bab ii & iii laporan magang aqua pandaan

218
12 BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1 Gambaran Umum 2.1.1 Lokasi PT. Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan Kantor PT. Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan berada di Jalan Raya Surabaya Malang Km 48,5 Desa Karangjati Kecamatan Pandaan Pasuruan PO.BOX 67156. 2.1.2Contact Person Telp : +62.343.631587 Fax : +62.343.4609177 Website : www.aqua.com 2.1.3 Profil Perusahaan Danone Aqua 1 Sebelum akhirnya berganti nama menjadi Danone Aqua, perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) ini pertama kali didirikan pada tahun 1973 oleh Bapak 1 Tentang Aqua http://aqua.com/tentang_aqua diakses pada tanggal 01 November 2013

Upload: idris

Post on 15-Jan-2016

508 views

Category:

Documents


99 download

DESCRIPTION

Laporan magang

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

12

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Gambaran Umum

2.1.1 Lokasi PT. Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan

Kantor PT. Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan berada di

Jalan Raya Surabaya Malang Km 48,5 Desa Karangjati Kecamatan Pandaan

Pasuruan PO.BOX 67156.

2.1.2 Contact Person

Telp : +62.343.631587

Fax : +62.343.4609177

Website : www.aqua.com

2.1.3 Profil Perusahaan Danone Aqua1

Sebelum akhirnya berganti nama menjadi Danone Aqua, perusahaan

air minum dalam kemasan (AMDK) ini pertama kali didirikan pada tahun

1973 oleh Bapak Tirto Utomo. Perusahaan tersebut kemudian berdiri dengan

nama PT. Tirta Investama yang lahir sebagai perusahaan yang pertama kali

mempelopori industri air minum dalam kemasan di Indonesia. Pabrik pertama

Aqua berdiri di wilayah Bekasi, dimana pada saat itu, produksi perdana yang

diluncurkan adalah produk dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950ml.

Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 1984 Aqua berhasil

mendirikan pabrik keduanya di wilayah Pandaan, Jawa Timur dengan tujuan

1 Tentang Aqua http://aqua.com/tentang_aqua diakses pada tanggal 01 November 2013

Page 2: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

13

untuk lebih mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah

tersebut.

Satu tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1985, Aqua mulai

melakukan pengembangan produk dalam bentuk kemasan PET 220 ml.

Pengembangan produksi ini, kemudian semakin berhasil meningkatkan

kualitas dan jaminan keamanan produk Aqua untuk dikonsumsi oleh

masyarakat. Mengawali lahirya inisiasi terhadap rasa kepedulian sosial, maka

pada tahun 1993 Aqua menyelenggarakan program yang bertajuk "Aqua

Perduli (Aqua Cares)" yang berupaya untuk mendaur ulang botol plastik

Aqua menjadi materi plastik yang dapat digunakan kembali.

Kemudian pada tahun 1995, Aqua berhasil menunjukkan

perkembangan yang pesat dengan meluncurkan sistem produksi in line

pertamanya di pabrik Mekarsari. Sistem produksi in line dilakukan dengan

memproses air dan membuat kemasan Aqua pada saat yang sama. Sehingga

melalui sistem produksi ini memungkinkan Aqua untuk segera melakukan

pengisian air bersih pada botol-botol yang baru dibuat dengan tujuan agar

proses yang ada menjadi lebih higienis.

Pada tanggal 4 September 1998 Aqua menempuh sebuah langkah

besar dengan bergabung dalam Grup Danone. Langkah tersebut dinilai

sebagai sebuah langkah strategis, mengingat Grup Danone sendiri merupakan

salah satu kelompok perusahaan AMDK terbesar di dunia yang juga memiliki

keahlian dalam bidang nutrisi. Penggabungan ini kemudian semakin

membawa dampak positif terhadap peningkatan kualitas produk, dan berhasil

Page 3: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

14

menempatkan Aqua sebagai produsen air minum dalam kemasan (AMDK)

yang terbesar di Indonesia.

Akhirnya, mengawali pergantian milenium, pada tahun 2000 Aqua

meluncurkan produk baru yang berlabel Danone-Aqua. Perkembangan usaha

yang semakin pesat menjadi salah satu alasan yang melatarbelakangi Danone,

pada tahun 2001 untuk mulai meningkatkan kepemilikan atas saham PT Tirta

Investama dari hanya sebesar 41 persen menjadi sebesar 74 persen. Hal ini

kemudian membuat Danone menjadi pemegang saham mayoritas Aqua Grup.

Di tahun ini pula, Aqua juga mengawali lahirnya produk baru yang

diluncurkan dalam kemasan botol kaca berukuran 380ml.

Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2002 posisi Aqua semakin

kokoh dengan berhasil meraih banyak penghargaan dalam ajang Indonesian

Best Brand Award. Pada tahun yang sama, Aqua memulai pemberlakukan

Kesepakatan Kerja Bersama (KKB 2002-2004) bagi para pekerja yang mulai

aktif dijalankan pada tanggal 1 Juni 2002. Upaya ekspansi seiring dengan

perkembangan Aqua yang demikian pesat dilakukan dalam bentuk perluasan

kegiatan produksi melalui peresmian pabrik baru di wilayah Klaten pada

tahun 2003. Upaya ekspansi ini juga didukung dengan upaya pengintegrasian

proses kerja perusahaan melalui penerapan System Application and Products

for Data Processing (SAP) serta Human Resources Information System

(HRIS). Kini, setelah 30 tahun beroperasi, dibawah naungan Grup Danone,

Aqua telah memiliki 17 pabrik, dimana 16 diantaranya tersebar hampir di

seluruh wilayah tanah air. Sedangkan satu pabrik sisanya berada di IBIC

Page 4: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

15

Brunei Darussalam.(Lihat table 2.1) Selain itu, Aqua juga memiliki lebih dari

satu juta titik distribusi yang dapat diakses oleh para pelanggannya di seluruh

Indonesia.

Tabel 2.1 Daftar 17 Plant Pabrik Aqua yang berdiri di beberapa wilayah di Indonesia

No. Plant

1. Danone Aqua Head Office

2. Danone Aqua Plant Berastagi

3. Danone Aqua Plant Lampung

4. Danone Aqua Plant Mekarsari

5. Danone Aqua Plant Citereup

6. Danone Aqua Plant Babakan Pari

7. Danone Aqua Plant Subang

8. Danone Aqua Plant Bekasi

9. Danone Aqua Plant Solok

10. Danone Aqua Plant Ciherang

11. Danone Aqua Plant Klaten

12. Danone Aqua Plant Wonosobo

13. Danone Aqua Plant Pandaan

14. Danone Aqua Plant Keboncandi

15. Danone Aqua Plant Mambal & Gatsu

16. Danone Aqua Plant Airmadidi

17. Danone Aqua Plant Cianjur

Page 5: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

16

Selama menjalankan kegiatan usahanya, Danone Aqua juga terus berupaya untuk

melakukan inovasi dengan mengidentifikasi serta melakukan perubahan-

perubahan yang diperlukan terhadap berbagai aspek yang berhubungan dengan

kegiatan perusahaan. Namun berbagai perubahan dan inovasi yang dilakukan

tersebut tetap harus mengacu pada visi dan misi Danone Aqua sebagai panduan

untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan agar menjadi lebih

baik. Adapun tiga visi yang ingin dicapai oleh Danone Aqua adalah :

1. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, serta mengandung gizi yang

seimbang bagi masyarakat. Visi tersebut diusung oleh perusahaan dengan

mengingat bahwa selama ini kondisi ekonomi yang buruk telah membuat

sebagian besar masyarakat kurang memiliki keperdulian terhadap

kesehatan serta kebutuhan gizi mereka. Sehingga untuk menanggapi

kondisi tersebut, perusahaan berupaya memproduksi air minum berkualitas

tinggi. Dimana produk air minum yang diproduksi harus memiliki

beberapa kandungan nutrisi dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh

manusia. Produk air minum tersebut kemudian dijual dengan harga yang

terjangkau, sehingga semua orang dari berbagai kalangan dapat

mengkonsumsi produk tersebut.

2. Menjadi perusahaan yang dinamis yang memiliki nilai-nilai etika, terbuka

bagi ide maupun saran dari karyawan, serta memberikan kesempatan bagi

karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

Pengusungan visi ini berkaitan erat dengan era globalisasi seperti saat ini,

dimana perusahaan dituntut untuk menjadi perusahaan yang dinamis,

Page 6: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

17

namun tetap mengedepankan nilai-nilai etika. Nilai-nilai ini juga

bersumber dari empat nilai etika milik Grup Danone, diantaranya nilai

humanisme, keterbukaan, kedekatan, serta antusiasme. Keterbukaan

perusahaan dalam menerima ide dan saran dari karyawan diharapkan dapat

semakin meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, perusahaan juga

berupaya memberikan kesempatan bagi karyawan dalam pengembangan

keterampilan dan pengetahuan mereka dengan mengadakan berbagai

pelatihan dan seminar.

3. Menjadi pusat rujukan bagi upaya-upaya pelestarian sumberdaya air,

lingkungan, dan pengembangan masyarakat. Visi tersebut diusung oleh

perusahaan mengingat Danone Aqua merupakan perusahaan yang

memanfaatkan sumberdaya alam, terutama air untuk menghasilkan produk

air minum. Sehingga Danone Aqua dianggap memiliki tanggung jawab

untuk melestarikan sumber air sebagai bahan baku utama, lingkungan, dan

juga pengembangan masyarakat. Sedangkan misi yang berupaya

dijalankan oleh Danone Aqua dalam mewujudkan berbagai visi diatas,

diantaranya :

1. Merek

Hal ini diwujudkan dalam bentuk dengan upaya untuk memperkuat

brand image yang dimiliki oleh Danone Aqua dengan terus

meningkatkan kualitas setiap produk yang dihasilkan.

Page 7: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

18

2. Produk

Hal ini berkaitan dengan upaya terus menerus yang dilakukan oleh

Danone Aqua untuk melakukan penelitian dan pengembangan kegiatan

yang diharapkan dapat semakin membuat produk yang dihasilkan

menjadi lebih inovatif.

3. Produksi

Hal ini diwujudkan dengan terus meningkatkan kapasitas perusahaan

Danone Aqua dalam memenuhi permintaan konsumen.

4. Pemasaran

Hal ini duwujudkan melalui pengembangan strategi dalam menentukan

harga yang tepat yang sesuai dengan pasar

5. Distribusi

Hal ini diwujudkan dengan memperluas wilayah distribusi seluruh

produk Aqua.

Selain dibekali dengan berbagai visi dan misi, Danone Aqua juga

memiliki beberapa sertifikasi dan penghargaan yang berhasil diraih

sebagai bentuk nyata dari upaya perusahaan untuk terus meningkatkan

standar mereka. Beberapa sertifikasi dan penghargaan yang berhasil

diperoleh tersebut diantaranya :

1. Sertifikasi ISO 9002 sebagai produk air minum dalam kemasan

yang memenuhi standar Sistem Manajemen Mutu.

2. Seluruh plant pabrik Aqua telah dilengkapi dengan dua

sertifikasi, baik dari segi praktik maupun produksi. Kedua

Page 8: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

19

sertifikasi tersebut adalah sertifikasi Good Manufacturing

Practices (GMP), dan sertifikasi National Sanitation

Foundation (NSF) dari segi produksi.

3. Sertifikat Health and Safety Quality yang berkaitan dengan

Kesehatan dan Keselamatan Kualitas (SMK3).

4. Sertifikat Hazard Crtitical Control Point Abalysis (HACCP).

Dimana pemberian sertifikat ini berkaitan dengan ketersediaan

metode untuk mengontrol dan menjaga proses produksi agar

terhindar dari kesalahan proses produksi yang dapat

mengakibatkan penurunan kualitas.

5. Sertifikat ISO 140001 yang berkaitan dengan Sistem

Manajemen Lingkungan.

6. Penghargaan “Asia Star Award” berkaitan dengan temuan

inovatif Aqua berupa dispenser keramik yang memiliki design

unik dengan mengadopsi konsep Kendo (Kendi Air Tradisional

di Jepang)

7. Penghargaan “Award Manajemen 1991” untuk kategori

manajemen umum yang diselenggarakan oleh World Executive

Digest Asian Institute of Management and Japan Airlines.

8. Penghargaan Adi Nusa Piala Kualita yang dianugerahkan oleh

Perusahaan Kamar Dagang Jaya sebagai perusahaan dengan

kualitas manajemen terbaik.

Page 9: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

20

9. Penghargaan sebagai peserta terbaik pada kategori Penilaian

Penerapan Cara Produksi yang baik dalam rangka Hari Pangan

Sedunia Tahun 1997.

10. Penghargaan Super Brand 1999 yang diberikan oleh

Independent Survey Results of the Readers Digest Magazine

Singapore sebagai produk dengan kualitas terbaik, terkenal,

dan dapat diandalkan.

11. Penghargaan AQUA Awards yang diberikan oleh International

Bottled Water Association (IBWA) selama kurun waktu empat

tahun berturut-turut di bidang periklanan, promosi, serta

kategori public relations yang dilakukan oleh Aqua berkaitan

dengan aktivitas ekspor mereka keluar negeri.

12. Penghargaan Indonesian Customer Satisfaction Award,

Indonesia Best Brand Award, serta Value Creator Award yang

diraih secara bersamaan pada tahun 2003.

13. Penghargaan Superbrand Award dan Indonesia Best Brand

Award tahun 2004

14. Penghargaan Gold Packaging Branding Consumer Award,

Indonesia Best Brand Award, serta Golden Brand Award yang

diperoleh pada tahun 2005 dan 2006.

15. Penghargaan Indonesia Brand Platinum Award yang diraih

pada tahun 2007.

Page 10: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

21

16. Penghargaan serta sertifikasi Packindo Star Awards yang

diberikan kepada Danone Aqua sebagai pemenang pada kontes

kemasan nasional pada tahun 2011.

2.1.4 Profil PT.Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan

PT.Tirta Investama merupakan salah satu pabrik yang berada

dibawah naungan Grup Danone yang didirikan pada tahun 1983 di wilayah

Pandaan. Sebelum dikenal dengan nama PT.Tirta Investama, pabrik ini

sempat beberapa kali mengalami pergantian nama. Dimana mulanya

pabrik ini berdiri dengan nama PT.Tirta Jaya Utama, namun kemudian

nama tersebut beralih menjadi PT.Tirta Jayamas Unggul pada tahun 1985.

Nama tersebut kemudian mengalami perubahan lagi menjadi PT.Tirta

Investama pada tahun 2000 dan berkembang hingga saat ini. Pabrik ini

kemudian mengawali aktivitas produksinya pada tanggal 28 April 1984.

Dalam aktivitas produksinya, Danone Aqua Pandaan menghasilkan

beberapa macam produk yang diklasifikasikan dalam dua kategori.

Pertama yaitu kategori produk returnable, yang terdiri dari produk aqua 5

Gallon. Sedangkan kategori kedua yaitu produk non returnable, yang

terdiri dari produk aqua 600 ml, produk aqua 1500ml, produk aqua 240

ml, serta produk aqua mizone.

Page 11: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

22

Dalam menghasilkan berbagai macam produk diatas, perusahaan

Danone Aqua Pandaan dilengkapi dengan beberapa sertifikasi penting,

diantaranya :

1. Sertifikasi Good Manufacturing Process (GMP) mengenai mutu

dan keamanan produk

2. Sertifikasi ISO 9001-2000 mengenai Sistem Manajemen Mutu

3. Sertifikasi ISO 14001 mengenai Sistem Manajemen Lingkungan

4. Sertifikasi ISO 22000 mengenai Sistem Manajemen Keamanan

Pangan

5. Sertifikasi Halal yang diberikan oleh MUI

2.1.5 Struktur Organisasi PT. Tirta Investama (Danone Aqua) Plant

Pandaan

Dalam rangka mendukung kelancaran operasional perusahaan,

maka PT.Tirta Investama Pandaan berupaya menyusun struktur organisasi

perusahaan yang bersifat dinamis dengan tujuan memberikan gambaran

yang jelas mengenai tugas dan fungsi dari masing-masing divisi yang ada.

Namun berbagai bentuk perubahan yang terjadi dalam struktur organisasi

tersebut tetap harus mengacu pada visi dan misi perusahaan. PT.Tirta

Investama sendiri memiliki sebuah misi yaitu berupaya untuk

memproduksi air minum dalam kemasan dan beverage yang bermutu,

kompetitif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup.

Sedangkan visi yang diusung oleh perusahaan yaitu pada tahun 2017

Page 12: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

23

mendatang, PT.Tirta Investama Pandaan akan menjadi pabrik terbaik

dibawah naungan Aqua Grup dalam hal best practice dan kinerja.

Seiring dengan visi tersebut, maka diharapkan pada tahun 2017

nanti perusahaan Tirta Investama Pandaan akan mampu mencapai

kesuksesan dalam aspek-aspek berikut, diantaranya :

1. Quality

PT.Tirta Investama Pandaan menjadi perusahaan air minum

dengan kualitas yang tinggi dari hulu ke hilir (source to

shopper).

2. People

PT.Tirta Investama Pandaan memiliki insan-insan yang

kompeten, bermotivasi tinggi, mampu beradaptasi dengan

cepat, saling peduli, berbudaya aman dan berkehidupan yang

seimbang.

3. Environment

PT.Tirta Investama Pandaan menjadi perusahaan dengan

tempat kerja yang nyaman, bersih, modern, dan bertanggung

jawab terhadap lingkungan.

4. Productivity

PT.Tirta Investama Pandaan menjadi perusahaan yang

mengedepankan proses produksi yang efektif, efisien, dan

berkelanjutan.

Page 13: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

24

Berikut ini merupakan bagan struktur organisasi PT.Tirta

Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan pada tahun 2013. Dimana

kendali atas kekuasaan tertinggi dalam perusahaan berada pada seorang

Plant Manager yang memimpin beberapa divisi dibawahnya.

Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT.Tirta Investama (Danone

Aqua)Pandaan

1. Manufacturing Organization

Plant ManagerPlant Manager

Manufacturing Area 1Manufacturing Area 1

Manufacturing Area 2Manufacturing Area 2

Manufacturing Area 3

\

Manufacturing Area 3

\Manufacturing Area 4Manufacturing Area 4

PerformancePerformance

QualityQuality

Plant ControllerPlant Controller

LogisticLogistic

Human ResourcesHuman Resources

SHESHE

EngineeringEngineering

Stake Holder RelationStake Holder Relation

System AdministratorSystem Administrator Personal AssistancePersonal Assistance

Page 14: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

25

Divisi manufaktur merupakan salah satu divisi utama yang terdapat

dalam rangkaian struktur organisasi PT.Tirta Investama Pandaan. Secara

keseluruhan terdapat empat divisi manufaktur yang masing-masing

menghasilkan berbagai macam produk aqua. Lokasi dari keempat divisi

manufaktur tersebar dalam 5 area pabrik yaitu Gedung Yudhistira, Gedung

Gatotkaca, Gedung Bima, Gedung Srikandi, dan Gedung Shinta.

Divisi ini sendiri dipimpin oleh seorang Manufacturing Area

Manager dengan dibantu oleh produk administrator, dan membawahi tim

ahli bidang Quality area, tim Performance area, Shift leader produksi, tim

Engineering area, dan tim Maintenance Planner. Divisi manufaktur

bertugas dan bertanggungjawab dalam hal memproses bahan baku menjadi

produk aqua yang berkualitas tinggi dengan cara yang efektif dan efisien

(metode maupun sistem), memastikan transaksi waktu yang akurat dan

real dalam proses produksi, memelihara semua lini peralatan produksi dan

fasilitas kerja agar dapat berfungsi secara maksimal, serta melakukan

upaya peningkatan dalam berbagai aspek produksi secara berkala.

2. Engineering Organization

Manufacturing Area Manager

Production Administration

Quality Performance/Method Shift Leader Engineering Area Maintenance Planner

Page 15: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

26

Divisi teknik dikepalai oleh soerang Engineering Manager yang

membawahi tim Maintenance Planner, Assets Engineer Utility, Projects,

Maintenance Building, Maintenance Forklift, dan Workshop. Divisi ini

bertugas dan bertanggungjawab untuk secara teknis dalam

mengembangkan, mengelola peningkatan investasi maupun proyek, serta

pemeliharaan aset (peralatan, perlengkapan, fasilitas, dll). Divisi

Engineering juga bertugas untuk mengelola suku cadang dalam unit bisnis

untuk membuatnya bekerja lebih maksimal dan berfungsi seperti yang

diharapkan.

