laporan pg 2 auzan

50
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang identifikasi proyek. Meliputi analisis bangunan gedung dan data teknis pelaksanaan proyek. Analisis bangunan gedung meliputi Arsitektural, Konstruksi bangunan, Mekanikal dan elektrikal, Instalasi air bersih dan kotor. Sedangkan data teknis pelaksanaan proyek meliputi data pelaksanaan pekerjaan Arsitektural, Struktural, Mekanikal & Elektrikal, Instalasi Air Bersih & Kotor, Material Bangunan dan Peralatan yang sesuai dengan Spesifikasi teknis pekerjaan struktur bangunan. A. Analisis Bangunan Gedung 1.Arsitektural Filosofi bangunan ini menggambarkan suatu bangunan sekolah SDI Baitul Makmur yang menggambarkan kesejukan melalui warna cat, keteraturan antar ruangan yang menggambarkan kedisplinan, ketentraman dan keamanan, serta nuansa keislaman yang sampaikan melalui arsitektur muka sekolah SDI Baitul makmur ini. a. Organisasi Ruang

Upload: bachtiar-119

Post on 16-Apr-2015

52 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pg 2 Auzan

BAB IPENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang identifikasi proyek. Meliputi analisis

bangunan gedung dan data teknis pelaksanaan proyek. Analisis bangunan gedung

meliputi Arsitektural, Konstruksi bangunan, Mekanikal dan elektrikal, Instalasi air

bersih dan kotor. Sedangkan data teknis pelaksanaan proyek meliputi data

pelaksanaan pekerjaan Arsitektural, Struktural, Mekanikal & Elektrikal, Instalasi

Air Bersih & Kotor, Material Bangunan dan Peralatan yang sesuai dengan

Spesifikasi teknis pekerjaan struktur bangunan.

A. Analisis Bangunan Gedung

1. Arsitektural

Filosofi bangunan ini menggambarkan suatu bangunan sekolah

SDI Baitul Makmur yang menggambarkan kesejukan melalui warna cat,

keteraturan antar ruangan yang menggambarkan kedisplinan, ketentraman

dan keamanan, serta nuansa keislaman yang sampaikan melalui arsitektur

muka sekolah SDI Baitul makmur ini.

a. Organisasi Ruang

Ruang adalah susunan utama dari seluruh isi bangunan ini

sesuai dengan kegiatan masing-masing ruang dalam proses belajar –

mengajar, meliputi kenyaman dan keamanan penghuni sekolah SDI

Baitul Makmur.

Untuk memperoleh tata ruang yang diinginkan, maka perlu

adanya pendefinisian ruangan, agar dapat dilakukan pengelompokan

ruangan – ruangan sesuai dengan fungsinya. Secara umum ruangan –

ruangan yang ada didalam gedung perkantoran ini dapat didefinisikan

sebagai berikut.

Page 2: Laporan Pg 2 Auzan

No. Jenis Ruangan Sifat

1. Ruang Kepala Sekolah Privat

2. Ruang Konseling Privat

3. Ruang Pusat Belajar & Riset Guru Semi Privat

4. Ruang Klinik UKS Semi Privat

5. Ruang Therapy Special Needs Semi Privat

6. Ruang Lab. Komputer Semi Privat

7. Ruang Guru Publik

8. Ruang Kelas Publik

9. Ruang Auditorium Publik

10. Ruang Perpustakaan Semi Privat

11. Ruang Kamar Mandi Semi Privat

Sifat ruang dilihat dari privasi pemakaiannya, ruangan dapat

diklasifikasikan sebagai mana tabel 1.1 sebagai berikut.

Privat, yaitu ruangan yang menmpunyai sifat privat. Artinya

bersifat tertutup bagi orang luar.

Semi Privat, yaitu ruangan yang mempunyai sifat privat terbatas

untuk umum.

Publik, yaitu ruangan yang dapat dipergunakan oleh segala publik

sekolah.

b. Penghawaan

Udara yang bersih dalam Negara tropis seperti di Indonesia ini,

kebanyakan mengandung nitrogen, oksigen, CO2 dan sedikit

kandungan gas yang lainnya. Kandungan CO2 dalam udara selalu

berubah-ubah. Udara di luar ruangan kemungkinan besar

terkontaminasi oleh asap dari kendaraan dan kegiatan Industri.

Sedangkan untuk mendapatkan udara yang bersih dan sehat

dalam gedung sekolah SDI Baitul Makmur, maka digunakan jendela

Page 3: Laporan Pg 2 Auzan

dan pintu sebagai pengatur keluar masuknya udara. Sehingga penduduk

dalam gedung dapat mengikuti kegiatan belajar-mengajar.

c. Pencahayaan

Cahaya adalah suatu bentuk energi, radiasi dalam

bentuk gelombang elektromagnetik yang mempunyai kecepatan

300.000 km/detik. Dari sekian banyak gelombang elektromagnetik,

hanya yang berada pada rentang waktu tertentu saja yang

berupa cahaya yang kasat mata.

Pencahayaan yang baik tergantung pada besarnya intensitas

cahaya di dalam maupun di luar ruangan. Dan juga tergantung pada

kecepatan pergerakan udara. Dalam hal ini untuk pencahayaan di dalam

ruangan menggunakan jendela dan penerangan buatan (artificial light)

Jendela dalam suatu gedung mempunyai dua fungsi utama :

pencahayaan di siang hari dan memungkinkan orang untuk melihat

keluar ruangan. Jendela juga dapat mengurangi udara panas di dalam

bangunan.

Kapasitas jendela dalam sekolah ini dimungkinkan untuk

kegiatan belajar mengajar. Sehingga dibutuhkan jendela yang cukup

untuk pencahayaan, yaitu luas jendela min 10% dari luas lantai ruangan

yang ditinjau.

Penerangan atau sistem tata cahaya yang digunakan pada

bangunan adalah menentukan tata letak lampu yang dapat memberikan

kuat cahaya pada bidang datar yang letaknya berada di sebelah bawah

dari letak sumber cahaya. Dalam bangunan digunakan berbagai lampu.

Secara umum lampu-lampu di golongkan atas lampu pijar, lampu

neon, lampu metal halida, lampu merkuri dan lampu sodium.

