laporan pendahuluan malaria 2

Upload: phite-sastrowardoyo

Post on 22-Feb-2018

347 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    1/19

    LAPORAN PENDAHULUAN

    1. Pengertian

    Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa

    genus plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2001,

    hal 406)

    Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa

    spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk (!or"in, 2000,

    hal 12#)

    Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari

    genus plasmodium ($arijanto, 2000, hal 1)

    Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan oleh %arasit

    %lasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk &nopeles ('jay aharja, 2000)

    2. Etiologi

    Menurut $arijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksiyaitu,

    a %lasmodium *i*a+, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria

    tertiana *i*aks (demam pada tiap hari ke tiga)

    b %lasmodium fal-iparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai

    perlangsungan yang -ukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan

    menyebabkan malaria tropika falsiparum (demam tiap 24.4/ jam)

    - %lasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria uartanamalariae

    (demam tiap hari empat)

    d %lasmodium o*ale, dijumpai pada daerah &frika dan %asifik arat, dindonesia

    dijumpai di 3usa 'enggara dan rian, memberikan infeksi yang paling ringan dan

    dapat sembuh spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria o*ale

    Masa inkubasi malaria ber*ariasi tergantung pada daya tahan tubuh dan spesies

    plasmodiumnya Masa inkubasi %lasmodium *i*a+ 14.1 hari, %lasmodium o*ale 11.

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    2/19

    16 hari, %lasmodium malariae 12.14 hari dan %lasmodium fal-iparum 10.12 hari

    (Mansjoer, 2001)

    3. Jenis-jenis malaria

    Menurut $arijanto (2000) pembagian jenis.jenis malaria berdasarkan jenis

    plasmodiumnya antara lain sebagai berikut 5

    a. Malaria Tropika (Plasmodium Falcifarum)

    Malaria tropika fal-iparum malaria tropika merupakan bentuk yang paling

    berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang

    banyak dan sering terjadi komplikasi Masa inkubasi .14 hari Malaria tropika

    menyerang semua bentuk eritrosit 7isebabkan oleh %lasmodium fal-iparum

    %lasmodium ini berupa ing -in-in ke-il yang berdiameter 18 diameter eritrosit

    normal dan merupakan satu.satunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti (7ouble

    !hromatin)

    9lasifikasi penyebaran Malaria 'ropika5

    %lasmodium :al-ifarum menyerang sel darah merah seumur hidup nfeksi

    %lasmodium :al-ifarum sering kali menyebabkan sel darah merah yang

    mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat pada lapisan

    endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal

    nfeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan angka komplikasi

    tinggi (Malaria ;erebral, gangguan gastrointestinal, &lgid Malaria, dan la-k

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    3/19

    komplikasi terhadap ginjal lainnya %ada pemeriksaan akan di temukan edema,

    asites, proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan hipertensi

    c. Malaria Ovale (Plasmodium Ovale)

    Malaria 'ersiana (%lasmodium >*ale) bentuknya mirip %lasmodium

    malariae, skizonnya hanya mempunyai / merozoit dengan masa pigmen hitam di

    tengah 9arakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit

    yang terinfeksi %lasmodium >*ale biasanya o*al atau ireguler dan fibriated

    Malaria o*ale merupakan bentuk yang paling ringan dari semua malaria

    disebabkan oleh %lasmodium o*ale Masa inkubasi 11.16 hari, "alau pun periode

    laten sampai 4 tahun ;erangan paroksismal 8.4 hari dan jarang terjadi lebih dari

    10 kali "alau pun tanpa terapi dan terjadi pada malam hari

    d. Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)

    Malaria 'ersiana (%lasmodium ?i*a+) biasanya menginfeksi eritrosit muda

    yang diameternya lebih besar dari eritrosit normal entuknya mirip dengan

    plasmodium :al-ifarum, namun seiring dengan maturasi, tropozoit *i*a+ berubah

    menjadi amoeboid 'erdiri dari 12.24 merozoit o*ale dan pigmen kuning tengguli

    =ametosit berbentuk o*al hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin

    eksentris, pigmen kuning =ejala malaria jenis ini se-ara periodik 4/ jam dengan

    gejala klasik trias malaria dan mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan

