laporan magang di sma bab i - bab v
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
DIII Laboratoratorium sains adalah jurusan yang mendalami kegiatan praktikum baik di
fisika, kimia, dan biologi. Kegiatan yang dilakukan menjadi Pranata Laboratorium
Pendidikan (PLP) yang mana nantinya setiap diadakan kegiatan praktikum akan
menyiapkan dan menuntun para praktikan dalam melaksanakan praktikum. Dan juga
kegiatan PLP dalam mengurus laboratorium berupa menata laboratorium, menata alat
praktikum, menyusun dan membedakan bahan-bahan kimia menurut jenisnya.
Praktek kuliah Lapangan (PKL) adalah kegiatan yang dilakukan dalam melengkapi
salah satu mata kuliah yang di wajibkan untuk persyaratan pada mahasiswa semester 6.
Kegiatan yang dilakukan pada saat PKL adalah kegiatan yang melatih setiap orang dalam
beradaptasi di dunia kerja dan mempunyai pengalaman pertama sebelum bekerja. Praktek
kerja Lapangan (PLP) yang telah dilakukan sesuai dengan jurusan laboratorium ini melatih
bagaimana cara sebelum masuk ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Kegiatan yang
telah kami lakukan dalam PKL adalah membantu para praktikan dalam melaksanakan
praktikum dan menyiapkan alat dan bahan praktikum. Di sekolah Menengah Atas kegiatan
yang kami lakukan adalah membantu para guru dalam menyiapkan praktikum untuk siswa
yang akan melakukan praktikum, dan kami juga menata ruangan laboratorium, menyusun
alat dan bahan sesuai dengan standar peletakan alat dan bahan laboratorium.
Latihan keterampilan yang secara intensif diberikan di laboratorium kampus hanya
sebagai dasar untuk bekerja di dunia nyata. Keterampilan lain seperti pengelolaan
Laboratorium dan penerapan sikap yang baik sebagai Pranata Laboratorium Pendidikan dan
kemampuan untuk bekerjasama dengan tenaga Laboran lain serta cara memecahkan
masalah yang terjadi di lapangan belum diberikan di kampus secara khusus. Untuk itu
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan cara terbaik bagi mahasiswa untuk mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan yang belum diperoleh selama mengikuti pendidikan di
perguruan tinggi.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja
1
(laboran/analis) pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan K3 merupakan ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
Dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini para praktikan melakukan PKL di
laboratorium FMIPA UNIB selama 2 minggu dalam satu laboratorium, laboratorium
FMIPA terdiri dari 3 lab yaitu lab Fisika, Kimia, dan Biologi. Jadi kesseluruhannya
menjadi 6 minggu PKL di lab FMIPA. Dan dilanjutkan ke laboratorium SMA Negeri 6
Bengkulu selama 2 minggu. Dengan di adakannya PKL ini di harapkan dapat
meningkatkan keterampilan mahasiswa DIII Laboratorium Sains untuk mengelola
laboratorium pendidikan yang ada di perguruan tinggi, sekolah – sekolah, dan instansi
pemerintah yang memiliki laboratorium.
1.2 Tujuan Umum
a. Meningkatkan potensi pribadi mahasiswa secara optimal, mendewasakan cara
berpikir dan meningkatkan daya nalar manusia.
b. Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja.
c. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademik yang telah diperoleh
dikampus pada dunia keja dengan memberikan kontribusipengetahuan secara jelas
dan konsisten disertai dengan komitmenyang tinggi.
d. Memperoleh pengalaman dalam penerapan konsep dan keterampilan material pada
dunia kerja nyata seperti hubungan atasan-bawahan, hubungan sesama kolega,
bekerja dalam tim, pemecahan masalah, penerapan lapangan yang terkadang tidak
sesuai dengan teori akademik dan lain-lain.