Lampu-lampu tersebut dibedakan atas:

a) Jenis dan fungsinya

b) Cara menyalakannya

Page 4: Laporan Pg 2 Auzan

c) Mutu cahaya yang dihasilkan oleh lampu, termasuk warna cahaya

d) Efisiensi yang umumnya dinyatakan dalam perbandingan antara

lumen dan watt

e) Usia operasional lampu

d. Sirkulasi horizontal dan vertical

Sistem sirkulasi pada bangunan dapat di definisikan

sebagai jalan lalu lalang dari jalan masuk di luar bangunan sampai

masuk ke dalam bangunan. Sistem sirkulasi pada bangunan ini dapat

digolonkan kepada sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal.

a) Sirkulasi horizontal

Sirkulasi horizontal merupakan jalan lalu-lalang antar ruang dalam

satu lantai. Persentasi kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak

lebih dari 10 %. Sedangkan alat transformasi jenis sirkulasi

horizontal ini adalah koridor.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam merancang

sirkulasi horizontal terutama koridor dan ruang peralihan

diantaranya adalah :

- Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk dan arah.

- Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek

mungkin.

- Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah

bermakna.

- Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau

dihindari sama sekali.

- Cukup terang.

b) Sirkulasi Vertikal

Sirkulasi vertikal merupakan jalan lalu-lalang antar ruang dari satu

lantai ke lantai berikutnya. Sedangkan alat transformasi jenis

sirkulasi vertikal di gedung ini adalah tangga.

Page 5: Laporan Pg 2 Auzan

Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk membangun sirkulasi

vertikal dalam gedung ini terutama tangga adalah :

- Jaraknya tidak terlalu jauh untuk dicapai

- Terang

- Memberi ruang gerak yang sesuai dengan ketentuan Arsitektur

- Komponen tangga disesuikan supaya tidak merepotkan

penghuni gedung

2. Konstruksi bangunan

a. Struktur Bagian Bawah Bangunan (Sub Structure)

Pada bagian struktur portal bawah bangunan ini terdapat

pondasi, Kolom bawah, dan kopel. Pada bangunan ini menggunakan

pondasi foot plat sebagai sub structure bagunan. Digunakan foot plat

ukuran 2,5 2,5 meter dengan tebal plat kaki yaitu 40cm dengan mutu

beton (f’c) 23MPa dan mutu baja (fy) 310 MPa, tulangan yang

digunakan pada plat kaki pondasi menggunakan D19-150 dan jumlah

total pondasi foot plat yang digunakan adalah sebanyak 21 buah dengan

bentuk yang sama.

Gambar 1.5 Gambar Pondasi foot Plat

Selain pondasi foot plat juga digunakan pondasi menerus batu

kali yang berfungsi sebagai pengikat antar lantai. Pada pondasi batu

kali juga dipasang aanstamping setebal 20 cm dari bahan batu kali.

Page 6: Laporan Pg 2 Auzan

C1

C1

C2

C2

D1

D1

D2

D2

C3

C3

D3

D3

22 33 55

2Ø20 3Ø20 2Ø20 3Ø20

Ø8-170 Ø8-170 Ø8-170 Ø8-170 Ø8-1703Ø20

6Ø20

3Ø20

6Ø20

3Ø20 2Ø20 2Ø202Ø20

3Ø25 3Ø25 3Ø25 3Ø25 3Ø25 3Ø25

6Ø25

Ø8-380

6Ø25

Ø8-380

Untuk sloof dan kopel juga menggunakan bahan yang sama

dengan pondasi yaitu mutu beton (f’c) 23 MPa dan mutu baja (fy) 310

Mpa. Sedangkan untuk kolom yang berjarak 2m dari sloof sampai

kaki pondasi menggunakan bahan sama dengan pondasi yaitu mutu

beton (f’c) 23 MPa dan mutu baja (fy) 310 MPa, tulangan yang

digunakan pada kolom menggunakan 8D19.

Gambar 1.6. Gambar Kolom bawah

b. Struktur Bagian Atas Bangunan (Upper Structure)

Pada bagian atas bangunan digunakan struktur rangka beton

bertulang dan pada bagian atap menggunakan pendukung utama yaitu

kuda-kuda dengan menggunakan baja single beam. Struktur portal

bagian atas terdiri dari kolom atas dan balok induk menggunakan mutu

beton (f’c) 23 MPa dan mutu baja (fy) 310 Mpa.

1. Struktur kolom, pada bangunan ini menggunakan

kolom dengan 1 jenis ukuran yaitu 30/60 dengan selimut beton 40

mm tetapi untuk ukuran tulangan dibedakan dari letaknya yaitu

lantai 1 dan lantai 2. Untuk lantai 1 digunakan kolom 30/60 dengan

tinggi 4m sebanyak 21 buah menggunakan tulangan 8D19 dan

tulangan sengkang D10 - 200. Sedangkan untuk lantai 2 digunakan

kolom 30/60 dengan tinggi 5m sebanyak 14 buah menggunakan

tulangan 8D19 dan tulangan sengkang D10 - 200

2. Struktur balok, pada bangunan ini menggunakan balok

induk dan balok anak. Dengan ukuran 30/60 dan ukuran 30/35.

Page 7: Laporan Pg 2 Auzan

Struktur atap, Khusus untuk atap menggunakan kuda – kuda single

beam baja IWF 350.250.8.12. Sedangkan untuk gording digunakan

profil baja [ 150 . 50 . 20 . 4,5.]

3. Mekanikal dan elektrikal

a. Mekanikal

Sistem mekanikal adalah suatu sistem yang didesain dan

dibangun untuk pengaturan keluar masuknya air dalam bangunan

gedung dan penghawaan yang terkait dengan kenyamanan penduduk

bangunan gedung. Sistem mekanikal biasanya terkait dengan

peralatan-peralatan mekanik dalam bangunan gedung.

Sistem Elektrikal dalam bangunan gedung ini terdiri dari :

Instalasi plumbing / air bersih dan air kotor. 

