laporan perencanaan

96
Laporan Perencanaan Pekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA A. PENDAHULUAN I. PERENCANAAN TOPOLOGI JARINGAN BARU Pertimbangan perencanaan yang penting dalam salah satu aspek yang mengikuti perubahan teknologi yang pasti terlibat dalam perkembangan teknologi jaringan. Tiap jaringan adalah perwakilan teknologi pada waktu suatu jaringan dirancang dan diimplementasikan. Selama jaringan melewati fase-fase sebagai Studi kelayakan mencakup subfase definisi masalah dan penyelidikan. langkah pertama dalam studi kelayakan, Subfase penyelidikan mencakup pengumpulan data input untuk mengembangkan definisi yang tepat mengenai kondisi komunikasi data pada saat itu dan untuk menyelesaikan masalah penemuan dari studi kelayakan. analisis menggunakan data yang terkumpul untuk mengidentifikasikan persyaratan yang harus dipenuhi jaringan bila ia menginginkan berhasilnya implementasi. Hasil akhirnya adalah sekumpulan kebutuhan/persyaratan untuk produk akhir. Produk akhir dari fase ini adalah dokumen yang lain, kadang-kadang disebut laporan spesifikasi fungsional, yang menentukan fungsi yang harus dijalankan oleh jaringan setelah ia diimplementasikan. 1.1 Perencanaan Topologi Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data hingga saat ini semakin meningkat. Kebutuhan atas penggunaan bersama resources yang ada dalam jaringan baik software maupun hardware telah mengakibatkan timbulnya berbagai 1

Upload: feri-mustafa

Post on 05-Aug-2015

140 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

A. PENDAHULUAN

I. PERENCANAAN TOPOLOGI JARINGAN BARU

Pertimbangan perencanaan yang penting dalam salah satu aspek yang

mengikuti perubahan teknologi yang pasti terlibat dalam perkembangan

teknologi jaringan. Tiap jaringan adalah perwakilan teknologi pada waktu

suatu jaringan dirancang dan diimplementasikan. Selama jaringan melewati

fase-fase sebagai Studi kelayakan mencakup subfase definisi masalah dan

penyelidikan. langkah pertama dalam studi kelayakan, Subfase penyelidikan

mencakup pengumpulan data input untuk mengembangkan definisi yang

tepat mengenai kondisi komunikasi data pada saat itu dan untuk

menyelesaikan masalah penemuan dari studi kelayakan. analisis

menggunakan data yang terkumpul untuk mengidentifikasikan persyaratan

yang harus dipenuhi jaringan bila ia menginginkan berhasilnya

implementasi. Hasil akhirnya adalah sekumpulan kebutuhan/persyaratan

untuk produk akhir. Produk akhir dari fase ini adalah dokumen yang lain,

kadang-kadang disebut laporan spesifikasi fungsional, yang menentukan

fungsi yang harus dijalankan oleh jaringan setelah ia diimplementasikan.

1.1 Perencanaan Topologi

Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi

data hingga saat ini semakin meningkat. Kebutuhan atas penggunaan

bersama resources yang ada dalam jaringan baik software maupun

hardware telah mengakibatkan timbulnya berbagai pengembangan

teknologi jaringan itu sendiri. Seiring dengan semakin tingginya tingkat

kebutuhan dan semakin banyaknya pengguna jaringan yang menginginkan

suatu bentuk jaringan yang dapat memberikan hasil maksimal baik dari

segi efisiensi maupun peningkatan keamanan jaringan itu sendiri.

Berlandaskan ada keinginan-keinginan tersebut, maka upaya-upaya

penyempurnaan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Dengan 1

Page 2: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

memanfaatkan berbagai tekhnik khususnya teknik subnetting dan

penggunaan hardware yang lebih baik (antara lain switch) maka muncullah

konsep Virtual Local Area Network (VLAN) yang diharapkan dapat

memberikan hasil yang lebih baik dibanding

Local area Network (LAN).

VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi

fisik

seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi

secara

virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. Penggunaan VLAN akan

membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel dimana dapat

dibuat

segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa

bergantung pada lokasi workstation seperti pada gambar dibawah ini.

1.1.1 BAGAIMANA VLAN BEKERJA

VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk

mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC addresses dsb.

Semua

informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu vlan

(tagging)

di simpan dalam suatu database (tabel), jika penandaannya berdasarkan

port yang digunakan maka database harus mengindikasikan port-port

yang

digunakan oleh VLAN. Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan

switch/bridge yang manageable atau yang bisa di atur. Switch/bridge

inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi dan

konfigurasi

suatu VLAN dan dipastikan semua switch/bridge memiliki informasi yang

2

Page 3: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

sama.

Switch akan menentukan kemana data-data akan diteruskan dan

sebagainya.

atau dapat pula digunakan suatu software pengalamatan (bridging

software)

yang berfungsi mencatat/menandai suatu VLAN beserta workstation yang

didalamnya.untuk menghubungkan antar VLAN dibutuhkan router.

1.1.2 PERBEDAAN MENDASAR ANTARA LAN DAN VLAN

Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local Area Network

dengan

Virtual Local Area Network adalah bahwa bentuk jaringan dengan model

Local

Area Network sangat bergantung pada letak/fisik dari workstation, serta

penggunaan hub dan repeater sebagai perangkat jaringan yang memiliki

beberapa

kelemahan. Sedangkan yang menjadi salah satu kelebihan dari model

jaringan

dengan VLAN adalah bahwa tiap-tiap workstation/user yang tergabung

dalam

satu VLAN/bagian (organisasi, kelompok dsb) dapat tetap saling

berhubungan

walaupun terpisah secara fisik.

1.1.3 PERBANDINGAN VLAN DAN LAN

1.1.3.1 Perbandingan Tingkat Keamanan

Penggunaan LAN telah memungkinkan semua komputer yang

terhubung dalam jaringan dapat bertukar data atau dengan kata lain

berhubungan. Kerjasama ini semakin berkembang dari hanya pertukaran

3

Page 4: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

data hingga penggunaan peralatan secara bersama (resource sharing

atau disebut juga hardware sharing). 10 LAN memungkinkan data

tersebar secara broadcast keseluruh jaringan, hal ini akan mengakibatkan

mudahnya pengguna yang tidak dikenal (unauthorized user) untuk dapat

mengakses semua bagian dari broadcast. Semakin besar broadcast, maka

semakin besar akses yang di dapat, kecuali hub yang dipakai diberi fungsi

kontrol keamanan.

VLAN yang merupakan hasil konfigurasi switch menyebabkan setiap

port switch diterapkan menjadi milik suatu VLAN. Oleh karena berada

dalam satu segmen, port-port yang bernaung dibawah suatu VLAN dapat

saling berkomunikasi langsung. Sedangkan port-port yang berada di luar

VLAN tersebut atau berada dalam naungan VLAN lain, tidak dapat saling

berkomunikasi langsung karena VLAN tidak meneruskan broadcast.

VLAN yang memiliki kemampuan untuk memberikan keuntungan

tambahan dalam hal keamanan jaringan tidak menyediakan

pembagian/penggunaan media/data dalam suatu jaringan secara

keseluruhan. Switch pada jaringan menciptakan batas-batas yang hanya

dapat digunakan oleh komputer yang termasuk dalam VLAN tersebut. Hal

ini mengakibatkan administrator dapat dengan mudah mensegmentasi

pengguna, terutama dalam hal penggunaan media/data yang bersifat

rahasia (sensitive information) kepada seluruh pengguna jaringan yang

tergabung secara fisik.

Keamanan yang diberikan oleh VLAN meskipun lebih baik dari

LAN,belum menjamin keamanan jaringan secara keseluruhan dan juga

belum dapat dianggap cukup untuk menanggulangi seluruh masalah

keamanan .VLAN masih sangat memerlukan berbagai tambahan untuk

meningkatkan keamanan jaringan itu sendiri seperti firewall, pembatasan

4

Page 5: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

pengguna secara akses perindividu, intrusion detection, pengendalian

jumlah dan besarnya broadcast domain, enkripsi jaringan, dsb.

Dukungan Tingkat keamanan yang lebih baik dari LAN inilah yang

dapat

dijadikan suatu nilai tambah dari penggunaan VLAN sebagai sistem

jaringan.

Salah satu kelebihan yang diberikan oleh penggunaan VLAN adalah

kontrol

administrasi secara terpusat, artinya aplikasi dari manajemen VLAN dapat

dikonfigurasikan, diatur dan diawasi secara terpusat, pengendalian

broadcast

jaringan, rencana perpindahan, penambahan, perubahan dan pengaturan

akses

khusus ke dalam jaringan serta mendapatkan media/data yang memiliki

fungsi

penting dalam perencanaan dan administrasi di dalam grup tersebut

semuanya

dapat dilakukan secara terpusat. Dengan adanya pengontrolan

manajemen

secara terpusat maka administrator jaringan juga dapat mengelompokkan

grup-grup VLAN secara spesifik berdasarkan pengguna dan port dari

switch

yang digunakan, mengatur tingkat keamanan, mengambil dan menyebar

data

melewati jalur yang ada, mengkonfigurasi komunikasi yang melewati

switch,

dan memonitor lalu lintas data serta penggunaan bandwidth dari VLAN

5

Page 6: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

saat

melalui tempat-tempat yang rawan di dalam jaringan.

1.1.3.2 Perbandingan Tingkat Efisiensi

Untuk dapat mengetahui perbandingan tingkat efisiensinya maka perlu

di

ketahui kelebihan yang diberikan oleh VLAN itu sendiri diantaranya:

a. Meningkatkan Performa Jaringan

LAN yang menggunakan hub dan repeater untuk menghubungkan

peralatan komputer satu dengan lain yang bekerja dilapisan physical

memiliki kelemahan, peralatan ini hanya meneruskan sinyal tanpa

memiliki

pengetahuan mengenai alamat-alamat yang dituju. Peralatan ini juga

hanya memiliki satu domain collision sehingga bila salah satu port

sibuk maka port-port yang lain harus menunggu. Walaupun peralatan

dihubungkan ke port-port yang berlainan dari hub.

Protokol ethernet atau IEEE 802.3 (biasa digunakan pada LAN)

menggunakan mekanisme yang disebut Carrier Sense Multiple Accsess

Collision Detection (CSMA/CD) yaitu suatu cara dimana peralatan

memeriksa jaringan terlebih dahulu apakah ada pengiriman data oleh

pihak lain. Jika tidak ada pengiriman data oleh pihak lain yang

dideteksi, baru pengiriman data dilakukan. Bila terdapat dua data yang

dikirimkan dalam waktu bersamaan, maka terjadilah tabrakan

(collision) data pada jaringan.Oleh sebab itu jaringan ethernet dipakai

hanya untuk transmisi half duplex, yaitu pada suatu saat hanya dapat

mengirim atau menerima saja.

6

Page 7: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Berbeda dari hub yang digunakan pada jaringan ethernet (LAN),

switch yang bekerja pada lapisan datalink memiliki keunggulan dimana

setiap port didalam switch memiliki domain collision sendiri-sendiri.

Oleh sebab

itu sebab itu switch sering disebut juga multiport bridge. Switch

mempunyai tabel penterjemah pusat yang memiliki daftar

penterjemah untuk semua port. Switch menciptakan jalur yang aman

dari port pengirim dan port penerima sehingga jika dua host sedang

berkomunikasi lewat jalur tersebut, mereka tidak mengganggu segmen

lainnya. Jadi jika satu port sibuk, port-port lainnya tetap dapat

berfungsi.

Switch memungkinkan transmisi full-duplex untuk hubungan ke port

dimana pengiriman dan penerimaan dapat dilakukan bersamaan

dengan penggunakan jalur tersebut diatas. Persyaratan untuk dapat

mengadakan hubungan full-duplex adalah hanya satu komputer atau

server saja yang dapat dihubungkan ke satu port dari switch.

Komputer tersebut harus memiliki network card yang mampu

mengadakan hubungan full-duflex, serta collision detection dan

loopback harus disable.

Switch pula yang memungkinkan terjadinya segmentasi pada

jaringan atau dengan kata lain switch-lah yang membentuk

VLAN.Dengan adanya segmentasi yang membatasi jalur broadcast

akan mengakibatkan suatu VLAN tidak dapat menerima dan

mengirimkan jalur broadcast ke VLAN lainnya. Hal ini secara nyata

akan mengurangi penggunaan jalur broadcast secara keseluruhan,

mengurangi penggunaan bandwidth bagi pengguna, mengurangi

kemungkinan terjadinya broadcast storms (badai siaran) yang dapat

menyebabkan kemacetan total di jaringan komputer.

7

Page 8: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Administrator jaringan dapat dengan mudah mengontrol ukuran

dari jalur broadcast dengan cara mengurangi besarnya broadcast

secara keseluruhan, membatasi jumlah port switch yang digunakan

dalam satu VLAN serta jumlah pengguna yang tergabung dalam suatu

VLAN.

b. Terlepas dari Topologi Secara Fisik

Jika jumlah server dan workstation berjumlah banyak dan berada di

lantai

dan gedung yang berlainan, serta dengan para personel yang juga

tersebar

di berbagai tempat, maka akan lebih sulit bagi administrator jaringan

yang menggunakan sistem LAN untuk mengaturnya, dikarenakan akan

banyak sekali diperlukan peralatan untuk menghubungkannya. Belum

lagi apabila terjadi perubahan stuktur organisasi yang artinya akan

terjadi banyak

perubahan letak personil akibat hal tersebut.

