bab ii & iii laporan magang aqua pandaan
DESCRIPTION
Laporan magangTRANSCRIPT
12
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Gambaran Umum
2.1.1 Lokasi PT. Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan
Kantor PT. Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan berada di
Jalan Raya Surabaya Malang Km 48,5 Desa Karangjati Kecamatan Pandaan
Pasuruan PO.BOX 67156.
2.1.2 Contact Person
Telp : +62.343.631587
Fax : +62.343.4609177
Website : www.aqua.com
2.1.3 Profil Perusahaan Danone Aqua1
Sebelum akhirnya berganti nama menjadi Danone Aqua, perusahaan
air minum dalam kemasan (AMDK) ini pertama kali didirikan pada tahun
1973 oleh Bapak Tirto Utomo. Perusahaan tersebut kemudian berdiri dengan
nama PT. Tirta Investama yang lahir sebagai perusahaan yang pertama kali
mempelopori industri air minum dalam kemasan di Indonesia. Pabrik pertama
Aqua berdiri di wilayah Bekasi, dimana pada saat itu, produksi perdana yang
diluncurkan adalah produk dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950ml.
Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 1984 Aqua berhasil
mendirikan pabrik keduanya di wilayah Pandaan, Jawa Timur dengan tujuan
1 Tentang Aqua http://aqua.com/tentang_aqua diakses pada tanggal 01 November 2013
13
untuk lebih mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah
tersebut.
Satu tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1985, Aqua mulai
melakukan pengembangan produk dalam bentuk kemasan PET 220 ml.
Pengembangan produksi ini, kemudian semakin berhasil meningkatkan
kualitas dan jaminan keamanan produk Aqua untuk dikonsumsi oleh
masyarakat. Mengawali lahirya inisiasi terhadap rasa kepedulian sosial, maka
pada tahun 1993 Aqua menyelenggarakan program yang bertajuk "Aqua
Perduli (Aqua Cares)" yang berupaya untuk mendaur ulang botol plastik
Aqua menjadi materi plastik yang dapat digunakan kembali.
Kemudian pada tahun 1995, Aqua berhasil menunjukkan
perkembangan yang pesat dengan meluncurkan sistem produksi in line
pertamanya di pabrik Mekarsari. Sistem produksi in line dilakukan dengan
memproses air dan membuat kemasan Aqua pada saat yang sama. Sehingga
melalui sistem produksi ini memungkinkan Aqua untuk segera melakukan
pengisian air bersih pada botol-botol yang baru dibuat dengan tujuan agar
proses yang ada menjadi lebih higienis.
Pada tanggal 4 September 1998 Aqua menempuh sebuah langkah
besar dengan bergabung dalam Grup Danone. Langkah tersebut dinilai
sebagai sebuah langkah strategis, mengingat Grup Danone sendiri merupakan
salah satu kelompok perusahaan AMDK terbesar di dunia yang juga memiliki
keahlian dalam bidang nutrisi. Penggabungan ini kemudian semakin
membawa dampak positif terhadap peningkatan kualitas produk, dan berhasil
14
menempatkan Aqua sebagai produsen air minum dalam kemasan (AMDK)
yang terbesar di Indonesia.
Akhirnya, mengawali pergantian milenium, pada tahun 2000 Aqua
meluncurkan produk baru yang berlabel Danone-Aqua. Perkembangan usaha
yang semakin pesat menjadi salah satu alasan yang melatarbelakangi Danone,
pada tahun 2001 untuk mulai meningkatkan kepemilikan atas saham PT Tirta
Investama dari hanya sebesar 41 persen menjadi sebesar 74 persen. Hal ini
kemudian membuat Danone menjadi pemegang saham mayoritas Aqua Grup.
Di tahun ini pula, Aqua juga mengawali lahirnya produk baru yang
diluncurkan dalam kemasan botol kaca berukuran 380ml.
Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2002 posisi Aqua semakin
kokoh dengan berhasil meraih banyak penghargaan dalam ajang Indonesian
Best Brand Award. Pada tahun yang sama, Aqua memulai pemberlakukan
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB 2002-2004) bagi para pekerja yang mulai
aktif dijalankan pada tanggal 1 Juni 2002. Upaya ekspansi seiring dengan
perkembangan Aqua yang demikian pesat dilakukan dalam bentuk perluasan
kegiatan produksi melalui peresmian pabrik baru di wilayah Klaten pada
tahun 2003. Upaya ekspansi ini juga didukung dengan upaya pengintegrasian
proses kerja perusahaan melalui penerapan System Application and Products
for Data Processing (SAP) serta Human Resources Information System
(HRIS). Kini, setelah 30 tahun beroperasi, dibawah naungan Grup Danone,
Aqua telah memiliki 17 pabrik, dimana 16 diantaranya tersebar hampir di
seluruh wilayah tanah air. Sedangkan satu pabrik sisanya berada di IBIC
15
Brunei Darussalam.(Lihat table 2.1) Selain itu, Aqua juga memiliki lebih dari
satu juta titik distribusi yang dapat diakses oleh para pelanggannya di seluruh
Indonesia.
Tabel 2.1 Daftar 17 Plant Pabrik Aqua yang berdiri di beberapa wilayah di Indonesia
No. Plant
1. Danone Aqua Head Office
2. Danone Aqua Plant Berastagi
3. Danone Aqua Plant Lampung
4. Danone Aqua Plant Mekarsari
5. Danone Aqua Plant Citereup
6. Danone Aqua Plant Babakan Pari
7. Danone Aqua Plant Subang
8. Danone Aqua Plant Bekasi
9. Danone Aqua Plant Solok
10. Danone Aqua Plant Ciherang
11. Danone Aqua Plant Klaten
12. Danone Aqua Plant Wonosobo
13. Danone Aqua Plant Pandaan
14. Danone Aqua Plant Keboncandi
15. Danone Aqua Plant Mambal & Gatsu
16. Danone Aqua Plant Airmadidi
17. Danone Aqua Plant Cianjur
16
Selama menjalankan kegiatan usahanya, Danone Aqua juga terus berupaya untuk
melakukan inovasi dengan mengidentifikasi serta melakukan perubahan-
perubahan yang diperlukan terhadap berbagai aspek yang berhubungan dengan
kegiatan perusahaan. Namun berbagai perubahan dan inovasi yang dilakukan
tersebut tetap harus mengacu pada visi dan misi Danone Aqua sebagai panduan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan agar menjadi lebih
baik. Adapun tiga visi yang ingin dicapai oleh Danone Aqua adalah :
1. Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, serta mengandung gizi yang
seimbang bagi masyarakat. Visi tersebut diusung oleh perusahaan dengan
mengingat bahwa selama ini kondisi ekonomi yang buruk telah membuat
sebagian besar masyarakat kurang memiliki keperdulian terhadap
kesehatan serta kebutuhan gizi mereka. Sehingga untuk menanggapi
kondisi tersebut, perusahaan berupaya memproduksi air minum berkualitas
tinggi. Dimana produk air minum yang diproduksi harus memiliki
beberapa kandungan nutrisi dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Produk air minum tersebut kemudian dijual dengan harga yang
terjangkau, sehingga semua orang dari berbagai kalangan dapat
mengkonsumsi produk tersebut.
2. Menjadi perusahaan yang dinamis yang memiliki nilai-nilai etika, terbuka
bagi ide maupun saran dari karyawan, serta memberikan kesempatan bagi
karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Pengusungan visi ini berkaitan erat dengan era globalisasi seperti saat ini,
dimana perusahaan dituntut untuk menjadi perusahaan yang dinamis,
17
namun tetap mengedepankan nilai-nilai etika. Nilai-nilai ini juga
bersumber dari empat nilai etika milik Grup Danone, diantaranya nilai
humanisme, keterbukaan, kedekatan, serta antusiasme. Keterbukaan
perusahaan dalam menerima ide dan saran dari karyawan diharapkan dapat
semakin meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, perusahaan juga
berupaya memberikan kesempatan bagi karyawan dalam pengembangan
keterampilan dan pengetahuan mereka dengan mengadakan berbagai
pelatihan dan seminar.
3. Menjadi pusat rujukan bagi upaya-upaya pelestarian sumberdaya air,
lingkungan, dan pengembangan masyarakat. Visi tersebut diusung oleh
perusahaan mengingat Danone Aqua merupakan perusahaan yang
memanfaatkan sumberdaya alam, terutama air untuk menghasilkan produk
air minum. Sehingga Danone Aqua dianggap memiliki tanggung jawab
untuk melestarikan sumber air sebagai bahan baku utama, lingkungan, dan
juga pengembangan masyarakat. Sedangkan misi yang berupaya
dijalankan oleh Danone Aqua dalam mewujudkan berbagai visi diatas,
diantaranya :
1. Merek
Hal ini diwujudkan dalam bentuk dengan upaya untuk memperkuat
brand image yang dimiliki oleh Danone Aqua dengan terus
meningkatkan kualitas setiap produk yang dihasilkan.
18
2. Produk
Hal ini berkaitan dengan upaya terus menerus yang dilakukan oleh
Danone Aqua untuk melakukan penelitian dan pengembangan kegiatan
yang diharapkan dapat semakin membuat produk yang dihasilkan
menjadi lebih inovatif.
3. Produksi
Hal ini diwujudkan dengan terus meningkatkan kapasitas perusahaan
Danone Aqua dalam memenuhi permintaan konsumen.
4. Pemasaran
Hal ini duwujudkan melalui pengembangan strategi dalam menentukan
harga yang tepat yang sesuai dengan pasar
5. Distribusi
Hal ini diwujudkan dengan memperluas wilayah distribusi seluruh
produk Aqua.
Selain dibekali dengan berbagai visi dan misi, Danone Aqua juga
memiliki beberapa sertifikasi dan penghargaan yang berhasil diraih
sebagai bentuk nyata dari upaya perusahaan untuk terus meningkatkan
standar mereka. Beberapa sertifikasi dan penghargaan yang berhasil
diperoleh tersebut diantaranya :
1. Sertifikasi ISO 9002 sebagai produk air minum dalam kemasan
yang memenuhi standar Sistem Manajemen Mutu.
2. Seluruh plant pabrik Aqua telah dilengkapi dengan dua
sertifikasi, baik dari segi praktik maupun produksi. Kedua
19
sertifikasi tersebut adalah sertifikasi Good Manufacturing
Practices (GMP), dan sertifikasi National Sanitation
Foundation (NSF) dari segi produksi.
3. Sertifikat Health and Safety Quality yang berkaitan dengan
Kesehatan dan Keselamatan Kualitas (SMK3).
4. Sertifikat Hazard Crtitical Control Point Abalysis (HACCP).
Dimana pemberian sertifikat ini berkaitan dengan ketersediaan
metode untuk mengontrol dan menjaga proses produksi agar
terhindar dari kesalahan proses produksi yang dapat
mengakibatkan penurunan kualitas.
5. Sertifikat ISO 140001 yang berkaitan dengan Sistem
Manajemen Lingkungan.
6. Penghargaan “Asia Star Award” berkaitan dengan temuan
inovatif Aqua berupa dispenser keramik yang memiliki design
unik dengan mengadopsi konsep Kendo (Kendi Air Tradisional
di Jepang)
7. Penghargaan “Award Manajemen 1991” untuk kategori
manajemen umum yang diselenggarakan oleh World Executive
Digest Asian Institute of Management and Japan Airlines.
8. Penghargaan Adi Nusa Piala Kualita yang dianugerahkan oleh
Perusahaan Kamar Dagang Jaya sebagai perusahaan dengan
kualitas manajemen terbaik.
20
9. Penghargaan sebagai peserta terbaik pada kategori Penilaian
Penerapan Cara Produksi yang baik dalam rangka Hari Pangan
Sedunia Tahun 1997.
10. Penghargaan Super Brand 1999 yang diberikan oleh
Independent Survey Results of the Readers Digest Magazine
Singapore sebagai produk dengan kualitas terbaik, terkenal,
dan dapat diandalkan.
11. Penghargaan AQUA Awards yang diberikan oleh International
Bottled Water Association (IBWA) selama kurun waktu empat
tahun berturut-turut di bidang periklanan, promosi, serta
kategori public relations yang dilakukan oleh Aqua berkaitan
dengan aktivitas ekspor mereka keluar negeri.
12. Penghargaan Indonesian Customer Satisfaction Award,
Indonesia Best Brand Award, serta Value Creator Award yang
diraih secara bersamaan pada tahun 2003.
13. Penghargaan Superbrand Award dan Indonesia Best Brand
Award tahun 2004
14. Penghargaan Gold Packaging Branding Consumer Award,
Indonesia Best Brand Award, serta Golden Brand Award yang
diperoleh pada tahun 2005 dan 2006.
15. Penghargaan Indonesia Brand Platinum Award yang diraih
pada tahun 2007.
21
16. Penghargaan serta sertifikasi Packindo Star Awards yang
diberikan kepada Danone Aqua sebagai pemenang pada kontes
kemasan nasional pada tahun 2011.
2.1.4 Profil PT.Tirta Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan
PT.Tirta Investama merupakan salah satu pabrik yang berada
dibawah naungan Grup Danone yang didirikan pada tahun 1983 di wilayah
Pandaan. Sebelum dikenal dengan nama PT.Tirta Investama, pabrik ini
sempat beberapa kali mengalami pergantian nama. Dimana mulanya
pabrik ini berdiri dengan nama PT.Tirta Jaya Utama, namun kemudian
nama tersebut beralih menjadi PT.Tirta Jayamas Unggul pada tahun 1985.
Nama tersebut kemudian mengalami perubahan lagi menjadi PT.Tirta
Investama pada tahun 2000 dan berkembang hingga saat ini. Pabrik ini
kemudian mengawali aktivitas produksinya pada tanggal 28 April 1984.
Dalam aktivitas produksinya, Danone Aqua Pandaan menghasilkan
beberapa macam produk yang diklasifikasikan dalam dua kategori.
Pertama yaitu kategori produk returnable, yang terdiri dari produk aqua 5
Gallon. Sedangkan kategori kedua yaitu produk non returnable, yang
terdiri dari produk aqua 600 ml, produk aqua 1500ml, produk aqua 240
ml, serta produk aqua mizone.
22
Dalam menghasilkan berbagai macam produk diatas, perusahaan
Danone Aqua Pandaan dilengkapi dengan beberapa sertifikasi penting,
diantaranya :
1. Sertifikasi Good Manufacturing Process (GMP) mengenai mutu
dan keamanan produk
2. Sertifikasi ISO 9001-2000 mengenai Sistem Manajemen Mutu
3. Sertifikasi ISO 14001 mengenai Sistem Manajemen Lingkungan
4. Sertifikasi ISO 22000 mengenai Sistem Manajemen Keamanan
Pangan
5. Sertifikasi Halal yang diberikan oleh MUI
2.1.5 Struktur Organisasi PT. Tirta Investama (Danone Aqua) Plant
Pandaan
Dalam rangka mendukung kelancaran operasional perusahaan,
maka PT.Tirta Investama Pandaan berupaya menyusun struktur organisasi
perusahaan yang bersifat dinamis dengan tujuan memberikan gambaran
yang jelas mengenai tugas dan fungsi dari masing-masing divisi yang ada.
Namun berbagai bentuk perubahan yang terjadi dalam struktur organisasi
tersebut tetap harus mengacu pada visi dan misi perusahaan. PT.Tirta
Investama sendiri memiliki sebuah misi yaitu berupaya untuk
memproduksi air minum dalam kemasan dan beverage yang bermutu,
kompetitif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Sedangkan visi yang diusung oleh perusahaan yaitu pada tahun 2017
23
mendatang, PT.Tirta Investama Pandaan akan menjadi pabrik terbaik
dibawah naungan Aqua Grup dalam hal best practice dan kinerja.
Seiring dengan visi tersebut, maka diharapkan pada tahun 2017
nanti perusahaan Tirta Investama Pandaan akan mampu mencapai
kesuksesan dalam aspek-aspek berikut, diantaranya :
1. Quality
PT.Tirta Investama Pandaan menjadi perusahaan air minum
dengan kualitas yang tinggi dari hulu ke hilir (source to
shopper).
2. People
PT.Tirta Investama Pandaan memiliki insan-insan yang
kompeten, bermotivasi tinggi, mampu beradaptasi dengan
cepat, saling peduli, berbudaya aman dan berkehidupan yang
seimbang.
3. Environment
PT.Tirta Investama Pandaan menjadi perusahaan dengan
tempat kerja yang nyaman, bersih, modern, dan bertanggung
jawab terhadap lingkungan.
4. Productivity
PT.Tirta Investama Pandaan menjadi perusahaan yang
mengedepankan proses produksi yang efektif, efisien, dan
berkelanjutan.
24
Berikut ini merupakan bagan struktur organisasi PT.Tirta
Investama (Danone Aqua) Plant Pandaan pada tahun 2013. Dimana
kendali atas kekuasaan tertinggi dalam perusahaan berada pada seorang
Plant Manager yang memimpin beberapa divisi dibawahnya.
Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT.Tirta Investama (Danone
Aqua)Pandaan
1. Manufacturing Organization
Plant ManagerPlant Manager
Manufacturing Area 1Manufacturing Area 1
Manufacturing Area 2Manufacturing Area 2
Manufacturing Area 3
\
Manufacturing Area 3
\Manufacturing Area 4Manufacturing Area 4
PerformancePerformance
QualityQuality
Plant ControllerPlant Controller
LogisticLogistic
Human ResourcesHuman Resources
SHESHE
EngineeringEngineering
Stake Holder RelationStake Holder Relation
System AdministratorSystem Administrator Personal AssistancePersonal Assistance
25
Divisi manufaktur merupakan salah satu divisi utama yang terdapat
dalam rangkaian struktur organisasi PT.Tirta Investama Pandaan. Secara
keseluruhan terdapat empat divisi manufaktur yang masing-masing
menghasilkan berbagai macam produk aqua. Lokasi dari keempat divisi
manufaktur tersebar dalam 5 area pabrik yaitu Gedung Yudhistira, Gedung
Gatotkaca, Gedung Bima, Gedung Srikandi, dan Gedung Shinta.
Divisi ini sendiri dipimpin oleh seorang Manufacturing Area
Manager dengan dibantu oleh produk administrator, dan membawahi tim
ahli bidang Quality area, tim Performance area, Shift leader produksi, tim
Engineering area, dan tim Maintenance Planner. Divisi manufaktur
bertugas dan bertanggungjawab dalam hal memproses bahan baku menjadi
produk aqua yang berkualitas tinggi dengan cara yang efektif dan efisien
(metode maupun sistem), memastikan transaksi waktu yang akurat dan
real dalam proses produksi, memelihara semua lini peralatan produksi dan
fasilitas kerja agar dapat berfungsi secara maksimal, serta melakukan
upaya peningkatan dalam berbagai aspek produksi secara berkala.
2. Engineering Organization
Manufacturing Area Manager
Production Administration
Quality Performance/Method Shift Leader Engineering Area Maintenance Planner
26
Divisi teknik dikepalai oleh soerang Engineering Manager yang
membawahi tim Maintenance Planner, Assets Engineer Utility, Projects,
Maintenance Building, Maintenance Forklift, dan Workshop. Divisi ini
bertugas dan bertanggungjawab untuk secara teknis dalam
mengembangkan, mengelola peningkatan investasi maupun proyek, serta
pemeliharaan aset (peralatan, perlengkapan, fasilitas, dll). Divisi
Engineering juga bertugas untuk mengelola suku cadang dalam unit bisnis
untuk membuatnya bekerja lebih maksimal dan berfungsi seperti yang
diharapkan.
