laporan pendahuluan kista ovariia.docx
DESCRIPTION
PersalinanTRANSCRIPT
![Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIA
1. Definisi
Kista adalah pembesaran suatu organ yang didalamnya berisi cairan/ jenistumor yang
berupa kantung abnormal yang berisi cairan.
Kista ovari adalah: tumor yang berupa kantung abnormal yang berisi cairan yang terdapat
di indung telur yang biasanya bertangkai, bilateral (Saraswati,2002:138).
2. Patofisiologi (Smeltzer, Suzanne C. 2005)
Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tubafalopii. Dua
ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovariumligamen lebar uterus,
yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior
superior, dan ligamentum ovarii propium, yangmengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi,
ovarium dapat digerakkan.
Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria.Ukuran dan bentuk
ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saatovulasi, ukuran ovarium dapat
berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara.Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki
konsistensi yang padat dan sedikitkenyal. Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah
maturasi seksual,luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat
permukaannodular menjadi kasar. Ovarium terdiri dari dua bagian:
1) Korteks Ovarii Mengandung folikel primordial, berbagai fase pertumbuhan folikel
menujufolikel degraf, serta terdapat korpus luteum dan albicantes
2) Medula Ovarii Terdapat pembuluh darah, limfe, dan serat saraf
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksihormon. Saat
lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitive).
Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu atau lebih
ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga
merupakan tempat utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone,dan
androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi
wanita normal.
1
![Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/2.jpg)
Kista tumbuh pada jaringan sisa ovarium atau pada ovarium kontralateral,dan
berkembang dari sel-sel otot polos di ovarium. Kemudian kista terbentuk akibatsuatu
pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur yang dibungkus olehsemacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar ovarium.
3. Etiologi
Sampai sekarang ini penyebab dari kista ovarium belum sepenuhnyadimengerti, tetapi beberapa
teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan
balik ovarium-hipotalamus (Anurogo, 2009). Kista ovarium disebabkan oleh gangguan
2
![Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/3.jpg)
(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. Gagalnya sel telur (folikel)
untuk berovulasi. Adapun faktor predisposisi dari kista ovarium menurut (Smeltzer,Suzanne C.
2005) antara lain:
3.1 Gaya hidup tidak sehat.
1) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang seratLemak susah dipecah oleh
tubuh, dan dapat berlanjut dengan gangguanhormon sehingga dapat berlanjut dengan
kista
2) Zat tambahan pada makanan, merokok, konsumsi alcohol, terpapar oleh polusi dan
agen infeksiusZat tambahan pada makanan yang mengandung MSG serta
pengawet,terpapar oleh polusi, kebiasaan mengkonsumsi alkhohol, dan
seringnyamenghisap rokok menambah jumlah zat karsinogenik dalam tubuh yang
dapatmemicu terjadinya kista.
3) Kurang olah raga
4) Sering stressPola hormon sangat dipengaruhi oleh stres, sehingga menyebabkan
jumlahhormon tidak terkendali/terganggu. Hal ini berdampak pada perkembangankista
yang tergantung pada hormonal, seperti endometriosis dan kista polikistik.
3.2 UsiaKista ovarium fungsionl terjadi pada semua umur, tetapi kebanyakan padawanita di
masa reproduksi. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahankadar hormon yang
terjadi selama siklus haid.
3.3 Ovulasi yang terus berlangsung tanpa interupsi dalam waktu yang lama
3.4 Penggunaan pil KBKontrasepsi pil mengandung hormone yang berfungsi menekan
terjadinyaovulasi sehingga dapat mempengaruhi terjadinya kista.
3.5 Nulipara dan InfertilitasKedua faktor ini dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya
kista karena pada nulipara (Individu yang belum pernah melahirkan) dan infertilitas
tidak pernah mengalami proses laktasi yang berkaitan dengan sistem hormonalwanita.
3.6 Faktor genetik 3
Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker, yaituyang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karenamakanan yang bersifat
karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentuatau karena radiasi, protoonkogen ini
dapat berubah menjadi onkogen, yaitugen pemicu kanker.
