pengaruh faktor ekonomi dan status gizi buruk …

61
PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK TERHADAP TERJADINYA ANGULAR CHEILITIS PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi TITHANIA ULFIFAT THAQWA ADHA 160600047 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI

BURUK TERHADAP TERJADINYA ANGULAR

CHEILITIS PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

Syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

TITHANIA ULFIFAT THAQWA ADHA

160600047

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Penyakit Mulut

Tahun 2021

Tithania Ulfifat Thaqwa Adha

Pengaruh Faktor Ekonomi Dan Status Gizi Buruk Terhadap Terjadinya Angular

Cheilitis Pada Anak Usia 6-12 Tahun

ii+ 37 halaman

World Health Organizatuon (WHO) memperkirakan 181,9 juta (32%) anak

kekurangan gizi di negara berkembang, sehingga menyebabkan tingginya persentase

angular cheilitis. Anak-anak yang memiliki ekonomi yang rendah dan mengalami status

gizi yang buruk cenderung memiliki sistem imun yang rendah dan hal ini dapat memicu

terjadinya angular cheilitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

faktor ekonomi dan status gizi buruk terhadap terjadinya angular cheilitis pada anak usia

6-12 tahun. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan metode cross-

sectional. Populasi penelitian adalah data kepaniteraan pasien yang berkunjung ke

Departemen Ilmu Penyakit Mulut tahun 2019 yang berjumlah 41 orang. Teknik

pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Faktor ekonomi berupa tingkat

pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan dilakukan komunikasi dengan orang tua via

telepon. Pada penelitian ini faktor ekonomi dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan

skala yang bersifat kualitatif (Susi, 2012) dan status gizi untuk menilai gizi buruk

dilakukan menggunakan tabel data yang diklasifikasikan menurut Kemenkes (Kemenkes,

2010). Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan

terdapat pengaruh faktor ekonomi terhadap terjadinya angular cheilitis (p < 0,05) dan

terdapat pengaruh status gizi buruk terhadap terjadinya angular cheilitis (p < 0,05). Dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh faktor ekonomi dan status gizi buruk terhadap

terjadinya angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun.

Daftar Rujukan : 36 (2005-2018)

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal

TIM PENGUJI

KETUA : Dr. Wilda Hafny Lubis, drg., M.Si

ANGGOTA : 1. Nurdiana, drg., Sp.PM

2. Indri Lubis, drg., MDSc

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT sebab atas rahmat dan karunia-Nya yang

diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Penulis juga

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua penulis bapak Haris

Yanto, ibu Eva Safitri, kakak Ariesva Retno, adik Amalia Vega, dan nenek Mariani yang

selama ini senantiasa memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan baik moral maupun

materil kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

Selama pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K), selaku dekan Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Sayuti Hasibuan, drg., Sp.PM, selaku Ketua Departemen Ilmu Penyakit Mulut

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan

arahan dan masukan dalam penyelesaian skripsi.

3. Dr. Wilda Hafny Lubis, drg., M.Si, selaku dosen pebimbing penulis yang telah

banyak meluangkan waktu, memberikan masukan, arahan, dan saran yang sangat

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Nurdiana, drg., Sp.PM dan Indri Lubis, drg., MDSc, selaku dosen penguji yang

telah meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan arahan serta masukan

yang sangat membantu penulis dalam skripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dengan arahan dan

masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat penulis Hilda, Nisa, Vivi, Sindi, Bolon, Iyuk, Mira, Ninda, Ica,

Afrilla, Masna, Myu, Windy, Raihana, Rani, Elfriza, Rezky dan tokoh inspirasi

penulis yaitu Jeong Jaehyun atas semangat dan dukungan yang diberikan kepada

penulis selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

ii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................................

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...................................................................

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 4

1.4 Hipotesis .............................................................................................. 4

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................................ 4

1.5.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

2.1 Angular Cheilitis ................................................................................... 6

2.1.1 Definisi Angular Cheilitis................................................................... 6

2.1.2 Gambaran Klinis Angular Cheilitis..................................................... 6

2.1.3 Etiologi Angular Cheilitis................................................................... 7

2.1.4 Perawatan Angular Cheilitis ............................................................... 7

2.2 Status Gizi ............................................................................................ 8

2.2.1 Pengertian Status Gizi ........................................................................ 8

2.2.2 Gizi Buruk ......................................................................................... 8

2.2.3 Gejala Klinis Gizi Buruk .................................................................... 9

2.2.4 Pengukuran Antropometrik ................................................................ 9

2.2.5 Penatalaksanaan Gizi Buruk ............................................................. 10

2.3 Faktor Ekonomi .................................................................................. 11

2.4 Pengaruh Faktor Ekonomi dan Status Gizi Buruk Terhadapa Terjadinya

Angular Cheilitis Pada Anak Usia 6-12 Tahun ......................................... 13

2.5 Kerangka Teori ................................................................................... 15

2.6 Kerangka Konsep ................................................................................ 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 17

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 17

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................. 17

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

iii

3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................................ 17

3.2.2 Waktu Penelitian .............................................................................. 17

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 17

3.3.1 Populasi Penelitian ........................................................................... 17

3.3.2 Sampel Penelitian ............................................................................. 17

3.3.3 Besar Sampel Penelitian ................................................................... 18

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................... 18

3.4.1 Kriteria Inklusi ................................................................................. 18

3.4.2 Kriteria Eksklusi .............................................................................. 18

3.5 Variabel Penelitian .............................................................................. 18

3.6 Definisi Operasional ........................................................................... 19

3.7 Sarana Penelitian ................................................................................. 20

3.7.1 Alat Penelitian.................................................................................. 20

3.8 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 22

3.9 Pengolahan Data ................................................................................. 23

3.10 Etika Penelitian ................................................................................. 24

BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 25

4.1 Karakteristik Responden ..................................................................... 25

4.1.1 Pendidikan ....................................................................................... 25

4.1.2 Pekerjaan ......................................................................................... 25

4.1.3 Pendapatan ....................................................................................... 26

4.2 Status Gizi .......................................................................................... 26

4.3 Angular Cheilitis ................................................................................. 27

4.4 Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Terjadinya Angular Cheilitis ...... 27

4.5 Pengaruh Status Gizi Buruk Terhadap Terjadinya Angular Cheilitis .... 28

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................... 29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 33

6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 33

6.2 Saran ................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 34

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel 1. Klasifikasi status gizi menurut Kemenkes ............................................ 10

2. Tabel 2. Distribusi dan frekuensi subjek penelitian berdasarkan pendidikan ..... 25

3. Tabel 3. Distribusi dan frekuensi subjek penelitian berdasarkan pekerjaan ....... 25

4. Tabel 4. Distribusi dan frekuensi subjek penelitian berdasarkan pendapatan .... 26

5. Tabel 5. Distribusi dan frekuensi subjek penelitian berdasarkan status gizi ...... 26

6. Tabel 6. Distribusi dan frekuensi subjek penelitian berdasarkan angular

cheilitis ................................................................................................................ 27

7. Tabel 7. Pengaruh faktor ekonomi terhadap terjadinya angular cheilitis ........... 27

8. Tabel 8. Pengaruh status gizi buruk terhadap terjadinya angular cheilitis ......... 28

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Angular cheilitis pada anak ...................................................................... 6

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Penjelasan Kepada Responden

2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

3. Lembar Formulir Data Responden

4. Rincian Biaya Penelitian

5. Surat Izin Penelitian

6. Surat Izin Penelitian Ethical Clearance

7. Data Penelitian

8. Hasil Analisis Data

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit mulut dapat menyerang berbagai usia termasuk pada anak-anak. Salah

satu kelainan di rongga mulut yang sering dialami anak-anak adalah angular cheilitis dan

dapat terjadi karena berbagai pola etiologi yang berhubungan erat dengan kondisi

kesehatan dan kondisi lingkungan.1

Angular cheilitis merupakan lesi yang ditandai dengan keretakan atau fisur pada

kedua sudut mulut. Angular cheilitis yang sering terjadi pada anak biasanya disebabkan

oleh defisiensi nutrisi seperti riboflavin, folat, zat besi dan protein.2 Anak-anak yang

menderita angular cheilitis cenderung terisolasi dan tidak ingin bergaul karena merasa

berbeda dengan teman-teman sebaya dan sangat berdampak pada kepercayaan diri

seorang anak. Hal ini berpengaruh pada kualitas hidup anak yang menderita angular

cheilitis.3

Pada penelitian yang dilakukan oleh Elfarisi, sebesar 20,83% anak-anak yang

menderita penyakit gigi dan mulut terganggu atas interaksi sosialnya, dan 40,8%

berpengaruh kepada keadaan psikologis anak.4 Pada penelitian Karlina yang dilihat dari

distribusi kualitas hidup anak, terdapat 20% anak yang terganggu kehidupan sosialnya

seperti tidak ingin berbicara.5 Penelitian Yanti menunjukkan bahwa kesehatan rongga

mulut yang buruk merupakan faktor penting yang dapat berdampak negatif terhadap

kualitas hidup anak dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari seperti sekolah dan belajar.6

