laporan penelitian naskah akademik ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan...

41
1 LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TENTANG TENTANG RUMAH KOS KERJASAMA DPRD KABUPATEN KLUNGKUNG DAN FAKULTAS HUKUM UNUD TAHUN 2015

Upload: others

Post on 26-Dec-2019

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

1

LAPORAN PENELITIAN

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN

KLUNGKUNG

TENTANG TENTANG RUMAH KOS

KERJASAMA

DPRD KABUPATEN KLUNGKUNG

DAN

FAKULTAS HUKUM UNUD

TAHUN 2015

Page 2: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

2

TIM PENELITI 1. Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana, S.H.,M.H

2. Dr. Gede Marhaendra Wija Atmaja,S.H.,M.Hum.

3. Ni Luh Gede Astariyani, S.H.,M.H.

4. Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati, S.H.,M.Kn.,LLM.

5. Anak Agung Sri Utari, S.H.,M.H.

Page 3: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

ii

ABSTRAK

Pengaturan dalam Pasal 28 H ayat ( 1) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan hak kepada

setiap orang untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Berdasarkan pengaturan

tersebut pemerintah daerah wajib memberikan pelayanan publik

dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar

masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang

layak dan terjangkau di dalam perumahan yang sehat, aman,

harmonis, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia.

Pengaturan dalam UUD 1945 membawa konsekuensi hukum

bahwa pemerintah termasuk pemerintah daerah merupakan pihak

yang berwenang dan bertanggung jawab di bidang penyelenggaraan

perumahan. Dalam rangka menyelenggarakan pengelolaan Rumah

Kos secara terpadu, pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat,

serta tugas dan wewenang pemerintahan daerah untuk

melaksanakan pelayanan public, diperlukan payung hukum dalam

bentuk peraturan daerah. Berdasarkan hal tersebut, pembentukan

Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Rumah Kos ini diperlukan

dalam rangka kepastian hukum bagi rakyat untuk mendapatkan

pelayanan pengelolaan Rumah Kos yang baik dan berwawasan

lingkungan dan menjamin keberlangsungan akan kehidupan

sejahtera lahir dan bathin.

Page 4: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

iii

DAFTAR ISI

Narasi Pengantar ……………………………………………………… i

Daftar Isi ………………………………………………………. ii Daftar Tabel ………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………. ………… 1

B Identifikasi Masalah…………………………………………………….. 4 C. Tujuan dan Kegunaan…………………………………………………. 4

D. Metode……………………………………………………………………… 5

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis ………………………………………………................ 9 B. Kajian Terhadap Asas/Prinsip yang Terkait dengan

Penyusunan Norma ………………………………………….

12

C. Analisis terhadap penentuan asas-asas ini juga

memperhatikan berbagai aspek bidang kehidupan terkait dengan Peraturan Perundang-undangan yang akan dibuat,

yang berasal dari hasil penelitian …………………………………..

12

D. Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada,

serta permasalahan yang dihadapi masyarakat

13

E Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru yang akan diatur dalam Undang-Undang atau Peraturan Daerah

terhadap aspek kehidupan masyarakat dan dampaknya terhadap aspek beban keuangan negara…………………………..

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN TERKAIT..............................................................

14

A. Peraturan Perundang-Undangan tentang Mate4ri Pokok Yang Diatur...................................................................................

B. Keterkaitan Dengan Peraturan Perundang-Undangan Yang Lain........................................................................................

BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS DAN YURIDIS

16

20

19

A. Landasan Filosofis..................................................................... B. Landasan Sosiologis................................................................ C. Landasan Yuridis ...................................................................

BAB V. JANGKAUAN ARAH PENGATURAN DAN RUANG LINGKUP

MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH .......................

23 24 24

A. Arah, Sasaran Dan Jangkauan Pengaturan...............................

B. Ruang Lingkup Materi Muatan................................................. BAB VI PENUTUP

26

26

A. Simpulan................................................................................. 32 B. Saran ...................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

iv

DAFTAR TABEL

Tabel

Tentang Halaman

Tabel 1: Kewenangan Kabupaten berdasarkan UU No 23

Tahun 2014……

1

Tabel 2: Perbedaan rumah kontrakan dan

Kos…………………………………

11

Tabel 3: Data Rumah Kos Di Kabupaten

Klungkung…………………………..

13

Tabel 4: Keterkaitan dengan Peraturan Perundang-undangan

yang

lain............................................................................

...................

18

Tabel 5: Ruang Lingkup materi muatan dalam Peraturan

Daerah………..

22

Page 6: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Pasal 28 H ayat ( 1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan hak kepada setiap orang

untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan. Pengaturan tersebut menujukkan adanya pengaturan hak atas

perumahan dan hak untuk melakukan usaha. Berdasarkan pengaturan

tersebut pemerintah daerah wajib memberikan pelayanan publik dalam

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat

mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan

terjangkau di dalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan

berkelanjutan di seluruh wilayah Kabupaten Klungkung sebagai salah satu

bagian dari kabupaten/kota di Provinsi Bali berdasarkan kewenangannya

memiliki sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat

ekonomi dan/atau social di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik

oleh pemerintah maupun masyarakat.

Pemerintah daerah bertanggung jawab melindungi segenap bangsa

Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman

agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang

layak dan terjangkau di dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis,

dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai salah satu

kebutuhan dasar manusia, idealnya rumah harus dimiliki oleh setiap

keluarga, terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan bagi

masyarakat yang tinggal di daerah padat penduduk di perkotaan. Di

Kabupaten Klungkung dalam setiap kecamatan terdapat rumah kos yang

dimiliki oleh warga klungkung.

Mengenai otonomi dan tugas pembantuan ditentukan dalam Pasal 18

ayat (2) UUD 1945, bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah

kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Page 7: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

2

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan daerah

menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang

oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat (Pasal

18 ayat (5) UUD 1945).

Dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah merupakan

dasar hukum pembentukan peraturan daerah diatur dalam Pasal 236

Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan TugasPembantuan, Daerah

membentuk Perda.

(1) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama kepala Daerah.

(2) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat materi muatan:

a. penyelenggaraan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan; dan

b. penjabaran lebih lanjut ketentuan peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi. (4) Selain materi muatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Perda

dapat memuat materi muatan lokal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kewenangan pengaturan Pajak diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang

No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (selajutnya

disebut UU PDRD). Dalam Pasal tersebut mengatur bahwa

(1) Jenis Pajak provinsi terdiri atas: a. Pajak Kendaraan Bermotor;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

d. Pajak Air Permukaan; dan e. Pajak Rokok.

(2) Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri atas:

a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan; f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah; i. Pajak Sarang Burung Walet;

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Page 8: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

3

(3) Daerah dilarang memungut pajak selain jenis Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

(4) Jenis Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat tidak dipungut apabila potensinya kurang

memadai dan/atau disesuaikan dengan kebijakan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(5) Khusus untuk Daerah yang setingkat dengan daerah provinsi, tetapi tidak terbagi dalam daerah kabupaten/kota otonom, seperti Daerah Khusus Ibukota Jakarta, jenis

Pajak yang dapat dipungut merupakan gabungan dari Pajak untuk daerah provinsi dan Pajak untuk daerah

kabupaten/kota.

