laporan magang di sma bab i - bab v

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DIII Laboratoratorium sains adalah jurusan yang mendalami kegiatan praktikum baik di fisika, kimia, dan biologi. Kegiatan yang dilakukan menjadi Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) yang mana nantinya setiap diadakan kegiatan praktikum akan menyiapkan dan menuntun para praktikan dalam melaksanakan praktikum. Dan juga kegiatan PLP dalam mengurus laboratorium berupa menata laboratorium, menata alat praktikum, menyusun dan membedakan bahan-bahan kimia menurut jenisnya. Praktek kuliah Lapangan (PKL) adalah kegiatan yang dilakukan dalam melengkapi salah satu mata kuliah yang di wajibkan untuk persyaratan pada mahasiswa semester 6. Kegiatan yang dilakukan pada saat PKL adalah kegiatan yang melatih setiap orang dalam beradaptasi di dunia kerja dan mempunyai pengalaman pertama sebelum bekerja. Praktek kerja Lapangan (PLP) yang telah dilakukan sesuai dengan jurusan laboratorium ini melatih bagaimana cara sebelum masuk ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Kegiatan yang telah kami lakukan dalam PKL adalah membantu para praktikan dalam melaksanakan praktikum dan menyiapkan alat dan bahan praktikum. Di sekolah Menengah Atas kegiatan yang kami lakukan adalah membantu para guru dalam menyiapkan praktikum 1

Upload: martin-julyfer-gurning

Post on 15-Jan-2016

255 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

DIII Laboratoratorium sains adalah jurusan yang mendalami kegiatan praktikum baik di

fisika, kimia, dan biologi. Kegiatan yang dilakukan menjadi Pranata Laboratorium

Pendidikan (PLP) yang mana nantinya setiap diadakan kegiatan praktikum akan

menyiapkan dan menuntun para praktikan dalam melaksanakan praktikum. Dan juga

kegiatan PLP dalam mengurus laboratorium berupa menata laboratorium, menata alat

praktikum, menyusun dan membedakan bahan-bahan kimia menurut jenisnya.

Praktek kuliah Lapangan (PKL) adalah kegiatan yang dilakukan dalam melengkapi

salah satu mata kuliah yang di wajibkan untuk persyaratan pada mahasiswa semester 6.

Kegiatan yang dilakukan pada saat PKL adalah kegiatan yang melatih setiap orang dalam

beradaptasi di dunia kerja dan mempunyai pengalaman pertama sebelum bekerja. Praktek

kerja Lapangan (PLP) yang telah dilakukan sesuai dengan jurusan laboratorium ini melatih

bagaimana cara sebelum masuk ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Kegiatan yang

telah kami lakukan dalam PKL adalah membantu para praktikan dalam melaksanakan

praktikum dan menyiapkan alat dan bahan praktikum. Di sekolah Menengah Atas kegiatan

yang kami lakukan adalah membantu para guru dalam menyiapkan praktikum untuk siswa

yang akan melakukan praktikum, dan kami juga menata ruangan laboratorium, menyusun

alat dan bahan sesuai dengan standar peletakan alat dan bahan laboratorium.

Latihan keterampilan yang secara intensif diberikan di laboratorium kampus hanya

sebagai dasar untuk bekerja di dunia nyata. Keterampilan lain seperti pengelolaan

Laboratorium dan penerapan sikap yang baik sebagai Pranata Laboratorium Pendidikan dan

kemampuan untuk bekerjasama dengan tenaga Laboran lain serta cara memecahkan

masalah yang terjadi di lapangan belum diberikan di kampus secara khusus. Untuk itu

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan cara terbaik bagi mahasiswa untuk mendapatkan

pengetahuan dan keterampilan yang belum diperoleh selama mengikuti pendidikan di

perguruan tinggi.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja

1

Page 2: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

(laboran/analis) pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya

menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan K3 merupakan ilmu pengetahuan

dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit

akibat kerja.

Dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini para praktikan melakukan PKL di

laboratorium FMIPA UNIB selama 2 minggu dalam satu laboratorium, laboratorium

FMIPA terdiri dari 3 lab yaitu lab Fisika, Kimia, dan Biologi. Jadi kesseluruhannya

menjadi 6 minggu PKL di lab FMIPA. Dan dilanjutkan ke laboratorium SMA Negeri 6

Bengkulu selama 2 minggu. Dengan di adakannya PKL ini di harapkan dapat

meningkatkan keterampilan mahasiswa DIII Laboratorium Sains untuk mengelola

laboratorium pendidikan yang ada di perguruan tinggi, sekolah – sekolah, dan instansi

pemerintah yang memiliki laboratorium.

1.2 Tujuan Umum

a. Meningkatkan potensi pribadi mahasiswa secara optimal, mendewasakan cara

berpikir dan meningkatkan daya nalar manusia.

b. Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja.

c. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademik yang telah diperoleh

dikampus pada dunia keja dengan memberikan kontribusipengetahuan secara jelas

dan konsisten disertai dengan komitmenyang tinggi.

d. Memperoleh pengalaman dalam penerapan konsep dan keterampilan material pada

dunia kerja nyata seperti hubungan atasan-bawahan, hubungan sesama kolega,

bekerja dalam tim, pemecahan masalah, penerapan lapangan yang terkadang tidak

sesuai dengan teori akademik dan lain-lain.

1.3 Tujuan Khusus

a. Mengetahui bagaimana cara memanajemen suatu laboratorium agar menjadi

laboratorium yang sesuai standar yang baik dan benar.

b. Dapat memahami dalam penggunaan alat-alat di dalam laboratorium sesuai

prosedur pemakaian.

c. Dapat mengetahui jenis-jenis bahan kimia yang berbahaya dan sangat berbahaya,

dan tata penempatan bahan dapat di ketahui berdasarkan jenis bahan kimia tersebut.

d. Memahami prosedur pelaksanaan praktikum baik itu biologi, fisika, dan kimia.

2

Page 3: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Laboratorium

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan

ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya

kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium sebagai prasarana pendidikan

atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan

berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan,

khususnya peralatan untuk melakukan percobaan. Laboratorium dibangun berdasarkan

suatu kesadaran penuh bahwa pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting

dalam pendidikan, karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam

proses pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Dalam pengertian

terbatas laboratorium adalah suatu ruangan tertutup dimana percobaan dan penelitian

dilakukan, tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 3 tahun 2010, Laboratorium dibagi

atas beberapa tipe antara lain :

1. Laboratorium Tipe I adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada

jenjang pendidikan menengah, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan

pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II,

dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan

pendidikan siswa.

2. Laboratorium Tipe II adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di perguruan

tinggi tingkat persiapan (semester I, II), atau unit pelaksana teknis yang

menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang

peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum

untuk melayani kegiatan pendidikan mahasiswa.

3. Laboratorium Tipe III adalah laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau

program studi, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan

dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan

3

Page 4: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani

kegiatan pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen.

4. Laboratorium Tipe IV adalah laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi

fakultas atau universitas, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan

pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II,

dan III, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk

melayani kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan

dosen.

5. Peralatan laboratorium yang selanjutnya disebut peralatan, adalah mesin, perkakas,

perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang secara khusus dipergunakan untuk

pengujian, kalibrasi, dan produksi dalam skala terbatas.

6. Peralatan kategori 3 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya

sulit, resiko penggunaan tinggi, akurasi atau kecermatan pengukurannya tinggi,

serta sistem kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus atau

tertentu dan bersertifikat.

7. Peralatan kategori 2 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya

sedang, resiko penggunaan sedang, akurasi atau kecermatan pengukurannya sedang,

serta sistem kerja yang tidak begitu rumit yang pengoperasiannya memerlukan

pelatihan khusus atau tertentu.

8. Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya

mudah, resiko penggunaan rendah, akurasi atau kecermatan pengukurannya rendah,

serta sistem kerja sederhana yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan

panduan (SOP, manual).

9. Bahan laboratorium yang selanjutnya disebut bahan, adalah segala sesuatu yang

diolah atau digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala

terbatas.

