laporan pkn ku

76
Laporan Praktek Kerja Lapangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. PLN (Persero) telah secara konsisten melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik yang handal dengan tingkat harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga sektor ketenagalistrikan merupakan elemen sentral dari strategi pertumbuhan ekonomi yang cepat dan pemerataan pembanguan sosial di Indonesia ini sesuai dengan tujuan didirikannya PT. PLN (Persero) berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 1985 PLN adalah singkatan dari perusahaan listrik Negara. PLN adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sebagai perusahaan BUMN yang besar dengan system pasar monopoli maka perusahaan tersebut menjadi suatu objek yang sangat baik dan bermanfaat untuk di teliti. Peserta juga memperhatikan factor efisiensi sehingga diharapkan proses PKN dan penelitian dapat berjalan dengan lancar. Dalam era pembangunan, perusahaan ketenagalistrikan memegang peranan penting yang sangat penting sebagai

Upload: adi-pribadi-utami

Post on 11-Nov-2015

250 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

xgbdrb

TRANSCRIPT

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. PLN (Persero) telah secara konsisten melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik yang handal dengan tingkat harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga sektor ketenagalistrikan merupakan elemen sentral dari strategi pertumbuhan ekonomi yang cepat dan pemerataan pembanguan sosial di Indonesia ini sesuai dengan tujuan didirikannya PT. PLN (Persero) berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 1985PLN adalah singkatan dari perusahaan listrik Negara. PLN adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sebagai perusahaan BUMN yang besar dengan system pasar monopoli maka perusahaan tersebut menjadi suatu objek yang sangat baik dan bermanfaat untuk di teliti. Peserta juga memperhatikan factor efisiensi sehingga diharapkan proses PKN dan penelitian dapat berjalan dengan lancar.Dalam era pembangunan, perusahaan ketenagalistrikan memegang peranan penting yang sangat penting sebagai sumber energi untuk menjalankan sektor lainnya. Sebagai perusahaan menyedia listrik nomor satu didunia, PT. PLN (Persero) sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, pengaturan gerak langkah kelistrikan sangat erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah. Selain itu, pengaturan perindustrian listrik ke masyarakat harus diselenggarakan secara teratur dan terencana serta harus diarahkan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.Di era globalisasi yang semakin modern dan kompleks, maka tuntutan perbaikan perekonomian harus pula ditingkatkan. Dukungan dari berbagai faktor usaha sangat berperan aktif dalam memenuhi tuntutan tersebut. Salah satunya adalah sektor penyedia ketenagalistrikan.Dengan memperhatikan peranan perusahaan kelistrikan yang demikian strategis dalam mencapai pembangunan nasional, maka perusahaan ketenagalistrikan perlu mengadakan pembinaan dan pengawasan yang efektif dengan didasari oleh landasan gerak yang kokoh agar perusahaan ketenagalistrikan di Indonesia mampu menghadapi persaingan yang semakin bersifat global seiring dengan perkembangan perekonomian dunia yang semakin pesat.

Oleh karena itu, sebagai sumber daya manusia yang mempunyai peranan yang sangat menunjang dalam peningkatan kualitas dan mutu suattu perusahaan kelistrikan khususnya dan ekonomi pada umumnya maka perlu diadakan praktek Kerja nyata (pkn) sebagai langkah untuk memperkenalkan dunia kerja, serta dunia penyedia jasa kelistrikan kepada mahasiswa selaku sumber daya yang sangat potensial.

Untuk menunjang hal tersebut Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) yang merupakan perguruan tinggi swasta yang berorientasi pada pengembangan dan penggunaan proses di dunia industri, unit operasi, otomatisasi dan perancangan dalam skala yang besar dimana mahasiswa secara khusus disiapkan untuk menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional, yang bertujuan mendidik Sumber Daya Manusia (SDM) kearah design engineer, project engineer, process engineer, peneliti dan pendidik. Dengan demikian untuk menunjang hal tersebut maka JurusanTeknik Elektro mewajibkan mewajibkan mahasiswanya untuk melaksanakan Praktek Kerja Nyata (PKN) sebagai sarana pembelajaran untuk menambah ilmu dan pengalaman secara langsung di perindustrian serta untuk melihat lebih dekat dan nyata mengenai penerapan materi perkuliahan pada sektor industri.

1.2 Tujuan& Manfaat

1.2.1 Tujuan

Tujuan pelaksanaan praktek kerja nyata ini adalah mengetahui bagaimana metode yang tepat dalam perbaikan nilai faktor kerja, serta memahami kinerja dalam pemeliharaan gardu distribusi Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai dasar perbandingan antara ilmu dan praktek,serta meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam praktek kerja nyata Untuk menambah pengalaman kerja dan memupuk rasa percaya diri serta tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan membantu proses pembangunan, khususnya pembinaan kesadaran akan kegiatan ekonomi yang di padukan dengan praktek Kerja nyata. Meningkatkan, memperluas, dan menetapkan keterampilan membentuk kemampuan Peserta Didik sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan program keahlian dan disiplin ilmunya. Menumbuh kembangkan dan memanfaatkan profesional kerja yang diperlihatkan Peserta Didik untuk memasuki lapangan kerja sesuai bidangnya.

1.2.2 ManfaatAdapun beberapa manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan praktek kerja nyata ini, yaitu:1. Bagi mahasiswa :a. Memperoleh pengetahuan yang nyata tentang kondisi suatu perusahaan atau industri baik dari segi manajemen yang diterapkan, kondisi fisik, peralatan yang digunakan, kondisi para karyawan dan kegiatan pekerjaan yang dilakukan. b. Memperoleh pengalaman nyata yang berguna untuk meningkatkan kemampuan keterampilan keteknikan yang relefan sesuai jurusan yang diambil.c. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan tuntutan perkembangan industri.d. Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan yang ada di dalam dunia industri sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah didapat dalam bidang industri.2. Bagi Lembaga Pendidikan :a. Terjalinnya hubungan baik antara Institut Teknologi Nasional Malang dan perusahaan, sehingga memungkinkan kerjasama ketenagakerjaan dan kerjasama lainnya.b. Mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga selalu sesuai dengan perkembangan dunia industri.3. Bagi perusahaan :a. Memperoleh masukan masukan baru dari lembaga pendidikan melalui mahasiswa yang sedang melakukan kerja praktek.b. Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja praktek dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan di masa yang akan datang.c. Dapat menjalin hubungan yang baik dengan lembaga pendidikan khususnyauntuk Institut Teknologi Nasional Malang.

1.3 Metode Pengumpulan DataMetode yang digunakan dalam pelaksanaan kerja praktek serta pengumpulan data sebagai bahan penulisan laporan adalah:1.3.1 Metode Interview (tanya jawab)Yaitu pengumpulan data dengan menampung penjelasan dan pendapat dari karyawan tentang data tersebut dengan melakukan tanya jawab secara langsung sehingga diperoleh data - data yang diinginkan.1.3.2 Metode ObservasiYaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung pada objeknya sehingga memungkinkan untuk mengamati secara bertahap disertai pencatatan singkat dan jelas sehingga data yang diperoleh dapat bersifat kongkrit. 1.3.3 Metode LiteratureYaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat atau menggunakan data baik sebagian maupun seluruh data dari industri, berupa katalog, arsip atau dokumen. Pengumpulan data ini diperoleh dari dokumen industri, perpustakaan dan seksi tempat penempatan.Penulis mendokumentasikan data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan interview yang berkaitan dengan topik yang diambil dalam perusahaan yang menjadi objek praktek kerja lapangan.

1.4 Metodologi Penyusunan LaporanDalam laporan kerja praktek ini dilakukan sistematika penulisan sebagai berikut :BAB I:Pendahuluan.Berisi latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan praktek kerja kerja, sistematika penulisa laporan.Metodologi Penyusunan LaporanDalam laporan kerja praktek ini dilakukan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I:Pendahuluan.Berisi latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan praktek kerja kerja,sistematika penulisan laporan.BAB II:Profil dan Sejarah PT.PLN RAYON ALAS Membahas tentang sejarah singkat PT. PT.PLN RAYON ALAS,struktur organisasi perusahaan dan proses kinerja kerja di pln rayon alas BAB III:Tinjauan Pustaka / Landasan TeoriBerisi pembahasan tentang pemeliharaan gardu distribusi.BAB IV:PembahasanMembahas tentang pemeliharaan gardu distribusi pada sistem jaringan 20 kv.BAB V:PenutupBerisi tentang kesimpulan dan saran.1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja PraktekPelaksanaan kerja praktek dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada tanggal 26 3 maret 2015 di PT PLN (persero) Rayon Alas , Unit Sumbawa besar .Waktu kerja Peserta Praktek Kerja Nyata adalah pada hari kerja perusahaan mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat (5 hari kerja dalam satu minggu).Jam Kerja & Jam Istirahat : Senin sampai Kamis : pukul 08.00 sd 17.00 WITA. Istirahat : pukul 12.00 sd 02.00 WITA. Jumat : pukul 08.00 sd 17.00 WITA. Istirahat : pukul 11.00 sd 02.00 WITA.