3. Quality Organization

Engineering Manager

Maintenance Planner

Assets Engineer Utility

Projects Maintenance Building

Maintenance Forklift

Workshop

Administrator

Page 16: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

27

Divisi Quality menjadi salah satu divisi penting mengingat

besarnya resiko dan tanggung jawab yang harus dijalankan. Divisi ini

dipimpin oleh seorang Quality Manager yang dibantu oleh Quality

Administration dan membawahi tim yang menangani bidang System,

Laboratorium, Supplier Service Development, serta tim Customer and

Consumer Service. Tugas utama yang menjadi kewajiban divisi ini adalah

untuk menjamin kualitas produk dari sumber mata air hingga ke pembeli

terutama sejak tahap awal, proses, hingga tahap akhir yaitu keluarnya

produk pada unit bisnis, dan mematuhi peraturan-peraturan produk

maupun spesifikasinya, serta berupaya untuk meraih kepuasan pelanggan.

4. Performance Organization

Quality Manager

Quality Administration

System Laboratory Supplier Service Development

Customer and Consumer Service

Page 17: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

28

Divisi Performance terdiri atas seorang Performance Manager

yang membawahi tim Reporting & Analysis. Tim ini juga membawahi dua

tim lain yaitu tim Reporting Administration dan tim Analysis

administration. Di dalam divisi ini juga terdapat tim

Performance/Damaway (Danone is My Way), Tim Operation Training

dan tim Plant Trainee. Tugas utama yang harus dijalankan oleh divisi ini

adalah secara konsisten memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat

tercapai secara efektif dan efisien, memastikan keselarasan sumberdaya,

serta memastikan sistem dan kompetensi karyawan untuk tujuan dan

prioritas strategis perusahaan.

5. Human Resources Organization

Performance Manager

Reporting & Analysis

Performance / Damaway

Operation Training Plant Trainee

Reporting Administration

Analysis Administration

Page 18: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

29

Divisi Human Resorces yang dipimpin oleh seorang Human Resources

Manager terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya tim Payroll, tim

Resources Development, tim Employee Relation, General Services, serta Chief

Security. Divisi ini secara keseluruhan bertanggung jawab pada evaluasi

kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yang dimiliki oleh perusahaan,

serta bertanggungjawab dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

terhadap berbagai kegiatan perusahaan.

Secara umum, tim Payroll menjalankan tugas yang berkaitan dengan

pengupahan maupun absensi karyawan. Sedangkan tim Resources

Development berupaya untuk menggali potensi karyawan dengan mengadakan

berbagai training untuk meningkatkan skill pegawai, serta mengendalikan hal-

hal yang berkaitan dengan rekruitmen karyawan baru. Tim Employee Relation

bertugas untuk membangun hubungan loyalitas antar karyawan maupun

keluarga karyawan atau dengan kata lain berupaya menjalankan aktivitas CSR

bagi internal perusahaan. Sedangkan General Services menjalankan tugas

yang berkaitan dengan aktivitas umum perusahaan dan membawahi

Receptionist serta Driver Pool perusahaan. Chief Security merupakan tim

yang bertanggung jawab dalam hal-hal yang berkaitan dengan keamanan dan

tata tertib perusahaan.

6. Stake Holder Relation Organization

Human Resources Manager

Payroll Resources Development Employee Relation General Services Chief Security

Receptionist

Driver Pool

Page 19: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

30

Stakeholder Relation merupakan divisi yang secara keseluruhan

berfungsi untuk menjalin dan mengelola hubungan antara pihak

stakeholders internal (Pemegang saham, Manajemen dan Top Executive,

Karyawan) maupun pihak stakeholders external (Konsumen, Penyalur,

Pemasok, Bank, Pemerintah, Pesaing, Komunitas lokal, maupun Media)

yang terlibat baik secara keseluruhan maupun parsial yang memiliki

hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan.

Sehingga keberadaan divisi stakeholder relation dipahami sebagai

divisi yang berupaya menjalankan peran dua arah yaitu untuk

pembangunan relasi dengan para stakeholder dalam rangka memenuhi

kebutuhan perusahaan sendiri, maupun para stakeholder dalam sebuah

sistem sosial.

Divisi stakeholder relation dalam Danone Aqua Pandaan

melaksanakan fungsi utamanya dengan berpedoman pada konsep new-

corporate relation. Dimana perusahaan tidak lagi menempatkan dirinya

pada posisi eksklusif dibanding para stakeholdernya.

Sehingga dengan pola hubungan semacam itu arah dan tujuan

perusahaan bukan lagi hanya berorientasi pada upaya menghimpun

keuntungan sebanyak-banyaknya, namun lebih kepada pencapaian

pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Itulah

sebabnya tanggungjawab perusahaan terkait aktivitas Corporate Social

Responsibility (CSR) juga menjadi salah satu tugas utama yang harus

dilaksanakan oleh divisi ini.

Page 20: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

31

2.2 Deskripsi Kegiatan

2.2.1 Deskripsi Kegiatan Harian PKN

Pelaksanaan kegiatan harian di PT.Tirta Investama (Danone

Aqua) Pandaan sejak tanggal 21 Agustus hingga 09 Oktober 2013

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2Daftar Kegiatan Harian Praktik Kerja Nyata Di PT.Tirta Investama

(Danone Aqua) Pandaan

No. Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

1. Rabu,

21 Agustus 2013

08.00-

16.00

Induksi Kebijakan Keselamatan

dan Kesehatan, Basic Safety

Rules, Area PT.Tirta Investama

Pandaan

Induksi peraturan pekerja

magang dan penandatanganan

Surat Perjanjian Kerja Pekerja

Magang PT.Tirta Investama

Pandaan

Induksi ke berbagai divisi di

PT.Tirta Investama Pandaan

Induksi dan perkenalan ke

divisi Human Resources dan

divisi Stakeholder Relation

yang akan menjadi area kerja

Stake Holder Relation Manager

Sustainable Development External Relation

Page 21: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

32

penulis selama melakukan

kegiatan magang.

2. Kamis,

22 Agustus 2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Induksi dan diskusi mengenai

berbagai aktivitas CSR yang

telah dan sedang dijalankan

oleh Danone Aqua Pandaan.

Termasuk pula diskusi

mengenai tanggapan dan opini

tim sustainable development

terkait UU CSR yang

diterapkan pemerintah

Indonesia terhadap perusahaan

asing.

3. Jumat,

23 Agustus 2013

08.00-

16.00

Peninjauan ke Tandon Warga

sebagai perkenalan awal

terhadap salah satu program

CSR “WASH” milik Danone

Aqua Pandaan yang tengah

berjalan.

Meeting SSMA (Sekolah

Page 22: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

33

Sahabat Mata Air) bersama

dengan LSM Satu Daun dan

Perwakilan Head Office

Danone Aqua.

4. Sabtu,

24 Agustus 2013

08.00-

13.00

Sosialisasi dan Pelatihan

Pengurangan Resiko Bencana

(PRB) Jawa Timur bersama

BPBD Kab Pasuruan, beberapa

perwakilan LSM, serta

Perwakilan Dunia Usaha di

Tretes Raya Pasuruan.

Review dan Rangkuman Materi

Hasil Pelatihan dan Sosialisasi

Pengurangan Resiko Bencana

dan Rencana Pembentukan

Desa Tangguh di Pasuruan

5. Senin,

26 Agustus 2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Kunjungan ke divisi

manufakturing yang

memproduksi produk Aqua

Mizone

Page 23: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

34

Meeting dengan LSM Aksara

Jawa Jogjakarta mengenai

rencana tindak lanjut dari hasil

pelatihan Pengurangan Resiko

Bencana (PRB) yang

sebelumnya telah

diselenggarakan di Pasuruan

Jawa Timur.

6. Jumat

30 Agustus 2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Induksi dan Peninjauan ke salah

satu program CSR Danone

Aqua Pandaan yang tengah

berjalan yaitu program

“Sampah Rupiah” di wilayah

Taman Dayu.

Induksi dan implementasi

prinsip 5R Danone Aqua

Pandaan

7. Sabtu,

31 Agustus 2013

08.00-

13.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

Page 24: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

35

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Pengambilan Gambar Banner

Aqua bersama tim sustainable

development sebagai salah satu

bentuk Sponsoship yang

dilakukan oleh Danone Aqua

Pandaan dalam event “Bromo

Marathon” yang

diselenggarakan oleh Pemkab

Pasuruan untuk menyambut

hari jadi Kabupaten Pasuruan di

Tosari Bromo.

8. Senin,

02 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Induksi dan Implementasi

Page 25: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

36

Safety Briefing bersama

beberapa divisi Danone Aqua

Pandaan (diantaranya divisi

human resources, plant

controller, dan stake holder

relation). Aktivitas Safety

Briefing merupakan aktivitas

rutin yang dilakukan oleh

seluruh divisi yang ada di Aqua

Pandaan sebagai bentuk

implementasi kebijakan WISE

yang ditetapkan oleh Head

Office Danone Aqua.

Bersama dengan tim Resources

Development dari divisi Human

Resources melakukan

Employee Training di

Laboratorium Komputer kepada

15 orang karyawan setingkat

shift leader dan product

administrator.

Implementasi 5R (Ringkes,

Resik, Rapi, Rawat, dan Rajin)

9. Selasa,

03 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

Page 26: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

37

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Absensi dan pembagian materi

safety briefing untuk minggu

depan.

Diskusi proses perumusan CSR

Danone Aqua Pandaan bersama

tim sustainable development.

Administrasi Human Resources

: (Input Data Job Cycle Check

dan Instruksi Kerja

Penyeberangan yang

dilaksanakan oleh tim Chief

Security bulan Agustus-

September 2013).

10. Kamis,

05 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Respon dan Peninjauan awal ke

Tandon Warga (salah satu

rangkaian Program CSR

WASH) terkait laporan adanya

Page 27: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

38

keretakan dan kebocoran pada

tandon.

Kunjungan ke area produksi

Aqua 240 ml

Lanjutan Employee Training

bersama tim Resources

Development kepada 10 orang

karyawan setingkat shift leader

dan product administrator di

laboratorium komputer.

Rekruitmen karyawan bersama

tim Resources Development.

Kunjungan ke area ALSIM

(area yang memproduksi

produk aqua 600 ml dan 1500

ml).

11. Jumat,

06 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Pembahasan bersama

pembimbing magang dari tim

sustainable development terkait

fokus magang yang ingin dituju

Page 28: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

39

oleh penulis.

Kunjungan dan sosialisasi

kepada kelompok ekonomi

sebagai salah satu dari

rangkaian aktvitas dalam

program CSR Integrated

Community Development (ICD)

di Dusun Sukorejo.

12. Sabtu,

07 September

2013

08.00-

13.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Peninjauan tahap selanjutnya ke

Tandon Warga Desa Karangjati

yang mengalami masalah

keretakan dan kebocoran.

Meeting dengan LSM

Paramitra yang menjadi partner

Danone Aqua Pandaan dalam

pelaksanaan program CSR

WASH, panitia pembangunan

tandon yang berasal dari

perwakilan warga, tim

sustainable development

Page 29: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

40

Danone Aqua Pandaan, serta

Konsultan Bangunan untuk

membahas tindak lanjut

permasalahan tandon di

basecamp Karangjati.

13. Senin,

09 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Induksi dan Implementasi

Safety Briefing bersama

beberapa divisi Danone Aqua

Pandaan (diantaranya divisi

human resources, plant

controller, dan stake holder

relation). Aktivitas Safety

Briefing merupakan aktivitas

rutin yang dilakukan oleh

seluruh divisi yang ada di Aqua

Pandaan sebagai bentuk

implementasi kebijakan WISE

yang ditetapkan oleh Head

Office Danone Aqua.

Penanganan dan Peninjauan

Page 30: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

41

rencana aktivitas perbaikan

Tandon Warga.

Administrasi Human Resources

: (Input Data Job Cycle Check

dan Instruksi Kerja

Penyeberangan yang

dilaksanakan oleh tim Chief

Security bulan Agustus-

September 2013).

14. Selasa,

10 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Administrasi Human Resources

: (Input Data Job Cycle Check

dan Instruksi Kerja

Penyeberangan yang

dilaksanakan oleh tim Chief

Security bulan Agustus-

September 2013).

Pertemuan dan sosialisasi Pra-

Koperasi WANJATI dengan

kelompok ekonomi dan warga

Desa Karangjati, LSM SII dan

Page 31: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

42

Perwakilan Dinas Koperasi

Kabupaten Pasuruan di Griya

Super Desa Karangjati

Bersama tim Resources

Development dan divisi SHE

(Safety, Health, and

Environment) melakukan

employee training “pemadaman

kebakaran” kepada sebagian

karyawan bagian produksi.

Kunjungan ke area produksi All

Krupp

15. Rabu,

11 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Lanjutan diskusi proses

perumusan CSR Danone Aqua

Pandaan bersama tim

sustainable development.

Induksi materi 6 Basic Safety

Rules Danone Aqua Pandaan

bersama tim resources

development.

Page 32: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

43

16. Kamis,

12 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Peninjauan aktivitas perbaikan

awal Tandon Warga yang retak

dan bocor.

Meeting dengan Tim CSR

“SKAWAN (Sukarelawan

Aqua Karyawan Aqua

Pandaan)” terkait rencana

pelaksanaan acara 17an dalam

rangka HUT RI di Danone

Aqua Pandaan.

Employee rekruitmen bersama

dengan tim resources

development.

17. Jumat,

13 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

Page 33: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

44

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Diskusi lanjutan bersama

dengan tim sustainable

development terkait proses

perumusan dan implementasi

CSR Danone Aqua Pandaan.

Tahap awal pembuatan

kerangka laporan magang

18. Sabtu,

14 September

2013

08.00-

13.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Bersama dengan tim

sustainable development,

resources development, dan tim

CSR SKAWAN berpartisipasi

membantu persiapan rekreasi

karyawan PT.Tirta Investama

Pandaan 2013.

19. Senin,

16 September

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

Page 34: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

45

2013 agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Employee rekruitmen bersama

dengan tim resources

development di Laboratorium

Komputer.

Administrasi Human Resources

: meeting bersama tim

resources development sebagai

bagian dari panitia pelaksana

acara 17an untuk

mempersiapkan rencana

lanjutan dalam rangka

menyambut HUT RI.

20. Selasa,

17 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

Page 35: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

46

program CSR mereka.

Bersama tim sustainable

development melakukan

peninjauan rutin terkait

perkembangan aktivitas

perbaikan tandon warga.

Meeting dengan Ketua RT.05

Desa Karangjati Bpk.Darso

dalam rangka pembahasan

progress dan rencana lanjutan

pembangunan masjid sebagai

salah satu rangkaian aktivitas

CSR Danone Aqua Pandaan,

serta pembahasan permohonan

bantuan air minum yang

diajukan oleh panitia

pemilukades desa Karangjati

kepada Danone Aqua Pandaan.

Pembahasan bersama tim

sustainable development terkait

kebijakan CSR dalam PROPER

yang ditetapkan oleh

Pemerintah dan Badan

Lingkungan Hidup bagi dunia

usaha terutama perusahaan

asing yang beroperasi di

Indonesia.

Lanjutan Induksi materi 6 Basic

Safety Rules Danone Aqua

Pandaan bersama tim resources

development.

Page 36: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

47

21. Rabu,

18 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Administrasi Human Resources

: (Input Data Job Cycle Check

dan Instruksi Kerja

Penyeberangan yang

dilaksanakan oleh tim Chief

Security bulan Agustus-

September 2013).

Tahap awal perumusan laporan

magang oleh penulis.

22. Kamis,

19 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Page 37: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

48

Administrasi Human Resources

: bersama tim resources

development melakukan revisi

struktur organisasi perusahaan

Tirta Investama Pandaan sesuai

hasil meeting untuk secara

resmi ditetapkan pada tanggal

01 Oktober 2013.

23. Jumat,

20 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Administrasi Human Resources

: bersama tim resources

development melakukan revisi

struktur organisasi perusahaan

Tirta Investama Pandaan sesuai

hasil meeting untuk secara

resmi ditetapkan pada tanggal

01 Oktober 2013.

24. Sabtu,

21 September

2013

08.00-

13.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

Page 38: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

49

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Bersama tim sustainable

development mengerjakan

administrasi CSR : Laporan

progres keseluruhan aktivitas

CSR Bulanan yang dijalankan

oleh Danone Aqua Pandaan

bersama masing-masing partner

LSM (SII, Satu Daun,

Paramitra) yang secara rutin

dilaporkan kepada Head Office

Danone Aqua Indonesia setiap

bulannya per tanggal 22.

25. Senin,

23 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Peninjauan rutin terkait

Page 39: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

50

perbaikan tandon warga

bersama tim sustainable

development.

Employee rekruitmen bersama

dengan tim resources

development di Laboratorium

Komputer.

26. Selasa,

24 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Administrasi Human Resources

: (Input Data Job Cycle Check

dan Instruksi Kerja

Penyeberangan yang

dilaksanakan oleh tim Chief

Security bulan Agustus-

September 2013).

Employee rekruitmen bersama

dengan tim resources

development di Laboratorium

Komputer.

27. Rabu,

25 September

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

Page 40: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

51

2013 agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Administrasi Human Resources

: bersama tim payroll,

resources development, dan tim

bidang jurnalistik SKAWAN

mempersiapkan payroll seluruh

karyawan sekaligus pembagian

buletin bulanan perusahaan

Tirta Investama Pandaan

periode Agustus-September

2013.

Mengecek pengerjaan

perbaikan tandon warga yang

tak kunjung usai dilakukan oleh

partner LSM Paramitra.

28. Kamis,

26 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

Page 41: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

52

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Bersama tim sustainable

development merumuskan

pembuatan memo donasi terkait

permohonan bantuan produk air

mimun oleh warga desa

Karangjati untuk

penyelenggaraan

PEMILUKADES,

penyelenggaraan donor darah

massal oleh persatuan media

Jawa Timur, dan permohonan

bantuan doorprize yang

diajukan oleh Dinas Keuangan

Kabupaten Pasuruan dalam

rangka menyambut Hari Jadi

Kabupaten Pasuruan di

Pendopo Kabupaten.

Bersama panitia dan tim CSR

SKAWAN menyelenggarakan

perlombaan antar karyawan

sebagai rangkaian acara 17an

Danone Aqua Pandaan.

29. Jumat,

27 September

2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

Page 42: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

53

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Administrasi Human Resources

: bersama tim payroll,

resources development, dan tim

bidang jurnalistik SKAWAN

mempersiapkan payroll seluruh

karyawan sekaligus pembagian

buletin bulanan perusahaan

Tirta Investama Pandaan

periode Agustus-September

2013.

Bersama tim sustainable

development merumuskan

pembuatan memo donasi terkait

permohonan bantuan produk air

mimun oleh warga desa

Karangjati untuk

penyelenggaraan

PEMILUKADES,

penyelenggaraan donor darah

massal oleh persatuan media

Jawa Timur, dan permohonan

bantuan doorprize yang

diajukan oleh Dinas Keuangan

Kabupaten Pasuruan dalam

rangka menyambut Hari Jadi

Kabupaten Pasuruan di

Page 43: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

54

Pendopo Kabupaten.

Bersama tim sustainable

development menghadiri

pelatihan dan persiapan

legalitas usaha Pra-Koperasi

bagi kelompok ekonomi

WANJATI di Griya Super Desa

Karangjati.

30. Sabtu,

28 September

2013

08.00-

16.00

Penulis ijin terkait keperluan

keluarga.

31. Senin,

30 September

2013

08.00-

16.00

Penulis ijin terkait keperluan

keluarga.

32. Selasa,

01 Oktober 2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Sharing dengan pembimbing

magang dan tim sustainable

development terkait penyusunan

laporan magang.

Meeting dengan LSM SII di

Page 44: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

55

Basecamp SII Karangjati terkait

penyusunan survey ALBERTA

bagi seluruh program CSR yang

dilaksanakan oleh semua Plant

Danone Aqua di Indonesia

sesuai ketetapan Head Office

Danone Aqua.