    pun-ak demam setiap 2 jam

    7ari semua jenis malaria dan jenis plasmodium yang menyerang system

    tubuh, malaria tropika merupakan malaria yang paling berat di tandai dengan

    panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemis yang banyak, dan sering

    terjadinya komplikasi

    4. Patofisiologi

    7aur hidup spesies malaria pada manusia yaitu5

    a. Fase seksual

    :ase ini terjadi di dalam tubuh manusia (;kizogoni), dan di dalam tubuh nyamuk

    (;porogoni) ;etelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat

    berkembang menjadi bentuk. bentuk seksual jantan dan betina =ametosit ini tidak

    berkembang akan mati bila tidak di hisap oleh &nopeles betina 7i dalam lambung

    nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    4/19

    kemudian mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadi >okista 7alam

    "aktu 8 minggu, sporozoit ke-il yang memasuki kelenjar ludah nyamuk ('jay

    ahardja, 2002, hal 162.168)

    :ase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit membentuk

    tropozoid %roses berlanjut menjadi trofozoit. skizonmerozoit ;etelah 2. 8 generasi

    merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual Masa antara

    permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa

    prapaten, sedangkan masa tunas in-ubasi intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit

    dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam (Mansjoer, 2001, hal

    40)

    b. Fase seksual

    'erjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit,

    menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan @ sporozoit @ ke dalam

    peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim di sel.sel paren-hym hati (%re.

    eritrositer) %arasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan

    menghasilakn skizon) 6. hari kemudian skizon masak dan melepaskan beribu.ribu

    merozoit :ase di dalam hati ini di namakan @ %ra .eritrositer primerA 'erjadi di dalam

    darah ;el darah merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari ;el darah

    mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml >2 dalam 100 ml darah

    Britrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati ;el darah di

    han-urkan di limpa yang mana proses penghan-uran yang di keluarkan diproses

    kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang dikelurkan

    bersamaan dari usus halus 7ari sebagian merozoit memasuki sel.sel darah merah dan

    berkembang di sini menjadi trofozoit ;ebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara

    lain limpa atau terdiam di hati dan di sebut @ekso.eritrositer sekunder@ 7alam "aktu

    4/ .2 jam, sel.sel darah merah pe-ah dan merozoit yang di lepaskan dapat memasuki

    siklus di mulai kembali ;etiap saat sel darah merah pe-ah, penderita merasa

    kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan oleh merozoit dan protein asing yang di

    pisahkan ;e-ara garis besar semua jenis %lasmodium memiliki siklus hidup yang sama

    yaitu tetap sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh nyamuk

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    5/19

    . !anifestasi "linis

    'anda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria se-ara umum menurut

    Mansjoer (1) antara lain sebagai berikut 5

    a. !emam

    7emam periodik yang berkaitan dengan saat pe-ahnya skizon matang (sporolasi) %ada

    Malaria 'ertiana (%?i*a+ dan % >*ale), pematangan skizon tiap 4/ jam maka

    periodisitas demamnya setiap hari ke.8, sedangkan Malaria 9uartana (% Malariae)

    pematangannya tiap 2 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari 'iap serangan di

    tandai dengan beberapa serangan demam periodik

    =ejala umum (gejala klasik) yaitu terjadinya @'rias MalariaA (malaria pro+ysm) se-ara

    berurutan 5

    1) %eriode dingin

    Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering membungkus

    diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan

    bergetar dan gigi.gigi saling terantuk, pu-at sampai sianosis seperti orang

    kedinginan %eriode ini berlangsung 1# menit sampai 1 jam diikuti dengan

    meningkatnya temperatur

    2) %eriode panas

    Muka merah, kulit panas dan kering, nadi -epat dan panas tetap tinggi

    sampai 40o! atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital,

    muntah.muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium

    sampai terjadi kejang (anak) %eriode ini lebih lama dari fase dingin, dapat

    sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat

    8) %eriode

    %enderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai

    basah, temperatur turun, penderita merasa -apai dan sering tertidur ila

    penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa

    b. "plenome#ali

    ;plenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas Malaria

    9ronik Cimpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan

    pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah (!or"in , 2000, hal #1)

    %embesaran limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesar sekitar 8 kali lipat

