laporan pendahuluan hemoroid vera

21
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “ “ DENGAN HEMOROID DI RUANG BIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KETILENG SEMARANG Disusun oleh : Verawati Astuti 092070113

Upload: sri-kuspartianingsih

Post on 02-Jan-2016

1.304 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “ “ DENGAN HEMOROID DI

RUANG BIMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KETILENG SEMARANG

Disusun oleh :

Verawati Astuti

092070113

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

201O

Page 2: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

1. KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Hemoroid merupakan penyakit daerah anus yang cukup banyak ditemukan pada

praktek sehari-hari. Di RSCM selama 2 tahun(Januari 1993 s.d Desember 1994)

dari 414kali pemeriksaan kolonoskopi di dapatkan 108 (26,09) kasus hemoroid.

Hemoroid memiliki sinonim piles, ambein, wasir atau sauters pole disease dalam

istilah di masyarakat umum.

Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku

kedoteran Dorland, 1998).

Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah

rectal yang tidak signifikan (D. D. Ignatavicius, 1998).

Klasifikasi

A. Hemoroid internal

Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan

ditutupi oleh mukosa diatas spingter ani.

Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :

1. Derajad I

Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu

defekasi. Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol

dalam lumen.

2. Derajad II

Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi

dapat masuk kembali secara spontan.

3. Derajad III

Page 3: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali

sesudah defekasi.

4. Derajad IV

Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong

masuk kembali.

B. Hemoroid Eksternal

Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat

didorong masuk.

Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :

Akut

Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir

anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai

hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal

karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.

Kronik

Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang

terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

B. ETIOLOGI

Faktor penyebab hemoroid adalah :

oMengejan pada waktu defekasi

oKonstipasi menahun

oKelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah

oHerediter

oPembesaran prostat

oPeningkatan tekanan intra abdomen

Page 4: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

- Kehamilan

- Konstipasi

- Berdiri dan duduk terlalu lama

oFibroma uteri

oTumor rectum

oDiare

oKongesti pelvis

Tanda dan gejala pendukung adanya hemoroid

▪ Adanya trauma karena feses yang keras

▪ Adanya darah keluar dengan warna merah segar

▪ Adanya prolaps

▪ Buang air besar sakit dan sulit

▪ Dubur terasa panas.

▪ Timbulnya nyeri (hemoroid eksterna)

▪ Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam

C. PATOFISOLOGI

Hemoroid adalah bantalan jaringanikat dibawah lapisan epitel saluran anus

sebagai bantalan, maka ia berfungsi untuk :

Mengelilingi dan menahan anastomosis antara arteri rektalis superior dengan

vena rektalis superior , media dan inferior.

Mengandung lapisan otot polos dibawah epitel yang membentuk masa

bantalan.

Memberi informasi sensori penting dalam membedakan benda padat , cair

atau gas.

Secara teoritis, manusia mempunyai tiga buah bantalan posterior kanan,

anterior kanan, dan later kiri.

Page 5: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

Kelainan-kelainan bantalan yang terjadi adalah pembesaran / penonjolan keluar

disebut / menjadi ciri hemoroid.

1. Stadium Dini

Pada sifilis yang di dapat, treponemapallidium masuk ke dalam kulit melalui

mikrolesi atau selaput lender, biasanya melalui senggama . Kuman terssebut

berkembang biak , jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrate yang terdiri

atas sel-sel limfosit dan sel-sel plasma, terutama di periveskuler, pembuluh-

pembuluh darah kecil berpoliferasi dikelillingi oleh Treponema Pallidium dan

sel-sel radang. Enartiritis pembuluh darah kacil menyebabkan perubahan

hipertrofi endotolium yang menimbulkan bliterasi (enartiritis oblitrans). Pada

pemeriksaan klinis tampak sebagian S1 terlihat, kuman telah mencapai

kelenjar getah bening regional secara limfogen dan berkembang biak , terjadi

penjalaran hematogen yang menjalar keseluruh jaringan tubuh. Multiplikasi di

ikuti oleh reaksi jaringan sebagai S II yang terjadi 6-8 minggu setelah SI. S I

akan sembuh perlahan-lahan karena kuman ditempat tersebut berkurang

jumlahnya. Terbentuklah fibrolas-fibrolas dan akhirnya sembuh berupa

sikatrik. SII juga mengalami regresi perlahan-lahan lalu menghilang. Timbul

stadium laten. Jika infeksi T palladium gagal di atasi oleh proses imunitas

tubuh, kuman akan berkembang biak lagi dan menimbulkan lesi rekuren. Lesi

dapat timbul berulang-ulang.

