laporan otot
DESCRIPTION
laporan semester 3 anatomi fisiologi hewanTRANSCRIPT
LAPORAN PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN
(BI 2103)
PENGAMATAN OTOT JANTUNG PADA Bufo sp., OTOT
GASTROCNEMIUS PADARana sp., DAN KYMOGRAPH
Tanggal Praktikum : 09 Oktober 2013
Tanggal Pengumpulan : 18 Oktober 2013
Disusun oleh :
Nabila Gea Saraya
10612065
Kelompok 5
Nama Asisten :
Anggitaning Kinanti
10610058
PROGRAM STUDI BIOLOGI
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung yang berfungsi sebagai
pemompa dan pembuluh darah sebagai saluran. Darah dipompakan oleh jantung
ke dalam pembuluh darah membawa zat-zat yang diperlukan tubuh dan akan
disebarkan ke seluruh tubuh dan kemudian kembali lagi ke jantung sebagai suatu
sirkulasi (Halwatiah, 2009). Meningkatnya gangguan kesehatan pada tubuh
manusia tidak terlepas dari cara kerja organ jantung. Untuk mengetahui tingkat
kesehatan yang paling dasar diperlukan adanya alat yang memonitor denyut
jantung. Salah satu fungsi dari perekaman denyut jantung adalah mengetahui
frekuensi detak jantung. Frekuensi ini memberikan informasi mengenai keadaan
jantung, cepat lambatnya impuls jantung baik menuju maupun keluar jantung,
dan gangguan fungsi jantung.
Gerak tubuh makhluk hidup dihasilkan oleh kontraksi otot yang
menghasilkan gaya untuk menggerakkan anggota badan. Otot makhluk hidup
merupakan suatu alat yang penting untuk menunjang pergerakan atau selama
aktivitas. Pergerakan oto tdipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
seberapa besar frekuensi stimulus dan jumlah muscle fiber yang distimulasi
sehingga menghasilkan suatu tahapan-tahapan kontraksi yang berbeda-beda
(Martini, 2012). Dalam memahami dasar proses fisiologis dalam tubuh manusia,
penting bagi para ahli medis untuk mengobservasi dan mempelajari proses
fisiologis tersebut terlebih dahulu melalui beberapa percobaan. Percobaan dapat
dilakukan menggunakan hewan percobaan dengan alat bantu pengukur yaitu
kymograph (Hussain dkk., 2007). Kymograph sangat penting dalam penemuan,
pemahaman dan pengobatan ritme jantung (cardiac cycle) serta kontraksi otot
(Pharmacol, 2008).
2
1.2 Tujuan
Dari latar belakang diatas, dapat dikatakan tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah :
1. Menentukan pola kontraksi otot jantung dan otot gastrocnemius
2. Menentukan ciri-ciri otot polos, otot lurik, dan otot jantung
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jenis-jenis Otot
Pada tubuh kita terdapat tiga macam otot, yaitu otot rangka, otot polos,
dan otot jantung. Otot rangka berfungsi untuk menggerakan tubuh dengan
menarik tulang tubuh sehingga gerakan seperti berjalan, dan berlari. Otot polos
memiliki beberapa fungsi seperti mendorong makanan di dalam sistem
pencernaan dan meregulasi diameter dari arteri. Otot jantung berfungsi
mendorong darah pada sistem kardiovaskuler (Martini, 2012).
Otot rangka merupakan semua otot yang melekat pada tulang sehingga
dapat menggerakan tubuh. Berbentuk lurik dengan inti banyak ditepi serta
dikontrol secara sadar. Otot polos terletak di dinding organ dalam yang berongga,
kecuali jantung. Otot polos berbentuk spindel, memiliki satu inti ditengah dan
dikontrol secara tidak sadar. Otot jantung terletak di dinding jantung, berbentuk
lurik bercabang dengan inti banyak ditrengah, dan juga dikontrol secara tidak
sadar (Teitel, 2013).
