anatomi otot daerah panggul dan paha badak ... - … · dan otot-otot paha badak sumatera, beserta...

50
ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK SUMATERA ( Dicerorhinus sumatrensis) AGUSTIAN EKA SAPUTRA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Upload: trinhtruc

Post on 07-Mar-2019

271 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA

BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis)

AGUSTIAN EKA SAPUTRA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 2: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skr ipsi dengan judul Anatomi Otot

Daerah Panggul dan Paha Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) adalah

karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

dikut ip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Bogor, Desember 2012

Agustian Eka Saputra

Page 3: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

ABSTRAK

AGUSTIAN EKA SAPUTRA. Anatomi Otot Daerah Panggul dan Paha Badak

Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Dibimbing oleh NURHIDAYAT dan CHAIRUN NISA‘.

Gambaran diberika n mengenai anatomi otot daerah panggul dan paha badak Sumatera. Penelitian ini bertujuan untuk mempe lajari anatomi otot, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan dengan hewan lain. Penelitian ini menggunakan kadaver satu ekor badak jantan yang diawetkan dalam formalin 10%. Otot-otot panggul dan paha diamati secara makroskopis setelah kulit dikuakka n. Origo dan insersio dari otot-otot tersebut diamati setelah fascia dan otot dipreparir. Hasil pengamatan didokumentasikan dengan fotografi dan diberikan penamaan berdasarkan Nomina Anatomica Veterinaria 2005. Otot-otot panggul dan paha yang ditemukan adalah m. gluteus superficialis, m. gluteus medius, m. gluteus profundus, m. tensor fasciae latae, m. biceps femoris, m. semitendinosus, m. semimembranosus, m. quadriceps femoris (m. vastus lateralis, m. rectus femoris, m. vastus intermedius, dan m. vastus medialis), mm. gemelli, m. quadratus femoris, m. sartorius, m. gracilis, m. pectineus, dan m. adductor. Beberapa otot pada badak Sumatera memiliki keistimewaan, yaitu m. gluteus superficialis, m. biceps femoris, m. sartorius, m. rectus femoris, m. vastus medialis, dan m. semimembranosus. Otot-otot daerah panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang mirip dengan otot-otot pada babi, babirusa, dan kuda. Kata kunci: badak Sumatera, otot, panggul, paha.

Page 4: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

ABSTRACT

AGUSTIAN EKA SAPUTRA. The Muscle Anatomy of the Hip and Thigh Region of the Sumatran Rhino (Dicerorhinus sumatrensis). Under direction of NURHIDAYAT dan CHAIRUN NISA‘.

A description was given on the muscle anatomy of the hip and thigh of the Sumatran rhino. The study was conducted to observe the muscle anatomy, including their origins and insertions in order to describe the muscle functions and to compare the muscle structure with other animals. This study used cadaver of one adult male rhino preserved in 10% formaline. The muscles in the hip and thigh region were observed macroscopically after the skin was incised and opened. The origins and insertions of the muscles were determined by dissecting the fascia and the muscles. The results were documented by photograph and the muscles were named based on Nomina Anatomica Veterinaria 2005. The muscles found in the hip and thigh region were gluteus superficialis, gluteus medius, gluteus profundus, tensor fasciae latae, biceps femoris, semitendinosus, semimembranosus, quadriceps femoris (vastus lateralis, rectus femoris, vastus intermedius, and vastus medialis), gemelli, quadratus femoris, sartorius, gracilis, pectineus, and adductor. Some muscles such as the gluteus superficialis, biceps femoris, semimembranosus, vastus medialis, rectus femoris, and sartorius were different. The muscle anatomy of the hip and thigh of the Sumatran rhino were quite similar to that of a pig, babirusa, and horse. Keywords: Sumatran rhinoceros, muscle, hip, thigh.

Page 5: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2012

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

Page 6: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA

BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis)

AGUSTIAN EKA SAPUTRA

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

Page 7: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Judul Skripsi : Anatomi Otot Daerah Panggul dan Paha Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

Nama : Agustian Eka Saputra NIM : B04080181

Disetujui,

Dr. Drh. Nurhidayat, MS, PAVet Dr. Drh. Chairun Nisa’, M.S i, PAVet

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui,

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Drh. Agus Setiyono, MS, PhD, APVet

Institut Pertanian Bogor

Tanggal lulus:

Page 8: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

PRAKATA

Segala puji dan syukur sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan berupa

kekuatan lahir batin sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Dengan segala keikhlasan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Drh. Nurhidayat, MS, PAVet dan Dr. Drh. Chairun Nisa’, MSi,

PAVet selaku dosen pe mbimbing skrips i yang telah memberika n bimbingan,

arahan, dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Beliau adalah sumber

motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Badan

Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan atas

sumbangan kadaver badak Sumatera jantan yang digunakan sebagai bahan

penelitian.

3. Yayasan Badak Indonesia (YABI) dan Sumatran Rhino Sanctuary (SRS) yang telah memberika n izin untuk melakukan pengamatan langsung.

4. Bapak Drh. Supratikno, MSi, PAVet yang sudah mendampingi penulis

melakukan pengamatan ke TN Way Kamba s.

5. Bapak Dr. Drh. Setyo Widodo, selaku Dosen Pembimbing Akademik atas

nasihat, bantuan, saran, dan motivasi, dan semangat yang diberikan kepada

penulis selama masa perkuliahan.

6. Keluarga besar Laboratorium Anatomi: Dr. Drh. Heru Setijanto, PAVet (K),

Dr. Drh. Srihadi Agungpriyono, PAVet (K), dan Dr. Drh. Savitri Novelina,

MSi, PAVet.

7. Mas Bayu, Mas Rudi, dan Pak Holid yang membantu Penulis dalam

mengerjakan penelitian.

8. Teman sepenelitian Hilda yang selalu setia mendampingi penulis dalam

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Terima kasih atas

semangatnya.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan Tim Anatomi: Afdi, Oki, Pipit, Ratih, Arini,

dan Kak Ayu terimakasih untuk semua diskusi dan bantuan tenaga yang

diberika n selama penulis melakuka n penelitian.

10. Teman-teman Avenzoar FKH 45, yang dalam empat tahun terakhir selalu

bersama ba ik di dalam suka maupun duka.

i

Page 9: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

11. Semua pihak yang telah terlibat dalam pengerjaan penelitian dan penulisan

skripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

12. Adik-adikku tersayang, Okky, Maulidia, dan Thalita yang terus memberikan

semangat dan keceriaan sehingga membuat penulis dapat selalu tersenyum.

13. Ayah dan ibu tercinta, yang senantiasa memberika n kasih sayang dan

dorongan dalam bentuk doa, motivasi, dan materi. Kalian adalah anugerah

terba ik dalam hidup penulis. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, akan tetapi penulis

berharap skripsi ini dapat memberika n manfaat kepada ilmu pengetahuan.

Bogor, Desember 2012

Agustian Eka Saputra

ii

Page 10: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 2 Agustus 1990 dari

ayah Komarudin dan ibu Yuyun Yuniarsih. Penulis merupakan anak pertama dari

empat bersaudara.

Penulis menamatkan Sekolah Dasar di SD Negeri Semeru 1 Bogor pada

tahun 2002. Sekolah Lanjutan di SMPN 5 Bogor dan lulus pada tahun 2005.

Pendidikan SMA diselesaikan di SMAN 2 Bogor pada tahun 2008, kemudian

melanjutkan pendidikan di IPB pada tahun yang sama melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Fakultas Kedokteran

Hewan merupakan fakultas yang dipilih oleh penulis.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi intrafakultas

yaitu Himpro Ruminansia, sebagai anggota dari tahun 2009/2011, dan juga

sebagai ke tua divisi Himpro Ruminansia tahun kepengurusan 2010/2011.

iii

Page 11: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

Latar Belakang ............................................................................................ 1

Tujuan ......................................................................................................... 2

Manfaat ....................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3

Evolusi Famili Rhinocerotidae ................................................................... 3

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) ............................................. 4

Klasifikasi dan distribusi.................................................................... 4

Morfologi ............................................................................................ 6

Perilaku .............................................................................................. 6

Pola pergerakan dan penyebaran........................................................ 7

Pola makan dan minum....................................................................... 8

Pola istirahat dan tidur ........................................................................ 9

Habitat................................................................................................. 9

Status konservasi................................................................................. 10

Morfologi Kaki Belakang Mamalia............................................................. 10

Otot-otot panggul dan paha lateral ..................................................... 11

Otot-otot paha medial......................................................................... 14

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 16

Waktu dan Tempat...................................................................................... 16

Alat dan Bahan ........................................................................................... 16

Metode Penelitian ....................................................................................... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 17

Hasil ....................................................................................................... 17

Otot-otot panggul dan paha lateral .................................................... 18

Otot-otot paha medial ........................................................................ 25

Pembahasan ................................................................................................. 28

iv

Page 12: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 34

Simpulan...................................................................................................... 34

Saran ...................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35

v

Page 13: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Origo dan insersio otot-otot panggul dan paha lateral................................. 18

2 Origo dan insersio otot-otot paha medial .................................................... 25

vi

Page 14: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Badak Sumatera ........................................................................................... 5

2 Gambaran umum otot-otot panggul dan paha lateral. ................................. 19

3 Gambaran otot-otot panggul dan paha lateral............................................. 21

4 Gambaran otot-otot panggul dan paha lateral bagian kaudodistal .............. 22

5 Gambaran otot-otot panggul lateral ............................................................. 24

6 Gambaran umum otot-otot paha medial ...................................................... 26

7 Gambaran otot-otot paha medial lapis profundal ........................................ 27

vii

Page 15: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Badak Sumatera adalah badak yang memiliki ukuran tubuh terkecil

dibandingkan semua spesies badak di dunia. Satwa ini termasuk ke dalam kategori terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah berdasarkan

International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN

2008). Adapun menurut Convention on International Trade in Endangered

Species of Wild Fauna and Flora (CITES 2012), hewan ini termasuk ke dalam

Appendix I yang artinya tidak bo leh diperjualbelikan. Populasi terbesar dan

mungkin paling memadai untuk berkembang biak saat ini terdapat di Sumatera,

sementara populasi yang lebih kecil terdapat di Sabah dan Semenanjung

Malaysia. Para ahli memperkirakan tidak ada satu pun populasi badak Sumatera

yang jumlah individunya dalam suatu wilayah jelajah melebihi 75 ekor. Kondisi tersebut menyebabkan mamalia besar ini sangat rentan terhadap kepunahan, ba ik

akibat kerusakan alam maupun perburuan liar (WWF Indonesia 2008).

Badak Sumatera adalah satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula.

