharaan yang bersifat sangat umum

tidak akan dapat menghasilkan reliability yang baik-perlu dilakukan peningkatan.

Atas dasar-dasar tersebut maka dilakukan pengembangan metode

pemeliharaan untuk rotating equipment dengan menggunakan proses Reliability

Centered Maintenance. Diharapkan dari proses RCM didapatkan suatu metode

pemeliharaan rotating equipment yang komprehensif, namun dikhususkan pada

sistem tersebut. Komprehensif karena studi dilakukan kepada keseluruhan sistem

tersebut. Khusus karena faktor lingkungan, kondisi kerja dan lain sebagainya turut

menjadi bahan pertimbangan dalam task selection process. Diharapkan sebagai

hasil dari implementasi studi adalah peningkatan signifikan dalam keandalan

kinerja peralatan rotating equipment yang dilakukan analisa.

1.2 Pembatasan Masalah

Peralatan yang di analisis adalah pompa.

Proses yang dilakukan adalah analisa RCM

1.3 Tujuan dan Penggunaan

Tujuan Penulisan

Melakukan tinjauan Reliability Centered Maintenance pada pompa dalam

industri.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

8

Universitas Indonesia

1. Menghasilkan maintenance task baru yang sesuai dengan kondisi kerja

peralatan.

2. Menghasilkan database yang membantu dan memudahkan dilakukan

proses RCM.

1.5 Metodologi Penelitian

1. Studi Literatur.

Studi literatur merupakan proses pembelajaran bahan-bahan yang

berkaitan dengan materi bahasan yang berasal dari buku-buku, jurnal

dan situs-situs internet.

2. Site Visit.

Site visit dilakukan untuk membantu memberikan gambaran utuh

perihal keadaan lapangan, pengenalan proses kerja, overview kondisi

mesin dan pengenalan medan secara umum.

3. Koleksi dan Review Data.

Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam tinjauan RCM seperti data

sheet peralatan, log sheet kinerja, P&ID, Process Flow Diagram serta

maintenance record.

4. Pengembangan database

Pengembangan database dilakukan antara lain input data untuk

membuat hirarki aset, form input untuk proses FMEA, serta kerangka

kerja dari database tersebut.

5. Analisa dan Pembahasan

Salah satu analisa akan dilakukan dengan maintenance data guna

mencari failure modes. Lalu dari failure modes tersebut dicari

penyebab kegagalannya, yang berikutnya dikembangkan menjadi

maintenance task baru untuk peralatan tersebut.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

9

Universitas Indonesia

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dilakukan menurut urutan bab-bab

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini berisi latar belakang yang melandasi penulisan skripsi, tujuan

penelitian, pembatasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori-teori yang mendasari penelitian ini, yaitu

Reliability Centered Maintenance (RCM)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menerangkan tentang bagaimana langkah-langkah untuk

melakukan tinajuan RCM, komponen yang digunakan dalam pengujian,

prosedur dan obyek pengujian.

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Bab ini memuat data-data contoh proses tinjauna RCM kepada data contoh

yang dimiliki penulis, lalu berikut analisa penetapan keputusan-keputusan

yang diambil.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini akan diambil beberapa kesimpulan dari seluruh analisa

yang telah dilakukan dengan disertai saran terhadap pengembangan

selanjutnya.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

10 Universitas Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reliability Centered Maintenance

Reliability Centered Maintenance (RCM) memberikan suatu metoda

terstruktur untuk menganalisis fungsi dan kegagalan potensial dari suatu asset

fisik (pesawat udara, manufacturing production line, ect) dengan fokus terhadap

mempertahankan fungsi sistem, daripada mempertahankan peralatan itu

sendiri[6]. RCM dipergunakan untuk mengembangkan suatu rencana perawatan

(maintenance plan) dengan tingkat pengoperasian yang tertentu, dengan tingkat

risiko tertenu, yang efisien dan efektif harga.

Criteria minimal melakukan suatu analisis RCM secara umum, menurut standar

SAE JA1011[6], menjawab tujuh pertanyaan berikut:

1. Apa fungsi dan standar performa yang diharapkan dari asset dalam

pengoperasiannya (fungsi) ?

2. Dalam wujud apa saja dapat asset tersebut tidak memenuhi fungsinya

(kegagalan fungsi)?

3. Apa yang menyebabkan kegagalan (moda kegagalan)?

4. Apa yang terjadi saat terjadi kegagalan (efek kegagalan)?

5. Apa akibat dari masing-masing kegagalan (konsekuensi kegagalan)?

6. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk meramalkan atau mencegah kegagalan

(tindakan preventif dan intervalnya)?

7. Apa yang sebaiknya dilakukan apabila tidak ditemukan tindakan preventif

yang cocok (tindakan standar)?

Proses analisis umum dari RCM akan melibatkan langkah-langkah berikut.

Persiapan untuk analisis

Pekerjaan awal untuk persiapan untuk analysis RCM. Di antara lain seperti

definisi fungsi, definisi kegagalan, mengumpulkan dan mengkaji ulang

dokumentasi awal, dan lain sebagainya.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

11

Universitas Indonesia

Pilih peralatan yang akan dianalisis

Karena analisis RCM umumnya membutuhkan waktu dan tenaga yang

banyak, hendaknya analisis difokuskan ke beberapa peralatan, atas dasar faktor

safety, legalitas, ekonomi dan pertimbangan lainnya. Metode yang dapat

diimplementasikan antara lain “Selection Questions” dan “Criticality Factors”.

Selection Questions terdiri dari sekumpulan pertanyaan Yes/No yang dibuat

untuk mengidentifikasi apakah analisis RCM terjadi untuk peralatan tersebut.

Criticality Factors terdiri dari beberapa faktor yang sudah dirancang untuk

mengevaluasi kekritisan dari peralatan untuk faktor safety, maintenance,

operations, environmental impact, quality control, dsb. Setiap faktor diberi

penilaian berskala yang mana semakin tinggi nilainya semakin kritis. Nilai ini

kemudian dapat dipergunakan sebagai ambang batas (threshold).

Metode lain seperti analisis Pareto untuk peralatan berdasarkan downtime,

unreliability dan ukuran lain juga dapat diaplikasikan. Apapun metode (atau

gabungan metode) yang dipergunakan, tujuannya adalah agar RCM difokuskan

kepada peralatan yang hasil analisis RCM-nya akan membawa dampak positif

terbesar kepada perusahaan dalam bidang safety, legal, operations, economic dan

prioritas.

Identifikasi fungsi dan kegagalan fungsi potensial

Fungsi perlu ditentukan dan ditetapkan agar menjadi jelas fokus proses

analisis RCM. Menjaga fungsi dari peralatan dan fasilitas adalah target dari proses

RCM. Selain itu, dengan menetapkan fungsi, maka dapat ditentukan bagian-

bagian peralatan dan fasilitas yang kritis terhadap menjaga fungsi. Dengan

pengetahuan tersebut lalu dapat ditentukan bentuk-bentuk kegagalan potensial

yang dapat terjadi berdasarkan 1)pengetahuan akan peralatan (mendapatkan

bentuk-bentuk kegagalan umum untuk peralatan tersebut), 2)sejarah kerusakan

peralatan tersebut (mendapatkan bentuk-bentuk kegagalan yang spesifik pada

peralatan tersebut).

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

12

Universitas Indonesia

Identifikasi dan evaluasi efek dari kegagalan

Mengidentifikasi jenis kegagalan menjadi umum atau spesifik, lalu

menentukan tingkat dampak masing-masing kegagalan terhadap fungsi/kinerja

peralatan. Proses identifikasi jenis kegagalan membantu dalam menentukan

langkah pemeliharaan yang sesuai. Apakah pemeliharaan dapat didasarkan

metode generic untuk peralatan tersebut untuk kegagalan umum, atau harus

diciptakan metode pemeliharaan yang baru dan sesuai dengan kondisi lapangan

kerja peralatan untuk jenis kegagalan spesifik. Selain itu, mengevaluasi kegagalan

dilihat dari dampak turut menentukan apakah kegagalan boleh dibiarkan terjadi

atau harus dibuat suatu metode pemeliharaan guna mencegah agar kegagalan tidak

timbul. Kegagalan yang tidak memiliki dampak berat terhadap fungsi dapat

dibiarkan terjadi, dan kebalikannya. Walau suatu kegagalan tidak memiliki

dampak besar, apabila kejadiannya terlampau sering maka tetap harus dihindari

dan dicari penyebabnya. Jenis kegagalan ini dapat menunjukkan kegagalan

potensial yang lebih besar dampaknya.

Indentifikasi akibat kegagalan

Mengidentifikasi kejadian-kejadian yang menyebabkan terjadinya

kegagalan, khususnya kegagalan-kegagalan yang telah didefinisikan sebelumnya

di atas. Proses pengkajian lebih lanjut akan menunjukkan penyebab-penyebab

utama kegagalan. Sebagian dari hasil pengkajian tersebut akan menunjukkan

efektifitas dari program pemeliharaan yang berjalan. Hasil tersebut akan menjadi

patokan untuk kemudian memilih tugas pemeliharaan. Lebih mudah mengkoreksi

kejadian yang diketahui penyebabnya.

Pilih maintenance task

Memilih maintenance task yang sesuai merupakan langkah solusi yang

dilakukan setelah melakukan pengkajian pada akibat kegagalan serta penyebab

kegagalan pada sistem. Antara lain, yang dilakukan adalah menentukan proactive

task yang sesuai, dan apabila tidak tersedia, apa tindakan default yang harus

dilakukan. Tugas pemeliharaan proaktif antara lain time-directed maintenance,

condition based maintenance, failure finding task, preventive maintenance, serta

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

13

Universitas Indonesia

run-to-failure. Pertimbangan pemilihan jenis tugas proaktif yang sesuai

berdasarkan 1) kondisi kerja peralatan, 2) criticality analysis, 3) akibat kegagalan

(aspek HSE dan ekonomi).

2.2 RCM Seven Question

Dalam penerapan di lapangan (analisis spesifik) metode 7 Question

dikembangkan lagi menjadi 7 step process untuk melakukan analisa RCM. 7

langkah melakukan RCM[2]:

Step 1 - Penentuan Sistem

Step 2 - Batasan Sistem

Step 3 - Definisi Fungsi Sistem

Step 4 - Definisi Kegagalan Fungsi

Step 5 - Failure mode and Effect Analysis (FMEA)

Step 6 - Penentuan Penyebab Kegagalan

Step 7 - Pemilihan Tindak Pemeliharaan yang sesuai

2.2.1 Penentuan Sistem

Dalam industri, terdapat banyak sistem peralatan yang masing-masing

memiliki tugas dan fungsi masing-masing, dengan tingkat kepentingan yang

berbeda-beda dalam proses produksi suatu produk. Salah satu hasil dari metode

7 Questions adalah ditentukannya fungsi primer dari industry tersebut, serta

sistem-sistem apa saja yang paling berpengaruh bagi industry tersebut untuk

memenuhi fungsi primer-nya. Analisis RCM merupakan proses analisis yang

membutuhkan banyak waktu dan investasi awal. Atas alasan tersebut, analisis

RCM difokuskan kepada sistem yang kritis-sistem yang berpengaruh untuk

industry memenuhi fungsi primer-nya. Kegagalan pada sistem yang kritis akan

mempengaruhi produktivitas sistem dan biaya perawatannya. Faktor-faktor yang

berpengaruh dalam pemilihan sistem :

1) mean-time between failures;

2) biaya total pemeliharaan;

3) mean time to repair;

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

14

Universitas Indonesia

4) ketersediaan.

Pengumpulan data yang dimaksud adalah pengumpulan informasi mengenai

sistem secara detail. Informasi-informasi yang dibutuhkan [15] :

- Diagram Piping and Istrumentation P&ID

- Diagram skematik sistem dan/atau diagram blok sistem

- Vendor manual dari masing-masing peralatan

- Catatan sejarah peralatan

- informasi tambahan mengenai aspek finansial dari kegagalan peralatan

- manual sistem operasi

- spesifikasi desain dan deskripsi sistem

Semakin lengkap hasil rekoleksi data, hasil dari proses ini dapat dibuat semakin

tepat sasaran.

Beberapa tambahan pertimbangan untuk melakukan pemilihan sistem (atau

sistem-sistem) yang harus dilakukan proses RCM,

o Sistem yang memiliki pengaruh tinggi terhadap isu keselamatan dan

lingkungan.

o Sistem yang memiliki tugas PM dan/atau cost yang tinggi.

o Sistem yang mengalami jumlah CM yang banyak selama dua tahun terakhir.

o Sistem yang mengalami biaya CM yang tinggi selama dua tahun terakhir.

o Sistem yang memberi kontribusi tinggi kepada full dan partial outage

selama dua tahun terakhir.

2.2.2 Batasan Sistem

Merupakan batasan-batasan baik fisik maupun fungsi yang harus

didefinisikan agar tinjauan menjadi fokus serta tepat sasaran. Batasan fisik dapat

dibuat berdasarkan layout peralatan pada PFD dan P&ID. Batasan fungsi

didapat dari process description, lalu mecocokkan asset register untuk

menentukan peralatan apa saja yang melayani fungsi (proses) tersebut. Perlu

juga dipertimbangkan untuk memasukkan peralatan yang memiliki sejarah

intensitas kerusakan tinggi, walaupun peralatan tersebut tidak kritis bagi

produksi.

Pembuatan pembatasan sistem penting karena:

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

15

Universitas Indonesia

Harus ada pengetahuan jelas mengenai komponen apa saja yang termasuk

dan tidak termasuk dalam sistem sehingga fungsi-fungsi penting potensial

tidak secara tidak sengaja terlupakan, atau tumpang tindih dengan sistem

yang berdekatan.

Batasan juga membantu menentukan input (IN Interface), output (OUT

Interface) serta fungsi dari sistem. input dan output dapat berupa daya,

sinyal, aliran, kalor, dsb.

2.2.3 Definisi Fungsi Sistem

Pendefinisian sistem, yaitu sistem terdiri dari bagian apa saja, dan

bagaimana bagian satu sama lain behubungan dalam proses kerja. Diagram blok

fungsi menunjukkan input dan output dari sistem dan masing-masing bagiannya.

Pengetahuan akan sistem, cara kerja sistem, serta input dan output memiliki

andil yang sangat besar dalam mensukseskan analisa RCM yang dilakukan,

karena pengetahuan umum mengenai sistem yang dikaji hanya sebatas panduan

kasar. Pengetahuan tersebut harus disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di

lapangan.

Fungsi dikategorikan menjadi 4 jenis (John Moubray [14])

1. fungsi primer

2. fungsi sekunder

3. protective devices

4. fungsi tak berguna

Definisi fungsi harus dibuat sedetail mungkin agar dapat medefinisikan

kegagalan dengan baik. Contoh definisi fungsi pompa :

“Mengalirkan fluida kerja „a‟ dari lokasi „x‟ ke „y‟ dengan debit „M‟ dan head

„H‟“

Tingkat detail fungsi akan menentukan kegagalan fungsi yang dapat

didefinisikan bagi peralatan tersebut.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

16

Universitas Indonesia

2.2.4 Definisi Kegagalan Fungsi

Kegagalan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi

fungsi. Mengambil contoh definisi fungsi yang sebelumnya,

“Mengalirkan fluida kerja „a‟ dari lokasi „x‟ ke „y‟ dengan debit „M‟ dan head

„H‟“

Maka kegagalan-kegagalan yang mungkin antara lain

1) pompa gagal mengalirkan fluida kerja dari „x‟ ke „y‟;

2) pompa dapat mengalirkan fluida kerja, namun tidak memenuhi spesifikasi

kinerja;

3) pompa memenuhi spesifikasi kinerja, namun tidak memindahkan dari „x‟ dan

„y‟.

Poin pertama adalah kegagalan untuk memenuhi fungsi primer. Poin kedua

adalah kegagalan untuk memenuhi fungsi sekunder. Selain dari kedua kegagalan

tersebut juga ada yang dinamakan kegagalan tersembunyi (hidden failure).

Kegagalan tersembunyi adalah kegagalan yang dalam kondisi kerja normal tidak

tampak. Contohnya kegagalan pompa cadangan. Kegagalan pompa cadangan

tidak tampak karena pompa cadangan baru dioperasikan saat terjadi kegagalan

pompa utama. Parameter performa peralatan juga penting untuk dicantumkan

dalam definisi fungsi. Pompa beroperasi dengan nilai debit dan head. Apabila

kedua nilai tersebut tidak terpenuhi, proses (produksi) juga tidak berjalan

dengan semestinya. Parameter performa yang dapat diberikan adalah

Standar performa kualitatif, mis. berjalan dengan baik

Beberapa standar performa

Standar mutlak

Standar performa yang dapat berubah-ubah

Standar batas atas-batas bawah

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

17

Universitas Indonesia

2.2.5 Failure mode and Effect Analysis (FMEA)

Dengan mengetahui bahwa kegagalan dapat berupa 1) kegagalan

pemenuhan fungsi primer, 2) kegagalan memenuhi fungsi sekunder, dan 3)

kegagalan memenuhi fungsi primer dan sekunder.

Untuk suatu unit pompa baru, pengkajian kegagalan dilakukan per

komponen pompa. Seluruh komponen pompa dikaji kemungkinan kegagalannya

(possible failure modes) dan kemungkinan akibat kegagalannya (possible failure

effects). Apabila melakukan pengkajian suatu sistem yang sudah berjalan,

dengan tujuan peningkatan kehandalan sistem, pengkajian cukup dengan sejarah

kegagalan yang pernah terjadi. Oleh karena itu, akses kepada berkas-berkas

pemeliharaan menjadi suatu kebutuhan dalam proses pengkajian ulang.

Hasil proses FMEA adalah melakukan suatu criticality ranking kepada

seluruh peralatan yang dikaji. Criticality ranking ini penting karena 1)

melakukan peningkatan semua peralatan tidak efektif waktu dan uang, 2) tidak

semua peralatan akan memberikan peningkatan keuntungan yang berarti dari

proses peningkatan yang dilakukan. Criticality ranking memampukan dilakukan

perbandingan antara dua atau lebih peralatan yang tidak dapat (secara langsung)

dibandingkan kinerjanya. Dengan demikian, proses peningkatan dapat

difokuskan hanya kepada peralatan yang memiliki tingkat kekritisan tertinggi.

2.2.6 Penentuan Penyebab Kegagalan

Kegagalan dapat disebabkan oleh banyak hal, dan masing-masing

penyebab memiliki metode penanganan tersendiri. Masing masing penyebab

kegagalan juga umumnya memberikan gejala kerusakan yang berbeda, kecuali

bagi unexpected failure yang memang sama sekali tidak memberikan gejala.

Penentuan penyebab kegagalan penting karena tindakan korektif yang

harus dilakukan bergantung pada penyebab kegagalan itu sendiri. Tindakan

korektif yang dimaksud antara lain perubahan proses pemeliharaan,

Kegagalan dapat disebabkan oleh :

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

18

Universitas Indonesia

- kondisi kerja yang tidak sesuai spesifikasi (termasuk berubahnya

spesifikasi kerja),

- proses pengerjaan (perakitan, pembongkaran) yang tidak sesuai standar

operasi,

- penyebab luar (mis. bencana),

- umur dan jam kerja peralatan.

Untuk dapat menentukan penyebab kegagalan pada sistem yang sudah

beroperasi dan memiliki sejarah kegagalan (yang didapat dari maintenance

record), harus juga memiliki data unjuk kerja dan parameter kerja yang

dimonitor oleh operator, spek dari peralatan, rancangan awal operasi, dan

terkadang diperlukan juga data dari divisi procurement.

Data unjuk kerja umumnya dimiliki oleh perusahaan. Pengoperasian suatu

peralatan dengan efektif tidak dapat dilakukan tanpa adanyanya suatu metode

untuk memantau kondisi kerja. Rancangan awal operasi dan spek peralatan

dipergunakan untuk menentukan apakah pemilihan peralatan sudah memenuhi

kebutuhan kerja menurut rancangan awal. Rancangan awal juga dapat

dipergunakan untuk membandingkan kondisi actual dengan rancangan, guna

melihat apakah ada perubahan desain yang mengubah kondisi kerja; kondisi

kerja yang tidak sesuai menyebabkan kerusakan peralatan. Deviasi dari

rancangan awal sangat dimungkinkan, antara lain karena perubahan penggunaan

peralatan, modifikasi dari desain pada tahap konstruksi awal, modifikasi sistem

seperti penambahan atau pengurangan peralatan, perubahan desain karena

spesifikasi yang diinginkan berubah. Data procurement kadang membantu

dalam menentukan kerusakan yang terjadi. Banyak kejadian dimana pelaksana

proses pemeliharaan hanya mencatat kejadian kerusakan yang terjadi, namun

tidak mencantumkan apa yang rusak. Contohnya adalah operator hanya menulis

“peralatan terhenti”. Hal ini menyulitkan tatkala hendak harus melakukan

pengkajian seperti proses RCM, karena penyebab peralatan terhenti bisa akibat

banyak sekali hal. Dua alat yang dapat membantu pengkajian adalah data unjuk

kerja (apabila ada) dan data procurement. Data procurement selalu diharuskan

mencatat inventaris yang dipesan/dibeli/dikeluarkan dari gudang.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

19

Universitas Indonesia

2.2.7 Pemilihan Tindak Pemeliharaan yang sesuai

Salah satu hasil dari proses RCM adalah tindak pemeliharaan yang baru

dan sesuai dengan kondisi kekritisan peralatan yang dikaji. Tindakan

pemeliharaan yang baru didasarkan atas tingkat kekritisan peralatan, serta

kerusakan-kerusakan yang pernah terjadi.

Menurut buku RCM II karya John Moubray, pilihan tindak pemeliharaan

yang baru ada dua yaitu melakukan preventive tasks dan default actions [14].

Preventive tasks (tindakan pencegahan) hanya patut dilakukan:

Apabila kegagalan bersifat tersembunyi (hidden failure), preventive

task harus dapat mengamankan ketersediaan (availability) yang

dibutuhkan agar risiko dari multiple failure tidak melampai ambang

batas. Apabila tidak dapat ditentukan, default action-nya adalah

scheduled failure finding task.

Apabila kegagalan memiliki akibat terhadap keamanan, keselamatan

dan lingkungan, preventive tasknya harus dapat mengurangi, bahkan

menghilangkan akibat tersebut. Apabila tidak dapat ditentukan, default

action-nya adalah desain ulang proses atau aset.

Apabila kegagalan memiliki akibat terhadap operasional dan non-

operasional, biaya melakukan preventive task dalam periode waktu

tertentu harus lebih rendah daripada biaya tidak melakukan tindakan

apapun (dalam artian peralatan dibiarkan rusak). Apabila tidak dapat

terpenuhi, maka default action-nya adalah tidak menjadwalkan

scheduled maintenance.

Pemilihan preventive task yang sesuai didasarkan atas 6 kurva pola

kegagalan, dan apakah aset tersebut diketahui mengikuti salah satu dari pola-pola

tersebut. Pola-pola yang dimaksud adalah

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

20

Universitas Indonesia

Gambar 2.1 Enam kurva pola kegagalan.

Dari gambar 2.1 dapatdilihat bahwa ada enam pola kegagalan. Pola A, B,

dan C merupakan pola yang bergantung pada umur (age related). Pola age related

umunya diasosiasikan dengan peralatan yang terekspos dengan produk. Pola ini

juga dapat diasosiasikan dengan fatigue, oksidasi, dan korosi. Untuk ketiga pola

ini,metode pemeliharaan yang sesuai adalah scheculed restoration task (kegiatan

restorasi peralatan/komponen tanpa melihat kondisi peralatan) dan scheduled

discard task(kegiatan penggantian peralatan/komponen tanpa melihat kondisi

peralatan). Proses pemilihan ini apabila dimasukkan dalam flowchart akan

berbentuk seperti pada Gambar 2.3 Flowchart Proses Task Selection. Pola

kegagalan A,B,C memiliki suatu interval bernama P-F Interval. P-F interval

adalah interval antara titik Potential Failure dan titik saat terjadinya kegagalan

(failure). P-F interval dicontohkan pada Gambar 2.2 P-F interval.

Gambar 2.2 P-F interval

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

21

Universitas Indonesia

P-F interval ini menjadi dasar kapan dilaksanakan scheduled task.

Tindakan korektif dilakukan saat peralatan yang dimonitor terlihat sudah mulai

memasuki P-F Interval. Tindakan yang dilakukan bergantung pada peralatan yang

dipelihara, namun tujuan dari tindakan korektif tersebut adalah untuk

mengembalikan kondisi peralatan menjadi seperti sedia kala.

Gambar 2.3 Flowchart Proses Task Selection

Pola D, E, dan F merupakan pola kegagalan yang random. Pola kegagalan

ini umum diasosiasikan dengan peralatan elektronik, hidrolik, dan pneumatik.

Kegagalan rolling element bearings juga sesuai pola E. Untuk pola D, E, dan F

dilakukan proses scheduled on-condition task. Kegagalan selalu terjadi dengan

memberi tanda-tanda bahwa akan mengalami kegagalan, on condition task adalah

cara untuk memonitor dan mencari tanda-tanda kegagalan tersebut, sehingga

tindakan preventif dan korektif dapat dilakukan sebelum terjadi kegagalan. Yang

di monitor antara lain getaran, parameter kerja (tekanan, suhu, dsb), oil analysis.

