laporan kasus ku

32
Oleh : Shakti Bhimantono Dosen Pembimbing dr. Jhoni Budhi Satryo, M.Kes, Sp.An dr. Wisnu Wijanarko, Sp.An dr. Kararawi,Sp.An

Upload: jumaymaya

Post on 11-Aug-2015

80 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

lapsus

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Ku

Oleh :Shakti Bhimantono

Dosen Pembimbing dr. Jhoni Budhi Satryo, M.Kes, Sp.Andr. Wisnu Wijanarko, Sp.Andr. Kararawi,Sp.An

Page 2: Laporan Kasus Ku

Nama : Ny.K Umur : 25 tahun Alamat : Gondanglegi Kelamin :Perempuan Pekerjaan : IRT Status : Menikah Pendidikan : SMA No. Register : 286439

Page 3: Laporan Kasus Ku

Keluhan utama : Kenceng-kenceng Keluhan penyerta :

Pasien mengeluh kenceng – kenceng yang hilang timbul mulai pukul 22.30 tanggal 3/4/12. Pasien mengaku tidak ada cairan maupun darah yang keluar dari jalan lahir. Pada tanggal 3/4/12 jam 08.30 pasien memeriksakan kandungannya ke bidan puskesmas, saat pemeriksaan didapatkan luka bekas operasi cesar dan porsio menutup, sehingga oleh bidan puskesmas pasien langsung dirujuk ke poli kandungan RSUD kepanjen sekitar jam 12.00 dan pasien tiba di kamar bersalin sekitar jam 12.50

.

Page 4: Laporan Kasus Ku

Riwayat kehamilan yang sekarang : Merupakan kehamilan kedua pasien, pada saat trimester I & II mual muntah (+)

Riwayat menstruasi : Menarche umur 12 tahun, HPHT : 27-06-2011, UK : 41-42, TBJ : 3100 gr

Riwayat perkawinan : Pasien menikah 1x, lamanya 4 tahun, umur pertama menikah 20 tahun.

Page 5: Laporan Kasus Ku

Riwayat persalinan sebelumnya : Pada 13-02-10 dilakukan Sectio caesarea dengan indikasi CPD.

Riwayat penggunaan kontrasepsi : (-) Riwayat penyakit sistemik yang

pernah dialami : (-) Riwayat penyakit keluarga : (-) Riwayat kebiasaan dan sosial : (-) Riwayat pengobatan yang telah

dilakukan : Pasien belum mengkonsumsi obat apapun

Page 6: Laporan Kasus Ku

Status present Keadaan umum : Cukup Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 84 x/mnt Suhu : 36˚C RR : 18 x/mnt

Page 7: Laporan Kasus Ku

Kulit : Sianosis (-), ikterik (-), turgor menurun (-)

Kepala : Mata : Anemi -/-, ikterik -/-,

edema palpebra -/- Wajah : Simetris Mulut : Stomatitis (-), hiperemi

pharing (-), pembesaran tonsil (-) Leher : Pembesaran KGB (-),

pembesaran kelenjar tonsil (-)

Page 8: Laporan Kasus Ku

Thorax : Paru : Auskultasi : vesikuler +/+ Jantung : Bunyi jantung I & II regulerAbdomen Inspeksi : Jaringan parut (-), umbilikus hernia (-),

tumor (-), gelombang peristaltic (-), pulsasi (-) Auskultasi : Bising usus (+) normal, bruit (-) Palpasi : Defans muskuler (+), nyeri tekan

perut kanan bawah (+), teraba massa kenyal, diameter ±4 cm,

Perkusi : Timpani di area umbilical Ekstremitas : edema -/-

Page 9: Laporan Kasus Ku

Hasil lab. Tgl 03 April 2011 Hb : 12,9 gr/dL (13,5-18) Leukosit : 9430 /ul (4000-

11000) Trombosit : 215.000

(150000-450000) Masa perdarahn : 2’00” ( 5’00”) Masa pembekuan : 8’00” ( 15’00”) GDS : 95 mg/dL (≤140)

Page 10: Laporan Kasus Ku

DIAGNOSISSCTP dengan Bekas Sectio caesaria   PLANNING TERAPI

Sectio caesaria dengan regional anastesi

Page 11: Laporan Kasus Ku

STATUS ANASTESI KETERANGAN UMUM Nama penderita : Ny. S Umur : 39 thn, JK : P , Tgl : 04 April

2012 Ahli bedah : dr. Irwan BP, Sp.OG Ahli anastesi

: dr. Joni Budhi Satriyo, M.Kes., Sp. An Diagnose Pra bedah :SCTP dengan bekas SC Jenis pembedahan