Dalam kaitannya dengan penelitian pemahaman akan rumah kos

dapat dikaitkan dengan pemahaman akan tes dan konteks dalam ketentuan

Pasal 1 angka 21 Pemehaman dalam arti rumah Kos 10 kamar adalah

termasuk dalam pengertian hotel sebagaimana diatur bahwa :

Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan

termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,

pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah Kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

Dalam kaitannya dengan kewenangan konkuren dalam Pasal 12 UU

No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah mengatur bahwa :

Pasal 12

(1) Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) meliputi:

a. pendidikan; b. kesehatan;

c. pekerjaan umum dan penataan ruang; d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman; e. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan

masyarakat; dan f. sosial.

Dalam lampiran D UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Perumahan dan Kawasan

Permukiman mengatur bahwa :

Page 9: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

4

Tabel 1 : Kewenangan Kabupaten berdasarkan UU No 23 Tahun 2014

Sub Urusan Kewenangan Kabupaten

Perumahan a. Penyediaan dan rehabilitasi

rumah korban bencana kabupaten/kota.

b. Fasilitasi penyediaan rumah

bagi masyarakat yang terkena relokasi program

Pemerintah Daerah kabupaten/kota.

c. Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan perumahan.

d. Penerbitan sertifikat kepemilikan bangunan

gedung (SKBG).

Kawasan pemukiman a. Penerbitan izin

pembangunan dan

pengembangan kawasan

permukiman.

b. Penataan dan

peningkatan kualitas

kawasan permukiman

kumuh dengan luas di

bawah 10 (sepuluh) ha

Perumahan dan kawasan pemukimanKumuh

Pencegahan perumahan dan

kawasan permukiman

kumuh pada Daerah

kabupaten/kota.

Prasarana, sarana dan Utilitas

Umum ( PSU)

Penyelenggaraan PSU

Perumahan

Sertifikasi, Kualifikasi,

Klasifikasi, dan

Registrasi Bidang

Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Sertifikasi dan registrasi bagi

orang atau badan hukum

yang melaksanakan

perancangan dan

perencanaan rumah serta

perencanaan prasarana,

sarana dan utilitas umum

PSU tingkat kemampuan

Kecil

Sehingga berdasarkan dasar kewenangan tersebut perlu dibentuk

Peraturan Daerah tentang Rumah KOS.

Page 10: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dilakukan

identifikasi masalah terkait dengan penyusunan Rancangan Peraturan

Daerah Kabupaten Klungkung tentang Rumah KOS Berdasarkan pada

identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan 4 (empat) pokok masalah,

yaitu sebagai berikut:

Identifikasi masalah memuat rumusan mengenai masalah apa yang

akan ditemukan dan diuraikan dalam Naskah Akademik tersebut. Pada

dasarnya identifikasi masalah dalam suatu Naskah Akademik mencakup 4

(empat) pokok masalah, yaitu sebagai berikut:

1) Permasalahan apa yang dihadapi dalam pembentukan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Rumah Kos

2) Mengapa perlu Rancangan Peraturan Daerah sebagai dasar

pemecahan masalah tersebut, yang berarti membenarkan

pelibatan negara dalam penyelesaian masalah tersebut

3) Apakah yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis,

sosiologis, yuridis pembentukan Rancangan Peraturan Daerah

Kabupaten Klungkung tentang Rumah Kos ?.

4) Apakah sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup

pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dalam Rancangan

Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung tentang Rumah Kos ?.

C. Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Penyusunan Naskah Akademik

Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah yang dikemukakan

di atas, tujuan penyusunan Naskah Akademik dirumuskan sebagai berikut:

1) Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan

berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat serta cara-cara

mengatasi permasalahan tersebut.

2) Merumuskan permasalahan hukum yang dihadapi sebagai alasan

pembentukan Rancangan Undang-Undang atau Rancangan

Peraturan Daerah sebagai dasar hukum penyelesaian atau solusi

Page 11: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

6

permasalahan dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan

bermasyarakat.

3) Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis,

yuridis pembentukan Rancangan Undang-Undang atau Rancangan

Peraturan Daerah.

4) Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup

pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan dalam Rancangan

Undang-Undang atau Rancangan Peraturan Daerah.

Kegunaan penyusunan Naskah Akademik adalah sebagai acuan atau

referensi penyusunan dan pembahasan Rancangan Undang-Undang atau

Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Rumah Kos.

D. Metode

Penyusunan Naskah Akademik pada dasarnya merupakan suatu

kegiatan penelitian sehingga digunakan metode penyusunan Naskah

Akademik yang berbasiskan metode penelitian hukum atau penelitian lain.

Penelitian hukum dapat dilakukan melalui metode yuridis normatif dan

metode yuridis empiris. Metode yuridis empiris dikenal juga dengan

penelitian sosiolegal. Metode yuridis normatif dilakukan melalui studi

pustaka yang menelaah (terutama) data sekunder yang berupa Peraturan

Perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian, kontrak, atau

dokumen hukum lainnya, serta hasil penelitian, hasil pengkajian, dan

referensi lainnya. Metode yuridis normatif dapat dilengkapi dengan

wawancara, diskusi (focus group discussion), dan rapat dengar pendapat.

Metode yuridis empiris atau sosiolegal adalah penelitian yang diawali

dengan penelitian normatif atau penelaahan terhadap Peraturan

Perundang-undangan (normatif) yang dilanjutkan dengan observasi yang

mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor

nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan

Perundang-undangan yang diteliti. Penyusunan Naskah Akademik ini yang

Page 12: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

7

pada dasarnya merupakan suatu kegiatan penelitian penyusunan Naskah

Akademik digunakan metode yang berbasiskan metode penelitian hukum.1

D.1 Jenis Penelitian.

Dalam penelitian hukum terdapat dua model jenis penelitian yang

digunakan yaitu yaitu : Metode penelitian hukum normative atau

penelitian doctrinal dan Metode penelitian hukum sosiologis / empiris. 2

Bertitik tolak dari pemasalahan yang diangkat dalam kajian ini, maka

jenis penelitian dalam kajian ini mempergunakan penelitian hukum

normative. Dalam beberapa kajian jenis penelitian seperti ini juga disebut

dengan penelitian dogmatik.3 Dalam penelitian hukum normatif, untuk

mengkaji persoalan hukumnya dipergunakan bahan-bahan hukum yang

terdiri dari bahan hukum primer ( primary sources or authorities ) bahan-

bahan hukum sekunder ( secondary sources or authorities ) dan bahan

hukum tersier ( tertier sources or authorities ). Bahan-bahan hukum primer

dapat berupa peraturan perundang-undangan, bahan-bahan hukum

sekunder dapat berupa makalah, buku-buku yang ditulis oleh para ahli dan

bahan hukum tersier berupa kamus bahasa hukum dan kamus bahasa

Indonesia.

