laporan perjalanan di
TRANSCRIPT
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. iii
MOTO ......................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Sejarah Museum Lampung .............................................................................. 2
B. Tugas Pokok Dan Fungsi Museum .................................................................... 2
C. Visi dan Misi ................................................................................................... 3
D. Struktur Organisasi Museum Lampung ............................................................ 3
E. Pameran Museum ........................................................................................... 6
F. Sarana Prasarana Museum Lampung ............................................................... 7
G. Bentuk Bangunan Gedung Pameran Tetap ....................................................... 7
BAB III KOLEKSI MUSEUM LAMPUNG ........................................................................... 9
A. Pengertian Koleksi Museum Lampung ............................................................. 9
B. Latar Belakang Sejarah Perkembangan Topeng ................................................ 9
C. Karakter Topeng .............................................................................................. 10
D. Jenis-Jenis Koleksi ........................................................................................... 11
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................................. 13
2
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu aspek keunikan dari Negara republic Indonesia keragaman budaya dan adat
istiadat yang didukung lebih dari 300 suku bangsa yang mendiami wilayah ini.Benda-benda
material sebagai wujud dari hasil oleh piker dan kreatifitas dalam tanah kebudayaan mempunyai
peranan dan nilai yang sangat penting sebagai objek penelitian dan perjalanan sejarah bangsa ini.
Di samping itu kebudayaan dari suatu bangsa atau suku adalah merupakan cirri khas ynag
mengindikasikan jati diri dari masyarakat penduduknya.
Mengingat pentingnya peranan kebudayaan dari suatu bangsa pemerintahan melalui
lembaga yang relevan memprogramkan upaya penyelamatan dan pelestarian benda-benda bukti
material tersebut.Selanjutnya disebut Benda Cagar Budaya (BCB).Berdasarkan amanat undang-
undang republik Indonesia No.5 tahun 1992,Pasal 22 ayat 1 menyatakan bahwa benda cagar
budaya bergerak atau benda cagar budaya tertentu baik yang dimiliki oleh Negara maupun
perorangan dapat disimpan dan di riwayatkan oleh Museum.
Sejak kemerdekaan semua museum yang berdiri sejak masa colonial kemudian di kelola
oleh pemerintah Indonesia di bawah departemen yang relevan.Pada masa berikutnya departemen
yang melakukan pembinaan adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, melalui direktorat
permuseuman yang telah berhasil memperjuangkan keluarganya peraturan pemerintahan No 19
tahun 1995 tentang pemeliharaan dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum.
Drs.Moh.Amir Sutarga Direktur Permuseuman pertama, mempunyai gagasan agar setiap
provinsi mempunyai sebuah museum yang mampu menampung dan melestarikan warisan
budaya di wilayahnya. Gagasan tersebut kemudian terwujud, sebagian besar provinsi telah
memiliki Museum Negeri Provinsi, kecuali Provinsi hasil pemekaran pada era otonomi daerah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A.Sejarah Singkat Museum Negeri Provinsi Lampung “Ruwai Jurai”
Museum Lampung telah dirintis sejak tahun1975 oleh kepala kantor permuseuman
Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung di Tanjung Karang.
Wuud pembangunan fasilitas gedung pameran dan gedung baru di kerjakan pada tahun anggaran
1978/1979, didasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 064/p/1978
tanggal 30 maret 1978, tentang Pengangkatan Pemimpin dan Bendaharawan Proyek Rehabilitas
dan Perluasan Museum Lampung.
B.Tugas Pokok dan Fungsi Museum
Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Lampung Nomor 27 tahun 2010, tanggal 6
Agustus 2011 tugas dan fungsi museum adalah:
1.Tugas Pokok
UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, perawatan dan penyajian serta penelitian dan memberi bimbingan
edukatif culturan tentang benda yang bernilai budaya yang bersifat regional.
2. Fungsi Museum
1. Pengumpulan, perawatan dan penyajian benda yang bernilai budaya dan ilmiah.
2. Pelaksanan urusan perpustakaan dan dokumentasi ilmiah.
3. Memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil penelitian koleksi.
4
4. Pelaksanaan Bimbingan Edukasi Cultural tentang benda yang bernilai budaya
dan ilmiah.