Kehidupan ekonomi masyarakat masih dibawah garis kemiskinan, kondisi

lingkungan yang memprihatinkan seperti air bersih yang tidak tersedia, serta makanan

yang kurang higienis, itu semua menjadi faktor pemicu timbulnya berbagai macam

penyakit bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan yang sangat memerlukan asupan

nutrisi seimbang. Anak-anak dengan kelompok ekonomi rendah cenderung berada pada

risiko menderita penyakit akut seperti angular cheilitis.7

Pada penelitian yang dilakukan oleh Arham K, berdasarkan pendapatan orang tua

didapatkan hasil 2 orang anak terkena angular cheilitis pada pendapatan orang tua yang

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

2

rendah, sedangkan pendapatan orang tua yang tinggi tidak ada terkena angular cheilitis.8

Penelitian yang dilakukan Purba TE, terdapat 72,9% orangtua yang memiliki pendapatan

rendah yaitu dibawah Rp 1.000.000,-. Hal ini menyebabkan kemiskinan pangan keluarga

dan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi anak serta dapat memicu terjadinya angular

cheilitis.9 Hal ini didukung pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktavianis,

terdapat 32 orang (71,1%) dengan tingkat pendapatan keluarga <Rp. 1.615.000 memiliki

status gizi yang rendah yang akan berdampak pada sistem imun yang mengakibatkan anak

mudah terinfeksi.10

Penelitian Crivelli et al. mengenai prevalensi lesi oral pada anak sekolah dasar umur

4-13 tahun di Argentina berdasarkan tingkatan ekonomi, dilaporkan bahwa 1,1% anak

sekolah dasar dengan tingkat ekonomi tinggi menderita angular cheilitis, sedangkan pada

anak sekolah dasar dengan tingkat ekonomi yang lebih rendah ditemukan menderita

angular cheilitis sebanyak 6,5%.11 Hal ini didukung pula oleh penelitian Kumar di India

mengenai prevalensi penyakit akut, salah satunya angular cheilitis, menunjukkan adanya

perbedaan signifikan antara kelompok sosial ekonomi rendah dengan kelompok sosial

ekonomi tinggi.12

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, prevalensi kependekan dan

kekurusan tertinggi terjadi pada kelompok anak usia sekolah atau anak umur 6-12 tahun.

Lebih dari sepertiga (35,6%) anak usia sekolah di Indonesia tergolong pendek yang

merupakan indikator adanya kurang gizi kronis. Prevalensi anak pendek semakin

meningkat dengan bertambahnya umur dan gambaran ini ditemukan baik pada laki-laki

maupun perempuan.13

Defisiensi nutrisi pada anak-anak merupakan salah satu permasalahan yang dialami

oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Data dari WHO sendiri memperkirakan

181,9 juta (32%) anak kekurangan gizi di negara berkembang, sehingga menyebabkan

tingginya persentase angular cheilitis. Penelitian Lubis WH, berdasarkan BMI

didapatkan bahwa penderita angular cheilitis dengan underweight atau status gizi yang

buruk sebanyak 127 orang (79,9%).14 Penelitian Sriwahyuni menunjukkan bahwa

angular cheilitis tertinggi dijumpai pada anak dengan status gizi kurang dengan insidensi

angular cheilitis tertinggi yaitu sebanyak 52%.7 Pada penelitian Alamsyah, sebanyak

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

3

78,6% anak laki-laki dan 60% anak perempuan berstatus gizi kurus menderita angular

cheilitis.1

Untuk menentukan status gizi seseorang salah satunya dengan pengukuran

antropometri yang dapat menggolongkan status gizi individu berdasarkan jenis indeks

antropometri yang digunakan. Indeks massa tubuh menurut umur berdasarkan klasifikasi

yang digunakan Kemenkes untuk menggolongkan individu menjadi kurus dengan tingkat

berat, dan kurus dengan tingkat ringan.18

Hingga saat ini banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat besarnya

prevalensi terjadinya angular cheilitis pada anak-anak. Meskipun demikian, penelitian

yang dilakukan hanya meneliti seberapa besar prevalensi tersebut tanpa melihat lebih

lanjut tentang hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya angular

cheilitis. Kurangnya informasi mengenai faktor ekonomi yang rendah dan status gizi yang

buruk berdasarkan indeks massa tubuh dibandingkan dengan umur serta hubungannya

dengan angular cheilitis di kota Medan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai pengaruh faktor ekonomi dan status gizi buruk dengan angular cheilitis pada

anak usia 6-12 tahun.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah faktor ekonomi dan status gizi anak dapat mempengaruhi terjadinya

angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun?

2. Apakah faktor ekonomi yang rendah dilihat berdasarkan tingkat pendidikan,

pekerjaan, dan pendapatan dapat mempengaruhi angular cheilitis pada anak

usia 6-12 tahun?

3. Apakah status gizi anak yang buruk dapat mempengaruhi terjadinya angular

cheilitis pada anak usia 6-12 tahun?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui bahwa faktor ekonomi dan status gizi anak dapat mempengaruhi

terjadinya angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

4

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui faktor ekonomi yang rendah dilihat berdasarkan tingkat

pendidikan, pekerjaan dan pendapatan orangtua dapat mempengaruhi

terjadinya angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun

2. Untuk mengetahui status gizi anak yang buruk dilihat dari indeks massa tubuh

melalui pengukuran antropometri dapat mempengaruhi terjadinya angular

cheilitis pada anak usia 6-12 tahun.

1.4 Hipotesis

Pada penelitian ini terdapat hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh pada faktor ekonomi yang rendah terhadap terjadinya

angular cheilitis pada anak yang berusia 6-12 tahun

2. Terdapat pengaruh status gizi yang buruk terhadap terjadinya angular

cheilitis pada anak yang berusia 6-12 tahun.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran gigi mengenai hubungan status

gizi anak dengan angular cheilitis.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengembangan

teori terkait dengan ilmu ekonomi yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan dan tingkatan ekonomi dengan terjadinya angular cheilitis.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi instansi kesehatan, seperti rumah sakit dan puskesmas dapat menjadi

masukan bagi pengambil keputusan dan pembuat kebijaksanaan dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

5

merencanakan status gizi yang baik agar terhindar dari berbagai macam

penyakit.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi dokter gigi untuk dapat

mengatasi anak-anak yang menderita angular cheilitis dengan prioritas status

gizi yang baik.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi kepada orangtua

atau masyarakat untuk mengetahui tingkatan ekonomi yang mereka peroleh.

4. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, dokter gigi dan

masyarakat mengenai hubungan status gizi buruk dan lesi Angular cheilitis

pada anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Angular Cheilitis

2.1.1 Definisi Angular Cheilitis

Angular cheilitis adalah lesi inflamasi yang memengaruhi komisura labial, sering

terjadi secara bilateral pada sudut mulut. Lipatan kulit wajah dan kerutan di sepanjang

komisura labial dan lipatan nasolabial dapat menyebabkan akumulasi saliva dan daerah

tersebut menjadi lembab yang akan menjadi predisposisi untuk angular cheilitis.19

2.1.2 Gambaran Klinis Angular Cheilitis

Angular cheilitis memiliki nama lain angular cheilosis, commissural cheilitis,

angular stomatitis, atau perleche, merupakan lesi mulut yang ditandai dengan adanya

fisura kemerahan pada sudut mulut disertai rasa sakit, kering, rasa terbakar dan terkadang

disertai rasa gatal.7 Secara umum angular cheilitis mempunyai gejala seperti bibir kering,

rasa tidak nyaman, adanya sisik-sisik dan pembentukan fisur (celah) yang diikuti dengan

rasa terbakar pada sudut mulut.20

Gejala awal angular cheilitis ialah rasa gatal pada sudut mulut dan terlihat tampilan

kulit yang meradang dan bintik merah. Pada awalnya hal ini tidak berbahaya, tetapi akan

terasa nyeri di sudut mulut dan mudah berdarah yang dikarenakan oleh gerakan mulut

seperti tertawa atau berbicara.20

Gambar 1. Angular Cheilitis pada anak-anak

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

7

2.1.3 Etiologi Angular Cheilitis

Beberapa faktor etiologi angular cheilitis, yaitu:

