laporan pg 2 auzan
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang identifikasi proyek. Meliputi analisis
bangunan gedung dan data teknis pelaksanaan proyek. Analisis bangunan gedung
meliputi Arsitektural, Konstruksi bangunan, Mekanikal dan elektrikal, Instalasi air
bersih dan kotor. Sedangkan data teknis pelaksanaan proyek meliputi data
pelaksanaan pekerjaan Arsitektural, Struktural, Mekanikal & Elektrikal, Instalasi
Air Bersih & Kotor, Material Bangunan dan Peralatan yang sesuai dengan
Spesifikasi teknis pekerjaan struktur bangunan.
A. Analisis Bangunan Gedung
1. Arsitektural
Filosofi bangunan ini menggambarkan suatu bangunan sekolah
SDI Baitul Makmur yang menggambarkan kesejukan melalui warna cat,
keteraturan antar ruangan yang menggambarkan kedisplinan, ketentraman
dan keamanan, serta nuansa keislaman yang sampaikan melalui arsitektur
muka sekolah SDI Baitul makmur ini.
a. Organisasi Ruang
Ruang adalah susunan utama dari seluruh isi bangunan ini
sesuai dengan kegiatan masing-masing ruang dalam proses belajar –
mengajar, meliputi kenyaman dan keamanan penghuni sekolah SDI
Baitul Makmur.
Untuk memperoleh tata ruang yang diinginkan, maka perlu
adanya pendefinisian ruangan, agar dapat dilakukan pengelompokan
ruangan – ruangan sesuai dengan fungsinya. Secara umum ruangan –
ruangan yang ada didalam gedung perkantoran ini dapat didefinisikan
sebagai berikut.
No. Jenis Ruangan Sifat
1. Ruang Kepala Sekolah Privat
2. Ruang Konseling Privat
3. Ruang Pusat Belajar & Riset Guru Semi Privat
4. Ruang Klinik UKS Semi Privat
5. Ruang Therapy Special Needs Semi Privat
6. Ruang Lab. Komputer Semi Privat
7. Ruang Guru Publik
8. Ruang Kelas Publik
9. Ruang Auditorium Publik
10. Ruang Perpustakaan Semi Privat
11. Ruang Kamar Mandi Semi Privat
Sifat ruang dilihat dari privasi pemakaiannya, ruangan dapat
diklasifikasikan sebagai mana tabel 1.1 sebagai berikut.
Privat, yaitu ruangan yang menmpunyai sifat privat. Artinya
bersifat tertutup bagi orang luar.
Semi Privat, yaitu ruangan yang mempunyai sifat privat terbatas
untuk umum.
Publik, yaitu ruangan yang dapat dipergunakan oleh segala publik
sekolah.
b. Penghawaan
Udara yang bersih dalam Negara tropis seperti di Indonesia ini,
kebanyakan mengandung nitrogen, oksigen, CO2 dan sedikit
kandungan gas yang lainnya. Kandungan CO2 dalam udara selalu
berubah-ubah. Udara di luar ruangan kemungkinan besar
terkontaminasi oleh asap dari kendaraan dan kegiatan Industri.
Sedangkan untuk mendapatkan udara yang bersih dan sehat
dalam gedung sekolah SDI Baitul Makmur, maka digunakan jendela
dan pintu sebagai pengatur keluar masuknya udara. Sehingga penduduk
dalam gedung dapat mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
c. Pencahayaan
Cahaya adalah suatu bentuk energi, radiasi dalam
bentuk gelombang elektromagnetik yang mempunyai kecepatan
300.000 km/detik. Dari sekian banyak gelombang elektromagnetik,
hanya yang berada pada rentang waktu tertentu saja yang
berupa cahaya yang kasat mata.
Pencahayaan yang baik tergantung pada besarnya intensitas
cahaya di dalam maupun di luar ruangan. Dan juga tergantung pada
kecepatan pergerakan udara. Dalam hal ini untuk pencahayaan di dalam
ruangan menggunakan jendela dan penerangan buatan (artificial light)
Jendela dalam suatu gedung mempunyai dua fungsi utama :
pencahayaan di siang hari dan memungkinkan orang untuk melihat
keluar ruangan. Jendela juga dapat mengurangi udara panas di dalam
bangunan.
Kapasitas jendela dalam sekolah ini dimungkinkan untuk
kegiatan belajar mengajar. Sehingga dibutuhkan jendela yang cukup
untuk pencahayaan, yaitu luas jendela min 10% dari luas lantai ruangan
yang ditinjau.
Penerangan atau sistem tata cahaya yang digunakan pada
bangunan adalah menentukan tata letak lampu yang dapat memberikan
kuat cahaya pada bidang datar yang letaknya berada di sebelah bawah
dari letak sumber cahaya. Dalam bangunan digunakan berbagai lampu.
Secara umum lampu-lampu di golongkan atas lampu pijar, lampu
neon, lampu metal halida, lampu merkuri dan lampu sodium.
Lampu-lampu tersebut dibedakan atas:
a) Jenis dan fungsinya
b) Cara menyalakannya
c) Mutu cahaya yang dihasilkan oleh lampu, termasuk warna cahaya
d) Efisiensi yang umumnya dinyatakan dalam perbandingan antara
lumen dan watt
e) Usia operasional lampu
d. Sirkulasi horizontal dan vertical
Sistem sirkulasi pada bangunan dapat di definisikan
sebagai jalan lalu lalang dari jalan masuk di luar bangunan sampai
masuk ke dalam bangunan. Sistem sirkulasi pada bangunan ini dapat
digolonkan kepada sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal.
a) Sirkulasi horizontal
Sirkulasi horizontal merupakan jalan lalu-lalang antar ruang dalam
satu lantai. Persentasi kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak
lebih dari 10 %. Sedangkan alat transformasi jenis sirkulasi
horizontal ini adalah koridor.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam merancang
sirkulasi horizontal terutama koridor dan ruang peralihan
diantaranya adalah :
- Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk dan arah.
- Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek
mungkin.
- Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah
bermakna.
- Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau
dihindari sama sekali.
- Cukup terang.
b) Sirkulasi Vertikal
Sirkulasi vertikal merupakan jalan lalu-lalang antar ruang dari satu
lantai ke lantai berikutnya. Sedangkan alat transformasi jenis
sirkulasi vertikal di gedung ini adalah tangga.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk membangun sirkulasi
vertikal dalam gedung ini terutama tangga adalah :
- Jaraknya tidak terlalu jauh untuk dicapai
- Terang
- Memberi ruang gerak yang sesuai dengan ketentuan Arsitektur
- Komponen tangga disesuikan supaya tidak merepotkan
penghuni gedung
2. Konstruksi bangunan
a. Struktur Bagian Bawah Bangunan (Sub Structure)
Pada bagian struktur portal bawah bangunan ini terdapat
pondasi, Kolom bawah, dan kopel. Pada bangunan ini menggunakan
pondasi foot plat sebagai sub structure bagunan. Digunakan foot plat
ukuran 2,5 2,5 meter dengan tebal plat kaki yaitu 40cm dengan mutu
beton (f’c) 23MPa dan mutu baja (fy) 310 MPa, tulangan yang
digunakan pada plat kaki pondasi menggunakan D19-150 dan jumlah
total pondasi foot plat yang digunakan adalah sebanyak 21 buah dengan
bentuk yang sama.
Gambar 1.5 Gambar Pondasi foot Plat
Selain pondasi foot plat juga digunakan pondasi menerus batu
kali yang berfungsi sebagai pengikat antar lantai. Pada pondasi batu
kali juga dipasang aanstamping setebal 20 cm dari bahan batu kali.
C1
C1
C2
C2
D1
D1
D2
D2
C3
C3
D3
D3
22 33 55
2Ø20 3Ø20 2Ø20 3Ø20
Ø8-170 Ø8-170 Ø8-170 Ø8-170 Ø8-1703Ø20
6Ø20
3Ø20
6Ø20
3Ø20 2Ø20 2Ø202Ø20
3Ø25 3Ø25 3Ø25 3Ø25 3Ø25 3Ø25
6Ø25
Ø8-380
6Ø25
Ø8-380
Untuk sloof dan kopel juga menggunakan bahan yang sama
dengan pondasi yaitu mutu beton (f’c) 23 MPa dan mutu baja (fy) 310
Mpa. Sedangkan untuk kolom yang berjarak 2m dari sloof sampai
kaki pondasi menggunakan bahan sama dengan pondasi yaitu mutu
beton (f’c) 23 MPa dan mutu baja (fy) 310 MPa, tulangan yang
digunakan pada kolom menggunakan 8D19.
Gambar 1.6. Gambar Kolom bawah
b. Struktur Bagian Atas Bangunan (Upper Structure)
Pada bagian atas bangunan digunakan struktur rangka beton
bertulang dan pada bagian atap menggunakan pendukung utama yaitu
kuda-kuda dengan menggunakan baja single beam. Struktur portal
bagian atas terdiri dari kolom atas dan balok induk menggunakan mutu
beton (f’c) 23 MPa dan mutu baja (fy) 310 Mpa.
1. Struktur kolom, pada bangunan ini menggunakan
kolom dengan 1 jenis ukuran yaitu 30/60 dengan selimut beton 40
mm tetapi untuk ukuran tulangan dibedakan dari letaknya yaitu
lantai 1 dan lantai 2. Untuk lantai 1 digunakan kolom 30/60 dengan
tinggi 4m sebanyak 21 buah menggunakan tulangan 8D19 dan
tulangan sengkang D10 - 200. Sedangkan untuk lantai 2 digunakan
kolom 30/60 dengan tinggi 5m sebanyak 14 buah menggunakan
tulangan 8D19 dan tulangan sengkang D10 - 200
2. Struktur balok, pada bangunan ini menggunakan balok
induk dan balok anak. Dengan ukuran 30/60 dan ukuran 30/35.
Struktur atap, Khusus untuk atap menggunakan kuda – kuda single
beam baja IWF 350.250.8.12. Sedangkan untuk gording digunakan
profil baja [ 150 . 50 . 20 . 4,5.]
3. Mekanikal dan elektrikal
a. Mekanikal
Sistem mekanikal adalah suatu sistem yang didesain dan
dibangun untuk pengaturan keluar masuknya air dalam bangunan
gedung dan penghawaan yang terkait dengan kenyamanan penduduk
bangunan gedung. Sistem mekanikal biasanya terkait dengan
peralatan-peralatan mekanik dalam bangunan gedung.
Sistem Elektrikal dalam bangunan gedung ini terdiri dari :
Instalasi plumbing / air bersih dan air kotor.
Pembuatan Ground Reservoir 3.5x1.4x2m (Plat lantai beton t=20c
m, dinding beton t=15, plat penutup beton t=15 cm lapis water proo
fing).
b. Elektrikal
Sistem elektrikal adalah suatu sistem yang didesain dan
dibangun untuk memasok daya listrik bagi sekelompok beban,
dan hal tersebut merupakan suatu sistem yang cukup
kompleks, dimulai dari instalasi sumber / source sampai instalasi
beban / load). Sesuai dengan batasan, sistem distribusi elektrikal yang
dibahas adalah instalasi listrik dalam gedung, dengan pasokan
tegangan menegah (TM) dari sumber PLN dengan sumber cadangan
dari genset.