: Diagnose pasca bedah : Jenis anastesi : RA KEADAAN PRABEDAH Keadaan umum : gizi kurang/cukup/gemuk/anemis/sianosis/sesak Tekanan darah :120/80 nadi: 84x/mnt Pernapasan : 18x/mnt, Suhu :

36°C, Berat badan: ,Golongan darah :…………. Hb : 12,9 gr%, Lekosit :9430 /uL PVC :………% Lain-lain:

……………… Penyakit-penyakit lain: ……………………………STATUS FISIK ASA: 1234 Elektif

darurat PREMEDIKASI : Ethiperan 10mg S. Atropin……mg Valium……………mg

Petidin…………mg DBP…….mg Lain-lain……………Jam :………………IMIV Lain-lain Efek:

………… POSISI : Supine/prone/lateral/lithotomic/lain-lain AIRWAY : masker

muka/endotraheal/traheostomi/ lain-lain TEKNIK ANASTESI : Semi closed/closed/spinal/Epidural/Blok

Saraf/Lokal/lain-lain PERNAPASAN : SPONTAN/ASSISTED/KONTROL

Page 12: Laporan Kasus Ku

RR

N TD Waktu

40 220

36 180

32 160

28 160

140

24 140

120

20 120

100

16 100

80

12 80 608 60 40

40 200 0

Anest OperasiO2 2 LmntN2O 2 LmntHalotan.vol%Etran…..vol%Isofluran 2%Infus TransfusiKeterangan : V sistolik O nadi A->anastesi mulai O-> operasi mulai

ˆ diastolic X napas <-A anastesi berakhir <-O operasi berakhir

1.Metoklopramid 10 mg 4. Induxin (drip) 10mg 2.Decain 20mg 5. Ephedrine 10mg3.Induxin (iv) 10mg 6. Ketorolac 30mg

Jumlah cairan didapat….. Jumlah perdarahanPO 500 cc ± 250 mlDO 1000 cc

10.00 10.30

Page 13: Laporan Kasus Ku

Awasi : vital sign dan kesadaran tiap 15 menit

Posisi : tidur terlentang dengan bantal sampai 24 jam

Makan/minum : BU (+) coba makan minum Infus/transfusi : Cairan RL 1000 ml/hari + D5 500ml

dalam 24 jam Obat-obatan : Ketorolac 3x30mg Lain-lain : Apabila tensi sistole <90 mmHg

atau produksi urine <100cc/3 jam, beri ekstra RL 500cc dalam 30 menit. Bila sistole tetap 90 mmHg beri efedrin 10 mg

Page 14: Laporan Kasus Ku

Metoklopramid 10 mg Recain 20mg Induxin (iv) 10 mg Induxin (drip) 10 mg Ketorolac 30 mg Ephedrine 10mg

Page 15: Laporan Kasus Ku

Status anestesi

Page 16: Laporan Kasus Ku

DISKUSI PENATALAKSANAANRegional Anestesi Pada Pasien dengan Bekas Sectio caesaria

 PreoperatifPasien dijadwalkan untuk menjalani

operasi Sectio caesaria , maka dari itu pada pasien dilakukan perbaikan keadaan umum terlebih dahulu, makan minum distop dimulai sejak jam 24.00 satu hari sebelum operasi. Keadaan pasien tampak cukup, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 x/menit, RR 18 x/menit, suhu 36˚C.

Page 17: Laporan Kasus Ku

 Premedikasi Sebelum obat anestesi diberikan

pasien diberi obat premedikasi yaitu metoklopramid 5mg/ml (1 amp) secara intravena.

Induksi      Obat yang diberikan yaitu Decain

20mg.

Page 18: Laporan Kasus Ku

MaintenanceSelama operasi berlangsung pasien diobservasi

tekanan darah, nadi dan pernapasannya. Sekitar 30 menit operasi berlangsung tekanan darah menurun sampai 90/58 mmHg sehingga diberikan injeksi ephedrine 10 mg. 10 menit sebelum operasi selesai diberikan ketorolac 30 mg.

 Recovery Setelah operasi selesai dan pasien dalam keadaan

sadar, pasien dipindahkan ke ruang recovery dan diobservasi berdasarkan Aldrete Score. Jika Aldrete Score ≥ 8 dan tanpa ada nilai 0 atau Aldrete Score > 9, maka pasien dapat dipindahkan ke bangsal. Pada pasien ini didapatkan Aldrete Score 8, maka pasien bisa dipeindahkan ke ruang recovery.

Page 19: Laporan Kasus Ku
Page 20: Laporan Kasus Ku

operasi Caesarea (SC) adalah Pembedahan untuk melahirkan janin dari dalam rahim dengan membuka dinding perut dan dinding uterus dengan membuat sayatan melalui dinding depan perut dan vagina.

