laporan perencanaan dan pengembangan produk

29
LAPORAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK EXTRAORDINARY CUPBOARD Kelompok 1: Salman Alfarisi 09540020 Rizky Widianto 09540043 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Upload: alfa-cullens-krb

Post on 08-Aug-2015

1.631 views

Category:

Documents


233 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

LAPORAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

EXTRAORDINARY CUPBOARD

Kelompok 1:

Salman Alfarisi 09540020

Rizky Widianto 09540043

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011

Page 2: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Saat ini banyak permasaahan yang menyebabkan banyaknya

keterbatasan bagi manusia untuk melakukan sesuatu. Salah satu

diantaranya adalah permasalahan keterbatasan space yang terus semakin

mengecil. Tak hanya semakin mengecil namun space tersebut juga

semakin mahal.

Keterbatas space ini dapat membuat manusia tak dapat memenuhi

kebanyakan kebutuhan hidupnya karena kecilnya space yang mereka

miliki. Sebagai contoh, seorang yang memiliki rumah di daerah perkotaan

yang notabene sudah pasti sempit karena mahalnya harga space, mereka

sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mereka

kebingungan dalam bagaimana dapat menggunakan peralatan khususnya

furniture yang tepat untuknya. Seperti apa Furniture yang tepat itu?

Furniture yang tepat bagi mereka adalah furniture yang dapat

memenuhi kebutuhan mereka namun tidak memerlukan banyak space

sehingga dengan lahan yang kecil dapat memaksimalkan pengunaannya.

Disinilah kami mencoba mendesain sebuah furniture yang dapat memnuhi

kebutuha tersebut. Produk tersebut kami ber nama Exrtaordinary

Cupboard dimana pada furniture tersebut mengkombinasikan antara

sebuah lemari, meja belajar, meja laptop, rak buku, tempat baju, laci

penyimpanan, serta sebuah kasur. Dari gambaran produk tersebut dapat

kita bayangkan efisiensi yang akan di dapatkan. Dengan memanfaatkan

satu produk tersebut kita dapat memenuhi beberapa kebutuhan. Selain itu

tentu saja hal itu juga dapat lebih menghemat pengeluaran karena anda tak

perlu membeli furniture tersebut satu persatu, karena dengan membeli satu

produk tersebut anda akan memiliki semua manfaat tersebut.

Page 3: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

1.2 Tujuan

1. Menunjukkan pentingnya desain dalam mempersiapkan sebuah produk

2. Menunjukkan pentingnya produk Extraordinary Cupboard beserta

kelebihannya

Page 4: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

BAB II

Studi Literatur

2.1 Design

Berbagai Pandangan Tentang Desain

Bila mendenganr kata desain maka inrpretasi orang akan berbeda-

beda, tergantung latar belakang keahlian, pendidikan, dan kepentingannya

masing-masing. Hal tersebut adalah suatu hal yang wajar karena kata desain

pengertiannya luas. Bisa dimulai dengan kegiatan merancang software,

menyusun kerangka penelitian, merancang mesin dan peralatan lainnya,

merancang konstruksi jembatan dan bangunan, merancang kota, busana,

iklan, interior suatu ruang dan seterusnya. Rupanya setiap cabang proffesi dan

keahlian mempunyai hak untuk menggunakan istilah desain ini.

Namun dalam makalah ini yang akan saya jelaskan adalah konteks

dan pegertian desain dalam bidang produk. Kegiatan mendesain dipahami

sebagai jenis perancangan daalm lingkup seni rupa, yang akan menghasilkan

wujud benda dengan muatan manfaat-manfaat (fungsi praktis utilitier fisikal,

ekspresi estetik, artistik, nilai-nilai tentang status simbol dan lain-lain) untuk

manusia sebagai end user dalam memenuhi berbagai need, will, dan fear-nya.

Pada makalh ini, penjelasan desain ini terbatas pada pembahasan

desain modern. Peristiwa desain dalam sesi ini , dalam cakupan

pengertiannya tak dapat dilepaskan dari fenomena fenomena industrial-

ekonomi pasar-segmentasi pasar-teknologi material dan produksi-

transportasi-enerji manusia-lingkungan hidup-serta serta sosial budaya.