Permasalahan juga timbul dengan jaringan yang penggunanya

tersebar di

berbagai tempat artinya tidak terletak dalam satu lokasi tertentu

secara

fisik. LAN yang dapat didefinisikan sebagai network atau jaringan

sejumlah

sistem komputer yang lokasinya terbatas secara fisik, misalnya dalam

satu

8

Page 9: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

gedung, satu komplek, dan bahkan ada yang menentukan LAN

berdasarkan jaraknya sangat sulit untuk dapat mengatasi masalah ini.

Sedangkan VLAN yang memberikan kebebasan terhadap batasan

lokasi secara fisik dengan mengijinkan workgroup yang terpisah

lokasinya atau berlainan gedung, atau tersebar untuk dapat terhubung

secara logik ke jaringan meskipun hanya satu pengguna. Jika

infrastuktur secara fisik telah

terinstalasi, maka hal ini tidak menjadi masalah untuk menambah port

bagi VLAN yang baru jika organisasi atau departemen diperluas dan

tiap

bagian dipindah. Hal ini memberikan kemudahan dalam hal

pemindahan personel, dan tidak terlalu sulit untuk memindahkan

pralatan yang ada

serta konfigurasinya dari satu tempat ke tempat lain.Untuk para

pengguna

yang terletak berlainan lokasi maka administrator jaringan hanya perlu

menkofigurasikannya saja dalam satu port yang tergabung dalam satu

VLAN

yang dialokasikan untuk bagiannya sehingga pengguna tersebut dapat

bekerja dalam bidangnya tanpa memikirkan apakah ia harus dalam

ruangan yang sama dengan rekan-rekannya.

Hal ini juga mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk membangun

suatu

jaringan baru apabila terjadi restrukturisasi pada suatu perusahaan,

karena pada LAN semakin banyak terjadi perpindahan makin banyak

pula

kebutuhan akan pengkabelan ulang, hampir keseluruhan perpindahan

9

Page 10: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

dan

perubahan membutuhkan konfigurasi ulang hub dan router.

VLAN memberikan mekanisme secara efektif untuk mengontrol

perubahan ini serta mengurangi banyak biaya untuk kebutuhan akan

mengkonfigurasi ulang hub dan router. Pengguna VLAN dapat tetap

berbagi dalam satu network address yang sama apabila ia tetap

terhubung dalam satu swith port yang sama meskipun tidak dalam

satu lokasi. Permasalahan dalam hal perubahan lokasi dapat

diselesaikan dengan membuat komputer pengguna tergabung

kedalam port pada VLAN tersebut dan mengkonfigurasikan switch

pada VLAN tersebut.

10

Page 11: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Gambar 1. Perencanaan Topologi Jaringan Baru menggunakan VLAN

II. STANDAR PERANGKAT

2.1 Router

Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket

data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui

sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada

lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol

tujuh-lapis OSI.

Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan

untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router

berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat

untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).

2.1.1 Karakteristik Router

1. Mencari rute atau jalur yang terbaik antara dua segmen jaringan.

2. Mengelola dan menangani banyak tugas antar segmen.

3. Membantu mengelola lalulintas jaringan.

4. Menghubungkan dua segmen jaringan yang berbeda protokol lapisan

fisik dan lapisan data-link, karena bekerja pada lapisan network.

5. Dipergunakan pada koneksi ke jaringan LAN, MAN dan WAN.

Cara kerja router mirip dengan bridge jaringan, yakni mereka dapat

meneruskan paket data jaringan dan dapat juga membagi jaringan

menjadi beberapa segmen atau menyatukan segmen-segmen jaringan.

Akan tetapi, router berjalan pada lapisan ketiga pada model OSI (lapisan

jaringan), dan menggunakan skema pengalamatan yang digunakan pada

11

Page 12: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

lapisan itu, seperti halnya alamat IP. Sementara itu, bridge jaringan

berjalan pada lapisan kedua pada model OSI (lapisan data-link), dan

menggunakan skema pengalamatan yang digunakan pada lapisan itu,

yakni MAC address.

Lalu, kapan penggunaan bridge jaringan dilakukan dan kapan

penggunakan router dilakukan? Bridge, sebaiknya digunakan untuk

menghubungkan segmen-segmen jaringan yang menjalankan protokol

jaringan yang sama (sebagai contoh: segmen jaringan berbasis IP dengan

segmen jaringan IP lainnya). Selain itu, bridge juga dapat digunakan

ketika di dalam jaringan terdapat protokol-protokol yang tidak bisa

melakukan routing, seperti halnya NetBEUI. Sementara itu, router

sebaiknya digunakan untuk menghubungkan segmen-segmen jaringan

yang menjalankan protokol jaringan yang berebeda (seperti halnya untuk

menghubungkan segmen jaringan IP dengan segmen jaringan IPX.)

Secara umum, router lebih cerdas dibandingkan dengan bridge jaringan

dan dapat meningkatkan bandwidth jaringan, mengingat router tidak

meneruskan paket broadcast ke jaringan yang dituju. Dan, penggunaan

router yang paling sering dilakukan adalah ketika kita hendak

menghubungkan jaringan kita ke Internet.

2.1.2 Keuntungan menggunakan router

Isolasi trafik broadcast. Kemampuan ini memperkecil beban jaringan

karena trafik jenis ini dapat diisolasikan pada sebuah LAN saja.

Fleksibilitas. Router dapat digunakan pada topologi jaringan apapun

dan tidak peka terhadap masalah kelambatan waktu.

Pengaturan prioritas. Router dapat mengimplementasikan mekanisme

pengaturan prioritas antar protokol.

12

Page 13: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Pengaturan konfigurasi. Router umumnya dapat lebih dikonfigurasi

daripada bridge.

Isolasi masalah. Router membentuk penghalang antar LAN dan

memungkinkan masalah yang terjadi diisolasi pada LAN tersebut.

Pemilihan jalur. Router umumnya lebih cerdas daripada bridge dan

dapat menentukan jalur optimal antar dua sistem.

2.1.3 Kerugian menggunakan router

Tergantung pada protokol. Router yang beroperasi pada lapisan

network OSI hanya mampu meneruskan trafik yang sesuai dengan

protokol yang diimplementasikan.

Biaya. Router umumnya lebih kompleks daripada bridge dan lebih

mahal. Overhead pemrosesan pada router lebih besar sehingga

throughput yang dihasilkan dapat lebih rendah daripada bridge.

Pengalokasian alamat. Dalam internetwork yang menggunakan router,

memindahkan sebuah mesin dari LAN yang satu ke LAN yang lain

berarti mengubah alamat jaringan pada sistem itu.

Sistem tak terjangkau. Penggunaan routing table statik menyebabkan

beberapa sistem dapat terjangkau oleh sistem lain.

Rekomendasi perangkat Router yang bisa digunakan pada jaringan SKPA :

Spesifikasi

CPU PPC8547 1333MHz network

processor 

Memory:  SODIMM DDR Slot, 512MB installed 

Boot loader:  RouterBOOT, 1Mbit Flash chip 

Data storage:  Onboard NAND memory chip 

Ethernet:  Four 10/100/1000 Mbit/s Gigabit

Ethernet with Auto-MDI/X 

miniPCI:  none 13

Page 14: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Compact Flash:  Two CompactFlash slot (TrueIDE

Microdrive supported) 

Serial port One DB9 RS232C asynchronous

serial port 

Beeper:  Present

Power options:  Power jack: 12V DC (includes power

supply) 

Fan:  Dual fan with failover support 

Case:  Desktop case included 

2.2 Switch

Switch jaringan (singkatnya switch) adalah sebuah alat jaringan yang

melakukan bridging transparan (penghubung segementasi banyak jaringan

dengan forwarding berdasarkan alamat MAC). Switch jaringan dapat

digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada satu area yang

terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch

hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga

sering dinamakan multi-port bridge.

2.2.1 Karakteristik Switch

Tergolong peralatan Layer 2 dalam OSI Model (Data Link Layer).

Dapat menginspeksi data yang diterima.

Dapat menentukan sumber dan tujuan data.

Dapat mengirim data ke tujuan dengan tepat sehingga akan

menghemat bandwith.

14

Page 15: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Dapat menangani lebih dari dua port dan lebih dari dua komunikasi

data dalam waktu bersamaan.

2.2.2 Cara Kerja

Switch merupakan suatu device pada jaringan yang secara konseptual

berada pada layer 2 (Datalink Layer). Maksudnya, switch pada saat

pengirimkan data mengikuti MAC address pada NIC (Network Interface

Card) sehingga switch mengetahui kepada siapa paket ini akan diterima.

Jika ada collision yang terjadi merupakan collision pada port-port yang

sedang saling berkirim paket data. Misalnya ketika ada pengiriman paket

data dari port A ke port B dan pada saat yang sama ada pengiriman paket

data dari port C ke port D, maka tidak akan terjadi tabrakan (collision)

karena alamat yang dituju berbeda dan tidak menggunakan jalur yang

sama. Semakin banyak port yang tersedia pada switch, tidak akan

mempengaruhi bandwidth yang tersedia untuk setiap port.

Ketika paket data dikirimkan melalui salah satu port pada switch, maka

pengiriman paket data tersebut tidak akan terlihat dan tidak terkirim ke

setiap port lainnya sehingga masing-masing port mempunyai bandwidth

yang penuh. Hal ini menyebabkan kecepatan pentransferan data lebih

terjamin.

Dalam melakukan switching, diperlukan beberapa informasi dasar

untuk menentukan pilihan switch, yaitu dengan mengetahui cara

kerjanya. Cara kerja switch ada 2 yaitu:

1. Cut through

Yaitu menentukan route paket yang diterima langsung ke alamat

port tujuan. Tentu saja hal ini akan meningkatkan throughput koneksi

dan mengurangi latency pengiriman paket. Pengiriman dilakukan

15

Page 16: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

tanpa terlebih dahulu mengumpulkan seluruh paket. Tetapi ketika

alamat tujuan diketahui, langsung route dan pengiriman dilakukan ke

alamat itu. Untuk satu paket Ethernet (1518 byte) proses ini

memerlukan waktu hanya selama 40 microsecond. Dalam keadaan

koneksi tujuan sedang digunakan, switch akan menampung paket data

yang diterima untuk dimasukkan ke dalam buffer. Dan paket data akan

dikirim dari buffer jika koneksi tujuan telah kosong.

2. Store and forward

Cara kerjanya dilakukan dengan mengumpulkan seluruh paket

hingga lengkap ke dalam memory switch dan melakukan pemeriksaan

kesalahan dengan metode CRC (Cyclic Redundancy Check). Waktu

yang diperlukan untuk melakukan proses untuk setiap paket Ethernet

adalah 1,2 milidetik. Karena diperlukan memory yang cukup, ada

potensi terjadinya latency dalam store and forward switch ini yang

disebabkan oleh penuhnya memory yang ada untuk menampung

seluruh paket dan tabel dari ntwork address. Walaupun cara cut

through akan mengurangi terjadinya latency, tetapi konsekuensinya,

paket data yang rusak juga akan juga sampai ke alamat tujuan.

Kebalikannya, hal ini tidak terjadi pada store and forward switch.

Dari kedua cara di atas, ada pula switch yang menggabungkan

kedua cara tsb yang disebut hybrids. Pada saat awal menggunakan

cara cut through switching, dan melakukan pemeriksaan CRC,

kemudian menghitung jumlah error yang ada. Jika jumlah error telah

sampai pada batas tertentu, switch akan bekerja dengan cara store

and forward sampai dengan kondisi jumlah error telah berkurang.

Selanjutnya switch akan kembali bekerja dengan cara cut through.

Cara termudah untuk mengetahui adanya kemampuan ini adalah

16

Page 17: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

dengan melihat ada atau tidaknya keterangan threshold detection atau

adaptive switch dalam spesifikasi teknisnya.

2.2.3 Keuntungan dan Kekurangan Switch

1. Keuntungan

Klien Performance: Karena sistem tertentu yang melekat pada switch

hanya melihat informasi secara eksplisit yang ditujukan kepada NIC,

maka ada sedikit overhead waktu yang dihabiskan membuang paket

yang tidak perlu membaca.

Throughput yang lebih tinggi: Karena hanya lalu lintas yang relevan

diturunkan jaringan setiap pelabuhan, setiap NIC mendapatkan paket

sendiri dikirimkan ke switch secara independen satu sama lain terikat

dengan NIC beralih. Ini berarti sebuah tombol dapat mengatur volume

total yang lebih besar data dalam transit pada waktu tertentu. Jika

dibandingkan dengan Router, manageable switch memiliki kelebihan

dalam harga yang relatif lebih murah, unggul dalam skalabilitas

jaringan yang dapat dilakukan dengan penambahan satu unit rak

Ethernet.