3. Quality Organization
Engineering Manager
Maintenance Planner
Assets Engineer Utility
Projects Maintenance Building
Maintenance Forklift
Workshop
Administrator
27
Divisi Quality menjadi salah satu divisi penting mengingat
besarnya resiko dan tanggung jawab yang harus dijalankan. Divisi ini
dipimpin oleh seorang Quality Manager yang dibantu oleh Quality
Administration dan membawahi tim yang menangani bidang System,
Laboratorium, Supplier Service Development, serta tim Customer and
Consumer Service. Tugas utama yang menjadi kewajiban divisi ini adalah
untuk menjamin kualitas produk dari sumber mata air hingga ke pembeli
terutama sejak tahap awal, proses, hingga tahap akhir yaitu keluarnya
produk pada unit bisnis, dan mematuhi peraturan-peraturan produk
maupun spesifikasinya, serta berupaya untuk meraih kepuasan pelanggan.
4. Performance Organization
Quality Manager
Quality Administration
System Laboratory Supplier Service Development
Customer and Consumer Service
28
Divisi Performance terdiri atas seorang Performance Manager
yang membawahi tim Reporting & Analysis. Tim ini juga membawahi dua
tim lain yaitu tim Reporting Administration dan tim Analysis
administration. Di dalam divisi ini juga terdapat tim
Performance/Damaway (Danone is My Way), Tim Operation Training
dan tim Plant Trainee. Tugas utama yang harus dijalankan oleh divisi ini
adalah secara konsisten memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat
tercapai secara efektif dan efisien, memastikan keselarasan sumberdaya,
serta memastikan sistem dan kompetensi karyawan untuk tujuan dan
prioritas strategis perusahaan.
5. Human Resources Organization
Performance Manager
Reporting & Analysis
Performance / Damaway
Operation Training Plant Trainee
Reporting Administration
Analysis Administration
29
Divisi Human Resorces yang dipimpin oleh seorang Human Resources
Manager terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya tim Payroll, tim
Resources Development, tim Employee Relation, General Services, serta Chief
Security. Divisi ini secara keseluruhan bertanggung jawab pada evaluasi
kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yang dimiliki oleh perusahaan,
serta bertanggungjawab dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
terhadap berbagai kegiatan perusahaan.
Secara umum, tim Payroll menjalankan tugas yang berkaitan dengan
pengupahan maupun absensi karyawan. Sedangkan tim Resources
Development berupaya untuk menggali potensi karyawan dengan mengadakan
berbagai training untuk meningkatkan skill pegawai, serta mengendalikan hal-
hal yang berkaitan dengan rekruitmen karyawan baru. Tim Employee Relation
bertugas untuk membangun hubungan loyalitas antar karyawan maupun
keluarga karyawan atau dengan kata lain berupaya menjalankan aktivitas CSR
bagi internal perusahaan. Sedangkan General Services menjalankan tugas
yang berkaitan dengan aktivitas umum perusahaan dan membawahi
Receptionist serta Driver Pool perusahaan. Chief Security merupakan tim
yang bertanggung jawab dalam hal-hal yang berkaitan dengan keamanan dan
tata tertib perusahaan.
6. Stake Holder Relation Organization
Human Resources Manager
Payroll Resources Development Employee Relation General Services Chief Security
Receptionist
Driver Pool
30
Stakeholder Relation merupakan divisi yang secara keseluruhan
berfungsi untuk menjalin dan mengelola hubungan antara pihak
stakeholders internal (Pemegang saham, Manajemen dan Top Executive,
Karyawan) maupun pihak stakeholders external (Konsumen, Penyalur,
Pemasok, Bank, Pemerintah, Pesaing, Komunitas lokal, maupun Media)
yang terlibat baik secara keseluruhan maupun parsial yang memiliki
hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan.
Sehingga keberadaan divisi stakeholder relation dipahami sebagai
divisi yang berupaya menjalankan peran dua arah yaitu untuk
pembangunan relasi dengan para stakeholder dalam rangka memenuhi
kebutuhan perusahaan sendiri, maupun para stakeholder dalam sebuah
sistem sosial.
Divisi stakeholder relation dalam Danone Aqua Pandaan
melaksanakan fungsi utamanya dengan berpedoman pada konsep new-
corporate relation. Dimana perusahaan tidak lagi menempatkan dirinya
pada posisi eksklusif dibanding para stakeholdernya.
Sehingga dengan pola hubungan semacam itu arah dan tujuan
perusahaan bukan lagi hanya berorientasi pada upaya menghimpun
keuntungan sebanyak-banyaknya, namun lebih kepada pencapaian
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Itulah
sebabnya tanggungjawab perusahaan terkait aktivitas Corporate Social
Responsibility (CSR) juga menjadi salah satu tugas utama yang harus
dilaksanakan oleh divisi ini.
31
2.2 Deskripsi Kegiatan
2.2.1 Deskripsi Kegiatan Harian PKN
Pelaksanaan kegiatan harian di PT.Tirta Investama (Danone
Aqua) Pandaan sejak tanggal 21 Agustus hingga 09 Oktober 2013
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2Daftar Kegiatan Harian Praktik Kerja Nyata Di PT.Tirta Investama
(Danone Aqua) Pandaan
No. Hari/Tanggal Waktu Kegiatan
1. Rabu,
21 Agustus 2013
08.00-
16.00
Induksi Kebijakan Keselamatan
dan Kesehatan, Basic Safety
Rules, Area PT.Tirta Investama
Pandaan
Induksi peraturan pekerja
magang dan penandatanganan
Surat Perjanjian Kerja Pekerja
Magang PT.Tirta Investama
Pandaan
Induksi ke berbagai divisi di
PT.Tirta Investama Pandaan
Induksi dan perkenalan ke
divisi Human Resources dan
divisi Stakeholder Relation
yang akan menjadi area kerja
Stake Holder Relation Manager
Sustainable Development External Relation
32
penulis selama melakukan
kegiatan magang.
2. Kamis,
22 Agustus 2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Induksi dan diskusi mengenai
berbagai aktivitas CSR yang
telah dan sedang dijalankan
oleh Danone Aqua Pandaan.
Termasuk pula diskusi
mengenai tanggapan dan opini
tim sustainable development
terkait UU CSR yang
diterapkan pemerintah
Indonesia terhadap perusahaan
asing.
3. Jumat,
23 Agustus 2013
08.00-
16.00
Peninjauan ke Tandon Warga
sebagai perkenalan awal
terhadap salah satu program
CSR “WASH” milik Danone
Aqua Pandaan yang tengah
berjalan.
Meeting SSMA (Sekolah
33
Sahabat Mata Air) bersama
dengan LSM Satu Daun dan
Perwakilan Head Office
Danone Aqua.
4. Sabtu,
24 Agustus 2013
08.00-
13.00
Sosialisasi dan Pelatihan
Pengurangan Resiko Bencana
(PRB) Jawa Timur bersama
BPBD Kab Pasuruan, beberapa
perwakilan LSM, serta
Perwakilan Dunia Usaha di
Tretes Raya Pasuruan.
Review dan Rangkuman Materi
Hasil Pelatihan dan Sosialisasi
Pengurangan Resiko Bencana
dan Rencana Pembentukan
Desa Tangguh di Pasuruan
5. Senin,
26 Agustus 2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Kunjungan ke divisi
manufakturing yang
memproduksi produk Aqua
Mizone
34
Meeting dengan LSM Aksara
Jawa Jogjakarta mengenai
rencana tindak lanjut dari hasil
pelatihan Pengurangan Resiko
Bencana (PRB) yang
sebelumnya telah
diselenggarakan di Pasuruan
Jawa Timur.
6. Jumat
30 Agustus 2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Induksi dan Peninjauan ke salah
satu program CSR Danone
Aqua Pandaan yang tengah
berjalan yaitu program
“Sampah Rupiah” di wilayah
Taman Dayu.
Induksi dan implementasi
prinsip 5R Danone Aqua
Pandaan
7. Sabtu,
31 Agustus 2013
08.00-
13.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
35
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Pengambilan Gambar Banner
Aqua bersama tim sustainable
development sebagai salah satu
bentuk Sponsoship yang
dilakukan oleh Danone Aqua
Pandaan dalam event “Bromo
Marathon” yang
diselenggarakan oleh Pemkab
Pasuruan untuk menyambut
hari jadi Kabupaten Pasuruan di
Tosari Bromo.
8. Senin,
02 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Induksi dan Implementasi
36
Safety Briefing bersama
beberapa divisi Danone Aqua
Pandaan (diantaranya divisi
human resources, plant
controller, dan stake holder
relation). Aktivitas Safety
Briefing merupakan aktivitas
rutin yang dilakukan oleh
seluruh divisi yang ada di Aqua
Pandaan sebagai bentuk
implementasi kebijakan WISE
yang ditetapkan oleh Head
Office Danone Aqua.
Bersama dengan tim Resources
Development dari divisi Human
Resources melakukan
Employee Training di
Laboratorium Komputer kepada
15 orang karyawan setingkat
shift leader dan product
administrator.
Implementasi 5R (Ringkes,
Resik, Rapi, Rawat, dan Rajin)
9. Selasa,
03 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
37
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Absensi dan pembagian materi
safety briefing untuk minggu
depan.
Diskusi proses perumusan CSR
Danone Aqua Pandaan bersama
tim sustainable development.
Administrasi Human Resources
: (Input Data Job Cycle Check
dan Instruksi Kerja
Penyeberangan yang
dilaksanakan oleh tim Chief
Security bulan Agustus-
September 2013).
10. Kamis,
05 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Respon dan Peninjauan awal ke
Tandon Warga (salah satu
rangkaian Program CSR
WASH) terkait laporan adanya
38
keretakan dan kebocoran pada
tandon.
Kunjungan ke area produksi
Aqua 240 ml
Lanjutan Employee Training
bersama tim Resources
Development kepada 10 orang
karyawan setingkat shift leader
dan product administrator di
laboratorium komputer.
Rekruitmen karyawan bersama
tim Resources Development.
Kunjungan ke area ALSIM
(area yang memproduksi
produk aqua 600 ml dan 1500
ml).
11. Jumat,
06 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Pembahasan bersama
pembimbing magang dari tim
sustainable development terkait
fokus magang yang ingin dituju
39
oleh penulis.
Kunjungan dan sosialisasi
kepada kelompok ekonomi
sebagai salah satu dari
rangkaian aktvitas dalam
program CSR Integrated
Community Development (ICD)
di Dusun Sukorejo.
12. Sabtu,
07 September
2013
08.00-
13.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Peninjauan tahap selanjutnya ke
Tandon Warga Desa Karangjati
yang mengalami masalah
keretakan dan kebocoran.
Meeting dengan LSM
Paramitra yang menjadi partner
Danone Aqua Pandaan dalam
pelaksanaan program CSR
WASH, panitia pembangunan
tandon yang berasal dari
perwakilan warga, tim
sustainable development
40
Danone Aqua Pandaan, serta
Konsultan Bangunan untuk
membahas tindak lanjut
permasalahan tandon di
basecamp Karangjati.
13. Senin,
09 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Induksi dan Implementasi
Safety Briefing bersama
beberapa divisi Danone Aqua
Pandaan (diantaranya divisi
human resources, plant
controller, dan stake holder
relation). Aktivitas Safety
Briefing merupakan aktivitas
rutin yang dilakukan oleh
seluruh divisi yang ada di Aqua
Pandaan sebagai bentuk
implementasi kebijakan WISE
yang ditetapkan oleh Head
Office Danone Aqua.
Penanganan dan Peninjauan
41
rencana aktivitas perbaikan
Tandon Warga.
Administrasi Human Resources
: (Input Data Job Cycle Check
dan Instruksi Kerja
Penyeberangan yang
dilaksanakan oleh tim Chief
Security bulan Agustus-
September 2013).
14. Selasa,
10 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Administrasi Human Resources
: (Input Data Job Cycle Check
dan Instruksi Kerja
Penyeberangan yang
dilaksanakan oleh tim Chief
Security bulan Agustus-
September 2013).
Pertemuan dan sosialisasi Pra-
Koperasi WANJATI dengan
kelompok ekonomi dan warga
Desa Karangjati, LSM SII dan
42
Perwakilan Dinas Koperasi
Kabupaten Pasuruan di Griya
Super Desa Karangjati
Bersama tim Resources
Development dan divisi SHE
(Safety, Health, and
Environment) melakukan
employee training “pemadaman
kebakaran” kepada sebagian
karyawan bagian produksi.
Kunjungan ke area produksi All
Krupp
15. Rabu,
11 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Lanjutan diskusi proses
perumusan CSR Danone Aqua
Pandaan bersama tim
sustainable development.
Induksi materi 6 Basic Safety
Rules Danone Aqua Pandaan
bersama tim resources
development.
43
16. Kamis,
12 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Peninjauan aktivitas perbaikan
awal Tandon Warga yang retak
dan bocor.
Meeting dengan Tim CSR
“SKAWAN (Sukarelawan
Aqua Karyawan Aqua
Pandaan)” terkait rencana
pelaksanaan acara 17an dalam
rangka HUT RI di Danone
Aqua Pandaan.
Employee rekruitmen bersama
dengan tim resources
development.
17. Jumat,
13 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
44
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Diskusi lanjutan bersama
dengan tim sustainable
development terkait proses
perumusan dan implementasi
CSR Danone Aqua Pandaan.
Tahap awal pembuatan
kerangka laporan magang
18. Sabtu,
14 September
2013
08.00-
13.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Bersama dengan tim
sustainable development,
resources development, dan tim
CSR SKAWAN berpartisipasi
membantu persiapan rekreasi
karyawan PT.Tirta Investama
Pandaan 2013.
19. Senin,
16 September
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
45
2013 agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Employee rekruitmen bersama
dengan tim resources
development di Laboratorium
Komputer.
Administrasi Human Resources
: meeting bersama tim
resources development sebagai
bagian dari panitia pelaksana
acara 17an untuk
mempersiapkan rencana
lanjutan dalam rangka
menyambut HUT RI.
20. Selasa,
17 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
46
program CSR mereka.
Bersama tim sustainable
development melakukan
peninjauan rutin terkait
perkembangan aktivitas
perbaikan tandon warga.
Meeting dengan Ketua RT.05
Desa Karangjati Bpk.Darso
dalam rangka pembahasan
progress dan rencana lanjutan
pembangunan masjid sebagai
salah satu rangkaian aktivitas
CSR Danone Aqua Pandaan,
serta pembahasan permohonan
bantuan air minum yang
diajukan oleh panitia
pemilukades desa Karangjati
kepada Danone Aqua Pandaan.
Pembahasan bersama tim
sustainable development terkait
kebijakan CSR dalam PROPER
yang ditetapkan oleh
Pemerintah dan Badan
Lingkungan Hidup bagi dunia
usaha terutama perusahaan
asing yang beroperasi di
Indonesia.
Lanjutan Induksi materi 6 Basic
Safety Rules Danone Aqua
Pandaan bersama tim resources
development.
47
21. Rabu,
18 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Administrasi Human Resources
: (Input Data Job Cycle Check
dan Instruksi Kerja
Penyeberangan yang
dilaksanakan oleh tim Chief
Security bulan Agustus-
September 2013).
Tahap awal perumusan laporan
magang oleh penulis.
22. Kamis,
19 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
48
Administrasi Human Resources
: bersama tim resources
development melakukan revisi
struktur organisasi perusahaan
Tirta Investama Pandaan sesuai
hasil meeting untuk secara
resmi ditetapkan pada tanggal
01 Oktober 2013.
23. Jumat,
20 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Administrasi Human Resources
: bersama tim resources
development melakukan revisi
struktur organisasi perusahaan
Tirta Investama Pandaan sesuai
hasil meeting untuk secara
resmi ditetapkan pada tanggal
01 Oktober 2013.
24. Sabtu,
21 September
2013
08.00-
13.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
49
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Bersama tim sustainable
development mengerjakan
administrasi CSR : Laporan
progres keseluruhan aktivitas
CSR Bulanan yang dijalankan
oleh Danone Aqua Pandaan
bersama masing-masing partner
LSM (SII, Satu Daun,
Paramitra) yang secara rutin
dilaporkan kepada Head Office
Danone Aqua Indonesia setiap
bulannya per tanggal 22.
25. Senin,
23 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Peninjauan rutin terkait
50
perbaikan tandon warga
bersama tim sustainable
development.
Employee rekruitmen bersama
dengan tim resources
development di Laboratorium
Komputer.
26. Selasa,
24 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Administrasi Human Resources
: (Input Data Job Cycle Check
dan Instruksi Kerja
Penyeberangan yang
dilaksanakan oleh tim Chief
Security bulan Agustus-
September 2013).
Employee rekruitmen bersama
dengan tim resources
development di Laboratorium
Komputer.
27. Rabu,
25 September
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
51
2013 agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Administrasi Human Resources
: bersama tim payroll,
resources development, dan tim
bidang jurnalistik SKAWAN
mempersiapkan payroll seluruh
karyawan sekaligus pembagian
buletin bulanan perusahaan
Tirta Investama Pandaan
periode Agustus-September
2013.
Mengecek pengerjaan
perbaikan tandon warga yang
tak kunjung usai dilakukan oleh
partner LSM Paramitra.
28. Kamis,
26 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
52
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Bersama tim sustainable
development merumuskan
pembuatan memo donasi terkait
permohonan bantuan produk air
mimun oleh warga desa
Karangjati untuk
penyelenggaraan
PEMILUKADES,
penyelenggaraan donor darah
massal oleh persatuan media
Jawa Timur, dan permohonan
bantuan doorprize yang
diajukan oleh Dinas Keuangan
Kabupaten Pasuruan dalam
rangka menyambut Hari Jadi
Kabupaten Pasuruan di
Pendopo Kabupaten.
Bersama panitia dan tim CSR
SKAWAN menyelenggarakan
perlombaan antar karyawan
sebagai rangkaian acara 17an
Danone Aqua Pandaan.
29. Jumat,
27 September
2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
53
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Administrasi Human Resources
: bersama tim payroll,
resources development, dan tim
bidang jurnalistik SKAWAN
mempersiapkan payroll seluruh
karyawan sekaligus pembagian
buletin bulanan perusahaan
Tirta Investama Pandaan
periode Agustus-September
2013.
Bersama tim sustainable
development merumuskan
pembuatan memo donasi terkait
permohonan bantuan produk air
mimun oleh warga desa
Karangjati untuk
penyelenggaraan
PEMILUKADES,
penyelenggaraan donor darah
massal oleh persatuan media
Jawa Timur, dan permohonan
bantuan doorprize yang
diajukan oleh Dinas Keuangan
Kabupaten Pasuruan dalam
rangka menyambut Hari Jadi
Kabupaten Pasuruan di
54
Pendopo Kabupaten.
Bersama tim sustainable
development menghadiri
pelatihan dan persiapan
legalitas usaha Pra-Koperasi
bagi kelompok ekonomi
WANJATI di Griya Super Desa
Karangjati.
30. Sabtu,
28 September
2013
08.00-
16.00
Penulis ijin terkait keperluan
keluarga.
31. Senin,
30 September
2013
08.00-
16.00
Penulis ijin terkait keperluan
keluarga.
32. Selasa,
01 Oktober 2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Sharing dengan pembimbing
magang dan tim sustainable
development terkait penyusunan
laporan magang.
Meeting dengan LSM SII di
55
Basecamp SII Karangjati terkait
penyusunan survey ALBERTA
bagi seluruh program CSR yang
dilaksanakan oleh semua Plant
Danone Aqua di Indonesia
sesuai ketetapan Head Office
Danone Aqua.
Administrasi CSR : Bersama
tim sustainable development
merumuskan dan
menjadwalkan agenda
pertemuan dengan masing-
masing External Stakeholder
sebagai bentuk aktivitas
External Stakeholder
Engagement yang menjadi
salah satu tugas utama divisi
Stakeholder Relation Danone
Aqua Pandaan.
33. Rabu,
02 Oktober 2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Peninjauan tahap akhir
56
pengerjaan perbaikan Tandon
Warga dan meeting tahap
lanjutan pengerjaan pipa irigasi
untuk mengalirkan air tandon
ke rumah-rumah warga
bersama Panitia dan LSM
Paramitra di Basecamp
Paramitra Desa Karangjati.