D.2. MetodePendekatan.

Dalam penelitian hukum normative ada beberapa metode pendekatan

yakni pendekatan perundang-undangan ( statute approach ), pendekatan

konsep (conceptual approach ), pendekatan analitis ( analytical approach ),

pendekatan perbandingan ( comparative approach ), pendekatan histories (

historical approach ), pendekatan filsafat ( philosophical approach ),dan

pendekatan kasus ( case approach).4 Dalam penelitian ini digunakan

beberapa cara pendekatan untuk menganalisa permasalahan. Dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan ( statute

1 Soelistyowati Irianto dan Sidharta, 2009, Metode Penelitian Hukum Konstelasi Dan

Refleksi,Yayasan Obor, h 177-178. 2 Rony Hanitijo Soemitro, 1985, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia

Jakarta, 1985, h 9. 3 Jan Gijsels,2005, Mark Van Hocke ( terjemahan B. Arief Sidharta ) Apakah Teori

Hukum Itu ? , Laboratorium Hukum Universitas Parahyangan Bandung, h. 109-110. 4 Peter Mahmud Marzuki; 2005, Penelitian Hukum, Jakarta Interpratama Offset, h.

93-137.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

8

approach ), pendekatan kasus ( case approach ) dan pendekatan konsep

hukum ( conceptual approach ).

Dalam penyusunan Naskah Akademik ini menggunakan pendekatan

perundang-undangan ( statute approach ), dilakukan dengan menelaah

peraturan perundang-undangan yang bersangkut paut dengan

pendelegasian kewenangan, antara lain UU Pemda, UU Pajak dn Retribusi

Daerah dan Peraturan yang mengatur tentang Pengelolaan Rumah Kos.

Pendekatan konsep hukum ( conceptual approach ) dilakukan dengan

menelaah pandangan-pandangan mengenai pendelegasian kewenangan

sesuai dengan penelitian tentang Rumah Kos5 Disamping itu digunakan

pendekatan kontekstual terkait dengan penerapan hukum dalam suatu

waktu yang tertentu.

D.3. Sumber Bahan Hukum.

Bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder.6 Bahan hukum primer adalah segala dokumen

resmi yang memuat ketentuan hukum, dalam hal ini adalah UU Pemda ,

UU Perbendaharaan Negara dan PP tentang Pengelolaan Rumah Kos serta

peraturan perundang-undangan yang lain yang terkait dengan

pendelegasian kewenangan mengatur pada peraturan perundang-

undangan.

Bahan hukum sekunder adalah dokumen atau bahan hukum yang

memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti hasil

penelitian atau karya tulis para ahli hukum yang memiliki relevansi dengan

penelitian ini, termasuk di dalamnya kamus dan ensiklopedia.

Selain itu akan digunakan data penunjang, yakni berupa informasi

dari lembaga atau pejabatdi lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten

Klungkung

D.4. Metode Pengumpulan Bahan Hukum.

Bahan hukum dikumpulkan melakukan studi dokumentasi, yakni

dengan melakukan pencatatan terhadap hal-hal yang relevan dengan

5 Ibid, h 19. 6 C.F.G.Sunaryati Hartono, 1994, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad

ke 2 , Alumni, Bandung, h 134.

Page 14: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

9

masalah yang diteliti yang ditemukan dalam bahan hukum primer, bahan

hukum sekunder maupun bahan hukum tersier.

D.5 Teknis Analisis Bahan Hukum

Teknik analisa terhadap bahan-bahan hukum yang dipergunakan

dalam kajian ini adalah teknik deskripsi, interpretasi, sistematisasi,

argumentasi dan evaluasi. Philipus M.Hadjon mengatakan bahwa tehnik

deskripsi adalah mencakup isi maupun struktur hukum positif.7 Pada

tahap deskripsi ini dilakukan pemaparan serta penentuan makna dari

aturan-aturan hukum yang dikaji dengan demikian pada tahapan ini hanya

menggambarkan apa adanya tentang suatu keadaan.8 Lebih lanjut

berkaitan dengan teknik Interpretasi Alf Ross mengatakan :

The relation berween a given formulation and specific complex of

facts.The technique of argumentation demanded by this method is directed toward discovering the meaning of the statute and arguing that the given facts sre either covered by it or not.9

( terjemahan bebas : Hubungan antara rumusan konsep yang diberikan dan kumpulan fakta khusus. teknik argumentasi ini

dibutuhkan oleh cara ini yang diarahkan kepada penemuan makna dari undang-undang dan fakta-fakta yang saling melengkapi satu

sama lain ) Dari sisi sumber dan kekuatan mengikatnya menurut I Dewa Gede

Atmadja secara yuridis interpretasi ini dapat dibedakan menjadi :10

1. Penafsiran otentik ; yakni penafsiran yang diberikan oleh

peraturan perundang-undangan itu sendiri. Penafsiran ini adalah

merupakan penjelasan-penjelasan yang dilampirkan pada undang-

undang yang bersangkutan ( biasanya sebagai lampiran ).

Penafsiran otentik ini mengikat umum ;

2. Penafsiran Yurisprudensi ; merupakan penafsiran yang ditetapkan

oleh hakim yang hanya mengikat para pihak yang bersangkutan ;

7 Philipus M Hadjon, 1994, Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik ( Normatif ) dalam

Yuridika Nomor 6 Tahun IX, Nopember-Desember h 33. 8 Erna Widodo , 2000, Konstruksi ke Arah Penelitian Deskriptif, Avy-rouz, h 16. 9 Alf Ross, 1969, On Law And Justice, University Of Californis Press, Barkely & Los

Angeles, h 111. 10 I Dewa Gede Atmadja, 1996, Penafsiran KOSitusi Dalam Rangka Sosialisasi

Hukum, Sisi Pelaksanaan UUD 1945 Secara Murni Dan konsekuen” Pidato Pengenalan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Hukum Tata Negara Pada FH.UNUD, h 14 .

Page 15: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

10

3. Penafsiran Doktrinal ahli hukum ; merupakan penafsiran yang

diketemukan dalam buku-buku dan buah tangan para ahli

sarjana hukum. Penafsiran ini tidak mempunyai kekuatan

mengikat, namun karena wibawa ilmiahnya maka penafsiran yang

dikemukakan, secara materiil mempunyai pengaruh terhadap

pelaksanaan undang-undang.

Bertitik tolak dari pandangan Philipus M. Hadjon dan I Dewa Atmadja

di atas, maka untuk membahas persoalan hukum yang akan dikaji, akan

dipergunakan penafsiran otentik, penafsiran gramatikal dan penafsiran

sejarah hukum.

Penafsiran otentik dalam kajian ini dimaksudkan adalah penafsiran

yang didasarkan pada penafsiran yang diberikan oleh pembentuk undang-

undang, melalui penjelasan-penjelasannya dan peraturan perundang-

undangan yang lain.