Sistem Elektrikal dalam bangunan gedung ini terdiri dari :
Sistem Pembangkit Listrik
Sistem Penerangan / Tata Cahaya
Sistem Tata Suara (Sound Sistem)
Sistem Jaringan Telepon
Jaringan Kabel Komputer / Data / Multimedia
Sistem Otomatisasi Bangunan
Sistem Instalasi Penangkal Petir
4. Instalasi Air Bersih dan Kotor
Instalasi air bersih dan kotor dalam bangunan gedung ini sudah
sesuai dengan persyaratan RKS yang terlampir. Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi untuk instalasi air bersih dan kotor dalam bangunan gedung
SDI baitul makmur ini adalah :
a. Instalasi Air Bersih
Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di
dalam dan di luar bangunan, lengkap berikut sistem
pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi tekniknya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam
menangani instalasi plumbing serta peralatan-peralatannya.
Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air
yang bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan
hidrolis secara parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta
mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan
aman.
Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta
pembersihan site.
b. Instalasi Air Kotor
Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap
dengan peralatannya yang berada di dalam bangunan, antara
lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain
sebagainya.
Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam
bangunan menuju saluran drainase dan septik tank.
Pembuatan septik tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan
filternya.
Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan
hidrolis.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja
yang diperlukan.
B. Data Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektural
Dalam pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan arsitektural diterapkan konsep
atau filosofi bangunan itu sendiri seperti apa. Sehingga dalam
pelaksanaanya, pekerjaan arsitektural terdiri dari pengecatan,
pencahayaan, bukaan, dan bentuk gentengnya :
a. Pengecatan
Dalam hal ini, pengecatan yang saya maksud adalah tentang warna
pengecatan dan cara pengecatannya yang sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dan filosofi bangunan. Untuk warna cat dinding digunakan
dua jenis warna, yaitu hijau mewakili nuansa keislaman dan kesejukan
serta warna putih untuk menggambarkan kenyamanan. Sedangkan
warna kusen pintu dan kusen jendela kesemuanya memakai warna
coklat matang mewakili ketegasan. Lalu, untuk cara pengecatannya
sendiri diurutkan dari cat plester diteruskan cat dasar dan terakhit cat
utama (warna hijau atau putih untuk dinding). Selanjutnya untuk warna
kusen pintu dan jendela sudah dari perusahaan produksi.
b. Pencahayaan
Untuk pencahayaan dalam ruang kelas digunakan lampu TL karena
intensitas cahaya, warna dan fungsinya yang sesuai dengan fungsi
ruangan sebagai tempat utama proses belajar- mengajar. Sama halnya
dengan ruangan lain yang menggunakan lampu TL seperti ruang Guru,
laboratorium, perpustakaan, pusat belajar dan riset guru. Masing –
masing ruang tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-bedda tetapi
kebutuhan pencahayaan sama seperti ruang kelas. Sedangkan ruangan
lain seperti ruang kepala sekolah, klinik UKS, konseling, dan ruang
therapy and special needs menggunakan artifial light lampu XL yang
tidak terlalu terang dan cukup untuk menerangi seluruh ruangan yang
tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan dengan ruangan yang
memakai lampu TL.
c. Pintu dan Jendela
Dalam pelaksanaannya, pemasangan pintu dan jendela menggunakan
kusen alumunium coklat yang saat ini banyak digunakan untuk
pembangunan gedung sekolah baru di Indonesia, karena harganya yang
murah dan bahannya yang mudah untuk didapatkan. Sedangkan untuk
spesifikasi teknis sudah disediakan oleh perusahaan produksi. Sama
halnya dengan daun pintu dan jendela, digunakan kaca rangka
alumunium yang sering kita jumpai di sekolah-sekolah saat ini yang
mengedepankan kualitas tanpa mengesampingkan sarana dan prasarana
sekolah.
d. Genteng
Pelaksaaan pemasangan genteng yang tekait dengan pelaksanaan
arsitektur ini adalah bentuknya. Genteng Nglayur dari daerah
Trenggalek menjadi option karena sifatnya kuat, tahan lama dan dapan
dipoles dengan cat pelapis apa saja yang dapat menambah keawetan
dan keindahan.
2. Pelaksanaan Pekerjaan Struktural
a. Struktur bawah (Sub Structure)
Pada bagian struktur portal bawah bangunan ini terdapat pondasi,
Kolom bawah, dan kopel. Sedangkan, dalam pekerjaan pelaksaannya
banyak digunakan peralatan-peralatan pendukungnya, yaitu: excavator,
genset, mud pump, molen, mobil pick up, mobil dump truck. Hand
tool, kereta dorong
Excavator (Power Mattock)
Excavator fungsinya untuk mengeruk gundukan tanah keras yang
menghalangi titik pondasi. Tetapi, penggalian tidak sampai
menggali pondasi yang direncanakan, karena dibutuhkan ketelitian
dan kesesuaian dengan rencana pondasi di gambar, maka peran
tukang batu beton sangat penting disini.
Genset
Genset sangat berguna bagi keberlangsungan proyek dari pagi hari
sampai dengan malam hari. Fungsinya untuk memberikan asupan
energi listrik yang besar tanpa harus menggantungkan diri pada
aliran listrik dari PLN. Peralatan itu seperti: mud pump
Mud pump
Mud pump adalah pompa tanah liat yang sangat berguna untuk
menggali titik pondasi. Dalam pelaksaannya, mud pump digunakan
pada saat tanah sudah menyentuh titik galian yang direncakan
untuk selanjutnya diberi urugan pasir yang digunakan sebagai
lantai dasar pondasi.
Molen
Molen gunanya untuk memberikan campuran/adukan semen pada
rangka plat untuk mengecor poer dan kolom pondasi.
Mobil Pick up
Mobil Pick up hanya beberapa kali digunakan sebagai alat
transportasi peralatan tukang, mud pump dan peralatan yang lain
terkait dengan pekerjaan struktur bawah pada proyek pembangunan
SDI Baitul Makmur ini.