3
![Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/4.jpg)
4. Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer (2005:1159) banyak tumor ovarium tidak menunjukangejala dan tanda
terutama tumor ovarium yang kecil. Sebagian gejala dan tandaadalah akibat dari pertumbuhan,
aktivitas endokrin, atau komplikasi dari tumor tersebut. Gejala umum kista bervariasi dan tidak
spesifik. Pada stadium awal berupa:
1. Haid tidak teratur
2. Nyeri pada saat haid
3. Menoragia
4. Nyeri tekan pada payudara
5. Menopause dini
6. Rasa tidak nyaman pada abdomen
7. Sering berkemih atau bisa juga retensi urine
8. Lingkar abdomen yang terus meningkat
5. Klasifikasi
Diantara tumor-tumor ovarium, ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat nonneoplastik
(Lukman, 2010 dan Prawirohardjo, 1999:355):
5.1 Kista neoplastik Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas.
5.1.1 Bersifat jinak berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski jinak kista ini dapat
berubah jadi ganas
1. Kista dermoid
Merupakan jenis tumor jinak kadang-kadang disebut sebagai dewasa
teratomakistik. Ini adalah kista abnormal yang biasanya mempengaruhi wanita mudadan
dapat tumbuh sampai 6 inci diameter. Sebuah kista dermoid dapat berisi jenis lain
pertumbuhan jaringan tubuh seperti lemak dan kadang-kadangtulang, rambut, dan tulang
rawan.
4
![Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/5.jpg)
2. Kista endometroid
Kista jenis ini terbentuk ketika jaringan endometrium (jaringan lapisan rahim)hadir pada
ovarium. Ini mempengaruhi perempuan selama tahun-tahunreproduksi dan dapat
menyebabkan nyeri panggul kronis yang berhubungandengan menstruasi. Kista
endometrioid, seringkali isi cairan berwarna gelapatau darah coklat kemerahan, dengan
ukuran 0,75-8 inci.
3. Cystadenoma5
Cystadenoma adalah jenis tumor jinak yang berkembang dari jaringanovarium, berisi
bahan cairan lendir dan dapat menjadi sangat besar sekitar 12inci atau lebih.
5.1.2 Bersifat ganas
Kista ini biasanya mengarah ke kanker dan biasanya bersekat dengan dinding sel tebal
dan tak teratur.
5.2 Kista ovari non neoplastik
1. Follicular kista ini jenis kista sederhana dapat terbentuk ketika ovulasi tidak terjadi
atauketika involutes folikel matang (runtuh dengan sendirinya). Sebuah kistafolikuler
5
![Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/6.jpg)
biasanya bentuk pada saat ovulasi dan dapat tumbuh menjadi sekitar 2,3 inci diameter.
Pecahnya kista jenis ini dapat membuat sakit parah yangtajam di sisi kista ovarium yang
muncul. Biasanya, kista ini tidak menghasilkan gejala dan menghilang dengan sendirinya
dalam beberapa bulan.
2. Kista Corpus luteum
Jenis kista ovarium fungsional terjadi setelah telur telah dilepaskan darifolikel.
Setelah ini terjadi, folikel menjadi korpus luteum. Jika kehamilantidak terjadi, korpus
luteum biasanya rusak dan hilang. Biasanya, kista iniditemukan hanya pada satu sisi dan
tidak menghasilkan gejala.
3. Kista Dengue Merupakan jenis kista fungsional terjadi ketika perdarahan terjadi di dalam
kista. Gejala sepertisakit perutpada satu sisi tubuh.
6
![Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/7.jpg)
6. Komplikasi
Menurut Sjamsuhidajat (2004:962) komplikasi dari kista adalah:
1. Adanya perdarahan kedalam kista sehingga menyebabkan pembesaran kistadan
menimbulkan gejala klinik yang minimal tetapi jika perdarahan banyak akan terjadi
distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perutmendadak.
2. Infeksi pada tumor jika dekat tumor ada sumber kuman pathogen sepertiapendiksitis.
3. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi. Adanya putaran
tangkaimenimbulkan tarikan melalui ligamentum infundibulopelvikum
terhadap peritoneum parietal dan ini menimbulkan rasa sakit.