Sedangkan penafsiran Gramatikal dalam pengkajian dilakukan dalam

kaitannya untuk menemukan makna atau arti aturan hukum, khususnya

aturan hukum yang berkaitan dengan Pengelolaan Rumah Kos.

Page 16: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

11

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

Bab ini memuat uraian mengenai materi yang bersifat teoretis, asas,

praktik, perkembangan pemikiran, serta implikasi sosial, politik, dan

ekonomi, keuangan negara dari pengaturan dalam suatu Undang-Undang,

Peraturan Daerah Provinsi, atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Bab

ini dapat diuraikan dalam beberapa sub bab berikut:

A. Kajian teoretis

Pemerintah Daerah bertanggung jawab melindungi segenap bangsa

Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman

agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang

layak dan terjangkau di dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis,

dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai salah satu

kebutuhan dasar manusia, idealnya rumah harus dimiliki oleh setiap

keluarga, terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan bagi

masyarakat yang tinggal di daerah padat penduduk di perkotaan. Negara

juga bertanggung jawab dalam menyediakan dan memberikan kemudahan

perolehan rumah bagi masyarakat melalui penyelenggaraan perumahan

dan kawasan permukiman serta keswadayaan masyarakat. Penyediaan dan

kemudahan perolehan rumah tersebut merupakan satu kesatuan

fungsional dalam wujud tata ruang, kehidupan ekonomi, dan social budaya

yang mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup sejalan dengan

semangat demokrasi, otonomi daerah, dan keterbukaan dalam tatanan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pemerintah daerah

mempunyai tanggung jawab untuk menjadi fasilitator, memberikan

bantuan dan kemudahan kepada masyarakat, serta melakukan penelitian

dan pengembangan yang meliputi berbagai aspek yang terkait, antara lain,

tata ruang, pertanahan, prasarana lingkungan, industri bahan dan

komponen, jasa konstruksi dan rancang

Page 17: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

12

bangun, pembiayaan, kelembagaan, sumber daya manusia, kearifan lokal,

serta peraturan perundang-undangan yang mendukung. Kebijakan umum

pembangunan perumahan diarahkan untuk:

a. memenuhi kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau

dalam lingkungan yang sehat dan aman yang didukung

prasarana, sarana, dan utilitas umum secara berkelanjutan serta

yang mampu mencerminkan kehidupan masyarakat yang

berkepribadian Indonesia;

b. ketersediaan dana murah jangka panjang yang berkelanjutan

untuk pemenuhan kebutuhan rumah, perumahan, permukiman,

serta lingkungan hunian perkotaan dan perdesaan;

c. mewujudkan perumahan yang serasi dan seimbang sesuai

dengan tata ruang serta tata guna tanah yang berdaya guna dan

berhasil guna;

d. memberikan hak pakai dengan tidak mengorbankan kedaulatan

negara; dan

e. mendorong iklim investasi asing.

Pengertian dan jenis bentuk rumah diatur dalam Pasal 1 dan Pasal 21

Undang-Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

KawasanPemukiman

1.Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan

sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan,

penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan

perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap

perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah,

pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.

2.Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari

permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi

dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya

pemenuhan rumah yang layak huni.

7.Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat

tinggal yang layak huni, saranapembinaan keluarga, cerminan

harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

Page 18: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

13

8. Rumah komersial adalah rumah yang diselenggarakan dengan

tujuan mendapatkan keuntungan

Jenis dan Bentuk Rumah

(1) Jenis rumah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3)

dibedakan berdasarkan pelaku pembangunan dan penghunian

yang meliputi:

a. rumah komersial;

b. rumah umum;

c. rumah swadaya;

d. rumah khusus; dan

e. rumah negara.

(2) Rumah komersial sebagaimana dimaksud pada

Kos merupakan salah satu tempat penyedia jasa penginapan atau

tempat tinggal sementara yang terdiri dari beberapa kamar dan setiap

kamar memiliki beberapa fasilitas yang ditawarkan atau disediakan dan

juga mempunyai harga yang telah ditentukan oleh pemilik Kos sedangkan

lama waktu penyewaan ditentukan sendiri oleh si penyewa kamar. Kos ini

adalah salah satu tempat tinggal yang banyak diminati para pelajar

khususnya mahasiswa sebab Kos adalah salah satu

tempat hunian yang di sewa untuk di tinggalkan sementara.

Tabel 2 : Perbedaan rumah kontrakan dan Kos

Sudut pandang Rumah kontrakan Rumah kos

Sistem pembayaran

Pertahun atau kelipatanya Perbulan atau kelipatanya

Jangka waktu

sewa

Tahunan, jadi kalau sudah

bayar uang sewa tapi bosen maka harus over

kontrak.

Bulanan, sehingga cocok bagi

yang hendak mencari rumah sewa dalam waktu pendek.

Garasi / tempat parkir kendaraan

Setiap rumah punya garasi masing-masing.

Satu garasi untuk seluruh penghuni rumah Kos

Tagihan listrik

& air

Masing-masing rumah ada

meteran dan tagihan pembayarn sendiri.

Satu meteran untuk seluruh

kamar Kos, jadi uang sewa bulanan sudah termasuk

Page 19: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

14

bayar listrik dan air.

Pengawasan sudah seperti milik sendiri,

jadi langsung berhubungan dengan RT

atau perangkat desa setempat.

Ada bapak Kos, atau ibu Kos

yang bertugas mengawasi seluruh anak Kos.

Kondisi

bangunan

Bangunan berdiri sendiri,

sama seperti rumah warga pada umumnya.

Rata-rata menyatu dengan

pemilik rumah, hal ini untuk memudahkan pengawasan

dan penagihan bulanan

Dapur Setiap rumah punya dapur khusus.

Ada juga yang setiap kamar ada dapurnya, tapi kebanykan satu dapur untuk

seluruh anak Kos.

Kebebasan tamu

Bebas bertamu asalkan masih mematuhi norma

agama dan adat setempat.

Jam bertamu dan lokasi penerimaan tamu dibatasi.

Kondisi penyewa

Cocok bagi yang sudah berkeluarga, untuk ditempati bersama

pasangan dan anak-anak.

Cocok disewa oleh para pelajar, pekerja perantauan, mahasiswa dan sejenisnya.

B. Kajian terhadap asas/prinsip yang terkait dengan penyusunan norma.

Asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, telah

dipositipkan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. Dalam undang-

undang sebagaimana dimaksud, asas yang bersifat formal diatur dalam

Pasal 5 dan asas yang bersifat materiil diatur dalam Pasal 6. Pengertian

masing-masing asas ini dikemukakan dalam penjelasan pasal dimaksud.

Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, asas yang

bersifat formal pengertiannya dapat dikemukakan dalam tabel berikut.