Pembuatan Ground Reservoir 3.5x1.4x2m (Plat lantai beton t=20c

m, dinding beton t=15, plat penutup beton t=15 cm lapis water proo

fing). 

b. Elektrikal

Sistem elektrikal adalah suatu sistem yang didesain dan

dibangun untuk memasok daya listrik bagi sekelompok beban,

dan hal tersebut merupakan suatu sistem yang cukup

kompleks, dimulai dari instalasi sumber / source sampai instalasi

beban / load). Sesuai dengan batasan, sistem distribusi elektrikal yang

dibahas adalah instalasi listrik dalam gedung, dengan pasokan

tegangan menegah (TM) dari sumber PLN dengan sumber cadangan

dari genset.

Sistem Elektrikal dalam bangunan gedung ini terdiri dari :

Sistem Pembangkit Listrik

Sistem Penerangan / Tata Cahaya

Sistem Tata Suara (Sound Sistem)

Page 8: Laporan Pg 2 Auzan

Sistem Jaringan Telepon

Jaringan Kabel Komputer / Data / Multimedia

Sistem Otomatisasi Bangunan

Sistem Instalasi Penangkal Petir

4. Instalasi Air Bersih dan Kotor

Instalasi air bersih dan kotor dalam bangunan gedung ini sudah

sesuai dengan persyaratan RKS yang terlampir. Beberapa persyaratan yang

harus dipenuhi untuk instalasi air bersih dan kotor dalam bangunan gedung

SDI baitul makmur ini adalah :

a. Instalasi Air Bersih

Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di

dalam dan di luar bangunan, lengkap berikut sistem

pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan

spesifikasi tekniknya.

Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam

menangani instalasi plumbing serta peralatan-peralatannya.

Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air

yang bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.

Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan

hidrolis secara parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta

mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan

aman.

Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta

pembersihan site.

b. Instalasi Air Kotor

Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap

dengan peralatannya yang berada di dalam bangunan, antara

lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain

sebagainya.

Page 9: Laporan Pg 2 Auzan

Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam

bangunan menuju saluran drainase dan septik tank.

Pembuatan septik tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan

filternya.

Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.

Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan

hidrolis.

Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja

yang diperlukan.

B. Data Teknis Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektural

Dalam pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan arsitektural diterapkan konsep

atau filosofi bangunan itu sendiri seperti apa. Sehingga dalam

pelaksanaanya, pekerjaan arsitektural terdiri dari pengecatan,

pencahayaan, bukaan, dan bentuk gentengnya :

a. Pengecatan

Dalam hal ini, pengecatan yang saya maksud adalah tentang warna

pengecatan dan cara pengecatannya yang sesuai dengan ketentuan-

ketentuan dan filosofi bangunan. Untuk warna cat dinding digunakan

dua jenis warna, yaitu hijau mewakili nuansa keislaman dan kesejukan

serta warna putih untuk menggambarkan kenyamanan. Sedangkan

warna kusen pintu dan kusen jendela kesemuanya memakai warna

coklat matang mewakili ketegasan. Lalu, untuk cara pengecatannya

sendiri diurutkan dari cat plester diteruskan cat dasar dan terakhit cat

utama (warna hijau atau putih untuk dinding). Selanjutnya untuk warna

kusen pintu dan jendela sudah dari perusahaan produksi.

b. Pencahayaan

Untuk pencahayaan dalam ruang kelas digunakan lampu TL karena

intensitas cahaya, warna dan fungsinya yang sesuai dengan fungsi

Page 10: Laporan Pg 2 Auzan

ruangan sebagai tempat utama proses belajar- mengajar. Sama halnya

dengan ruangan lain yang menggunakan lampu TL seperti ruang Guru,

laboratorium, perpustakaan, pusat belajar dan riset guru. Masing –

masing ruang tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-bedda tetapi

kebutuhan pencahayaan sama seperti ruang kelas. Sedangkan ruangan

lain seperti ruang kepala sekolah, klinik UKS, konseling, dan ruang

therapy and special needs menggunakan artifial light lampu XL yang

tidak terlalu terang dan cukup untuk menerangi seluruh ruangan yang

tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan dengan ruangan yang

memakai lampu TL.

c. Pintu dan Jendela

Dalam pelaksanaannya, pemasangan pintu dan jendela menggunakan

kusen alumunium coklat yang saat ini banyak digunakan untuk

pembangunan gedung sekolah baru di Indonesia, karena harganya yang

murah dan bahannya yang mudah untuk didapatkan. Sedangkan untuk

spesifikasi teknis sudah disediakan oleh perusahaan produksi. Sama

halnya dengan daun pintu dan jendela, digunakan kaca rangka

alumunium yang sering kita jumpai di sekolah-sekolah saat ini yang

mengedepankan kualitas tanpa mengesampingkan sarana dan prasarana

sekolah.

d. Genteng

Pelaksaaan pemasangan genteng yang tekait dengan pelaksanaan

arsitektur ini adalah bentuknya. Genteng Nglayur dari daerah

Trenggalek menjadi option karena sifatnya kuat, tahan lama dan dapan

dipoles dengan cat pelapis apa saja yang dapat menambah keawetan

dan keindahan.

2. Pelaksanaan Pekerjaan Struktural

Page 11: Laporan Pg 2 Auzan

a. Struktur bawah (Sub Structure)

Pada bagian struktur portal bawah bangunan ini terdapat pondasi,

Kolom bawah, dan kopel. Sedangkan, dalam pekerjaan pelaksaannya

banyak digunakan peralatan-peralatan pendukungnya, yaitu: excavator,

genset, mud pump, molen, mobil pick up, mobil dump truck. Hand

tool, kereta dorong

Excavator (Power Mattock)

Excavator fungsinya untuk mengeruk gundukan tanah keras yang

menghalangi titik pondasi. Tetapi, penggalian tidak sampai

menggali pondasi yang direncanakan, karena dibutuhkan ketelitian

dan kesesuaian dengan rencana pondasi di gambar, maka peran

tukang batu beton sangat penting disini.

Genset

Genset sangat berguna bagi keberlangsungan proyek dari pagi hari

sampai dengan malam hari. Fungsinya untuk memberikan asupan

energi listrik yang besar tanpa harus menggantungkan diri pada

aliran listrik dari PLN. Peralatan itu seperti: mud pump

Mud pump

Mud pump adalah pompa tanah liat yang sangat berguna untuk

menggali titik pondasi. Dalam pelaksaannya, mud pump digunakan

pada saat tanah sudah menyentuh titik galian yang direncakan

untuk selanjutnya diberi urugan pasir yang digunakan sebagai

lantai dasar pondasi.