10. Bahan khusus adalah bahan yang penanganannya memerlukan perlakuan dan

persyaratan khusus.

11. Bahan umum adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan dan

persyaratan khusus ( PERMENPAN No.3 th 2010 ).

4

Page 5: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran.

Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan

bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan

percobaan. Laboratorium sekolah adalah salah satu aspek yang sangat penting yang harus

ada dalam suatu sekolah atau tempat pembelajaran. Laboratorium sekolah ini berfungsi

untuk sebagai tempat bagi guru untuk mendalami konsep, mengembangkan metode 

pembelajaran serta tempat bagi siswa untuk belajar mengembangkan sikap ilmiah melalui

kegiatan praktikum. Disamping itu laboratorium juga harus dilengkapi dengan sarana dan

prasarana yang diperlukan paling tidak sesuai dengan standar minimal sarana laboratorium.

Beberapa fasilitas tersebut diantaranya adalah fasilitas umum dan fasilitas

khusus(Adisendjaja,2008).

Peranan laboratorium menjadi sangat penting, karena laboratorium merupakan pusat

proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan, penyelidikan atau penelitian.

Adapun peranan laboratorium sekolah antara lain :

1. Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai

tempat untuk memecahkan masalah tersebut.

2. Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan

menemukan suatu masalah dan sikap teliti.

3. Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta

didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau

diamatinya.

4. Laboratorium sekolah berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih peserta didik

bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan cekatan.

5. Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu

pengetahuannya(PERMENPAN no.24 tahun2007).

Laboratorium umumnya digunakan untuk berbagai kegiatan, misalnya praktikum,

penelitian, dan kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi. Para pekerja laboratorium diharapkan

terus meningkatkan pengetahuannya tentang sifat-sifat bahan dan teknik percobaan serta

pengoperasian peralatan sebagaimana seharusnya. Kemampuan untuk mengendalikan

bahaya kecelakaan di laboratorium memungkinkan para pekerja dapat menciptakan sendiri

suasana yang aman dan nyaman dalam bekerja sehingga dapat bekerja dan berkarya secara

5

Page 6: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

maksimal. Masalah keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium diberikan perhatian

dan penekanan yang cukup sejalan dengan pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitian dan

analisis. Perlu kiranya terus diupayakan pemberian informasi yang jelas, terperinci dan

menyeluruh tentang bahaya di laboratorium serta berupaya menciptakan keselamatan kerja

di labortorium. Pekerja di laboratorium harus selalu mempelajari dan mendeteksi

setiap kemungkinan timbul risiko kecelakaan di laboratorium, harus senantiasa

meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan dalam mentaati peraturan, dengan demikian

dapat meminimalkan risiko yang akan terjadi.

2.2. Keselamatan Kerja di Laboratorium

Penyelenggaraan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah merupakan

salah satu bentuk perlindungan kepada tenaga kerja yang bertujuan untuk mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal serta melindungi tenaga kerja dari risiko yang

membahayakan kesehatan dan keselamatannya. Sebagaimana Undang-Undang No.23/1992

tentang Kesehatan, bahwa tempat kerja wajib menyelenggarakan upaya kesehatan kerja

apabila tempat kerja tersebut memiliki risiko bahaya kesehatan dan atau mempunyai

pekerja paling sedikit 10 orang. Dalam penyelenggaraan program K3 di industri atau jasa

tidak terlepas dari peranan manajemen melalui pendekatan yang berbentuk kebijakan pihak

pengelola dalam penerapan K3 (Metrison,2000).

Petugas laboratorium merupakan orang pertama yang terpajan terhadap bahan kimia

yang merupakan bahan toksik korosif, mudah meledak dan terbakar serta bahan biologi.

Selain itu dalam pekerjaannya menggunakan alat-alat yang mudah pecah, berionisasi dan

radiasi serta alat-alat elektronik dengan voltase yang mematikan, dan melakukan percobaan

dengan penyakit yang dimasukan ke jaringan hewan percobaan. Oleh karena itu penerapan

budaya “aman dan sehat dalam bekerja” hendaknya dilaksanakan pada semua institusi di

sektor kesehatan termasuk laboratorium kesehatan (Anonim,2010).