Rekomendasi perangkat switch yang bisa digunakan pada jaringan SKPA :

Spesifikasi

Ports 24 RJ-45 connectors for 10BASE-

T/100BASE-TX/1000BASE-T with 4

shared Gigabit SFP slots  

Console port  

Auto medium dependent

interface (MDI) and MDI crossover

17

Page 18: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

(MDI-X)  

Auto negotiate/manual setting  

Manageable Web user interface : Built-in web

user interface for easy browser-

based configuration

(HTTP/HTTPS)  

SNMP : SNMP versions 1, 2c, and

3 with support for traps  

RMON : Embedded RMON

software agent supports 4 RMON

groups (history, statistics, alarms,

and events) for enhanced traffic

management, monitoring, and

analysis.  

Firmware upgrade :

o Web browser upgrade (HTTP)

and Trivial File Transfer

Protocol (TFTP)  

o Dual images for resilient

firmware upgrades  

Other management :

o Traceroute  

o Single IP management  

o SSL security for web user

interface  

o SSH  

o Port mirroring  

o TFTP upgrade  

18

Page 19: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

o Dynamic Host Configuration

Protocol (DHCP) client  

o BOOTP  

o Simple Network Management

Protocol (SNTP)  

o Cable diagnostics  

o Ping  

o Syslog  

o Telnet client (SSH secure

support)

2.3 Sistem Kelistrikan

2.3.1 Grounding

Pengertian pentanahan ( grounding ) adalah merupakan suatu

mekanismedimana daya listrik dihubungkan langsung dengan tanah

( bumi ). Tujuan Pentanahan ( GROUNDING ) Adapun tujuan dari sistem

pentanahan tersebut adalah untuk membatasitegangan pada

bagianbagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus mis:

body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi

operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan, memberikan

jaminan keselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari

sentuh langsung maupun tak langsung,serta perlindungan terhadap suhu

berlebih yang dapat mengakibatkan kebakaran. Tujuan utama dari

adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-

impedance( tahanan rendah ) terhadap permukaan bumi untuk

gelombang listrik dantransient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit

switching dan electrostatic dischargeadalah penyebab umum dari adanya

19

Page 20: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif

akan meminimalkan efek tersebut. Jika terjadi gangguan/kondisi yang

tidak diinginkan, baik langsung atau tidak langsung ( induksi )

diupayakan agar gangguan tersebut dialirkan ke tempat yg aman, misal,

ke tanah. Berdasarkan jenis elektroda yang digunakan pada penanaman

sistem grounding terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

Elektroda Batang

Elektroda ini berupa pipa besi, baja profil, atau batanglogam lainnya

yang dipancangkan ke tanah. Biasanya pada bahan logamtersebut

dilapisi dengan lapisan tembaga.

Elektroda Pelat

Terbuat dari logam utuh atau berlubang yang cara pemasangan pada

umumnya ditanam secara dalam.

Elektroda Pita

Terbuat dari penghantar berbentuk pita atau bulat.Pemasangannya

dipasang secara horizontal pada kedalaman antara 0,5m – 1mdari

permukaan tanah.

Gambar 2. Standar wiring kelistrikan

20

Page 21: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Gambar 3. Grounding

Rekomendasi perangkat sistem kelistrikan yang bisa digunakan pada

jaringan SKPA harus memenuhi standar gambar di atas.

2.3.2 Stabilizer

Mengatasi problem tegangan listrik yang tidak stabil (naik turun).

Menggunakan separation winding/ isolation transformer sehingga

gangguan dari PLN di input tidak akan mempengaruhi output.

Aplikasi: Digunakan untuk peralatan elektronik  yang sensitif seperti:

komputer, facsimile, cash register, PABX, peralatan laboratorium,

kedokteran, process control, dan lain-lain.

21

Page 22: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Spesifikasi Teknik Stabilizer

Sekilas tentang Line Conditioner / Voltage Stabilizer :

Voltage stabilizer adalah alat untuk menstabilkan listrik PLN supaya

beban  lebih terjamin daya tahannya (umur pakai). Tapi stabilizer tidak

memakai baterai, jadi bila PLN mati maka semuanya akan mati. Stabilizer

sering disebut sebagai A.V.R. (Automatic Voltage Regulator), atau Trafo

Regulator. 

Stabilizer ada beberapa macam :

Menggunakan servo motor. Jenis penstabilan yang memakai motor

servo didalam stabilizer ini, dimana motor akan berputar untuk

mendapatkan tegangan yg stabil. Akibatnya, diperlukan waktu 2 s/d 5

detik sehingga mencapai kestabilan, dan tidak ada penyaring (filter)

terhadap gangguan listrik (spikes, surge, sag, petir). Menggunakan

Relay. Penstabilan listrik yang menggunakan beberapa relay bekerja bila

tegangan listrik naik atau turun. Akibatnya reaksinya amat cepat, tapi

range kestabilan yang kurang baik (+/- 5%). Jenis ini umumnya tidak

22

Page 23: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

dilengkapi dengan filter. Menggunakan sistim Digital control. Sistim ini

menggabungkan penggunaan relay dan triac (sejenis transistor) untuk

menstabilkan listrik. Sistim ini lebih canggih dibandingkan dengan sistem

relay (b), dan juga dilengkapi dengan filter.

Sistem Ferro-Resonant/ line conditioner. Sistim ferro resonant inilah

yang paling handal. Untuk memberikan kestabilan pada beban,

reaksi/responsenya sangat cepat, hanya perlu 0,04 detik saja. Lebih stabil

dibanding jenis lainnya, dapat juga menyaring listrik lebih bagus dari

model c, mengunakan trafo isolasi, dan kapasitor (utk meredam spikes,

surge, sag, noise, dan spike dari petir). Oleh karena itu sering disebut

juga sebagai Line Conditioner atau Power Conditioner.

Rekomendasi perangkat Stabilizer yang bisa digunakan pada jaringan

SKPA :

Spesifikasi

Phase : Single Phase

Input Voltage Standard : 140V - 240V 

Input Voltage DBW : 160V - 240V

Input Voltage Khusus : 130V - 240V

Output Voltage : 220V  ± 2%

Phase : Triple Phase

Input Voltage Standar : 280V - 430V

Input Voltage SBW : 320V - 430V

Input Voltage Khusus : 230V ~ 430V

Output Voltage : 380V ± 2%

Frequency : 50Hz / 60 Hz

Respon Time : Within 1 second agaist 10% input

voltage deviation

Efficiency : Better than 98% (input voltage 180V,

output voltage 220V)

23

Page 24: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Ambien Temperature : 5º ~ +40ºC

Ambien Humidity : Less than 90% (relative humadity)

Temperature Rise : Less than 70ºC (input voltage 180V,

output voltage 220v and rated

Cooling System : Convection-cooled

Control System : DC servo-motor ; AC servo-motor

2.3.3 Unit Power Supply (UPS)

Fungsi utama dari pasokan daya tak terputus (UPS) adalah untuk

memastikan uptime terus beban kritis selama gangguan listrik atau

interupsi. Untuk melakukan hal ini, mereka sendiri harus memiliki

beberapa bentuk perlindungan dan manajemen pencegahan. Ini datang

dalam bentuk jaminan dan kontrak pemeliharaan.

Rekomendasi perangkat UPS yang bisa digunakan pada jaringan SKPA :

 Spesifikasi :

 CAPACITY

VA/

W 2000/1000

AC INPUT

VOLTAGE V 160 - 250

FREQUENCY Hz 50 ± 3

PROTECTION A 10

DC INPUT

VOLTAGE V 36V

INTERNAL BATTERY   3 x 12V, 7 AH

PROTECTION A FUSE

CHGTOPOLOGY   CONSTANT VOLTAGE

FLOATING VOLTAGE V 40.8

INVERTER WAVE FORM   SINEWAVE

DISTORSION   <3% THD

OUTPUTTOPOLOGY   PULSE WITH MODULATION(PWM)

VOLTAGE  V 220 ± 2%

24

Page 25: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

FREQUENCY Hz 50 ± 1%

EFFICIENCY % ±80

TRANSFER TIME ms ≤ 4

BACK UP TIME min 10

BZR

AC INPUT LOW/FAIL  

INTERMITTENT SOUND WITH 4

SECONDS INTERVAL

AC INPUT HIGH  

INTERMITTENT SOUND WITH 1

SECOND INTERVAL

BATTERY LOW  

INTERMITTENT SOUND WITH 1

SECOND INTERVAL

OPERATION TEMPERATURE °C 0- 40

DIMENSION mm 450 x 435 x 87

WEIGHT Kg 24

2.3.4 Rack Sistem

Fungsi Rack System : suatu media untuk menempatkan Passive Devices

dan Active Devices, yang ditata secara terstruktur. Passive Devices berupa

Material Utama Cabling Systems, seperti : Horizontal Copper dan FO Cable

serta Patch Cord beserta Aksesorisnya, seperti : Copper Patch Panel, FO

Rackmount Enclosure dan Wiring Management.Active Devices bisa berupa

Server, Storage, UPS, EMS dan Network Devices, seperti : Switches, Router,

Media Converter, Firewall, Bandwidth Management, MODEM, KVM Drawer

atau KVM Switch. Namun perlu diperhatikan juga, bahwa semua Devices

yang dipasang didalam Racks, adalah Devices yang mempunyai tipe

Rackmount.

Mengacu pada kebutuhan Rack Systems yang digunakan di Data

Centre, maka Rack Systems merupakan infrastruktur utama yang harus

25

Page 26: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

ada dan terpasang rapi di dalam Data Center, penempatannyapun harus

mengikuti kaidah-kaidah standar yang telah ditentukan, mana posisi Hot

Area dan mana posisi Cold Area, untuk memperpanjang lifetimedevices

yang terpasang.

Dimensi lebar Rack Systems, mempunyai 2 jenis ukuran lebar : 19"

dan 24", Rack Systems berukuran 19" biasanya digunakan untuk

keperluan IT, sedangkan Rack Systems dengan ukuran 24" banyak

digunakan untuk penempatan equiment Telco.

Dimensi tinggi Rack Systems, dihitung berdasarkan : U (Unit) atau RU

(Rack Unit) atau HU (High Unit), namun dipasaran lebih dikenal dengan

istilah "U". Ukuran 1U = 4,5cm atau 1.75", dan untuk memudahkan

pemasangan equipment di Rack Systems, maka 1U = 3 lubang Cage

Nuts. Oleh pabrikan pembuatnya, Rack Systems diproduksi dan disupply

dari ukuran 8U s.d 45U, namun untuk brand tertentu (Produk BuiltUp)

ada yang memproduksi Standing Closed Rack hingga 48U.

Rack Systems terdiri dari 3 tipe, dengan fungsi sesuai peruntukannya :

1. Free Standing Closed Rack banyak digunakan untuk kebutuhan Ruang

Server atau Data Center.

2. Open Rack biasanya digunakan untuk instalasi Passive Devices atau

instalasi perkabelan saja.

3. Wallmounted Closed Rack umumnya sebagai IDF, atau Sub-Instalasi

jaringan antar lantai.

Dalam pendistribusiannya, Rack Systems disupply dengan 2 opsi :

Basic Rack dan Accesoris. Basic Rack hanya terdiri dari struktur Rangka

dan Pintu saja, sedangkan Accesoris Rack terdiri dari : Cooling Systems

(Heavy Duty Fan), Vertical atau Horizontal Cable Tray, Flat Shelf, Sliding

Keyboard, Drawer, Wiring Management, Power Outlet dan Cage-Nut-Set

26

Page 27: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Rekomendasi perangkat Rack yang bisa digunakan pada jaringan SKPA :

Spesifikasi

Fitur Aesthetically appealing

Zero 'U' PDU mounting provision

Perforated doors for enhanced air flow

management

enhanced cable management

castor and levelling legs

load rating of 700 Kg

can be shipped in flat pack

easy to assemble at site or warehouse

Material / Bahan sheet steel with powder-coated finish

black

Tinggi 2066mm

Dimensi 42U x 600 mm x 1000 mm

widths : 600mm and 800mm

depths : 800mm and 1000mm

2.3.5 Tower

Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik

segi empat atau segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat),

yang bertujuan untuk menempatkan antenna dan radio pemancar

maupun penerima gelombang telekomunikasi dan informasi.

Tower BTS (Base Transceiver System) sebagai sarana komunikasi dan

informatika, berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara Tegangan 27

Page 28: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko yang

ditanggung penduduk di bawahnya. Tower BTS komunikasi dan

informatika memiliki derajat keamanan tinggi terhadap manusia dan

mahluk hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil

sehingga sangat aman bagi masyarakat di bawah maupun disekitarnya.