Sharing process in line
production yang dilakukan oleh
Danone Aqua dalam
memproduksi produk air
minum dalam kemasan mereka.
34. Kamis,
03 Oktober 2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Administrasi Human Resources
: bersama tim resources
development melakukan revisi
struktur organisasi perusahaan
Tirta Investama Pandaan sesuai
hasil meeting untuk secara
resmi ditetapkan pada tanggal
57
01 Oktober 2013.
Bersama pembimbing magang
melakukan aktivitas Plant Tour
ke area produksi Aqua 5
Gallon.
Bersama tim sustainable
development dan LSM
Paramitra serta Panitia
melakukan Trial Tandon Warga
yang telah selesai diperbaiki.
35. Jumat,
04 Oktober 2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Bersama tim sustainable
development dan LSM
Paramitra serta perwakilan
Panitia melakukan peninjauan
dan pengecekan terakhir
kondisi tandon warga
Bersama tim sustainable
development dan LSM
Paramitra serta perwakilan
Panitia melakukan meeting
58
dengan agenda koordinasi
bersmaa Ketua Panitia
pembangunan Tandon Warga
Bpk Arief untuk melakukan
pengerjaan pipa irigasi dan
distribusi air tandon ke rumah-
rumah warga.
36. Sabtu,
05 Oktober 2013
08.00-
13.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Penulis melakukan dubbing
terkait induksi Safety Briefing
untuk area 2 Mizone sesuai
instruksi yang diberikan oleh
(Tim Kesiagapan dan Tanggap
Darurat) TKTD area.
Penulis Bersama tim
engineering dan maintenance
planner area melakukan Plant
Tour Area Mizone.
Lanjutan Induksi materi 6
Basic Safety Rules dan TKTD
Danone Aqua Pandaan bersama
59
tim resources development.
37. Senin,
07 Oktober 2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Employee rekruitmen bersama
dengan tim resources
development di Laboratorium
Komputer.
Bersama tim resources
development dan employee
relation melaksanakan Danone
People Survey 2013 kepada
seluruh karyawan Danone Aqua
Pandaan di Auditorium dan
dilanjutkan pembagian form
Danone People Survey ke
beberapa divisi dan area lain
yang belum melakukan survey.
Sharing bersama tim divisi
performance terkait penerapan
konsep DAMAWAY (Danone
My Way) di perusahaan Tirta
Investama Pandaan.
60
Bersama pembimbing dan tim
resouces development
melakukan plant tour terakhir
ke seluruh area perusahaan
untuk mengetahui keseluruhan
proses produksi yang dilakukan
oleh Danone Aqua Pandaan.
Bersama tim sustainable
development dan engineering
melakukan pengecekan dan
perbaikan pompa air yang
selama ini difungsikan untuk
mengalirkan dari air perusahaan
ke rumah-rumah warga. Hal ini
dilakukan sebagai bentuk
respon atas komplain yang
diajukan oleh warga disekitar
perusahaan yang mengeluhkan
tersendatnya aliran air kerumah
mereka (aktivitas ini termasuk
dalam rangkaian aktivitas stake
holder complaint yang menjadi
tanggungjawab divisi
stakeholder relation).
38. Selasa,
08 Oktober 2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
61
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Presentasi, Sharing, dan
Evaluasi beberapa materi kuliah
yang penulis pelajari dalam
program studi Hubungan
Internasional kepada Divisi
Stakeholder Relation terutama
berkaitan dengan materi Isu-isu
negara berkembang, CSR,
MNC, Diplomasi Publik, dan
manajemen konflik.
39. Rabu,
09 Oktober 2013
08.00-
16.00
Laporan Media bersama tim
divisi sustainable development
agar dapat menangkap
informasi, terutama yang
bersumber dari media cetak
yang berkaitan dengan
perusahaan secara lebih dini
sebagai bentuk langkah
antisipatif dalam merumuskan
dan mengimplementasikan
program CSR mereka.
Presentasi, Sharing, dan
Evaluasi beberapa materi kuliah
yang penulis pelajari dalam
program studi Hubungan
Internasional kepada Divisi
Stakeholder Relation terutama
62
berkaitan dengan materi Isu-isu
negara berkembang, CSR,
MNC, Diplomasi Publik, dan
manajemen konflik.
Sharing dan evaluasi terkait
kelemahan dan kelebihan
berbagai aspek dalam
perusahaan terutama terkait
program CSR, maupun Kinerja
divisi Human Resources dan
Stakeholder Relation yang
selama ini menjadi area kerja
penulis selama penulis
melakukan kegiatan magang di
PT.Tirta Investama Pandaan.
Sharing dan evaluasi juga
dilakukan oleh Divisi
Stakeholder Relation dan
Human Resources terkait
kontribusi maupun kelemahan
dan kelebihan penulis selama
menjadi pekerja magang.
Perpisahan penulis sebagai
pekerja magang di PT.Tirta
Investama (Danone Aqua)
Pandaan.
2.2.2 Penjelasan Kegiatan
63
Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh penulis selama
menjalankan PKN di PT.Tirta Investama (Danone Aqua) Pandaan selama
39 hari kerja, adapun penjelasan dari berbagai kegiatan tersebut yakni :
Kegiatan Utama
a. Induksi Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan, Basic Safety
Rules, Area PT.Tirta Investama Pandaan
PT.Tirta Investama Pandaan yang merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dalam industri air minum dalam kemasan
(AMDK) merupakan perusahaan yang sangat concern terhadap
masalah safety (keselamatan). Perusahaan bahkan mengatur berbagai
kebijakan terkait masalah safety ini kepada seluruh pihak yang berada
di area kerja, bukan hanya karyawan saja.
Ganbar 2.1Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Tirta Investama
Pandaan
64
Hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa tumpuan utama
pendapatan perusahaan seluruhnya bersumber pada produksi air
minum, maka perusahaan akan semaksimal mungkin berupaya untuk
menjaga proses produksi tersebut agar tidak mengalami gangguan.
Pada akhirnya berbagai faktor yang dinilai dapat menjadi
penyebab terganggunya proses produksi harus dapat diminimalisir,
bahkan semaksimal mungkin dicegah agar tidak sampai terjadi.
Diantara berbagai faktor yang menjadi pemicu terganggunya proses
produksi, faktor safety dinilai menjadi salah satu faktor paling utama
yang dapat mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Jika dirunut,
hal ini tidak lain disebabkan oleh proses produksi Aqua sendiri yang
tidak dapat dilepaskan dari keberadaan mesin-mesin produksi yang
menjadi organ utama dalam unit bisnis mereka. Komitmen perusahaan
untuk menjaga keseluruhan proses produksi air minum agar tidak
tersentuh oleh tangan manusia demi mencapai kualitas produk yang
65
baik, menyebabkan Danone Aqua Pandaan sangat mengandalkan
keberadaan mesin-mesin produksi tersebut.
Namun, mesin-mesin produksi itu tidak akan mampu
beroperasi dengan maksimal tanpa keberadaan manusia sebagai
pengendalinya. Maka dengan kata lain, man dan machine adalah dua
hal yang sama pentingnya. Mesin (machine) dan keseluruhan proses
produksi tidak akan berjalan dengan baik apabila manusia (man) yang
mengendalikannya tidak berada dalam kondisi yang sama baiknya.
Perusahaan kemudian mendefinisikan kondisi manusia yang baik ini
sebagai sebuah kondisi yang “safety”. Sehingga perusahaan kemudian
sangat berupaya untuk menjaga dan meningkatkan kondisi manusia
agar selalu berada dalam kondisi safety agar proses produksi tidak
terganggu. Kondisi yang safety akan dapat membuat perusahaan
mencapai kualitas dan produktivitas yang maksimal. Semisal saja,
apabila seorang karyawan berada dalam keadaan sakit atau mengalami
kecelakaan kerja atau berada dalam keadaan “unsafe condition” maka
produksi yang awalnya berada dalam kondisi maksimal akhirnya
terganggu karena kualitas dan produktivitasnya menurun.
Implementasi nyata yang berupaya dilakukan oleh Danone
Aqua Pandaan adalah dengan merumuskan berbagai bentuk kebijakan
yang dapat menghindarkan setiap orang yang berada di area kerjanya
dari berbagai bentuk “unsafe condition”. Selain menciptakan dan
menanamkan motto “I responsible for my own condition and others”
66
pada masing-masing karyawan, perusahaan juga menetapkan 6
kebijakan dasar keselamatan (6 Basic Safety Rules) yang wajib ditaati
oleh setiap orang yang berada di area perusahaan, diantaranya :
1. Berpakaian sopan dan berperilaku aman
2. Wajib memakai sepatu (safety shoes sesuai dengan standart
yang telah ditetapkan) dan berjalan di jalur pejalan kaki
3. Wajib mematuhi rambu-rambu keselamatan yang ada di area
perusahaan
4. Menggunakan APD (Alat Pengamanan Diri) yang telah
ditetapkan
5. Merokok hanya diperbolehkan pada tempat yang telah
disediakan
6. Segera melaporkan setiap menemukan kondisi yang berbahaya
Selama menjalankan aktivitas PKN di Danone Aqua Pandaan,
pemahaman dan implementasi dari butir-butir kebijakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta 6 Basic Safety Rules
yang telah diuraikan diatas telah menjadi bekal sekaligus
kewajiban utama yang harus dilaksanakan oleh penulis.
Keteguhan dan kedisiplinan perusahaan dalam menjaga dan
memelihara nilai safety sebagai standart utama perusahaan
menjadikan setiap orang yang akan menjalankan aktivitas
didalamnya diwajibkan patuh dan melaksanakan peraturan
yang ada. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pemberian
67
teguran dan sanksi tegas terutama bagi karyawan dan peserta
magang yang terbukti melanggar kebijakan dengan
membiarkan dirinya, maupun oranglain berada dalam kondisi
unsafe condition. Bukan hanya diberlakukan bagi karyawan
baru, tamu, atau bahkan peserta magang saja, namun
keseluruhan pihak yang berada di dalam perusahaan akan
memperoleh induksi mengenai kedua kebijakan utama
perusahaan tersebut secara berulang-ulang.
Terutama bagi peserta magang dan karyawan baru, pada setiap
minggunya akan dilaksanakan induksi reguler terkait kedua kebijakan
penting diatas. Dalam induksi tersebut secara lebih dalam membahas
mengenai alasan perusahaan menjadikan safety sebagai nilai dan
pedoman utama, pembahasan terhadap kurang lebih sekitar 30.000
unsafe condition yang ada dan perlu kita hindari, diskusi serta
implementasi detail terhadap setiap butir kebijakan yang ada. Hal ini
secara keseluruhan dimaksudkan agar didalam lingkungan perusahaan
Danone Aqua akan tercipta budaya safety yang akan menjadi pedoman
bagi setiap orang dalam melakukan aktivitasnya.
b. Induksi dan materi Safety Briefing dengan divisi Plant Controller,
Human Resources, dan divisi Stakeholder Relation
Safety Briefing merupakan salah satu aktivitas rutin yang
dilaksanakan oleh seluruh karyawan Aqua secara reguler (secara rutin
dilakukan diawal minggu). Sesi safety briefing dilakukan sebelum
68
memulai aktivitas kerja, dengan alokasi waktu yang diberikan sekitar
kurang lebih 1 jam setelah jam masuk kerja dimulai. Dalam safety
briefing ini diadakan sharing mengenai informasi dan peristiwa-
peristiwa penting diantara para karyawan terutama yang berkaitan
dengan keselamatan dan kecelakaan. Hal ini ditujukan sebagai langkah
antisipatif dan dukungan terhadap upaya Aqua untuk menjadi
perusahaan internasional yang mewujudkan standart "zero accident".
Dalam Safety Briefing tersebut penulis berkesempatan untuk
terlibat dalam sharing dengan para karyawan terutama dari divisi Plant
Controller, Human Resources, dan divisi Stakeholder Relation agar
dapat belajar lebih dalam mengenai kondisi dan standart “safety” yang
mereka jalankan. Sesi safety briefing ini sekaligus dimanfaatkan oleh
masing-masing karyawan untuk saling mengevaluasi perilaku kerja
mereka selama satu minggu sebelumnya. Setelah masing-masing orang
memperoleh kesempatan untuk menyampaikan berbagai kejadian dan
peristiwa yang berkaitan dengan keselamatan dan kecelakaan dengan
tujuan agar setiap orang mampu mengambil nilai dan pelajaran penting
dari berbagai peristiwa tersebut, sehingga mampu menghindarkan diri
mereka dari berbagai keadaan “unsafe condition” baik saat di dalam
maupun di luar area kerja.
Kemudian moderator akan memberikan kesempatan bagi
masing-masing orang untuk saling mengevaluasi perilaku kerja dan
kondisi-kondisi yang dianggap dapat membuat rekan kerja maupun
69
dirinya berada dalam kondisi yang berbahaya selama berada di area
kerja. Selain itu, pada kesempatan ini pula akan disampaikan mengenai
target mingguan yang ingin dicapai oleh perusahaan, terutama
berkaitan dengan aspek safety dan beberapa aspek lain seperti quality,
dan productivity plant. Aspek safety dalam hal ini menjadi salah satu
target penting yang harus dicapai, karena pada setiap bulannya akan
dilakukan audit dari pihak internal, cross plant, maupun external
perusahaan. Audit akan dilakukan sesuai dengan standart dan
ketentuan dalam sistem yang disebut dengan “WISE System” yang
telah dibuat oleh Head Office Danone Aqua.
c. Laporan Media
Penulis bersama dengan tim sustainable development Aqua
setiap harinya diwajibkan untuk melaporkan berbagai pemberitaan dari
media cetak maupun elektronik terutama yang dinilai berkaitan dengan
bisnis perusahaan. Misalkan saja pemberitaan terkait ekonomi,
lingkungan, sumberdaya air, bencana, dsb yang dinilai memberi
pengaruh terhadap perusahaan. Pemberitaan yang diambil terutama
dikhususkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar area
perusahaan (terutama Lingkup Pasuruan).
Tujuan dari aktivitas laporan media ini adalah agar tim divisi
sustainable development dapat menangkap informasi lebih dini yang
berhubungan dengan perusahaan sebagai langkah antisipatif bagi
perusahaan. Informasi ini kemudian menjadi salah satu informasi
70
penting yang akan disampaikan dalam meeting sehingga dapat menjadi
salah satu acuan dan bahan pertimbangan perusahaan dalam
merumuskan berbagai kebijakan terutama yang berhubungan dengan
stakeholder, maupun dalam hal perumusan dan implementasi program
CSR mereka.
71
Misalkan saja ketika terdapat media cetak yang memuat berita
mengenai terjadinya kebakaran hutan di Gunung Arjuna yang
merupakan salah satu hutan yang menjadi wilayah tangkapan air utama
Aqua Pandaan, penulis dan tim dapat segera mengagendakan meeting
dengan divisi terkait untuk segera merumuskan langkah dan kebijakan
apa yang perlu diambil oleh perusahaan untuk menanggulangi
permasalahan tersebut. Hal ini yang menjadi salah satu alasan utama
mengapa aktivitas laporan media menjadi begitu penting. Karena
melalui laporan media tersebut perusahaan mampu dengan cepat
memberikan respon atas berbagai peristiwa penting yang dinilai
berkaitan dengan mereka. Adapun beberapa media cetak yang menjadi
sumber utama penulis dan tim sustainable development gunakan
sebagai sumber dalam laporan media adalah Jawa Pos, Kompas, Radar
Bromo, dan Radar Bangil-Pasuruan.
Tabel 2.3 Tabel Liputan Media
72
d. Diskusi mengenai UU CSR yang diterapkan pemerintah Indonesia
terhadap perusahaan
Pada masa awal pelaksanaan magang penulis memperoleh
banyak kesempatan untuk berdiskusi dengan pembimbing magang di
lapangan, yang juga sekaligus manager dari divisi stakeholder relation
yang bertanggungjawab langsung terkait CSR yang dilaksanakan oleh
Danone Aqua Pandaan, yaitu Bpk Fafit Rahmat Aji. Pada kesempatan
tersebut penulis kemudian banyak menggali informasi mengenai
persepsi dan opini pembimbing sebagai representasi perusahaan
terhadap isu CSR itu sendiri.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggungjawab
sosial perusahan dipandang oleh Danone Aqua sebagai sebuah
komitmen ganda. Bagi perusahaan, pencapaian kinerja ekonomi dan
perhatian terhadap aspek sosial harus mampu berjalan beriringan.
Selama ini perusahaan berupaya berpegang teguh terhadap komitmen
tersebut sehingga tercipta keseimbangan antara keberhasilan ekonomi
yang mereka peroleh dengan kemajuan sosial yang tengah mereka
73
upayakan. Sehingga CSR tidak lagi dikategorikan sebagai sebuah
kewajiban ataupun hak bagi perusahaan. Kontribusi sosial yang
diberikan kepada masyarakat juga tidak lagi hanya berorientasi pada
hasil, melainkan lebih berupaya untuk mengutamakan proses yang
terjadi dan terciptanya unsur pemberdayaan di masyarakat yang
menerima CSR.
Di Indonesia sendiri, selama kurun waktu sepuluh tahun
terakhir isu mengenai CSR memang merupakan sebuah isu yang
begitu menarik untuk dibahas. Bahkan pemerintah sendiri kemudian
menetapkan kebijakan yang berfungsi untuk mengatur CSR tersebut
melalui UU NO.40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Selain
itu saat ini juga tengah dibahas sebuah RUU Perseoran Terbatas yang
rencananya akan mewajibkan seluruh Perseroan untuk melaksanakan
tanggung jawab sosial, terutama bagi mereka yang menjalankan usaha
yang berkaitan dengan sumberdaya alam. Hal ini yang kemudian
berkembang menjadi sebuah polemik, yang melatarbelakangi
ketertarikan penulis untuk mengetahui tanggapan Danone Aqua
sebagai perusahaan asing yang menjadi objek dari kebijakan tersebut,
sejauh mana penilaian mereka mengenai kebijakan tersebut,dan
perlukah CSR itu sendiri diatur.
Selama diskusi pembimbing menuturkan mengenai
pandangannya terhadap pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia terkait kewajiban CSR bagi perusahaan. Menurut beliau,
74
pengaturan terkait kewajiban CSR bagi perusahaan itu sebenarnya
tidak perlu dilakukan. Mengingat pengaturan yang dilakukan
pemerintah tersebut rencananya juga akan menyentuh pada besaran
anggaran CSR yang akan dialokasikan oleh perusahaan. Hal ini dinilai
akan berdampak pada terganggunya iklim usaha. Peraturan ini juga
dinilai sebagai sesuatu yang memberatkan bagi dunia usaha karena
selama ini perusahaan juga telah mengalokasikan dana yang cukup
besar untuk pembayaran pajak kepada negara. Ketidaksetujuan ini juga
didasarkan pada pertimbangan bahwa kesejahteraan masyarakat serta
tugas sosial lainnya juga menjadi tanggungjawab yang harus dipikul
oleh pemerintah.
Sebaliknya pengaturan terkait dampak lingkungan dan juga
limbah hasil produksi masih dinilai sebagai sesuatu yang lazim
dilakukan oleh pemerintah, untuk mengatasi dampak dan kerusakan
yang mungkin timbul akibat operasional perusahaan. Namun kebijakan
yang kemudian mewajibkan adanya kontribusi sosial bagi masyarakat
seolah menjadi sebuah paksaan yang dinilai kurang tepat. Karena
perusahaan seperti Danone sendiri terus berupaya memegang teguh
komitmen ganda mereka untuk terus berkontribusi pada pemberdayaan
sosial masyarakat serta lingkungan. Perusahaan menilai harmonisasi
antara kemajuan bisnis dan tanggungjawab sosial yang mereka lakukan
yang akan membuat mereka tumbuh semakin besar dan kokoh.
Perusahaan seperti Danone juga menyadari pentingnya keberadaan
75
lingkungan dan ketersediaan air bagi operasional mereka. Sehingga
keperdulian terhadap sosial dan lingkungan mampu tumbuh dengan
sendirinya.