Mobil Dump Truck
Mobil Dump Truck fungsinya untuk mengantar material-material
struktur bawah seperti: pasir, kerikil dan batu-batuan alam.
Hand tool
Hand tool atau peralatan yang dapat dibawa oleh tangan kosong
seperti : ember, kotak adukan, cetok, gunting pemotong besi, kasut
kayu dan tang pemotong kayu. Fungsinya berdasarkan jenis dan
bentuk alatnya, meskipun begitu, peralatan-peralatan itu sangat
penting untuk penggalian pondasi sampai dengan finishing.
Kereta dorong
Kereta dorong fungsinya untuk mengangkut bahan atau alat dari
satu tempat ke tempat lain. Dalam hal ini, berarti dari satu
pekerjaan struktur bawah ke pekerjaan struktur bawah lainnya.
b. Struktur atas (Upper Structure)
Pada bagian atas bangunan digunakan struktur rangka beton bertulang
dan pada bagian atap menggunakan pendukung utama yaitu kuda-kuda
dengan menggunakan bahan/material kayu kelas kuat I. Struktur portal
bagian atas terdiri dari kolom atas dan balok induk. Digunakan
beberapa peralatan yaitu: genset, molen, mobil pick up, mobil dump
truck, hand tool, scaffolding, vibrator
Genset
Genset sangat berguna bagi keberlangsungan proyek dari pagi hari
sampai dengan malam hari. Fungsinya untuk memberikan asupan
energi listrik yang besar tanpa harus menggantungkan diri pada
aliran listrik dari PLN. Peralatan itu seperti: mud pump, lampu TL
Molen
Molen gunanya untuk memberikan campuran/adukan semen pada
rangka plat untuk mengecor plat lantai 2.
Mobil Pick up
Mobil Pick up hanya beberapa kali digunakan sebagai alat
transportasi peralatan tukang batu beton dan peralatan yang lain
terkait dengan pekerjaan struktur atas pada proyek pembangunan
SDI Baitul Makmur.
Mobil Dump Truck
Mobil Dump Truck fungsinya untuk mengantar material-material
struktur atas seperti: pasir, kerikil dan tulangan.
Hand tool
Hand tool atau peralatan yang dapat dibawa oleh tangan kosong
seperti : ember, kotak adukan, cetok, gunting pemotong besi, kasut
kayu, kunci pembengkok tulangan, palu besar (bodem) dan tang
pemotong kawat. Fungsinya berdasarkan jenis dan bentuk alatnya,
meskipun begitu, peralatan-peralatan itu sangat penting untuk
penggalian pondasi sampai dengan finishing.
Scaffolding
Scaffolding gunanya untuk membanatu tukang untuk mencapai
pekerjaan yang maksimal. Karena proyek 2 lantai, maka
keberadaan scaffolding ini sangat dibutuhkan bagi keamanan dan
efisiensi dari proyek. Alat ini digunakan sebagai perancah atau
penyangga bekisting supaya lebih efisien, tidak terlalu banyak
menyewa bambu atau kayu untuk mendukung struktur balok saat
sampai setelah dicor hingga ditunggu 28 hari.
Vibrator
Vibrator digunakan untuk meratakan campuran air, kerikil dan
semen yang selanjutnya disebut campuran beton 1 : 2 : 3. Tetapi,
kita harus hati-hati saat mengguakan vibrator. Jangan terlalu lama
karena dapat membuat kerikil dalam campuran beton itu menuju ke
bagian bawah Kolom atau Balok yang mengakibatkan Kolom atau
Balok tersebut gagal untuk mendukung struktur bangunan.
3. Pelaksanaan Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
Banyak digunakan peralatan yang mendukung pelaksaan pekerjaan
mekanikal dan elektrikal untuk kesesuaian dengan gambar rencana. Yaitu :
Excavator, Genset, Hand tool, dll
a. Excavator
Excavator fungsinya untuk mengeruk tanah galian atau menggali tanah
supaya dapat menginstal peralatan mekanikal seperti : pompa air dan
genset.
b. Genset
Genset sangat berguna bagi keberlangsungan proyek dari pagi hari
sampai dengan malam hari. Fungsinya untuk memberikan asupan
energi listrik yang besar tanpa harus menggantungkan diri pada aliran
listrik dari PLN.
c. Molen
Molen gunanya untuk memberikan campuran/adukan semen pada
rangka plat untuk tempat genset dam pompa air. Plat beton itu nantinya
digunakan untuk meredam suara dan getaran pada genset.
d. Mobil Pick up
Mobil Pick up hanya beberapa kali digunakan sebagai alat transportasi
genset, peralatan tukang, pompa air dan peralatan yang lain terkait
mekanikal dan elektrikal pada proyek pembangunan SDI Baitul
Makmur.
e. Mobil Dump Truck
Mobil Dump Truck fungsinya untuk mengantar material-material
mekanikal dan elektrikal seperti: pasir, kerikil dan batu-batuan alam.
f. Hand tool
Hand tool atau peralatan yang dapat dibawa oleh tangan kosong
seperti : ember, kotak adukan, cetok, gunting pemotong besi, meteran,
kunci pembengkok tulangan, palu besar (bodem) dan tang pemotong
kawat. Fungsinya berdasarkan jenis dan bentuk alatnya, meskipun
begitu, peralatan-peralatan itu sangat penting untuk penggalian
pondasi sampai dengan finishing.
4. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Air Bersih & Kotor
Banyak digunakan peralatan yang mendukung pelaksaan pekerjaan
instalasi air bersih dan kotor untuk kesesuaian dengan gambar rencana.