Desain ditinjau dari segi latar belakang sosialnya senantiasa akan

terkait dengan fakta-fakta sosial budaya lainnya. Desain selalu merupakan

jawaban terhadap segeret permasalahn sosial budaya serta lingkungan alam

tempat manusia menyelenggarakan kehidupan bersama. Desain juga memiliki

muatan edukatif yang mampu memberi pengaruh positif pada perilaku sosial

dan membangkitkan wacana baru dalam dinamika sosial-budaya manusia.

Page 5: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

Desain untuk Kehidupan Manusia

Manusia adalah makhluk dengan sifat-sifat dasar biophysic –

pshyco - socio culture spiritual serta gagasan abstrak tentang need, will dan

fear-nya dalam menyelenggarakan kehidupan bersamanya di bumi. Gagasan

yang bersifat abstrak tersebut akan menjadi suatu wujud objek yang

membenda dan tangible dengan dipandu metode kerja tertentu yang relevan.

Pada dasarnya objek-obejk tersebut senantiasa memiliki kandungan

muatan-muatan fungsi praktis utilitier dan indikasi-indikasi tertentu yang

menginformasikan status-status sosial-ekonomi, intelektual, dan lain-lain

yang tertentu yang kehadirannya satu sama lain akan saling mempengaatuhi,

dengan tingkat intensitas dan bobot yang berbeda-beda, sesuai dengan jenis

dan sifat dari masing-masing objek.

Desain sebagai Solusi Permasalahan

Mengacu pada teori dari Abraham Maslow dan teori-teori lain

tentang sistem kebutuuhan manusia, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada

dasarnya menusiamemiliki kebutuhan dan keinginan tertentu sesuai dengan

cara pandang terhadap kehidupan, situasi, dan kepentingannya masing-

masing.

Ketiga hal diatas tersebut akan memandu dan memotivasi berbagai

legiatan menusia dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup serta

menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya, sesuai dengan masa, lokasi

goegrafis kawasan, kehidupan sosial budaya yang didukungnya, serta nilai-

nilai spiritual kosmologis yang diyakininya.

Emotional Desain Sebagai Kecenderungan Desain Masa Kini

Belum lam berselangg, sebuah artikel dari New York Times

menyebutkan bahwa, “selama lima puluh tahun belakangan ini basis ekonomi

telah berpindah dari produksi ke konsumsi. Perpindahan terjadi dari area

rasionalisme ke tataran keinginan: dari objektif ke subjektif: ke area

psikologi.” Komputer, mobil, dan peralatan rumah tangga, telah beralih dari

Page 6: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

peralatan yang sangat terkait dengan teknologi kearah konsep yang lebih

berfokus pada konsumen, seperti “pertunjukan gaya hidup.”

Emotional Design memfokuskan pada aspek yang paling mendesak

dari karakter manusia, yaitu keinginan untuk memperoleh kepuasan praktis,

material, dan mendapatkan pemenuhan emosional.

2.2 Kualitas Menurut David Garvin

Kualitas telah menjadi isu kritis dalam persaingan modern dewasa

ini, dan hal itu telah menjadi beban tugas bagi para manager menengah.

Dalam tataran abstrak kualitas telah didefinisikan oleh dua pakar penting

bidang kualitas yaitu Joseph Juran dan Edward Deming. Mereka berdua

telah berhasil menjadikan kualitas sebagai mindset yang berkembang terus

dalam kajian managemen, khususnya managemen kualitas.

Menurut Juran Kualitas adalah kesesuaian untuk penggunaan

(fitness for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai

dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna, lebih jauh

Juran mengemukakan lima dimensi kualitas yaitu :

a. Rancangan (design), sebagai spesifikasi produk

b. Kesesuaian (conformance), yakni kesesuaian antara maksud

desain dengan penyampaian produk aktual

c. Ketersediaan (availability), mencakup aspek kedapatdipercayaan,

serta ketahanan. Dan produk itu tersedia bagi konsumen untuk

digunakan

d. Keamanan (safety), aman dan tidak membahayakan konsumen

e. Guna praktis (field use) , kegunaan praktis yang dapat

dimanfaatkan pada penggunaannya oleh konsumen.