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    6/19

    Cien dapat teraba di ba"ah arkus -osta kiri, lekukan pada batas anterior %ada batasan

    anteriornya merupakan gambaran pada palpasi yang membedakan jika lien membesar

    lebih lanjut Cien akan terdorong ke ba"ah ke kanan, mendekat umbili-us dan fossa

    ilia-a dekstra

    c. nemia

    7erajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah

    anemia karena :al-ifarum &nemia di sebabkan oleh penghan-uran eritrosit yang

    berlebihan Britrosit normal tidak dapat hidup lama (redu-ed sur*i*al time) =angguan

    pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang (Mansjoer

    dkk, $al 411)

    e. $kterus

    kterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skera mata akibat kelebihan

    bilirubin dalam darah ilirubin adalah produk penguraian sel darah merah 'erdapat

    tiga jenis ikterus antara lain 5

    1) kterus hemolitik

    7isebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang berlebihan

    kterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah yang berlebihan dan hati

    dapat mengkonjugasikan semua bilirubin yang di hasilkan

    2) kterus hepatoseluler

    %enurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada

    disfungsi hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler

    8) kterus >bstruktif;umbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau melalui duktus

    biliaris di sebut dengan ikterus obstuktif (!or"in, 2000, hal #1)

    #. $om%li"asi

    Menurut =andahusa, lahude dan %ribadi (2000) beberapa komplikasi yang dapat

    terjadi pada penyakit malaria adalah 5

    a Malaria otak

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    7/19

    Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (/0D) bila

    dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya =ejala klinisnya dimulai se-ara

    lambat atau etelah gejala permulaan ;akit kepala dan rasa ngantuk disusul dengan

    gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang.kejang bersifat fokal atau menyeluruh

    b &nemia berat

    9omplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit se-ara mendadak (EF 8 mg

    dl ;eringkali penyulit ini disertai edema paru &ngka kematian men-apai #0D

    =angguan ginjal diduga disebabkan adanya &noksia, penurunan aliran darah keginjal,

    yang dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada

    glomerulus

    - Bdema paru

    9omplikasi ini biasanya terjadi pada "anita hamil dan setelah melahirkan :rekuensi

    pernapasan meningkat Merupakan komplikasi yang berat yang menyebabkan

    kematian iasanya disebabkan oleh kelebihan -airan dan &dult espiratory 7istress

    ;yndrome (&7;)

    d $ipoglikemia

    9onsentrasi gula pada penderita turun (E styleGHfont."eight5 boldIHF 9onsep 7asar

    &suhan 9epera"atan

    &. Pemeri"saan 'iagnosti(

    a. Pemeriksaan mikroskopis malar

    7iagnosis malaria sebagai mana penyakit pada umumnya didasarkan pada

    manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji imunoserologis dan ditemukannya

    parasit (plasmodium) di dalam penderitaJji imunoserologis yang diran-ang dengan

    berma-am.ma-am target dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaan mikroskopis

    dalam menunjang diagnosis malaria atau ditujukan untuk sur*ey epidemiologi di

    mana pemeriksaan mikrokopis tidak dapat dilakukan 7iagnosis definitif demam

    malaria ditegakan dengan ditemukanya parasit plasmodium dalam darah penderita

    %emeriksaan mikrokropis satu kali yang memberi hasil negatif tidak menyingkirkan

    diagnosis deman malaria Jntuk itu diperlukan pemeriksaan serial dengan inter*al

    antara pemeriksaan satu hari

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    8/19

    %emeriksaan mikroskropis membutuhkan syarat.syarat tertentu agar

    mempunyai nilai diagnostik yang tinggi (sensiti*itas dan spesifisitas men-apai

    100D)

    1)

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    9/19

    %enatalaksanaan khusus pada kasus. kasus malaria dapat diberikan tergantung dari

    jenis plasmodium, menurut 'jay ahardja (2002) antara lain sebagai berikut5

    a Malaria 'ersiana 9uartana

    iasanya di tanggulangi dengan klorouin namun jika resisten perlu di tambahkan

    meflouin single dose #00 mg p- (atau kinin 8 dd 600 mg selama 4. hari) 'erapi ini

    disusul dengan pemberian primauin 1# mg hari selama 14 hari)

    b Malaria >*ale

    erikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6

    hari) &tau meflouin (2 dosis dari masing.masing 1# dan 10 mg kg dengan inter*al 4.