C. Visi dan Misi
Visi
Terwujud museum yang berkemampuan prima dalam pelestarian, perlindungan,
pemeliharaan dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya (BCB) untuk memantapkan jati diri
masyarakat “Sang Bumi Ruwai Jurai”
Misi
1. Peningkatan sistematisasi pelestarian dan perlindugan BCB berdasarkan
museologi.
2. Pengembangan fungsionalisasi museum dalam bidang
pembinaan,penyimpanan,pengamatan,dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya.
3. Peningkatan operasi masyarakat dalam bidang kebudayaan.
D.Struktur Organisasi Museum Lampung Provinsi Lampung.
1.Kepala Museum
Mempunyai tugas pemimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan sebagian tugas
pokok UPTD Museum Negeri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,semenjak
peresmian , museum negeri provinsi lampung “Ruwai Jurai”telah dipimpin oleh kepala Negara
sebagai berikut:
1.1.Achmad Hidjazi, BBA ,tahun 1988-1990
1.2.Mentosir,BBA,tahun 1990-1996
1.3.Muhammad Aswass,SH.Tahun 1995-1998
1.4.Drs.Bunyana Barmawi, tahun1998-2007
5
1.5.Pulung Swanduru,tahun 2007-2010
1.6.Dra.Zuraida Kherustika,MM.tahun 2010 sampai sekarang.
2.Sub Bagian Tata Usaha
Pada Museum Lampung Sub bagian tata usaha memiliki bidang tugas yang berkaitan
dengan administrasi perkantoran dan perpustakaan.
2.1.Administasi kantor meliputi:
2.1.1.Penyelengaraan urusan rumah kepergawaian keamaanan,keuangan, regestrasi
koleksi, humas dan data.
2.1.2.Urusan persuratan,perlengkapan srta sarana dan prasaranapenunjang program
museum.
2.1.3.Perpustakaan museum terbuka untuk umum, penelitian,mahasiswa,pelajar,dan guru
dapat memanfaatkan koleksi buku perpustakaan.
3. Seksi Teknis.
3.1. Pengadaan koleksi,yaitu kegiatan pengumpulan benda-benda realita dan
replika,untuk dijadikan koleksi museum. Untuk mengumpulkan koleksi, Museum Lampung
melakukan beberapa cara yaitu:
3.1.1.Ganti Rugi.
3.1.2.Sumbangan atau Hibah
3.1.3.Evakuasi.
3.1.4.Sitaan
3.1.5.Pertukaran dengan museum lain.
3.1.6..Replika
6
4. Seksi pelayanan
Seksi pelayanan bertugas memberi layanan dan informasi kepada pengunjung secara
edukatif cultural,melakukan preparsi atau memberi penyajian beraspek rekreatif pada tata
pameran museumserta melakukan publikasi museum.
Kegiatan bimbingn edukatif cultural di museum meliputi:
Pemanduan Keliling
Pemutaran slide.Program dan audio visual.
Bimbingan karya tulis
Pembuatan LKS (Lembar Kerja Siswa)
Diskusi atau Tanya jawab koleksi yang dipamerkan.
Untuk melakukan publikasi museum senantiasa “Menjemput” pengunjung melalui
kegiatan:
Lomba
Seminar,diskusi, ceramah,dan saresehan pemuseuman.
Museum masuk sekolah atau museum masuk desa.
Penerbitan buku panduan,bookleat,lefleatmuseum dan lain-lain.
Pemberitaan pada media cetak.
Penyiaran melalui media eletronik.
Kerjasam dengan instansi lain baik swasta maupun pemerintahan.
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok fungsional yang ada di museum adalah pamong budaya. Tugas
pamong budaya meliputi merencanakan kaidah museologi.
7
Bagan Struktur Organisasi
UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung
“Ruwai Jurai”
KEPALA
SUB Bagian Tata Usaha
Seksi Teknis Seksi Pelayanan
Kelompok Jabatan Fungsional
E. Pameran Museum
Pameran museum adalah suatu kegiatan penataan koleksi pada ruang pameran tetap
ataupun tidak tetap.
1.Pameran Tetap.
SUB Bagian Tata Usaha
Seksi Pelayanan Seksi Teknis
Kelompok Jabatan Fungsional
8
Pameran tetap adalah suatu kegiatan pameran untuk jangka waktu sekurang-
kurangnya 4-5 tahun.Tujuan dilaksanakan kegiatan ini yaitu sebagai upaya untuk meningkakan
apresiasi masyarakat terhadap bukti material manusia dan lingkungannya.