Badak ini juga memiliki rambut terbanyak dibandingkan seluruh jenis badak di dunia, sehingga sering disebut hairy rhino (badak berambut). Ciri-ciri lainnya

adalah telinga yang besar, kulit berwarna coklat keabu-abuan atau kemerah-

merahan, sebagian besar ditutupi oleh rambut dan kerut di sekitar matanya.

Panjang cula nasalis biasanya berkisar antara 25-80 cm, sedangkan cula frontalis

biasanya relatif pendek dan tidak lebih dari 10 cm. Panjang tubuh dewasanya

berkisar antara 2-3 meter dengan tinggi 1-1,5 meter. Berat badan diperkirakan

bisa mencapai 1000 kilogram (Van Strien 1974).

Menurut Van Hoeve (2003), habitat badak Sumatera mencakup hutan rawa

dataran rendah hingga hutan perbukitan, meskipun umumnya satwa langka ini sangat menyukai hutan dengan vegetasi yang sangat leba t. Badak Sumatera adalah

hewan penjelajah dan pemakan buah (khususnya mangga liar dan buah fikus),

daun-daunan, ranting-ranting kecil, dan kulit kayu. Hewan ini juga diketahui

mampu menempuh perjalanan yang jauh. Pada saat berjalan dibutuhkan kekuatan

kaki belakang sebagai tenaga pendorong utama maju ke depan (Soesetiadi 1977).

Kaki belakang badak Sumatera relatif pendek dengan skelet yang kokoh dan

kompak (Lestari 2009).

1

Page 16: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Saat ini penelitian mengenai struktur otot dari badak Sumatera belum

pernah dilaporkan, padahal struktur otot ini erat kaitannya dengan po la perilaku

dan pergerakan tubuh dari badak Sumatera. Otot merupakan alat gerak aktif yang

berfungsi dalam menggerakkan kerangka tubuh (Sigit 2000). Setelah mengetahui

struktur otot ini maka akan mempermudah dalam memahami fungsi otot dan

hubungannya dengan aktivitas sehari-hari badak Sumatera.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur otot-otot daerah panggul

dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga

fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan dengan beberapa hewan lain,

yang dekat secara filogeni, anatomi, dan perilaku.

Manfaat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa

informasi mengenai struktur anatomi otot-otot panggul dan paha badak Sumatera.

Selain itu, diharapkan menjadi data dasar dalam mempelajari fisiologi, perilaku,

dan adaptasi badak terhadap lingkungan hidupnya dan sebagai dokumentasi

kekayaan alam fauna Indonesia untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

2

Page 17: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

TINJAUAN PUSTAKA

Evolusi Famili Rhinocerotidae

Evolusi badak diduga dimulai pada pertengahan zaman Eocene. Mamalia

darat terbesar yang pernah hidup adalah Paracetharium, badak bercula satu

dengan tinggi tubuh dari pundak mencapai 4-5 meter dan beratnya mencapai

11,000 kg, serta hidup di Asia pada akhir zaman Oligocene dan awal zaman

Miocene . Badak Sumatera telah mengalami tiga perkembangan evolusi. Evolus i itu dimulai dari Tichornis antiquatatis yang berbulu tebal dan telah punah, yang

kedua adalah Dicerorhinus hemithechus yang telah melakuka n adaptasi dengan

padang rumput dan juga telah punah, yang ketiga adalah Dicerorhinus

sumatrensis yang mampu beradaptasi dengan hutan-hutan tropis dan sampai

sekarang dapat mempertahankan hidupnya (Van Strien 1974).

Badak yang hidup pada zaman sekarang terdiri dari 5 spesies dalam 4 genus,

2 spesies tersebar di Afrika dan 3 spesies tersebar di Asia. Spesies badak Afrika

adalah badak hitam (Diceros bicornis) dan badak putih (Ceratotherium simum

simum, yang memiliki subspesies Cerathorium simum cottoni). Hewan ini hidup

di berbagai jenis dataran tinggi maupun dataran rendah, tapi lebih menyukai hutan

terbuka dan padang rumput terbuka. Tiga spesies badak Asia adalah the greater

Asian one-horned (Rhinoceros unicornis) biasa juga disebut badak India, badak

Jawa (Rhinoceros sondaicus), dan badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

yang hidup di padang rumput terbuka atau hutan trop is. Semua spesies badak

terancam punah, akibat perburuan liar untuk diambil culanya dan bagian tubuh

lainnya untuk tujuan pengobatan. Menurut Grzimek pada tahun 1972, badak

Sumatera merupakan spesies badak yang paling terancam punah dan dipe rkiraka n

hanya terdapat 300 ekor di alam liar, populasi ini turun drastis akibat perusakan

habitat dan perburuan liar.

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

Klasifikasi dan distribusi

Secara taksonomi badak Sumatera diklasifikasikan sebagai berikut : Ordo : Perissodactyla

Super famili : Rhinocerotides

Famili : Rhinocerotidae

Genus : Dicerorhinus

Spesies : Dicerorhinus sumatrensis (Fischer 1814 dalam Van Strien 1986).

3

Page 18: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Pada kehidupan awalnya, badak Sumatera memiliki daerah penyebaran

yang cukup luas, yaitu meliputi Kalimantan, Sumatera, Semenanjung Malays ia,

Burma, Kamboja sampai di Vietnam. Namun, akibat perburuan yang berlangsung

terus menerus sejak masa lalu hingga sekarang, maka penyebaran di habitat

alaminya menjadi terbatas di pulau Sumatera dan Semenanjung Malaysia saja,

sedangkan di Kalimantan dalam beberapa tahun belakangan tidak pernah dijumpai

lagi. Jumlah populasi badak Sumatera di kawasan hutan habitat alaminya

diperkirakan kurang dari 200 ekor, dan sebagian besar berada di Sumatera.

Penyebaran badak Sumatera di Indonesia pada habitat alaminya terdapat

di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser (Provinsi Nangroe Aceh

Darussalam), Taman Nasional Kerinci Seblat (Provinsi Jambi, Sumatera Barat,

Bengkulu dan Sumatera Selatan), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

(Provinsi Bengkulu), dan Taman Nasional Way Kambas (Provinsi Lampung)

(IUCN 2008).

Pada tahun 1993 populasi badak Sumatera diperkirakan berkisar antara

215-319 ekor atau turun sekitar 50% dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.

Sebelumnya pada tahun-tahun populasi badak Sumatera diperkirakan berkisar

antar 400-700 ekor. Sebagian besar terdapat di wilayah Gunung Kerinci Seblat

(250-500 ekor), Gunung Leuser (130-250 ekor), dan Bukit Barisan Selatan

(25-60 ekor). Sebagian yang lainnya tidak diketahui jumlahnya terdapat di

wilayah Gunung Patah, Gunung Abong-Abong, Lesten-Lokop, Torgamba, dan

Berbak. Populasi badak Sumatera di Kalimantan tersebar di wilayah Serawak,

Sabah, dan wilayah tengah Kalimantan. Jumlah populasi badak Sumatera di

Malaysia diperkirakan berkisar antara 67-109 ekor (Foose et al. 1997).

4

Page 19: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Gambar 1 Badak Sumatera (Kristanti 2012).

Taks iran jumlah populasi badak Sumatera menurut Program Konservasi Badak Indonesia (PKBI) tahun 2001 di wilayah kerja Rhino Protection Units

(RPU) adalah sebagai berikut: Taman Nasional Kerinci Seblat 5-7 ekor dengan

kerapatan 2500-3500 ha per ekor badak, Taman Nasiona l Bukit Barisan Selatan

60-85 ekor dengan kerapatan 850-1200 ha per ekor badak, Taman Nasional Way

Kambas 30-40 ekor dengan kerapatan 700-1000 ha per ekor badak. Hasil

observasi lapang RPU sejak tahun 1997 sampai dengan 2004, diperkirakan jumlah

populasi badak Sumatera di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan berkisar antara

60-85 ekor, sementara di Taman Nasional Way Kambas berkisar antara

15-25 ekor (RPU dan PKBI 2011).

Data dari Rhino Protection Units di Yayasan Leuser tahun 2004

menunjukkan jumlah populasi badak Sumatera di lokasi survei RPU berkisar

antara 60-80 ekor. Berbeda dengan badak Jawa, badak Sumatera ada yang hidup

dalam habitat buatan (ex situ) atau disebut juga penangkaran. Sepuluh lokasi

penangkaran badak Sumatera yang terdapat di dalam dan luar negeri, yaitu tiga

lok asi di Indonesia, satu lokasi di Inggris, tiga lokasi di Malaysia dan tiga lok asi

di Amerika Serikat. Berdasarkan catatan yang bersumber dari Taman Safari

Indonesia tahun 1994, dari 39 badak Sumatera yang hidup dalam sepuluh lokasi

penangkaran sekarang tinggal 23 ekor saja. Menurut data terakhir yang

5

Page 20: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

dikeluarkan oleh Sumatran Rhino Sanctuary (SRS) sekarang hanya ada empa t

be las ekor saja. Kematian yang tinggi di luar habitat alaminya ini disebabkan sifat

badak Sumatera yang sangat peka terhadap perubahan situasi dan kondisi tempat

hidupnya (misalnya stres berat dan sulit mencari atau mengganti jenis pakannya)

(RPU dan PKBI 2011). Morfologi

Badak Sumatera adalah satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula.

Badak Sumatera juga dikenal memiliki rambut terbanyak dibandingkan seluruh

spesies badak di dunia, sehingga sering disebut hairy rhino (badak berambut).

Rambutnya terdapat di dalam liang telinga, di garis tengah punggung, di bagian

bawah flank dan di bagian luar paha, tetapi tidak terdapat di daerah muka. Badak

Sumatera yang baru dilahirkan mempunyai rambut panjang dan kusut tetapi agak

lembut (Groves dan Kurt 1972). Badak Sumatera yang masih muda rambutnya

banyak dan leba t dengan warna cok lat kemerahan. Dengan bertambahnya umur,

rambut menjadi pendek, jarang, dan berwarna kehitaman (Van Strien 1974).

Ciri-ciri lainnya adalah memiliki telinga yang besar, kulit berwarna cok lat

keabu-abuan atau kemerah-merahan, sebagian besar ditutupi oleh rambut dan

kerut di sekitar matanya. Badak ini juga memiliki dua lipatan kulit yang besar dan

khas ditubuhnya. Lipatan pertama terdapat di bagian kulit yang melingkari

pangkal kaki depan, sedangkan lipatan kedua terdapat di bagian kulit lateral

abdomen (Van Strien 1974).

