laporan penelitian faktor faktor yang mempengaruhi status gizi

53
Laporan Penelitian FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI KURANG PADA ANAK USIA BALITA DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT PERIODE 4 OKT – 12 NOV 2014 Disusun : Sabrina Oktarianti Pembimbing : dr. Budi Kidarsa

Upload: sabrina-oktarianti

Post on 16-Dec-2015

37 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

status gizi

TRANSCRIPT

Laporan Penelitian FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI KURANG PADA ANAK USIA BALITA DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT PERIODE 4 OKT 12 NOV 2014

Laporan Penelitian FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI KURANG PADA ANAK USIA BALITA DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT PERIODE 4 OKT 12 NOV 2014Disusun : Sabrina OktariantiPembimbing : dr. Budi Kidarsa Latar belakangGizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Masalah kekurangan gizi telah menjadi perhatian dunia, khususnya masalah gizi kurang pada anak balita dikarenakan kekurangan gizi pada anak balita akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan PENDAHULUANkasus gizi kurang Dinas Kesehatan selama Januari Desember 2005 adalah 75.671 anak penderita gizi kurang dan buruk, sekitar 10% berakhir dengan kematianData yang diperoleh dari Puskemas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat pada bulan Januari 2014 sampai agustus 2014 masih terdapat anak usia balita yang mengalami gizi kurang yaitu sebesar 9,8 % Menurut wawancara dengan petugas gizi Puskesmas Kecamatan Kembangan, ibu yang mempunyai anak dengan berat badan kurang, setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pernyataan Masalah Dari data Puskesmas terdapat kejadian 9,8 % anak usia balita yang mengalami gizi kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat pada bulan September 2014Perumusan masalah

1. Bagaimana gambaran status gizi pada anak usia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan?2. Bagaimana gambaran konsumsi zat gizi (konsumsi energi dan protein) pada anakusia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan?3. Bagaimana gambaran pola asuh pada anak usia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan?4. Bagaimana gambaran karakteristik ibu ( pendidikan ibu, pekerjaan ibu,pengetahuan gizi ibu) pada anak usia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan?5. Bagaimana gambaran karakteristik keluarga (pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga) pada anak usia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan?6. Faktor apa yang paling mengambarkan status gizi kurang pada anak usia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan?

Pertanyaan Masalah TujuanTujuan Umum :Diketahuinnya faktor-faktor yang berpengaruh dengan status gizi kurang pada anak usia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan.

Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran status gizi pada anak usia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan?2. Diketahuinya gambaran konsumsi zat gizi (konsumsi energi dan protein) pada anakusia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan?3. Diketahuinya gambaran pola asuh pada anak usia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan?4. Diketahuinya gambaran karakteristik ibu ( pendidikan ibu, pekerjaan ibu,pengetahuan gizi ibu) pada anak usia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan?5. Diketahuinya gambaran karakteristik keluarga (pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga) pada anak usia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan?6. Diketahunya Faktor apa yang paling mengambarkan status gizi kurang pada anak usia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan?

Manfaat Penelitian Bagi Masyarakat : Memberikan masukan kepada masyarakat yang mempunyai balita agar memperhatikan status gizi balitanyaBagi Puskesmas :Sebagai tambahan serta masukan kepada pihak pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas untuk memberikan informasi dalam upaya menurunkan prevalensi gizi dalam merencanakan upaya penanggulangan program gizi kurang

Bagi Peneliti :Mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian, serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan status gizi kurang pada anak usia balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan

TINJAUAN PUSTAKAStatus GiziDefinisi Status GiziStatus gizi merupakan kondisi kesehatan seseorang atau sekelompok orang karena konsumsi, menyerap dan memanfaatkan nutrisi. Dengan mengevaluasi status gizi seseorang, maka kita dapat mengetahui seberapa baik atau buruk status gizinya. Menurut Tarwojo dan Soekirman status gizi merupakan refleksi dari konsumsi makanan dan pemanfaatannya bagi tubuh.