1.3 Tujuan Khusus
a. Mengetahui bagaimana cara memanajemen suatu laboratorium agar menjadi
laboratorium yang sesuai standar yang baik dan benar.
b. Dapat memahami dalam penggunaan alat-alat di dalam laboratorium sesuai
prosedur pemakaian.
c. Dapat mengetahui jenis-jenis bahan kimia yang berbahaya dan sangat berbahaya,
dan tata penempatan bahan dapat di ketahui berdasarkan jenis bahan kimia tersebut.
d. Memahami prosedur pelaksanaan praktikum baik itu biologi, fisika, dan kimia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Laboratorium
Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan
ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium sebagai prasarana pendidikan
atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan
berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan,
khususnya peralatan untuk melakukan percobaan. Laboratorium dibangun berdasarkan
suatu kesadaran penuh bahwa pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting
dalam pendidikan, karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam
proses pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Dalam pengertian
terbatas laboratorium adalah suatu ruangan tertutup dimana percobaan dan penelitian
dilakukan, tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan No. 3 tahun 2010, Laboratorium dibagi
atas beberapa tipe antara lain :
1. Laboratorium Tipe I adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada
jenjang pendidikan menengah, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan
pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II,
dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan
pendidikan siswa.
2. Laboratorium Tipe II adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di perguruan
tinggi tingkat persiapan (semester I, II), atau unit pelaksana teknis yang
menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang
peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum
untuk melayani kegiatan pendidikan mahasiswa.
3. Laboratorium Tipe III adalah laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau
program studi, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan
dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan
3
bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani
kegiatan pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen.
4. Laboratorium Tipe IV adalah laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi
fakultas atau universitas, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan
pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II,
dan III, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk
melayani kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan
dosen.
5. Peralatan laboratorium yang selanjutnya disebut peralatan, adalah mesin, perkakas,
perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang secara khusus dipergunakan untuk
pengujian, kalibrasi, dan produksi dalam skala terbatas.
6. Peralatan kategori 3 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya
sulit, resiko penggunaan tinggi, akurasi atau kecermatan pengukurannya tinggi,
serta sistem kerja rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus atau
tertentu dan bersertifikat.
7. Peralatan kategori 2 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya
sedang, resiko penggunaan sedang, akurasi atau kecermatan pengukurannya sedang,
serta sistem kerja yang tidak begitu rumit yang pengoperasiannya memerlukan
pelatihan khusus atau tertentu.
8. Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya
mudah, resiko penggunaan rendah, akurasi atau kecermatan pengukurannya rendah,
serta sistem kerja sederhana yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan
panduan (SOP, manual).
9. Bahan laboratorium yang selanjutnya disebut bahan, adalah segala sesuatu yang
diolah atau digunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala
terbatas.
10. Bahan khusus adalah bahan yang penanganannya memerlukan perlakuan dan
persyaratan khusus.
11. Bahan umum adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukan perlakuan dan
persyaratan khusus ( PERMENPAN No.3 th 2010 ).
4
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran.
Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan
bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan
percobaan. Laboratorium sekolah adalah salah satu aspek yang sangat penting yang harus
ada dalam suatu sekolah atau tempat pembelajaran. Laboratorium sekolah ini berfungsi
untuk sebagai tempat bagi guru untuk mendalami konsep, mengembangkan metode
pembelajaran serta tempat bagi siswa untuk belajar mengembangkan sikap ilmiah melalui
kegiatan praktikum. Disamping itu laboratorium juga harus dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang diperlukan paling tidak sesuai dengan standar minimal sarana laboratorium.
Beberapa fasilitas tersebut diantaranya adalah fasilitas umum dan fasilitas
khusus(Adisendjaja,2008).
Peranan laboratorium menjadi sangat penting, karena laboratorium merupakan pusat
proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan, penyelidikan atau penelitian.
Adapun peranan laboratorium sekolah antara lain :
1. Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai
tempat untuk memecahkan masalah tersebut.
2. Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan
menemukan suatu masalah dan sikap teliti.
3. Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta
didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau
diamatinya.
4. Laboratorium sekolah berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih peserta didik
bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan cekatan.
5. Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu
pengetahuannya(PERMENPAN no.24 tahun2007).
Laboratorium umumnya digunakan untuk berbagai kegiatan, misalnya praktikum,
penelitian, dan kegiatan pengujian dan/atau kalibrasi. Para pekerja laboratorium diharapkan
terus meningkatkan pengetahuannya tentang sifat-sifat bahan dan teknik percobaan serta
pengoperasian peralatan sebagaimana seharusnya. Kemampuan untuk mengendalikan
bahaya kecelakaan di laboratorium memungkinkan para pekerja dapat menciptakan sendiri
suasana yang aman dan nyaman dalam bekerja sehingga dapat bekerja dan berkarya secara
5
maksimal. Masalah keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium diberikan perhatian
dan penekanan yang cukup sejalan dengan pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitian dan
analisis. Perlu kiranya terus diupayakan pemberian informasi yang jelas, terperinci dan
menyeluruh tentang bahaya di laboratorium serta berupaya menciptakan keselamatan kerja
di labortorium. Pekerja di laboratorium harus selalu mempelajari dan mendeteksi
setiap kemungkinan timbul risiko kecelakaan di laboratorium, harus senantiasa
meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan dalam mentaati peraturan, dengan demikian
dapat meminimalkan risiko yang akan terjadi.