Panjang cula nasalis biasanya berkisar antara 25-80 cm, sedangkan cula

frontalis biasanya relatif pendek dan tidak lebih dari 10 cm. Bentuk tubuh badak

Sumatera gemuk dan agak bulat. Panjang tubuh dewasanya berkisar antara

2-3 meter dengan tinggi 1-1,5 meter. Berat badan diperkirakan berkisar antara

600-950 kilogram (WWF Indonesia 2008). Perilaku

Perilaku hewan merupakan respon terhadap semua faktor rangsangan yang

berbentuk tingkah laku dan berasal dari keinginan untuk survive. Daya tahan

hidup setiap individu tergantung pada kemampuannya dalam mendapatkan

makanan, adaptasi terhadap perubahan cuaca, dan kemampuan menghindarkan

6

Page 21: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

dirinya dari kematian karena penyakit, parasit, dan predator. Selain itu juga

tergantung pada kemampuan reproduksinya dan kemampuan pemeliharaan

anaknya sampai dapat berdiri sendiri. Dorongan dasar ini menentukan po la

perilaku yang khas dari suatu spesies (Suratmo 1979).

Menurut Tanudimadja dan Kusumamihardja (1989), po la perilaku dapat

didefinisikan sebagai suatu segmen perilaku yang dior ganisasi dan mempunyai

fungsi khusus. Alikodra (1979) menyatakan bahwa perilaku hewan adalah strategi

dalam memanfaatkan sumber daya yang ada dalam lingkungannya untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Semua hewan akan bergerak untuk

mencari maka n dan minum maupun berkembang biak. Menurut Grzimek (1972),

ada empa t akitivitas utama badak Sumatera yaitu berjalan, berkubang, makan, dan

beristirahat. Badak Sumatera memiliki po la perilaku yang berbeda dibandingkan

dengan satwa lainnya. Hal ini terkait dengan fungsi anatomis dan kebutuhan

fisiologis tubuhnya yang mempengaruhi po la perilaku kesehariannya.

Pola pergerakan dan perjalanan

Badak Sumatera dalam melakukan perjalanannya tidak mudah lelah dan

senantiasa bergerak sepanjang jalan melalui hutan-hutan. Seseorang dapat

mengikuti jejaknya selama berjam-jam tanpa menemukan banyak tanda aktivitas

lain. Hewan ini dapat dengan mudah berjalan menembus pepohonan lebat, keras,

dan berduri. Jika berada di tempat yang baru, badak bergerak seperti tanpa arah

dan tujuan (Van Strien 1986).

Pergerakan badak Sumatera biasanya dipengaruhi oleh perubahan kondisi

lingk ungan, sehingga hal itu berhubungan dengan pola curah hujan dan musim

(Van Strien 1974). Pada saat musim hujan dan terjadi banjir di daerah dataran

rendah, badak ini akan lebih sering ditemukan di daerah perbukitan atau dataran

tinggi. Saat musim panas tiba, badak ini akan sering ditemukan di dataran rendah

yang berair atau daerah pegunungan yang berhutan lebat (Skafte 1961).

Badak akan bergerak berpindah tempa t mencari lokasi baru untuk

mendapatkan makanan atau berpindah tempat bila merasa terganggu dan cuaca

mengalami perubahan (Van Strien 1974). Menurut Hubback (1939), badak

Sumatera secara teratur akan mengikuti lintasan yang sama, khususnya di dekat

7

Page 22: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

kubangan. Terdapat dua macam lintasan yang dapat ditemukan. Lintasan utama

kira kira setengah meter lebarnya tidak ditumbuhi pohon-pohon dan dapat

mencapai beberapa kilometer panjangnya dengan tidak terputus-putus. Lintasan

yang kedua merupakan lintasan makanan. Sebagian ditumbuhi tanaman-tanaman

pendek. Kebanyakan lintasan makanan ini sejajar dengan lintasan utama. Hewan

ini bergerak berdasarkan lintasan yang dibuat di sepanjang jalan, seperti goresan

di tanah, pohon-pohon muda yang patah atau melengkung, feses, dan urin.

Pola makan dan minum

Badak Sumatera memakan sejumlah besar makanan yang berasal dari jenis

tumbuhan yang berbeda-beda, sebagian besar berupa daun-daunan dari belukar

dan pepohonan. Hewan ini tidak memaka n rumput-rumputan seperti hewan

pemakan tumbuhan lainnya (Van Strien 1974).

Makanan badak Sumatera terdiri dari daun, ranting, dan kulit pohon. Satwa

ini terutama suka dengan pohon mangga liar dan sejenis beringin, serta berbagai

jenis ba mbu (Groves dan Kurt 1972). Badak Sumatera lebih menyukai dedaunan

dari pohon-pohon muda untuk dimaka n. Hewan ini mengambil bagian dari pohon-

pohon muda ini dengan cara merusak, menggigit, dan membengkokkan pohon itu

dengan cula, gigi, dan kakinya. Setelah bagian pohon tersebut dipatahkan atau

dibengkokkan, hewan ini akan memaka n bagian yang disuka i dari pohon itu

(Strickland 1967). Makanan ini lebih banyak diambil dengan giginya

dibandingkan dengan bibirnya (Groves dan Kurt 1972).

Badak ini memiliki kebiasaan maka n tanpa jadwal yang tetap, dengan kata

lain makan pada jam-jam yang tidak tentu (Hubback 1939). Badak tersebut dapat

maka n ba ik pada siang hari maupun malam hari (Groves dan Kurt 1972). Menurut

Van Strien (1986), tingkah laku semacam itu merupakan po la hidup yang nor mal.

Badak Sumatera minum setiap hari dari sungai kecil, danau, lubang yang berair

atau kubangan. Selama minum bibirnya dimasukkan ke dalam air, berhenti pada

waktu tertentu dan kepalanya kemudian diangkat. Biasanya berlangsung selama

satu atau dua menit. Badak Sumatera sering minum air yang sangat kotor, kadang-

kadang dikotori oleh air kencingnya (Laur ie et al. 1983).

8

Page 23: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Pola istirahat dan tidur

Selama musim panas badak Sumatera lebih menyukai beristirahat. Badak

ini ditemukan dalam keadaan berkubang atau berbaring di bawah pohon yang

teduh, rumpun bambu, atau di hutan terbuka. Ketika beristirahat badak ini

membaringkan sebagian sisi tubuhnya di tanah (Hubback 1939). Hewan ini

berbaring pada sisi tubuhnya, dengan satu atau kedua kaki depannya merentang ke

depan. Sebelum berbaring masing-masing kaki depannya menyusun jerami di

sekelilingnya (Groves dan Kurt 1972). Bekas tempat tidurnya ditandai dengan

jejak tubuh di tanah. Bekas ini ditemukan lebih sedikit dibandingkan di tempat

berkubang.

Habitat

Habitat merupakan faktor terpenting untuk kehidupan satwa liar. Peranan

habitat bagi satwa liar bukan saja untuk tempat tinggal tetapi juga harus

menyediakan tempat berlindung dari segala gangguan, menyediakan makanan dan

air, tempat istirahat, tidur, berkembang biak dan membesarka n anak (Van Strien

1974). Habitat badak Sumatera terutama di daerah-daerah gunung dekat air.

Hewan ini tinggal di hutan hujan trop is dan hutan gunung berlumut (Groves dan

Kurt 1972). Badak yang tinggal di Gunung Leuser terbatas pada hutan primer

dengan ketinggian 1000-1900 m, menghindari rawa-rawa dan lebih menyukai

daerah-daerah yang bertanah kering atau liat (Borner 1979).

Menurut Ska fte (1961), hujan di hutan Sumatera mempengaruhi pergerakan

dan perpindahan badak. Ketika aliran air memba nj iri dataran rendah, badak akan

menjauhi daerah rawa-rawa dan tetap berada di bukit- bukit. Badak yang hidup di

hutan bagian timur Sabah (Malays ia) menyukai daerah-daerah perbukitan dan

hutan sekunder yang terdapat banyak makanan (Borner 1979). Badak hidup di

tanah-tanah curam dan tanah-tanah berbukit dengan semak-semak yang rimbun

oleh pohon-pohon muda (Borner 1979). Hewan ini sering turun ke daerah rendah

umtuk mencari tempat kering, sedangkan pada cuaca panas hewan ini ditemukan

di hutan-hutan dekat air terjun (Van Strien 1974).

Badak betina lebih suka tinggal di daerah tertentu, sedangkan badak jantan

lebih suka mengembara. Badak betina masing- masing berkumpul mendiami

daerah tempat berkubang dengan diameter sekitar 5-7 m. Tempat ini kadang

9

Page 24: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

terletak di daerah pegunungan atau dekat sungai kecil (Groves dan Kurt 1972).

Bagi badak Sumatera habitat yang penting adalah tempat yang tersedia cukup

makanan, air, dan tempat meneduh. Hewan ini lebih suka daerah yang rapat oleh

tumbuhan kayu (Borner 1979).

Status konservasi

Badak Sumatera merupakan salah satu satwa liar yang sangat terancam

punah. Badak Sumatera di Indonesia termasuk hewan yang dilindungi dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 dan Undang-

Undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya. The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (2012), mengategorikan badak Sumatera sebagai spesies

yang termasuk ke dalam Appendix I. Selain itu, menurut International Union for

the Conservation of Nature and Natural Resources (2008), badak Sumatera

merupakan satwa dengan status critically endangered, artinya suatu jenis hewan

yang pada saat ini termasuk ke dalam kategori terancam punah. Morfologi Kaki Belakang Mamalia

Otot kerangka disusun dari serabut-serabut otot yang merupakan unsur-

unsur bangunan bagi sistem perototan. Otot memiliki bentuk yang berbeda-beda

tergantung dari letak dan fungsinya. Pada kaki belakang biasanya terdapat otot

yang langsing dan lonjong. Origo untuk daerah kaki pada umumnya adalah

pembersitan di sebelah proksimal dan insersio adalah pertautan di distal tulang

(Soesetiadi 1977).

Kaki belakang merupakan tenaga pendorong utama bagi pergerakan maju

hewan. Tenaga pendorong tadi disalurkan melalui pelvis ke sumbu badan

(collumna vertebralis). Otot-otot kaki belakang jauh lebih subur dan kuat

dibandingkan otot-otot kaki depan. Berat otot di kaki belakang merupakan 58,5%

dari berat seluruh otot-otot alat gerak. Otot-otot kaki belakang dibagi menjadi

empat bagian, ya itu otot-otot panggul dan paha lateral, otot-otot gelang panggul,

dan otot-otot paha medial (Soesetiadi 1977).

10

Page 25: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Otot-otot panggul dan paha lateral

Otot-otot panggul dan paha lateral menempati daerah panggul dan latero-

plantar paha. Otot-otot yang termasuk kelompok ini adalah m. tensor fasciae

latae, m. gluteus superficialis, m. gluteus medius, m. gluteus profundus, m. biceps

femoris, m. semitendinosus, m. semimembranosus, m. quadriceps femoris, mm. gemelli, m. quadratus femoris, m. obturatorius externus, m. obturatorius

internus, dan m. piriformis.