2.3.5.1 Rekomendasi perangkat Tower yang bisa digunakan

pada

jaringan SKPA

SPESIFIKASI BAHAN TOWER TRIANGLE :

1. Beton ulir Ukuran 13 SII Vertikal

2. Beton polos Ukuran 10 mm A Horizontal

3. Beton polos Ukuran 8 mm A Zig - Zag

4. Besi siku Ukuran 4 x 4 Flendes

5. Lubang baut Pipa gas 0,5 " SCH ( 4 Cm )

6. Kawat tarikan Seling 4mm Putih

7. Span Screw Ukuran M 10

8. Baut Baja M 19 Galvanis

9. Meni + Finish Cat merah + putih

10. Lampu TL 8 watt

2.4 Sistem Pengkabelan

Kabel UTP merupakan salah satu media transmisi yang paling banyak

digunakan untuk membuat sebuah jaringan local (Local Area Network),

selain karena harganya relative murah, mudah dipasang dan cukup bisa

diandalkan. Sesuai namanya Unshielded Twisted Pair berarti kabel pasangan

berpilin/terbelit (twisted pair) tanpa pelindung (unshielded). Fungsi lilitan ini

adalah sebagai eleminasi terhadap induksi dan kebocoran. Sebelumnya ada

28

Page 29: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

juga kabel STP (Shielded Twisted Pair), untuk contoh gambarnya dapat

dilihat dibawah:

Gambar 4. Kabel UTP dan STP

Terdapat beberapa jenis kategori kabel UTP ini yang menunjukkan

kualitas, jumlah kerapatan lilitan pairnya, semakin tinggi katagorinya

semakin rapat lilitannya dan parameter lainnya seperti berikut ini:

Kabel UTP Category 1

Digunakan untuk komunikasi telepon (mentransmisikan data kecepatan

rendah), sehingga tidak cocock untuk mentransmisikan data.

Kabel UTP Category 2

Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai dengan 4 Mbps

(Megabits per second)

Kabel UTP Category 3

Digunakan pada 10BaseT network, mampu mentransmisikan data dengan

kecepatan sampai 1Mbps. 10BaseT kependekan dari 10 Mbps, Baseband,

Twisted pair.

Kabel UTP Category 4

Sering digunakan pada topologi token ring, mampu mentransmisikan data

dengan kecepatan sampai 16 Mbps

Kabel UTP Category 5

Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 100 Mbps,

Kabel UTP Category 5e

Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 1000 Mbps

(1Gbps), frekwensi signal yang dapat dilewatkan sampai 100 MHz.

Kabel UTP Category 6

29

Page 30: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 1000 Mbps

(1Gbps), frekwensi signal yang dapat dilewatkan sampai 200 MHz. Secara

fisik terdapat separator yg terbuat dari plastik yang berfungsi

memisahkan keempat pair di dalam kabel tersebut.

Kabel UTP Category 7 gigabit Ethernet (1Gbps), frekwensi signal 400 MHz

Untuk pemasangan kabel UTP, terdapat dua jenis pemasangan kabel UTP

yang umum digunakan pada jaringan komputer terutama LAN, yaitu

Straight Through Cable dan Cross Over Cable

2.4.1 Kabel straight

Kabel straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangan yang

sama antara ujung satu dengan ujung yang lainnya. Kabel straight

digunakan untuk menghubungkan 2 device yang berbeda.

Urutan standar kabel straight adalah seperti dibawah ini yaitu sesuai

dengan standar TIA/EIA 368B (yang paling banyak dipakai) atau kadang-

kadang juga dipakai sesuai standar TIA/EIA 368A sebagai berikut:

Gambar 5. Standarisasi Kabel Straight

Contoh penggunaan kabel straight adalah sebagai berikut :

1. Menghubungkan antara computer dengan switch

2. Menghubungkan computer dengan LAN pada modem cable/DSL

3. Menghubungkan router dengan LAN pada modem cable/DSL

30

Page 31: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

4. Menghubungkan switch ke router

5. Menghubungkan hub ke router

2.4.2 Kabel cross over

Kabel cross over merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda

antara ujung satu dengan ujung dua. Kabel cross over digunakan untuk

menghubungkan 2 device yang sama. Gambar dibawah adalah susunan

standar kabel cross over :

Gambar 6. Standarisasi Kabel Cross

Dari 8 buah kabel yang ada pada kabel UTP ini (baik pada

kabel straight maupun cross over) hanya 4 buah saja yang digunakan

untuk mengirim dan menerima data, yaitu kabel pada pin no 1,2,3 dan 6.

Contoh penggunaan kabel cross over adalah sebagai berikut :

1. Menghubungkan 2 buah komputer secara langsung

2. Menghubungkan 2 buah switch

3. Menghubungkan 2 buah hub

4. Menghubungkan switch dengan hub

5. Menghubungkan komputer dengan router

31

Page 32: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

2.4.3 Rekomendasi Kabel yang bisa digunakan pada jaringan SKPA

:

Spesifikasi Kabel Indoor

UTP Cable Type      CAT 5e Non Plenum (Grey) High

Quality (HQ)

Connection Applicable      10 base-T, 100 base-T, ATM,

Ethernet, token ring, - TP-PMD

Audio, telephone, multimedia

network

Temperature Range -: -20 to +75°C

Insulation Material Polyolefin

Jacket Material PVC

Max. Pulling Tension 45 lbs

Applicable Specifications TIA/EIA Category 6 Draft 10  

Flame Rating and Test Type CMR, UL 1666, C(UL) Type

CMR, CSA FT4

Dimension (WHD) Cable Length : 300 meter, Nom.

Diameter 0.265'' Avg. (0.225'' x

0.310'')  

Spesifikasi Kabel Outdoor

UTP Cable Type      CAT 6e Non Plenum (Grey) High

Quality (HQ)

Connection Applicable      High speed transfer rate

100/1000 Mbps

Temperature Range -: -20 to +75°C

Insulation Material Polyolefin

Jacket Material PVC

Max. Pulling Tension 45 lbs

32

Page 33: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Applicable Specifications TIA/EIA Category 6 Draft 10  

Flame Rating and Test Type CMR, UL 1666, C(UL) Type

CMR, CSA FT4

Dimension (WHD) Cable Length : 305 Meter/ 1000

Feet,

2.5 Wireless

Wireless atau wireless network merupakan sekumpulan komputer yang

saling terhubung antara satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah

jaringan komputer dengan menggunakan media udara/gelombang sebagai

jalur lintas datanya. Pada dasarnya wireless dengan LAN merupakan sama-

sama jaringan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya,

yang membedakan antara keduanya adalah media jalur lintas data yang

digunakan, jika LAN masih menggunakan kabel sebagai media lintas data,

sedangkan wireless menggunakan media gelombang radio/udara. Penerapan

dari aplikasi wireless network ini antara lain adalah jaringan nirkabel

diperusahaan, atau mobile communication seperti handphone, dan HT.

Jenis yang paling popular dari Jaringan Wireless / Wireless Network

sekarang ini adalah yang berdasarkan standard 802.11, yang disebut secara

informal sebagai jaringan Wi-Fi. Spesifikasi 802.11 mendefinisikan

bagaimana dua piranti atau lebih bisa saling mengirim dan menerima data.

Komunikasi Jaringan Wireless / Wireless Network adalah merupakan

shared LAN – berbagi satu jalur LAN yang sama karena hanya ada satu

station saja yang secara effektif dapat mentransmit data pada satu waktu.

Standard 802.11 secara effective bisa menjangkau areal sejauh 100 meter

saja. Akan tetapi dengan beberapa teknologi khusus sinyal ini juga bisa

menjangkau areal lebih luas sampai 300-400 meteran.

33

Page 34: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Access point dilengkapi dengan dua buah antenna, yang merupakan

komponen dari wireless yang digunakan untuk men-transmit dan receive

sinyal radio wireless. Sementara dua laptop juga dilengkapi dengan adapter

wifi yang juga mempunyai antenna internal yang memancarkan gelombang

radio.

Catatan bahwa 802.11 tidak lagi menggunakan IEEE 802.2 LLC ataupun

format address yang didefinisikan 802.3; 802.11 menggunakan header MAC

yang berbeda dari 802.3. Sehingga untuk melewatkan traffic, si access point

cukup menukar header 802.11 dengan header 802.3 dan sebaliknya

menggunakan address MAC yang sama. Access point mengarahkan traffic

dari Jaringan Wireless / Wireless Network ke jaringan kabel.

2.5.1 Standar Penggunaan Jaringan Wireless

Wireless Local Area Network pada dasarnya sama dengan jaringan

Local Area Network yang biasa kita jumpai. Hanya saja, untuk

menghubungkan antara node device antar client menggunakan media

wireless, chanel frekuensi serta SSID yang unik untuk menunjukkan

identitas dari wireless device.

2.5.1.1 Standard wireless 802.11

1. Standard wireless-B 802.11b

Mentransmit pada rate kecepatan sampai 11 Mbps menggunakan

frequency band 2.4 GHz, berbagi jaringan dengan keluaran

maksimum biasanya secara real sekitaran 7 Mbps.

802.11b mempunyai range yang bagus akan tetapi bisa dipengaruhi

oleh interferensi sinyal radio. Banyak dipakai untuk jaringan

dirumahan dan banyak kelemahan disisi keamanan.

2. Standard wireless 802.11a

34

Page 35: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Beroperasi pada frequency band 5 GHz dengan transmisi sampai

maksimum 54 Mbps.

Sangat cocok dan bagus pada aplikasi konferensi dan video.

Bekerja dengan bagus pada populasi yang padat

Tidak bisa beroperasi pada standard 802.11b/g

3. Standard wireless-G 802.11g

Pengembangan dari bersi 802.11b dengan rate kecepatan sampai 54

Mbps

Jangkauan yang lebih pendek (beberapa jenis piranti wireless-G

dikuatkan dengan technology yang bisa mencakup area yang lebih

luas seperti technology MIMO)

Standard wireless-N 802.11n yang masih merupakan draft versi 2.0

Bisa mencapai speed sampai 270Mbps dengan kondisi tertentu

Dengan teknologi MIMO bisa mencakup area sampai 300-400

meteran.

2.5.1.2 Standar Infrastruktur

Mengenai penggunaan frekuensi 2.4 GHz dan 5.8 GHz yang

seringkali menjadi polemik, setelah diskusi cukup banjang dengan

berbagai pihak terkait, termasuk manufaktur, vendor, narasumber /

expert maupun berbagai asosiasi industri, maka diusulkan kebijakan

perizinan dan ketentuan teknis untuk kedua penggunaan frekuensi

dimaksud.

Kebijakan Perizinan dan Ketentuan Teknis Wireless Data 5.8 GHz,

meliputi antara lain :

35

Page 36: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Penggunaan frekuensi 5.8 GHz akan ditetapkan menjadi izin kelas

secara bertahap. Izin kelas berarti bahwa  pengguna frekuensi radio

5.8 GHz digunakan secara bersama-sama, tanpa proteksi dan tidak

boleh menimbulkan interferensi. Pemohon baru tidak perlu lagi

mengajukan izin stasiun radio secara prosedur aplikasi ISR biasa,

melainkan cukup menggunakan perangkat yang sudah disertifikasi /

type approved oleh Ditjen Postel, serta beroperasi sesuai dengan

batasan teknis yang ditetapkan.

Penerapan izin kelas di 5.8 GHz tersebut tidak berlaku untuk wilayah

yang telah ada pemegang surat alokasi frekuensi yang ditetapkan

Ditjen Postel sebelumnya, paling lambat bulan Januari 2011. Artinya

bahwa pemohon baru di wilayah-wilayah dimaksud harus

membuktikan bahwa aplikasi izinnya tidak menimbulkan potensi

gangguan terhadap pengguna frekuensi 5.8 GHz eksisting yang telah

mendapatkan surat persetujuan alokasi frekuensi.

Pengguna frekuensi 5.8 GHz eksisting mendapatkan prioritas sampai

dengan Januari 2011. Setelah waktu tersebut penggunaan frekuensi

5.8 GHz  eksisting tetap dapat menggunakan investasi perangkat

eksisting dan mengembangkan di wilayah layanan sesuai dengan

ketentuan surat persetujuan alokasi frekuensi yang dimilikinya.

Sedangkan batasan teknis penggunaan frekuensi 2.4 GHz

dimaksudkan untuk menyesuaikan persyaratan seperti pada

Kepmenhub No.2/2005 ttg penggunaan 2.4 GHz untuk akses internet

yang diberlakukan untuk izin kelas (bebas dipakai untuk teknologi

tertentu dengan syarat, perlengkapan sudah terspesifikasi seperti

pada KM No. 2/2005).

 2.5.2 Mode Pada Wireless LAN

36

Page 37: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Tidak seperti pada LAN konvensional (kabel), pada Wireless LAN

hanya terbagi ke dalam dua mode pemasangan (instalasi), yaitu mode

add hock dan infrastruktur. Komunikasi Add Hock adalah sambungan

komunikasi langsung antara masing-masing komputer/laptop dengan

menggunakan media wireless. Penggunaan mode ini sama halnya dengan

hubungan komunikasi point to multi point pada jaringan LAN

konvensional. Masing-masing PC atau Laptop yang akan dihubungkan

dengan mode add hock ini harus mempunyai SSID sebagai identitas dari

PC yang akan digunakan untuk komunikasi dengan yang lainnya.

Pada komunikasi Add hock, tidak memerlukan access point untuk

bisa saling berhubungan. Masing-masing host hanya harus memiliki

transceiver serta receiver wireless untuk bisa berkomunikasi secara

langsung.