Suatu komponen saat bekerja akan menghasilkan getaran, temperatur kerja, dan

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

22

Universitas Indonesia

lain sebagainya sesuai dengan komponen tersebut, dan parameter tersebut akan

menunjukkan rentang nilai. Rentang awal ini yang dijadikan sebagai patokan

(threshold) dimana apabila parameter terukur mulai berdeviasi dari patokan,

failure finding task yang kemudian dilanjutkan tindakan preventif/korektif harus

dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan komponen.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, default task antara lain

scheduled failure finding task, redesign of the process or asset,dan no scheduled

maintenance. Terlepas dari tiga yang sudah disinggung, proses pelumasan

(lubrication) dan proses inspeksi zona dan pemeriksanaan juga termasuk default

actions. Bagaimana memilih antara masing-masing default action sudah pula

disinggung sebelumnya. Scheduled failure finding task (proses mencari kegagalan

secara periodik) juga penting dan efektif dilakukan apabila kegagalan dalam

kondisi operasi normal menjadi tidak nampak (hidden failure), selain apabila tidak

dapat ditentukan preventive task yang sesuai. Proses desain ulang bertujuan untuk

1)menghilangkan penyebab kegagalan, atau 2) membuat kegagalan lebih mudah

nampak, sehingga lebih mudah untuk dilakukan tindakan korektif. Proses desain

ulang harus mempertimbangkan aspek kehandalan inheren (inherent reliability)

dan performa yang diharapkan (desired performance). Inherent

reliability/capability merupakan kemampuan komponen/peralatan untuk mencapai

performa yang diharapkan. Seharusnya, perfoma yang diharapkan dari mesin

berada di bawah inherent capability mesin tersebut, sehingga performa yang

diharapkan dapat tercapai, dan proses pemeliharaan dapat memastikan bahwa

performa tersebut tercapai. Namun, seiring dengan perubahan proses dan

permintaan, performa yang diharapkan dapat meningkat melampaui kemampuan

mesin tersebut. Untuk dapat memenuhi performa tersebut, harus dilakukan 1)

modifikasi dari mesin, 2) mengubah prosedur operasi, atau 3)menurunkan

ekspektasi dari performa yang diharapkan. Harus diingat, proses pemeliharaan

hanya dapat memastikan ketersediaan keandalan dari suatu mesin, namun tidak

dapat meningkatkan performa mesin tersebut.

Untuk lebih jelas dalam proses pemilihan default action, dapat mengikuti

Gambar 2.4 Flowchart Penentuan Default Actions

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

23

Universitas Indonesia

Gambar 2.4 Flowchart Penentuan Default Actions

Kondisi kapan memilih tindakan perawatan selain dari mengikuti masing-

masing flowchart namun dapat juga sebagai berikut:

- scheduled on-condition task, dilakukan bagi peralatan/komponen yang dapat

dimonitor dengan mudah kondisinya, lalu memiliki suatu pola kinerja normal

sehingga memiliki acuan apabila terjadi kerusakan (deviasi kinerja tampak).

- scheduled restoration task, dilakukan bagi peralatan/komponen yang dapat

dikembalikan kondisinya dengan proses restorasi. Serta memiliki P-F interval

yang cukup panjang sehingga dapat dimanfaatkan untuk proses ini. Contohnya,

-scheduled discard task, dilakukan untuk peralatan/komponen yang memiliki P-F

interval, memiliki tanda-tanda bahwa sudah memasuki P-F interval. Namun

kegagalan tidak dapat diperbaiki (mis. deteriorasi akibat fatigue material).

- scheduled failure finding task, dilakukan untuk peralatan/komponen yang pada

kondisi normal tidak terlihat kerusakannya. Dengan kata lain, tindakan yang

dilakukan untuk peralatan cadangan dan fail-safe devices.

- no scheduled maintenance, yaitu tidak dilakukan tindak pemeliharaan terjadwal.

Tindakan korektif dilakukan setelah terjadi kerusakan. Tindakan ini dapat

dibenarkan apabila memang menurut parameter-parameter yang tersedia, tidak

diperlukan pemeliharaan terjadwal.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

24

Universitas Indonesia

-redesign. Dilakukan apabila tindakan lainnya tidak dapat dilakukan karena

keterbatasan alat yang tersedia, serta proses pemeliharaan tidak terjadwal bukan

pilihan yang layak bagi peralatan/komponen tersebut.

Gambar 2.5 Flowchart Tujuh Langkah RCM

Proses RCM yang akan dilakukan penulis akan mengikuti alur yang

ditetapkan dalam Gambar 2.5 Flowchart Tujuh Langkah RCM. Alur ini

merupakan “Tujuh Langkah RCM”, yang merupakan garis besar dari proses ini.

2.3 Pompa dan Pemeliharaan Pompa

Salah satu rotating equipment yang umum dijumpai dalam kehidupan

adalah pompa. Hal ini wajar, karena pompa adalah suatu definisi yang sangat

umum (general) untuk peralatan tersebut. Pompa ada banyak jenis, masing-masing

dengan fungsi dan kemampuannya tersendiri, namun fungsi dasarnya pasti adalah

“memindahkan suatu fluida inkompresibel dengan debit dan head yang

ditentukan”. Dalam industri, pompa dapat berstatus peralatan kritis (penting bagi

fungsi utama). Selain itu, pompa juga dapat berstatus penunjang. Walaupun

statusnya penunjang, umumnya jumlah yang dipergunakan masih cukup banyak.

Wajar apabila dikatakan bahwa 20% dari kebutuhan listrik dunia dan 25%-50%

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

25

Universitas Indonesia

dari kebutuhan energi dalam suatu industri adalah untuk sistem pompa[13].

Penggunaan sistem pemompaan juga tersebar luas; dari pemenuhan kebutuhan

domestik, pertanian, pengolahan air bersih serta industri proses. Dalam industri

proses pompa memiliki andil yang besar dalam industri pengolahan makanan,

kimia, petrokimia, farmasi dan mekanikal. Total biaya yang ditanggung oleh suatu

perusahaan untuk memiliki, menjalankan, dan membuang suatu peralatan

dinamakan beban biaya hidup (life cycle cost). Komponen dari beban biaya hidup

adalah biaya awal, biaya instalasi dan commissioning, biaya energi, biaya operasi,

biaya pemeliharaan dan perawatan, biaya down time, biaya dampak lingkungan,

serta biaya decommisioning dan pembuangan. Dari biaya-biaya yang telah

disinggung sebelumnya, biaya-biaya yang selalu ada selama masa hidup pompa

tersebut adalah biaya energi, biaya operasi, biaya pemeliharaan dan perawatan,

biaya down time, biaya dampak lingkungan. Kelima biaya ini dapat dijaga agar

tidak terlalu tinggi dengan menerapkan proses pemeliharaan yang baik dan up to

date (relevan) dengan kondisi operasional pompa. Salah satu metode yang dapat

diterapkan untuk membaharui tindakan-tindakan pemeliharaan pompa tersebut

adalah dengan melakukan tinjauan RCM. Beberapa studi telah menunjukkan

bahwa 30% sampai 50% dari energi yang dipergunakan dapat dihemat dengan

melakukan perubahan peralatan atau sistem control[13]. Analisa sistematik dari

RCM membantu memandu proses perubahan kearah yang benar dengan

menunjukkan bagian-bagian mana yang kritis, serta bagian-bagian mana yang

sebenarnya memerlukan tindakan lanjut atau dapat dibiarkan. Seluruh keputusan

yang diambil dari hasil tinjauan RCM juga lantas harus dapat dibenarkan dalam

aspek ekonomi, keselamatan dan keamanan, serta aspek dampak lingkungan.

Relevansi penerapan proses tinjauan RCM bagi pompa di sebagian besar

perusahaan pengolahan minyak dan gas alam (salah satu industri pengguna pompa

terbesar) sangat masuk akal. Umumnya umur pompa adalah sekitar 15-20 tahun

[13]. Kebanyakan kilang minyak telah beroperasi sejak awal tahun 1900, dan

sebagian besar dari kilang-kilang tersebut diakusisi oleh pemerintah pada tahun

1960, dengan perusahaan minyak asing masih dapat beroperasi sebagai kontraktor

dengan sistem bagi hasil dan membayar royalti[17]. Produksi minyak di Indonesia

sendiri mengalami peak production terakhir pada rentang tahun 1991, dengan

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

26

Universitas Indonesia

periode dari 1991 hingga tahun 1998[18], semenjak itu produksi terus menurun.

Di saat yang bersamaan, kebutuhan energi di Indonesia meningkat. Oleh karena

itu, sudah harus dimulai suatu proses untuk menekan biaya produksi dan di saat

yang bersamaan meningkatkan keandalan dari kilang minyak. Salah satunya

dengan melakukan tinjauan RCM pada beberapa peralatan kritis, di antaranya

adalah pompa.

2.4 Pembatasan sistem pompa menurut OREDA-2002

Pembatasan sistem dibuat sesuai dengan referensi OREDA-2002 [19].

Termasuk dalam boundary sistem pompa seperti pada gambar 2.2 adalah :

Power transmission

Pump unit

Control and monitoring

Lubrication

Miscellanous

Gambar 2.6 Batasan sistem pompa

Selanjutnya pembagian ke dalam masing-masing item (benda) yang dapat di

pelihara pada Tabel 2.1 Maintainable Items pompa menurut OREDA

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

27

Universitas Indonesia

Tabel 2.1 Maintainable Items pompa menurut OREDA

Power

transmissio

n

pump Control and

monitoring

Lubrication

system

Miscellaneous

Gearbox /

var. drive

Bearing

Seals

Lubrication

Coupling

to driver

Coupling

to driven

unit

Instrument

s

Support

Casing

Impeller

Shaft

Radial

bearing

Thrust

bearing

Seals

Valves &

piping

Cylinder

liner

Piston

Diaphragm

Instruments

Instrument

s

Cabling,

junction

boxes, etc.

Control

unit

Actuating

device

Monitorin

g

Internal

power

supply

valves

instruments

reservoir w/

heating

element

pump w/

motor

filter

cooler

valves &

piping

oil

seals

purge air

cooling/heatin

g system

filter, cyclone

pulsation

damper

Failure modes pompa menurut OREDA-2002 pada tabel 2.2 Failure modes

pompa.

Tabel 2.2 Failure modes pompa

AIR abnormal instrument reading Bacaan instrumentasi yang

diluar ambang batas

BRD Breakdowns Kerusakan peralatan

ERO erratic output Keluaran peralatan tidak

konform dengan keluaran

operasional normal

ELP external leakage - process

medium

Kebocoran dari fluida proses

ELU external leakage – utility

medium

Kebocoran fluida utility (fluida

servis, dsb)

FTS fail to start on demand Kegagalan peralatan untuk

mulai bekerja

STP fail to stop on demand Kegagalan peralatan untuk

berhenti bekerja

HIO high output Keluaran yang terlampau tinggi,

diatas ambang batas atas normal

INL internal leakage Kebocoran dalam

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

28

Universitas Indonesia

Failure modes pompa

LOO low output Keluaran yang terlampau

rendah, dibawah batas bawah

normal

SER minor in service problems Permasalahan minor saat sedang

dilakukan pekerjaan

NOI Noise Suara-suara tidak normal

OTH Other Kegagalan lain yang tidak

termasuk kegagalan yang sudah

disebutkan

OHE Overheating Temperatur kerja terlampau

tinggi

PDE parameter deviation Deviasi dari parameter kerja

normal

UST spurious stop Peralatan berhenti secara tidak

terduga

STD structural deficiency Kerusakan komponen structural

UNK Unknown Kegagalan tidak diketahui

VIB Vibration Getaran yang diluar ambang

batas normal

Dalam buku OREDA kegagalandiklasifikasikan dalam 4 kategori sesuai dengan

tingkat pengaruhnya terhadap sistem [19], yaitu,

Critical Failure : Kegagalan yang menyebabkan kehilangan kemampuan

sistem untuk memberi keluaran secara langsung dan menyeluruh.

Degraded Failure .: Kegagalan yang tidak kritism namun menghambat

sistem dalam memenuhi keluarannya sesuai spesifikasi. Kegagalan seperti ini

umumnya akan berkembang menjadi kegagalan kritikal

Incipient Failure : Kegagalan yang tidak secara langsung menyebabkan

kehilangan kemampuan sistem untuk memenuhi keluarannya, namun apabila

tidak segera ditindak lanjuti, akan berkembang menjadi kegagalan kritis atau

degraded.

Unknown:tingkat pengaruh kegagalan tidak tercatat atau tidak diobservasi.

Kategorisasi dari masing-masing failure mode dilakukan sebagai pada Tabel 2.3

list tingkat kekritisan kegagalan menurut OREDA

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

29

Universitas Indonesia

Dalam buku OREDA, proses kategorisasi dilakukan untuk mencatat nilai-nilai

untuk pencarian mean failure rate, dan active repair hours. Penulis

mempergunakan klasifikasi dari OREDA sebagai sebuah referensi jenis-jenis

kegagalan yang mungkin terjadi pada rotating equipment serta tingkat severity

masing-masing kegagalan terhadap sistem.

Tabel 2.3 list tingkat kekritisan kegagalan menurut OREDA

crit

ical

breakdown

deg

rad

ed

abnormal instrument

reading

inci

pie

nt

abnormal instrument

reading

un

kno

wn

external leakage -

utility medium

erratic output

erratic output

erratic output

noise

external leakage - process medium

external leakage - process medium

external leakage - process medium

other

external leakage -

utility medium

external leakage -

utility medium

external leakage -

utility medium

unknown

fail to start on demand

fail to stop on demand

internal leakage

vibration

fail to stop on demand

high output low output

high output internal leakage

minor in-service

problems

internal leakage

low output noise

low output minor in-service

problems other

noise noise overheating

other other parameter deviation

overheating overheating structural deficiency

parameter deviation

parameter deviation

unknown

spurious stop

vibration vibration

structural deficiency

unknown

vibration

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

30

Universitas Indonesia

Penggunaan struktur data OREDA membantu dalam melakukan proses analisa

RCM karena membantu memenuhi step 1 sampai 5 dari 7 langkah RCM yang

telah disinggung sebelumnya.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

31 Universitas Indonesia

BAB III

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan yang telah ditulis sebelumnya, proses RCM dilakukan

dengan 7 langkah yang telah ditunjukan pada flowchart 2.3.

3.1 Penentuan Sistem

Sesuai pembatasan masalah, penulis akan melakukan proses RCM pada

rotating equipment pompa. Dari data yang dimiliki penulis, proses pengkajian

akan dilakukan untuk 71 unit pompa yang terpilih memiliki tingkat kekritisan

tertinggi di plant P. Pembatasan pada pompa dilakukan karena peralatan ini

memiliki tingkat kekritisan tinggi pada proses produksi plant P. Sebagai tambahan

pengetahuan, plant P merupakan plant pengolah gas dan minyak bumi.

3.2 Batasan Sistem

Batasan sistem dilakukan sesuai dengan panduan yang disediakan

OREDA-2002 untuk batasan sistem pompa, dimana termasuk dalam boundary

sistem pompa adalah :

Power transmission

Pump unit

Control and monitoring

Lubrication

Miscellanous

Bentuk batasan fisik sistem diilustrasikan pada gambar 2.3. Komponen yang dapat

dipelihara seperti pada tabel 2.1, Maintainable Items pompa menurut OREDA

3.3 Definisi Fungsi Sistem

Karena mesin yang hendak dilakukan pengkajian dibatasi hanya pompa, maka

penulis akan mencantumkan fungsi primer dari pompa secara menyeluruh. Fungsi

primer sebuah pompa adalah

“Mengalirkan fluida kerja „a‟ dari lokasi „x‟ ke „y‟ dengan debit „M‟ dan head

„h‟“

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

32

Universitas Indonesia

Untuk isian huruf „a‟, „x‟, „y‟, „M‟, dan „h‟ disesuaikan untuk tiap-tiap pompa

yang terdapat dalam daftar pompa yang hendak di tinjau.

3.4 Definisi Kegagalan Fungsi

Kegagalan-kegagalan yang mungkin antara lain

1) pompa gagal mengalirkan fluida kerja dari „x‟ ke „y‟;

2) pompa dapat mengalirkan fluida kerja, namun tidak memenuhi spesifikasi

kinerja;

3) pompa memenuhi spesifikasi kinerja, namun tidak memindahkan dari „x‟ dan

„y‟

3.5 Failure mode and Effect Analysis (FMEA)

Proses pengkajian FMEA dilakukan dengan cara mendaftar kegagalan-

kegagalan yang pernah terjadi pada masing-masing pompa, kemudian kegagalan-

Tabel 2.1 Maintainable Items pompa menurut OREDA

Power

transmissio

n

Pump Control and

monitoring

Lubrication

system

Miscellaneous

Gearbox /

var. drive

Bearing

Seals

Lubrication

Coupling

to driver

Coupling

to driven

unit

Instrument

s

Support

Casing

Impeller

Shaft

Radial

bearing

Thrust

bearing

Seals

Valves &

piping

Cylinder

liner

Piston

Diaphragm

Instrument

s

Instrument

s

Cabling,

junction

boxes, etc.

Control

unit

Actuating

device

Monitoring

Internal

power

supply

Valves

instruments

reservoir w/

heating

element

pump w/

motor

filter

cooler

valves &

piping

oil

seals

purge air

cooling/heatin

g system

filter, cyclone

pulsation

damper

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

33

Universitas Indonesia

kegagalan ini yang dilakukan criticality ranking sesuai dengan Risk matrix yang

telah ditentukan. Daftar kegagalan komponen didapat dari maintenance record

(dalam kasus ini dari file SAP). Risk matrix yang dipergunakan merupakan Risk

matrix yang sudah diadaptasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan di

perusahaan P. Risk matrix dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan masing-

masing.

Sesuai seperti yang penulis singgung sebelumnya, karena pengkajian ini

dilakukan untuk mesin yang sudah berjalan, proses FMEA dibatasi hanya pada

komponen yang mengalami kerusakan. Merupakan asumsi aman bahwa suatu

mode pemeliharaan juga sudah dijalankan oleh pihak plant P, dan kegagalan-

kegagalan komponen yang terjadi dapat berupa kejadian wajar atau kejadian yang

tidak terkover oleh mode pemeliharaan yang berjalan.

Risk matrix adalah matrix yang dipergunakan untuk membandingkan risk

atau criticality dari beberapa komponen di dalam sistem, dalam kasus ini dalam

sistem pompa. Parameter-parameter yang diperhitungkan dalam Risk matrix yang

dipergunakan penulis adalah,

- Occurrence, parameter jumlah kejadian per suatu satuan waktu yang tetap.

- Severity, parameter pengaruh kegagalan terhadap suatu aspek tertentu. Aspek

– aspek tersebut adalah : - economy,

- health & safety

- environment

- Detection, parameter tingkat kemudahan kegagalan dapat dideteksi; semakin

sulit dideteksi, semakin kritis.

Nilai-nilai parameter didapat dari hasil perundingan antara pihak plant P dan

pihak peninjau. Hal ini memastikan bahwa ada kesinanmbungan antara hasil nilai

RPN dengan kondisi aktual di plant P. Adapun hasil-hasil nilai parameter RPN

yang didapat sebagai berikut.

Tabel 3.1 Economic Parameter

Economic Parameter

poin Occurence Severity Detection

1 1 0 Tangible (Mudah dirasakan panca indra)

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

34

Universitas Indonesia

poin Occurence Severity Detection

2 2 <10 JT 3 3 10-50 JT Measurable (Bisa diukur)

4 4 50-100 JT

5 5 100-200 JT Online monitoring (DCS)

6 6 200-500 JT

7 7 500-1000 JT No monitor (tanpa monitor)

8 8 1-5 M 9 9 5-10 M Hidden (tersembunyi)

10 10 >10 M

Tabel 3.2 health&safety parameter

health & safety parameter

poin Occurence Severity Detection

1 1 No injury Tangible (Mudah dirasakan panca indra)

2 2 Slight injury (luka gores)

3 3 Measurable (Bisa diukur) 4 4 Minor injury (luka yg

harus dijahit)

5 5 Midle injury (luka dengan jahitan >5 )

Online monitoring (DCS)

6 6 Major injury (amputasi, luka bakar, tindakan operasi, patah tulang)

7 7 No monitor (tanpa monitor)

8 8 Single fatality

9 9 Hidden (tersembunyi) 10 10 Multiple fatalities

Tabel 3.3Environment Parameter

Environment parameter

poin Occurence Severity detection 1 1 No effect Tangible (Mudah dirasakan

panca indra) 2 2 Slight effect (mudah

dibersihkan)

3 3 Measurable (Bisa diukur) 4 4 Minor effect 5 5 Online monitoring (DCS)

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

35

Universitas Indonesia

poin Occurence Severity detection

6 6 Local effect (dampak hanya sekitar unit)

7 7 No monitor (tanpa monitor)

8 8 Major effect (melanggar UU lingkungan)

9 9 Hidden (tersembunyi)

10 10 Massive effect (kebakaran, pencemaran lingkungan ada efek kesehatan, melanggar UU lingkungan)

Perkalian Occurrence x Severity x Detection menghasilkan nilai RPN (risk

priority number). Nilai RPN diperhitungkan untuk ketiga aspek severity.

Tujuannya adalah untuk menentukan nilai RPN bagi masing-masing aspek, dan

aspek mana yang tingkat kekritisannya tertinggi. Nilai RPN yang didapat

dipergunakan untuk kemudian menentukan tindakan pemeliharaan yang cocok.

Untuk proses pengkajian kali ini tindakan-tindakan yang dipilih adalah

Tabel 3.4 task selection berdasarkan RPN

RPN Classification Task Selection <100 N No maintenance (RTF) 100-200 L Low maintenance (or RTF) 200-400 M Adequate maintenance 400-600 MH Aggressive maintenance

600-800 H Aggressive maintenance (+maybe redesign)

800-1000 E Aggressive maintenance + redesign

3.6 Penentuan Penyebab Kegagalan

Penentuan penyebab kegagalan dilakukan dengan metode pencarian

penyebab kegagalan (root cause failure analysis). Penentuan kegagalan idealnya

dilakukan dengan mengacu pada data maintenance serta data unjuk kerja, data

spesifikasi desain peralatan. Untuk penentuan kegagalan dapat dilakukan

berdasarkan 1) panduan failure descriptior vs. failure mode dari buku OREDA-

2002, dan 2) handbook dari masing-masing komponen yang memiliki informasi

mengenai moda kegagalan yang umum bagi komponen tersebut.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

36

Universitas Indonesia

3.7 Pemilihan Tindak Pemeliharaan yang sesuai

Tindak pemeliharaan dasarkan proses ini atas guidelines yang diberikan

dalam buku RCM II, seperti yang telah ditulis sebelumnya. Tindak pemeliharaan

yang dapat dipilih adalah secara garis besar tindakan preventif dan default

action.Tindak pemeliharaan yang baru didasarkan atas kerusakan peralatan

tersebut, lalu kesesuaian dengan task selection yang didasarkan oleh nilai RPN

yang didapat sebelumnya. Salah satu metode menentukan tindak pemeliharaan

yang sesuai dengan kegagalan yang terjadi adalah dengan membuat logic tree

analysis dengan mengikuti decision diagram seperti yang pada gambar 3.1

Flowchart Decision Diagram RCM II.

Gambar 3.1 Flowchart Decision diagram RCM II

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

37

Universitas Indonesia

Decision diagram membantu dalam memilih tindak pemeliharaan (proaktif) yang

tersedia dengan menanyakan kepada peninjau bagaimana akibat-akibat kehilangan

fungsi, lalu apakah proses pencarian moda kegagalan. Adapun masing-masing

tindakan dijelaskan pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Penjelasan Task

Tindakan On-

Condition Terjadwal Tindakan Restorasi Terjadwal

Tindakan Penggantian

Terjadwal

Proses Pencarian

Kegagalan Terjadwal

Ruang

Lingkup

pemeriksaan kegagalan

potensial, agar

tindakan preventif

dapat dilakukan untuk

mencegah kegagalan

fungsional atau

mencegah akibat dari

kegagalan fungsional

tersebut.

proses restorasi

(pengembalian) kemampuan

awal suatu peralatan atau

komponen pada atau sebelum

batasan usia yang ditetapkan,

tanpa memandang kondisi

aktual pada saat pengerjaan

mengganti peralatan atau

komponen saat atau

sebelum batasan usia yang

ditetapkan, tanpa

memandang kondisi aktual

pada saat penggantian

pemeriksaan fungsi

tersembunyi (hidden

function) pada interval

tertentu untuk

memasukan apakah

terjadi kegagalan

Kelayakan

Teknis

apabila dapat

ditentukan dengan

jelas kondisi kegagalan

potensial

apabila ada suatu usia yang

menunjukkan tanda-tanda

peningkatan kemungkinan

kegagalan

apabila ada suatu usia yang

menunjukkan tanda-tanda

peningkatan kemungkinan

kegagalan

apabila mungkin

dilaksanakan

P-F interval yang agak

konstan

sebagian besar peralatan

bertahan sampai dengan usia

tersebut. (seluruh peralatan

apabila ada akibat kepada

keselamatan atau lingkungan)

sebagian besar peralatan

bertahan sampai dengan

usia tersebut. (seluruh

peralatan apabila ada akibat

kepada keselamatan atau

lingkungan)

apabila tindakan tidak

meningkatkan risiko

terjadinya beberapa

kegagalan (multiple

failure)

proses pemantauan

komponen pada

interval kurang dari P-

F interval layak

dilakukan

daya tahan terhadap kegagalan

dapat dikembalikan seperti

kondisi semula dengan proses

restorasi

apabila tindakan

mungkin layak

dilaksanakan pada

interval yang

ditetapkan

P-F interval cukup

panjang hingga dapat

berguna. (dengan kata

lain, dalam tempo P-F

interval tersebut dapat

dilakukan tindakan

yang akan mengurangi

atau menghilangkan

akibat dari kegagalan

fungsional tersebut)

Dapat

Dibenarkan

(worth

doing)

apabila mengurangi

kemungkinan dari

kegagalan (multiple

failure) hingga batas

toleransi

Interval

Inspeksi1/2 P-F Interval 1/2 P-F Interval 1/2 P-F Interval FFI = 2 x Utive x Mtive

apabila tindakan yang diajukan lebih efektif biaya daripada tindakan yang sedang

berjalan

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

38

Universitas Indonesia

3.8 Peralatan Pendukung Proses Tinjauan

Selain proses pengkajian RCM ini sendiri, penulis (atas masukan dari

dosen pembimbing) juga membuat suatu database dengan menggunakan software

Microsoft AccessTM

. Konten database ini adalah 1) hierarchy tree dari peralatan,

2) form pengisian untuk proses FMEA. Form input hierarchy tree ditunjukkan

pada gambar 3.1. Mengingat kompleksitas dari proses RCM, dimana untuk

melakukan pengkajian dengan menyeluruh dibutuhkan ketersediaan banyak data,

seperti hirarki peralatan, datasheet peralatan, data P&ID, data PFD, data

parameter kerja normal peralatan, dan lain sebagainya. Selain itu juga tidak boleh

dilupakan bahwa jumlah peralatan dalam suatu plant dapat mencapai ratusan

bahkan ribuan unit. Seluruh data dari seluruh peralatan harus dibuatkan indexing

agar mudah dicari. Bayangkan apabila untuk mencari suatu data harus dilakukan

tanpa bantuan software, akan tidak efektif waktu. Pencarian secara manual (walau

dibantu indexing yang baik), hanya dapat diselesaikan dengan cepat oleh orang

yang sudah paham akan cara membaca index tersebut; orang yang masing awam

akan cukup kesulitan. Dalam hierarchy tree peralatan di dalam database,

dilakukan indexing juga. Perbedaannya, dalam indexing juga dilakukan linking

terhadap file yang dituju. Misalnya, apabila pengguna ingin mencari P&ID

diagram dari pompa dengan kode CD-N03 (nama contoh), pengguna cukup

memasukkan kode pompa, maka semua detail penting, termasuk link P&ID

diagramnya akan ditampilkan. P&ID diagramnya dapat di akses dengan men-click

link untuk P&IDnya, lalu file P&ID yang bersangkutan akan ditampilkan. Hal ini

sangat memudahkan dan menghemat waktu bagi siapapun pengguna database ini.