Administrasi CSR : Bersama

tim sustainable development

merumuskan dan

menjadwalkan agenda

pertemuan dengan masing-

masing External Stakeholder

sebagai bentuk aktivitas

External Stakeholder

Engagement yang menjadi

salah satu tugas utama divisi

Stakeholder Relation Danone

Aqua Pandaan.

33. Rabu,

02 Oktober 2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Peninjauan tahap akhir

Page 45: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

56

pengerjaan perbaikan Tandon

Warga dan meeting tahap

lanjutan pengerjaan pipa irigasi

untuk mengalirkan air tandon

ke rumah-rumah warga

bersama Panitia dan LSM

Paramitra di Basecamp

Paramitra Desa Karangjati.

Sharing process in line

production yang dilakukan oleh

Danone Aqua dalam

memproduksi produk air

minum dalam kemasan mereka.

34. Kamis,

03 Oktober 2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Administrasi Human Resources

: bersama tim resources

development melakukan revisi

struktur organisasi perusahaan

Tirta Investama Pandaan sesuai

hasil meeting untuk secara

resmi ditetapkan pada tanggal

Page 46: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

57

01 Oktober 2013.

Bersama pembimbing magang

melakukan aktivitas Plant Tour

ke area produksi Aqua 5

Gallon.

Bersama tim sustainable

development dan LSM

Paramitra serta Panitia

melakukan Trial Tandon Warga

yang telah selesai diperbaiki.

35. Jumat,

04 Oktober 2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Bersama tim sustainable

development dan LSM

Paramitra serta perwakilan

Panitia melakukan peninjauan

dan pengecekan terakhir

kondisi tandon warga

Bersama tim sustainable

development dan LSM

Paramitra serta perwakilan

Panitia melakukan meeting

Page 47: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

58

dengan agenda koordinasi

bersmaa Ketua Panitia

pembangunan Tandon Warga

Bpk Arief untuk melakukan

pengerjaan pipa irigasi dan

distribusi air tandon ke rumah-

rumah warga.

36. Sabtu,

05 Oktober 2013

08.00-

13.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Penulis melakukan dubbing

terkait induksi Safety Briefing

untuk area 2 Mizone sesuai

instruksi yang diberikan oleh

(Tim Kesiagapan dan Tanggap

Darurat) TKTD area.

Penulis Bersama tim

engineering dan maintenance

planner area melakukan Plant

Tour Area Mizone.

Lanjutan Induksi materi 6

Basic Safety Rules dan TKTD

Danone Aqua Pandaan bersama

Page 48: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

59

tim resources development.

37. Senin,

07 Oktober 2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Employee rekruitmen bersama

dengan tim resources

development di Laboratorium

Komputer.

Bersama tim resources

development dan employee

relation melaksanakan Danone

People Survey 2013 kepada

seluruh karyawan Danone Aqua

Pandaan di Auditorium dan

dilanjutkan pembagian form

Danone People Survey ke

beberapa divisi dan area lain

yang belum melakukan survey.

Sharing bersama tim divisi

performance terkait penerapan

konsep DAMAWAY (Danone

My Way) di perusahaan Tirta

Investama Pandaan.

Page 49: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

60

Bersama pembimbing dan tim

resouces development

melakukan plant tour terakhir

ke seluruh area perusahaan

untuk mengetahui keseluruhan

proses produksi yang dilakukan

oleh Danone Aqua Pandaan.

Bersama tim sustainable

development dan engineering

melakukan pengecekan dan

perbaikan pompa air yang

selama ini difungsikan untuk

mengalirkan dari air perusahaan

ke rumah-rumah warga. Hal ini

dilakukan sebagai bentuk

respon atas komplain yang

diajukan oleh warga disekitar

perusahaan yang mengeluhkan

tersendatnya aliran air kerumah

mereka (aktivitas ini termasuk

dalam rangkaian aktivitas stake

holder complaint yang menjadi

tanggungjawab divisi

stakeholder relation).

38. Selasa,

08 Oktober 2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

Page 50: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

61

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Presentasi, Sharing, dan

Evaluasi beberapa materi kuliah

yang penulis pelajari dalam

program studi Hubungan

Internasional kepada Divisi

Stakeholder Relation terutama

berkaitan dengan materi Isu-isu

negara berkembang, CSR,

MNC, Diplomasi Publik, dan

manajemen konflik.

39. Rabu,

09 Oktober 2013

08.00-

16.00

Laporan Media bersama tim

divisi sustainable development

agar dapat menangkap

informasi, terutama yang

bersumber dari media cetak

yang berkaitan dengan

perusahaan secara lebih dini

sebagai bentuk langkah

antisipatif dalam merumuskan

dan mengimplementasikan

program CSR mereka.

Presentasi, Sharing, dan

Evaluasi beberapa materi kuliah

yang penulis pelajari dalam

program studi Hubungan

Internasional kepada Divisi

Stakeholder Relation terutama

Page 51: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

62

berkaitan dengan materi Isu-isu

negara berkembang, CSR,

MNC, Diplomasi Publik, dan

manajemen konflik.

Sharing dan evaluasi terkait

kelemahan dan kelebihan

berbagai aspek dalam

perusahaan terutama terkait

program CSR, maupun Kinerja

divisi Human Resources dan

Stakeholder Relation yang

selama ini menjadi area kerja

penulis selama penulis

melakukan kegiatan magang di

PT.Tirta Investama Pandaan.

Sharing dan evaluasi juga

dilakukan oleh Divisi

Stakeholder Relation dan

Human Resources terkait

kontribusi maupun kelemahan

dan kelebihan penulis selama

menjadi pekerja magang.

Perpisahan penulis sebagai

pekerja magang di PT.Tirta

Investama (Danone Aqua)

Pandaan.

2.2.2 Penjelasan Kegiatan

Page 52: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

63

Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh penulis selama

menjalankan PKN di PT.Tirta Investama (Danone Aqua) Pandaan selama

39 hari kerja, adapun penjelasan dari berbagai kegiatan tersebut yakni :

Kegiatan Utama

a. Induksi Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan, Basic Safety

Rules, Area PT.Tirta Investama Pandaan

PT.Tirta Investama Pandaan yang merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak dalam industri air minum dalam kemasan

(AMDK) merupakan perusahaan yang sangat concern terhadap

masalah safety (keselamatan). Perusahaan bahkan mengatur berbagai

kebijakan terkait masalah safety ini kepada seluruh pihak yang berada

di area kerja, bukan hanya karyawan saja.

Ganbar 2.1Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Tirta Investama

Pandaan

Page 53: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

64

Hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa tumpuan utama

pendapatan perusahaan seluruhnya bersumber pada produksi air

minum, maka perusahaan akan semaksimal mungkin berupaya untuk

menjaga proses produksi tersebut agar tidak mengalami gangguan.

Pada akhirnya berbagai faktor yang dinilai dapat menjadi

penyebab terganggunya proses produksi harus dapat diminimalisir,

bahkan semaksimal mungkin dicegah agar tidak sampai terjadi.

Diantara berbagai faktor yang menjadi pemicu terganggunya proses

produksi, faktor safety dinilai menjadi salah satu faktor paling utama

yang dapat mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Jika dirunut,

hal ini tidak lain disebabkan oleh proses produksi Aqua sendiri yang

tidak dapat dilepaskan dari keberadaan mesin-mesin produksi yang

menjadi organ utama dalam unit bisnis mereka. Komitmen perusahaan

untuk menjaga keseluruhan proses produksi air minum agar tidak

tersentuh oleh tangan manusia demi mencapai kualitas produk yang

Page 54: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

65

baik, menyebabkan Danone Aqua Pandaan sangat mengandalkan

keberadaan mesin-mesin produksi tersebut.

Namun, mesin-mesin produksi itu tidak akan mampu

beroperasi dengan maksimal tanpa keberadaan manusia sebagai

pengendalinya. Maka dengan kata lain, man dan machine adalah dua

hal yang sama pentingnya. Mesin (machine) dan keseluruhan proses

produksi tidak akan berjalan dengan baik apabila manusia (man) yang

mengendalikannya tidak berada dalam kondisi yang sama baiknya.

Perusahaan kemudian mendefinisikan kondisi manusia yang baik ini

sebagai sebuah kondisi yang “safety”. Sehingga perusahaan kemudian

sangat berupaya untuk menjaga dan meningkatkan kondisi manusia

agar selalu berada dalam kondisi safety agar proses produksi tidak

terganggu. Kondisi yang safety akan dapat membuat perusahaan

mencapai kualitas dan produktivitas yang maksimal. Semisal saja,

apabila seorang karyawan berada dalam keadaan sakit atau mengalami

kecelakaan kerja atau berada dalam keadaan “unsafe condition” maka

produksi yang awalnya berada dalam kondisi maksimal akhirnya

terganggu karena kualitas dan produktivitasnya menurun.

Implementasi nyata yang berupaya dilakukan oleh Danone

Aqua Pandaan adalah dengan merumuskan berbagai bentuk kebijakan

yang dapat menghindarkan setiap orang yang berada di area kerjanya

dari berbagai bentuk “unsafe condition”. Selain menciptakan dan

menanamkan motto “I responsible for my own condition and others”

Page 55: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

66

pada masing-masing karyawan, perusahaan juga menetapkan 6

kebijakan dasar keselamatan (6 Basic Safety Rules) yang wajib ditaati

oleh setiap orang yang berada di area perusahaan, diantaranya :

1. Berpakaian sopan dan berperilaku aman

2. Wajib memakai sepatu (safety shoes sesuai dengan standart

yang telah ditetapkan) dan berjalan di jalur pejalan kaki

3. Wajib mematuhi rambu-rambu keselamatan yang ada di area

perusahaan

4. Menggunakan APD (Alat Pengamanan Diri) yang telah

ditetapkan

5. Merokok hanya diperbolehkan pada tempat yang telah

disediakan

6. Segera melaporkan setiap menemukan kondisi yang berbahaya

Selama menjalankan aktivitas PKN di Danone Aqua Pandaan,

pemahaman dan implementasi dari butir-butir kebijakan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta 6 Basic Safety Rules

yang telah diuraikan diatas telah menjadi bekal sekaligus

kewajiban utama yang harus dilaksanakan oleh penulis.

Keteguhan dan kedisiplinan perusahaan dalam menjaga dan

memelihara nilai safety sebagai standart utama perusahaan

menjadikan setiap orang yang akan menjalankan aktivitas

didalamnya diwajibkan patuh dan melaksanakan peraturan

yang ada. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pemberian

Page 56: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

67

teguran dan sanksi tegas terutama bagi karyawan dan peserta

magang yang terbukti melanggar kebijakan dengan

membiarkan dirinya, maupun oranglain berada dalam kondisi

unsafe condition. Bukan hanya diberlakukan bagi karyawan

baru, tamu, atau bahkan peserta magang saja, namun

keseluruhan pihak yang berada di dalam perusahaan akan

memperoleh induksi mengenai kedua kebijakan utama

perusahaan tersebut secara berulang-ulang.

Terutama bagi peserta magang dan karyawan baru, pada setiap

minggunya akan dilaksanakan induksi reguler terkait kedua kebijakan

penting diatas. Dalam induksi tersebut secara lebih dalam membahas

mengenai alasan perusahaan menjadikan safety sebagai nilai dan

pedoman utama, pembahasan terhadap kurang lebih sekitar 30.000

unsafe condition yang ada dan perlu kita hindari, diskusi serta

implementasi detail terhadap setiap butir kebijakan yang ada. Hal ini

secara keseluruhan dimaksudkan agar didalam lingkungan perusahaan

Danone Aqua akan tercipta budaya safety yang akan menjadi pedoman

bagi setiap orang dalam melakukan aktivitasnya.

b. Induksi dan materi Safety Briefing dengan divisi Plant Controller,

Human Resources, dan divisi Stakeholder Relation

Safety Briefing merupakan salah satu aktivitas rutin yang

dilaksanakan oleh seluruh karyawan Aqua secara reguler (secara rutin

dilakukan diawal minggu). Sesi safety briefing dilakukan sebelum

Page 57: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

68

memulai aktivitas kerja, dengan alokasi waktu yang diberikan sekitar

kurang lebih 1 jam setelah jam masuk kerja dimulai. Dalam safety

briefing ini diadakan sharing mengenai informasi dan peristiwa-

peristiwa penting diantara para karyawan terutama yang berkaitan

dengan keselamatan dan kecelakaan. Hal ini ditujukan sebagai langkah

antisipatif dan dukungan terhadap upaya Aqua untuk menjadi

perusahaan internasional yang mewujudkan standart "zero accident".

Dalam Safety Briefing tersebut penulis berkesempatan untuk

terlibat dalam sharing dengan para karyawan terutama dari divisi Plant

Controller, Human Resources, dan divisi Stakeholder Relation agar

dapat belajar lebih dalam mengenai kondisi dan standart “safety” yang

mereka jalankan. Sesi safety briefing ini sekaligus dimanfaatkan oleh

masing-masing karyawan untuk saling mengevaluasi perilaku kerja

mereka selama satu minggu sebelumnya. Setelah masing-masing orang

memperoleh kesempatan untuk menyampaikan berbagai kejadian dan

peristiwa yang berkaitan dengan keselamatan dan kecelakaan dengan

tujuan agar setiap orang mampu mengambil nilai dan pelajaran penting

dari berbagai peristiwa tersebut, sehingga mampu menghindarkan diri

mereka dari berbagai keadaan “unsafe condition” baik saat di dalam

maupun di luar area kerja.

Kemudian moderator akan memberikan kesempatan bagi

masing-masing orang untuk saling mengevaluasi perilaku kerja dan

kondisi-kondisi yang dianggap dapat membuat rekan kerja maupun

Page 58: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

69

dirinya berada dalam kondisi yang berbahaya selama berada di area

kerja. Selain itu, pada kesempatan ini pula akan disampaikan mengenai

target mingguan yang ingin dicapai oleh perusahaan, terutama

berkaitan dengan aspek safety dan beberapa aspek lain seperti quality,

dan productivity plant. Aspek safety dalam hal ini menjadi salah satu

target penting yang harus dicapai, karena pada setiap bulannya akan

dilakukan audit dari pihak internal, cross plant, maupun external

perusahaan. Audit akan dilakukan sesuai dengan standart dan

ketentuan dalam sistem yang disebut dengan “WISE System” yang

telah dibuat oleh Head Office Danone Aqua.

c. Laporan Media

Penulis bersama dengan tim sustainable development Aqua

setiap harinya diwajibkan untuk melaporkan berbagai pemberitaan dari

media cetak maupun elektronik terutama yang dinilai berkaitan dengan

bisnis perusahaan. Misalkan saja pemberitaan terkait ekonomi,

lingkungan, sumberdaya air, bencana, dsb yang dinilai memberi

pengaruh terhadap perusahaan. Pemberitaan yang diambil terutama

dikhususkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar area

perusahaan (terutama Lingkup Pasuruan).

Tujuan dari aktivitas laporan media ini adalah agar tim divisi

sustainable development dapat menangkap informasi lebih dini yang

berhubungan dengan perusahaan sebagai langkah antisipatif bagi

perusahaan. Informasi ini kemudian menjadi salah satu informasi

Page 59: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

70

penting yang akan disampaikan dalam meeting sehingga dapat menjadi

salah satu acuan dan bahan pertimbangan perusahaan dalam

merumuskan berbagai kebijakan terutama yang berhubungan dengan

stakeholder, maupun dalam hal perumusan dan implementasi program

CSR mereka.

Page 60: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

71

Misalkan saja ketika terdapat media cetak yang memuat berita

mengenai terjadinya kebakaran hutan di Gunung Arjuna yang

merupakan salah satu hutan yang menjadi wilayah tangkapan air utama

Aqua Pandaan, penulis dan tim dapat segera mengagendakan meeting

dengan divisi terkait untuk segera merumuskan langkah dan kebijakan

apa yang perlu diambil oleh perusahaan untuk menanggulangi

permasalahan tersebut. Hal ini yang menjadi salah satu alasan utama

mengapa aktivitas laporan media menjadi begitu penting. Karena

melalui laporan media tersebut perusahaan mampu dengan cepat

memberikan respon atas berbagai peristiwa penting yang dinilai

berkaitan dengan mereka. Adapun beberapa media cetak yang menjadi

sumber utama penulis dan tim sustainable development gunakan

sebagai sumber dalam laporan media adalah Jawa Pos, Kompas, Radar

Bromo, dan Radar Bangil-Pasuruan.

Tabel 2.3 Tabel Liputan Media

Page 61: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

72

d. Diskusi mengenai UU CSR yang diterapkan pemerintah Indonesia

terhadap perusahaan

Pada masa awal pelaksanaan magang penulis memperoleh

banyak kesempatan untuk berdiskusi dengan pembimbing magang di

lapangan, yang juga sekaligus manager dari divisi stakeholder relation

yang bertanggungjawab langsung terkait CSR yang dilaksanakan oleh

Danone Aqua Pandaan, yaitu Bpk Fafit Rahmat Aji. Pada kesempatan

tersebut penulis kemudian banyak menggali informasi mengenai

persepsi dan opini pembimbing sebagai representasi perusahaan

terhadap isu CSR itu sendiri.

Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggungjawab

sosial perusahan dipandang oleh Danone Aqua sebagai sebuah

komitmen ganda. Bagi perusahaan, pencapaian kinerja ekonomi dan

perhatian terhadap aspek sosial harus mampu berjalan beriringan.

Selama ini perusahaan berupaya berpegang teguh terhadap komitmen

tersebut sehingga tercipta keseimbangan antara keberhasilan ekonomi

yang mereka peroleh dengan kemajuan sosial yang tengah mereka

Page 62: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

73

upayakan. Sehingga CSR tidak lagi dikategorikan sebagai sebuah

kewajiban ataupun hak bagi perusahaan. Kontribusi sosial yang

diberikan kepada masyarakat juga tidak lagi hanya berorientasi pada

hasil, melainkan lebih berupaya untuk mengutamakan proses yang

terjadi dan terciptanya unsur pemberdayaan di masyarakat yang

menerima CSR.

Di Indonesia sendiri, selama kurun waktu sepuluh tahun

terakhir isu mengenai CSR memang merupakan sebuah isu yang

begitu menarik untuk dibahas. Bahkan pemerintah sendiri kemudian

menetapkan kebijakan yang berfungsi untuk mengatur CSR tersebut

melalui UU NO.40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Selain

itu saat ini juga tengah dibahas sebuah RUU Perseoran Terbatas yang

rencananya akan mewajibkan seluruh Perseroan untuk melaksanakan

tanggung jawab sosial, terutama bagi mereka yang menjalankan usaha

yang berkaitan dengan sumberdaya alam. Hal ini yang kemudian

berkembang menjadi sebuah polemik, yang melatarbelakangi

ketertarikan penulis untuk mengetahui tanggapan Danone Aqua

sebagai perusahaan asing yang menjadi objek dari kebijakan tersebut,

sejauh mana penilaian mereka mengenai kebijakan tersebut,dan

perlukah CSR itu sendiri diatur.

Selama diskusi pembimbing menuturkan mengenai

pandangannya terhadap pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah

Indonesia terkait kewajiban CSR bagi perusahaan. Menurut beliau,

Page 63: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

74

pengaturan terkait kewajiban CSR bagi perusahaan itu sebenarnya

tidak perlu dilakukan. Mengingat pengaturan yang dilakukan

pemerintah tersebut rencananya juga akan menyentuh pada besaran

anggaran CSR yang akan dialokasikan oleh perusahaan. Hal ini dinilai

akan berdampak pada terganggunya iklim usaha. Peraturan ini juga

dinilai sebagai sesuatu yang memberatkan bagi dunia usaha karena

selama ini perusahaan juga telah mengalokasikan dana yang cukup

besar untuk pembayaran pajak kepada negara. Ketidaksetujuan ini juga

didasarkan pada pertimbangan bahwa kesejahteraan masyarakat serta

tugas sosial lainnya juga menjadi tanggungjawab yang harus dipikul

oleh pemerintah.