Tokoh lain yang mengembangkan managemen kualitas adalah

Edward Deming. Menurut Deming meskipun kualitas mencakup

Page 7: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

kesesuaian atribut produk dengan tuntutan konsumen, namun kualitas

harus lebih dari itu. Menurut Deming terdapat empatbelas poin penting

yang dapat membawa/membantu manager mencapai perbaikan dalam

kualitas yaitu :

- Menciptakan kepastian tujuan perbaikan produk dan jasa

- Mengadopsi filosofi baru dimana cacat tidak bisa diterima

- Berhenti tergantung pada inspeksi missal

- Berhenti melaksanakan bisnis atas dasar harga saja

- Tetap dan continue memperbaiki system produksi dan jasa

- Melembagakan metode pelatihan kerja modern

- Melembagakan kepemimpinan

- Menghilangkan rintangan antar departemen

- Hilangkan ketakutan

- Hilangkan/kurangi tujuan-tujuan jumlah pada pekerja

- Hilangkan managemen berdasarkan sasaran

- Hilangkan rintangan yang merendahkan pekerja jam-jaman

- Melembagakan program pendidikan dan pelatihan yang cermat

- Menciptakan struktur dalam managemen puncak yang dapat

melaksanakan transformasi seperti dalam poin-poin di atas.

Dengan memperhatikan pendapat dua tokoh kualitas di atas,

nampak bahwa mereka menawarkan beberapa pandangan yang penting

dalam bidang kualitas, pada intinya dapat difahami bahwa semua yang

berkaitan dengan managemen kualitas atau perbaikan kualis yang

diperlukan adalah penerapan pengetahuan dalam upaya

meningkatkan/mengembangkan kualitas produk atau jasa secara

berkesinambungan.

Sementara itu David A Garvin mengemukakan delapan dimensi

atau kategoro kritis dari kualitas yaitu :

Page 8: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

Performance (Kinerja). Karakteristik kinerja utama produk.

Feature (profil). Aspek sekunder dari kinerja, atau kinerja

tambahan dari suatu produk

Reliability (kedapat dipercayaan). Kemungkinan produk malfungsi,

atau tidak berfungsi dengan baik, dalam konteks ini produk/jasa

dapat dipercaya dalam menjalankan fungsingan

Conformance (kesesuaian). Kesesuaianatau cocok dengan

keinginan/kebutuhan konsumen

Durability (Daya tahan). Daya tahan produk/masa hidup produk

baik secara ekonomis maupun teknis

Serviceability (kepelayanan), kecepatan, kesopanan, kompetensi,

mudah diperbaiki

Aesthetics (keindahan). Keindahan produk, dalam desain, rasa,

suara atau bau dari produk, dan ini bersifat subjektif

Perceived quality (kualitas yang dipersepsi). Kualitas dalam

pandagan pelanggan/konsumen

2.3 Kualitas Menurut Taguchi

Metode Taguchi dicetuskan oleh Dr. Genichi Taguchi pada tahun

1949 saat mendapatkan tugas untuk memperbaiki sistem telekomunikasi di

Jepang. Metode ini merupakan metodologi baru dalam bidang teknik yang

bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses serta dalam dapat

menekan biaya dan resources seminimal mungkin. Sasaran metode

Taguchi adalah menjadikan produk robust terhadap noise, karena itu

sering disebut sebagai Robust Design.

Definisi kualitas menurut Taguchi adalah kerugian yang diterima

oleh masyarakat sejak produk tersebut dikirimkan. Filosofi Taguchi

terhadap kualitas terdiri dari tiga buah konsep, yaitu:

1. Kualitas harus didesain ke dalam produk dan bukan sekedar

memeriksanya.

Page 9: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

2. Kualitas terbaik dicapai dengan meminimumkan deviasi dari

target.