Itulah sebabnya perusahaan menilai bahwa tanggung jawab
sosial perusahaan atau CSR itu tidak harus menjadi sebuah ketentuan
yang mengikat, karena selain berdampak negatif hal itu juga seringkali
akan membebani operasional perusahaan.
e. Peninjauan ke aktivitas pembangunan Tandon Warga sebagai
salah satu dari serangkaian aktivitas dalam program CSR
“WASH” milik Danone Aqua Pandaan yang tengah berjalan
Program Water Access Sanitation and Hygiene (WASH)
merupakan satu dari ketiga program utama CSR yang dijalankan oleh
Aqua Plant Pandaan. Program WASH sendiri dilaksanakan di Dusun
Jati Anom sebagai salah satu wilayah yang berada dalam area ring 1
perusahaan. Secara keseluruhan tujuan utama dari program ini adalah
untuk memenuhi dan mengembangkan Sarana Air Bersih (SAB),
peningkatan Sanitasi Lingkungan, serta menciptakan pola dan Perilaku
Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) di masyarakat. Dusun Jati Anom
sendiri merupakan salah satu dusun yang berada dalam wilayah desa
Karangjati, kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Letak dusun ini
sendiri berada di sebelah utara pabrik Danone Aqua Pandaan, dengan
jumlah penduduk sebanyak 205 KK.
76
Sumber air bersih yang menjadi tumpuan utama bagi warga
dusun selama ini berasal dari lingkungan pabrik, dan sekaligus bentuk
penyaluran dari overflow bahan baku utama pada awal pabrik Danone
Aqua beroperasi. Seiring dengan potensi air yang makin berkurang
ditambah peningkatan produksi air minum kemasan, maka cepat atau
lambat upaya pemisahan harus mulai diinisiasi. Salah satu upaya ini
adalah dengan cara membantu warga dusun untuk mencari sumber
mata air baru dan membangun sarana prasarana air bersih untuk
dialirkan pada instalasi yang telah termanfaatkan selama ini.
Dengan adanya instalasi air bersih yang sepenuhnya dikelola
masyarakat maka permasalahan berkurangnya debit air maupun
terputusnya pasokan air dapat secepatnya teratasi dengan cepat dan
tepat. Dalam implementasi program tersebut, Aqua kemudian
menggandeng LSM Paramitra sebagai mitra kerja mereka. Sesuai
dengan workplan yang telah disepakati bersama maka program WASH
mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 hingga bulan Mei 2013.
Berikut merupakan gambaran umum mengenai rangakaian
pelaksanaan program WASH yang menjadi salah satu tugas utama
yang dilaksanakan oleh penulis selama menjalankan aktivitas magang,
diantaranya:
1. Program WASH mulai dijalankan dengan melakukan koordinasi
persiapan pelaksanaan program dengan pemerintah desa. Hal ini
bertujuan untuk mencapai kesepakatan dan pemahaman bersama
77
antara pihak Aqua, LSM, dan pemerintah dusun mengenai maksut
dan tujuan program yang akan dijalankan.
2. Setelah melakukan berbagai persiapan yang diperlukan, pihak
LSM dengan didampingi oleh pihak Aqua kemudian melakukan
pemetaan sosial terkait potensi dan masalah yang ada, serta
penggalian gagasan masyarakat mengenai Sistem Air Bersih dan
Sanitasi. Dalam hal ini pemetaan yang dilakukan tidak hanya
sebatas pada kondisi masyarakat dan kelembagaan yang ada,
namun juga mencakup konflik kepentingan yang ada didalamnya.
Selain itu pemetaan juga menyentuh potensi dan permasalahan air
bersih yang ada di Dusun Jati Anom. Mengingat selama ini warga
menilai air bersih yang ada masih belum/ kurang mencukupi
kebutuhan warga.
3. Pasca melakukan pemetaan, aktivitas berikutnya yang dijalankan
adalah pertemuan yang dilakukan antara pihak LSM Paramitra,
Pihak Aqua, bersama masyarakat untuk membentuk panitia
pelaksana pembangunan dan penentuan opsi Sarana Air Bersih
(SAB) yang akan dibangun. Dalam hal ini panitia SAB yang
terbentuk merupakan perwakilan warga dari empat RT yang ada,
yang kemudian bersama-sama memutuskan untuk membangun 1
sumur bor dan tandon air dengan kapasitas yang besar yang
rencananya akan mampu mengcover kebutuhan air dari 205 KK
yang ada.
78
4. Setelah melakukan berbagai survey terkait lokasi dan pengukuran
jaringan air bersih, maka tahap pengeboran sumur mulai dilakukan
pada tanggal 4 April hingga 30 Mei 2013. Pelaksanaan pengeboran
dilakukan selama 52 hari efektif, dengan kedalaman sumur
mencapai 60 meter dengan menggunakan jasa pengeboran. Pasca
pengeboran kemudian dilakukan tahapan pumping test dengan
tujuan untuk mengecek debit air yang ada. Sesuai dengan
kedalaman sumur dan kebutuhan debit air guna memenuhi
kebutuhan warga maka dilakukan pemasangan pompa sumur
dalam (Submersible) dan pemasangan jaringan listrik pada tanggal
16 Mei 2013.
5. Pasca penyelesaian pengeboran sumur, aktivitas kemudian beralih
pada pembangunan tandon air untuk warga yang telah disesuaikan
dengan kesepakatan bersama. Maka dibangunlah tandon air dengan
volume 4x4x2m dengan tinggi pilar penyangga setinggi 3 meter.
Rencana pembangunan tandon itu sendiri dijadwalkan akan
dilaksanakan selama 35 hari terhitung sejak tanggal 25 Mei 2013.
Dalam hal ini pihak Aqua yang diwakili oleh tim sustainable
development kemudian menyerahkan perihal perumusan design
dan pemilihan pelaksana kontraktor tandon kepada kesepakatan
panitia pelaksana pembangunan, LSM Paramitra dan warga
sebagai salah satu bentuk pemberdayaan.
79
6. Namun aktivitas pembangunan tandon air yang sebelumnya
diperkirakan hanya akan memakan waktu 35 hari untuk kemudian
segera dialirkan kepada warga, ternyata mengalami berbagai
kendala yang membuatnya mundur dari target semula. Bahkan
dapat dikatakan tahapan pembangunan tandon air merupakan
masalah utama yang menghambat keberhasilan program CSR
WASH secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan proses
pembangunan tandon yang mengacu pada kesepakatan bersama
antara panitia pelaksana, pihak LSM, serta masyarakat sekitar
ternyata mengalami kebocoran dan keretakan yang cukup parah.
Tandon tersebut bocor dan retak karena bangunan dasar (pondasi)
yang tidak mampu menahan berat air yang ada. Dimana
diperkirakan berat air pada saat tandon terisi air penuh ± 30.000m³.
7. Pada masa-masa awal peninjauan, penulis bersama dengan tim
sustainable development Aqua Pandaan terjun untuk secara
langsung mengecek kondisi tandon sebagai bentuk respon awal
atas pengaduan warga. Selama menjalankan aktivitas tersebut
penulis tidak hanya melakukan dokumentasi saja, namun penulis
lebih dituntut untuk ikut aktif berdiskusi, menganalisa, dan
mengungkapkan gagasan-gagasan yang dapat digunakan sebagai
solusi alternatif. Setelah meninjau langsung ke lokasi tandon,
penulis bersama tim sustainable development kemudian menggelar
meeting bersama dengan pihak panitia, masyarakat, serta LSM
80
Paramitra. Dalam meeting tersebut masyarakat dan panitia
mengutarakan kekecewaan mereka kepada pihak Aqua dan LSM
Paramitra yang dinilai bertanggungjawab secara langsung terhadap
permasalahan tersebut. Sedangkan pihak LSM sendiri kemudian
menilai bahwa permasalahan kebocoran dan keretakan tandon
terjadi akibat kesalahan bersama (pihak panitia, masyarakat, dan
LSM Paramitra sendiri). Sehingga dalam meeting tersebut
kemudian sempat terjadi perdebatan tajam antara pihak LSM
dengan panitia dan masyarakat. Pihak Aqua sendiri yang diwakili
oleh tim sustainable development lebih berupaya untuk
menjalankan peran netral dan bertindak sebagai mediator konflik
bagi masing-masing pihak. Selain itu menanggapi permasalahan
tersebut, sebagai perwakilan perusahaan tim kemudian berusaha
untuk memberi dukungan kepada seluruh pihak dan mengarahkan
diskusi pada upaya untuk menemukan solusi untuk mengatasi
permasalahan yang ada dibanding bersikap saling menyalahkan
masing-masing pihak.
8. Pada akhirnya setelah melakukan meeting dan diskusi dengan
seluruh pihak terkait, kemudian diperoleh kesepakatan bersama
untuk mengatasi masalah keretakan dan kebocoran tandon dengan
melakukan perbaikan tandon, dan segera membangun jaringan pipa
irigasi untuk menyalurkan air tersebut kerumah-rumah warga.
81
9. Perbaikan awal tandon dilakukan dengan terlebih dahulu
menggelar meeting antara LSM Paramitra, panitia pembangunan
tandon, serta tim sustainable development Danone Aqua Pandaan
dengan mendatangkan pihak Konsultan Bangunan untuk
membahas tindak lanjut permasalahan tandon di basecamp
Karangjati. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya
pengulangan kesalahan dalam rancangan struktur dan bahan
bangunan tandon. Hasil pengecekan yang dilakukan oleh konsultan
teknik yang didatangkan langsung oleh tim sustainable
development Aqua menyatakan bahwa terdapat kesalahan dan
kegagalan dalam beberapa bagian konstruksi bangunan tandon dan
menyarankan untuk melakukan perbaikan dengan merubah
beberapa bagian dan design tandon sebelumnya.
10. Pasca pengecekan dan meeting tersebut dilakukan, tim sustainable
development bersama penulis kemudian menyampaikan
perkembangan dan solusi yang disepakati bersama kepada pihak
perusahaan. Dalam meeting internal tersebut hadir manager dari
beberapa divisi utama serta Plant Manager Danone Aqua Pandaan.
Secara keseluruhan, hasil meeting internal memutuskan untuk
merumuskan back-up plan dengan menggandeng vendor milik
internal perusahaan yang secara sengaja tidak disampaikan kepada
pihak panitia, LSM Paramitra dan masyarakat dengan tujuan untuk
menghindari terciptanya ketergantungan antara masyarakat dengan
82
pihak perusahaan, serta agar pihak LSM dapat menjadikan masalah
ini sebagai pembelajaran dan pengalaman berharga serta
memegang teguh tanggung jawab dan kredibilitas mereka.
Keputusan lain yang cukup penting yang diperoleh dari meeting
tersebut juga salah satunya membahas mengenai perlunya tim
sustainable development untuk lebih aktif dalam melakukan
monitoring dan pengecekan terhadap aktivitas perbaikan tandon
warga yang retak dan bocor.
11. Tanggung jawab pengerjaan perbaikan tandon sesuai dengan saran
yang diberikan oleh konsultan dalam pertemuan sebelumnya
kemudian dilimpahkan kepada tim teknis dari LSM Paramitra yang
sebelumnya telah dianggap melakukan kesalahan oleh masyarakat
semasa pembangunan tandon. Design tandon yang dinilai lemah
dan bahkan struktur dan kualitas bahan bangunan tandon yang
buruk dinilai sebagai penyebab utama terjadinya kebocoran dan
keretakan tandon. Secara keseluruhan tim teknis LSM Paramitra
memang memiliki wewenang untuk menunjuk pekerja
pembangunan tandon sebelumnya. Oleh sebab itu, panitia dan
masyarakat menilai mereka sebagai pihak utama yang seharusnya
melakukan perbaikan dengan menunjuk pekerja konstruksi baru
yang jauh lebih kompeten. Pada mulanya peninjauan tim
sustainable development bersama dengan penulis yang secara rutin
dilakukan terhadap aktivitas pengerjaan perbaikan tandon warga
83
menunjukkan hasil yang cukup mengecewakan. Hal ini
dikarenakan pengerjaan perbaikan tandon yang dilakukan oleh
LSM Paramitra seringkali molor, tidak sesuai dengan jadwal dan
tak kunjung usai. Menanggapi hal tersebut, penulis bersama
dengan tim sustainable development kemudian menggelar meeting
kecil bersama dengan ketua teknis dan keuangan LSM Paramitra
untuk melakukan konfirmasi dan memberikan tenggat waktu
perbaikan sebagai bentuk langkah tegas untuk mendisiplinkan
pihak-pihak yang tengah berkepentingan dalam proyek agar
bekerja sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati bersama.
Sehingga pengerjaan perbaikan dapat secepatnya dilakukan dan air
dapat segera dialirkan kerumah-rumah warga.
12. Pada tanggal 03 Oktober 2013 pengerjaan perbaikan tandon
akhirnya rampung. Tim sustainable development bersama dengan
penulis kemudian melakukan peninjauan tahap akhir ke tandon
warga untuk memastikan kondisi tandon tidak lagi mengalami
keretakan dan kebocoran. Dalam peninjauan kali ini penulis
kemudian melakukan pengecekan dan dokumentasi langsung ke
beberapa bagian tandon yang dinilai krusial (pondasi, tiang
penyangga utama, tangga naik, dinding dalam bak air, serta
indikator air) dimana secara keseluruhan dapat dikatakan sudah
berfungsi dengan baik. Keesokan harinya, tanggal 04 Oktober 2013
penulis bersama tim sustainable development kemudian melakukan
84
trial terakhir untuk memastikan kondisi tandon bersama dengan
panitia pelaksana, tim teknis LSM Paramitra, serta beberapa
perwakilan warga. Setelah menilai kondisi dan kesiapan tandon
dengan melakukan uji coba dinilai cukup, tim kemudian langsung
melakukan meeting tahap lanjutan untuk membahas pengerjaan
pipa irigasi untuk mengalirkan air tandon ke rumah-rumah warga
bersama Panitia dan LSM Paramitra di Basecamp Paramitra Desa
Karangjati. Meeting kemudian digelar dengan agenda koordinasi
bersama Ketua Panitia pembangunan Tandon Warga, yaitu Bpk
Arif untuk melakukan pengerjaan pipa irigasi dan distribusi air
tandon ke rumah-rumah warga. Pemasangan pipa irigasi ini
dijadwalkan akan berlangsung selama 3 hari. Pemasangan irigasi
dilakukan dengan memotong sebagian besar pipa air utama dari
perusahaan ke rumah-rumah warga dan menggantinya dengan pipa
yang terhubung langsung dengan tandon air sebagai bentuk
pemisahan sesuai dengan salah satu tujuan utama yang ingin
dicapai dari proyek tersebut.
13. Pasca pemasangan pipa irigasi usai, pada tanggal 07 Oktober
penulis bersama dengan tim sustainable development, panitia, tim
teknis LSM Paramitra dan perwakilan warga melakukan
pengecekan dan trial pengaliran air dari tandon ke rumah-rumah
warga. Air dari tandon akhirnya berhasil mengalir ke seluruh
rumah warga dengan debit yang cukup besar dan segera dapat
85
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Namun tim kemudian secepatnya melakukan koordinasi kembali
untuk menjadwalkan pembahasan terkait pengelolaan Saluran Air
yang telah berhasil dibangun seperti sumur bor dan tandon air.
Diharapkan nantinya akan terbentuk sebuah kelembagaan
pengelolaan air sebagaimana yang tertuang dalam Logical
Framework dan Workplan program WASH. Pembentukan lembaga
ini nantinya akan dapat digunakan sebagai salah satu indikator
keterlibatan dan kemandirian masyarakat Dusun Jati Anom ketika
program benar-benar berakhir. Sejauh ini tim dan LSM masih
berupaya untuk mendoorong Lembaga yang ada seperti Panitia
Pelaksana Pembangunan dan Karang Taruna Dusun Jati Anom.
Penyiapaan kelembagaan nantinya juga akan berupaya memetakan
potensi lembaga Dusun Jati Anom dan akan menjadwalkan
musyawarah rutin dengan panitia Saluran Air Bersih. Dalam
musyarawah nantinya juga membahas mengenai mekanisme dan
aturan pengelolaan sarana air bersih yang telah dibangun.
f. Meeting SSMA (Sekolah Sahabat Mata Air) bersama dengan LSM
Satu Daun dan Perwakilan Head Office Danone Aqua
Salah satu meeting yang cukup penting yang penulis hadiri
selama menjalankan aktivitas magang, salah satunya adalah meeting
mengenai rencana pembentukan program CSR Danone Aqua yang
bertajuk Sekolah Sahabat Mata Air (SSMA) yang di gelar di Watu
86
Agung, Pandaan Jawa Timur. Meeting kali ini dihadiri oleh penulis
bersama tim sustainable development dari Danone Aqua Pandaan,
LSM Satu Daun, dan Perwakilan Head Office Aqua yang menangani
bidang sustainable development (Bpk.Arief). Meeting tersebut menjadi
salah satu meeting awal pada saat penulis melakukan aktivitas PKN,
karena dalam pertemuan tersebut penulis memperoleh beragam
pengetahuan dan informasi awal mengenai program-program CSR
yang dilakukan melalui mekanisme kerjasama dengan mitra LSM.
Pada meeting tersebut kemudian dibahas mengenai latar
belakang pembentukan program CSR Sekolah Sahabat Mata Air.
Diuraikan bahwa grand design program CSR Danone Aqua Indonesia
yang bertajuk “Aqua Lestari” berawal dari adanya kesadaran atas
lingkungan. Aqua Lestari sendiri berfokus pada empat hal utama, yaitu
:
1. Pelestarian Air dan Lingkungan
Core bisnis Aqua yang bertumpu pada sumber daya air,
kemudian membuat Head Office Danone Aqua Indonesia
memutuskan untuk mewajibkan setiap pabrik Aqua di
Indonesia untuk merancang berbagai program-program
sustainable development yang bergerak pada bidang pelestarian
air dan juga lingkungan.
2. Praktik Perusahaan Ramah Lingkungan
87
Tidak hanya dilaksanakan dalam bentuk program CSR, namun
hal tersebut juga dipraktikkan dalam internal perusahaan.
Perusahaan Aqua berupaya menerapkan nilai-nilai ramah
lingkungan ini dalam perusahaan misalnya saja dengan adanya
program Water Ratio, Hemat Energi (dengan berupaya
meminimalisir penggunaan energi melalui pembesaran jendela-
jendela perusahaan dan penggantian lampu diruang kantor dan
area produksi dengan lampu hemat energi, pembangunan
penerangan jalan menggunakan solar cell, heater), Zero Waste
(penanganan limbah dan sampah pabrik menggunakan konsep-
konsep yang ramah lingkungan).
3. Pengelolaan Distribusi Produk
Daur ulang terakhir produk sampah plastik yang dihasilkan
oleh Aqua dikelola melalui sebuah program CSR yang bertajuk
“Sampah Rupiah” dengan tujuan untuk menarik kembali
sampah-sampah yang ada di masyarakat untuk di re-use
kembali. Program ini sendiri telah lebih dahulu dilaksanakan
sebelum kehadiran penulis sebagai peserta magang. Inisiasi
tehadap Program CSR “Sampah Rupiah” dilakukan mengingat
kemasan Aqua jenis sampah yang banyak diminati oleh
pemulung, sehingga dalam rangkaian program tersebut juga
diinisiasi sebuah program yang ditujukan bagi terciptanya
pemberdayaan untuk para pemulung.
88
4. Pelibatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Unsur pelibatan dan pemberdayaan masyarakat yang menjadi
salah satu tujuan utama diimplementasikan Danone Aqua
dengan menggandeng LSM sebagai mitra kerjanya. LSM disini
merupakan ujung tombak pelaksanaan CSR dengan tujuan
utama pemberdayaan masyarakat. Perusahaan Danone Aqua
Pandaan sendiri dalam implementasi program CSRnya
menggandeng tiga LSM yaitu SII, Satu Daun, dan Paramitra.