Penilaian Status GiziStatus gizi anak diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB anak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu: berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

(Z-score) dengan menggunakan baku antropometri WHO 2006

Klasifikasi status giziKonsumsi Energi dan Protein :Masa pertumbuhan pada balita membutuhkan zat gizi yang cukup, karena pada masa itu semua organ tubuh yang penting sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Kurangnya asupan energi dan protein secara kwanitas dan kwalitasnya mempengaruhi status gizi pada balitaFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Status GiziPola asuh : Pola asuh seorang ibu yang buruk terhadap anaknya, terutama pola asuh ibu tentang pemberian makan, perhatian dalam anak balita menghabiskan makanannya, menyediakan sendiri makanan balitanya, hal tersebut berperan secara tidak langsung terhadap status gizi anak menjadi kurang.Ibu bekerja : Ibu yang berkerja memberikan efek yang kurang baik terhadap gizi anak terutama ibu yang berkerja diluar rumah dan ditambah jarak antara rumah dan tempat kerja yang telalu jauh, membuat sang ibu tidak dapat memperhatikan secara langsung kebutuhan yang di perlukan sang anak. Pendidikan Ibu :Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi karena berhubungan dengan kemampuan seseorang menerima dan memahami sesuatu, karena tingkat pendidikan seseorang ibu dapat mempengaruhi pola konsumsi makan melalui cara pemilihan bahan makanan pada balita. Pengetahuan Ibu :Pengetahuan yang dimiliki ibu dapat menentukan jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi, mengelola dan menjadikan, mendistribusikan makanan kepada anak-anaknyaJumlah Anak :Jumlah anak yang banyak pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi cukup akan mengakibatkan berkurangnya kwalitas dan kwantitas dari kebutuhan primer seperti makananPendapatan Keluarga :Pendapatan merupakan daya membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan dengan pendapatan terbatas, besar kemungkinan kurang dapat memenuhi kebutuhan asupan makanan keluarga, setidaknya keanekaragaman bahan makanan kurang bisa dijamin, karena dengan uang yang terbatas itu tidak akan banyak pilihan.Penyakit Infeksi :terjadinya penyakit infeksi akan mempengaruhi status gizi karena penyakit infeksi menyebabkan penyerapan zat gizi dari makanan terganggu Budaya :Dimana terdapat kepercayaan atau pantangan pantangan makanan untuk dimakan, dan ada juga yang beranggapan kalau balitanya berperawakan kecil dan kurus itu karena keturunan, sehingga orang tua tak berupaya memperbaiki kwalitas dan kwantitas asupan makanan pada balitanya, yang mempengaruhi status gizi balita secara tidak langsung.

Kerangka Konsep Menurut wawancara dengan petugas gizi Puskesmas, ibu yang mempunyai anak dengan berat badan kurang, setiap tahunnya mengalami peningkatan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mencari tahu lebih jauh faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya status gizi kurang pada balita di Puskesmas Kecamatan Kembangan.

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Hipotesis AlternatifTerdapat hubungan bermakna antara faktor-faktor resiko dengan status gizi kurang pada balita.

Variabel DependenStatus gizi Definisi : Diukur menggunakan tabel WHO berdasarkan jenis kelamin BB/TBCara Ukur : Tabel WHO berdasarkan BB/TBAlat Ukur : Timbangan dan pengukur tinggi badanHasil Ukur : 0. Kurang ( di bawah -2 SD), 1. Baik ( 2 sampai -2 SD)Skala : Ordinal

Variabel Independen1. Konsumsi Energi ProteinDefinisi : Jumlah energi yang dikonsumsi balita yang diperoleh melalui makanan dengan food frequency questionnaire (FFQ) dalam sehari.Cara Ukur :Formulir semikuantitatif FFQAlat Ukur : Formulir semikuantitatif FFQHasil Ukur : 0. Kurang ( 80% AKG), 1. Baik (> 80% AKG)Skala : Ordinal