3. Produk harus didesain sehingga robust terhadap faktor

lingkungan yang tidak dapat dikontrol.

4. Biaya kualitas harus diukur sebagai fungsi deviasi dari standar

tertentu dan kerugian harus diukur pada seluruh sistem.

Metode Taguchi merupakan off-line quality control artinya

pengendalian kualitas yang preventif, sebagai desain produk atau proses

sebelum sampai pada produksi di tingkat shop floor. Off-line quality

control dilakukan dilakukan pada saat awal dalam life cycle product yaitu

perbaikan pada awal untuk menghasilkan produk (to get right first time).

Kontribusi Taguchi pada kualitas adalah:

1. Loss Function: Merupakan fungsi kerugian yang ditanggung oleh

masyarakat (produsen dan konsumen) akibat kualitas yang dihasilkan.

Bagi produsen yaitu dengan timbulnya biaya kualitas sedangkan bagi

konsumen adalah adanya ketidakpuasan atau kecewa atas produk yang

dibeli atau dikonsumsi karena kualitas yang jelek.

2.Orthogonal Array: Orthogonal array digunakan untuk mendesain

percobaan yang efisisen dan digunakan untuk menganalisis data

percobaan. Ortogonal array digunakan untuk menentukan jumlah

eksperimen minimal yang dapat memberi informasi sebanyak mungkin

semua faktor yang mempengaruhi parameter. Bagian terpenting dari

orthogonal array terletak pada pemilihan kombinasi level dari variable-

variabel input untuk masing-masing eksperimen.

3. Robustness: Meminimasi sensitivitas sistem terhadap sumber-sumber

variasi.

Tahapan dalam Desain Produk atau Proses Menurut Taguchi

Page 10: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

Dalam metode Taguchi tiga tahap untuk mengoptimasi desain produk atau

proses produksi yaitu (Ross, 1996):

1. System Design. Yaitu upaya dimana konsep-konsep, ide-ide, metode

baru dan lainnya dimunculkan untuk memberi peningkatan produk .

Merupakan tahap pertama dalam desain dan merupakan tahap

konseptual pada pembuatan produk baru atau inovasi proses. Konsep

mungkin berasal dari dari percobaan sebelumnya, pengetahuan

alam/teknik, perubahan baru atau kombinasinya.

2. Parameter Design. Tahap ini merupakan pembuatan secara fisik atau

prototipe secara matematis berdasarkan tahap sebelumnya melalui

percobaan secara statistik. Tujuannya adalah mengidentifikasi setting

parameter yang akan memberikan performansi rata-rata pada target dan

menentukan pengaruh dari faktor gangguan pada variasi dari target.

3. Tolerance Design. Penentuan toleransi dari parameter yang berkaitan

dengan kerugian pada masyarakat akibat penyimpangan produk dari

target. Pada tahap ini, kualitas ditingkatkan dengan mengetatkan toleransi

pada parameter produk atau proses untuk mengurangi terjadinya

variabilitas pada performansi produk.

Page 11: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

BAB III

Analisa Produk

3.1 Ergonomi

Berdasarkan Metode David Garfin

David Garfin membagi kualitas Produksi kedalam tujuh kriteria. Hal

tersebut diantaranya adalah, Reliability, Durability, Aesthetics, Performances,

Conformances, Serviveability, Features, dan yang terakhir adalah Percieved

Quality.

Berdasrkan kriteria diatas maka berikut adalah klasifikasi produk

Extraordinary Cupboard berdasarkan Metode David Garfin:

1. Performance

Fungsi utama dari Produk Extraordinary Cupboard adalah

pemanfaatannya sebagai meja belajar dan tempat menyimpan pakaian.

2. Conformances

Fungsi tambahan dari produk Extraordinary Cupboard adalah adanya

penambahan tempat rak buku, tempat accessories, laci tempat

penyimpanan dan yang tak kalah pentingnya adalah adanya Fold Bed

(tempat tidur yang dapat dilipat). Adanya fungsi tersebut merupakan

jawaban dari permasalah-permasalahan yang ada ada mayoritas

masyarakat.