Berdasarkan Pasal 5 UU 12/2011 mengatur :

1. kejelasan tujuan

2. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat 3. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan

4. dapat dilaksanakan 5. kedayagunaan dan kehasilgunaan 6. kejelasan rumusan

Page 20: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

15

7. Keterbukaan

Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Yang Baik, Yang

Bersifat Materiil diatur dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) UU 12/2011

antara lain :

1. Pengayoman 2. Kemanusiaan

3. Kebangsaan 4. Kekeluargaan

5. Kenusantaraan 6. Bhinneka Tunggal Ika 7. Keadilan

8. Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan 9. Ketertiban dan Kepastian Hukum

10. Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan

Asas-asas tersebut kemudian membimbing para legislator dalam

perumusan norma hukum ke dalam aturan hukum, yang berlangsung

dengan cara menjadikan dirinya sebagai titik tolak bagi permusan norma

hukum dalam aturan hukum. Dalam penyusunan Rancangan Peraturan

Derah tentang Pengelolaan Rumah Kos.

C. Analisis terhadap penentuan asas-asas ini juga memperhatikan

berbagai aspek bidang kehidupan terkait dengan Peraturan Perundang-undangan yang akan dibuat, yang berasal dari hasil

penelitian.

Dalam 95 ayat (4) Undang-Undang Pajak dan Retribusi Daerah

ditentukan Peraturan Daerah tentang Pajak dapat juga mengatur ketentuan

mengenai:

a. pemberian pengurangan, keringanan, dan pembebasan

dalam halhal tertentu atas pokok pajak dan/atau sanksinya;

b. tata cara penghapusan piutang pajak yang kedaluwarsa;

dan/atau

c. asas timbal balik, berupa pemberian pengurangan,

keringanan, dan pembebasan pajak kepada kedutaan,

konsulat, dan perwakilan negara asing sesuai dengan

kelaziman internasional.

Page 21: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

16

Dalam penelitian terkait dengan Penyusunan Raperda Kabupaten

Klungkung didasarkan pada asas-asas tersebut di atas, baik asas

pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik yang formal,

materiil, maupun asas yang termuat dalam UU Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah.

D. Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada, serta

permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Dalam pelaksanaannnya praktik penyelenggaraan selama ini di

Kabupaten Klungkung pengelolaan rumah Kos dalam bentuk pendataan

yang dilakukan oleh masing-masing kelurahan di Kabupaten Klungkung.

Berdasarkan data yang diperoleh dalam bentuk sebaran jumlah rumah Kos

di Kabupaten Klungkung antara lain :

Tabel 3 : Data Rumah Kos Di Kabupaten Klungkung

No Kelurahan Jumlah Rumah Jumlah Pemilik

1 Kelurahan Semarapura Kelod

a. Lingkungan Kemoning Kaja

b. Lingkungan Kemoning Kelod

c. Galiran

d. Pekandelan

65

247

206

25

15

32

24

4

2 Kelurahan Semarapura Kaja

a. Lingkungan Semarapura

Kaja

b. Budaga

c. Pengending

58

32

29

8

6

3

3 Semarapura Klod Kangin

a. Pande

160

23

Page 22: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

17

b. Menega 74 11

4 Kelurahan Semarapura Kangin

1.Lingkungan Senggoan

2. Lingkungan Lebah

42

49

8

13

Sumber : Data yang disampaikan oleh Bagian Hukum DPRD Klungkung

berdasarkan surat No 08/198/Pemtrantib, Tanggal 16 Oktober 2015

E. Kajian terhadap implikasi penerapan sistem baru yang akan diatur

dalam Undang-Undang atau Peraturan Daerah terhadap aspek

kehidupan masyarakat dan dampaknya terhadap aspek beban

keuangan negara.

Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Rumah

Kos merupakan sarana untuk menjaga agar terlaksananya :

a. terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak,

tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang

terkait dengan rumah kos ;

b. terwujudnya sistem penyelenggaraan Rumah Kos mengatur mengenai

pemanfaatan, pengelolaan, perijinan, pengawasan; dan

c. terwujudnya pengaturan tentang rumah Kos, sehingga dapat

dijadikan dasar dalam penegakan hukum terkait dengan rumah kos.

Pembentukan Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung tentang

Rumah Kos membawa implikasi pada aspek keuangan daerah dan

pendapatan daerah, sehingga sangat diperlukan adanya pengaturan.

Page 23: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

18

BAB III

EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

A. DASAR HUKUM

Kewenangan pengaturan Pajak diatur dalam Pasal 2 Undang-Undang

No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (selajutnya

disebut dalam UU PDRD). Dalam Pasal tersebut mengatur bahwa

(1) Jenis Pajak provinsi terdiri atas:

a. Pajak Kendaraan Bermotor; b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

d. Pajak Air Permukaan; dan e. Pajak Rokok.

(2) Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri atas: a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan; f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet; j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. (3) Daerah dilarang memungut pajak selain jenis Pajak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2). (4) Jenis Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) dapat tidak dipungut apabila potensinya kurang memadai dan/atau disesuaikan dengan kebijakan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(5) Khusus untuk Daerah yang setingkat dengan daerah provinsi, tetapi tidak terbagi dalam daerah kabupaten/kota

otonom, seperti Daerah Khusus Ibukota Jakarta, jenis Pajak yang dapat dipungut merupakan gabungan dari

Pajak untuk daerah provinsi dan Pajak untuk daerah kabupaten/kota.

Dalam kaitannya dengan penelitian pemahaman akan rumah KOS

dapat dikaitkan dengan pemahaman akan teks dan konteks dalam

Page 24: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

19

ketentuan Pasal 1 angka 21 Pemehaman dalam arti rumah Kos 10 kamar

adalah termasuk dalam pengertian hotel sebagaimana diatur bahwa :

Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan

termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,

pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah Kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

Berdasarkan Lampiran D UU No23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang

Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan kewenangan kepada

kabupaten/kota untuk mengatur tentang perumahan.

Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar hukum

pembentukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Rumah

Kos adalah :

1. Pasal 18 ayat (6) UUD NRI 1945

2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I

Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5049);

4. Undang-Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5188).

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234).

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

Page 25: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

20

244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 58 , Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5679);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 3 Tahun 2008

tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Klungkung

(Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Tahun 2008 Tambahan

Lembaran Daerah Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah No 2)

Pasal 18 ayat (6) UUD 1945 menentukan pemerintahan daerah

berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk

melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Ketentuan ini merupakan

landasan hukum konstitusional bagi pembentukan Peraturan Daerah.

Pemerintahan daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota adalah

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan (Pasal 18 ayat (2) UUD 1945).

Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan

pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan

Pemerintah Pusat (Pasal 18 ayat (5) UUD 1945).