Pada daerah panggul dan lateroplantar paha terdapat dua lapis fascia, yaitu

fascia superficialis dan fascia profunda. Fascia superficialis tipis dan erat

berhubungan dengan fascia profunda. Sedangkan fascia profunda menutupi otot-

otot di daerah panggul dan melepaskan sekat-sekat pemisah di antara otot-otot

tersebut di atas. Fascia profunda di daerah ini sering disebut sebagai fascia

glutea. Pada bidang antero- lateral paha, fascia profunda berbentuk tebal dan kuat,

disebut sebagai fascia lata (Soesetiadi 1977).

Musculus tensor fasciae latae berbentuk segitiga dengan apeks di tuber

coxae. Otot ini terletak di anterior di antara tuber coxae dan persendian lutut.

Insersio otot ini berupa aponeurose yang bersatu dengan fascia lata (Soesetiadi 1977). Otot ini berfungsi untuk meregangkan fascia lata, fleksor persendian paha

dan ekstensor persendian lutut (Shively 1984).

Musculus gluteus superficialis terletak di kaudal dan sebagian di profundal m. tensor fasciae latae (Shively 1984). Pada hewan piara, hanya hewan karnivora

yang mempunyai m. gluteus superficialis tersendiri. Otot ini pada kuda bersatu

dengan bagian kaudal dari m. tensor fasciae latae, sedangkan pada domba dan

kambing sebagian otot ini bersatu dengan m. biceps femoris (Nurhidayat et al. 2011). Persatuan m. gluteus superficialis dengan m. biceps femoris dinamakan

m. gluteobiceps (Soesetiadi 1977). Origo otot ini berada di tuber coxae, fascia

glutea, dan processus spinosus dari os sacrum. Insersionya di trochanter tertius

pada kuda, sedangkan pada pemamah biak insersio bersatu dengan m. tensor

fasciae latae dan m. biceps femoris (Nurhidayat et al. 2011). Fungsi otot ini

sebagai abduktor kaki belakang dan fleksor persendian paha (Getty 1975).

Musculus gluteus medius adalah otot yang sangat besar, terletak di antara

tuber coxae dan trochanter major. Musculus gluteus medius ini dapat dibagi atas

lapis superfisial dan profundal. Lapis superfisial berinsersio ke crista

intertrochanterica merupakan bagian kaudal dan mudah dilepaskan dari bagian

11

Page 26: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

yang lain (m. piriformis). Lapis profundal yang bertaut ke crista

intertrochanterica sedikit di distal trochanter major cranial disebut juga sebagai

m. gluteus accessorius. Pada pemamah biak m. gluteus medius relatif tidak subur

seperti di kuda. Dengan demikian, maka bagian panggul pada pemamah biak tidak

konveks seperti pada kuda tetapi lebih menurun ke caudoventrad (Nurhidayat et

al. 2011). Fungsi otot ini sebagai abduktor kaki belakang, ekstensor persendian

paha, dan retraktor kaki belakang (Getty 1975).

Musculus gluteus profundus berbentuk seperti kipas dan terletak

di profundal dari m. piriformis (Getty 1975). Origo otot ini berada di spina

ischiadica dan corpus ilii, sedangkan insersio di trochanter major bagian anterior.

Otot ini berfungsi sebagai abduktor kaki belakang (Nurhidayat et al. 2011). Musculus biceps femoris merupakan otot besar yang terletak di kaudal

m. gluteus superficialis dan m. gluteus medius (Soesetiadi 1977). Berdasarkan

tempat pertautan origonya, otot ini terdiri atas dua kepala ya itu caput vertebrale

(caput sacrale) berukuran lebih panjang, membe rsit dari ligamentum sacroiliaca

dan caput ischii berukuran lebih pendek yang berorigo di tuber ischii (Nurhidayat

et al. 2011). Pada pemamah biak caput vertebrale otot ini bersatu dengan

m. gluteus superficialis menjadi m. gluteobiceps. Otot ini berfungsi sebagai

retraktor kaki belakang, pendorong tubuh muka, dan abduktor kaki belakang

(Getty 1975).

Musculus semitendinosus terletak di antara m. gluteobiceps dan

m. semimembranosus. Pada ruminansia, otot ini mempunyai satu kepala pada

origonya. Pada kuda, otot ini terdiri atas dua kepala (Getty 1975), dan origo otot

ini berada di ligamentum sacrotuberale latum, processus spinosus et transversus

dari ossa vertebrae caudales, dan tuber ischiadicum. Sedangkan pada ruminansia

origo terletak di tuber ischiadicum. Insersio di margo cranialis dari os tibia dan

di tuber calcanei (Nurhidayat et al. 2011). Otot ini berfungsi sebagai eks tensor

persendian tarsus, fleksor persendian lutut dan aduktor kaki belakang (Getty

1975). Pada sapi, m. semimembranosus terdiri atas satu kepala dengan origo

di tuber ischiadicum, sedangkan insersionya terdapat di epicondylus medialis dari

os femoris dan sedikit di distal condylus medialis dari os tibia. Pada kuda, m. semimembranosus berukuran leba r, terletak di antara sisi medial m. semitendinosus dan m. gastrocnemius, dan mempunyai dua kepala dari

12

Page 27: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

origonya ligamentum sacrotuberale latum dan tuber ischiadicum, sedangkan

insersionya terdapat di epicondylus medialis dari os femoris dan ligamentum

colaterale mediale. Fungsi otot ini sebagai ekstensor persendian paha dan aduktor

kaki belakang (Getty 1975).

Musculus quadriceps femoris terdiri atas empat kepala ya itu m. rectus

femoris, m. vastus lateralis, m. vastus medialis, m. vastus intermedius (Getty

1975). Musculus rectus femoris sangat kompak dan teba l. Otot ini berfungsi

sebagai eks tensor persendian lutut dan fleksor persendian paha (Getty 1975). Pada

kuda, m. vastus lateralis terletak di permukaan lateral dari os femoris, berjalan

dari trochanter major menuju os patella (Getty 1975). Pada ruminansia, m. vastus

lateralis mempunyai permukaan kranial yang konveks (Getty 1975). Otot ini berfungsi sebagai ekstensor persendian lutut (Getty 1975). Musculus vastus

medialis terletak di permukaan medial dari os femoris. Otot ini berfungsi sebagai ekstensor persendian lutut (Soesetiadi 1977). Musculus vastus intermedius terletak

di profundal bagian anterior os femoris, tertutup oleh ketiga kepala lainnya. Otot

ini berfungsi sebagai ekstensor persendian lutut dan mengangkat kapsula sendi femoropatellare (Getty 1975).

Musculus gemellus berbentuk seperti kipa s dan berjalan secara ventrolateral

dari os ischium menuju fossa trochanterica dari os femoris (Getty 1975). Serabut-

serabut otot ini berjalan cranioventrad. Origonya berupa pinggir lateral os ischii,

di dekat spina ischiadica. Insersionya berada di fossa trochanterica dan crista

intertrochanterica (Nurhidayat et al. 2011). Fungsi otot ini sebagai supinator dari os femoris.

Musculus quadratus femoris merupakan otot tipis, pipih, terletak di bagian

ventral dari m. gemellus. Origonya terletak di bida ng ventral dari os ischii,

sedangkan insersionya di bidang posterior dari os femoris, dekat dengan

trochanter minor (Nurhidayat et al. 2011). Fungsi otot ini sebagai ekstensor

persendian paha, dan aduktor kaki belakang (Shively 1984).

Musculus obturatorius externus berbentuk seperti kipas, terletak

di permukaan ventral dari os ischii dan os pubis. Bidang ventral dari os ischii dan

os pubis di sekeliling foramen obturatum merupakan origo dari m. obturatorius

externus. Insersio terletak di fossa trochanterica. Fungsi otot ini sebagai supinator

os femoris (Nurhidayat et al. 2011).

13

Page 28: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Musculus obturatorius internus membe rsit dari ruang panggul, di os pubis

dan os ischii. Pada ruminansia, otot ini keluar dari ruang panggul melalui foramen

obturatum, sedangkan pada hewan lain melalui incisura ischiadica major

(Nurhidayat et al. 2011). Origo dari otot ini di bidang pelvina dari os ischii dan

os pubis di sekitar foramen obturatum, sedangkan insersionya berada di fossa

trochanterica. Fungsi otot ini sebagai supinator os femoris. Otot-otot paha medial

Otot-otot paha medial terdiri atas lapis superfisial dan lapis profundal. Lapis

superfisial meliputi m. sartorius dan m. gracilis. Sedangkan lapis profundal

di antaranya adalah m. pectineus, m. adductor, m. semimembranosus (Nurhidayat

et al. 2011). Musculus sartorius adalah otot yang panjang dan sempit, terletak di kranial

m. gracilis (Getty 1975). Pada kuda, origonya di fascia iliaca dan tendo insersio

dari m. psoas minor, sedangkan insersionya di ligamentum patellae mediale dan

fascia cruris. Pada sapi, origo otot ini terletak di fascia iliaca, tendo insersio dari

m. psoas minor, dan eminentia iliopubica. Insersionya di fascia cruris (bersama-

sama dengan m. gracilis). Otot ini berfungsi sebagai fleksor persendian paha,

aduktor kaki belakang, dan ekstensor persendian lutut (Nurhidayat et al. 2011).

Musculus gracilis merupakan otot yang leba r, terletak di kaudal m. sartorius

dan menutupi sebagian besar bidang medial paha. Otot ini memiliki origo

di symphisis pelvina dan tendo prepubicus. Insersionya ada di ligamentum

patellae mediale dan fascia cruris. Pada ruminansia umumnya, otot ini berfungsi sebagai aduktor kaki belakang, ekstensor persendian lutut dan menarik tubuh ke

lateral, jika kaki menjadi titik tetap (Nurhidayat et al. 2011).

Musculus pectineus merupakan otot yang besar pada sapi dan berbentuk

segitiga (Getty 1975). Otot ini mengisi ruangan antara m. vastus medialis

(cranial), m. semimembranosus dan m. adductor (caudal) (Nurhidayat et al. 2011).

Margo os pubis dan tendo prepubicus merupakan origo dari otot ini. Insersionya

terletak di margo caudomedial dari os femoris dan epicondylus medialis dari

os femoris. Fungsi otot ini sebagai aduktor dan supinator kaki belakang.