1.6 Nama Divisi Kerja Tempat Pelaksanaan Kerja PraktekDalam hal pelaksanaannya, kami ditempatkan di divisipemeliharaan di PT. PT.PLN persero rayon alas, Sumbawa.

BAB IIGAMBARAN UMUM PT PLN (PERSERO)

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan2.1.1 Sejarah Umum PT PLN (Persero)

Sejak awal berdirinya PT PLN (Persero) telah mengalami banyak perkembangan yang dibagi dalam beberapa periode:

a. Periode 1894-1942Listrik mulai dirintis di Indonesia sekitar abad XIX yaitu pada masa penjajahan Belanda. Pada saat itu bidang kelistrikan diselenggarakan oleh pemerintah daerah setempat. Beberapa perusahaan Belanda yang didirikan juga mempunyai pembangkit tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan perusahaan sendiri. Salah satu contohnya adalah NG NIGM, perusahaan swasta Belanda yang terletak di Jakarta ini semula bergerak di bidang gas untuk umum, kemudian berkembang dan menangani bidang listrik untuk umum di Jakarta. Pada tahun 1931, Pemerintah Belanda mengambil keputusan untuk menyerahkan pengolahan kelistrikan di wilayah Indonesia kepada sebuah perusahaan asing Belanda, yaitu NV ANIEM.

b. Periode 1942-1945Pada tahun 1942, Jepang berhasil mengalahkan Belanda dan mengambil alih kekuasaan Pemerintah Belanda atas Indonesia. Semua perusahaan milik Belanda yang berada di Indonesia diambil alih oleh Jepang, termasuk perusahaan listrik swasta. Kemudian Pemerintah Jepang mengubah namanya menjadi Jawa Denki Jigyosha Djakarta Shisha. Perusahaan ini hanya beroperasi sampai tahun 1945 karena sekutu berhasil mengalahkan Jepang dalam perang Asia Timur Raya.

c. Periode 1950-1966Pada tahun 1952, Perusahaan Negaara untuk Perusahaan Tenaga Listrik (PENUPETEL) dan Perusahaan Negara untuk Distribusi Tenaga Listrik (PENUDITEL) berada dibawah jawatan tenaga.Pada tanggal 13 Oktober 1953 dikeluarkan Kepres RI No. 163 tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik Belanda, jika dikasasi perusahaannya telah berakhir. Berdasarkan Kepres tersebut maka perusahaan-perusahaan listrik swasta Belanda diambil alih dan digabungkan ke jawatan tenaga.Pada tahun 1958 pemerintah mengeluarkan UU No. 86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi yang menetapkan bahwa semua perusahaan Belanda dibawah penguasaan Pemerintah Republik Indonesia. Sebagai pelaksanaannya dikeluarkan PP No. 18 tahun 1959, tentang penentuan Perusahaan Listrik dan Gas milik Pemerintah Belanda yang dinasionalisasikan. Berdasarkan peraturan tersebut NV ANIEM dan NG NIGN dinasionalisasikan dan digabung. Kemudian dibentuk Pengusaha-pengusaha Perusahaan Listrik dan Gas (P3LG).

d. Periode 1967-1985Pada tahun 1972 pemerintah mengeluarkan PP No. 10 Tahun 1972 yang menetapkan PLN sebagai Perusahaan Unun yang berada di lingkungan Departemen Pertambangan dan Energi dengan tugas mengatur, membina, mengawasi dan melaksanakan pelaksanaan umum di bidang kelistrikan nasional disamping tugas-tugasnya sebagai suatu perusahaan.

e. Periode 1985-1990Untuk menyediakan tenaga listrik yang cukup bagi masyarakat, diperlukan upaya yang optimal untuk memanfaatkan sumber energi guna membangkitkan tenaga listrik. Oleh karena itu, pemarintah mengeluarkan undang-undang No. 15 Tahun 1985, tentang peningkatan pembangunan di bidang kelistrikan.Sebagai pelaksanaannya pemarintah menetapkan PP No. 10 Tahun 1989, tentang penyadiaan dan pemanfaatan tenaga listrik. Berdasarkan UU dan PP tersebut ditetapkan bahwa PLN merupakan pemegang kekuasaan atas tenaga listrik.

f. Periode 1990-SekarangMengingat tenaga listrik mempunyai fungsi yang sangat penting bagi negara dan kehidupan masyarakat sehari-hari, maka berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 tentang pengalihan bentuk perum menjadi persero, Perum Listrik Negara dialih bentuknya menjadi PT PLN (Persero). Dengan dialihkan bentuknya diharap PLN dapat melakukan kegiatan usahanya secara optimal.

2.1.2 Sejarah Singkat PT PLN (persero) rayon alas

Pada tahun 1970 didirikan kantor di Jalan pahlawan No. 05, kecamatan alas kabupaten Sumbawa yang bertugas melayani gangguan-gangguan listrik hanya di wilayah alas dan sekitarnya .Seiring dengan perkembangan PLN, kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang memuaskan semakin meningkat. Kemudian pada tahun 1986 kantor Ranting alas didirikan menggantikan kantor jaga. Tugasnya pun bertambah, bukan hanya melayani gangguan-gangguan listrik saja, tetapi juga melayani pembayaran rekening listrik pelanggan dan pemasangan baru .Pada tahun 1999, kantor Ranting alas semakin banyak melayani pelanggan yang menggunakan listrik sebagai penerangan dan dan pada tahun 2000 menjadi Rayon alas.

2.1.3 ruang lingkup kerja

PT PLN (Persero) rayon alas yang terletak di Jl. Pahlawan no 5 ini dibawah naungan PT PLN (Persero) area sumbawa, . Pada PT PLN (Persero) rayon alas terdapat 6 (enam) bagian yang terdiri dari Bagian Pelayanan Pelanggan, Keuangan dan Administrasi, Pembacaan Meter dan Pengolah Rekening, Pengendalian Penagihan,Pelayanan Teknik, dan P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik) yang di setiap bagian, para Supervisor mempunyai pekerjaan masing-masing.Selama mengikuti Praktek Kerja nyata pada PT PLN (Persero) rayon alas, penulis ditempatkan di bagian yang berbeda-beda setiap minggunya. Pada minggu pertama ditempatkan di bagian Pelayanan Pelanggan, minggu kedua di bagian Pelayanan Teknik, dan minggu ketiga serta keempat ditempatkan di bagian loket dan Administrasi.

2.2 Visi, Misi, dan Motto PT PLN (Persero)

a. Visi PLNDiakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insansi.

b. Misi PLN1. Menjadikan bisnis dan kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.4. Menjadikan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

c. Motto PLN Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (electricity for better life)Kompetensi Inti Karyawan PLN, yaitu :1. Integritas2. Melayani pelanggan3. Orientasi pada pencapaian4. Pembelajaran5. Adaptasi2.2.1 Struktur Organisasi

Suatu perusahaan memerlukan struktur organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan dengan lebih efektif. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan-kegiatan perusahaan, hubungan antar fungsi-fungsi serta wewenang dan tanggungjawabnya. (Sukanto Reksohadiprodjo dan T. HaniHandoko,1996:74)ManagerDenny MahfuzSpv. AdsministrasiSamrun HajiStaf. AdsministrasiRizam DharmaSpv. TeknikAbdurrasyidStaf. TeknikPipin Z ArifinAksin RiskySpv. PembangkitanZulkarnaenStaf. PembangkitSandy A Herawan