Selain fungsi dan bentuknya, tiga macam otot ini memiliki beberapa
perbedaan lainnya seperti susunan myofilamen, jenis kontraksi, dan sumber
kalsium. Untuk susunan myofilamen pada otot rangka dan otot jantung terletak
pada sarkomer yang berada sepanjang myofibril. Sedangkan pada otot polos
jarang terdapat myofibril dan sarkomer, sehingga myofilamen tersebar pada
sarkoplasma. Untuk jenis kontraksi, otot rangka memiliki jenis kontraksi yang
cepat berkontraksi namun mudah lelah. Sedangkan pada otot polos dan otot
jantung, jenis kontraksi ototnya adalah lambat namun tidak cepat lelah. Untuk
sumber kalsium, pada otot rangka kalsium dilepaskan dari retikulum sarkoplasma.
Pada otot jantung, kalsium bersumber dari cairan ektraseluler serta retikulum
sarkoplasma. Dan pada otot polos, kalsium tersebar pada sarkoplasma (Martini,
2012).
4
2.2 Otot Jantung
Jantung terletak di rongga mediastinum dari rongga dada (toraks),
diantara paru-paru (Aryulina et al., 2007). Lapisan yang mengitari jantung
( pericardium) terdiri dari 2 bagian yaitu lapisan sebelah dalam atau pericardium
visceral dan pericardium pariental. Kedua lapisan pericardium ini dipisahkan oleh
sedikit cairan pelumas, yang bergerak memompa dari jantung itu sendiri. Bagian
depan dari pericardium itu melekat pada tulang dada, sternum bagian bawahnya
melekat pada tulang belakang, sedangkan bagian bawah pada diafragma.
Jantung memiliki 4 ruang. Ruang bagian atas terdapat atrium kanan dan
atrium kiri, ruangan ini berfungsi untuk menerima darah masuk ke jantung.
Ruang bagian bawah terdapat ventrikel kanan dan ventrikel kiri, ruangan ini
berfungsi memompa darah keluar jantung (Gibbons, 2011). Atrium kanan
berhubungan dengan vena cava pada bagian atas dan bawah posteriornya. Vena
cava merupakan pembuluh utama vena yang membawa darah kaya akan CO2 dari
seluruh tubuh ke jantung. Atrium kanan akan menyalurkan darah dari vena cava
ke ventrikel kanan. Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui
katup trikuspid dan dengan badan pembuluh pulmonalis melalui katup
pulmonalis. Dan melalui pembuluh ini ventrikel kanan akan memompa darah ke
paru-paru. Atrium kiri memiliki ukuran lebih kecil dari atrium kanan namun
memiliki dinding lebih tebal. Pada bagian atas posteriornya terdapat empat
lubang dari empat vena pulmonalis. Atrium kiri menerima darah dari paru-paru
Gambar 2.2 Anatomi Jantung
5
yang kaya O2 dan menyalurkannya ke ventrikel kiri . Ventrikel kiri berhubungan
dengan atrium kiri melalui katup mitral dan berhubungan dengan aorta melalui
katup aorta. Melalui pembuluh ini ventrikel kiri memompa darah keseluruh tubuh
(Ellis, 1974).
Jantung terdiri dari 3 lapisan. Lapisan terluar disebut epikardium, lapisan
tengah miokardium , lapisan terdalam yaitu endokardium (Martini, 2012).
Menurut Aryulina et al. (2007) otot jantung terdiri dari 5 komponen utama yaitu :
1. Sarkolema (membrane sel) dan Tubulus T (untuk penghantaran impuls) 2.
Retikulum Sarkoplasma ( reservoir kalsium untuk kontraksi ) 3. Elemen
Kontraktil 4. Nukleus 5. Mitokondria, mengandung lebih banyak disbanding otot
rangka (23% volume sel vs 2 %) Menurut Martini (2012) unit kontraktil intrasel
fungsional pada otot jantung disebut Sarkomer, suatu susunan filament tebal yang
terdiri dari myosin dan filament halus yang mengandung aktin.
Siklus jantung adalah urutan peristiwa yang terjadi ketika jantung
berdetak (Bailey, 2012). Menurut Regina Bailey (2012) ada dua fase siklus
jantung. Pada fase diastole , jantung ventrikel relaksasi dan jantung terisi dengan
darah. Pada fase sistol , ventrikel berkontraksi dan memompa darah ke arteri.
Satu siklus jantung selesai ketika jantung mengisi dengan darah dan darah
dipompa keluar dari jantung.Peristiwa siklus jantung sangat dibutuhkan untuk
menelusuri jalan aliran darah ketika memasuki jantung, dipompa ke paru-paru,
perjalanan kembali ke jantung dan dipompa keluar ke seluruh tubuh (Bailey,
2012).