Musculus adductor pada ruminansia merupakan otot yang tebal (Getty

1975). Pada karnivora, otot ini dapat dipisahkan menjadi m. adductor longus dan

14

Page 29: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

m. adductor magnus et brevis (Shively 1984). Otot ini membersit dari bagian

ventral os pubis dan os ischii dan berakhir di bagian kaudal os femoris serta

epicondylus medialis dari os femoris (Nurhidayat et al. 2011). Fungsinya sebagai

aduktor kaki belakang dan protraktor tubuh jika kaki belakang sebagai titik tetap.

m. semimembranosus sudah dibicarakan di bagian paha lateral.

15

Page 30: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai dengan Juli 2012

di Laboratorium Riset Anatomi, Bagian Anatomi Histologi dan Embr iologi,

Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmako logi, Fakultas Kedokteran Hewan,

Institut Pertanian Bogor. Selain itu, dilakukan pengamatan lapang di Sumatran

Rhino Sanctuary (SRS) Taman Nasional Waykambas, Lampung. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat diseksi

yang meliputi pinset, ska lpe l, gunting, alat ukur, alat tulis, Nomina Anatomica

Veterinaria 2005, dan perlengkapan fotografi. Bahan yang digunakan adalah

kadaver satu ekor badak jantan yang diawetkan dalam formalin 10%. Metode

Pada penelitian ini digunakan kaki belakang badak Sumatera yang telah

diawetkan di dalam formalin 10%. Pengamatan dilakukan terhadap morfologi dan

susunan otot-otot daerah panggul serta paha bagian lateral dan medial lengkap

dengan origo dan insersio dari otot-otot tersebut. Kelompok otot tersebut disayat

dan dipreparir berdasarkan buku Penuntun Praktikum Miologi Veteriner dengan

beberapa modifikasi (Nurhidayat et al. 2011). Hasil pengamatan yang telah

dilakukan dicatat dan dibe rika n penamaan berdasarkan Nomina Anatomica

Veterinaria (ICVGAN 2005). Selanjutnya hasil pengamatan didokumentasikan

dan dibandingkan dengan literatur dari hewan-hewan lain. Selain itu, dilakukan

pengamatan secara langsung terhadap perilaku badak Sumatera di Sumatran

Rhino Sanctuary (SRS) Way Kamba s, Lampung.

16

Page 31: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak

Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. Otot-otot panggul dan paha

terdiri atas dua kelompok otot, yaitu otot-otot panggul dan paha lateral dan otot-

otot panggul dan paha medial. Otot-otot panggul dan paha daerah lateral terdiri

atas m. gluteus superficialis, m. gluteus medius, m. gluteus profundus, m. tensor

fasciae latae, m. biceps femoris, m. semitendinosus, m. semimembranosus,

m. quadriceps femoris, m. gemellus, dan m. quadratus femoris (Gambar 2, 3, 4, 5,

dan 7). Adapun otot-otot panggul dan paha daerah medial, yaitu m. gracilis,

m. sartorius , m. adductor, dan m. pectineus (Gambar 4, 6, dan 7).

Pada daerah panggul dan paha, terdapat jaringan ikat subkutan yang sangat

tebal di profundal kulit. Jaringan ika t ini menembus masuk ke dalam fascia

pembungkus otot. Fascia di bidang lateral panggul dan paha lebih lebar dan tebal

dibandingkan di bidang medial. Fascia ini tersusun oleh fascia superficialis dan

fascia profunda. Fascia superficialis tipis dan menempel kuat dengan fascia

profunda. Pada daerah panggul fascia profunda disebut fascia glutea (Gambar 2

dan 5). Fascia ini pada badak Sumatera berukuran sangat leba r dan teba l, serta

menutupi m. gluteus medius dan m. gluteus superficialis. Selain itu, fascia glutea

juga melepaskan septum intermusculares ke dalam serabut otot di profundalnya.

Adapun pada bidang kraniolateral paha, fascia profunda menebal dan disebut

fascia lata (Gamba r 2). Fascia lata memiliki struktur seperti tendo dan mudah

dipisahkan dengan otot di profundalnya. Fascia ini menjadi insersio dari

m. tensor fasciae latae dan sebagian m. biceps femoris. Pada persendian lutut,

fascia ini bertaut ke os patella dan ligamentum patellae laterale et mediale.

17

Page 32: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Otot-otot panggul dan paha lateral

Tabel 1 Origo dan insersio otot-otot panggul dan paha la teral

Nama Otot Origo Insersio 1 M. gluteus superf icial is fascia glutea dan processus

spinosus dari os sacru m

2 M. gluteus m edius facies glutea dari os ilium dan aponeurose yang b ertaut pad a per muka an superfi sial dari m. longissimus lumb oru m

3 M. gluteus profundus spina i schiadica dan corpus ossis i lii

trochanter tertius, fascia lata, facies craniali s dari os patel la dan ligame ntum patel lae laterale dorsal trochanter major dan fossa intertrochanterica dari os femoris trochanter major dari os femoris bagian dorsal

4 M. tensor fasciae latae facies glutea dari os coxa e tendo pende k yang bertaut ke trochanter tert ius dari os fe moris, sedangka n tendo panjang ke fascia lata dan secar a t idak langsu ng menuju os patel la dan os tibia

5 M. biceps fe moris a. pars laterali s

b. pars interm edius

tuber i schii fascia lata, facies cranialis dari os patella dan ligamentum patel lae laterale fascia yang menutupi m. gastrocne mius caput

c. pars m ediali s

6 M. se mi tendinosus tuber i schiadicu m, ossa vertebrae caudales dan ligam entu m sacrotuberale latum

7 M.s e mim e mbranosus ligam entu m sacrotuberale latum, tuber i schiadicu m dan ala sacrali s os sacrum

8 M. quadriceps fe moris

laterale margo cranial is dari os tibia margo cranial is dari os tibia epicondylus mediali s os femoris dan l igamentu m collaterale mediale

a. m. rectus femoris b. m. vastus laterali s c. m. vastus medial i s d. m. vastus

os ilium di craniodorsal acetabulum trochanter major dan trochanter tertius collum os femoris samp ai sepertiga distal os femoris facies cranial is os femoris

basis dan facies cranial is dari os patella bagian lateral dari os patella dan ligamentum patellae mediale margo craniomedial os patel la, ligamentum patella mediale dan tendo m. rectus femoris basis os patella

interm edius 9 M. ge m el lus incisura i schiadica minor fossa t rochanterica dan crista

intertrochanterica 10 M. quadratus fe moris bidang ventral dari os i schi i . bidang kaudal dari os fem oris

di dekat trochanter minor

18

Page 33: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Gambar 2 Gambaran umum otot-otot panggul dan paha lateral. 1. fascia glutea, 2. fascia lata, 3. m. tensor fasciae latae, 4. m. biceps femoris (bagian lateral), 5. m. obliquus externus abdominis, 6. m. gluteus superficialis. Bar: 10 cm.

Musculus tensor fasciae latae berbentuk segitiga dan relatif leba r (Gambar

2, 3, dan 4). Otot ini terletak paling kranial di antara otot-otot paha lateral dan

bertaut sangat kuat di origonya. Otot ini tampak menyatu dengan m. vastus

lateralis yang terdapat di profundalnya, namun kedua otot ini mudah dipisahkan.

Pada bagian distal otot ini bertaut di fascia lata dan pada bagian kaudal

berbatasan langsung dengan m. gluteus superficialis bagian distal. Musculus

tensor fasciae latae memiliki dua bagian dengan arah serabut yang berbeda.

Bagian kranial memiliki arah serabut kranioventrad, sedangkan bagian kaudal

arah serabutnya kaudodistad. Otot ini berorigo di facies glutea dari os coxae,

sedangkan insersionya terdapat di beberapa tempat seperti os femoris, fascia lata

dan secara tidak langsung menuju os patella dan os tibia. Insersio otot ini yang

berupa tendo pendek bertaut ke trochanter tertius dari os femoris.

19

Page 34: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Musculus gluteus superficialis berbentuk segitiga dan relatif subur,

terletak di profundal fascia glutea (Gambar 3, 4, dan 5). Pada bidang kranial otot

ini berbatasan dengan m. gluteus medius, sedangkan di bidang kaudal berbatasan

dengan m. semitendinosus, m. semimembranosus, dan m. biceps femoris. Origo

otot ini terletak di fascia glutea dan processus spinosus dari os sacrum. Otot ini

memiliki dua tendo insersio, yaitu tendo pendek dan panjang, sehingga seolah-

olah terdiri dari dua otot yang memiliki dua arah serabut yang berbeda. Otot

bagian dorsal arah serabutnya kaudodistad, sedangkan bagian distal arah

serabutnya kranioventrad. Tendo pendek menuju trochanter tertius, sedangkan

tendo panjang insersionya bersama-sama dengan insersio m. biceps femoris

bertaut ke beberapa tempat seperti fascia lata, facies cranialis dari os patella, dan

ligamentum patellae laterale. Kedua tendo otot ini memiliki struktur yang tampak

kuat dan tebal (Gambar 4).

Musculus gluteus medius berukuran sangat lebar. Bagian kranial terletak

di dorsal m. tensor fasciae latae dan bagian kaudal terletak di profundal

m. gluteus superficialis, mengisi facies glutea dari os ilium (Gambar 3, 4, dan 5).

Musculus gluteus medius memiliki arah serabut kaudodistad dan terdapat

beberapa daun urat dari fascia glutea yang menembus masuk ke dalamnya. Otot

ini memiliki origo di facies glutea dari os ilium dan aponeurose yang bertaut pada

permukaan superfisial dari m. longissimus lumborum. Insersio otot ini berada

di dorsal trochanter major dan fossa intertrochanterica dari os femoris.

Musculus gluteus profundus berbentuk seperti kipas dan berukuran relatif

kecil, namun lebih besar dibandingkan m. gemellus (Gambar 5). Otot ini berada

di profundal dari m. gluteus medius bagian kaudal dan kraniodistal dari

m. gemellus. Musculus gluteus profundus membe rsit dari spina ischiadica dan

corpus ossis ilii sampai trochanter major dari os femoris bagian dorsal.

20

Page 35: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Gambar 3 Gambaran otot-otot panggul dan paha lateral. A. Otot-otot panggul dan paha lateral lapis superfisial setelah fascia

glutea, fascia lata, dan m. tensor fasciae latae dikuakkan. B. Inset A: otot-otot panggul dan paha lateral lapis superfisial bagian

kaudal. C. Inset A: otot-otot paha lateral lapis profundal bagian kraniodistal,

setelah m. vastus lateralis dan m. vastus intermedius dikuakkan. 1. m. gluteus medius, 2. m. gluteus superficialis, 3. m. tensor fasciae latae, 4. m. vastus lateralis, 5. m biceps femoris (a. pars lateralis, b. pars intermedius, dan pars medialis), 6. m. semitendinosus, 7. m. semimembranosus, 8. fascia lata, 9. m. vastus intermedius, 10. m. rectus femoris, 11. epicondylus lateralis os femoris. Bar A: 10 cm; B dan C: 5 cm.