Konten dari database ini apabila dibutuhkan kemudian dapat dicetak dalam bentuk

report1, sehingga mudah untuk membuat hardcopy dari hierarchy tree yang sudah

terstruktur dan siap untuk dimasukkan dalam arsip plant.

Form pengisian untuk FMEA (gambar 3.2) terintegrasi dengan data dari

hierarchy tree, sehingga form FMEA dapat dipergunakan untuk melakukan

pemilahan dari seluruh aset peralatan, sesuai dengan nilai RPNnya aset mana saja

yang memiliki tingkat kekritisan tinggi. Setelah aset dipilah, analisa FMEA

1 Salah satu format tampilan dalam Microsoft AccessTM, secara khusus digunakan sebagai

tampilan yang dapat dicetak.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

39

Universitas Indonesia

dilakukan kembali untuk masing-masing aset terpilih, namun yang dikaji adalah

komponen-komponen yang mengalami kerusakan. Langkah ini adalah langkah

penentuan kekritisan dari masing-masing kegagalan yang terjadi.

Gambar 3.2 Hierarchy tree input

Keutungan menggunakan form yang dibuat dalam database Microsoft AccessTM

ini adalah pengguna tinggal memilih isian yang dirasa sesuai untuk parameter

Occurrence, Severity (masing-masing severity), dan detection. Input untuk nilai-

nilai parameter penentu nilai RPNnya langsung tercatat ke dalam database sesuai

dengan kode aset, dan nilai RPNnya langsung ditampilkan. Hal ini

menguntungkan karena mempersingkat waktu perhitungan nilai RPN.

Keuntungan lainnya adalah karena seluruh isian data tercatat dan tersimpan,

apabila di kemudian hari data ini hendak diakses kembali (mis. saat pengkajian

ulang) data ini tersimpan lengkap dengan baik dan terstruktur di dalam format

softcopy. Sama seperti data dalam hierarchy tree, data input dari form FMEA juga

dapat ditampilkan dalam bentuk report, untuk kemudian dicetak untuk beragam

kegunaan sesuai dengan siapapun yang membutuhkan.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

40

Universitas Indonesia

Gambar 3.3 Form input FMEA

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

41 Universitas Indonesia

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Rekoleksi Data

Rekoleksi data yang dilakukan penulis adalah pengumpulan data SAP

periode 2007-2009 plant P, P&ID serta general process flow diagram dari plant P.

Data SAP berisi catatan proses pemeliharaan yang dilakukan oleh plant P selama

periode tersebut. Namun, data ini sebenarnya masih sangat kurang karena belum

dapat ditentukan MTBF untuk periode yang panjang (mis. kerusakan per periode

10 tahun) sehingga lebih terlihat pola umur dari peralatan (pompa) dan komponen

di dalamnya. Meskipun begitu, tingkat severitas kerusakan komponen pompa

sudah sangat terlihat jelas karena selama periode 2007-2009. Selama periode

tersebut, tidak jarang bahwa ada komponen yang mengalami kegagalan sampai 2

kali selama periode tersebut. Komponen-komponen yang memiliki intensitas

kegagalan tertinggi adalah bearing, coupling, serta mechanical seal. Perbaikan

untuk ketiga komponen ini mengharuskan pompa dihentikan untuk dapat

dilakukan perbaikan/penggantian komponen. Menurut klausa 2.1.1 API 610 [12],

intensitas kerusakan ini sangat kritis. Diharapkan bahwa suatu pompa yang

dipergunakan dalam industri migas memiliki service life minimal 20 tahun,

dengan minimal 3 tahun operasi tanpa henti[12].

Data yang didapat dari P&ID dipergunakan untuk membuat batasan fisik

dari peralatan, menentukan instrumentasi apa saja yang terdapat pada masing-

masing unit pompa, serta untuk mencocokan data lapangan (P&ID) dengan data

teori (data maintainable items OREDA) mengenai komponen apa saja yang dapat

dipelihara. Process flow diagram penulis pergunakan untuk mendapatkan suatu

“tingkat kepentingan” dari masing-masing pompa. Yang penulis maksud adalah

apakah pompa tersebut merupakan bagian dari proses produksi utama, atau bagian

dari penunjang proses produksi. Hal ini membantu dalam menentukan tingkat

kekritisan dari peralatan.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

42

Universitas Indonesia

4.2 Proses RCM

Sesuai yang dikatakan sebelumnya, proses RCM dilakukan untuk 71 unit

pompa yang dipergunakan oleh plant P. 71 unit ini merupakan unit yang sudah

terpilih karena dari total unit awal yang mencapai 1176 unit aset, 71 unit ini

merupakan unit yang memiliki tingkat kekritisan tertinggi. Garis besar dari proses

adalah input data peralatan masuk ke dalam database, lalu melakukan input

parameter Risk matrix guna RPN number aset. Input parameter Risk matrix

berdasarkan data SAP record periode 2007-2009 dari plant P yang penulis miliki.

Penulis melakukan proses RCM dengan dasar referensi dua buku, yaitu buku

OREDA-2002 dan buku Reliability Centered Maintenance II oleh John Moubray.

Selain itu, penulis juga melakukan pengkajian dengan memiliki sedikit

pengetahuan akan rotating equipment yang dikaji.

Proses RCM memiliki suatu bentuk keluaran (output) yang berupa

datasheet. Datasheet ini mencatat hasil setiap langkah dari 7 langkah RCM.

Penggunakan datasheet ini memudahkan dalam proses pencatatan dan tinjauan

ulang. Terdapat 6 form data yang harus diisi. Enam form tersebut adalah:

1. FORM 1 Seleksi Sistem.

2. FORM 2 Definisi Batasan Sistem.

3. FORM 3 Detail Batasan Sistem.

4. FORM 4 Diagram Blok Fungsi.

5. FORM 5 Failure mode and Effect Analysis.

6. FORM 6 Logic Tree Analysis.

Metode pengisian serta data yang diisi dalam form akan dijelaskan seiring dengan

contoh proses pelaksanaan RCM yang dilakukan penulis untuk plant P.

4.2.1 Penentuan Sistem

Penentuan sistem berdasarkan atas masukan dari dosen pembimbing.

Seperti yang penulis katakan sebelumnya, data mentah plant P adalah 1176

peralatan rotating equipment (sebagian besar pompa). Data ini sudah dilakukan

proses criticality ranking awal dan didapatkan sebanyak 71 unit peralatan yang

memiliki tingkat kekritisan tertinggi di plant P. Untuk kasus ini, penulis dibatasi

untuk melakukan proses RCM hanya pada pompa.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

43

Universitas Indonesia

Proses RCM sebenarnya memiliki aplikasi sangat luas, dan pengkajian

RCM yang sebenarnya dapat memakan waktu hingga 6 bulan lebih, dan

membutuhkan kerja dari satu tim. Hal ini karena proses RCM bersifat

komprehensif, dan dalam aplikasinya membutuhkan kinerja dari satu tim spesialis

dalam bidang masing-masing. Antara lain proses yang memakan waktu cukup

lama adalah proses pengumpulan data dan penentuan kekritisan dari seluruh

peralatan/unit. Penulis sangat terbantu karena untuk data yang akan dianalisis

sudah berupa data dari peralatan-peralatan terkritis.

4.2.2 Penentuan Batasan Sistem

Telah mengetahui sistem yang akan dikaji, yaitu pompa, penulis merujuk

pada buku OREDA-2002 untuk menentukan batasan sistem. Penggunaan buku

OREDA-2002 sebagai rujukan diharapkan penulis memberi keabsahan akan

pemilihan batasan sistem. Batasan sistem yang diberikan oleh OREDA-2002 yaitu

power transmission, pump, control and monitoring, lubrication system,

miscellaneous. Batasan yang diberikan OREDA-2002 mengisolasi unit pompa

dari motor penggerak dan katup inlet dan outlet. Dengan mengasumsikan bahwa

peletakan instrumentasi monitoring proses berada sebelum katup inlet dan outlet,

maka dapat dibenarkan merujuk pada logsheet untuk melihat kinerja pompa (flow,

pressure). Adapun contoh batasan fisik yang diberikan adalah sesuai dengan

gambar 4.1,

Gambar 4.1 Batasan sistem pompa CD3-P-001/00

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

44

Universitas Indonesia

Untuk unit pompa lainnya juga dibuatkan batasan fisik tersebut. Secara umum,

penulis memberikan batasan fisik bagi unit pompa adalah flange atau valve

sebelum inlet dan flange atau valve setelah outlet.

4.2.3 Definisi Fungsi Sistem

Penulis mendefinisikan fungsi sistem sesuai dengan contoh yang penulis

lihat dalam buku RCM II[14] . Karena mesin yang hendak dikaji adalah pompa

semua, penulis memberikan definisi fungsi yang secara umum mewakili fungsi

seluruh pompa pada plant P. Untuk beberapa pompa yang sifatnya sebagai pompa

cadangan fungsi tersebut menjadi fungsi sekunder pada kondisi normal (fungsi

primernya adalah menggantikan fungsi pompa utama saat pompa utama tidak

dapat memenuhi fungsinya). Satu hal yang harus penulis perjelas adalah sistem

yang dilaksanakan oleh plant P dalam penggunaan beberapa pompa pada satu

proses. Yang belum jelas adalah apakah urutan dijalankan pompa adalah pompa

utama dijalankan terus hingga rusak, atau pompa utama dan cadangan dijalankan

bergantian. Untuk kasus pertama dimana pompa dianggap pompa utama dan

cadangan, pompa cadangan rentan menjadi hidden failure. Apabila pompa

dijalankan bergantian sesuai dengan suatu jadwal, maka dibutuhkan dilakukan

proses monitoring yang lebih ketat untuk kedua pompa serta proses failure finding

yang lebih ekstensif.

4.2.4 Definisi Kegagalan Fungsi

Secara simpel penulis mendefinisikan kegagalan fungsi sebagai kondisi

apabila fungsi sistem tidak terpenuhi. Penulis menyatakan bahwa ada dua

parameter yang harus terpenuhi dalam fungsi sistem, yaitu 1. Pompa

memindahkan fluida kerja, 2. Proses perpindahan fluida kerja memiliki spesifikasi

kinerja tertentu. Apabila salah satu dari kedua parameter tidak terpenuhi, maka

terjadi kegagalan fungsi. Penting untuk dicatat jenis kegagalan fungsi yang terjadi,

karena akan membantu menyortir kegagalan komponen apa yang terjadi yang

menyebabkan kegagalan tersebut.

Sebagai keluaran dari langkah 1 sampai langkah 4 RCM ini merupakan

FORM 1 Seleksi Sistem, FORM 2 Definisi Batasan Sistem, FORM 3 Detail

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

45

Universitas Indonesia

Batasan Sistem serta FORM 4 Diagram Blok Fungsi. Contoh FORM 1 (gambar

4.2) yang terisi:

Gambar 4.2 FORM 1 Seleksi Sistem

Informasi yang dicantumkan dalam form 1:

1. System ID, berisi tag code peralatan

2. Name, yaitu nama peralatan.

3. Fungsi, menjelaskan fungsi dari peralatan, serta spesifikasi kerja peralatan.

4. Alasan ditinjau, alasan mengapa peralatan ini kritis dan butuh peninjauan

dengan metode RCM

5. Comment, apabila ada komentar atau nilai informasi lainnya yang tidak dapat

dicantumkan dalam kolom isian yang lain.

Untuk contoh diatas hanya ditampilkan 3 peralatan. Form ini harus diisikan

seluruh target RCM, yaitu seluruh peralatan kritis yang menjadi target proses

RCM. Selengkapnya dapat dilihat pada database yang dilampirkan.

Contoh untuk FORM 2 (gambar 4.3) yang terisi:

plant rev. halaman

analyst tanggal remarks

reviewed tanggal

System ID Name Comment

CD3-PM-001/00

REBOILING

COLUMN 1

PUMP

MOTOR

CD3-PM-019/00

HCT

PRODUCT

PUMP

MOTOR

CD3-PM-039/00

CPI WATER

PUMP

MOTOR

memasok crude masuk ke dalam reboiling

column. Spesifikasi kerja Q= 228 m3; H=120 m,

Cast Iron/Carbon Steel

memompa hasil distilasi jenis Heavy Cold Test

(HCT) gas. Spesifikasi kerja Q= 12 m3/jam; H=

66 m, motor; 10 kW

melakukan sirkulasi CPI water

intensitas breakdown komponen yang sudah

diluar ambang batas standar. Di saat yang

bersamaan peralatan merupakan peralatan

yang kritis terhadap operasi.

intensitas breakdown komponen yang sudah

diluar ambang batas standar.

RCM ANALYSIS SHEET

FORM 1 SELEKSI SISTEM

description

System yang termasuk dalam analisis

Fungsi Alasan Ditinjau

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

46

Universitas Indonesia

Gambar 4.3 FORM 2 Definisi Batasan Sistem

Kolom yang diisi adalah:

1. Peralatan major, peralatan besar yang termasuk dalam unit tersebut.

2. Batasan Fisik Primer (Dimulai), batasan fisik dimana dapat dikatakn proses

memasuki sistem yang di tinjau

3. Batasan Fisik Primer (Diakhiri), batasan fisik dimana dapat dikatakn proses

keluar dari sistem yang di tinjau

4. Catatan Penting, catatan dan komentar yang tidak dapat dicantumkan dalam

kolom yang lain.

Contoh untuk FORM 3 (gambar 4.4) yang terisi:

plant rev. halaman

analyst tanggal remarks

reviewed tanggal

System ID Subsystem ID

Name Name

Power

transmission

Pump unit

Control and

monitoring

Lubrication

Miscellanous

katup 8" EN 25

katup 8"

referensi batasan primer pada data P&ID untuk pompa

yang bersangkutan

3. Catatan Penting

Dimulai

Diakhiri

RCM ANALYSIS SHEET

FORM 2 Definisi Batasan Sistem

description

CD3-PM-001/00

REBOILING COLUMN 1 PUMP MOTOR

2. Batasan Fisik Primer1. Peralatan Major

Gearbox / var. drive, Bearing, Seals,

Lubrication, Coupling to driver, Coupling to

driven unit, Instruments

Support, Casing, Impeller, Shaft, Radial

bearing, Thrust bearing, Seals, Valves &

piping, Cylinder liner, Piston, Diaphragm,

Instruments

Instruments, Cabling, junction boxes, etc.,

Control unit, Actuating device, Monitoring,

Internal power supply, Valves

Instruments, reservoir w/ heating element,

pump w/ motor, filter, cooler, valves & piping,

oil, sealsActuating device, Monitoring,

Internal power supply, Valves

purge air, cooling/heating system, filter,

cyclone, pulsation damper

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

47

Universitas Indonesia

Gambar 4.4 FORM 3 Detail Batasan Sistem

Kolom yang diisi adalah:

1. Jenis Interface, yaitu apakah proses berjalan keluar atau masuk ke sistem.

2. Batasan Sistem, yaitu penjelasan proses interface yang terjadi.

3. Lokasi Interface, yaitu batasan fisik dari sistem dimana interface terjadi.

4. Referensi, yaitu referensi P&ID yang diberikan dari peralatan tersebut

Form ini dibuatkan untuk masing-masing peralatan yang ditinjau. Adapun

pengisian informasi harus dibuat selengkap-lengkapnya . Untuk dapat mengisi

informasi ini dengan lengkap dibutuhkan data yang komplit dari peralatan.

Contoh untuk FORM 4 yang terisi pada gambar 4.5. Data yang diisi adalah wujud

batasan sistem yang diberikan untuk sistem yang bersangkutan. Selain itu juga

sebaiknya dimasukkan alur-alur dari proses-proses yang terjadi pada sistem

tersebut. Form ini dibuatkan untuk masing-masing sistem yang ditinjau.

plant rev. halaman

analyst tanggal remarks

reviewed tanggal

System ID Subsystem ID

Name Name

Jenis

Interface

IN CD-III-PL-83-10-09

IN daya putar dari turbin coupling shaft turbin ke pompa CD-III-PL-83-10-09

OUT CD-III-PL-83-10-09

OUT daya putar ke fluida impeller ke fluida proses CD-III-PL-83-10-09

RCM ANALYSIS SHEET

FORM 3 Detail Batasan Sistem

description

REBOILING COLUMN 1 PUMP MOTOR

CD3-PM-001/00

fluida proses masuk

(dari column 1-1)

fluida proses keluar

(menuju FI-CII)

Batasan Sistem Lokasi Interface Referensi

katup 8" EN 25

katup 8"

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

48

Universitas Indonesia

Gambar 4.5 FORM 4 Diagram Blok Fungsi

4.2.5 Failure mode and Effect Analysis

Untuk failure mode, penulis mengambil rujukan dari buku OREDA-2002.

Menurut penulis, failure mode yang tercantum dalam OREDA secara garis besar

sudah mewakili spektrum kegagalan yang mungkin terjadi (atau sudah terjadi)

dalam suatu oil refinery unit. Langkah yang ditempuh, yaitu untuk masing-masing

kegagalan yang terjadi dimasukkan ke dalam kategori failure masing-masing.

Untuk kasus ini, karena failed items sudah terlebih dahulu diketahui, maka untuk

penunjuk kegagalan yang terjadi sebelumnya merupakan suatu educated guess.

Berhubung proses RCM yang dilakukan penulis mengikuti panduan

failure modes dari OREDA, proses FMEA (khususnya proses criticality ranking)

yang dilakukan sebagai berikut

plant rev. halaman

analyst tanggal remarks

reviewed tanggal

System ID

Name

RCM ANALYSIS SHEET

FORM 4 Diagram Blok Fungsi

description

CD3-PM-001/00

REBOILING COLUMN 1 PUMP MOTOR

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

49

Universitas Indonesia

1. Cari kegagalan yang pernah terjadi, untuk kasus penulis kegagalan yang

terjadi didapat dari record SAP

2. Lakukan pencocokan antara kegagalan dengan list failure modes dari

OREDA, misal untuk kegagalan bearing disamakan dengan failure mode

breakdown.

3. Tentukan nilai occurrence, severity, dan detection dari kegagalan tersebut,

dapatkan nilai RPN.

4. Nilai RPN dicocokkan dengan tabel task selection.

Contoh pelaksanaan proses ini, diketahui data untuk beberapa pompa

sebagai berikut: Tabel 4.1 Contoh data kegagalan dari SAP plant P

Equipment Description Short text Actual start Actual finish

CD3-P-001/00

Reboiling Column Pump

GANTI MECH.SEAL & BEARING P-01 CD-3

Wednesday, November 29, 2006

Wednesday, September 26, 2007

CD3-P-001/00

PERBAIKI P-1 CD-3 COUPLING RUSAK

Thursday, January 18, 2007

Tuesday, February 20, 2007

CD3-P-001/00

GANTI MECH.SEAL & BEARING P-01 CD-3

Wednesday, December 06, 2006

Wednesday, September 26, 2007

CD3-P-001/00

GANTI COUPLING P-01 CD-3

CD3-P-001/00

mech seal P#1 CD 3 bocor Thursday, June 19, 2008

Friday, June 20, 2008

CD3-P-015/00

HCT product pump

Bearing P#15 CD3 rusak Monday, May 05, 2008

Tuesday, May 06, 2008

CD3-P-028/00

CPI Water pump

Pompa 28 CD 3 macet Monday, November 05, 2007

Tuesday, November 20, 2007

CD3-P-028/00

PERBAIKI P-28 CD-3 COUPLING RUSAK

Monday, February 19, 2007

Monday, February 19, 2007

CD3-P-028/00

Perbaikan pompa P-28 (CPI) CD 3

Monday, May 12, 2008

Thursday, September 25, 2008

CD3-P-028/00

PERBAIKI P.28 CDU3 CPI RSK KOPLING

Friday, November 10, 2006

Friday, December 22, 2006

CD3-P-028/00

ROD ROUND.A434.AISI.4140.2 1/2 X 4 M

CD3-P-028/00

PERBAIKAN P-28 ( CPI ) CD.3

Tuesday, June 24, 2008

Friday, September 26, 2008

Dari data tersebut, yang memiliki nilai informasi yang sesuai untuk

proses FMEA yang hendak dilakukan adalah kolom “Equipment”, “description”

dan “short text”. Meskipun begitu, kolom “Actual Start” dan “Actual Finish” tetap

memberikan nilai informasi penting. Nilai untuk occurrence dapat ditentukan dari

kedua kolom tersebut. Namun untuk kasus ini, karena data SAP sudah

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

50

Universitas Indonesia

menunjukkan periode yang relative singkat, kejadian untuk kegagalan yang sama

dapat dikatakan memiliki nilai MTBF yang singkat. Dari kolom “Equipment”

didapat bahwa data diatas merupakan data dari tiga pompa yang berbeda, yaitu

CD3-P-001/00, CD3-P-015/00, dan CD3-P-028/00 (masing-masing nanti akan

disebut sebagai pompa “001”, “015” dan “028” sesuai urutan).

Berikutnya dilakukan proses pencocokan kegagalan dengan failure modes

OREDA (tabel 2.1 failure modes pompa)

Tabel 4.2 Penetapan failure mode

Tag

Code

Kegagalan

Fungsi Failure Mode Failure Effect

CD3-P-

001/00 Bearing terjadi getaran

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi

kegagalan komponen bearing. Dari pengaruh rendah

hingga dapat menghentikan proses.

CD3-P-

001/00 Bearing terjadi overheat

terjadi panas pada komponen bearing. Dapat

berujung menjadi kegagalan. Dari pengaruh rendah

hingga dapat menghentikan proses.

CD3-P-

001/00

Mechanical

Seal kebocoran fluida proses

kebocoran fluida proses. Proses harus dihentikan

untuk melakukan tindakan perbaikan. Pengaruh pada

lingkungan terbatas.

CD3-P-

001/00

Mechanical

Seal kegagalan lubrikasi

kegagalan lubrikasi dapat berujung kerusakan

komponen mechanical seal, yang dapat berakibat

kerusakan kritis. Proses harus dihentikan untuk

dapat dilakukan proses perbaikan.

CD3-P-

001/00 Coupling terjadi getaran

terjadi getaran yang dapat dipergunakan untuk

menentukan akibat getaran. Getaran dapat

mempersingkat umur komponen.

CD3-P-

001/00 Coupling coupling putus

pompa akan berhenti melakukan kerjanya. Proses

terhenti. Akibat lingkungan rendah.

CD3-P-

015/00 bearing terjadi getaran

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi

kegagalan komponen bearing. Dari pengaruh rendah

hingga dapat menghentikan proses.

CD3-P-

015/00 imbalance terjadi getaran

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi

kegagalan komponen. Dari pengaruh rendah hingga

dapat menghentikan proses.

CD3-P-

028/00

coupling

gagal

kerusakan

peralatan/komponen

pompa akan berhenti melakukan kerjanya. Proses

terhenti. Akibat lingkungan rendah.

CD3-P-

028/00

kebocoran

seal kebocoran fluida proses

kebocoran fluida proses. Proses harus dihentikan

untuk melakukan tindakan perbaikan. Pengaruh pada

lingkungan terbatas.

Terlihat pada tabel 4.2 bahwa bearing, mechanical seal, dan coupling

penulis masukkan dalam failure mode VIB (vibration, getaran) karena dampak

langsung serta tanda-tanda kegagalan ketiga komponen tersebut akan terlihat dari

monitoring getaran. Untuk kejadian yang penulis kategorikan UNK (unknown)

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

51

Universitas Indonesia

perlu diperjelas lebih lanjut menggunakan datasheet lain, atau pengalaman dari

pihak yang menekuni bidang-bidang tersebut. Untuk sementara, karena penulis

tidak memiliki sumber referensi data lainnya maka akan di kategorikan UNK dan

tidak penulis kaji kerusakannya. Di sisi lain, kejadian dengan label UNK sangat

harus dihindarkan, dan sebenarnya dapat dengan mudah dihindarkan. Alasan

mengapa penulis memberi label UNK karena penulis tidak dapat menemukan nilai

informasi yang berguna dalam kolom “short text” yang bersangkutan.