1. Defisiensi nutrisi

Tingginya frekuensi anak yang mengalami angular cheilitis dengan status

gizi kurus dan sangat kurus disebabkan karena faktor etiologi utama angular

cheilitis pada masa anak-anak ialah defisiensi nutrisi.2

Defisiensi nutrisi dapat menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh,

sehingga berbagai mikroorganisme seperti bakteri dan jamur mudah

menginfeksi. Kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan terjadinya

angular cheilitis antara lain kekurangan riboflavin (Vitamin B2), niacin

(Vitamin B3), pyridoxine (Vitamin B6), atau cyanocobalamin (Vitamin B12)

dan kekurangan zat besi.16

2. Infeksi bakteri dan jamur

Mikroorganisme rongga mulut merupakan salah satu faktor lokal yang

berkontribusi dalam terjadinya angular cheilitis. Angular cheilitis juga

diperkirakan sebagian besar disebabkan oleh bakteri seperi Candida,

Staphylococcus, dan Streptococcus.19 Beberapa pasien mungkin mengalami

angular cheilitis yang diakibatkan infeksi bakteri.20 Mikroorganisme di

rongga mulut tersebut merupakan flora normal, namun mampu menyebabkan

penyakit sehingga disebut patogen.16

3. Trauma mekanis

Ada banyak penyebab trauma pada rongga mulut, seperti mekanik, kimia, dan

termal. Penyebab angular cheilitis juga dapat non-infeksius seperti oleh

karena iritasi atau trauma mekanis. Trauma mekanis sering terjadi pada

tindakan perawatan gigi dengan durasi membuka mulut yang terlalu lama dan

instrument melukai sudut mulut atau karena trauma yang disebabkan oleh

pemakaian dental floss yang salah.12 Kebiasaan menggigit bibir dan

menjulurkan lidah juga dapat menyebabkan terjadinya angular cheilitis, ini

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

8

menyebabkan keluarnya saliva secara berlebihan yang mengakibatkan

penumpukan saliva pada sudut mulut dan memicu terjadinya pertumbuhan

mikroorganisme yang dapat menyebabkan terjadinya angular cheilitis.37

2.1.4 Perawatan Angular Cheilitis

Perawatan tergantung pada etiologi, disebabkan oleh infeksi atau tidak.12 Angular

cheilitis dapat menjadi masalah serius jika tidak ditangani dengan benar. Angular cheilitis

yang disebabkan oleh defisiensi nutrisi seperti kekurangan vitamin B harus diobati

dengan menyediakan suplemen kompleks vitamin B atau multivitamin yang mengandung

vitamin B.21

2.2 Status Gizi

2.2.1 Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat

gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh.

Setiap individu membutuhkan asupan zat gizi yang berbeda antar individu, hal ini

tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas tubuh dalam sehari, dan berat badan.

Tingkat kesehatan seseorang dipengaruhi beberapa faktor diantaranya bebas dari

penyakit, keadaan sosial ekonomi yang baik, keadaan lingkungan yang baik, dan status

gizi juga baik. Setiap individu yang mempunyai status gizi yang baik tidak mudah terkena

penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit degeneratif.22

2.2.2 Gizi Buruk

Gizi buruk juga dikenal dengan sebutan malnutrisi. Malnutrisi disebabkan oleh

kurangnya asupan makanan serta pemilihan jenis makanan yang tidak tepat sehingga

menyebabkan kurangnya asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.22 Untuk

mencapai tumbuh kembang yang baik diperlukan nutrisi yang adekuat. Makanan yang

kurang baik secara kualitas maupun kuantitas akan menyebabkan gizi buruk. Keadaan

gizi buruk dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.23

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

9

Pola makan yang tidak teratur dan tidak sehat seperti tidak pernah sarapan pagi atau

sering makan makanan siap saji/ junkfood juga menjadi sumber dari lahirnya gizi buruk.

Tidak selektif dalam memilih makanan yang dikonsumsi sehari-hari, kurangnya

pengetahuan terhadap nilai gizi dari suatu makanan akan berdampak kepada pola

konsumsi yang tidak mempertimbangkan kepada kesehatan tubuh.22

2.2.3 Gejala Klinis Gizi Buruk

Gejala klinis gizi buruk berbeda-beda tergantung dari derajat dan lamanya deplesi

protein dan energi, umur penderita, modifikasi disebabkan oleh karena adanya

kekurangan vitamin dan mineral yang menyertainya. Gejala klinis gizi buruk, ringan dan

sedang tidak terlalu jelas, yang ditemukan hanya pertumbuhan yang kurang seperti berat

badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat. Gizi buruk ringan sering

ditemukan pada anak-anak dari 9 bulan sampai 2 tahun, akan tetapi dapat dijumpai pula

pada anak usia remaja.24

Pertumbuhan yang terganggu dapat dilihat dari:

a. Pertumbuhan linier mengurang atau terhenti

b. Kenaikan berat badan yang berkurang, terhenti dan atau beratnya menurun

c. Ukuran lingkar lengan atas menurun

d. Maturasi tulang terlambat

e. Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun

f. Tebal lipat kulit normal atau mengurang

g. Anemia ringan

h. Aktivitas dan perhatian berkurang jika dibandingkan dengan anak sehat

i. Biasanya dijumpai kelainan kulit dan rambut.

Gizi buruk berat memberi gejala yang kadang-kadang berlainan, tergantung dari

dietnya, fluktuasi musim, keadaan sanitasi dan kepadatan penduduk.24

2.2.4 Pengukuran Antropometrik

Ukuran tubuh anak-anak terutama sensitif akan kekurangan masukan protein dan

energi seperti yang terjadi pada kekurangan energi protein (KEP). Oleh karena itu, ukuran

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

10

tubuh paling sering digunakan untuk mengukur status gizi dengan indeks antropometri,

yaitu hubungan antara tinggi badan, berat badan, dan umur anak.1 Status gizi dapat

ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri. Antropometri

merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah.

Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang digunakan untuk menentukan

keadaan gizi seseorang. Agar memperoleh hasil yang tepat, diberikan suatu patokan

sebagai pedoman. Adapun pedoman antropometri bagi penentuan keadaan gizi

merupakan parameter yang dipilih dan dianjurkan, yang meliputi penilaian terhadap usia

dan berat badan, panjang badan, atau tinggi badan, dan lingkar lengan atas. Indeks massa

tubuh direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi.25

Untuk anak-anak terdapat tiga parameter yang biasa digunakan, yaitu berat

dibandingkan dengan umur anak, tinggi dibandingkan dengan umur anak dan berat

dibandingkan dengan tinggi anak. Parameter tersebut lalu dibandingkan dengan tabel

standar yang ada. Untuk membandingkan berat dengan umur anak, dapat pula digunakan

grafik pertumbuhan yang terdapat pada KMS (Kartu Menuju Sehat).24

Tabel 1. Klasifikasi menurut Kemenkes Indonesia

Klasifikasi Indeks Massa Tubuh

Kurus tingkat berat <17,0

Kurus tingkat ringan 17,0 – 18,4

Normal 18,5 – 25,0

Gemuk tingkat ringan 25,1 – 27,0

Gemuk tingkat berat >27,0

2.2.5 Penatalaksanaan Gizi Buruk

Penatalaksaannya dapat dilihat dari karakteristik rumah tangga yang akan

memudahkan penanganan terhadap penderita gizi buruk. Dengan mengetahui pada level

mana risiko terbesar bagi penderita gizi buruk maka pola penanganannya akan cepat

dilakukan seperti ketika seorang balita terindikasi menderita gizi buruk dan informasi

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

11

yang ada bahwa balita ini memiliki orang tua dengan pendapatan rendah maka

pendekatan kesejahteraan merupakan langkah utama untuk mengatasi persoalan ini.26

2.3 Faktor Ekonomi

Upaya peningkatan kesehatan yang baik berkaitan dengan kemampuan ekonomi

dengan tingkat pendapatan dan kondisi lingkungan sosial anggota rumah tangga.27

Tingkatan status ekonomi keluarga dapat dilihat dari pendidikan, pekerjaan, dan

pendapatan orang tua.28 Status sosial ekonomi mempunyai makna suatu keadaan yang

menunjukan pada kemampuan finansial keluarga dan perlengkapan material yang

dimiliki.29

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bentuk pembangunan nasional untuk

meningkatkan kecerdasan masyarakat, sehingga terwujud masyarakat yang cerdas,

maju dan sejahtera.30

Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan

jalan membina potensi pribadinya, yaitu rohani (pikiran, cipta, rasa dan hati nurani)

serta jasmani (panca indera dan keterampilan). Pendidikan diselenggarakan melalui

jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan jalur pendidikan luar sekolah

(pendidikan non formal). Jalur pendidikan sekolah atau pendidikan formal terdapat

jenjang pendidikan sekolah, jenjang pendidikan sekolah pada dasarnya terdiri dari

pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan

tinggi.29

Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan

tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemauan yang

dikembangkan. Tingkat/jenjang pendidikan terdiri dari:

- Taman kanak-kanak,

- Sekolah dasar,

- Sekolah menengah pertama,

- Sekolah menengah atas,

- Universitas.30

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

12

b. Pekerjaan

Penduduk Indonesia bekerja dalam berbagai jenis pekerjaan yang sangat banyak

jenis dan variasinya. Informasi tentang jenis pekerjaan dapat dikumpulkan melalui

kegiatan sensus maupun survei bidang kependudukan, khususnya yang

berhubungan dengan ketenagakerjaan.31

Pekerjaan menentukan status kedudukan seseorang dalam kelompok masyarakat

karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi.32 Pekerjaan seseorang

akan mempengaruhi kehidupan pribadinya, pekerjaan yang ditekuni oleh setiap

orang berbeda-beda, perbedaan itu akan menyebabkan perbedaan tingkat

penghasilan yang rendah sampai pada tingkat penghasilan yang tinggi, tergantung

pada pekerjaan yang ditekuninya.29

Dari jenis pekerjaan utama, Badan Pusat Statistik telah menetapkan 10 kategori

antara lain:

1. Tenaga profesional

2. Tenaga kepemimpinan

3. Pejabat pelaksana dan tata usaha

4. Tenaga penjualan

5. Tenaga usaha jasa

6. Tenaga usaha pertanian, peternakan, kehutanan, nelayan dan pemburu

7. Tenaga produksi dan terkait

8. Tenaga operasional

9. Pekerja kasar

10. TNI dan kepolisian.31

Untuk menentukan status sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaan, maka jenis

pekerjaan dapat diberi batasan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

13

- Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis,

pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun

swasta, tenaga administrasi tata usaha.

- Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan

jasa.

- Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkut atau

bengkel.34

c. Pendapatan

Pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan yang dimilikinya. Pendapatan merupakan jumlah semua pendapatan

kepala keluarga maupun anggota lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang dan

barang.29

Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS) membedakan

pendapatan penduduk menjadi 4 golongan , yaitu :

1. Golongan pendapatan sangat tinggi, jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp.

3.500.000,00 per bulan

2. Golongan pendapatan tinggi, jika pendapatan rata-rata antara Rp.

2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 perbulan

3. Golongan pendapatan sedang, jika pendapatan rata-rata dibawah antara Rp.

1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan

4. Golongan pendapatan rendah, jika pendapatan rata-rata di bawah Rp.

1.500.000,00 per bulan.33

2.4 Pengaruh Faktor Ekonomi dan Status Gizi Buruk dengan Angular

Cheilitis

Kemiskinan dan kurang gizi masih menjadi masalah bagi bangsa Indonesia

yang tidak kunjung berkesudahan.3 Status ekonomi dan tingkat pendidikan

mempengaruhi perilaku hidup sehat pada seseorang. Upaya peningkatan kesehatan

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

14

berkaitan dengan kemampuan ekonomi dengan tingkat pendapatan dan kondisi

lingkungan sosial anggota rumah tangga.27

Faktor ekonomi yang dilihat berdasarkan kedudukan seseorang dalam

kelompok masyarakat meliputi pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga. Fakor-

faktor tersebut berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga dapat mempengaruhi

masukan zat gizi dan infeksi pada anak.35 Jumlah dan kualitas makanan keluarga

ditentukan oleh tingkat pendapatan keluarga. Pada umumnya kemiskinan

menduduki posisi pertama sebagai penyebab gizi kurang, sehingga perlu mendapat

perhatian yang serius karena kemiskinan berpengaruh besar terhadap konsumsi

makanan.

Kelompok anak usia sekolah merupakan salah satu kelompok rentan gizi.

Meskipun kelompok umur ini mempunyai kesehatan yang lebih baik dibandingkan

kesehatan anak balita, tetapi kelompok ini dapat timbul masalah-masalah

kesehatan, seperti: berat badan rendah, defisiensi zat besi, dan defisiensi vitamin

E.3 Kekurangan gizi dapat karena kekurangan zat besi, vitamin B, asam folat, dan

biotin. Defisiensi nutrisi seperti defisiensi zat besi, vitamin B, dan asam folat

berkaitan dengan angular cheilitis.7 Anak dengan status gizi kurang akan lebih

mudah mengalami angular cheilitis dibandingkan anak dengan gizi baik. Hal ini

disebabkan karena anak dengan status gizi kurang mempunyai tingkat imunitas

yang lebih rendah dibandingkan anak dengan status gizi baik karena sistem

imunitas salah satunya dipengaruhi oleh status gizi.36

Gizi kurang khususnya yang disebabkan oleh defisiensi zat besi berpengaruh

terhadap proliferasi sel terutama sel mukosa, karena fungsi zat besi secara fisiologis

meliputi pertumbuhan atau proliferasi sel, penyembuhan luka, respon imunitas, dan

mempertahankan struktur protein dan membran sel. Zat besi dan nutrisi lainnya

diperlukan dalam transkripsi gen untuk replikasi sel, perbaikan sel, dan proteksi.

Kekurangan nutrisi menyebabkan terganggunya fungsi proteksi, perbaikan, dan

pergantian sel-sel epitel di sudut mulut sehingga menimbulkan gambaran klinis

berupa angular cheilitis.7

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

15

2.5 KERANGKA TEORI

Status gizi

Faktor ekonomi

Tingkat pendidikan

Angular Cheilitis

Pengukuran

antropometri

Gizi buruk

Tingkat pendapatan Tingkat pekerjaan

Penilaian status gizi

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

16

2.6 KERANGKA KONSEP

TINGKAT

PENDIDIKAN

TINGKAT

PENDAPATAN ANGULAR

CHEILITIS

TINGKAT

PEKERJAAN

GIZI BURUK ANGULAR

CHEILITIS

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data anak yang mengalami dan

tidak mengalami angular cheilitis dengan status gizi yang buruk di departemen IPM.

Penelitian analitik dilakukan untuk melihat pengaruh status gizi dan faktor ekonomi pada

anak-anak yang mengalami angular cheilitis di departemen IPM.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan mencatat data jurnal pasien yang

ada di departemen ilmu penyakit mulut (IPM). Lokasi ini dipilih karena IPM menjadi

salah satu tempat yang dikunjungi oleh pasien dengan berbagai macam penyakit mulut

salah satunya angular cheilitis.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2020

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Seluruh jurnal pasien anak yang berusia 6-12 tahun dengan status gizi yang buruk

pada tahun 2019 di departemen IPM.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik total sampling yang berarti

semua pasien sesuai kriteria yang datang diambil menjadi sampel berdasarkan

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

18

pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki

karakteristik yang dikehendaki.

3.3.3 Besar Sampel Penelitian

Pasien anak yang berkunjung dengan teknik total sampling berjumlah 41 orang

yang diketahui setelah dilakukan survei pada jurnal kepaniteraan pasien yang berkunjung

ke departemen IPM pada tahun 2019.

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Pasien dengan usia 6-12 tahun

2. Pasien dengan BMI dibawah normal

3. Orangtua pasien yang dapat diwawancarai

3.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Angular cheilitis akibat trauma mekanis

2. Data jurnal yang tidak memiliki informasi lengkap

3.5 Variabel Penelitian

- Angular Cheilitis

- Status gizi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Pendapatan

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

19

3.6 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat

Pengukuran

Cara Ukur Hasil

Pengukuran

Skala

Ukur

Status Gizi Status gizi anak dilihat

melalui perhitungan indeks

massa tubuh yaitu berat

badan dibagi dengan tinggi

badan dan dapat

diklasifikasikan menurut

Kemenkes Indonesia.

Klasifikasi

menurut

Kemenkes

Indonesia

Indeks

massa tubuh

- (<17,0)

- (17,0-

18,4)

- Kurus

tingkat

berat

- Kurus

tingkat

ringan

Kategorik

Pendidikan Pendidikan adalah proses

pembelajaran pengetahuan,

keterampilan dan kebiasaan

yang dilakukan suatu

individu.

Kuesioner

tingkat

pendidikan

Wawancara

dengan

orang tua

melalui

telepon

- Tidak

sekolah

- SD

- SMP

- SMA

- Kuliah

Kategorik

Pekerjaan Merujuk pada Badan Pusat

Statistik bahwa pekerjaan

adalah kegiatan atau

aktivitas yang dilakukan

oleh manusia bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Kuesioner

tingkat

pekerjaan

Wawancara

dengan

orang tua

melalui

telepon

- Rendah

(Petani,

Buruh

kasar,

Tukang

bangunan,

Supir)

- Sedang

(Pedagang,

pegawai

kantor)

- Tinggi (PNS)

Kategorik

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

20

Pendapatan Menurut Badan Pusat

Statistik pendapatan adalah

jumlah uang yang diterima

seseorang sebagai hasil atas

jasa/ pekerjaan yang

dilakukannya.

Kuesioner

besar

pendapatan

Wawancara

dengan

orang tua

melalui

telepon

- <1.500.000

- >1.500.000

Kategorik

Angular

Cheilitis

Lesi mulut yang terdapat di

bilateral sudut mulut,

ditandai dengan adanya

fisura kemerahan pada

sudut mulut disertai rasa

sakit, kering, rasa terbakar

dan terkadang disertai rasa

gatal

Pemeriksaan

ekstraoral

dengan

visual

Dilihat dari

data yang

sudah

tersedia

- Ada

- Tidak ada

Kategorik

3.7 Sarana Penelitian

a. Alat Penelitian

1. Alat pengambilan data

- Data jurnal kepaniteraan klinik

- Wawancara melalui telepon dengan orangtua

2. Alat dokumentasi

- Alat tulis

- Handphone

- Kamera Handphone

3. Ruang pemeriksaan/pengambilan data

- Departemen IPM

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

21

3.8 Metode Pengambilan Data

Alur penelitian:

3.9 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi. Uji analisis data yang digunakan

adalah uji chi-square, nilai p dianggap bermakna apabila p<0,05 dan derajat kepercayaan

95%. Analisis data dalam penelitian ini mencakup:

1. Analisis univariat diperlukan untuk mendapatkan hasil dari data yang meliputi:

- Frekuensi tingkat pendidikan,

- Frekuensi tingkat pekerjaan,

- Frekuensi tingkat pendapatan,

Peneliti meminta ijin untuk melakukan observasi di departemen ilmu penyakit

mulut

Peneliti mendapatkan data sekunder yaitu jurnal pasien anak berusia 6-12 tahun

yang dengan status gizi buruk yang berkunjung ke RSGM USU pada Januari-

Desember 2019

Lalu peneliti mencatat serta mendokumentasikan jurnal sebagai sampel peneliti

dilihat dari kriteria inklusi sehingga didapatkan hasil yang diinginkan

Setelah mendapatkan data jurnal kepaniteraan, peneliti melakukan wawancara

dengan orangtua melalui telepon untuk menanyakan pendidikan, pekerjaan, dan

pendapatan yang diperoleh.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

22

- Frekuensi status gizi,

- Frekuensi angular cheilitis.