Tujuan utama program CSR Aqua yang berupaya untuk
melakukan pengembangan masyarakat yang berbasis pada
pengelolaan sumberdaya air secara berkelanjutan dirumuskan
dengan mengacu pada sebuah konsep CSR yang terintegrasi.
Gambar 2.2.Konsep CSR Danone Aqua yang Terintegrasi
Target : Program yang tidak besar, diutamakan mengcover
keseluruhan area ring I perusahaan, namun dilakukan dengan
bertanggung jawab dan secara bertahap
Konsep : Program CSR yang di design berdasarkan pengembangan
potensi yang sudah ada, terutama potensi ekonomi masyarakat2 Sumber Mata Air: Gunung Bromo Gunung Arjuna
2 Sumber Mata Air: Gunung Bromo Gunung Arjuna
Merupakan Area Konservasi yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air (Pertahanan SDAir)
Merupakan Area Konservasi yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air (Pertahanan SDAir)
TengahTengah
Hilir
Hulu
AQUAAQUA
89
1. Rencananya di area hilir akan dilaksanakan program Sekolah
Sahabat Mata Air (SSMA) dengan menggandeng Stake Holder
dan mengkaderisasi para siswa sekolah sebagai aspek dan
upaya politik.
2. Operasional bisnis Aqua dilakukan dibawah 2 lapisan air
permukaan. Namun Aqua tetap berupaya memfasilitasi
masyarakat yang merasa bahwa debit airnya berkurang ataupun
terambil.
3. Project WASH yang dilaksanakan oleh Danone Aqua Pandaan
dengan menggandeng mitra LSM Paramitra, dan Danone Aqua
Keboncandi dengan menggandeng mitra LSM SII,
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengatasi isu-isu kekeringan
dan kekurangan air.
4. Dalam hal ini Aqua merupakan satu-satunya perusahaan yang
berupaya membangun dan melaksanakan sustainable
agriculture.
5. Dalam meeting juga ada dibahas mengenai adanya rencana
penyatuan program level economic development tahun depan
90
ke level yang lebih tinggi, yaitu level kabupaten. Sedangkan
program konservasi telah sebelumnya ditarik ke level
kabupaten Pasuruan.
6. Dalam meeting juga disebutkan mengenai aspek peningkatan
project management dengan memperhatikan aspek-aspek
berikut sebagai tujuan utama yang ingin dicapai, diantaranya :
a. Mencapai goal perusahaan
b. Mengelola Sumber Daya (People, Time, Money)
c. Membangun mekanisme prosedur yang efektif
Project management ini sangat dibutuhkan untuk mengukur
keberhasilan upaya yang telah dilakukan dalam mencapai
tujuan. Sehingga project management secara otomatis juga
akan menggerakkan semua pihak yang terlibat untuk patuh
pada aturan yang sama.
2. Meeting juga diakhiri dengan pembagian tugas dan jenis-
jenis project CSR yang akan dilaksanakan oleh para mitra
Danone Aqua Pandaan.
a. Yayasan Satu Daun akan bertanggungjawab
terhadap program CSR Hutan Asuh yang telah
dilaksanakan di Desa Jatiarso, Lereng Gunung
Arjuna, dimana program CSR tersebut telah
berlangsung sejak tahun 2009. Dalam hal ini LSM
bertindak sebagai mediator yang menjalankan
91
fungsi mediasi kepada masyarakat yang
mengimplementasikan program.
Rencananya warga Desa Jatiarso sendiri akan
memperoleh mesin destilasi sebagai bentuk
kompensasi dari pelaksanaan pembibitan kopi, dan
tanaman sengon laut sebagai salah satu dari
rangkaian aktivitas dalam program CSR Hutan
Asuh.
b. Yayasan Satu Daun juga akan bertanggungjawab
terhadap program CSR Sekolah Sahabat Mata Air
yang telah berupaya diimplementasikan secara
bertahap sejak periode 2009 dan akan berakhir pada
periode 2014 nanti. Implementasi CSR SSMA akan
dilakukan bertahap, dengan tahapan sebagai
berikut :
Assessment di tingkat sekolah
Kaderisasi
Kampanye dan Implementasi
program lingkungan di tingkat
sekolah
Kampanye dan implementasi
program lingkungan diluar sekolah
Kewirausahaan lingkungan
92
Pembentukan dan kompetisi serta
penghargaan Sekolah Mandiri
Berwawasan Lingkungan
c. LSM Paramitra akan bertanggungjawab terhadap
porgram CSR WASH yang dilakukan di wilayah
Danone Aqua Pandaan.
d. Sedangkan LSM SII akan bertanggungjawab
terhadap program CSR WASH bagi wilayah
Danone Aqua Keboncandi, serta program CSR
Integrated Community Development (ICD) di
wilayah Danone Aqua Pandaan.
g. Sosialisasi dan Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana (PRB)
serta rencana pembentukan desa tangguh Jawa Timur bersama
BPBD Kab Pasuruan, beberapa perwakilan LSM, serta
Perwakilan Dunia Usaha di Tretes Raya Pasuruan
Pada tanggal 24 Agustus 2013 penulis bersama dengan tim
sustainable development berkesemapatan untuk menghadiri undangan
BPBD Provinsi Jawa Timur berkaitan dengan Sosialisasi dan Pelatihan
Pengurangan Resiko Bencana (PRB) serta Rencana Pembentukan Desa
Tangguh Jawa Timur di Hotel Tretes Raya, Pasuruan. Sosialisasi dan
Pelatihan ini berlangsung selama dua hari berturut-turut. Namun
karena keterbatasan waktu, penulis hanya dapat menghadiri sosialisasi
dan pelatihan yang dilakukan pada hari pertama. Dalam acara ini juga
93
turut hadir BPBD Kabupaten Pasuruan sebagai salah satu eksternal
stakeholder Danone Aqua Pandaan, serta beberapa perwakilan LSM.
Danone Aqua Pandaan sendiri merupakan salah satu perwakilan dari
dunia usaha yang turut diundang bersama dengan beberapa perwakilan
lainnya seperti Nestle dan Bank Jatim.
Gambar 2.3 Materi Sosialisasi dan Pelatihan Pengurangan Resiko Bencana
(PRB) bersama BPBD Provinsi Jawa Timur
Sosialisasi dan pelatihan tersebut secara umum membahas mengenai :
94
1. Bahwa saat ini upaya Pengurangan Resiko Bencana (PRB) cenderung
lebih proaktif, terutama sejak terbentuknya:
a. (International Strategy for Disaster Reduction) ISDR pada
tahun 2000
b. Tercetusnya Hyogo Framework for Action (HFA).
c. Dan Kesepakatan yang tertuang dalam amanat Deklarasi
Yogyakarta 2012
Maka upaya-upaya untuk membangun gerakan PRB dilakukan dengan
tujuan utama untuk mengurangi resiko bencana di seluruh dunia
dengan fokus pada tingkat nasional dan masyarakat. Implementasi
PRB sendiri dirumuskan dengan berpedoman pada instrumen HFA
tahun 2005-2015. Sarana yang digunakan untuk implementasi PRB
adalah melalui pergerakan sistem ISDR.
2. HFA sendiri mempunyai tujuan strategis, yaitu:
a. Integrasi PRB ke dalam kebijakan dan perencanaan program
pembangunan berkelanjutan;
b. Pengembangan dan penguatan lembaga, mekanisme dan
kapasitas untuk membangun ketahanan terhadap bahaya;
c. Secara sistematis memadukan pendekatan-pendekatan
pengurangan risiko ke dalam pelaksanaan program-program
kesiapsiagaan terhadap keadaan darurat, tanggap darurat dan
pemulihan.
95
3. Selain terdapat 3 strategi, HFA juga mempunyai 5 prioritas aksi, yaitu:
a. Memastikan bahwa PRB merupakan sebuah prioritas nasional
dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat;
b. Mengidentifikasi menjajaki dan memonitor risiko-risiko
bencana dan meningkatkan peringatan dini;
c. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk
membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di
semua tingkat;
d. Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasar, seperti :
Manajemen lingkungan dan sumber daya alam
Praktik-praktik pembangunan sosial dan ekonomi
Tata-guna lahan, IMB dan alat ukut teknis lainnya
e. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk respon
yang efektif di semua tingkat.
4. Hal-hal yang dapat dilakukan di berbagai tingkatan yang terdapat di
dalam sistem ISDR adalah PRB di tingkat nasional, regional, dan
global. Untuk menjalankan aksi tersebut, diperlukan sarana, dalam hal
ini “forum” di tingkat nasional, regional maupun global. Selain itu
telah dibentuk juga forum-forum yang bersifat tematik, misalnya untuk
bidang pendidikan, untuk bidang peringatan dini, dsb.
Sedangkan program ISDR difokuskan untuk mendukung koordinasi
upaya-upaya internasional dan regional untuk mendukung kapasitas
96
nasional dan lokal dalam melaksanakan upaya-upaya pengurangan
risiko bencana.
Di tingkat nasional, forum tersebut dikenal dengan sebutan Platform
Nasional Pengurangan Risiko Bencana yang dibentuk pada tahun 2009
melalui proses kajian capaian PRB di tingkat nasional. Anggota dari
Platform Nasional ini adalah perwakilan dari berbagai kelompok
pemangku kepentingan seperti pemerintah, lembaga usaha, media,
perguruan tinggi, LSM/organisasi masyarakat, dsb. Platform PRB ini
merupakan mitra BNPB dalam menggalakkan PRB di tingkat nasional
dan mendukung upaya-upaya BNPB dalam mendorong pelaksanaan
PRB di lintas sektor.
Di tingkat regional (Asia), forum yang dibentuk adalah Asian
Ministerial Conference for Disaster Risk Reduction (AMCDRR) –
yaitu forum pertemuan tingkat menteri dari negara-negara Asia yang
diselenggarakan setiap dua tahun sekali, yang pertama diselenggarakan
di Beijing, China, yang kedua diselenggarakan di India, yang ketiga di
Malaysia, keempat di Incheon, Korea dan yang terakhir, AMCDRR
ke–5 di Yogyakarta, Indonesia pada bulan Oktober tanggal 22 hingga
25. Namun mitra negara-negara Asia yang berada di Pacific juga turut
di undang dalam deklarasi tersebut. Sedangkan di tingkat Global,
forum yang dibentuk adalah Global Platform for Disaster Reduction
yang telah diselenggarakan sejak 2007 dan diadakan setiap 2 tahun
sekali, di Jenewa, Swiss.
97
5. Di tingkat lokal, kajian kemajuan capaian PRB dilakukan dengan
menggunakan Local Government Self Assessment Tool (LG-SAT).
LG-SAT ini baru dilakukan pertama kali untuk periode pelaporan 2011
– 2013. Sebagai latar belakang, ISDR telah melakukan Mid-Term
Review untuk capaian HFA pada tahun 2010 dan hasilnya
menunjukkan implementasi PRB di tingkat nasional sudah cukup
memadai di berbagai negara. Namun capaian HFA di tingkat lokal
masih sangat kurang sementara pihak/tingkat daerah merupakan garda
depan yang harus melakukan tanggap darurat bencana bilamana terjadi
bencana, dan juga melakukan upaya-upaya pengurangan risiko
bencana, pencegahan, dsbnya. Oleh karena itu UNISDR
melaksanakan Kampanye Global Pengurangan Risiko Bencana untuk
periode 2010 -2015 dengan tema “Mewujudkan Kota yang Tangguh
Bencana” dengan maksud mendorong/mengakselerasi implementasi
PRB di tingkat daerah/lokal. Untuk itu diciptakan juga LG-SAT.
Pelaksanaan LGSAT ini perlu didukung dengan partisipasi dari multi
pemangku kepentingan. Di Indonesia yang sudah melakukan LGSAT
dengan dukungan BNPB adalah Kabupaten Sleman, Kabupaten
Bantul, Provinsi DI Yogyakarta, Kabupaten Padang Pariaman dan
Provinsi Sumatera Barat. Hasil dari LG-SAT akan baik sekali jika
dijadikan masukan untuk proses peninjauan perkembangan HFA/PRB
di tingkat Nasional, yang diadakan sejak periode 2007 – 2009, diikuti
dengan periode 2009–2011, dan 2011–2013. Hasil peninjauan
98
perkembangan HFA Nasional digunakan sebagai masukan untuk
proses peninjauan HFA di tingkat sub’regional dan selanjutnya hasil
peninjauan HFA sub-regional, menjadi masukan untuk Global
Assessment Report.
6. Di sesi akhir sosialisasi dan pelatihan juga dibahas mengenai adanya
rencana pembentukan Desa dan Sekolah Tangguh, terutama di wilayah
Jawa Timur. Desa Tangguh sendiri dipahami sebagai Desa atau
Kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan
menghadapi potensi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan
segera dari dampak-dampak bencana yang merugikan. Tujuan dari
pembentukan Desa Tangguh yang menjadi salah satu bentuk
partisipasi yang harus dijalankan oleh perwakilan dunia usaha adalah :
a. Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya
dari dampak-dampak merugikan bencana
b. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok
rentan, dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka
mengurangi resiko bencana
c. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam
pengelolaan sumberdaya dan pemeliharaan kearifan lokal bagi
pengurangan resiko bencana
d. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan
dukungan sumber daya dan teknis bagi PRB
99
e. Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan
dalam PRB, pihak PEMDA, sektor swasta, perguruan tinggi,
LSM, organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok lainnya
yang peduli
Namun, dalam pembentukannya nanti diharapkan konsep Desa
Tangguh tetap mengacu pada beberapa prinsip utama berikut,
diantaranya :
a. Bencana adalah urusan bersama
b. Berbasis PRB
c. Pemenuhan hak masyarakat
d. Masyarakat menjadi pelaku utama
e. Dilakukan secara partisipatoris
f. Mobilisasi sumber daya lokal
g. Inklusif
h. Berlandaskan kemanusiaan
i. Keadilan dan kesetaraan gender
j. Keberpihakan pada kelompok rentan
k. Transparansi dan akuntabilitas
l. Kemitraan
m. Multi Ancaman
n. Otonomi dan desentralisasi pemerintahan
o. Pemaduan ke dalam pembangunan berkelanjutan
p. Diselenggarakan secara lintas sektor
100
h. Meeting dengan LSM Aksara Jawa Jogjakarta mengenai rencana
tindak lanjut dari hasil pelatihan Pengurangan Resiko Bencana
(PRB) yang sebelumnya telah diselenggarakan di Pasuruan Jawa
Timur
Agenda pertemuan yang dihadiri oleh penulis bersama dengan
tim sustainable development pada tanggal 26 Agustus 2013 dengan
LSM Aksara Jawa bertujuan untuk membahas tindak lanjut dari
sosialisasi dan pelatihan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) dan
rencana pembentukan Desa Tangguh yang sebelumnya telah
dilakukan. Dalam meeting tersebut dibahas mengenai beberapa poin
utama yaitu :
1. Bapak Yudha sebagai Kepala BPBD Provinsi Jawa
Timur akan mengadakan lokakarya sebagai bagian dari
roadshow yang nantinya akan dilaksanakan di 3 area.
Lokakarya pertama dilaksanakn di Pasuruan dengan
agenda perumusan 28 rencana dan program di tingkat
kabupaten.
2. Pembahasan rencana pembentukan Desa Tangguh di
wilayah Lamongan yang belum memiliki Desa Tangguh
dengan memprioritaskan keterlibatan pihak Bank, Dunia
Usaha, SKPD, serta LSM. Sedangkan untuk wilayah
Pacitan, BPBD telah membentuk Desa Dampingan pada
101
periode sebelumnya. Sehingga wilayah ini nantinya
hanya akan membutuhkan keterlibatan dan dukungan
dari pihak lain.
3. Dalam meeting tersebut pihak LSM juga mengusulkan
bahwa roadshow yang pertama nanti akan dilaksanakan
juga harus membahas mengenai pembagian tugas bagi
para peserta. Dimana para peserta disini harus mampu
menemukan konsentrasi ke satu tempat yang disepakati
bersama sebagai bentuk kontribusi terhadap wilayah
tersebut sesuai dengan porsinya.
4. Hasil identifikasi bahwa wilayah yang termasuk area
rawan banjir di Pasuruan diantaranya adalah Kecamatan
Beji dan Bangil.
5. Pihak Danone Aqua juga menyetujui pemikiran tim
sustainable development dengan tidak menempatkan
diri pada posisi pilot project dengan tujuan menghindari
terciptanya kecemburuan sosial.
6. Bentuk implementasi dari pelatihan PRB yang lalu salah
satunya dilakukan dengan rencana normalisasi sungai
dengan melibatkan dukungan dari semua pihak dan
didampingi oleh BPBD.
7. Bentuk dukungan yang dilakukan Danone Aqua
Pandaan sendiri terhadap PRB dilakukan pada tahap pra
102
bencana dengan merumuskan program-program CSR
yang bertujuan untuk konservasi seperti halnya program
Hutan Asuh. Rencana berikutnya, Danone Aqua
Pandaan juga akan menginisiasi pembangunan beberapa
sumur biopori di wilayah Leduk dan Pecalutan Prigen
sebagai sumur serapan.
i. Employee Training dan Employee Rekruitment bersama dengan tim
resources development
Selama pelaksanaan PKN penulis banyak terlibat dalam
berbagai aktvitas yang menjadi tugas dari dua divisi area kerja penulis,
yaitu divisi Stakeholder Relation dan divisi Human Resources. Salah
satu tugas dari divisi Human Resources sendiri adalah mengadakan
berbagai training kepada karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan
softskill yang banyak dibutuhkan oleh karyawan, sehingga dapat
meningkatkan qualitas, efektivitas, dan produktivitas mereka. Oleh
sebab itu penulis bersama dengan tim resources development
kemudian melakukan employee training secara reguler setiap
minggunya bagi para karyawan.
Pada masa awal pelaksanaan employee training, tim resources
development terlebih dahulu memberikan pengarahan kepada penulis
mengenai apa, bagaimana, dan kepada siapa saja training tersebut
diberikan. Pada dasarnya training yang dilakukan oleh tim resources
development bermacam-macam tergantung kepada bidang softskill
103
yang dibutuhkan oleh karyawan. Namun kali ini, penulis
berkesempatan untuk terlibat dalam training microsoft office excel
yang akan diberikan kepada para karyawan setingkat shift leader dan
product administrator di seluruh area produksi yang ada.
Training yang diberikan dilakukan selama kurang lebih dua
jam (pukul 10.00-12.00) dengan dihadiri oleh masing-masing 10
karyawan setiap pertemuan. Training yang dilakukan di ruang
laboratorium Gedung Yudhistira kemudian dibagi menjadi tiga sesi.
Dimana sesi pertama adalah sesi perkenalan terhadap fungsi dan cara
kerja microsoft excel berikut formula-formula excel didalamnya
disampaikan oleh penulis. Sedangkan kedua sesi berikutnya adalah
pendalaman formula dan praktik penggunaannya pada tugas-tugas
administrasi produksi diberikan oleh beberapa staf dari divisi human
resources. Pelaksanaan employee training semacam ini dinilai sangat
berguna bagi karyawan terutama untuk mempermudah serta
meningkatkan efektivitas mereka terutama berkaitan dengan pekerjaan
administrasi produksi yang dinilai cukup banyak dan rumit.
Selain terlibat dalam aktivitas employee training sendiri,
penulis juga memperoleh kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam
tugas employee recruitment. Sama halnya seperti employee training,
dalam employee recruitment terlebih dahulu penulis dibekali dengan
pengarahan oleh staf tim resources development. Secara keseluruhan
dalam perusahaan Danone Aqua Pandaan sendiri terdapat beberapa
104
proses dan tahapan seleksi penerimaan karyawan yang harus dilalui
oleh para calon karyawan. Seleksi tersebut meliputi seleksi
administrasi awal dan seleksi akademis.