Molen

Molen gunanya untuk memberikan campuran/adukan semen pada

rangka plat untuk mengecor poer dan kolom pondasi.

Mobil Pick up

Page 12: Laporan Pg 2 Auzan

Mobil Pick up hanya beberapa kali digunakan sebagai alat

transportasi peralatan tukang, mud pump dan peralatan yang lain

terkait dengan pekerjaan struktur bawah pada proyek pembangunan

SDI Baitul Makmur ini.

Mobil Dump Truck

Mobil Dump Truck fungsinya untuk mengantar material-material

struktur bawah seperti: pasir, kerikil dan batu-batuan alam.

Hand tool

Hand tool atau peralatan yang dapat dibawa oleh tangan kosong

seperti : ember, kotak adukan, cetok, gunting pemotong besi, kasut

kayu dan tang pemotong kayu. Fungsinya berdasarkan jenis dan

bentuk alatnya, meskipun begitu, peralatan-peralatan itu sangat

penting untuk penggalian pondasi sampai dengan finishing.

Kereta dorong

Kereta dorong fungsinya untuk mengangkut bahan atau alat dari

satu tempat ke tempat lain. Dalam hal ini, berarti dari satu

pekerjaan struktur bawah ke pekerjaan struktur bawah lainnya.

b. Struktur atas (Upper Structure)

Pada bagian atas bangunan digunakan struktur rangka beton bertulang

dan pada bagian atap menggunakan pendukung utama yaitu kuda-kuda

dengan menggunakan bahan/material kayu kelas kuat I. Struktur portal

bagian atas terdiri dari kolom atas dan balok induk. Digunakan

beberapa peralatan yaitu: genset, molen, mobil pick up, mobil dump

truck, hand tool, scaffolding, vibrator

Genset

Genset sangat berguna bagi keberlangsungan proyek dari pagi hari

sampai dengan malam hari. Fungsinya untuk memberikan asupan

Page 13: Laporan Pg 2 Auzan

energi listrik yang besar tanpa harus menggantungkan diri pada

aliran listrik dari PLN. Peralatan itu seperti: mud pump, lampu TL

Molen

Molen gunanya untuk memberikan campuran/adukan semen pada

rangka plat untuk mengecor plat lantai 2.

Mobil Pick up

Mobil Pick up hanya beberapa kali digunakan sebagai alat

transportasi peralatan tukang batu beton dan peralatan yang lain

terkait dengan pekerjaan struktur atas pada proyek pembangunan

SDI Baitul Makmur.

Mobil Dump Truck

Mobil Dump Truck fungsinya untuk mengantar material-material

struktur atas seperti: pasir, kerikil dan tulangan.

Hand tool

Hand tool atau peralatan yang dapat dibawa oleh tangan kosong

seperti : ember, kotak adukan, cetok, gunting pemotong besi, kasut

kayu, kunci pembengkok tulangan, palu besar (bodem) dan tang

pemotong kawat. Fungsinya berdasarkan jenis dan bentuk alatnya,

meskipun begitu, peralatan-peralatan itu sangat penting untuk

penggalian pondasi sampai dengan finishing.

Scaffolding

Scaffolding gunanya untuk membanatu tukang untuk mencapai

pekerjaan yang maksimal. Karena proyek 2 lantai, maka

keberadaan scaffolding ini sangat dibutuhkan bagi keamanan dan

efisiensi dari proyek. Alat ini digunakan sebagai perancah atau

penyangga bekisting supaya lebih efisien, tidak terlalu banyak

Page 14: Laporan Pg 2 Auzan

menyewa bambu atau kayu untuk mendukung struktur balok saat

sampai setelah dicor hingga ditunggu 28 hari.

Vibrator

Vibrator digunakan untuk meratakan campuran air, kerikil dan

semen yang selanjutnya disebut campuran beton 1 : 2 : 3. Tetapi,

kita harus hati-hati saat mengguakan vibrator. Jangan terlalu lama

karena dapat membuat kerikil dalam campuran beton itu menuju ke

bagian bawah Kolom atau Balok yang mengakibatkan Kolom atau

Balok tersebut gagal untuk mendukung struktur bangunan.

3. Pelaksanaan Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal

Banyak digunakan peralatan yang mendukung pelaksaan pekerjaan

mekanikal dan elektrikal untuk kesesuaian dengan gambar rencana. Yaitu :

Excavator, Genset, Hand tool, dll

a. Excavator

Excavator fungsinya untuk mengeruk tanah galian atau menggali tanah

supaya dapat menginstal peralatan mekanikal seperti : pompa air dan

genset.

b. Genset

Genset sangat berguna bagi keberlangsungan proyek dari pagi hari

sampai dengan malam hari. Fungsinya untuk memberikan asupan

energi listrik yang besar tanpa harus menggantungkan diri pada aliran

listrik dari PLN.

c. Molen

Molen gunanya untuk memberikan campuran/adukan semen pada

rangka plat untuk tempat genset dam pompa air. Plat beton itu nantinya

digunakan untuk meredam suara dan getaran pada genset.

Page 15: Laporan Pg 2 Auzan

d. Mobil Pick up

Mobil Pick up hanya beberapa kali digunakan sebagai alat transportasi

genset, peralatan tukang, pompa air dan peralatan yang lain terkait

mekanikal dan elektrikal pada proyek pembangunan SDI Baitul

Makmur.

e. Mobil Dump Truck

Mobil Dump Truck fungsinya untuk mengantar material-material

mekanikal dan elektrikal seperti: pasir, kerikil dan batu-batuan alam.

f. Hand tool

Hand tool atau peralatan yang dapat dibawa oleh tangan kosong

seperti : ember, kotak adukan, cetok, gunting pemotong besi, meteran,

kunci pembengkok tulangan, palu besar (bodem) dan tang pemotong

kawat. Fungsinya berdasarkan jenis dan bentuk alatnya, meskipun

begitu, peralatan-peralatan itu sangat penting untuk penggalian

pondasi sampai dengan finishing.

4. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Air Bersih & Kotor

Banyak digunakan peralatan yang mendukung pelaksaan pekerjaan

instalasi air bersih dan kotor untuk kesesuaian dengan gambar rencana.

Yaitu : Genset, Hand tool, dll.

a. Genset

Genset sangat berguna bagi keberlangsungan proyek dari pagi hari

sampai dengan malam hari. Fungsinya untuk memberikan asupan

energi listrik yang besar pada peralatan yang membutuhkan, seperti :

lampu TL, dll tanpa harus menggantungkan diri pada aliran listrik dari

PLN.

Page 16: Laporan Pg 2 Auzan

b. Molen

Molen gunanya untuk memberikan campuran/adukan semen pada

rangka plat untuk tempat genset dam pompa air. Plat beton itu nantinya

digunakan untuk meredam suara dan getaran pada genset.

c. Mobil Pick up

Mobil Pick up hanya beberapa kali digunakan sebagai alat transportasi

genset, peralatan tukang, pompa air dan peralatan yang lain terkait

instalasi air bersih dan kotor pada proyek pembangunan SDI Baitul

Makmur.

d. Mobil Dump Truck

Mobil Dump Truck fungsinya untuk mengantar tukang ke lokasi

proyek dan juga digunakan untuk mengantar material-material instalasi

air bersih dan kotor seperti: pasir, kerikil dan air.

e. Hand tool

Hand tool atau peralatan yang dapat dibawa oleh tangan kosong seperti

: ember, kotak adukan, cetok, meteran, gunting pemotong besi, kasut

kayu, kunci pembengkok tulangan, palu besar (bodem) dan tang

pemotong kawat. Fungsinya berdasarkan jenis dan bentuk alatnya,

meskipun begitu, peralatan-peralatan itu sangat penting untuk

penggalian pondasi sampai dengan finishing.

5. Material Bangunan.

Material yang digunakan sebagian besar produk dalam negeri.

sebagian besar material bangunan dapat diperoleh dari berbagai daerah

yang ada diKota Malang. Berikut beberapa daftar material bangunan yang

digunakan sesuai RKS atau spesifikasi teknis pekerjaan struktur bangunan

yang ada.

Page 17: Laporan Pg 2 Auzan

a. Bahan Mortar.

Gamping kapur kualitas baik.

Semen Portland Gresik

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk penggunaan

semen sesuai atau tidaknya dalam pelaksaan. Yaitu : tidak

kadaluarsa (expired), merk digunakan Semen Gresik, ketika

penggudangan atau penempatan tidak boleh langsung disandarkan

did dinding, tetapi diberi alas dahulu lalu boleh disandarkan untuk

mencegah expired yang lebih cepat. Maka daripada itu diharuskan

pengadaan semen harus dari distribusi lokal yang sebelumnya tidak

lama dapat drop dari perusahaan Semen Gresik.

b. Jenis pasir yang dipakai dalam pekerjaan bangunan ini adalah pasir

alam, yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai, pantai atau pasir alam

lain. Dan sudah di tes laboratorium.

c. Pasir harus berbutir tajam, keras, bersih dan bebas dari gumpalan-

gumpalan kecil dan lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang

merugikan dan merusak. Jumlah prosentasenya dari segala macam

substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat

pasir.

d. Agregat Kasar ( kerikil )

Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah di setujui, dapat

berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dan batu-batuan atau

berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus,

mudah pecah, tipis atau yang panjang-panjang, bersih dari alkali,

bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak dalam jumlah

yang merugikan. Besarnya prosentase dari semua substansi yang

merusak tidak boleh 3% dalam beratnya. Agregat kasar harus

Page 18: Laporan Pg 2 Auzan

berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori-pori. Apabila

kadar lumpur melampaui 1% maka agregat kasar harus di cuci.

Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berda

antara 5mm sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

Sisa di atas ayakan 31.5mm harus 6% beratnya.

Sisa di atas ayakan 4mm harus berkisar antara 90% dan 98%

beratnya.

Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang

berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% beratnya.

e. Semen Merah yang digunakan adalah berasal dari tumbukan batu bata

merah tanpa ada yang kasar.

f. Batu bata yang dipakai untuk seluruh pekerjaan pasangan adalah batu

bata ukuran P = 2 x L + 2cm spesi, dengan terlebih dahulu kontraktor

harus menyerahkan contoh bahan /material dan data teknis kepada

direksi dan konsultan untuk mendapatkan persetujuan.

g. Air yang dipakai sudah seharusnya air yang jernih dan disesuaikan

dengan uji laboratorium untuk masing-masing material, berapa ml

kebutuhan dan untuk apa penggunaanya.

6. Peralatan.

Peralatan yang mendukung dalam pelaksaan pembangunan gedung SDI

baitul makmur ini adalah :

Page 19: Laporan Pg 2 Auzan

a. Sewa Mobil Picup

b. Hand tool

Alat-alat itu adalah Stamper, Ember, Kotak Adukan, Cetok, Kuas,

Kasut Kayu, Tang Pemotong, Kawat, Gergaji, Gunting pemotong

besi, Kunci Pembengkok tulangan, Meteran, Palu, Keranjang, Ganco,

Alat pelancip/pisau besar, Palu Besar/bodem, Timbris, Kereta Dorong,

Jack Hammer

a. Sewa Mesin Bor

b. Sewa Kompresor

c. Sewa Genset

d. Sewa Pompa Tes

e. Sewa Mesin Las

f. Sewa Alat Geolistrik

g. Sewa Alat Geofisikal, Elektrikal, Logging

h. Sewa Mud Pump

i. Sewa Alat Sandblasting

j. Sewa Excavator

k. Sewa Whell Loader

l. Sewa Motor Grader

m. Sewa Vibro Roller

n. Sewa Water Tanker

o. Pesawat Ukur

p. Molen

q. Vibrator

r. Bor Besi

s. Sewa Dump Truk

Page 20: Laporan Pg 2 Auzan

BAB II

PELAKSANAAN BANGUNAN

A. Pekerjaan Persiapan (Site Preparation)

1. Ijin Mendirikan Bangunan

Ijin Mendirikan Bagunan (IMB) adalah persetujuan dari pihak

berwajib setempat, yang dalam hak ini tergantung dimana bangunan

tersebut akan dilaksanakan atas permohonan dari pemilik bangunan.