2. Stadium Lanjut

Stadium laten berlangsung bertahun-tahun karena treponema dalam keadaan

dorman. Treponema mencapai system kardiovaskuler dan system saraf pada

waktu dini, tetapi kerusakan berlahan-lahan sehingga memmerlukan waktu

bertahun-tahun untuk menimbulkan gejala klinis. Kira-kira dua pertiga kasus

dengan stadium laten tanpa gejala.

Page 6: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

D. PATHWAYS

Konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, fibroma

uteri, pembesaran prostat, tumor rectum.

Kongesti vena

(gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis)

HEMOROID

Eksternal Internal

Pembengkakan sekitar anus

KronikAkut

Terdapat lipatan kulit anus

Nyeri/ gatal Nyeri

DRJ I DRJ II DRJ III DRJ IV

Intake serat adekuat

Sembuh

Anastesi

Post operasiIntra operasiPre operasi

Hemoroidektomi

Luka insisiPerdarahan

Cemas/ takut

Page 7: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

E. MANIFESTASI KLINIK

Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau wasir tanpa adanya

hubungannya dengan gejala rectum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat

jarang sering ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada

hemoroid eksterna yang mengalami thrombosis.

Perdarahan pada umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna akibat

trauma oleh faces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak

bercampur dengan faces , hanya dapat berupa garis pada faces atau kertas

pembersih sampai perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet

menjadi merah. Hemoroid yang membesar secara berlahan-lahan akhirnya

menonjol keluar menyebabkan prolaps, pada tahap awal , penonjolan ini hanya

terjadi pada waktu defekasi dan disusul oleh reduksi spontan setelah defekasi.

Pada stadium lebih lanjut hemoroid interna ini perlu di dorong kembali setelah

defekasi agar masuk kedalam anus.

Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami

prolaps yang menetap dan tidak bisa di dorong masuk lagi. Keluarnya mucus dan

terdapatnya faces pada pakaian dalam merupakan cirri hemoroid yang

mengalami prolaps menetap. Iritasi kulit perinial dapat menimbu;kan rasa rasa

gatal yang dikenal sebagai proritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban

yang terus menerus dan rangsangan mucus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat

thrombosis yang luas dengan udem dan radang.

Page 8: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

Hemoroid menyebabkan tanda dan gejala:

Rasa gatal dan nyeri.

Perdarahan merah terang saat BAB.

Pada hemoroid eksterna sering timbul nyeri hebat akibat inflamasi dan edema

yang disebabkan oleh trobosis (pembekuan darah dalam hemoroid).

a. Peningkatan tekanan darah.

b. Penurunan fungsi ginjal.

c. Nyeri pinggang atau abdomen.

d. Peningkatan suhu badan.

e. Pemeriksaan urin mungkin normal.

f. Periksaan darah ditemukan asparpartate aminotransparase lactid

dehidroganase.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Tujuan untuk memberikan rasa nyaman dan menurunkan gejala.

b. Penataksanaan medis nonfarmakologi.

1. Memberikan posisi recumbent mengurangi penekanan edema dan

prolaps.

2. Memberikan makanan yang mengandung serat untuk memudahkan

BAB tidak mengejan.

3. Meningkatkan pemasukan cairan sehingga tinja jadi lunak melakukan

kompres dingin pada saat nyeri didaerah anus , dan lakukan rendam

bokong (sitz bath) secara continue untuk memberikan rasa nyaman.

c. Penatalaksanaan medis pharmakogis.

1. Menggunakan obat pelembut tinja untuk memudahkan BAB.

2. Laksatif bila terjadi konstipasi.

Page 9: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

3. Gunakan obat luar (oles), kream dan supossitoria untuk mengurai

nyeri sedang maupun berat atau gagal.

d. Prosedur khusus medical-surgial.

1. Hemeroidectomi : pembedahan pada hemorid

2. Sclerosing pada hemoroid : injeksi pada jaringan sub mukosa.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis hemoroidvdi buat dengan inspeksi dan protaskopi. Bila hemoroid

dan perdarahan terjadi pada penderita usia pertengahan dan usia lanjut, perlu bagi

dokter untuk menyingkirkan adanya kanker.

1. Pemeriksaan colok dubur

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat

diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya

tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila

hemoroid sering prolaps lender akan menebal. Trombosis dan fibrosis

pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan dubur

ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rekrum.

2. Pemeriksaan anaskopi

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol

keluar. Anascopi dimasukan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita

dalam posisi litotomi anoscopy dan penyumbatannya dimasukan kedalam

anus sedalam mungkin, penyumbatan diangkat dan penderita disuruh

bernafas panjang. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka

Page 10: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolap akan lebih nyata.