4. Perubahan keganasan yang terjadi pada kista yang jinak.
7. Pemeriksaan Klinis (Sjamsuhidajat, 2004)
Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala. Namun kadang-
kadang kista dapat menyebabkan beberapa masalah seperti:
1. Berdasarkan keluhan
a. Discomfort perut bagian bawah
b. Teraba benjolan pada perut bawah
2. Pemeriksaan teraba tumor diluar uterus
a. Terpisah dengan uterus diluar uterus atau masih melekat
b. Konsistensi kistik atau solid
c. Permukaan dapat rata atau berbenjol-benjol
d. Masih dapat digerakkan atau terfiksir
8. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Sjamsuhidajat (2004:961) metode yang digunakan dalammendiagnosa kista:
1. Laparas copy Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah
tumor berasal dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat dari tumor itu
2. Ultrasonografi.Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor,
apakahtumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah
tumor kistik atau solid, dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga
perutyang bebas dan yang tidak.
7
![Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/8.jpg)
3. Pemeriksaan hormon dalam darah akan memperlihatkan kadar androgen
danestrogen sehingga FSH dan LH meningkat dan merangsang ovulasi.
9. Penatalaksanaan
Menurut Lukman (2010) dan Smeltzer (2005) penatalaksaan dari kista adalah:
1) Konservatif Biasanya dilakukan pada kista yang bersifat non neoplastik
melalui pemberian klomifem dan pemberian obat anti estrogen untuk
menurunkanestrogen sehingga FSH dan LH meningkat dan merangsang ovulasi.
2) Pembedahan
a) Jika tumornya tidak memberi gejala atau keluhan dan besarnya tidak lebih dari 5 cm,
kemungkinan kista tersebut adalah kista folikel.
b) Tindakan operasi pada tumor neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan tumor
dengan mengadakan reseksi pada bagian ovariumyang mengandung tumor.
c) Jika tumornya besar dan perlu dilakukan pengangkatan ovarium biasanya disertai
dengan pengangkatan tuba (salpingo-offorektomi).
d) Jika terdapat keganasan operasi yang tepat adalah histerektomi
dansalpingoovarektomi bilateral.
3) Ciri kista yang perlu dioperasi diantaranya dengan indikasi:
a) Kista berdiameter lebih besar dari 5 cm dan telah diobservasi 6-8 minggu tanpa ada
pengecilan tumor.
b) Ada bagian padat dari dinding tumor.
c) Dinding tumor bagian dalam berjonjot.
d) Dugaan terpelintir atau pecah.
B. Konsep Pembiusan
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan
aesthētos,"persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu
tindakanmenghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver
Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Konsep Pembiusan menurut (Oswari E, 2003: 34-37) antara
lain:
8
![Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/9.jpg)
1. Anastesi General (umum)
Anastesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa sakit/nyeri secara sentraldan
disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversible). Obat untuk anastesi umum
ada yang berupa gas dan cairan. Cara pemberian obat bius dapatdilakukan melalui tiga cara
yaitu melalui isapan gas obat bius, menyuntikkan cairanobat bius, dan memasukkan obat bius
kedalam rektum. Anastesi umummenyebabkan mati rasa karena obat ini masuk kejaringan
otak dengan tekanansetempat yang tinggi.
1.1 Alat dan Obat
Terdiri dari mesin anastehesi (general-dreger) yang dilengkapi mesin
monitor.Obat: yang terdiri dari analgesic, obat untuk melemaskan otot atau
merelaksasi,antara lain: Fortanes, Propofol, Fentanyl, Notrixum, Lidocain, Recofol,
Remopain,Sulfas Atrophin, Cedantron. Semuanya terlebih dahulu telah disiapkan
dalamspuit.Intubasi: xylocain spray. ETT dalam beberapa ukuran, laryngoscope, stilet,
fiksasi, spuit 25cc, suction, oksigen bag and mask, stestoskop.
1.2 Tahapan Pembiusan
Kedalaman anastesi umum dibagi dalam empat stadium, yaitu:
1) Stadium I atau stadium analgesia
Stadium ini tercapai pada saat pasien menghirup obat bius. Saat ini pasienmerasa
pusing dan seakan-akan melayang, telinga merasa berdenging dan bising. Kesadaran
pasien masih ada tapi tidak dapat berbuat apa-apa, merasaseakan-akan seluruh badan
lumpuh. Pasien menjadi sangat perasa terhadapsuara, suara bisikan terdengar sebagai
teriakan yang menggaum.Tanda-tanda stadium I: ukuran pupil masih seperti biasa,
refleks pupil masihkuat, pernafasannya tidak teratur, nadi tidak teratur sedangkan
tekanan darah tidak berubah.