Menurut Martini (2012) selama fase diastol, atrium dan ventrikel
berelaksasi dan katup atrioventrikular terbuka. Darah yang sedikit mengandung
oksigen dari superior dan inferior vena cava mengalir ke atrium kanan. Katup
atrioventrikular terbuka memungkinkan darah untuk melewati ventrikel. Katup
Sinoatrial (SA) berkontraksi memicu atrium berkontraksi. Atrium kanan
mengosongkan isinya ke ventrikel kanan. Katup trikuspidalis mencegah darah
mengalir kembali ke atrium kanan (Bailey, 2012). Selama fase sistol, ventrikel
kanan menerima impuls dari serat Purkinje dan berkontraksi. Katub
atrioventrikular dan katup semilunaris terbuka. Darah yang mengandung sedikit
6
oksigen dipompa ke arteri pulmonalis . katup pulmonalis mencegah darah
mengalir kembali ke ventrikel kanan. Arteri membawa darah ke paru-paru. Ada
pertukaran darah untuk mengambil oksigen dan dikembalikan ke atrium kiri
jantung oleh pembuluh darah (Martini, 2012). Pada periode diastol berikutnya,
semilunar katup dekat dan katup atrioventrikular terbuka. Darah dari vena paru
mengisi atrium kiri. (Darah dari vena cava juga mengisi atrium kanan.) SA
kontrak simpul lagi memicu atrium berkontraksi. Atrium kiri mengosongkan
isinya ke ventrikel kiri. Katup mitral mencegah darah beroksigen dari mengalir
kembali ke atrium kiri. (Bailey, 2012) Selama fase sistol berikutnya, katup
atrioventrikular dan katup semilunar terbuka.Ventrikel kiri menerima impuls dari
serat Purkinje dan berkontraksi. Darah yang mengandung oksigen dipompa ke
aorta (Martini, 2012) . Katup aorta mencegah darah yang mengandung oksigen
mengalir kembali ke ventrikel kiri. Cabang Aorta memompa darah keluar untuk
menyediakan darah beroksigen ke seluruh bagian tubuh. darah yang telah
dipergunakan akan dikembalikan ke jantung melalui vena cava (Bailey, 2012)
2.3 Otot Lurik
Twitch adalah urutan satu stimulus -kontraksi - relaksasi pada otot .
Twitch bervariasi dalam durasinya ( bisa sampai 7-100 milidetik ), tergantung
dari jenis otot , lokasi , kondisi lingkungan internal dan eksternal , dan faktor
lainnya . Twitch dibagi menjadi periode laten , fase kontraksi , dan relaksasi
fase .Periode laten dimulai pada stimulasi dan berlangsung sekitar 2 msec .
Selama periode ini , terjadi aliran potensial aksi di sarkolema , dan SR
melepaskan ion kalsium . Serat otot tidak menghasilkan tegangan selama periode
laten. Pada fase kontraksi , tegangan naik sampai maksimum. Saat tegangan naik,
ion kalsium mengikat troponin, miosin dan aktin menempel , dan interaksi cross
bridge yang terjadi . Pada fase relaksasi, jumlah Ca2 tmenurun ,active site
tertutup tropomiosin, dan jumlah cross bridge . Akibatnya , tegangan menurun ke
tingkat istirahat (Martini, 2012).
Durasi kontraksi dapat diperpanjang dengan stimulasi yang berulang,
dan mengakibatkan serat otot mengalami kontraksi berkelanjutan. Hal
7
menyebabkan lebih banyak tegangan dibandingkan satu Twitch. Terdapat
beberapa fase pada otot lurik, yaitu treppe, sumasi, tetani tidak sempurna, dan
tetani sempurna. Kebanyakan dari otot rangka tidak mengalami Treppe.Saat otot
rangka dirangsang untuk kedua kalinya secara langsung setelah fase relaksasi
telah berakhir, akan menghasil kontraksi yang sedikit lebih tinggi tegangannya
dibandingkan yang pertama. Fase sumasi terjadi jika stimulus kedua tiba sebelum
fase relaksasi berakhir, kontraksi yang lebih kuat akan terjadi. Tetani tidak
sempurna terjadi jika stimulasi diberikan terus-menerus dan otot tidak pernah
istirahat sepenuhnya , tegangan akan meningkat sampai mencapai titik puncak
kira-kira empat kali maksimum dari yang dihasilkan Treppe . Dan tegangan yang
dihasilkan hampir mencapai tegangan maksimum saat siklus cepat kontraksi
relaksasi. Saat frekuensi stimulasi yang lebih tinggi menghilangkan fase
relaksasi , tetanus sempurna akan terjadi. Potensial aksi terjadi sangat cepat
sehingga SR tidak dapat untuk menangkap kembali Ca2. Tingginya konsentrasi
Ca2 dalam sitoplasma memperpanjang kontraksi dan menyebabkan tegangan
terjadi terus menerus (Martini, 2012).