Dalam seleksi administrasi awal penulis bersama dengan tim
resources development terlebih dahulu memilah berbagai lamaran
kerja yang masuk berdasarkan latarbelakang pendidikan dan keahlian
yang dimiliki. Setelah tahapan tersebut dilalui, kemudian penulis dan
tim akan memilih beberapa diantara berbagai lamaran kerja yang
masuk ke perusahaan yang dinilai memenuhi persyaratan kelengkapan
administrasi, seperti kelengkapan surat lamaran dan Curriculum Vitae
(CV) pelamar.
Berikutnya dengan mengacu kepada kebutuhan perusahaan,
serta lowongan pekerjaan yang tersedia akan dipilih beberapa pelamar
yang dinilai sesuai untuk dipanggil ke perusahaan dan mengikuti
seleksi tahap berikutnya. Seleksi tahap selanjutnya, atau tahapan
seleksi akademis dilakukan di ruang laboratorium Gedung Yudhistira.
Dalam tahapan tersebut para pelamar kemudian diberikan kesempatan
untuk melakukan seleksi administrasi tahap kedua dan melanjutkannya
dengan seleksi tulis. Seleksi tersebut dilakukan dengan pembagian
soal-soal yang harus diselesaikan oleh pelamar dengan berdasar pada
soal-soal pengetahuan umum, dan soal-soal yang berisi pertanyaan
berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan mereka. Para pelamar
yang kemudian lolos dari tahapan seleksi akademis ini akan dipanggil
105
kembali untuk mengikuti seleksi terakhir yaitu psikotes. Dalam
psikotes terdapat 3 aspek penting yang akan diukur, seperti
kemampuan intelijensi (kognitif dan psikomotorik), kemampuan minat
dan bakat, serta kepribadian yang dimiliki. Pengukuran kemampuan
minat dan bakat dinilai cukup penting karena semaksimal mungkin
perusahaan berupaya untuk meletakkan orang yang tepat pada jabatan
yang tepat (the right man on the right place).
j. Diskusi proses perumusan CSR Danone Aqua Pandaan bersama
tim sustainable development
Proses perumusan CSR dimulai dengan beberapa tahapan
utama sebagai berikut :
1. Tahapan Need Assesment yang dilakukan oleh tim Ad Hoc
perusahaan (pihak internal) dengan agenda membahas isu-isu
internal dan eksternal berdasarkan orientasi bisnis. Tim Ad Hoc ini
terdiri dari seluruh perwakilan divisi dalam perusahaan dan
dilakukan pada masing-masing Plant. Need Assesment sendiri
merupakan tahapan yang cukup penting untuk dilakukan,
mengingat tahapan ini bertujuan untuk mentransformasikan
kebutuhan-kebutuhan individual menjadi kebutuhan kelompok atau
komunitas. Need Assesment juga berkaitan erat dengan proses
106
yang dilalui untuk mengidentifikasi potensi dan sumberdaya yang
ada, terutama berkaitan dengan core bisnis perusahaan.
2. Tahapan Need Assesment yang dilakukan oleh LSM terpilih
dengan menggunakan metode Rapid Rurar Appraisal (RRA). Hal
ini dilakukan untuk mengukur sejauh apa pemahaman masyarakat
mengenai bantuan dan midset masyarakat dalam memaknai
bantuan itu sendiri.
Pemilihan LSM dilakukan oleh perusahaan melalui
mekanisme Biding atau Tender Proposal.
Verifikasi atas Kualifikasi LSM dilakukan dengan
berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan positif dari
tim Ad Hoc.
3. Tim Ad Hoc kemudian menghire LSM yang terpilih untuk terlibat
dalam program CSR yang akan dilakukan.
4. Proses perumusan Risk Mapping atau Pemetaan Resiko yang
dilakukan secara bersama-sama antara Pihak Perusahaan dengan
LSM bersangkutan.
5. Tahapan berikutnya adalah dimana hasil dari proses penyusunan
risk mapping tersebut dapat atau tidak selalu dituangkan dalam
bentuk program CSR.
6. Tahap perumusan perumusan FDG yang kemudian dilanjutkan
dengan perumusan LFA (Logical Framework Analysis).
Gambar 2.4
107
Logical Framework Analysis dan Workplan Program CSR Water Access Sanitation and Hygiene (WASH)
7. Proses perumusan dan penganggaran (Plant Budgeting) per
masing-masing activity untuk kemudian diajukan ke Head Office
Danone Aqua Indonesia di Jakarta untuk memperoleh legalitas.
Proses kemudian dilanjutkan dengan pembuatan concept paper
108
(lembar persetujuan sesuai dengan budget yang telah dianggarkan)
untuk kemudian diverifikasi kepada kepala pabrik atau plant
manager.
Gambar 2.5 Plant Budgeting Program WASH Aqua Pandaan
8. Concept Paper kembali diajukan ke Kantor Pusat atau Head Office
untuk proses pencairan dana
109
Gambar 2.6 Concept Paper Program WASH Aqua Pandaan
110
9. Setelah dana tersebut cair kemudian akan dikeluarkan Surat
Perintah Kerja (SPK) bagi masing-masing tim CSR Koordinator
Plant untuk menjalankan program yang ada.
Gambar 2.7 Project Management Plant Program WASH Aqua PAndaan
10. Tahapan selanjutnya adalah pembagian kerja. Dimana tim
sustainable development akan bertindak sebagai tim monitoring
dan evaluator. Sedangkan LSM akan bertindak sebagai
implementor untuk menjalankan program-program yang sudah
dirumuskan secara langsung kepada masyarakat.
11. Surat Perintah Kerja dan Konsensus dengan LSM terkait program
dan termin pembayaran. Dimana Termin pembayaran tersebut
lazimnya dilakukan dalam 3 termin, yaitu :
111
Termin I : Pembayaran dilakukan pada awal program atau
pada saat dilakukan konsensus
Termin II : Pembayaran akan dilakukan pada masa
pertengahan program. Dimana progres program yang
dilakukan telah mencapai progres dengan prosentase
kurang lebih 50 persen.
Termin III: Pembayaran akan dilakukan pada saat closing
program atau program tersebut berakhir.
Gambar 2.8
Bukti Acara
Kemajuan Pekerjaan Program WASH Danone Aqua Pandaan
112
k. Pertemuan dan sosialisasi Pra-Koperasi WANJATI dengan
kelompok ekonomi dan warga Desa Karangjati, LSM SII dan
Perwakilan Dinas Koperasi Kabupaten Pasuruan di Griya Super
Desa Karangjati
Pada tanggal 10 September 2013 penulis bersama dengan tim
sustainable development berkesempatan untuk menghadiri pertemuan
dan sosialisasi Pra-Koperasi WANJATI dengan kelompok ekonomi
dan warga Desa Karangjati, LSM SII dan Perwakilan Dinas Koperasi
Kabupaten Pasuruan di Griya Super Desa Karangjati.
113
Meeting dan sosialisasi kali ini merupakan meeting diadakan
oleh LSM SII sebagai mitra Danone Aqua Pandaan dalam program
Integrated Community Development (ICD). Sosialisasi pra-koperasi
WANJATI yang sebelumnya telah terbentuk menjadi sebuah badan
koperasi yang memiliki izin dan legalitas terdaftar sebagai sebuah
koperasi merupakan bagian pengembangan program ICD. Dimana
dalam program CSR tersebut Aqua berupaya melakukan
pemberdayaan masyarakat dengan menggandeng kelompok warga
yang terlebih dahulu telah terbentuk. Kelompok tersebut adalah
"WANJATI (Kelompok Wanita Karangjati). Kelompok ini dilatih
untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga dan warga dusun
karangjati dengan membentuk kelompok pra-koperasi yang bergerak
dibidang simpan pinjam. Sejak pembentukan awal hingga saat ini,
dana simpan pinjam yang diberikan oleh Aqua yang awalnya hanya
sebesar 30 juta rupiah telah berkembang menjadi sebesar 76 juta
rupiah. Oleh sebab itu, dalam meeting kali ini dihadirkan tim dari
dinas koperasi kabupaten Pasuruan agar memberikan sosialisasi dan
pendampingan terkait rencana untuk merubah pra-koperasi WANJATI
tersebut menjadi Koperasi yang berbadan hukum.
l. Meeting dengan Tim CSR “SKAWAN (Sukarelawan Aqua
Karyawan Aqua Pandaan)”
114
Tim CSR SKAWAN (Sukarelawan Karyawan Aqua Pandaan)
merupakan tim CSR internal perusahaan yang terbentuk secara
sukarela. Keanggotaannya dapat dikategorikan sebagai keanggotaan
majemuk, karena terdiri dari para karyawan Danone Aqua Pandaan
dari berbagai divisi serta dengan latarbelakang keahlian yang cukup
beragam. Jumlah anggota SKAWAN sendiri saat ini tercatat sebanyak
50 orang, dan jumlah ini bukan merupakan jumlah pasti karena calon
anggotanya yang masih terus bertambah. SKAWAN sendiri baru
terbentuk pada tahun 2010 lalu melalui inisiasi dari Bpk. Fafit Rahmat
Aji selaku stakeholder relation manager dan Bpk. Mulyono Wibisiono
sebagai staff sustainable development.
Bagan 2.2 Bagan Struktur Organisasi (Sukarelawan Karyawan Aqua
Pandaan) SKAWAN
115
Kehadiran SKAWAN sendiri dimaknai sebagai wadah bagi
terciptanya employee engangement serta pembekalan softskill
organisasi diantara karyawan Danone Aqua Pandaan. Employee
engangement sendiri menjadi hal yang penting, karena hal ini dapat
dikategorikan sebagai sebuah bentuk CSR dalam internal perusahaan.
Dalam hal ini CSR tidak lagi hanya dimaknai sebagai sebuah
tanggungjawab sosial keluar dalam wujud sebuah program saja.
Melainkan lebih jauh dari itu, bahwa perusahaan kemudian juga
memiliki tangggungjawab penting terhadap karyawannya. Penulis
kemudian menyimpulkan bahwa SKAWAN merupakan sebuah wadah
sosial karyawan yang sukses karena di dalamnya tidak hanya terjalin
hubungan erat antara para karyawan saja melainkan juga pada anggota
keluarga masing-masing.
Selama ini SKAWAN telah banyak menggelar berbagai
kegiatan sosial terutama yang berkaitan dengan Grand Design CSR
116
Perusahaan yang bertajuk “Aqua Lestari” dalam wujud dukungan dan
bantuan langsung dalam setiap program CSR yang diinisiasi oleh
Danone Aqua Pandaan. Sehingga setiap aktivitas dalam program CSR
Danone Aqua menjadi lebih sukses tidak hanya karena adanya
penambahan jumlah sumber daya manusia yang terlibat, namun juga
karena program dan aktivitas mereka yang didukung oleh semua pihak,
termasuk internal perusahaan meliputi divisi terkait hingga karyawan
mereka.
Selama melakukan aktivitas PKN penulis memiliki beberapa
kesempatan untuk terlibat langsung dalam meeting yang digelar
melalui kerjasama antara tim employee relation, tim resources
development, dan tim sustainable development. Dalam meeting yang
diselenggarakan di ruang auditorium tersebut dihadiri oleh hampir
keseluruhan anggota, dengan agenda pembentukan kepanitiaan acara
17 Agustus serta persiapan event rekreasi bersama yang digelar oleh
perusahaan. Eratnya jalinan diantara para anggotanya serta
pembekalan softskill yang selama ini juga diberikan bagi para anggota
SKAWAN membuat mereka begitu terlatih dalam berkoordinasi,
merumuskan kepanitiaan hingga rangkaian acara yang akan dijalankan.
Terkait acara rekreasi bersama penulis kemudian memperoleh tugas
untuk berkoordinasi dengan sie konsumsi dan transportasi terkait
konsumsi karyawan dan pembagian armada bus bagi masing-masing
rombongan karyawan. Sedangkan dalam acara kepanitiaan 17 Agustus
117
penulis bersama dengan staf resources development terpilih dalam
perbendaharaan dan mengatur mengenai doorprize dari berbagai lomba
dan rangkaian event yang ada.
Sebelum terlibat dalam acara 17 Agustus dan rekreasi
perusahaan tersebut, SKAWAN terlebih dahulu telah banyak terlibat
dalam berbagai aktivitas sosial seperti keikutsertaan dalam program
CSR Hutan Asuh dengan aktif menggelar konservasi dan pemadaman
kebakaran hutan di Lereng Gunung Arjuno. Selain itu SKAWAN juga
terlibat dalam program CSR ICD yang bergerak dibidang
pemberdayaan masyarakat dengan ikut terlibat dalam mendanai dan
menggelar pelatihan keterampilan WANJATI, serta kerja bakti
pembangunan Masjid KarangJati yang juga didanai oleh Aqua.
m. Administrasi CSR : Laporan progres keseluruhan aktivitas CSR
Bulanan yang dijalankan oleh Danone Aqua Pandaan bersama
masing-masing partner LSM (SII, Satu Daun, Paramitra) yang
secara rutin dilaporkan kepada Head Office Danone Aqua
Indonesia setiap bulannya per tanggal 22
Diantara berbagai tugas yang menajdi tanggungjawab penulis
selama melaksanakan kegiatan PKN adalah tugas administratif
bersama dengan tim sustainable development untuk membuat laporan
perkembangan dari keseluruhan aktivitas CSR yang dilakukan Danone
Aqua Pandaan kepada Head Office Danone Aqua Indonesua. Laporan
118
tersebut rutin diajukan setiap bulannya pada tanggal 22 dengan
mencakup keseluruhan program CSR yang ada, yaitu meliputi program
CSR Hutan Asuh yang dijalankan dengan melibatkan mitra LSM Satu
Daun, program CSR WASH yang dijalankan dengan melibatkan mitra
LSM Paramitra, dan program CSR Integrated Community
Development (ICD) yang dijalankan dengan menggandeng mitra LSM
SII.
Laporan tersebut dirumuskan setelah penulis dan tim
sustainable development sebelumnya telah rutin menggelar meeting
dan koordinasi dengan tujuan untuk memonitoring dan mengevaluasi
jalannya program. Dalam laporan tersebut secara keseluruhan
membahas mengenai perkembangan aktivitas dalam program yang
dijalankan sesuai dengan program masing-masing. Laporan berbentuk
tabel-tabel yang berisi mengenai data rincian terkait tanggal kegiatan,
aktivitas di Logical Framework Analysis, sub aktivitas Logical
Framework Analysis, lokasi kegiatan, stakeholder engangement,
employee engangement, dan deskripsi hasil kegiatan.
119
Tidak hanya itu, laporan bulanan tersebut juga berisi kolom
berisi penjelasan mengenai permasalahan yang dihadapi selama
pelaksanaan aktivitas, kolom berisi penjelasan mengenai solusi yang
direkomendasikan terkait permasalahan yang ada, serta kolom
dokumentasi kegiatan yang menyertakan foto kegiatan dan notulensi.
n. Pembuatan memo donasi
Divisi stakeholder relation yang menangani hal-hal yang
berkaitan dengan eksternal stakeholder mempunyai tanggungjawab
untuk merumuskan dan melaporkan setiap bantuan yang diajukan oleh
eksternal stakeholder untuk memperlohe persetujuan dari Plant
Manager kepada melalui pembuatan memo donasi. Ketika
menjalankan aktivitas magang penulis juga memperoleh kesempatan
untuk terlibat dalam tugas tersebut dengan terlebih dahulu memperoleh
pengarahan dari tim sustainable developent. Penulis bersama dengan
tim sustainable development merumuskan pembuatan memo donasi
terkait permohonan bantuan produk air minum yang diajukan oleh
warga desa Karangjati untuk mensukseskan penyelenggaraan
PEMILUKADES periode 2014-2019, pembuatan memo donasi
120
berkaitan dengan penyelenggaraan donor darah massal oleh persatuan
media Jawa Timur, dan pembuatan memo donasi terkait permohonan
bantuan doorprize yang diajukan oleh Dinas Keuangan Kabupaten
Pasuruan dalam rangka menyambut Hari Jadi Kabupaten Pasuruan di
Pendopo Kabupaten.
Memo donasi sendiri pada dasarnya merupakan sebuah
dokumen internal perusahaan yang berisi mengenai data-data donasi
yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak eksternal stakeholder.
Donasi yang diberikan dapat berupa dana maupun bantuan produk
yang tercatat secara rinci, baik jumlah maupun tujuan pemberian
donasi tersebut. Selain itu memo donasi juga mencatat mengenai
permasalahan, solusi, serta keuntungan yang akan diperoleh oleh
perusahaan dengan memberikan donasinya kepada stakeholder terkait.
Seusai dirumuskan memo donasi kemudian terlebih dahulu diajukan
untuk memperoleh persetujuan dari divisi terkait seperti persetujuan
dari manager sustainable development, senior manager external
relation, serta plant manager Danone Aqua Pandaan.
Gambar 2.9 Memo Donasi dalam rangka Hari Ulang Tahun Media Jatim
121
o.
Meeting dengan LSM SII di Basecamp SII Karangjati terkait
penyusunan survey ALBERTA bagi seluruh program CSR yang
122
dilaksanakan oleh semua Plant Danone Aqua di Indonesia sesuai
ketetapan Head Office Danone Aqua
Survei ALBERTA (Aqua Lestari Direct Beneficiaries Register)
merupakan sebuah alat sederhana untuk mendata direct beneficiaries
(penerima manfaat langsung dari program CSR yang dilaksanakan
oleh Aqua). Sekaligus memberikan gambaran mengenai perubahan
yang terjadi sesudah direct beneficiries menerima manfaat tersebut.
Manfaat tersebut dapat berupa manfaat internal maupun eksternal.
Poin-poin yang tercantum dalam survei sendiri dibuat dan dirumuskan
oleh Head Office Danone Aqua Indonesia. Rencananya survei ini akan
dilakukan kepada seluruh penerima manfaat langsung dari program
CSR Aqua dengan melibatkan mitra LSM terkait pada masing-masing
program CSR bersama dengan tim sustainable development
perusahaan.
Sebelum melaksanakan survei, penulis bersama dengan tim
sustainable development terlebih dahulu mengadakan meeting yang
mengagendakan sosialisasi kepada LSM pada masing-masing program
CSR yang ada berkaitan dengan survei tersebut. Jadwal meeting pada
tanggal 01 Oktober 2013 tersebut dilaksanakan di basecamp SII Desa
Karangjati dengan dihadiri oleh penulis, tim sustainable development,
dan perwakilan LSM SII (Social Investmen Indonesia). Dalam meeting
tersebut selain dibahas mengenai jadwal, tujuan, mekanisme survei,
serta pembahasan bagi masing-masing poin-poin pertanyaan yang ada
123
dalam survei. LSM SII kemudian mengajukan saran dan masukan
terkait poin-poin pertanyaan survei yang dirasa kurang tepat sasaran
dalam mengcover tujuan utama dilakukannya survei. Dalam
kesempatan tersebut penulis juga berkesempatan untuk mengutarakan
opini dan saran penulis yang juga menilai bahwa instrumen survei
yang diwakili melalui poin-poin pertanyaan yang ada memang belum
cukup mampu mengcover tujuan dari dilakukannya survei. Poin-poin
yang ada menurut penulis masih menyentuh lapisan permukaan saja,
terutama hanya berkaitan dengan pendataan demografi penerima CSR.
Tetapi kurang mampu menggali lebih jauh mengenai bentuk manfaat
CSR yang mereka terima selama ini, perubahan yang mereka rasakan
sebelum dan seusai menerima CSR, serta kekurangan dan kelebihan
program CSR yang dijalankan. Hal ini menurut penulis penting
mengingat dengan poin-poin pertanyaan yang jauh lebih spesifik dan
mendalam perusahaan dan pemangku kebijakan di dalamnya dapat
memperoleh beragam informasi penting terkait dengan program CSR
yang mereka buat, hingga dapat pula dijadikan sebagai salah satu
indikator penting dalam mengukur keberhasilan dan kegagalan
program yang selama ini telah dijalankan.