21

Page 36: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Gambar 4 Gambaran otot-otot panggul dan paha lateral bagian kaudodistal. A. Otot-otot panggul dan paha lateral lapis profundal setelah

m. biceps femoris (pars lateralis dan intermedius) dikuakkan B. Inset A: otot-otot panggul dan paha lateral lapis profundal bagian

kaudodistal setelah fascia femoralis dan m. biceps femoris pars medialis dikuakka n.

C. Inset A: tendo dan otot-otot paha lateral setelah m. gluteus superficialis dikuakka n.

1. m. gluteus medius, 2. m. gluteus superficialis, 3. m. tensor fasciae latae, 4. m. vastus lateralis, 5. m. biceps femoris (a. pars lateralis, b. pars intermedius, dan c. pars medialis), 6. fascia femoralis, 7. m. gastrocnemius caput laterale, 8. m. semitendinosus, 9. m. semimembranosus, 10. tendo insersio panjang m. gluteus superficialis, 11. m. adductor, 12. m. quadratus femoris, 13. tendo insersio pendek m. gluteus superficialis. Bar A: 10 cm; B dan C: 5 cm.

Musculus biceps femoris hanya terdiri dari satu caput, yaitu caput ischii,

terpisah dengan m. gluteus superficialis, berukuran panjang dan lebar, serta

memiliki struktur yang kompak dan tampak kokoh (Gambar 3, 4, 5, dan 6). Otot

ini berorigo di tuber ischii sampai daerah lutut dan melengkung ke bagian plantar

paha. Otot ini mudah dipisahkan dari m. gluteus superficialis dan hanya terdiri

22

Page 37: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

atas satu caput yaitu caput ischii. Otot ini di distal terbagi menjadi tiga bagian

yang masing-masing berinsersio pada beberapa tempat berbeda. Pars lateralis

berukuran lebih panjang dan berinsersio di fascia lata, facies cranialis dari

os patella, dan ligamentum patellae laterale. Pars intermedius dan pars medialis

berukuran lebih pendek dan terletak di bidang medial. Pars intermedius memiliki insersio di fascia yang menutupi m. gastrocnemius caput laterale, sedangkan pars

medialis bersatu dan memiliki insersio yang sama dengan m. semitendinosus

di margo cranialis dari os tibia.

Musculus semitendinosus relatif subur dan tebal, berada di kaudodorsal

m. biceps femoris dan di kranial m. semimembranosus. Sebagian otot ini tertutup

oleh m. semimembranosus (Gambar 3, 4, dan 7). Pada bagian pertengahan sampai distal, otot ini menyatu dan memiliki insersio yang sama dengan m. biceps femoris

bagian medial. Musculus semitendinosus memiliki origo di tuber ischiadicum,

ossa vertebrae caudales dan ligamentum sacrotuberale latum, serta berinsersio

di margo cranialis dari os tibia.

Musculus semimembranosus hanya memiliki satu kepala, relatif lebar dan

panjang, terletak di antara m. semitendinosus dan m. adductor, serta membentang

dari pangkal ekor sampai daerah medial lutut (Gambar 3, 4, dan 7). Bagian

superfisial m. semimembranosus ditutupi oleh fascia yang cukup teba l. Fascia ini

juga menutupi m. adductor (Gambar 4). Otot ini membe rsit dari ligamentum

sacrotuberale latum dan tuber ischiadicum sampa i ke epicondylus medialis

os femoris dan ligamentum collaterale mediale. Musculus quadriceps femoris memiliki struktur yang kompak dan teba l,

serta mengisi daerah lateral, kranial dan medial dari os femoris (Gambar 3, 4, dan

7). Musculus quadriceps femoris ini terdiri atas empat kepala, yaitu m. vastus

lateralis, m. rectus femoris, m. vastus medialis, dan m. vastus intermedius.

Musculus vastus lateralis merupakan otot yang terletak paling lateral dari keempat

kepala dari m. quadriceps femoris (Gambar 3 dan 4). Otot ini berorigo

di trochanter major dan trochanter tertius, serta berinsersio di bagian lateral dari

os patella dan ligamentum patellae mediale. Musculus rectus femoris terletak

di profundal m. vastus lateralis dan di kraniolateral m. vastus medialis (Gambar 3

dan 7). Otot ini memiliki dua lapisan otot dengan dua arah serabut yang berbeda.

Lapis superfisial memiliki arah serabut kaudodistad, sedangkan lapis profundal

23

Page 38: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Gambar 5 Gambaran otot-otot panggul lateral. A. Otot-otot panggul dan paha lateral lapis superfisial setelah fascia

glutea, fascia lata, dan m. tensor fasciae latae dikuakkan. B. Inset A: otot-otot panggul lateral lapis profundal setelah

m. gluteus superficialis dikuakka n. C. Inset B: otot-otot panggul lateral lapis profundal setelah

m. gluteus medius bagian kaudal dikuakka n. 1. fascia glutea, 2. m. gluteus superficialis, 3. m. gluteus medius, 4. ligamentum sacrotuberale latum, 5. m. quadratus femoris, 6. m. gemellus, 7. m. gluteus profundus, 8. ala osis ilii. Bar B: 10 cm; C: 5 cm.

arah serabutnya dorsodistad. Lapis profundal m. rectus femoris lebih jelas

teramati dari bidang medial paha. Kedua lapis otot ini sama-sama berorigo di kraniodorsal acetabulum dari os ilium, sedangkan insersionya terletak di basis dan

facies cranialis dari os patella. Musculus vastus medialis merupakan otot yang terletak di bidang medial

paha, di sebelah kaudomedial dari m. rectus femoris dan sebagian tertutup oleh

m. sartorius (Gamba r 7). Otot ini memiliki dua lapisan otot dengan arah serabut

yang berbeda. Lapis superfisial memiliki arah serabut kraniodistad, sedangkan

24

Page 39: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

lapis profundal mengarah dorsodistad. Kedua lapis otot ini juga sama-sama

berorigo di collum os femoris sampai sepertiga dista l os femoris. Adapun

insersionya berada di margo craniomedial os patella, ligamentum patella mediale

dan tendo m. rectus femoris. Otot yang terakhir yaitu m. vastus intermedius

merupakan otot yang berukuran paling kecil diantara keempat kepala otot lainnya

(Gambar 3). Otot ini terle tak di facies cranialis dari os femoris, menyatu dengan

bagian kaudal dari m. vastus lateralis dan tertutup oleh ketiga kepala otot la innya.

Musculus vastus intermedius memiliki origo di facies cranialis os femoris dan

berinsersio di basis os patella.

Musculus gemellus merupakan otot kecil berbentuk segitiga yang terle tak

di sebelah kaudal dari m. gluteus profundus dan di dorsal m. quadratus femoris

(Gambar 5). Otot ini memiliki origo di incisura ischiadica minor, sedangkan

insersionya di fossa trochanterica dan crista intertrochanterica os femoris.

Musculus quadratus femoris merupakan otot kecil berbentuk pipih dan

pendek yang terletak di dorsal m. adductor dan di dista l m. gemellus (Gambar 4

dan 5). Otot ini ditutupi oleh fascia femoralis yang juga menutupi m. adductor dan

m. semimembranosus. Otot ini memiliki origo di bidang ventral dari os ischii dan

berinsersio di bidang kaudal dari os femoris di dekat trochanter minor. Otot-otot paha medial

Tabel 2 Origo dan insersio otot-otot paha medial

Nama Otot Origo Insersio 1 M. sartorius fascia i liaca dan tendo insersio

m. psoas minor fascia cruris dan ligamentu m patellae m ediale.

2 M. graci l is symphisis pelvina fascia cruris dan l igam entum patel lae m ediale

3 M. pe ct ineus margo cranial dari os pubis facies caud o medial dari os femoris

4 M. adductor bagian ventral os pubis dan os ischi i

epicondylus mediali s dan facies caudo medial dari os femoris

Musculus sartorius berukuran panjang dan tipis, terletak di kranial dan

profundal m. gracilis (Gambar 6 dan 7). Otot ini memiliki dua kepala, yaitu kaput

kranial dan kaput kaudal. Kaput kaudal seluruhnya terletak di profundal

m. gracilis, sedangkan kaput kranial menutupi sebagian m. vastus medialis. Pada

bagian distal kaput kranial, terdapat fascia yang mengikat otot ini ke m. vastus

medialis. Kaput kranial dari m. sartorius berorigo di tendo insersio m. psoas

minor, sedangkan kaput kaudal berorigo di fascia iliaca. Selanjutnya kedua kaput

otot tersebut berinsersio di fascia cruris dan ligamentum patellae mediale.

25

Page 40: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Gambar 6 Gambaran umum otot-otot paha medial. 1. m. gracilis, 2. m. pectineus, 3. m. sartorius, 4. fascia femoralis. Bar: 10 cm.

Musculus gracilis merupakan otot yang berukuran paling lebar di bidang

medial paha, terletak di kaudal m. sartorius (Gambar 6 dan 7). Otot ini membersit

dari symphisis pelvina dan tendo prepubicus sampa i di fascia cruris dan

ligamentum patellae mediale dengan arah serabut kaudodistad. Pada bidang

profundal otot ini terdapat m. adductor, m. semimembranosus, m. pectineus, dan

m. sartorius kaput kaudal.

Musculus pectineus berbentuk segitiga, terletak diantara m. adductor dan

m. sartorius, serta sebagian tertutup oleh m. sartorius kaput kaudal dan m. gracilis

(Gambar 6 dan 7). Otot ini berorigo di margo cranial dari os pubis, sedangkan

insersionya terletak di facies caudomedial dari os femoris.

26

Page 41: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Gambar 7 Gambaran otot-otot paha medial lapis profundal.

A. Otot-otot paha medial lapis profundal setelah m. gracilis dan m. sartorius dikuakkan.

B. Inset A: m. rectus femoris dan m. vastus medialis. 1. m. gracilis, 2. m. sartorius, 3. m. adductor, 4. m. semimembranosus, 5. m. pectineus, 6. m. vastus medialis, 7. m. rectus femoris, 8. m. semitendinosus. Bar A: 10 cm; B: 5 cm.

Musculus adductor berukuran relatif panjang, terletak di kranial

m. semimembranosus dan di kaudal m. pectineus (Gambar 4 dan 7). Otot ini

terbagi menjadi dua bagian. Bagian kecil yang terletak di kranial yang disebut

m. adductor brevis dan bagian yang lebih besar terletak di kaudal atau disebut

juga m. adductor magnus. Pada bidang lateral, otot ini tertutupi oleh fascia

femoralis. Fascia ini juga menutupi m. semimembranosus (Gambar 4). Otot ini

memiliki origo di bagian ventral os pubis dan os ischii, sedangkan insersionya

terletak di epicondylus medialis dan facies caudomedial dari os femoris.