Sebaliknya pengaturan terkait dampak lingkungan dan juga

limbah hasil produksi masih dinilai sebagai sesuatu yang lazim

dilakukan oleh pemerintah, untuk mengatasi dampak dan kerusakan

yang mungkin timbul akibat operasional perusahaan. Namun kebijakan

yang kemudian mewajibkan adanya kontribusi sosial bagi masyarakat

seolah menjadi sebuah paksaan yang dinilai kurang tepat. Karena

perusahaan seperti Danone sendiri terus berupaya memegang teguh

komitmen ganda mereka untuk terus berkontribusi pada pemberdayaan

sosial masyarakat serta lingkungan. Perusahaan menilai harmonisasi

antara kemajuan bisnis dan tanggungjawab sosial yang mereka lakukan

yang akan membuat mereka tumbuh semakin besar dan kokoh.

Perusahaan seperti Danone juga menyadari pentingnya keberadaan

Page 64: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

75

lingkungan dan ketersediaan air bagi operasional mereka. Sehingga

keperdulian terhadap sosial dan lingkungan mampu tumbuh dengan

sendirinya.

Itulah sebabnya perusahaan menilai bahwa tanggung jawab

sosial perusahaan atau CSR itu tidak harus menjadi sebuah ketentuan

yang mengikat, karena selain berdampak negatif hal itu juga seringkali

akan membebani operasional perusahaan.

e. Peninjauan ke aktivitas pembangunan Tandon Warga sebagai

salah satu dari serangkaian aktivitas dalam program CSR

“WASH” milik Danone Aqua Pandaan yang tengah berjalan

Program Water Access Sanitation and Hygiene (WASH)

merupakan satu dari ketiga program utama CSR yang dijalankan oleh

Aqua Plant Pandaan. Program WASH sendiri dilaksanakan di Dusun

Jati Anom sebagai salah satu wilayah yang berada dalam area ring 1

perusahaan. Secara keseluruhan tujuan utama dari program ini adalah

untuk memenuhi dan mengembangkan Sarana Air Bersih (SAB),

peningkatan Sanitasi Lingkungan, serta menciptakan pola dan Perilaku

Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) di masyarakat. Dusun Jati Anom

sendiri merupakan salah satu dusun yang berada dalam wilayah desa

Karangjati, kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Letak dusun ini

sendiri berada di sebelah utara pabrik Danone Aqua Pandaan, dengan

jumlah penduduk sebanyak 205 KK.

Page 65: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

76

Sumber air bersih yang menjadi tumpuan utama bagi warga

dusun selama ini berasal dari lingkungan pabrik, dan sekaligus bentuk

penyaluran dari overflow bahan baku utama pada awal pabrik Danone

Aqua beroperasi. Seiring dengan potensi air yang makin berkurang

ditambah peningkatan produksi air minum kemasan, maka cepat atau

lambat upaya pemisahan harus mulai diinisiasi. Salah satu upaya ini

adalah dengan cara membantu warga dusun untuk mencari sumber

mata air baru dan membangun sarana prasarana air bersih untuk

dialirkan pada instalasi yang telah termanfaatkan selama ini.

Dengan adanya instalasi air bersih yang sepenuhnya dikelola

masyarakat maka permasalahan berkurangnya debit air maupun

terputusnya pasokan air dapat secepatnya teratasi dengan cepat dan

tepat. Dalam implementasi program tersebut, Aqua kemudian

menggandeng LSM Paramitra sebagai mitra kerja mereka. Sesuai

dengan workplan yang telah disepakati bersama maka program WASH

mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 hingga bulan Mei 2013.

Berikut merupakan gambaran umum mengenai rangakaian

pelaksanaan program WASH yang menjadi salah satu tugas utama

yang dilaksanakan oleh penulis selama menjalankan aktivitas magang,

diantaranya:

1. Program WASH mulai dijalankan dengan melakukan koordinasi

persiapan pelaksanaan program dengan pemerintah desa. Hal ini

bertujuan untuk mencapai kesepakatan dan pemahaman bersama

Page 66: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

77

antara pihak Aqua, LSM, dan pemerintah dusun mengenai maksut

dan tujuan program yang akan dijalankan.

2. Setelah melakukan berbagai persiapan yang diperlukan, pihak

LSM dengan didampingi oleh pihak Aqua kemudian melakukan

pemetaan sosial terkait potensi dan masalah yang ada, serta

penggalian gagasan masyarakat mengenai Sistem Air Bersih dan

Sanitasi. Dalam hal ini pemetaan yang dilakukan tidak hanya

sebatas pada kondisi masyarakat dan kelembagaan yang ada,

namun juga mencakup konflik kepentingan yang ada didalamnya.

Selain itu pemetaan juga menyentuh potensi dan permasalahan air

bersih yang ada di Dusun Jati Anom. Mengingat selama ini warga

menilai air bersih yang ada masih belum/ kurang mencukupi

kebutuhan warga.

3. Pasca melakukan pemetaan, aktivitas berikutnya yang dijalankan

adalah pertemuan yang dilakukan antara pihak LSM Paramitra,

Pihak Aqua, bersama masyarakat untuk membentuk panitia

pelaksana pembangunan dan penentuan opsi Sarana Air Bersih

(SAB) yang akan dibangun. Dalam hal ini panitia SAB yang

terbentuk merupakan perwakilan warga dari empat RT yang ada,

yang kemudian bersama-sama memutuskan untuk membangun 1

sumur bor dan tandon air dengan kapasitas yang besar yang

rencananya akan mampu mengcover kebutuhan air dari 205 KK

yang ada.

Page 67: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

78

4. Setelah melakukan berbagai survey terkait lokasi dan pengukuran

jaringan air bersih, maka tahap pengeboran sumur mulai dilakukan

pada tanggal 4 April hingga 30 Mei 2013. Pelaksanaan pengeboran

dilakukan selama 52 hari efektif, dengan kedalaman sumur

mencapai 60 meter dengan menggunakan jasa pengeboran. Pasca

pengeboran kemudian dilakukan tahapan pumping test dengan

tujuan untuk mengecek debit air yang ada. Sesuai dengan

kedalaman sumur dan kebutuhan debit air guna memenuhi

kebutuhan warga maka dilakukan pemasangan pompa sumur

dalam (Submersible) dan pemasangan jaringan listrik pada tanggal

16 Mei 2013.

5. Pasca penyelesaian pengeboran sumur, aktivitas kemudian beralih

pada pembangunan tandon air untuk warga yang telah disesuaikan

dengan kesepakatan bersama. Maka dibangunlah tandon air dengan

volume 4x4x2m dengan tinggi pilar penyangga setinggi 3 meter.

Rencana pembangunan tandon itu sendiri dijadwalkan akan

dilaksanakan selama 35 hari terhitung sejak tanggal 25 Mei 2013.

Dalam hal ini pihak Aqua yang diwakili oleh tim sustainable

development kemudian menyerahkan perihal perumusan design

dan pemilihan pelaksana kontraktor tandon kepada kesepakatan

panitia pelaksana pembangunan, LSM Paramitra dan warga

sebagai salah satu bentuk pemberdayaan.

Page 68: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

79

6. Namun aktivitas pembangunan tandon air yang sebelumnya

diperkirakan hanya akan memakan waktu 35 hari untuk kemudian

segera dialirkan kepada warga, ternyata mengalami berbagai

kendala yang membuatnya mundur dari target semula. Bahkan

dapat dikatakan tahapan pembangunan tandon air merupakan

masalah utama yang menghambat keberhasilan program CSR

WASH secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan proses

pembangunan tandon yang mengacu pada kesepakatan bersama

antara panitia pelaksana, pihak LSM, serta masyarakat sekitar

ternyata mengalami kebocoran dan keretakan yang cukup parah.

Tandon tersebut bocor dan retak karena bangunan dasar (pondasi)

yang tidak mampu menahan berat air yang ada. Dimana

diperkirakan berat air pada saat tandon terisi air penuh ± 30.000m³.

7. Pada masa-masa awal peninjauan, penulis bersama dengan tim

sustainable development Aqua Pandaan terjun untuk secara

langsung mengecek kondisi tandon sebagai bentuk respon awal

atas pengaduan warga. Selama menjalankan aktivitas tersebut

penulis tidak hanya melakukan dokumentasi saja, namun penulis

lebih dituntut untuk ikut aktif berdiskusi, menganalisa, dan

mengungkapkan gagasan-gagasan yang dapat digunakan sebagai

solusi alternatif. Setelah meninjau langsung ke lokasi tandon,

penulis bersama tim sustainable development kemudian menggelar

meeting bersama dengan pihak panitia, masyarakat, serta LSM

Page 69: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

80

Paramitra. Dalam meeting tersebut masyarakat dan panitia

mengutarakan kekecewaan mereka kepada pihak Aqua dan LSM

Paramitra yang dinilai bertanggungjawab secara langsung terhadap

permasalahan tersebut. Sedangkan pihak LSM sendiri kemudian

menilai bahwa permasalahan kebocoran dan keretakan tandon

terjadi akibat kesalahan bersama (pihak panitia, masyarakat, dan

LSM Paramitra sendiri). Sehingga dalam meeting tersebut

kemudian sempat terjadi perdebatan tajam antara pihak LSM

dengan panitia dan masyarakat. Pihak Aqua sendiri yang diwakili

oleh tim sustainable development lebih berupaya untuk

menjalankan peran netral dan bertindak sebagai mediator konflik

bagi masing-masing pihak. Selain itu menanggapi permasalahan

tersebut, sebagai perwakilan perusahaan tim kemudian berusaha

untuk memberi dukungan kepada seluruh pihak dan mengarahkan

diskusi pada upaya untuk menemukan solusi untuk mengatasi

permasalahan yang ada dibanding bersikap saling menyalahkan

masing-masing pihak.

8. Pada akhirnya setelah melakukan meeting dan diskusi dengan

seluruh pihak terkait, kemudian diperoleh kesepakatan bersama

untuk mengatasi masalah keretakan dan kebocoran tandon dengan

melakukan perbaikan tandon, dan segera membangun jaringan pipa

irigasi untuk menyalurkan air tersebut kerumah-rumah warga.

Page 70: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

81

9. Perbaikan awal tandon dilakukan dengan terlebih dahulu

menggelar meeting antara LSM Paramitra, panitia pembangunan

tandon, serta tim sustainable development Danone Aqua Pandaan

dengan mendatangkan pihak Konsultan Bangunan untuk

membahas tindak lanjut permasalahan tandon di basecamp

Karangjati. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya

pengulangan kesalahan dalam rancangan struktur dan bahan

bangunan tandon. Hasil pengecekan yang dilakukan oleh konsultan

teknik yang didatangkan langsung oleh tim sustainable

development Aqua menyatakan bahwa terdapat kesalahan dan

kegagalan dalam beberapa bagian konstruksi bangunan tandon dan

menyarankan untuk melakukan perbaikan dengan merubah

beberapa bagian dan design tandon sebelumnya.

10. Pasca pengecekan dan meeting tersebut dilakukan, tim sustainable

development bersama penulis kemudian menyampaikan

perkembangan dan solusi yang disepakati bersama kepada pihak

perusahaan. Dalam meeting internal tersebut hadir manager dari

beberapa divisi utama serta Plant Manager Danone Aqua Pandaan.

Secara keseluruhan, hasil meeting internal memutuskan untuk

merumuskan back-up plan dengan menggandeng vendor milik

internal perusahaan yang secara sengaja tidak disampaikan kepada

pihak panitia, LSM Paramitra dan masyarakat dengan tujuan untuk

menghindari terciptanya ketergantungan antara masyarakat dengan

Page 71: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

82

pihak perusahaan, serta agar pihak LSM dapat menjadikan masalah

ini sebagai pembelajaran dan pengalaman berharga serta

memegang teguh tanggung jawab dan kredibilitas mereka.

Keputusan lain yang cukup penting yang diperoleh dari meeting

tersebut juga salah satunya membahas mengenai perlunya tim

sustainable development untuk lebih aktif dalam melakukan

monitoring dan pengecekan terhadap aktivitas perbaikan tandon

warga yang retak dan bocor.

11. Tanggung jawab pengerjaan perbaikan tandon sesuai dengan saran

yang diberikan oleh konsultan dalam pertemuan sebelumnya

kemudian dilimpahkan kepada tim teknis dari LSM Paramitra yang

sebelumnya telah dianggap melakukan kesalahan oleh masyarakat

semasa pembangunan tandon. Design tandon yang dinilai lemah

dan bahkan struktur dan kualitas bahan bangunan tandon yang

buruk dinilai sebagai penyebab utama terjadinya kebocoran dan

keretakan tandon. Secara keseluruhan tim teknis LSM Paramitra

memang memiliki wewenang untuk menunjuk pekerja

pembangunan tandon sebelumnya. Oleh sebab itu, panitia dan

masyarakat menilai mereka sebagai pihak utama yang seharusnya

melakukan perbaikan dengan menunjuk pekerja konstruksi baru

yang jauh lebih kompeten. Pada mulanya peninjauan tim

sustainable development bersama dengan penulis yang secara rutin

dilakukan terhadap aktivitas pengerjaan perbaikan tandon warga

Page 72: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

83

menunjukkan hasil yang cukup mengecewakan. Hal ini

dikarenakan pengerjaan perbaikan tandon yang dilakukan oleh

LSM Paramitra seringkali molor, tidak sesuai dengan jadwal dan

tak kunjung usai. Menanggapi hal tersebut, penulis bersama

dengan tim sustainable development kemudian menggelar meeting

kecil bersama dengan ketua teknis dan keuangan LSM Paramitra

untuk melakukan konfirmasi dan memberikan tenggat waktu

perbaikan sebagai bentuk langkah tegas untuk mendisiplinkan

pihak-pihak yang tengah berkepentingan dalam proyek agar

bekerja sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati bersama.

Sehingga pengerjaan perbaikan dapat secepatnya dilakukan dan air

dapat segera dialirkan kerumah-rumah warga.

12. Pada tanggal 03 Oktober 2013 pengerjaan perbaikan tandon

akhirnya rampung. Tim sustainable development bersama dengan

penulis kemudian melakukan peninjauan tahap akhir ke tandon

warga untuk memastikan kondisi tandon tidak lagi mengalami

keretakan dan kebocoran. Dalam peninjauan kali ini penulis

kemudian melakukan pengecekan dan dokumentasi langsung ke

beberapa bagian tandon yang dinilai krusial (pondasi, tiang

penyangga utama, tangga naik, dinding dalam bak air, serta

indikator air) dimana secara keseluruhan dapat dikatakan sudah

berfungsi dengan baik. Keesokan harinya, tanggal 04 Oktober 2013

penulis bersama tim sustainable development kemudian melakukan

Page 73: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

84

trial terakhir untuk memastikan kondisi tandon bersama dengan

panitia pelaksana, tim teknis LSM Paramitra, serta beberapa

perwakilan warga. Setelah menilai kondisi dan kesiapan tandon

dengan melakukan uji coba dinilai cukup, tim kemudian langsung

melakukan meeting tahap lanjutan untuk membahas pengerjaan

pipa irigasi untuk mengalirkan air tandon ke rumah-rumah warga

bersama Panitia dan LSM Paramitra di Basecamp Paramitra Desa

Karangjati. Meeting kemudian digelar dengan agenda koordinasi

bersama Ketua Panitia pembangunan Tandon Warga, yaitu Bpk

Arif untuk melakukan pengerjaan pipa irigasi dan distribusi air

tandon ke rumah-rumah warga. Pemasangan pipa irigasi ini

dijadwalkan akan berlangsung selama 3 hari. Pemasangan irigasi

dilakukan dengan memotong sebagian besar pipa air utama dari

perusahaan ke rumah-rumah warga dan menggantinya dengan pipa

yang terhubung langsung dengan tandon air sebagai bentuk

pemisahan sesuai dengan salah satu tujuan utama yang ingin

dicapai dari proyek tersebut.

13. Pasca pemasangan pipa irigasi usai, pada tanggal 07 Oktober

penulis bersama dengan tim sustainable development, panitia, tim

teknis LSM Paramitra dan perwakilan warga melakukan

pengecekan dan trial pengaliran air dari tandon ke rumah-rumah

warga. Air dari tandon akhirnya berhasil mengalir ke seluruh

rumah warga dengan debit yang cukup besar dan segera dapat

Page 74: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

85

digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Namun tim kemudian secepatnya melakukan koordinasi kembali

untuk menjadwalkan pembahasan terkait pengelolaan Saluran Air

yang telah berhasil dibangun seperti sumur bor dan tandon air.

Diharapkan nantinya akan terbentuk sebuah kelembagaan

pengelolaan air sebagaimana yang tertuang dalam Logical

Framework dan Workplan program WASH. Pembentukan lembaga

ini nantinya akan dapat digunakan sebagai salah satu indikator

keterlibatan dan kemandirian masyarakat Dusun Jati Anom ketika

program benar-benar berakhir. Sejauh ini tim dan LSM masih

berupaya untuk mendoorong Lembaga yang ada seperti Panitia

Pelaksana Pembangunan dan Karang Taruna Dusun Jati Anom.

Penyiapaan kelembagaan nantinya juga akan berupaya memetakan

potensi lembaga Dusun Jati Anom dan akan menjadwalkan

musyawarah rutin dengan panitia Saluran Air Bersih. Dalam

musyarawah nantinya juga membahas mengenai mekanisme dan

aturan pengelolaan sarana air bersih yang telah dibangun.

f. Meeting SSMA (Sekolah Sahabat Mata Air) bersama dengan LSM

Satu Daun dan Perwakilan Head Office Danone Aqua

Salah satu meeting yang cukup penting yang penulis hadiri

selama menjalankan aktivitas magang, salah satunya adalah meeting

mengenai rencana pembentukan program CSR Danone Aqua yang

bertajuk Sekolah Sahabat Mata Air (SSMA) yang di gelar di Watu

Page 75: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

86

Agung, Pandaan Jawa Timur. Meeting kali ini dihadiri oleh penulis

bersama tim sustainable development dari Danone Aqua Pandaan,

LSM Satu Daun, dan Perwakilan Head Office Aqua yang menangani

bidang sustainable development (Bpk.Arief). Meeting tersebut menjadi

salah satu meeting awal pada saat penulis melakukan aktivitas PKN,

karena dalam pertemuan tersebut penulis memperoleh beragam

pengetahuan dan informasi awal mengenai program-program CSR

yang dilakukan melalui mekanisme kerjasama dengan mitra LSM.

Pada meeting tersebut kemudian dibahas mengenai latar

belakang pembentukan program CSR Sekolah Sahabat Mata Air.

Diuraikan bahwa grand design program CSR Danone Aqua Indonesia

yang bertajuk “Aqua Lestari” berawal dari adanya kesadaran atas

lingkungan. Aqua Lestari sendiri berfokus pada empat hal utama, yaitu

:

1. Pelestarian Air dan Lingkungan

Core bisnis Aqua yang bertumpu pada sumber daya air,

kemudian membuat Head Office Danone Aqua Indonesia

memutuskan untuk mewajibkan setiap pabrik Aqua di

Indonesia untuk merancang berbagai program-program

sustainable development yang bergerak pada bidang pelestarian

air dan juga lingkungan.

2. Praktik Perusahaan Ramah Lingkungan

Page 76: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

87

Tidak hanya dilaksanakan dalam bentuk program CSR, namun

hal tersebut juga dipraktikkan dalam internal perusahaan.

Perusahaan Aqua berupaya menerapkan nilai-nilai ramah

lingkungan ini dalam perusahaan misalnya saja dengan adanya

program Water Ratio, Hemat Energi (dengan berupaya

meminimalisir penggunaan energi melalui pembesaran jendela-

jendela perusahaan dan penggantian lampu diruang kantor dan

area produksi dengan lampu hemat energi, pembangunan

penerangan jalan menggunakan solar cell, heater), Zero Waste

(penanganan limbah dan sampah pabrik menggunakan konsep-

konsep yang ramah lingkungan).

3. Pengelolaan Distribusi Produk

Daur ulang terakhir produk sampah plastik yang dihasilkan

oleh Aqua dikelola melalui sebuah program CSR yang bertajuk

“Sampah Rupiah” dengan tujuan untuk menarik kembali

sampah-sampah yang ada di masyarakat untuk di re-use

kembali. Program ini sendiri telah lebih dahulu dilaksanakan

sebelum kehadiran penulis sebagai peserta magang. Inisiasi

tehadap Program CSR “Sampah Rupiah” dilakukan mengingat

kemasan Aqua jenis sampah yang banyak diminati oleh

pemulung, sehingga dalam rangkaian program tersebut juga

diinisiasi sebuah program yang ditujukan bagi terciptanya

pemberdayaan untuk para pemulung.