Faktor penyebab kecelakaan karena adanya keterbatasan fasilitas keselamatan kerja dan

juga karena kelemahan pemahaman faktor-faktor prinsip yang perlu diterapkan perusahaan.

Makna keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah memandang setiap karyawan di

perusahaan memiliki hak atas perlindungan kehidupan kerja yang nyaman dan ketenangan

dalam melaksankan pekerjaan. Makna K3 ini belum sepenuhnya dipahami baik oleh pihak

manajemen maupun karyawan. Usaha yang harus ditanamkan adalah kesadaran jiwa

6

Page 7: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan bentuk kebutuhan. K3 atau OHS

adalah kondisi yang harus diwujudkan di tempat kerja dengan segala daya upaya

berdasarkan ilmu pengetahuan dan pemikiran mendalam guna melindungi tenaga kerja,

manusia serta karya dan budayanya melalui penerapan teknologi pencegahan kecelakaan

yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan peraturan perundangan dan standar

yang berlaku. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan

ketenagakerjaan. K3 merupakan hak dasar dari setiap tenaga kerja yang ruang lingkupnya

telah berkembang sampai pada keselamatan dan kesehatan kerja.

2.2.1. Peraturan Keselamatan Kerja

Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :

a. Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di laboratorium.

b. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan

dilaboratorium.

c. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan

beracun

d. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga

tidak berdampak negative terhadap lingkungan.

Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal-hal sebagai

berikut:

a. Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah

hal yang tidak diinginkan.

b. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya

bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.

c. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk

memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.

d. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower,

respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.

e. Setiap laboran atau Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan

darurat (P3K).

f. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja

7

Page 8: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

g. Dilarang makan minum dan merokok di lab, hal ini berlaku juga untuk laboran

dan kepala Laboratorium.

2.2.2. Pakaian di Laboratorium

Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang

dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari.

Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :

a. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu yang

terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi.

b. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang

yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada

alat yang berputar.

c. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dg baik

meskipun, penggunaan alat-alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.

d. Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja

dilaboratorium

e. Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas

meja kerja.

2.2.3. Pembuangan Limbah

Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu perlu

penanganan khusus :

a. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .

b. Buang pada tempat yang disediakan

c. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.

d. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.

e. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang ,dgn

pengenceran air yang cukup banyak.

f. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.

8

Page 9: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

g. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol dan

di beri label yg jelas.

2.2.4. Simbol Bahaya

Di lingkungan lab terdapat benda benda yang berbahaya berikut ini ada beberapa

simbol bahaya yang harus dikenalai(mariati, 1998) :

A b

Gambar 2.2. a dan b simbol bahaya laboratorium

a. b.

Gambar 2.1. a dan b simbol keselamatan kerja

9

Page 10: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

Gambar 2.2 adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium. Simbol ini

harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui bahaya yang ada pada

suatu benda atau zat kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut.

1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu

beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau

dapat menggigit dan mencakar Anda.

2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang

tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda.

3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda

akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau

menyala.

4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah.

BIasanya berupa gelas kimia.

5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan

kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.

6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang

mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat

listrik.

7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat

membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah

sebelum menggunakan bahan tersebut.

8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar.

Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.

9. Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa

dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah

tempat pembuangan jarum suntik.

10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.

11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini

dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan

menyebabkan kanker.

10

Page 11: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak.

Jauhkan benda tersebut dari api.

11

Page 12: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan tempat pelaksanaan

1. Praktek Kerja Lapangan minggu pertama dan kedua ( 19 Januari 2015 s.d 30

Januari 2015) di laksanakan di Laboratorium Fisika Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu

2. Praktek Kerja Lapangan ketiga dan ke empat ( 02 Februari 2015 s.d 13 Februari

2015 ) di laksanakan di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu

3. Praktek Kerja Lapangan minggu ke lima dan ke enam ( 16 Februari 2015 s.d 27

Februari 2015 ) di laksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu

4. Praktek Kerja Lapangan minggu ke tujuh dan ke delapan ( 04 maret 2015 s.d 17

Februari 2015 ) di laksanakan di Laboratorium IPA SMA N 6 Kota Bengkulu

3.2. Metode pelaksanaan kegiatan

Metode yang di lakukan pada praktek kerja lapangan ini adalah metode

berhubungan secara langsung dengan Pranata Laboran Pendidikan ( PLP ) tempat

bekerja mengenai semua kegiatan yang akan dilakukan di Laboratorium tempat kerja

praktek. Pekerjaan diarahkan langsung oleh PLP dengan berpedoman pada kerangka

acuan yang merupakan kontrak kerja telah dibuat dan disetujui oleh dosen

pembimbing, ketua program studi dan pembimbing lapangan sebelum praktek kerja

lapangan dimulai .

Jenis kegiatan yang dilakukan :

1. Sarana dan prasarana

Kegiatan yang dilakukan ini meliputi tentang pembuatan daftar sarana dan

prasarana, dan membuat desain gambar tata letak laboratorium.

2. Penataan Alat dan bahan

Menata alat dan bahan sebelumnya harus di bersihkan terlebih dahulu dan

ambil foto untuk perbandingan setelah ditata kembali. Saat penyusunan alat dan

12

Page 13: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

bahan harus sesuai dengan bentuk dan jenisnya, dan ambil foto untuk

perbandingan setelah di tata.

3. Pengadministrasian Laboratorium

Pengadministrasian laboratorium meliputi kegiatan tentang pembuatan daftar

inventaris, kartu alat, agenda kegiatan.

4. Pembuatan Prosedur Operasi Standar (POS) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Prosedur Operasi Standar (POS) meliputi kegiatan membuat buku panduan

manual menggunakan alat laboratorium yang baik dan benar sesuai dengan

standar pabrik. Lembar Kerja Siswa (LKS) membuat panduan petunjuk

praktikum yang akan dipraktikumkan.

5. Pelaksanaan Praktikum

Mengamati kegiatan praktikum yang sedang berlangsung dan mengambil foto

dokumentasi untuk hasil pengamatan. Membantu melengkapi kurangnya

beberapa bagian dari praktikum.

6. Rambu-rambu Keselamatan

Menempel rambu-rambu keselamatan dilaboratorium sebagai tanda

keselamatan dalam bekerja atau praktikum di dalam laboratorium.

13

Page 14: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakaukan selama 8 minggu ini dilakukan di 2

tempat yaitu di laboratorium FMIPA Universitas Bengkulu selama 6 minggu dan

Laboratotium SMA Negeri 6 kota bengkulu selama 2 minggu. Banyak hal yang dilakukan

dan diaplikasikan ke praktek kuliah lapangan ini yang di dapat dari mata kuliah yang

dipelajari saat di kampus. Beberapa hal yang dilakukan pada saat Praktek kerja Lapangan

adalah :

1. Sarana dan prasarana

Dalam pengelolaan laboratorium yang harus di perhatikan antara lain adalah tata ruang

dan sarana laboratorium yang layak atau yang sesuai standar laboratorium yang

seharusnya. Berikut ini adalah tata ruangan dan sarana laboratorium di FMIPA UNIB

dan Laboratorium SMA N 6 Bengkulu :

a. Laboratorium Fisika Komputasi.

Laboratorium fisika komputasi ini memiliki 1 pintu utama, 1 ruangan kerja dosen,

lemari tempat penyimpanan alat-alat komputer, meja kerja dosen, meja mengajar,

meja komputer, papan tulis, ventilasi dalam keadaan tertutup (lampiran 1).

b. Laboratorium Kimia Instrumentasi 3

Laboratorium kimia memiliki 1 pintu utama, 1 ruang praktek, lemari penyimpanan

alat uji instrumen, meja alat uji, ventilasi menggunakan kawat kassa (lampiran 2).

c. Laboratorium Fisiologi Hewan

Laboratorium fisiologi hewan memiliki 1 pintu utama, 1 ruangan bahan, 1 ruangan

kerja dosen, lemari tempat penyimpanan alat, rak insectarium, lemari torso, jendela

diberi tralis, kipas angin, kursi praktikum, papan tulis, ventilasi (lampira 3).

d. Laboratorium Biologi dan Kimia SMA N 6 Bengkulu

Laboratorium biologi dan kimia di sekolah ini menjadi satu ruangan yang memiliki

1 pintu utama, 1 ruang praktikum, 1 ruang bahan kimia, 1 ruang bahan biologi, 1

ruangan kerja PLP, ventilasi, pintu dilapisi teralis, papan tulis, lemari alat kimia dan

14

Page 15: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

biologi, rak awetan spesimen biologi dan torso, rak buku, lemari mikroskop

(lampiran 4).