Mode yang kedua adalah infrastruktur, dimana jaringan ini diperlukan

sebuah akses point untuk melayani komunikasi utama pada jaringan

wireless. Keberadaan access point dimaksudkan untuk mentransmisikan

data pada PC untuk jangkauan tertentu pada suatu area/wilayah. Pada

mode infrastruktur ini dapat diperluas lagi menjadi jaringan Wireless LAN

yang lebih besar dan kompleks dengan menambahkan beberapa Access

Point pada titik-titik tertentu untuk memperluas jangkauannya.

Wireless LAN diperlukan ketika sebuah LAN konvensional tidak lagi

bisa dikembangkan karena alasan tertentu, misal, sulitnya

pengembangan model LAN konvensional karena keterbatasan tempat,

ruang dan hal lainnya.

2.5.2.1 Akses point

Access point (AP) adalah jaringan komputer tanpa kabel (wireless),

access point ini adalah pemancar yang menghubungkan komputer-

37

Page 38: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

komputer yang terpaut dengan jaringannya untuk menuju jaringan yang

lebih besar (internet).

Karakteristik Access Point

Omni Antena, ada yang bisa dicopot (detachable antenna)

biasanya menggunakan konektor RP-SMA atau RP-TNC, ada juga

yang fixed (non-detachable antenna).

Reset button, tombol Reset untuk me-reset AP ke default factory

setting.

Ethernet port/Port WAN, Port ini biasanya ditandai dengan

tulisan: Internet atau WLAN. Kabel dari modem bisa masuk

sini.menggunakan konektor RJ45 terhubung ke Internet via Cable /

DSL Modem.

Power adapter colokan DC Power Supply.

Rekomendasi perangkat Akses Point yang bisa digunakan pada jaringan

SKPA :

Spesifikasi

Processor Specs Atheros MIPS 24KC,

400MHz

Memory Information 32MB SDRAM, 8MB Flash

Networking Interface 1 X 10/100 BASE-TX (Cat. 5, RJ-

45) Ethernet Interface

Wireless Approvals FCC Part 15.247, IC RS210, CE

38

Page 39: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

RoHS Compliance YES

OPERATING FREQUENCY 2412MHz-2462MHz

RP-SMA Antenna Included Outdoor Omni-directional. 6dBi

Indoor/Outdoor Range Over 200m / 500m

Enclosure Characteristics Outdoor UV Stabalized Plastic

Max Power Consumption 8 Watts

Power Rating Up to 24V. POE Supply included

2.5.2.2 Point to Multipoint

Mode koneksi point to multi point wireless adalah mode koneksi

jaringan wireless mirip dengan mode koneksi jaringan dengan toplogi

star atau bintang, dimana ada satu Akses Point menjadi titik pusat

koneksi jaringan. Secara sederhana mode koneksi point to multi point

wireless dapat di aplikasikan, pada saat kita ingin membangun koneksi

lebih dari dua jaringan lan dengan wireless.

Langkah-langkah sederhana untuk aplikasi yang harus di perhatikan,

yaitu :

1. Jarak antar SKPA yang ada.

2. Kondisi sekitar SKPA apakah terhalang oleh pepohonan atau gedung

lain atau tidak.

3. Kondisi alam apakah rawan bahaya petir atau tidak.

Langkah selanjutnya adalah menentukan gedung mana yang akan di

jadikan titik point utama yang akan jadi pusat koneksi jaringan Point to

Multi Point, kita pilih gedung yang ada di tengah-tengah gedung yang

ada. Kemudian kita menyiapkan menempatkan perangkat AP untuk

39

Page 40: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

masing-masing BTS, tempatkan AP di tiap BTS menghadap AP di gedung

BTS Pusat, lalu kita mulai konfigurasi.

Garis besar konfigurasi Point to Multi Point :

1. Konfigurasi AP1 (AP pusat) menggunakan mode Point to Multi Point,

dimana di AP1 akan dimasukan MAC Address untuk setiap AP (mulai

AP1 s/d AP6) pada kolom isian MAC AP yang terkoneksi dengan AP1

2. Konfigurasi AP di BTS lainnya (AP1 s/d AP6) menggunakan mode point

to point, dimana masing-masing AP tersebut memasukan MAC

Address AP1 sebagai AP pusat pada kolom isian MAC AP pasang.

3. Pastikan semua AP menggunakan channel yang sama serta

konfigurasi keamanan yang sama.

4. Cek dan pastikan setiap komputer pada setiap jaringan LAN kabel

dapat saling berkoneksi, dan dapat berbagi resource seperti sharing

folder, sharing printer dapat berkoneksi dengan server, dan

menggunakan koneksi internet yang ada. (semua LAN AP

menggunakan subnet mask yang sama, meski beda segment)

5. Jika semua sudah terpasang dengan konfigurasi yang sesuai, di AP

biasanya terdapat perangkat survey untuk mengetahui AP mana saja

yang terkoneksi.

6. Selanjutnya agar para user yang menngunakan perangkat wireless

dapat juga terkoneksi dengan AP tersebut, maka pada konfigurasi

masing-masing AP juga ditambahkan mode akses point sehingga

dapat memperluas jangkauan jaringan LAN wireless.

Biasanya untuk memperkuat jangkauan sinyal, maka untuk di setiap

AP diganti antenna standar dengan antenna high gain (yang memiliki DB

yang tinggi). Antenna untuk AP biasanya menggunakan antenna high gain

Omni Directional dimana sinyalnya itu bersifat menyebar 360 derajat bias

juga antenna sektoral, untuk AP lainnya biasanya menggunakan antenna

40

Page 41: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

directional yang bersifat mengarah ketempat tertentu (diarahkan ke

lokasi AP) .

Hal lain yang dapat memperkuat sinyal adalah dengan memasang

sebuah repeater di tempat antara AP1 sampai AP6 (pada tempat dimana

kondisi sinyal yang lemah), biasanya perlakuan ini dilakukan jika kondisi

antar SKPA penuh dengan penghalang atau inteferensi gangguan sinyal

radio lain, maka kita tinggal memilih channel yang cocok untuk AP di BTS.

Kondisi tempat koneksi bridge wireless sering kali mengharuskan

ditambah perangkat tambahan selain antenna tadi, perangkat tersebut

seperti :

1. tiang/tower untuk memasang antenna agar lebih tinggi dan

mengurangi penghalang

2. box untuk tempat perangkat WAP

3. flash rester untuk perangkat anti petir

4. POE (power offer ethernet) untuk power AP via kabel data

5. kabel tambahan untuk antenna

6. kabel STP (Shield UTP)

Mengenai channel pun harus di perhatikan agar tidak sama dengan

channel perangkat elektronik atau wireless lainnya sehingga kualitas

transmisi data tetap terjaga. Dan jangan lupa untuk

meningkatkan/upgrade firmware jika di perlukan serta mode keamanan

yang terpasang.

41

Page 42: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Rekomendasi perangkat Point to Multipoint yang bisa digunakan pada

jaringan SKPA :

Spesifikasi

Description 5.7 GHz Advantage Access Point Module AES

Canopy Part Number 5751APUSG

Market Availability North America, Europe, South America, Asia

Signaling Rate 20 Mbps Maximum

Typical LOS Range 2 mi (3.2 km)

Typical Aggregate Useful Throughput 14 Mbps Maximum

Frequency range of band ISM 5725-5850 MHz

Non-overlapping Channels 6

Channel Width 20 MHz

Channel Spacing every 5 MHz

Modulation Type High Index 2-level Frequency Shift Keying (FSK)

optimized for interference rejection

Encryption AES capable

Latency 5 - 7 msec

Carrier to Interference ratio (C/I) ~3dB @ 10 Mbps, ~10dB @ 20 Mbps at -65dBm

Nominal Receiver Sensitivity (dbm

typical)

-86 dB

Antenna Gain (dB) 7 dB

EIRP (dB) 30 dB

Equivalent Isotropic Radiated Power

(EIRP)

1 W

DC Power (typical) 0.3 A @ 24 VDC = 7.2 W

Antenna Beam Width 3 dB antenna beam width 60 degrees, Azimuth and

Elevation

Temperature -40° C to +55° C (-40° F to +131° F)

Wind Survival 190 km/hr (118 miles/hr)

Dimensions 11.75 in H x 3.4 in W x 3.4 in D (29.9 cm H x 8.6 cm W

x 8.6 cm D)

Weight .45 kg (1 lb)

Access Method Time Division Duplexing/Time Division Multiple Access

(TDD/TDMA)

42

Page 43: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Interface 10/100 Base T, half/full duplex. Rate auto negotiated

(802.3 compliant)

Protocols Used IPV4, UDP, TCP, ICMP, Telnet, HTTP, FTP, SNMP

Network Management HTTP, TELNET, FTP, SNMP Version 2c

2.5.2.3 Point to Point

Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP) adalah sebuah

protokol enkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada wide

area network (WAN). Protokol ini merupakan standar industri yang

berjalan pada lapisan data-link dan dikembangkan pada awal tahun

1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada

protokol Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukung

pengalamatan IP statis kepada para kliennya. Dibandingkan dengan

pendahulunya (SLIP), PPP jauh lebih baik, mengingat kerja protokol ini

lebih cepat, menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara

dinamis tanpa adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protokol ini

juga mendukung banyak protokol-protokol jaringan secara simultan. PPP

didefinisikan pada RFC 1661 dan RFC 1662.

Rekomendasi perangkat Point to Point yang bisa digunakan pada jaringan

SKPA :

Spesifikasi

Processor Specs Atheros MIPS 74KC, 550 MHz

Memory Information 128 MB SDRAM, 8 MB Flash

RF Connections 2 RP-SMA (Waterproof)

1 SMA (GPS)

Wireless Approvals FCC Part 15.247, IC RS210, CE

RoHS Compliance Yes

Dimensions 160 x 80 x 44 mm

Weight 350 g43

Page 44: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Enclosure Characteristics Die-Cast Aluminum

Networking Interface (1) 10/100/1000 Ethernet Port

(1) 10/100 Ethernet Port

Max. Power Consumption 6.5 Watts (RM2-Ti), 8.0 Watts (RM5-

Ti)

Power Supply 48V, 0.5A PoE Adapter (Included)

Power Method 802.3af Compliant

ESD/EMP Protection 30KV Contact / Air for Ethernet

Operating Temperature -30 to 75° C

Operating Humidity 5 to 95% Condensing

Shock and Vibration ETSI300-019-1.4

Operating Frequency 5170 - 5825 MHz*

Range Performance 50+ km (Outdoor - Antenna

Dependent)

Output Power 27 dBm

2.5.3 Hotspot

Hotspot adalah lokasi dimana user dapat mengakses melalui mobile

computer (seperti laptop atau PDA) tanpa mengguakan koneksi kabel

dengan tujuan suatu jarigan seperti internet. Jaringan nirkabel

menggunakan radio frekuensi untuk melakukan komunikasi antara

perangkat komputer dengan akses point dimana pada dasarnya berupa

penerima dua arah yang bekerja pada frekuensi 2.4 GHz (802.11b,

802.11g) dan 5.4 GHz (802.11a)

Pada umumnya peralatan wifi hotspot menggunakan standarisasi

IEEE 802.11b atau IEEE 802.11g dengan menggunakan beberapa level

keamanan seperti WEP dan/atau WPA. Perangkat laptop sudah banyak

44

Page 45: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

yang dilengkapi dengan adapter IEEE 802.11b atau IEEE 802.11g. Akan

tetapi dapat juga digunakan peralatan wireless dalam bentuk PCMCIA

atau USB.

2.5.3.1 Rekomendasi perangkat Hotspot yang bisa digunakan

pada jaringan SKPA :

Spesifikasi

CPU MPC8544 800MHz

Current Monitor No

Main Storage/NAND 512MB

RAM 256MB

SFP Ports 0

LAN Ports 3 port gigabit ethernet

Gigabit Yes

Switch Chip 1

MiniPCI 4

Integrated Wireless No

MiniPCIe 1

SIM Card Slots No

USB No

Memory Cards 1

Memory Card Type CF

Power Jack 10-56V

802.3af Support Yes

POE Input 36-56V

POE Output No

45

Page 46: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Serial Port DB9/RS232

46

Page 47: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

2.6 Frekuensi

2.6.1 Regulasi Frekuensi Broadband Wireless Accsess

Terdapat sejumlah regulasi terkait  penataan frekuensi BWA yang telah

ditetapkan oleh Depkominfo - Ditjen Postel, antara lain sebagai berikut:

Peraturan Menkominfo Nomor : 26/Per/M.Kominfo/6/2009 tentang

penetapan pita frekuensi radio untuk keperluan layanan pita lebar

nirkabel pada pita frekuensi radio 2 ghz.

Peraturan Menkominfo Nomor : 27/Per/M.Kominfo/6/2009 tentang

penetapan pita frekuensi radio untuk keperluan layanan pita lebar

nirkabel pada pita frekuensi radio 5.8 ghz.  

Peraturan Menkominfo Nomor : 8/Kep/M.Kominfo/1/2009 tentang

penetapan pita frekuensi radio untuk keperluan layanan pita lebar

nirkabel (wireless broadband) pada pita frekuensi radio 2.3 ghz.  