2.2. Keselamatan Kerja di Laboratorium
Penyelenggaraan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah merupakan
salah satu bentuk perlindungan kepada tenaga kerja yang bertujuan untuk mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal serta melindungi tenaga kerja dari risiko yang
membahayakan kesehatan dan keselamatannya. Sebagaimana Undang-Undang No.23/1992
tentang Kesehatan, bahwa tempat kerja wajib menyelenggarakan upaya kesehatan kerja
apabila tempat kerja tersebut memiliki risiko bahaya kesehatan dan atau mempunyai
pekerja paling sedikit 10 orang. Dalam penyelenggaraan program K3 di industri atau jasa
tidak terlepas dari peranan manajemen melalui pendekatan yang berbentuk kebijakan pihak
pengelola dalam penerapan K3 (Metrison,2000).
Petugas laboratorium merupakan orang pertama yang terpajan terhadap bahan kimia
yang merupakan bahan toksik korosif, mudah meledak dan terbakar serta bahan biologi.
Selain itu dalam pekerjaannya menggunakan alat-alat yang mudah pecah, berionisasi dan
radiasi serta alat-alat elektronik dengan voltase yang mematikan, dan melakukan percobaan
dengan penyakit yang dimasukan ke jaringan hewan percobaan. Oleh karena itu penerapan
budaya “aman dan sehat dalam bekerja” hendaknya dilaksanakan pada semua institusi di
sektor kesehatan termasuk laboratorium kesehatan (Anonim,2010).
Faktor penyebab kecelakaan karena adanya keterbatasan fasilitas keselamatan kerja dan
juga karena kelemahan pemahaman faktor-faktor prinsip yang perlu diterapkan perusahaan.
Makna keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah memandang setiap karyawan di
perusahaan memiliki hak atas perlindungan kehidupan kerja yang nyaman dan ketenangan
dalam melaksankan pekerjaan. Makna K3 ini belum sepenuhnya dipahami baik oleh pihak
manajemen maupun karyawan. Usaha yang harus ditanamkan adalah kesadaran jiwa
6
bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan bentuk kebutuhan. K3 atau OHS
adalah kondisi yang harus diwujudkan di tempat kerja dengan segala daya upaya
berdasarkan ilmu pengetahuan dan pemikiran mendalam guna melindungi tenaga kerja,
manusia serta karya dan budayanya melalui penerapan teknologi pencegahan kecelakaan
yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan peraturan perundangan dan standar
yang berlaku. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan
ketenagakerjaan. K3 merupakan hak dasar dari setiap tenaga kerja yang ruang lingkupnya
telah berkembang sampai pada keselamatan dan kesehatan kerja.
2.2.1. Peraturan Keselamatan Kerja
Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a. Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di laboratorium.
b. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan
dilaboratorium.
c. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan
beracun
d. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga
tidak berdampak negative terhadap lingkungan.
Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal-hal sebagai
berikut:
a. Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah
hal yang tidak diinginkan.
b. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya
bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
c. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
d. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower,
respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
e. Setiap laboran atau Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan
darurat (P3K).
f. Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja
7
g. Dilarang makan minum dan merokok di lab, hal ini berlaku juga untuk laboran
dan kepala Laboratorium.
2.2.2. Pakaian di Laboratorium
Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang
dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari.
Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :
a. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu yang
terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi.
b. Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang
yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada
alat yang berputar.
c. Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dg baik
meskipun, penggunaan alat-alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.
d. Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja
dilaboratorium
e. Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas
meja kerja.
2.2.3. Pembuangan Limbah
Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu perlu
penanganan khusus :
a. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
b. Buang pada tempat yang disediakan
c. Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
d. Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
e. Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang ,dgn
pengenceran air yang cukup banyak.
f. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
8
g. Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol dan
di beri label yg jelas.
2.2.4. Simbol Bahaya
Di lingkungan lab terdapat benda benda yang berbahaya berikut ini ada beberapa
simbol bahaya yang harus dikenalai(mariati, 1998) :
A b
Gambar 2.2. a dan b simbol bahaya laboratorium
a. b.