2.4 Kymograph
Kymorgraph adalah alat laboratorium yang telah ada sejak lama. Alat ini
dibuat pada tahun 1847 oleh ahli psikologi german yang bernama Carl Ludwig.
Pada awalnya alat ini digunakan untuk mengukur tekanan darah pada percobaan
dibidang psikologi. Pada kymograph terdapat alat kecil seperti pulpen yang diisi
oleh tinta khusus dan berguna untuk menuliskan aktivitas tubuh seperti detak
jantung atau aktivitas otot lainnya di kertas khusus. Saat jantung berdenyut,
pulpen itu akan “merekam” pergerakan jantung di kertas tersebut. Kertas ini akan
dilingkarkan pada Sherrington Starling recording drum. Drum ini tmerupakan
alat terpisah dan tidak ermasuk dalam alat kymograph (Anonim,2013). Selain itu
pada kymograph modern terdapat kontrol seperti alat kontrol kecepatan (0.006 to
625 mm/sec), dan alat kontrol output (continuous, single ,trigger) (Harvard, 2013).
8
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pengamatan Cardian Cycle
Sebelum pengamatan dilakukan, jantung perlu disiapkan terlebih dahulu.
Kodok (Bufo sp) dibuat tidak sadar dengan pithing (ditusukkan jarum di wilayah
dorsal anterior). Otak kodok kemudian dirusak dengan cara jarum. Diputar-putar.
Setelah tidak ada respon, kodok diletakkan di papan bedah dengan bagian ventral
menghadap ke atas. Kemudian kulit dipotong dari daerah abdomen hingga ke
thoraks, lalu disayat lapisan jaringan ototnya hingga sternum ditemukan. Sternum
diangkat dengan pinset kemudian dipotong tulang rusuknya hingga terlihat
jantung. Secara hati-hati, perikardium dihilangkan (jangan sampai pembuluh
terpotong). Setelah jantung terlihat jelas, jantung dijaga keadaan lingkungannya
dengan larutan Ringer secara berkala dan terus menerus. Setelah itu, clip
dikaitkan pada bagian apeks ventrikel dan disambungkan dengan benang ke
Starling pada kimograf. Ketegangan tali diatur hingga Starling Heart Lever
Alat Bahan
1. Kymograph Universal
2. Bufo sp.
3. Larutan Ringer
4. Alat bedah
1. Kymograph Universal
2. Rana sp.
3. Larutan Ringer
4. Guillotine
5. Jarum Jara
6. Alat bedah
Tabel 3.1 Alat dan Bahan
9
mendatar dan ketinggian papan myograph sampai jantung sedikit terangkat secara
vertikal. Jika terpasang dengan benar, pola kontraksi otot jantung akan
menggerakkan lever. Kecepatan rotasi drum diatur, kemudian jarum tinta
ditempelkan pada drum yang sudah dilapisi kertas hingga seri detak jantung
terbaca.
3.2.2 Pengamatan Pola Kontraksi Otot
Sebelum dilakukan pengamatan, otot gastrocnemius disiapkan terlebih
dahulu. Katak (Rana sp.) digenggam dengan tangan kiri dengan kuat (jangan
sampai katak lepas), kemudian Guillotine dan jarum jara disiapkan. Kepala katak
dimasukkan ke dalam lubang pada guillotine kemudian didekapitasi . Setelah
kepala terdekapitasi, secepat mungkin langsung dilakukan pithing. Pithing
dilakukan dengan cara jarum jara dimasukkan ke dalam rongga vertebral dan
dirusak sumsum tulang belakangnya. Setelah otot-otot rangka terasa lemas, otot
gastrocnemius diisolasi dari kaki kanan atau kiri. Kemudian otot gastrocnemius di
tempatkan pada tempat yang telah tersedia. Tendon Achilles dikaitkan dengan benang
dan kemudian diikat pada tangkai lengan lever. Stimulator dipasang dengan ujung
probe disentuhkan pada otot. Kemudian diberikan stimulus tunggal untuk
menentukan stimulus subminimum hingga maksimum. Selanjutnya diberikan
stimulus ritmis hingga mendapatkan frekuensi complete tetanus.
