laporan perjalanan ragunan

9
Laporan Perjalanan Ragunan Burung-burung yang ditemukan di ragunan: 1. Tekukur Nama latin : Steptopelia cinensis Suku: Columbidae Nama Inggris: Spotted Dove Deskripsi: Berukuran + 30 cm dan berwarna coklat kemerah-jambuan. Ekor tampak panjang dengan tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap daripada bulu tubuh, terdapat garis-garis hitam khas pada sisi- sisi leher, berbintik-bintik putih halus. Iris jingga, paruh hitam, kaki merah. Suara: “te-kuk-kurr”. Habitat: Hutan, agroforest, perkebunan, permukiman, dan persawahan. Kebiasaan: Hidup di sekitar permukiman dan mencari makan di atas permukaan tanah. Sering duduk berpasangan di jalan yang terbuka. Distribusi: Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. 2. Kakatua Jambul Kuning

Upload: marcheli-alexandra-t-kaligis

Post on 10-Nov-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan pengamatan ragunan 2012

TRANSCRIPT

Laporan Perjalanan RagunanBurung-burung yang ditemukan di ragunan:1. Tekukur

Nama latin : Steptopelia cinensisSuku: ColumbidaeNama Inggris: Spotted DoveDeskripsi: Berukuran + 30 cm dan berwarna coklat kemerah-jambuan. Ekor tampak panjang dengan tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap daripada bulu tubuh, terdapat garis-garis hitam khas pada sisi-sisi leher, berbintik-bintik putih halus. Iris jingga, paruh hitam, kaki merah.Suara: te-kuk-kurr.Habitat: Hutan, agroforest, perkebunan, permukiman, dan persawahan.Kebiasaan: Hidup di sekitar permukiman dan mencari makan di atas permukaan tanah. Sering duduk berpasangan di jalan yang terbuka. Distribusi: Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali.

2. Kakatua Jambul Kuning

Nama Indonesia : Kakatua Jambul Kuning

Common Name :Yellow Crested Cockatoo

Nama Latin : Cacatua sulphurea

Klasifikasi: Ordo Psittaciformes, Familia: Psittacidae

Deskripsi: Burung kakatua jambul kuning, ukuran tubuhnya sedang di dalam kelompoknya, panjang tubuhnya 30 cm. Paruh berbentuk bengkok yang bagian atas lebih panjang dari bagian bawah, jari-jari kaki 2 kearah depan dan 2 lainnya ke arah belakang, mata bulat. Warna bulu hampir seluruhnya berwarna putih, hanya jambul, di bagian atas kepala berwarna kuning. Warna paruh, mata coklat gelap, dan kaki, jari-jari kaki berwarna abu-abu gelap, serta kuku berwarna hitam.

Perilaku: Burung kakatua jambul kuning hidup berpasangan dalam jumlah kecil sampai besar. Jika terbang sering dijumpai dalam kelompok besar dengan kepakan berat, kadang melayang, disertai suara riuh. Burung ini mempunyai kemampuan berpegangan pada ranting dengan jari-jari kaki atau paruhnya. Sedangkan lidahnya baik untuk menyesuaikan diri perilaku berpegang pada ranting maupun memakan buah, dan biji-bijian. Perilaku pejantan saat menjelang kawin, melompat, mengembangkan sayap, pengangkat ekor, dan jambulnya akan dinaik-turunkan. Gerakan burung pejantan tersebut untuk menarik betina untuk dikawini.

Reproduksi: Jumlah telur induk betina 3-4 butir yang diletakkan di dalam sarang pada lubang pohon. Pengeraman dilakukan secara bergantian oleh induk jantan dan betina. Telur telur akan menetas setelah pengeraman 16-17 hari.

Pakan : Di habitat aslinya burung kakatua jambul kuning makan buah-buahan dan biji-bijian, daun, kulit batang, dan serangga.

Habitat: Di hutan sekunder dan perkebunan. Tersebar di Sulawesi, Nusa Tenggara .

3. GerejaBurung Gereja-eresia (Passer montanus)

Suku: PloceidaeNama Inggris: Eurasian Tree SparrowDeskripsi: Berukuran 14 cm dan berwarna coklat. Mahkota berwarna coklat berangan, dagu, tenggorokan, bercak pipi dan setrip mata hitam, tubuh bagian bawah kuning tua keabuan, tubuh bagian atas berbintik-bintik coklat dengan tanda hitam dan putih. Burung muda: berwarna lebih pucat dengan tanda khas yang kurang jelas. Iris coklat, paruh kelabu, kaki coklat.Suara: Cicitan ramai dan nada-nada ocehan cepat.Habitat: Hutan, agroforest, perkebunan, permukiman dan lahan pertanian.Kebiasaan: Berasosiasi dekat dengan manusia. Hidup berkelompok dan mencari makan di tanah, dan lahan pertanian, mematuki biji-biji kecil atau beras. Distribusi: Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali.