Ketentuan tersebut menjadi politik hukum pembentukan Rancangan

Peraturan Daerah tentang Pemilihan Kepala Pengelolaan . Sebagai dasar

hukum formal pembentukan perda ini adalah Pasal 18 ayat (6) UUD 1945,

sebagaimana juga ditentukan pada Pedoman 39 Teknik Penyusunan

Peraturan Perundang-undangan (TP3U) Lampiran UU 12/2011, yang

menyatakan bahwa dasar hukum pembentukan Peraturan Daerah adalah

Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

B. KETERKAITAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

YANG LAIN

Page 26: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

21

Kekuasaan untuk membuat aturan dalam kehidupan bernegara

dikonstruksikan berasal dari rakyat yang berdaulat yang dilembagakan

dalam organisasi negara di lembaga legislatif sebagai lembaga perwakilan

rakyat misalnya kekuasaan membentuk undang-undang merupakan

kekuasaan negara yang dipegang oleh badan legislatif.11 Sedangkan cabang

kekuasaan pemerintahan negara sebagai organ pelaksana atau eksekutif

hanya menjalankan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh cabang

legislative. Sementara itu cabang kekuasaan kehakiman atau yudikatif

bertindak sebagai pihak yang menegakkan peraturan-peraturan itu melalui

proses peradilan.

Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rumah KOS

dalam rangka pelaksanaan pemerintahan dalam bentuk pengelolaan rumah

Kos dalam bentuk pengendalian.

Tabel 4 : Keterkaitan dengan Peraturan Perundang-undangan yang lain

Materi

Muatan

Keterkaitan Dengan Peraturan Perundang-Undangan

UU PDRD UU PKP UU Pemda

1. Pengel

olaan

rumah kos

2. Izin

pengelolaan

3. Pemut

ahira

n izin 4. Pungu

tan

5. Hak dan

kewaji

ban 6. Partisi

pasi

Masyarakat

7. Pembi

naan

dan

Pasal 2 ayat (2)

Jenis Pajak

kabupaten/kota terdiri atas:

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan

Jalan; f. Pajak Mineral

Bukan Logam dan

Batuan; g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet;

j. Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan; dan

k Bea Perolehan Hak

Jenis dan Bentuk

Rumah

Pasal 21 (1) Jenis rumah

sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3)

dibedakan

berdasarkan

pelaku pembangunan dan

penghunian yang

meliputi: a. rumah

komersial;

b. rumah umum; c. rumah

swadaya;

d. rumah khusus; dan

e. rumah negara.

(2) Rumah

komersial

a. Penyediaan

danehabilitasi rumah

korbanbencana kabupaten/kota.

b. Fasilitasi penyediaan

rumah bagi masyarakatyang terkena

relokasi

c. program

PemerintahDaerah kabupaten/kota.

d. Penerbitan izin pembangunan dan

pengembangan

perumahan.

e. Penerbitan sertifikat

kepemilikan bangunan gedung (SKBG).

f. Penerbitan izin

11 Made Subawa, 2003, Implikasi Yuridis Pengalihan Kekuasaan Membentuk

Undang-Undang terhadap Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Pasca perubahan UUD 1945, Disertasi Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga, Surabaya, h. 1.

Page 27: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

22

Pengawasan

8. Sanks

i Admin

istrati

f 9. Penda

naan

atas Tanah dan Bangunan

sebagaimana

dimaksud

pada

pembangunan danpengembangan

kawasan permukiman.

g. Penataan dan peningkatan kualitasan

kawasan perumahan

h. Pencegahan perumahan dan kawasan

permukiman kumuh

pada Daerah kabupaten/kota

i. Penyelenggaraan PSU

perumahan.

Sumber : UU PDRD, UU tentang Perumahan dan Pemukiman, UU tentang

Pemerintahan Daerah

Page 28: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

23

BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

Validitas hukum sebagaimana dimaksudkan oleh Hans Kelsen,

adalah eksistensi spesifik dari norma-norma. Dikatakan bahwa suatu

norma adalah valid adalah sama halnya dengan mengakui eksistensinya

atau menganggap norma itu mengandung “kekuatan mengikat” bagi

mereka yang perbuatannya diatur oleh peraturan tersebut.12

Merujuk pada pandangan teoritik dari para sarjana yang telah

dikemukakan di atas, dikaitkan dengan ketentuan tentang teknik

penyusunan peraturan perundang-undangan13 dan teknik penyusunan

naskah akademik14 yang diadopsi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

(UU No 12/2011),

A. Landasan Filosofis

Landasan filosofis merupakan pertimbangan atau alasan yang

menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan

pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana

kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila

dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Pengelolaan Rumah Kos Daerah landasan Filosofis adalah landasan

filosofisnya : Penyelenggaraan pemerintahan negara dan pemerintahan

daerah yang efektif dan efisien sangat membutuhkan tersedianya sarana

dan prasarana yang memadai yang terkelola dengan baik dan efisien

Landasan filosofis dalam penyusunan Peraturan Daerah tentang

Rumah Kos, bahwa rumah merupakan salah satu bentuk pemenuhan

12 Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, terjemahan Raisul

Muttaqien dari judul asli: General Theory of Law and State, (Bandung: Penerbit

Nusamedia dan Penerbit Nuansa, 2006), h. 40

13 Angka 18 dan 19 TP3 (vide Pasal 64 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011). 14Pasal 57 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.

Page 29: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

24

kebutuhan dasar yang wajib untuk dipenuhi sebagai bentuk perlindungan

bagi masyarakat.

B. Landasan Sosiologis.

Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alas an yang

menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan sosiologis

sesungguhnya menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan masalah

dan kebutuhan masyarakat dan negara. Landasan Sosiologis dalam

penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rumah Kos yaitu :

Penyelenggaraan pemerintahan negara dan pemerintahan daerah yang

efektif dan efisien sangat membutuhkan tersedianya sarana dan prasarana

yang memadai yang terkelola dengan baik dan efisien. Dalam penyusunan

rancangan peraturan daerah tentang rumah KOS landasan sosiologis yaitu

peningkatan perkembangan masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan

fasilitas dan rumah tanggan untuk bertempat tinggal di rumah Kos dalam

kurun waktu tertentu

C. Landasan Yuridis.

Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang

menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi

permasalahan hukum atau mengisi keKosongan hukum dengan

mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang

akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan

masyarakat.

Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang berkaitan

dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk

Peraturan Perundang-Undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum itu,

antara lain, peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang tidak

harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan yang lebih rendah dari

Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah, peraturannya sudah ada

tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali belum ada.

Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah berdasarkan Pasal 2 ayat

(2) Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Dan Retribusi Daerah

Page 30: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

25

kabupaten/ kota berwenang untuk mengatur dalam bentuk Peraturan

Derah tentang Pengelolaan Rumah Kos;

Page 31: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

26

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI

MUATAN UNDANG-UNDANG, PERATURAN DAERAH PROVINSI, ATAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

A. ARAH, SASARAN DAN JANGKAUAN PENGATURAN

Arah pengaturan dari Peraturan Daerah yang akan dibentuk ini adalah

memberikan landasan dan kepastian hukum bagi:

a. Pemerintah Kabupaten dalam memfasilitasi dan membimbing dalam

memberikan arah pengaturan terkait dengan rumah kos;

b. Pemilik rumah kos dalam melakukan pengelolaan rumah kos

Sasaran yang hendak diwujudkan dari Peraturan Daerah yang akan

dibentuk ini adalah terwujudnya pengelolaan rumah kos. Jangkauan

pengaturan dari Peraturan Daerah yang akan dibentuk ini adalah

memberikan pedoman bagi pemilik rumah kos dan pemangku kepentingan

terkait dengan rumah kos..