3. Reliability

Prooduk tersebut memiliki reliability yang cukup baik. Namun mungkin

akan ada beberapa permasalahan khususnya pada bagian-bagian joint hidup

yang sselalu terjadi pergeseran. Hal tersebut dapat menyebabkan aus. Jadi

untuk antisipasi akan terjadnya hal tersebut maka hendaknya part-part pada

bagian tersebut diganti setiap dua tahun sekali.

4. Durability

Masa hidup dari Extraordinary Cupboard ini berkisar delapan tahun.

Namun hal itu bukan waktu yang mutlak akan terjadi, namun tergantung

Page 12: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

pada pengguna. Usia produk tersebut dapat kurang dari delapan tahun

apabila pengguna jarang melakukan perawatan terhadap produk tersebut,

akan tetapi dapat juga lebih dari delapan tahun apabila pengguna

melakukan perawatan yang baik.

5. Aesthetics

Dari sisi estetik, yang kita tonjolkan adalah konsep Emotional Design yang

menganut pemahaman bahwa pada saat ini pemilihan produk berdasarkan

fungsi sudah ketinggalan zaman, akan tetapi yang menjadi sorotan saaat ini

adalah produk kini telah lebih mengarah pada area psikologi, diantaranya

kepuasan konsumen, pengalaman baru konsumen akan sebuah produk, dan

yang tak kalah penting saat ini produk telah dijadikan sebagai pertunjukan

gaya hidup karena produk yang digunakan seseorang juga menunjukkan

status sosial seseorang

6. Serviceability

Kemudahan produk ini terletak pada cara perawatan yang mudah dan cara

penggantian part yang mudah apabila ada kerusakan ada part terntentu. Hal

tersebtu karena produk ini telah dibuat dalam part per part. Jadi

[enggantiannya sangatlah memudahkan para pengguna.

7. Features

Fitur yang ditawarkan oleh produk kami adalah sistem fold away yang

dapat memudahkan pengguna. Selain memudahkan, produk tersebut juga

sangat efisien tempat dengan sistem fold away yang diusungnya.

8. Percievedability

Untuk data percieved ability bisa didapatkan apabila produk telah di

produksi dengan cara menanyakan pada konsumen akan apa yang

dirasakan terhadap produk kami. Metode yang dapat digunakan adalah

dengan membuat kuisioner atau dengan menanyakan secara langsung pada

konsumen.

Berdasarkan Metode Kualitas Taguchi

Page 13: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

Taguchi membagi tingkat kualitas berdasarkan tiga kualitas, yaitu

System Design, Parameter Design, Tolerance Design.

Kualitas Produk Extraaordinary Cupboard berdasarkan Metode taguchi

adalah sebagai berikut:

a. System Design

Konsep dari pembuatan Extraaordinary Cupboard adalah memberikan

kemudahan serta meningkatkan efisiensi baik pada efisiensi space

maupun efisiensi cost. Harapan dari produk ini adalah bagaimana

manusia dapat memenuhi kebutuhannya dengan sebuah produk namun

multi purpose.

b. Parameter Design

Tolak ukur parameter yang kami gunakan adalah berdasarkan data

anthropometri yang telah dilaklukan pengukuran sebelumnya. Untuk

dimensi yang digunakan akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.

c. Tolerance Design

Toleransi yang digunakan dalam proses pembuatan nproduk ini kurang

lebih 1 cm pada semua part kecuali pada bagian yang butuh pengunci

kami gunakan toleransi 0.5 cm.

3. 2 Dimensi Produk

Produk yang kami buat berdasarkan pada konsep inden seperti yang

diterapkan oleh perusahaan Benetton di Italia. Perusahaan tersebut memiliki

prinsip bahwa setiap dimensi tubuh setiap orang adalah berbeda, jadi tidak

tepat apabila menyamakan semua ukuran untuk semua orang.