Untuk proses perijinannya yaitu dilakukan di kantor Dinas Perijinan

Kota Malang dengan persyaratan sebagai berikut:

a) Formulir permohonan

b) Surat pernyataan

c) Surat ijin tetangga (persetujuan tetangga)

d) Foto copy surat tanah dilegalisir

e) Foto copy KTP pemohon

f) Foto copy pelunasan PBB tahun terakhir

g) Surat kuasa apabila diurus oleh orang lain

h) Foto copy Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT)

i) Foto copy ijin lainnya apabila diperlukan

j) Gambar bangunan skala 1 : 100

k) Gambar situasi tanah dan letak bangunan

l) Perhitungan konstruksi untuk bangunan bertingkat.

m) Surat persetujuan tata kota atau Advice Planning.

Sedangkan untuk mendapatkan Advice Planning dikeluarkan oleh

Dinas WASBANGDAL (Pengawas Bangunan dan Lingkungan) kota

Malang dengan persyarat sebagai berikut:

Page 21: Laporan Pg 2 Auzan

a) Surat Pernyataan Kesanggupan.

b) Surat Pernyataan Pengalihan Hak Penggunaan Tanah.

c) Surat Kuasa.

Gambar 2.1 Situasi Tanah

Berdasarkan gambar situasi yang ada diatas, bisa diketahui data-data

pembangunan proyek sebagai berikut:

a. Bangunan didirikan tegak lurus dengan jalan

b. Jarak bangunan dari tepi jalan adalah 0 meter

2. Persiapan Lahan

a. Lingkup pekerjaan

- Membersihkan lokasi atau lahan yang akan didirikan bangunan,

yaitu (44m x 21m) = 924 m2, sesuai dengan situasi tanah seperti

yang tergambar diatas.

- Meratakan permukaan tanah.

b. Syarat pelaksanaan

- Lahan yang akan didirikan bangunan sebelumnya harus

dibersihkan dari semua tanaman/ tumbuhan, sisa-sisa bongkaran,

Page 22: Laporan Pg 2 Auzan

dan benda-benda lain yang dapat mengganggu jalannya

pekerjaan di lokasi.

- Meratakan permukaan tanah menurut kontur yang sesuai dengan

gambar rencana.

3. Penentuan Titik Duga

Titik duga merupakan patokan ketinggian yang dipakai

seterusnya dalam pekerjaan pembangunan. Pada proyek ini titik duga

pada elevasi 0.00 ditentukan 30 cm di atas ketinggian as jalan.

Karena kesalahan penentuan titik duga akan membawa akibat

pembengkakan biaya bangunan, kesulitan dalam penyelesaian saluran

pembuangan, dan lain sebagainya. Maka dari itu penentuan titik duga

ditentukan dari awal perencanaan dan disetujui oleh pemilik proyek

atau pengawas.

4. Pekerjaan Pengukuran

a. Lingkup pekerjaan

- Melakukan pengukuran untuk menentukan koordinat letak

bangunan.

- Melakukan pengukuran untuk menentukan sudut siku dan posisi

bangunan yang akan didirikan.

- Mengukur as-as kolom.

- Leveling lantai struktur.

b. Alat dan bahan

- Theodolith/waterpass

- Roll meter dan alat ukur lain.

c. Syarat pelaksanaan

- Pengukuran untuk menentukan koordinat letak bangunan

dilakukan dengan tepat sehingga bangunan yang akan didirikan

tepat sesuai dengan rencana.

Page 23: Laporan Pg 2 Auzan

Patok 2PatokUtama

- Pengukuran sudut siku bangunan dan ruang harus benar-benar

tepat.

- Semua pekerjaan pengukuran harus dikerjakan dengan cermat

dan teliti serta benar. Pengukuran dilakukan dengan dua macam

pengukuran yaitu: Pengukuran datar (Elevasi Datar),

pengukuran datar bertujuan untuk menentukan apakah bangunan

yang akan dikerjakan sejajar dan tegak lurus dengan jalan.

Pengukuran Tegak (Elevasi Tegak), pengukuran Tegak (Elevasi

Tegak) bertujuan untuk menentukan duga bangunan dengan

berpedoman pada duga muka jalan yaitu diambil 30 cm dari

duga muka jalan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

Sediakan selang plastik yang tembus pandang dengan

diameter ½” dim, panjang sesuai dengan kebutuhan,

kemudian selang diisi air kalau memungkinkan airnya

berwarna agar mudah terlihat.

Sediakan patok minimal 2 buah dengan tinggi minimal 1,5

meter (setinggi orang berdiri).

Setelah alat-alat disediakan dimulai dengan menaruh patok

pada As jalan dan dibuat garis setinggi 130 cm pada patok

agar garis tersebut mudah dilihat dengan posisi berdiri.

Dirikan patok yang kedua pada tepi bangunan, nantinya patok

yang kedua ini akan menjadi patok utama atau patok acuan

untuk membuat patok-patok bouplank yang selanjutnya.

Page 24: Laporan Pg 2 Auzan

Gambar 2.2 Penentuan Patok Utama

Dari pekerjaan diatas maka dapat diketahui bawa koordinat

patok yang kedua dari batas tanah dan as jalan adalah (7, 13)

meter.

Kemudian hasil pengukuran tersebut dipindahkan ke

bowplank bangunan setinggi duga yang ditentukan, agar duga

tersebut tidak akan berubah pada saat pelaksanaan bangunan

dengan demikian ditemukan bowplank bangunan yang

dibutuhkan. Sebaiknya untuk ukuran ini ditaruh ditengah

bangunan untuk mempermudah pengukuran tepi-tepi dari

bangunan tersebut.

Membut garis siku-siku dengan menggunakan pertolongan

dalil phitagoras dengan perbandinagan 3 : 4 : 5 dengan

metodelogi pelaksanaan sebagai berikut :

Menyediakan alat-alat yang dibutuhkan

Orang pertama yaitu dari patok utama membentang benang I

sepanjang 3 m (searah sumbu X), setelah itu orang ke 2

membentangkan benang II sepanjang 4 m (searah sumbu Y)

dimana hasil pengukuran tadi diberi tanda berupa garis yang

terang.