2. Pola Asuh Definis : Tindakan memberikan perhatian yang penuh balita yang mencakup tentang praktek dan perhatian terhadap pemberian makanan.Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuisioner Hasil Ukur : 0. Tidak baik ( 80%), 1. Baik (> 80%)Skala : Ordinal

3. Ibu bekerja atau tidak Definisi : Ibu bekerja atau tidak bekerja ( IRT )Cara Ukur : WawancaraAlat Ukur : Kuisioner Hasil Ukur : 0. Bekerja, 1. Tidak bekerja ( Ibu rumah tangga )Skala : Ordinal4. Pendidikan Ibu Definisi : Jenjang pendidikan formal tertinggi yang diselesaikan ibu respondenCara Ukur : Wawancara Alat Ukur : Kuisioner Hasil Ukur : 0. Rendah , jika pendidikan ibu hanya tamat SD atau dibawahnya 1. Tinggi, jika pendidikan ibu lebih dari tamat SD atau diatasnyaSkala : Ordinal

Pengetahuan Gizi IbuDefinisi : Kemampuan ibu dalam menjawab pertanyaan pengetahuan tentang gizi Cara Ukur : Wawancara Alat Ukur : KuisionerHasil Ukur : 0. Kurang, jika jawaban benar ( 80%) pertanyaan gizi yang diberikan seputar kurang gizi,ASI, manfaat makanan. 1. Baik, jika jawaban benar (> 80%)Skala : Ordinal6. Jumlah Anak Definisi : Jumlah anak dalam satu keluarga pada saat dilakukan penelitianCara Ukur : WawancaraAlat Ukur : Kuisioner Hasil Ukur : 0. > 2 orang, 1. 2 orang ( berdasarkan BKKBN )Skala : Ordinal

7. Pendapatan KeluargaDefinisi : Pendapatan yang diperoleh oleh keluarga setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan setiap hariCara Ukur : WawancaraAlat Ukur : KuisionerHasil Ukur : 0. Kurang ( Rp 1.500.000/ bln), 1. Baik (> Rp 1.500.000/ bln)Skala : Ordinal8. Penyakit InfeksiDefinisi : Anak yang menderita penyakit infeksi seperti ISPA atau Diare dalam sebulan terakhirCara Ukur : WawancaraAlat Ukur : Kuisioner Hasil Ukur : 0. > baik , 1. tidak baik orang Skala : Ordinal

9. Budaya : Definisi : terdapatnya kepercayaan tentang pantangan makanan Cara Ukur : WawancaraAlat Ukur : Kuisioner Hasil Ukur : 0. > baik , 1. tidak baik orang Skala : Ordinal

METODOLOGI PENELITIAN

Disain Penelitian ;Penelitian ini menggunankan jenis penelitian deskriptif dengan desain studi survey cross sectional di mana pengukuran variabel independen dan variabel dependen dilakukan pada waktu yang bersamaan.Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kembangan yang dilakukan di poli MTBS dan Poli Gizi.

Waktu PenelitianWaktu penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober dan November 2014Populasi PenelitianPopulasi target : Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan KembanganPopulasi terjangkau : Semua pasien yang datang berobat Ke balai pengobatan MTBS ( manajemen terpadu Balita sakit ) dan Poli Gizi Puskesmas Kecamatan Kembangan pada tanggal 4 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 12 November 2014.Sampel: Pasien yang datang berobat ke Puskesmas Kecamatan Kembangan pada hari pengambilan data dan memenuhi kriteria inklusi.