27

Page 42: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Pembahasan

Kaki belakang merupakan tenaga pendorong utama bagi pergerakan maju

hewan. Tenaga dorong tadi disalurkan melalui pelvis ke sumbu badan (collumna

vertebralis). Otot-otot kaki belakang lebih subur dan kuat dibandingkan dengan

otot-otot kaki depan (Soesetiadi 1977). Otot-otot panggul dan paha badak

Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. Secara umum, anatomi otot-

otot panggul dan paha hewan ini mirip dengan otot-otot panggul dan paha pada

kuda, babi, dan babirusa dibandingkan dengan hewan lainnya (Macdonald dan

Kneepke ns 1995, Popesko 1993). Kemiripan otot ini didukung dengan kemiripan

bentuk skelet kaki belakang badak Sumatera dengan hewan-hewan tersebut. Akan

tetapi, terdapat perbedaan fungsi otot-otot panggul dan paha antara badak

Sumatera dengan hewan-hewan tersebut dalam melakukan aktivitasnya.

Menurut Borner (1979), badak Sumatera hidup di hutan primer, hutan

hujan trop is, dataran rendah, di tanah dengan permukaan yang curam dan tanah

berbukit. Kemampuan badak Sumatera mendaki dan menuruni tanah yang curam

dan berbukit, ditunjang oleh struktur tungkai kaki yang relatif pendek dan tenaga

dorong dari kaki belakang. Tenaga dorong ini berasal dari otot-otot utama fleksor

persendian lutut, serta ekstensor persendian paha dan lutut melalui persendian

sacroiliaca yang kaku. Selain itu, gerakan fleksor persendian lutut ini juga

menunjang aktivitas berkubang dari badak Sumatera. Aktivitas ini dimulai

dengan menjulurkan kaki depan dan memindahkan bobot tubuhnya ke kaki

belakang dengan cara kaki belakang ditekuk, selanjutnya badak memindahkan

bobot tubuhnya ke kaki depan dan menumpukan tubuhnya pada persendian siku,

sehingga tubuh badak bertumpu pada keempat kakinya. Gerakan ini juga

dilakukan pada saat sikap duduk. Otot-otot utama fleksor persendian lutut yang

menunjang aktivitas di atas adalah m. biceps femoris, m. semitendinosus, dan

m. semimembranosus. Otot-otot ini berkembang ba ik pada badak Sumatera, hal

ini didukung oleh penjuluran tuber ischiadicum ke lateral dan kaudal sebagai

origo dari ketiga otot ini (Lestari 2009).

Musculus semitendinosus pada badak Sumatera relatif subur dan teba l,

berada di kaudodorsal m. biceps femoris dan di kranial m. semimembranosus. Otot

ini hanya terdiri atas satu kepala sama seperti pada babirusa (Macdonald dan

Kneepke ns 1995). Adapun pada babi dan kuda, otot ini terdiri dari dua kepala

28

Page 43: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

di origonya (Getty 1975). Musculus semimembranosus hanya memiliki satu

kepala, relatif lebar dan panjang, terletak di antara m. semitendinosus dan

m. adductor, serta membentang dari pangkal ekor sampai daerah medial lutut.

Pada kuda, otot ini memiliki dua kepala di origonya, sedangkan pada babi, otot ini

memiliki dua insersio (Getty 1975). Adapun pada babirusa, otot ini hanya

memiliki satu insersio, namun dapat dipisahkan menjadi dua bagian (Macdonald

& Kneepke ns 1995). Musculus biceps femoris hanya terdiri dari satu caput, yaitu

caput ischii, namun insersionya terbagi menjadi tiga bagian. Otot ini terpisah

dengan m. gluteus superficialis, berukuran panjang dan leba r, serta memiliki

struktur yang kompak dan tampak kokoh. Otot ini membentang dari tuber ischii

sampai daerah lutut dan melengkung ke bagian plantar paha. Struktur otot ini pada

badak Sumatera, berbeda dengan babi, kuda (Getty 1975), dan babirusa

(Macdonald dan Kneepke ns 1995) yang memiliki dua caput. Namun, struktur

m. biceps femoris yang terpisah dengan m. gluteus superficialis mirip seperti pada

kuda. Pada babi m. biceps femoris bersatu dengan m. gluteus superficialis (Getty

1975), begitu pula pada babirusa (Macdonald dan Kneepke ns 1995).

Pada saat kawin, badak jantan akan mena iki badak betina yang dapat

berlangsung cukup lama bahkan dapat mencapai enam puluh menit (Grzimek

1972). Aktivitas ini tentu harus didukung oleh kekuatan kaki belakang untuk

menumpu seluruh beban tubuh. Kekuatan kaki belakang ini diduga dibebankan

pada persendian lutut dan tarsus yang melibatkan otot-otot ekstensor persendian

lutut. Otot-otot ekstensor persendian lutut pada badak Sumatera berkembang baik.

Hal ini didukung oleh adanya os patella yang memiliki permukaan dorsal relatif

luas (Lestari 2009), sebagai tempat insersio otot-otot ekstensor persendian lutut,

seperti m. tensor fasciae latae dan m. quadriceps femoris (Pasquini et al. 1989).

Musculus tensor fasciae latae berbentuk segitiga dan relatif leba r. Otot ini terletak

paling kranial di antara otot-otot paha lateral dan bertaut sangat kuat di origonya.

Otot ini tampak menyatu dengan m. vastus lateralis yang terdapat

di profundalnya, namun kedua otot ini mudah dipisahkan. Struktur otot ini mirip

pada babi, namun ukuran ototnya lebih leba r. Pada kuda, otot ini relatif sempit

dengan kepala yang berukuran kecil terletak di distal tuber coxae (Popesko 1993).

Pada babirusa, m. tensor fasciae latae tidak dapat dipisahkan dari m. gluteus

superficialis (Macdonald dan Kneepkens 1995).

29

Page 44: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Pada badak Sumatera, m. quadriceps femoris memiliki struktur yang

kompak dan teba l, serta mengisi daerah lateral, kranial, dan medial dari

os femoris. Keadaan m. quadriceps femoris yang tebal sangat mendukung fungsi

ekstensor persendian lutut dan fleksor persendian paha, sehingga memungkinkan

badak Sumatera memiliki kemampuan berlari dengan cepat, disamping

mendukung aktivitasnya pada saat kawin. Aktivitas otot ini dibantu oleh gerakan

dari otot-otot utama fleksor persendian lutut yang akan memberika n daya dorong

yang sangat besar bagi badak dalam berlari. Secara umum, otot ini lebih mirip

pada babi dan babirusa dibandingkan pada kuda. Musculus quadriceps femoris

terdiri atas empat kepala, yaitu m. rectus femoris, m. vastus lateralis, m. vastus

medialis, dan m. vastus intermedius. Musculus rectus femoris pada badak

Sumatera relatif teba l, terletak di profundal m. vastus lateralis dan di kraniolateral

m. vastus medialis, sehingga otot ini tidak terlihat dari bidang lateral. Otot ini

memiliki dua lapisan otot dengan dua arah serabut yang berbeda. Lapis superfisial

memiliki arah serabut kaudodistad, sedangkan lapis profundal arah serabutnya

dorsodistad. Musculus vastus lateralis merupakan otot yang relatif tebal dan

tampak kuat, terletak paling lateral dari keempat kepala m. quadriceps femoris.

Pada badak Sumatera, m. rectus femoris dan m. vastus lateralis mudah dipisahkan

sama pada babi dan babirusa. Pada babirusa kedua otot ini mudah dipisahkan

karena jaringan ikatnya yang longgar yang terletak di antara ujung dorsal kedua

otot ini (Macdonald dan Kneepke ns 1995), begitu pula pada babi (Getty 1975).

Musculus vastus medialis merupakan otot yang terletak di bidang medial paha,

di sebelah kaudo medial dari m. rectus femoris dan sebagian tertutup oleh

m. sartorius. Otot ini pada badak Sumatera berbeda pada babi dan kuda (Getty

1975), karena memiliki dua lapisan otot dengan dua arah serabut yang berbeda.

Lapis superfisial memiliki arah serabut kraniodistad, sedangkan lapis profundal

mengarah dorsodistad. Otot yang terakhir yaitu m. vastus intermedius merupakan

otot yang berukuran paling kecil di antara keempat kepala otot lainnya. Otot ini

terletak di facies cranialis dari os femoris, menyatu dengan bagian kaudal dari

m. vastus lateralis. Ketiga kepala otot lainnya menutupi otot ini sama pada kuda

dan babi (Getty 1975).

30

Page 45: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Badak Sumatera memiliki kebiasaan defekasi berupa menutupi fesesnya

dengan cara mengais tanah dengan menggunakan kaki belakangnya. Pada saat

urinasi, badak betina menyemprotkan urinnya sambil berjalan, sedangkan badak

jantan memiliki kebiasaan menanduk semak-semak terlebih dahulu, lalu ditendang

dengan kaki belakangnya sampai akhirnya urinasi (Grzimek 1972). Kedua

aktivitas ini memerlukan gerakan kaki belakang ke kaudal. Gerakan ini diduga

ditunjang oleh m. gluteus superficialis, m. gluteus medius, dan m. gluteus

profundus yang berperan sebagai ekstensor persendian panggul, abduktor dan

retraktor kaki belakang. Selain itu, gerakan otot-otot tersebut juga diba ntu oleh

m. gemellus dan m. quadratus femoris sebagai abduktor kaki belakang. Musculus

gluteus superficialis berbentuk segitiga dan relatif subur, terletak di profundal

fascia glutea. Keadaan otot ini didukung dengan adanya trochanter tertius yang

juga sangat subur pada badak (Lestari 2009). Pada babi, otot ini menyatu dengan

m. biceps femoris, sedangkan pada kuda, otot ini sebagian berada di profundal

m. tensor fasciae latae (Getty 1975). Pada babirusa, otot ini terbagi menjadi dua

bagian, bagian superfisial dan profundal (Macdonald dan Kneepkens 1995).