2.Pameran Khusus dan Temporer
Pameran khusu adalah pameran yang bertema khusus mengenai suatu unsure
kebudayaan atau suatu suatu kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan dan
lingkungannya.
F.Sarana Prasarana Museum Lampung
Bimbingan edukatif cultural Museum lampung dilengkapi dengan :
1. Gedung Pameran
2. Kantor adsministrasi,perpustakaan dan ruang rapat
3. Bengkel koleksi
4. Autorium
5. Gedung pameran khusus ( temporer )
6. Storage (Gudang koleksi)
7. Ruang Fumigasi
G.Bentuk Bangunan Gedung Pameran Tetap
Bentuk bangunan museum lampung disesuaikan dengan lingkungan alam dan budaya.
Interior dan eksterior bangunan museum lampung merupakansatu kesatuan yang utuh dan
menunjang fungsi dan kegiatan di dalamnya.selain bangunan fisik,cri tradisional dapat dilihat
dari ragamhias yg ada pada :
9
1. Bangunan teras depan gedung pameran tetap
2. Tiang-tiang gedung pameran tetap
3. Pintu depan dan pintu belakang gedung pameran tetap
4. Listplank gedung pameran tetap
5. Dinding bagian depan( dekat tangga ) di gedung pameran tetap.
10
BAB III
KOLEKSI MUSEUM LAMPUNG
A. Pengertian Koleksi Museum Lampung
Koleksi adalah aspek terpenting dari penyelenggaraan sebuaah museum.Dalam museum
lampung ini menampilkan koleksi yang menjadi bukti sejarah budaya lampung,salah satu dari
beberapa kolesi-koleksinya ialah topeng.
Dalam ensiklopedia tari Indonesia,kata tup yang tutup,kemudian karena pengaruh gejala
bahasa maka kata tup ditambah eng menjadi tupeng.Tupeng kemudian mengalami perubahan
sehingga menjadi topeng.Ada juga yang berpendapat topeng berasal dari kata ping,pung,peng
dan sebagainya,yang berarti merapat kepada sesuatu atau menekannya.
Beberapa istilah yang berkaitan dengan topeng seperti halnya tupeng (bertemu,
bersambangan), tamping (pinggir), damping (bersama-sama). Istilah tupping dapat diartikan
sebagai penggabungan kata tu (tutup) dan kata ping (merapat pada sesuatu atau menekan
padanya). Topeng dapat diartikan sebagai penutup yang menyamarkan untuk melindungi wajah.
B. Latar Belakang Sejarah Perkembangan Topeng.
Topemg merupakan salah satu karya seni budaya yang sudah ada pada jaman prasejarah.
Topeng sebagai sarana pertunjukan kesenian yang sudah ada pada jaman mataran kuno pada
abad ke IX masehi. Istilah topeng dimuat dalam prasasti jaha ( 840 M ) ataupun yang berarti
to[eng atau orang yang bertugas dalam pertunjukan topeng.Pada prasasti Bebetin (896 M )
11
terdapat kata partapukan yang berarti perkumpulan topeng. Di dalam kitab negara kertagama
(1365 M) dikenal istilah reket untuk menyebut istilah drama tari topeng.Pertunjukan seni topeng
pada awlnya merupakan kesenian kerajaan, namun setelah pemindahan kerajaan ke jawa timur,
kesenian topeng mulai di pertunjukan di luar kerjaan dalam pesat sampai ke nusantara.
C. Karakter Topeng
Secara garis besar,karakter dan tipologi di rupakan dalam cirri bentuk hidung,mulut,mata
dan warna serta atribut tata busana yang memdukung pemberian identitasnya.
a.Bentuk Hidung
Hidung Kecil
Hidung besar panjang
Hidung belalai
Hidung sedang
Hidung pesek
Hidung besar
Hidung bulat
b. Bentuk Mata
Mata liyepan
Mata Penanggalan
Mata kedelai
Mata bulat besar
Mata bulat
c.Bentuk Mulut
Bibir terkatup senyum
Bibir Sedikit terbuka,setengah tersenyum dan melihatkan sederetan gigi atas.