2) Stadium II
Pada stadium ini operasi belum boleh dimulai, ukuran pupil seperti biasa, refleks
pupilkuat, pernapasannya tidak teratur, nadi tidak teratur dan cepat,tekanan darah
meninggi
3) Stadium III
9
![Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/10.jpg)
Pada stadium ini telah tercapai mati rasa sempurna. Semua refleks permukaan telah
hilang, tetapi refleks vital seperti denyut jantung dan pernapasan seperti biasa.
Ukuran pupil mulai mengecil, tidak bergerak bila diberi cahaya, danrefleks bola mata
tidak ada, pernapasan teratur dan dalam, denyut nadi agak lambat.
4) Stadium IV
Pusat pernapasan yang terletak dibatang otak (medulla oblongata) menjadi lumpuh,
sehingga pernapasan berhenti sama sekali. Bila pembiusan tidak segera dihentikan
dan dibuat nafas buatan, jantungpun akan segera berhenti,disusul dengan kematian.
1.3 Teknik anestesi general
Terbagi atas tiga tahapan, yaitu:
1) Induksi
2) Intubasi
3) Rumatan
4) Ekstubasi
(1) Induksi dan oksigenasi
a) Pemberian obat-obat induksi intravena
b) Pemberian O2 menggunakan sungkup minimal 2 menit
(2) Intubasi trakea
Adalah memasukkan pipa endotrakeal kedalam trachea sehingga jalan nafas bebas
dan nafas mudah dikendalikan. Tujuannya mempertahankan jalan nafas,
mempermudah pemberian ventilasi dan oksigenasi, mencegah aspirasi,
pembersihansaluran trakeobronkial.
(3) Rumatan anastesi Mengacu pada trias anastesi, yaitu:
a) Tidur ringan (hipnosis)
b) Selama pembedahan tidak merasa nyeri (analgesia)
c) Relaksasi otot cukup
Bisa dengan:
a) Intravena (anastesi intravena total/TIVA)
b) Inhalasi (gas)
Pemantauan anastesi selama operasi berlangsung:
10
![Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/11.jpg)
a) TTV (pernafasan, tekanan darah, nadi)
b) Kedalaman anastesi (adanya gerakan, batuk, mengedan, perubahan polanafas,
takikardia, hipertensi, keringat, airmata)
c) Cairan: pemasukan dan pengeluaran
(4) Ekstubasi
Melepas pipa endotrakeal. Ekstubasi terbaik pada saat pasien dalam anastesiringan
dengan catatan tidak ada spasme laring. Ekstubasi ditunda sampai pasien benar-benar
sadar bila instubasi mengalami kesulitan, pasca intubasi ada resikoaspirasi. Bila
keadaan pasien tidak memungkinkan dilakukan anastesi umum, makadilakukan
anastesi regional.
2. Anastesi regional
Anastesi regional dapat dilakukan melalui:
1) Anastesi lumbalYaitu dengan menyuntik obat anastesi melalui pungsi lumbal
kedalam ronggasubaraknoid, obat yang masuk itu akan mematirasakan akar saraf
yang keluar darisumsum tulang belakang, Anstesi untuk dada, perut, anggota bawah
dapatdilakukan melalui suntikan obat bius kedalam rongga subaracnoid yang
disebutanastesi lumbal. Obat disuntikan melalui pungsi llumbal yaitu sekutar tulang
lumbalketiga dan kelima (L3-L4-L5). Tidak boleh ditusuk lebih tinggi agar tidak
menusuk sumsum tulang belakang. Bila disuntikan kedalam rongga epidural, maka
terjadilah blockade kaudal yang disebut anastesi epidural. Pasien yang mendapat
anastesispinal tetap sadar, sehingga dapat mendengar semua pembicaraan. Oleh
karena itu jangan membicarakan keadaan pasien didepannya. Obat yang dipakai
adalah prokain, pantokain, intrakain, nuperkain, dan sebagainya. Keuntungan
anastesispinal ialah menimbulkan kelumpuhan otot (relaksasi otot) yang juga
sempurna.Kerugiannya adalah cara ini tidak cocok untuk anak-anak. Selain itu, sekali
obat dimasukkan, tidak dapat dikeluarkan lagi dan lamanya terjadi anastesi pun
agak kurang pasti walaupun kita dapat mengarungginya. Tekanan darah menurun, hal
inidisebbakan terjadinya kelumpuhan saraf pembuluh darah (vasomotor).