Page 21: Laporan Kasus Ku

Ada beberapa jenis Sectio Caesarea (SC). Menurut Wiknjosastro (2002), jenis / teknik dibedakan dalam Sectio Caesarea transperitonealis profunda, Sectio Caesarea klasik atau Sectio Caesarea korporal dan Sectio Caesarea eksrtaperitoneal. Sectio Caesarea transperitonealis profunda adalah Dauercatheter dipasang dan wanita berbaring dalam letak Trendelenburg ringa

Page 22: Laporan Kasus Ku

Bayi terlalu besar : Kelainan letak bayi Ancaman gawat janin (fetal distress) Janin abnormal Faktor plasenta Bayi kembar (multiplle pregnancy) Usia Cephalopelvic disproportion (CPD) Persalinan sebelumnya caesarea Faktor hambatan panggul

Page 23: Laporan Kasus Ku

1. Informed consent (izin dari pasien)Kita tidak boleh memaksa pasien untuk menyetujui anestesia spinal2. Pemeriksaan fisikTidak dijumpai kelainan spesifik seperti kelainan tulang, punggung, dan lain lainnya.3. Pemeriksaan laboratorium anjuranHemoglobin, hemotokrit, PT (prothrombin time) dan PTT (partial thromboplastin time)

Page 24: Laporan Kasus Ku

anestesi regional  dengan  tindakan  penyuntikan obat  anestesi  lokal  ke  dalam  ruang subarakhnoid.

Larutan anestesi lokal yang disuntikan pada ruang subarachnoid akan memblok konduksi impuls sepanjang serabut syaraf secara reversible.

terdapat tiga bagian syaraf yaitu motor, sensori dan autonom.

Page 25: Laporan Kasus Ku
Page 26: Laporan Kasus Ku
Page 27: Laporan Kasus Ku

Posisi pasien duduk atau dekubitus lateral. Tentukan tempat tususkan. Untuk operasi hernia ini,

dilakukan tusukan pada L3-4. Sterilkan tempat tusukan dengan betadin Lakukan penyuntikan jarum spinal di tempat

penusukan pada bidang medial dengan sudut 10-30 derajad terhadap bidang horizontal ke arah cranial.

Cabut stilet maka cairan serebrospinal akan menetes keluar.

Pasang  spuit  yang  berisi  obat,  masukkan  pelan-pelan  (0,5  ml/detik) diselingi aspirasi sedikit, untuk memastikan posisi jarum tetap baik.

Page 28: Laporan Kasus Ku

Decain Spinal 0,5% Heavy sebagai anestesi lokal bupivacaine HCL 5mg/ml dan dextrose 80mg/ml. Farmakodinamik : Obat menembus saraf dalam

bentuk tidak terionisasi (lipofilik), tetapi saat di dalam akson terbentuk beberapa molekul terionisasi, dan molekul-molekul ini memblok kanal Na+, serta mencegah pembentukan potensial aksi.

Farmakokinetik : Bupivacaine mempunyai awitan lambat (sampai dengan 30 menit) tetapi mempunyai durasi kerja yang sangat panjang, sampai dengan 8 jam bila digunakan untuk blok syaraf.

Page 29: Laporan Kasus Ku

Ethiferan sebagai antiemetic metoklopramide HCL untuk mencegah emesis. Farmakologi: Kerja pada saluran cerna bagian atas

mirip dengan obat kolinergik, tetapi tidak dapat menstimulasi sekresi dari lambung, empedu atau pankreas, dan tidak dapat mempengaruhi konsentrasi gastrin serum.

Interaksi obat: Efek metoklopramida pada motilitas gastrointestinal

diantagonis oleh obat-obat antikolinergik dan analgesik narkotik.

Efek aditif dapat terjadi bila metoklopramida diberikan bersama dengan alkohol, hipnotik, sedatif, narkotika atau tranquilizer.

Page 30: Laporan Kasus Ku

Ketorolac 30mg sebagai analgesik. Farmakodinamik : menghambat sintesis

prostaglandin dan dapat dianggap sebagai analgesik yang bekerja perifer karena tidak mempunyai efek terhadap reseptor opiat.

Indikasi nyeri akut sedang sampai berat setelah prosedur

bedah.

Page 31: Laporan Kasus Ku

Pemberian Loading Cairan Ringer Lactat (RL) Efek samping subarachnoid block depresi sistem

 saraf  simpatis   tonus  pembuluh  darah  dan menyebabkan vasodilatasi sehingga akan terjadi hipovolemi relative diberikan cairan elektrolit RL yg memiliki berat molekul kecil dan tidak mengandung glukosa dan memiliki kemampuan untuk berpindah dari intravaskuler menuju interstitial dan intraseluler secara cepat.

Page 32: Laporan Kasus Ku

TERIMA KASIH