Dengan data yang dimiliki, dapat ditentukan nilai RPN-nya untuk masing-

masing pompa 001, 015, dan 028. Dengan mengetahui masing-masing fungsi

pompa, fungsi menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan pengisian parameter

severity (economic, health and safety, enviroment)

Tabel 4.3 RPN pompa 001, 015 dan 028

Dalam pemberian nilai untuk masing-masing parameter, penulis

merasakan kesulitan untuk memberi nilai seobjektif mungkin karena penulis

kurang memahami/mengetahui fungsi dari masing-masing pompa. Fakta ini

menekankan bahwa RCM ini merupakan sebuah usaha tim. Yang penulis hendak

Tag

Code

Kegagalan

FungsiFailure Mode

Occur

ence

Detec

tion

Severit

y

Econo

my

Severit

y

Health

and

Severit

y

Enviro

nment

RPN

Econo

my

RPN

Health

and

Safety

RPN

Enviro

nment

Risk

Priority

Number

Task

Master

Classificati

on

CD3-P-

001/00Bearing

terjadi

getaran3 3 8 1 1 72 9 9 72

Run To

Failure (RTF)N

CD3-P-

001/00Bearing

terjadi

overheat5 3 9 1 6 135 15 90 135

Tindakan

Ringan (atau

RTF)

L

CD3-P-

001/00

Mechanical

Seal

kebocoran

fluida proses3 7 8 2 8 168 42 168 168

Tindakan

Ringan (atau

RTF)

L

CD3-P-

001/00

Mechanical

Seal

kegagalan

lubrikasi5 7 8 2 4 280 70 140 280

Tindakan

SecukupnyaM

CD3-P-

001/00Coupling

terjadi

getaran5 7 8 1 1 280 35 35 280

Tindakan

SecukupnyaM

CD3-P-

001/00Coupling

coupling

putus3 7 8 1 1 168 21 21 168

Tindakan

Ringan (atau

RTF)

L

CD3-P-

015/00bearing

terjadi

getaran3 5 8 2 6 120 30 90 120

Tindakan

Ringan (atau

RTF)

L

CD3-P-

015/00imbalance

terjadi

getaran1 7 7 4 6 49 28 42 49

Run To

Failure (RTF)N

CD3-P-

028/00

coupling

gagal

kerusakan

peralatan/ko

mponen

5 7 8 2 4 280 70 140 280Tindakan

SecukupnyaM

CD3-P-

028/00

kebocoran

seal

kebocoran

fluida proses8 7 8 2 4 448 112 224 448

Tindakan

AgresifMH

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

52

Universitas Indonesia

tekankan adalah walaupun proses ini dapat dilakukan seorang diri selama

diberikan cukup banyak referensi (referensi spec sheet, P&ID, definisi fungsi, dan

lain sebagainya) mengenai aset yang dikaji, namun karena penulis merupakan

pihak luar, ada pengetahuan-pengetahuan yang penulis tidak ketahui karena bukan

pihak yang setiap hari berinteraksi dengan aset tersebut. Selain itu, karena

kecenderungan pihak operator untuk mengisi form SAP “apa adanya” terkadang

sulit untuk dapat mengekstrak nilai-nilai informasi yang berguna. Pada tabel 4.3,

occurrences penulis berikan nilai sesuai dengan jumlah kejadian yang terjadi per

periode SAP tersebut. Dengan kata lain, untuk contoh mechanical seal pompa

001, penulis isi nilai 3 (tiga) yang berarti terjadi 3 (tiga) kali kejadian penggantian

selama periode 2007-2009.

Nilai severity economy penulis patok pada nilai 8, yang sesuai tabel 3.1

Economic Parameter memberi value kerugian Rp. 1-5 Milyar. Nilai kerugian ini

dapat dikatakan cukup tinggi, karena kerugian yang ditinjau bukan hanya kerugian

material namun juga menyertakan kerugian akibat terhentinya produksi. Untuk

pompa 001 fakta ini sudah dibuktikan pada saat studi yang penulis lakukan

sebelumnya, dari pihak plant P mengatakan bahwa akibat dari shutdown pompa

001 bisa mengakibatkan kerugian produksi harian hingga Rp. 2 Milyar. Namun

menurut penulis merupakan skenario terburuk (worst case scenario), karena tidak

mungkin apabila suatu proses yang kritikal tidak memiliki opsi cadangan (dalam

kasus ini pompa cadangan). Untuk hal ini penulis harus lakukan tinjauan ulang

dengan review dari data P&ID. Meskipun begitu, kejadian kegagalan komponen

pada apapun pompa harus tetap diminimalisir, bahkan apabila mungkin direduksi

menjadi sebatas kegagalan akibat deteriorasi komponen akibat pemakaian.

Nilai severity health & safety penulis berikan nilai 2 (dua) yang sesuai

dengan tabel 3.2 health&safety Parameter adalah “slight injury”. Alasan penulis

memberi nilai yang relative rendah karena menurut penulis efek langsung kepada

personil apabila kejadian kegagalan ini terjadi sebenarnya cukup tidak

membahayakan nyawa. Kegagalan paling umum bearing adalah seizure (bearing

macet), mechanical seal adalah kebocoran dan untuk coupling adalah putus pada

sambungannya. Bahkan untuk pompa 001 yang memindahkan fluida yang cukup

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

53

Universitas Indonesia

berbahaya (crude yang akan dididihkan ulang), menurut nalar penulis akan ada

pembatasan area kerja personil (safe work zone) yang menghindari personil

berada pada tempat yang sangat dekat (0 m s/d 5 m) dengan pompa tersebut saat

pompa dioperasikan.

Nilai severity environment penulis berikan nilai masing-masing untuk

mechanical seal 001 8 (delapan), bearing 001 6 (enam), coupling 001 1 (satu),

bearing 015 2 (dua) dan coupling 028 4 (satu). Sesuai dengan tabel 3.3

Environment Parameter nilai 8 adalah “major effect”, nilai 6 adalah “local effect”,

nilai 2 adalah “slight effect” dan nilai 4 adalah “minor effect”. Pemberian nilai

yang cukup tinggi bagi pompa 001 karena fluida kerjanya dapat dikategorikan

berbahaya (crude oil). Kejadian kebocoran crude oil ke lingkungan akan

menyebabkan pencemaran yang berbahaya, oleh karena itu kegagalan mechanical

seal (yang berpotensi kebocoran) penulis nilai cukup tinggi. Kegagalan bearing

001 menurut penulis masih memiliki cukup potensi untuk menyebabkan

kebocoran, oleh karena itu penulis beri nilai 6. Kerusakan coupling penulis beri

nilai yang rendah karena coupling tidak langsung terkena/dilalui fluida kerja,

sehingga kegagalan yang terjadi hanya akan menyebabkan proses pemompaan

terhenti, tidak sampai menyebabkan kebocoran.

Nilai detection penulis berikan nilai 3 (tiga) untuk mechanical seal dan

bearing dan nilai 7(tujuh) untuk coupling. Sesuai dengan tabel 3.1 RPN Economic

(dan tabel 3.2 serta 3.3, karena nilai detection disamakan), nilai 3 adalah “bisa

diukur”, nilai 7 adalah “tidak ada monitor”. Penilaian ini didasari data P&ID dan

logsheet dimana dapat ditemukan nilai pengukuran untuk vibrasi bearing dari

pompa. Dengan memiliki data spectrum vibrasi bearing selama operasi normal,

asumsinya adalah seorang operator seharusnya mampu untuk mendeteksi apakah

kinerja bearing mulai menyimpang dari ambang batas, lalu memutuskan untuk

melakukan tindakan preventif yang sesuai. Namun yang patut diwaspadai adalah

frekuensi kejadian kegagalan komponen. Kejadian penggantian bearing dan

mechanical seal sampai dengan 3 kali dalam periode 3 tahun sudah tidak

memenuhi standar API 610, yang menyatakan bahwa “…pompa harus dapat

beroperasi tanpa jeda selama minimal 3 (tiga) tahun…” [12]. Hal ini patut

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

54

Universitas Indonesia

dilakukan pengkajian mengenai bagaimana prosedur pengerjaan pemasangan

komponen, kesesuaian dimensi, serta kondisi kerja di lapangan.

Dengan memasukkan nilai RPN yang didapat terhadap tabel 3.4 task

selection berdasarkan RPN, didapat maintenance task seperti pada tabel 4.4:

Tabel 4.4 Task selection

Tag Code Kegagalan

Fungsi Risk Priority

Number Task Master Classification

CD3-P-001/00 Bearing 72 Run To Failure (RTF) N

CD3-P-001/00 Bearing 135 Tindakan Ringan (atau RTF) L

CD3-P-001/00 Mechanical Seal

168 Tindakan Ringan (atau RTF) L

CD3-P-001/00 Mechanical Seal

280 Tindakan Secukupnya M

CD3-P-001/00 Coupling 280 Tindakan Secukupnya M

CD3-P-001/00 Coupling 168 Tindakan Ringan (atau RTF) L

CD3-P-015/00 bearing 120 Tindakan Ringan (atau RTF) L

CD3-P-015/00 imbalance 49 Run To Failure (RTF) N

CD3-P-028/00 coupling gagal

280 Tindakan Secukupnya M

CD3-P-028/00 kebocoran

seal 448 Tindakan Agresif MH

Sebagian besar hasil nilai RPN menunjukkan kebutuhan dilakukan redesign pada

peralatan. Redesign (desain ulang) didefinisikan sebagai seluruh proses yang

melakukan tindakan yang mengubah spesifikasi peralatan. Spesifikasi yang

dimaksud seperti spesifikas kinerja, prosedur operasi, dan sebagainya. Menurut

penulis, hal ini berkesesuaian dengan umur peralatanan yang sudah berumur.

Plant P sudah mulai commisioning sejak tahun 1917. Walaupun telah dilakukan

rekondisi peralatan, kemungkinan bahwa terjadi perubahan pada struktur dan

ketinggian tanah akan mengakibatkan perubahan alignment dari peralatan,

khususnya yang memiliki base di tanah. Memastikan dan melakukan penyetelan

ulang alignment termasuk dalam proses desain ulang peralatan.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

55

Universitas Indonesia

Hasil dari FMEA “kedua” ini dapat dipergunakan dalam dua hal, pertama

adalah untuk penentu tingkat kekritisan antara aset-aset tersebut. Kedua, hasil

RPN serta parameternya akan menunjukkan komponen aset mana saja yang

memiliki tingkat kerusakan tertinggi berikut akibat dari kerusakannya. Dengan

mengetahui komoponen mana saja yang mengalami kegagalan berikut akibat-

akibatnya untuk masing-masing komponen, tindakan korektif yang hendak dipilih

dapat sangat tepat sasaran.

Keluaran dari lamgkah kelima ini adalah FORM 5 FORM 5 Failure mode

and Effect Analysis. Contoh form yang terisi pada gambar 4.6.

Kolom yang diisi adalah:

1. Fungsi,

- ID, yaitu ID yang diberikan bagi fungsi peralatan tersebut. Apabila ada lebih

dari satu fungsi maka dimasukkan secara berurutan.

- Descripton, yaitu penjelasan dari masing-masing fungsi.

2. Kegagalan Fungsi

-ID, yaitu ID yang diberikan bagi masing-masing kegagalan fungsi untuk tiap

kegagalan

-Description, penjelasan dari masing-masing kegagalan fungsi.

3. Failure mode

-ID, yaitu ID yang diberikan bagi masing-masing bentuk kegagalan

-description, penjelasan bagi masing-masing bentuk kegagalan

4. OREDA name, nama OREDA dari bentuk kegagalan. Isian ini tidak perlu

dimasukkan kecuali menggunakan panduan OREDA seperti pada kasus

penulis.

5. Failure Effect, adalah penjabaran akibat yang mungkin dari masing-masing

kegagalan.

Pemberian ID pada masing-masing isian dari form 5 ini adalah karena

penggunaan ID mempermudah dalam pengisian form berikutnya.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

56

Universitas Indonesia

Gambar 4.6 FORM 5 Failure mode and Effect Analysis

4.2.6 Penentuan Penyebab Kegagalan

Penentuan penyebab kegagalan merupakan bagian yang hampir tidak

menggunakan rujukan. Penyebab kegagalan dapat berupa banyak hal, dan

bergantung sekali pada kondisi di lapangan. Penyebab bearing rusak prematur bisa

jadi karena mis-alignment, bearing yang dipergunakan tidak memenuhi

spesifikasi, pelumasan bearing tidak baik, instalasi bearing tidak sesuai standar

operasi dan lain dan sebagainya. Bagan failure descriptior vs. failure mode yang

didapat dari OREDA-2002 juga cukup membantu untuk menseleksi dan mensortir

plant rev. halaman

analyst tanggal remarks

reviewed tanggal

System ID Subsystem ID

Name Name

ID ID IDOREDA

name

1 A 1 LOO

B 1 VIB

2 ELU

C 1 VIB

2 NOI

3OHE

4 UST

D 1 VIB

2 UST

The pump will unable to transfer process

fluid as required,external/inte

rnal leak will be expected. Low or no

transfer. Low Consequences.

External leak will be analysed under RBI.

Vibration effect will

emerge, can also cost

over heat in motor

immediately shut down

unit. Low

Consequences.

The pump will unable

continue running and

transfer process fluid

as required. Low or no

transfer.it will damage

inner part. Low

Consequences.

FORM 5 Failure Mode and Effect Analysis

description

CD3-PM-001/00

REBOILING COLUMN 1 PUMP MOTOR

Fungsi (F) Kegagalan fungsi (FF)

descriptiondescriptiondescription

Failure Mode (FM)

Failure Effect

Spesifikasi kerja Q=

228 m3; H=120 m,

Cast Iron/Carbon

Steel

tidak dapat memenuhi

spesifikasi kerja.

Kerusakan mechanical

seal

Kerusakan bearing

Kerusakan coupling

terjadi getaran diluar

toleransi

terjadi getaran diluar

toleransi

terjadi getaran diluar

toleransi, proses

terhenti mendadak

proses terhenti

overheating

proses terhenti

terjadi kebocoran

terjadi noise

Pump is still able to

transfer process fluid.

Low rate of transfer of

process fluid. Low

consequences.

low output

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

57

Universitas Indonesia

kegagalan dan penyebabnya. Bagan ini berisi data persentase failure rate dari

failure descriptor/failure mode yang pernah terjadi. Dapat diasumsikan bahwa

kejadian kegagalan di plant P akan sesuai kepada bagan ini.

Mengacu pada output dari proses FMEA, ada tiga komponen pompa yang

mengalami kegagalan, yaitu mechanical seal, bearing, dan coupling. Untuk dapat

melakukan penentuan penyebab kegagalan yang paling benar (untuk plant P)

harus dilakukan tinjauan ke lapangan dan studi prosedur pengerjaan.

4.2.6.1 Mechanical Seal

Mengambil referensi dari publikasi panduan “ Mechanical Shaft Seal for

Pumps” yang dirilis oleh Grundfos[10], kegagalan mechanical seal pompa dapat

dikaji sebagai berikut

1. Apakah jenis mechanical seal yang dipergunakan sudah cocok aplikasinya

dengan fluida kerja?

2. Apabila cocok, apakah kegagalan karena

a. Lubrication failure?

b. Contamination failure?

c. Chemical, Physical degrading and wear?

d. Installation Failure?

e. System Failure?

Mechanical seal terdiri dari :

1. bagian stasioner (stationary part)

2. bagian berputar (rotating part)

Gambar 4.7 (kiri) dan 4.8

(kanan) Dua jenis

mechanical seal, yaitu

shaft seal dengan dua permukaan axial (kiri) dan

shaft seal dengan rotating

seal ring dan stationary

seat (kanan)

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

58

Universitas Indonesia

Tipe pertama dengan stepped shaft menghasilkan seal dari dua permukaan aksial

yang ditekan satu sama lain. Permukaan tersebut adalah permukaan aksial shaft

dan pump housing. Agar seal yang tercipta baik, kedua permukaan harus benar-

benar datar , terbuat dari material dengan wear resistance tinggi dan memiliki

alignment yang baik. Untuk jenis mechanical seal dengan seal ring berputar dan

dudukan stasioner dapat dibuat lebih mendetail pada gambar 4.9.

Mengacu pada daftar jenis mechanical seal yang penulis lihat dalam referensi

[10], ada dua jenis sealing system yang mungkin dipergunakan dalam industri

seperti plant P, yaitu

1. double mechanical seal with barrier fluid.

2. single mechanical seal with air cooled top.

Gambar 4.9 Komponen-komponen shaft

seal

dengan komponen masing-masing:

1. pump housing

2. stationary secondary rubber seal

3. stationary seat

4. rotating seal ring

5. torque transmission ring

6. spring

7. torque transmission ring

8. rubber bellow (rotating secondary

seal)

9. shaft

10. seal gap yang memiliki

lubricating film di antaranya.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

59

Universitas Indonesia

Jrnis nomor 1 (double mechanical seal with barrier fluid) mungkin dipergunakan

karena fluida proses terpisah dari atmosfer selain karena ada mechanical seal,

namun juga terhalang oleh barrier fluid yang bekerja sebagai pendingin dari

mechanical seal itu sendiri. Hal ini membuat resiko kebocoran fluida proses (dari

pompa) keluar ke atmosfir sangat kecil. Poin nomor 2 (single mechanical seal

with air cooled top) cocok juga karena dari referensi [10] dikatakan bahwa jenis

ini merupakan jenis yang dipergunakan untuk proses perpindahan fluida yang

panas (contoh yang diberikan adalah air panas dan thermal oil). Jenis mana yang

dipergunakan pada plant P tidak dapat disebutkan secara pasti.

Gambar 4.10 Susunan double mechanical seal, tandem (kiri) dan back to back (kanan). Arsiran

rapat menunjukkan zona tekanan tinggi, dan yang arsiran jarang adalah yang zona tekanan rendah.

Gambar 4.11 Single seal with aircooled top

Pertimbangan pemilihan penggunaan mechanical seal adalah

Diameter shaft seal. Diameter shaft seal yang dipilih harus sesuai dengan

diameter shaft. Apabila tidak ditemukan, diameter shaft dapat diubah

dengan tambahan bushing.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

60

Universitas Indonesia

Jenis fluida yang dipompa. Ketahanan kimia material shaft seal terhadap

fluida proses harus dipertimbangkan. Viskositas dari fluida proses

mempengaruhi pelumasan dan kebocoran dari shaft seal. Single shaft seal

dapat dipergunakan untuk fluida dibawa 2500 cP (centipoises). Diatas itu,

harus mempergunakan jenis double seal.

Temperatur. Komponen elastomer (seperti rubber seal) harus mampu

menahan temperatur kerja di sekitar primary dan secondary seal ring.

Sealing pressure. Adalah tekanan antara kedua seal. Untuk tekanan tinggi,

jenis seal yang balans harus dipergunakan.

Kecepatan putar shaft. Untuk kecepatan putar rendah, ada kemungkinan

timbul suara dari jenis seal pasangan material hard/hard karena lapisan

pelumasnya tipis. Untuk kecepatan tinggi (diatas 15m/sec), harus

dipergunakan jenis seal balans dengan dudukan berputar untuk

kmengurangi getaran seal.

Ketidak mampuan untuk memenuhi kriteria-kriteria diatas akan berakibat

kegagalan prematur dari mechanical seal yang dipergunakan. Umumnya saat

desain dan commissioning awal criteria terpenuhi, namun seiring dengan

berjalannya waktu dan proses, serta proses pemeliharaan yang dilakukan, ada

kecenderungan untuk semakin keluar dari nilai (dan toleransi) kriteria-

kriteriaawal. Permasalahan ini akan ditandai dengan intensitas kegagalan yang

tinggi, serta MTBF yang pendek.

4.2.6.2 Kegagalan Bearing

Untuk kegagalan bearing, menurut penulis untuk penentuan penyebab

kegagalan dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sama seperti pada

mechanical seal, yaitu

Apakah kegagalan karena

a. Lubrication failure?

b. Contamination failure?

c. Chemical, Physical degrading and wear?

d. Installation Failure?

e. System Failure?

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

61

Universitas Indonesia

Dalam prakteknya, untuk penentuan kegagalan bearing paling utama adalah dapat

dilakukan analisa getaran dari bearing tersebut. Salah satu aspek yang dimonitor

pada proses adalah getaran, getaran tersebut diukur pada bearing. Umumnya, ada

suatu sensor yang diletakkan pada bearing housing dan dipergunakan untuk

melakukan monitoring. Atas dasar kekurangann informasi mengenai hal ini,

penulis mengasumsikan bahwa bearing tidak memiliki sensor getaran pada

bearing housing (worst case scenario). Dengan kata lain, proses monitoring harus

dilakukan manual, dengan mengirim personil untuk melakukan pengukuran

vibrasi pada titik-titik yang ditentukan. Pada saat yang bersamaan, personil juga

dapat melakukan pengukuran untuk nilai suara (noise).

Kembali kepada masalah kegagalan, lubrication failure akan membawa

dampak gaya gesek kerja bearing yang diluar batas toleransi bearing. Akibatnya,

akan timbul panas(akibat gesekan) yang berakibat pemuaian dari komponen

bearing (mis. pemuaian roller dari bearing) yang akan berakibat terjadinya

physical degrading dan bisa berujung bearing seizure (macet). Untuk lubrication

failure, mungkin nilai getaran tidak terlampau tinggi, namun yang akan terlihat

adalah temperatur kerja yang diatas rata-rata serta kemudian akan timbul noise.

Kegagalan akibat kontaminasi karena kontaminasi benda asing dalam

roller dan runner bearing akan menyebabkan kerusakan kedua permukaan

tersebut. kerusakan seperti goresan akan menjadi pusat akumulasi stress. Tanda-

tanda bahwa terjadi kegagalan ini adalah vibrasi dan noise.

Chemical degrading adalah kerusakan akibat pemaparan bearing pada zat-

zat kimia dan lingkungan. Pemaparan terhadap zat kimia bisa dari fluida proses.

Karat juga dapat dikatakan bagian dari chemical wear (terjadi oksidasi material).

Physical degrading adalah kerusakan fisik seiring dengan pemakaian.

4.2.6.3 Kegagalan coupling

Kegagalan coupling menurut referensi artikel “Trouble Shooting

Couplings” oleh Chris Scholz[11] adalah sebagai berikut

Permasalahan paling umum dari kegagalan coupling adalah

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

62

Universitas Indonesia

a. Misalignment

b.Improper fit or assembly

c.Overload

d.Torsional vibrations

Kegagalan akibat misalignment (ketidaklurusan) akan umumnya terlihat

secara visual. Misalignment dapat terjadi dalam dua kondisi, yang pertama adalah

kedua poros tidak kosentris (satu pusat), namun segaris. Kondisi kedua adalah

kedua poros tidak segaris (terjadi sudut antara kedua axis poros). Dalam kedua

kejadian ini akan terjadi kegagalan dari komponen penyambung (misalnya

bushing karet) karena pembebanan yang tidak merata yang juga terjadi secara

siklis. Satu-satunya cara untuk menentukan kejadian ini adalah secara visual;

dengan kata lain, dibutuhkan inspeksi/pemeriksaan secara visual ke lapangan.

Sulit untuk memonitor kondisi ini karena akibat langsung (seperti vibrasi, panas,

bunyi) tidak terlalu terasa. Yang terjadi adalah usia komponen yang terlalu pendek

(tidak cocok dengan usia rata-rata komponen tersebut).

Improper fit or assembly (Kesesuaian dan perakitan yang tidak sesuai)

hanya dapat ditentukan dengan inspeksi/pemeriksaan visual. Selain itu, kedua hal

ini hanya dapat dicegah dengan penggantian komponen-komponen dan perbaikan

kondisi perakitan dari peralatan tersebut. Seperti pada kasus ketidaklurusan,

kondisi ini sulit dimonitor, hanya dapat dicegah sebelum pengoperasian.

Kejadian overload (pembebanan berlebih) dapat dicegah terjadi dengan

monitoring pada parameter proses yang terjadi. Apabila pembebanan berlebih

hanya terjadi sesekali karena peningkatan kebutuhan, maka dapat diterapkan

kontrol dari operator untuk membatasi overload. Namun apabila overload terjadi

hampir setiap saat, ada keharusan untuk melakukan peninjauan kembali peralatan

dan kesesuaian-kesesuaiannya dengan proses yang dilakukan. Overload

merugikan karena komponen coupling mengalami gaya-gaya yang diatas (diluar)

spesifikasinya, memperpendek usia komponen tersebut. Seringkali juga, akibat

overload adalah putaran komponen pada kecepatan kritisnya, hal ini harus

dihindari agar mencegah terjadinya kegagalan seluruh peralatan. Umumnya hal ini

dihindari oleh governor (pembatas kecepatan) pada motor. Kembali ke masalah

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

63

Universitas Indonesia

pencegahan, kejadian ini dapat dideteksi dengan memonitor kondisi kerja, serta

dapat dilihat dari vibrasi yang terjadi.

Torsional vibration adalah getaran angular yang terjadi pada arah putaran

dari poros. Penyebab dari kejadian ini adalah ketidakseimbangan beban poros,

lalu panjang poros. Akibat dari getaran ini adalah terjadi tegangan geser yang

apabila terjadi secara konstan dapat menyebabkan kegagalan komponen berputar

akibat fatigue. Efek yang terasa dan dapat diukur adalah getaran.

Kejadian di plant P merupakan contoh kejadian dimana menurut penulis

dua kemungkinan penyebab kegagalan terbesar merupakan dari faktor

misalignment dan improper fit or assembly.

Penulis memiliki kecenderungan untuk menganggap bahwa kemungkinan

besar penyebab kegagalan prematur coupling adalah karena misalignment. Cara

kerja coupling adalah sebagai sambungan antara shaft penggerak dan shaft yang

digerakkan. Bergantung pada jenis coupling yang digunakan, tingkat toleransi

terhadap misalignment serta torsional vibrations-nya akan berbeda. parameter ini

tentunya saat tahap desain sudah dipertimbangkan saat memilih jenis coupling

yang digunakan. Namun harus diingat, desain awal serta commisioning peralatan

sudah sejak tahun 1917 (saat penulis melakukan tinjauan bulan Juni tahun 2012).