Untuk mencegah penurunan tekanan darah itu, sebelum dilakukan anstesi lumbal
11
![Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/12.jpg)
(spinal)terlebih dahulu disuntik ependrin atau atau methoxamine. Selama anastesi
lumbalatau setelah selesai pemberian mual, muntah dan sakit kepala
2) Anastesi peridural Yaitu, obat dimasukkan melalui pungsi lumbal , tetapi jarum
suntik dimasukansampai ke rongga peridural saja
3) Anastesi blok Yaitu obat langsung disuntikkan kesekitar saraf atau ke pangkal saraf
Bila ahli badah hendak mengoprasi lengan, maka dapat dilakukan anastesi blok
pada pleksusbrakialis. Daerah yang akan disayat atau dioperasi , disuntik secara
meratadengan obat anastesi local. Untuk mengurangi perdarahan dapat dicampur
denganadrenalin sebab adrenalin yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.
4) Anastesi infiltrasiYaitu dengan menyuntikan obat anastesi langsung ke ujung-ujung
saraf dibawahkulit
5) Anastesi topicalYaitu dengan mengoleskan atau menyemprokan obat anstesi ke
permukaan kulitatau selaput lender, sehingga ujung-ujung saraf dibawahnya menjadi
mati rasa.
2.2 Indikasi Anastesi SAB
Menurut Mangku (2010), indikasi SAB adalah sebagai berikut :
1) Abdominal bawah dan inguinal
2) Anorektal dan genetalia eksterna
3) Ekstermitas interior
2.3 Kontraindikasi Anastesi SAB
Menurut Mangku (2010), Kontarindikasi anastesi SAB adalah sebagai berikut :13
1. Pasien tidak kooperatif
2. Gangguan faal hemostatis
3. Penyakit-penyakit saraf otot
4. Infeksi diderah lumbal
5. Dehidrasi
6. Syok
7. Anemia
8. SIRS (systemic inflamator response syndrom)
12
![Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/13.jpg)
9. Kelainan tulang belakang (termasuk arthritis dan kelainan anatomi
tulang belakang).
2.4 Komplikasi post anastesi SAB
Menurut Mangku (2010), Kontarindikasi anastesi SAB adalah sebagai berikut :
1. Bradikardi dan hipotensi
2. Hipoventilasi sampai henti nafas
3. Blok spinal total
4. Mengigil
5. Nyeri kepala dan nyeri pinggang
6. Retensi urine
7. Kegagalan blok.
KONSEP KEPERAWATAN PERIOPERATIF
Menurut Fransiska. B (2009) dan Sylvia, (2006) istilah yang digunakan
untuk menggambarkan fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan
pasien. Suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman pembedahan:Praoperatif,
intraoperatif, dan pascaoperatif.
1. Fase praoperatif
Dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim
ke meja operasi. Lingkup aktifitas keperawatan, penetapan pengkajian dasar pasien di tatanan
klinik atau di rumah, menjalani wawancara praoperatif, dan menyiapkan pasien untuk
anestesi pada pembedahan.
2. Fase Intraoperatif
Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau departemen bedah dan berakhir saat pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan. Lingkup aktifitas keperawatan:memasang infus,
memberikan medikasi intravena, melakukan pemantauanfisiologis menyeluruh sepanjang
prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien.
3. Fase Pascaoperatif
Dimulai pada saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir denganevaluasi tindak
lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.
13
![Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/14.jpg)
1. Pengkajian
1. 1 Pengumpulan data
1. Identitas klienSering terjadi pada wanita berusia 20-50 tahun
2. Keluhan utamaPre Operasi: Biasanya timbul nyeri mendadak saat haid diperut
bagian bawah.Intra operasi: Tidak ada keluhan karena masih dalam pengaruh
anastesigeneral.Post operasi: Nyeri pada bagian insisi.
3. Riwayat penyakit sekarang Pre Operasi: Biasanya adanya gangguan pada siklus
mensturasi, disminorea, amenorea.
4. Riwayat penyakit dahuluKeadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita
oleh penderita yang berhubungan dengan tumor.