Orang kedua tadi mengikat erat benang III pada garis searah

sumbu Y tadi, setelah itu benang III diukur sepanjang 5 m dan

ditandai dan mengikatnya pada garis atau tanda pada sumbu X

tadi.

Page 25: Laporan Pg 2 Auzan

Gambar 2.3 Teori Phitagoras

Untuk menghasilkan garis siku-siku, masing-masing garis

atau tanda tersebut dihubungkan (benang I, II, II) yang

diamati oleh orang terakhir.

Setelah garis-garis tadi dihubungkan maka sudut siku-siku

akan diperoleh.

5. Pemasangan Bowplank

a. Lingkup pekerjaan

Memasang papan bowplank pada lahan yang akan didirikan

bangunan guna membantu dalam perencanaan pemasangan

pondasi.

b. Alat dan bahan

- Waterpass dan Theodolith.

- Patok kayu ukuran mentah 5/7 cm dari kayu meranti putih dan

papan kayu ukuran mentah 2/20 cm dari kayu meranti putih

juga.

- Paku dengan berbagai ukuran.

- Cat/meni untuk tanda peletakan as-as.

- Benang.

c. Syarat pelaksanaan

Pemasangan papan bowplank harus kuat dengan

menggunakan papan meranti putih dengan ukuran mentah 2/20 cm

dan kayu meranti putih ukuran mentah 5/7 cm yang dipancang

kuat-kuat di dalam tanah. Semua titik as-as dinding tembok atau

sebagainya harus diberi tanda dengan cat meni dan tampak jelas,

serta tidak mudah berubah-ubah.

Bowplank dibuat dari patok-patok kayu dan diletakkan

minimal 2 meter dari galian terluar mengarah/ sepanjang keliling

bangunan dan dibagian atas patok dengan patok lain dihubungkan

Page 26: Laporan Pg 2 Auzan

dengan papan kayu yang memiliki ketinggian yang sama/ sejajar.

Biasanya duga bowplank/ tinggi sisi atas papan bowplank

merupakan pil/ duga + 0,00 = duga muka lantai satu. Pada

bowplank tercantum as jarak antar kolom dan tinggi bowplank

digunakan untuk menentukan ketinggian dari titik duga.

Pemasangan bowplank harus betul-betul datar untuk menghindari

terjadinya perbedaan tinggi dalam proses pembangunan, untuk itu

dalam pelaksanaan pemasangan bowpalnk menggunakan alat yang

namanya waterpass. Letak bowplank dari bangunan yang

direncanakan 2 m`.

Jarak patok as ke as 2 m, sebab patok nanti akan dibuat

untuk menaruh papan bowplank yang panjangnya 4 m dan

diratakan dahulu pada salah satu sisi miringnya. Demikian juga

untuk sisi bangunan yang lain dengan catatan masing-masing patok

harus lurus dan diperkirakan pertemuan ke empat sisi sudut patok

adalah siku. Patok diletakkan disebelah luar papan, hal ini untuk

menghindari robohnya papan bouplank apabila papan tersebut

terdesak oleh galian tanah pondasi footplat.

Gambar 2.4 Gambar bowplank

±0.00

Page 27: Laporan Pg 2 Auzan

Gambar 2.5 Gambar perspektif bowplank

Gambar 2.6 Pemasangan Bouwplank

lalu langkah selanjutnya adalah memindahkan semua as dinding,

maupun as kolom bangunan ke papan bouwplank dengan kode

tertentu.

Page 28: Laporan Pg 2 Auzan

Gambar 2.7 Pemasangan Benangan

2.1.6 Pengadaan Instalasi Sementara dalam Lahan Bangunan

Listrik untuk penerangan dan penyaluran daya listrik untuk

peralatan yang digunakan selama pelaksanaan pembangunan proyek

didapat dari jaringan listrik PLN di sekitar tempat pembangunan

gedung tersebut dan menyalur dari gedung sebelah yang lebih dekat

dari letak bangunan yang akan didirikan.

2.1.7 Mengadakan Pengamanan Lokasi dari Segala Gangguan

a). Lingkup pekerjaan

Memasang pagar pengaman untuk mencegah pencurian

serta untuk mempermudah pengawasan dan pengontrolan dalam

pelaksanaan proyek dan memberi batas antara lokasi proyek

dengan lingkungan sekitarnya.

b). Alat dan bahan

- Meteran.

- Benang.

- Kayu ukuran mentah 5/7 cm dari kayu meranti putih untuk

rangka pagar.

- Paku dengan berbagai ukuran.

- Cat/meni untuk tanda peletakan as-as.

- Seng gelombang.

c). Syarat pelaksanaan

Page 29: Laporan Pg 2 Auzan

- Pemasangan pagar pengaman dibuat mengelilingi bangunan

setinggi 2,4 meter.

- Rangka pagar harus lurus dan menancap dengan sempurna ke

dalam tanah supaya tidak mudah roboh.

- Pemasangan seng gelombang harus kuat dan rapi.

Gambar 2.8 Pagar Pengaman

Gambar 2.9 Rencana Perletakkan Pagar Pengaman

2.1.8 Pengadaan Air Bersih

Pengadaan air bersih yang diperlukan untuk keperluan proyek

sebagai bahan campuran pembuatan luluhan dan beton. Pengadaan air

bersih diperoleh dari air PDAM.

2.1.9 Pengadaan Koordinasi dan Administrasi

Sebelum pekerjaan dimulai, maka kontraktor mengadakan

persiapan ijin dan berkoordinasi dengan pihak proyek dan konsultan

pengawas. Selain itu sebelum pemasangan bowplank kontraktor harus

mengambil foto dari keempat sisi (sebagai dokumentasi 0 %).

Page 30: Laporan Pg 2 Auzan

2.1.10 Pekerjaan Striping Tanah

Pekerjaan Striping tanah yaitu mengupas permukaan atas tanah (top

soil) dari humus atau lapisan lunak lainnya hingga bersih.