Banyaknya benjolan, derajatnya, letak, besarnya, dan keadaan lain dalam

usus seperti polip, fisura any, dan tumor ganas harus dapat diperhatikan.

3. Pemeriksaan proktosigmoiddoskkopi

Prostosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan

disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi,

karena hemoroid merupakan keadaan fisiologi saja atau tanda yang

menyertai. Faces harus diperiksa terhadapadanya darah samar.

Page 11: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

2 KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

a. Sirkilasi

Tanda : Bradikardi

Takikardi

b. Nyaman atau nyeri

Gejala : Nyeri pinggang

Nyeri abdomen

c. Keamanan

Tanda : Demam

Peningkatan suhu

d. Aktivitas

Gejala : Kelelahan

Kelemahan

Malaise

e. Eliminasi

Gejala : Perubahan pola berkemih, frekuensi

Pemeriksaan urin mungkin normal

Konstipasi

f. Makanan dan cairan

Gejala : Mual muntah

Anoreksia

g. Sensori

Gejala : Gangguan status mental

Ketidakmampuan dalam berkonsentrasi

Penurunan lapang penglihatan

Page 12: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

h. Test diagnostic

Gejala : Pemeriksaan urin mungkin normal.

Pemeriksaan darah darah ditemukan asparat aminotransferase

dan lactid dehidroginase.

Renal scan menunjukan tidak adanya aliran darah dalam arteri.

B. DIANGNOSA KEPERAAWATAN

1. Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi,

kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d organ saraf terputus.

3. Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi.

4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra

operasi.

Page 13: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

C. RENCANA TINDAKAN

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

PRE OP

Cemas b/d

penurunan fungsi

kognitif dan

kurangnya

pengetahuan

terhadap

penyakitnya.

POST OP

Gangguan rasa

nyaman nyeri

berhubungan

dengan

terputusnya

jaringan saraf

perifer

POST OP

Resiko injuri

(jatuh dari bed) b/

Setelah diberi penjelasan

tentang prosedur operasi dan

suport mentral dengan KH :

- Pasien mengungkapkan

kondisinya

- Ekspresi wajah pasien tidak

tampak gelisah.

- Klien mau bertanya tentang

tindakan yang akan

dilakukan.

Rasa nyeri berkurang setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 15

menit dengan KH

- pasien mengatakan nyeri

berkurang.

- Pasien menunjukan skala

nyeri pada angka 3.

- Ekspresi wajah klien rileks.

Meminimalkan penyebab

injuri dengan melakukan

- beri penjelasan tentang

prosedur yang akan dilakukan

pada klien

- Orientasikan klien pada

lingkungan yang baru

- Anjurkan klien untuk berdoa

- Beri waktu klien untuk

bertanya

- Beri motivasi klien tentang

prosedur tindakan

- Dorong klien untuk

mengungkapkan perasaannya

- Kaji TTV

- Teliti keluhan nyeri, catat

intensitasnya, lokasinya dan

lamanya

- Atur posisi senyaman

mungkin

- Ajarkan managemen

relaksasi

- Monitor TTV

- Kolaborasi pemberian obat

analgetik

- Memberi bed tambahan

Agar pasien

jelas dengan

prosedur apa

yang

dilakukan

Mengurangi

rasa cemas

pada pasien

-

Agar dapat

diketahui

skala nyerinya

pada derajat I-

IV, supaya

pasien tidak

tegang dan

timbul cemas

Untuk

kenyamanan

Page 14: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

d kesadaran

menurun akibat

anastesi

INTRA OP

Gangguan

keseimbangan

cairan dan

elektrolit b/d

perdarahan intra

operasi

tindakan 1x 15 menit, KH :

- Klien tidak jatuh dari bed

- Klien dalam posisi yang

nyaman

Volume cairan dalam tubuh

seimbang setelah dilakukan

1 x 10 menit dengan KH :

- TTV dalam batas normal :

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/ menit

S : 35,4 0 C

R : 20 x/ menit

- Integritas kulit baik

- Seimbang antara input dan

out put

dikanan dan kiri klien

- Pantau posisi klien

- Memantau TTV

- Memantau intake dan output

cairan

- Memantau integritas cairan

pasien

Mengetahui

cairan intek

maupun

output apakah

seimbang atau

tidak.

Page 15: Laporan Pendahuluan Hemoroid Vera

DAFTAR PUSTAKA

Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC

Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan

Medikal Bedah Bruner & Suddarth

Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC