laporan penelitian unggulan perguruan...

7

Upload: danganh

Post on 29-Jun-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGIlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/Roufah-Inayati-12-Pengembangan... · UKM memiliki wawasan yang cukup untuk dapat melakukan kegiatan
Page 2: LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGIlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/Roufah-Inayati-12-Pengembangan... · UKM memiliki wawasan yang cukup untuk dapat melakukan kegiatan

LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN LITERASI EKONOMI PADA PETANI DAN USAHA KECIL

MENENGAH (UKM) BERBASIS KEARIFAN LOKAL DIKABUPATENMALANG

Tahun ke 2 dan rencana 3 tahun

TIM PENELITI Dr. Agung Haryono, SE., M.P., Ak. NIDN 0024046503

Drs. Achmad Ali Wafa, M.Pd. NIDN 0021025303 Ro'ufah Inayati, S.Pd., M.Pd. NIDN 0015118101

o

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Oktober 2014

Page 3: LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGIlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/Roufah-Inayati-12-Pengembangan... · UKM memiliki wawasan yang cukup untuk dapat melakukan kegiatan

I

--~~.,." .."

"

..,-;'

RINGKASAN

Loyalitas konsumen terhadap produk lokal tidak semata-mata hanya karena rasa nasionalisme kosumen, namun lebih banyak terbentuk karena layanan yang baik dari produsen dan kualitas produknya. Melimpahnya produk impor hortikultura di pasar Indonesia menunjukkan bahwa produk hortikultara lokal kalah dalam persiangan, tidak terkecuali di daerah Malang yang terkenal sebagai penghasil produk hortikultura. Salah satu pemicunya adalah rendahnya kualitas produk lokal yang disebabkan dipanen sebelum waktunya. Kondisi ini menunjukkan belum adanya kesadaran produsen dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Di sis; lain perilaku konsumen semakin rasional. Berkembangnya teknologi informasi dan transportasi memberikan tambahan wawasan dan keleluasaan konsumen dalam memilih barang dan jasa. Kosumen rasional akan selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhannya dengan barang dan jasa yang berkualitas dengan harga yang tertentu. Berkembangnya perdagangan bebas antar negara semakin memanjakan konsumen dalam memilih produk-produk berkualitas, karena melimpahnya ketersediaan barang lokal maupun impor di pasar. Untuk memenangkan persaingan produsen harus dapat memberikan produk yang berkualitas dan layanan yang baik pada konsumen. Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya produsen dalam menciptakan kOtlsumen yang loyal, karena perilaku produsen dalam memberikan layanan dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam berkonsumsi.

Penelitian ini bertujuan mengembangkan model pelatihan literasi ekonomi berbasis kearifan lokal beserta bahan pelatihannya untuk produsen terutama pada petani dan UKM. Diharapkan dengan pengembangan model dan bahan pelatihan ini petani dan UKM memiliki wawasan yang cukup untuk dapat melakukan kegiatan yang lebih produktif dengan produk yang semakin berkualitas. Sehingga produk lokal akan memiliki konsumen yang loyal. Pengembangan model dan bahan pelatihan akan diawali dengan kegiatan survey anal isis kebutuhan petani dan pelaku UKM tentang perilaku produsen yang rasional.

Hasil survey tahun pertama dapat dipaparkan bahwa kebutuhan petani dan UKM terkait dengan literasi ekonomi dipetakan menjadi enam terna bahasan meliputi pasar tradisional, kewirausahaan, produksi, keuangan, perkoperasian dan pemasaran. Peta tema ini akan dikembangkan menjadi bahan pelatihan literasi ekonomi.

Pada tahun kedua, materi pelatihan sudah dikembangkan beberapa mata diklat juga telah dikembangkan media pelatihannya. Model pelatihan yang telah dikembangkan adalah model ""Tutur Tinu/ar". Pada model ini peserta pelatihan tidak dijadikan obyek pembelajaran. namun mereka diperlakukan sebagai subyek pembelajaran yang harus aktif "menularkan" atau menyebar luaskan pengetahuan yang ia miliki pada peserta lain. Pengetahuan petani diperoleh secara mandiri dengan cara mempelajari kartu-kartu pembelajaran yanag sudah dipersiapkan sebagai media pelatihan didampingi pelatih.