B. RUANG LINGKUP MATERI MUATAN

Naskah Akademik pada akhirnya berfungsi mengarahkan ruang

lingkup materi muatan Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan

Daerah Provinsi, atau Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang

akan dibentuk. Dalam Bab ini, sebelum menguraikan ruang lingkup materi

muatan, dirumuskan sasaran yang akan diwujudkan, arah dan jangkauan

pengaturan.

Materi didasarkan pada ulasan yang telah dikemukakan dalam bab

sebelumnya. Selanjutnya mengenai ruang lingkup materi pada dasarnya

mencakup: isi sesuai dengan materi muatan dalam PP

A. ketentuan umum memuat rumusan akademik mengenai pengertian istilah, dan frasa;

B. materi yang akan diatur; C. ketentuan sanksi; dan

D. ketentuan peralihan. Jangkauan materi muatan dalam penyusunan Rancangan Peraturan

Daerah :

Page 32: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

27

1. Ketentuan Umum

2. Pengelola Rumah Kos

3. Izin Pengelolaan Rumah Kos

4. Pemutahiran Izin Pengelolaan Rumah Kos

5. Pungutan

6. Hak dan Kewajiban

7. Partisipasi Masyarakat

8. Pembinaan dan Pengawasan

9. Sanksi Administratif

10. Pendanaan

11. Ketentuan Penutup

Penjabaran jangkauan dan arah pengaturan dalam bentuk materi muatan

sebagimana dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5 : Ruang Lingkup materi muatan dalam Peraturan Daerah PENGELOM

POKAN

KATEGORI

DALAM

BATANG

TUBUH

SUBSTANSI

Umum BAB I

KETENTUAN

UMUM

1. Pengelolaan Rumah Kos adalah kegiatan menyediakan dan mengurus Rumah Kos.

2. Rumah Kos adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal

yang terdiri dari kamar-kamar yang sebagian atau seluruhnya diselenggarakan dengan tujuan

mendapatkan keuntungan dengan cara menyewakan kepada orang lain sebagai

tempat tinggal dalam kurun waktu paling sedikit (satu) bulan.

3. Kamar Kos yang selanjutnya disebut Kamar adalah bangunan gedung baik sebagai bagian dari Rumah Kos maupun

berdiri sendiri yang diselenggarakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan

dengan cara menyewakan kepada orang lain sebagai tempat tinggal dalam kurun

waktu paling sedikit (satu) bulan

4. …

Pengelolaan BAB II

PENGELOLAAN

(1) Pemilik Rumah Kos merupakan Pengelola Rumah Kos.

Page 33: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

28

RUMAH KOS (2) Pengelola Rumah Kos melaksanakan Pengelolaan Rumah Kos.

(3) Pengelola Rumah Kos dapat

melimpahkan pengurusan Rumah Kos kepada orang lain.

(4) Dalam hal melimpahkan pengurusan

Rumah Kos sebagaimana dimaksud pada

ayat (3), Pengelola Rumah Kos wajib

melimpahkan kepada orang yang

berdomisili di desa /kelurahan tempat

Rumah Kos berada.

(5) Orang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan Pengurus Rumah Kos.

Izin BAB III

IZIN

PENGELOLAAN

RUMAH KOS

(1) Pengelola Rumah Kos wajib memiliki izin Pengelolaan Rumah Kos.

(2) Izin Pengelolaan Rumah Kos

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Bupati.

(3) Bupati dapat melimpahkan kewenangan penerbitan Izin

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Kepala Badan.

(4) Izin Pengelolaan Rumah Kos berlaku

selama Pengelola Rumah Kos menjalankan usahanya.

BAB IV PEMUTAHIRA

N IZIN

PENGELOLAAN RUMAH

KOS

(1) Pengelola Rumah Kos wajib mengajukan

permohonan pemutakhiran Izin

Pengelolaan Rumah Kos apabila terdapat

suatu perubahan kondisi terhadap hal

yang tercantum di dalam Izin

Pengelolaan Rumah Kos paling lambat

30 (tiga puluh) hari kerja setelah suatu

perubahan terjadi.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diajukan kepada Bupati

melalui Kepala Badan.

(3) Pengajuan permohonan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) disertai dengan

dokumen penunjang yang terkait.

Pungutan BAB V (1) Izin Pengelolaan Rumah Kos tidak

Page 34: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

29

PENGUTAN dipungut retribusi perizinan tertentu. (2) Pengelolaan Rumah Kos yang mengelola

paling sedikit 10 (sepuluh) Kamar Kos

dikenakan Pajak Hotel sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Pajak Hotel.

Hak dan

Kewajiban BAB VI

HAK DAN KEWAJIBAN

Pengelola Rumah Kos dan/atau Pengurus

Rumah Kos wajib:

a. meminta fotokopi Kartu Tanda Penduduk

Penghuni Rumah Kos;

b. meminta Penghuni Rumah Kos

memperlihatkan Kartu Tanda Penduduknya;

c. melakukan registrasi Penghuni Rumah Kos;

d. melaporkan Penghuni Rumah Kos kepada

Kepala Lingkungan atau Kepala Dusun

paling lama 1x24 jam sejak diterimanya

sebagai Penghuni Rumah Kos; dan

e. membuat tata tertib Rumah Kos.

Partisipasi

BAB VII

PARTISIPASI MASYARAKA

T

(1) Masyarakat berhak berpartisipasi dalam

pengelolaan Rumah Kos. (2) Partisipasi masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. menyampaikan keluhan kepada

Pengelola Rumah Kos dan/atau Pengurus Rumah Kos apabila Pengelolaan Rumah Kos menimbulkan

gangguan ketertiban masyarakat; atau

b. menyampaikan keluhan kepada

Kepala Lingkungan atau Kepala

Dusun apabila Pengelolaan Rumah

Kos menimbulkan gangguan

ketertiban masyarakat;

Pembinaan BAB VIII

PEMBINAAN

DAN PENGAWASA

N

(1) Bupati melakukan pembinaan atas Pengelolaan Rumah Kos.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. sosialisasi peraturan perundang-

undangan berkenaan dengan Pengelolaan Rumah Kos dan

administrasi kependudukan kepada Pengelola Rumah Kos dan/atau

Pengurus Rumah Kos;

b. sosialisasi peraturan perundang-

undangan berkenaan dengan

Page 35: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

30

administrasi kependudukan kepada

Penghuni Rumah Kos;

koordinasi dengan Bendesa Desa Pakraman untuk mencegah Pengelolaan Rumah Kos menimbulkan hal yang

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan/atau hukum

adat

Sanksi BAB IX

SANKSI ADMINISTRA

TIF

(1) Pengelola Rumah Kos dan/atau

Pengurus Rumah Kos yang tidak

memenuhi ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), Pasal 4

ayat (3), Pasal 11 ayat (1), dan/atau

Pasal 16 dikenai teguran tertulis

pertama.