Peraturan Menkominfo Nomor : 9/Kep/M.Kominfo/1/2009 tentang

penetapan pita frekuensi radio untuk keperluan layanan pita lebar

nirkabel (wireless broadband) pada pita frekuensi radio 3.3 ghz dan

migrasi pengguna frekuensi radio eksisting untuk keperluan layanan

pita lebar nirkabel (wireless broadband) dari pita frekuensi radio 3.4 –

3.6 ghz ke pita frekuensi radio 3.3 ghz.

Peraturan Menkominfo Nomor : 7/Kep/M.Kominfo/1/2009 tentang

penataan pita frekuensi radio untuk keperluan layanan pita lebar

nirkabel (wireless broadband).

Kepdirjen Postel Nomor : 167/Dirjen/2002 tentang persyaratan teknis

alat dan perangkat broadband wireless access pada frekuensi 10 ghz.

Perdirjen Postel Nomor: 94/Dirjen/2008 tentang  persyaratan teknis

alat dan perangkat telekomunikasi subscriber station broadband

wireless access (bwa) nomadic pada pita frekuensi 2.3 ghz.

47

Page 48: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Perdirjen Postel Nomor: 95/Dirjen/2008 tentang  persyaratan teknis

alat dan perangkat telekomunikasi base station broadband wireless

access (bwa) nomadic pada pita frekuensi 2.3 ghz.

Perdirjen Postel Nomor: 96/Dirjen/2008 tentang  persyaratan teknis

alat dan perangkat telekomunikasi antena broadband.

Suatu jaringan infrastructure menggunakan suatu piranti wireless

yang disebut Access Point (AP) sebagai suatu bridge antara piranti

wireless dan jaringan kabel standard. Suatu Access Point (yang berisi

transceiver wireless compliant) adalah suatu unit yang menghubungkan

ke jaringan Ethernet (atau jaringan kabel lain) oleh suatu kabel. Jika ada

piranti wireless lain masuk dalam jangkauan wireless Access Point ini

maka ia bisa saling komunikasi dengan jaringan kabel, layaknya mereka

terhubung dengan kabel saja. Fungsi dari Access Point adalah seperti

bridge transparan, yang secara effektif memperpanjang kabel jaringan

dengan memasukkan piranti wireless didalamnya.

Dalam jaringan Infrastructure ini, piranti wireless berkomunikasi

dengan access point; nereka tidak berkomunikasi satu sama lain secara

langsung. Makanya walaupun jika kedua piranti wireless berada satu

jangkauan mereka masih harus menggunakan Access Point untuk bisa

saling berkomunikasi.

2.6.2 Frekuensi Berlisensi

Frekuensi berlisensi yang dikembangkan untuk WiMAX pada tahap

awal berada pada 2,5 GHz (2,500 – 2,600 GHz dan 2,700 – 2,900 GHz)

dan 3,5 GHz (3,400 – 3,600 GHz). Khusus di Amerika Serikat, frekuensi 2,5

GHz telah digunakan untuk layanan MMDS dan belum dikembangkan

untuk WiMAX sedangkan frekuensi 3,5 GHz pada banyak negara berstatus

secondary karena bentrok dengan spektrum frekuensi untuk komunikasi

48

Page 49: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

satelit Extended C-band (3,400 – 3,700 GHz). Pengembangan tahap

berikutnya direncanakan pada spektrum frekuensi 2,305 – 2,320 GHz,

2,345 – 2,360 GHz dan 3,300 – 3,400 GHz.

2.6.3 Frekuensi Bebas Lisensi

Untuk frekuensi bebas lisensi, pada tahap awal dikembangkan

spektrum 5,8 GHz, yaitu pada band frekuensi 5,725 – 5,850 GHz. Band ini

merupakan bagian atas (upper) dari U-NII/ISIM. Sedangkan

pengembangan berikutnya direncanakan menggunakan band frekuensi

yang juga digunakan untuk WiFi standar 802.11 b/g GHz dan standar

802.11a di 5,8 GHz.

Spesifikasi

Revolutionary all-silicon-based design delivers the industry's lowest

prices.

Operates in the licensed, uncongested and inexpensive 71-76 GHz E-

band spectrum.

1 Gbps throughput - LTE & 4G ready.

Advanced hitless / errorless Adaptive Bandwidth, Coding and

Modulation (ABCM) for a large dynamic range.

Carrier Ethernet inside -bandwidth-aware QoS, service management

and OAM.

Advanced timing over packet handling (SyncE, 1588) enables the

migration to packet-based backhaul.

Carrier class availability and resiliency with advanced ring, mesh and

Link Aggregation (1+1, 2+0).

Standard-based for seamless integration into existing networks and

multi-vendor interoperability.

49

Page 50: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Green design - ultra low power consumption, zero footprint, all-

outdoor, extremely light weight.

Quick and easy installation, requires minimal site preparation.

Winner of the Frost & Sullivan 2011 European Gigabit Ethernet Radios

New Product Innovation Award. Finalist, MEF&IIR Carrier Ethernet

Mobile Backhaul Awards 2011

50

Page 51: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

2.6.4 Rekomendasi Pengunaan Frekwensi Licensed

Microwave merupakan gelombang radio frekuensi tinggi yang

berlicensed dipancarkan dari stasiun ke stasiun yang lain. Sifat

pemancaran dari Microwave adalah line-of-sight, yaitu tidak boleh

terhalang. Karena adanya gedung-gedung yang tinggi, bukit-bukit atau

gunung-gunung, Microwave biasanya digunakan untuk jarak-jarak yang

dekat saja. Untuk jarak yang jauh, harus digunakan stasiun relay yang

berjarak 30 sampai 50 kilometer. Stasiun relay diperlukan karena untuk

memperkuat signal yang diterima dari stasiun relay sebelumnya dan

meneruskan ke stasiun relay berikutnya.

Keuntungan menggunakan gelombang mikro adalah akuisisi antar

menara tidak begitu dibutuhkan, dapat membawa jumlah data yang

besar, biaya murah karena setiap tower antena tidak memerlukan lahan

yang luas, frekuensi tinggi atau gelombang pendek karena hanya

membutuhkan antena yang kecil.

Kelemahan gelombang mikro adalah rentan terhadap cuaca seperti

hujan dan mudah terpengaruh pesawat terbang yang melintas di atasnya

III. STANDAR KONFIGURASI

3.1 Standar Konfigurasi Router SKPA

3.1.1 Network Address Translation

Network Address Translation (NAT) adalah sebuah router yang

menggantikan fasilitas sumber dan (atau) alamat IP tujuan dari paket IP

karena melewati jalur router. Hal ini paling sering digunakan untuk

mengaktifkan beberapa host di jaringan pribadi untuk mengakses

internet dengan menggunakan satu alamat IP publik.

51

Page 52: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

NAT ada 2 jenis rekomendasi yang disarankan yaitu:

1. Sumber(source) NAT atau srcnat. Jenis NAT dilakukan pada paket

yang berasal dari natted jaringan. Router A NAT akan mengganti

sumber alamat IP dari sebuah paket dengan alamat IP baru publik

karena perjalanan melalui router. A setiap operasi diterapkan ke

paket balasan dalam arah lainnya.

2. Tujuan(destination) NAT atau dstnat. Jenis ini dilakukan pada paket

yang ditujukan ke natted jaringan. Hal ini umumnya digunakan

untuk membuat host di jaringan pribadi untuk dapat diakses dari

Internet. router A NAT melakukan dstnat menggantikan alamat IP

tujuan dari sebuah paket IP karena perjalanan melalui router

terhadap jaringan pribadi.

Redirect dan Masquerade Redirect dan masquerade adalah bentuk

khusus tujuan NAT dan sumber NAT, masing-masing. Redirect adalah

diutamakan dengan ke tujuan NAT biasa dengan cara yang sama seperti

yang masquerade diutamakan ke sumber masquerade NAT adalah

bentuk khusus sumber NAT tanpa perlu menentukan ke alamat - alamat

keluar antarmuka yang digunakan secara otomatis. Yang sama adalah

redirect - ia adalah satu bentuk tujuan NAT ke mana-alamat yang tidak

digunakan - masuk antarmuka digunakan sebagai ganti alamat. Perlu

diketahui bahwa to-port adalah makna penuh untuk redirect aturan – ini

adalah port layanan pada router yag akan menangani permintaannya

(contoh:webproxy).

3.1.2 Network Address Translation STATIC

NAT Static digunakan untuk menerjemahkan 1 IP lokal ke 1 IP global

ataupun sebaliknya , biasanya disebut one to one mapping . Misalnya

di kantor ada ftp server dengan ip 192.168.2.100 yang tentunya ip

52

Page 53: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

tersebut hanya bisa diakses dari LAN saja karena ip nya private, namun

tentunya bila kita berada diluar kantor ingin tetap bisa mengakses ftp

server tersebut, maka dibuatlah NAT Static dengan mengalokasikan suatu

ip public untuk ftp server tersebut.

3.1.3 Network Address Translation DYNAMIC & DYNAMIC

OVERLOAD

NAT Dynamic digunakan untuk menerjemahkan beberapa ip lokal ke

beberapa ip global ataupun sebaliknya. Proses penerjemahannya secara

dynamic, jadi pada translasi ip nya tidak selalu sama seperti NAT Static.

Ketidakefektifan pada NAT Dynamic adalah jumlah ip global yang

dibutuhkan untuk mentranslasikan ip lokal harus sama (n to n mapping),

misalnya kita ingin mentranslasikan 10 ip lokal ke global maka

dibutuhkan 10 ip global/publik. Jika kita punya 11 ip private, tapi hanya

punya 10 ip publik sudah dapat dipastikan bahwa ada 1 ip private yang

tidak dapat ditranslasikan pada saat yang bersamaan.

Untuk menanggulangi ketidakefektifan NAT dynamic, muncullah

solusi baru yakni NAT Dynamic Overload atau yang biasa dikenal dengan

nama Port Address Translation (PAT). Pada NAT Overload jumlah ip publik

yang dibutuhkan tidak harus sama dengan jumlah ip private yang mau

ditranslasikan (n to m mapping) , bahkan hanya dengan menggunakan 1

ip publik kita dapat mentranlasikan banyak ip private.

3.2 Routing

Routing adalah proses untuk memilih jalur (path) yang harus dilalui oleh

paket. Jalur yang baik tergantung pada beban jaringan, panjang

datagram, type of service requested dan pola trafik. Pada umumnya skema

routing hanya mempertimbangkan jalur terpendek (the shortpath).

Terdapat 2 bentuk routing, yaitu:

53

Page 54: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

1. Direct Routing (direct delivery); paket dikirimkan dari satu mesin ke

mesin lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama)

sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway.

2. Indirect Routing (indirect delivery); paket dikirimkan dari suatu mesin ke

mesin yang lain yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan)

sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network

yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju.

3.2.1 Tabel Routing

Router merekomendasikan tentang jalur yang digunakan untuk

melewatkan paket berdasarkan informasi yang terdapat pada  Tabel

Routing.

Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara static

routing melalui perantara administrator dengan cara mengisi tabel

routing secara manual ataupun secara dynamic

routingmenggunakan protokol routing, dimana setiap router yang

berhubungan akan saling bertukar informasi routing agar dapat

mengetahui alamat tujuan dan memelihara tabel routing.

Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:

Alamat Network Tujuan

Interface Router yang terdekat dengan network tujuan

Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai

network tujuan. Metric tesebut menggunakan teknik berdasarkan

jumlah lompatan (Hop Count).

3.2.2 Port Router

Sebuah firewall adalah suatu system yang mengendalikan aliran

traffic antara jaringan-2 dan memberikan suatu mekanisme untuk

melindungi hosts yan gada dibelakang firewall – yang tidak lain adalah

54

Page 55: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

resources jaringan private business ata corporate kita. Firewall juga bisa

kita gunakan untuk mengendalikan aliran traffic yang mengakses public

resources yang diletakkan pada DMZ. Bicara soal firewall tidak lepas dari

pengetahuan kita masalah Port Router atau Port Firewall yang pada

prinsipnya sama, baik Opening ports atau Blocking Ports agar kita

bisa mengendalikan sesuai dengan standard keamanan firewall baku.

Firewall (yang menghadap internet langsung) maupun router pada

perimeter adalah salah satu elemen system keamanan yang

diimplementasikan dengan system policy atau rule base policy pada

firewall ataupun extended access list pada Cisco Router, dilakukan

dengan cara memanipulasi Port Router  ataupun Port Firewall. Kita bisa

mengendalikan hanya mengijinkan traffic tertentu saja untuk mengalir

masuk melalui Router dan Firewall baik untuk bisa mengakses public

resources pada DMZ (seperti layanan WEB) maupun yang bisa masuk ke

jaringan internal private corporate kita. Misalkan public users bisa

mengakses WEB server yang memang kita letakkan pada DMZ, maka

Router dan firewall kita manipulasi agar mengijinkan port 80 boleh masuk

inbound melalui router dan firewall untuk mengakses WEB server.

Secara default demi keamanan, maka semua akses masuk

melewati Port Router atau Port Firewall yang menghadap ke public

internet haruslah di configure DENY ALL kecuali hanya beberapa port saja

yang secara explicit diijinkan atau Granted. Kenapa? Karena kalau kita

bicara soal keamanan maka kita harus bersikap paranoid. Inii masalah

keamanan system. Sebagai contoh Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton bisa

dibobol dari orang dalam, kecolongan kan? Karena kita menganggap

kenal orang tersebut, jadinya dibiarin dan tidak dicurigai. Ingat sebagian

besar masalah security breaces berasal dari kalangan internal.