Sebagai tindak lanjut dari program ini adalah implementasi program pada masyarakat sasaran yang lebih luas pada tahun ketiga.

Kata kunci: model pelatihan, literasi ekonomi, tutur tinular

11

Page 4: LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGIlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/Roufah-Inayati-12-Pengembangan... · UKM memiliki wawasan yang cukup untuk dapat melakukan kegiatan

DAFTAR lSI

LEMBAR PENGESAHAN .

RfNGKASAN .

PRAKATA 11

DAFTAR lSI III

DAFTAR LAMPlRAN IV

DAFTAR TABEL........................ V

DAFTAR GAMBAR................................................................................................... VI

DAFTAR BAGAN VII

·BAB I PENDAHULUAN ..

BAB II STUDI PUSTAKA 4 A. Literasi Ekonomi 4 B. Model Pelatihan 16

,BAB III TUJUAN DAN MANF AAT PENELITIAN....................................................... 26 A.Tujuan Penelititan 26 B. Manfaat Penelitian 27

BAB IV METODE PENELITIAN 28 A. Rancangan Penelitian 28 B. Prosedur dan Pentahapan Penelitian 28 C. Luaran Penelitian 31

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 33 A. Paparan Hasil Analisis Kebutuhan 33 B. Pemetaan Materi Literasi Ekonomi 36 C. Paparan Model Pelatihan 39 D. Hasil Ujicoba Pelatihan......................................................... 42

BAB VI RENCANA TAHAPAN B£RIKUTNYA 45

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 47

DAFTAR PUSTAKA '" 48

LAMPlRAN-LAMPlRAN 50

IV

__ . '--:r-'~

Page 5: LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGIlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/Roufah-Inayati-12-Pengembangan... · UKM memiliki wawasan yang cukup untuk dapat melakukan kegiatan

harapan

d-iutarakan oleh

melakukan

meskipun

mencari

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Produk lokaJ menjadi pemenang dalam persalngan di negeri sendiri. masih menjadi

baik oleh produsen dalam negeri maupun pemerintah. Seperti apa yang

Hamid S. (2012) wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

bahwa produk lokal kurang berkualitas, sehingga pengusaha ritel terpaksa masih banyak

impor barang-barang yang seharusnya dapat dipenuhi oleh produk lokal.

Salah satu bukti rendahnya kualitas produk lokal adalah banyaknya produk-produk instan

itu produk pertanian. Misalnya produk buah, betapa susahnya konsumen

buah yang berkualitas, bahkan pada saat musim mangga. mangga yang

berkualitas susah dicari. Mayoritas mangga di pasar hasil produk instan. yaitu mangga

yang masih muda yang dipaksa dimatangkan. Bahkan mangga sebagai komoditi prioritas

nasional pada tahun 2011 justru jumlahnya ekspor sangat rendah sehingga tak terhitung

(Wardiyati, T: 2011)

Oari sisi layanan pengusaha ritel juga menilai bahwa produsen hortikultura belum

memberikan layanan yang maksimal pada konsumen khususnya pada bidang kemasan

dan keakuratan ukuran. Pada kasus pengiriman buah sering terjadi penyusutan volume

buah dalam jumlah yang signifikan, mrsalnya dalam satu pengiriman dapat susut sampai

2'0 kg (Hamid, S: 2012). Oi sisi lain ketersediaan buah impor sangal melimpah di pasar.

baik pasar tradisional maupun modem. Produk impor rata-rata memiliki kemasan yang

lebih baik dan ukuran berat yang lebih stabil.

Oilihat dari sisi produsen lokal yang diwakili oleh Asosiasi Petani Indonesia (API)

berharap bahwa pemerintah dapat menghentikan impor produk-produk pertanian. karena

Laporan Akhir, Pengembangan Model Pelatihan Literasi Ekonomi.tahun 2014

---.(" - -.. _ ... ~ .~ ..- -.':r~- ., .

Page 6: LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGIlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/Roufah-Inayati-12-Pengembangan... · UKM memiliki wawasan yang cukup untuk dapat melakukan kegiatan

sudah merasa bahwa produk-produk loka! kalah bersaing dengan produk impor yang

disebabkan harga produk lokallebih tinggi. (Hanim: 2012) Tingginya harga produk JokaJ

dipicu oleh tingginya biaya produksi.