    6 jam) %irimethamin.sulfadoksin (dosis tunggal dari 8 tablet ) yang biasanya di

    kombinasikan dengan kinin (8 dd 600 mg selama 8 hari)

    - Malaria :al-ifarum

    9ombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 2# mg per tablet dalam dosis

    tunggal sebanyak 2.8 tablet 9ina 8 + 6#0 mg selama hari &ntibiotik seperti

    tetrasiklin 4 + 2#0 mg hari selama .10 hari dan aminosiklin 2 + 100 mg hari selama

    hari

    *. Pat+,a

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    10/19

    AUHAN $EPERA/A0AN

    igitan Nam"

    Plasmo'im !alariae Plasmo'im ia" Plasmo'im Oale Plasmo'im 5al(i%arm

    !enginfe"si Eritrosit !enginfe"si Eritrosit!enginfe"si Eritrosit!enginfe"si Eritrosit

    ranla (o"lat ta

    sam%ai +itam 'an

    "a'ang 6er6ent"

    se%erti %ita

    !asa in"6asi 12-

    14+r

    ametosit 6er6ent"

    oal +am%ir

    memen+i selr+

    eritrosit7 "romatin

    e"stentris %iggmen

    "ning

    !asa in"6asi 12-

    1&+r

    8ent" menja'i oal9

    iregler 'an fi6riate'

    :nfe"si mene6a6"an

    eritrosit mengan'ng

    %arasit

    !asa in"6asi 12-

    1#+r !eng+asil"an 6ana"tonjolan nt"

    mele"at %a'a en'otel

    'in'ing "a%iler

    O6str"si trom6osis

    !asa in"6asi 1;-

    12+r!alaria

    81 82 83 84 8 8#

    Eritrosit

    %e(a+

    Eritrosit

    %e(a+

    H8 t6+

    6er"rang

    O2 'ara+6er"rang

    anggan

    %ert"aran

    gas

    %lai O2"eselr+

    t6+

    menrn

    $e6t+an

    O2"eselr+

    t6+ ti'a"

    ter%en+i

    Per6a+an

    %erfsi

    jaringann

    Penrnan

    "e"e6alan

    t6+

    Resi"o

    tinggi

    infe"si

    Pro'"si

    'ara+ "e

    ginjal

    tiag'a"

    ter%en+i

    !al

    mnta+

    Anore"sia

    88 trn

    Ntrisi

    "rang 'ari

    "e6t+an

    Hi%ertermi

    anggan

    %ergera"an

    :ntoleransi

    A"tiitas

    $elema+an

    $rang %ajanan

    informasi

    $rang

    %engeta+an

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    11/19

    1. Peng"ajian

    7asar data pengkajian

    a &kti*itas istirahat

    =ejala 5 9eletihan, kelemahan, malaise umum

    'anda 5 'akikardi, 9elemahan otot dan penurunan kekuatan

    b ;irkulasi

    'anda 5 'ekanan darah normal atau sedikit menurun 7enyut perifer kuat dan -epat (fase

    demam) 9ulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena *asodilatasi %u-at dan lembab (*aso

    kontriksi), hipo*olemia,penurunan aliran darah

    - Bliminasi

    =ejela 5 7iare atau konstipasiI penurunan haluaran urine

    'anda 5 7istensi abdomen

    d Makanan dan -airan

    =ejala 5 &noreksia mual dan muntah

    'anda 5 %enurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan %enurunan masa otot

    %enurunan haluaran urine, kosentrasi urine

    e 3euro sensori

    =ejala 5 ;akit kepala, pusing dan pingsan

    'anda 5 =elisah, ketakutan, ka-au mental, disorientas deliriu atau koma

    f %ernapasan

    'anda 5 'a-kipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan

    =ejala 5 3apas pendek pada istirahat dan akti*itas

    g %enyuluhan pembelajaran

    =ejala 5 Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, kera-unan alkohol, ri"ayat

    splenektomi, baru saja menjalani operasi prosedur in*asif, luka traumatik

    2. Diagnosa $e%era,atan

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    12/19

    7iagnosa kepera"atan pada pasien dengan malaria berdasarkan dari tanda dan gejala

    yang timbul dapat diuraikan seperti diba"ah ini (7oengoes, Moorhouse dan =eissler,