Dimensi yang kami gunakan adalah berdasarkan data Salman Alfarisi:

Tinggi Lemari : Tinggi jangkauan tangan atas – Allowance

: 175 cm – 25 cm = 150

Lebar tampat tidur : Lebar bahu + allowance

: 45 cm + 30 cm = 75 cm

Lebar Meja belajar : lebar bahu + allowance

: 45 cm + 5 cm = 75 cm

Page 14: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

Tinggi Meja belajar : Tinggi Popliteal + tinggi siku duduk – Allowance

: 50 cm +20 cm – 10 cm = 60 cm

Tinggi Kursi : Tinggi Popliteal – allowance

: 50 cm – 5 cm = 45 cm

Lebar Kursi : Lebar pinggul + allowance

: 40 cm + 5 cm = 45 cm

3.3 Strategi Pemasaran

Segmenting

Segmentasi Produk ini kami lakukan berdasarkan pada kelas sosial ekonomi

dan geografi

Segmentasi berdasarkan kelas ekonomi :

pembagain yang dilakukan adalah membagi lapisan pasar menjadi empat

kelas, misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah), dan kelas

AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas). Segmentasi kami adalah

untuk golongan AB. Pemilian tersebut bukan tanpa alasan. Yang melandasi

hal itu adalah karena harga jual produk ini yang cukup mahal yang sesuai

dengan kualitas yang akan disuguhkan kepada and jadi harga jual cukup

tinggi.

Untuk Segmentasi secara geografi maka yang kami pilih adalah untuk area

perkotaan dimana pada daerah tersebut lahan sudah semakin sempit dan

semakin mahal jadi produk inii akan sangat membantu mereka dalam

memnuhi kebutuhan mereka.

Targetting

Target dari penjualan produk ini adalah pada masyarakat area perkotaan

yang enar-benar kami rasa sasngat mebutuhkan produk yang

menawarkan berbagai kemudahan tersebut.

Positioning

Positioning yang kami gunakan adalah positioning berdasarkan:

Page 15: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

- Positioning menurut manfaat, karena produk ini memiliki multi

purpose

- Positioning menurut harga, hal ini karena pengklasifikasian yang

telah kami jelaskan pada segmentasi pasae berdasarkan kelas sosial

ekonomi

- Positioning menurut penggunaan, karena kami berusaha menjadi

produk terbaik dalam produk fold away

- Positioning menurut pesaing, karena produk tersebut merupapkan

kombinasi dari beberapa produk sehingga produk tersebut akan

lebih baik dari para oesaing yang hanya memprduksi produk dengan

satu fungsi

3.4 Voice of Consumer (VOC)

Gambar diatas merupakan grafik yang menunjukkan tingkat konsumtif masyarakat Indonesia. Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa tingkat konsumtif di tahun 2011 lebih baik dari pada tahun 2010, akan tetapi masih jauh apabila dibandingkan dengan tingkat konsumtif pada tahun 2007-2009. Sedangkan PDB (Produk Domestik Bruto) menunjukkan nilai pasar semua barang dan jasa

Page 16: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

yang di produksi di Indonesia pada tahun tersebut. Jadi pada tahun 2011 terlihat bahwa banyak produk yang tak dapat terjual karena semakin turunnya tingkat konsumtif masyarakat Indonesia.

Setelah dilakukan penelitian akan hal tersebut. Ternyata hal yang memberikan sumbangsih terbesar atas menurunnya tingkat pembelian konsumen adalah karena kepuasan konsumen yang tak dapat terpenuhi. Jadi konsumen kecewa dengan beberapa produk yang dianggapnya tidak dapat memberikan apa yang diinginkan sehingga ketidak puasan akan sebuah produk tersebut menimbulkan permasalahan, yaitu turunnya tingkat konsumtif konsumen.

Dengan adanya permasalahan tersebut maka kami akan menawarkan menawarkan sebuah produk terbaru yang kami rasa dapat kembali menarik tingkat konsumtif konsumen. Mengapa kami berani berkat demikian? Karena produk ini adalah produk yang datang dengan konsep yang baru, dengan berbagai kenyamanan dan kemudahan sehingga kami yakin bahwa produk tersebut akan mendapat sambutan positif dari konsumen.