Gambar 2.1. a dan b simbol keselamatan kerja
9
Gambar 2.2 adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium. Simbol ini
harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui bahaya yang ada pada
suatu benda atau zat kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut.
1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu
beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau
dapat menggigit dan mencakar Anda.
2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang
tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda.
3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda
akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau
menyala.
4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah.
BIasanya berupa gelas kimia.
5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan
kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi.
6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang
mengeluarkan listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat
listrik.
7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat
membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah
sebelum menggunakan bahan tersebut.
8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar.
Contohnya adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
9. Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa
dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah
tempat pembuangan jarum suntik.
10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser.
11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini
dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan
menyebabkan kanker.
10
12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak.
Jauhkan benda tersebut dari api.
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan tempat pelaksanaan
1. Praktek Kerja Lapangan minggu pertama dan kedua ( 19 Januari 2015 s.d 30
Januari 2015) di laksanakan di Laboratorium Fisika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu
2. Praktek Kerja Lapangan ketiga dan ke empat ( 02 Februari 2015 s.d 13 Februari
2015 ) di laksanakan di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu
3. Praktek Kerja Lapangan minggu ke lima dan ke enam ( 16 Februari 2015 s.d 27
Februari 2015 ) di laksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu
4. Praktek Kerja Lapangan minggu ke tujuh dan ke delapan ( 04 maret 2015 s.d 17
Februari 2015 ) di laksanakan di Laboratorium IPA SMA N 6 Kota Bengkulu
3.2. Metode pelaksanaan kegiatan
Metode yang di lakukan pada praktek kerja lapangan ini adalah metode
berhubungan secara langsung dengan Pranata Laboran Pendidikan ( PLP ) tempat
bekerja mengenai semua kegiatan yang akan dilakukan di Laboratorium tempat kerja
praktek. Pekerjaan diarahkan langsung oleh PLP dengan berpedoman pada kerangka
acuan yang merupakan kontrak kerja telah dibuat dan disetujui oleh dosen
pembimbing, ketua program studi dan pembimbing lapangan sebelum praktek kerja
lapangan dimulai .
Jenis kegiatan yang dilakukan :
1. Sarana dan prasarana
Kegiatan yang dilakukan ini meliputi tentang pembuatan daftar sarana dan
prasarana, dan membuat desain gambar tata letak laboratorium.
2. Penataan Alat dan bahan
Menata alat dan bahan sebelumnya harus di bersihkan terlebih dahulu dan
ambil foto untuk perbandingan setelah ditata kembali. Saat penyusunan alat dan
12
bahan harus sesuai dengan bentuk dan jenisnya, dan ambil foto untuk
perbandingan setelah di tata.
3. Pengadministrasian Laboratorium
Pengadministrasian laboratorium meliputi kegiatan tentang pembuatan daftar
inventaris, kartu alat, agenda kegiatan.
4. Pembuatan Prosedur Operasi Standar (POS) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Prosedur Operasi Standar (POS) meliputi kegiatan membuat buku panduan
manual menggunakan alat laboratorium yang baik dan benar sesuai dengan
standar pabrik. Lembar Kerja Siswa (LKS) membuat panduan petunjuk
praktikum yang akan dipraktikumkan.
5. Pelaksanaan Praktikum
Mengamati kegiatan praktikum yang sedang berlangsung dan mengambil foto
dokumentasi untuk hasil pengamatan. Membantu melengkapi kurangnya
beberapa bagian dari praktikum.
6. Rambu-rambu Keselamatan
Menempel rambu-rambu keselamatan dilaboratorium sebagai tanda
keselamatan dalam bekerja atau praktikum di dalam laboratorium.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakaukan selama 8 minggu ini dilakukan di 2
tempat yaitu di laboratorium FMIPA Universitas Bengkulu selama 6 minggu dan
Laboratotium SMA Negeri 6 kota bengkulu selama 2 minggu. Banyak hal yang dilakukan
dan diaplikasikan ke praktek kuliah lapangan ini yang di dapat dari mata kuliah yang
dipelajari saat di kampus. Beberapa hal yang dilakukan pada saat Praktek kerja Lapangan
adalah :
1. Sarana dan prasarana
Dalam pengelolaan laboratorium yang harus di perhatikan antara lain adalah tata ruang
dan sarana laboratorium yang layak atau yang sesuai standar laboratorium yang
seharusnya. Berikut ini adalah tata ruangan dan sarana laboratorium di FMIPA UNIB
dan Laboratorium SMA N 6 Bengkulu :
a. Laboratorium Fisika Komputasi.