    1)5

    1 3utrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak

    sdekuat I anore+iaI mualmuntah

    2 esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan

    tubuhI prosedur tindakan in*asi*e

    8 $ipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme, dehidrasi, efek langsung

    sirkulasi kuman pada hipotalamus

    4 %erubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di

    perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh

    # ntoleransi akti*itas berhubungan dengan gangguan pergerakan

    6 =angguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya >2 dalam darah

    9urang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan

    berhubungan dengan kurangnya pemajanan mengingat kesalahan interprestasi

    informasi, keterbatasan kognitif

    3. Peren(anaan $e%era,atan

    en-ana kepera"atan malaria berdasarkan masing.masing diagnosa diatas adalah 5

    1 3utrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak

    sdekuatI anore+iaI mualmuntah

    Tindakan $ntervensi *

    1) 9aji ri"ayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai >bser*asi dan -atat masukan

    makanan klien

    asional 5 menga"asi masukan kalori atau kualitas kekeurangan konsumsi

    makanan

    2) erikan makan sedikit dan makanan tambahan ke-il yang tepat

    asional 5 7ilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu -epat setelah

    periode anoreksia

    8) %ertahankan jad"al penimbangan berat badan se-ara teratur

    asional 5 Menga"asi penurunan berat badan atau efektifitas niter*ensi nutrisi

    4) 7iskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni

    asional 5 7apat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi -ontrol

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    13/19

    #) >bser*asi dan -atat kejadian mual muntah, dan gejala lain yang berhubungan

    asional 5 =ejala = dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ

    6) 9olaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi

    asional 5 %erlu bantuan dalam peren-anaan diet yang memenuhi kebutuhan

    nutrisi

    2 esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh

    (pertahanan utama tidak adekuat), prosedur in*asif

    Tindakan $ntervensi *

    1) %antau terhadap ke-enderungan peningkatan suhu tubuh

    asional 5 7emam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus dan

    hipotermia adalah tanda tanda penting yang merefleksikan perkembangan status

    syok penurunan perfusi jaringan

    2) &mati adanya menggigil dan diaforosis

    asional 5 Menggigil sering kali mendahului memun-aknya suhu pada infeksi

    umum

    8) Memantau tanda . tanda penyimpangan kondisi kegagalan untuk memperbaiki

    selama masa terapi

    asional 5 7apat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau

    pertumbuhan dari organisme

    4) erikan obat anti infeksi sesuai petunjuk

    asional 5 7apat membasmi memberikan imunitas sementara untuk infeksi

    umum

    #) 7apatkan spisemen darah

    asional 5 dentifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria

    8 $ipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme dehirasi efek langsung

    sirkulasi kuman pada hipotalamus

    Tindakan intervensi *

    1) %antau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil

    asional 5 $ipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut %ola demam

    menunjukkan diagnosis

    2) %antau suhu lingkungan

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    14/19

    asional 5 ;uhu ruangan jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan

    suhu mendekati normal

    8) erikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol

    asional 5 7apat membantu mengurangi demam, penggunaan esalkohol mungkin

    menyebabkan kedinginan ;elain itu alkohol dapat mengeringkan kulit

    4) erikan selimut pendingin asional 5 7igunakan untuk mengurangi demam dengan

    hipertermi

    #) erikan antipiretik

    asional 5 7igunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada

    hipotalamus

    4 =angguan perusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di

    perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh

    1) 9aji keluhan, obser*asi ''? tiap 2.4 jam dan kesadaran klien

    asional 5 Jntuk mengetahui keadaan umum pasien sebagai standar

    dalam menentukan inter*ensi yang tepat

    2) 9aji -apillary refill, =!;, "arna dalam kelembapan kulit

    asional 5 Jntuk mengetahui tingkat kesadaran dan potensial peningkatan '9

    8) erikan klien posisi semifo"ler, kepala ditinggikan 80 derajat

    asional 5 Memberi rasa nyaman bagi klien

    4) &njurkan orang terdekat ( keluarga ) untuk melihat perubahan mental pada klien

    asional 5 perubahan mental menandakan kerusakan jaringan diotak

    #) 9olaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi obat.obatan neurologis

    asional 5 ;ebagai therapi terhadap kehilangan kesadaran akibat

    kerusakan otak, ke-elakaan lalu lintas dan operasi otak

    # ntoleransi &kti*itas berhungan dengan 9etidakseimbangan antara suplai oksigen

    dengan kebutuhan

    nter*ensi5

    1) 9aji kemampuan pasien dalam melakukan akti*itas

    asional5 untuk mengetahui sejauh mana tingkat keparahan penyakit

    2) antu pasien dalam melakukan akti*itasasional5 membantu memenuhi kebutuhan klien se-ara aktual