2.2.2 Keterangan Manager

Tugas tugas pokok manager pln rayon alas Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengeiolaan kegiatan pernbangunan jaringan tenaga listrlk sesuai yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO) dan Anggaran Investasi (AI), serta bertanggung jawab terhadap biaya, jadwal, dan mutu sesuai target kinerja Unit Induk Pernbangunan yang ditetapkan oleh Direksi dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia, serta memastikan bahwa semua program pernbangunan yang dilaksanakan oleh Unit Induk Pernbangunan telah diketahui oleh Direksi, dengan tugas pokok meliputi:1. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk peningkatan kerja Unit Induk Pernbangunan;2. Memastikan kelancaran koordinasi dan Service Level Agreement (SLA) dengan pihak supervisi konstruksi dan supervisi desain;3. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Unit Induk Pernbangunan;4. Mengelola dan mengendalikan kegiatan pernbangunan dan bertindak sebagai wakil pemilik (owner);5. Menetapkan sistem manajemen kinerja dan sistem manajemen mutu Unit Induk Pernbangunan serta pengendaliannya;6. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan keberhasilan penyelesaian pernbangunan;7. Mengembangkan dan memelihara kompetensi organisasi dan kompetensi anggota organisasi Unit Induk Pernbangunan;2.2.3 Keterangan SPV. Teknik

Tugas tuggas pokok spv.teknika. Seorang supervisor adalah seorang yang menangani orang orang yang memproduksi dan melakukan kinerja pelayanan.b. Seorang supervisor bertanggung jawab untuk hasil atas orang orang yang di awasi terutama mutu dan jumlah dari produk dan pelayanan.c. Seorang supervisor juga bertanggung jawab melakukan pertemuan sesuai dengan kebbutuhan karyawan guna membecarakan kepentingan dan tugas.d. Ia juga mempunyai tugas dan bertanggung jawab memerintahkan kepada bawahan untuk melakukan pekerjaan tertentu atau sesuai dengan kesepakatan kantor tersebut.2.2.4 Keterangan SPV. Adsministrasi

Tugas pokok spv.administrasiBertanggung jawab dalam penyusunan anggaran, pengelolaan keuangan, penyelenggaraan kesekretariatan dan rumah tangga kantor, Pengelolaan SDM dan penyelenggaraan kegiatan hukum dan kehumasan.Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan diatas, Supervisor Keuangan dan Administrasi mempunyai fungsi sebagai berikut:1. Memverifikasi dan memvalidasi bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran dana imprest.2. Melaksanakan opname saldo kas setiap bulan.3. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pengiriman (transfer otomatis) dan penyimpanan fisik uang.4. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerimaan pendapatan.5. Memonitor atas perekaman data transaksi keuangan dan pengiriman data SIMKEU.6. Melakukan rekonsiliasi/konfirmasi pendapatan operasi, saldo Bank, saldo hutang, piutang, persekot pegawai/dinas, PUMP-KPR/BPRP dan fungsi terkait7. Mempersiapkan dokumen berdasarkan transaksi keuangan, untuk keperluan penyelenggaraan akuntansi di kantor APJ.8. Menyelenggarakan sub-sub administrasi yang terkait dengan transaksi keuangan (persekot pegawai/dinas, PUMP-KPR, pajak, hutang usaha, hutang biaya dan lain-lain)9. Mengelola surat-surat masuk dan keluar sesuai TLSK10. Melaksanakan administrasi pengadaan dan pendistribusian ATK pada fungsi terkait

2.2.5 Keterangan SPV. PembangkitTugas pokok spv.pembangkitBertanggung jawab atas penyusunan strategi, standar operasi dan pemeliharaan, standar desain konstruksi dan kebijakan manajemen termasuk keselamatan ketanagalistrikan untuk menjamin kontinyitas pengusahaan tenaga listrik dengan efesiensi serta mutu dan keandalan yang baik dan dukungan logistik bagi operasional pengusahaan tenaga listrik di unit pelaksana.Adapun uraian tugas dari bidang ini adalah a. Menyusun strategi pengoperasian dan pemeliharaan sistem pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi serta membina penerapannya.b. Menyusun standar untuk penerapan dan pengujian peralatan pembangkit, transmisi dan distribusi serta standar opersi dan pemeliharaan sistem pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi.c. Menyusun standar desain dan kriteria konstruksi pembangkit, transmisi, jaringan distribusi dan peralatan kerjanya serta membina penerapannya.

2.3 Pembagian tugas di bagian staf

2.3.1 tugas pokok staf teknikTugas Pokok nya adalah Bertanggung jawab atas:a. Pelaksanaan pembuatan rencana kerja konstruksi, membuat SOPb. Merencanakan operasi dan pemeliharaan distribusi, Telekomunikasi, Penerangan, Pengendalian sistem meter (AMR)c. Pengelolaan data asset jaringan distribusi (TM, TR, Trafo Distribusi, SR & APP termasuk PDPJ) sertad. Evaluasi pengelolaan distribusi yang dikelola oleh unit-unit.Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, Asisten Manajer Distribusi mempunyai fungsi : a. Menyusun program kerja dan anggaran fungsi Distribusi sebagai pedoman kerja.b. Melakukan analisa dan evaluasi neraca energi.c. Menyusun usulan rencana pengembangan sistem operasi distribusi. d. Menyusun SOP pekerjaan operasi, pemeliharaan dan pembangunan jaringan distribusi.e. Mengelola dan memonitor pengoperasian sarana pendistribusian tenaga listrik secara efektif dan efisien, dalam rangka menjaga kontinuitas serta menjamin mutu keandalam penyaluran tenaga listrif. Mengelola dan memonitor pelaksanaan inspeksi dan pengukuran jaringan untuk beban perencanaan / pemeliharaan / pengoperasian sarana pendistribusian tenaga listrikg. Mengelola dan memonitor asset jaringan distribusih. Mengelola, memonitor, dan mengevaluasi data aset jaringan distribusi (PDPJ) serta melakukan Updatingi. Menganalisa dan mengevaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan pengaturan operasional jaringan distribusi.dam mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan dalam bertegangan(PDKB)2.3.2 Tugas pokok staf administrasiBertanggung jawab atas perencanaan, pengelolaan dan pengendalian penyelenggaraan kegiatan bidang anggaran, keuangan, pengawasan pendapatan dan akuntansi sehingga memenuhi target pengendalian keuangan unit.Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas, Asisten Manajer Keuangan mempunyai fungsi:1. Melakukan koordinasi, mensupervisi serta bertanggung jawab atas tersusunnya Cash Flow (Laba/Rugi dan neraca).2. Melaksanakan koordinasi, evaluasi dan memberikan persetujuan atas pengajuan permintaan anggaran dari Asman terkait, agar penggunaan anggaran dapat terkendali sesuai dengan RKAP3. Memverifikasi dan memvalidasi terhadap kelengkapan bukti-bukti pembayaran, tentang kesesuaian persyaratan berkas tagihan serta kelayakannya4. Memberikan persetujuan (sesuai batas kewenangan) atas penerimaan dan pengeluaran dana imprest, berdasarkan bukti-bukti yang sah.5. Memvalidasi buku kas / Bank harian6. Mengelola dan memonitor kas opname secara harian7. Mengelola, memonitor dan mengevaluasi terhadap keamanan penyimpanan surat berharga, fisik uang di kantor APJ.8. Mengelola, memonitor dan mengevaluasi Credit Nota (CN) / Debet Nota (DN) rekening Bank Receipt dan Imprest9. Mengelola, memonitor dan mengevaluasi arus keluar masuk pada rekening Bank Receipt dan Imprest.2.3.3 Tugas pokok staf pembangkitBagian ini memiliki tugas untuk mengkoordinasikan perencanaan, pengoperasian instalasi pembangkitan serta program pemeliharaan untuk mencapai produksi tenaga listrik yang handal, efisien sesuai dengan rencana kerja yang telah di tetapkan dalam prosedur kerja di dalam ruang lingkup kerja pembangkit.

BAB IIILANDASAN TEORI

3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama yaitu sistem pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi. Dari ketiga sistem tersebut, sistem distribusi merupakan bagian yang letaknya paling dekat dengan konsumen, fungsinya adalah menyalurkan energi listrik dari suatu Gardu Induk distribusi ke konsumen. Adapun bagian-bagian dari sistem distribusi tenaga listrik adalah :

1. Gardu Induk Distribusi 2. Jaringan Primer (JTM) 3. Transformator Distribusi 4. Jaringan Sekunder (JTR) 3.2 Klasifikasi Sistem Jaringan Distribusi

Jaringan distribusi dikategorikan kedalam beberapa jenis, sebagai berikut ; a. Tegangan pengenalnya : 1. JTM 20 KV 2. JTR 380/220 Volt b. Konfigurasi jaringan primer 1. Jaringan distribusi pola radial 2. Jaringan distribusi pola loop 3. Jaringan distribusi pola loop radial 4. Jaringan distribusi pola grid 5. Jaringan distribusi pola spindel c. Konfigurasi penghantar jaringan primer 1. Konfigurasi penghantar segitiga 2. Konfigurasi penghantar vertikal 3. Konfigurasi penghantar horisontal d. Sistem Pentanahan Jaringan Distribusi di Indonesia Pentanahan titik netral adalah hubungan titik netral dengan tanah, baik langsung maupun melalui tahanan reaktansi ataupun kumparan Petersen. Di Indonesia sistem pentanahan meliputi empat macam, yaitu ; 1. Sistem distribusi tanpa pentanahan 2. Sistem distribusi pentanahan tak langsung (dengan tahanan) 3. Sistem distribusi pentanahan langsung (solid) 4. Sistem distribusi pentanahan dengan kumparan Petersen

3.3 Gambaran JTM Jaringan Tegangan Menengah 20kv

Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen, seperti dijelaskan pada artikel sebelumnya di sini. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah:a. pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi. b. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I kwadrat R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan-perlengkapannya, selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda.