Laboratorium fisika komputasi ini memiliki 1 pintu utama, 1 ruangan kerja dosen,
lemari tempat penyimpanan alat-alat komputer, meja kerja dosen, meja mengajar,
meja komputer, papan tulis, ventilasi dalam keadaan tertutup (lampiran 1).
b. Laboratorium Kimia Instrumentasi 3
Laboratorium kimia memiliki 1 pintu utama, 1 ruang praktek, lemari penyimpanan
alat uji instrumen, meja alat uji, ventilasi menggunakan kawat kassa (lampiran 2).
c. Laboratorium Fisiologi Hewan
Laboratorium fisiologi hewan memiliki 1 pintu utama, 1 ruangan bahan, 1 ruangan
kerja dosen, lemari tempat penyimpanan alat, rak insectarium, lemari torso, jendela
diberi tralis, kipas angin, kursi praktikum, papan tulis, ventilasi (lampira 3).
d. Laboratorium Biologi dan Kimia SMA N 6 Bengkulu
Laboratorium biologi dan kimia di sekolah ini menjadi satu ruangan yang memiliki
1 pintu utama, 1 ruang praktikum, 1 ruang bahan kimia, 1 ruang bahan biologi, 1
ruangan kerja PLP, ventilasi, pintu dilapisi teralis, papan tulis, lemari alat kimia dan
14
biologi, rak awetan spesimen biologi dan torso, rak buku, lemari mikroskop
(lampiran 4).
Dalam setiap laboratorium sebaiknya memiliki pintu darurat untuk mencagah
resiko jika terjadi kecelakaan kerja saat di laboratorium. Dan membuat denah
laboratorium untuk menentukan jalur evakuasi di dalam laboratorium.
2. Penataan alat dan bahan
Pada kegiatan penataan alat dan bahan di laboratorium ini harus sesuai dengan jenis
dan bentuk alat dan bahan tersebut. Sebelum melakukan kegiatan ini praktikan harus
menguasai teknik-teknik dalam penataan, misalnya jika jenisnya sama maka di
letakkan di tempat yang sama atau jika alat itu berat atau besar atau juga bahan kimia
cair maka diletakkan di lemari bagian bawah agar mengurangi resiko jika terjadi
kecelakaan kerja.
a. Untuk alat geofisika di laboratorium fisika peralatan diletakkan berdasarkan berat
dan ukuran dari alat-alat geofisika. Dan pada saat di susun di dalam lemari alat
tersebut di susun dari yang atas alat-alat yang kecil dan ringan, sedangkan alat yang
berat dan besar diletakkan di lemari bawah. Karena alat geofisika rata-rata alat
elektronik jadi harus diletakkan di tmpat yang kering (lampiran 5).
b. Di laboratorium kimia instrumen alat uji kimia di letakkan di dalam lemari sesuai
jenis alat. Alat disusun rapi dan diberi daftar alat pada kaca lemari agar
mempermudah PLP dalam pengambilan dan penghitungan alat. Alat instrumen atau
uji yang diletakkan di atas meja di tutup dengan kain agar tidak berdebu dan alat
yang di atas meja berupa alat yang besar dan memiliki bagian-bagian yang terpisah
(lampiran 6).
c. Untuk torso bagian tubuh manusia dan organ tubuh lainnya dan herbarium di
laboratorium biologi dan SMA N 6 diletakkan di tempat kering dan jauh dari tmpat
yang lembab agar menjaga torso agar tidak rusak dan warnanya tidak pudar dan
herbarium agar tidk di tumbuhi jamur (lampiran 7).
d. Alat gelas di laboratorium kimia dan biologi SMA 6 setelah penggunaan gelas
tersebut sebaiknya dibersihkan atau dicuci agar tetap bersih sebelum dimasukkan ke
dalam lemari. Penyusunan gelas sebaiknya di susun berdasarkan jenis dan ukuran
15
voleme gelas. Dan saat penyusunan jika gelas berbentuk tabung saat disusun
sebaiknya dalam keadaan tebalik agar debu atau noda kotoran tidak menempel saat
disimpan. Alat gelas yang ukuran kecil diletakkan di bagian atas dan gelas yang
besar di bagian bawah. Sebelum digunakan lagi alat gelas sebaiknya dibersihkan
terlebih dahulu dan dilap kering. Jika alat gelas memerlukan steril sebelum
digunakan, sterilisasi gelas dilakukan dengan merendam gelas di dalam air panas
(lampiran 8).