Dalam setiap laboratorium sebaiknya memiliki pintu darurat untuk mencagah

resiko jika terjadi kecelakaan kerja saat di laboratorium. Dan membuat denah

laboratorium untuk menentukan jalur evakuasi di dalam laboratorium.

2. Penataan alat dan bahan

Pada kegiatan penataan alat dan bahan di laboratorium ini harus sesuai dengan jenis

dan bentuk alat dan bahan tersebut. Sebelum melakukan kegiatan ini praktikan harus

menguasai teknik-teknik dalam penataan, misalnya jika jenisnya sama maka di

letakkan di tempat yang sama atau jika alat itu berat atau besar atau juga bahan kimia

cair maka diletakkan di lemari bagian bawah agar mengurangi resiko jika terjadi

kecelakaan kerja.

a. Untuk alat geofisika di laboratorium fisika peralatan diletakkan berdasarkan berat

dan ukuran dari alat-alat geofisika. Dan pada saat di susun di dalam lemari alat

tersebut di susun dari yang atas alat-alat yang kecil dan ringan, sedangkan alat yang

berat dan besar diletakkan di lemari bawah. Karena alat geofisika rata-rata alat

elektronik jadi harus diletakkan di tmpat yang kering (lampiran 5).

b. Di laboratorium kimia instrumen alat uji kimia di letakkan di dalam lemari sesuai

jenis alat. Alat disusun rapi dan diberi daftar alat pada kaca lemari agar

mempermudah PLP dalam pengambilan dan penghitungan alat. Alat instrumen atau

uji yang diletakkan di atas meja di tutup dengan kain agar tidak berdebu dan alat

yang di atas meja berupa alat yang besar dan memiliki bagian-bagian yang terpisah

(lampiran 6).

c. Untuk torso bagian tubuh manusia dan organ tubuh lainnya dan herbarium di

laboratorium biologi dan SMA N 6 diletakkan di tempat kering dan jauh dari tmpat

yang lembab agar menjaga torso agar tidak rusak dan warnanya tidak pudar dan

herbarium agar tidk di tumbuhi jamur (lampiran 7).

d. Alat gelas di laboratorium kimia dan biologi SMA 6 setelah penggunaan gelas

tersebut sebaiknya dibersihkan atau dicuci agar tetap bersih sebelum dimasukkan ke

dalam lemari. Penyusunan gelas sebaiknya di susun berdasarkan jenis dan ukuran

15

Page 16: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

voleme gelas. Dan saat penyusunan jika gelas berbentuk tabung saat disusun

sebaiknya dalam keadaan tebalik agar debu atau noda kotoran tidak menempel saat

disimpan. Alat gelas yang ukuran kecil diletakkan di bagian atas dan gelas yang

besar di bagian bawah. Sebelum digunakan lagi alat gelas sebaiknya dibersihkan

terlebih dahulu dan dilap kering. Jika alat gelas memerlukan steril sebelum

digunakan, sterilisasi gelas dilakukan dengan merendam gelas di dalam air panas

(lampiran 8).

e. Penataan bakan kimia yang bersifat zat padat dan zat cair diletakkan ditempat yang

terpisah. Di laboratorium SMA N 6 penataan zat padat diletakkan di dalam 1 lemari

bertingkat dan disusun berdasarkan abjad kode yang diberikan. Pemberian kode

pada bahan kimia padat bertujuan untuk mempermudah saat pencarian bahan kimia

yang dibutuhkan. Sedangkan penataan zat cair disusun di dalam lemari asam karena

jika botol zat cair ada yang terbuka maka uapnya langsung keluar. Dan saat

pengambilan bahan kimia cair sebaiknya dilakukan di dalam lemari asam agar tetap

aman. Contoh larutan yang harus diambil dalam lemari asam salah satunya asam

pekat atau HCL pekat. Pintu lemari bahan kimia padat atau cair harus dalam

keadaan tertutup saat ditinggal. Larutan zat padat dan zat cair sebaiknya jangan

disatukan karena bisa mengakibatkan reaksi antar zat tersebut (lampiran 9).