Page 77: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

88

4. Pelibatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Unsur pelibatan dan pemberdayaan masyarakat yang menjadi

salah satu tujuan utama diimplementasikan Danone Aqua

dengan menggandeng LSM sebagai mitra kerjanya. LSM disini

merupakan ujung tombak pelaksanaan CSR dengan tujuan

utama pemberdayaan masyarakat. Perusahaan Danone Aqua

Pandaan sendiri dalam implementasi program CSRnya

menggandeng tiga LSM yaitu SII, Satu Daun, dan Paramitra.

Tujuan utama program CSR Aqua yang berupaya untuk

melakukan pengembangan masyarakat yang berbasis pada

pengelolaan sumberdaya air secara berkelanjutan dirumuskan

dengan mengacu pada sebuah konsep CSR yang terintegrasi.

Gambar 2.2.Konsep CSR Danone Aqua yang Terintegrasi

Target : Program yang tidak besar, diutamakan mengcover

keseluruhan area ring I perusahaan, namun dilakukan dengan

bertanggung jawab dan secara bertahap

Konsep : Program CSR yang di design berdasarkan pengembangan

potensi yang sudah ada, terutama potensi ekonomi masyarakat2 Sumber Mata Air: Gunung Bromo Gunung Arjuna

2 Sumber Mata Air: Gunung Bromo Gunung Arjuna

Merupakan Area Konservasi yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air (Pertahanan SDAir)

Merupakan Area Konservasi yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air (Pertahanan SDAir)

TengahTengah

Hilir

Hulu

AQUAAQUA

Page 78: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

89

1. Rencananya di area hilir akan dilaksanakan program Sekolah

Sahabat Mata Air (SSMA) dengan menggandeng Stake Holder

dan mengkaderisasi para siswa sekolah sebagai aspek dan

upaya politik.

2. Operasional bisnis Aqua dilakukan dibawah 2 lapisan air

permukaan. Namun Aqua tetap berupaya memfasilitasi

masyarakat yang merasa bahwa debit airnya berkurang ataupun

terambil.

3. Project WASH yang dilaksanakan oleh Danone Aqua Pandaan

dengan menggandeng mitra LSM Paramitra, dan Danone Aqua

Keboncandi dengan menggandeng mitra LSM SII,

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengatasi isu-isu kekeringan

dan kekurangan air.

4. Dalam hal ini Aqua merupakan satu-satunya perusahaan yang

berupaya membangun dan melaksanakan sustainable

agriculture.

5. Dalam meeting juga ada dibahas mengenai adanya rencana

penyatuan program level economic development tahun depan

Page 79: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

90

ke level yang lebih tinggi, yaitu level kabupaten. Sedangkan

program konservasi telah sebelumnya ditarik ke level

kabupaten Pasuruan.

6. Dalam meeting juga disebutkan mengenai aspek peningkatan

project management dengan memperhatikan aspek-aspek

berikut sebagai tujuan utama yang ingin dicapai, diantaranya :

a. Mencapai goal perusahaan

b. Mengelola Sumber Daya (People, Time, Money)

c. Membangun mekanisme prosedur yang efektif

Project management ini sangat dibutuhkan untuk mengukur

keberhasilan upaya yang telah dilakukan dalam mencapai

tujuan. Sehingga project management secara otomatis juga

akan menggerakkan semua pihak yang terlibat untuk patuh

pada aturan yang sama.

2. Meeting juga diakhiri dengan pembagian tugas dan jenis-

jenis project CSR yang akan dilaksanakan oleh para mitra

Danone Aqua Pandaan.

a. Yayasan Satu Daun akan bertanggungjawab

terhadap program CSR Hutan Asuh yang telah

dilaksanakan di Desa Jatiarso, Lereng Gunung

Arjuna, dimana program CSR tersebut telah

berlangsung sejak tahun 2009. Dalam hal ini LSM

bertindak sebagai mediator yang menjalankan

Page 80: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

91

fungsi mediasi kepada masyarakat yang

mengimplementasikan program.

Rencananya warga Desa Jatiarso sendiri akan

memperoleh mesin destilasi sebagai bentuk

kompensasi dari pelaksanaan pembibitan kopi, dan

tanaman sengon laut sebagai salah satu dari

rangkaian aktivitas dalam program CSR Hutan

Asuh.

b. Yayasan Satu Daun juga akan bertanggungjawab

terhadap program CSR Sekolah Sahabat Mata Air

yang telah berupaya diimplementasikan secara

bertahap sejak periode 2009 dan akan berakhir pada

periode 2014 nanti. Implementasi CSR SSMA akan

dilakukan bertahap, dengan tahapan sebagai

berikut :

Assessment di tingkat sekolah

Kaderisasi

Kampanye dan Implementasi

program lingkungan di tingkat

sekolah

Kampanye dan implementasi

program lingkungan diluar sekolah

Kewirausahaan lingkungan

Page 81: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

92

Pembentukan dan kompetisi serta

penghargaan Sekolah Mandiri

Berwawasan Lingkungan

c. LSM Paramitra akan bertanggungjawab terhadap

porgram CSR WASH yang dilakukan di wilayah

Danone Aqua Pandaan.

d. Sedangkan LSM SII akan bertanggungjawab

terhadap program CSR WASH bagi wilayah

Danone Aqua Keboncandi, serta program CSR

Integrated Community Development (ICD) di

wilayah Danone Aqua Pandaan.

g. Sosialisasi dan Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana (PRB)

serta rencana pembentukan desa tangguh Jawa Timur bersama

BPBD Kab Pasuruan, beberapa perwakilan LSM, serta

Perwakilan Dunia Usaha di Tretes Raya Pasuruan

Pada tanggal 24 Agustus 2013 penulis bersama dengan tim

sustainable development berkesemapatan untuk menghadiri undangan

BPBD Provinsi Jawa Timur berkaitan dengan Sosialisasi dan Pelatihan

Pengurangan Resiko Bencana (PRB) serta Rencana Pembentukan Desa

Tangguh Jawa Timur di Hotel Tretes Raya, Pasuruan. Sosialisasi dan

Pelatihan ini berlangsung selama dua hari berturut-turut. Namun

karena keterbatasan waktu, penulis hanya dapat menghadiri sosialisasi

dan pelatihan yang dilakukan pada hari pertama. Dalam acara ini juga

Page 82: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

93

turut hadir BPBD Kabupaten Pasuruan sebagai salah satu eksternal

stakeholder Danone Aqua Pandaan, serta beberapa perwakilan LSM.

Danone Aqua Pandaan sendiri merupakan salah satu perwakilan dari

dunia usaha yang turut diundang bersama dengan beberapa perwakilan

lainnya seperti Nestle dan Bank Jatim.

Gambar 2.3 Materi Sosialisasi dan Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana

(PRB) bersama BPBD Provinsi Jawa Timur

Sosialisasi dan pelatihan tersebut secara umum membahas mengenai :

Page 83: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

94

1. Bahwa saat ini upaya Pengurangan Resiko Bencana (PRB) cenderung

lebih proaktif, terutama sejak terbentuknya:

a. (International Strategy for Disaster Reduction) ISDR pada

tahun 2000

b. Tercetusnya Hyogo Framework for Action (HFA).

c. Dan Kesepakatan yang tertuang dalam amanat Deklarasi

Yogyakarta 2012

Maka upaya-upaya untuk membangun gerakan PRB dilakukan dengan

tujuan utama untuk mengurangi resiko bencana di seluruh dunia

dengan fokus pada tingkat nasional dan masyarakat. Implementasi

PRB sendiri dirumuskan dengan berpedoman pada instrumen HFA

tahun 2005-2015. Sarana yang digunakan untuk implementasi PRB

adalah melalui pergerakan sistem ISDR.

2. HFA sendiri mempunyai tujuan strategis, yaitu:

a. Integrasi PRB ke dalam kebijakan dan perencanaan program

pembangunan berkelanjutan;

b. Pengembangan dan penguatan lembaga, mekanisme dan

kapasitas untuk membangun ketahanan terhadap bahaya;

c. Secara sistematis memadukan pendekatan-pendekatan

pengurangan risiko ke dalam pelaksanaan program-program

kesiapsiagaan terhadap keadaan darurat, tanggap darurat dan

pemulihan.

Page 84: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

95

3. Selain terdapat 3 strategi, HFA juga mempunyai 5 prioritas aksi, yaitu:

a. Memastikan bahwa PRB merupakan sebuah prioritas nasional

dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat;

b. Mengidentifikasi menjajaki dan memonitor risiko-risiko

bencana dan meningkatkan peringatan dini;

c. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk

membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di

semua tingkat;

d. Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasar, seperti :

Manajemen lingkungan dan sumber daya alam

Praktik-praktik pembangunan sosial dan ekonomi

Tata-guna lahan, IMB dan alat ukut teknis lainnya

e. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk respon

yang efektif di semua tingkat.

4. Hal-hal yang dapat dilakukan di berbagai tingkatan yang terdapat di

dalam sistem ISDR adalah PRB di tingkat nasional, regional, dan

global. Untuk menjalankan aksi tersebut, diperlukan sarana, dalam hal

ini “forum” di tingkat nasional, regional maupun global. Selain itu

telah dibentuk juga forum-forum yang bersifat tematik, misalnya untuk

bidang pendidikan, untuk bidang peringatan dini, dsb.

Sedangkan program ISDR difokuskan untuk mendukung koordinasi

upaya-upaya internasional dan regional untuk mendukung kapasitas

Page 85: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

96

nasional dan lokal dalam melaksanakan upaya-upaya pengurangan

risiko bencana.

Di tingkat nasional, forum tersebut dikenal dengan sebutan Platform

Nasional Pengurangan Risiko Bencana yang dibentuk pada tahun 2009

melalui proses kajian capaian PRB di tingkat nasional. Anggota dari

Platform Nasional ini adalah perwakilan dari berbagai kelompok

pemangku kepentingan seperti pemerintah, lembaga usaha, media,

perguruan tinggi, LSM/organisasi masyarakat, dsb. Platform PRB ini

merupakan mitra BNPB dalam menggalakkan PRB di tingkat nasional

dan mendukung upaya-upaya BNPB dalam mendorong pelaksanaan

PRB di lintas sektor.

Di tingkat regional (Asia), forum yang dibentuk adalah Asian

Ministerial Conference for Disaster Risk Reduction (AMCDRR) –

yaitu forum pertemuan tingkat menteri dari negara-negara Asia yang

diselenggarakan setiap dua tahun sekali, yang pertama diselenggarakan

di Beijing, China, yang kedua diselenggarakan di India, yang ketiga di

Malaysia, keempat di Incheon, Korea dan yang terakhir, AMCDRR

ke–5 di Yogyakarta, Indonesia pada bulan Oktober tanggal 22 hingga

25. Namun mitra negara-negara Asia yang berada di Pacific juga turut

di undang dalam deklarasi tersebut. Sedangkan di tingkat Global,

forum yang dibentuk adalah Global Platform for Disaster Reduction

yang telah diselenggarakan sejak 2007 dan diadakan setiap 2 tahun

sekali, di Jenewa, Swiss.

Page 86: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

97

5. Di tingkat lokal, kajian kemajuan capaian PRB dilakukan dengan

menggunakan Local Government Self Assessment Tool (LG-SAT).

LG-SAT ini baru dilakukan pertama kali untuk periode pelaporan 2011

– 2013. Sebagai latar belakang, ISDR telah melakukan Mid-Term

Review untuk capaian HFA pada tahun 2010 dan hasilnya

menunjukkan implementasi PRB di tingkat nasional sudah cukup

memadai di berbagai negara. Namun capaian HFA di tingkat lokal

masih sangat kurang sementara pihak/tingkat daerah merupakan garda

depan yang harus melakukan tanggap darurat bencana bilamana terjadi

bencana, dan juga melakukan upaya-upaya pengurangan risiko

bencana, pencegahan, dsbnya. Oleh karena itu UNISDR

melaksanakan Kampanye Global Pengurangan Risiko Bencana untuk

periode 2010 -2015 dengan tema “Mewujudkan Kota yang Tangguh

Bencana” dengan maksud mendorong/mengakselerasi implementasi

PRB di tingkat daerah/lokal. Untuk itu diciptakan juga LG-SAT.

Pelaksanaan LGSAT ini perlu didukung dengan partisipasi dari multi

pemangku kepentingan. Di Indonesia yang sudah melakukan LGSAT

dengan dukungan BNPB adalah Kabupaten Sleman, Kabupaten

Bantul, Provinsi DI Yogyakarta, Kabupaten Padang Pariaman dan

Provinsi Sumatera Barat. Hasil dari LG-SAT akan baik sekali jika

dijadikan masukan untuk proses peninjauan perkembangan HFA/PRB

di tingkat Nasional, yang diadakan sejak periode 2007 – 2009, diikuti

dengan periode 2009–2011, dan 2011–2013. Hasil peninjauan

Page 87: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

98

perkembangan HFA Nasional digunakan sebagai masukan untuk

proses peninjauan HFA di tingkat sub’regional dan selanjutnya hasil

peninjauan HFA sub-regional, menjadi masukan untuk Global

Assessment Report.

6. Di sesi akhir sosialisasi dan pelatihan juga dibahas mengenai adanya

rencana pembentukan Desa dan Sekolah Tangguh, terutama di wilayah

Jawa Timur. Desa Tangguh sendiri dipahami sebagai Desa atau

Kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan

menghadapi potensi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan

segera dari dampak-dampak bencana yang merugikan. Tujuan dari

pembentukan Desa Tangguh yang menjadi salah satu bentuk

partisipasi yang harus dijalankan oleh perwakilan dunia usaha adalah :

a. Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya

dari dampak-dampak merugikan bencana

b. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok

rentan, dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka

mengurangi resiko bencana

c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam

pengelolaan sumberdaya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi

pengurangan resiko bencana

d. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan

dukungan sumber daya dan teknis bagi PRB

Page 88: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

99

e. Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan

dalam PRB, pihak PEMDA, sektor swasta, perguruan tinggi,

LSM, organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok lainnya

yang peduli

Namun, dalam pembentukannya nanti diharapkan konsep Desa

Tangguh tetap mengacu pada beberapa prinsip utama berikut,

diantaranya :

a. Bencana adalah urusan bersama

b. Berbasis PRB

c. Pemenuhan hak masyarakat

d. Masyarakat menjadi pelaku utama

e. Dilakukan secara partisipatoris

f. Mobilisasi sumber daya lokal

g. Inklusif

h. Berlandaskan kemanusiaan

i. Keadilan dan kesetaraan gender

j. Keberpihakan pada kelompok rentan

k. Transparansi dan akuntabilitas

l. Kemitraan

m. Multi Ancaman

n. Otonomi dan desentralisasi pemerintahan

o. Pemaduan ke dalam pembangunan berkelanjutan

p. Diselenggarakan secara lintas sektor

Page 89: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

100

h. Meeting dengan LSM Aksara Jawa Jogjakarta mengenai rencana

tindak lanjut dari hasil pelatihan Pengurangan Resiko Bencana

(PRB) yang sebelumnya telah diselenggarakan di Pasuruan Jawa

Timur

Agenda pertemuan yang dihadiri oleh penulis bersama dengan

tim sustainable development pada tanggal 26 Agustus 2013 dengan

LSM Aksara Jawa bertujuan untuk membahas tindak lanjut dari

sosialisasi dan pelatihan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan

rencana pembentukan Desa Tangguh yang sebelumnya telah

dilakukan. Dalam meeting tersebut dibahas mengenai beberapa poin

utama yaitu :

1. Bapak Yudha sebagai Kepala BPBD Provinsi Jawa

Timur akan mengadakan lokakarya sebagai bagian dari

roadshow yang nantinya akan dilaksanakan di 3 area.

Lokakarya pertama dilaksanakn di Pasuruan dengan

agenda perumusan 28 rencana dan program di tingkat

kabupaten.

2. Pembahasan rencana pembentukan Desa Tangguh di

wilayah Lamongan yang belum memiliki Desa Tangguh

dengan memprioritaskan keterlibatan pihak Bank, Dunia

Usaha, SKPD, serta LSM. Sedangkan untuk wilayah

Pacitan, BPBD telah membentuk Desa Dampingan pada

Page 90: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

101

periode sebelumnya. Sehingga wilayah ini nantinya

hanya akan membutuhkan keterlibatan dan dukungan

dari pihak lain.

3. Dalam meeting tersebut pihak LSM juga mengusulkan

bahwa roadshow yang pertama nanti akan dilaksanakan

juga harus membahas mengenai pembagian tugas bagi

para peserta. Dimana para peserta disini harus mampu

menemukan konsentrasi ke satu tempat yang disepakati

bersama sebagai bentuk kontribusi terhadap wilayah

tersebut sesuai dengan porsinya.

4. Hasil identifikasi bahwa wilayah yang termasuk area

rawan banjir di Pasuruan diantaranya adalah Kecamatan

Beji dan Bangil.

5. Pihak Danone Aqua juga menyetujui pemikiran tim

sustainable development dengan tidak menempatkan

diri pada posisi pilot project dengan tujuan menghindari

terciptanya kecemburuan sosial.

6. Bentuk implementasi dari pelatihan PRB yang lalu salah

satunya dilakukan dengan rencana normalisasi sungai

dengan melibatkan dukungan dari semua pihak dan

didampingi oleh BPBD.

7. Bentuk dukungan yang dilakukan Danone Aqua

Pandaan sendiri terhadap PRB dilakukan pada tahap pra

Page 91: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

102

bencana dengan merumuskan program-program CSR

yang bertujuan untuk konservasi seperti halnya program

Hutan Asuh. Rencana berikutnya, Danone Aqua

Pandaan juga akan menginisiasi pembangunan beberapa

sumur biopori di wilayah Leduk dan Pecalutan Prigen

sebagai sumur serapan.

i. Employee Training dan Employee Rekruitment bersama dengan tim

resources development

Selama pelaksanaan PKN penulis banyak terlibat dalam

berbagai aktvitas yang menjadi tugas dari dua divisi area kerja penulis,

yaitu divisi Stakeholder Relation dan divisi Human Resources. Salah

satu tugas dari divisi Human Resources sendiri adalah mengadakan

berbagai training kepada karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan

softskill yang banyak dibutuhkan oleh karyawan, sehingga dapat

meningkatkan qualitas, efektivitas, dan produktivitas mereka. Oleh

sebab itu penulis bersama dengan tim resources development

kemudian melakukan employee training secara reguler setiap

minggunya bagi para karyawan.

Pada masa awal pelaksanaan employee training, tim resources

development terlebih dahulu memberikan pengarahan kepada penulis

mengenai apa, bagaimana, dan kepada siapa saja training tersebut

diberikan. Pada dasarnya training yang dilakukan oleh tim resources

development bermacam-macam tergantung kepada bidang softskill

Page 92: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

103

yang dibutuhkan oleh karyawan. Namun kali ini, penulis

berkesempatan untuk terlibat dalam training microsoft office excel

yang akan diberikan kepada para karyawan setingkat shift leader dan

product administrator di seluruh area produksi yang ada.

Training yang diberikan dilakukan selama kurang lebih dua

jam (pukul 10.00-12.00) dengan dihadiri oleh masing-masing 10

karyawan setiap pertemuan. Training yang dilakukan di ruang

laboratorium Gedung Yudhistira kemudian dibagi menjadi tiga sesi.

Dimana sesi pertama adalah sesi perkenalan terhadap fungsi dan cara

kerja microsoft excel berikut formula-formula excel didalamnya

disampaikan oleh penulis. Sedangkan kedua sesi berikutnya adalah

pendalaman formula dan praktik penggunaannya pada tugas-tugas

administrasi produksi diberikan oleh beberapa staf dari divisi human

resources. Pelaksanaan employee training semacam ini dinilai sangat

berguna bagi karyawan terutama untuk mempermudah serta

meningkatkan efektivitas mereka terutama berkaitan dengan pekerjaan

administrasi produksi yang dinilai cukup banyak dan rumit.

Selain terlibat dalam aktivitas employee training sendiri,

penulis juga memperoleh kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam

tugas employee recruitment. Sama halnya seperti employee training,

dalam employee recruitment terlebih dahulu penulis dibekali dengan

pengarahan oleh staf tim resources development. Secara keseluruhan

dalam perusahaan Danone Aqua Pandaan sendiri terdapat beberapa

Page 93: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

104

proses dan tahapan seleksi penerimaan karyawan yang harus dilalui

oleh para calon karyawan. Seleksi tersebut meliputi seleksi

administrasi awal dan seleksi akademis.