e. Penataan bakan kimia yang bersifat zat padat dan zat cair diletakkan ditempat yang
terpisah. Di laboratorium SMA N 6 penataan zat padat diletakkan di dalam 1 lemari
bertingkat dan disusun berdasarkan abjad kode yang diberikan. Pemberian kode
pada bahan kimia padat bertujuan untuk mempermudah saat pencarian bahan kimia
yang dibutuhkan. Sedangkan penataan zat cair disusun di dalam lemari asam karena
jika botol zat cair ada yang terbuka maka uapnya langsung keluar. Dan saat
pengambilan bahan kimia cair sebaiknya dilakukan di dalam lemari asam agar tetap
aman. Contoh larutan yang harus diambil dalam lemari asam salah satunya asam
pekat atau HCL pekat. Pintu lemari bahan kimia padat atau cair harus dalam
keadaan tertutup saat ditinggal. Larutan zat padat dan zat cair sebaiknya jangan
disatukan karena bisa mengakibatkan reaksi antar zat tersebut (lampiran 9).
3. Pengadministrasian Laboratorium
Kegiatan pengadministrasian laboratorium yang dilakukan ialah mendata inventaris
dari alat dan bahan yang dikelola dalam suatu laboratorium. Kegiatan inventaris ini
umumnya untuk mendata banyaknya alat dan bahan dalam laboratorium tersebut, dan
juga kondisi, tempat penyimpanan, kode alat atau bahan, sumber, jumlah masuk dan
stok akhir. Penginventarisan ini dilakukan bertujuan agar tidak terjadi kehilangan,
peningkatan proses kerja dan hasil yang didapat, meningkatkan kualitas kerja.
Daftar inventaris yang telah dilakakukan di laboratorium FMIPA Universitas Bengkulu
dan laboratorium SMA N 6 Bengkulu antara lain:
a. Inventaris sarana dan prasarana, dan alat laboratorium Geofisika (lampiran 10).
b. Inventaris alat instrumen laboratorium kimia instrumen (lampiran 11).
c. Inventaris sarana dan prasarana, alat peraga dan alat laboratorium fisiologi hewan
biologi (lampiran 12).
16
d. Inventaris sarana dan prasarana, alat dan bahan laboratorium SMA N 6 Bengkulu
(lampiran 13).
Pembuatan kartu alat dilakukan agar dapat mengetahui jenis alat dan spesifikasi dari
alat yang di susun dalam lemari. Selain itu juga pemberian kartu alat juga berfungsi
sebagai jadwal dalam perawatan alat-alat laboratorium. Alat yang diberi kartu alat
biasanya alat yang bersifat elektronik atau alat uji atau instrumen (lampiran 14).
Agenda kegiatan laboratorium ini berupa jadwal kegiatan praktikum yang akan
dilaksanakan di catat terlebih dahulu di agenda kegiatan agar kegiatan praktikum dapat
berjalan lancar. Kegiatan praktikum harus sesuai dengan jadwal masing-masing
praktikum agar tidak terjadi bentrok jadwal atau jadwal yang double (lampiran 15).
4. Pembuatan Prosedur Operasi Standar ( POS ) dan Lembar Kerja Siswa ( LKS ).
Kegitan yang dilakukan pada saat di laboratorium fisika, kami membuat Prosedur
Operasi Standar alat laboratorium elektronika dan Lembar Kerja Siswa praktikum
elektronika. Pembuatan Prosedur Operasi Standar yang kami buat adalah POS
Penggunaan Osiloskop dan Generator sinyal. Pembuatan POS ini sesuai dengan format
yang diberikan dan isinya sesuai dengan standar pengoperasian pabrik. Dan pembuatan
LKS yang dibuat adalah Osiloskop dan komponen-komponen elektronika. POS dan
LKS yang dibuat berdasarkan laboratorium Fisika Elektronika (lampiran 16).