Adapun pada badak Sumatera, otot ini memiliki dua tendo insersio, yaitu tendo

pendek dan panjang, sehingga seolah-olah terdiri dari dua otot dengan arah

serabut yang berbeda. Musculus gluteus medius berukuran sangat lebar. Bagian

kranial terletak di dorsal m. tensor fasciae latae dan bagian kaudal terletak

di profundal m. gluteus superficialis, mengisi facies glutea dari os ilium. Struktur

otot ini lebih mirip pada babi dibandingkan pada kuda. Tetapi, otot ini pada babi

tidak meluas sampai kranial seperti pada kuda (Popesko 1993). Musculus gluteus

superficialis dan m. gluteus medius ini dilapisi oleh fascia glutea yang sangat

leba r dan teba l. Fascia ini melepaskan septa intermusculares ke dalam serabut

otot yang ada di profundalnya. Adapun pada bidang kraniolateral paha, fascia

profunda menebal dan disebut fascia lata. Fascia lata memiliki struktur seperti

tendo dan mudah dipisahka n dengan otot di profundalnya. Fascia ini menjadi

insersio dari m. tensor fasciae latae dan sebagian m. biceps femoris. Fascia glutea

dan fascia lata pada badak Sumatera relatif lebih tebal dibandingkan pada kuda

dan babi (Getty 1975).

31

Page 46: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Musculus gluteus profundus berbentuk seperti kipas dan berukuran relatif

kecil, namun lebih besar dibandingkan m. gemellus. Letak otot ini berada di

profundal dari m. gluteus medius bagian kaudal dan kraniodistal dari m. gemellus.

Otot ini lebih mirip pada kuda (Nurhidayat et al. 2011) dibandingkan pada babi

yang sangat luas, mencapai daerah dekat tuber coxae (Getty 1975). Musculus

gemellus merupakan otot kecil berbentuk segitiga yang terletak di sebelah kaudal

dari m. gluteus profundus dan di dorsal m. quadratus femoris. Otot ini

membentang dari ventrolateral os ischii ke fossa trochanterica dari os femoris,

mirip pada kuda (Nurhidayat et al. 2011). Adapun pada babi, otot ini sebagian

menyatu dengan m. obturatorius internus (Getty 1975). Musculus quadratus

femoris badak Sumatera merupakan otot kecil berbentuk pipih dan pendek yang

terletak di dorsal m. adductor dan di distal m. gemellus. Strukur otot ini lebih

mirip pada kuda dibandingkan pada babi. Pada kuda, otot ini berbentuk pipih dan

berukuran kecil, sedangkan pada babi, otot ini relatif besar (Popesko 1993).

Otot yang terletak paling medial pada paha badak Sumatera adalah

m. sartorius yang berukuran panjang dan tipis, terletak di kranial dan profundal

m. gracilis. Otot ini memiliki dua kepala, yaitu kaput kranial dan kaput kaudal.

Kaput kaudal seluruhnya terletak di profundal m. gracilis, sedangkan kaput

kranial menutupi sebagian m. vastus medialis. Pada bagian distal kaput kranial,

terdapat fascia yang mengikat otot ini ke m. vastus medialis. Otot ini pada badak

Sumatera berbeda pada babi dan kuda yang hanya memiliki satu kepala (Getty

1975). Musculus gracilis merupakan otot yang berukuran paling lebar di bidang

medial paha, terletak di kaudal m. sartorius. Otot ini pada badak Sumatera

berkembang ba ik dan memiliki struktur yang mirip pada babi, kuda (Getty 1975),

dan babirusa (Macdonald dan Kneepke ns 1995). Musculus pectineus berbentuk

segitiga, terletak di antara m. adductor dan m. sartorius, serta sebagian tertutup

oleh m. sartorius kaput kaudal dan m. gracilis. Struktur m. pectineus badak

Sumatera berbentuk segitiga, mirip pada kuda, babi (Getty 1975), dan babirusa

(Macdonald dan Kneepke ns 1995). Adapun m. adductor berukuran relatif

panjang, terletak di kranial m. semimembranosus dan di kaudal m. pectineus. Otot

ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian kecil yang terletak di kranial yang disebut

m. adductor brevis dan bagian yang lebih besar terletak di kaudal atau disebut

32

Page 47: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

juga m. adductor magnus. Otot ini lebih mirip pada kuda dibandingkan pada babi.

Pada kuda otot ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu m. adductor brevis dan

m. adductor magnus, sedangkan pada babi otot ini hanya terdiri atas satu bagian

(Getty 1975).

Menurut Grzimek (1972), kebiasaan tidur pada badak Sumatera adalah

berbaring pada satu sisi dengan kaki belakang diluruskan ke kranial. Aktivitas ini

diduga dipengaruhi pergerakan dari ekstensor persendian lutut dan fleksor

persendian paha, serta ditunjang gerakan aduktor kaki belakang. Musculus

sartorius, m. gracilis, m. pectineus dan m. adductor merupakan otot-otot panggul dan paha medial yang berperan pada saat badak Sumatera melakuka n aktivitas ini.

Musculus pectineus bersama-sama dengan m. gemellus dan m. quadratus femoris

juga berperan dalam melakukan gerakan supinasi yang memba ntu pada saat berjalan. Selain itu, kelompok otot paha medial ini juga berperan untuk

mengimbangi kerja dari otot-otot panggul dan paha lateral agar kaki belakang

tetap dapat mempertahankan sikap berdiri badak Sumatera.

33

Page 48: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Otot-otot panggul dan paha badak Sumatera relatif subur dan kokoh, serta

di sisi lateral dilapisi oleh fascia glutea dan fascia femoralis yang tebal. Keadaan

ini didukung dengan skelet kaki belakang yang juga subur sebagai tempat

pertautannya. Beberapa otot pada badak Sumatera memiliki keistimewaan, yaitu

m. gluteus superficialis, m. biceps femoris, m. rectus femoris, m. vastus medialis,

m. semimembranosus, dan m. sartorius. Musculus biceps femoris dan

m. semimembranosus hanya terdiri atas satu kepala. Musculus gluteus

superficialis memiliki dua tendo insersio, sedangkan m. rectus femoris dan

m. vastus medialis masing-masing memiliki dua arah serabut yang berbeda.

Sementara, m. sartorius memiliki dua kepala di origonya. Otot-otot daerah

panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang mirip dengan otot-otot

pada babi, babirusa, dan kuda. Saran

Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai struktur anatomi otot daerah

lain untuk mendapatkan data dasar dan informasi yang lebih lengkap pada badak

Sumatera.

34

Page 49: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra HS. 1979. Diktat Dasar-Dasar Pembinaan Margasatwa Fakultas Kehutanan IPB. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Borner M. 1979. A Field Study of the Sumatran Rhinoceros (Dicerorhinus sumatrensis), Ecology and Behaviour Conservation Situation in Sumatera. Zurich: Basel University.

[CITES] Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. 2012. Appendices I, II, and III. http://www.cites.org [29 September 2012]

Foose TJ, Khan MKM, Van Strien NJ. 1997. Asian Rhinos, Status Survey and Conservation Action Plan. Newbury: The Nature Conservation Bureau ltd.

Getty R. 1975. The Anatomy of Domestic Animals. 5th Ed. Philadephia: WB Saunders.

Groves CP, Kurt F. 1972. Dicerorhinus sumatrensis in Mammalian Species. New Yor k: The American Society of Mammalogist.

Grzimek B. 1972. Animal Life Encyclopedia. New York: van Nostrand Reinhold Company.

Hubback TR. 1939. The Asiatic Two-Horned Rhinoceros. Didermoceros sumatrensis. J mammal 20:1-20.

[ICVGAN] International Committee on Veterinary Gross Anatomical Nomenclature. 2005. Nomina Anatomica Veterinaria. Hannover: ICVGAN.

IUCN]. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources. 2008. IUCN Red List of Threatened Species. http://www.iucnredlist.org [27 desember 2011]

Kristanti EY. 2012. Kabar Kelahiran Badak Sumatera Mendunia. http://nasional.news.viva.co.id/news/read/329137-kabar-kelahiran-badak- sumatera-mendunia [4 Juli 2012].

Laurie WA, Lang EM, Groves CP. 1983. Rhinoceros unicornis. New Yor k: The American Society of Mammalogist.

Lestari EP. 2009. Anatomi Ske let Tungkai Kaki Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). [skr ipsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Macdonald AA, Kneepke ns AFLM. 1995. Descriptive and Comparative Myology of the Hindlimb of the Babirusa (Babyroussa babyrussa L. 1758). Anat Histol Embryol 24:197-207.

Nurhidayat, Sigit K, Setijanto H, Agungpriyono S, Nisa’ C, Novelina S, Supratikno. 2011. Penuntun Praktikum Anatomi. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Pasquini C, Tom S, Susan P. 1989. Anatomy of Domestic Animals: Systemic & Regional. Ed ke-5. Tioga: Sudz Publishing.

Popesko P. 1993. Atlas der Topographischen Anatomie der Haustiere. Stuttgart: Ferdinand Enke Verlag.

[RPU & PKBI] Rhino Protection Unit & Program Konservasi Badak Indonesia. Populasi.http://www.badak.or.id/ShowFaqs.asp?Lang=ENG.&FaqsCode=POPU LASI&cpage=2&jumol=.

Shively MJ. 1984. Veterinary Anatomy Basic, Comparative, and Clinical. Texas: [2 Agustus 2011].

Texas A & M University Press College Station.

35

Page 50: ANATOMI OTOT DAERAH PANGGUL DAN PAHA BADAK ... - … · dan otot-otot paha badak Sumatera, beserta origo dan insersionya untuk menduga fungsi dari otot-otot tersebut serta dibandingkan

Sigit K. 2000. Peranan Alat Lokomosi Sebagai Sarana Kelangsungan Hidup hewan. Dalam Suatu Kajian Anatomi Fungsional. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Skafte H. 1961. A contribution to the preservation of the Sumatran rhinoceros. Zurich: Verlag für Recht und Gesellschaft.

Soesetiadi D. 1977. Alat Gerak. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Strickland DL. 1967. Ecology of the Rhinoceros in Malaya. Malay Natural J 20. Suratmo FG. 1979. Prinsip Dasar Tingkah Laku Satwa Liar. Bogor: Fakultas

Kehutanan IPB. Tanudimadja K, Kusumamihardja S. 1989. Perilaku Hewan Ternak. Bogor:

Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Van Hoeve. 2003. Ensiklopedia Indonesia Seri Fauna Mammalia 2. Jakarta: Ikrar

Mandiri Abadi. Van Strien NJ. 1974. Dicerorhinus Sumatrensis (Fischer), the Sumatran or Two-

Horned Asiatic Rhinoceros. Belanda: Mededelingen Landbouwwhugeschool Wagenigen.

Van Strien NJ. 1986. The Sumatran Rhino Dicerorhinus sumatrensis (Fischer 1814). in The Gunung Leuser National Park Sumatera Indonesia in Distribution, Ecology, and Conservation. Berlin: P. Parey.

[WWF Indonesia]. 2008. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). www.savesumatra.org [20 Januari 2011].

36