Dalam seleksi administrasi awal penulis bersama dengan tim

resources development terlebih dahulu memilah berbagai lamaran

kerja yang masuk berdasarkan latarbelakang pendidikan dan keahlian

yang dimiliki. Setelah tahapan tersebut dilalui, kemudian penulis dan

tim akan memilih beberapa diantara berbagai lamaran kerja yang

masuk ke perusahaan yang dinilai memenuhi persyaratan kelengkapan

administrasi, seperti kelengkapan surat lamaran dan Curriculum Vitae

(CV) pelamar.

Berikutnya dengan mengacu kepada kebutuhan perusahaan,

serta lowongan pekerjaan yang tersedia akan dipilih beberapa pelamar

yang dinilai sesuai untuk dipanggil ke perusahaan dan mengikuti

seleksi tahap berikutnya. Seleksi tahap selanjutnya, atau tahapan

seleksi akademis dilakukan di ruang laboratorium Gedung Yudhistira.

Dalam tahapan tersebut para pelamar kemudian diberikan kesempatan

untuk melakukan seleksi administrasi tahap kedua dan melanjutkannya

dengan seleksi tulis. Seleksi tersebut dilakukan dengan pembagian

soal-soal yang harus diselesaikan oleh pelamar dengan berdasar pada

soal-soal pengetahuan umum, dan soal-soal yang berisi pertanyaan

berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan mereka. Para pelamar

yang kemudian lolos dari tahapan seleksi akademis ini akan dipanggil

Page 94: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

105

kembali untuk mengikuti seleksi terakhir yaitu psikotes. Dalam

psikotes terdapat 3 aspek penting yang akan diukur, seperti

kemampuan intelijensi (kognitif dan psikomotorik), kemampuan minat

dan bakat, serta kepribadian yang dimiliki. Pengukuran kemampuan

minat dan bakat dinilai cukup penting karena semaksimal mungkin

perusahaan berupaya untuk meletakkan orang yang tepat pada jabatan

yang tepat (the right man on the right place).

j. Diskusi proses perumusan CSR Danone Aqua Pandaan bersama

tim sustainable development

Proses perumusan CSR dimulai dengan beberapa tahapan

utama sebagai berikut :

1. Tahapan Need Assesment yang dilakukan oleh tim Ad Hoc

perusahaan (pihak internal) dengan agenda membahas isu-isu

internal dan eksternal berdasarkan orientasi bisnis. Tim Ad Hoc ini

terdiri dari seluruh perwakilan divisi dalam perusahaan dan

dilakukan pada masing-masing Plant. Need Assesment sendiri

merupakan tahapan yang cukup penting untuk dilakukan,

mengingat tahapan ini bertujuan untuk mentransformasikan

kebutuhan-kebutuhan individual menjadi kebutuhan kelompok atau

komunitas. Need Assesment juga berkaitan erat dengan proses

Page 95: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

106

yang dilalui untuk mengidentifikasi potensi dan sumberdaya yang

ada, terutama berkaitan dengan core bisnis perusahaan.

2. Tahapan Need Assesment yang dilakukan oleh LSM terpilih

dengan menggunakan metode Rapid Rurar Appraisal (RRA). Hal

ini dilakukan untuk mengukur sejauh apa pemahaman masyarakat

mengenai bantuan dan midset masyarakat dalam memaknai

bantuan itu sendiri.

Pemilihan LSM dilakukan oleh perusahaan melalui

mekanisme Biding atau Tender Proposal.

Verifikasi atas Kualifikasi LSM dilakukan dengan

berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan positif dari

tim Ad Hoc.

3. Tim Ad Hoc kemudian menghire LSM yang terpilih untuk terlibat

dalam program CSR yang akan dilakukan.

4. Proses perumusan Risk Mapping atau Pemetaan Resiko yang

dilakukan secara bersama-sama antara Pihak Perusahaan dengan

LSM bersangkutan.

5. Tahapan berikutnya adalah dimana hasil dari proses penyusunan

risk mapping tersebut dapat atau tidak selalu dituangkan dalam

bentuk program CSR.

6. Tahap perumusan perumusan FDG yang kemudian dilanjutkan

dengan perumusan LFA (Logical Framework Analysis).

Gambar 2.4

Page 96: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

107

Logical Framework Analysis dan Workplan Program CSR Water Access Sanitation and Hygiene (WASH)

7. Proses perumusan dan penganggaran (Plant Budgeting) per

masing-masing activity untuk kemudian diajukan ke Head Office

Danone Aqua Indonesia di Jakarta untuk memperoleh legalitas.

Proses kemudian dilanjutkan dengan pembuatan concept paper

Page 97: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

108

(lembar persetujuan sesuai dengan budget yang telah dianggarkan)

untuk kemudian diverifikasi kepada kepala pabrik atau plant

manager.

Gambar 2.5 Plant Budgeting Program WASH Aqua Pandaan

8. Concept Paper kembali diajukan ke Kantor Pusat atau Head Office

untuk proses pencairan dana

Page 98: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

109

Gambar 2.6 Concept Paper Program WASH Aqua Pandaan

Page 99: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

110

9. Setelah dana tersebut cair kemudian akan dikeluarkan Surat

Perintah Kerja (SPK) bagi masing-masing tim CSR Koordinator

Plant untuk menjalankan program yang ada.

Gambar 2.7 Project Management Plant Program WASH Aqua PAndaan

10. Tahapan selanjutnya adalah pembagian kerja. Dimana tim

sustainable development akan bertindak sebagai tim monitoring

dan evaluator. Sedangkan LSM akan bertindak sebagai

implementor untuk menjalankan program-program yang sudah

dirumuskan secara langsung kepada masyarakat.

11. Surat Perintah Kerja dan Konsensus dengan LSM terkait program

dan termin pembayaran. Dimana Termin pembayaran tersebut

lazimnya dilakukan dalam 3 termin, yaitu :

Page 100: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

111

Termin I : Pembayaran dilakukan pada awal program atau

pada saat dilakukan konsensus

Termin II : Pembayaran akan dilakukan pada masa

pertengahan program. Dimana progres program yang

dilakukan telah mencapai progres dengan prosentase

kurang lebih 50 persen.

Termin III: Pembayaran akan dilakukan pada saat closing

program atau program tersebut berakhir.

Gambar 2.8

Bukti Acara

Kemajuan Pekerjaan Program WASH Danone Aqua Pandaan

Page 101: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

112

k. Pertemuan dan sosialisasi Pra-Koperasi WANJATI dengan

kelompok ekonomi dan warga Desa Karangjati, LSM SII dan

Perwakilan Dinas Koperasi Kabupaten Pasuruan di Griya Super

Desa Karangjati

Pada tanggal 10 September 2013 penulis bersama dengan tim

sustainable development berkesempatan untuk menghadiri pertemuan

dan sosialisasi Pra-Koperasi WANJATI dengan kelompok ekonomi

dan warga Desa Karangjati, LSM SII dan Perwakilan Dinas Koperasi

Kabupaten Pasuruan di Griya Super Desa Karangjati.

Page 102: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

113

Meeting dan sosialisasi kali ini merupakan meeting diadakan

oleh LSM SII sebagai mitra Danone Aqua Pandaan dalam program

Integrated Community Development (ICD). Sosialisasi pra-koperasi

WANJATI yang sebelumnya telah terbentuk menjadi sebuah badan

koperasi yang memiliki izin dan legalitas terdaftar sebagai sebuah

koperasi merupakan bagian pengembangan program ICD. Dimana

dalam program CSR tersebut Aqua berupaya melakukan

pemberdayaan masyarakat dengan menggandeng kelompok warga

yang terlebih dahulu telah terbentuk. Kelompok tersebut adalah

"WANJATI (Kelompok Wanita Karangjati). Kelompok ini dilatih

untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga dan warga dusun

karangjati dengan membentuk kelompok pra-koperasi yang bergerak

dibidang simpan pinjam. Sejak pembentukan awal hingga saat ini,

dana simpan pinjam yang diberikan oleh Aqua yang awalnya hanya

sebesar 30 juta rupiah telah berkembang menjadi sebesar 76 juta

rupiah. Oleh sebab itu, dalam meeting kali ini dihadirkan tim dari

dinas koperasi kabupaten Pasuruan agar memberikan sosialisasi dan

pendampingan terkait rencana untuk merubah pra-koperasi WANJATI

tersebut menjadi Koperasi yang berbadan hukum.

l. Meeting dengan Tim CSR “SKAWAN (Sukarelawan Aqua

Karyawan Aqua Pandaan)”

Page 103: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

114

Tim CSR SKAWAN (Sukarelawan Karyawan Aqua Pandaan)

merupakan tim CSR internal perusahaan yang terbentuk secara

sukarela. Keanggotaannya dapat dikategorikan sebagai keanggotaan

majemuk, karena terdiri dari para karyawan Danone Aqua Pandaan

dari berbagai divisi serta dengan latarbelakang keahlian yang cukup

beragam. Jumlah anggota SKAWAN sendiri saat ini tercatat sebanyak

50 orang, dan jumlah ini bukan merupakan jumlah pasti karena calon

anggotanya yang masih terus bertambah. SKAWAN sendiri baru

terbentuk pada tahun 2010 lalu melalui inisiasi dari Bpk. Fafit Rahmat

Aji selaku stakeholder relation manager dan Bpk. Mulyono Wibisiono

sebagai staff sustainable development.

Bagan 2.2 Bagan Struktur Organisasi (Sukarelawan Karyawan Aqua

Pandaan) SKAWAN

Page 104: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

115

Kehadiran SKAWAN sendiri dimaknai sebagai wadah bagi

terciptanya employee engangement serta pembekalan softskill

organisasi diantara karyawan Danone Aqua Pandaan. Employee

engangement sendiri menjadi hal yang penting, karena hal ini dapat

dikategorikan sebagai sebuah bentuk CSR dalam internal perusahaan.

Dalam hal ini CSR tidak lagi hanya dimaknai sebagai sebuah

tanggungjawab sosial keluar dalam wujud sebuah program saja.

Melainkan lebih jauh dari itu, bahwa perusahaan kemudian juga

memiliki tangggungjawab penting terhadap karyawannya. Penulis

kemudian menyimpulkan bahwa SKAWAN merupakan sebuah wadah

sosial karyawan yang sukses karena di dalamnya tidak hanya terjalin

hubungan erat antara para karyawan saja melainkan juga pada anggota

keluarga masing-masing.

Selama ini SKAWAN telah banyak menggelar berbagai

kegiatan sosial terutama yang berkaitan dengan Grand Design CSR

Page 105: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

116

Perusahaan yang bertajuk “Aqua Lestari” dalam wujud dukungan dan

bantuan langsung dalam setiap program CSR yang diinisiasi oleh

Danone Aqua Pandaan. Sehingga setiap aktivitas dalam program CSR

Danone Aqua menjadi lebih sukses tidak hanya karena adanya

penambahan jumlah sumber daya manusia yang terlibat, namun juga

karena program dan aktivitas mereka yang didukung oleh semua pihak,

termasuk internal perusahaan meliputi divisi terkait hingga karyawan

mereka.

Selama melakukan aktivitas PKN penulis memiliki beberapa

kesempatan untuk terlibat langsung dalam meeting yang digelar

melalui kerjasama antara tim employee relation, tim resources

development, dan tim sustainable development. Dalam meeting yang

diselenggarakan di ruang auditorium tersebut dihadiri oleh hampir

keseluruhan anggota, dengan agenda pembentukan kepanitiaan acara

17 Agustus serta persiapan event rekreasi bersama yang digelar oleh

perusahaan. Eratnya jalinan diantara para anggotanya serta

pembekalan softskill yang selama ini juga diberikan bagi para anggota

SKAWAN membuat mereka begitu terlatih dalam berkoordinasi,

merumuskan kepanitiaan hingga rangkaian acara yang akan dijalankan.

Terkait acara rekreasi bersama penulis kemudian memperoleh tugas

untuk berkoordinasi dengan sie konsumsi dan transportasi terkait

konsumsi karyawan dan pembagian armada bus bagi masing-masing

rombongan karyawan. Sedangkan dalam acara kepanitiaan 17 Agustus

Page 106: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

117

penulis bersama dengan staf resources development terpilih dalam

perbendaharaan dan mengatur mengenai doorprize dari berbagai lomba

dan rangkaian event yang ada.

Sebelum terlibat dalam acara 17 Agustus dan rekreasi

perusahaan tersebut, SKAWAN terlebih dahulu telah banyak terlibat

dalam berbagai aktivitas sosial seperti keikutsertaan dalam program

CSR Hutan Asuh dengan aktif menggelar konservasi dan pemadaman

kebakaran hutan di Lereng Gunung Arjuno. Selain itu SKAWAN juga

terlibat dalam program CSR ICD yang bergerak dibidang

pemberdayaan masyarakat dengan ikut terlibat dalam mendanai dan

menggelar pelatihan keterampilan WANJATI, serta kerja bakti

pembangunan Masjid KarangJati yang juga didanai oleh Aqua.

m. Administrasi CSR : Laporan progres keseluruhan aktivitas CSR

Bulanan yang dijalankan oleh Danone Aqua Pandaan bersama

masing-masing partner LSM (SII, Satu Daun, Paramitra) yang

secara rutin dilaporkan kepada Head Office Danone Aqua

Indonesia setiap bulannya per tanggal 22

Diantara berbagai tugas yang menajdi tanggungjawab penulis

selama melaksanakan kegiatan PKN adalah tugas administratif

bersama dengan tim sustainable development untuk membuat laporan

perkembangan dari keseluruhan aktivitas CSR yang dilakukan Danone

Aqua Pandaan kepada Head Office Danone Aqua Indonesua. Laporan

Page 107: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

118

tersebut rutin diajukan setiap bulannya pada tanggal 22 dengan

mencakup keseluruhan program CSR yang ada, yaitu meliputi program

CSR Hutan Asuh yang dijalankan dengan melibatkan mitra LSM Satu

Daun, program CSR WASH yang dijalankan dengan melibatkan mitra

LSM Paramitra, dan program CSR Integrated Community

Development (ICD) yang dijalankan dengan menggandeng mitra LSM

SII.

Laporan tersebut dirumuskan setelah penulis dan tim

sustainable development sebelumnya telah rutin menggelar meeting

dan koordinasi dengan tujuan untuk memonitoring dan mengevaluasi

jalannya program. Dalam laporan tersebut secara keseluruhan

membahas mengenai perkembangan aktivitas dalam program yang

dijalankan sesuai dengan program masing-masing. Laporan berbentuk

tabel-tabel yang berisi mengenai data rincian terkait tanggal kegiatan,

aktivitas di Logical Framework Analysis, sub aktivitas Logical

Framework Analysis, lokasi kegiatan, stakeholder engangement,

employee engangement, dan deskripsi hasil kegiatan.

Page 108: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

119

Tidak hanya itu, laporan bulanan tersebut juga berisi kolom

berisi penjelasan mengenai permasalahan yang dihadapi selama

pelaksanaan aktivitas, kolom berisi penjelasan mengenai solusi yang

direkomendasikan terkait permasalahan yang ada, serta kolom

dokumentasi kegiatan yang menyertakan foto kegiatan dan notulensi.

n. Pembuatan memo donasi

Divisi stakeholder relation yang menangani hal-hal yang

berkaitan dengan eksternal stakeholder mempunyai tanggungjawab

untuk merumuskan dan melaporkan setiap bantuan yang diajukan oleh

eksternal stakeholder untuk memperlohe persetujuan dari Plant

Manager kepada melalui pembuatan memo donasi. Ketika

menjalankan aktivitas magang penulis juga memperoleh kesempatan

untuk terlibat dalam tugas tersebut dengan terlebih dahulu memperoleh

pengarahan dari tim sustainable developent. Penulis bersama dengan

tim sustainable development merumuskan pembuatan memo donasi

terkait permohonan bantuan produk air minum yang diajukan oleh

warga desa Karangjati untuk mensukseskan penyelenggaraan

PEMILUKADES periode 2014-2019, pembuatan memo donasi

Page 109: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

120

berkaitan dengan penyelenggaraan donor darah massal oleh persatuan

media Jawa Timur, dan pembuatan memo donasi terkait permohonan

bantuan doorprize yang diajukan oleh Dinas Keuangan Kabupaten

Pasuruan dalam rangka menyambut Hari Jadi Kabupaten Pasuruan di

Pendopo Kabupaten.

Memo donasi sendiri pada dasarnya merupakan sebuah

dokumen internal perusahaan yang berisi mengenai data-data donasi

yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak eksternal stakeholder.

Donasi yang diberikan dapat berupa dana maupun bantuan produk

yang tercatat secara rinci, baik jumlah maupun tujuan pemberian

donasi tersebut. Selain itu memo donasi juga mencatat mengenai

permasalahan, solusi, serta keuntungan yang akan diperoleh oleh

perusahaan dengan memberikan donasinya kepada stakeholder terkait.

Seusai dirumuskan memo donasi kemudian terlebih dahulu diajukan

untuk memperoleh persetujuan dari divisi terkait seperti persetujuan

dari manager sustainable development, senior manager external

relation, serta plant manager Danone Aqua Pandaan.

Gambar 2.9 Memo Donasi dalam rangka Hari Ulang Tahun Media Jatim

Page 110: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

121

o.

Meeting dengan LSM SII di Basecamp SII Karangjati terkait

penyusunan survey ALBERTA bagi seluruh program CSR yang

Page 111: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

122

dilaksanakan oleh semua Plant Danone Aqua di Indonesia sesuai

ketetapan Head Office Danone Aqua

Survei ALBERTA (Aqua Lestari Direct Beneficiaries Register)

merupakan sebuah alat sederhana untuk mendata direct beneficiaries

(penerima manfaat langsung dari program CSR yang dilaksanakan

oleh Aqua). Sekaligus memberikan gambaran mengenai perubahan

yang terjadi sesudah direct beneficiries menerima manfaat tersebut.

Manfaat tersebut dapat berupa manfaat internal maupun eksternal.

Poin-poin yang tercantum dalam survei sendiri dibuat dan dirumuskan

oleh Head Office Danone Aqua Indonesia. Rencananya survei ini akan

dilakukan kepada seluruh penerima manfaat langsung dari program

CSR Aqua dengan melibatkan mitra LSM terkait pada masing-masing

program CSR bersama dengan tim sustainable development

perusahaan.

Sebelum melaksanakan survei, penulis bersama dengan tim

sustainable development terlebih dahulu mengadakan meeting yang

mengagendakan sosialisasi kepada LSM pada masing-masing program

CSR yang ada berkaitan dengan survei tersebut. Jadwal meeting pada

tanggal 01 Oktober 2013 tersebut dilaksanakan di basecamp SII Desa

Karangjati dengan dihadiri oleh penulis, tim sustainable development,

dan perwakilan LSM SII (Social Investmen Indonesia). Dalam meeting

tersebut selain dibahas mengenai jadwal, tujuan, mekanisme survei,

serta pembahasan bagi masing-masing poin-poin pertanyaan yang ada

Page 112: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

123

dalam survei. LSM SII kemudian mengajukan saran dan masukan

terkait poin-poin pertanyaan survei yang dirasa kurang tepat sasaran

dalam mengcover tujuan utama dilakukannya survei. Dalam

kesempatan tersebut penulis juga berkesempatan untuk mengutarakan

opini dan saran penulis yang juga menilai bahwa instrumen survei

yang diwakili melalui poin-poin pertanyaan yang ada memang belum

cukup mampu mengcover tujuan dari dilakukannya survei. Poin-poin

yang ada menurut penulis masih menyentuh lapisan permukaan saja,

terutama hanya berkaitan dengan pendataan demografi penerima CSR.

Tetapi kurang mampu menggali lebih jauh mengenai bentuk manfaat

CSR yang mereka terima selama ini, perubahan yang mereka rasakan

sebelum dan seusai menerima CSR, serta kekurangan dan kelebihan

program CSR yang dijalankan. Hal ini menurut penulis penting

mengingat dengan poin-poin pertanyaan yang jauh lebih spesifik dan

mendalam perusahaan dan pemangku kebijakan di dalamnya dapat

memperoleh beragam informasi penting terkait dengan program CSR

yang mereka buat, hingga dapat pula dijadikan sebagai salah satu

indikator penting dalam mengukur keberhasilan dan kegagalan

program yang selama ini telah dijalankan.