2.1.11 Pembuatan Direksi Keet

Mendirikan Direksi keet sebagai Kantor Lapangan yang berfungsi

sebagai:

- Tempat mengadakaan rapat periodik.

- Tempat menerima tamu.

- Tempat istirahat direksi dan pelaksana bangunan.

- Tempat kegiatan memproses laporan harian, kemajuan pekerjaan,

pengendalian pekerjaan dan lain-lain.

Didirikan direksi keet dengan ukuran 4 x 3 m, dengan bahan dari

triplek, dengan menggunakan atap dari seng. Direksi keet diletakkan

dekat dengan bangunan untuk memudahkan kegiatan pengawasan

pekerjaan bangunan oleh para pelaksana serta tidak terganggu oleh

mobilitas kendaraan material.

Gambar 2.10 Direksi keet

Page 31: Laporan Pg 2 Auzan

2.1.12 Pembuatan Gudang

Mendirikan gudang penyimpanan material. Material yang disimpan

didalamnya antara lain : Semen Portland, dan kapur. Gudang material

dibuat kedap air dan sekering mungkin ini menjaga agar bahan tidak

cepat rusak akibat cuaca/suhu yang lembab. Khusus untuk semen

Portland, ditumpuk maksimal setinggi 2 meter, dan dibagian paling

bawah diberi alas agar tidak berhubungan langsung dengan lantai.

Untuk bahan bangunan seperti pasir, kerikil, maupun kapur nantinya

dibuatkan gudang untuk penyimpanan sendiri.

Gambar 2.11 Rencana Perletakan Gudang, Direksi keet dan Pos jaga,WC

2.1.13 Pengadaan Material

Dalam pengadaan bahan, maka kontraktor wajib mengajukan

contoh perihal bahan yang akan didatangkan di lapangan kepada

direksi untuk mendapatkan persetujuan terhadap kesesuaian dengan

dokumen pelaksanaan atau RKS.

2.1.14 Pengadaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan harus terdiri dari

tenaga terampil, baik tenaga pelaksanaan mandor sampai tukang.

Untuk mempermudah pengontrolan dan koordinasi terhadap pekerja

Page 32: Laporan Pg 2 Auzan

dalam melaksanakan pekerjaan, ada seorang mandor yang memimpin

setiap jenis pekerjaan dan bertanggung jawab kepada Site Manager.

Sedangkan untuk pekerjaan yang berat dan membutuhkan waktu cepat

maka seorang pekerja dapat dibantu oleh beberapa orang pembantu

sesuai dengan kecepatan pekerjaan yang diperlukan, agar pekerjaan

dapat diselesaikan tepat waktu.

2.1.15 Pengadaan Peralatan

Pengadaan peralatan merupakan peralatan mekanis yang minimal

harus dimiliki dan digunakan di lapangan oleh kontraktor dalam

kondisi layak untuk dipakai dan memenuhi syarat keamanan yang

ditentukan. Peralatan yang dipakai misalnya peralatan untuk pekerjaan

pengukuran, pekerjaan beton, pekerjaan kayu, pekerjaan baji, dan

pekerjaan finishing.

2.1.16 Membersihkan Jalan Sementara

Mempersiapkan jalan masuk sementara untuk angkutan bahan

dan peralatan konstruksi ke lokasi proyek, dengan tujuan demi

kelancaran pembangunan proyek. Konstruksi jalan makadam dan lurus

dengan tempat parkir agar pada saat pembuatan jalan dapat

difungsikan secara efisien.

2.1.17 Penyediaan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan

Alat Pemadam Kebakaran

Menyediakan kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

dan Alat Pemadam Kebakaran serta perlengkapannya, untuk mengatasi

dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja selama berlangsungnya

pekerjaan.

2.1.18 Pembuatan dan Pemasangan Papan Nama Proyek

a). Lingkup pekerjaan

Memasang papan nama proyek di lokasi yang didirikan bangunan

Page 33: Laporan Pg 2 Auzan

b). Alat dan bahan

- Balok kayu ukuran mentah 5/7 cm dari kayu meranti putih.

- Multiplek dengan ukuran mentah setebal 4 mm.

- Paku dengan berbagai ukuran.

- Cat warna putih untuk dasar papan nama.

c). Syarat pelaksanaan

- Papan nama proyek berisi tentang nama proyek, pemilik

bangunan, konsultan pengawas proyek, kontraktor pelaksana

proyek, asal dana bangunan, serta waktu.

- Papan proyek diletakkan di depan lokasi proyek.

- Rangka papan nama harus lurus dan menancap dengan sempurna

ke dalam tanah supaya tidak mudah roboh.

- Pemasangan multiplek pada rangka/ balok kayu harus kuat dan

rapi.

Gambar 2.12 Gambar Papan Nama Proyek

2.1.19 Jalan Masuk Menuju Lokasi

Jalan masuk baik untuk kendaraan proyek atau kendaraan yang

berhubungan dengan proyek yang akan menuju ke lokasi proyek harus

melalui jalan yang sudah ditentukan oleh pihak direksi.

Page 34: Laporan Pg 2 Auzan

B. Penataan Lokasi (Site Installation) Pekerjaan

C. Metode konstruksi (metode pelaksanaan pekerjaan berdasarkan hasil

analisis bangunan, studi kasus pada peleksanaan pekerjaan struktur bawah,

struktur portal, dan atap).

BAB III MANAJEMEN PELAKSANAAN

A. Perencanaan Penggunaan Sumber Daya (material, alat, dan

tenaga kerja).

B. Rencana Anggaran dan Biaya Pelaksanaan (RABP).

(studi kasus pada pekerjaan pondasi, struktur portal, dan atap).

C. Penjadualan (Scheduling)

1. Penjadwalan pelaksanaan (semua kegiatan pelaksanaan)

2. Penjadwalan pengadaan bahan

3. Penjadwalan pengadaan alat

4. Penjadwalan tenaga kerja

D. Pengendalian (Controlling) Pelaksanaan Pekerjaan

(Bar chart, network planning)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Format Tulisan:

Menggunakan kertas HVS ukuran A-4

Menggunakan huruf times new roman 12 pt

Margin kiri 3,0 Cm, atas 3,0 Cm., kanan 2,5, dan bawah 2,5 Cm.