2. Analisis bivariat diperlukan untuk menguji hubungan variabel independen yaitu

faktor ekonomi dan status gizi dengan variabel dependen yaitu angular cheilitis.

3.10 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup:

1. Ethical Clearance

Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada

komisi etik penelitian kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat

internasional maupun nasional.

2. Informed consent

Persetujuan yang diberikan kepada pasien atau wali atas dasar informasi

dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap

pasien tersebut.

3. Lembar persetujuan (surat izin)

Peneliti meminta izin pada Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU

untuk mencatat data jurnal kepaniteraan klinik pasien dari Januari sampai

Desember 2019 selaku subjek penelitian.

4. Kerahasiaan (Confidentiality)

Data yang terkumpul dalam penelitian akan dijamin kerahasiannya oleh

peneliti, karena itu data yang ditampilkan dalam bentuk data pribadi

subjek.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

4.1.1 Pendidikan

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan N %

SD 14 34.1

SMP 22 53.7

SMA 3 7.3

Kuliah 2 4.9

Total 41 100,0

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 diatas, karakteristik responden

berdasarkan pendidikan orang tua diperoleh orang tua yang berpendidikan SD sebanyak

14 orang (34,1%), SMP sebanyak 22 orang (53,7%), disusul SMA 3 orang (7,3%), dan

kuliah 2 orang (4,9%).

4.1.2 Pekerjaan

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan N %

Rendah 21 51,2

Sedang 16 39,0

Tinggi 4 9,8

Total 41 100,0

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 diatas, karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan orang tua diperoleh orang tua yang memiliki pekerjaan berstatus

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

24

rendah sebanyak 21 orang (51,2%), sedang 16 orang (39,0%), dan tinggi sebanyak 4

orang (9,8%).

4.1.3 Pendapatan

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan N %

<1.500.000 25 61,0

>1.500.000 16 39,0

Total 41 100,0

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 diatas, pendapatan responden terbanyak

adalah <1.500.000 yaitu sebanyak 25 orang (61,0%), sedangkan responden yang memiliki

pendapatan >1.500.000 hanya 16 orang (39,0%).

4.2 Status Gizi

Hasil penelitian tentang distribusi frekuensi pendapatan responden dapat dilihat

pada tabel 5 berikut

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Status Gizi Responden

Status gizi N %

kurus tingkat ringan 15 36,6

kurus tingkat berat 26 63,4

Total 41 100,0

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 diatas, status gizi responden terbanyak

adalah kurus tingkat berat yaitu sebanyak 26 orang (63,4%), sedangkan responden dengan

status gizi kurus tingkat ringan hanya 15 orang (36,6%).

4.3 Angular Cheilitis

Hasil penelitian tentang distribusi frekuensi angular cheilitis responden dapat

dilihat pada tabel 6 berikut.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Angular Cheilitis Responden

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

25

Angular Chelitis N %

Ada 34 82,9

Tidak ada 7 17,1

Total 41 100,0

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 diatas, mayoritas responden memiliki

angular cheilitis yaitu sebanyak 34 orang (82,9%), sedangkan responden yang tidak ada

angular cheilitis hanya 7 orang (17,1%).

4.4 Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap Terjadinya Angular Cheilitis pada

Anak Usia 6-12 Tahun

Pengaruh faktor ekonomi dengan angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun dapat

dilihat pada tabel 7, tabel 8, dan tabel 9 berikut.

Tabel 7. Pengaruh Pendidikan dengan Angular Cheilitis pada Anak Usia 6-12 Tahun

Pendidikan

Angular cheilitis p

value Ada Tidak ada Total

N % N % N %

SD 9 21,9 5 12,3 12 34,2

0,077

SMP 21 51,2 1 2,4 22 53,6

SMA 2 4,9 1 2,4 3 7,3

Kuliah 2 4,9 0 0,0 2 4,9

Total 34 82,9 7 17,1 41 100,0

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 7 diatas menunjukkan bahwa dari orang tua

yang berpendidikan SD, 9 orang menderita angular cheilitis (21,9%) dan 5 orang tidak

menderita angular cheilitis (12,3%), SMP 21 orang menderita angular cheilitis (51,2%)

dan 1 orang tidak menderita angular cheilitis (2,4%), orang tua yang berpendidikan SMA,

2 orang anak menderita angular cheilitis (4,9%) dan 1 orang tidak menderita angular

cheilitis (2,4%), sementara orang tua yang berkuliah, terdapat anak yang menderita

angular cheilitis sebanyak 2 orang (4,9%). Hasil uji statistik chi square diperoleh p value

= 0,077 (p<0,05) yang berarti bahwa tidak ada pengaruh faktor ekonomi dengan angular

chelitis pada anak usia 6-12 tahun.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

26

Tabel 8. Pengaruh Pekerjaan dengan Angular Cheilitis pada Anak Usia 6-12 Tahun

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8 diatas menunjukkan bahwa dari 21 orang

yang memiliki pekerjaan tergolong rendah, 20 orang anak diantaranya menderita angular

cheilitis (48,8%) dan 1 orang tidak menderita (2,4%), orang tua dengan pekerjaan sedang

13 anak menderita angular cheilitis (31,6%) dan 3 orang anak lainnya tidak menderita

angular cheilitis (7,4%), dan orang tua yang memiliki pekerjaan tinggi terdapat 1 orang

anak menderita angular cheilitis (2,4%) dan 3 orang anak lainnya tidak menderita angular

cheilitis (7,4%). Hasil uji statistik chi square diperoleh p value = 0,003 (p<0,05) yang

berarti bahwa ada pengaruh faktor ekonomi dengan angular chelitis pada anak usia 6-12

tahun.

Tabel 9. Pengaruh Pendapatan dengan Angular Cheilitis pada Anak Usia 6-12 Tahun

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 9 diatas menunjukkan bahwa dari 25

responden yang memiliki pendapatan <1.500.000, seluruhnya menderita angular cheilitis

(61,0). Dari 16 responden yang memiliki pendapatan >1.500.000, 9 orang diantaranya

(21,9%) ada angular cheilitis dan 7 orang lainnya (17,1%) tidak ada angular cheilitis.

Pekerjaan

Angular cheilitis p

value Ada Tidak ada Total

N % N % N %

Rendah 20 48,8% 1 2,4% 21 51,2

0,003 Sedang

13 31,6% 3 7,4% 20 39,0

Tinggi 1 2,4% 3 7,4% 4 9,8

Total 34 82,9 7 17,1 41 100,0

Pendapatan

Angular chelitis

p value Ada Tidak ada Total

N % N % n %

<1.500.000 25 61,0 0 0 25 61,0

0,0001 >1.500.000 9 21,9 7 17,1 16 39,0

Total 34 82,9 7 17,1 41 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

27

Hasil uji statistik chi square diperoleh p value = 0,0001 (p<0,05) yang berarti bahwa ada

pengaruh faktor ekonomi dengan angular chelitis pada anak usia 6-12 tahun.

4.5 Pengaruh Status Gizi Buruk Terhadap Terjadinya Angular Cheilitis pada

Anak Usia 6-12 Tahun

Pengaruh status gizi dengan angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun dapat

dilihat pada tabel 10 berikut

Tabel 10. Pengaruh Status Gizi dengan Angular Cheilitis pada Anak Usia 6-12 Tahun

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 responden yang memiliki

status gizi yang kurus tingkat ringan, seluruhnya (100,0%) ada angular cheilitis. Dari 26

responden yang memiliki status gizi yang kurus tingkat berat, 19 orang diantaranya

(48,8%) ada angular chelitis dan 7 orang lainnya (17,1%) tidak ada angular cheilitis.

Hasil uji statistik chi square diperoleh p value = 0,027 (p<0,05) yang berarti bahwa ada

pengaruh status gizi dengan angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun.

Status

Gizi

Angular cheilitis p

value Ada Tidak ada Total

N % N % N %

kurus

tingkat

ringan

15 34,1 0 0,0 15 34,1

0,027 kurus

tingkat

berat

19 48,8 7 17,1 27 65,9

Total 34 82,9 7 17,1 41 100,0

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

28

BAB V

PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa faktor ekonomi dan status

gizi anak dapat mempengaruhi terjadinya angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun.