3. Pengadministrasian Laboratorium

Kegiatan pengadministrasian laboratorium yang dilakukan ialah mendata inventaris

dari alat dan bahan yang dikelola dalam suatu laboratorium. Kegiatan inventaris ini

umumnya untuk mendata banyaknya alat dan bahan dalam laboratorium tersebut, dan

juga kondisi, tempat penyimpanan, kode alat atau bahan, sumber, jumlah masuk dan

stok akhir. Penginventarisan ini dilakukan bertujuan agar tidak terjadi kehilangan,

peningkatan proses kerja dan hasil yang didapat, meningkatkan kualitas kerja.

Daftar inventaris yang telah dilakakukan di laboratorium FMIPA Universitas Bengkulu

dan laboratorium SMA N 6 Bengkulu antara lain:

a. Inventaris sarana dan prasarana, dan alat laboratorium Geofisika (lampiran 10).

b. Inventaris alat instrumen laboratorium kimia instrumen (lampiran 11).

c. Inventaris sarana dan prasarana, alat peraga dan alat laboratorium fisiologi hewan

biologi (lampiran 12).

16

Page 17: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

d. Inventaris sarana dan prasarana, alat dan bahan laboratorium SMA N 6 Bengkulu

(lampiran 13).

Pembuatan kartu alat dilakukan agar dapat mengetahui jenis alat dan spesifikasi dari

alat yang di susun dalam lemari. Selain itu juga pemberian kartu alat juga berfungsi

sebagai jadwal dalam perawatan alat-alat laboratorium. Alat yang diberi kartu alat

biasanya alat yang bersifat elektronik atau alat uji atau instrumen (lampiran 14).

Agenda kegiatan laboratorium ini berupa jadwal kegiatan praktikum yang akan

dilaksanakan di catat terlebih dahulu di agenda kegiatan agar kegiatan praktikum dapat

berjalan lancar. Kegiatan praktikum harus sesuai dengan jadwal masing-masing

praktikum agar tidak terjadi bentrok jadwal atau jadwal yang double (lampiran 15).

4. Pembuatan Prosedur Operasi Standar ( POS ) dan Lembar Kerja Siswa ( LKS ).

Kegitan yang dilakukan pada saat di laboratorium fisika, kami membuat Prosedur

Operasi Standar alat laboratorium elektronika dan Lembar Kerja Siswa praktikum

elektronika. Pembuatan Prosedur Operasi Standar yang kami buat adalah POS

Penggunaan Osiloskop dan Generator sinyal. Pembuatan POS ini sesuai dengan format

yang diberikan dan isinya sesuai dengan standar pengoperasian pabrik. Dan pembuatan

LKS yang dibuat adalah Osiloskop dan komponen-komponen elektronika. POS dan

LKS yang dibuat berdasarkan laboratorium Fisika Elektronika (lampiran 16).

Di laboratorium biologi terdapat alat-alat uji yang beberapanya belum diketahui

bagaimana cara pengoperasiannya. Kegiatan yang dilakukan pada laboratorium biologi

kami diajarkan cara mengoperasikan beberapa alat contohnya autoclave, oven,

timbangan analitik, dan lain-lain. Setelah kami mengetahui prosedur kerjanya kami

diminta membuat SOP alat tersebut dan menempelkannya didekat alatnya atau di

dinding alat tersebut agar dapat diketahui bagaimana cara sebelum pengoperasian, saat

di operasikan, dan sesudah pengoperasian (lampiran17).