Kemungkinan terjadi penurunan tanah serta perubahan koordinat lintang dan bujur

dari peralatan sangat mungkin dalam kurun waktu 95 tahun. Penurunan tanah

yang tidak merata akan menyebabkan tingkat misalignment meningkat. Apabila

melebihi batas toleransi dari jenis coupling yang dipergunakan salah satu hasilnya

adalah kegagalan prematur dari coupling tersebut. Untuk menentukan tingkat

perubahan geografis harus dilakukan studi teodolit tanah.

Untuk mendapatkan penyebab kegagalan yang benar dan sesuai dengan

kondisi di lapangan, diperlukan data desain. Penulis mengakui bahwa karena

keterbatasan data, penyebab kegagalan yang sesungguhnya terjadi pada plant P

tidak dapat disimpulkan. Oleh karena itu, penulis memfokuskan kepada poin-poin

penting yang akan membantu menentukan penyebab kegagalan komponen

tersebut apabila dilakukan root cause failure analysis. Namun demikian, proses

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

64

Universitas Indonesia

rcfa memang merupakan langkah lanjutan apabila memang ditentukan bahwa

komponen tersebut memang secara aspek ekonomi, keamanan dan keselamatan,

serta lingkungan memiliki dampak kegagalan yang kritis dan membutuhkan

tindak lanjut.

4.2.7 Pemilihan Tindak Pemeliharaan yang Sesuai

Penulis kembali mendasarkan proses ini atas guidelines yang diberikan

dalam buku RCM II, seperti yang telah ditulis sebelumnya. Tindak pemeliharaan

yang dapat dipilih adalah secara garis besar tindakan preventif dan default

action.Tindak pemeliharaan yang baru didasarkan atas tindakan korektif terbaik

atas kerusakan peralatan tersebut, lalu kesesuaian dengan syarat pemilihan yang

diberikan sebelumnya. Target dari tindak pemeliharaan yang baru tentunya adalah

mencoba mendapatkan nilai keandalan yang baik, sebagai target riil bisa mencoba

untuk kembali memenuhi standar-standar yang ditetapkan dalam API 610, karena

standar tersebut termasuk diantara standar untuk keandalan dan performa dari

pompa yang digunakan dalam bidang kerja dari plant P.

Cara melakukan pemilihan tindak pemeliharaan yang dilakukan dapat

dengan menggunakan Logic Tree Analysis (LTA). Untuk LTA RCM kali ini

penulis mengacu pada panduan decision diagram seperti pada Gambar 3.1

Flowchart Decision Diagram RCM II. Decision diagram ini didapat dari buku

RCM II[16].

Lalu hasil dari proses LTA dicatat ke dalam FORM 6 Logic Tree Analysis.

Contoh hasil yang sudah dicatat pada gambar 4.12:

Kolom yang diisi adalah:

1. ID Fungsi, sesuai dengan ID yang diberikan pada form sebelumnya. ID ini

mengacu pada masing-masing fungsi peralatan yang dicantumkan.

2. ID Kegagalan Fungsi, sesuai dengan ID yang diberikan pada form sebelumnya.

ID ini mengacu pada kegagalan-kegagalan fungsi yang diisi pada form

sebelumnya..

3. ID Failure mode, sesuai dengan ID yang diberikan pada form sebelumnya. ID

ini mengacu pada bentuk kegagalan yang diisi pada form sebelumnya.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

65

Universitas Indonesia

Gambar 4.12 FORM 6 Logic Tree Analysis

4. Evaluasi Akibat,

- H, atau health, yaitu akibat kepada kesehatan,

- S, atau safety, yaitu akibat kepada keamanan dan keselamatan,

- E, atau environment, yaitu akibat kepada lingkungan,

- O, atau operational capability, yaitu akibat pada kemampuan operasional dari

peralatan.

5. Failure Management Strategy, yaitu isian untuk masing-masing nilai HSEO

yang diberikan dalam decision tree. Tiap tingkat memberi hasil tindak

pemeliharaan yang sesuai.

6. Default Action, yaitu tindak default yang harus ditempuh, apakah tidak

dilakukan tindak pemeliharaan berkala atau desain ulang.

7. Proposed Maintenance Task, adalah tindak pemeliharaan yang disarankan

apabila mengikuti alur dari LTA. Tindak pemeliharaan yang diisikan

berkesesuaian dengan hasil yang didapat dari kolom Failure Management

Strategy.

8. Interval, yaitu interval dari tindak pemeliharaan dilakukan.

9. Dapat Dilakukan Oleh, mengacu pada individual yang saat penerapan tindak

pemeliharaan ini akan melakukan tindak pemeliharaan tersebut.

plant rev. halaman

analyst tanggal remarks

reviewed tanggal

System ID Subsystem ID

Name Name

H4 H5 H6

1 A 1 Y N N Y Y

B 1 N Y Y

B 2 N Y

C 1 Y N N Y Y

C 2 Y N N N Y

C 3 Y N N N Y

C 4 Y N N Y Y

D 1 Y N N N N Y

D 2 Y N N Y Y

H1

S1

O1

N1

FMEA Information Evaluasi AkibatFailure Management

Strategy

default actionID

Fung

si (F)

ID

Kegag

alan

fungsi

(FF)

ID

Failur

e

Mode

(FM)

H ES O

monitor vibration, monitor trend. When

vibration is out to the tolerance, begin physical

check.

Proposed Maintenance Task interval

dapat

dilakukan

oleh

schedule on condition task, monitor

performance

operator rounds to check for leaks

H3

S3

O3

N3

H2

S2

O2

N2

setup vibration monitoring, monitor vibration

trend

RCM ANALYSIS SHEET

FORM 6 Logic Tree Analysis

description

CD3-PM-001/00

REBOILING COLUMN 1 PUMP MOTOR

operator rounds to check physical condition

scheduled vibration monitoring, monitor

vibration trend

operator rounds to check for noises

operator rounds to check for temperature

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

66

Universitas Indonesia

Menggabungkan hasil dari proses Penentuan Penyebab Kegagalan dengan

hasil dari LTA akan menghasilkan hasil akhir berupa tindak pemeliharaan yang

sesuai dengan kondisi peralatan yang ditinjau. Proses penentuan penyebab

kegagalan menunjukkan bagian-bagian mana yang kritis dan seringkali

menyebabkan failure peralatan. Meskipun begitu, pengetahuan tersebut belum

tentu berguna apabila tidak diketahui bagaimana (intensitas) perbaikan dapat

dilakukan serta apakah penerapan perbaikan tersebut dapat dibenarkan, efektif

biaya dan waktu. Dengan melakukan logic tree analysis, didapat bagaimana

(sesuai dengan kritikalitas–akibat kegagalan terhadap faktor HSEO) intensitas

proses perbaikan/tindak pemeliharaan baru sebaiknya dilakukan. Dengan kata

lain, dapat ditentukan apakah tindak pemeliharaan baru untuk peralatan (atau

komponen peralatan) tersebut harus dilakukan dengan scheduled on-condition

task, scheduled restoration task, scheduled discard task, scheduled failure finding

task, no scheduled maintenance atau redesign. Seperti yang sebelumnya telah

disinggung, output proses RCM adalah tindak pemeliharaan yang baru. Tindak

pemeliharaan ini harus dapat menghilangkan atau meminimalkan akibat

kegagalan. Namun agar tindak pemeliharaan ini dapat diterapkan harus dapat

dibenarkan pelaksanaannya.

4.3 Database

4.3.1 Pembuatan Database

Seperti yang penulis tulis sebelumnya, proses RCM dibantu dengan

penggunaan database yang penulis buat. Database sangat membantu khususnya

pada bagian Failure mode and Effect Analysis, karena memudahkan dalam

perhitungan RPN number. Penulis hanya perlu melakukan input awal untuk nilai-

nilai parameter Risk matrix, lalu dapat dipilih menggunakan opsi drop down list

dan hasil perhitungan RPN langsung ditampilakan oleh database. Satu lagi

kemudahan yang didapat dari penggunaan database adalah kemampuan untuk

melakukan proses penyortiran dari nilai-nilai RPN yang didapat.

Database dibuat menggunakan software Microsoft Access 2007. Alasan

pertama penggunaan software ini karena cukup umum dan sebagian besar orang

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

67

Universitas Indonesia

akan memiliki software ini karena merupakan bagian dari paket standar Microsoft

Office. Hal ini mempermudah apabila database ini hendak dipergunakan oleh

pihak selain penulis. Alasan kedua adalah karena Microsoft Access memiliki

kompatibilitas tinggi dengan Microsoft Excel. Baik Excel dan Access

menyimpang data dalam bentul tabel, sehingga data yang dimasukkan ke software

Excel dapat dengan mudah di import ke dalam Access.

Cara kerja Microsoft Access adalah sebagai berikut. Data yang diinginkan

di masukkan ke dalam table. Table ini merupakan format tampilan dimana data

disimpan dalam bentuk baris dan kolom. Kolom berisi tipe data dan informasinya,

barisnya merupakan repetisi datanya. Apabila dimiliki lebih dari satu tabel, dan

informasi di dalam kedua tabel tersebut berhubungan, harus dibuat query untuk

menciptakan hubungan tersebut. Data serta hubungan antar data dapat ditampilkan

dalam dua bentuk, yaitu dengan form dan/atau report. Form merupakan bentuk

penyajian berupa graphical user interface (GUI) sedangkan report merupakan

bentuk penyajian berupa suatu lembar laporan yang dapat dicetak menjadi

hardcopy. Fitur Form ini yang menjadi kelebihan dari Microsoft Access. GUI dari

Form dapat dibuat sesuai kebutuhan pembuat/pengguna. Selain itu, Form juga

dapat dipergunakan untuk melakukan input data. Hal ini memudahkan seseorang

yang hendak menggunakan database ini. Bila dibuat susunan kerjanya:

1. Form dapat bekerja dengan adanya data yang disimpan dalam tables.

2. Kerangka kerja Form diatur oleh query dan relationship yang mengatur

hubungan antara satu table dengan table lainnya.

3. hasil yang didapat/ditampilkan di form dapat dibuat hardcopy dengan cara

ditampilkan dengan report.

Ada dua form yang penulis buat sebagai penyajian data, yaitu form hierarchy tree

input dan form FMEA input. Data dari form hierarchy tree input memiliki field

(kolom) :

Tag No

Reference

system code

System name

Plant

ECR

Type

Description

Function

Form FMEA input memiliki dua form, yaitu dari table utama berisi fields

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

68

Universitas Indonesia

Tag No

Reference

system code

System name

Plant

ECR

Type

Description

Function

dan subform yang berisi fields

Tag Code

Failure mode

Effect

Cause

Occurence

Detection

Severity eco

Severity H&S

Severity Environ

Risk Priority Number

Konsep dari database ini adalah, hierarchy tree input (atau table hierarchy

tree input) akan diisi dengan seluruh tag no peralatan yang ada pada plant P. Field

Reference adalah referensi pada P&ID dari kode peralatan tersebut. System Name

berisi nama peralatan. Plant berisi informasi posisi peralatan dalam plant tersebut.

Type adalah jenis peralatan, description menjelaskan kerja spesifik peralatan

tersebut, dan function adalah spesifikasi kerjanya. Terlihat bahwa untuk table data

hierarchy tree dan FMEA form memiliki heading sama. Hal ini karena list

peralatan yang hendak di FMEA memang merupakan bagian dari daftar

keseluruhan peralatan di plant yang bersangkutan. Perbedaannya, untuk jumlah

konten dari FMEA form akan lebih sedikit, karena merupakan hasil dari seleksi

kekritisan yang dilakukan untuk seluruh peralatan. Proses seleksi dilakukan

dengan proses FMEA (yang tidak ditunjukkan dalam database).

Pembuatan database bukan tanpa kendala. Database sendiri menurut

penulis masih jauh dari sempurna. Untuk kondisi terakhir (revisi tertanggal 15-

Juni-2012) walaupun sudah dapat dipergunakan fitur perhitungan untuk nilai RPN

namun masih memiliki kendala dalam menampilkan detail peralatan sesuai

dengan tag no/tag code-nya. Selain itu, penulis masih harus membuat pengaman

agar untuk tag number agar tidak dengan mudah dapat diganti. Hal ini guna

mencegah berubahnya tag number secara tidak sengaja, agar indexing tetap benar.

Penulis juga masih harus banyak melakukan streamlining dan merapihkan

struktur data dari database agar database lebih efisien. Kekuranga-kekurangan

yang terdapat pada versi 15 Juni 2012 akhirnya telah diperbaiki pada versi 3 Juli

2012 (yaitu versi yang dipergunakan dalam penulisan ini). Kelebihan versi ini

adalah tulang belakang database lebih simpel, data dari hierarchy tree serta

FMEA Input dapat ditampilkan sesuai dengan tag no-nya, dapat dilakukan

perhitungan RPN serta pemilihan nilai RPN maksimum sesuai dengan hasil

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

69

Universitas Indonesia

perhitungan, dan penentuan task master sesuai dengan nilai RPN FMEA yang

didapat.

Untuk kedepannya, penulis merencanakan untuk menambahkan fitur untuk

memudahkan dalam pengisian Logic Tree Analysis. Fitur ini akan memudahkan

dalam pelaksanaan Logic Tree Analysis berdasarkan Decision diagram yang

langsung dilakukan kepada data yang diinput dalam proses FMEA. Selain itu,

sempat juga timbul wacana untuk membuat database ini berbasis web, sehingga

dapat diakses, diinput dan di update dari manapun. Hal ini dirasa memiliki

kegunaan tinggi pada plant yang memiliki area operasional luas seperti areal plant

P. Web based input dan updating akan membantu membuat sentralisasi data,

sehingga data mudah untuk dicari dan diolah.

4.3.2 Penggunaan Database

Penggunaan database dilakukan sebagai berikut.

1. buka database, akan keluar tampilan seperti pada gambar 4.13.

Gambar 4.13 Menu Utama

2. Pilih Menu yang hendak diisi. Apabila mengikuti 7 langkah RCM maka

pertama pilih Hierarchy Input

Akan keluar tampilan untuk seperti pada gambar 4.14 . pilihlah pertama pilihan

Hierarchy Input

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

70

Universitas Indonesia

Gambar 4.14 Menu Hierarchy Input

Pada tampilan ini pengguna dapat menjelajah isi dari hierarchy plant atau

menambahkan hierarchy baru dalam database. Tampilan menu ini adalah pada

gambar 4.15. Navigasi cepat dari database dilakukan dengan memilih dari

dropdown Navigasi Tag No (gambar 4.16)

Gambar 4.15 Hierarchy Input Form

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

71

Universitas Indonesia

Gambar 4.16 Navigasi Tag No

Apabila selesai dapat menekan tombol “keluar” pada kanan bawah tampilan.

Pengguna akan dikembalikan kepada tampilan Menu Hierarchy Input (gambar

4.14). Kini pilih Report Hierarchy. Akan keluar tampilan pada gambar 4.17

Gambar 4.17 Hierarchy tree report

Tampilan ini apabila pengguna berkehendak untuk membuat salinan cetak dari isi

hierarchy tree. Apabila berkehendak keluar dapat menutup jendela ini dengan

menekan tombol “x” pada title bar. Akan kembali ke Menu Hierarchy Input

(gambar 4.14).

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

72

Universitas Indonesia

3. Tekan Kembali ke Menu Utama (gambar 4.13). Lalu pada Menu Utama tekan

pilihan FMEA Input. Akan tampil tampilan seperti pada gambar 4.18.

Gambar 4.18 FMEA input

Pilih FMEA Input, akan keluar tampilan pada gambar 4.19

Gambar 4.19 Failure Mode and Effect Analysis

Pada tampilan ini, pengguna dapat menjelajah input FMEA yang diberikan bagi

masing-masing komponen. Namun terpenting, pengguna dapat melakukan input

FMEA dan mendapatkan RPN dari inputan. Bagian atas dipergunakan untuk

memilih sistem yang akan di FMEA, lalu input dilakukan pada tabel (bagian

bawah)

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

73

Universitas Indonesia

Gambar 4.20 Seleksi bentuk kegagalan

Kegagalan diisi dengan komponen yang gagal, pengguna diberi kemudahan

dimana bentuk kegagalan telah didaftarkan dengan bentuk kegagalan umum yang

sesuai OREDA (gambar 4.20). Apabila bentuk kegagalan diluar itu, pengguna

dapat mengisi sendiri sesuai dengan kejadian. Bentuk kegagalan adalah

bagaimana kegagalan tersebut dirasakan pada tingkat SDM (mis. operator).

Kolom berikutnya adalah failure effect, diisi dengan akibat dari kegagalan sesuai

dengan apa yang terjadi di plant. Pengisian hendaknya komprehensif, dengan

mencantumkan bentuk kegagalan, lalu akibat terhadap proses serta

konsekuensinya.

Berikutnya pengguna akan mengisi untuk nilai Occurrence, Detection, serta 3

jenis Severity yaitu Economy, Health and Safety, serta Environment. Kelima

kolom sudah dibuatkan drop down list dengan penjelasan sehingga memudahkan

pemilihan. Contohnya pada gambar 4.21.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

74

Universitas Indonesia

Gambar 4.21Pengisian parameter RPN

Semua nilai diberi skala sampai 10. Masing-masing nilai severity akan

mengembalikan nilai RPN sesuai dengan akibat mereka masing-masing, sehingga

ada 3 kolom RPN. Kolom berikutnya menunjukkan nilai Risk Priority Number

tertinggi bagi komponen tersebut.

Dari hasil Risk Priority Number akan secara otomatis dipilih Task Master dan

klasifikasi sesuai dengan tabel task selection.( Gambar 4.22)

Gambar 4.22 Tampilan RPN maks dan task master

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

75

Universitas Indonesia

Apabila sudah selesai dapat menekan tombol “keluar”. Pengguna akan

dikembalikan ke menu sebelumnya (gambar4.18) . Sekarang pilih tombol Report

FMEA. Akan keluar tampilan seperti pada gambar 4.23.

Gambar 4.23 Report FMEA

Ditampilkan tampilan REPORT FMEA yang apabila dikehendaki dapat dicetak.

Kalau penulis lebih memilih untuk melakukan export dari konten tabel FMEA

input ke file Microsoft Excel™ untuk kemudian datanya diganbung ke dalam

form 5 RCM Analysis sehingga kemudian dapat dilakukan proses Logic Tree

Analysis.

Apabila pengguna sudah selesai, jendela dapat ditutup, kemudian dapat keluar

dari aplikasi database dengan menekan tombol Keluar Aplikasi

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

76

Universitas Indonesia

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan

1. RCM membawa keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang, karena

menghasilkan task master pemeliharaan yang disesuaikan dengan tingkat

kekritisan peralatan, serta mampu membuat pembenaran untuk menghilangkan

kegiatan pemeliharaan yang ternyata tidak diperlukan.

2. Penggunaan database RCM sangat membantu untuk memungkinkan agar

proses RCM dapat diulang terus menerus setiap tahun. File format digital ini

sangat mudah untuk disimpan, di update kontennya, dan dapat menyimpan

hasil dari pengkajian yang sudah dilakukan untuk kemudian dibandingkan.

3. Perlu dilakukan perbaikan pada sistem pencatatan maintenance record, dengan

memfokuskan pada pencatatan aspek-aspek yang memiliki nilai informasi.

4. Berkesesuaian dengan nilai RPN untuk contoh aplikasi pada komponen CD3-

P-001/00

Tag Code Kegagalan

Fungsi Risk Priority

Number Task Master Classification

CD3-P-001/00 Bearing 72 Run To Failure (RTF) N

CD3-P-001/00 Bearing 135 Tindakan Ringan (atau

RTF) L

CD3-P-001/00 Mechanical Seal

168 Tindakan Ringan (atau

RTF) L

CD3-P-001/00 Mechanical Seal

280 Tindakan Secukupnya M

CD3-P-001/00 Coupling 280 Tindakan Secukupnya M

CD3-P-001/00 Coupling 168 Tindakan Ringan (atau

RTF) L

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

77

Universitas Indonesia

5. Berkesesuaian dengan hasil Logic Tree Analysis, maka untuk contoh aplikasi

pada komponen CD3-P-001/00

6. Penyebab kerusakan mechanical seal, bearing dan coupling belum dapat

ditentukan karena kekurangan data aktual (data vendor) dari peralatan berikut

daftar komponen sesungguhnya, kondisi kerja peralatan, serta data spesifikasi

dan deskripsi kerja peralatan.

Kegagalan Bentuk

Kegagalan Tindakan Interval Oleh

tidak dapat

memenuhi

performa

low output menjadwalkan tugas pemantauan kondisi

untuk memonitor performa setiap shift operator

kerusakan

mechanical

seal

terjadi getaran

diluar toleransi

melakukan pemantauan vibrasi, monitor

trend vibrasi 1/2 P-F operator

terjadi kebocoran tugas keliling untuk memeriksa kebocoran setiap shift operator

Kerusakan

bearing

terjadi getaran

diluar toleransi

melakukan pemantauan vibrasi, monitor

trend vibrasi 1/2 P-F operator

terjadi noise tugas keliling untuk memeriksa suara setiap shift operator

overheating tugas keliling untuk memeriksa temperatur setiap shift operator

proses terhenti pastikan unit backup beroperasi, lakukan

pemeriksaan keseluruhan dari peralatan

saat

kejadian

operator,

divisi

pemeliharaan

Kerusakan

coupling

terjadi getaran

diluar toleransi

melakukan pemantauan vibrasi, monitor

trend vibrasi, saat vibrasi diluar toleransi,

lakukan pengecekan fisik komponen

1/2 P-F operator

proses terhenti tugas keliling operator untuk memeriksa

kondisi fisik setiap shift operator

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

78

Universitas Indonesia

7. Perlu dilakukan parameterisasi ulang untuk nilai parameter Occurrence dalam

aplikasi pada case study penulis.

5.2 Saran

Berdasarkan pengamatan penulis, alangkah baiknya apabila

1. Dilakukan perbaikan pada sistem pencatatan maintenance record,

dengan memfokuskan pada pencatatan aspek-aspek yang memiliki

nilai informasi.

2. Dilakukan tinjauan struktur tanah, guna memastikan seberapa

tingkat deviasi geografis dari aset-aset di plant P dari awal

commissioning hingga sekarang.

3. Dilakukan pemeriksaan kelurusan dan kosentrisitas dari poros-

poros pompa, poros penggerak dan coupling.

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

79

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

[1] Materi Kuliah Pemantauan dan Pemeliharaan Mesin DTM FTUI tahun 2011

[2] Islam H. Afety, article Reliability-Centered Maintenance Methodology and

Application: A Case Study.

[3] Bill Keeter and Doug Plucknette, article The Seven Questions of Reliability

Centered Maintenance

[4] Michael E. Creecy, article A Practical Approach to Reliability-Centered

Maintenance

[5] http://www.reliableplant.com/Glossary diakses bulan Oktober 2011

[6] http://www.weibull.com/basics/rcm.htm diakses bulan Oktober 2011

[7] H. Paul Barringer, P.E.,(1997). Article Availability, Reliability,

Maintainability, and Capability, Barringer & Associates, Inc.

[8] Avizˇ ienis, Laprie and Randell, Fundamental Concepts of Dependability.

[9] McGraw-Hill Concise Encyclopedia of Engineering.© 2002

[10] Grundfos, 2009, Mechanical Shaft Seals for Pumps, GRUNDFOS

Management A/S.

[11] Chris Scholz, KTR Corporation, 2008, web article Trouble Shooting

Couplings, Pumps & Systems

[12] American Petroleum Institute (API) 610 standard

http://www.dalyfan.com.au/PTAPI.html (diakses tanggal 19 Juni 2012)

[13] United States Department of Energy, Pump Life Cycle Costs: A Guide To

LCC Analysis For Pumping Systems

[14] Piping and Instrumentation Diagram dari plant P.

[15] Dwi Priyatna, Introduction to RCM workshop presentation.