3.3.1 Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Gambar 1. Konfigurasi Sistem Tenaga Listrik.Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta pembatasan-pembatasan seperti pada Gambar diatas: Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation) Daerah II : Bagian penyaluran (Transmission) , bertegangan tinggi (HV,UHV,EHV)Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau 20kV).Daerah IV : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen), Instalasi, bertegangan rendah.Berdasarkan pembatasan-pembatasan tersebut, maka diketahui bahwa porsi materi Sistem Distribusi adalah Daerah III dan IV, yang pada dasarnya dapat dikelasifikasikan menurut beberapa cara, bergantung dari segi apa klasifikasi itu dibuat. Dengan demikian ruang lingkup Jaringan Distribusi adalah:a. SUTM, terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan peralatan perlengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus. b. SKTM, terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination dan lain-lain.c. Gardu trafo, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat trafo, LV panel, pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel, transformer band, peralatan grounding,dan lain-lain. d. SUTR dan SKTR, terdiri dari: sama dengan perlengkapan/material pada SUTM dan SKTM. Yang membedakan hanya dimensinya.

3.4 Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik

Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Menurut nilai tegangannya: a. Saluran distribusi Primer, Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik primer trafo distribusi. Saluran ini bertegangan menengah 20 kV. Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jika langsung melayani pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi.b. Saluran Distribusi Sekunder, Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2-2)

Gambar 2-2 Saluran Distribusi Sekunder

2. Menurut bentuk tegangannya: a. Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan searah.b. Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistem tegangan bolak-balik. 3. Menurut jenis/tipe konduktornya: a. Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan penyangga (tiang) dan perlengkapannya, dan dibedakan atas: Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasi pembungkus. Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi. b. Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, dengan menggunakan kabel tanah (ground cable). c. Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan menggunakan kabel laut (submarine cable) 4. Menurut susunan (konfigurasi) salurannya: a. Saluran Konfigurasi horizontal, bila saluran fasa terhadap fasa yang lain/terhadap netral, atau saluran positip terhadap negatip (pada sistem DC) membentuk garis horisontal.b. Saluran Konfigurasi Vertikal, bila saluran-saluran tersebut membentuk garis vertikal .c. Saluran konfigurasi Delta, bila kedudukan saluran satu sama lain membentuk suatu segitiga (delta).5. Menurut Susunan RangkaiannyaDari uraian diatas telah disinggung bahwa sistem distribusi di bedakan menjadi dua yaitu sistem distribusi primer dan sistem distribusi sekunder.

A. Jaringan Sistem Distribusi PrimerSistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat menggunakan saluran udara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat keandalan yang diinginkan dan kondisi serta situasi lingkungan. Saluran distribusi ini direntangkan sepanjang daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat beban. Terdapat bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi primer, yaitu: Jaringan Distribusi Radial, dengan model: Radial tipe pohon, Radial dengan tie dan switch pemisah, Radial dengan pusat beban dan Radial dengan pembagian phase area. Jaringan distribusi ring (loop), dengan model: Bentuk open loop dan bentuk Close loop. Jaringan distribusi Jaring-jaring (NET) Jaringan distribusi spindle Saluran Radial Interkoneksi

B. Jaringan Sistem Distribusi SekunderSistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi. Sistem ini biasanya disebut sistem tegangan rendah yang langsung akan dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga listrik dengan melalui peralatan-peralatan sbb: a. Papan pembagi pada trafo distribusi, b. Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).c. Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen/pemakai) d. Alat Pembatas dan pengukur daya (kWh meter) serta fuse atau pengaman pada pelanggan.3.5 Tegangan Sistem Distribusi Sekunder

Ada bermacam-macam sistem tegangan distribusi sekunder menurut standar; (1) EEI : Edison Electric Institut, (2) NEMA (National Electrical Manufactures Association). Pada dasarnya tidak berbeda dengan sistem distribusi DC, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah besar tegangan yang diterima pada titik beban mendekati nilai nominal, sehingga peralatan/beban dapat dioperasikan secara optimal. Ditinjau dari cara pengawatannya, saluran distribusi AC dibedakan atas beberapa macam tipe dan cara pengawatan, ini bergantung pula pada jumlah fasanya, yaitu: 1. Sistem satu fasa dua kawat 120 Volt 2. Sistem satu fasa tiga kawat 120/240 Volt 3. Sistem tiga fasa empat kawat 120/208 Volt 4. Sistem tiga fasa empat kawat 120/240 Volt 5. Sistem tiga fasa tiga kawat 240 Volt 6. Sistem tiga fasa tiga kawat 480 Volt 7. Sistem tiga fasa empat kawat 240/416 Volt 8. Sistem tiga fasa empat kawat 265/460 Volt 9. Sistem tiga fasa empat kawat 220/380 VoltDi Indonesia dalam hal ini PT. PLN menggunakan sistem tegangan 220/380 Volt. Sedang pemakai listrik yang tidak menggunakan tenaga listrik dari PT. PLN, menggunakan salah satu sistem diatas sesuai dengan standar yang ada. Pemakai listrik yang dimaksud umumnya mereka bergantung kepada negara pemberi pinjaman atau dalam rangka kerja sama, dimana semua peralatan listrik mulai dari pembangkit (generator set) hingga peralatan kerja (motor-motor listrik) di suplai dari negara pemberi pinjaman/kerja sama tersebut. Sebagai anggota, IEC (International Electrotechnical Comission), Indonesia telah mulai menyesuaikan sistem tegangan menjadi 220/380 Volt saja, karena IEC sejak tahun 1967 sudah tidak mencantumkan lagi tegangan 127 Volt. (IEC Standard Voltage pada Publikasi nomor 38 tahun 1967 halaman 7 seri 1 tabel1).

3.5.1 Diagram rangkaian sisi sekunder trafo distribusi

Diagram rangkaian sisi trafo distribusi terdiri dari:

1. Sistem distribusi satu fasa dengan dua kawat, Tipe ini merupakan bentuk dasar yang paling sederhana, biasanya digunakan untuk melayani penyalur daya berkapasitas kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan pedesaan.2. Sistem distribusi satu fasa dengan tiga kawat, Pada tipe ini, prinsipnya sama dengan sistem distribusi DC dengan tiga kawat, yang dalam hal ini terdapat dua alternatif besar tegangan. Sebagai saluran netral disini dihubungkan pada tengah belitan (center-tap) sisi sekunder trafo, dan diketanahkan, untuk tujuan pengamanan personil. Tipe ini untuk melayani penyalur daya berkapasitas kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan pedesaan.3. Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/240 Volt, Tipe ini untuk melayani penyalur daya berkapasitas sedang dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan pedesaan dan perdagangan ringan, dimana terdapat dengan beban 3 fasa.4. Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/208 Volt.5. Sistem distribusi tiga fasa dengan tiga kawat, Tipe ini banyak dikembangkan secara ekstensif. Dalam hal ini rangkaian tiga fasa sisi sekunder trafo dapat diperoleh dalam bentuk rangkaian delta (segitiga) ataupun rangkaian wye (star/bintang). Diperoleh dua alternatif besar tegangan, yang dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan adanya pembagian seimbang antara ketiga fasanya. Untuk rangkaian delta tegangannya bervariasi yaitu 240 Volt, dan 480 Volt. Tipe ini dipakai untuk melayani beban-beban industri atau perdagangan.6. Sistem distribusi tiga fasa dengan empat kawat, Pada tipe ini, sisi sekunder (output) trafo distribusi terhubung star,dimana saluran netral diambil dari titik bintangnya. Seperti halnya padasistem tiga fasa yang lain, di sini perlu diperhatikan keseimbangan beban antara ketiga fasanya, dan disini terdapat dua alternatif besar tegangan.