5. Pelaksanaan praktikum.

Kegiatan yang kami lakukan pada saat pelaksanaan praktikum yaitu mengawasi para

siswa dalam kegiatan ujian akhir praktikum di SMA Negeri 6 Bengkulu. Dalam ujian

praktikum ini siswa diminta mampu menguasai materi yang telah di pelajari dikelas

dan menerapkannya dalam praktikum sesuai dengan prosedur yang telah dipelajari.

17

Page 18: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

Setelah melakukan ujian praktikum pelajaran biologi melakukan responsi untuk

mengulang dari yang didapat pada saat praktikum. Pelajaran pada ujian praktikum

dilakukan secara bergantian selama 2 hari, hari pertama dan kedua pelajaran kimia dan

fisika, dan hari ketiga dan empat biologi. Pada hari ke lima dan enam dilaksanakannya

responsi biologi.(lampiran 18).

6. Rambu – rambu keselamatan di laboratorium

Di dalam laboratorium sangat dibutuhkan simbol-simbol keselamatan dalam

laboratorium. Simbol ini dibutuhkan untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja dalam

laboratorium, dan juga sekaligis simbol ini sebagai peratura yang harus ditaati saat

berada di dalam laboratorium. Di laboratorium SMA N 6 Bengkulu belum ada simbol-

simbol yang terpasang, dan tugas kami untuk laboratorium kimia dan biologi kami

memasang di bagian dinding laboratorium agar bisa mentaati peraturan dan

mengurangi resiko kecelakaan (lampiran 19).

18

Page 19: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilakukan selama 8

minggu di laboratorium dapat disimpulkan :

a. Setelah PKL mahasiswa dapat mengetahui cara mengolah laboratorium yang baik

dan benar. Dan juga hasil dari magang dapat menambah keterampilan dalam

mengolah laboratorium, dan profesional dalam memanajemen laboratorium.

b. Setelah penataan bahan kimia didapat pengalaman dalam menata bahan kimia

yang padat dan cair. Keselamatan kerja dalam pengambilan bahan kimia dapat

diketahui cara mengambil larutan yang berbahaya dan tidak terlalu berbahaya.

c. Setelah PKL mahasiswa mampu menerapkan dilapangan cara penggunaan alat-alat

laboratorium dan perawatan alat-alat yang bersifat elektronik maupun alat-alat

instrumen.

d. Setelah dilaksanakan PKL ini mahasiswa menambah pengalaman dalam mengolah

laboratorium dan perawatan laboratorium.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam hasil Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1. Seorang Laboran harus profesional dalam pengolahan laboratorium dan tekun

dalam bekerja di laboratorium.

2. Dari beberapa Laboratorium tempat praktek dapat dikatakan bahwa Lab yang ada

sudah cukup baik hanya saja di perlukan beberapa hal seperti, pintu emergency,

peta evakuasi dan rambu – rambu keselamatan.

3. Di laboratorium SMA Negeri 6 Bengkulu masih kurang dalam tenaga Pranata

Laboratorium Pendidikan (PLP) dalam mengolah laboratorium dan menjalankan

prosedur pengoperasian alat.

19

Page 20: Laporan magang di sma BAB  I - BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997. Peralatan Keselamatan Kerja. Penataran Tenaga Laboratorium Dalam

Lingkungan. Fakultas Pertanian USU : Medan.

Adisendjaja, Y.H. 2008. Kegiatan Praktikum dalam Pendidikan Sains. Bandung: Bio-UPI

Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium, Deroktoral Jendral Pendidikan Tinggi,

Proyek Peningkayan Manajemen Pendidikan tinggi, 2002.

http://ilmupengetahuanalam.com/keselamatan-kerja-di-laboratorium.html (diakses pada 31

maret 2015, pukul 15.30 wib).

Mariati. 1998. Bahan Kimia Berbahaya. Penataran pengelolaan Laboratorium

(Laboratorium Manajemen) Fakultas Kedokteran USU Medan.

Mitrison. 2000. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) diLapangan

dan Laboratorium, Deperindag, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan

Perdagangan. Pontianak.

Pertauran Menteri Pendidikan No.3 Tahun 2010

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional no. 24 tahun 2007

20