Penelitian ini dilakukan di departemen Ilmu Penyaki Mulut (IPM) yang mana besar

sampel yang digunakan sebanyak 41 orang anak usia 6-12 tahun yang telah sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi yang ditentukan oleh peneliti.

Angular cheilitis merupakan suatu lesi mulut yang ditandai dengan adanya fisura,

pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut yang kadang melampui batas vermillion di

kulit yang disertai oleh rasa sakit, kering, rasa terbakar dan terkadang disertai rasa

gatal.7,37 Keadaan ini tentunya akan menggangu aktivitas anak, ketika belajar maupun

bermain.21

Sampel penelitian ini adalah anak usia 6-12 tahun di departemen IPM berjumlah 41

orang. Dari 41 sampel, 34 orang (82,9%) diantaranya menderita angular chelitis,

sedangkan pasien anak yang berusia 6-12 tahun yang tidak menderita angular chelitis

hanya 7 orang (17,1%). Persentase anak yang menderita angular chelitis dalam penelitian

ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa anak panti

asuhan SOS Childrens Village Medan dan panti asuhan Al Jamiatul Wasliyah yang

mengalami angular cheilitis sebanyak 34,4%. Persentase anak yang menderita angular

cheilitis pada penelitian ini juga lebih tinggi daripada penelitian Lubis di enam panti

asuhan Kotamadya Medan yang menunjukkan bahwa sebanyak 47% anak panti asuhan

mengalami angular cheilitis.1

Pada penelitian Ilery tahun 2013 pada anak-anak di lokasi pembuangan akhir

Sumompo Kota Manado mengungkapkan bahwa persentase anak yang menderita angular

chelitis lebih besar dari hasil penelitian ini yaitu sebanyak 84% angka kejadian angular

cheilitis di TPA Sumompo.2 Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi kesehatan

anak-anak di departemen IPM lebih baik dibandingkan dengan anak yang menderita

angular cheilitis di TPA Sumampo pada penelitian yang dilakukan oleh Ilery.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

29

Tingginya kelompok usia anak-anak yang terkena angular cheilitis diduga

berhubungan dengan status gizi.37 Status gizi merupakan keadaan yang diakibatkan oleh

status keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan oleh

tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas,

pemeliharaan kesehatan, dan mengatur proses tubuh1 Berdasarkan hasil penelitian

diperoleh bahwa rata-rata status gizi yang dimiliki oleh anak usia 6-12 tahun di

departemen IPM adalah kurus tingkat berat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sriwahyuni dkk (2017) yang menyatakan bahwa distribusi angular

cheilitis berdasarkan status gizi pada usia 5-11 tahun paling banyak terjadi pada status

gizi kurang.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Alamsyah dkk

(2013) yang menyatakan bahwa mayoritas status gizi anak panti asuhan SOS Childrens

Village Medan dan panti asuhan Al Jamiatul Wasliyah adalah normal.1 Hasil penelitian

ini juga tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Partakusuma (2016) yang

menyatakan bahwa 63,9% anak sekolah dengan angular cheilitis di Kabupaten Cianjur

Jawa Barat memiliki status gizi yang normal.37

Anak dengan status gizi yang kurang akan lebih mudah mengalami angular cheilitis

dibandingkan anak usia 6-12 tahun dengan gizi baik. Kemungkinan hal ini dikarenakan

anak dengan status gizi kurang akan mempunyai tingkat imunitas yang lebih rendah

dibandingkan anak dengan status gizi baik karena sistem imunitas salah satunya

dipengaruhi oleh status gizi. Asupan gizi yang masuk pada usia 5- 11 tahun mayoritas

digunakan tubuh untuk pertumbuhan, serta perkembangan organ dan tulang.37

Status gizi anak yang buruk akan mempengaruhi keadaan rongga mulut. Menurut

Alamsyah dkk (2013) menyatakan bahwa semakin rendah indeks massa tubuh anak

semakin tinggi persentasi angular cheilitis.1 Pernyataan tersebut didukung dengan hasil

uji chi square dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ada pengaruh status gizi

dengan angular chelitis pada anak usia 6-12 tahun (p=0,027; p<0,05). Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian Lubis (2007) bahwa ada hubungan yang bermakna antara

status gizi (kekurangan energi protein) yang diukur berdasarkan berat badan dan umur

dengan angular cheilitis (p<0,05) dengan menggunakan indeks berat badan/ umur. Pada

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

30

penelitian ini diperoleh ratio status gizi dengan angular cheilitis 1,96, berarti anak dengan

status gizi KEP kemungkinan relatif menderita 1,96 kali lebih besar daripada anak yang

mempunyai status gizi baik. Didukung juga dengan hasil penelitian Alamsyah dkk (2013)

bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan angular cheilitis (p=

0,002).

Status gizi anak yang buruk akan memberikan pengaruh terhadap keadaan rongga

mulut. Kekurangan gizi dapat karena kekurangan zat besi, vitamin B, asam folat, dan

biotin. Defisiensi pada satu jenis nutrisi dapat berperan kepada defisiensi nutrisi-nutrisi

yang lainnya. Defisiensi nutrisi seperti defisiensi zat besi, vitamin B, dan asam folat

berkaitan dengan angular cheilitis. Keduanya saling berhubungan, karena zat besi dan

vitamin adalah zat yang esensial untuk mempertahankan sistem imun, bila tidak

mencukupi, sistem imun akan melemah dan mikroorganisme yang biasa menjadi flora

normal seperti candida albicans dapat berproliferasi dan menyebabkan infeksi.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan keutuhan jaringan epitel berkurang. Mukokutan

junction yang merupakan daerah peralihan antara kulit dan mukosa mulut dengan epitel

mukosa yang lebih tipis dibanding epitel kulit menjadi lebih rentan terhadap infeksi.7

Gizi kurang khususnya yang disebabkan oleh defisiensi zat besi berpengaruh

terhadap proliferasi sel terutama sel mukosa, karena fungsi zat besi secara fisiologis

meliputi pertumbuhan/proliferasi sel, penyembuhan luka, respon imunitas, dan

mempertahankan struktur protein dan membran sel. Zat besi dan nutrisi lainnya

diperlukan dalam transkripsi gen untuk replikasi sel, perbaikan sel, dan proteksi.

Kekurangan nutrisi menyebabkan terganggunya fungsi proteksi, perbaikan, dan

pergantian selsel epitel di sudut mulut sehingga menimbulkan gambaran klinis berupa

angular cheilitis.38

Selain status gizi, faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap terjadinya angular

cheilitis. Hal ini dikarenakan status ekonomi, dalam hal ini pendapatan, dapat

memberikan pengaruh terhadap perilaku hidup sehat pada seseorang. Pendapatan

merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh seseorang yang dapat diukur oleh uang

dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan.3 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan

rata-rata pendapatan orang tua dari anak usia 6-12 tahun dengan angular cheilitis adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

31

kurang dari 1.500.000. Pada penelitian Arham dkk (2017) menyatakan bahwa mayoritas

pendapatan orang tua dari anak dengan angular cheilitis adalah tingkat pendapatan yang

sedang.3

Berdasarkan hasil uji staistik chi square dinyatakan bahwa ada pengaruh faktor

ekonomi yaitu pekerjaan (p=0,003; p<0,05), dan pendapatan (p=0,0001; p<0,05) dengan

angular chelitis pada anak usia 6-12 tahun namun tidak terdapat pengaruh pendidikan

dengan angular cheilitis pendidikan (p=0,077; p>0,05). Hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Arham dkk (2017) yang menyatakan bahwa tidak

terdapat hubungan pendapatan orang tua dengan angular cheilitis yang pada anak SDN

13 Tuapejat dan SDN 22 Tuapejat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten kepulauan

Mentawai.3

Umumnya, jika pendapatan tinggi, jumlah dan jenis makanan cenderung ikut

membaik juga. Tingkat penghasilan ikut menentukan jenis pangan apa yang akan dibeli.

Selain itu, penghasilan mempunyai pengaruh langsung pada perawatan medis, jika

pendapatan meningkat biaya untuk perawatan kesehatan pun ikut meningkat. Orang

dengan status ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah cenderung mengabaikan

perilaku hidup sehat. Anak-anak dari kelompok ekonomi rendah cenderung berada pada

risiko menderita penyakit akut seperti angular cheilitis. Angular cheilitis lebih jarang

dijumpai pada kelompok sosial ekonomi tinggi dan sebaliknya. Hal ini dikaitkan dengan

lebih besarnya minat hidup sehat pada kelompok sosial ekonomi tinggi.39

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

32

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekonomi dan status gizi anak

dapat mempengaruhi terjadinya angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekonomi yang rendah dilihat

berdasarkan tingkat pekerjaan dan tingkat pendapatan dapat mempengaruhi

terjadinya angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi anak yang buruk dapat

mempengaruhi terjadinya angular cheilitis pada anak usia 6-12 tahun

6.2 Saran

1. Disarankan kepada orang tua agar lebih memperhatikan asupan gizi yang

diberikan pada anaknya untuk menunjang pertumbuhan dan

perkembangannya, juga meningkatkan status kesehatan gigi dan mulutnya

2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti faktor-faktor resiko

lainnya yang mempengaruhi ekonomi keluarga dan berpengaruh pada terjadi

terjadinya angular cheilitis, selain faktor ekonomi dan status gizi yang diduga

berpengaruh terhadap kejadian angular cheilitis pada anak-anak.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Alamsyah RM, Yanti GN, Pratiwi I. Hubungan status gizi dengan prevalensi

angular cheilitis di panti asuhan SOS Children Village dan panti asuhan

AlJamiyatul Wasliyah Medan. J Dentika Dent 2013; 17 (4): 358.