[16] John Moubray Reliabilty-Centered Maintenance II, Butterworth-Heinemann,

1994

[17] http://pertroleum.blogspot.com/2010/11/sejarah-perkembangan-industri-

migas.html diakses tanggal 1 Juli 2012

[18]http://www.indexmundi.com/energy.aspx?country=id&product=oil&graph=pr

oduction+consumption diakses tanggal 1 Juli 2012

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

80

Universitas Indonesia

[19] OREDA Offshore Reliability Data Handbook 4th

Edition, 2002, SINTEF

Industrial Management, Det Norske Veritas

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

81

Universitas Indonesia

LAMPIRAN

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

Universitas Indonesia

Lampiran 1 Data SAP 2007-2009

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

Location  Notif.date  Changed on  Functional Loc.  Equipment  Description  Main WorkCtr  OREDA  DT (days) 

CDGP‐UP3  5/16/2012  5/16/2012  CD3‐P‐033  CD3‐P‐033/00  Perbaikan Pompa P‐33 CDU III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/16/2012  5/16/2012  CD3‐P‐038  CD3‐P‐038/00  Perbaikan Pompa P‐38 CDU III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/16/2012  5/16/2012  CD3‐P‐039  CD3‐P‐039/00  Perbaikan Pompa P‐39 CDU III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/9/2012  5/31/2012  CD3‐INTSYS  CD3‐FT‐8346/00  PM RUTIN CD3‐FT‐8346/00  PEM1‐INT 

CDGP‐UP3  5/9/2012  5/31/2012  CD3‐INTSYS  CD3‐FV‐8346/00  PM RUTIN CD3‐FV‐8346/00  PEM1‐INT 

CDGP‐UP3  5/8/2012  5/8/2012  CD3‐P‐031  CD3‐P‐031/00  Perbaikan Coupling P‐31 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/20/2012  4/24/2012  CD3‐P‐012  CD3‐P‐012/00  P‐12 CD III membran coupling putus  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/9/2012  4/9/2012  CD3‐P‐004  CD3‐P‐004/00  Perbaikan Pompa P‐04 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/27/2012  5/31/2012  CD3‐INTSYS  CD3‐FT‐8345/00  PM RUTIN CD3‐FT‐8345/00  PEM1‐INT 

CDGP‐UP3  3/27/2012  6/5/2012  CD3‐P‐005  CD3‐P‐005/00  PM RT : REBOILING COLUMN 2 PUMP CD3‐P‐00  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/27/2012  5/17/2012  CD3‐P‐011A  CD3‐P‐011A/00  PM RT : TRANSPORT/REBOILING ,CD3‐P‐011A/  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/27/2012  5/3/2012  CD3‐P‐012  CD3‐P‐012/00  PM RT : C.O TO REB.STAB PUMP CD3‐P‐012  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/27/2012  6/2/2012  CD3‐P‐005  CD3‐PM‐005/00  PM RT : REBOILING COLUMN II PUMP MTR PM‐  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  3/27/2012  6/2/2012  CD3‐P‐011A  CD3‐PM‐83‐11A/00  PM RT : TRANS/REBOIL STAB PUMP MTR‐011A  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  3/27/2012  5/3/2012  CD3‐P‐012  CD3‐T‐012/00  PM RT : C.O TO REB.STAB PUMP CD3‐T‐012/0  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/6/2012  3/6/2012  CD3‐P‐027  CD3‐P‐027/00  Perbaikan Mechanical seal P‐27 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  2/14/2012  2/15/2012  CD3‐P‐026  CD3‐P‐026/00  Perbaikan Pompa P‐26 CDU III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/31/2012  2/28/2012  CD3‐P‐005  CD3‐MCC‐PM‐005/00  PM RT : LV CONTROL MOTOR PM‐005 CD3‐MCC‐  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  1/31/2012  2/28/2012  CD3‐P‐006  CD3‐MCC‐PM‐006/00  PM RT : LV CONTROL MOTOR PM‐006 CD3‐MCC  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  1/31/2012  2/28/2012  CD3‐P‐005  CD3‐P‐005/00  PM RT : REBOILING COLUMN 2 PUMP CD3‐P‐00  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/31/2012  3/2/2012  CD3‐P‐006  CD3‐P‐006/00  PM RT : REBOILING COLUMN 2 PUMP CD3‐P‐06  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/31/2012  2/28/2012  CD3‐P‐005  CD3‐PM‐005/00  PM RT : REBOILING COLUMN II PUMP MTR PM‐  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  1/31/2012  2/28/2012  CD3‐P‐006  CD3‐PM‐006/00  PM RT : REBOILING COLUMN II PUMP MTR  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  1/22/2012  2/22/2012  CD3‐P‐011  CD3‐P‐011/00  PM RT : CRUDE OIL TR TO CD3‐P‐011/0  PEM1‐ROT 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  1/22/2012  2/23/2012  CD3‐P‐011  CD3‐T‐011/00  PM RT : CRUDE OIL TR TO C‐1 CD3‐T‐011/0  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/20/2012  1/26/2012  CD3‐P‐006  CD3‐PM‐006/00  Motor PM‐06 CDU‐3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  1/10/2012  2/3/2012  CD3‐P‐011A  CD3‐MCC‐83‐11A/00  PM RT : LV CONTROL MOTOR PM‐83‐11A  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  1/10/2012  2/8/2012  CD3‐P‐011A  CD3‐P‐011A/00  PM RT : TRANSPORT/REBOILING ,CD3‐P‐011A/  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/10/2012  2/3/2012  CD3‐P‐011A  CD3‐PM‐83‐11A/00  PM RT : TRANS/REBOIL STAB PUMP MTR‐011A  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  1/9/2012  CD3‐P‐004  CD3‐P‐004/00  Perbaikan Motor P#4 CDIII  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/2/2012  1/31/2012  CD3‐P‐012  CD3‐P‐012/00  PM RT : C.O TO REB.STAB PUMP CD3‐P‐012  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/2/2012  1/31/2012  CD3‐P‐012  CD3‐T‐012/00  PM RT : C.O TO REB.STAB PUMP CD3‐T‐012/0  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/1/2011  12/2/2011 CD3‐MAINFEEDER  CD3‐16‐D‐2‐B/00  Fasilitas listrik T/A CDU 3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  10/24/2011  11/23/2011  CD3‐P‐005  CD3‐P‐005/00  PM RT : REBOILING COLUMN 2 PUMP CD3‐P‐00  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/24/2011  11/23/2011  CD3‐P‐005  CD3‐PM‐005/00  PM RT : REBOILING COLUMN II PUMP MTR PM‐  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  10/19/2011  1/19/2012  CD3‐P‐006  CD3‐PM‐006/00  Perbaikan Motor Pompa 6 CD 3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  10/16/2011  11/11/2011  CD3‐INTSYS  CD3‐FT‐8346/00  PM RUTIN CD3‐FT‐8346/00  PEM1‐INT 

CDGP‐UP3  10/16/2011  11/11/2011  CD3‐INTSYS  CD3‐FV‐8346/00  PM RUTIN CD3‐FV‐8346/00  PEM1‐INT 

CDGP‐UP3  10/16/2011  11/18/2011  CD3‐P‐006  CD3‐P‐006/00  PM RT : REBOILING COLUMN 2 PUMP CD3‐P‐06  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/16/2011  11/24/2011  CD3‐P‐006  CD3‐PM‐006/00  PM RT : REBOILING COLUMN II PUMP MTR  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  10/3/2011  11/23/2011  CD3‐P‐017  CD3‐PM‐017/00  Perbaikan Motor Pompa 17 CD3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  10/3/2011  1/19/2012  CD3‐P‐018  CD3‐PM‐018/00  Perbaikan Motor Pompa 18 CD3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  10/3/2011  1/19/2012  CD3‐P‐020  CD3‐PM‐020/00  Perbaikan Motor Pompa 20 CD3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  10/3/2011  11/10/2011  CD3‐P‐022  CD3‐PM‐022/00  Perbaikan Motor Pompa 22 CD3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  10/3/2011  3/7/2012  CD3‐P‐030  CD3‐PM‐030/00  Perbaikan Motor Pompa 30 CD3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  10/3/2011  1/19/2012  CD3‐P‐032  CD3‐PM‐032/00  Perbaikan Motor Pompa 32 CD3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  10/3/2011  11/10/2011  CD3‐INTSYS  CD3‐FT‐8345/00  PM RUTIN CD3‐FT‐8345/00  PEM1‐INT 

CDGP‐UP3  10/3/2011  11/10/2011  CD3‐P‐011  CD3‐P‐011/00  PM RT : CRUDE OIL TR TO CD3‐P‐011/0  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/3/2011  11/15/2011  CD3‐P‐011  CD3‐T‐011/00  PM RT : CRUDE OIL TR TO C‐1 CD3‐T‐011/0  PEM1‐ROT 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  9/29/2011  2/25/2012  CD3‐P‐004  CD3‐P‐004/00  Perbaikan Pompa 4 Cd 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  9/29/2011  10/17/2011  CD3‐P‐006  CD3‐P‐006/00  Perbaikan Pompa 6 Cd 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  9/29/2011  10/31/2011  CD3‐P‐017  CD3‐PM‐017/00  Overhaul  Pompa P#17 CD 3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  9/28/2011  1/19/2012  CD3‐P‐009 CD3‐MCC‐PM‐009A/00  Perbaikan Motor P#9 CD 3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  9/28/2011  11/3/2011  CD3‐P‐011A  CD3‐P‐011A/00  PM RT : TRANSPORT/REBOILING ,CD3‐P‐011A/  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  9/28/2011  10/25/2011  CD3‐P‐011A  CD3‐PM‐83‐11A/00  PM RT : TRANS/REBOIL STAB PUMP MTR‐011A  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  9/19/2011  10/26/2011  CD3‐P‐012  CD3‐P‐012/00  PM RT : C.O TO REB.STAB PUMP CD3‐P‐012  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  9/19/2011  10/26/2011  CD3‐P‐012  CD3‐T‐012/00  PM RT : C.O TO REB.STAB PUMP CD3‐T‐012/0  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  9/6/2011  9/7/2011  CD3‐P‐009  CD3‐P‐009A/00  Perbaikan Bearing Pompa P#9A CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  9/6/2011  10/17/2011  CD3‐P‐015  CD3‐P‐015/00  Perbaikan bearing P#15 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  8/25/2011  2/25/2012  CD3‐P‐015  CD3‐P‐015/00  Penggantian Bearing P#15 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  8/15/2011  2/28/2012  CD3‐P‐009  CD3‐P‐009A/00  Perbaikan Mech. Seal P#9A CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  8/11/2011  8/12/2011  CD3‐P‐001  CD3‐P‐001/00  Perbaikan P#1CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  8/11/2011  8/12/2011  CD3‐P‐002  CD3‐P‐002/00  Perbaikan P#2CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  7/29/2011  8/25/2011  CD3‐P‐015  CD3‐P‐015/00  Perbaikan Bearing Pompa P#15 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  7/17/2011  8/17/2011  CD3‐P‐005  CD3‐MCC‐PM‐005/00  PM RT : LV CONTROL MOTOR PM‐005 CD3‐MCC‐  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  7/17/2011  8/12/2011  CD3‐P‐005  CD3‐P‐005/00  PM RT : REBOILING COLUMN 2 PUMP CD3‐P‐00  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  7/17/2011  8/17/2011  CD3‐P‐005  CD3‐PM‐005/00  PM RT : REBOILING COLUMN II PUMP MTR PM‐  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  7/10/2011  8/9/2011  CD3‐P‐006  CD3‐MCC‐PM‐006/00  PM RT : LV CONTROL MOTOR PM‐006 CD3‐MCC  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  7/10/2011  8/5/2011  CD3‐P‐006  CD3‐P‐006/00  PM RT : REBOILING COLUMN 2 PUMP CD3‐P‐06  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  7/10/2011  8/9/2011  CD3‐P‐006  CD3‐PM‐006/00  PM RT : REBOILING COLUMN II PUMP MTR  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  7/3/2011  7/27/2011  CD3‐P‐011  CD3‐P‐011/00  PM RT : CRUDE OIL TR TO CD3‐P‐011/0  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  7/3/2011  7/27/2011  CD3‐P‐011  CD3‐T‐011/00  PM RT : CRUDE OIL TR TO C‐1 CD3‐T‐011/0  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/26/2011  7/22/2011  CD3‐P‐011A  CD3‐MCC‐83‐11A/00  PM RT : LV CONTROL MOTOR PM‐83‐11A  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  6/26/2011  7/20/2011  CD3‐P‐011A  CD3‐P‐011A/00  PM RT : TRANSPORT/REBOILING ,CD3‐P‐011A/  PEM1‐ROT 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  6/26/2011  7/22/2011  CD3‐P‐011A  CD3‐PM‐83‐11A/00  PM RT : TRANS/REBOIL STAB PUMP MTR‐011A  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  6/20/2011  6/27/2011  CD3‐P‐003  CD3‐P‐003/00  Perbaikan Bearing Pompa 3 Cd 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/19/2011  7/13/2011  CD3‐P‐012  CD3‐P‐012/00  PM RT : C.O TO REB.STAB PUMP CD3‐P‐012  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/19/2011  7/13/2011  CD3‐P‐012  CD3‐T‐012/00  PM RT : C.O TO REB.STAB PUMP CD3‐T‐012/0  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/19/2011  5/20/2011  CD3‐P‐011  CD3‐P‐011/00  O/H Pompa P‐11 CDU III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/18/2011  5/19/2011  CD3‐6‐10  CD3‐108‐A/00  Perbaikan HE 108A CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  5/18/2011  12/31/2011  CD3‐6‐9  CD3‐108‐B/00  Perbaikan HE 108B CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  5/16/2011  5/19/2011  CD3‐P‐004  CD3‐P‐004/00  O/H Motor PM‐04 CDU III  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  5/6/2011  3/1/2012  CD3‐P‐033  CD3‐P‐033/00  Perbaikan P#33 Unit CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/6/2011  12/24/2011  CD3‐P‐010  CD3‐P‐010/00  Perbaikan P#10 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/6/2011  4/8/2011  CD3‐P‐012  CD3‐P‐012/00  Perbaikan P#12 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/6/2011  12/22/2011  CD3‐P‐027  CD3‐P‐027/00  Perbaikan P#27 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/5/2011  12/23/2011  CD3‐P‐001  CD3‐P‐001/00  Perbaikan P#1 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/2/2011  2/28/2012  CD3‐P‐026  CD3‐P‐026/00  Perbaikan P#26 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/2/2011  3/1/2012  CD3‐P‐032  CD3‐P‐032/00  Perbaikan P#32 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  2/25/2011  2/26/2011  CD3‐P‐017  CD3‐PM‐017/00  O/H Motor PM‐17 CDU‐3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  2/14/2011  2/15/2011  CD3‐P‐006  CD3‐PM‐006/00  Kirim motor PM‐06 CDU3 ke Workshop  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  2/8/2011  12/28/2011  CD3‐P‐027  CD3‐P‐027/00  Perbaikan Pompa P#27 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/13/2011  1/14/2011  CD3‐P‐028  CD3‐P‐028/00  Perbaikan P#28 Mechseal Bocor CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/12/2011  1/14/2011  CD3‐P‐017  CD3‐P‐017/00  Perbaikan P#17  Mechseal Bocor CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/10/2011  1/11/2011  CD3‐P‐017  CD3‐P‐017/00  Perbaikan P#17  Mechseal Bocor CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/10/2011  2/1/2012  CD3‐P‐028  CD3‐P‐028/00  Perbaikan P#28 Mechseal Bocor CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/28/2010  1/6/2011  CD3‐P‐006  CD3‐PM‐006/00  Ganti Bearing Motor Pompa#6 CD3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  12/20/2010  2/3/2011  CD3‐5‐2  CD3‐5‐2/00  Perbaikan Condensor 5‐2 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  11/25/2010  12/16/2010  CD3‐P‐006  CD3‐P‐006/00  Perbaikan P#6 CD3  PEM1‐ROT 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  11/11/2010  1/7/2012  CD3‐P‐038  CD3‐P‐038/00  Perbaikan Pompa #38 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  11/10/2010  1/7/2012  CD3‐P‐011  CD3‐P‐011/00  Perbaikan P#11 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/22/2010  1/28/2012  CD3‐P‐009  CD3‐P‐009A/00  Perbaikan P#9 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/22/2010  10/25/2010  CD3‐P‐022  CD3‐P‐022/00  Perbaikan P#22 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/22/2010  2/16/2012  CD3‐P‐023  CD3‐P‐023/00  Perbaikan P#23 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/15/2010  11/8/2010  CD3‐P‐010  CD3‐PM‐010/00  Perbaikan Motor Pompa 10 CD3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  10/4/2010  10/7/2010  CD3‐P‐038  CD3‐PM‐038/00  Perbaikan P#38 CPI CD3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  10/4/2010  10/7/2010  CD3‐P‐039  CD3‐PM‐039/00  Perbaikan P#39 CPI CD3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  9/29/2010  12/31/2010  CD3‐P‐038  CD3‐PM‐038/00  Perbaikan Bearing motor P‐38 CPI CD III  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  9/29/2010  11/8/2010  CD3‐P‐039  CD3‐PM‐039/00  Perbaikan Bearing motor P‐39 CPI CD III  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  9/24/2010  9/24/2010  CD3‐6‐5  CD3‐6‐5/00  Perbaikan HE 6‐5 CD‐III  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  8/30/2010  11/19/2011  CD3‐P‐002  CD3‐P‐002/00  Perbaikan P#2 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  8/24/2010  1/1/2011  CD3‐P‐001  CD3‐P‐001/00  Perbaikan P#1 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  8/23/2010  8/24/2010  CD3‐P‐009  CD3‐P‐009/00  Perbaikan P#9 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  8/23/2010  3/1/2012  CD3‐P‐010  CD3‐P‐010/00  Perbaikan P#10 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  7/26/2010  4/14/2011  CD3‐P‐009  CD3‐P‐009/00  Perbaikan  P#9 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  7/26/2010  9/24/2010  CD3‐P‐015  CD3‐P‐015/00  Perbaikan P#15 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  7/16/2010  9/28/2010  CD3‐5‐1  CD3‐5‐1/00  Perbaikan Condensor 5‐1 CD III  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  7/16/2010  3/2/2011  CD3‐5‐3  CD3‐5‐3/00  Perbaikan CD I,II,III & STAB A,B,C  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  7/16/2010  3/31/2011  CD3‐P‐033  CD3‐P‐033/00  Perbaikan P#33 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/28/2010  8/27/2010  CD3‐6‐2  CD3‐6‐2/00  Perbaikan HE 6‐2 CD III  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  6/24/2010  1/20/2011  CD3‐P‐033  CD3‐PM‐033/00  Perbaikan P# 33 CD III  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  6/23/2010  3/26/2011  CD3‐P‐009  CD3‐P‐009A/00  Perbaikan P# 9A CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/7/2010  12/24/2010  CD3‐K‐83‐002  CD3‐KM‐83‐002/00  Overhaul Motor IDF Furnace CD III  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  6/4/2010  12/20/2011  CD3‐8‐2  CD3‐8‐2/00  Perbaikan Accumulator 8‐2 CD III  PEM1‐STA 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  6/4/2010  12/20/2011  CD3‐8‐3  CD3‐8‐3/00  Perbaikan Accumulator 8‐3 CD III  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  6/4/2010  12/24/2010  CD3‐P‐027  CD3‐PM‐027/00  Perbaikan P# 27 CD III  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  6/3/2010  3/18/2011  CD3‐4‐8  CD3‐4‐8/00  Perbaikan Cooler 4‐8 CD III  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  6/3/2010  3/22/2011  CD3‐P‐038  CD3‐P‐038/00  Perbaikan P# 38 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/1/2010  3/26/2011  CD3‐P‐031  CD3‐P‐031/00  Perbaikan P# 31 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/20/2010  3/18/2011  CD3‐P‐026  CD3‐P‐026/00  Perbaikan P#26 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/5/2010  3/16/2011  CD3‐P‐003  CD3‐P‐003/00  Perbaikan P#3 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/5/2010  3/16/2011  CD3‐P‐005  CD3‐P‐005/00  Perbaikan P#5 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/5/2010  3/18/2011  CD3‐P‐009  CD3‐P‐009/00  Perbaikan P#9 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/5/2010  3/17/2011  CD3‐P‐010  CD3‐P‐010/00  Perbaikan P#10 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/5/2010  3/18/2011  CD3‐P‐011  CD3‐P‐011/00  Perbaikan P#11 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/5/2010  5/31/2012  CD3‐P‐012  CD3‐P‐012/00  Perbaikan P#12 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/5/2010  2/24/2011  CD3‐P‐029  CD3‐P‐029/00  Perbaikan P#29 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/5/2010  2/28/2012  CD3‐P‐033  CD3‐P‐033/00  Perbaikan P#33 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/31/2010  5/11/2010  CD3‐P‐003  CD3‐P‐003/00  Perbaikan P#3 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/30/2010  12/14/2010  CD3‐P‐002  CD3‐P‐002/00  Perbaikan Membran Coupling P#2 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/30/2010  3/16/2011  CD3‐P‐002  CD3‐P‐002/00  Perbaikan Coupling P#2 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/15/2010  3/16/2011  CD3‐P‐005  CD3‐P‐005/00  Perbaikan P#5 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/15/2010  3/16/2011  CD3‐P‐006  CD3‐P‐006/00  Perbaikan P#6 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/5/2010  5/14/2010  CD3‐INTSYS  CD3‐LT‐8346/00  Perbaikan Instrumentasi CD3 (LC)  PEM1‐INT 

CDGP‐UP3  2/15/2010  3/15/2011  CD3‐P‐032  CD3‐P‐032/00  Perbaikan P#32 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  2/15/2010  3/15/2011  CD3‐P‐033  CD3‐P‐033/00  Perbaikan P#33 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  2/8/2010  12/20/2011  CD3‐5‐1  CD3‐5‐1/00  Perbaikan Condensor 5‐1 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/8/2010  3/18/2011  CD3‐5‐2  CD3‐5‐2/00  Perbaikan Condensor 5‐2 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/8/2010  12/20/2011  CD3‐5‐5  CD3‐5‐5/00  Perbaikan Condensor 5‐5 CD3  PEM1‐STA 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  1/18/2010  3/15/2011  CD3‐P‐001  CD3‐P‐001/00  Perbaikan P#1 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/28/2009  12/20/2011  CD3‐5‐2  CD3‐5‐2/00  Perbaikan Condensor 5‐2 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  12/28/2009  12/20/2011  CD3‐6‐2  CD3‐6‐2/00  Perbaikan HE 6‐2 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  12/28/2009  3/11/2011  CD3‐P‐011A  CD3‐P‐011A/00  Perbaikan P#11 A CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/23/2009  11/15/2010  CD3‐P‐009  CD3‐P‐009/00  Perbaikan P#9 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/23/2009  3/11/2011  CD3‐P‐009  CD3‐P‐009A/00  Perbaikan P#9A CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/22/2009  3/11/2011  CD3‐P‐009  CD3‐P‐009/00  Perbaikan P#9 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/17/2009  2/12/2011  CD3‐P‐010  CD3‐P‐010/00  Perbaiki P‐10 Residue CD‐3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/14/2009  2/1/2012  CD3‐3‐2  CD3‐3‐2/00  Retube Deplagmator 3‐2 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  12/11/2009  3/22/2010  CD3‐K‐83‐002  CD3‐KM‐83‐002/00  Perbaikan motor IDF 83002 CD3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  12/10/2009  4/2/2011  CD3‐F‐1  CD3‐F‐1/00  Perbaikan Furnace F1 CD 3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  12/10/2009  12/24/2009  CD3‐F‐2  CD3‐F‐2/00  Perbaikan Furnace F2 CD 3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  12/8/2009  12/21/2009  CD3‐3‐2  CD3‐3‐2/00  Perbaikan Deplagmator 3‐2 CD 3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  12/8/2009  12/20/2011  CD3‐4‐13  CD3‐4‐13/00  Perbaikan Cooler 4‐13 CD 3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  12/8/2009  12/20/2011  CD3‐4‐4  CD3‐4‐4/00  Perbaikan Cooler 4‐4 CD 3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  12/8/2009  12/20/2011  CD3‐4‐7  CD3‐4‐7/00  Perbaikan Cooler 4‐7 CD 3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  12/8/2009  12/20/2011  CD3‐4‐8  CD3‐4‐8/00  Perbaikan Cooler 4‐8 CD 3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  11/11/2009  2/18/2011  CD3‐P‐031  CD3‐P‐031/00  Perbaikan P#31 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  11/11/2009  12/16/2009  CD3‐P‐036  CD3‐P‐036/00  Perbaikan P#36 (CPI) CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  11/11/2009  12/16/2009  CD3‐P‐037  CD3‐P‐037/00  Perbaikan P#37 (CPI) CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/29/2009  10/30/2009  CD3‐P‐015  CD3‐P‐015/00  perbaiki pompa P.15 CD III  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  10/23/2009  11/15/2010  CD3‐P‐007  CD3‐P‐007/00  Perbaikan P#7 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/23/2009  11/15/2010  CD3‐P‐008  CD3‐P‐008/00  Perbaikan P#8 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/9/2009  12/20/2011  CD3‐6‐3  CD3‐6‐3/00  Perbaikan HE 6‐3 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  10/6/2009  2/3/2011  CD3‐P‐026  CD3‐P‐026/00  Perbaikan P#26 CD3  PEM1‐ROT 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  9/23/2009  2/3/2011  CD3‐P‐015  CD3‐P‐015/00  Perbaikan P#15 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  8/27/2009  2/2/2011  CD3‐P‐009  CD3‐P‐009/00  Perbaikan P#9 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  7/31/2009  12/20/2011  CD3‐6‐4  CD3‐6‐4/00  Perbaikan HE 6‐4 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  7/23/2009  2/3/2011  CD3‐P‐027  CD3‐P‐027/00  Perbaikan P#27 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  7/15/2009  10/22/2009  CD3‐6‐10  CD3‐108‐A/00  Perbaikan HE 108A CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  7/15/2009  3/18/2011  CD3‐6‐3  CD3‐6‐3/00  Perbaikan HE 6‐3 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  7/1/2009  7/6/2009  CD3‐6‐5  CD3‐6‐5/00  Perbaikan HE 6‐5 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  7/1/2009  6/21/2010  CD3‐6‐6  CD3‐6‐6/00  Perbaikan HE 6‐6 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  6/25/2009  1/28/2011  CD3‐P‐010  CD3‐P‐010/00  perbaiki pompa P.10 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/11/2009  6/11/2009  CD3‐P‐003  CD3‐P‐003/00  Perbaikan P#3 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/8/2009  3/18/2011  CD3‐F‐1  CD3‐F‐1/00  Perbaikan Tube Furnace 1‐2 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  6/2/2009  1/24/2011  CD3‐4‐8  CD3‐4‐8/00  Cooler 4‐8 CD‐III, Perbaikan bocor tube  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  6/1/2009  6/1/2009  CD3‐4‐13  CD3‐4‐13/00  Cooler 4‐13 CD‐III ‐ Perbaikan bocoran  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  6/1/2009  6/1/2009  CD3‐4‐3  CD3‐4‐3/00  Cooler 4‐3 CD‐III ‐ Perbaikan bocoran  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  6/1/2009  1/24/2011  CD3‐4‐5  CD3‐4‐5/00  Cooler 4‐5 CD‐III ‐ Perbaikan bocoran  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  6/1/2009  6/1/2009  CD3‐5‐2  CD3‐5‐2/00  Condensor 5‐2 CD‐III , perbaikan bocoran  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  5/25/2009  6/22/2009  CD3‐P‐014  CD3‐T‐014/00  Perbaikan Turbin P#14 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/19/2009  5/19/2009  CD3‐P‐001  CD3‐P‐001/00  Alignment P#01 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/19/2009  5/19/2009  CD3‐P‐011  CD3‐P‐011/00  Perbaikan pompa P.11 CD‐III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/8/2009  12/16/2011  CD3‐F‐2  CD3‐F‐2/00  Perbaikan Furnace 1&2 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  5/8/2009  5/14/2009  CD3‐P‐001  CD3‐P‐001/00  Perbaikan P#1 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/8/2009  1/28/2011  CD3‐P‐005  CD3‐P‐005/00  Perbaikan P#5 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/6/2009  5/6/2009  CD3‐P‐014  CD3‐P‐014/00  Perbaikan Pompa P.14 CD‐III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/27/2009  1/22/2011  CD3‐P‐038  CD3‐P‐038/00  Perbaikan P#38 CPI CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/20/2009  6/4/2009  CD3‐4‐3  CD3‐4‐3/00  Perbaikan Cooler 4‐3 CD3  PEM1‐STA 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  3/11/2009  6/3/2009  CD3‐P‐039  CD3‐P‐039/00  Perbaikan P#39 CPI CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  2/27/2009  1/24/2011  CD3‐4‐3  CD3‐4‐3/00  Cooler 4‐8 CD‐III ; Perb.bocoran tube &  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/26/2009  1/24/2011  CD3‐3‐2  CD3‐3‐2/00  Deplegmator 3‐2 CD‐III ; perb.tube bocor  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/24/2009  1/24/2011  CD3‐4‐3  CD3‐4‐3/00  Cooler 4‐3 CD‐III ; Perb. Kebocoran tube  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/23/2009  9/30/2009  CD3‐3‐2  CD3‐3‐2/00  Perbaikan Dephlagmator 3‐2 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/23/2009  9/30/2009  CD3‐4‐8  CD3‐4‐8/00  Perbaikan Cooler 4‐8 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/23/2009  1/24/2011  CD3‐4‐12  CD3‐4‐12/00  Cooler 4‐12 CD‐III , Ganti Shell Cover &  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/10/2009  1/24/2011  CD3‐4‐4  CD3‐4‐4/00  Perbaikan Cooler 4‐4 CD‐III, bocor tube  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/10/2009  1/24/2011  CD3‐4‐7  CD3‐4‐7/00  Perbaikan Cooler 4‐7 CD‐III, bocor tube  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/5/2009  5/29/2009  CD3‐4‐12  CD3‐4‐12/00  Perbaikan Cooler 4‐12 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/4/2009  1/24/2011  CD3‐4‐13  CD3‐4‐13/00  Perbaikan Cooler 4‐13 CD‐III  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/3/2009  12/20/2011  CD3‐8‐4  CD3‐8‐4/00  Modifikasi Line Drain Accu tank 8‐4  CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  2/3/2009  1/22/2011  CD3‐P‐031  CD3‐P‐031/00  Perbaikan P#31 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/30/2009  9/30/2009  CD3‐4‐13  CD3‐4‐13/00  Perbaikan Cooler 4‐13 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  1/27/2009  9/30/2009  CD3‐4‐2  CD3‐4‐2/00  Perbaikan Cooler 4‐4 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  1/23/2009  9/30/2009  CD3‐4‐7  CD3‐4‐7/00  Perbaikan Cooler 4‐7 CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  1/19/2009  2/4/2009  CD3‐P‐038  CD3‐P‐038/00  Perbaikan P#38 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/13/2009  5/19/2009  CD3‐P‐006  CD3‐P‐006/00  Perbaikan P#6 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/26/2008  1/21/2009  CD3‐6‐10  CD3‐108‐A/00  Perbaikan HE 108a CD3  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  12/3/2008  1/22/2011  CD3‐P‐003  CD3‐P‐003/00  Perbaikan P#3 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/29/2008  1/3/2010  CD3‐5‐5  CD3‐5‐5/00  retubing Cond 5‐5 CDU III  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  1/24/2008  3/12/2010  CD3‐K‐83‐002  CD3‐KM‐83‐002/00  Overhaul motor IDF CD3  PEM1‐LIS 