Kriteria Inklusi Pasien Usia Balita yang berobat ke Puskesmas Kecamatan Kembangan dan bersedia menjadi respondenPasien Balita laki laki dan perempuan Pasien berusia Balita dg status gizi kurang

SampelPerhitungan Besar SampelPerkiraan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus. n = Z2 PQ d2Diperoleh besar sampel minimal yang diperlukan adalah 49 sampelTeknik pengambilan sampelPengambilan sampel secara consecutive non-random samplingTata capera pengambilan sampelPenelitian dilakukan oleh 1 orang peneliti, yaitu peneliti menanyakan persetujuan dari responden yang memiliki anak usia Balita untuk mengikuti penelitian inimenanyakan sejumlah pertanyaan dari kuesioner. Kemudian peneliti menimbang berat badan anak dari respondenmelakukan pencatatan berat badan anak dan memasukkan data berat badan menurut panjang badan per-usia tabel WHOpeneliti mengklasifikasikan status gizi anak kedalam kategori status gizi menurut tabel WHO.ditanyakan juga kesediaannya dalam mengikuti penelitian yang diadakan. Jika bersedia maka ditanyakan sejumlah pertanyaan (kuesioner terlampir).Berikutnya dilakukan menanyakan pertanyaan tentang hidangan sehari

Instrumen pengumpulan dataInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :Kuesioner Tabel hidangan sehariTimbangan injak Pengukur panjang badan BalitaTabel WHO Berat badan menurut panjang badan anak laki-laki dan perempuan usia BalitaPengumpulan dataInstrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:KuisionerTabel hidangan makanan sehariTimbangan dan pengukur tinggi badan.

Pengolahan dataPengumpulan seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan kuesioner dan tabel hidangan makanan sehari diolah dengan menggunakan data excel. Kemudian dilakukan proses perhitungan deskriptif meliputi tabulasi univariat dan bivariat.

HASIL PENELITIANAnalisis UnivariatBerdasarkan analisis univariat didapatkan total responden sebanyak 32 orang dengan rerata usia 16 bulan dan rerata berat badan 9,5 kg dan rerata tinggi badan 73 cm. Dimana terdapat 19 (59%) responden berjenis kelamin balita perempuan dan 13 (41%) responden berjenis kelamin balita laki-laki. Dan terdapatnya ibu tidak bekerja sebanyak 9 orang (28,1%), pendidikan ibu dibawah SMP sebanyak 5 orang (15,6%), pengetahuan gizi Ibu yang kurang sebanyak 4 orang ( 12,5%), Pola asuh yang tidak baik sebanyak 4 orang (12,5%), penyakit infeksi didapatkan sebanyak 24 orang (75%), Budaya yang pantang terhadap makanan tertentu sebanyak 1 orang (3,2%), Pendapatan keluarga kurang dari Rp 1500.000,00 sebanyak 8 orang (25%), Jumlah anak > 2 sebanyak 1 orang (3,2%) konsusmsi energi yang kurang sebanyak 13 orang (40,6%).

Analisis BivariatDari status gizi kurang balita tanpa KEP sebanyak 13 responden (40,62%), berdasarkan usia nilai tengah 15,46 bulan, usia minimal 8 bulan, usia maksimal 44 bulan. Berdasarkan berat badan nilai tengah 7,35kg, berat badan minimal 5,8kg, berat badan maksimal 9kg. Berdasarkan tinggi badan nilai tengah 72,72cm, tinggi badan minimal 63cm, tinggi badan maximal 93cm. Berdasarkan ibu yang bekerja 4 orang (12,5%), berdasarkan pendidikan ibu yang tidak baik 2 orang (6,25%), berdasarkan pengetahuan gizi ibu yang tidak baik 2 orang (6,25%), berdasarkan pola asuh yang tidak baik 2 orang (6,25%), berdasarkan penyakit infeksi 11 orang (34,3%), berdasarkan pendapatan keluarga 7 orang (21,87%).

PEMBAHASANTemuan penelitianBerdasarkan penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor resiko yang menyebabkan status gizi kurang pada balita. Menurut tinjauan pustaka yang penulis kutip teori bahwa pola pangan atau kekurangan energi protein yang ditemukan paling berpengaruh terhadap status gizi balita, sedangkan dalam penlitian yang penulis coba telti, termasuk faktor yang cukup berpengaruh ke 2 setelah faktor penyakit infeksi.