55

Page 56: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Diagram berikut ini menjelaskan secara sederhana bagaimana port

router dan port firewall dikonfigure. Misalkan saja pada DMZ ada

Exchange server yang menggunakan port router 25 sebagai SMTP untuk

aliran inbund ke server Exchange kita, maka hanya port 25 saja yang

secara explicit dibuka melalui router dan firewall. Sementara misalkan

public user masuk melalui port 80 (untuk WEB) di DENY karena memang

tidak ada WEB Server pada DMZ dan port 80 di blok.

Gambar 9 : Diagram aliran port firewall port router

Berikut ini adalah table Port Router dan Port Firewall yang secara

umum dipakai seperlunya menurut kebutuhan corporate kita.

Port

numberService Use

20 FTP dataPort yang dipakai oleh FTP server untuk mengirim

data balik ke client user FTP.

21 FTPPort FTP yang mana semua server FTP secara

default ada.

22 SSH Secure Shell

23 Telnet Remote login menggunakan utility Telnet

25 SMTP Port dimana server Mail menerima email messages56

Page 57: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

53 DNS

Port yang dipakai oleh DNS server dimana DNS

services mendengarkan request informasi resolusi

DNS

68 DHCP

Port yang dipakai oleh layanan DHCP server untuk

mendengarkan permintaan IP addresss oleh clients

computer pada jaringan

79 FingerDigunakan untuk mengidentifikasi users pada

system jaringan anda

80 HTTP Port yang dipakai oleh server WEB secara default

110 POP3Port yang mana server Mail mendengarkan dimana

clients bisa mengambil email

111RPC

portmap

Diperlukan oleh server NFS dan program berbasis

RPC lainnya

113 Auth

Port yang dipakai oleh server Identifikasi dimana

remote host ingin memverikasi bahwa user berasal

dari host dengan IP yang di klaim darimana dia

berasal

119 NNTP Usenet (newsgroups)

137-139 NetBIOS

Untuk NetBIOS dan (Windows File and Print Sharing)

– port dimana Windows dan Samba menggunakan

sharing drive dan printer dengan clients lainnya

143 IMAP

Port yang dipakai oleh server Mail untuk

mendengarkan clients yang menggunakan protocol

IMAP untuk membaca email mereka ketimbang

POP3

443 HTTPS Port yang dipakai oleh WEB server dengan

57

Page 58: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

menggunakan SSL-enable untuk kegiatannya

512-515

*NIX-

specific

ports

*NIX-specific ports untuk mendengarkan program

exec, biff, login, who, shell, syslog, dan lpd

programs

2049 NFSDigunakan untuk mengexport file systems kepada

komputer berbasis NIX

Tabel 3. Port Standar

Tabel diatas menunjukkan port router dan port firewall standard yang

mungkin paling banyak dipakai. Sementara untuk daftar dalam table

berikut dibawah ini adah port-2 yang mungkin bisa dipergunakan

sperlunya saja.

Port

numberService Use

98 LinuxconfKhusus dipakai oleh Linux, untuk

keperluan proram konfigurasi Linuxconf

465 SSMTP SMTP melalui SSL

993 SIMAP IMAP melalui SSL

995 SPOP3 POP3 melalui SSL

1080 SOCKS Proxy server

3306 MySQL Port dimana MySQL server mendengar

5432PostgreSQ

L

Port dimana PostgreSQL server

mendengar

6000-

6069

X

Windows

Hanya *NIX saja,untuk semua X

Windows dengan GUI desktop

6667 IRC Internet Relay Chat server

8080 Digunakan oleh proxy server sebagai

58

Page 59: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

WB caching

Tabel 5. Port Firewall standar

Sebuah router mirip tetapi tidak sama dengan firewall, dan tidak bisa

menggantikan sebuah Stateful firewall dalam model security.

3.2.3 Rekomendasi Konfigurasi Routing

3.2.3.1 Open Shortest Path First 

Open Shortest Path First merupakan sebuah routing protokol

berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu

ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah

jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan,

mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih

memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah

tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka

jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain

itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka.

Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor

manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya,

perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun

routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing

protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF

membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-

tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan

area. 

OSPF bekerja dengan link-state protocol yang memungkinkan untuk

membentuk tabel routing secara hirarki. Sebelum berlanjut ke

dalamnya, perlu dijelaskan sedikit istilah-istilah umum dalam OSPF,

yaitu :

59

Page 60: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Area

Area yaitu letak dimana berada sebuah kumpulan network, router dan

host biasa. Area di sini bukan berarti area fisik.

Backbone

Backbone adalah area yang khusus dimana area-area saling

terhubungkan. Seluruh area yang ada, harus terhubung ke backbone.

Stub Area

Adalah area dimana hanya terdapat satu buah gateway / router, tidak

ada alternatif lainnya. OSPF bekerja dengan membentuk sebuah peta

network yang dipelajari berdasarkan informasi dari router-router yang

berada dalam neighbour. Peta tersebut akan berpusat pada local host.

Dari localhost host tersebut akan ada cost untuk menuju network lain

yang ditentukan dari hasil perhitungan.

3.2.3.2 Border Gateway Protokol

Border Gateway Protokol (BGP) merupakan salah satu jenis routing

protokol yang digunakan untuk koneksi antar Autonomous System (AS),

dan salah satu jenis routing protokol yang banyak digunakan di ISP

besar (Telkomsel) ataupun perbankan. BGP termasuk dalam kategori

routing protokol jenis Exterior Gateway Protokol (EGP). Dengan adanya

EGP, router dapat melakukan pertukaran rute dari dan ke luar jaringan

lokal Auotonomous System (AS). BGP mempunyai skalabilitas yang

tinggi karena dapat melayani pertukaran routing pada beberapa

organisasi besar. Oleh karena itu BGP dikenal dengan routing protokol

yang sangat rumit dan kompleks.

Karakteristik BGP :

60

Page 61: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

1. Menggunakan algoritma routing distance vektor.Algoritma routing

distance

vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router.

Perubahan table routing di update antar router yang saling

berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi.

2. Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client.

3. Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system.

4. BGP adalah Path Vector routing protocol.Dalam proses menentukan

rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan

terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya.

5. Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer

menggunakan port nomor. 179.

6. Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive

secara periodik.

7. Metrik (atribut) untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan

dapat dimodifikasi dengan fleksibel.

8. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat prefiks-

prefiks routing yang diterimanya dari router BGP lain.

3.2.3.3 Bandwidth Management

61

Page 62: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Ganbar 7. Bandwidth Management

a. Bandwidth

Bandwidth adalah kapasitas atau daya tampung kabel ethernet agar

dapat dilewati trafik paket data dalam jumlah tertentu. Bandwidth juga

bisa berarti jumlah konsumsi paket data per satuan waktu dinyatakan

dengan satuan bit per second [bps].Bandwidth internet di sediakan oleh

provider internet dengan jumlah tertentu tergantung sewa pelanggan.

Dengan QoS kita dapat mengatur agar user tidak menghabiskan

bandwidth yang di sediakan oleh provider.

b. Metode pengendalian trafik

Dalam mengendalikan trafik administrator jaringan bisa memilih

beberapa metode tergantung dari situasi pada jaringan LAN atau

backbone. Tiap trafik akan dikendalikan dengan metode tertentu yang

akan berdampak pada kecepatan akses, jadi administrator jaringan

perlu membaca dan mengerti bagian ini terlebih dahulu, beberapa

metode pengendalian trafik sebagai berikut:

62

Page 63: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Prioritas

Pada metode prioritas paket data yang melintasi gateway diberikan

prioritas berdasarkan port, alamat IP atau sub net. Jika trafik pada

gateway sedang tinggi maka prioritas dengan nilai terendah (nilai paling

rendah berarti prioritas tertinggi) akan di proses terlebih dahulu,

sedangkan yang lainnya akan di berikan ke antrian atau dibuang .

Metode prioritas paling cocok diterapkan pada koneksi internet yang

memiliki bandwidth sempit, hanya trafik paling penting saja yang

dilewatkan seperti smtp dan pop3.

Token bucket filter

Token bucket filter (TBF) membatasi bandwidth dengan metode

shape & drop, prinsip kerja menggunakan aliran token yang memasuki

bucket dengan kecepatan (rate) konstan, jika token dalam bucket habis

maka paket data akan di antri dan kelebihannya dibuang, setiap paket

data yang dikeluarkan identik dengan token. Token dalam bucket akan

lebih cepat habis jika aliran paket data melampaui kecepatan token

memasukki bucket, jadi kita asumsikan bahwa trafik melebihi batas

konfigurasi.

Gambar 7. Token Bucket Filter

63

Page 64: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Klasifikasi Priotitas Bandwidth

Alokasi Bandwidth eth0 dan eth1

Setiap Dinas/Badan mendapatkan alokasi bandwidth dari Pusat

sebesar 128kbps ditarik melalui kabel leased line telpon ke modem

ADSL yang terhubung dengan komputer gateway RED, pada saat

jaringan sedang sibuk nilai latency nya kita set 500msec. Buatlah

setting RED pada komputer gateway ?

Bandwidth = 128kbps = 16000 Byte / sec

Latency = 500msec = 0.5 sec

Max = Bandwidth * Latency

= 16000 * 0.5

= 8000

Min = Max / 2

= 4000

Limit = 8 * max

= 8 * 8000

= 64000

Burst = (2 * min + max) / (3 * avpkt)

= (2 * 4000 + 8000) / (3 * 1000)

= 5.33

64

Page 65: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

Fasilitas dan Alokasi Bandwidth

3.2.4 Rekomendasi Pengelolaan TCP/IP

3.2.4.1 Daftar Perencanaan Manajemen Pengelolaan

Transmission

Control Protocol/Internet Protocol TCP/IP Wirelless Client

Jaringan Internet/Intranet SKPA

Total Ip di alokasikan untuk client 2-100 192.168.126.0/24

subnet mask yang digunakan 255.255.255.0

No Nama Radio SKPA Ip Radio

Username Password

1 Program Percepatan Kegiatan (P2K)

192.168.126 2 admin telematika2

2Inspektorat

192.168.126 3 admin telematika3

3Dinas Pertambangan dan Energi

192.168.126 4 admin telematika4

4Dewan Kerajinan Nasional

192.168.126 5 admin telematika5

5Mahkamah Syariah

192.168.126 6 admin telematika6

6Baitul Mal

192.168.126 7 admin telematika7

7Dinas Syariat Islam

192.168.126 8 admin telematika8

8UPTD PDGA

192.168.126 9 admin telematika9

9Badan Narkotika Nasional

192.168.126

10 admin telematika10

65

Page 66: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

10 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

192.168.126

11 admin telematika11

11 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

192.168.126

12 admin telematika12

12 Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh

192.168.126

13 admin telematika13

13Dewan Perwakilan Rakyat Aceh

192.168.126

14 admin telematika14

14Dinas Pemuda dan Olahraga

192.168.126

15 admin telematika15

15 Badan Pembinaan Pendidikan Dayah

192.168.126

16 admin telematika16

16Bappeda

192.168.126

17 admin telematika17

17UPTD BPTK

192.168.126

18 admin telematika18

18UPTD TELEMATIKA

192.168.126

19 admin telematika19

19Rumah Kadis Pendidikan

192.168.126

20 admin telematika20

20Akper Cut Nyak Dhien

192.168.126

21 admin telematika21

21 Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh

192.168.126

22 admin telematika22

22 Yayasan Pendidikan Berbasis Masyarakat (YPBM)

192.168.126

23 admin telematika23

23UPT LAB BAPEDAL

192.168.126

24 admin telematika24

24 Badan kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan

192.168.126

25 admin telematika25

25 Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

192.168.126

26 admin telematika26

26Kejaksaan Tinggi Aceh

192.168.126

27 admin telematika27

27Rumah Sakit Umum Zainal Abidin

192.168.126

28 admin telematika28

28Rumah Kabid PSI dan TT

192.168.126

29 admin telematika29

29Arah Pointing BTS Pendopo

192.168.126

30 admin telematika30

30Bidang Managemen Database dan Pelayanan Media (eks. Gedung Infokom)