Kondisi ini menunjukkan bahwa wawasan produsen di bidang ekonomi sangat

rendah, bahwa untuk memenangkan persaingan tidak hanya mengandalkan intervensi

pemerintah di pasar, namun akan lebih efektifiika produsen dapat menciptakan IOyillitilS

konsumen dengan cara menghasi Ikaan produk berkualitas dan layanan yang baik.

Kondisi riil menggambarkan bahwa kesadaran petani untuk menghasilkan produk

berkualitas masih rendah, terbukti dengan mudahnya memanen hasil sebelum waktunya..

Rendahnya pengetahuan ekonomi produsen juga ditunjukkan dengan perilaku produsen

yang kurang efisien sehingga memicu biaya produksi yang tinggi.

Oi era kemajuan teknologi dan infonnasi, sebenamya produsen memiliki

keunggulan untuk mengenalkan produknya pada masyarakat. Perkembangan teknologi

infonnasi dan tranportasi memberikan kemudahan pada produsen dalam mengakses

pasar untuk mempromosikan dan memasarkan produknya. namun mayoritas produsen

lokal belum mampu memanfaatkan peluang promosi murah lewat perkembangan

teknologi infonnasi. Kondisi ini menunjukkan betapa peran produsen dalam

menciptakan konsumen yang loyal sangat vital, karena perilaku produsen dalam

memberikan layanan dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam berkonsumsi.

Oi sisi lain perilaku konsumoen semakin rasional. Berkembangnya teknologi

infonnasi dan tranportasi memberikan tambahan wawasan dan keleluasaan konsumen

dalam memilih barang dan jasa. Kosumen rasionaJ akan selalu berupaya untuk

memenuhi kebutuhannya dengan barang dan jasa yang berkualitas baik dengan harga

yang tertentu. Berkembangnya perdagangan bebas antar Negara semakin memanjakan

konsumen dalam memilih produk-produk yang berkualitas, karena melimpahnya

Laporan Akhir, Pengembangan Model Pelatihan Literasi Ekonomi.tahun 2014

... ~ .... - 'J'

Page 7: LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGIlib.um.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/Roufah-Inayati-12-Pengembangan... · UKM memiliki wawasan yang cukup untuk dapat melakukan kegiatan

ketersedian barang lokal maupun impor di pasar. Impor prod uk hortikultuta dari tahun ke

tahun terus meningkat terutama sesudah diberlakukannya perdagangan bebas Asean-

China (Asean-China Free Trade Area (ACFTA), impor buah-buahan menunjukkan

kenaikan yang besar. Sementara tidak semua produk lokal memiliki kualitas yang baik

sehingga mampu bersaing dengan produk impor. Akibatnya pasar hortikultural di

Indonesia 60% dikuasai oleh produk impor (Wardiyati:20 1)).

Penelitian pengembangan ini didasari oleh kegalauan peneliti ten tang rendahnya daya

saing produk hortikultura di pasar, sementara masyarakat memiliki sumberdaya alam

¥ang luar biasa untuk mendukung keberhasilan produksi hortikultura. Sebagai contoh

~duk mangga dan pisang, bahkan mangga merupakan produk unggulan nasional. Oi

wilayah Malang pohon mangga dan pisang dapat ditemukan dengan mudah, bahkan di

wiJayah tertentu pohon mangga banyak ditemui di tepi jalan. Namun apa yang ditemukan

.dipasar sangat bertolak belakang. Konsumen sulit menemukan mangga dan pisang yang

ualitas, meskipun buah tersebut melimpah di pasar namun tidak menarik selera

umen karena buah-buah tersebut di panen sebelum waktunya.

Kondisi inilah yang mendorong peneliti untuk mengembangkan model pelatihan yang

t membekali petani dan pelaku UKM tentang kondisi pasar. selera dan karakteristik

umen pada pasar hortikultura. Oengan pengembangan model dan bahan pelatihan

i ekonomi untuk produsen terutama pada petani dan UKM, diharapkan petani dan

rnemiliki wawasan yang cukup dan dapat melakukan kegiatan yang lebih produktif ~J ,_'

produk yang semakin berkualitas. Sehingga prod uk lokal akan memiliki

-.swnen yang loyal.

Laporan Akhir. Pengembangan Model Pelatihan Literasi Ekonomi.tahun 2014

."':•.,. ~_.'••." ._0, ~ - ,.