CDGP‐UP3  1/4/2008  10/6/2009  CD3‐3‐2  CD3‐3‐2/00  Depl 3‐2 CD3 bocor tube  PEM1‐STA 

CDGP‐UP3  200008286  CD3‐P‐001/00  GANTI  MECH.SEAL & BEARING  P‐01 CD‐3  ? 

CDGP‐UP3  200009824  CD3‐P‐001/00  PERBAIKI P‐1 CD‐3 COUPLING RUSAK  LOO  3 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  CD3‐P‐001/00  GANTI  MECH.SEAL & BEARING  P‐01 CD‐3  ? 

CDGP‐UP3  CD3‐P‐001/00  GANTI COUPLING  P‐01  CD‐3  LOO  1 

CDGP‐UP3  200014228  CD3‐P‐001/00  mech seal P#1 CD 3 bocor  INL  2 

CDGP‐UP3  200008103  CD3‐P‐002/00  PERBAIKI P‐2 CD‐3 ‐ BEARING MACET (LIHAT  BRD  4 

CDGP‐UP3  200015113  CD3‐P‐002/00  Perbaiki kopling P#2 CD 3 putus  BRD  3 

CDGP‐UP3  CD3‐P‐002/00  PERBAIKI P‐2, BOCOR DI CD‐3 

CDGP‐UP3  200024025  CD3‐P‐003/00  Pasang mechnical seal P‐3 CD‐3  INL  3 

CDGP‐UP3  200024986  CD3‐P‐003/00  Perbaikan P#3 CD3 

CDGP‐UP3  200023939  CD3‐P‐003/00  Perbaiki mech seal P#4 CD3  INL  2 

CDGP‐UP3  200017282  CD3‐P‐003/00  Perbaiki bearing P#3 CD3 rusak  BRD  1 

CDGP‐UP3  200017424  CD3‐P‐004/00  perbaikan P‐4 CD‐III  UNK  9 

CDGP‐UP3  200008083  CD3‐P‐005/00  PERBAIKI P.5 CDU3, PUTUS KOPLING  BRD  2 

CDGP‐UP3  200010769  CD3‐P‐005/00  PERBAIKI P‐5 CD‐3 MECH SEAL BOCOR  INL  1 

CDGP‐UP3  200014134  CD3‐P‐006/00  mech seal P#6 CD 3 bocor  INL  3 

CDGP‐UP3  200014138  CD3‐P‐006/00  perbaiki bearing P#6 CD 3  NOI  2 

CDGP‐UP3  200009928  CD3‐P‐009/00  PERBAIKI P‐9 CD‐3 MECH SEAL BOCOR  INL  3 

CDGP‐UP3  200017854  CD3‐P‐009/00  Ganti membran kopling P#9 CD3  BRD  1 

CDGP‐UP3  200019905  CD3‐P‐009/00  Perbaikan pompa P‐09 CD III  OTH  6 

CDGP‐UP3  200019968  CD3‐P‐009A/00  Perbaikan pompa P‐09.A CD III  OTH 

CDGP‐UP3  200018182  CD3‐P‐009A/00  Ganti bearing P#9A CD3  NOI  2 

CDGP‐UP3  200016962  CD3‐P‐010/00  Penggantian sealing system P‐10 CD‐III  INL  1 

CDGP‐UP3  200010639  CD3‐P‐011/00  PERBAIKI P‐11 CD‐3 C/W SLEEVE GASKET RSK  INL  4 

CDGP‐UP3  200016924  CD3‐P‐013/00  Ganti m. seal P#13 CD III  INL  4 

CDGP‐UP3  200017454  CD3‐P‐018/00  Bearing P#18 CD3 rusak 

CDGP‐UP3  200017465  CD3‐P‐019/00  Bearing P#19 CD3 rusak 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  200013971  CD3‐P‐020/00  m. seal P#20 bocor di CD 3 

CDGP‐UP3  200013972  CD3‐P‐021/00  m.seal P#21  CD 3 bocor 

CDGP‐UP3  200007513  CD3‐P‐026/00  hARAP SPERBAIKI P‐26 CD‐3 VIBRASI TINGGI 

CDGP‐UP3  200022269  CD3‐P‐027/00  Perbaikan pompa P‐27 

CDGP‐UP3  200016074  CD3‐P‐027/00  Perbaiki M. seal P#27 CD 3 

CDGP‐UP3  200007514  CD3‐P‐027/00  PERBAIKI P‐27 CD‐3 KOPLING RUSAK 

CDGP‐UP3  CD3‐P‐028/00  PERBAIKI P‐28, KRG ISAP DI CD‐3  LOO  1 

CDGP‐UP3  200009948  CD3‐P‐028/00  PERBAIKI P‐28 CDU‐3 COUPLING RUSAK  BRD 

CDGP‐UP3  200022869  CD3‐P‐033/00  Perbaikan pompa P‐033 CD III. 

CDGP‐UP3  200017466  CD3‐P‐033/00  Bearing P#33 CD3 rusak 

CDGP‐UP3  200018697  CD3‐P‐034/00  Perbaikan Pompa 34 CD‐III  OTH  ########### 

CDGP‐UP3  200013407  CD3‐P‐036/00  pemasangan P#33/34 ex Cracking di CD 3 

CDGP‐UP3  200015786  CD3‐P‐037/00  perbaikan pompa 37 (CPI) CD‐III 

CDGP‐UP3  200009562  CD3‐P‐037/00  PERBAIKI P‐37 CD‐3 COUPLING RUSAK 

CDGP‐UP3  200008717  CD3‐P‐038/00  PERBAIKI P‐38 CPI CD‐3 KOPLING RUSAK 

CDGP‐UP3  200022875  CD3‐P‐038/00  Perbaikan pompa P‐038 (CPI) CD III 

CDGP‐UP3  200008159  CD3‐P‐038/00  PERBAIKI P.38 SLOPS CDU3 RSK KOPLING 

CDGP‐UP3  200015051  CD3‐P‐039/00  Pompa 39 CD 3 macet 

CDGP‐UP3  200009563  CD3‐P‐039/00  PERBAIKI P‐39 CD‐3 COUPLING RUSAK 

CDGP‐UP3  200019954  CD3‐P‐039/00  Perbaikan pompa P‐39 (CPI) CD 3 

CDGP‐UP3  200008160  CD3‐P‐039/00  PERBAIKI P.39 CDU3 CPI RSK KOPLING 

CDGP‐UP3  CD3‐P‐039/00  ROD ROUND.A434.AISI.4140.2 1/2 X 4 M 

CDGP‐UP3  CD3‐P‐039/00  PERBAIKAN P‐39  ( CPI ) CD.3 

CDGP‐UP3  200007515  CD3‐PM‐028/00  PERBAIKI POMPA P‐28 CD‐3 RUSAK MOTOR 

CDGP‐UP3  200018606  CD3‐T‐009/00  Perbaikan Turbin # 9 CD‐III 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  8/24/2010        CD3‐P‐001/00  Perbaikan P#1 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  9/24/2009        CD3‐P‐015/00  Perbaikan P#15 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/13/2010        CD3‐P‐010/00  Perbaikan P#10 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/22/2009        CD3‐P‐010/00  Perbaiki P‐10 Residue CD‐3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/25/2010        CD3‐P‐009A/00  Perbaikan P#9 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/13/2010        CD3‐P‐009/00  Perbaikan P#9 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/23/2009        CD3‐P‐009/00  Perbaikan P#9 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  2/2/2010        CD3‐P‐001/00  Perbaikan P#1 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/6/2010        CD3‐P‐005/00  Perbaikan P#5 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/29/2009        CD3‐P‐010/00  perbaiki pompa P.10 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/13/2010        CD3‐P‐029/00  Perbaikan P#29 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  9/9/2009        CD3‐P‐009/00  Perbaikan P#9 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/8/2010        CD3‐P‐003/00  Perbaikan P#3 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  7/22/2010        CD3‐P‐033/00  Perbaikan P#33 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/4/2009        CD3‐P‐038/00  Perbaikan P#38 CPI CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/5/2010        CD3‐P‐002/00  Perbaikan Coupling P#2 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/9/2009        CD3‐P‐031/00  Perbaikan P#31 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  9/24/2010        CD3‐P‐015/00  Perbaikan P#15 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/1/2009        CD3‐P‐003/00  Perbaikan P#3 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/12/2009        CD3‐P‐027/00  Perbaikan P#27 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/23/2010        CD3‐P‐009A/00  Perbaikan P# 9A CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/23/2009        CD3‐P‐009A/00  Perbaikan P#9A CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/14/2009        CD3‐P‐006/00  Perbaikan P#6 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/15/2010        CD3‐P‐005/00  Perbaikan P#5 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/15/2010        CD3‐P‐006/00  Perbaikan P#6 CD3  PEM1‐ROT 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  11/11/2010        CD3‐P‐011/00  Perbaikan P#11 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/25/2010        CD3‐P‐022/00  Perbaikan P#22 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/25/2010        CD3‐P‐023/00  Perbaikan P#23 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/13/2011        CD3‐P‐028/00  Perbaikan P#28 Mechseal Bocor CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/20/2010        CD3‐P‐026/00  Perbaikan P#26 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  10/12/2009        CD3‐P‐026/00  Perbaikan P#26 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  2/19/2010        CD3‐P‐032/00  Perbaikan P#32 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  8/24/2010        CD3‐P‐010/00  Perbaikan P#10 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  1/11/2011        CD3‐P‐017/00  Perbaikan P#17  Mechseal Bocor CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  2/4/2009        CD3‐P‐031/00  Perbaikan P#31 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  7/28/2010        CD3‐P‐009/00  Perbaikan  P#9 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/18/2010        CD3‐P‐031/00  Perbaikan P# 31 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/3/2010        CD3‐P‐038/00  Perbaikan P# 38 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  3/20/2009        CD3‐P‐039/00  Perbaikan P#39 CPI CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  6/1/2009        CD3‐T‐014/00  Perbaikan Turbin P#14 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/31/2009        CD3‐P‐011A/00  Perbaikan P#11 A CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/8/2009        CD3‐P‐005/00  Perbaikan P#5 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  11/11/2010        CD3‐P‐038/00  Perbaikan Pompa #38 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/13/2010        CD3‐P‐033/00  Perbaikan P#33 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/16/2009        CD3‐P‐036/00  Perbaikan P#36 (CPI) CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  12/16/2009        CD3‐P‐037/00  Perbaikan P#37 (CPI) CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  5/11/2009        CD3‐P‐001/00  Perbaikan P#1 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  8/30/2010        CD3‐P‐002/00  Perbaikan P#2 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  8/24/2010        CD3‐P‐009/00  Perbaikan P#9 CD 3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  4/13/2010        CD3‐P‐011/00  Perbaikan P#11 CD3  PEM1‐ROT 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

CDGP‐UP3  4/13/2010        CD3‐P‐012/00  Perbaikan P#12 CD3  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  2/19/2010        CD3‐P‐033/00  Perbaikan P#33 CD III  PEM1‐ROT 

CDGP‐UP3  2/4/2009        CD3‐P‐038/00  Perbaikan P#38 CD3  PEM1‐ROT 

 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

Universitas Indonesia

Lampiran 2 Database Hierarchy Report

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

Hierarchy Tree ReportTag No Reference system code System name Plant Description Type Function

22-P-203/00

D-22-1225-103-A Propylene Purification Unit. Unit 200. Dea Extraction

PURI-PP DEA DILUTION AND TRANSFER PUMP

Horz OH Q= 5.6 m3/jam; S/D=0.06/4.20; motor?; 5.5 kW

22-P-307/00

PURI-PP COOLING WATER BOOSTER PUMP Horz BB

22-P-308/00

PURI-PP COOLING WATER BOOSTER PUMP Horz BB

23-DA-2101/00

PP TK.CAT PRETREATMENT AGITATOR

Agitator

23-DA-2102/00

PP TK.CAT HOLDING DRUM AGITATOR

Agitator

23-DA-2201/00

PP 1ST REACTOR AGITATOR Agitator

23-DA-2203/00

PP 2ND REACTOR AGITATOR Agitator

23-K-2203/00

PP 2ND REACTOR CIRCULATION GAS BLOWER

Horz Blower

23-K-2206/00

PP RECYCLE GAS COMPRESSOR Recip Comp

23-K-2208/00

03-AD1209 Polypropylene Section 200-9 Propylene Recycle -3

PP RECYCLE HYDROGEN COMPRESSOR

Recip Comp

23-K-2210A/00

Tuesday, August 14, 2012 Page 1 of 7Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

Tag No Reference system code System name Plant Description Type Function

PP POWDER TRANSFER BLOWER Rotary Blower

23-K-2210B/00

PP POWDER TRANSFER BLOWER Rotary Blower

23-K-2901/00

03-AD2901 Polypropykene Section 900-1. PP WASTE GAS BLOWER Rotary Blower

23-K-2911/00

PP REFRIGERATOR COMPRESSOR Screw Comp

23-P-2203A/00

03-AD1208 Polypropylene Section 200-8. P PP PROPYLENE RECYCLE PUMP Vert

23-P-2203B/00

03-AD1208 Polypropylene Section 200-8. P PP PROPYLENE RECYCLE PUMP Vert

23-P-2208A/00

03-AD1208 Polypropylene Section 200-8. P PP PROPYLENE RECYCLE PUMP Vert

23-P-2208B/00

03-AD1208 Polypropylene Section 200-8. P PP PROPYLENE RECYCLE PUMP Vert

23-P-2209A/00

03-AD1202 Polypropylene Section 200-2. P PP PROPYLENE FEED PUMP Vert

23-P-2209B/00

03-AD1202 Polypropylene Section 200-2. P PP PROPYLENE FEED PUMP Vert 45kg/cm2, flow=7ton/h,

23-P-2211A/00

03-AD1204 Polypropylene Section 200-4. Product Washing Propylene

PP MA-2211 PROPYLENE RECYCLE PUMP

Vert

23-P-2211B/00

03-AD1204 Polypropylene Section 200-4. Product Washing Propylene

PP MA-2211 PROPYLENE RECYCLE PUMP

Vert

23-Z-2501-3/00

PP ROTOR CUTTER Z-2501-3

Tuesday, August 14, 2012 Page 2 of 7Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

Tag No Reference system code System name Plant Description Type Function

23-ZV-2207A/00

PP ROTARY VALVE Rotary Feeder

23-ZV-2207B/00

PP ROTARY VALVE Rotary Feeder

23-ZV-2227/00

PP ROTARY VALVE Rotary Feeder

CD3-P-001/00

CD.III-PL-83-10-09 P&ID Crude Distillation Unit III. Reboiling Column -1 Pump

CDU-III REBOILING COLUMN 1 PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 228 m3; H=120 m, Cast Iron/Carbon Steel

CD3-P-002/00

CD.III-PL-83-10-10 P&ID Crude Distillation Unit III. Reboiling Column -1 Pump

CDU-III REBOILING COLUMN 1 PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 228 m3; H=120 m, Cast Iron/Carbon Steel

CD3-P-003/00

CD.III-PL-83-10-07 P&ID Crude Distillation Unit III. Accumulator 8-2

CDU-III TRANSPORT COL.1-2 PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 210 m3/jam; H= 90 m; S. Turbine; 150 Hp/60 kW

CD3-P-004/00

CD.III-PL-83-10-08 P&ID Crude Distillation Unit III. Accumulator 8-3

CDU-III TRANSPORT COL.1-2 PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 230 m3/jam; H= ? m; S. Turbine; 150 Hp/60 kW

CD3-P-005/00

CD.III-PL-83-10-05 CDU-III REBOILING COLUMN 2 PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 200 m3/jam; H= 125 m, motor; 150 kW

CD3-P-006/00

CD.III-PL-83-10-06 CDU-III REBOILING COLUMN 2 PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 200 m3/jam; H= 125 m, motor; 100 kW

CD3-P-009/00

CD.III-PL-83-10-07 CDU-III RESIDUE TO STORAGE PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 150 m3/jam; H= 70 m, turbine; 110 kW

CD3-P-009A/00

Tuesday, August 14, 2012 Page 3 of 7Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

Tag No Reference system code System name Plant Description Type Function

CD.III-PL-83-10-08 CDU-III RESIDUE TO STORAGE PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 230 m3/jam; H= 137 m, turbine; 60 kW

CD3-P-010/00

CD.III-PL-83-10-09 CDU-III RESIDUE TO STORAGE PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 150 m3/jam; H= 137 m, motor; 110 kW

CD3-P-011/00

CD.III-PL-83-10-03 CDU-III REBOILING STABILIZER PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 220 m3/jam; H= 70 m, turbine; 44.7 kW

CD3-P-012/00

CD.III-PL-83-10-05 CDU-III REBOILING STABILIZER PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 220 m3/jam; H= 70 m, turbine; 44.7 kW

CD3-P-013/00

CD.III-PL-83-10-01 CDU-III CRUDE OIL SUPPLYING PUMP Centrifugal Pump, Horz, BB

Q= 83 m3/jam; H= 136 m, turbine; 60 kW

CD3-P-014/00

CD.III-PL-83-10-02 CDU-III CRUDE OIL FEED PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 230 m3/jam; H= 159 m, turbine; 60 kW

CD3-P-015/00

CD.III-PL-83-10-03 CDU-III CRUDE OIL FEED PUMP Centrifugal Pump, Horz, OH

Q= 230 m3/jam; H= 169 m, turbine; 231 kW

CD3-P-028/00

CD.III-PL-83-10-07 P&ID Crude Distillation Unit III. Accumulator 8-2

CDU-III LKD PRODUCT&REFLUX COLUMN 2 PUMP

Centrifugal Pump Q= 90 m3/jam; H= 90 m; motor; 37 kW

CD3-P-029/00

CD.III-PL-83-10-08 P&ID Crude Distillation Unit III. Accumulator 8-3

CDU-III LKD PRODUCT&REFLUX COLUMN 2 PUMP

Centrifugal Pump Q= 75.5 m3/jam; H= 52 m; motor; 37 kW

CD3-P-030/00

CD.III-PL-83-10-11 P&ID Crude Distillation Unit III. Pump System

CDU-III NAPHTA PROD.&REF.COL.1 PUMP Centrifugal Pump Q= 75.5 m3/jam; H= 52 m; 20 kW

Tuesday, August 14, 2012 Page 4 of 7Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

Tag No Reference system code System name Plant Description Type Function

CD3-P-031/00

CD.III-PL-83-10-12 P&ID Crude Distillation Unit III. Pump System

CDU-III NAPHTA PROD.&REF.COL.1 PUMP Centrifugal Pump Q= 75.5 m3/jam; H= 50.5 m; 18.5 kW

CD3-P-034/00

CD.III-PL-83-10-02 P&ID Crude Distillation Unit III. Fractination column 1-4

CDU-III REFLUX STAB COL/BUTANE PUMP Centrifugal Pump Q= 30 m3/jam; H= 100 m; motor; 20 kW

CD3-P-035/00

CD.III-PL-83-10-03 P&ID Crude Distillation Unit III. Fractination column 1-5

CDU-III REFLUX STAB COL/BUTANE PUMP Centrifugal Pump Q= 30 m3/jam; H= 100 m; motor; 20 kW

CD4-P-017/00

CD.IV-PL-I-8404 (p11/18)

Free Heater System CDU-IV CRUDE OIL FEED PUMP Centrifugal Pump Q= 220 m3/jam; H= 167 m; motor;

CD4-P-018/00

CD.IV-PL-I-8404 (p11/18)

Free Heater System CDU-IV CRUDE OIL FEED PUMP Centrifugal Pump Q= 220 GPM; H= 19 psi; motor;

CD5-P-012/00

CD.V-PL-85-10-01 Crude Distillation Unit V. Crude Oil Pump

CDU-V CRUDE OIL FEED PUMP Centrifugal Pump Q= 167.3 m3/jam; H= 531 ft; motor; 220 kW

CD5-P-012B/00

CD.V-PL-85-10-01 Crude Distillation Unit V. Crude Oil Pump

CDU-V CRUDE OIL FEED PUMP Centrifugal Pump Q= 220 m3/jam; H= 156.8 m; motor; 132 kW

CD5-P-013/00

CD.V-PL-85-10-01 Crude Distillation Unit V. Crude Oil Pump

CDU-V CRUDE OIL FEED PUMP Centrifugal Pump Q= 225 m3/jam; H= 160 m; turbine; 135 kW

CD5-P-026/00

CD.V-PL-85-10-07 Crude Distillation V. Pump Section (2/4)

CDU-V NAPTHA 1 PUMP Centrifugal Pump Q= ? m3/jam; H= 53.73 m; motor; ? kW

CD5-P-027/00

Tuesday, August 14, 2012 Page 5 of 7Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

Tag No Reference system code System name Plant Description Type Function

CD.V-PL-85-10-08 Crude Distillation V. Pump Section (2/4)

CDU-V NAPTHA 1 PUMP Centrifugal Pump Q= ? m3/jam; H= 53.73 m; motor; ? kW

CD5-P-040/00

CD.V-PL-85-10-03 Crude Distillation V. Stream Product suction

CDU-V REDUCED CRUDE OIL PUMP Centrifugal Pump Q= 215.3 m3/jam; H= 117 psig; motor; 130 kW

CD5-P-041/00

CD.V-PL-85-10-03 Crude Distillation V. Stream Product suction

CDU-V REDUCED CRUDE OIL PUMP Centrifugal Pump Q= 215.5 m3/jam; H= 9.56 psig; motor; 120 kW

FC BM-1D

RFCCU ENCLOSER FAN EGT

FC-B-1/00

D-21-1225-103-B P&ID Main Blower Section. PKM Phase 1

RFCCU MAIN AIR BLOWER MOTOR Q= 61440 m3/jam; S/D=-0.02/2.15; motor; 31 kW

FC-B-2/00

D-21-1225-104-B P&ID Control Air Blower Section. PKM Phase 1

RFCCU CONTROL AIR BLOWER MOTOR Q= 5524 m3/jam; S/D=3.9/4.3; motor; 50 kW

FC-GT-001/00

RFCCU GAS TURBINE EUROPEAN DRIVER FOR MAB

MOTOR

FLRS-GT-101/00

D-21-1225-203-A Wet Compressor RFCCU DRIVER FOR WET GAS COMPRESSOR

MOTOR Q= 15894 m3/jam; S/D=1.33/4.91; motor;

FLRS-P-404A/00

D-21-1225-204-A FCC Unit P&ID of High Pressure Receiver Section.