4. KareopadiKareo Padi (Amaurornis phoenicurus)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Gruiformes

Famili : Rallidae

Genus : Amaurornis

Spesies : A. phoenicurus

Nama binomial : Amaurornis phoenicurus. Pennant, 1769

Kareo Padi adalah spesies burung yang mempunyai paruh, berdarah panas, dan membiak dengan cara bertelur. Wikipedia. 2010

Kareo Padi alias White breasted Waterhen (Amaurornis phoenicurus)

Kareo Padi adalah jenis burung air yang tinggal di lahan basah serta berair, untuk itu dimasukkan dalam water bird. Dapat ditemukan didaerah belukar serta rawa yang berair. Dari sebuah sumber dikatakan bahwa habitat hidupnya dalah mangrove, rawa serta, alang-alang.

dapat dilihat ciri-ciri utamanya adalah tingginya sekitar 20 cm, dengan panjang 15 cm, untuk burung dewasa memiliki warna hitam dan putih yang mencolok dan pada saat muda warna dominannya yang menutupi tubuh adalah warna hitam atau abu-abu. Serta paruh yang yang berwarna kuning gading. Dengan kaki yang cukup kurus dan tinggi daripada proporsi tubuhnya dan diselimuti warna kuning.

5. Rajaudang MenintingAlcedo meninting

Suku: AlcedinidaeNama Inggris: Blue-eared Kingsher

Deskripsi: Berukuran kecil (15 cm) dengan punggung biru terang/metalik. Tubuh bagian bawah merah-jingga terang dan penutup telinga biru mencolok. Iris coklat, paruh kehitaman dan kaki merah.Suara: Nada criit-tit. Habitat: Perairan tawar (sungai, danau), kadang-kadang teramati pada air payau sampai ketinggian 1.000 m. Kebiasaan: Terbang sangat cepat dari satu tempat bertengger ke tempat bertengger lain, membuat gerakan kepala turun-naik yang aneh ketika mencari makan. Menyelam secepat kilat untuk menangkap mangsa. Mangsa kemudian dibawa ke tempat bertengger, dibunuh kemudian dimakan.Distribusi: Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali

6. Cabai Jawa (Dicaeum trochileum)

Suku: Dicaeidae Nama Inggris: Scarlet-headed FlowerpeckerDeskripsi: Berukuran 8 cm, berwarna hitam dan merah padam. Jantan dewasa: kepala, punggung, tunggir, dan dada merah padam atau agak kejinggaan; sayap dan ujung ekor hitam, perut putih keabuan, ada bercak putih pada lengkung sayap. Betina: tunggir merah, tubuh bagian atas lainnya coklat, tersapu merah pada kepala dan mantel, tubuh bagian bawah putih buram. Iris coklat, paruh dan kaki hitam.Suara: Zit, zit, ... trr-trr, hwit dan ci-tt, ci-tt, ci-tt yang khas.Habitat: Hutan, permukiman, agroforest, pantai dan mangrove.Kebiasaan: Sering terlihat di pekarangan atau daerah terbuka, termasuk kota, daerah pantai, dan hutan mangrove. Distribusi: Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali.

7. Walet

Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut:

Superorder : ApomorphaeOrder : ApodiformesFamily : ApodidaeSub Family : ApodenaeTribes : Collacaliini

Genera : CollacaliaSpecies : Collacaliafuciphaga

8. Merbah Cerukcuk

Merbah cerukcuk adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae. Orang Sunda menyebutnya cerukcuk atau jogjog, orang Jawa menyebut terucuk atau cerocokan, mengikuti bunyi suaranya yang khas. Dalam bahasa Inggris disebut Yellow-vented Bulbul.

Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 20 cm.Sisi atas tubuh (punggung, ekor) berwarna coklat kelabu gelap, sisi bawah (tenggorokan, dada dan perut) putih kusam. Mahkota kehitaman, alis dan sekitar mata putih, dengan kekang (garis di depan mata) hitam. Sisi lambung dengan coretan-coretan coklat, dan penutup pantat berwarna kuning.Iris mata berwarna coklat, paruh hitam dan kaki abu-abu merah jambu.[sunting]Kebiasaan dan Penyebaran

Merbah cerukcuk menyukai tempat-tempat terbuka, semak belukar, tepi jalan, kebun, dan hutan sekunder. Burung ini sering berkelompok, baik ketika mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis merbah yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang lain. Tidur berkelompok dengan jenisnya, di ranting-ranting perdu atau pohon kecil.Seperti umumnya merbah, makanan burung ini terutama adalah buah-buahan yang lunak. Di pekarangan, burung ini kerap melubangi buah pepaya dan pisang yang telah masak. Selain itu ia juga memangsa aneka serangga, ulat dan hewan kecil lainnya seperti cacing. Merbah cerukcuk menghabiskan waktu lebih lama untuk mencari makanan di atas tanah daripada jenis merbah lainnya.Berbunyi nyaring dan berisik, cok, cok, ..cok-cok ! ; siulan pendek cuk-co-li-lek.. berulang, kadang-kadang dengan cepat; atau nyanyian bersuara lemah mirip gumam atau gerutuan burung.Sarang cerukcuk berbentuk cawan dari anyaman daun rumput, tangkai daun atau ranting yang halus, dijalin dengan serat tumbuhan dan menempel pada dahan. Di Jawa Tengah didapati pula sarang yang dibangun di sela-sela buah pisang.Telur dua atau tiga butir, berwarna keputihan berbintik coklat atau ungu. Tercatat bersarang sepanjang tahun, dengan puncaknya Maret sampai Juni.Burung ini menyebar luas di Asia Tenggara, Semenanjung Malaya dan Filipina. Di Indonesia didapati di Sumatra dan pulau-pulau di bagian timurnya, Kalimantan, Jawa dan Bali. Diduga diintroduksi ke Lombok dan Sulawesi Selatan. Umum terdapat sampai ketinggian 1.500 m dpl.