3.2.3 Pengamatan Histologi
Sebelum dilakukan pengamatan, mikroskop disiapkan terlebih dahulu.
Kemudian preparat dari bagian organ yang ingin diamati disiapkan. Setelah itu
preparat ditaruh pada mikroskop. Pencahayaan dan perbesaran mikroskop diatur
sedemikian rupa hingga bagian-bagian dari potongan organ yang ingin diamati
terlihat dengan jelas, lalu preparat diamati.
10
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Hasil Pengamatan Otot Jantung
Foto Pengamatan
(Dokumen Pribadi, 2013)
Perhiungan data hasil pengamatan
1 siklus (berhimpit ke berhimpit)= 12 kotak
Jumlah kontraksi = 15 denyut
Kecepatan drum = 3mm/s (kecepatan per kotak=0,1 mm/s, multiplier=30x)
Hz
ssmm
mm
48,0083,21
T1f
083,2/3
25,6vsT
4.1.2 Hasil Pengamatan Otot Gastrocnemius
Foto Pengamatan
11
(Dokumen Pribadi, 2013)
4.1.3 Hasil Pengamatan Histologi
Foto Pengamatan Literatur
1. Otot polos
(Dokumen Pribadi, 2013) 400x
2. Otot rangka
(Dokumen Pribadi, 2013) 400x
Otot polos
(Chance dan Anderson, 2009)
Otot rangka
(Levin, 2004)
12
3. Otot jantung
(Dokumen Pribadi, 2013) 400x
Otot jantung
(Caceci, 2011)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Otot Jantung
Dari hasil pengamatan yang didapat, ada perbedaan periode antara
hasil pengamatan dengan literatur. Periode pada literautur didapat sebesar 0,8
sekon, sedangkan hasil yang didapat memiliki periode sebesar 2,083 sekon.
Perbedaan dari periode secara langsung juga akan menyebabkan perbedaan
frekuensi. Perbedaan ini dapat dimaklumi karena terdapat perbedaan dari ukuran
organisme percobaan, serta perbedaan jumlah serat otot yang dimiliki organisme
percobaan tersebut (Amitrano, 2007). Faktor yang mempengaruhi periode dan
frekuensi jantung yaitu aktivitas, emosional, suhu, posisi tubuh, asupan makanan,
dan sifat kerja otot itu sendiri (Gibney et al., 2005). Sebagai respon terhadap
panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke
kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan
mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan
meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh
darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan
kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.
Semakin besar berat badan suatu makhluk hidup, semakin rendah pula nilai
frekuensi jantungnya (Guyton dan Hall, 1997).
13
4.2.2 Otot Gastrocnemius
Dari hasil pengamatan yang didapat, besar stimulasi yang
menyebabkan kontraksi minimum sebesar 15 V, dan untuk kontraksi maksimum
stimulasi yang diberikan sebesar 25 V. Diantara minimum dan maksimum
terdapat kotranksi yang disebut sebagai submaksimum pada literatur sebesar 20 V.
Hasil yang didapat berbeda jauh dengan literatur yang menyatakan besar
stimulasi yang dibutuhkan unum kontraksi minimum sebesar 0,5 V, sedangkan
besaran yang dibutuhkan untuk kontraksi maksimm adalah sebesar 0,8 V
(Hongkong University, 2004). Berdasarkan pengamatan, fase otot gastrocnemius
yang teramati hanya fase treppe. Fase ini teramati pada semua voltase dan
frekuensi. Frekuensi stimulus yang diberikan pada otot gastrocnemius katak
(Rana sp.) untuk mencapai treppe adalah 3.33 Hz, untuk summasi dibutuhkan 5
Hz, untuk tetanus 20 -35 Hz, dan untuk fatigue >35 Hz. Voltase yang diberikan
pada otot gastrocnemius katak (Rana sp.) adalah 0.65 volt, summasi 0.9 volt, dan
tetanus 1.305 volt. Fase otot rangka lainnya yang tidak teramati kemungkinan
disebabkan oleh menurunnya sensitivitas otot gastrocnemius terhadap stimulus
(Crawford, 2013; iWorx Systems, 2013; Roberts et al., 2000).