3.6 Operasi Sistem Distribusi

Pengertian dari Operasi Sistem Distribusi adalah segala kegiatan yang mencakup pengaturan, pembagian, pemindahan, dan penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen dengan efektif serta menjamin kelangsungan penyalurannya / pelayanannya.Sebagai tolok ukur pada kegiatan operasi terdapat beberapa parameter, yaitu :1. Mutu listrikAda 2 hal yang menjadi ukuran mutu listrik yaitu tegangan dan frekuensi. Batas toleransi tegangan pelayanan yaitu pada konsumen TM adalah 5 %, dan pada konsumen TR adalah maksimum 5 % dan minimum 10 %. Sedangkan untuk batas toleransi frekuensi adalah 1 % dari frekuensi standar 50 Hz.2. Keandalan penyaluran tenaga listrikSebagai indikator keandalan penyaluran adalah angka lama pemadaman / gangguan atau yang disebut Sistem Average Interruption Duration Index ( SAIDI ) dan angka seringnya pemadaman / gangguan atau yang disebut Sistem Average Interruption Frequency Index ( SAIFI ). Rumus perhitungannya yaitu :3. Keamanan dan keselamatanSebagai indikator dari keamanan dan keselamatan adalah jumlah angka kecelakaan akibat listrik pada personel dan kerusakan pada instalasi / peralatan serta pada lingkungan.4. Biaya pengoperasianSebagai indikatornya adalah angka susut jaringan, yaitu selisih antara energi yang dikeluarkan oleh pembangkit dengan energi yang digunakan oleh pelanggan. Penyebab susut jaringan antara lain yaitu pencurian listrik, kesalahan alat ukur, jaringan yang terlalu panjang, faktor daya rendah serta konfigurasi jaringan yang kurang tepat.5. Kepuasan pelangganSebagai indikator akan kepuasan pelanggan adalah apabila kebutuhan akan listrik oleh konsumen baik kualitas, kuantitas serta kontinuitas pelayanan terpenuhi.

3.7 Peralatan Saluran Distribusi Tegangan Menengah

Ditinjau dari jenis konstruksinya, sistem distribusi listrik dapat dibedakan atas dua jenis yaitu sistem distribusi dengan saluran udara dan sistem distribusi dengan saluran bawah tanah. Namun pada laporan kali ini hanya akan membahas tentang sistem distribusi dengan saluran udara. Konstruksi dan struktur jaringan sistem distribusi yang akan digunakan dalam sistem distribusi merupakan kompromi antara kepentingan teknis disatu pihak dan alasan ekonomi dilain pihak. Secara teknis, konstruksi dan struktur dari jaringan yang akan digunakan harus memenuhi syarat keandalan minimum jaringan.Konstruksi jaringan distribusi dengan saluran udara terdiri dari beberapa komponen peralatan utama, yaitu :3.7.1 Tiang

Tiang listrik merupakan salah satu komponen utama dari konstruksi jaringan distribusi dengan saluran udara. Pada jaringan distribusi tiang yang biasa digunakan adalah tiang beton. Tiang listrik harus kuat karena selain digunakan untuk menopang hantaran listrik juga digunakan untuk meletakan peralatan-peralatan pendukung jaringan distribusi tenaga listrik tegangan menengah. Penggunaan tiang listrik disesuaikan dengan kondisi lapangan.Tiang listrik yang dipakai dalam distribusi tenaga listrik harus memiliki sifat-sifat antara lain :a. Kekuatan mekanik yang tinggib. Perawatan yang mudahc. Mudah dalam pemasangan konduktor saluran dan perlengkapannya3.7.2 Isolator

Isolator adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor atau penghantar dengan tiang listrik. Menurut fungsinya, isolator dapat ditinjau dari dua segi yaitu :a. Fungsi dari segi elektris : Untuk menyekat / mengisolasi antara kawat fasa dengan tanah dan kawat fasa lainnya.b. Fungsi dari segi mekanis : Menahan berat dari konduktor / kawat penghantar, mengatur jarak dan sudut antar konduktor / kawat penghantar serta menahan adanya perubahan pada kawat penghantar akibat temperatur dan angin.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan isolator yang banyak digunakan pada sistem distribusi tenaga listrik adalah isolator dari bahan porselin / keramik dan isolator dari bahan gelas. Kekuatan elektris porselin dengan ketebalan 1,5 mm dalam pengujian memiliki kekuatan 22 sampai 28 kVrms/mm. Kekuatan mekanis dengan diameter 2 cm sampai 3 cm mampu menahan gaya tekan 4,5 ton/cm.Kegagalan kekuatan elektris sebuah isolator dapat terjadi dengan jalan menembus bahan dielektrik atau dengan jalan loncatan api (flashover) di udara sepanjang permukaan isolator. Kasus pertama dapat diatasi dengan cara memilih kualitas bahan isolator dan pengolahan/perawatan yang baik. Kasus ke dua dapat diatasi dengan memperbaiki tipe atau konstruksi dari isolatornya. Pada umumnya semua konstruksi isolator direncanakan untuk tegangan tembus yang lebih tinggi dari tegangan flashover, sehingga biasanya kekuatan elektrik isolator dikarakteristikan oleh tegangan flashovernyaAda beberapa jenis konstruksi isolator dalam sistem distribusi, antara ain :a. Isolator gantung ( suspension type insulator )b. Isolator jenis pasak ( pin type insulator )c. Isolator batang panjang ( long rod type insulator )d. Isolator jenis post saluran ( line post type insulator )

3.7.3 PenghantarPenghantar pada sistem jaringan distribusi berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari suatu bagian keinstalasi atau bagian yang lain. Penghantar ini harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :a. Memiliki daya hantar yang tinggib. Memilki kekuatan tarik yang tinggic. Memiliki berat jenis yang rendahd. Memiliki fleksibilitas yang tinggie. Tidak cepat rapuhMemiliki harga yang murah Jenis-jenis bahan penghantar, antara lain :f. Kawat logam biasa, contohnya AAC ( All Alumunium Conductor ).g. Kawat logam campuran, contohnya AAAC ( All Alumunium Alloy Conductor ).

Gambar Kawat Pengahntar AAAC

3.7.4 Transformator

Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Dengan alat yang bernama trafo maka pilihan tegangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan tegangan pada pelanggan.

Gambar. Trafo Distribusi Satu FasaGambar. Trafo Distribusi Tiga Fasa

3.7.5 Fuse Cut Out (FCO)

Gambar. Fuse Cut Out Gambar 3.11. Fuse LinkFuse Cut Out (FCO) adalah sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja dengan cara meleburkan bagian dari komponenya (fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya. FCO ini terdiri dari :1. Rumah Fuse (Fuse Support)2. Pemegang Fuse (Fuse Holder)3. Fuse LinkBerdasarkan sifat pemutusanya Fuse Link terdiri dari 2 tipe yaitu :1. Tipe K (pemutus cepat)2. Tipe T (pemutus lambat)FCO pada jaringan Distribusi digunakan sebagai pengaman percabangan 1 phasa maupun sebagai pengaman peralatan listrik (trafo Distribusi non CSP, kapasitor).

3.7.6 Auto Voltage Regulator (AVR)

Gambar . Auto Voltage Regulator

Auto Voltage Regulator (AVR) merupakan auto transformer yang berfungsi untuk mengatur/menaikan tegangan secara otomatis. Rangkaian dari regulator ini terdiri dari auto transformer penaik tegangan.3.7.7Meter Expor-ImporMeter Kirim Terima disini berfungsi untuk mengetahui berapa kWH yang dikirim dan diterima antar UPJ. Pada Meter Ex-Im terdapat CT dan PT yang berfungsi untuk mentransformasikan tegangan dan arus dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah untuk proses pengukuran. Peralatan HubungYang termasuk dalam peralatan hubung antara lain ABSw, LBS, Recloser, Sectionaliser, dan lain sebagainya.

3.8 Prosedur Pengoperasian Sistem Distribusi

Yang dimaksud dengan prosedur operasi pengaturan dan pengusahaan jaringan tegangan menengah adalah usaha menjamin kelangsungan penyaluran tenaga listrik, mempercepat penyelesaian gangguan gangguan yang timbul, serta dilain pihak menjaga keselamatan baik petugas pelaksana operasi maupun instalasinya sendiri.Pengoperasian jaringan distribusi tegangan menengah tersebut dilaksanakan dengan :1. Memanuver atau memanipulasi jaringan, dengan menggunakan telekontrol maupun dilapangan.2. Menerima informasi - informasi mengenai keadaan jaringan dan kemudian membuat penilaian (observasi) seperlunya guna menetapkan tindak lanjutan.3. Menerima besaran-besaran pengukuran pada jaringan yang kemudian membuat penilaian (observasi) seperlunya guna menetapkan tindak lanjutan.4. Mengkoordinasikan pelaksanaanya dengan pihak - pihak lain yang bersangkutan.5. Mengawasi jaringan secara kontinyu.6. Mengusut dan melokalisir gangguan jaringan.7. Mendeteksi gangguan jaringan sehingga titik gangguannya dapat ditemukan untuk diperbaiki.Kegiatan operasi distribusi ini dibedakan dalam dua keadaan yaitu keadaan normal dan keadaan gangguan. Operasi sistem distribusi juga tergantung dari beberapa hal, antara lain berdasarkan pada konfigurasi dan pola jaringan sistem distribusi yang digunakan.Dalam operasi sistem distribusi, setiap alur tugas dari pekerjaan ditentukan oleh prosedur tetap yang biasa disebut Standing Operation Procedure ( SOP ), dimana SOP adalah prosedur yang dibuat berdasarkan kesepakatan / ketentuan yang harus dipatuhi oleh seseorang atau tim untuk melaksanakan tugas / fungsinya agar mendapatkan hasil yang optimal dan untuk mengantisipasi kesalahan manuver, kerusakan peralatan dan kecelakaan manusia..3.9 Manuver Jaringan Distribusi

Manuver / manipulasi jaringan distribusi adalah serangkaian kegiatan membuat modifikasi terhadap operasi normal dari jaringan akibat dari adanya gangguan atau pekerjaan jaringan yang membutuhkan pemadaman tenaga listrik, sehingga dapat mengurangi daerah pemadaman dan agar tetap tercapai kondisi penyaluran tenaga listrik yang semaksimal mungkin. Kegiatan yang dilakukan dalam manuver jaringan antara lain :a. Memisahkan bagianbagian jaringan yang semula terhubung dalam keadaan bertegangan ataupun tidak bertegangan dalam kondisi normalnya.b. Menghubungkan bagianbagian jaringan yang semula terpisah dalam keadaan bertegangan ataupun tidak bertegangan dalam kondisi normalnya.Optimalisasi atas keberhasilan kegiatan manuver jaringan dari segi teknis ditentukan oleh konfigurasi jaringan dan peralatan manuver yang tersedia di sepanjang jaringan. Peralatan yang dimaksud adalah peralatan peralatan jaringan yang berfungsi sebagai peralatan hubung. Peralatan tersebut antara lain yaitu :3.9.1 Pemutus Tenaga (PMT)

Pemutus tenaga (PMT) adalah adalah alat pemutus tenaga listrik yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan listrik (switching equipment) baik dalam kondisi normal (sesuai rencana dengan tujuan pemeliharaan), abnormal (gangguan), atau manuver system, sehingga dapat memonitor kontinuitas system tenaga listrik dan keandalan pekerjaan pemeliharaan Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pemutus tenaga atau Circuit Breaker (CB) adalah :a. Harus mampu untuk menutup dan dialiri arus beban penuh dalam waktu yang lama.b. Dapat membuka otomatis untuk memutuskan beban atau beban lebih.c. Harus dapat memutus dengan cepat bila terjadi hubung singkat.d. Celah (Gap) harus tahan dengan tegangan rangkaian, bila kontak membuka.e. Mampu dialiri arus hubung singkat dengan waktu tertentu.f. Mampu memutuskan arus magnetisasi trafo atau jaringan serta arus pemuatan (Charging Current)g. Mampu menahan efek dari arching kontaknya, gaya elektromagnetik atau kondisi termal yang tinggi akibat hubung singkat.PMT tegangan menengah ini biasanya dipasang pada Gardu Induk, pada kabel masuk ke busbar tegangan menengah (Incoming Cubicle) maupun pada setiap rel/busbar keluar (Outgoing Cubicle) yang menuju penyulang keluar dari Gardu Induk (Yang menjadi kewenangan operator tegangan menengah adalah sisi Incoming Cubicle). Ditinjau dari media pemadam busur apinya PMT dibedakan atas : PMT dengan media minyak (Oil Circuit Breaker) PMT dengan media gas SF6 (SF6 Circuit Breaker) PMT dengan media vacum (Vacum Circuit Breaker)Konstruksi PMT sistem 20 kV pada Gardu Induk biasanya dibuat agar PMT dan mekanisme penggeraknya dapat ditarik keluar / drawable (agar dapat ditest posisi apabila ada pemadaman karena pekerjaan pemeliharaan maupun gangguan).Di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Rayon Alas sendiri terdapat 1 feeder beserta PMT Feeder yang aktif. Expres feeder yang aktif adalah: Penyulang 3

3.9.2 Disconector (DS) / Saklar Pemisah

Adalah sebuah alat pemutus yang digunakan untuk menutup dan membuka pada komponen utama pengaman/recloser, DS tidak dapat dioperasikan secara langsung, karena alat ini mempunyai desain yang dirancang khusus dan mempunyai kelas atau spesifikasi tertentu, jika dipaksakan untuk pengoperasian langsung, maka akan menimbulkan busur api yang dapat berakibat fatal. Yang dimaksud dengan pengoperasian langsung adalah penghubungan atau pemutusan tenaga listrik dengan menggunakan DS pada saat DS tersebut masih dialiri tegangan listrik.Pengoperasian DS tidak dapat secara bersamaan melainkan dioperasikan satu per satu karena antara satu DS dengan DS yang lain tidak berhubungan, biasanya menggunakan stick (tongkat khusus) yang dapat dipanjangkan atau dipendekkan sesuai dengan jarak dimana DS

itu berada, DS sendiri terdiri dari bahan keramik sebagai penopang dan sebuah pisau yang berbahan besi logam sebagai switchnya.

Gambar. Disconecting Switch (DS)

3.9.3 Air Break Switch (ABSw)

Air Break Switch (ABSw) adalah peralatan hubung yang berfungsi sebagai pemisah dan biasa dipasang pada jaringan luar. Biasanya medium kontaknya adalah udara yang dilengkapi dengan peredam busur api / interrupter berupa hembusan udara. ABSw juga dilengkapi dengan peredam busur api yang berfungsi untuk meredam busur api yang ditimbulkan pada saat membuka / melepas pisau ABSw yang dalam kondisi bertegangan . Kemudian ABSw juga dilengkapi dengan isolator tumpu sebagai penopang pisau ABSw , pisau kontak sebagai kontak gerak yang berfungsi membuka / memutus dan menghubung / memasukan ABSw , serta stang ABSw yang berfungsi sebagai tangkai penggerak pisau ABSw. Perawatan rutin yang dilakukan untuk ABSw karena sering dioperasikan, mengakibatkan pisau-pisaunya menjadi aus dan terdapat celah ketika dimasukkan ke peredamnya / kontaknya. Celah ini yang mengakibatkan terjadi lonjakan bunga api yang dapat membuat ABSw terbakar.

Gambar 3.16. Handle ABSW Pemasangan ABSw pada jaringan, antara lain digunakan untuk :a. Penambahan beban pada lokasi jaringanb. Pengurangan beban pada lokasi jaringanc. Pemisahan jaringan secara manual pada saat jaringan mengalami gangguan.ABSW terdiri dari :1. Stang ABSW 2. Cross Arm Besi 3. Isolator Tumpu4. Pisau Kontak5. Kawat Pentanahan6. Peredam Busur Api7. Pita Logam Fleksibel3.9.4 Load Break Switch (LBS)

Load Break Switch (LBS) atau saklar pemutus beban adalah peralatan hubung yang digunakan sebagai pemisah ataupun pemutus tenaga dengan beban nominal. Proses pemutusan atau pelepasan jaringan dapat dilihat dengan mata telanjang. Saklar pemutus beban ini tidak dapat bekerja secara otomatis pada waktu terjadi gangguan, dibuka atau ditutup hanya untuk memanipulasi beban.