2. Ilery C, Mintjelungan CN, Soewantoro J. Hubungan status gizi dengan kejadian

angular cheiltis pada anak-anak di lokasi pembuangan akhis Sumompo kota

Manado. J e-Gigi, Maret 2013; 1(1); 33.

3. Arham K, Arma U, Hayati M. Hubungan pendapatan orang tua dengan angular

cheilitis pada anak sdn 13 tuapejat dan sdn 22 tuapejat kecamatan sipora utara

kabupaten kepulauan mentawai. B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas

Baiturrahmah, Vol 6, No. 2: 111-118.

4. Purba TE. 2015. “Penyebab defisiensi pada murid penderita angular cheilitis di

sekolah dasar st. antonius 1 dan sekolah dasar negeri 060895 medan” fakultas

kedokteran gigi universitas sumatera utara. Medan [SKRIPSI]

5. Oktavianis. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada balita di

puskesmas lubuk kilangan. JHC 2016; 1(3).

6. Parlah AH dkk. Prevalence of oral lession in 13 to 16 year old student in Duzce,

Turkey. Blackwell Munksgaard 2006; 12: 558-18.

7. Sriwahyuni H, Hernawati S, Mashartini A. Insidensi dan distribusi penderita

angular cheilitis pada bulan oktober-september tahun 2015 di RSGM Universitas

Jember. EJPK 2017; 5(1): 121.

8. Elfarisi RN, Susilawati S, Suwargiani AA. Kesehatan gigi dan mulut terkait kualitas

hidup anak usia 4-5 tahun di desa cilayung. J Ked Gi Unpad. Agustus 2018; 30(2);

85-94.

9. Karlina D. 2015. “Persepsi orangtua tentang kualitas hidup anak dihubungkan

dengan pengalaman karies anak usia 6-7 tahun di sd namira dan sdn 060922” FKG

USU. Medan [SKRIPSI]

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

34

10. Yanti GN, Alamsyah RM, Rajagukguk K. Hubungan pufa dengan kualitas hidup

pada siswa usia 6-8 tahun di sd negeri di medan. Dentika Dental Journal 2013;

17(3): 269-272.

11. Mihic LL, Pilipovic K, Crnaric I, etc. Differential Diagnosis of Cheilitis – How to

Classify Cheilitis?. Acta Clin Croat 2018; 57: 342-351.

12. Federico JR, Basehore BM, Zito PM. Angular Cheilitis. United States: National

Library of Medicine; 2019: p.2.

13. Crivelli MR, Aguas S, Adler I, Quarracino, Bazerque P. Influence of sosioeconomic

status on oral mucosa lessions prevalence in school children. Commun Dent. Oral

Epidemol 1988; 16: 58-60.

14. Kumar GS, Neeraj K, Neeraj G, Atul V. A study to assess the health status of under

five years children in the tsunami affected area of rural tamil nadu. National J Med

and Dent Res2012; 1(1): 9-13.

15. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2010. Departemen kesehatan RI

16. Lubis WH, Serelady. Data demografi dan profil penderita angular cheilitis di rumah

sakit gigi mulut FKG USU tahun 2016. J Dentika Dent 2016; 19(2): 139.

17. Regar E, Sekartini R. Hubungan kecukupan asupan energy dan makronutrien

dengan status gizi anak usia 5-7 tahun di keluharan kampung melayu Jakarta timur

tahun 2012. E-JKI 2013; 1 (3): 184-185.

18. Kemenkes RI. 2010. Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia No. 1995/

Menkes/ SK/ XII/ 2010 tentang Standar antropometri penialaian status gizi anak.

19. Sarumahi T, Mahalakshmi K, Saranvanakumar B, Hemalatha VT, Aartthinisha V.

A review of oral candidiasis in oral mucosal lesions. RJPBCS 2014: 1167-9.

20. Murray JJ, Nunn JH, Steele J. The Prevention of Oral Disease. 4th ed. Newyork:

Oxford University Press; 2008.

21. Fajriani. Management of Angular Cheilitis in Children. J Dentomaxillofac Sci

2017; 1(2): 1-2

22. Baihaki ES.Gizi Buruk dalam Perspektif Islam: Respon Teologis Terhadap

Persoalan Gizi Buruk. Shahih 2017; 2(2): 182-183.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

35

23. Gunawan G, Fadlyana E, Rusmil K. Hubungan Status Gizi dan Perkembangan

Anak Usia 1-2 Tahun. Sari Pediatri 2011; 13(2): 143.

24. Krisnansari D. Nutrisi dan Gizi Buruk. Mandala of Health 2010; 4(1): 60-64.

25. Kusumadewi S. Klasifikasi Status Gizi Menggunakan Naiv Bayesian

Classification. CommIT 2009; 3(1): 6.

26. Saputra W, Nurrizka RH. Faktor demografi dan resiko gizi buruk dan gizi kurang.

Makara Kesehatan, Desember 2012; 16(2): 95.

27. Puluhulawa I. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Status Kesehatan

Masyarakat Di Kecamatan Palu Selatan. e-Jurnal Katalogis, Volume I Nomor 3,

Maret 2013 hlm 15-25.

28. Susi, Bachtiar H, Azmi U. Hubungan status sosial ekonomi orangtua dengan karies

pada gigi sulung anak umur 4-5 tahun. Majalah Kedokteran Andalas 2012; 1(36):

98-99.

29. Baswori, Juariyah S. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan

Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung

Timur. Jurnal Ekonomi & Pendidikan 2010. Volume 7 Nomor 1.

30. Nurhayati S. Pengaruh Kondisi Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Di

Desa Sinar Tebudak Kecamatan Tujuh Belas. Jurnal Untan 2017; 6(7).

31. Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia 2002

32. Ngantung RA, Pangemanan D HC, Gunawan PN. Pengaruh Tingkat Sosial

Ekonomi Orang Tua Terhadap Karies Anak Di Tk Hang Tuah Bitung. Jurnal e-

GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015.

33. Badan Pusat Statistik 2013

34. Wijianto, Ulfa IF. Pengaruh Status Sosial dan Kondisi Ekonomi Keluarga terhadap

Motivasi Bekerja bagi Remaja Awal (Usia 12-16 Tahun) di Kabupaten Ponorogo.

Al Tijarah: Vol. 2, No. 2, Desember 2016 (190-210).

35. Sebataraja LR, Oenzil F, Asterina. Hubungan status gizi dengan status sosial

ekonomi keluarga murida SD di daerah pusat dan pinggiran kota Padang. J

Kesehatan Andalas 2014; 3(2): 182-183.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

36

36. Aspinall R. Ageing the Immune System in Vivo: Commentary on the 16th session

of British Society for Immunology Annual Congress Harrogate December 2004

Immunity and Ageing 2005; (2): 5-10.

37. Putri DR. 2018. “Angka kejadian traumatic ulcer, angular cheilitis, dan fissure

tongue pada siswa retardasi mental di SLB Kabupaten Sidoarjo.” FKG Universitas

JEMBER. Jember [SKRIPSI]

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Lampiran I

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi/siang,

Perkenalkan nama saya Tithania Ulfifat Thaqwa Adha. Saya adalah mahasiswa yang

sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Sumatera Utara. Bersama ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi

sebagai subjek penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Faktor Ekonomi Dan Status

Gizi Terhadap Terjadinya Angular Cheilitis Pada Anak Usia 6-12 Tahun”

Pada kesempatan ini, saya ingin agar Bapak/Ibu mengetahui dan memahami tujuan serta

manfaat penelitian, sehingga memahami apa yang akan dilakukan, diperiksa dan

didapatkan sebagai hasil penelitian ini, dengan demikian saya berharap Bapak/Ibu

bersedia ikut dalam penelitian sebagai subjek penelitian dan kami percaya bahwa

partisipasi ini akan bermanfaat bagi anda. Bapak/Ibu sekalian, faktor ekonomi yang dapat

dilihat dari tingkat pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan akan menentukan rendah atau

tidaknya ekonomi seseorang. Kemudian diketahui pula bahwa faktor ekonomi

berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh faktor ekonomi dan status gizi terhadap terjadinya angular cheilitis pada anak

usia 6-12 tahun. Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan masukan bagi Bapak/Ibu

agar menjadi kestabilan ekonomi agar anak terhindar dari status gizi yang buruk. Pada

penelitian ini saya lakukan menggunakan wawancara melalui telepon seluler perihal

pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan yang Bapak/Ibu peroleh. Pada penelitian ini,

responden tidak dikenakan biaya/gratis dan tidak terdapat resiko pada subjek yang akan

diteliti. Penelitian ini hanya dilakukan oleh saya sendiri Tithania Ulfifat Thaqwa Adha.