Menanggapi berbagai masukan tersebut, tim sustainable
development kemudian menyetujui berbagai masukan yang ada dan
akan berupaya untuk disampaikan kepada Head Office Danone Aqua
Indonesia dalam meeting internal yang akan digelar nantinya. Tim
124
sustainable development kemudian juga menerima saran dan masukan
tersebut sebagai bentuk penyempurnaan atas instrumen survei yang
telah lebih dahulu dibuat.
p. Administrasi CSR : Bersama tim sustainable development
merumuskan dan menjadwalkan agenda pertemuan dengan
masing-masing External Stakeholder sebagai bentuk aktivitas
External Stakeholder Engagement
Dalam tugas tersebut penulis dengan didampingi oleh tim
sustainable development menjalankan salah satu tugas administrasi
yaitu untuk menyusun jadwal dan agenda pertemuan degan masing-
masing eksternal stakeholder Danone Aqua Pandaan.
Tabel 2.4 Tabel External Stakeholder Engangement Danone Aqua Pandaan
125
Pertemuan tersebut diagendakan secara ruitn dengan tujuan
untuk mempererat hubungan, komunikasi, serta koordinasi antara
pihak perusahaan dengan para stakeholder sehingga tercipta hubungan
baik diantara keduanya. Pihak eksternal stakeholder perusahaan terdiri
dari berbagai pihak diantaranya pihak konsumen, penyalur, pemasok,
vendor, bank, pemerintah, perusahaan lain, komunitas lokal, LSM,
maupun media). Didalam agenda external stakeholder engagement
tersebut memuat mengenai acara, tempat, dan tanggal dilaksanakannya
pertemuan, pihak stakeholder yang ditemui atau terlibat, pihak
126
representatif perusahaan yang hadir, uraian proses pertemuan yang
terjadi, hasil yang kemudian diperoleh dari pertemuan tersebut, hingga
langkah tindak lanjut yang diambil kedua belah pihak.
q. Bersama tim resources development dan employee relation
melaksanakan Danone People Survey 2013 kepada seluruh
karyawan Danone Aqua Pandaan di Auditorium
Pada minggu akhir pelaksanaan PKN penulis berkesempatan
untuk terlibat dalam event tahunan yang digelar oleh Danone di
seluruh perusahaan cabang mereka bersama dengan tim employee
relation. Event tersebut tepatnya diselenggarakan pada tanggal 07
Oktober 2013 di ruang auditorium PT.Tirta Investama Pandaan dengan
dihadiri oleh seluruh karyawan. Event yang bertajuk Danone People
Survey 2013 tersebut memang diperuntukkan bagi seluruh karyawan
Danone. Penulis bersama dengan tim employee relation kemudian
bertugas sebagai panitia pelaksana survey mulai dari absensi
kehadiran, pembagian instrumen serta lembar jawaban survey,
pengarahan cara pengisian survey, hingga pada pembagian bingkisan
dari Danone bagi karyawan yang telah mengikuti survey.
Penyelenggaraan Danone People Survey setiap tahunnya
bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi seluruh karyawan
Danone untuk mengungkapkan opini mengenai perusuhaan dan situasi
professional karyawan. Di dalamnya terdapat poin-poin pertanyaan
127
yang secara keseluruhan membahas mengenai aspek utama pekerjaan
dan manajemen serta kebijakan yang diterapkan dalam perusahaan.
Mekanisme pengisian Danone People Survey sendiri sama sekali tidak
mencantumkan identitas karyawan, melainkan hanya usia dan divisi
kerja saja.
Hal ini bertujuan agar karyawan dapat dengan terbuka
menyampaikan pandangan mereka sehingga Grup Danone sebagai
perusahaan induk dapat mendengarkan ide-ide dan memenuhi harapan
karyawan untuk membangun tempat kerja yang lengkap dan efisien.
Selain itu dengan diselenggarakannya survey ini sekaligus dapat
membantu manajemen perusahaan dalam pembuatan keputusan untuk
perusahaan cabang dan grup sehingga mampu terus dinamis menjawab
tantangan ekonomi makro. Survey tersebut juga dirancang untuk
meningkatkan pemahaman atasan mengenai masalah-masalah yang
dihadapi karyawan dan organisasi. Sehingga dapat menjadikan Danone
sebagai perusahaan dan tempat kerja yang lebih baik.
r. Plant Tour ke Seluruh Area Produksi PT.Tirta Investama
Pandaan
Selama menjalankan aktivitas PKN penulis berupaya untuk
menggali sebanyak mungkin informasi mengenai perusahaan tidak
hanya informasi yang berkaitan dengan area kerja penulis, salah
satunya adalah informasi mengenai proses produksi Aqua yang cukup
128
menarik minat penulis. Sehingga penulis mengajukan aktivitas plant
tour ke berbagai area produksi dengan didampingi oleh pembimbing
lapangan untuk mengetahui keseluruhan proses produksi yang
dilakukan oleh Danone Aqua Pandaan.
Secara keseluruhan Danone Aqua Pandaan memproduksi 2
kategori produk yaitu produk returnable yang terdiri dari produk aqua
5 Gallon. Sedangkan kategori kedua adalah produk non returnable
yang terdiri dari produk aqua 600ml, produk aqua 1500ml, produk
aqua 240ml, dan produk aqua mizone. Berdasarkan aktivitas plant tour
yang dilakukan oleh penulis, diperoleh gambaran umum mengenai
proses produksi dari berbagai produk air minum dalam kemasan yang
diproduksi oleh Danone Aqua Pandaan. Gambaran proses produksi
tersebut meliputi :
a. Proses Produksi Aqua 5 Gallon
Kemasan dari produk Aqua 5 Gallon sendiri tidak lagi
diproduksi didalam perusahaan seperti pada tahun-tahun
sebelumnya. Saat ini Danone Aqua Pandaan telah bekerjasama
dengan vendor yang telah memperoleh verifikasi dan memproduksi
kemasan Gallon sesuai dengan standart internasional yang
ditetapkan oleh Grup Danone. Sedangkan kemasan aqua 5 Gallon
yang telah digunakan dan dikembalikan dari masyarakat, dipilah
dan dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama adalah
golongan kemasan produk yang tergolong retur rusak yang
129
kemudian langsung dicacah dan dijual kepada pihak vendor
tertentu untuk didaur ulang. Sedangkan golongan kedua yang
terdiri dari kemasan Gallon layak pakai kemudian dicuci bersih
untuk digunakan kembali melalui beberapa tahapan.
Tahapan pertama adalah pemilahan kualitas gallon yang
kemudian dilanjutkan dengan proses pencucian manual. Setelah
melalui pencucian manual tersebut, kemasan gallon harus melalui
uji quality dan Visual Control dan dimasukkan kedalam mesin
pencuci standart internasional yang disebut dengan mesin Hyper
Ozone Water. Didalam mesin ini gallon-gallon akan melalui 3 kali
proses pencucian. Pencucian tahap I dimana Gallon dicuci dengan
air panas bertekanan 0,5 Bar selama 5 detik dengan arah pancaran
air lurus. Sedangkan pencucian tahap II dilakukan dengan tekanan
kurang dari 0,5 Bar dan arah pancaran air diagonal. Kemudian
pencucian tahap akhir dilakukan dengan tekanan kurang dari 0,5
Bar dalam kurun waktu kurang dari 5 detik dan air mengalir tidak
lagi memancar.
Kemasan-kemasan tersebut kemudian diisi air melalui
mesin yang disebut sebagai chiller. Kapasitas mesin chiller yang
memproduksi produk Aqua 5 Gallon mampu menghasilkan 800
botol per jamnya. Setelah diisi air melalui mesin chiller kemudian
akan bergerak ke mesin capper (mesin yang berfungsi untuk
memasang penutup kemasan produk). Usai melalui mesin capper,
130
produk kemudian akan kembali melalui visual control untuk
memisahkan produk yang memenuhi standar dan tidak. Produk-
produk yang dinilai memenuhi standar kemudian terlebih dahulu
akan ditempatkan dalam Jag-rak yang masing-masingnya berisi 48
botol untuk terlebih dahulu diistirahatkan selama sehari semalam
sebelum dipasarkan.
b. Proses Produksi Aqua 600ml dan 1500 ml
Tidak jauh berbeda dengan proses produksi Aqua 5 Gallon,
produksi Aqua 600 dan 1500 ml juga melalui beberapa tahapan
yang hampir sama. Namun berbeda dengan kemasan produk aqua 5
Gallon, kemasan produk aqua 600 dan 1500ml diproduksi sendiri
didalam perusahaan. Proses pembuatan kemasan dimulai dengan
mengolah bijih plastik (resin) dengan cara memanaskannya dan
mencetaknya menjadi sebuah calon botol (preform) dalam sebuah
mesin yang disebut dengan Husky. Kemudian preform-preform
tersebut terlebih dahulu diistirahatkan selama 1 minggu sebelum
proses pencetakan.
Setelah melalui pengistirahatan selama kurang lebih satu
minggu, preform tersebut kembali diproses dengan
memasukkannya kedalam mesin Alsim yang akan menjalankan
proses Blowing dan Molding. Proses tersebut akan memanaskan,
meniup, dan mencetak preform menjadi kemasan botol yang akan
diiisi oleh air melalui mesin chiller. Produk Aqua 600 dan 1500ml
131
setengah jadi yang telah berisi air dan telah ditutup akan melalui
proses visual control untuk memisahkan produk yang memenuhi
dan tidak memenuhi standart. Produk yang dinilai memenuhi
standart akan melalui beberapa conveyor untuk diproses kembali
melalui mesin filler. Mesin ini berfungsi untuk memberikan seal,
dan labeling produk. Setelah melalui keseluruhan proses tersebut
produk akan di packing untuk terlebih dahulu diistirahatkan dalam
palet-palet selama sehari semalam sebelum siap dipasarkan.
c. Proses Produksi Aqua 240ml
Proses produksi Aqua 240 ml juga dimulai dengan
pengolahan resin (bijih plastik) menjadi kemasan gelas berukuran
240ml dalam mesin alsim. Usai pencetakan kemasan, kemudian
melalui mesin chiller dan filler untuk diiisi air minum dan melalui
proses visual control serta tahapan-tahapan lain yang sama dengan
proses produksi Aqua 600 dan 1500ml.
d. Dan Proses Produksi Aqua Mizone
Tidak jauh berbeda dengan kemasan produk aqua 240, 600
dan 1500ml juga diproduksi sendiri didalam perusahaan. Proses
pembuatan kemasan dimulai dengan mengolah bijih plastik (resin)
dengan cara memanaskannya dan mencetaknya menjadi sebuah
calon botol (preform) dalam sebuah mesin yang disebut dengan
Husky. Kemudian preform-preform tersebut terlebih dahulu
diistirahatkan selama 1 minggu sebelum proses pencetakan.
132
Setelah melalui pengistirahatan selama kurang lebih satu minggu,
preform tersebut kembali diproses dengan memasukkannya
kedalam mesin Alsim yang akan menjalankan proses Blowing dan
Molding. Proses tersebut akan memanaskan, meniup, dan mencetak
preform menjadi kemasan botol yang akan diiisi oleh air melalui
mesin chiller.
Namun perbedaan antara produk aqua mizone dengan
produk aqua lain adalah adanya tahap formulasi. Hal ini
dikarenakan produk aqua mizone yang merupakan produk
minuman isotonik sehingga sebelum diisi dalam botol-botol
kemasan terlebih dahulu dilakukan formulasi dalam mesin
formulator untuk kemudian melalui proses mixing dan blending.
Setelah itu air berisi isotonik mizone kemudian diisi kedalam
botol-botol melalui mesin chiller dan dipasang penutup hingga
menjadi produk setengah jadi. Produk mizone setengah jadi
tersebut kemudian akan melalui proses visual control untuk
memisahkan produk yang memenuhi dan tidak memenuhi standart.
Produk yang dinilai memenuhi standart akan melalui beberapa
conveyor untuk diproses kembali melalui mesin filler. Mesin ini
berfungsi untuk memberikan seal, dan labeling produk. Setelah
melalui keseluruhan proses tersebut produk akan di packing untuk
terlebih dahulu diistirahatkan dalam palet-palet selama sehari
semalam sebelum siap dipasarkan.
133
s. Bersama tim sustainable development dan engineering melakukan
pengecekan dan perbaikan pompa sebagai bentuk respon atas
stakeholder complaint
Penulis bersama tim sustainable development dan engineering
melakukan pengecekan dan perbaikan pompa air yang selama ini
difungsikan untuk mengalirkan air dari perusahaan ke rumah-rumah
warga. Hal ini dilakukan sebagai bentuk respon atas komplain yang
diajukan oleh warga disekitar perusahaan yang mengeluhkan
tersendatnya aliran air kerumah mereka (aktivitas ini termasuk dalam
rangkaian aktivitas stake holder complaint yang menjadi
tanggungjawab divisi stakeholder relation).
Tabel 2.5 Tabel Stakeholder Complaint Danone Aqua Pandaan
134
Usai melakukan pengecekan dan perbaikan penulis kemudian
diberi tugas untuk melaporkan aktivitas tersebut dalam bentuk laporan
penanganan keluhan. Selama ini hal aktivitas tersebut juga terus
dilakukan dalam rangka mendata secara administratif mengenai
munculnya keluhan-keluhan dari eksternal stakeholder dan bentuk
penanganan yang telah dilakukan guna mengatasi permasalahan yang
ada. Hal ini begitu penting mengingat komplain yang tidak segera
ditanganin nantinya justru akan dapat berkembang menjadi bom waktu
dan menjadi permasalahan yang dapat menganggu aktivitas
operasional perusahaan.
135
t. Presentasi, Sharing, dan Evaluasi beberapa materi kuliah yang
penulis pelajari dalam program studi Hubungan Internasional
kepada Divisi Stakeholder Relation terutama berkaitan dengan
materi Isu-isu negara berkembang, CSR, MNC, Diplomasi Publik,
dan manajemen konflik
Pada dua hari terakhir penulis menjalankan aktivitas PKN di
Danone Aqua Pandaan, pembimbing lapangan meminta penulis untuk
terlebih dahulu melakukan Presentasi, Sharing, dan Evaluasi terutama
berkaitan dengan beberapa materi kuliah yang penulis pelajari dalam
program studi Hubungan Internasional kepada Divisi Stakeholder
Relation. Materi-materi yang penulis presentasikan terutama berkaitan
dengan materi Isu-isu negara berkembang, CSR, MNC, Diplomasi
Publik, dan manajemen konflik yang dinilai oleh pembimbing
lapangan sebagai pengetahuan baru yang ingin mereka pelajari.
Dengan demikian memberikan mereka wawasan baru yang dapat
mereka gunakan ketika mereka membutuhkan metode alternatif selama
mengimplementasikan program-program CSR perusahaan.
Setelah presentasi usai, kemudian dilanjutkan sesi selanjutnya
yaitu Sharing dan evaluasi antara penulis dengan divisi stakeholder
relation yang menangani eksternal stakeholder relation dan sustainable
development terkait kelemahan dan kelebihan berbagai aspek dalam
perusahaan terutama terkait program CSR yang selama ini mereka
jalankan. Selain itu penulis juga berkesempatan untuk sharing dan
136
mengutarakan opini penulis berkaitan dengan Kinerja divisi Human
Resources dan Stakeholder Relation yang selama ini menjadi area
kerja penulis selama penulis melakukan kegiatan magang di PT.Tirta
Investama Pandaan. Sharing dan evaluasi juga dilakukan oleh Divisi
Stakeholder Relation dan Human Resources terkait kontribusi maupun
kelemahan dan kelebihan penulis selama menjadi pekerja magang.
Dalam agenda kali ini ditutup dengan acara perpisahan penulis sebagai
pekerja magang di PT.Tirta Investama (Danone Aqua) Pandaan
dengan beberapa perwakilan karyawan dari beberapa divisi, terutama
divisi stakeholder relation, human resources, serta plant manager
Danone Aqua Pandaan.
2.3 Hasil Kegiatan PKN
2.3.1 Pencapaian dalam Kegiatan PKN
Selama menjalankan PKN di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
Cabang Tanjung Perak penulis memperoleh beberapa pencapaian positif baik
dari segi hard skill maupun soft skill, diantaranya sebagai berikut:
a. Peningkatan Softskill
Mahasiswa selama menjalankan perkuliahan hanya mampu
meningkatkan kemampuan hard skill mereka, padahal ketika
mahasiswa memasuki dunia kerja mereka membutuhkan kemampuan
soft skill sebagai penyeimbang. Soft skill merupakan kemampuan
interpersonal yang melekat disetiap individu. Kegiatan PKN di PT Tirta
137
Investama (Danone Aqua Pandaan) telah membantu penulis dalam
peningkatan kemampuan soft skill, diantaranya:
Profesionalisme
Selama menjalankan PKN penulis diwajibkan berpakaian
secara baik ke tempat kerja. Penulis harus menggunakan kemeja
berkerah, jas almamater universitas, bawahan (celana) kain, dan
sepatu tertutup dan safety. PT Tirta Investama (Danone Aqua
Pandaan) telah menetapkan seragam kepada para pegawainya, dan
apabila mereka tidak menggunakan seragam sesuai dengan jadwal
maka mereka akan mendapat surat teguran dari Manager divisi
Human Resources.
Selain berpakain rapi ke kantor, penulis juga diwajibkan
untuk datang tepat waktu mengikuti jam kerja para pegawai
meskipun untuk penulis merupakan staff magang. Hal inilah yang
kemudian mendorong penulis untuk terus menjaga ketepatan dan
nilai disiplin dengan tidak terlambat hadir dikantor. Perusahaan juga
mewajibkan seluruh pegawainya untuk melakukan 5S yakni:
Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun. Sehingga ketika berada
di kantor penulis berupaya untuk selalu tersenyum dan bersikap
ramah ketika bertemu dengan pegawai maupun orang lain. Selama
kegiatan PKN juga terdapat beberapa tugas yang menjadi tanggung
jawab penulis, untuk itu penulis harus benar-benar menyelesaikan
138
tugas tersebut secara cermat sesuai dengan pengarahan yang telah
diberikan.
Peningkatan kemampuan komunikasi
Berkomunikasi secara baik merupakan bekal yang sangat
diperlukan khususnya bagi staf yang bertugas di divisi Human
Resources dan Stakeholder Relation. Tugas dan aktivitas PKN yang
begitu kompleks karena berkaitan dengan berbagai pihak, terutama
eksternal stakeholder perusahaan menunut penulis untuk
menerapkan komunikasi yang baik dan kompeten. Hal inilah yang
kemudian coba diimplementasikan penulis ketika terlibat dalam
berbagai kegiatan pertemuan, sosialisasi maupun diskusi dan
kepanitiaan yang penulis ikuti selama menjalankan aktivitas PKN.
Teamwork
Kemampuan bekerjasama juga merupakan aspek penting
ketika bekerja, beberapa kegiatan seperti meeting, sharing, maupun
diskusi, serta safety briefing. Selama masa PKN penulis juga
memperoleh kesempatan berharga untuk berkenalan dan berdiskusi
dengan berbagai pihak termasuk tim dari berbagai divisi yang ada di
Danone Aqua Pandaan, para eksternal stakeholder maupun mitra
LSM Danone Aqua Pandaan. Dalam mengerjakan beberapa tugas
penulis berupaya untuk menjalin hubungan dan komunikasi baik
bersama dengan pihak-pihak tersebut sehingga berbagai tugas
139
tersebut dapat terselesaikan dengan baik, dan masing-masing turut
berkontribusi secara merata.
Berfikir Kritis
Hampir keseluruhan tugas yang menjadi tanggungjawab
penulis selama melaksanakan aktivitas PKN menuntut penulis untuk
tidak hanya berani dalam mengungkapkan opini, saran dan masukan,
tetapi juga menuntut penulis untuk selalu berfikir kritis dan
memberikan ide-ide kreatif dalam menganalisa kondisi kerja yang
lebih kompleks karena berhubungan dengan berbagai hal dan pihak
yang perlu membutuhkan perhatian lebih dari penulis.