Menanggapi berbagai masukan tersebut, tim sustainable

development kemudian menyetujui berbagai masukan yang ada dan

akan berupaya untuk disampaikan kepada Head Office Danone Aqua

Indonesia dalam meeting internal yang akan digelar nantinya. Tim

Page 113: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

124

sustainable development kemudian juga menerima saran dan masukan

tersebut sebagai bentuk penyempurnaan atas instrumen survei yang

telah lebih dahulu dibuat.

p. Administrasi CSR : Bersama tim sustainable development

merumuskan dan menjadwalkan agenda pertemuan dengan

masing-masing External Stakeholder sebagai bentuk aktivitas

External Stakeholder Engagement

Dalam tugas tersebut penulis dengan didampingi oleh tim

sustainable development menjalankan salah satu tugas administrasi

yaitu untuk menyusun jadwal dan agenda pertemuan degan masing-

masing eksternal stakeholder Danone Aqua Pandaan.

Tabel 2.4 Tabel External Stakeholder Engangement Danone Aqua Pandaan

Page 114: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

125

Pertemuan tersebut diagendakan secara ruitn dengan tujuan

untuk mempererat hubungan, komunikasi, serta koordinasi antara

pihak perusahaan dengan para stakeholder sehingga tercipta hubungan

baik diantara keduanya. Pihak eksternal stakeholder perusahaan terdiri

dari berbagai pihak diantaranya pihak konsumen, penyalur, pemasok,

vendor, bank, pemerintah, perusahaan lain, komunitas lokal, LSM,

maupun media). Didalam agenda external stakeholder engagement

tersebut memuat mengenai acara, tempat, dan tanggal dilaksanakannya

pertemuan, pihak stakeholder yang ditemui atau terlibat, pihak

Page 115: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

126

representatif perusahaan yang hadir, uraian proses pertemuan yang

terjadi, hasil yang kemudian diperoleh dari pertemuan tersebut, hingga

langkah tindak lanjut yang diambil kedua belah pihak.

q. Bersama tim resources development dan employee relation

melaksanakan Danone People Survey 2013 kepada seluruh

karyawan Danone Aqua Pandaan di Auditorium

Pada minggu akhir pelaksanaan PKN penulis berkesempatan

untuk terlibat dalam event tahunan yang digelar oleh Danone di

seluruh perusahaan cabang mereka bersama dengan tim employee

relation. Event tersebut tepatnya diselenggarakan pada tanggal 07

Oktober 2013 di ruang auditorium PT.Tirta Investama Pandaan dengan

dihadiri oleh seluruh karyawan. Event yang bertajuk Danone People

Survey 2013 tersebut memang diperuntukkan bagi seluruh karyawan

Danone. Penulis bersama dengan tim employee relation kemudian

bertugas sebagai panitia pelaksana survey mulai dari absensi

kehadiran, pembagian instrumen serta lembar jawaban survey,

pengarahan cara pengisian survey, hingga pada pembagian bingkisan

dari Danone bagi karyawan yang telah mengikuti survey.

Penyelenggaraan Danone People Survey setiap tahunnya

bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi seluruh karyawan

Danone untuk mengungkapkan opini mengenai perusuhaan dan situasi

professional karyawan. Di dalamnya terdapat poin-poin pertanyaan

Page 116: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

127

yang secara keseluruhan membahas mengenai aspek utama pekerjaan

dan manajemen serta kebijakan yang diterapkan dalam perusahaan.

Mekanisme pengisian Danone People Survey sendiri sama sekali tidak

mencantumkan identitas karyawan, melainkan hanya usia dan divisi

kerja saja.

Hal ini bertujuan agar karyawan dapat dengan terbuka

menyampaikan pandangan mereka sehingga Grup Danone sebagai

perusahaan induk dapat mendengarkan ide-ide dan memenuhi harapan

karyawan untuk membangun tempat kerja yang lengkap dan efisien.

Selain itu dengan diselenggarakannya survey ini sekaligus dapat

membantu manajemen perusahaan dalam pembuatan keputusan untuk

perusahaan cabang dan grup sehingga mampu terus dinamis menjawab

tantangan ekonomi makro. Survey tersebut juga dirancang untuk

meningkatkan pemahaman atasan mengenai masalah-masalah yang

dihadapi karyawan dan organisasi. Sehingga dapat menjadikan Danone

sebagai perusahaan dan tempat kerja yang lebih baik.

r. Plant Tour ke Seluruh Area Produksi PT.Tirta Investama

Pandaan

Selama menjalankan aktivitas PKN penulis berupaya untuk

menggali sebanyak mungkin informasi mengenai perusahaan tidak

hanya informasi yang berkaitan dengan area kerja penulis, salah

satunya adalah informasi mengenai proses produksi Aqua yang cukup

Page 117: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

128

menarik minat penulis. Sehingga penulis mengajukan aktivitas plant

tour ke berbagai area produksi dengan didampingi oleh pembimbing

lapangan untuk mengetahui keseluruhan proses produksi yang

dilakukan oleh Danone Aqua Pandaan.

Secara keseluruhan Danone Aqua Pandaan memproduksi 2

kategori produk yaitu produk returnable yang terdiri dari produk aqua

5 Gallon. Sedangkan kategori kedua adalah produk non returnable

yang terdiri dari produk aqua 600ml, produk aqua 1500ml, produk

aqua 240ml, dan produk aqua mizone. Berdasarkan aktivitas plant tour

yang dilakukan oleh penulis, diperoleh gambaran umum mengenai

proses produksi dari berbagai produk air minum dalam kemasan yang

diproduksi oleh Danone Aqua Pandaan. Gambaran proses produksi

tersebut meliputi :

a. Proses Produksi Aqua 5 Gallon

Kemasan dari produk Aqua 5 Gallon sendiri tidak lagi

diproduksi didalam perusahaan seperti pada tahun-tahun

sebelumnya. Saat ini Danone Aqua Pandaan telah bekerjasama

dengan vendor yang telah memperoleh verifikasi dan memproduksi

kemasan Gallon sesuai dengan standart internasional yang

ditetapkan oleh Grup Danone. Sedangkan kemasan aqua 5 Gallon

yang telah digunakan dan dikembalikan dari masyarakat, dipilah

dan dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama adalah

golongan kemasan produk yang tergolong retur rusak yang

Page 118: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

129

kemudian langsung dicacah dan dijual kepada pihak vendor

tertentu untuk didaur ulang. Sedangkan golongan kedua yang

terdiri dari kemasan Gallon layak pakai kemudian dicuci bersih

untuk digunakan kembali melalui beberapa tahapan.

Tahapan pertama adalah pemilahan kualitas gallon yang

kemudian dilanjutkan dengan proses pencucian manual. Setelah

melalui pencucian manual tersebut, kemasan gallon harus melalui

uji quality dan Visual Control dan dimasukkan kedalam mesin

pencuci standart internasional yang disebut dengan mesin Hyper

Ozone Water. Didalam mesin ini gallon-gallon akan melalui 3 kali

proses pencucian. Pencucian tahap I dimana Gallon dicuci dengan

air panas bertekanan 0,5 Bar selama 5 detik dengan arah pancaran

air lurus. Sedangkan pencucian tahap II dilakukan dengan tekanan

kurang dari 0,5 Bar dan arah pancaran air diagonal. Kemudian

pencucian tahap akhir dilakukan dengan tekanan kurang dari 0,5

Bar dalam kurun waktu kurang dari 5 detik dan air mengalir tidak

lagi memancar.

Kemasan-kemasan tersebut kemudian diisi air melalui

mesin yang disebut sebagai chiller. Kapasitas mesin chiller yang

memproduksi produk Aqua 5 Gallon mampu menghasilkan 800

botol per jamnya. Setelah diisi air melalui mesin chiller kemudian

akan bergerak ke mesin capper (mesin yang berfungsi untuk

memasang penutup kemasan produk). Usai melalui mesin capper,

Page 119: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

130

produk kemudian akan kembali melalui visual control untuk

memisahkan produk yang memenuhi standar dan tidak. Produk-

produk yang dinilai memenuhi standar kemudian terlebih dahulu

akan ditempatkan dalam Jag-rak yang masing-masingnya berisi 48

botol untuk terlebih dahulu diistirahatkan selama sehari semalam

sebelum dipasarkan.

b. Proses Produksi Aqua 600ml dan 1500 ml

Tidak jauh berbeda dengan proses produksi Aqua 5 Gallon,

produksi Aqua 600 dan 1500 ml juga melalui beberapa tahapan

yang hampir sama. Namun berbeda dengan kemasan produk aqua 5

Gallon, kemasan produk aqua 600 dan 1500ml diproduksi sendiri

didalam perusahaan. Proses pembuatan kemasan dimulai dengan

mengolah bijih plastik (resin) dengan cara memanaskannya dan

mencetaknya menjadi sebuah calon botol (preform) dalam sebuah

mesin yang disebut dengan Husky. Kemudian preform-preform

tersebut terlebih dahulu diistirahatkan selama 1 minggu sebelum

proses pencetakan.

Setelah melalui pengistirahatan selama kurang lebih satu

minggu, preform tersebut kembali diproses dengan

memasukkannya kedalam mesin Alsim yang akan menjalankan

proses Blowing dan Molding. Proses tersebut akan memanaskan,

meniup, dan mencetak preform menjadi kemasan botol yang akan

diiisi oleh air melalui mesin chiller. Produk Aqua 600 dan 1500ml

Page 120: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

131

setengah jadi yang telah berisi air dan telah ditutup akan melalui

proses visual control untuk memisahkan produk yang memenuhi

dan tidak memenuhi standart. Produk yang dinilai memenuhi

standart akan melalui beberapa conveyor untuk diproses kembali

melalui mesin filler. Mesin ini berfungsi untuk memberikan seal,

dan labeling produk. Setelah melalui keseluruhan proses tersebut

produk akan di packing untuk terlebih dahulu diistirahatkan dalam

palet-palet selama sehari semalam sebelum siap dipasarkan.

c. Proses Produksi Aqua 240ml

Proses produksi Aqua 240 ml juga dimulai dengan

pengolahan resin (bijih plastik) menjadi kemasan gelas berukuran

240ml dalam mesin alsim. Usai pencetakan kemasan, kemudian

melalui mesin chiller dan filler untuk diiisi air minum dan melalui

proses visual control serta tahapan-tahapan lain yang sama dengan

proses produksi Aqua 600 dan 1500ml.

d. Dan Proses Produksi Aqua Mizone

Tidak jauh berbeda dengan kemasan produk aqua 240, 600

dan 1500ml juga diproduksi sendiri didalam perusahaan. Proses

pembuatan kemasan dimulai dengan mengolah bijih plastik (resin)

dengan cara memanaskannya dan mencetaknya menjadi sebuah

calon botol (preform) dalam sebuah mesin yang disebut dengan

Husky. Kemudian preform-preform tersebut terlebih dahulu

diistirahatkan selama 1 minggu sebelum proses pencetakan.

Page 121: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

132

Setelah melalui pengistirahatan selama kurang lebih satu minggu,

preform tersebut kembali diproses dengan memasukkannya

kedalam mesin Alsim yang akan menjalankan proses Blowing dan

Molding. Proses tersebut akan memanaskan, meniup, dan mencetak

preform menjadi kemasan botol yang akan diiisi oleh air melalui

mesin chiller.

Namun perbedaan antara produk aqua mizone dengan

produk aqua lain adalah adanya tahap formulasi. Hal ini

dikarenakan produk aqua mizone yang merupakan produk

minuman isotonik sehingga sebelum diisi dalam botol-botol

kemasan terlebih dahulu dilakukan formulasi dalam mesin

formulator untuk kemudian melalui proses mixing dan blending.

Setelah itu air berisi isotonik mizone kemudian diisi kedalam

botol-botol melalui mesin chiller dan dipasang penutup hingga

menjadi produk setengah jadi. Produk mizone setengah jadi

tersebut kemudian akan melalui proses visual control untuk

memisahkan produk yang memenuhi dan tidak memenuhi standart.

Produk yang dinilai memenuhi standart akan melalui beberapa

conveyor untuk diproses kembali melalui mesin filler. Mesin ini

berfungsi untuk memberikan seal, dan labeling produk. Setelah

melalui keseluruhan proses tersebut produk akan di packing untuk

terlebih dahulu diistirahatkan dalam palet-palet selama sehari

semalam sebelum siap dipasarkan.

Page 122: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

133

s. Bersama tim sustainable development dan engineering melakukan

pengecekan dan perbaikan pompa sebagai bentuk respon atas

stakeholder complaint

Penulis bersama tim sustainable development dan engineering

melakukan pengecekan dan perbaikan pompa air yang selama ini

difungsikan untuk mengalirkan air dari perusahaan ke rumah-rumah

warga. Hal ini dilakukan sebagai bentuk respon atas komplain yang

diajukan oleh warga disekitar perusahaan yang mengeluhkan

tersendatnya aliran air kerumah mereka (aktivitas ini termasuk dalam

rangkaian aktivitas stake holder complaint yang menjadi

tanggungjawab divisi stakeholder relation).

Tabel 2.5 Tabel Stakeholder Complaint Danone Aqua Pandaan

Page 123: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

134

Usai melakukan pengecekan dan perbaikan penulis kemudian

diberi tugas untuk melaporkan aktivitas tersebut dalam bentuk laporan

penanganan keluhan. Selama ini hal aktivitas tersebut juga terus

dilakukan dalam rangka mendata secara administratif mengenai

munculnya keluhan-keluhan dari eksternal stakeholder dan bentuk

penanganan yang telah dilakukan guna mengatasi permasalahan yang

ada. Hal ini begitu penting mengingat komplain yang tidak segera

ditanganin nantinya justru akan dapat berkembang menjadi bom waktu

dan menjadi permasalahan yang dapat menganggu aktivitas

operasional perusahaan.

Page 124: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

135

t. Presentasi, Sharing, dan Evaluasi beberapa materi kuliah yang

penulis pelajari dalam program studi Hubungan Internasional

kepada Divisi Stakeholder Relation terutama berkaitan dengan

materi Isu-isu negara berkembang, CSR, MNC, Diplomasi Publik,

dan manajemen konflik

Pada dua hari terakhir penulis menjalankan aktivitas PKN di

Danone Aqua Pandaan, pembimbing lapangan meminta penulis untuk

terlebih dahulu melakukan Presentasi, Sharing, dan Evaluasi terutama

berkaitan dengan beberapa materi kuliah yang penulis pelajari dalam

program studi Hubungan Internasional kepada Divisi Stakeholder

Relation. Materi-materi yang penulis presentasikan terutama berkaitan

dengan materi Isu-isu negara berkembang, CSR, MNC, Diplomasi

Publik, dan manajemen konflik yang dinilai oleh pembimbing

lapangan sebagai pengetahuan baru yang ingin mereka pelajari.

Dengan demikian memberikan mereka wawasan baru yang dapat

mereka gunakan ketika mereka membutuhkan metode alternatif selama

mengimplementasikan program-program CSR perusahaan.

Setelah presentasi usai, kemudian dilanjutkan sesi selanjutnya

yaitu Sharing dan evaluasi antara penulis dengan divisi stakeholder

relation yang menangani eksternal stakeholder relation dan sustainable

development terkait kelemahan dan kelebihan berbagai aspek dalam

perusahaan terutama terkait program CSR yang selama ini mereka

jalankan. Selain itu penulis juga berkesempatan untuk sharing dan

Page 125: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

136

mengutarakan opini penulis berkaitan dengan Kinerja divisi Human

Resources dan Stakeholder Relation yang selama ini menjadi area

kerja penulis selama penulis melakukan kegiatan magang di PT.Tirta

Investama Pandaan. Sharing dan evaluasi juga dilakukan oleh Divisi

Stakeholder Relation dan Human Resources terkait kontribusi maupun

kelemahan dan kelebihan penulis selama menjadi pekerja magang.

Dalam agenda kali ini ditutup dengan acara perpisahan penulis sebagai

pekerja magang di PT.Tirta Investama (Danone Aqua) Pandaan

dengan beberapa perwakilan karyawan dari beberapa divisi, terutama

divisi stakeholder relation, human resources, serta plant manager

Danone Aqua Pandaan.

2.3 Hasil Kegiatan PKN

2.3.1 Pencapaian dalam Kegiatan PKN

Selama menjalankan PKN di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

Cabang Tanjung Perak penulis memperoleh beberapa pencapaian positif baik

dari segi hard skill maupun soft skill, diantaranya sebagai berikut:

a. Peningkatan Softskill

Mahasiswa selama menjalankan perkuliahan hanya mampu

meningkatkan kemampuan hard skill mereka, padahal ketika

mahasiswa memasuki dunia kerja mereka membutuhkan kemampuan

soft skill sebagai penyeimbang. Soft skill merupakan kemampuan

interpersonal yang melekat disetiap individu. Kegiatan PKN di PT Tirta

Page 126: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

137

Investama (Danone Aqua Pandaan) telah membantu penulis dalam

peningkatan kemampuan soft skill, diantaranya:

Profesionalisme

Selama menjalankan PKN penulis diwajibkan berpakaian

secara baik ke tempat kerja. Penulis harus menggunakan kemeja

berkerah, jas almamater universitas, bawahan (celana) kain, dan

sepatu tertutup dan safety. PT Tirta Investama (Danone Aqua

Pandaan) telah menetapkan seragam kepada para pegawainya, dan

apabila mereka tidak menggunakan seragam sesuai dengan jadwal

maka mereka akan mendapat surat teguran dari Manager divisi

Human Resources.

Selain berpakain rapi ke kantor, penulis juga diwajibkan

untuk datang tepat waktu mengikuti jam kerja para pegawai

meskipun untuk penulis merupakan staff magang. Hal inilah yang

kemudian mendorong penulis untuk terus menjaga ketepatan dan

nilai disiplin dengan tidak terlambat hadir dikantor. Perusahaan juga

mewajibkan seluruh pegawainya untuk melakukan 5S yakni:

Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun. Sehingga ketika berada

di kantor penulis berupaya untuk selalu tersenyum dan bersikap

ramah ketika bertemu dengan pegawai maupun orang lain. Selama

kegiatan PKN juga terdapat beberapa tugas yang menjadi tanggung

jawab penulis, untuk itu penulis harus benar-benar menyelesaikan

Page 127: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

138

tugas tersebut secara cermat sesuai dengan pengarahan yang telah

diberikan.

Peningkatan kemampuan komunikasi

Berkomunikasi secara baik merupakan bekal yang sangat

diperlukan khususnya bagi staf yang bertugas di divisi Human

Resources dan Stakeholder Relation. Tugas dan aktivitas PKN yang

begitu kompleks karena berkaitan dengan berbagai pihak, terutama

eksternal stakeholder perusahaan menunut penulis untuk

menerapkan komunikasi yang baik dan kompeten. Hal inilah yang

kemudian coba diimplementasikan penulis ketika terlibat dalam

berbagai kegiatan pertemuan, sosialisasi maupun diskusi dan

kepanitiaan yang penulis ikuti selama menjalankan aktivitas PKN.

Teamwork

Kemampuan bekerjasama juga merupakan aspek penting

ketika bekerja, beberapa kegiatan seperti meeting, sharing, maupun

diskusi, serta safety briefing. Selama masa PKN penulis juga

memperoleh kesempatan berharga untuk berkenalan dan berdiskusi

dengan berbagai pihak termasuk tim dari berbagai divisi yang ada di

Danone Aqua Pandaan, para eksternal stakeholder maupun mitra

LSM Danone Aqua Pandaan. Dalam mengerjakan beberapa tugas

penulis berupaya untuk menjalin hubungan dan komunikasi baik

bersama dengan pihak-pihak tersebut sehingga berbagai tugas

Page 128: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

139

tersebut dapat terselesaikan dengan baik, dan masing-masing turut

berkontribusi secara merata.