Gambar 3.17. Load Break Switch ( LBS )3.9.5 Recloser ( Penutup Balik Otomatis / PBO )

Recloser adalah peralatan yang digunakan untuk memproteksi bila terdapat gangguan, pada sisi hilirnya akan membuka secara otomatis dan akan melakukan penutupan balik (reclose) sampai beberapa kali tergantung penyetelannya dan akhirnya akan membuka secara permanen bila gangguan masih belum hilang (lock out). Penormalan recloser dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan sistem remote. Recloser juga berfungsi sebagai pembatas daerah yang padam akibat gangguan permanen atau dapat melokalisir daerah yang tergangguRecloser mempunyai 2 (dua) karateristik waktu operasi (dual timming), yaitu operasi cepat (fast) dan operasi lambat (delay)Menurut fasanya recloser dibedakan atas :a. Recloser 1 fasab. Recloser 3 fasaMenurut sensor yang digunakan, recloser dibedakan atas :a. Recloser dengan sensor tegangan (dengan menggunakan trafo tegangan) digunakan di jawa timurb. Recloser dengan sensor arus (dengan menggunakan trafo arus) digunakan di jawa tengah

Gambar. Recloser

3.10 Definisi Daya (active, reactive dan apparentpower)Daya didefinisikan sebagai laju energi yang dibangkitkan atau digunakan oleh berbagai macam peralatan listrik. Daya Aktif/activepowerDaya dengan satuan Joule/detik atau Wattdisebut sebagai daya aktif. Simbolnyaadalah P.Daya aktif adalah daya sebenarnya yang dibutuhkan oleh beban. Daya aktif dihitung denganrumus:P = |V| |I| cos Daya Reaktif semu/reactivepowerSelain daya aktif, kita kenal daya reaktif. Satuannya adalah VAR (Volt ampere-reactive). Daya reaktif (Q) ini tidak memiliki dampak apapun dalam kerja suatu beban listrik, ditentukan oleh adanya tegangan dan arus yang tidak mengkomsumsi daya.Q = |V| |I| sin Daya Nyata/Riil/apparentpowerGabungan antara daya aktif dan reaktif adalah apparent power atau daya nyata.SimbolnyaadalahS. SatuannyadalahVA(Voltampere). Jika menggunakan listrik PLN, daya yang didistribusikan oleh PLN ke pelanggan adalah daya nyata. Daya nyatadapat dihitung menggunakan rumusS = V Idimana : Jika digambarkan dalam bentuk segitiga daya, maka daya semu direpresentasikan oleh sisi miring dan daya aktif maupun reaktif direpresentasikan oleh sisi-sisi segitiga yang saling tegak lurus.

Faktor DayaFaktor daya (Cos ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya nyata (Watt) dan daya aktif (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda sudut fasa antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam cos . Faktor Daya = Daya Aktif (P) / Daya Nyata (S)= P /S= V.I Cos / V.I= Cos Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 1 dan dapat juga dinyatakan dalam persen. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati satu.Sehingga dalam penentuan besarnya daya reaktif yang dibutuhkan kapasitor untuk memperbaiki faktor daya adalah, dengan menggunakan persamaan:Q = P x (Tan 1 - Tan 2)Keterangan :1 = Sudut yang dibentuk sebelum terpasag kapasitor2 = Sudut yang terbentuk sesudah terpasang kapasitorfaktor daya dikatakan ketinggalan jika > 0 karena arus ketinggalan dari tegangannya.Atau disebut juga dengan lagging.Faktor daya lagging ini terjadi apabila bebannya induktif,seperti motor induksi, AC dan transformator.

demikian daya juga dikatakan mendahului jika < 0, karena arus mendahului dari tegangannya.Ini desibut juga dengan leading.Faktor daya leading ini terjadi apabila bebannya kapasitif, seperti Kapasitor, generator sinkron, motor sinkron.

3.11 Karakteristik Beban ACDalam sistem listrik arus bolak-balik, jenis beban dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :1. Beban resistif (R)2. Beban induktif (L)3. Beban kapasitif (C)1. Beban resistifBeban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja (resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai faktor daya sama dengan satu. Tegangan dan arus sefasa. Persamaan daya sebagai berikut :P = VIDengan :P = daya aktif yang diserap beban (watt)V = tegangan yang mencatu beban (volt)I = arus yang mengalir pada beban (A)

Resistif Gelombang AC2. Beban Induktif (L)Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparat kawat yang dililitkan pada suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida.Beban ini dapat mengakibatkan pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetis akan mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif. Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah sebagai berikut :P = VI cos Dengan :P = daya aktif yang diserap beban (watt)V = tegangan yang mencatu beban (volt)I = arus yang mengalir pada beban (A) = sudut antara arus dan teganganUntuk menghitung besarnya rektansi induktif (XL), dapat digunakan rumus :

Dengan :XL = reaktansi induktifF = frekuensi (Hz)L = induktansi (Henry)

3. Beban Kapasitif (C)Beban kapasitif (C) yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau kemampuan untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik (electrical discharge) pada suatu sirkuit.Komponen ini dapat menyebabkan arus leading terhadap tegangan.Beban jenis ini menyerap daya aktif dan mengeluarkan daya reaktif. Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah sebagai berikut :P = VI Tan Dengan :P = daya aktif yang diserap beban (watt)V= tegangan yang mencatu beban (volt)I = arus yang mengalir pada beban (A) = sudut antara arus dan tegangan

Untuk menghitung besarnya rektansi kapasitif (XC), dapat digunakan rumus :Dengan :

Xc = reaktansi kapasitiff = frekuensiC = kapasitansi (Farad)

BAB IVANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

4.1. Analisis Masalah

Dalam melaksanakan program kerja praktek ini penulis menitik beratkan pada permasalahan bidang pemeliharaan jaringan distribusi Tegangan Menegah khususnya Penyulang Alas Kota, dalam hal ini penulis banyak memahami tentang jaringan tegangan menengah kususnya untuk penyulang alas ,mulai dari pembangkitan, yang secara system harus di step up dan di salurkan melalui jaringan trasmisi 20kv dan dirubah tegangan 20kv menjadi 220v harus melalui trafo step down agar di nikmati oleh para pelanggan, pihak PT.PLN (Persero) Rayon Alas, meningkatkan kepuasan pelanggan demi mencapai falsafah, visi, misi, filosofi dan motto pln.

4.1.1 Perhitungan Daya Travo Penyulang ALAS

Dari hasil praktek kerja nyata penulis peroleh beberapa cara perhitungan data Trafo untuk penyulang alas. Jumlah Trafo (transformator) untuk penyulang alas PT.PLN(Persero) Rayon alas kota:NoNo GTTALAMATDAYA(KVA)JUMLAHPHASABEBAN(KVA)BEBAN(KW)PORSENTASE ( %)

1AL 01DS.DALAM1603118,5794.8674,11

2AL02DS.BARU1603116,8993,5173,05

3AL03DS.KALIMANGO1603101,40681,1363,38

4AL05DS.GONTAR100366,7653,4266,78

5AL16DS.LUAR STOBER1003103,1682,5364,48

6AL17TELKOM50315,4512,3630,91

7AL24DS.MERENTE100369,2855,4269,28

8AL28DS.LUAR100399,179,2861,94

9AL29DS.JURANALAS1603125,46100,3778,41

10AL42SMPN 1 ALAS 100370,9256,7470,92

11AL43DS.TELANGIT1619,657,7260,29

12AL46DS.DALAM50311,329,0622,64

13AL56DS.MERENTE250326.5721,2653,13

14AL57DSN.MUTIARA50366,353,0466,3

15AL61DS.KALIMANGO250363,9451,1563,94

16AL75DS.BARU100350.5740,4650,57

17AL77DS.DALAM100355,7944,6355,79

18AL81DS,GONTAR100350,5940,4750,59

19AL84DS.DALAM50355,3544,2855,35

20AL86DS.PANUA10030,810,651,62

21AL92DS.MERENTE350319,6115,6919,61

22AL103DS.DALAM50346,6637,3393,32

JUMLAH (KW)

4.2 Metoda perhitungan beban dalam KVA dan beban dalam KW yaitu:

Dalam KVA= x V x I=

dan dalam KW= x V x I x cos =

4.2.1 metoda perhitungan beban dalam persen(%)

beban(%)=X100=

4.2.3 Metoda perhitungan Pengaman Trafo (fco) dengan mengunakan Rumus I =P/V x P = Daya Trafo (KVA)V=Tegangan Primer (KV)I = Ampere yang di hasilkan

4.2.4 Metoda perhitungan NH FUSE PHBTR pada Penyulang alasRumus = I= =Dimana: P=daya trafo V=tegangan sekunder I= Ampere yang di hasilkan

4.2.5 Metoda perhitungan Ampere dari KWH (KIlo Watt Hour) Dalam penghitungan Kwh rumah tangga yaitu dengan menjumlahkan pemakayan daya watt dan di kalikan dengan waktu masa penggunaan daya tersebut, setelah diketahui keseluruhan daya watt yang di pakai setelah itu di bagi dengan daya maksimum dari PLN maka akan diketahuan pemakayan KWH dalam kurun waktu tersebut,setelah pemakayan KWH di ketahuin setelah itu di kalikan dengan harga PerKWH Rp 700/ KWH yang sudah di tetapkan oleh PT.PLN (persero).Contoh: perhitungan KWH rumah tangga dalam satu hari:-lampu 20 W, Jumlah lampu 5 buah = 100 W x 12 jam = 1200 W-TV 100 = 100 W x 5 jam = 500 W- Kulkas = 100 W x 24 jam = 2400 W Jumlah Watt = 3100 W = 3.1 KWH/ hari 3.1 x 700 = RP 2170/ hari pemakayan daya listrik rumah tangga.