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    15/19

    8) eri dukungan terhadap kemandirian akti*itas

    asional5 meningktakan keper-ayaan diri pasien dalam melakukan akti*itas

    4) &"asi akti*itas yang dilakukan pasien

    asional5 menghindari akti*itas berlebih yang dapat men-elakakan

    #) &njurkan keluarga pasien untuk membantu dan melatih pasien untuk melakukan

    akti*itas

    asional5 membantu pemenuhan akti*itas dan melatih pasien melakukan aktifitas

    6 =angguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya >2 dalam darah

    nter*ensi

    1) 9aji pola pernapasan pasien Monitor ''?

    asional5 Mengetahui tindakan yang akan dilakukan selanjutnya

    2) %osisikan pasien untuk memaksimalkan ?entilasi

    asional5 Mengetahui tindakan yang akan dilakukan selanjutnya

    8) Monitor respirasi dan status >2

    asional5 Melakukan tindakan selanjutnya

    4) !atat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,

    retraksi otot

    asional5 Mengetahui adanya keabnormalan pada pernapasan untuk

    mengoptimalkan tindakan

    #) 9olaborasi pemberian obatasional5 Mengoptimalkan pengobatan yang diberikan

    9urang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan

    berhubungan dengan kurangnya pemajanan mengingat kesalahan interprestasi

    informasi, keterbatasan kognitif

    nter*ensi

    1) 9aji pengetahuan klien tentang penyakitnya

    asional5 Mempermudah dalam memberikan penjelasan pada klien

    2) Lelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala), identifikasi kemungkinan

    penyebab Lelaskan kondisi tentang klien

    asional5 Meningkatan pengetahuan dan mengurangi -emas

    8) Lelaskan tentang program pengobatan dan alternatif pengobantan

    asional5 Mempermudah inter*ensi

    8) 7iskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk men-egah

    komplikasi

    asional5 Men-egah keparahan penyakit

    4) 7iskusikan tentang terapi dan pilihannya

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    16/19

    asional5 Memberi gambaran tentang pilihan terapi yang bisa digunakan

    ) 'anyakan kembali pengetahuan klien tentang penyakit, prosedur pera"atan dan

    pengobatan

    asional5 mem*alidasi kembali pengetahuan klien tentang penyakitnya

    LAPORAN PENDAHULUAN !ALAR:A ; &3J'&%J& %&CJ

    &L&

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    17/19

    >CB$5

    :'$&'J33J:J;

    E$OLAH 0:N: :L!U $EEHA0AN :NDONE:A JACB$5

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    18/19

    :'$&'J33J:J;

    ! 9C39 ! 3;''J;

    E$OLAH 0:N: :L!U $EEHA0AN :NDONE:A JACB$5:'$&'J33J:J;

    E$OLAH 0:N: :L!U $EEHA0AN :NDONE:A JA

  • 7/24/2019 Laporan Pendahuluan Malaria 2

    19/19

    DA50AR PU0A$A

    3urarif, &$ 201# &plikasi &suhan 9epera"atan erdasarkan 7iagnosa Medis 7an

    3&37& 3!.3>! Bdisi 2 Logjakarta Media-tion

    Mansjoer, &rif et al 2001 9apita ;elekta 9edokteran Bdisi Lakarta 5 B=!

    https5"""s-ribd-omdo-/642/0Caporan.%endahuluan.&skep.Malaria(7iakses

    tanggal 24 februari 2016)

    https://www.scribd.com/doc/87642807/Laporan-Pendahuluan-Askep-Malariahttps://www.scribd.com/doc/87642807/Laporan-Pendahuluan-Askep-Malariahttps://www.scribd.com/doc/87642807/Laporan-Pendahuluan-Askep-Malaria