5. Riwayat obstetricMeliputi kapan mendapat menarce pertama kali, berapa lama
siklus haid, jumlah darah yang keluar, keluhan waktu haid, riwayat penggunaan
KB(Sarwono, 1994).
6. Data psikososialPre Operasi: adanya benjolan yang membesar disertai rasa nyeri
saat haid,menimbulkan kecemasan, stress, takut tentang diagnose, tindakan,
prognosa,harapan yang akan datang.Intra operasi: Pasien tidak merasakan apapun
karena dalam pengaruh anastesigeneral.Post Operasi: Merasa sedikit tenang
karena operasi sudah selesai dilakukan.
1.2 Pola kebutuhan dasar sehari-hari
1. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi Pre Operasi:
Kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet),
anoreksia, mual muntah, perubahan berat badan.Intra operasi: Pasien masih dalam
pengaruh anastesi.Post operasi: klien masih puasa, mual-muntah efek anastesi,
kembung.
2. Pola eliminasi miksi, defekasi Pola eliminasi alvi pre operasi:
Adanya perubahan pola eliminasi defekasiseperti nyeri saat defekasi.Post operasi:
Akibat pengaruh anastesi peristaltic menurun menyebabkankembung.Pola
eliminasi urine pre operasi: perubahan eliminasi urinarius misalnyasering
berkemih.Post operasi: Post operasi: Terjadi retensi urine akibat efek anasthesi.
14
![Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/15.jpg)
3. Pola kebutuhan aktivitas dan istirahat
Pre Operasi: Kelemahan dan keletihan.
Perubahan pada pola istirahat, dan jam kebiasaan tidur malam karena adanya
ansietas.Intra operasi: Pasien tidak sadarkan diri karena masih dalam
pengaruhanastesi.Post operasi: Pasien masih dalam pengaruh bius namun bisa
diajak berbicara .
4. Pola kebutuhan hygiene perseorangan
1.3 Pemeriksaan fisik
1. Sistem pernapasan
Pre operasi: Dapat terjadi gangguan pernafasan jika kista membesar dandisertai
ascites, timbul sesak nafas , takipnue.Intraoperasi: Pasien dibantu pernafasannya
dengan menggunakan ETT jikaanastesi yang digunakan anastesi general.Post
operasi: pernafasan meningkat akibat nyeri
2. Sistem kardiovaskuler
Pre operasi : Perdarahan abnormal pervagina dapat menimbulkan
anemia,gangguan perfusi jaringan, tekanan darah turun, takikardia, syok
hipovolemik.Intra operasi: Bisa terjadi resiko perdarahan.Post operasi : Adanya
peningkatan tekanan darah, nadi meningkat karenaadanya nyeri, akral dingin,
CRT > 3 detik
3. Sistem persyarafan
Pre dan post operasi : raut wajah kesakitan akibat nyeriIntraoperasi: pasien
nampak tenang karena efek anastesi
4. Sistem perkemihan
Pre operasi: Akibat penekanan kandung kemih oleh tumor
menyebabkanterjadinya dysuria, dapat juga menyebabkan hydronephrosis
akibattertekannya ureter sehingga terjadi retensi urine.Intra operasi: Selama
proses operasi kebutuhan eliminasi pasien dibantudengan penggunaan kateter.Post
operasi: Dampak dari anestesi yaitu melemahnya kontraksi otot destrusor vesica
urinaria dan pulih kembali dalam waktu 6-8 jam.
15
![Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/16.jpg)
5. Sistem pencernaan
Pre operasi : Dapat terjadi konstipasi akibat penekanan rectum oleh tumor, pada
abdomen ditemukan benjolan pada perut bawah, terasa berat, nyeri.Post operasi :
penurunan atau tak ada bising usus (dampak anestesi terjadi <6-8 jam pasca
operasi)
6. Sistem musculoskeletal
Pre operasi : Didapatkan nyeri panggul, edema tungkai hingga varices,kelelahan
dan kelemahan.Post operasi : Kelemahan.
7. Sistem reproduksi Adanya benjolan diperut bagian bawah, rasa tidak enak.
2. Diagnosa Keperawatan
2.1 Pre Operasi
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan degan adanya putarantangkai tuba
2) Penurunan Perfusi jaringan sehubungan dengan penurunan kadar Hb dalam darah.