Jika Bapak/Ibu bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir

harap ditandatangani secara sadar dan tanpa ada paksaan dan dikembalikan kepada pihak

peneliti. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengingat dan anda dapat

mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berjalan. Apabila

terdapat keluhan yang diduga berhubungan dengan penelitian ini, Bapak/Ibu dapat

menghubungi saya:

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Tithania Ulfifat Thaqwa Adha

Telp: 082399246846

Demikian, semoga keterangan diatas dapat dimengerti oleh Bapak/Ibu dan atas kesediaan

anda untuk berpastisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2020

Tithania Ulfifat Thaqwa Adha

NIM: 160600047

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh

kesadaran dan tanpa paksaan, saya menyatakan bersedia berpartisipasi sebagai subjek

penelitian yang berjudul:

“Pengaruh Faktor Ekonomi Dan Status Gizi Buruk Terhadap Terjadinya Angular

Cheilitis Pada Anak Usia 6-12 Tahun”

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :..................................................................................

Umur :..................................................................................

Alamat :..................................................................................

No. Telp/Hp :..................................................................................

Dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya bersedia berpartisipasi dalam

penelitian tersebut di atas. Apabila saya ingin mengundurkan diri, kepada saya tidak

dituntut apapun.

Saksi, Medan, 2020

Subjek penelitian,

( ) ( )

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Lampiran III. Form Pasien dan Orang Tua

NO

NAMA

UMUR

JENIS

KELAMIN

Laki-laki Perempuan

PENDIDIKAN Tidak

sekolah

SD SMP SMA Kuliah

PEKERJAAN Tinggi Sedang Rendah

PENDAPATAN <1.500.000 >1.500.000

STATUS GIZI Kurus tingkat tinggi Kurus tingkat rendah

ANGULAR

CHEILITIS

Ada Tidak Ada

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Lampiran IV

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

No. Keterangan Biaya

1 Penelitian

Transportasi Rp. 50.000,-

2 Pengumpulan Data

Kuota untuk wawancara via telpon Rp. 100.000,-

3 Analisis Data

Ahli statistik Rp. 100.000,-

4 Penyusunan dan Penggandaan Laporan Rp. 150.000,-

Total Biaya Rp. 400.000,-

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Lampiran V

SURAT IZIN PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara

Page 54: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Lampiran VI

SURAT IZIN PENELITIAN ETHICAL CLEARANCE

Universitas Sumatera Utara

Page 55: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Lampiran VII

DATA PENELITIAN

No Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan BMI AC

1 6 SMP Sedang <1.500.000 13,2 Ada

2 6 SMP Rendah <1.500.000 17,7 Ada

3 6 SMA Tinggi >1.500.000 15,1 Tidak ada

4 7 SMP Sedang <1.500.000 15,9 Ada

5 7 SMA Sedang >1.500.000 14,9 Ada

6 7 SMP Rendah <1.500.000 15,4 Ada

7 7 SMP Sedang <1.500.000 17,2 Ada

8 7 SD Rendah <1.500.000 15,4 Ada

9 8 SMA Sedang >1.500.000 15,3 Ada

10 8 SMP Sedang <1.500.000 17,2 Ada

11 8 Kuliah Tinggi >1.500.000 17,9 Ada

12 8 SMP Sedang <1.500.000 18,0 Ada

13 8 SD Rendah >1.500.000 16,1 Tidak ada

14 8 SD Rendah <1.500.000 14,9 Ada

15 8 SMP Rendah <1.500.000 13,6 Ada

16 9 SMP Rendah <1.500.000 17,0 Ada

17 9 SD Rendah <1.500.000 14,1 Ada

18 9 SMP Rendah <1.500.000 14,5 Ada

19 9 SMP Sedang >1.500.000 17,7 Ada

20 9 SMP Rendah <1.500.000 18,6 Ada

21 9 SMP Sedang <1.500.000 17,1 Ada

22 9 SMP Rendah <1.500.000 13,2 Ada

23 9 SMP Tinggi >1.500.000 16,6 Tidak Ada

24 9 SMP Rendah <1.500.000 15,6 Ada

Universitas Sumatera Utara

Page 56: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

25 9 SMP Rendah <1.500.000 18,6 Ada

26 9 SD Sedang >1.500.000 15,0 Tidak ada

27 9 SMP Rendah <1.500.000 16,1 Ada

28 10 SMP Rendah <1.500.000 17,2 Ada

29 10 SD Rendah <1.500.000 13,5 Ada

30 10 SMP Sedang >1.500.000 15,0 Ada

31 10 SMP Sedang >1.500.000 18,0 Ada

32 10 Kuliah Rendah <1.500.000 15,3 Ada

33 10 SD Sedang >1.500.000 15,8 Tidak ada

34 11 SMP Sedang >1.500.000 15,8 Ada

35 11 SD Rendah <1.500.000 17,7 Ada

36 11 SD Tinggi >1.500.000 16,7 Tidak Ada

37 11 SD Rendah >1.500.000 18,4 Ada

38 11 SD Sedang >1.500.000 16,0 Tidak ada

39 11 SD Rendah <1.500.000 15,8 Ada

40 12 SD Sedang >1.500.000 15,5 Ada

41 12 SD Rendah <1.500.000 17,0 Ada

Universitas Sumatera Utara

Page 57: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Lampiran VIII

HASIL ANALISIS DATA

Frequencies

Statistics

pendidikan Pekerjaan pendapatan angular

chelitis

BMI

Valid

Missing

41 41 41 41 41

0 0 0 0 0

Frequency Table

Pendidikan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

SD

SMP

Valid SMA

kuliah

Total

14 34.1 34.1 39.0

22 53.7 53.7 92.7

3 7.3 7.3 4.9

2 4.9 4.9 100.0

41 100.0 100.0

PENDIDIKAN * AC Crosstabulation Count

AC Total

TIDAK ADA ADA

PENDIDIKAN

SD 5 9 14

SMP 1 21 22

SMA 1 2 3

KULIAH 0 2 2

Universitas Sumatera Utara

Page 58: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Total 7 34 41

Chi-Square Tests

a. 6 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,34.

Pekerjaan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Rendah

Sedang Valid

Tinggi

Total

21 51.2 51.2 51.2

16 39.0 39.0 90.2

4 9.8 9.8 100.0

41 100.0 100.0

PEKERJAAN * AC Crosstabulation

Value df Asymp. Sig.

(2sided)

Pearson Chi-Square 6,847a 3 ,077

Likelihood Ratio

Linear-by-Linear

7,273 3 ,064

Association ,731 1 ,392

N of Valid Cases 41

Count

AC Total

TIDAK ADA ADA

PEKERJAAN

RENDAH 1 20 21

SEDANG 3 13 16

TINGGI 3 1 4

Total 7 34 41

Chi - Square Tests

Universitas Sumatera Utara

Page 59: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

Value df Asymp. Sig.

(2sided)

Pearson Chi-Square 11,760a 2 ,003

,009

,002

Likelihood Ratio

Linear-by-Linear 9,496 2

9,226

1 Association

N of Valid Cases 41

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,68.

Pendapatan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

<1.500.000

>1.500.000

Total

25 61.0 61.0 61.0

16 39.0 39.0 100.0

41 100.0 100.0

PENDAPATAN * AC Crosstabulation

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2sided) Exact Sig.

(2sided) Exact Sig.

(1sided)

Pearson Chi-Square 13,189a 1 ,000

Continuity Correctionb 10,280 1 ,001 Likelihood Ratio 15,548 1 ,000 Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear ,001

,001

Association 12,868 1 ,000

Count

AC Total

TIDAK ADA ADA

PENDAPATAN <1.500.000 0 25 25

>1.500.000 7 9 16

Total 7 34 41

Universitas Sumatera Utara

Page 60: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,73.

b. Computed only for a 2x2 table

angular chelitis

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

ada

Valid tidak ada

Total

34 82.9 82.9 82.9

7 17.1 17.1 100.0

41 100.0 100.0

BMI

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

kurus tingkat ringan

Valid kurus tingkat berat

Total

15 36.6 36.6

63.4

100.0

36.6

26 63.4 100.0

41 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

BMI * angular

chelitis 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%

STATUS GIZI * AC Crosstabulation Count

AC Total

TIDAK ADA ADA

N of Valid Cases 41

Universitas Sumatera Utara

Page 61: PENGARUH FAKTOR EKONOMI DAN STATUS GIZI BURUK …

STATUS GIZI

KURUS TINGKAT TINGGI 7 19 26

KURUS TINGKAT RENDAH 0 15

34

15

Total 7 41

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2sided) Exact Sig.

(2sided) Exact Sig.

(1sided)

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,56.

Computed only for a 2x2 table

Pearson Chi-Square 4,870a 1 ,027

Continuity Correctionb 3,154 1 ,076 Likelihood Ratio 7,188 1 ,007 Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear ,035

,029

Association 4,751 1 ,029

N of Valid Cases 41

Universitas Sumatera Utara