Yaitu : Genset, Hand tool, dll.
a. Genset
Genset sangat berguna bagi keberlangsungan proyek dari pagi hari
sampai dengan malam hari. Fungsinya untuk memberikan asupan
energi listrik yang besar pada peralatan yang membutuhkan, seperti :
lampu TL, dll tanpa harus menggantungkan diri pada aliran listrik dari
PLN.
b. Molen
Molen gunanya untuk memberikan campuran/adukan semen pada
rangka plat untuk tempat genset dam pompa air. Plat beton itu nantinya
digunakan untuk meredam suara dan getaran pada genset.
c. Mobil Pick up
Mobil Pick up hanya beberapa kali digunakan sebagai alat transportasi
genset, peralatan tukang, pompa air dan peralatan yang lain terkait
instalasi air bersih dan kotor pada proyek pembangunan SDI Baitul
Makmur.
d. Mobil Dump Truck
Mobil Dump Truck fungsinya untuk mengantar tukang ke lokasi
proyek dan juga digunakan untuk mengantar material-material instalasi
air bersih dan kotor seperti: pasir, kerikil dan air.
e. Hand tool
Hand tool atau peralatan yang dapat dibawa oleh tangan kosong seperti
: ember, kotak adukan, cetok, meteran, gunting pemotong besi, kasut
kayu, kunci pembengkok tulangan, palu besar (bodem) dan tang
pemotong kawat. Fungsinya berdasarkan jenis dan bentuk alatnya,
meskipun begitu, peralatan-peralatan itu sangat penting untuk
penggalian pondasi sampai dengan finishing.
5. Material Bangunan.
Material yang digunakan sebagian besar produk dalam negeri.
sebagian besar material bangunan dapat diperoleh dari berbagai daerah
yang ada diKota Malang. Berikut beberapa daftar material bangunan yang
digunakan sesuai RKS atau spesifikasi teknis pekerjaan struktur bangunan
yang ada.
a. Bahan Mortar.
Gamping kapur kualitas baik.
Semen Portland Gresik
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk penggunaan
semen sesuai atau tidaknya dalam pelaksaan. Yaitu : tidak
kadaluarsa (expired), merk digunakan Semen Gresik, ketika
penggudangan atau penempatan tidak boleh langsung disandarkan
did dinding, tetapi diberi alas dahulu lalu boleh disandarkan untuk
mencegah expired yang lebih cepat. Maka daripada itu diharuskan
pengadaan semen harus dari distribusi lokal yang sebelumnya tidak
lama dapat drop dari perusahaan Semen Gresik.
b. Jenis pasir yang dipakai dalam pekerjaan bangunan ini adalah pasir
alam, yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai, pantai atau pasir alam
lain. Dan sudah di tes laboratorium.
c. Pasir harus berbutir tajam, keras, bersih dan bebas dari gumpalan-
gumpalan kecil dan lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang
merugikan dan merusak. Jumlah prosentasenya dari segala macam
substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat
pasir.
d. Agregat Kasar ( kerikil )
Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah di setujui, dapat
berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dan batu-batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus,
mudah pecah, tipis atau yang panjang-panjang, bersih dari alkali,
bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak dalam jumlah
yang merugikan. Besarnya prosentase dari semua substansi yang
merusak tidak boleh 3% dalam beratnya. Agregat kasar harus
berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori-pori. Apabila
kadar lumpur melampaui 1% maka agregat kasar harus di cuci.
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berda
antara 5mm sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
Sisa di atas ayakan 31.5mm harus 6% beratnya.
Sisa di atas ayakan 4mm harus berkisar antara 90% dan 98%
beratnya.
Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% beratnya.
e. Semen Merah yang digunakan adalah berasal dari tumbukan batu bata
merah tanpa ada yang kasar.
f. Batu bata yang dipakai untuk seluruh pekerjaan pasangan adalah batu
bata ukuran P = 2 x L + 2cm spesi, dengan terlebih dahulu kontraktor
harus menyerahkan contoh bahan /material dan data teknis kepada
direksi dan konsultan untuk mendapatkan persetujuan.
g. Air yang dipakai sudah seharusnya air yang jernih dan disesuaikan
dengan uji laboratorium untuk masing-masing material, berapa ml
kebutuhan dan untuk apa penggunaanya.
6. Peralatan.
Peralatan yang mendukung dalam pelaksaan pembangunan gedung SDI
baitul makmur ini adalah :
a. Sewa Mobil Picup
b. Hand tool
Alat-alat itu adalah Stamper, Ember, Kotak Adukan, Cetok, Kuas,
Kasut Kayu, Tang Pemotong, Kawat, Gergaji, Gunting pemotong
besi, Kunci Pembengkok tulangan, Meteran, Palu, Keranjang, Ganco,
Alat pelancip/pisau besar, Palu Besar/bodem, Timbris, Kereta Dorong,
Jack Hammer
a. Sewa Mesin Bor
b. Sewa Kompresor
c. Sewa Genset
d. Sewa Pompa Tes
e. Sewa Mesin Las
f. Sewa Alat Geolistrik
g. Sewa Alat Geofisikal, Elektrikal, Logging
h. Sewa Mud Pump
i. Sewa Alat Sandblasting
j. Sewa Excavator
k. Sewa Whell Loader
l. Sewa Motor Grader
m. Sewa Vibro Roller
n. Sewa Water Tanker
o. Pesawat Ukur
p. Molen
q. Vibrator
r. Bor Besi
s. Sewa Dump Truk
BAB II
PELAKSANAAN BANGUNAN
A. Pekerjaan Persiapan (Site Preparation)
1. Ijin Mendirikan Bangunan
Ijin Mendirikan Bagunan (IMB) adalah persetujuan dari pihak
berwajib setempat, yang dalam hak ini tergantung dimana bangunan
tersebut akan dilaksanakan atas permohonan dari pemilik bangunan.