Di laboratorium biologi terdapat alat-alat uji yang beberapanya belum diketahui
bagaimana cara pengoperasiannya. Kegiatan yang dilakukan pada laboratorium biologi
kami diajarkan cara mengoperasikan beberapa alat contohnya autoclave, oven,
timbangan analitik, dan lain-lain. Setelah kami mengetahui prosedur kerjanya kami
diminta membuat SOP alat tersebut dan menempelkannya didekat alatnya atau di
dinding alat tersebut agar dapat diketahui bagaimana cara sebelum pengoperasian, saat
di operasikan, dan sesudah pengoperasian (lampiran17).
5. Pelaksanaan praktikum.
Kegiatan yang kami lakukan pada saat pelaksanaan praktikum yaitu mengawasi para
siswa dalam kegiatan ujian akhir praktikum di SMA Negeri 6 Bengkulu. Dalam ujian
praktikum ini siswa diminta mampu menguasai materi yang telah di pelajari dikelas
dan menerapkannya dalam praktikum sesuai dengan prosedur yang telah dipelajari.
17
Setelah melakukan ujian praktikum pelajaran biologi melakukan responsi untuk
mengulang dari yang didapat pada saat praktikum. Pelajaran pada ujian praktikum
dilakukan secara bergantian selama 2 hari, hari pertama dan kedua pelajaran kimia dan
fisika, dan hari ketiga dan empat biologi. Pada hari ke lima dan enam dilaksanakannya
responsi biologi.(lampiran 18).
6. Rambu – rambu keselamatan di laboratorium
Di dalam laboratorium sangat dibutuhkan simbol-simbol keselamatan dalam
laboratorium. Simbol ini dibutuhkan untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja dalam
laboratorium, dan juga sekaligis simbol ini sebagai peratura yang harus ditaati saat
berada di dalam laboratorium. Di laboratorium SMA N 6 Bengkulu belum ada simbol-
simbol yang terpasang, dan tugas kami untuk laboratorium kimia dan biologi kami
memasang di bagian dinding laboratorium agar bisa mentaati peraturan dan
mengurangi resiko kecelakaan (lampiran 19).
18
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilakukan selama 8
minggu di laboratorium dapat disimpulkan :
a. Setelah PKL mahasiswa dapat mengetahui cara mengolah laboratorium yang baik
dan benar. Dan juga hasil dari magang dapat menambah keterampilan dalam
mengolah laboratorium, dan profesional dalam memanajemen laboratorium.
b. Setelah penataan bahan kimia didapat pengalaman dalam menata bahan kimia
yang padat dan cair. Keselamatan kerja dalam pengambilan bahan kimia dapat
diketahui cara mengambil larutan yang berbahaya dan tidak terlalu berbahaya.
c. Setelah PKL mahasiswa mampu menerapkan dilapangan cara penggunaan alat-alat
laboratorium dan perawatan alat-alat yang bersifat elektronik maupun alat-alat
instrumen.
d. Setelah dilaksanakan PKL ini mahasiswa menambah pengalaman dalam mengolah
laboratorium dan perawatan laboratorium.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam hasil Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Seorang Laboran harus profesional dalam pengolahan laboratorium dan tekun
dalam bekerja di laboratorium.
2. Dari beberapa Laboratorium tempat praktek dapat dikatakan bahwa Lab yang ada
sudah cukup baik hanya saja di perlukan beberapa hal seperti, pintu emergency,
peta evakuasi dan rambu – rambu keselamatan.
3. Di laboratorium SMA Negeri 6 Bengkulu masih kurang dalam tenaga Pranata
Laboratorium Pendidikan (PLP) dalam mengolah laboratorium dan menjalankan
prosedur pengoperasian alat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1997. Peralatan Keselamatan Kerja. Penataran Tenaga Laboratorium Dalam
Lingkungan. Fakultas Pertanian USU : Medan.
Adisendjaja, Y.H. 2008. Kegiatan Praktikum dalam Pendidikan Sains. Bandung: Bio-UPI
Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium, Deroktoral Jendral Pendidikan Tinggi,
Proyek Peningkayan Manajemen Pendidikan tinggi, 2002.
http://ilmupengetahuanalam.com/keselamatan-kerja-di-laboratorium.html (diakses pada 31
maret 2015, pukul 15.30 wib).
Mariati. 1998. Bahan Kimia Berbahaya. Penataran pengelolaan Laboratorium
(Laboratorium Manajemen) Fakultas Kedokteran USU Medan.
Mitrison. 2000. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) diLapangan
dan Laboratorium, Deperindag, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan
Perdagangan. Pontianak.
Pertauran Menteri Pendidikan No.3 Tahun 2010
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional no. 24 tahun 2007
20