d. Bentuk Muka
12
Bentuk muka umunya bulat dengan dagu meruncing dan mendekati bentuk bulat. Kadang
menonjolkan rahang sehingga sepintas terlihat wajahnya berbentuk simetris segi lima
atau segi empat.
e.Garis Kerutan Wajah
Garis kerutan wajah dengan pintasan tajam akan tampak berwajah kaku dan keras.
f.Warna
Berdasarkan karakternya warna dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Merah jambu ( keras hati)
Merah primer (angkara murka,jahat,gagah berani)
biru tua dan hijau tua (sifat magis)
kuning tua (tokoh putri),
biru telor (baik hati)
dsb.
g. Tata Busana
Tokoh raja,ksatria,putrid,pada umunya mengenakan atribut perhiasan kepala lainnya.
Penggambaran dari bentuk-bentuk fisik seperti hidung,mata,bentuk muka,warna
topengdan tata busana merupakan tokoh karakter secara umum.namun ada pengecualian yang
terdapat pada masing-masing daerah.
D. Jenis-Jenis Koleksi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembang pula tuntunan masyarakat
akan peningkatan fungsi dan tata kerja museum. Museum umum, merupakan museum yang
mengumpulkan dan memamerkan koleksi dari berbagai kota maupun provinsi-provinsi.
13
Topeng lampung merupakan kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang
menyesuaikan dirinya dengan kondisi dan realita social masyarakat pendukungnya. Kesenian
topeng ini cenderung mengalami pasang surut dan nilai tandingnya dengan kesenian modern
tidak seimbang.
Berdasarkan temuan survey koleksi dan pengadaan koleksiyang di lakukan Museum
Lampung ditemukan beberapa topeng yaitu:
1. Tupping
Seni tupping di wujudkan dalam bentuk drama tari. Lakon cerita yang ditampilkan adalah
cerita yang menympan lambing pergolakan pergolakan social budaya dan perlambang yang
agung dari cita-cita yang luhur perjuangan mempertahankan tumpah darah daerah kalianda.
2. Sakura
Sakura merupakan topeng yang di pakai dalam suatu pesta rakyat yang disebut pesta
sakura. Pesta sakura diselenggarakan dalam merayakan hari raya idul fitri mengungkapkan rasa
syukur ,suka cuta, perenungan terhadap sikap dan tingkah laku.
3. Beberapa topeng dari daerah lain
Setelah diadakan survey ke daerah di lampung-lampung.selain kalianda dan daerah
lampung barat ternyata ditemukan lagi di daerah lain seperti di jabung lampung timur.
14
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berkunjung ke museum banyak sekali manfaatnya,para pungunjung dapat menyaksikan
benda-benda hasil karya dan cipta bangsa sendiri. Disamping itu dengan menyaksikan secara
visual benda koleksi akan mengembangkan imajinasi para pelajar dan mahasiswa terhadap
berbagai peristiwa yang melekat pada benda koleksi museum.
Pengunjung yang datang ke museum masing-masing memiliki focus perhatian yang
berbeda. Sementara yang mengikuti program paket pembimbing pelajar akan diberi penjelasan di
ruang khusus.
Sementara bagi yang lebih tertarik terhadap koleksi museum,mereka dapat memanfaatkan
layanan perpustakaan museum yang menyediakan aneka ragam buku,baik hasil penelitian
museum maupun buku ilmiah popular.
B. Saran
Dengan selesainya penulisan karya tulis ini penulis memberikan sedikit saran kepada
para siswa agar menjadi penerus bangsa. Kita pun harus menjaga alam dalam rangka mengisi
kemerdekaan.
15
Demikian uraian penulis karya tulis ini,akhirnya penulis mengucapkan rasa syukur
kepada Allah SWT atas terselesainya karya tulis ini.Kritik dan saran yang sifatnya membangun
karya tulis ini sangat diharapkan.Semoga karya tulis ini bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Buku panduan UPTD museum Negeri Lampung Ruwai Jurai dan observasi dengan
melakukan kunjungan ke museum Negeri Lampung Ruwai Jurai.
Katalog Festival Topeng Nusantara;Surabaya;2004
Hilman Hadikusuma,SH,ed.;Adat Istiadat Daerah Lampung; Departemen Pendidikan dan
kebudayaan Kantor Wilayah Provinsi Lampung,1985/1986.
Eko Wahyuningsih,Dra.Katalog Topeng Lampung;Bandar Lampung;2009.