3.5 Manufaktur

BOM

Extraordinary Cupboard

KursiMeja Belajar

Tempat Tidur

Tmpat Baju

Laci

Sandaran Kaki Dudukan

KasurKakiEngsel

RollerAlasl Sekat Tidurl

Sekat berdiri Pintu

RollerlKotak Laci

Page 17: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

Cara Pembuatan

1. Proses Pengukuran2. Proses Pemotongan part per-part

3. Proses Penghalusan4. Proses Assembly per bagian5. Proses Assembly total6. Proses Pengecatan7. Proses Pengeringan8. Finishing9. Kemudian barang akan langsung dikirim pada konsumen.

3.6 Harga produk

Kayu yang kami gunakan dalam membuat produk ini adalah kayu balsa. Kammi memilih kayu balsa karena kekuatannya yang baik dan ketahanannya serta tahan terhadap perubahan cuaca. Di luar negeri kayu ini termasuk jenis kayu yang mahal namun di Indonesia kayu ini masih tergolong murah karena penggunaannya yang masih sedikit. Untuk harganya di Indonesia, kayu ini dipatok dengan harga Rp. 35.000 dengan ukuran perlembarnya 100 cm x 50 cm. Jadi berikut perhitungan biaya produk kami:

Sekat belakang = 12 x Rp. 35.000 = 420.000

Sekat samping = 12 x Rp. 35.000 = 420.000

Alas tempat baju = 3 Rp. 35.000 = 105.000

Alas rak buku = 2 x Rp. 35.000 = 70.000

Alas meja belajar = 3 x Rp. 35.000 = 105.000

Laci = 3 x Rp. 35.000 = 105.000

Alas tempat tidur = 6 x Rp. 35.000 = 210.000

Engsel = 6 x Rp. 5.000 = 30.000

Roller = 2 x Rp. 10.000 = 20.000

Page 18: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

Untuk kursi kami melakukan sub kontrak dengan pabrik yang memproduksi kursi. Harga per kursi adalah = 100.000

Harga Total Material adalah = Rp. 1. 585.000

Jadi harga jual kami akan produk tersebut setelah ditambah dengan jam mesin, operator, listrik, dll adalah sebesar Rp. 2.750.000

3.7 Perbandingan Produk

Harga meja belajar + kursi = Rp. 600.000

HargaTempat tidur = Rp. 1.400.000

Harga lemari rak baju = Rp. 400.000

Harga Rak buku+Accesoris = Rp. 700.000 +

Harga Total = Rp, 3.100.000

Jadi dengan membeli Extraordinary Cupboard maka akn menghemat pengeluaran anda sebesar Rp, 3.100.000 - Rp. 2.750.000 = Rp. 350.000.

Selain efisiensi biaya tentu saja produk kami juga lebih unggul karena efisiensi tempat yang sangat baik. Produk kami dapat di gunakan pada area yang minimalis dengan kebutuhan yang kompleks. Hal itu tentu merupakan sebuah kelebihan yang memiliki nilai yang tinggi dibanding dengan harga sebuah produk tersebut.

Page 19: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

3.8 Gambar Desain

Cupboard posisi Tempat Tidur Terbuka

Cupboard dalam keadaan terbuka semua

Page 20: Laporan Perencanaan Dan Pengembangan Produk

BAB IV

Kesimpulan

1. Desain merupakan hal yang sangat penting karena desain merupakan jawaban dari berbagai macam persoalan. Sehingga setiap saat kita harus selalu mengetahui Perkembangan desain, khususnya pada zaman modern seperti ini diman desain yang telah beralih dari konsep Functional Desain menuju konsep Emotional Desain.

2. Berdasarkan penjelasan diatas tentang detail produk kami maka kami dapat menunjukkan beberapa kelebihan dari produk kami dari pada produk lain, yaitu:

- Efisiensi tempat- Eisiensi Biaya- Memaksimalisasi penggunaan ruang- Multi purpose solution- Penggunaan konsep modern, yaitu fold away- Baik digunakan di tempat yang minimalis- Durability yang tahan lama- Serta service ability yang memudahkan para pengguna.