192.168.126

31 admin telematika31

31 Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh

192.168.126

32 admin telematika32

32 Badan Penanggulangan Bencana Alam

192.168.126

33 admin telematika33

66

Page 67: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

33 Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

192.168.126

34 admin telematika34

34 Rumah Eks. Gubernur Aceh (Irwandi Yusuf)

192.168.126

35 admin telematika35

35Badan SAR Nasional

192.168.126

36 admin telematika36

36 SMK Negeri 1,2 dan 3 Banda Aceh

192.168.126

37 admin telematika37

37 Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk

192.168.126

38 admin telematika38

38 Mahkamah Syariah Kota Banda Aceh

192.168.126

39 admin telematika39

39 Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh

192.168.126

40 admin telematika40

40 Badan Pemberdayaan Masyarakat

192.168.126

41 admin telematika41

41Dinas Sosial

192.168.126

42 admin telematika42

3.2.4.2. Daftar Perencanaan Manajemen Pengelolaan

Transmission

Control Protocol/Internet Protocol TCP/IP Wirelless

Access Point Jaringan Internet/Intranet SKPA

Total Ip di alokasikan untuk client 101-150 192.168.126.0/24

subnet mask yang digunakan 255.255.255.0

No Nama Radio AP BTS Ip Radio

Username Password

 AP 1A

192.168.126

101 admin t3l3m4t1k4

 AP 2A

192.168.126

102 admin t3l3m4t1k4

 AP 3A

192.168.126

103 admin t3l3m4t1k4

67

Page 68: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

 AP 4A

192.168.126

104 admin t3l3m4t1k4

 AP 5A

192.168.126

105 admin t3l3m4t1k4

 AP 6A

192.168.126

106 admin t3l3m4t1k4

 AP 1B

192.168.126

111 admin t3l3m4t1k4

 AP 2B

192.168.126

112 admin t3l3m4t1k4

 AP 3B

192.168.126

113 admin t3l3m4t1k4

 AP 4B

192.168.126

114 admin t3l3m4t1k4

 AP 5B

192.168.126

115 admin t3l3m4t1k4

 AP 6B

192.168.126

116 admin t3l3m4t1k4

 AP 1C

192.168.126

117 admin t3l3m4t1k4

 AP 2C

192.168.126

118 admin t3l3m4t1k4

 AP 3C

192.168.126

119 admin t3l3m4t1k4

 AP 4C

192.168.126

120 admin t3l3m4t1k4

 AP 5C

192.168.126

121 admin t3l3m4t1k4

 AP 6C

192.168.126

122 admin t3l3m4t1k4

 AP 1D

192.168.126

123 admin t3l3m4t1k4

AP 2D192.168.126

124 admin t3l3m4t1k4

AP 3D192.168.126

125 admin t3l3m4t1k4

AP 4D192.168.126

126 admin t3l3m4t1k4

AP 5D192.168.126

127 admin t3l3m4t1k4

AP 6D192.168.126

128 admin t3l3m4t1k4

68

Page 69: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

3.2.4.3 Daftar Perencanaan Manajemen Pengelolaan

Transmission

Control Protocol/Internet Protocol TCP/IP Wirelless Point

to Point Jaringan Internet/Intranet SKPA

Total Ip di alokasikan untuk client 151-200 192.168.126.0/24

subnet mask yang digunakan 255.255.255.0

No

Nama Radio POINT TO POINT BTS Ip Radio

Username Password

POINT TO POINT 1A192.168.126

151 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 2A

192.168.126

152 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 1B

192.168.126

153 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 2B

192.168.126

154 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 1C

192.168.126

155 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 2C

192.168.126

156 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 1D

192.168.126

157 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 2D

192.168.126

158 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 1E

192.168.126

159 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 2E

192.168.126

160 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 1F

192.168.126

161 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 2F

192.168.126

162 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 1G

192.168.126

163 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 2G

192.168.126

164 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 1H

192.168.126

165 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 2H

192.168.126

166 admin t3l3m4t1k4

69

Page 70: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

 POINT TO POINT 1I

192.168.126

167 admin t3l3m4t1k4

 POINT TO POINT 2I

192.168.126

168 admin t3l3m4t1k4

3.2.4.4 Daftar Perencanaan Manajemen Pengelolaan

Transmission

Control Protocol/Internet Protocol TCP/IP Internet

Jaringan Internet/Intranet SKPA

Total Ip di alokasikan 1 -100 172.254.254.0/25

subnet mask yang digunakan 255.255.255.128

No Nama IP WAN SKPA Ip Radio

Username Password

1Program Percepatan Kegiatan (P2K)

172.254.254. 2 admin

telematika2

2Inspektorat

172.254.254. 3 admin

telematika3

3Dinas Pertambangan dan Energi

172.254.254. 4 admin

telematika4

4Dewan Kerajinan Nasional

172.254.254. 5 admin

telematika5

5Mahkamah Syariah

172.254.254. 6 admin

telematika6

6Baitul Mal

172.254.254. 7 admin

telematika7

7Dinas Syariat Islam

172.254.254. 8 admin

telematika8

8 UPTD PDGA 172.254.25 9 admin telematika70

Page 71: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

4. 9

9Badan Narkotika Nasional

172.254.254.

10 admin

telematika10

10 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

172.254.254.

11 admin

telematika11

11 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

172.254.254.

12 admin

telematika12

12 Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh

172.254.254.

13 admin

telematika13

13Dewan Perwakilan Rakyat Aceh

172.254.254.

14 admin

telematika14

14Dinas Pemuda dan Olahraga

172.254.254.

15 admin

telematika15

15Badan Pembinaan Pendidikan Dayah

172.254.254.

16 admin

telematika16

16Bappeda

172.254.254.

17 admin

telematika17

17UPTD BPTK

172.254.254.

18 admin

telematika18

18UPTD TELEMATIKA

172.254.254.

19 admin

telematika19

19Rumah Kadis Pendidikan

172.254.254.

20 admin

telematika20

20Akper Cut Nyak Dhien

172.254.254.

21 admin

telematika21

21Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh

172.254.254.

22 admin

telematika22

22 Yayasan Pendidikan Berbasis Masyarakat (YPBM)

172.254.254.

23 admin

telematika23

23UPT LAB BAPEDAL

172.254.254.

24 admin

telematika24

24 Badan kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan

172.254.254.

25 admin

telematika25

25Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

172.254.254.

26 admin

telematika26

26Kejaksaan Tinggi Aceh

172.254.254.

27 admin

telematika27

27Rumah Sakit Umum Zainal Abidin

172.254.254.

28 admin

telematika28

28Rumah Kabid PSI dan TT

172.254.254.

29 admin

telematika29

29Arah Pointing BTS Pendopo

172.254.254.

30 admin

telematika30

30Bidang Managemen Database dan Pelayanan Media (eks. Gedung Infokom)

172.254.254.

31 admin

telematika31

31 Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh 172.254.25 3 admin telematika71

Page 72: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

4. 2 32

32 Badan Penanggulangan Bencana Alam

172.254.254.

33 admin

telematika33

33 Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

172.254.254.

34 admin

telematika34

34 Rumah Eks. Gubernur Aceh (Irwandi Yusuf)

172.254.254.

35 admin

telematika35

35Badan SAR Nasional

172.254.254.

36 admin

telematika36

36SMK Negeri 1,2 dan 3 Banda Aceh

172.254.254.

37 admin

telematika37

37 Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk

172.254.254.

38 admin

telematika38

38Mahkamah Syariah Kota Banda Aceh

172.254.254.

39 admin

telematika39

39Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh

172.254.254.

40 admin

telematika40

40Badan Pemberdayaan Masyarakat

172.254.254.

41 admin

telematika41

41Dinas Sosial

172.254.254.

42 admin

telematika42

72

Page 73: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

IV. SOLUSI

4.1. Solusi Hasil Analisa

Tujuan dari rancangan workplan koneksi jaringan internet/intranet SKPA

ini adalah :

1. Sebagai pedoman dan acuan yang lebih sesuai dalam membangun

koneksi

jaringan internet/intranet SKPA yang berkualitas dengan model

terintegrasi, tersebar, terkoordinasi dan aman.

2. Sebagai langkah yang efisien, efektif dan ekonomis untuk membangun

dan

mengembangkan sistem jaringan SKPA disetiap unit kerja.

3. Sebagai rambu-rambu tentang arah dan cara pengembangan koneksi

jaringan

internet/intranet di SKPA.

Adapun yang ingin dicapai adalah :

4.1.1. Solusi Jangka Pendek

Solusi Jangka Pendek 2013

1. Terbentuknya landasan hukum dan peraturan yang jelas dan rasional

guna

mendukung lancarnya pembangunan, pengembangan dan

pengelolaan koneksi jaringan internet/intranet di SKPA.

2. Tersedianya fondasi dasar koneksi jaringan internet/intranet di SKPA.

3. Tersedianya organisasi pengelola jaringan SKPA yang sesuai dengan

statuta

dan akuntable.

4. Tersedianya Standar operasional prosedur, baik pelaksanaan maupun

pengembangan koneksi jaringan internet/intranet di SKPA.

73

Page 74: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

5. Penerapan Management Pengelolan Bandwidth.

6. Melakukan Repointing ulang pada BTS yang overload client.

7. Penerapan Standarisasi topologi Jaringan Intranet/Internet SKPA.

8. Peningkatan kualitas SDM SKPA.

9. Optimalisasi konfigurasi perangkat jaringan.

10. Pembangunan Network Monitoring dan Network Manajemen.

4.1.2  Solusi Jangka Menengah

Jangka Menengah 2013 – 2017

1. Tersusunnya organisasi dan manajemen koneksi jaringan

internet/intranet

SKPA yang dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak terkait.

2. Tersusun dan berjalan lancar mekanisme dan sistem pengembangan

koneksi

jaringan internet/intranet SKPA.

3. Terjalinnya kerja sama dengan pihak terkait dalam pemanfaatan

koneksi

jaringan internet/intranet SKPA.

4. Upgrading dan Optimalisasi perangkat jaringan.

5. Penambahan Base Transmision Station (BTS).

6. Kebijakan pemakaian Frequensi 5,7 Ghz merupakan frekuensi bebas,

langkah baiknya menggunakan frekuensi berbayar.

7. Alih teknologi.

8. Perancangan Network Monitoring dan Network Manajemen.

4.1.3  Solusi Jangka Panjang

Jangka Panjang 2017 – 2027

       Hasil analisa untuk jangka panjang dengan melihat kondisi

penggunaan jaringan wireless di Banda Aceh semakin padat. Maka untuk

74

Page 75: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

kedepannya pemerintahan Aceh sudah seharusnya menggunakan

teknologi yang mutakhir dengan menggunakan serat optic yang

kapasitasnya besar untuk menampung jaringan data local yang

kebutuhannya untuk saat ini semakin meningkat. Sehingga tercapainya

optimasi infrastruktur koneksi jaringan internet/intranet SKPA yang

terintegrasi, terpadu, cepat, efisien, efektif dan ekonomis di lingkungan

SKPA

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Sebagai rekomendasi untuk mendukung pembangunan,

pengembangan infrastruktur dan implementasi Koneksi Jaringan

Internet/Intranet SKPA perlu diperhatikan beberapa hal:

Standar topologi

Perlunya standarisasi perangkat jaringan SKPA sehingga memudahkan

manajemen pengelolaan perangkat secara menyeluruh sehingga terjadi

kolaborasi antar SKPA memudahkan bagi top manajemen untuk

mengambil keputusan. Apabila terjadi trouble shooting memudahkan

memanage semua perangkat yang ada.

Standar Perangkat

Perlunya standarisasi perangkat jaringan SKPA sehingga memudahkan

manajemen pengelolaan perangkat secara menyeluruh sehingga terjadi

kolaborasi antar SKPA memudahkan bagi top manajemen untuk

75

Page 76: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

mengambil keputusan. Apabila terjadi trouble shooting memudahkan

memanage semua perangkat yang ada.

Standar Konfigurasi

Perlunya standarisasi perangkat jaringan SKPA sehingga memudahkan

manajemen pengelolaan perangkat secara menyeluruh sehingga terjadi

kolaborasi antar SKPA memudahkan bagi top manajemen untuk

mengambil keputusan. Apabila terjadi trouble shooting memudahkan

memanage semua perangkat yang ada.

Frekuensi

Perlunya peraturan Pergub atau sebuah kebijakan yang mengatur lalu

lintas pengguna frekuensi yang digunakan di Prov.Aceh sehingga aturan

pengguna frekuensi menjadi teratur dan tertib.

Jumlah Client

Jumlah client yang semakin hari semakin meningkat tidak diimbangi

dengan pengembangan infrastruktur yang ada sehingga terjadi overload

penggunan jaringan internet/intranet SKPA.

Jumlah BTS

Perlunya penambahan atau pengembangan BTS dilihat dari segi

peningkatan jumlah koneksi (Client SKPA) yang semakin hari semakin

bertambah, berkembang tidak diimbangi dengan jumlah BTS yang ada.

Kualitas SDM

Perkembangan Teknologi khususnya di bidang Teknologi Informasi yang

terjadi selama ini perubahannya sangat pesat dan penerapan teknologi

informasi yang sangat besar di SKPA tidak sejalan dengan pengembangan

SDM yang ada, sehingga pengembangan SDM selalu tertinggal

76

Page 77: Laporan Perencanaan

Laporan PerencanaanPekerjaan Evaluasi Koneksi Jaringan Internet/Intranet SKPA

dibandingkan dengan teknologi yang ada. Perlunya penigkatan kualitas

SDM secara berkelanjutan sehingga dapat memenuhi dan megimbangi

perkembangan teknologi informatika. Maka kedepan diharapkan

pendidikan SDM harus ditingkatkan atau diselaraskan dengan

perkembangan teknologi. Pelatihan SDM harus dirancang sesuai

kebutuhan dengan fasilitas yang tersedia untuk menjalankan manajemen

jaringan internet/intranet SKPA.

77