3) Perubahan pola eliminasi miksi (peningkatan frekuensi berkemih) sehubungan
dengan pembesaran tumor.
4) Konstipasi sehubungan dengan pembesaran tumor.
5) Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitserta
penatalaksanaannya
6) Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
sehubungan dengan mual, muntah.
2.2 Intra operasi
1) Resiko perdarahan sehubungan dengan adanya proses insisi padadaerah operasi.
2.3 Post operasi
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan trauma jaringandan reflex
spasme otot sekunder akibat operasi yang ditandai dengan pasienmengeluh nyeri,
raut wajah kesakitan, TTV (nadi, RR dan tensi meningkat),diaphoresis, VAS
meningkat
2) Resiko infeksi (ISK) berhubungan dengan pemasangan kateter tetap
16
![Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/17.jpg)
3) Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entrymikroorganisme.
4) Gangguan rasa nyaman (kembung) berhubungan dengan penurunan peristaltic
usus.
5) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan efek anastesiregional ditandai
dengan keterbatasan pergerakan dan enggan untuk bergerak.
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa keperawatan dan
tujuan
Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan trauma jaringan dan reflex spasme otot sekunder akibat operasiyang ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, raut wajah kesakitan, TTV (nadi, RR dan tensi meningkat), diaphoresis,VAS meningkat.
Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan adanya penurunan rasa nyeri dengan criteria:
Pasienmengungkapkannyeri berkurang
Raut wajah tidak kesakitan
TTV dalam batasnormal Tidak diaphoresis VAS dalam batasnormal
(0-1)
1. Jelaskan pada pasien penyebab nyeri dan jelaskan tindakan untuk mengatasi nyeri
2. Ajarkan pada pasien teknik pengurangan rasa nyeri dengan teknik
-Relaksasi-Distraksi-Skin stimulation
3. Kolaborasi dengan dokter dalampemberian analgesic.
4. Observasi keluhan,TTV, VAS dan rautwajah pasien
Trauma jaringan, refleks spasmeotot ,
meningkatkan pelepasanmediator kimia
(bradikinin,histamine, prostaglandin)
Relaksasi meningkatkan
produksiendorfin dan enfekalin pada
selinhibitor kornudorsalis medulla yang
dapat menghambat transmisi nyeri
Meningkatkan aktivitas dalam system
control desenden pada kornu dorsalis
untuk menghambat transmisi nyeri
Mengaktifkan substansi agelatinosa
dalam pengendalian nyeri sehingga
menghambat transmisi nyeri ke SSP
Analgesic merupakan obat golongan
penghilang rasa nyeridengan
menghambat sintesis prostaglandin
sehingga nyeri berkurang
Peningkatan TD, Nadi, RR,ekspresi
kesakitan, VAS >2sebagai indikator
17
![Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/18.jpg)
adanya nyeri
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan aliran darah sekunder akibat perdarahan yang ditandaidengan akral dingin, kulit tampak sianosis, lembab,Tekanan darah sistolik <90mm Hg dan diastolic<70mmHg, nadi>100x/menit dan lemah, CRT>2 detik
Tujuan:Perfusi jaringan kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan criteria hasil: Pasien tidak sianosis Akral hangat, kering, merah Tekanan darahnormal
sistolik 110-130 mmHg dandiastolic 70-90mmHg
Nadi 60-100 CRT <2 detik
1. Jelaskan pada pasiententang penyebabketidakefektifan perfusi jaringan
2. Beri posisi syok3. Berikan cairan IV
atautransfuse darah sesuaiindikasi
4. Observasi nadi dantekanan darah, CRT,akral
Pendarahan saat operasi
menyebabkan penurunan Hb
sebagai elemen yang berperan
mentanspor oksigen ke
seluruh pembuluh darah
termasuk pembuluh darah
perifer menyebabkan oksigen
ke jeringan menurun dan
terjadigangguan perfusi jaringan
Mengutamakan suplay darah
danoksigen untuk organ-organ
penting seperti jantung dan otak
Menggantikan kehilangan darahdan
memepertahankan volume sirkulasi
dan pervusi jaringanTekanan darah
normal (60-100x/menit), tekanan
normalsistolik 110-130 mmHg
dandiastolic 70-90 mmHg, CRT