Untuk proses perijinannya yaitu dilakukan di kantor Dinas Perijinan
Kota Malang dengan persyaratan sebagai berikut:
a) Formulir permohonan
b) Surat pernyataan
c) Surat ijin tetangga (persetujuan tetangga)
d) Foto copy surat tanah dilegalisir
e) Foto copy KTP pemohon
f) Foto copy pelunasan PBB tahun terakhir
g) Surat kuasa apabila diurus oleh orang lain
h) Foto copy Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT)
i) Foto copy ijin lainnya apabila diperlukan
j) Gambar bangunan skala 1 : 100
k) Gambar situasi tanah dan letak bangunan
l) Perhitungan konstruksi untuk bangunan bertingkat.
m) Surat persetujuan tata kota atau Advice Planning.
Sedangkan untuk mendapatkan Advice Planning dikeluarkan oleh
Dinas WASBANGDAL (Pengawas Bangunan dan Lingkungan) kota
Malang dengan persyarat sebagai berikut:
a) Surat Pernyataan Kesanggupan.
b) Surat Pernyataan Pengalihan Hak Penggunaan Tanah.
c) Surat Kuasa.
Gambar 2.1 Situasi Tanah
Berdasarkan gambar situasi yang ada diatas, bisa diketahui data-data
pembangunan proyek sebagai berikut:
a. Bangunan didirikan tegak lurus dengan jalan
b. Jarak bangunan dari tepi jalan adalah 0 meter
2. Persiapan Lahan
a. Lingkup pekerjaan
- Membersihkan lokasi atau lahan yang akan didirikan bangunan,
yaitu (44m x 21m) = 924 m2, sesuai dengan situasi tanah seperti
yang tergambar diatas.
- Meratakan permukaan tanah.
b. Syarat pelaksanaan
- Lahan yang akan didirikan bangunan sebelumnya harus
dibersihkan dari semua tanaman/ tumbuhan, sisa-sisa bongkaran,
dan benda-benda lain yang dapat mengganggu jalannya
pekerjaan di lokasi.
- Meratakan permukaan tanah menurut kontur yang sesuai dengan
gambar rencana.
3. Penentuan Titik Duga
Titik duga merupakan patokan ketinggian yang dipakai
seterusnya dalam pekerjaan pembangunan. Pada proyek ini titik duga
pada elevasi 0.00 ditentukan 30 cm di atas ketinggian as jalan.
Karena kesalahan penentuan titik duga akan membawa akibat
pembengkakan biaya bangunan, kesulitan dalam penyelesaian saluran
pembuangan, dan lain sebagainya. Maka dari itu penentuan titik duga
ditentukan dari awal perencanaan dan disetujui oleh pemilik proyek
atau pengawas.
4. Pekerjaan Pengukuran
a. Lingkup pekerjaan
- Melakukan pengukuran untuk menentukan koordinat letak
bangunan.
- Melakukan pengukuran untuk menentukan sudut siku dan posisi
bangunan yang akan didirikan.
- Mengukur as-as kolom.
- Leveling lantai struktur.
b. Alat dan bahan
- Theodolith/waterpass
- Roll meter dan alat ukur lain.
c. Syarat pelaksanaan
- Pengukuran untuk menentukan koordinat letak bangunan
dilakukan dengan tepat sehingga bangunan yang akan didirikan
tepat sesuai dengan rencana.
Patok 2PatokUtama
- Pengukuran sudut siku bangunan dan ruang harus benar-benar
tepat.
- Semua pekerjaan pengukuran harus dikerjakan dengan cermat
dan teliti serta benar. Pengukuran dilakukan dengan dua macam
pengukuran yaitu: Pengukuran datar (Elevasi Datar),
pengukuran datar bertujuan untuk menentukan apakah bangunan
yang akan dikerjakan sejajar dan tegak lurus dengan jalan.
Pengukuran Tegak (Elevasi Tegak), pengukuran Tegak (Elevasi
Tegak) bertujuan untuk menentukan duga bangunan dengan
berpedoman pada duga muka jalan yaitu diambil 30 cm dari
duga muka jalan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
Sediakan selang plastik yang tembus pandang dengan
diameter ½” dim, panjang sesuai dengan kebutuhan,
kemudian selang diisi air kalau memungkinkan airnya
berwarna agar mudah terlihat.
Sediakan patok minimal 2 buah dengan tinggi minimal 1,5
meter (setinggi orang berdiri).
Setelah alat-alat disediakan dimulai dengan menaruh patok
pada As jalan dan dibuat garis setinggi 130 cm pada patok
agar garis tersebut mudah dilihat dengan posisi berdiri.
Dirikan patok yang kedua pada tepi bangunan, nantinya patok
yang kedua ini akan menjadi patok utama atau patok acuan
untuk membuat patok-patok bouplank yang selanjutnya.
Gambar 2.2 Penentuan Patok Utama
Dari pekerjaan diatas maka dapat diketahui bawa koordinat
patok yang kedua dari batas tanah dan as jalan adalah (7, 13)
meter.
Kemudian hasil pengukuran tersebut dipindahkan ke
bowplank bangunan setinggi duga yang ditentukan, agar duga
tersebut tidak akan berubah pada saat pelaksanaan bangunan
dengan demikian ditemukan bowplank bangunan yang
dibutuhkan. Sebaiknya untuk ukuran ini ditaruh ditengah
bangunan untuk mempermudah pengukuran tepi-tepi dari
bangunan tersebut.
Membut garis siku-siku dengan menggunakan pertolongan
dalil phitagoras dengan perbandinagan 3 : 4 : 5 dengan
metodelogi pelaksanaan sebagai berikut :
Menyediakan alat-alat yang dibutuhkan
Orang pertama yaitu dari patok utama membentang benang I
sepanjang 3 m (searah sumbu X), setelah itu orang ke 2
membentangkan benang II sepanjang 4 m (searah sumbu Y)
dimana hasil pengukuran tadi diberi tanda berupa garis yang
terang.