RFCCU STRIPPER FEED PUMP Centrifugal Overhung

Q= 154.2 m3/jam; S/D=14.89/19.79; motor; 37 kW

FLRS-P-404B/00

D-21-1225-204-A FCC Unit P&ID of High Pressure Receiver Section.

RFCCU STRIPPER FEED PUMP Centrifugal Overhung

Q= 154.2 m3/jam; S/D=14.89/19.79; motor; 37 kW

FLRS-P-404C/00

Tuesday, August 14, 2012 Page 6 of 7Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

Tag No Reference system code System name Plant Description Type Function

D-21-1225-204-A FCC Unit P&ID of High Pressure Receiver Section.

RFCCU STRIPPER FEED PUMP Centrifugal Overhung

Q= 154.2 m3/jam; S/D=14.89/19.79; motor; 37 kW

FLRS-P-405A/00

D-21-1225-205-A FCC Unit P&ID of High Pressure Receiver Section.

RFCCU PRIMARY ABSORBER RICH OIL PUMP

Centrifugal Overhung

Q= 94.6 m3/jam; S/D=14.54/17.39; motor; 15 kW

FLRS-P-405B/00

D-21-1225-205-A FCC Unit P&ID of Absorber Section. PKM Phase-II

RFCCU PRIMARY ABSORBER RICH OIL PUMP

Centrifugal Overhung

Q= 94.6 m3/jam; S/D=14.54/17.39; motor; 15 kW

FLRS-P-451A/00

RFCCU MAIN SEAL LUBE OIL PUMP

FLRS-P-451B/00

RFCCU MAIN SEAL LUBE OIL PUMP

FLRS-PTB-451A/00

RFCCU MAIN SEAL LUBE OIL PUMP STEAM TURBINE

M-2301

PP POWDER HEATER MIXER MIXER

ZL-2001-P-102/00

PP KOH PUMP(O2 SIDE) Magnet Pump

ZL-2001-P-202/00

PP KOH PUMP(H2 SIDE) Magnet Pump

Tuesday, August 14, 2012 Page 7 of 7Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

Universitas Indonesia

Lampiran 3 Database FMEA Report

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

REPORT FMEA Tag No: CD3‐P‐001/00 Description: REBOILING COLUMN 1 PUMP 

Reference: CD.III‐PL‐83‐10‐09 Type: Centrifugal Pump, Horz, OH 

system code: Function: Q= 228 m3; H=120 m, Cast Iron/Carbon Steel 

System name: P&ID Crude   

Plant: CDU‐III 

Tag Code 

Kegagalan Fungsi 

Failure Mode 

Failure Effect Occurence 

Detection 

Severity Economy 

Severity Health and 

Safety 

Severity Environment 

RPN Economy 

RPN Health and 

Safety 

RPN Environm

ent 

Risk Priority Number 

Task Master 

Classification 

CD3‐P‐001/00 

Bearing terjadi getaran 

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi kegagalan komponen bearing. Dari pengaruh rendah hingga dapat menghentikan proses. 

3  3  8  1  1  72  9  9  72 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐001/00 

Bearing terjadi overheat 

terjadi panas pada komponen bearing. Dapat berujung menjadi kegagalan. Dari pengaruh rendah hingga dapat menghentikan proses. 

5  3  9  1  6  135  15  90  135 Tindakan Ringan (atau RTF) 

CD3‐P‐001/00 

Mechanical Seal 

kebocoran fluida proses 

kebocoran fluida proses. Proses harus dihentikan untuk melakukan tindakan perbaikan. Pengaruh pada lingkungan terbatas. 

3  7  8  2  8  168  42  168  168 Tindakan Ringan (atau RTF) 

CD3‐P‐001/00 

Mechanical Seal 

kegagalan lubrikasi 

kegagalan lubrikasi dapat berujung kerusakan komponen mechanical seal, yang dapat berakibat kerusakan kritis. Proses harus dihentikan untuk dapat dilakukan proses perbaikan. 

5  7  8  2  4  280  70  140  280 Tindakan Secukupnya 

CD3‐P‐001/00 

Coupling terjadi getaran 

terjadi getaran yang dapat dipergunakan untuk menentukan akibat getaran. Getaran dapat mempersingkat umur komponen. 

5  7  8  1  1  280  35  35  280 Tindakan Secukupnya 

CD3‐P‐001/00 

Coupling coupling putus 

pompa akan berhenti melakukan kerjanya. Proses terhenti. Akibat lingkungan rendah. 

3  7  8  1  1  168  21  21  168 Tindakan Ringan (atau RTF) 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

REPORT FMEA Tag No: CD3‐P‐002/00 Description: REBOILING COLUMN 1 PUMP 

Reference: CD.III‐PL‐83‐10‐10 Type: Centrifugal Pump, Horz, OH 

system code: Function: Q= 228 m3; H=120 m, Cast Iron/Carbon Steel 

System name: P&ID Crude   

Plant: CDU‐III 

Tag Code 

Kegagalan Fungsi 

Failure Mode 

Failure Effect Occurence 

Detection 

Severity Economy 

Severity Health and 

Safety 

Severity Environment 

RPN Economy 

RPN Health and 

Safety 

RPN Environm

ent 

Risk Priority Number 

Task Master 

Classification 

CD3‐P‐002/00 

Bearing terjadi getaran 

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi kegagalan komponen bearing. Dari pengaruh rendah hingga dapat menghentikan proses. 

2  5  8  2  6  80  20  60  80 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐002/00 

Mechanical Seal 

kebocoran fluida proses 

kebocoran fluida proses. Proses harus dihentikan untuk melakukan tindakan perbaikan. Pengaruh pada lingkungan terbatas. 

2  7  8  2  6  112  28  84  112 Tindakan Ringan (atau RTF) 

CD3‐P‐002/00 

Tidak balans 

terjadi getaran 

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi kegagalan komponen. Dari pengaruh rendah hingga dapat menghentikan proses. 

1  7  7  1  1  49  7  7  49 Run To Failure (RTF) 

                             

                             

                             

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

REPORT FMEA Tag No: CD3‐P‐003/00 Description: TRANSPORT COL.1‐2 PUMP 

Reference: CD.III‐PL‐83‐10‐07 Type: Centrifugal Pump, Horz, OH 

system code: Function: Q= 210 m3/jam; H= 90 m; S. Turbine; 150 Hp/60 kW 

System name: P&ID Crude   

Plant: CDU‐III 

Tag Code 

Kegagalan Fungsi 

Failure Mode 

Failure Effect Occurence 

Detection 

Severity Economy 

Severity Health and 

Safety 

Severity Environment 

RPN Economy 

RPN Health and 

Safety 

RPN Environm

ent 

Risk Priority Number 

Task Master 

Classification 

CD3‐P‐003/00 

bearing terjadi getaran 

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi kegagalan komponen bearing. Dari pengaruh rendah hingga dapat menghentikan proses. 

2  5  8  1  1  80  10  10  80 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐003/00 

tidak balans 

terjadi getaran 

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi kegagalan komponen. Dari pengaruh rendah hingga dapat menghentikan proses. 

1  7  5  1  1  35  7  7  35 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐003/00 

mechanical seal 

kebocoran fluida proses 

kebocoran fluida proses. Proses harus dihentikan untuk melakukan tindakan perbaikan. Pengaruh pada lingkungan terbatas. 

3  7  8  4  6  168  84  126  168 Tindakan Ringan (atau RTF) 

                             

                             

                             

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

REPORT FMEA Tag No: CD3‐P‐004/00 Description: TRANSPORT COL.1‐2 PUMP 

Reference: CD.III‐PL‐83‐10‐08 Type: Centrifugal Pump, Horz, OH 

system code: Function: Q= 230 m3/jam; H= ? m; S. Turbine; 150 Hp/60 kW 

System name: P&ID Crude   

Plant: CDU‐III 

Tag Code 

Kegagalan Fungsi 

Failure Mode 

Failure Effect Occurence 

Detection 

Severity Economy 

Severity Health and 

Safety 

Severity Environment 

RPN Economy 

RPN Health and 

Safety 

RPN Environm

ent 

Risk Priority Number 

Task Master 

Classification 

CD3‐P‐004/00 

Keausan Impeller 

output rendah, diluar batas 

kejadian keausan impeller. Menyebabkan output rendah, dapat juga terjadi getaran sesuai dengan bentuk keausan. Perbaikan harus menghentikan kerja peralatan. Akibat lingkungan rendah 

1  9  8  1  1  72  9  9  72 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐004/00 

coupling gagal 

berhenti secara mendadak 

pompa akan berhenti melakukan kerjanya. Proses terhenti. Akibat lingkungan rendah. 

1  7  8  2  1  56  14  7  56 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐004/00 

wearing ring aus 

output rendah, diluar batas 

kejadian keausan wearing ring. Menyebabkan output proses rendah, akibat berkelanjutan dapat berupa keausan komponen pompa lainnya karena terjadi perubahan spesifikasi kinerja fluida. Perbaikan mengharuskan penghentian kerja pompa. Akibat lingkungan rendah. 

1  9  8  1  1  72  9  9  72 Run To Failure (RTF) 

                             

                             

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

REPORT FMEA Tag No: CD3‐P‐005/00 Description: REBOILING COLUMN 2 PUMP 

Reference: CD.III‐PL‐83‐10‐05 Type: Centrifugal Pump, Horz, OH 

system code: Function: Q= 200 m3/jam; H= 125 m, motor; 150 kW 

System name: 

Plant: CDU‐III 

Tag Code 

Kegagalan Fungsi 

Failure Mode 

Failure Effect Occurence 

Detection 

Severity Economy 

Severity Health and 

Safety 

Severity Environment 

RPN Economy 

RPN Health and 

Safety 

RPN Environm

ent 

Risk Priority Number 

Task Master 

Classification 

CD3‐P‐005/00 

bearing terjadi getaran 

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi kegagalan komponen bearing. Dari pengaruh rendah hingga dapat menghentikan proses. 

1  5  8  1  1  40  5  5  40 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐005/00 

coupling 

berhenti secara mendadak 

pompa akan berhenti melakukan kerjanya. Proses terhenti. Akibat lingkungan rendah. 

1  7  8  1  1  56  7  7  56 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐005/00 

tidak balans 

terjadi getaran 

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi kegagalan komponen. Dari pengaruh rendah hingga dapat menghentikan proses. 

2  7  5  1  1  70  14  14  70 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐005/00 

seal bocor kebocoran fluida proses 

kebocoran fluida proses. Proses harus dihentikan untuk melakukan tindakan perbaikan. Pengaruh pada lingkungan terbatas. 

1  7  8  4  6  56  28  42  56 Run To Failure (RTF) 

                             

                             

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

REPORT FMEA Tag No: CD3‐P‐006/00 Description: REBOILING COLUMN 2 PUMP 

Reference: CD.III‐PL‐83‐10‐06 Type: Centrifugal Pump, Horz, OH 

system code: Function: Q= 200 m3/jam; H= 125 m, motor; 100 kW 

System name: 

Plant: CDU‐III 

Tag Code 

Kegagalan Fungsi 

Failure Mode 

Failure Effect Occurence 

Detection 

Severity Economy 

Severity Health and 

Safety 

Severity Environment 

RPN Economy 

RPN Health and 

Safety 

RPN Environm

ent 

Risk Priority Number 

Task Master 

Classification 

CD3‐P‐006/00 

bearing terjadi getaran 

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi kegagalan komponen bearing. Dari pengaruh rendah hingga dapat menghentikan proses. 

1  5  8  1  1  40  5  5  40 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐006/00 

seal bocor kebocoran fluida proses 

kebocoran fluida proses. Proses harus dihentikan untuk melakukan tindakan perbaikan. Pengaruh pada lingkungan terbatas. 

2  7  8  4  4  112  56  56  112 Tindakan Ringan (atau RTF) 

CD3‐P‐006/00 

kegagalan sleeve 

terjadi getaran 

timbul getaran karena komponen menjadi tidak balans. Akibat lebih lanjut dapat berupa kerusakan shaft dan casing. Perbaikan komponen ini mengharuskan penghentian pompa. Akibat lingkungan rendah. 

1  7  5  1  1  35  7  7  35 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐006/00 

output rendah 

output rendah, diluar batas 

terjadi output rendah. Akibat lingkungan rendah. Apabila berlanjut, tinjau lebih mendalam. 

1  5  5  1  1  25  5  5  25 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐006/00 

shaft 

kerusakan peralatan/komponen 

kerusakan shaft yang ditandai dengan terjadi getaran bahkan kegagalan komponen tersebut. kegagalan bisa menyebabkan kerusakan komponen lainnya. Perbaikan mengharuskan penghentian pompa. Akibat lingkungan rendah. Akibat bagi personil juga rendah. 

1  7  8  1  1  56  7  7  56 Run To Failure (RTF) 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

REPORT FMEA Tag No: CD3‐P‐009/00 Description: RESIDUE TO STORAGE PUMP 

Reference: CD.III‐PL‐83‐10‐07 Type: Centrifugal Pump, Horz, OH 

system code: Function: Q= 150 m3/jam; H= 70 m, turbine; 110 kW 

System name: 

Plant: CDU‐III 

Tag Code 

Kegagalan Fungsi 

Failure Mode 

Failure Effect Occurence 

Detection 

Severity Economy 

Severity Health and 

Safety 

Severity Environment 

RPN Economy 

RPN Health and 

Safety 

RPN Environm

ent 

Risk Priority Number 

Task Master 

Classification 

CD3‐P‐009/00 

bearing terjadi getaran 

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi kegagalan komponen bearing. Dari pengaruh rendah hingga dapat menghentikan proses. 

2  5  8  1  1  80  10  10  80 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐009/00 

coupling 

berhenti secara mendadak 

pompa akan berhenti melakukan kerjanya. Proses terhenti. Akibat lingkungan rendah. 

2  7  8  1  1  112  14  14  112 Tindakan Ringan (atau RTF) 

CD3‐P‐009/00 

seal bocor kebocoran fluida proses 

kebocoran fluida proses. Proses harus dihentikan untuk melakukan tindakan perbaikan. Pengaruh pada lingkungan terbatas. 

2  7  8  2  1  112  28  14  112 Tindakan Ringan (atau RTF) 

                             

                             

                             

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

REPORT FMEA Tag No: CD3‐P‐012/00 Description: REBOILING STABILIZER PUMP 

Reference: CD.III‐PL‐83‐10‐05 Type: Centrifugal Pump, Horz, OH 

system code: Function: Q= 220 m3/jam; H= 70 m, turbine; 44.7 kW 

System name: 

Plant: CDU‐III 

Tag Code 

Kegagalan Fungsi 

Failure Mode 

Failure Effect Occurence 

Detection 

Severity Economy 

Severity Health and 

Safety 

Severity Environment 

RPN Economy 

RPN Health and 

Safety 

RPN Environm

ent 

Risk Priority Number 

Task Master 

Classification 

CD3‐P‐012/00 

bearing terjadi getaran 

kejadian getaran yang dapat berujung menjadi kegagalan komponen bearing. Dari pengaruh rendah hingga dapat menghentikan proses. 

1  5  8  1  2  40  5  10  40 Run To Failure (RTF) 

CD3‐P‐012/00 

coupling terjadi getaran 

erjadi getaran yang dapat dipergunakan untuk menentukan akibat getaran. Getaran dapat mempersingkat umur komponen. 

1  7  7  2  4  49  14  28  49 Run To Failure (RTF) 

                             

                             

                             

                             

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

REPORT FMEA Tag No: CD3‐P‐028/00 Description: LKD PRODUCT&REFLUX COLUMN 2 PUMP 

Reference: CD.III‐PL‐83‐10‐07 Type: Centrifugal Pump 

system code: Function: Q= 90 m3/jam; H= 90 m; motor;    37 kW 

System name: P&ID Crude   

Plant: CDU‐III 

Tag Code 

Kegagalan Fungsi 

Failure Mode 

Failure Effect Occurence 

Detection 

Severity Economy 

Severity Health and 

Safety 

Severity Environment 

RPN Economy 

RPN Health and 

Safety 

RPN Environm

ent 

Risk Priority Number 

Task Master 

Classification 

CD3‐P‐028/00 

coupling gagal 

kerusakan peralatan/komponen 

pompa akan berhenti melakukan kerjanya. Proses terhenti. Akibat lingkungan rendah. 

5  7  8  2  4  280  70  140  280 Tindakan Secukupnya 

CD3‐P‐028/00 

kebocoran seal 

kebocoran fluida proses 

kebocoran fluida proses. Proses harus dihentikan untuk melakukan tindakan perbaikan. Pengaruh pada lingkungan terbatas. 

8  7  8  2  4  448  112  224  448 Tindakan Agresif 

MH 

                             

                             

                             

                             

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

Universitas Indonesia

Lampiran 4 RCM Analysis Sheet Form

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

RCM ANALYSIS SHEET FORM 1 SELEKSI SISTEM plant rev. halaman description analyst tanggal remarks

reviewed tanggal System yang termasuk dalam analisis System ID Name Fungsi Alasan Ditinjau Comment

 

   

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

RCM ANALYSIS SHEET FORM 2 Definisi Batasan Sistem plant rev. halaman description analyst tanggal remarks

reviewed tanggal System ID Subsystem ID Name Name 1. Peralatan Major 2. Batasan Fisik Primer

Dimulai

Diakhiri

3. Catatan Penting       

     

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

RCM ANALYSIS SHEET FORM 3 Detail Batasan Sistem plant rev. halaman description analyst tanggal remarks

reviewed tanggal System ID Subsystem ID Name Name                               

Jenis Interface Batasan Sistem Lokasi Interface Referensi

 

 

   

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

RCM ANALYSIS SHEET FORM 4 Diagram Blok Fungsi plant rev. halaman description analyst tanggal remarks

reviewed tanggal System ID Name  

   

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

RCM ANALYSIS SHEET FORM 5 Failure Mode and Effect Analysis plant rev. halaman description analyst tanggal remarks

reviewed tanggal System ID Subsystem ID Name Name

Fungsi (F) Kegagalan fungsi (FF) Failure Mode (FM)

Failure Effect ID description ID description ID description OREDA

name

       

 

   

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

RCM ANALYSIS SHEET FORM 6 Logic Tree Analysis plant rev. halaman   

description analyst tanggal remarks   

reviewed tanggal   

System ID CD3-PM-001/00 Subsystem ID   

Name REBOILING COLUMN 1 PUMP MOTOR Name   

FMEA Information Evaluasi Akibat Failure Management Strategy

Proposed Maintenance Task interval dapat

dilakukan oleh

ID Fungsi (F)

ID Kegagalan fungsi (FF)

ID Failure Mode (FM)

H S E O H1 S1 O1 N1

H2 S2 O2 N2

H3 S3 O3 N3

default action

H4 H5 H6

 

   

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

RCM ANALYSIS SHEET FORM 1 SELEKSI SISTEM plant rev. halaman description analyst tanggal remarks

reviewed tanggal System yang termasuk dalam analisis System ID Name Fungsi Alasan Ditinjau Comment

CD3-PM-001/00 REBOILING COLUMN 1 PUMP MOTOR

memasok crude masuk ke dalam

reboiling column.

Spesifikasi kerja Q= 228 m3;

H=120 m, Cast Iron/Carbon

Steel

intensitas breakdown komponen yang sudah diluar ambang batas standar. Di

saat yang bersamaan peralatan merupakan peralatan yang kritis

terhadap operasi.

 

   

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

RCM ANALYSIS SHEET FORM 2 Definisi Batasan Sistem plant rev. halaman description analyst tanggal remarks

reviewed tanggal System ID CD3-PM-001/00 Subsystem ID

Name REBOILING COLUMN 1 PUMP

MOTOR Name 1. Peralatan Major 2. Batasan Fisik Primer

Dimulai Power transmission Gearbox / var. drive, Bearing, Seals,

Lubrication, Coupling to driver, Coupling to driven unit, Instruments

katup 8" EN 25

Pump unit Support, Casing, Impeller, Shaft, Radial bearing, Thrust bearing, Seals, Valves & piping, Cylinder liner, Piston, Diaphragm, Instruments

Control and monitoring Instruments, Cabling, junction boxes,

etc., Control unit, Actuating device, Monitoring, Internal power supply, Valves

Lubrication Instruments, reservoir w/ heating element, pump w/ motor, filter, cooler, valves & piping, oil, sealsActuating device, Monitoring, Internal power supply, Valves Diakhiri

Miscellanous purge air, cooling/heating system, filter, cyclone, pulsation damper

katup 8"

3. Catatan Penting      referensi batasan primer pada data P&ID untuk pompa yang bersangkutan 

 

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

RCM ANALYSIS SHEET FORM 3 Detail Batasan Sistem plant rev. halaman description analyst tanggal remarks

reviewed tanggal System ID CD3-PM-001/00 Subsystem ID

Name REBOILING COLUMN 1 PUMP

MOTOR Name                               

Jenis Interface Batasan Sistem Lokasi Interface Referensi

IN fluida proses masuk (dari column 1-1)

katup 8" EN 25 CD-III-PL-83-10-09

IN daya putar dari turbin coupling shaft turbin ke pompa CD-III-PL-83-10-09

OUT fluida proses keluar (menuju FI-CII) katup 8" CD-III-PL-83-10-09

OUT daya putar ke fluida impeller ke fluida proses CD-III-PL-83-10-09

 

   

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

RCM ANALYSIS SHEET FORM 4 Diagram Blok Fungsi plant rev. halaman description analyst tanggal remarks

reviewed tanggal System ID CD3-PM-001/00 Name REBOILING COLUMN 1 PUMP MOTOR

 

 

 

   

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

RCM ANALYSIS SHEET FORM 5 Failure Mode and Effect Analysis plant rev. halaman description analyst tanggal remarks

reviewed tanggal System ID CD3-PM-001/00 Subsystem ID Name REBOILING COLUMN 1 PUMP MOTOR Name

Fungsi (F) Kegagalan fungsi (FF) Failure Mode (FM)

Failure Effect ID description ID description ID description OREDA

name

1 Spesifikasi kerja Q= 228 m3;

H=120 m, Cast Iron/Carbon Steel

A tidak dapat memenuhi spesifikasi kerja.

1 low output LOO pompa masih mampu memindahkan fluida proses. kecepatan perpindahan fluida rendah.

konsekuensi rendah.

B Kerusakan mechanical seal 1 terjadi getaran diluar toleransi

VIB pompa tidak mampu memindahkan fluida proses seperti yang disyaratkan, kemungkinan terjadi kebocoran luar/dalam. kecepatan perpindahan

rendah atau tidak ada. konsekuensi rendah. konsekuensi kebocoran luar akan dianalisa sesuai

Risk Based Inspection.

     

2  terjadi kebocoran ELU

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

C Kerusakan bearing 1 terjadi getaran diluar toleransi

VIB Efek vibrasi akan muncul, dapat juga berakibat overheat, noise, serta bearing macet sehingga proses harus dihentikan. konsekuensi rendah.

        

2 terjadi noise

NOI

3 overheating    OHE 4 proses terhenti UST

D Kerusakan coupling 1 terjadi getaran diluar toleransi

VIB Pompa tidak akan dapat bekerja dan memindahkan fluida proses. timbul efek vibrasi.

perpindahan fluida rendah atau tidak ada. konsekuensi rendah. 2

proses terhenti

UST

 

   

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIA RELIABILITY CENTERED …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20306971-S42242-Aulia Winandi.pdf · memublikasikan tugas akhir saya selama mencantumkan nama saya sebagai

RCM ANALYSIS SHEET FORM 6 Logic Tree Analysis plant rev. halaman   

description analyst tanggal remarks   

reviewed tanggal   

System ID CD3-PM-001/00 Subsystem ID   

Name REBOILING COLUMN 1 PUMP MOTOR Name   

FMEA Information Evaluasi Akibat Failure Management Strategy

Proposed Maintenance Task interval dapat dilakukan oleh

ID Fungsi (F)

ID Kegagalan fungsi (FF)

ID Failure Mode (FM)

H S E O H1 S1 O1 N1

H2 S2 O2 N2

H3 S3 O3 N3

default action

H4 H5 H6

1 A 1 Y N N Y Y menjadwalkan tugas pemantauan kondisi untuk memonitor performa setiap shift operator

B 1 N Y Y melakukan pemantauan vibrasi, monitor trend vibrasi 1/2 P-F operator

B 2 N Y tugas keliling untuk memeriksa kebocoran setiap shift operator

C 1 Y N N Y Y melakukan pemantauan vibrasi, monitor trend vibrasi 1/2 P-F operator

C 2 Y N N N Y tugas keliling untuk memeriksa suara setiap shift operator

C 3 Y N N N Y tugas keliling untuk memeriksa temperatur setiap shift operator

C 4 Y N N Y Y pastikan unit backup beroperasi,

lakukan pemeriksaan keseluruhan dari peralatan

saat kejadian

operator, divisi pemeliharaan

D 1 Y N N N N Y

melakukan pemantauan vibrasi, monitor trend vibrasi, saat vibrasi

diluar toleransi, lakukan pengecekan fisik komponen 1/2 P-F operator

D 2 Y N N Y Y tugas keliling operator untuk memeriksa kondisi fisik setiap shift operator

Reliability centered..., Aulia Winandi, FT UI, 2012