<2detik dan akral hangat
menandakan keadekuatan
perfusi jaringan
3 Risiko infeksi (ISK) berhubungan dengan pemasangan kateter tetapTujuan: infeksi (ISK) tidak terjadi setelah dilakukantindakan keperawatanselama perawatan dengancriteria hasil: Pasien tidak nyerisaat
berkemih Suhu normal 36,4-37,40C Tidak ada
kemerahan, pembengkakan, nyeri pada daerah pemasangan kateter
1. Jelaskan kepada pasienmengenai tandaterjadinya infeksi pada pemasangan kateter
2. Rawat kateter setiap hari3. Observasi keluhan pasien,
warna urine, nadi,suhu
Tanda jika terjadi infeksimeliputi
adanya nyeri saat berkemih, lokasi
pemasanganketeter bengkak,
kemerahan,urine berwarna
keruh/kadang ada darah mencegah
dan menghindari terjadinya infeksi
pada pemasangan keteter Pasien
tidak mengeluh nyerisaaat
berkemih, warna urine kuning
jernih, nadi dan suhu dalam batas
18
![Page 19: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/19.jpg)
normal menunjukaninfeksi tidak
terjadi
4. Gg. Rasa nyaman distensi abdomen berhubungan dengan efek anastesi sekunder akibat pembedahan yang ditandai dengan pasien mengeluh kembung, belum flatus, tidak ada peristalticusus, tekanan darah dan nadi meningkat.
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi setelah dilakukan penyuluhan keperawatan dengan kriteria hasil pasien mengungkapkan sudah kentut dan perutnya terasa lapar
1.Jelaskan kepada pasienfisiologi dari distensiabdomen.
2.Anjurkan pasien untuk sering mobilisasi miringkanan, miring kiri danduduk bila kuat.
3.Libatkan keluarga pasienuntuk memotivasi danmembantu pasien bergerak
4.Observasi keluhan danmotilitas usus
Distensi abdomen disebabkan oleh
efek anastesi yang bersifat
mempengaruhi saraf simpatis
dan parasimpatis sehingga
menurunkan tonus dan
kontraksiotot baik otot polos
maupun ototlurik sehingga usus
tidak berkontraksi dan terjadi
distensi.
Aktivitas akan memicu
saraf simpatis sehingga
akanmempengaruhi aktivitas otot
digit
Dukungan dan motivasi
akanmenimbulkan dorongan
dankepercayaan diri pasien
untuk beraktivitas
Pemantauan gerakan usus
merupakan tanda pemulihan otot
tubuh
5 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan efek anastesi
1. Jelaskan pada klien alasan pembatasan mobilitas fisik pada SubArachnoid Blok Regionalanastesi
2. Jelaskan pada klientahapan mobilitas fisik pasca SAB anastesi, yaitu:• Pasca operasi 0-6
jamklien tidur terlentang• 6-24 jam klien
bolehmiring ke kiri dan kekanan dengan bantuan
• Lebih dari 24 jam
Pembatasan mobilitas fisik
dapatmembantu meminimalkan
risikoterjadi hipotensi ortostatik
Mempertahankan tekanan
liquor cerebral dalam medulla
spinalis
Aktivitas mempertahankan
19
![Page 20: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/20.jpg)
kliendapat bangun dan duduk
3. Bantu dan motivasi klien dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas, higiene perseorangan dan nutrisi secara bertahap
4. Observasi kemampuan beraktivitas setiap 3 jam
kelancaran sirkulasi darah. HP
meningkatkan kenyamanan klien,
nutrisi meningkatkan regenerasisel
Mengetahui pemulihan fungsineuro
muskuler ekstremitas bawah
20
![Page 21: LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIIA.docx](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061302/54e455974a7959bb668b4669/html5/thumbnails/21.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
EGC.JakartaLukman. (2010).
Kista ovari pada wanita. http://www.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?
newsid1200624282,53419. Diakses tanggal 9Desember 2011, pukul
22.30Mansjoer, Arief dkk. 2000.
Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : MediaAesculapiusSaraswati. 2002.
Asuhan Keperawatan Kista Ovari.http://kandunganbedah. Diakses tanggal
tagl 21 mei 2010 pukul 12.28Sjamsuhidajat, R. 2004.
Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGCSmeltzer, Suzanne C. 2005.
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih bahasa: Agung Waluyo.
Jakarta : EGC
21