Orang kedua tadi mengikat erat benang III pada garis searah
sumbu Y tadi, setelah itu benang III diukur sepanjang 5 m dan
ditandai dan mengikatnya pada garis atau tanda pada sumbu X
tadi.
Gambar 2.3 Teori Phitagoras
Untuk menghasilkan garis siku-siku, masing-masing garis
atau tanda tersebut dihubungkan (benang I, II, II) yang
diamati oleh orang terakhir.
Setelah garis-garis tadi dihubungkan maka sudut siku-siku
akan diperoleh.
5. Pemasangan Bowplank
a. Lingkup pekerjaan
Memasang papan bowplank pada lahan yang akan didirikan
bangunan guna membantu dalam perencanaan pemasangan
pondasi.
b. Alat dan bahan
- Waterpass dan Theodolith.
- Patok kayu ukuran mentah 5/7 cm dari kayu meranti putih dan
papan kayu ukuran mentah 2/20 cm dari kayu meranti putih
juga.
- Paku dengan berbagai ukuran.
- Cat/meni untuk tanda peletakan as-as.
- Benang.
c. Syarat pelaksanaan
Pemasangan papan bowplank harus kuat dengan
menggunakan papan meranti putih dengan ukuran mentah 2/20 cm
dan kayu meranti putih ukuran mentah 5/7 cm yang dipancang
kuat-kuat di dalam tanah. Semua titik as-as dinding tembok atau
sebagainya harus diberi tanda dengan cat meni dan tampak jelas,
serta tidak mudah berubah-ubah.
Bowplank dibuat dari patok-patok kayu dan diletakkan
minimal 2 meter dari galian terluar mengarah/ sepanjang keliling
bangunan dan dibagian atas patok dengan patok lain dihubungkan
dengan papan kayu yang memiliki ketinggian yang sama/ sejajar.
Biasanya duga bowplank/ tinggi sisi atas papan bowplank
merupakan pil/ duga + 0,00 = duga muka lantai satu. Pada
bowplank tercantum as jarak antar kolom dan tinggi bowplank
digunakan untuk menentukan ketinggian dari titik duga.
Pemasangan bowplank harus betul-betul datar untuk menghindari
terjadinya perbedaan tinggi dalam proses pembangunan, untuk itu
dalam pelaksanaan pemasangan bowpalnk menggunakan alat yang
namanya waterpass. Letak bowplank dari bangunan yang
direncanakan 2 m`.
Jarak patok as ke as 2 m, sebab patok nanti akan dibuat
untuk menaruh papan bowplank yang panjangnya 4 m dan
diratakan dahulu pada salah satu sisi miringnya. Demikian juga
untuk sisi bangunan yang lain dengan catatan masing-masing patok
harus lurus dan diperkirakan pertemuan ke empat sisi sudut patok
adalah siku. Patok diletakkan disebelah luar papan, hal ini untuk
menghindari robohnya papan bouplank apabila papan tersebut
terdesak oleh galian tanah pondasi footplat.
Gambar 2.4 Gambar bowplank
±0.00
Gambar 2.5 Gambar perspektif bowplank
Gambar 2.6 Pemasangan Bouwplank
lalu langkah selanjutnya adalah memindahkan semua as dinding,
maupun as kolom bangunan ke papan bouwplank dengan kode
tertentu.
Gambar 2.7 Pemasangan Benangan
2.1.6 Pengadaan Instalasi Sementara dalam Lahan Bangunan
Listrik untuk penerangan dan penyaluran daya listrik untuk
peralatan yang digunakan selama pelaksanaan pembangunan proyek
didapat dari jaringan listrik PLN di sekitar tempat pembangunan
gedung tersebut dan menyalur dari gedung sebelah yang lebih dekat
dari letak bangunan yang akan didirikan.
2.1.7 Mengadakan Pengamanan Lokasi dari Segala Gangguan
a). Lingkup pekerjaan
Memasang pagar pengaman untuk mencegah pencurian
serta untuk mempermudah pengawasan dan pengontrolan dalam
pelaksanaan proyek dan memberi batas antara lokasi proyek
dengan lingkungan sekitarnya.
b). Alat dan bahan
- Meteran.
- Benang.
- Kayu ukuran mentah 5/7 cm dari kayu meranti putih untuk
rangka pagar.
- Paku dengan berbagai ukuran.
- Cat/meni untuk tanda peletakan as-as.
- Seng gelombang.
c). Syarat pelaksanaan
- Pemasangan pagar pengaman dibuat mengelilingi bangunan
setinggi 2,4 meter.
- Rangka pagar harus lurus dan menancap dengan sempurna ke
dalam tanah supaya tidak mudah roboh.
- Pemasangan seng gelombang harus kuat dan rapi.
Gambar 2.8 Pagar Pengaman
Gambar 2.9 Rencana Perletakkan Pagar Pengaman
2.1.8 Pengadaan Air Bersih
Pengadaan air bersih yang diperlukan untuk keperluan proyek
sebagai bahan campuran pembuatan luluhan dan beton. Pengadaan air
bersih diperoleh dari air PDAM.
2.1.9 Pengadaan Koordinasi dan Administrasi
Sebelum pekerjaan dimulai, maka kontraktor mengadakan
persiapan ijin dan berkoordinasi dengan pihak proyek dan konsultan
pengawas. Selain itu sebelum pemasangan bowplank kontraktor harus
mengambil foto dari keempat sisi (sebagai dokumentasi 0 %).
2.1.10 Pekerjaan Striping Tanah
Pekerjaan Striping tanah yaitu mengupas permukaan atas tanah (top
soil) dari humus atau lapisan lunak lainnya hingga bersih.
2.1.11 Pembuatan Direksi Keet
Mendirikan Direksi keet sebagai Kantor Lapangan yang berfungsi
sebagai:
- Tempat mengadakaan rapat periodik.
- Tempat menerima tamu.