Berfikir Kritis

Hampir keseluruhan tugas yang menjadi tanggungjawab

penulis selama melaksanakan aktivitas PKN menuntut penulis untuk

tidak hanya berani dalam mengungkapkan opini, saran dan masukan,

tetapi juga menuntut penulis untuk selalu berfikir kritis dan

memberikan ide-ide kreatif dalam menganalisa kondisi kerja yang

lebih kompleks karena berhubungan dengan berbagai hal dan pihak

yang perlu membutuhkan perhatian lebih dari penulis.

2.3.2 Analisis Terhadap Peranan PT.Tirta Investama (Danone Aqua

Pandaan) dalam merumuskan dan mengimplementasikan

Program CSR “AQUA Lestari” sebagai Fokus Penulisan

Secara keseluruhan penulis sudah memperoleh informasi

dan pengetahuan terkait proses perumusan program-program CSR

Aqua. Walaupun pemahaman yang penulis peroleh kurang begitu

mendalam karena keterbatasan waktu dan tugas yang cukup

banyak, namun penulis dapat menangkap informasi terkait proses

dan tahapan yang harus dilalui terutama oleh perusahaan

internasional dalam merumuskan program CSR mereka. Tahapan-

tahapan tersebut dapat digambarkan melalui skema berikut :

Skema 2.1

Page 129: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

140

Tahapan Perumusan dan Implementasi Program CSR Danone Aqua Pandaan

Setelah melalui berbagai tahapan perumusan diatas yang tentu

saja dibuat dan dirumuskan dengan mengacu pada Grand design

Program CSR Aqua Lestari, Perusahaan Danone Aqua Pandaan

mewujudkan rumusan CSR kedalam tiga bentuk program utama,

diantaranya :

a. Program CSR Hutan Asuh yang dijalankan dengan menggandeng

mitra LSM Satu Daun

Page 130: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

141

b. Program CSR Integrated Community Development (ICD) yang

dijalankan dengan menggandeng mitra LSM SII (Social Investment

Indonesia)

c. Serta program CSR Water Access Sanitation and Hygiene (WASH)

yang dijalankan dengan menggandeng mitra LSM Paramitra

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa penulis, program

CSR yang dikembangkan oleh Danone Aqua Pandaan dengan menjalin

kerjasama bersama mitra LSM bergerak pada ranah keperdulian

lingkungan dan pemberdayaan ekonomi. Dalam mengimplementasikan

serangkaian program CSRnya, Danone Aqua Pandaan bertindak sebagai

pihak funding dan pengawas eksternal yang memberikan sebagian

profitnya untuk digunakan dalam program CSR, terutama

diperuntukkan bagi masyarakat di area ring I perusahaan. Dimana area

ring I perusahaan Danone Aqua Pandaan sendiri hanya meliputi satu

wilayah, yaitu Desa Karangjati.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran utama yang

dijalankan oleh perusahaan adalah memberikan bantuan baik berupa

infrastruktur, materi, maupun bantuan lain yang disalurkan melalui

program CSR dengan orientasi utama yaitu terciptanya pemberdayaan

masyarakat. Program Hutan Asuh dan WASH bersama dengan LSM

Satu Daun dan Paramitra secara keseluruhan berorientasi pada

perbaikan dan kepedulian lingkungan terutama wilayah-wilayah utama

yang dinilai sebagai wilayah tangkapan air hujan sebagai bahan baku

Page 131: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

142

utama produksi Aqua . Sedangkan dalam program CSR ICD yang

dijalin dengan LSM SII bertujuan untuk membantu pemerintah dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat terutama berkaitan dengan upaya

pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Peran utama kedua dari perusahaan Danone Aqua Pandaan

dalam implementasi program CSR adalah sebagai pengawas eksternal.

Dalam hal ini perusahaan terlibat aktif dalam aktivitas monitoring dan

evaluasi sebuah program CSR yang tengah berjalan. Peran monitoring

dan evaluasi dijalankan melalui kehadiran dan partisipasi representatif

perusahaan diwakili oleh tim sustainable development dalam rangkaian

aktivitas CSR, misalkan saja meeting dan sosialisasi kepada

masyarakat.

Sedangkan peran LSM disini bertindak sebagai mitra yang

digandeng oleh perusahaan untuk mengimplementasikan program CSR

yang telah dirumuskan secara langsung kepada masyarakat. Hal ini

dapat juga dilatarbelakangi oleh minimnya sumber daya manusia yang

dimiliki oleh perusahaan dalam mengcover keseluruhan implementasi

program. Selain itu, LSM juga bertindak sebagai fasilitator yang

menghubungkan antara perusahaan dengan masyarakat. LSM dalam hal

ini akan merumuskan Logical Framework Analysis sebagai dasar

design program, merumuskan masalah-masalah operasional, serta

masalah penyesuaian budgeting dengan dana yang telah diberikan oleh

perusahaan.

Page 132: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

143

Namun perlu dipahami bahwa program CSR yang dirumuskan

oleh perusahaan bersama dengan LSM tidak akan mampu

terimplementasi dengan baik tanpa adanya dukungan dan partisipasi

dari dua pihak lain yang juga memiliki peran sangat penting. Kedua

pihak tersebut adalah pemerintah dan masyarakat. Pemerintah dalam

implementasi program CSR perusahaan adalah sebagai eksternal

stakeholder yang turut memberikan dukungan dan pendampingan dalam

rangkaian aktivitas CSR. Walaupun peran yang dijalankan dapat

dikatakan tidak cukup besar, namun perusahaan terus berupaya

menjalin hubungan dan komunikasi baik dengan pemerintah daerah

agar memberikan dukungan tidak hanya bagi operasional perusahaan,

namun juga pada berbagai rangkaian aktivitas yang ada. Selama

menjalankan aktivitas PKN, penulis memperoleh beberapa kali

kesempatan untuk terlibat dalam meeting dan berpartisipasi dalam

serangkaian acara yang digelar oleh pemerintah Kabupaten Pasuruan.

Rangkaian acara tersebut seperti pada event Bromo Marathon yang

digelar di Kecamatan Tosari, Bromo dalam rangka menyambut Hari

Jadi Kabupaten Pasuruan, serta sosialisasi dan pelatihan pengurangan

resiko bencana (PRB) yang digelar oleh BPBD Provinsi dan Kabupaten

Pasuruan di Hotel Tretes Raya, Pasuruan.

Pihak terakhir yang menurut opini penulis merupakan pihak

yang berperan paling penting dalam menunjang keberhasilan rangkaian

program CSR adalah masyarakat. Melalui kehadiran beragam program

Page 133: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

144

tersebut, masyarakat tidak hanya menjadi objek melainkan lebih

sebagai direct beneficiaries (penerima manfaat langsung) dari program

yang diimplementasikan diwilayah mereka. Program CSR Danone

Aqua Pandaan yang mengutamakan terciptanya pemberdayaan

masyarakat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk

menciptakan kelembagaan mereka sendiri sehingga mereka belajar

untuk berdiskusi dan mengutarakan gagasan-gagasan mereka demi

pencapaian program yang jauh lebih baik. Kelembagaan yang terbentuk

melalui fasilitasi mitra LSM bersangkutan pada masing-masing

program CSR juga turut memainkan peran penting. Karena

kelembagaan yang terbentuk disini, seperti halnya kelompok

WANJATI maupun Panitia Sarana Air Bersih menjadi penanggung

jawab atas keberlanjutan program yang sudah berjalan dengan

didampingi oleh LSM. Tidak hanya itu, kelembagaan masyarakat

tersebut juga menjadi pihak yang membantu perusahaan dan LSM

dalam melaksanakan evaluasi dan monitoring terhadap program yang

sudah berjalan.

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa tujuan utama dari program CSR Danone Aqua Pandaan untuk

menciptakan pemberdayaan masyarakat dapat dikatakan telah mencapai

keberhasilan. Kesimpulan ini juga mengacu pada observasi penulis

selama terlibat dalam implementasi program CSR, dimana masyarakat

bukan hanya sebagai objek melainkan dilibatkan secara penuh dari

Page 134: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

145

tahap awal hingga akhir pelaksanaan program. Bisa dikatakan bahwa

rangkaian program CSR yang dirumuskan dan diimplementasikan oleh

Danone Aqua Pandaan bersumber dari masyarakat dan diperuntukkan

kembali bagi masyarakat.

Selain menganalisa implementasi program CSR perusahaan

melalui keterlibatan pihak-pihak dalam rangkaian aktivitas dan peran

yang mereka jalankan. Penulis juga menyempurnakan analisa untuk

mendukung fokus utama penulis yaitu berkaitan dengan peran PT. Tirta

Investama (Danone Aqua Pandaan) dalam merumuskan dan

mengimpelemntasikan program CSR mereka melalui konsep piramida

CSR yang diperkenalkan oleh Archie B. Carroll (1991)2. Berikut

merupakan gambaran konsep piramida CSR Carroll,

Gambar 2.10 Konsep Piramida CSR Archie B. Carroll (1991)

2 Caroll, Archie B, 1991, The Pyramid of Corporate Social Responsibility, http://www-rohan.sdsu.edu/faculty/dunnweb/rprnts.pyramidofcsr.pdf diakses pada tanggal 1 November 2013

Page 135: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

146

Dalam konsep piramida CSR tersebut Carrol menjelaskan

bahwa terdapat empat motif yang menjadi latar belakang bagi suatu

perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial mereka.

Keempat motif tersebut diantaranya :

1. Tanggungjawab Ekonomi

Carroll menitik beratkan penjelasan mengenai motif tersebut

pada tujuan utama perusahaan untuk memperoleh keuntungan.

Carroll berpendapat bahwa motif utama yang melatarbelakangi

pelaksanaaan tanggungjawab sosial oleh suatu perusahaan adalah

keinginan untuk menghasilkan laba atau memperoleh keuntungan.

Laba dalam hal ini merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting

bagi perusahaan. Oleh sebab itu suatu perusahaan dapat

menjalankan CSR dengan tujuan agar perusahaan memperoleh

tambahan nilai ekonomi agar dapat terus hidup dan berkembang.

2. Tanggungjawab Legal

Page 136: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

147

Tanggungjawab legal dalam hal ini merujuk pada ketaatan

hukum. Dijelaskan oleh Carroll bahwa salah satu motif yang

melatarbelakangi perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial

karena dalam proses mencari keuntungan, terutama perusahaan

asing yang beroperasi di wilayah negara lain dituntut untuk tidak

melanggar hukum dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Sehingga CSR hanya menjadi sebuah kewajiban yang

harus dilakukan oleh perusahaan agar mereka tidak dikenai sanksi

karena melanggar hukum negara.

3. Tanggungjawab Etis

Tanggung jawab etis menjadi salah satu motif yang

diuraikan oleh Carroll karena dalam hal ini perusahaan memiliki

kewajiban untuk melaksanakan praktik bisnis mereka dengan

mengedepankan nilai keadilan dan keterbukaan. Oleh sebab itu

norma dan nilai yang berlaku di masyarakat menjadi pedoman bagi

perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Pada motif ini

perusahaan telah memiliki etika kesadaran akan tanggung jawab

sosial yang harus mereka laksanakan. Sehingga perusahaan

kemudian telah mengetahui apa saja yang perlu dilakukan dan apa

yang diharapkan oleh masyarakat dengan keberadaan mereka.

4. Tanggungjawab Filantropis

Motif ini merupakan motif murni karena kedermawanan

perusahaan kepada masyarakat sehingga melatarbelakangi tanggung

Page 137: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

148

jawab sosial yang mereka laksanakan. Karena menurut Carroll

selain perusahaan harus memperoleh keutungan, patuh terhadap

hukum dan berperilaku etis, perusahaan juga dituntut untuk

memberikan kontribusi yang dapat dirasakan manfaatnya secara

langsung oleh masyarakat. Tanggung jawab sosial yang dijalankan

ditujukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan dari semua pihak.

Dalam motif keempat ini perusahaan juga tidak lagi bicara

mengenai orientasi, yang terpenting bagi mereka adalah perubahan

kualitas kehidupan yang lebih baik bagi pegawai, masyarakat, serta

dunia. Sehingga dapat dikatakan orientasi perusahaan menjadi jauh

lebih luas dibandingkan sebelumnya.

Jika dianalisa menggunakan keempat motif yang diuraikan

oleh Carroll tersebut, menurut opini penulis perusahaan Danone

Aqua Pandaan menggabungkan antara ketiga motif diantaranya

ekonomi, legal, dan etis sebagai alasan utama yang melatar

belakangi perusahaan dalam menjalankan CSRnya. Hal ini

dikarenakan program CSR yang dijalankan, terutama di area ring I

perusahaan lebih dari sekedar untuk mencari keuntungan, atau

dilaksanakan karena atas dasar patuh hukum, tetapi juga karena

Danone Aqua Pandaan telah benar-benar menyadari kebutuhan dan

komitmen mereka untuk melakukan CSR. Perusahaan menyadari

bahwa kemajuan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari komitmen

mereka terhadap kontribusi sosial yang diberikan. Karena pada

Page 138: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

149

faktanya, perusahaan tidak akan mampu berdiri terpisah dari

masyarakat yang ada disekitarnya. Selain itu perusahaan juga

manyadari kewajiban mereka untuk bertanggung jawab terhadap

berbagai dampak negatif yang ditimbulkan selama mereka

beroperasi misalkan saja berkaitan dengan kebisingan, limbah,

maupun dampak negatif lain.

Page 139: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

150

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari seluruh kegiatan magang yang telah dilaksanakan, penulis

banyak sekali memperoleh pengalaman dan pembelajaran yang sangat

berharga sekaligus menjadi bekal yang berguna bagi penulis dalam

meningkatkan kualitas hard skill maupun soft skill. Dalam pelaksanaan

PKN ini, penulis juga belajar untuk mengemban tanggung jawab yang

diberikan kepada penulis, belajar dalam meningkatkan kedisiplinan dalam

menghadapi target kegiatan di dunia kerja, belajar bekerja dengan baik

dalam sebuah tim, serta penulis dituntut untuk bersikap dan bertindak

secara profesional terhadap tugas yang penulis kerjakan. Melalui aktivitas

PKN yang berlangsung kurang lebih selama 39 hari penulis juga belajar

mengenai nilai-nilai kemandirian dan nilai-nilai lain yang sangat penting

bagi penulis dalam pembentukan character building penulis di masa

depan. Penulis juga mendapat pemahaman yang lebih baik mengenai

proses perumusan program CSR dan implementasinya di lapangan.

Penulis banyak belajar mengenai realita kompleksitas perumusan

dan implementasi CSR yang harus dilalui oleh sebuah perusahaan dalam

Page 140: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

151

merumuskan maupun melaksanakan program CSR dimasyarakat. Karena

perusahaan juga dituntut untuk mempertimbangkan berbagai aspek dan

melibatkan berbagai pihak serta kepentingan yang ada untuk mencapai

keberhasilan suatu program CSR melebihi apa yang penulis pelajari

selama ini mengenai teori perumusan dan implementasi CSR perusahaan

dalam perkuliahan.

Sedangkan peran Danone Aqua Pandaan sendiri dalam

merumuskan dan mengimplementasikan program CSR mereka di wilayah

ring I perusahaan, menurut penulis sudah cukup baik walaupun masih

terdapat beberapa kekurangan seiring berjalannya program-program CSR

Aqua tersebut. Dari divisi stakeholder relation yang membidangi

sustainable development (CSR), penulis memperoleh pembelajaran

tentang bagaimana proses kerja dan pelaksanaan tanggung jawab sosial

yang terjadi dalam sebuah perusahaan asing, membangun kemampuan

untuk berinteraksi dengan pihak luar, serta berkoordinasi dengan lembaga

pemerintahan, dan para kepala desa serta masyarakat pelaksana program.

Sebagian besar kegiatan yang dilakukan penulis selama magang

merupakan kegiatan lapangan. Walaupun ada sedikit pembelajaran tentang

beberapa teori dan konsep yang terkait program CSR, tetapi secara umum

yang penulis lakukan yakni menerapkan progam CSR Aqua tersebut

dengan berinteraksi dengan para stakeholder. Penulis mengetahui bahwa

sebuah kepentingan muncul disaat proyek tersebut direncanakan sampai

pada tahap koordinasi dengan pemerintah setempat dan juga pihak

Page 141: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

152

perusahaan. Dengan kata lain, apa yang telah penulis kerjakan dan amati

saat Praktik Kerja Nyata ini, telah dapat memberikan wawasan yang lebih

bagi penulis tentang implementasi CSR, yang memang tidak didapat

dibangku perkuliahan dan nantinya sangat bermanfaat bagi penulis disaat

berada di dunia kerja.

1.2 Rekomendasi

Berdasarkan pada pengalaman penulis selama melakukan kegiatan

Praktik Kerja Nyata di PT Tirta Investama (Danone Aqua Pandaan),

terdapat beberapa rekomendasi yang dapat penulis sampaikan.

Rekomendasi PT Tirta Investama (Danone Aqua Pandaan)

a. Diperlukan adanya perbaikan dalam mekanisme perbaikan dan

peningkatan mekanisme pemilihan LSM sebagai mitra kerja yang

dilakukan oleh tim Ad Hoc. Menurut pandangan penulis,

seharusnya pemebrian verifikasi atas kualifikasi LSM tidak hanya

dilakukan dengan berdasar pada pertimbangan-pertimbangan

positif tim Ad Hoc saja. Melainkan lebih kepada tahapan seleksi

yang tepat dengan turut mempertimbangkan pula track record

kinerja dan kredibilitas LSM yang bersangkutan untuk

menghindari permasalahan-permasalahn baru terutama berkaitan

dengan kinerja LSM yang tidak sesuai dengan LFA dan Workplan

yang ada, sehingga mempengaruhi keberhasilan suatu program.

Page 142: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

153

b. Melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap mekanisme

monitoring dan palopran bulanan kepada Head Office mengingat

seringkali laporan yang diterima perusahaan dari mitra LSM masih

sangat minim dan belum ampu mengcover perkembangan aktivitas

dan program CSR yang tengah berlangsung. Sehingga selama ini

tim sustainable development yang justru harus pro aktif mengecek

mengenai perkembangan aktivitas program.

c. Lebih tegas menerapkan mekanisme sanksi bagi masing-masing

pihak terkait yang melanggar ataupun keluar dari kontrak kerja

program CSR yang telah disepakati agar muncul budaya disiplin

dan program dapat berlangsung dengan lancar, sehingga cita-cita

bersama dengan masyarakat dapat segera terwujud.

d. Divisi satakeholder realtion lebih proaktif lagi dalam mengikuti

perkembangan isu-isu yang ada di masyarakat secara berkala.

e. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakt untuk memperbaiki

pola pikir masyarakat terkait bantuan dan program CSR yang

dijalankan oleh perusahaan. Sehingga tujuan utama pemberdayaan

dapat terwujud dan tercipta masyarakat yang mandiri dan jauh dari

pola ketergantungan terhadap perusahaan.

f. Mengingat jumlah SDM di Divisi stakeholder relation dan

kompleksnya tugas serta tanggung jawab yang harus dipikul maka

diperlukan adanya penambahan jumlah SDM yang kompeten

dalam bidang tersebut.Tidak hanya itu perusahaan melalui tim

Page 143: BAB II & III Laporan Magang Aqua Pandaan

154

resources development juga dirasa perlu untuk melaksanakan

sosialisasi dan pelatihan terkait diplomasi dan negosiasi serta

manajemen konflik dan pengelolaan CSR yang dapat menjadi

bekal sangat penting bagi divisi stakeholder relation dalam

menjalankan tugas mereka.

Rekomendasi untuk Program Studi Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya,

Bagi mahasiswa yang ingin melakukan PKN di PT Tirta Investama

(Danone Aqua Pandaan) sebaiknya mencari informasi terlebih dahulu

mengenai latar belakang perusahaan terkait, divisi yang ingin dituju, serta

apa yang menjadi fokus PKN. Selain itu, sebaiknya selama menjalankan

aktivitas PKN peserta magang selalu menanamkan keinginan kuat untuk

selalu memacu diri sendiri agar terus menerus memiliki inisiatif yang

tinggi, keingintahuan yang besar, serta keberanian untuk mengungkapkan

ide-ide kreatif agar kesempatan menjalankan PKN tidak sia-sia. Sebaiknya

perserta magang harus lebih proaktif dalam menggali berbagai informasi,

tidak hanya yang berkaitan dengan fokus magang saja karena pengetahuan

dan informasi tersebut mungkin saja akan menjadi wawasan dan bekal

penting di masa depan.