4.2.3 Histologi
Dari hasil pengamatan yang didapat terdapat beberapa perbedaan
yang juga terdapat pada literatur. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah otot
rangka berbentuk lurik dengan inti banyak ditepi, dan tersusun secara rapih dan
sejajar, sehingga pada hasil pengamatan otot lurik saling berhimpitan. Otot polos
berbeda dengan otot lurik serta jantung yang berbentuk lurik, otot polos
berbentuk spindel dengan memiliki satu inti ditengah. Otot jantung berbentuk
lurik bercabang dengan inti banyak ditengah, serta terdapat garis- garis yang
tegak lurus dari arah otot yang merupakan interkalar dari jantung (Teitel, 2013).
14
BAB 5
KESIMPULAN
1. Pola kontraksi otot jantung adalah sistol dan diasto, sedangkan pola kontraksi
pada otot gastrocnemius adalah treppe, sumasi, tetani tidak sempurna dan tetani
sempurna.
2. Otot rangka berbentuk lurik dengan inti banyak ditepi, dan tersusun secara
rapih dan sejajar, Otot polos berbentuk spindel dengan memiliki satu inti ditengah.
Otot jantung berbentuk lurik bercabang dengan inti banyak ditengah, serta
terdapat garis- garis yang tegak lurus dari arah otot yang merupakan interkalar
dari jantung
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.”Sherrington Starling kymograph, England, c. 1955” dari
http://sciencemuseum.org.uk/broughttolife/objects/display.aspx?id=92478&i
mage=3. Diakses tanggal 13 Oktober 2013
Amitrano,Robert J.2007.Laboratory Exercises in Anatomy and Physiology with
Cat Dissections, 8th edition.USA:Thomson Corp.
Caceci, Thomas. 2011. “Cardiovascular System: Myocardium and Heart”.
http://www.vetmed.vt.edu/education/curriculum/vm8054/Labs/Lab12a/Lab1
2a.htm.Diakses tanggal 18 Oktober 2013
Chance, Martin dan Paul Anderson. 2009. “Cell Specialization in Animals:
Animal Histology Slides”. http://jacusers.johnabbott.qc.ca/~biology/NYA/
labs/NYALAB3/. Diakses tanggal 18 Oktober 2013
Crawford, Ken. 2013. “Contraction of Skeletal Muscle.”
http://bioweb.wku.edu/faculty/Crawford/frogmusc.htm diakses pada tanggal
17 Oktober 2013
Ellis, Harold.1974.Clinical Anatomy: A Revision and Applied Anatomy for
Clinical Students.London:Blackwell Scientific Pub.
Gibbons, Gary H.2011.”Anatomy of the Heart” dari
http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/hhw/anatomy.html.
Diakses tanggal 16 Oktober 2013
Gibney, et al..2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Guyton, A.C, Hall JE. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed ke-9. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG.
16
Harvard.2013.”Kymograph”.11,000 Specialty Products to Enhance Your
Bioresearch.US
Levin, Richard. 2004. “Histology: Skeletal Muscle”.
http://education.med.nyu.edu/Histology/courseware/modules/muscle/muscle.
04.html Diakses tanggal 18 Oktober 2013
Roberts, Michael, Michael Reiss, dan Grace Monger. 2000. Advanced Biology.
Cheltenham: Nelson.iWorx Systems. 2013. “iWorx Physiology Lab
Experiment: Skeletal Muscle, Summation, and Tetanus.”
http://www.iworx.com/documents/LabExercises/SkeletalMuscle-Summation-
Tetanus.pdf diakses pada tanggal 17 Oktober 2013
Teitel, Ariel D.2013.”Types of muscle tissue” dari http://www.nlm.nih.gov/
medlineplus/ency/imagepages/19841.htm. Diakses tanggal 14 Oktober 2013