2.3.2 Analisis Terhadap Peranan PT.Tirta Investama (Danone Aqua
Pandaan) dalam merumuskan dan mengimplementasikan
Program CSR “AQUA Lestari” sebagai Fokus Penulisan
Secara keseluruhan penulis sudah memperoleh informasi
dan pengetahuan terkait proses perumusan program-program CSR
Aqua. Walaupun pemahaman yang penulis peroleh kurang begitu
mendalam karena keterbatasan waktu dan tugas yang cukup
banyak, namun penulis dapat menangkap informasi terkait proses
dan tahapan yang harus dilalui terutama oleh perusahaan
internasional dalam merumuskan program CSR mereka. Tahapan-
tahapan tersebut dapat digambarkan melalui skema berikut :
Skema 2.1
140
Tahapan Perumusan dan Implementasi Program CSR Danone Aqua Pandaan
Setelah melalui berbagai tahapan perumusan diatas yang tentu
saja dibuat dan dirumuskan dengan mengacu pada Grand design
Program CSR Aqua Lestari, Perusahaan Danone Aqua Pandaan
mewujudkan rumusan CSR kedalam tiga bentuk program utama,
diantaranya :
a. Program CSR Hutan Asuh yang dijalankan dengan menggandeng
mitra LSM Satu Daun
141
b. Program CSR Integrated Community Development (ICD) yang
dijalankan dengan menggandeng mitra LSM SII (Social Investment
Indonesia)
c. Serta program CSR Water Access Sanitation and Hygiene (WASH)
yang dijalankan dengan menggandeng mitra LSM Paramitra
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa penulis, program
CSR yang dikembangkan oleh Danone Aqua Pandaan dengan menjalin
kerjasama bersama mitra LSM bergerak pada ranah keperdulian
lingkungan dan pemberdayaan ekonomi. Dalam mengimplementasikan
serangkaian program CSRnya, Danone Aqua Pandaan bertindak sebagai
pihak funding dan pengawas eksternal yang memberikan sebagian
profitnya untuk digunakan dalam program CSR, terutama
diperuntukkan bagi masyarakat di area ring I perusahaan. Dimana area
ring I perusahaan Danone Aqua Pandaan sendiri hanya meliputi satu
wilayah, yaitu Desa Karangjati.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran utama yang
dijalankan oleh perusahaan adalah memberikan bantuan baik berupa
infrastruktur, materi, maupun bantuan lain yang disalurkan melalui
program CSR dengan orientasi utama yaitu terciptanya pemberdayaan
masyarakat. Program Hutan Asuh dan WASH bersama dengan LSM
Satu Daun dan Paramitra secara keseluruhan berorientasi pada
perbaikan dan kepedulian lingkungan terutama wilayah-wilayah utama
yang dinilai sebagai wilayah tangkapan air hujan sebagai bahan baku
142
utama produksi Aqua . Sedangkan dalam program CSR ICD yang
dijalin dengan LSM SII bertujuan untuk membantu pemerintah dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat terutama berkaitan dengan upaya
pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Peran utama kedua dari perusahaan Danone Aqua Pandaan
dalam implementasi program CSR adalah sebagai pengawas eksternal.
Dalam hal ini perusahaan terlibat aktif dalam aktivitas monitoring dan
evaluasi sebuah program CSR yang tengah berjalan. Peran monitoring
dan evaluasi dijalankan melalui kehadiran dan partisipasi representatif
perusahaan diwakili oleh tim sustainable development dalam rangkaian
aktivitas CSR, misalkan saja meeting dan sosialisasi kepada
masyarakat.
Sedangkan peran LSM disini bertindak sebagai mitra yang
digandeng oleh perusahaan untuk mengimplementasikan program CSR
yang telah dirumuskan secara langsung kepada masyarakat. Hal ini
dapat juga dilatarbelakangi oleh minimnya sumber daya manusia yang
dimiliki oleh perusahaan dalam mengcover keseluruhan implementasi
program. Selain itu, LSM juga bertindak sebagai fasilitator yang
menghubungkan antara perusahaan dengan masyarakat. LSM dalam hal
ini akan merumuskan Logical Framework Analysis sebagai dasar
design program, merumuskan masalah-masalah operasional, serta
masalah penyesuaian budgeting dengan dana yang telah diberikan oleh
perusahaan.
143
Namun perlu dipahami bahwa program CSR yang dirumuskan
oleh perusahaan bersama dengan LSM tidak akan mampu
terimplementasi dengan baik tanpa adanya dukungan dan partisipasi
dari dua pihak lain yang juga memiliki peran sangat penting. Kedua
pihak tersebut adalah pemerintah dan masyarakat. Pemerintah dalam
implementasi program CSR perusahaan adalah sebagai eksternal
stakeholder yang turut memberikan dukungan dan pendampingan dalam
rangkaian aktivitas CSR. Walaupun peran yang dijalankan dapat
dikatakan tidak cukup besar, namun perusahaan terus berupaya
menjalin hubungan dan komunikasi baik dengan pemerintah daerah
agar memberikan dukungan tidak hanya bagi operasional perusahaan,
namun juga pada berbagai rangkaian aktivitas yang ada. Selama
menjalankan aktivitas PKN, penulis memperoleh beberapa kali
kesempatan untuk terlibat dalam meeting dan berpartisipasi dalam
serangkaian acara yang digelar oleh pemerintah Kabupaten Pasuruan.
Rangkaian acara tersebut seperti pada event Bromo Marathon yang
digelar di Kecamatan Tosari, Bromo dalam rangka menyambut Hari
Jadi Kabupaten Pasuruan, serta sosialisasi dan pelatihan pengurangan
resiko bencana (PRB) yang digelar oleh BPBD Provinsi dan Kabupaten
Pasuruan di Hotel Tretes Raya, Pasuruan.
Pihak terakhir yang menurut opini penulis merupakan pihak
yang berperan paling penting dalam menunjang keberhasilan rangkaian
program CSR adalah masyarakat. Melalui kehadiran beragam program
144
tersebut, masyarakat tidak hanya menjadi objek melainkan lebih
sebagai direct beneficiaries (penerima manfaat langsung) dari program
yang diimplementasikan diwilayah mereka. Program CSR Danone
Aqua Pandaan yang mengutamakan terciptanya pemberdayaan
masyarakat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk
menciptakan kelembagaan mereka sendiri sehingga mereka belajar
untuk berdiskusi dan mengutarakan gagasan-gagasan mereka demi
pencapaian program yang jauh lebih baik. Kelembagaan yang terbentuk
melalui fasilitasi mitra LSM bersangkutan pada masing-masing
program CSR juga turut memainkan peran penting. Karena
kelembagaan yang terbentuk disini, seperti halnya kelompok
WANJATI maupun Panitia Sarana Air Bersih menjadi penanggung
jawab atas keberlanjutan program yang sudah berjalan dengan
didampingi oleh LSM. Tidak hanya itu, kelembagaan masyarakat
tersebut juga menjadi pihak yang membantu perusahaan dan LSM
dalam melaksanakan evaluasi dan monitoring terhadap program yang
sudah berjalan.
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa tujuan utama dari program CSR Danone Aqua Pandaan untuk
menciptakan pemberdayaan masyarakat dapat dikatakan telah mencapai
keberhasilan. Kesimpulan ini juga mengacu pada observasi penulis
selama terlibat dalam implementasi program CSR, dimana masyarakat
bukan hanya sebagai objek melainkan dilibatkan secara penuh dari
145
tahap awal hingga akhir pelaksanaan program. Bisa dikatakan bahwa
rangkaian program CSR yang dirumuskan dan diimplementasikan oleh
Danone Aqua Pandaan bersumber dari masyarakat dan diperuntukkan
kembali bagi masyarakat.
Selain menganalisa implementasi program CSR perusahaan
melalui keterlibatan pihak-pihak dalam rangkaian aktivitas dan peran
yang mereka jalankan. Penulis juga menyempurnakan analisa untuk
mendukung fokus utama penulis yaitu berkaitan dengan peran PT. Tirta
Investama (Danone Aqua Pandaan) dalam merumuskan dan
mengimpelemntasikan program CSR mereka melalui konsep piramida
CSR yang diperkenalkan oleh Archie B. Carroll (1991)2. Berikut
merupakan gambaran konsep piramida CSR Carroll,
Gambar 2.10 Konsep Piramida CSR Archie B. Carroll (1991)
2 Caroll, Archie B, 1991, The Pyramid of Corporate Social Responsibility, http://www-rohan.sdsu.edu/faculty/dunnweb/rprnts.pyramidofcsr.pdf diakses pada tanggal 1 November 2013
146
Dalam konsep piramida CSR tersebut Carrol menjelaskan
bahwa terdapat empat motif yang menjadi latar belakang bagi suatu
perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial mereka.
Keempat motif tersebut diantaranya :
1. Tanggungjawab Ekonomi
Carroll menitik beratkan penjelasan mengenai motif tersebut
pada tujuan utama perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
Carroll berpendapat bahwa motif utama yang melatarbelakangi
pelaksanaaan tanggungjawab sosial oleh suatu perusahaan adalah
keinginan untuk menghasilkan laba atau memperoleh keuntungan.
Laba dalam hal ini merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting
bagi perusahaan. Oleh sebab itu suatu perusahaan dapat
menjalankan CSR dengan tujuan agar perusahaan memperoleh
tambahan nilai ekonomi agar dapat terus hidup dan berkembang.
2. Tanggungjawab Legal
147
Tanggungjawab legal dalam hal ini merujuk pada ketaatan
hukum. Dijelaskan oleh Carroll bahwa salah satu motif yang
melatarbelakangi perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial
karena dalam proses mencari keuntungan, terutama perusahaan
asing yang beroperasi di wilayah negara lain dituntut untuk tidak
melanggar hukum dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Sehingga CSR hanya menjadi sebuah kewajiban yang
harus dilakukan oleh perusahaan agar mereka tidak dikenai sanksi
karena melanggar hukum negara.
3. Tanggungjawab Etis
Tanggung jawab etis menjadi salah satu motif yang
diuraikan oleh Carroll karena dalam hal ini perusahaan memiliki
kewajiban untuk melaksanakan praktik bisnis mereka dengan
mengedepankan nilai keadilan dan keterbukaan. Oleh sebab itu
norma dan nilai yang berlaku di masyarakat menjadi pedoman bagi
perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Pada motif ini
perusahaan telah memiliki etika kesadaran akan tanggung jawab
sosial yang harus mereka laksanakan. Sehingga perusahaan
kemudian telah mengetahui apa saja yang perlu dilakukan dan apa
yang diharapkan oleh masyarakat dengan keberadaan mereka.
4. Tanggungjawab Filantropis
Motif ini merupakan motif murni karena kedermawanan
perusahaan kepada masyarakat sehingga melatarbelakangi tanggung
148
jawab sosial yang mereka laksanakan. Karena menurut Carroll
selain perusahaan harus memperoleh keutungan, patuh terhadap
hukum dan berperilaku etis, perusahaan juga dituntut untuk
memberikan kontribusi yang dapat dirasakan manfaatnya secara
langsung oleh masyarakat. Tanggung jawab sosial yang dijalankan
ditujukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan dari semua pihak.
Dalam motif keempat ini perusahaan juga tidak lagi bicara
mengenai orientasi, yang terpenting bagi mereka adalah perubahan
kualitas kehidupan yang lebih baik bagi pegawai, masyarakat, serta
dunia. Sehingga dapat dikatakan orientasi perusahaan menjadi jauh
lebih luas dibandingkan sebelumnya.
Jika dianalisa menggunakan keempat motif yang diuraikan
oleh Carroll tersebut, menurut opini penulis perusahaan Danone
Aqua Pandaan menggabungkan antara ketiga motif diantaranya
ekonomi, legal, dan etis sebagai alasan utama yang melatar
belakangi perusahaan dalam menjalankan CSRnya. Hal ini
dikarenakan program CSR yang dijalankan, terutama di area ring I
perusahaan lebih dari sekedar untuk mencari keuntungan, atau
dilaksanakan karena atas dasar patuh hukum, tetapi juga karena
Danone Aqua Pandaan telah benar-benar menyadari kebutuhan dan
komitmen mereka untuk melakukan CSR. Perusahaan menyadari
bahwa kemajuan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari komitmen
mereka terhadap kontribusi sosial yang diberikan. Karena pada
149
faktanya, perusahaan tidak akan mampu berdiri terpisah dari
masyarakat yang ada disekitarnya. Selain itu perusahaan juga
manyadari kewajiban mereka untuk bertanggung jawab terhadap
berbagai dampak negatif yang ditimbulkan selama mereka
beroperasi misalkan saja berkaitan dengan kebisingan, limbah,
maupun dampak negatif lain.
150
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari seluruh kegiatan magang yang telah dilaksanakan, penulis
banyak sekali memperoleh pengalaman dan pembelajaran yang sangat
berharga sekaligus menjadi bekal yang berguna bagi penulis dalam
meningkatkan kualitas hard skill maupun soft skill. Dalam pelaksanaan
PKN ini, penulis juga belajar untuk mengemban tanggung jawab yang
diberikan kepada penulis, belajar dalam meningkatkan kedisiplinan dalam
menghadapi target kegiatan di dunia kerja, belajar bekerja dengan baik
dalam sebuah tim, serta penulis dituntut untuk bersikap dan bertindak
secara profesional terhadap tugas yang penulis kerjakan. Melalui aktivitas
PKN yang berlangsung kurang lebih selama 39 hari penulis juga belajar
mengenai nilai-nilai kemandirian dan nilai-nilai lain yang sangat penting
bagi penulis dalam pembentukan character building penulis di masa
depan. Penulis juga mendapat pemahaman yang lebih baik mengenai
proses perumusan program CSR dan implementasinya di lapangan.
Penulis banyak belajar mengenai realita kompleksitas perumusan
dan implementasi CSR yang harus dilalui oleh sebuah perusahaan dalam
151
merumuskan maupun melaksanakan program CSR dimasyarakat. Karena
perusahaan juga dituntut untuk mempertimbangkan berbagai aspek dan
melibatkan berbagai pihak serta kepentingan yang ada untuk mencapai
keberhasilan suatu program CSR melebihi apa yang penulis pelajari
selama ini mengenai teori perumusan dan implementasi CSR perusahaan
dalam perkuliahan.
Sedangkan peran Danone Aqua Pandaan sendiri dalam
merumuskan dan mengimplementasikan program CSR mereka di wilayah
ring I perusahaan, menurut penulis sudah cukup baik walaupun masih
terdapat beberapa kekurangan seiring berjalannya program-program CSR
Aqua tersebut. Dari divisi stakeholder relation yang membidangi
sustainable development (CSR), penulis memperoleh pembelajaran
tentang bagaimana proses kerja dan pelaksanaan tanggung jawab sosial
yang terjadi dalam sebuah perusahaan asing, membangun kemampuan
untuk berinteraksi dengan pihak luar, serta berkoordinasi dengan lembaga
pemerintahan, dan para kepala desa serta masyarakat pelaksana program.
Sebagian besar kegiatan yang dilakukan penulis selama magang
merupakan kegiatan lapangan. Walaupun ada sedikit pembelajaran tentang
beberapa teori dan konsep yang terkait program CSR, tetapi secara umum
yang penulis lakukan yakni menerapkan progam CSR Aqua tersebut
dengan berinteraksi dengan para stakeholder. Penulis mengetahui bahwa
sebuah kepentingan muncul disaat proyek tersebut direncanakan sampai
pada tahap koordinasi dengan pemerintah setempat dan juga pihak
152
perusahaan. Dengan kata lain, apa yang telah penulis kerjakan dan amati
saat Praktik Kerja Nyata ini, telah dapat memberikan wawasan yang lebih
bagi penulis tentang implementasi CSR, yang memang tidak didapat
dibangku perkuliahan dan nantinya sangat bermanfaat bagi penulis disaat
berada di dunia kerja.
1.2 Rekomendasi
Berdasarkan pada pengalaman penulis selama melakukan kegiatan
Praktik Kerja Nyata di PT Tirta Investama (Danone Aqua Pandaan),
terdapat beberapa rekomendasi yang dapat penulis sampaikan.
Rekomendasi PT Tirta Investama (Danone Aqua Pandaan)
a. Diperlukan adanya perbaikan dalam mekanisme perbaikan dan
peningkatan mekanisme pemilihan LSM sebagai mitra kerja yang
dilakukan oleh tim Ad Hoc. Menurut pandangan penulis,
seharusnya pemebrian verifikasi atas kualifikasi LSM tidak hanya
dilakukan dengan berdasar pada pertimbangan-pertimbangan
positif tim Ad Hoc saja. Melainkan lebih kepada tahapan seleksi
yang tepat dengan turut mempertimbangkan pula track record
kinerja dan kredibilitas LSM yang bersangkutan untuk
menghindari permasalahan-permasalahn baru terutama berkaitan
dengan kinerja LSM yang tidak sesuai dengan LFA dan Workplan
yang ada, sehingga mempengaruhi keberhasilan suatu program.
153
b. Melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap mekanisme
monitoring dan palopran bulanan kepada Head Office mengingat
seringkali laporan yang diterima perusahaan dari mitra LSM masih
sangat minim dan belum ampu mengcover perkembangan aktivitas
dan program CSR yang tengah berlangsung. Sehingga selama ini
tim sustainable development yang justru harus pro aktif mengecek
mengenai perkembangan aktivitas program.
c. Lebih tegas menerapkan mekanisme sanksi bagi masing-masing
pihak terkait yang melanggar ataupun keluar dari kontrak kerja
program CSR yang telah disepakati agar muncul budaya disiplin
dan program dapat berlangsung dengan lancar, sehingga cita-cita
bersama dengan masyarakat dapat segera terwujud.
d. Divisi satakeholder realtion lebih proaktif lagi dalam mengikuti
perkembangan isu-isu yang ada di masyarakat secara berkala.
e. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakt untuk memperbaiki
pola pikir masyarakat terkait bantuan dan program CSR yang
dijalankan oleh perusahaan. Sehingga tujuan utama pemberdayaan
dapat terwujud dan tercipta masyarakat yang mandiri dan jauh dari
pola ketergantungan terhadap perusahaan.
f. Mengingat jumlah SDM di Divisi stakeholder relation dan
kompleksnya tugas serta tanggung jawab yang harus dipikul maka
diperlukan adanya penambahan jumlah SDM yang kompeten
dalam bidang tersebut.Tidak hanya itu perusahaan melalui tim
154
resources development juga dirasa perlu untuk melaksanakan
sosialisasi dan pelatihan terkait diplomasi dan negosiasi serta
manajemen konflik dan pengelolaan CSR yang dapat menjadi
bekal sangat penting bagi divisi stakeholder relation dalam
menjalankan tugas mereka.
Rekomendasi untuk Program Studi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya,
Bagi mahasiswa yang ingin melakukan PKN di PT Tirta Investama
(Danone Aqua Pandaan) sebaiknya mencari informasi terlebih dahulu
mengenai latar belakang perusahaan terkait, divisi yang ingin dituju, serta
apa yang menjadi fokus PKN. Selain itu, sebaiknya selama menjalankan
aktivitas PKN peserta magang selalu menanamkan keinginan kuat untuk
selalu memacu diri sendiri agar terus menerus memiliki inisiatif yang
tinggi, keingintahuan yang besar, serta keberanian untuk mengungkapkan
ide-ide kreatif agar kesempatan menjalankan PKN tidak sia-sia. Sebaiknya
perserta magang harus lebih proaktif dalam menggali berbagai informasi,
tidak hanya yang berkaitan dengan fokus magang saja karena pengetahuan
dan informasi tersebut mungkin saja akan menjadi wawasan dan bekal
penting di masa depan.