4.2.6 Penyebab Terjadinya Gangguan Pada JTM Penyulang alas

Dalam operasi sistem tenaga listrik terjadinya gangguan tidak dapat dihindarkan terutama pada jaringan Jaringan Teganggan Menengah (JTM). Adapun gangguan tersebut dikarenakan adanya kejadian secara acak dalam sistem yang dapat berupa berkurangnya kemampuan peralatan, meningkatnya beban dan lepasnya peralatan-peralatan yang tersambung ke sistem JTM. Diantaranya gangguan yang sering terjadi pada jaringan JTM adalah gangguan hubung singkat fasa-fasa atau satu fasa tanah. Adapun berbagai gangguan yang terjadi pada jaringan JTM diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya ; Sambaran petir yang mengenai jaringan Menempelnya benang layang-layang pada kabel jaringan Pohon atau ranting yang menempel pada kabel jaringan. Hilang atau putusnya kawat netral

4.3 Dampak yang terjadi akibat gangguan pada Pada JTR Penyulang alas

Dengan adanya sambaran petir yang mengenai jaringan, ranting pohon yang menempel pada kabel jaringan dan benang layang-layang yang menempel atau melilit kabel jaringan maka akan berdampak terjadinya arus lebih (over current) yang disebabkan hubung singkat fasa-fasa. Terjadinya over current akan membuat sistem relay proteksi atau pengaman jaringan bekerja. Apabila sering terjadi arus berlebih atau hubung singkat maka semakin sering pula relay proteksi bekerja dengan demikian akan sesering itu pula trafo daya menerima hubung singkat, dimana akan memperpendek umur trafo daya tersebut. Selain itu dampak yang paling berbahaya adalah terputusnya kawat netral. Dimana dampak tersebut adalah ; Dampak terhadap kerja GFR (Ground Fault Relay) Dengan banyaknya kawat netral yang terputus menyebabkan arus gangguan ke tanah menjadi lebih kecil dari arus setting peralatan proteksi yang terpasang. Dengan demikian impedansi urutan nol saluran akan menjadi lebih besar daripada jaringan saat kondisi normal. Hal ini akan sangat membahayakan manusia dan juga bisa menyebabkan kerusakan pada peralatan yang tersambung ke sistem akibat tidak bekerjanya relay proteksi. Dampak terhadap peralatan pelanggan dari pengaruh sambaran petir Sambaran petir terhadap jaringan JTM bisa menimbulkan arus gangguan yang sangat besar. Dan dengan putus atau hilangnya kawat netral apabila jaringan tersambar petir maka akan menyebabkan tegangan sentuh menjadi besar dan tegangan ini berpotensi merusak peralatan pelanggan.

4.3.1 Upaya Penanggulangan Gangguan Pada JTM Penyulang alas

Permasalahan gangguan hubung singkat pada jaringan JTM dapat diselesaikan dengan beberapa alternatif pemecahan, diantaranya adalah : 1. Pemeliharaan kabel JTM secara berkala dengan memangkas ranting pohon atau batang pohon yang hampir atau sudah mengenai kabel JTM dan membersihkan kabel JTM dari benang-benang atau rangka layang-layang yang menempel atau melilit pada kabel.2. Mengefektifkan kerja sama antara PLN , POLISI dan masyarakat dalam hal pengawasan maupun penindakan terhadap perbuatan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab seperti pencurian listrik ataupun pencurian alat-alat yang terpasang pada jaringan. 3. Dengan lebih memaksimalkan kerja suatu alat proteksi dalam mengatasi gangguan hubung singkat, seperti relay arus lebih (Over Current Relay/OCR), relay arus lebih gangguan tanah ( Ground Fault Relay/GFR), Recloser, sectionaliser dan pelebur (fuse cut out).

4.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Dari alternatif pemecahan masalah yang telah diutarakan diatas, penulis memilih alternatif pemecahan poin kesatu dan kedua, yaitu pemeliharaan kabel JTM secara berkala dengan memangkas ranting pohon atau batang pohon yang hampir atau sudah mengenai kabel JTM dan membersihkan kabel JTM dari benang-benang atau rangka layang-layang yang menempel atau melilit pada kabel. Dan lebih mengefektifkan kerja sama antara PLN, POLISI dan masyarakat dalam mengawasi dan menindak terhadap perbuatan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab seperti pencurian listrik ataupun pencurian peralatan yang terpasang pada sistem jaringan. Saya memilih dua poin ini karena apabila kabel JTM sudah terpelihara dan tidak ada pencurian terhadap peralatan sistem jaringan maka sistem distribusi pun akan lancar dan gangguan hubung singkat pun tidak akan terlalu sering terjadi sehingga akan memperpanjang umur peralatan yang terpasang pada sistem.

BAB VIIIPENUTUPBerdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang diperoleh dari pengamatan secara langsung dan data-data selama melakukan Praktek Kerja nyata di PT. PLN (PERSERO) rayon alas bertempat di pahlawan no 05 alas , maka penulis mempunyai kesimpulan dan saran yang sekiranya dapat membangun kerja sama dalam industri bagi kedua belah pihak, yaitu pihak PT. PLN (PERSERO) rayon alas dan INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG. Diantaranya adalah :SIMPULAN :

1. PT. PLN (PERSERO) RAYON ALAS bekerja untuk konsumen, pengusaha kecil dan industri dalam hal penyediaan dan pelayanan jasa penyediaan tenaga listrik.2. Selain proses penyediaan tenaga listrik, PT. PLN (PERSERO) RAYON ALAS dalam pelayanan jasanya juga mengutamakan kehandalan sistem distribusi guna menjamin mutu pelayanan pada konsumen (masyarakat).3. Sistem proteksi distribusi merupakan salah satu factor utama dalam menjamin keberlanjutan proses penyaluran tenaga listrik dari pembangkit pada konsumen, karena sistem proteksi melindungi jaringan dari kerusakan yang disebabkan oleh gangguan yang dapat timbul karena berbagai factor.4. Recloser merupakan alat proteksi jaringan distribusi tegangan menengah (JTM) yang berfungsi untuk mengamankan jaringan dari kerusakan yang disebabkan gangguan sementara atau permanen, alat pengaman ini bekerja secara otomatis guna mengamankan suatu sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan hubung singkat.SARANSetelah menyelesaikan praktek kerja lapangan penyusun ingin memberikan saran-saran yang mungkin dapat memberikan manfaat :Saran kepada PT. PLN (PERSERO) RAYON ALAS:1. Perlunnya peningkatan kerjasama antara perusahaan dalam hal ini PT.PLN (PERSERO) RAYON ALAS dengan pihak pendidikan dalam hal ini INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG untuk dalam pengmbangan teknologi tepat guna untuk masyarakat.2. Pengembangan teknologi recloser yang masih menggunakan sistem analog dengan recloser yang baru yaitu dengan sistem digital berbasis mikrokontroler agar lebih efisien dan lebih handal dalam pengoperasian dan dapat dipantau opersai kerjanya dari sistem seperti sitem SCADA.Saran kepada INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG :1. Perlunnya peningkatan kerjasama antara perusahaan, dalam hal ini PT.PLN (PERSERO) RAYON ALAS dengan pihak pendidikan dalam hal ini INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG untuk pengembangan teknologi tepat guna untuk masyarakat. 2. Mengingat pentingnya mikrokontroler di pabrik/industri, maka mata kuliah mikrokontroler sebaiknya menjadi titik berat dalam pembelajaran dalam kuliah, hal ini dimaksudkan karena disamping perkembangan teknologi mikrokontroler yang sudah sangat berkembang juga disebabkan aplikasi mikrokontroler di pabrik/industri yang sudah sangat rumit dan kompleks.