Temuan UtamaDari faktor yang mempengaruhi status gizi kurang pada balita, yang peneliti teliti terdiri dari faktor ibu bekerja atau tidak, pendidikan ibu, pola asuh, penyakit infeksi, budaya, pendapatan keluarga, jumlah anak dan konsumsi energi protein. Dari ke 9 faktor tersebut, yang peneliti temukan terbanyak adalah pada penyakit infeksi.Dari 32 responden yang diteliti, dimana dari 24 responden (75%) mengalami penyakit infeksi, dan kejadian terbanyak mengenai ASI yang disertai PASI 10 responden (41,7%), karena ASI tanpa kolostrum 6 responden (25%), karena Diare 4 responden (16,7%), karena ISPA 4 responden (16,7%).Penelitian ini tidak sesuai dengan teori, mungkin disebabkan oleh karena kurangnya jumlah sampel yang digunakan dibandingkan dengan besar sampel minimal yang dibutuhkan.

Keterbatasan penelitianBias seleksiBias seleksi tidak dapat disingkirkan karena pengambilan sampel dengan cara consecutive non-random sampling, yang distribusi faktor-faktor resiko dan penyakit berbeda pada subjek penelitian dan populasi, sehingga hubungan antara faktor risiko dan penyakit berbeda pada subjek penelitian dan populasiKESIMPULAN DAN SARANKesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan:Jumlah balita yang memiliki ibu bekerja dengan statu gizi kurang di Puskesmas Kecamatan Kembangan sebanyak 9 orang (28,12%), sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 23 orang (71,87%)Jumlah balita yang memiliki pendidikan ibu dibawah SMP sebanyak 5 orang (15,6%), sedangkan yang di atas SMP atau tamat SMP sebanyak 27 orang (84,3%)Jumlah balita yang memiliki pengtahuan gizi ibu yang kurang sebanyak 4 orang (12,5%), sedangkan yang pengetahuan gizi ibu baik sebanyak 28 orang (87,5%)

Jumlah balita yang memiliki pola asuh yang kurang sebanyak 4 orang (12,5%), sedangkan yang pola asuh baik sebanyak 28 orang (87,5%)Jumlah balita yang memiliki penyakit infeksi sebanyak 24 orang (75%), sedangkan yang tidak memilik penyakit infeksi sebanyak 8 orang (25%)Jumlah balita yang memiliki budaya dalam pantangan sebanyak 1 orang (3,2%), sedangkan yang tidak memiliki budaya pantangan sebanyak 31 orang (96,8%)Jumlah balita yang memiliki pendapatan keluarga < dari Rp 1.500.000 sebanyak 8 orang (25%), sedangkan yang pendapatan keluarganya > dari Rp 1.500.000 sebanyak 24 orang (75%)Jumlah balita yang memiliki jumlah anak lebih dari 2 orang sebanyak 1 orang (3,2%), sedangkan yang memiliki jumlah anak kurang dari 2 atau 2 sebanyak 31% (96,8%)Jumlah balita yang memiliki kekurangan energi protein dalam asupan makanannya adalah sebanyak 19 orang (59,5%), sedangkan yang memilik asupan normal sebanyak 13 orang (40,67%)

SaranSetelah mengetahui hasil penelitian ini, terdapat beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan, diantaranya:Puskesmas mengadakan penyuluhan tentang bagaimana cara agar menghindari terjadi penyakit infeksi kepada ibu yang memiliki anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta BaratMengadakan pelatihan bagi kader gizi yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat tentang pengetahuan bagaiamana mememilhara gizi anak balita mengenai Pengetahuan gizi, pola asuh yang baik, menghindari terjadinya infeksi, dan menambah asupan gizi seimbang sehingga diharapkan kader gizi dapat membagikan pengetahuan kepada ibu yang mempunyai anak balita di wilayah kerjanya.Memberikan informasi kepada responden tentang bagaimana menghindari gizi anak kurang melalui pengetahuan gizi, pola asuh, menghindari penyakit infeksi dan asupan gizi seimbang.Penelitian ulang dengan menggunakan jumlah responden yang lebih besar dan waktu penelitian yang lebih panjang.