- Tempat istirahat direksi dan pelaksana bangunan.
- Tempat kegiatan memproses laporan harian, kemajuan pekerjaan,
pengendalian pekerjaan dan lain-lain.
Didirikan direksi keet dengan ukuran 4 x 3 m, dengan bahan dari
triplek, dengan menggunakan atap dari seng. Direksi keet diletakkan
dekat dengan bangunan untuk memudahkan kegiatan pengawasan
pekerjaan bangunan oleh para pelaksana serta tidak terganggu oleh
mobilitas kendaraan material.
Gambar 2.10 Direksi keet
2.1.12 Pembuatan Gudang
Mendirikan gudang penyimpanan material. Material yang disimpan
didalamnya antara lain : Semen Portland, dan kapur. Gudang material
dibuat kedap air dan sekering mungkin ini menjaga agar bahan tidak
cepat rusak akibat cuaca/suhu yang lembab. Khusus untuk semen
Portland, ditumpuk maksimal setinggi 2 meter, dan dibagian paling
bawah diberi alas agar tidak berhubungan langsung dengan lantai.
Untuk bahan bangunan seperti pasir, kerikil, maupun kapur nantinya
dibuatkan gudang untuk penyimpanan sendiri.
Gambar 2.11 Rencana Perletakan Gudang, Direksi keet dan Pos jaga,WC
2.1.13 Pengadaan Material
Dalam pengadaan bahan, maka kontraktor wajib mengajukan
contoh perihal bahan yang akan didatangkan di lapangan kepada
direksi untuk mendapatkan persetujuan terhadap kesesuaian dengan
dokumen pelaksanaan atau RKS.
2.1.14 Pengadaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan harus terdiri dari
tenaga terampil, baik tenaga pelaksanaan mandor sampai tukang.
Untuk mempermudah pengontrolan dan koordinasi terhadap pekerja
dalam melaksanakan pekerjaan, ada seorang mandor yang memimpin
setiap jenis pekerjaan dan bertanggung jawab kepada Site Manager.
Sedangkan untuk pekerjaan yang berat dan membutuhkan waktu cepat
maka seorang pekerja dapat dibantu oleh beberapa orang pembantu
sesuai dengan kecepatan pekerjaan yang diperlukan, agar pekerjaan
dapat diselesaikan tepat waktu.
2.1.15 Pengadaan Peralatan
Pengadaan peralatan merupakan peralatan mekanis yang minimal
harus dimiliki dan digunakan di lapangan oleh kontraktor dalam
kondisi layak untuk dipakai dan memenuhi syarat keamanan yang
ditentukan. Peralatan yang dipakai misalnya peralatan untuk pekerjaan
pengukuran, pekerjaan beton, pekerjaan kayu, pekerjaan baji, dan
pekerjaan finishing.
2.1.16 Membersihkan Jalan Sementara
Mempersiapkan jalan masuk sementara untuk angkutan bahan
dan peralatan konstruksi ke lokasi proyek, dengan tujuan demi
kelancaran pembangunan proyek. Konstruksi jalan makadam dan lurus
dengan tempat parkir agar pada saat pembuatan jalan dapat
difungsikan secara efisien.
2.1.17 Penyediaan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan
Alat Pemadam Kebakaran
Menyediakan kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
dan Alat Pemadam Kebakaran serta perlengkapannya, untuk mengatasi
dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja selama berlangsungnya
pekerjaan.
2.1.18 Pembuatan dan Pemasangan Papan Nama Proyek
a). Lingkup pekerjaan
Memasang papan nama proyek di lokasi yang didirikan bangunan
b). Alat dan bahan
- Balok kayu ukuran mentah 5/7 cm dari kayu meranti putih.
- Multiplek dengan ukuran mentah setebal 4 mm.
- Paku dengan berbagai ukuran.
- Cat warna putih untuk dasar papan nama.
c). Syarat pelaksanaan
- Papan nama proyek berisi tentang nama proyek, pemilik
bangunan, konsultan pengawas proyek, kontraktor pelaksana
proyek, asal dana bangunan, serta waktu.
- Papan proyek diletakkan di depan lokasi proyek.
- Rangka papan nama harus lurus dan menancap dengan sempurna
ke dalam tanah supaya tidak mudah roboh.
- Pemasangan multiplek pada rangka/ balok kayu harus kuat dan
rapi.
Gambar 2.12 Gambar Papan Nama Proyek
2.1.19 Jalan Masuk Menuju Lokasi
Jalan masuk baik untuk kendaraan proyek atau kendaraan yang
berhubungan dengan proyek yang akan menuju ke lokasi proyek harus
melalui jalan yang sudah ditentukan oleh pihak direksi.
B. Penataan Lokasi (Site Installation) Pekerjaan
C. Metode konstruksi (metode pelaksanaan pekerjaan berdasarkan hasil
analisis bangunan, studi kasus pada peleksanaan pekerjaan struktur bawah,
struktur portal, dan atap).
BAB III MANAJEMEN PELAKSANAAN
A. Perencanaan Penggunaan Sumber Daya (material, alat, dan
tenaga kerja).
B. Rencana Anggaran dan Biaya Pelaksanaan (RABP).
(studi kasus pada pekerjaan pondasi, struktur portal, dan atap).
C. Penjadualan (Scheduling)
1. Penjadwalan pelaksanaan (semua kegiatan pelaksanaan)
2. Penjadwalan pengadaan bahan
3. Penjadwalan pengadaan alat
4. Penjadwalan tenaga kerja
D. Pengendalian (Controlling) Pelaksanaan Pekerjaan
(Bar chart, network planning)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Format Tulisan:
Menggunakan kertas HVS ukuran A-4
Menggunakan huruf times new roman 12 pt
Margin kiri 3,0 Cm, atas 3,0 Cm., kanan 2,5, dan bawah 2,5 Cm.