(2) Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh)

hari kerja setelah diberikan teguran

tertulis pertama, Pengelola Rumah Kos

dan/atau Pengurus Rumah Kos tidak

memenuhi ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), Pasal 4

ayat (3), Pasal 11 ayat (1), dan/atau

Pasal 16 dikenai teguran tertulis kedua.

(3) Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh)

hari kerja setelah diberikan teguran

tertulis kedua, Pengelola Rumah Kos

dan/atau Pengurus Rumah Kos tidak

memenuhi ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), Pasal 4

ayat (3), Pasal 11 ayat (1), dan/atau

Pasal 16, Izin Pengelolaan Rumah Kos

dibekukan.

(4) Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh)

hari kerja setelah Izin Pengelolaan

Rumah Kos dibekukan, Pengelola

Rumah Kos dan/atau Pengurus Rumah

Kos tidak memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

ayat (4), Pasal 4 ayat (3), Pasal 11 ayat

(1), dan/atau Pasal 16, Izin Pengelolaan

Page 36: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

31

Rumah Kos dicabut.

Pendanaan BAB X

PENDANAAN

Pendanaan atas pelaksanaan Peraturan Daerah ini bersumber dari Anggaran Pendapat dan Belanja Daerah Kabupaten

Klungkung.

Penutup BAB XI

KETENTUAN

PENUTUP

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

||||

Page 37: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

32

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan kajian yang telah di lakukan di BAB terdahulu, dapat

ditarik kesimpulan

Pertama, bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung memiliki

kewenangan untuk melakukan pengaturan tentang rumah Kos

Kedua kewenangan tentang pembentukan Peraturan Daerah tentang rumah

Kos berdasarkan :

a. Pasal 18 ayat (6) UUD NRI 1945

b. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah

Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5049);

d. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234).

e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Page 38: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

33

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 , Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5679);

f. Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 3 Tahun

2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten

Klungkung (Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung Tahun

2008 Tambahan Lembaran Daerah Nomor 3, Tambahan

Lembaran Daerah No 2)

Ketiga, penyusunan Peraturan Daerah diperlukan agar rumah Kos

memiliki landasan dan kepastian dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah.

Keempat, pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis

pembentukan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah adalah :

a. Pertimbangan Filosofis, bahwa rumah merupakan salah satu bentuk

pemenuhan kebutuhan dasar yang wajib untuk dipenuhi sebagai bentuk

perlindungan bagi masyarakat ;

b. Pertimbangan Sosiologis bahwa peningkatan perkembangan masyarakat

dan kebutuhan masyarakat akan fasilitas dan rumah tanggan untuk

bertempat tinggal di rumah Kos dalam kurun waktu tertentu

c. Pertimbangan yuridis bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (2) Undang-

Undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Dan Retribusi Daerah

kabupaten/ kota berwenang untuk mengatur dalam bentuk Peraturan

Derah tentang Rumah Kos.

Kelima, arah, sasaran, dan jangkauan pengaturan, dan ruang lingkup

materi muatan Peraturan Daerah yang akan dibentuk adalah:

1. Arah pengaturan dari Peraturan Daerah yang akan dibentuk ini

adalah memberikan landasan dan kepastian hukum dalam

Pengelolaan Rumah Kos.

2. Sasaran yang hendak diwujudkan dari Peraturan Daerah yang

akan dibentuk ini adalah Pengelolaan Rumah Kos yang transparan,

efektif dan memiliki kepastian hukum.

Page 39: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

34

3. Jangkauan pengaturan dari Peraturan Daerah yang akan dibentuk

ini adalah memberikan pedoman bagi:

a. Pemerintah Kabupaten dalam memfasilitasi dalam Pengelolaan

Rumah Kos;

b. Pemilik Rumah Kos dalam menetapkan pelaksaan Pengelolaan

Rumah Kos Penyewa Rumah Kos

4. Ruang lingkup materi muatan Peraturan Daerah yang akan

dibentuk Pembinaan dan Pengawasan.

B. SARAN

Penyusunan Naskah Akademik ini berikut Konsep Awal Rancangan

Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Rumah Kos diadakan FGD yang

melibatkan SKPD terkait maupun para pengemban kepentingan dengan

tujuan mendapat saran dan kritik menuju penyempurnaan naskah ini.

sesuai dengan asas keterbukaan dan ketentuan tentang partisipasi

masyarakat dalam Pasal 96 UU P3 2011 dan Pasal 354 ayat (4) UU

Pemerintahan Daerah 2004. Dalam Pasal 354 ayat (4) UU Pemerintahan

Daerah 2014. Pasal partisipasi masyarakat dalam bentuk :

a. konsultasi publik; b. musyawarah;

c. kemitraan; d. penyampaian aspirasi;

e. pengawasan; dan/atau f. keterlibatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

Page 40: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

35

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Alf Ross, 1969, On Law And Justice, University Of Californis Press, Barkely & Los Angeles C.F.G.Sunaryati Hartono, 1994, Penelitian Hukum Di

Indonesia Pada Akhir Abad ke 2 , Alumni, Bandung Erna Widodo , 2000, Konstruksi ke Arah Penelitian Deskriptif, Avy-rouz

Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, terjemahan Raisul Muttaqien dari judul asli: General Theory of Law and State,

(Bandung: Penerbit Nusamedia dan Penerbit Nuansa, 2006 I Dewa Gede Atmadja, 1996, Penafsiran KOSitusi Dalam Rangka Sosialisasi

Hukum, Sisi Pelaksanaan UUD 1945 Secara Murni Dan konsekuen” Pidato Pengenalan Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Hukum Tata

Negara Pada FH.UNUD. Jan Gijsels,2005, Mark Van Hocke ( terjemahan B. Arief Sidharta ) Apakah

Teori Hukum Itu ? , Laboratorium Hukum Universitas Parahyangan

Bandung. Rony Hanitijo Soemitro, 1985, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia

Indonesia Jakarta, 1985 Soelistyowati Irianto dan Sidharta, 2009, Metode Penelitian Hukum

Konstelasi Dan Refleksi,Yayasan Obor. Peter Mahmud Marzuki; 2005, Penelitian Hukum, Jakarta Interpratama

Offset.

Philipus M Hadjon, 1994, Pengkajian Ilmu Hukum Dogmatik ( Normatif ) dalam Yuridika Nomor 6 Tahun IX, Nopember-Desember

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kotamadya

Daerah Tingkat II Klungkung ( Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1992 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3480 ).

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).

Page 41: LAPORAN PENELITIAN NASKAH AKADEMIK ......mendalam serta penyebarluasan kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap Peraturan Perundang-undangan

36

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355).

Undang-Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5188).

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5234).

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),

sebagimana diubah beberapa kali terkhir dengan Undang-Undang No

2 tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah Menjadi Undang-Undang ( Lembaran Negara Republik

Indoensia Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran

negara republik Indonesia Nomor 5657).